24
TURBIDIMETER PRINSIP PERCOBAAN Zat padat yang tersuspensi dalam suatu larutan dapat menyebabkan turbiditas atau kekeruhan pada larutan tersebut. Yang kemudian dapat diukur dengan alat turbidimeter. TUJUAN PERCOBAAN - Mempelajari cara kerja alat turbidimeter - Menentukan nilai turbiditas suatu cairan dengan turbidimeter TEORI Air dan larutan lainnya mempunyai warna dan kejernihan yang bervariasi. Air minum yang kita konsumsi biasanya terlihat bening sedangkan air sungai biasanya kita lihat sangat keruh. Kekeruhan tersebut dalam istilah teknik biasanya disebut dengan turbiditas. Kekeruhan adalah keadaan buram atau kekaburan dari cairan yang disebabkan oleh partikel individu (padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat dengan mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes kunci dari kualitas air. Kekeruhan dalam air permukaan dapat disebabkan oleh pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia yang mengganggu tanah, seperti konstruksi dapat menyebabkan tingkat sedimen yang tinggi ketika memasuki

Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum Penurunan Titik Beku sebangai sifat koligatif larutan

Citation preview

Page 1: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

TURBIDIMETER

PRINSIP PERCOBAAN

Zat padat yang tersuspensi dalam suatu larutan dapat menyebabkan turbiditas

atau kekeruhan pada larutan tersebut. Yang kemudian dapat diukur dengan alat

turbidimeter.

TUJUAN PERCOBAAN

- Mempelajari cara kerja alat turbidimeter

- Menentukan nilai turbiditas suatu cairan dengan turbidimeter

TEORI

Air dan larutan lainnya mempunyai warna dan kejernihan yang bervariasi. Air

minum yang kita konsumsi biasanya terlihat bening sedangkan air sungai biasanya

kita lihat sangat keruh. Kekeruhan tersebut dalam istilah teknik biasanya disebut

dengan turbiditas. Kekeruhan adalah keadaan buram atau kekaburan dari cairan yang

disebabkan oleh partikel individu (padatan tersuspensi) yang umumnya tidak terlihat

dengan mata telanjang, mirip dengan asap di udara. Pengukuran kekeruhan adalah tes

kunci dari kualitas air. Kekeruhan dalam air permukaan dapat disebabkan oleh

pertumbuhan fitoplankton, kegiatan manusia yang mengganggu tanah, seperti

konstruksi dapat menyebabkan tingkat sedimen yang tinggi ketika memasuki perairan

selama musim hujan, karena limpasan air hujan sehingga menciptakan kondisi keruh

Turbidimetri adalah suatu metoda analisis kuantitatif yang berdasarkan pada

pelenturan sinar oleh suspensi zat padat. Pada dasarnya yang diukur adalah

perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intesitas sinar mula –

mula. Sinar yang dipancarkan oleh lampu (sumber cahaya) akan dipantulkan oleh

cermin cekung dan kemudian dijatuhkan pada contoh yang mengandung partikel yang

tersuspensi. Sinar yang jatuh pada partikel – partikel yang tersuspensi tersebut akan

ditebarkan / dihamburkan. Kemudian sinar yang dihamburkan oleh cuplikan akan

ditangkap oleh nephelometer yang mana arahnya tegak lurus ( 90O ) dari sumber

cahaya. Sinar yang diteruskan ditangkap oleh pengamat yang arahnya membentuk

garis lurus dari sumber cahaya disebut turbidimeter.

Page 2: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

Turbiditas disebabkan oleh partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air.

Suspensi adalah suatu sistem heterogen dimana partikel atau molekul zat terlarut

(solute) terbagi diantara partikel atau molekul pelarut (solvent) yang mana masih bisa

dilihat antara solute dengan solvent, misalnya suspensi pasir di dalam air. Sehingga

menyebabkan cahaya yang dilewati pada cairan tersebut terhamburkan oleh partikel –

partikel tersebut dan cairan secara fisik akan terlihat keruh. Partikel-partikel yang

menyebabkan kekeruhan dalam cairan diantaranya zat padat yang tidak larut, plankton

dan mikroorganisme lainnya yang terdapat di dalam air.

Meskipun partikel-partikel tersuspensi belum tentu berbahaya bagi manusia,

namun turbiditas merupakan suatu indikator awal dari pencemaran air oleh beberapa

material. Semakin tinggi turbiditas , maka tingkat pencemaran dalam air semakin

tinggi pula. Ada dua metoda yang digunakan untuk mengukur turbiditas, yaitu:

1. Metode Jackson Candell Unit

Satuan Jackson Turbidity Unit (JTU), dimana 1 JTU sama dengan turbiditas yang

disebabkan oleh 1 mg/l SiO2 dalam air

2. Metoda Nephelometric Turbidity Unit (NTU)

Sebuah turbidimeter selalu memantau cahaya pantulan dari partikel dan tidak

atenuasi karena keadaan keruh. Di Amerika Serikat pemantauan lingkungan unit

standar kekeruhan disebut Nephelometric Turbidity Unit (NTU), sedangkan unit

Page 3: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

standar internasional disebut Formazin Nephelometric Unit (FNU). Unit berlaku

paling umum adalah Formazin Turbidity Unit (FTU), meskipun metode

pengukuran yang berbeda dapat memberikan nilai sangat berbeda seperti yang

dilaporkan dalam FTU.

ALAT DAN BAHAN

- Turbidimeter

- Beaker glass

- Sample

PROSEDUR

1. Kalibrasikan alat turbidimeter terlebih dahulu dengan menggunakan cairan standar

yang tersedia.

2. Masukkan sample yang diuji kedalam botol pengamatan

3. Tekan tombol “read” dan catat hasilnya

DATA PENGAMATAN

-

PEMBAHASAN

Kekeruhan dalam fase cair dapat ditentukan dengan menggunakan alat

turbidimeter. Walaupun belum tentu secara kimia berbahaya namun dalam

persyaratan kualitas air minum maupun air bersih parameter kekeruhan menjadi

penentu nilai estetika dan indikator apakah air tersebut masuk kategori air bersih, air

minum atau air baku. Untuk air minum dipersyaratkan memiliki kekeruhan tidak lebih

dari 5 NTU sedangkan air bersih kekeruhan tidak lebih dari 15 NTU.

Biasanya pengukuran kekeruhan dilakukan secara on-site atau ditempat

pengambilan sampel dengan menggunakan alat turbidimeter portable. Sebelum

melakukan pengukuran kekeruhan sebaiknya sampel larutan yang akan diperiksa

diaduk terlebih dahulu agar suspensi tersebar merata. Kemudian dilakukan

standarisasi alat turbidimeter dengan kuvet berisi larutan standar untuk memastikan

apakah alat masih dalam keadan baik atau tidak.

Page 4: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

KESIMPULAN

- Turbidimetri adalah suatu metode analisa untuk menentukan kualitas secara fisik

yang secara kasat mata dapat dilihat.

- Penentuan kekeruhan dengan alat turbidimeter secara prinsip adalah

perbandingan antara intensitas sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar mula

-mula.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawangsa, ZA. 1986. Penuntun Praktikum Analisis Instrumental (dasar – dasar

dan penggunaan. Grayuna. Jakarta.

Anonimus. 2009. Penuntun Praktikum Teknik Kimia II. Laboratorium Teknik Kimia

FT, Universitas Muhammadiyah. Jakarta.

Wiwi Widarsih R, Dra. Tin Kartini Ir. Krisnandi Ismail, Drs. HE. Bsc. 2002.

Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Sekolah Menengah Analisis Kimia. Bogor

Page 5: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

REFRAKTOMETER

PRINSIP PERCOBAAN

Membandingkan kecepatan cahaya dalam udara dengan kecepatan cahaya dalam

medium atau zat uji.

TUJUAN PERCOBAAN

- Mempelajari cara kerja alat refraktometer ABBE.

- Menentukan indek bias suatu cairan dengan refraktometer ABBE

TEORI

Indeks bias adalah perbandingan kecepatan cahaya dalam udara dengan

kecepatan cahaya dalam zat tersebut. Indeks bias berfungsi untuk identifikasi zat

deteksi kemurnian, suhu pengukuran dilakukan pada suhu 20°C dan suhu tersebut

harus benar-benar diatur dan dipertahankan karena sangat mempengaruhi indeks bias.

Harga indeks bias dinyatakan dalam Farmakope Indonesia edisi 4 dinyatakan garis

(D) cahaya natrium pada panjang gelombang 589,0 nm dan 589,6 nm. Umumnya alat

dirancang untuk digunakan dengan cahaya putih. Alat yang digunakan untuk

mengukur indeks bias adalah refraktometer ABBF. Untuk mencapai ketelitian alat

harus dikalibrasi dengan menggunakan plat glass standard. Indeks bias dinyatakan

dalam lambang “n”

Secara sistematis dapat dirumuskan:

n= C

V

Dimana :

n= indeks bias

C= cepat rambat cahaya dalam hampa

V= cepat rambat cahaya dalam medium optik

Yang dimaksud dengan media optik adalah medium yang dapat direruskan

cahaya. Contoh dari medium optik abtara lain kaca, udara, air. Apabila berkas cahaya

datang dan media optik dengan indeks bias (n), memasukan media optik lain dengan

Page 6: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

indeks bias n2 sedangkan cepat rambat cahaya dalam medium tersebut dimisalkan V1

dan V2 maka dapat dituliskan rumus:

C = n1V1 atau C = n2V2

n1V1= n2V2

Besarnya sudut pembengkokan ini disebut Refractive Index (nD).

Refractometer ditemukan oleh Dr. Ernst Abbe seorang ilmuwan dari German pada

permulaan abad 20. Refraktometer yang banyak digunakan adalah refraktometer jenis

ABBE, cara kerja refraktometer ABBE didasarkan pada hukum snelius yang berbunyi

“sudut kritis yang dibentuk oleh cahaya yang datang akan dihasilkan oleh zat yang

dianalisa”

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga indeks bias cairan, yaitu:

1. berbanding terbalik dengan suhu

2. berbanding terbalik dengan panjang gelombang sinar yang digunakan

3. berbanding lurus dengan tekanan udara dipermukaan larutan

4. berbanding lurus dengan kadar atau konsenterasi larutan

Atas dasar faktor-faktor tersebut maka nilai indeks bias suatu cairan atau

larutan dapat digunakan untuk:

1 identifikasi zat dalam larutan

2 mengetahui kadar zat yang telah teridentifikasi

Untuk identifikasi suatu zat dapat digunakan rumus:

C = n1-n0

F

Rumus di atas dapat digunakan untuk uji kualitatif, dimana:

C = kadar larutan (%), (gr/ml)

F = faktor ekuivalen indeks bias kelarutan

n1 = indeks bias larutan

n0 = indeks bias pelarut

Sedangkan untuk menentukan letak atau macam ikatan suatu senyawa organik,

digunakan rumus

Rm = n 2 -1 Mr

n2+2 d

dimana

Rm = refraksi molar yang menyusun suatu senyawa

n = indeks bias

Page 7: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

Mr = massa molekul relatif

d = kerapatan atau massa jenis (density)

Adapun prinsip kerja dari refractometer dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Dari gambar dibawah ini terdapat 3 bagian yaitu : Sample, Prisma dan Papan

Skala. Refractive index prisma jauh lebih besar dibandingkan dengan sample.

2. Jika sample merupakan larutan dengan konsentrasi rendah, maka sudut refraksi

akan lebar dikarenakan perbedaan refraksi dari prisma dan sample besar. Maka

pada papan skala sinar “a” akan jatuh pada skala rendah.

3. Jika sample merupakan larutan pekat / konsentrasi tinggi, maka sudut refraksi

akan kecil karena perbedaan refraksi prisma dan sample kecil. Pada gambar

terlihar sinar “b” jatuh pada skala besar.

Pembiasan Cahaya (Refraksi)

Pembiasan cahaya adalah peristiwa penyimpangan atau pembelokan cahaya

karena melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya. Arah pembiasan

cahaya dibedakan menjadi dua macam yaitu :

a. Mendekati garis normal

Cahaya dibiaskan mendekati garis normal jika cahaya merambat dari medium

optik kurang rapat ke medium optik lebih rapat, contohnya cahaya merambat dari

udara ke dalam air.

b. Menjauhi garis normal

Cahaya dibiaskan menjauhi garis normal jika cahaya merambat dari medium optik

lebih rapat ke medium optik kurang rapat, contohnya cahaya merambat dari dalam air

ke udara.

Syarat-syarat terjadinya pembiasan :

Page 8: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

1) cahaya melalui dua medium yang berbeda kerapatan optiknya;

2) cahaya datang tidak tegaklurus terhadap bidang batas (sudut datang lebih kecil

dari 90°)

Indeks Bias

Pembiasan cahaya dapat terjadi dikarenakan perbedaan laju cahaya pada kedua

medium. Laju cahaya pada medium yang rapat lebih kecil dibandingkan dengan laju

cahaya pada medium yang kurang rapat. Menurut Christian Huygens (1629-1695) :

“Perbandingan laju cahaya dalam ruang hampa dengan laju cahaya dalam suatu zat

dinamakan indeks bias.”

Tabel Indeks Bias Beberapa zat

Medium n = c/v

Udara hampa 1,0000

Udara (pada STP) 1,0003

Air 1,333

Es 1,31

Alkohol etil 1,36

Gliserol 1,48

Benzena 1,50

Kaca 1,46

Kuarsa lebur 1,52

Kaca korona 1,58

Api cahaya/kaca flinta 1,51

Lucite atau plexiglass 1,53

Garam dapur (Natrium

Klorida)

2,42

Page 9: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

Tabel atomic refraction untuk tiap atomdan ikatanya :

ALAT DAN BAHAN

- Refraktometer ABBE

- Beaker glass

- Pipet tetes

- Sample

PROSEDUR

1. Bersihkan prisma refraktometer denagn cairan pembersih (xylol) dan kembalikan

ketempat semula

2. Kalibrasikan alat dengan menggunakan plat glass standard

3. Teteskan cairan uji diatas prisma kaca, cairan tersebut sebelumnya telah

ditentukan dengan variasi suhu

4. Catat skalanya

DATA PENGAMATAN

Page 10: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

n Air : 1,3425

n Sample : 1,3446

T: 32,9°C

PEMBAHASAN

Bila seberkas cahaya mengenai sebuah bidang batas dari 2 zat yang transparan

maka cahaya tersebut maka cahaya tersebut sebagian akan dipantulkan, diadsorbsi dan

diteruskan. Tergantung pada besarnya sudut jatuh maka sinar yang diteruskan

mungkin searah dengan sinar jatuh atau diteruskan dengan arah yang dibelokan

(direfraksikan/dibiaskan)

Hukum Senellius berbunyi :

1 Sinar jatuh, sinar terbias dan garis normal terletak dalam satu bidang datar

2 Sinus sudut jatuh (i) dibagi sinus sydut terbias (r) untuk daua zat yang tertentu

mempunyai nilai yang tetap yang disebut indeks bias (n)

n = sin i

sin r

Bila n > 1 berarti sinar datang dari zat yang secara optis kurang rapat ke zat

optis lebih rapat. Sudut yang terpenting dari refraktometer ialah sudut batas atau sudut

kritis yaitu sudut jajtuh dimana sudut biasnya 90o bila sinar dari zat rapat ke yang

kurang rapat atau suudut biasnya yang dihasilkan bila sudut jatuhnya 90o, bila sinar

dari zat kurang rapat ke yang rapat.

KESIMPULAN

Page 11: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

Dari praktikum yang dilakukan didapatkan indeks bias air 1,3425 dan zat

sampel 1,3446

DAFTAR PUSTAKA

Darmawangsa, ZA. 1986. Penuntun Praktikum Analisis Instrumental (dasar – dasar

dan penggunaan. Grayuna. Jakarta.

Anonimus.2009. Penuntun Praktikum Teknik Kimia II. Laboratorium Teknik Kimia

FT, Universitas Muhammadiyah. Jakarta.

Wiwi Widarsih R, Dra. Tin Kartini Ir. Krisnandi Ismail, Drs. HE. Bsc. 2002.

Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Sekolah Menengah Analisis Kimia. Bogor

Page 12: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

POLARIMETER

PRINSIP PERCOBAAN

Cahaya yang datang mengenai suatu cairan atau zat optis aktif akan

terpolarisasi pada suatu bidang dengan intensitas yang berbeda – beda hingga sudut

datang dapat diukur. Biasanya polaritas suatu zat tergentung dari atom karbonnya.

TUJUAN PERCOBAAN

- Mempelajari cara kerja alat polarimeter

- Menentukan rotasi jenis suatu jenis suatu zat cair dengan polarimeter

TEORI

Polarimetri adalah suatu cara analisis yang didasarkan atas pengukuran sudut

putaran sinar terpolarisir oleh senyawa yang transparan dan optis aktif. Umumnya

senyawa – senyawa yang optis aktif dapat memutar bidang polarisasi sinar terpolarisir

baik ke kiri (levo) maupun kekanan (dekstro). Kemampuan suatu senyawa untuk

memutar bidang polarisasi ini ditentukan oleh jenis, konsentrasi, dan sinar

monokhromatis yang digunakan. Sudut putaran senyawa optis aktif sebanding dengan

kosentrasi larutan, panjang tabung tempat senyawa yang dilalui sinar.

Rotasi optic atau disebut juga dengan rotasi cahaya terpolarisasi merupakan

salah satu sifat kelarutan zat yang bersifat optis aktif. Dimana zat optis aktif adalah zat

yang rumus struktur kimianya mengandung atom carbon asimetris. Dan atom carbon

asimetris adalah atom yang keempat tangannya mengikat atom atau gugus atom yang

berbeda – beda satu sama lain.

Cahaya biasa (alamiah) merambat seperti gelombang dan gelombang itu tegak

lurus dengan arah rambat cahaya terpolarisasi bidang ialah cahaya yang getaran

gelombangnya yang telah tersaring semua, kecuali getaran yang berbeda pada suatu

bidang. Polarisasi bidang dilakukan dengan melewatkan cahaya biasa menembus

sepanjang kristal kalsit (Calsite=CaCO3) atau menembus suatu lensa polarisasi (asas

yang sama digunakan dalam kacamata gelap polaroid).

Jika cahaya terpolarisasi bidang dilewati suatu larutan yang mengandung suatu

enantiomer tunggal, maka bidang polarisasi cahaya itu diputar ke kanan dan ke kiri.

Page 13: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

Perputaran cahaya terpolarisasi bidang ini disebut rotasi optis. Suatu senyawa

yang memutar bidang polarisasi suatu cahaya terpolarisasi bidang dikatakan bersifat

optis aktif (optically active). Karena inilah maka enantiomer-enantiomer kadang

disebut isomer optis. Zat yang memutar cahaya terpolarisasi sekaligus ke kanan dan

ke kiri disebut campuran resemik, contohnya gliseraldehid.

Alat yang digunakan untuk mengukur besarnya pemutaran atau rotasi cahaya

terpolarisai larutan zat optik aktif adalah polarimeter. Suatu polarimeter adalah alat

yang didesain untuk mempolarisasikan cahaya dan kemudian mengukur sudut rotasi

bidang polarisasi cahaya oleh suatu senyawa aktif optis. Besar perputarannya itu

bergantung pada struktur molekul, suhu, panjang gelombang, banyaknya molekul

pada jalan cahaya dan pelarut.

Gula merupakan salah satu zat yang bersifat optik aktif, dimana strukturnya

hanya mengandung atom C asimetris. Bila cahaya terpolarisasi bidang dilewatkan

pada larutan gula maka akan terjadi perputaran atau rotasi dengan sudut tertentu yang

disebut rotasi optik. Rotasi optik spesifik dinamakan rotasi jenis. Sudut putar jenis

(specific rotation) ialah besarnya perputaran oleh 1 gram zat dalam 1 ml larutan yang

berada dalam tabung dengan panjang jalan (cahaya) 1 diameter, pada suhu dan

panjang gelombang tertentu. Panjang gelombang yang lazim digunakan ialah 589,3

nm (garis D natrium), dimana 1 nm = 107 m. Sudut putar jenis untuk senyawa

(misalnya pada suhu 20°C) dapat dihitung pada sudut putar yang diamati, dengan

menggunakan rumus:

[α]D20 = sudut putar jenis garis D natrium pada 20°C

Α = sudut putar teramati pada 20°C

L = panjang tabung dalam (1 dm = 10 cm)

C = konsentrasi larutan contoh dalam gram/ml

Peristiwa terputarnya bidang polarisasi cahaya oleh senyawa-senyawa yang

ditemukan oleh ahli fisika pada tahun 1915 oleh Jean Baptiste asal Prancis. Tetapi

Louis Pastur lah yang melakukan penemuan penting (pada tahan 1948) mengenai

adanya dua macam kristal natrium amonium tartarat dan bahwa kedua macam kristal

ini adalah bayangan cermin satu dari yang lain, dengan kerja kerasnya, Pasteur

memisahkan kristal “kiri” dan kristal “kanan” dengan menggunakan pinset. Dengan

takjub ia jumpai:

Page 14: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

1. suatu larutan campuran asli kristal-kristal itu tidak memutar bidang polarisasi

cahaya.

2. suatu larutan kristal-kristal kiri ternyata memutar bidang polarisasi cahaya.

3. suatu larutan kristal-kristal kanan juga memutar bidang polarisasi cahaya, secara

eksak sama besar, tetapi dengan arah yang berlawanan.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sifat rotasi optik merupakan

salah satu sifat penting yang dapat digunakan dalam menentukan salah satu sifat

penting yang kelarutan zat optis aktif. Suatu zat optis aktif dapat pula diartikan atau

ditentukan kadarnya dengan menggunakan alat polarimeter. Kadar suatu zat optis

aktif dapat ditentukan dengan menghitung atau mengetahui berapa derajat rotasi optis

maupun rotasi jenisnya. Dalam menggunakan polarimeter ada kondisi-kondisi yang

harus diperhatikan dalam mempraktikan penggunaan polarimeter, yaitu:

1. alat harus dalam kondisi baik dan bersih

2. tabung polarimetre diisi dengan cairan yang akan diamati tidak boleh

meninggalkan gelembung udara

3. penutup tabung polarimeter harus dikencangkan agar tidak terjadi kebocoran pada

saat melakukan percobaan

ALAT DAN BAHAN

- Polarimeter

- Beaker glass

- Sample

- Air

Page 15: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

PROSEDUR

1. Menentukan titik nol

2. Masukkan aquadest kedalam tabung pengamatan

3. Nyalakan polarimeter dengan tombol “power” sampai lampu penunjuk nyala

4. Jika lampu tidak nyala, tekan tombol rotasi (kiri/kanan) sampai lampu

penunjuk nyala

5. Amati bayangan pada lensa, atur posisi garis antara terang dan gelap sampai

menunjuk kearah vertical

6. Tekan tombol rotasi (kiri/kanan) kembali sampai bayangan pada lensa

memiliki warna yang sama (terang- terang maupun gelap – gelap)

Lalu tekan tombol “zero”, polarimeter siap digunakan untuk mengukur sample

Cara mengukur sample:

1. Isi tabung pengamatan dengan sample

2. Amati lensa pengamatan dan atur bayangan sampai memiliki warna sama

3. Catat hasil pengamatan, baik “deg” maupun “sugar

DATA PENGAMATAN

Lapang PandangAir Sampel

oDeg oS oDeg oS

Terang - terang 23.40

Terang - gelap 0.00 -20.75 -60

Gelap - gelap 5.85 -15.0 -43.40

Page 16: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

PEMBAHASAN

Sudut rotasi dari zat optik aktif dapat dipengaruhi oleh:

1. Konsentrasi sampel

2. Panjang gelombang cahaya melewati sampel (umumnya, sudut rotasi dan panjang

gelombang cenderung berbanding terbalik)

3. Suhu sampel (umumnya kedua secara langsung proporsional)

4. Panjang sel sampel (input oleh pengguna ke polarimeter paling otomatis untuk

menjamin akurasi yang lebih baik)

Sifat rotasi optik merupakan salah satu sifat penting yang dapat digunakan

dalam menentukan kelarutan zat optis aktif. Suatu zat optis aktif dapat pula diartikan

atau ditentukan kadarnya dengan menggunakan alat polarimeter. Kadar suatu zat optis

aktif dapat ditentukan dengan menghitung atau mengetahui berapa derajat rotasi optis

maupun rotasi jenisnya. Dan penghitungan tersebut diperoleh dengan pengukuran zat

pada berbagai kondisi dengan alat polarimeter, yaitu gelap-gelap, gelap-terang,

terang-terang.

Polarimeter digunakan dalam industri gula untuk menentukan kualitas baik jus

dari tebu dan sukrosa halus. Sering kali, pabrik gula menggunakan polarimeter yang

telah dimodifikasi biasa disebut saccharimeter. Instrumen ini menggunakan Gula

Internasional Skala (sebagaimana didefinisikan oleh ICUMSA)

KESIMPULAN

Dari praktek dilakukan didapatkan sudut putaran sample -15.0

DAFTAR PUSTAKA

Darmawangsa, ZA. 1986. Penuntun Praktikum Analisis Instrumental (dasar – dasar

dan penggunaan. Grayuna. Jakarta.

Anonimus. 2009. Penuntun Praktikum Teknik Kimia II. Laboratorium Teknik Kimia

FT, Universitas Muhammadiyah. Jakarta.

Wiwi Widarsih R, Dra. Tin Kartini Ir. Krisnandi Ismail, Drs. HE. Bsc. 2002.

Penuntun Praktikum Kimia Fisika. Sekolah Menengah Analisis Kimia. Bogor

Page 17: Instrumentasi Turbidimeter Refraktometer Polarimeter

Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Instrumentasi( Turbidimeter, Refraktometer, Polarimeter )

Praktikum Teknik Kimia II

Kelompok 2

Akhmad Kautsar 2009430003

Mei 2010