Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) Oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi,
UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta
Uswatun Hasanah dan Mohammad Riduansyah Anza
Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Departemen Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
E-mail: [email protected] dan [email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas mengenai implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro,kecil dan menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku usaha mikro,kecil dan menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan adalah manajemen strategi, capacity building, dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan melakukan wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta belum berjalan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari delapan indikator yang digunakan, hanya dua indikator yang terpenuhi sedangkan enam indikator lainnya tidak terpenuhi.
The Implementation of a Capacity Building Strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade,
DKI Jakarta Province
Abstract
This research discusses about Implementation of Capacity Building Strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province. The purpose of this research is to analyze implementation of capacity building strategy for Micro, Small and Medium Enterprise by The Center of Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province. Theories which are used to analyze in this research are strategic management, capacity building and Small Medium Enterprise. The approach used in this research is post positivist paradigm with in-depth interview, observation and document study. The result of this research shows that the implementation of a capacity building strategy for Micro, Small and Medium Enterprises by the Centre for Education and Training, Cooperative, SME and Trade, DKI Jakarta Province has not been going well. This can be seen from eight indicators used, only two indicators were fulfilled, while six other indicators were not fulfilled. Keywords : Strategic Implementation, Capacity Building, SMEs
Pendahuluan
Dewasa ini, hampir semua negara di dunia sedang bekerja keras untuk melaksanakan
pembangunan. Salah satu pembangunan yang giat dilaksanakan ialah pembangunan ekonomi.
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
2
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, salah satu sektor yang mempunyai peranan
sangat penting bagi perekonomian Indonesia adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) (Partomo et, al. 2002: 14). Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UMKM
selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang sangat penting. Dari segi
kuantitas, jumlah UMKM di Indonesia selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya
(Partomo, et. al, 2002 :20). Berikut grafik perkembangan jumlah UMKM di Indonesia:
Grafik 1 Perkembangan Jumlah UMKM di Indonesia (dalam juta)
505254565860
2010 2011 2012 2013 *2014
PerkembanganJumlah UMKM
Sumber: BPS dan Kementerian Koperasi dan UMKM Diolah oleh Peneliti, 2016 Namun, perkembangan dari segi kuantitas tersebut belum diimbangi oleh meratanya
peningkatan kualitas UMKM. Permasalahan klasik yang dihadapi yaitu rendahnya
produktivitas (Bappenas, 2006: 1), yang secara umum diakibatkan oleh rendahnya kualitas
dan kompetensi kewirausahaan sumber daya manusia. Upaya pemerintah untuk meningkatkan
produktivitas UMKM di Indonesia, salah satunya yakni melalui tataran pemberdayaan
Koperasi dan UMKM (depkop.go.id, 2015).
Upaya dalam meningkatkan produktivitas UMKM tidak hanya dilakukan pada level
pemerintah pusat, tetapi juga pada pemerintahan daerah. Salah satu daerah yang menjadi
sorotan dalam upaya peningkatan produktivitas UMKM adalah Daerah Khusus Ibukota (DKI)
Jakarta. DKI Jakarta merupakan daerah dengan produktivitas UMKM tertinggi se Indonesia
(Bappenas, 2014) serta DKI Jakarta merupakan daerah yang dijadikan contoh bagi daerah lain
dalam mengelola usaha kecil menengah (industri.bisnis, 2014). Selain itu, kondisi UMKM di
Jakarta relatif lebih baik dibandingkan dengan UMKM di provinsi lain terutama dari sisi
akses kepada bahan baku, pembiayaan, tenaga kerja terampil dan teknologi
Kendati demikian, UMKM di Jakarta juga tak luput dari permasalahan. Merujuk pada
rencana strategis Dinas Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta 2013-
2017, permasalahan utama yang dihadapi oleh UMKM di Jakarta ialah terkait Sumber Daya
Manusia. Proses perbaikan SDM pelaku UMKM salah satunya dapat dilihat pada peningkatan
*angka sementara
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
3
kapasitas (capacity building) pelaku UMKM. Capacity building adalah proses meningkatkan
kemampuan pengetahuan dan keterampilan, serta sikap dan perilaku. Capacity building dapat
dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi, pembinaan, seminar dan
sebagainya (Wibawa, 2014:1).
Dalam implementasi strategi peningkatan kapasitas Pelaku UMKM, Dinas KUMKMP
Provinsi DKI Jakarta di bantu oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta
Perdagangan (Pusdiklat KUMKMP) yang mana Pusdiklat KUMKMP memiliki tugas
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi koperasi, usaha Mikro, kecil dan menengah,
dan Perdagangan serta memberikan bimbingan teknis di lokasi binaan dan lokasi tertentu
lainnya melalui berbagai kegiatan yang menunjang kegiatan operasional Dinas Koperasi,
UMKM dan Perdagangan.
Kendati strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM menjadi hal yang penting dan
menjadi fokus dari permasalahan UMKM di DKI Jakarta, upaya Dinas Koperasi, UMKM
serta Perdagangan DKI Jakarta untuk memberdayakan UMKM di Jakarta melalui pelatihan
dan pendidikan belum memberikan hasil yang memuaskan. Permasalahan dalam
implementasi strategi salah satunya ialah masalah internal organisasi Dinas KUMKMP DKI
Jakarta. dan Pusdiklat KUMKMP terkait dengan anggaran, Sumber Daya Manusia (SDM)
dan koordinasi. Mengacu pada permasalahan yang sudah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan
penelitian ini adalah menganalisis implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku
UMKM oleh Pusdiklat Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dalam
rangka meningkatkan produktivitas UMKM di DKI Jakarta
Tinjauan Teoritis
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep implementasi strategi peningkatan
kapasitas yang dikemukakan oleh Hunger dan Wheelen serta Paul Charles Light. Strategi
peningkatan kapasitas menurut Paul Charles Light dapat dilakukan melalui kegiatan pelatihan
Secara teori, peningkatan kapasitas dirancang untuk mengubah beberapa aspek lingkungan
yang ada organisasi, struktur internal, kepemimpinan, dan sistem manajemen, yang, pada
gilirannya, harus meningkatkan semangat kerja karyawan, keahlian, produktivitas, efisiensi,
dan sebagainya, yang harus memperkuat suatu kapasitas organisasi untuk melakukan
tugasnya, yang harus meningkatkan kinerja organisasi (Light, 2004:55).
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
4
Gambar 1 Hubungan Antara Peningkatan Kapasitas Dengan Kapasitas Organisasi
Sumber: Paul C. Light , 2004
Sedangkan dalam implementasi strategi menurut Hunger dan Wheelen, terdapat tiga
aspek yang harus diperhatikan oleh menajer puncak, yakni: (1) Siapa yang melakukan.
Terkait dengan hal ini, hal yang harus dipersiapkan adalah ketersediaan dan kesiapan sumber
daya manusia yang menjalankan serta komunikasi dalam implementasi strategi; (2) Apa yang
harus dilakukan. Terkait dengan ini, hal yang dipersiapkan adalah mengembangkan program,
anggaran serta prosedur serta mencapai sinergi dan (3) Bagaimana strategi di
Implementasikan. Implementasi strategi pada aspek ini berorientasi pada tindakan untuk
mengimplementasikan strategi seperti pengorganisasian, penataan staf, pengarahan dan
pengawasan (Hunger dan Wheelen, 2003:297-361).
Melihat kedua teori tersebut, maka peneliti melihat implementasi strategi peningkatan
kapasitas Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) melalui kegiatan pelatihan yang
dilakukan dengan melihat pada aspek-aspek dalam implementasi yang akan dijabarkan
sebagai berikut:
Capacity Building
Increased Organizational
Capacity
Increased Organizational Effectiveness
Opportunity – for example Enviroment Structure Leadership Systems
Outcome – for example Stewardship Impact Reputation Governance
Output – for example Morale Focus Productivity Efficiency
Activity – for example Planning Training Recruiting Communicating
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
5
Konsep Variabel Dimensi Indikator
Implementasi
Strategi
Peningkatan
Kapasitas
Aspek dalam
implementasi
strategi
Siapa yang melakukan
1. Ketersediaan dan Kesiapan Sumber Daya Manusia
2. Komunikasi Dalam Implementasi Strategi
Apa yang harus dilakukan 1. Mengembangkan program, Anggaran dan Prosedur
2. Mencapai sinergi
Bagaimana Strategi di
Implementasikan
1. Pengorganisasian
2. Penataan staf
3. Pengarahan
4. Pengawasan
Sumber: Hunger dan Wheelen diolah oleh peneliti, 2016
Tabel 1 Operasionalisasi Konsep
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
6
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan paradigma post-positivist dengan teknik analisis data
kualitatif. Penelitian bersifat deskriptif, cross-sectional yang dilaksanakan pada satu waktu
yakni bulan Februari hingga Mei 2016 di Kantor Dinas Koperasi, UMKM serta Perdagangan
dan Kantor Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi
DKI Jakarta, dan bersifat penelitian murni. Penelitian ini dilakukan pada dengan melakukan
wawancara mendalam, observasi dan studi dokumentasi dengan tujuan untuk mengetahui
bagaimana Implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusat pendidikan
dan pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta.
Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis, implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku
UMKM oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan KUMKMP Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat
dari 8 (delapan) indikator impelementasi strategi. Rangkuman implementasi strategi
peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan KUMKMP
Provinsi DKI Jakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2. Indikator Capaian Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM Oleh Pusdiklat
KUMKMP Provinsi DKI Jakarta
No Indikator Keterangan
1 Ketersediaan dan Kesiapan SDM Belum Terpenuhi
2 Komunikasi Terpenuhi
3 Mengembangkan Program, Anggaran dan
Prosedur
Belum Terpenuhi
4 Mencapai Sinergi Belum Terpenuhi
5 Pengorganisasian Belum Terpenuhi
6 Penataan Staf Belum Terpenuhi
7 Pengarahan Terpenuhi
8 Pengawasan Belum Terpenuhi Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
7
Pembahasan Implementasi Strategi peningkatan kapasiats pelaku Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMUM) oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM Serta
Perdagangan Provinsi DKI Jakarta dianalisis menggunakan 8 (delapan) indikator yang
diuraikan sebagai berikut:
1. Ketersediaan dan Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) Yang Menjalankan.
Saat ini pusdiklat KUMKMP memiliki 24 pegawai aktif yang teridiri dari kepala
pusdiklat KUMKMP, satuan pelaksana pendidikan dan pelatihan, satuan pelaksana
bimbingan teknis dan sub bagian tata usaha. Dilihat dari segi kuantitas, jumlah pegawai
pusdiklat KUMKMP masih belum memenuhi jumlah ideal untuk organisasi pusdiklat
yang mana menurut Kepala Pusdiklat KUMKMP jumlah ideal yang dibutuhkan ialah 30
pegawai. Hal tersebut membuat Pusdiklat KUMKMP tidak memiliki pegawai untuk sub
kelompok jabatan fungsional seperti wisyaiswara dan tenaga pengawas. Tidak terisinya
sub kelompok jabatan fungsional membuat pusdiklat KUMKMP tidak maksimal dalam
mencapai tujuan organisasi, terutama untuk tenaga pengawas. Ketidaktersediaan tenaga
pengawas membuat Pusdiklat KUMKMP tidak dapat melakukan evaluasi mengenai
kegiatan yang dijalankan sehingga Pusdiklat KUMKMP tidak dapat mengetahui manfaat
dari kegiatan yang dilaksanakan apakah berhasil dijalankan atau tidak.
Sedangkan pegawai yang tersedia juga tidak memiliki kapasitas yang mumpuni
untuk menjalankan kegiatan yang sudah direncanakan. Hal tersebut dikarenakan pegawai
pusdiklat KUMKMP masih mengunalan pola pikir dan pola kerja lama. Pegawai
pusdiklat KUMKMP juga tidak dapat mengembangkan program dan membuat konsep
sebuah kegiatan sehingga jika hal tersebut masih terus dibiarkan, akan sangat menganggu
aktivitas dari Pusdiklat KUMKMP Provinsi DKI Jakarta.
2. Komunikasi dalam implementasi strategi
Pihak yang terlibat dalam implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku
UMKM oleh Pusdiklat KUMKMP ialah Pusdiklat KUMKMP sebagai pihak yang
menjalankan, Dinas KUMKMP sebagai pihak yang membuat strategi dan Para
Narasumber yang memberikan materi dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan serta
Bimbingan Teknis. Komunikasi yang berlangsung antara Pusdiklat KUMKMP dengan
Dinas KUMKMP berjalan dengan baik. Strategi yang dibuat oleh Dinas KUMKMP
dikomunikasikan kepada Pusdiklat KUMKMP pada saat penyusunan rencana strategi,
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
8
rencana kerja tahunan dan rapat pimpinan. Komunikasi dijalin tidak hanya melalui rapat
pimpinan yang berlangsung seminggu sekali, namun juga dengan adanya media
komunikasi online seperti milis dan whatsapp. Dengan adanya media tersebut,
komunikasi yang terjalin menjadi cukup lancar dan penyebaran informasi juga menjadi
lebih cepat dan terjangkau.
Komunikasi yang terjalin di dalam Pusdiklat KUMKMP juga berjalan baik. Dalam
proses penyusunan kegiatan hingga kegiatan selesai dikomunikasikan dengan baik
kepada seluruh pegawai Pusdiklat KUMKMP. Setiap kegiatan yang dilaksanakan selalu
dibahas tiap minggu melalui rapat yang dilakukan dengan pegawai yang bersangkutan
dan rapat pimpinan. Selain itu, jika terjadi permasalahan juga segera diselesaikan secara
bersama-sama.
Komunikasi yang terjalin antara Psudiklat KUMKMP dengan narasumber juga
berjalan dengan baik karena terdapat pembagian kerja di antara keduanya. Dalam
menyusun materi yang akan diberikan, Pusdiklat KUMKMP bekerjasama dengan pihak
luar baik asosiasi, instansi pemerintah dan pihak swasta yang akan menjadi narasumber.
Pusdiklat KUMKMP sebagai penyelenggaran kegiatan dan Pengajar atau Narasumber
sebagai pengisi kegiatan. Tema dalam pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis
ditentukan oleh Pusdiklat KUMKMP yang mana tema tersebut berdasarkan hasil
musrenbang dan rapat pimpinan dan selanjutnya menyerahkan hal tersebut kepada tim
pengajar untuk menyusun materi yang sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh
Pusdiklat KUMKMP.
3. Mengembangkan Program, anggaran dan prosedur
Program yang ada di Pusdiklat KUMKMP merupakan turunan dari program yang
ada di Dinas KUMKMP, yang mana program Pusdiklat KUMKMP terkait dengan
Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM diturunkan dalam Program
Pemberdayaan UMKM. Program Pemberdayaan UMKM yang dibuat oleh Dinas
KUMKMP selanjutnya dikembangkan oleh Pusdiklat KUMKMP melalui kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) serta Bimbingan Teknis (bimtek). Berikut Kegiatan
Pendidikan dan Pelatihan UMKM yang dilaksanakan oleh Pusdiklat KUMKMP pada
tahun 2013-2016:
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
9
Tabel 3. Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Yang Dilaksanakan Oleh Pusdiklat KUMKMP Tahun
2013-2016
Tahun Kegiatan Jumlah Peserta
2013 Bimtek design produk handycraft bagi UKM 50 Bimtek peningkatan potensi dan produktivitas usaha bagi UMKM
50
Bimtek pemahaman tentang barang dalam keadaan terbungkus (BDKT)
30
Bimtek tataboga bagi kelompok wanita 50 2014 Diklat pengembangan wawasan bagi pengrajin
handycraft 45
Diklat manajemen mutu bagi UMKM 50 Diklat pengembangan produk barang/jasa UKM 87 Diklat pengembangan usaha bagi produk UMKM 45 Bimtek jaringan usaha bagi UMKM 50 Bimtek penumbuhan wirausaha melalui usaha mikro informal
50
Bimtek penataan lokasi sementara PKL 50 2015 Diklat manajemen pemasaran bagi UMKM 225
Bimtek Pemantapan Jaringan dan Manajemen usaha UMKM
60
2016 Diklat Peluang Bisnis di Pusat Perbelanjaan bagi UKM Diklat Manajemen Administrasi dan Pengelolaan Keuangan
100
Bimtek Pengembangan Kewirausahaan bagi UMKM 150 Bimtek Design Kemasan dan Display Produk bagi UMKM
50
Sumber: Pusdiklat KUMKMP dengan olahan peneliti,2016
Kegiatan tersebut menjadi indikator keberhasilan program yang dijalankan baik
oleh Pusdiklat KUMKMP, maupun oleh Dinas KUMKMP. Salah satu aspek yang dilihat
ialah jumlah pelaku usaha yang telah memperoleh diklat dan bimtek selama kurun waktu
5 (lima) tahun. Berikut tabel program dan jumlah pelaku usaha yang mengikuti kegiatan
diklat dan bimtek:
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
10
Tabel 4. Program dan Jumlah Pelaku Usaha Yang Mengikuti Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan
serta Bimbingan Teknis
S
u
m
Sumber: Pusdiklat KUMKMP, 2016
Tabel tersebut menjelaskan bahwa keberhasilan program jika dilihat berdasarkan
jumlah pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek untuk UMKM, hanya mencapai
kurang dari 15%. Presentase tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan target yang
ingin di capai. Peneliti melihat jika indikator keberhasilan program tersebut hanya
melihat pada jumlah pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek, maka kualitas dari
pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek pun menjadi sesuatu yang tidak
diperhatikan. Selain itu, Pusdiklat KUMKMP menjadi tidak memiliki target lebih untuk
meningkatkan kualitas program nya. Terlebih tidak ada kegiatan lanjutan pasca
pendidikan, pelatihan serta bimbingan teknis. Seperti yang disampaikan oleh
Soemartono, bahwa salah satu bentuk perpaduan antara pendidikan dan pelatihan dengan
konsultasi pengembangan organisasi yaitu pelayanan pasca pendidikan dan pelatihan.
Pelayanan ini diberikan setelah kegiatan pendidikan dan pelatihan selesai. Tujuan nya
ialah membantu alumni dalam menerapkan hasil pendidikan dan pelatihan yang baru
diperoleh dan membantu organisasi dalam memanfaatkan keterampilan pegawai mereka
(Soemartono, 1993:163). Namun Pusdiklat hingga saat ini tidak dapat melakukan
kegiatan pendampingan dikarenakan kekurangan pegawai dan ketidaktersediaan anggaran
sehingga hanya dapat mencapai peserta dengan jumlah yang menyesuaikan dengan
anggaran yang diberikan.
1 Program Pengembangan Kelembagaan
Koperasi
Jumlah Pengelola Koperasi
Mengikuti Diklat dan Bimtek
4.582 1000 225 1000 319 1000 475 1000 160 1000 250 1.274
2 Program Pemberdayaan
UMKM
Jumlah Pengelola UMKM yang
mengikuti Pelatihan dan
Bimtek
1.060 2000 180 2000 333 2000 130 2000 450 2000 350 1.598
Proyeksi Realisasi
2017Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target Realisasi Target
No Program Indikator ProgramKondisi Awal
Target Program Kondisi Kinerja
Ahir Tahun
2013 2014 2015 2016
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
11
Namun pada kenyataan nya, anggaran yang diterima oleh Pusdiklat KUMKMP
tidak diserap secara maksimal. Terbukti pada tahun anggaran 2015, anggaran tidak
terserap 100%, terdapat sisa anggaran yang lumayan besar bahkan hampir mencapai
setengah dari anggaran yang diberikan untuk program peningkatan UMKM dan anggaran
untuk urusan administrasi kantor Pusdiklat KUMKMP lebih terserap dengan baik
dibandingkan anggaran untuk peningkatan Koperasi dan UMKM. Keberhasilan suatu
program juga dapat dilihat berdasarkan penyerapan anggaran. Jika melihat penyerapan
anggaran Pusdiklat KUMKMP tahun 2015, keberhasilan program pemberdayaan UMKM
dapat dikatakan tidak berhasil karena penyerapan anggaran yang tidak mencapai 100%.
Padahal, penyerapan anggaran juga menjadi salah satu komponen dalam penilaian kinerja
dan akan mempengaruhi alokasi anggaran pada tahun anggaran berikutnya.
Prosedur dalam pelaksanaan program tersebut berasal dari hasil Musyawarah
Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Provinsi DKI Jakarta. Musrenbang Provinsi
DKI Jakarta dilakukan secara berjenjang mulai dari tahap Rembuk RW, Musrenbang
Kelurahan, Musrenbang Kecamatan, Musrenbang Kota/Kabupaten hingga Musrenbang
Provinsi. Hasil dari musrenbang selanjutnya akan menjadi bahan pertimbangan oleh
SKPD, dalam mengembangkan program satu tahun ke depan. Dinas Koperasi, UMKM
serta Perdagangan (KUMKMP) selaku SKPD, selanjutnya akan rapat bersama jajaran di
dalam dinas termasuk Pusdiklat KUMKMP ketika mendapat usulan terkait diadakan nya
kegiatan pendidikan dan pelatihan bagi pelaku UMKM. Setelah dirapatkan dengan Dinas
KUMKMP, maka Pusdiklat KUMKMP selanjutnya akan mengembangkan kegiatan
tersebut bersama personil internal Pusdiklat KUMKMP. Setelah tema sudah ditentukan,
maka selanjutnya membuat Kerangka Acuan Kerja (KAK). KAK membahas mengenai
maksud dan tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan, sasaran kegiatan, metode
pelaksanaan, Tahapan dan waktu pelaksanaan yang terdiri dari:
1) Tahap persiapan, yakni dengan membentuk tim, menetapkan tanaga
narasumber/instruktur, rekruitmen peserta, menyusun materi dan menyusun jadwal
pelaksanaan.
2) Pelaksanaan, yakni mencakup siapa peserta yang mengikuti kegiatan dan silabus
materi yang akan diberikan.
3) Pelaporan dan Evaluasi, yakni mencakup pelaporan pelaksanaan kegiatan evaluasi
dengan memberikan kesempatan kepada peserta untuk memberikan penilaian.
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
12
Selanjutnya membahas mengenai output dan outcome yang ingin dicapai serta
anggaran biaya uang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan. Setelah RAK dibuat, maka
selanjutnya ialah dengan melaksanakan prosedur yang sudah di buat dan pada akhirnya
dilakukan monitoring terhadap program yang sudah dijalankan.
4. Membangun sinergi
Sinergi yang dibangun oleh Pusdiklat KUMKMP dalam mencapai tujuan atau
sasaran dari strategi yang dibuat adalah dengan bekerjasama dengan beberapa pihak
seperti praktisi atau asosiasi yang mau mengisi materi dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan serta bimbingan teknis. Berikut tabel sinergi yang dibangun oleh Pudiklat
dalam implementasi strategi:
Tabel 5. Sinergi Pusdiklat KUMKMP Dalam Implementasi Strategi
Pihak yang bersinergi Bentuk Sinergi
Swasta - Konsultasn PT Era Persada - Bank DKI
Narasumber
Asosiasi - ACEPSI (Asosiasi Eksport dan Produsen Handycraft
Indonesia) - APIKI (Aliansi Perdagangan dan Industri Kreatif Indonesia) - Himpunan Usaha Kecil Eksport Indonesia)
Narasumber
Akademisi Tidak ada Lembaga Swadaya Masyarakat Tidak ada Instansi Lain
- Kementerian Perdagangan - Kementerian Koperasi dan UMKM - Dinas Perindustrian - Dinas Ketenagakerjaan
Narasumber
Pelaku Usaha - Perkumpulan Pedagang Dodol ( Putra Betawi Mandiri) - Kelompok UP2K
Peserta Kegiatan dan Evaluasi Kegiatan
Sumber: Olahan Peneliti, 2016
Tabel tersebut menunjukkan bahwa terdapat sinergi yang dibangun oleh Pusdiklat
KUMKMP dalam proses implementasi, namun hubungan sinergi tersebut sangat minim
yakni hanya sebatas sinergi atas dasar kebutuhan kegiatan sebagai pengisi kegiatan, baik
dari kalangan swasta, asosiasi dan instansi lain nya.
5. Pengorganisasian
Menurut Alfred Chandler dalam Hunger dan Wheelen (2003: 306), berbagai
perubahan yang terjadi dalam strategi organisasi akan mengarahkan pada perubahan
dalam struktur organisasi, namun hal tersebut tidak terjadi pada Pusdiklat KUMKMP.
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
13
Sementara di Pusdiklat KUMKMP ialah perubahan struktur yang terjadi tidak
dilandaskan dengan perubahan strategi sehingga perubahan struktur yang terjadi tidak
merubah makna atau bentuk di dalam organisasi Pusdiklat KUMKMP.
Struktur organisasi Pusdiklat KUMKMP berubah sesuai dengan Peraturan
Gubernur Nomor 325 Tahun 2014. Peraturan tersebut menggantikan peraturan yang lama
yakni Peraturan Gubernur Nomor 156 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan
Tata Kerja Balai Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM dan Perdagangan.
Perubahan kedua peraturan tersebut memang hanya pada struktur organisasi nya, yakni
perubahan seksi menjadi satuan pelaksana. Namun, perubahan dalam segi yang lain
seperti tujuan, strategi, perubahan tugas dan fungsi, misi, beban kerja, dan kesiapan SDM
tidak ada. Organisasi Pusdiklat KUMKMP pun sebenarnya belum siap jika harus menjadi
“Pusat” jika melihat pada keterbatasan yang dimilikinya. Seperti ketersediaan Sumber
Daya Manusia, kesiapan Sumber Daya Manusia, ketersediaan tempat serta ketersediaan
sarana dan prasarana pendukung.
6. Penataan staf
Sejauh ini upaya yang dilakukan oleh Pusdiklat KUMKMP untuk mengembangkan
kualitas SDM nya yakni dengan mengikutsertakan pegawai Pusdiklat KUMKMP dalam
pendidikan dan pelatihan agar memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai
pekerjaan nya, salah satunya ialah kegiatan TOT ( Training of Trainer). Selain itu, upaya
yang dilakukan ialah dengan memacu pegawai Pusdiklat KUMKMP melalui tunjangan
kinerja yang akan diterima oleh pegawai-pegawai Pusdiklat KUMKMP. Namun, upaya
tersebut dilakukan tanpa ada upaya yang lebih konkret dari Pusdiklat KUMKMP untuk
meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja organisasi.
Peneliti menilai bahwa pegawai di Pusdiklat KUMKMP tidak memiliki
kemampuan di bidang koperasi dan UMKM. Hal tersebut karena mindset pegawai yang
menganggap Pusdiklat KUMKMP merupakan organisasi penyelenggara kegiatan yang
mana kegiatan tersebut dapat di berikan kepada pihak ketiga untuk mengerjakan nya.
Selain itu, berdasarkan hasil perbincangan dengan salah satu pegawai Pusdiklat
KUMKMP pada 15 Maret 2016, bahwa Pegawai Pusdiklat KUMKMP tidak memiliki
pengetahuan mengenai UMKM. Hal tersebut disebabkan oleh rotasi pegawai yang
menimbulkan permasalahan terkait pengetahuan dan keterampilan pegawai di Pusdiklat
KUMKMP. Sejauh ini upaya yang dilakukan untuk menata staf yang ada ialah dengan
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
14
meminta rekomendasi pegawai baru yang berkualitas dari Dinas KUMKMP. Namun
upaya tersebut sampai saat ini belum membuahkan hasil.
7. Pengarahan
Kepala Pusdiklat KUMKMP selaku pemimpin organisasi selalu memberikan
arahan agar kegiatan dapat berjalan dengan baik. Arahan dilakukan pada saat proses
penyusunan kegiatan, menjelang pelaksanaan, pelaksanaan dan setelah kegiatan selesai.
Sama seperti organisasi pemerintahan pada umumnya, Pegawai Pusdiklat KUMKMP
juga bekerja sesuai arahan dari atasannya. Kepala Pusdiklat KUMKMP juga selalu
memberikan arahan jika ditemukan masalah. Arahan juga dilakukan dalam rapat rutin
yang diadakan seminggu sekali di Pusdiklat KUMKMP mengenai kegiatan yang akan
diselenggarakan.
8. Pengawasan
Dalam hal ini, pengawasan yang dilakukan dalam implementasi strategi dilihat dari
pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan dan pengawasan pasca kegiatan. Pengawasan
dalam implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusdiklat
KUMKMP dilaksanakan oleh Pusdiklat KUMKMP itu sendiri. Selama ini, pengawasan
yang dilakukan oleh Pusdiklat KUMKMP dalam pelaksanaan kegiatan, berjalan dengan
baik dan permasalahan yang terjadi dalam proses implementasi juga dapat segera
diselesaikan dengan baik. Pada saat implementasi kegiatan, seluruh pegawai Pusdiklat
KUMKMP berada di kantor Pusdiklat dan ikut memantau kegiatan yang dilaksanakan
oleh Pusdiklat KUMKMP. Namun, peneliti melihat pengawasan yang dilakukan
Pusdiklat KUMKMP terhadap penyelenggaraan kegiatan yang dilaksanakan oleh
narasumber hanya sekedar hadir untuk melihat kegiatan, bukan untuk melakukan
pengawasan dan memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat. Hal tersebut terlihat pada saat peneliti ditugaskan untuk memantau kegiatan dan
membuat laporan kegiatan tersebut.
Selain itu, pengawasan terhadap kegiatan juga dilakukan oleh Dinas KUMKMP
kepada Pusdiklat KUMKMP. Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan oleh
Pusdiklat KUMKMP, tidak ada kontrol langsung yang dilakukan oleh pihak Dinas
KUMKMP untuk memastikan bahwa kegiatan berjalan sesuai rencana yang sudah
direncanakan, baik dari segi jumlah peserta, anggaran, kualitas kegiatan dan sebagainya
Untuk pengawasan pasca kegiatan, Selama ini pengawasan pasca
pendidikan,pelatihan serta bimbingan teknis tidak sepenuhnya dijalankan. Pengawasan
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
15
dijalankan hanya pada pelatihan tertentu. Pengawasan itu pun dilakukan menjelang akhir
tahun anggaran pada bulan desember, yang mana hal tersebut dapat menjelaskan bahwa
memang pengawasan pasca pelatihan dilakukan sebatas untuk laporan yang akan
diberikan ke Dinas KUMKMP, bukan karena kesadaran dari Pusdiklat KUMKMP untuk
menilai keberhasilan program yang dilaksanakan. Hasil pengawasan nya pun apa adanya
atau tidak menggambarkan bagaimana pendidikan dan pelatihan serta bimbingan teknis
yang dilaksanakan dapat diterima oleh pelaku usaha dan berguna untuk keberlanjutan
usaha nya. Pada laporan hasil monitoring yang dibuat oleh Pusdiklat KUMKMP, juga
tidak dijelaskan apa manfaat yang didapatkan oleh pelaku usaha setelah mengikuti
kegiatan pelatihan.
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan monitoring tidak dijalankan, karena
Pusdiklat KUMKMP kekurangan personel yang berkualitas yang dapat memonitoring
pelaku usaha pasca pendidikan dan pelatihan ke tempat-tempat usaha nya. Selain itu juga
karena tidak ada komitmen dari Pusdiklat KUMKMP dan Dinas KUMKMP untuk
menindak lanjuti pelaku usaha pasca kegiatan. Jika merujuk pada tabel 4 Program dan
Jumlah Pelaku Usaha Yang Mengikuti Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan serta
Bimbingan Teknis, jelas bahwa indikator keberhasilan program pemberdayaan hanya
dilihat pada jumlah pelaku usaha yang mengikuti diklat dan bimtek, bukan dari kualitas
kegiatan yang diberikan sehingga dapat menghasilkan program yang dapat
memberdayakan masyarakat khususnya pelaku UMKM. Hal tersebut juga nampak dari
tidak adanya kegiatan pendampingan. Kegiatan pendampingan dapat dilakukan dengan
kegiatan pendamping pasca pelatihan. namun hingga saat ini, Pusdiklat KUMKMP tidak
melakukan kegiatan pendampingan dikarenakan anggaran yang tidak cukup. Simpulan
Implementasi Strategi Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM Oleh Pusat Pendidikan
dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta belum berjalan
dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari delapan indikator yang digunakan, hanya dua indikator
yang terpenuhi sedangkan enam indikator lainnya tidak terpenuhi.
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
16
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang peneliti ajukan untuk
implementasi strategi peningkatan kapasitas pelaku UMKM oleh Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Provinsi DKI Jakarta, yaitu:
1. Perbaikan penataan staf dengan menambah jumlah personil sesuai dengan kebutuhan
dan tingkatkan kualitas pegawai Pusdiklat KUMKMP melalui pendidikan dan
pelatihan serta dengan membuat syarat untuk menjadi pegawai Pusdiklat agar
memiliki kompetensi dibidang koperasi dan UMKM.
2. Perlu menggunakan sistem open recruitment dalam merekrut peserta kegiatan dengan
menggunakan teknologi informasi serta penyebarluasan informasi mengenai kegiatan.
3. Bangun sinergi dengan stakeholder lain nya agar implementasi dapat berjalan dengan
lebih baik dan dapat menutupi kekurangan yang dimiliki oleh Pusdiklat KUMKMP
dan Dinas KUMKMP Provinsi DKI Jakarta.
4. Lakukan monitoring paska kegiatan serta pendampingan agar dapat melihat
keberhasilan kegiatan kepada para peserta dan memastikan bahwa peserta pendidikan,
pelatihan serta bimbingan teknis dapat mengembangkan usahanya.
5. Melakukan pembaharuan data peserta kegiatan secara terpadu agar tidak ada peserta
yang mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan lebih dari sekali serta meminta data
UMKM di DKI Jakarta yang sudah di perbaharui sehingga tidak hanya mengandalkan
data dari Suku Dinas tetapi Pusdiklat KUMKMP juga memiliki data tersebut.
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016
17
Daftar Referensi Buku : Abdulsyani. (1987). Manajemen Organisasi. Jakarta: PT Bina Aksara Amir, M Taufiq. (2011). Manajemen Strategik: Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Bryson, Johm M. (2004). Strategic Planning for Public and Nonprofit Organization: a guide to strenghtening
and sustaining organizational achievement- 3rd ed. San Fransisco: Jossey-Bass Burns, Paul dan Dewhurst, Jim. (1989). Small Business and Enterpreneurship. London : The Macmillan Press Creswell, John W. (2009). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches-3rd
edition. California : SAGE Publications, Inc. David, Fred R. (2006). Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat Gaspersz, Vincent. (2004). Perencanaan Stratejik Untuk Peningkatan Kinerja Sektor Publik: Suatu Petunjuk
Praktek. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hunger, J. David dan Wheelen, Thomas L (2003). Manajemen Strategis. Jakarta: Penerbit ANDI Light, Paul Charles. (2004). Sustaining Nonprofit Performance : The Cas for Capacity Building and the
Evidence to Support It. Washington DC: Brookings Intstitution Press Partomo, et al. (2002). Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Soemartono. (1993). Himpunan Tulisan Tentang Pendidikan dan Pelatihan Manajemen. Jakarta: Balai Pustaka Jurnal/Paper/Artikel : Wibawa, Eka Ari. (2014). Capacity Building dan Strategi Peningkatan Kualitas SDM Organisasi. diakses pada
13 Maret 2016 melalui http://bpsdm.kemenkumham.go.id/artikel-bpsdm/35-capacity-building-dan-strategi-peningkatan-kualitas-sdm-organisasi
Publikasi Elektronik : Bappenas. (2014). Laporan Analisis Daya Saing UMKM di Indonosia. diakses melalui
http://bappenas.go.id/files/5914/4255/9402/Laporan_Analisis_Daya_Saing_UMKM_di_Indonesia.pdf Rini, Annisa S. (2014). Jakarta Dijadikan Contoh Pengelolaan UKM. Diakses pada 11 Januari 2016 melalui
http://industri.bisnis.com/read/20141104/87/270134/jakarta-dijadikan-contoh-pengelolaan-ukm Lembaran Negara : Republik Indonesia. Undang-Undang No 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 236 Tahun 2014 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Dinas
Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Serta Perdagangan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 325 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata
Kerja Pusat Pendidikan dan Pelatihan Koperasi, UMKM serta Perdagangan Dokumen Negara : Dinas Koperasi, UMKM serta Perdagangan DKI Jakarta. Rencana Strategis Dinas Koperasi, UMKM dan
Perdagangan DKI Jakarta Thaun 2013-2017. Jakarta
Implementasi strategi ..., Uswatun Hasanah, FISIP UI, 2016