Upload
ariny-lastarya-putri
View
18
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lalala
Citation preview
Introduction
Kompleks aromatik merupakan kombinasi dari unit proses yang bisa digunakan untuk
mengkonversi nafta petroleum dan gas pirolisis menjadi dasar intermediet petrokimia, yaitu
benzena, toluena, dan xylene (BTX). Untuk menghasilkan benzena dan toluena dari aromatik
kompleks, digunakan distilasi ektraktif menggunakan sulfolan sebagai pelarut. Proses sulfolane
digunakan untuk memulihkan aromatik yang kemurniannya tinggi dari campuran hidrokarbon,
seperti reformat (reformasi petroleum naphta), pirolisis gas (pygas), atau COLO (Coke Oven
Light Oil). Petroleum naphta merupakan aliran cairan hidrokarbon intermediet yang dihasilkan
dari proses refinery minyak mentah. COLO merupakan hasil sampingan pada industri besi, yang
dihasilkan selama proses konversi termal batubara. Proses ini dinamakan proses sulfolane karena
solven yang digunakan adalah tetrahydrothiophene 1,1-dioxide atau sulfolane. Sulfolane
dikembangkan sebagai pelarut oleh perusahaan Shell di tahun 1960an dan sampai sekarang
masih menjadi pelarut yang paling efisien untuk proses recovery aromatik. Kebanyakan proses
perbaikan yang tergabung dalam unit sulfolane modern didasarkan pada fitur desain dan
teknik operasi yang dikembangkan oleh UOP.
Proses sulfolane dapat diterapkan sebagai kombinasi dari ekstraksi cair-cair (Liquid-
Liquid Extraction / LLE) dan distilasi ekstraktif (ED) atau, dengan feed yang tepat, hanya ED.
Pemilihannya merupakan fungsi dari bahan baku dan tujuan pengolahan, seperti yang dijelaskan
di bawah ini.
Proses sulfolane biasanya tergabung dalam sebuah kompleks aromatik untuk memulihkan
produk benzena dan toluena yang memiliki kemurnian tinggi dari reformate. Dalam industri
modern yaitu kompleks aromatik yang terintegrasi UOP, unit sulfolan terletak di downstream
dari reformat kolom splitter. Fraksi C6 – C7 dari bagian atas splitter reformat dimasukkan ke
dalam unit sulfonate.
Gambar 1. Kompleks aromatik terintegrasi UOP
Ekstrak aromatik dari unit sulfolane diperlakukan seperti tanah liat untuk menghilangkan
bekas olefin, dan produk tunggal benzena dan toluena diperoleh kembali dengan fraksinasi
sederhana. Rafinat paraffin dari unit sulfolane biasanya dicampur ke kolam gas atau digunakan
pada pelarut alifatik. Proses sulfolane juga dapat menjadi cara yang menarik untuk mengurangi
konsentrasi benzena pada kolam gas di pengilangan sehingga memenuhi persyaratan gas yang
berformulasi baru. Dalam aplikasi tipe pengurangan benzena, sebagian dari reformat yang
terdebutanisasi dimasukkan ke kolom splitter reformat. Jumlah reformat yang dimasukkan ke
splitter ditentukan oleh derajat pengurangan benzena yang diperlukan. Dengan mengalirkan
beberapa reformat di sekitar splitter dan menggabungkannya kembali dengan bagian bawah
splitter, menyediakan kontrol dari konsentrasi akhir benzena.
Gambar 2. Aplikasi Pengurangan Benzena
Splitter yang kaya benzena pada bagian atas dikirimkan ke unit sulfonate, yang
menghasilkan produk benzena yang kemurniannya tinggi yang bisa dijual ke pasar petrokimia.
Rafinat dari unit sulfolan bisa dicampur kembali ke kolam gas atau ditingkatkan dalam unit
isomerisasi. Perbaikan pada proses sulfolane telah memungkinkan penerapan distilasi ekstraktif
untuk memberikan umpan yang secara tradisional telah dikirim ke kombinasi unit LLE / ED.
Untuk laju alir umpan yang sama, unit distilasi ekstraktif memakan sekitar 80% dari biaya
instalasi kombinasi unit LLE / ED.
Aspek ekonomi satu dengan yang lain merupakan pertanyaan yang besar dari utilitas
yang diperlukan untuk mencapai spesifikasi produk yang kemurniannya tinggi pada recovery
yang memuaskan dari BTX. Penerapan dari distilasi ekstraktif dipilih ketika feed sulfolan kaya
akan aromatik. Dalam kasus seperti itu, jumlah rafinat yang dipanaskan pada bagian atas kolom
distilasi ekstraktif berkurang, yang mengonsumsi energi. Pemilihan yang semakin ekonomis
menjadi keputusan dalam aspek ekonomi dan keteknikan. Beberapa fakor yang harus
diperhitungkan termasuk :
New versus revamp equipment
Harga utilitas
Komposisi feed (rentang pemanasan, non-aromatik, impuritas)
Spesifikasi produk
Pemilihan Pelarut
Kecocokan pelarut untuk ektraksi aromatik melibatkan hubungan antara kapasitas pelarut
untuk mengabsorb aromatik (kelarutan) dan kemampuan pelarut untuk membedakan aromatik
dan non-aromatik (keselektivan). Penelitian tentang pelarut polar yang umum digunakan untuk
ekstraksi aromatik menyatakan beberapa persamaan kualitatif berikut :
Ketika hidrokarbon-hidrokarbon yang mengandung nomor atom karbon sama
dibandingkan, kelarutannya akan berkurang dengan urutan : aromatik – naphta – olefin –
paraffin.
Ketika hidrokarbon-hidrokarbon yang memiliki rantai homolog (memiliki struktur yang
sama) dibandingkan, kelarutan akan berkurang dengan semakin meningkatnya berat
molekular.
Selektivitas pelarut akan menurun seiring dengan meningkatnya kandungan hidrokarbon
pada fasa pelarut.
Disamping kesamaan-kesamaan umum di atas, berbagai jenis pelarut umum digunakan
untuk pemulihan aromatik yang memiliki perbedaan kuantitatif secara signifikan. Sulfolan,
memperlihatkan kelarutan aromatik yang lebih baik pada selektivitas tertentu dibandingkan
pelarut umum yang lain. Konsekuensi praktis dari perbedaan ini adalah design unit ekstraksi
yang menggunakan pelarut sulfolan memerlukan laju sirkulasi pelarut yang lebih rendah dan
mengonsumsi energi yang lebih rendah. Selain unggul dalam kelarutan dan selektivitas, pelarut
sulfolan memeiliki tiga keuntungan sifat fisika utama yang memiliki pengaruh signifikan pada
rencana investasi dan harga operasi, yaitu :
Spesifik gravitasi tinggi (1.26)
Spesifik gravitasi yang tinggi memberikan kapasitas aromatik dari sulfolan untuk secara
penuh dieksploitasi sambil menjaga perbedaan densitas yang besar antara fasa
hidrokarbon dan pelarut dalam ekstraktor. Perbedaan densitas yang besar ini,
meminimalisir diameter ektrakstor yang diperlukan. Densitas fasa liquid yang tinggi pada
bagian distilasi ekstraktif, meminimalisir ukuran peralatan yang diperlukan
Kalor spesifik rendah [0.4 cal/g oC (0.4 BTU/lb oF)]
Kalor spesifik yang rendah dari pelarut sulfolan mengurangi beban panas pada fraktinator
dan meminimalisir kerja pelarut pada heat exchanger.
Titik didih tinggi [287oC (549oF)]
Titik didih sulfolane secara signifikan lebih tinggi daripada hidrokarbon aromatik berat
yang ingin dipulihkan, memfasilitasi pemisahan pelarut dari ekstrak aromatik.