43
IMUNISASI Syarifah Hanum P

imunisasi

  • Upload
    habibi

  • View
    224

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

imun

Citation preview

  • IMUNISASISyarifah Hanum P

  • Sumber:PEDOMAN IMUNISASI DI INDONESIAEdisi kedua 2005

    Penyunting: IGN Ranuh dkkSATGAS IMUNISASI IDAI

  • PENDAHULUANANGKA KEMATIAN BAYI:1971 1980 1985 1990142/1000 112/1000 71/1000 54/1000kelahiran hidup HASIL DARI:Pemantauan tumbang (KMS), pemakaian oralit utk diare, ASI eksklusif, imunisasi sesuai PPI (program pengembangan imun- isasi).

  • Pada tahun 1990 Indonesia telah mencapai cakupan >90% yg dikenal sebagai Universal Child Immunization (UCI).Imunisasi dan VaksinasiIstilah yang sering sekali diartikan samaImunisasi: pemindahan/transfer antibodi secara pasifVaksinasi: pemberian vaksin (antigen) yg dpt merangsang pembentukan imunitas (antibodi) dari sistem imun tubuh

  • Imunitas secara pasif: -imunoglobulin yang non-spesifik atau disebut juga gamaglobulin digunakan pada anak dengan dg defisiensi imunoglobulin shg memberikan perlindungan dg segera dan cepat

    -imunoglobulin spesifik diberikan kepada anak yg belum terlin- dung karena belum pernah mendapat vaksinasi kemudian ter- serang misalnya penyakit difteria, tetanus, hepatitis A dan B

    Vaksinasi:Dengan sengaja memaparkan pada suatu antigen berasal dari suatu patogen. Antigen tsb dibuat agar tidak menyebabkan sakit namun menirukan infeksi alamiah shg tubuh memproduksi limfosit yang peka, antibodi dan sel memori.

  • ASPEK IMUNOLOGIS IMUNISASIIMUNISASI: cara untuk meningkatkan kekebalan secara aktif terhadap antigen

    KEKEBALAN BERDASAR CARA TIMBULNYA:Kekebalan pasif: diperoleh dari luar tubuh, tidak berlangsung lama karena segera dimetabolisir oleh tubuh. Waktu paruh IgG adalah 28 hari, imunoglobulin lainnya lebih pendek-Kekebalan aktif: dibuat sendiri oleh tubuh karena pajanan ter- hadap antigen (baik scr alamiah atau buatan). Berlangsung lama karena ada memori

  • TUJUAN IMUNISASIMencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, atau menghilangkan suatu penyakit tertentu pada sekelompok orang (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit terten- tu dari dunia (mis: cacar)Keadaan terakhir lebih mungkin terjadi pada penyakit yg hny dpt ditularkan melalui manusia

  • Pertahanan tubuh:Non-spesifik (non adaptif, innate)Spesifik (adaptif), dimana terbentuk sel memoriRespon imun: urutan kejadian yang kompleks untuk mengeliminasi antigen terdiri dari 2 fase:- fase pengenalan: diperankan oleh sel yg mempresentasi- kan antigen (APC=antigen presenting cells), sel limfosit B, sel limfosit T- fase efektor: fase efektor, diperankan oleh antibodi dan limfosit T efektor

  • RESPON ANTIBODI TERHADAP ANTIGENRespons imun primer: respons yang terjadi pada pajanan pertama terhadap antigen antibodi yg terbentuk IgM dan IgG dalam konsentrasi dan afinitas yang lbh rendah dari respons imun sekunder, dg lag phase yang lbh panjang

    Respons imun sekunder: antibodi yg terbentuk adalah IgG, titer dan afinitas lebih tinggi serta lag phase lebih pendek

  • MEMORI IMUNOLOGIKPeran utama vaksinasi:Menimbulkan memori imunologik semaksimal mungkinantigenantibodikomplemenSel dendritik folikel(reseptor komplemen)

  • KEBERHASILAN IMUNISASIStatus Imun PenjamuFaktor Genetik PenjamuKualitas dan Kuantitas Vaksin

  • STATUS IMUN PENJAMUMaturitas imunologis: pd neonatus fungsi APC masih kurang, respon kemotaktik masih kurang, kadar dan aktivitas komplemen masih rendah, pembentukan antibodi spesifik masih kurang-Mendapat obat imunosupresan, menderita defisiensi imun kon- genital, penyakit keganasan, penyakit infeksi sistemik (TBC milier, campak), gizi buruk.-Imunitas maternal, ASI.

  • FAKTOR GENETIK PENJAMUInteraksi sel-sel sistem imun dipengaruhi oleh variabilitas genetik.Respons imun terhadap antigen tertentu secara genetik:-responder baik-responder cukup-responder rendahDitentukan oleh: MHC (major histocompatibility complex) non MHC: mis agamaglobulinemia (terangkai kromosom X), penyakit alergi, dll

  • KUALITAS DAN KUANTITAS VAKSINVAKSIN: mikroorganisme atau toksoid yg patogenisitas dan toksisitasnya hilang tetapi masih mengandung sifat antigenisitasFaktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas:-cara pemberian-dosis vaksin-frekuensi pemberian-ajuvan-jenis vaksin

  • Cara pemberian:Vaksin polio oral menimbulkan imunitas lokal disamping sistemikVaksin polio parenteral hanya menimbulkan imunitas sistemik

  • Dosis vaksinTerlalu tinggi: menghambat respon imunTerlalu rendah: tidak merangsang sel imunokompetenDosis tepat diketahui dari hasil uji klinis.

  • Frekuensi pemberian:Frekuensi dan jarak pemberian berpengaruh terhadap respons imun yang terjadi.Respons imun sekunder: sel efektor aktif lebih cepat, produksi lebih tinggi, afinitas lebih tinggiJarak terlalu dekat: antigen dinetralisir oleh ab spesifik yg msh tinggi kadarnya shg tidak sempat merangsang respons imun dpt terjadi reaksi ArthusBooster harus diberikan sesuai jadwal.

  • Ajuvan:Zat yg secara nonspesifik dpt meningkatkan respons imun terhadap antigen dg cara:-mempertahankan ag pada/dekat tempat suntikan-mengaktivasi APC untuk memproses antigen secara efektif dan memproduksi interleukin

  • Jenis vaksinVaksin hidup menghasilkan respons imun yg lebih baik dibanding vaksin mati atau diinaktivasi atau vaksin yang berasal dari komponen mikroorganisme

  • PERSYARATAN VAKSINMengaktivasi APC untuk mempresentasikan antigen danmemproduksi interleukinMengaktivasi sel T dan sel B untuk membentuk banyaksel memoriMengaktivasi sel T terhadap beberapa epitop utk mengatasivariasi respons imun yg ada dalam populasi krn ada poli morfisme MHCMemberi antigen yg persisten dl sel dendritik folikular jarlimfoid tempat sel B memori direkrut

  • JENIS VAKSINVaksin dibagi menjadi 2 jenis:Live attenuated (bakteri/virus hidup yg dilemahkan)Inactivated (bakteri/virus/komponennya yg dibuat tdk aktif)

  • VAKSIN HIDUP ATTENUATEDVirus/bakteri liar (wild type)Pembiakan berulang-ulanglemahContoh: Dari virus hidup: campak, mumps, rubella, polio, rotavirus, demam kuning (yellow fever)Dari bakteri hidup: BCG, vaksin tifoid oral

  • Sifat vaksin hidup:Harus dapat berkembang biak dalam tubuh resipienDapat mati oleh lingkungan yg tidak sesuai (mis: panas, cahaya)Dapat berubah menjadi patogenik (terjadi pada vaksin polio)Imunitas yg dihasilkan dpt dipengaruhi oleh antibodi yg beredarHarus dikelola dg baik dan berhati-hati

  • VAKSIN INACTIVATEDVirus/bakteri dibiakkan, kemudian dibuat tidak aktif dengan penambahan bahan kimia (biasanya formalin)Sifat:Tidak hidup, tidak dapat tumbuh, seluruh dosis ada dlm suntikanSelalu membutuhkan dosis gandaMerangsang sebagian besar respons imun humoralPada beberapa keadaan masih membutuhkan vaksin yg berasal dari seluruh sel (whole cell)

  • Jenis-jenis vaksin inactivated:Seluruh virus: influenza, polio, rabies, hepatitis ASeluruh bakteri: pertusis, tifoid, kolera, lepraVaksin fraksional: hepatitis B, influenza, pertusis aselular, tifoid Vi, lyme diseaseToksoid: difteria, tetanus, botulinumPolisakarida murni: pneumokokus, meningokokus, H. influen- zae tipe bGabungan polisakarida: H. influenzae tipe b dan pneumokokus

  • IMUNISASI PADA KELOMPOK BERESIKOImunisasi Bayi Beresiko1. Pernah terjadi KIPI pada imunisasi terdahuluAnak yang pernah mengalami efek samping yang serius stl imunisasi harus mendapat imunisasi berikutnya di rumah sakit dengan pengawasan dokter

  • 2. Pasien imunokompromaisPasien dengan penyakit defisiensi imun kongenitalMendapat terapi kortikosteroid dosis tinggi >/= 20 mg/hari atau 2mg/kgBB/hari selama >7 hari atau dosis 1 mg/kgBB/ hari >1 bulanPengobatan dengan alkylating agents, antimetabolik, radio- terapi untuk penyakit keganasan mis. Leukemia dan limfomaTidak boleh diberikan imunisasi dengan vaksin hidup. Imunisasi dengan vaksin hidup dapat diberikan setelah penghentian obat imunosupresif minimal 3 bulan.

  • Keluarga pasien imunokompromais yg kontak langsung (se- rumah) dianjurkan untuk mendapat imunissi polio inaktif (inactivated polio vaccine), varisela dan MMR.

  • Bayi prematur:Diimunisasi sesuai dengan umur kronologisnya, dosis sama dengan bayi cukup bulan.OPV diberikan setelah usia 2 bulan dan bayi tidak dirawat di rumah sakitBila bayi masih dirawat sebaiknya diberikan IPV untuk menghindari penularan kepada bayi-bayi lain yang sedang dirawat.

  • Vaksinasi Hepatitis B untuk bayi prematurIbu HBsAg (+): vaksinasi bersama HBIg (200 IU i.m.) diberikan pada 2 tempat berlainan 24-48 jam setelah lahirIbu HBsAg (-):imunisasi dosis pertama saat lahir, umur 2 bulan, umur 6 bulan, umur 12 bulan. Periksa titer setelah imunisasi ke 4Status imunitas ibu tidak diketahui: vaksinasi segera stl lahirDosis pertama diberikan pada usia 2 bulan (BB 2000 gram) bersama dengan DPT, OPV/IPV, dosis kedua 3 bulan dan dosis ketiga usia 8 bulan.

  • ASI DAN IMUNISASIASI tidak menghalangi pemberian imunisasi,

  • TUJUAN AKHIR PROGRAM IMUNISASI PPI:Eradikasi polio (ERAPO)Eliminasi tetanus maternal dan neonatalReduksi campak (RECAM)Peningkatan mutu pelayanan imunisasiMenetapkan standar pemberian suntikan yang amanKeamanan pengelolaan limbah tajam

  • ERADIKASI POLIO (ERAPO)Eradikasi polio: tidak ditemukan kasus polio baru yang disebab- kan virus polio liarERAPO: tahun 2000 Asia Tenggara: tahun 2004 Sertifikasi bebas polio dari WHO thn 2008

  • Strategi ERAPO:Cakupan imunisasi rutin yang tinggiMelaksanakan imunisasi tambahan (PIN) minimal 3 thn berturut2Melaksanakan survey acute flaccid paralysis (AFP) ditunjangdg pemeriksaan laboratorium4. Melaksanakan mopping up5. Sertifikasi bebas polio

  • Surveilans acute flaccid paralysis (AFP)Menemukan seluruh kasus dengan lumpuh layuh berusia
  • Eliminasi tetanus neonatorumTujuan:Menurunkan insidensi tetanus neonatorum menjadi 1/10.000kelahiran hidup di Jawa-Bali pd thn 1995 dn di seluruh Indo-nesia pd thn 2000-2005Menekan angka kematian karena tetanus neonatorum (CFR)menjadi separuh sebelumnya dg jalan menemukan kasus dan mencari faktor risiko

  • Reduksi campakTarget:Penurunan 90% kasus dan 90% kematian akibat campak dibandingkan keadaan sebelum program imunisasi campak dimulai

  • KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI (KIPI)Reaksi lokal maupun sistemik yang tidak diinginkan yang terjadi setelah imunisasiKasus KIPI harus dilaporkan kepada Komisariat Daerah (Komda) KIPI yang berkedudukan di masing-masing propinsiTerbagi atas:Kesalahan programReaksi suntikanReaksi vaksinKoinsidenSebab tidak diketahui

  • VAKSIN BCGDibuat dari M bovis dibiak berulang selama 1-3 tahun shg tidak virulen tetapi tetap memiliki sifat imunogenisitas.Sebaiknya diberikan pada anak dengan uji Mantoux negatifEfek proteksi timbul 8-12 minggu stl penyuntikanEfek proteksi 0-80%Dosis 0,10 ml untuk anak; 0,05 ml untuk bayiVaksin tidak boleh beku, tidak boleh kena sinar matahari, disimpan pada suhu 2-8 derajat Celsius. Vaksin yang sudah diencerkan harus dibuang setelah 8 jam

  • Beritahu kepada orangtua bahwa 2 minggu setelah vaksinasi akan timbul papula dan terjadi ulserasi dalam waktu 2-4 bulan yg kmd menyembuh dan me- ninggalkan jaringan parut.Dapat dikompres dengan larutan antiseptikBila koreng meluas harus dibawa ke dokter

  • KIPILimfadenitis (pada aksilla atau leher)Sembuh sendiriOAT sistemik tidak efektifBila timbul fistula lakukan drainase dan berikan OATBCG it is diseminataJarang terjadiBerhubungan dengan imunodefisiensi beratDiobati dg OAT

    Eritema nodosum, iritis, lupus vulgaris, osteomielitis

  • Kontraindikasi BCG:Reaksi uji tuberkulin > 5mmImunokompromaisGizi burukDemam tinggiInfeksi kulit luasPernah TBCkehamilan