1
5 Suara Pembaruan Kamis, 6 April 2017 Politik & Hukum [JAKARTA] Paham radi- kal dan gerakan terorisme yang terafiliasi Islamic State (IS) hingga saat ini masih menjadi ancaman ba- gi bangsa Indonesia. Tekanan yang diberikan se- jumlah negara kepada ke- lompok IS di Suriah dan Irak dan pengetatan sejum- lah perbatasan diyakini akan berdampak pada ke- beradaan IS di dunia. "Pendukung IS di Indonesia sudah tidak pu- nya pilihan. Pendukung IS di Indonesia dulu pilihan pertama pergi ke Syria me- lalui Turki karena perbatas- an Syria dulu masih gam- pang. Sekarang Turki sudah mengubah kebijakannya untuk memperketat menye- berangi ke perbatasan ke Syria. Ini harus diwaspa- dai," kata peneliti dari pusat kajian terorisme dan kon- flik sosial Universitas Indonesia (UI) Solahudin, dalam workshop bertema Memahami Jaringan dan Strategi Media Kelompok Teroris yang digagas Aliansi Indonesia Damai (AIDA), Rabu (5/4), di Jakarta. Dijelaskan, pengetatan perbatasan Turki ke Suriah diperketat karena negara di sekitar Suriah juga sudah terancam dengan keberada- an IS. Diperketatnya pintu perbatasan, tentunya mem- persulit datangnya pendu- kung IS ke Syria, termasuk yang dari Indonesia. Imbasnya, ketika pintu hijrah tersebut tertutup, ma- ka pendukung IS di Indonesia tidak dapat ma- suk ke negara Syria. Maka dari itu, disinyalir sudah ada perintah untuk melaku- kan gerakan-gerakan teror di Indonesia karena diang- gap memiliki pemerintahan yang thogut. "Pintu hijrah tertutup, maka bukalah pintu jihad di Indonesia. Jika tidak mau jihad di Indonesia, bukalah rezeki (pendanaan) bagi orang-orang yang mau ber- jihad di Indonesia. Itu pe- rintah dari pimpinan ISIS yang harus diwaspadai," ungkapnya. Hingga saat ini, disinya- lir masih ada tidak kurang dari 600 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ma- sih berada di Suriah. Walaupun sudah digempur habis-habisan, mereka se- cara aktif masih terus men- cari pendukung dari Indonesia. Pecah Dari hasil kajiannya, orang-orang Indonesia yang berangkat ke Suriah berga- bung ke beberapa (tiga) ke- lompok. Pertama, kelom- pok Khatibah Nusantara pimpinan Bahrumsyah. Kedua, Khatibah Masyarik pimpinan Abu Jandal. Ketiga, kelompok Bahrun Naim. Di Indonesia sendiri, kelompok pendukung IS ju- ga sudah terpecah. Setidaknya, saat ini ada li- ma kelompok. Yang perta- ma, kelompok Jamaah Ansarul Khilafah, kelom- pok Khatibul Iman, kelom- pok Daulah, kelompok Bahrun Naim, dan kelom- pok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). "Buntut dari perpecahan tersebut, ancaman teror di Indonesia akan semakin meningkat karena terjadi kompetisi di antara kelom- pok yang melakukan aksi. Semua dilakukan supaya kelompok tersebut menda- patkan pengakuan dari ISIS pusat," ujarnya. Dijelaskan, sejak 2002 sampai 2016, telah terjadi tidak kurang 300 kasus te- rorisme di Indonesia. Jika dulu lebih banyak melalui serangan bom, mulai 2010 sampai sekarang sudah le- bih variatif. Termasuk menggunakan racun, pem- bakaran, ikhtialat (aksi-aksi yang mengincar orang lalu dieksekusi), dan lain-lain. "Aksi-aksi teror saat ini lebih variatif, banyak ma- camnya. Ikhtialat menjadi pilihan yang paling banyak disukai karena murah meri- ah,” ucapnya. Terkait sumber penda- naan, diutarakan, sumber pendanaan sebelumnya le- bih banyak dari luar negeri yakni Al Qaeda. Kemudian pada 2010 sampai 2016 hampir semua aksi teror berasal dari dana-dana lokal yang diperoleh dari orang-orang berada yang bersimpati. Setelah 2016, dana-dana dari luar negeri mulai ma- suk kembali ke Indonesia seperti yang terjadi pada kasus bom Thamrin. Dalam kasus tersebut terindikasi ada uang masuk Rp200 juta dari Suriah. Peran Media Dosen Universitas Multimedia Nusantara Hanif Sutanto menuturkan, media memiliki peranan yang cukup penting untuk menangkal segala macam gerakan teroris di Indonesia maupun dunia. Dikatakan, hingga saat ini kelompok teroris sangat membutuhkan pemberitaan media untuk menimbulkan ketakutan di tengah masya- rakat. Oleh sebab itu, media sendiri seharusnya dapat memahami posisinya agar tidak dimanfaatkan oleh ke- lompok-kelompok teror. Dikatakan, media mem- punyai kekuatan besar un- tuk membangun sebuah ke- beradaban. Namun, sebalik- nya, juga mempunyai keku- atan untuk menghancurkan peradaban. [Y-7] Indonesia Target Teror IS Pendukung Terpecah, Ancaman Teror Meningkat Pintu hijrah tertutup, maka bukalah pintu jihad di Indonesia. Jika tidak mau jihad di Indonesia, bukalah rezeki (pendanaan) bagi orang-orang yang mau berjihad di Indonesia. Itu perintah dari pimpinan ISIS yang harus diwaspadai. DOK SP Solahudin

Indonesia Target Teror IS Pendukung Terpecah, Ancaman ...gelora45.com/news/SP_20170406_05.pdf · dai," kata peneliti dari pusat kajian terorisme dan kon-flik sosial Universitas Indonesia

  • Upload
    lydung

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

5Sua ra Pem ba ru an Kamis, 6 April 2017 Politik & Hukum

[JAKARTA] Paham radi-kal dan gerakan terorisme yang terafiliasi Islamic State (IS) hingga saat ini masih menjadi ancaman ba-g i bangsa Indones ia . Tekanan yang diberikan se-jumlah negara kepada ke-lompok IS di Suriah dan Irak dan pengetatan sejum-lah perbatasan diyakini akan berdampak pada ke-beradaan IS di dunia.

"Pendukung IS d i Indonesia sudah tidak pu-nya pilihan. Pendukung IS di Indonesia dulu pilihan pertama pergi ke Syria me-lalui Turki karena perbatas-an Syria dulu masih gam-pang. Sekarang Turki sudah mengubah kebijakannya untuk memperketat menye-berangi ke perbatasan ke Syria. Ini harus diwaspa-dai," kata peneliti dari pusat kajian terorisme dan kon-flik sosial Universitas Indonesia (UI) Solahudin, dalam workshop bertema Memahami Jaringan dan Strategi Media Kelompok Teror is yang d igagas Aliansi Indonesia Damai (AIDA), Rabu (5/4), di Jakarta.

Dijelaskan, pengetatan perbatasan Turki ke Suriah diperketat karena negara di sekitar Suriah juga sudah terancam dengan keberada-an IS. Diperketatnya pintu perbatasan, tentunya mem-persulit datangnya pendu-kung IS ke Syria, termasuk yang dari Indonesia.

Imbasnya, ketika pintu hijrah tersebut tertutup, ma-ka pendukung IS d i Indonesia tidak dapat ma-suk ke negara Syria. Maka dari itu, disinyalir sudah ada perintah untuk melaku-kan gerakan-gerakan teror di Indonesia karena diang-gap memiliki pemerintahan

yang thogut."Pintu hijrah tertutup,

maka bukalah pintu jihad di Indonesia. Jika tidak mau jihad di Indonesia, bukalah rezeki (pendanaan) bagi orang-orang yang mau ber-jihad di Indonesia. Itu pe-rintah dari pimpinan ISIS yang harus diwaspadai," ungkapnya.

Hingga saat ini, disinya-lir masih ada tidak kurang dari 600 Warga Negara Indonesia (WNI) yang ma-sih berada di Suriah. Walaupun sudah digempur habis-habisan, mereka se-cara aktif masih terus men-c a r i p e n d u k u n g d a r i Indonesia.

PecahDari hasil kajiannya,

orang-orang Indonesia yang berangkat ke Suriah berga-bung ke beberapa (tiga) ke-lompok. Pertama, kelom-pok Khatibah Nusantara pimpinan Bahrumsyah. Kedua, Khatibah Masyarik pimpinan Abu Jandal . Ketiga, kelompok Bahrun Naim.

Di Indonesia sendiri, kelompok pendukung IS ju-

g a s u d a h t e r p e c a h . Setidaknya, saat ini ada li-ma kelompok. Yang perta-ma, kelompok Jamaah Ansarul Khilafah, kelom-pok Khatibul Iman, kelom-pok Daulah, kelompok Bahrun Naim, dan kelom-pok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

"Buntut dari perpecahan tersebut, ancaman teror di Indonesia akan semakin meningkat karena terjadi kompetisi di antara kelom-pok yang melakukan aksi. Semua dilakukan supaya kelompok tersebut menda-patkan pengakuan dari ISIS pusat," ujarnya.

Dijelaskan, sejak 2002 sampai 2016, telah terjadi tidak kurang 300 kasus te-rorisme di Indonesia. Jika

dulu lebih banyak melalui serangan bom, mulai 2010 sampai sekarang sudah le-bih variatif. Termasuk menggunakan racun, pem-bakaran, ikhtialat (aksi-aksi yang mengincar orang lalu dieksekusi), dan lain-lain.

"Aksi-aksi teror saat ini lebih variatif, banyak ma-

camnya. Ikhtialat menjadi pilihan yang paling banyak disukai karena murah meri-ah,” ucapnya.

Terkait sumber penda-naan, diutarakan, sumber pendanaan sebelumnya le-bih banyak dari luar negeri yakni Al Qaeda. Kemudian pada 2010 sampai 2016 hampir semua aksi teror berasal dari dana-dana lokal y a n g d i p e r o l e h d a r i orang-orang berada yang

bersimpati.Setelah 2016, dana-dana

dari luar negeri mulai ma-suk kembali ke Indonesia seperti yang terjadi pada kasus bom Thamrin. Dalam kasus tersebut terindikasi ada uang masuk Rp200 juta dari Suriah.

Peran MediaDosen Un ive r s i t a s

Mult imedia Nusantara Hanif Sutanto menuturkan, media memiliki peranan yang cukup penting untuk menangkal segala macam gerakan teroris di Indonesia maupun dunia.

Dikatakan, hingga saat ini kelompok teroris sangat membutuhkan pemberitaan media untuk menimbulkan ketakutan di tengah masya-rakat. Oleh sebab itu, media sendiri seharusnya dapat memahami posisinya agar tidak dimanfaatkan oleh ke-lompok-kelompok teror.

Dikatakan, media mem-punyai kekuatan besar un-tuk membangun sebuah ke-beradaban. Namun, sebalik-nya, juga mempunyai keku-atan untuk menghancurkan peradaban. [Y-7]

Indonesia Target Teror IS

Pendukung Terpecah, Ancaman Teror Meningkat

Pintu hijrah tertutup, maka bukalah pintu jihad di Indonesia. Jika tidak mau jihad

di Indonesia, bukalah rezeki (pendanaan) bagi orang-orang yang mau berjihad

di Indonesia. Itu perintah dari pimpinan ISIS yang harus diwaspadai.

“DOK SP

Solahudin