31
INFLASI DAN PENGANGGURAN Makalah Ini Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang Oleh : Kelompok 2 Liza Ikrima Fauzi (14102042) Martha Sutikno (14102038) Bram Priambudi (14102025) Javeline Mustika Putri (141020xx) Yusuf Safitrianto (141020xx) JURUSAN AKUNTANSI

Inflasi Dan Pengangguran

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inflasi Dan Pengangguran

INFLASI DAN PENGANGGURAN

Makalah Ini Diajukan Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Makro Jurusan

Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ASIA Malang

Oleh :

Kelompok 2

Liza Ikrima Fauzi (14102042)

Martha Sutikno (14102038)

Bram Priambudi (14102025)

Javeline Mustika Putri (141020xx)

Yusuf Safitrianto (141020xx)

JURUSAN AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ASIA MALANG

APRIL 2015

Page 2: Inflasi Dan Pengangguran

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Salah satu permasalahan ekonomi makro yang timbul di Indonesia adalah masalah

Inflasi. Inflasi bukan hanya terjdi di Indonesia tetapi juga terjadi di negara-negara maju

maupun berkembang.

Masalah Inflasi dipilih karena pernah terjadi di Indonesia. Untuk mengetahui tinggi

rendahnya Inflasi maka digunakan indeks harga. Menurut Indikator Ekonomi, BPS, Mei

1989, laju Inflasi di 17 kota di Indonesia yaitu pada tahun 1988 terlihat bahwa Inflasi

tertinggi terjadi di kota Ambon. Dibanding Negara-negara lain di dunia, Indonesia tidak

terlalu buruk. Untuk Negara-negara berkembang di Asia menunjukkan laju Inflasi di

Indonesia paling baik, sementara dibandingkan Negara-negara Asean keadaan Inflasi

Indonesia paling buruk.

Inflasi di Indonesia perlu diperbaiki untuk memperbaiki taraf hidup masyarakat

Indonesia. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi Inflasi yaitu dengan menekan laju

pertumbuhan jumlah uang yang beredar atau mengurangi jumlah uang yang beredar.

Dengan adanya masalah Inflasi yang di bahas dalam program studi Akuntansi, penulis

berharap dapat mendalami mata kuliah Ekonomi Makro sekaligus dapat memberikan

pengetahuan kepada pembaca tentang masalah-masalah Inflasi yang pernah terjadi di

Indonesia.

Masalah Inflasi pernah dibahas dalam beberapa referensi yang ada. Namun penulis

ingin membahas lebih dalam mengenai masalah Inflasi yang pernah terjadi di Indonesia

melalui beberapa buku referensi yang ada.

2. Rumusan masalah

Berdasarkan tulisan ini permasalahan yang hendak akan dibahas dalam tulisan ini

dirumuskan sebagai berikut :

Page 3: Inflasi Dan Pengangguran

1.      Apakah Penyebab terjadinya Inflasi

2.      Bagaimana penggolongan dari sebuah inflasi

3.      Bagaimana cara pengukuran Inflasi

4.      Apa saja dampak dari terjadinya inflasi

Page 4: Inflasi Dan Pengangguran

BAB II

PEMBAHASAN

A. INFLASI

1. Pengertian Inflasi

Berbagai definisi tentang inflasi telah dikemukakan oleh para ahli. Nanga (2001 :

237) menyatakan bahwa inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami

kenaikan secara terus – menerus. Kenaikan tingkat harga umum yang terjadi sekali waktu

saja tidaklah dapat dikatakan sebagai inflasi. Menurut Rahardja (1997 : 32) inflasi adalah

kecenderungan dari harga – harga untuk meningkat secara umum dan terus – menerus.

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, tetapi jika kenaikan

meluas kepada sebagian besar harga barang-barang maka hal ini disebut inflasi. Sedangkan

Sukirno (2004 : 27) memberikan definisi bahwa inflasi adalah suatu proses kenaikan harga-

harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Selanjutnya BPS (2000:10) mendefinisikan

Inflasi sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu wilayah atau

daerah yang menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung

dari indeks harga konsuen. Dengan demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli

masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan di sisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi

barang.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-

menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak

dikatakan inflasi. Kenaikan harga ini diukur dengan menggunakan indeks harga. Beberapa indeks

harga yang sering digunakan untuk mengukur inflasi antara lain:

a.       Indeks biaya hidup (consumer price index)

Page 5: Inflasi Dan Pengangguran

Indeks biaya hidup mengukur biaya atau pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan

jasa yang dibeli oleh rumah tangga untuk keperluan hidup. Angka penimbang biasanya

didasarkan atas besarnya persentase pengeluaran untuk barang tertentu terhadap pengeluaran

keseluruhan. Laju inflasi dapat dihitung dengan cara menghitung persentase kenaikan atau

penurunan indeks harga dari tahun ke tahun.

b.       Indeks harga perdagangan besar (wholesale price index)

Indeks perdagangan besar menitikberatkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan

besar. Ini berarti harga bahan mentah, bahan baku atau setengah jadi masuk dalam

perhitungan indeks harga.

c.       GNP deflator

GNP deflator diperoleh dengan membagi GNP nominal (atas dasar harga berlaku) dengan

GNP riil (atas dasar harga konstan). 

GNP deflator =  GNP Nominal   x 100

                                                  GNP Riil

2. Jenis-jenis Inflasi

a. Jenis inflasi menurut sifatnya

Penggolongan pertama didasarkan pada arah atau tidaknya inflasi tersebut. Membedakan

beberapa macam inflasi yaitu:

1)     Merayap (creeping inflation)

Page 6: Inflasi Dan Pengangguran

Biasanya creeping inflation ditandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang

dari 10% per tahun).

2)      Inflasi menengah ( galloping inflation)

Inflasi menengah (galloping inflation) ini ditandai dengan kenaikan harga yang

cukup besar (biasanya double digit atau bahkan triple digit) dan kadangkala berjalan

dalam waktu yang relative pendek serta mempunyai siat akselerasi.

3)     Inflasi tinggi ( hyper inflation)

Inflasi tinggi merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga – harga

naik sampai 5 atau 6 kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan

uang. Nilai uang merosot dengan tajam sehingga ingin ditukarkan dengan barang.

Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini

timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja.

b.    Jenis inflasi menurut sebabnya

1)   Demand – pull inflation

Inflasi ini timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat.

Inflasi ini bermula dari adanya kenaikan permintaan total barang bertambah (aggregate

demand) sedangkan ongkos produksi naik.  

2)   Cost – push inflation

Cost push inflation biasanya ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya

produksi. Keadaan ini timbul biasanya dimulai dengan adanya penurunan dalam

penawaran total (aggregate supply) sebagai akibat kenaikan biaya produksi.

Page 7: Inflasi Dan Pengangguran

c.    Inflasi berdasarkan sumber atau penyebab

1.    Inflasi tarikan permintaan

Inflasi ini terjadi apabila sektor perusahaan tidak mampu dengan cepat melayani

permintaan masyarakat yang wujud dalam pemasaran. Masalah kekurangan barang akan

berlaku dan ini akan mendorong kepada kenaikan harga – harga. Inflasi ini biasanya

berlaku pada ketika perekonomian mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dan

pertumbuhan ekonomi berjalan dengan pesat

2.    Inflasi desakan biaya

Inflasi desakan biaya adalah masalah kenaikan harga – harga dalam perekonomian

yang disebabkan oleh kenaikan biaya produksi sebagai akibat kenaikan harga bahan

mentah atau kenaikan upah.  Pertambahan biaya produksi akan mendorong perusahaan –

perusahaan menaikkan harga, walaupun mereka harus mengambil resiko akan

menghadapi pengurangan dalam permintaan barang – barang yang diproduksinya.

3.    Inflasi di impor

Inflasi di impor ini terjadi karena kenaikan harga – harga yang disebabkan oleh

kenaikan harga barang impor yang digunakan sebagai bahan mentah produksi dalam

negeri.[6]

3. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi

Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta

produk nasional.

a.    Efek terhadap pendapatan(Equity Effect)

Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan dan ada pula

yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap

akan dirugikan oleh adanya inflasi. Sebaliknya, pihak – pihak yang mendapat keuntungan

dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh kenaikan pendapatan dengan

persentase yang lebih besar dari laju inflasi.

Page 8: Inflasi Dan Pengangguran

b.    Efek terhadap Efisiensi (Efficiency Effects)

Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor – faktor produksi. Perubahan ini

dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudian

dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu sehingga

mengakibatkan alokasi faktor produksi menjadi tidak efisien.

c.    Efek terhadap Output ( Output Effects)

Dalam menganalisa kedua efek di atas (equity dan efficiency effects) digunakan

suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan agar dapat diketahui efek inflasi

terhadap distribusi pendapatan dan efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.

d.    Inflasi dan perkembangan ekonomi

Inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi.

Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak

menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk

tujuan spekulasi. Antara lain tujuan ini dicapai dengan pembeli harta – harta tetap seperti

tanah, rumah dan bangunan.

4. Penyebab Timbulnya Inflasi

Untuk mengetahui sebab timbulnya inflasi, merumuskan dan melaksanakan

kebijaksanaan untuk menanggulanginya adalah masalah yang sulit. Biasanya kita harus

melampaui batas-batas ilmu ekonomi dan memasuki bidang ilmu sosiologi serta ilmu politik.

Ilmu ekonomi membantu untuk mengidentifikasi sebab-sebab obyektif dari inflasi, misalnya

karena pemerintah mencetak uang terlalu banyak. Kalau ditanya mengapa pemerintah

mencetak uang terlalu banyak, meskipun mereka tahu bahwa tindakan tersebut

mengakibatkan inflasi, maka seringkali jawabannya ada di bidang sosial politik, misalnya

karena pemerintah membutuhkan uang untuk operasi keamanan, atau karena ada pertarungan

politik di dalam negeri, atau pemerintah tidak mampu menghadapi tuntutan politik dari

golongan masyarakat tertentu. Untuk menghentikan pertambahan uang yang terus bertambah,

maka perlu dicapai penyelesaian politik terlebih dulu.

Page 9: Inflasi Dan Pengangguran

5. Teori Inflasi

Secara garis besar ada 3 kelompok teori mengenai inflasi , yaitu teori kuantitas, teori

Keynes dan teori strukturalis.

a. Teori Kuantitas

Teori kuantitas ini pada prinsipnya mengatakan bahwa timbulnya inflasi itu hanya

disebabkan oleh bertambahnya jumlah uang yang beredar dan bukan disebabkan oleh faktor-

faktor lain. Berdasarkan teori ini ada 2 faktor yang menyebabkan inflasi:

1) Jumlah uang yang beredar

Semakin besar jumlah uang yang beredar dalam masyarakat maka inflasi juga akan

meningkat. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah harus memperhitungkan atau

memperkirakan akan timbulnya inflasi yang bakal terjadi bila ingin mengadakan penambahan

pencetakan uang baru, karena pencetakan uang baru yang terlalu besar akan mengakibatkan

goncangnya perekonomian.

2) Ekspektasi

Berdasarkan teori ini, walaupun jumlah uang bertambah tetapi masyarakat belum

menduga adanya kenaikan, maka pertambahan uang beredar hanya akan menambah

simpanan atau uang kas karena belum dibelanjakan. Dengan demikian harga barang-barang

tidak naik. Jika masyarakat menduga bahwa dalam waktu dekat harga barang akan naik,

masyarakat cenderung membelanjakan uangnya karena khawatir akan penurunan nilai uang,

sehingga akan memicu inflasi.

Teori ini menghasilkan 3 kemungkinan, yaitu :

a) Masyarakat tidak mengharapkan harga-harga naik pada masa mendatang sehingga

sebagian uang yang diterimanya disimpan, akibatnya harga-harga tidak naik dan ini

merupakan awal munculnya inflasi.

Page 10: Inflasi Dan Pengangguran

b) Masyarakat mulai sadar bahwa ada inflasi sehingga penambahan jumlah uang tidak

disimpan melainkan digunakan untuk membeli barang. Hal ini menjadikan kenaikan

permintaan sehingga harga-harga akan meningkat.

c) Dalam tahap hyperinflation, orang sudah mulai kehilangan kepercayaan terhadap nilai

mata uang. Peredaran uang makin cepat.

d) Cara mengatasi inflasi menurut teori kuantitas ini juga hanya ada satu jalan saja yang

merupakan kunci untuk menghilangkan inflasi yaitu dengan mengurangi jumlah uang

yang beredar. Maksudnya bahwa terjadinya inflasi entah faktor apapun yang

menyebabkannya, asal jumlah uang yang beredar dikurangi maka dengan sendirinya

inflasi akan hilang dan harga akan kembali pada tingkat yang wajar.

b. Teori Keynes

Menurut teori ini inflasi terjadi karena masyarakat memiliki permintaan melebihi jumlah

uang yang tersedia. Dalam teorinya, Keynes menyatakan bahwa inflasi terjadi karena

masyarakat ingin hidup melebihi batas kemampuan ekonomisnya. Proses perebutan rezeki

antargolongan masyarakat masih menimbulkan permintaan agregat (keseluruhan) yang lebih

besar daripada jumlah barang yang tersedia, mengakibatkan harga secara umum naik. Jika hal

ini terus terjadi maka selama itu pula proses inflasi akan berlangsung.

Yang dimaksud dengan golongan masyarakat di sini adalah :

1) Pemerintah, yang melakukan pencetakan uang baru untuk menutup defisit anggaran

belanja dan belanja negara.

2) Pengusaha swasta, yang menambah investasi baru dengan kredit yang mereka peroleh dari

bank.

3) Pekerja/serikat buruh, yang menuntut kenaikan upah melebihi pertambahan produktivitas.

c. Teori Struktural

Page 11: Inflasi Dan Pengangguran

Teori ini berlandaskan kepada struktur perekonomian dari suatu negara (umumnya

negara berkembang). Menurut teori ini, inflasi disebabkan oleh:

Ketidak-elastisan penerimaan ekspor. Hasil ekspor meningkat namun lambat

dibandingkan dengan pertumbuhan sektor lainnya. Peningkatan hasil ekspor yang lambat

antara lain disebabkan karena harga barang yang diekspor kurang menguntungkan

dibandingkan dengan kebutuhan barang-barang impor yang harus dibayar. Dengan kata lain

daya tukar barang-barang negera tersebut semakin memburuk.

Ketidak-elastisan Supply produksi bahan makanan. Terjadi ketidakseimbangan

antara pertumbuhan produksi bahan makanan dengan jumlah penduduk, sehingga

mengakibatkan kelonjakan kenaikan harga bahan makanan. Hal ini dapat menimbulkan

tuntutan kenaikan upah dari kalangan buruh / pegawai tetap  akibat kenaikan biaya hidup.

Kenaikan upah selanjutnya akan meningkatkan biaya produksi dan mendorong terjadinya

inflasi.

6.    Cara Mencegah Inflasi

a.     Kebijaksanaan Moneter

Sasaran kebijaksanaan moneter di capai melalui pengaturan jumlah uang beredar (M).

salah satu komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposit). Uang giral dapat

terjadi melalui dua cara, pertama apabila seseorang memasukkan uang kas ke bank dalam

bentuk giro, kedua, apabila seseorang memperoleh pinjaman dari bank tidak diterima kas

tetapi dalam bentuk giro. Instrument lain yang dapat dipakai untuk mencegah inflasi adalah

politik pasar terbuka ( jual/beli surat berharga) dengan cara menjual surat berharga bank

sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat lebih

rendah.

b.    Kebijaksanaan Fiskal

Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta

perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan demikian

akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total,

sehingga inflasi dapat ditekan.

c.     Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output

Page 12: Inflasi Dan Pengangguran

Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat

dicapai misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor barang

cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan

harga.

d.    Kebijaksanaan penentuan harga dan indexing

Ini dilakukan dengan penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga

tertentu untuk gaji ataupun upah (dengan demikian gaji/upah secara riil tetap). Kalau indeks

harga naik, maka gaji/ upah juga dinaikkan.

B. PENGANGGURAN

1. Pengertian Pengangguran

Page 13: Inflasi Dan Pengangguran

Pengangguran adalah orang yang masuk dalam kategori angkatan kerja (penduduk

yang berumur 15-59 tahun, ada beberapa negara lain memakai kategori 15-64 tahun) yang

sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Jumlah tenaga kerja atau angkatan

kerja tidak boleh disamakan dengan jumlah penduduk. Mengapa demikian? Sebagian dari

penduduk tidak dapat digolongkan sebagai angkatan kerja karena terlalu muda atau terlalu tua

untuk dapat bekerja secara efektif. Golongan penduduk ini tidak termasuk ke dalam angkatan

kerja. Tetapi tidak semua penduduk yang berada dalam lingkungan umur 15-59 tahun atau

15-64 tahun dapat dipandang sebagai Angkatan Kerja. Apabila mereka tidak bekerja dan

tidak mencoba mencari pekerjaan,walaupun umur mereka seperti di atas, maka mereka tidak

termasuk golongan angkatan kerja. Golongan masyarakat seperti itu adalah: pelajar sekolah

menengah (sebelum tingkat universitas), mahasiswa dan ibu rumah tangga. Dengan

demikian, jumlah tenaga kerja atau angkatan kerja pada suatu waktu tertentu adalah

banyaknya jumlah penduduk yang berada dalam lingkungan umur di atas yang bekerja atau

sedang mencari pekerjaan.

2. Rumus Menghitung Tingkat Pengangguran

Perbandingan diantara jumlah angkatan kerja yang menganggur dengan angkatan

kerja keseluruhannya disebut Tingkat Pengangguran. Untuk mengukur tingkat pengangguran

pada suatu wilayah bisa didapat dari persentase membagi jumlah pengangguran dengan

jumlah angkaran kerja.

Tingkat Pengangguran = Jumlah pengangguran/ Jumlah Angkatan Kerja x 100%

3. Jenis- Jenis Pengangguran

Menurut faktor penyebabnya, terbagi atas :

1. Pengangguran Friksional / Pengangguran Normal

Pada setiap masa sebagian kecil dari angkatan kerja adalah dalam keadaan

menganggur atas kemauan sendiri. Mereka berhenti dari tempat pekerjaan yang lama dan

mencari pekerjaan lain. Maksud mereka berhenti dari pekerjaan tersebut adalah untuk

mencari pekerjaan yang lebih baik, memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan

Page 14: Inflasi Dan Pengangguran

memperoleh jaminan sosialatau fasilitas lainnya yang lebih baik. Pengangguran yang ingin

memperoleh pekerjaan yang lebih baik tersebut dinamakan Pengangguran Friksional.

2. Pengangguran Struktural / Structural Unemployment

Kemajuan teknologi di kegiatan-kegiatan ekonomi lain, perubahan dalam cita rasa

masyarakat dan masuknya pesaing baru yang lebih efisien di pasar adalah beberapa faktor

yang dapat mengakibatkan kemunduran dalam sesuatu kegiatan ekonomi. Apabila hal ini

terjadi, terpaksalah para pekerja diberhentikan oleh instansi yang mempekerjakan mereka.

Pengangguran yang demikian dinamakan Pengangguran Struktural.

3. Pengangguran Teknologi

Pengangguran dapat pula disebabkan oleh adanya pergantian tenaga manusia oleh

mesin-mesin atau bahan-bahan kimia. Misalnya : racun lalang dan rumput, telah mengurangi

penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan sawah, ladang dan perkebunan. Begitu juga,

mesin telah mengurangi keperluan tenaga kerja untuk mengorek tanah, memotong rumput,

membersihkan hutan untuk ditanami, dsb. Pengangguran yang ditimbulkan oleh berlakunya

pergantian tenaga manusia dengan mesin-mesin yang lebih modern disebut Pengangguran

Teknologi.

4. Pengangguran Siklikal

Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik

turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran

kerja.

Menurut ciri-cirinya, terdiri atas :

1. Pengangguran terbuka

Pengangguran terbuka adalah pengangguran yang benar-benar terlihat

menganggurnya(nyata dilihat), tidak ada pekerjaan sama sekali.

2. Pengangguran tersembunyi

Page 15: Inflasi Dan Pengangguran

Apabila dalam suatu kegiatan ekonomi jumlah tenaga kerja sangat berlebihan,

sehingga berada dalam suatu keadaan di mana sebagian tenaga kerjanya dipindahkan ke

sektor lain tetapi produksi dalam kegiatan itu tidak berkurang, maka dalam kegiatan itu telah

berlaku suatu jenis pengangguran yang dinamakan Pengangguran Tersembunyi atau

Pengangguran Tak Kentara.

3. Pengangguran musiman

Pengangguran yang terjadi pada masa-masa tertentu di dalam suatu tahun. Biasanya

pengangguran seperti itu berlaku pada masa-masa dimana kegiatan bercocok tanam sedang

menurun kesibukannya. Di dalam masa itu, para petani tidak melakukan pekerjaan sama

sekali, berarti mereka dalam keadaan menganggur. Tetapi pengangguran itu adalah untuk

sementara saja, dan berlaku dalam waktu-waktu tertentu. Oleh sebab itu, dinamakan

Pengangguran Musiman.

4. Setengah pengangguran

Setengah pengangguran, terdiri atas pengangguran sukarela (voluntary

unemployment) dan dukalara (involuntary unemployment). Pengangguran suka rela adalah

pengangguran yang menganggur untuk sementara waktu karena ingin mencari pekerjaan lain

yang lebih baik. Sedangkan pengangguran duka lara adalah pengengguran yang menganggur

karena sudah berusaha mencari pekerjaan namun belum berhasil mendapatkan kerja.

4. Beberapa Hal Yang Menyebabkan Pengangguran Antara Lain:

1. Penduduk yang relatif banyak

2. Pendidikan dan keterampilan yang rendah

3. Angkatan kerja tidak dapat memenuhi persyaratan yang diminta dunia kerja

4. Teknologi yang semakin modern

5. Pengusaha yang selalu mengejar keuntungan dengan cara melakukan penghematan-

penghematan.

6. Penerapan rasionalisasi

7. Adanya lapangan kerja yang dengan dipengaruhi musim

8. Ketidakstabilan perekonomian, politik dan keamanan suatu negara

Page 16: Inflasi Dan Pengangguran

5. Akibat-Akibat Buruk Yang Ditimbulkan Oleh Pengangguran.

1. Peningkatan tindakan kriminalitas

2. Tingkat kesehatan menurun

3. Terjadinya kekacauan sosial dan politik (demonstrasi dan perebutan kekuasaan)

4. Hilangnnya kepercayaan diri dan menurunnya kemampuan kerja

5. Perselisihan dalam keluarga

Dalam indikator ekonomi ada tiga hal utama yang menjadi pokok permasalahan

ekonomi makro. Pertama adalah masalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi

dapat dikategorikan baik jika angka pertumbuhan positif bukannya negatif. Kedua adalah

masalah inflasi. Inflasi adalah indikator pergerakan harga-harga barang dan jasa secara

umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan kemampuan daya beli.

Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin rendah suatu nilai suatu inflasi berarti

semakin besar besar adanya kecenderungan ke arah stabilitas harga. Namun masalah inflasi

tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya harga suatu barang dan jasa. Inflasi sebenarnya

tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga diiringi dengan kenaikan upah riil.

Masalah ketiga adalah pengangguran. Memang masalah pengangguran telah menjadi

momok yang begitu menakutkan khususnya di negara-negara berkembang seperti di

Indonesia. Negara berkembang seringkali dihadapkan dengan besarnya angka pengangguran

karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya jumlah penduduk. Sempitnya lapangan

pekerjaan dikarenakan karena faktor kelangkaan itu sendiri tidak hanya terjadi di negara-

ngera berkembang namun juga di negara-negara maju. Namun masalah pengangguran di

negara-negara maju jauh lebih mudah terselesaikan dari pada di negara-negara berkembang

karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya cycle dan bukannya karena faktor

kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk, maupun masalah sosial politik di negara

tersebut.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama

sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau orang yang

sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan

Page 17: Inflasi Dan Pengangguran

karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah

lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya.

Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas dapat diambil

kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga secara terus-

menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya sementara tidak

dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.

Pengangguran dan inflasi adalah dua masalah ekonomi utama yang dihapai setiap

masyarakat. Di kebanyakan negara masalah utama yang dihapai adalah masalah

pengangguran. Analisis di bab-bab yang lalu telah menunjukkan bahwa mekanisme pasar

tidak mampu untuk mengatasi masalah ini dan selanjutnya sebagian alih-ahli ekonomi

berpendapat pemerintah perlu menjalankan kebijakan-kebijakan ekonomi untuk

mengatasinya, kebijakan itu antara lain: kebijakan fiskal, kebijakan moneter, dan kebijakan

segi penawaran.

Dampak terjadinya pengangguran:

Bagi Perekonomian Negara:

a. Penurunan pendapatan perkapital,

b. Penuruan pendapatan pemerintah yang berasal dari sektor pajak,

c. Meningkatnya biaya sosial yang harus dikeluarkan oleh pemerintah.

Bagi Masyarakat:

a. Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis,

b. Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan

apabila tidak bekerja.

c. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan soaial dan politik.

6. Hubungan Pengangguran Dengan Inflasi

Menurut J.M Keyness, hubungan antara variavel moneter dengan variabel ekonomi

riil sangat kuat. Model klasik menyatakan bahwa harga termasuk upah ditentukan oleh

mekanisme pasar dan penyesuaian upah nomial tidak ada pada periode tertentu. Model

Page 18: Inflasi Dan Pengangguran

Keynessian menyatakan bahwa ada kemungkinan kuantitas penawaran dan permintaan

tenaga kerja tidak sama dan kemungkinan yang sering terjadi adalah kelebihan penawaran

tenaga kerja. Hubungan antara tingkat harga dengan tingkat pengangguran tenaga kerja

dijelaskan oleh Kurva Phillips yang menyatakan bahwa tingkat upah nominal pada periode

tertentu dapat dijelaskan oleh tingkat pengangguran sekarang (Manurung,2009:223).

Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan telah

terjadi inflasi (Rahardja dan Manurung,2008:249):

a.       Kenaikan harga

b.      Bersifat umum

c.       Berlangsung terus menerus

Sedangkan pengertian dari pengangguran yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik,

antara lain pengangguran terbuka (open unemployment) didasarkan pada konsep seluruh

angkatan yang mencari pekerjaan, baik yang mencari pekerjaan pertama kali atau yang

pernah bekerja sebelumnya. Sedangkan setengah penganggur adalah pekerja yang masih

mencari pekerjaan penuh atau sambilan dan mereka yang bekerja dengan jam kerja rendah

atau kurang dari 35 jam kerja dalam seminggu, setengah penganggur sukarela adalah

setengah penganggur tapi tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan

lain (pekerja paruh waktu). Setengah penganggur terpaksa adalah setengah penganggur yang

mencari dan bersedia menerima pekerjaan. Pekerja digolongkan setengah penganggur parah

bila ia termasuk setengah menganggur dengan jam kerja kurang dari 25 jam

seminggu (Kuncoro,2006:228).

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah

pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan

pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang

menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang

berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur

dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan

kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan

pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per

kapita suatunegara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah

Page 19: Inflasi Dan Pengangguran

"pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan

tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh banyak orang.

Pada tahun 1958, pada dasawarsa dimana para pemikir ekonomi sedang ramai-

ramainya bertukar pikiran mengenai teori inflasi, A.W. Phillips berhasil menemukan

hubungan yang erat antara tingkat pengangguran dengan tingkat perubahan upah nominal.

Penemunannya ini diperolehnya dari hasil pengolahan data empirik perekonomian inggris

untuk periode 1861-1957. Kurva phillips yang menghubungkan persentase perubahan tingkat

upah nominal dengan tingkat pengangguran seperti diuraikan di atas biasa disebut dengan

kurva phillips dalam bentuk asli. Di samping itu, ada juga kurva phillips dalam bentuk versi

baru yang biasa disebut dengan kurva phillips yang sudah direvisi yang digunakan untuk

mengukur tingkat inflasi).

7.   Strategi mengatasi pengangguran

Ada beberapa alternatif yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah pengangguran:

a.     Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama dengan swasta untuk mencari jalan keluar

yang lebih baik. Hal ini dikarenakan swasta mempunyai dana untuk menggerakkan investasi.

Investasi akan terjadi apabila investor memiliki kepastian “keamanan” atas dana yang

diinvestasikan tersebut, sehingga pemerintah harus mampu menciptakan iklim investasi yang

kondusif untuk berusaha.

b.     Pembenahan sektor pendidikan. Ketidak sesuaian antara dunia pendidikan dengan dunia

kerja berakibat kurang terserapnya angkatan kerja yang terdidik di pasar kerja. Angkatan

kerja memerlukan tambahan ketrampilan untuk dapat lebih cepat terserap di pasar kerja.

Bentuk tambahan ketrampilan itu berupa keahlian yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti

keahlian computer, bahasa asing, perbengkelan, dll.

c.     Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang

memiliki prospek perkembangan. Sudah saatnya mengubah stigma yang ada di masyarakat

bahwa setelah mendapat pendidikan formal, maka ukuran keberhasilannya adalah

mendapatkan pekerjaan sebagai karyawan atau pegawai.

d.    Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena tingginya pertumbuhan

penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio yang tinggi pula. 

Page 20: Inflasi Dan Pengangguran

BAB IV

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Inflasi adalah kecenderungan dari tingkat harga untuk naik secara umum dan terus

menerus. Bukan hanya satu atau dua barang saja yang naik, melainkan harga dari sebagian

besar barang dan jasa, kenaikan bukan hanya satu kali saja tetapi secara terus menerus.

Inflasi dibagi menjadi beberapa macam yaitu berdasarkan laju Inflasi (inflasi sedang,

inflasi berat, dan hiperinflasi), berdasarkan penyebabnya (inflasi permintaan dan inflasi

penawaran), berdasarkan asalnya (inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang

berasal dari luar negeri).

Untuk mengetahui sebab-sebab timbulnya inflasi, merumuskan inflasi kemudian

melaksanakan kebijaksanaan untuk menaggulangi inflasi yaitu dengan mempertimbangkan

beberapa teori yaitu teori kuantitas, teori keynes, teori strukturalis.

Jenis inflasi menurut sifatnya: Merayap (creeping inflation), Inflasi

menengah ( galloping inflation), Inflasi tinggi ( hyper inflation). Jenis  inflasi menurut

sebabnya : Demand – pull inflation  , Cost – push inflation. Inflasi berdasarkan sumber atau

penyebab: Inflasi tarikan permintaan, Inflasi desakan biaya , Inflasi di impor

Page 21: Inflasi Dan Pengangguran

Efek yang ditimbulkan dari Inflasi : Efek terhadap pendapatan(Equity Effect), Efek

terhadap Efisiensi (Efficiency Effects), Efek terhadap Output ( Output Effects), Inflasi dan

perkembangan ekonomi, Inflasi dan kemakmuran masyarakat

Cara Mencegah Inflasi: Kebijaksanaan Moneter, Kebijaksanaan

Fiskal , Kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output, Kebijaksanaan penentuan harga dan

indexing

Pengangguran didefinisikan sebagai ketidak mampuan angkatan kerja (labor

force)untuk memperoleh pekerjaan sesuai yang mereka butuhkan dan mereka

inginkan.Penyebab pengangguran: Pertumbuhan penduduk yang tinggi , Rendahnya laju

investasi produktif, Siklus bisnis yang melemah, Rendahnya kualitas pendidikan

masyarakat., Strategi industry yang labor saving

Bentuk – bentuk pengangguran: Pengangguran terbuka (open

unemployment), Setengah pengangguran  (underemployment), Bekerja secara tidak

penuh, Tenaga kerja lemah (impaired),Tenaga kerja tidak produktif

Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya: Pengangguran normal atau friksiona,

Pengangguran siklikal, Pengangguran structural, Pengangguran teknologi

Jenis pengangguran berdasarkan cirinya: Pengangguran terbuka, Pengangguran

tersembunyi, Pengangguran musiman, Pengangguran setengah menganggur

Strategi mengatasi pengangguran: Pemerintah hendaknya menjalin kerjasama dengan

swasta untuk mencari jalan keluar yang lebih baik,Pembenahan sector pendidikan,

Pendorongan motivasi masyarakat untuk berwiraswasta pada berbagai bidang yang memiliki

prospek perkembangan, Mengurangi pertumbuhan penduduk yang terlalu tinggi karena

tingginya pertumbuhan penduduk akan mengakibatkan burden of dependency ratio yang

tinggi pula

Hubungan inflasi dan pengangguran: Ada suatu hubungan terbalik antara tingkat

inflasi dan tingkat pengangguran dalam suatu perekonomian. Semakin banyak pengusaha

memperluas kesempatan kerja semakin dia harus membayar dengan faktor tertentu produksi

dan pembayaran lebih banyak faktor produksi peningkatan biaya produksi unit akan diamati

Page 22: Inflasi Dan Pengangguran

dan dalam rangka mempertahankan profitabilitas produk pengusaha akan mengembang harga

produk tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/onalllensun/makalah-coverpenutup

http://www.docstoc.com/docs/80226536/Inflasi-dan-Pengangguran

http://ratnaariani.blogspot.com/2015/03/makalah-inflasi-dan-pengangguran.html

Suparmono, SE, MSI, Pengantar EKONOMIKA MAKRO,   Edisi Pertama, Unit Penerbit dan

Percetakan(UPP) AMP YKPN, Yogyakarta, 2002

http://lanimaidiacute.blogspot.com/2012/05/hubungan-inflasi-dan-pengangguran.html