10
Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019 #7 ICEL Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA - icel.or.id · Upaya Apa yang Telah Dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk Mengetahui Sumber Pencemarnya? ... Inventarisasi emisi sumber pencemar

Embed Size (px)

Citation preview

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019 #7

ICEL

Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

ICEL

Inisiatif Bersihkan Udara, Koalisi SemestaIBUKOTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019 #7

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Oleh: Annisa Erou dan Fajri Fadhillah

3

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Inventarisasi emisi adalah pencatatan atau pendataan jumlah pencemar udara dari sumber-sumber pencemar udara yang ada dalam suatu wilayah. Adapun sumber pencemar udara

yang harus diinventarisasi adalah semua sumber pencemar.

Inventarisasi emisi (sering juga disebut sebagai inventarisasi sumber pencemar)

merupakan salah satu bagian dari upaya pengendalian pencemaran udara (PPU)

sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang

Pengendalian Pencemaran Udara (PP 41/1999) maupun Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup No. 12 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Pengendalian Pencemaran Udara

di Daerah (PermenLH 12/2010). Pada dasarnya, yang dimaksud dengan inventarisasi emisi adalah

pencatatan atau pendataan jumlah pencemar udara dari sumber-sumber pencemar udara yang ada

dalam suatu wilayah. Adapun sumber pencemar udara yang harus diinventarisasi adalah semua sumber

pencemar (baik sumber bergerak maupun sumber tidak bergerak) di wilayah DKI Jakarta.

Mengapa inventarisasi emisi penting untuk dilakukan?

Inventarisasi emisi merupakan salah satu bagian dari 4 (empat) inventarisasi yang harus dilakukan

oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta agar kemudian status mutu udara DKI Jakarta serta

strategi dan rencana aksi dapat ditetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta.1 Itulah mengapa pelaksanaan

inventarisasi emisi di wilayah DKI Jakarta memegang peranan penting dalam upaya PPU DKI Jakarta.

Dalam lembar informasi ini, akan dijabarkan fakta-fakta mengenai pelaksanaan inventarisasi emisi di

wilayah DKI Jakarta.

Apakah Pemprov DKI Jakarta Melakukan Inventarisasi Emisi?

Tidak. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta (Pemprov DKI Jakarta) hingga saat ini tidak pernah melakukan

inventarisasi emisi secara independen. Pada tahun 2011 silam, Pemprov DKI Jakarta bekerja sama

1 Lebih lanjut mengenai ketentuan hukum Inventarisasi Emisi dapat dibaca di Lembar Informasi #5 “Inventarisasi dan Status Mutu Udara”. Sedangkan lebih lanjut mengenai ketentuan hukum Strategi dan Rencana Aksi dapat dibaca di Lembar Informasi #6 “Strategi dan Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran Udara”.

4

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019

dengan United States Environmental Protection Agency (USEPA) meluncurkan program Breathe Easy

Jakarta2. Program ini terdiri dari peningkatan partisipasi pemangku kepentingan dalam peningkatan

kualitas udara, pemantauan kualitas udara, emission inventory (inventarisasi emisi), air quality

modelling (pemodelan kualitas udara) dan pengembangan strategi PPU. Pada tahun 2013, dilaksanakan

inventarisasi emisi di wilayah DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) untuk

pencemar Particulate Matter (PM) atau Total Partikulat meliputi PM2.5 dan PM10, Sulfur Dioksida (SO2),

Nitrogen Oksida (NOx), Karbon Monoksida (CO), Non-Methane Volatile Organic Compounds (NMVOCs)

dan Karbon Dioksida (CO2). Adapun beberapa sektor yang diinventarisasi adalah transportasi, industri

dan domestik. Hasil dari inventarisasi emisi tersebut menunjukkan untuk emisi PM, kontributor terbesar

adalah knalpot kendaraan, debu jalan dan industri; untuk emisi CO, mayoritas pencemar bersumber dari

sektor transportasi dari sepeda motor dan bajaj; untuk emisi CO2, mayoritas pencemar bersumber dari

sektor transportasi. Apabila tidak ada pengawasan tambahan terhadap kondisi yang ada, maka total

emisi dipastikan meningkat 2x lipat pada tahun 20303 (lihat Lampiran 1: Inventarisasi Emisi dan Proyeksi

Emisi Hingga Tahun 2030 Menurut Breathe Easy Jakarta). Selain dalam program Breathe Easy Jakarta,

inventarisasi emisi di wilayah DKI Jakarta juga pernah dilakukan oleh Prof. Ir. Puji Lestari, Ph.D., guru

besar Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung (ITB). Ia melakukan inventarisasi

terhadap pencemar NOx, CO, NMVOC, SO2, PM10, PM2.5 dan BC (Black Carbon), sedangkan sumber

pencemarnya adalah transportasi, industri, pembangkit listrik, kegiatan residensial serta fisheries and

army4 (lihat Lampiran 2: Inventarisasi Emisi di Wilayah DKI Jakarta Menurut Presentasi Prof. Ir. Puji

Lestari, Ph.D.).

Dapat disimpulkan bahwa inventarisasi emisi tidak pernah dilakukan atas inisiatif Pemprov DKI Jakarta

dan sekalipun pernah dilakukan, sebagaimana dalam Program Breathe Easy Jakarta, inventarisasi emisi

tersebut tidak dilakukan secara independen oleh Pemprov DKI Jakarta. Kegiatan inventarisasi emisi

sendiri tidak dianggarkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Provinsi DKI Jakarta tahun

2017 maupun 2018, ini artinya inventarisasi emisi belum menjadi program Pemprov DKI Jakarta. Terkait

inventarisasi, sejauh ini RKPD Provinsi DKI Jakarta tahun 2018 hanya memprogramkan inventarisasi dan

penyusunan profil emisi GRK Provinsi DKI Jakarta5.

Upaya Apa yang Telah Dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk Mengetahui Sumber Pencemarnya?

Upaya yang telah dilakukan Pemprov DKI Jakarta untuk mengetahui sumber pencemarnya yakni melalui

2 Implementing partners untuk program ini yakni Desert Research Institute (DRI), Swisscontact Indonesia (SIF), Komite Penghapusan Bensin Bertimbel (KPBB) dan Clean Air Asia (CAA).

3 Lebih lanjut baca laporan “Jakarta Emissions Inventory” dalam Program Breathe Easy Jakarta.

4 Lebih lanjut baca presentasi Prof. Puji “Polusi Udara (PM2.5) Karakteristik dan Sumbernya. Presentasi tersebut disampaikan dalam seminar “Kualitas Udara Jakarta: Amankah Bagi Kesehatan Kita dan Para Atlet Asian Games 2018?” yang diselenggarakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) dan Research Center for Climate Change Universitas Indonesia (RCCC UI) pada hari Rabu, 14 Februari 2018.

5 Inventarisasi emisi sumber pencemar udara dan inventarisasi emisi gas rumah kaca (GRK) adalah dua hal yang berbeda. Perbedaannya terletak pada jenis zat-zat atau gas-gas yang diinventarisasi dan sumber emisinya. Yang harus diinventarisasi dalam inventarisasi GRK adalah CO2, CH4, N2O, HFCs, PFCs dan SF6 sedangkan yang harus diinventarisasi dalam inventarisasi emisi sumber pencemar udara adalah 13 pencemar udara sebagaimana yang ditetapkan dalam lampiran PP 41/1999.

5

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

pengawasan dan penegakan hukum berupa pelaksanaan uji tipe emisi dan uji petik emisi (spot check)

untuk sumber bergerak transportasi serta pengawasan hukum atas ketaatan terhadap pengelolaan emisi

sumber tidak bergerak6 (mengenai pengawasan dan penegakan hukum akan dijelaska dalam lembar

informasi selanjutnya yakni Lembar Informasi #9 “Pengawasan dan Penegakan Hukum Pencemaran

Udara di DKI Jakarta”). Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan Diah Ratna Ambarwati, Kepala

Laboratorium Lingkungan Hidup DKI Jakarta, ia menyatakan bahwa sebenarnya DLH DKI Jakarta telah

memiliki data-data pemantauan mandiri sumber pencemar (meliputi beban emisi yang dikeluarkan)

yang dilakukan oleh masing-masing STB melalui mekanisme pelaporan. Di samping berdasarkan data-

data pemantauan mandiri sumber pencemar, DLH DKI Jakarta sendiri juga melakukan pengukuran

emisi pada masing-masing STB. Sayangnya, data-data tersebut sejauh ini belum direkapitulasi. Dengan

kata lain, belum dilakukan inventarisasi emisi STB oleh DLH DKI Jakarta. Sedangkan untuk sumber

bergerak, tidak ada penghitungan beban emisi dalam uji tipe emisi maupun uji emisi berkala. Dengan

demikian, pengawasan dan penegakan hukum yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta di atas, baik

untuk sumber bergerak maupun untuk STB, sebenarnya tidak bisa disebut sebagai inventarisasi emisi

oleh karena dalam inventarisasi emisi, hasil akhir yang seharusnya diperoleh adalah data mengenai

apa-apa saja yang menjadi sumber pencemar udara dan berapa besar jumlah beban pencemar udara

(beban emisi) dalam satuan ton per tahun. Sedangkan dalam pengawasan dan penegakan hukum baik

itu uji tipe emisi, uji emisi berkala untuk sumber bergerak maupun pengawasan hukum atas ketaatan

terhadap pengelolaan emisi sumber tidak bergerak, hasil akhir yang diperoleh hanyalah taat atau tidak

taat. Kalaupun ada data penghitungan beban emisinya, sebagaimana dalam pengukuran emisi STB,

data tersebut kemudian tidak direkapitulasi maupun diinventarisasi.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa inventarisasi emisi belum dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta

karena upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta selama ini tidak bisa dikategorikan

sebagai inventarisasi emisi. Di level nasional sendiri, sebenarnya Kementerian Lingkungan Hidup telah

menyusun Pedoman Penyusunan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara di Perkotaan.7 Sayangnya,

meskipun pedoman tersebut telah dibuat, inventarisasi emisi tetap belum dilakukan oleh Pemprov DKI

Jakarta.

6 Menurut Pasal 9 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 21 Tahun 2008 tentang Baku Mutu Emisi Pembangkit Listrik Tenaga Termal (PermenLH 21/2008), Bupati/Walikota (serta Gubernur dan Menteri LHK melalui tembusan) menerima laporan hasil pemantauan dan pengukuran sumber pencemar pembangkit listrik tenaga termal dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan setiap 6 bulan sekali untuk pengukuran manual dan setiap 3 bulan sekali untuk pengukuran Continuous Emission Monitoring System (CEMS). Dalam beberapa PermenLH soal baku mutu emisi STB industri, Menteri (serta Gubernur, Bupati/Walikota dan Instansi Terkait melalui tembusan) juga menerima laporan hasil pemantauan dan pengukuran sumber pencemar industri yang dilakukan oleh penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan (pemantauan mandiri) setiap 6 bulan sekali untuk pengukuran manual dan setiap 3 bulan sekali untuk pengukuran CEMS.

7 Dollaris Riauaty Suhadi dan Anissa S. Febrina, “Pedoman Teknis Penyusunan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara di Perkotaan”, Kementerian Lingkungan Hidup, Agustus 2013. Pedoman ini bisa diunduh di sini.

6

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019

Apa Kekurangannya Jika Pemprov DKI Jakarta Tidak Melakukan Inventarisasi Emisi?

Jika Pemprov DKI Jakarta tidak melakukan inventarisasi emisi, maka sumber pencemar udara yang

ada dan emisi yang dikeluarkan dari sumber pencemar tersebut tidak dapat diketahui dengan pasti.

Pedoman Penyusunan Inventarisasi Emisi Pencemar Udara di Perkotaan memuat:

Inventarisasi emisi secara umum;

Langkah-langkah penyusunan inventarisasi emisi;

Studi kasus penyusunaninventarisasi emisi

Pencemar udara yang diinventarisasi adalah karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), sulfur dioksida (SO2), partikulat berdiameter

hingga 10 mikrometer (PM10), serta pencemar udara berbahaya – hidrokarbon. Adapun

sumber yang diinventarisasi yakni sumber titik, sumber area dan sumber bergerak.

Langkah-langkah penyusunan inventarisasi emisi terdiri dari:

Menentukan wilayah geografis inventarisasi

1Menyusun inventarisasi emisi sumber tidak bergerak (STB) berupa titik dan area

Menyusun inventarisasi emisi sumber bergerak on-road

Menyusun inventarisasi emisi sumber bergerak non-road (meliputi sumber transportasi perairan, kereta api, dan udara)

Prosedur Quality Assurance/Quality Control

2

4

5

3

7

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

Mengingat inventarisasi emisi merupakan satu dari empat inventarisasi yang

harus dilakukan untuk menetapkan status mutu udara serta strategi dan rencana

aksi, maka tidak dilakukannya inventarisasi emisi ini akan membuat upaya PPU

terhambat. Dalam lampiran III PermenLH 12/2010 dinyatakan bahwa manfaat

penetapan status mutu udara daerah adalah sebagai acuan dalam menetapkan

strategi dan rencana aksi dalam mengelola kualitas udara ambien sehingga

diharapkan program PPU yang dilakukan lebih terfokus dan tepat sasaran. Dengan demikian, bila

inventarisasi emisi tidak dilakukan maka program PPU yang dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta tidak

terfokus maupun tepat sasaran (dampak negatif pelaksanaan PPU yang tidak terfokus maupun tepat

sasaran akan dijelaskan dalam lembar informasi selanjutnya yakni Lembar Informasi #8 “Pelaksanaan

Strategi dan Rencana Aksi Pengendalian Pencemaran Udara”).

8

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019

LAMPIRAN

Inventarisasi Emisi Provinsi DKI Jakarta

9

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Indonesian Center for Environmental Law | icel.or.id

140.000

120.000

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030-

Ann

ual E

mis

sion

s (t

ons/

year

)

3%

4%

5%

46%

45%

43%

43%

17%

12%

14%

4%

11%

5%

4% 4%

5%

1%

1%1%

1%

28%

34%

32%

37%

NOTES:

2012 2020

20302025

Base year for all the emission calculation in 2012

TRTransport (including road rail, and air)

DOMDomestic(including household, and kiosk)

OWBOpen Waste Burning

CONConstructionActivities

INDManufacturingIndustries

RDRoad Dust

Inventarisasi Emisi dan Proyeksi Emisi Hingga Tahun 2030 Menurut Breathe Easy Jakarta

LAMPIRAN 1

10

INVENTARISASI EMISI PROVINSI DKI JAKARTA

Seri Lembar Informasi | Pencemaran Udara | Maret 2019

LAMPIRAN 2

Inventarisasi Emisi di Wilayah DKI Jakarta Menurut Presentasi Prof. Ir. Puji Lestari, Ph.D.

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

2010 2011 2012 2013 2014 2015

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

2010 2011 2012 2013 2014 2015

NOx100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

2010 2011 2012 2013 2014 2015

CO

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

2010 2011 2012 2013 2014 2015

NVMOC SO2

SUMBER-SUMBER PENCEMAR JAKARTA

SOURCE OF EMISSION IN JAKARTA

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

2010 2011 2012 2013 2014 2015

PM10

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

2010 2011 2012 2013 2014 2015

PM25

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%

2010 2011 2012 2013 2014 2015

BC

Keterangan:

Fisheriesand Army

Residentialand Commercial

Transportation

Industrial

Power Plant