21
Inventarisasi Gaya Kepribadian Pendahuluan Inventarisasi Gaya Kepribadian (Personal Style Inventory/PSI) dalam kelompok merupa-kan suatu hal yang penting, agar setiap anggota tahu siapa dirinya dan siapa orang lain yang hadir bersamanya dengan segala kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Dengan demikian diharapkan setiap orang akan bersedia menerima orang lain apa adanya”, berpartisipasi secara penuh untuk dapat memberikan kontribusi semaksimal mungkin yang bisa diberikannya, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga kelompok akan menjadi solid dan bekerja secara fungsional untuk mencapai efektivitas kerja yang tinggi. Carl Gustav Jung (1875-1961), psikolog asal Swiss, pada tahun 1920 mengemukakan teori tentang tipe-tipe psikologis manusia. Teori yang disusunnya secara intuitif dan se-mata-mata berdasarkan hasil pengamatan klinisnya selama bertahun-tahun, dinamakan-nya Teori Psikologi Analitis atau Psikologi Kompleks. Dalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869) dengan teori alam bawah sadar dari Schopenheur (1819). Hartman mengemukakan adanya prinsip teologis yang menguasai alam bawah sadar manu-sia, suatu keyakinan yang mendorong segala kekuatan hidup manusia ke arah tujuannya masing-masing. Schopenheur mengemukakan bahwa kemauan merupakan unsur bawah sadar dalam kepri-badian manusia, yang memberikan dorongan diluar kontrol rationya (Suryabrata, 2000). Baderel Munir, Dinamika Kelompok 53

Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

Inventarisasi Gaya KepribadianPendahuluan

Inventarisasi Gaya Kepribadian (Personal Style Inventory/PSI) dalam kelompok merupa-kan suatu hal yang penting, agar setiap anggota tahu siapa dirinya dan siapa orang lain yang hadir bersamanya dengan segala kekuatan dan kelemahannya masing-masing. Dengan demikian diharapkan setiap orang akan bersedia menerima orang lain “apa adanya”, berpartisipasi secara penuh untuk dapat memberikan kontribusi semaksimal mungkin yang bisa diberikannya, sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, sehingga kelompok akan menjadi solid dan bekerja secara fungsional untuk mencapai efektivitas kerja yang tinggi.Carl Gustav Jung (1875-1961), psikolog asal Swiss, pada tahun 1920 mengemukakan teori tentang tipe-tipe psikologis manusia. Teori yang disusunnya secara intuitif dan se-mata-mata berdasarkan hasil pengamatan klinisnya selama bertahun-tahun, dinamakan-nya Teori Psikologi Analitis atau Psikologi Kompleks. Dalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869) dengan teori alam bawah sadar dari Schopenheur (1819). Hartman mengemukakan adanya prinsip teologis yang menguasai alam bawah sadar manu-

sia, suatu keyakinan yang mendorong segala kekuatan hidup manusia ke arah tujuannya masing-masing.

Schopenheur mengemukakan bahwa kemauan merupakan unsur bawah sadar dalam kepri-badian manusia, yang memberikan dorongan diluar kontrol rationya (Suryabrata, 2000).

Struktur Kepribadian ManusiaMengenai struktur kepribadian, Jung mengemukakan

adanya dua dorongan dasar dalam jiwa manusia, yaitu: Alam sadar, yang mampu melakukan penyesuaian terhadap dunia luar; Alam bawah sadar, yang hanya mampu melakukan penyesuaian terhadap sesuatu yang

berasal dari dalam dirinya sendiri. Jung menerima pendapat Freud, bahwa alam bawah

sadar merupakan sumber utama perilaku manusia, bahkan ia melihatnya sebagai bagian yang paling penting, sebagai penggerak kehidupan manusia, seperti membangkitkan kesenangan dan merumuskan tujuan hidup (Kimble et al, 1956).

Struktur Kesadaran ManusiaMenurut Jung : struktur kesadaran manusia terdiri dari dua komponen pokok, yaitu: 1) fungsi jiwa; 2) sikap jiwa.

Fungsi Jiwa merupakan bentuk aktivitas kejiwaan yang secara teoritis tidak berubah dalam lingkungan yang berbeda-beda. Menurut Jung ada empat fungsi pokok kejiwaan, yang dua bersifat rasional, dan yang dua lagi bersifat irrasional.

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 53

Page 2: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

1. Yang bersifat rasional bekerja atas dasar penilaian, terdiri dari dua fungsi yaitu; pikiran (thinking = T), yang memberikan penilaian atas dasar benar atau salah; perasaan (feeling = F), yang memberikan penilaian atas dasar menyenangkan atau

tidak menyenangkan.2. Yang bersifat irrasional bekerja secara deskriptif, apa adanya tanpa memberikan

penilaian apapun, terdiri dari dua fungsi, yaitu: penginderaan (sensing = S), meliputi hasil penangkapan pancaindera, yang secara

sadar inderia menangkap segala gejala alam yang terjadi disekitarnya; intuisi (intuiting = N), menyangkut penangkapan gejala alam yang bersumber dari

gerak hati atau sering dikenal sebagai indera keenam, yang secara naluriah mampu menangkap gejala alam dengan cepat, tanpa panca indera.

Setiap orang memiliki kedua pasang fungsi jiwa ini, baik yang bersifat rasional (T dan F) maupun yang bersifat irrasional (S dan N) dalam kadar perbandingan yang berbeda-beda. Kalau salah satu fungsi menjadi superior, maka fungsi pasangannya menjadi infe-rior, misalnya fungsi T menguasai kehidupan alam sadarnya, maka fungsi pasangannya F menjadi inferior, tersembunyi di alam bawah sadarnya, sedangkan dua fungsi lainnya (S dan N) menjadi fungsi bantu yang sebagian berada dalam alam sadar dan sebagian lagi berada di alam bawah sadar.Sikap Jiwa merupakan kecenderungan arah dari energi psikis atau libido manusia, yang tampak nyata dalam bentuk orientasi manusia terhadap dunianya. Orientasi diri ini bisa mengarah ke dalam maupun ke luar diri sendiri. Berdasarkan arah orientasi diri ini, Jung mengemukakan adanya dua tipe manusia, yaitu: 1) Introvert; 2) Extrovert. Introvert (I), adalah tipe individu yang dalam segala aktivitasnya sangat dipengaruhi

subjektivitas dirinya, baik pikiran, perasaan maupun tindakannya. Seorang introvert sukar menerima pikiran, perasaan maupun tindakan orang lain. Sebaliknya ia juga sukar mengemukakan pikiran dan perasaannya kepada orang lain, sehingga terke-san kurang suka bicara dan tertutup dari dunia luarnya.

Ekstrovert (E), adalah tipe individu yang dalam segala aktivitasnya dipengaruhi oleh dunia objektif di lingkungannya, baik pikiran, perasaan maupun tindakannya sehari-hari. Seorang ekstrovert mudah menerima pikiran, perasaan dan tindakan orang lain. Sebaliknya ia juga mudah mengemukakan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara bebas, sehingga terkesan mudah diajak bicara dan terbuka terhadap dunia luarnya.

Tipologi JungBertolak dari dua jenis sikap jiwa dan empat komponen pokok fungsi jiwa seperti yang dikemukakan diatas, Jung mengemukakan adanya 8 tipe pokok kepribadian manusia, yaitu empat tipe ekstrovert dan empat tipe introvert yang bersumber dari alam sadar manusia yang mendominasi kepribadiannya. Disamping itu terdapat pula sisi bawah

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 54

Page 3: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

sadar manusia yang mengiringi delapan tipe tersebut, yang merupakan faktor inferior dalam dirinya: Orang yang alam sadarnya tipe pemikir (T), alam bawah sadarnya adalah tipe perasa

(F), dan sebaliknya. Orang yang alam sadarnya tipe pengindera (S), alam bawah sadarnya adalah tipe

intuitor (N), dan sebaliknya. Orang yang alam sadarnya tipe introvert (I), alam bawah sadarnya adalah tipe

ekstrovert (E), dan sebaliknya.Pembagian tipologi Jung dengan faktor superior dan inferiornya dapat dilihat pada skema dibawah ini.

Daftar Tipologi Jung

Sikap Jiwa Fungsi Jiwa T I P EAlam sadar alam bawah sadar

Ekstrovert

pemikir (T) pemikir yang ekstrovert perasa yang introvert

perasa (F) perasa yang ekstrovert pemikir yang introvert

pengindera (S) pengindera yang ekstrovert intuitor yang introvert

Pengintuisi (N) intuitor yang ekstrovert pengindera yang Introvert

Introvert

pemikir (T) pemikir yang Introvert perasa yang ekstrovert

perasa (F) perasa yang Introvert pemikir yang ekstrovert

pengindera (S) pengindera yang introvert intuitor yang ekstrovert

pengintuisi (N) intuitor yang Introvert pengindera yang ekstrovert

Karena bersumber dari intuisi yang didasarkan pada pengalaman klinisnya sehari-hari, teori Jung ini lebih dinilai sebagai pengalaman magis belaka oleh pakar psikologi se-zamannya, oleh karena itu dalam waktu yang cukup lama tidak ada ahli yang menang-gapi teorinya ini. Baru sekitar 40 tahun kemudian Isabel Briggs Myers tampil dengan melanjutkan pemikiran Jung.

T y p r o f i l e

Schemel dan Borbely (1982) menguraikan gaya kepribadian individu yang mereka sebut dengan istilah Typrofile. Konsep typrofile ini biasanya digunakan bersama-sama dengan instrumen Myers-Briggs Type Indicator (MBTI).Pada dasarnya konsep typrofile ini bersumber dari teori Jung yang diperluas oleh Myers, diuraikannya dalam bentuk yang lebih rinci mengenai faktor superior yang dominan, faktor bantu, faktor inferior dan tertiair mempengaruhi kepribadian individu. Dalam per-

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 55

Page 4: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

luasan teori Jung ini, Myers menambahkan peranan perception (persepsi) dan judge-ment (pendapat) yang ikut berpengaruh dalam melihat identitas kepribadian individu.Dikemukakannya bahwa perception dan judgement adalah hasil dari proses mental yang terjadi dalam diri individu. Dua hal ini ternyata mewarnai perilaku individu ketika ber-interaksi dengan orang lain dalam kelompok. Fungsi perception menyangkut proses penerimaan, pengumpulan dan interpretasi

data dan informasi yang datang, proses ini merupakan hasil kerja dari pengideraan (sensing = S) dan intuisi (intuiting = N),

Fungsi judgement menyangkut proses penilaian terhadap data dan informasi yang di-terima, proses ini merupakan hasil kerja dari pikiran (thinking = T) dan perasaan (feeling = F).

Dalam uraian Myers muncul komponen sikap individu terhadap sesuatu yang dapat di-amati, terdiri dari perceiving (P) dan judging (J). Kedua sikap ini juga melibatkan hasil kerja dari penginderaan dan intuisi serta pemikiran dan perasaan.Kemampuan penginderaan (S), intuisi (N), pemikiran (T) perasaan (F) setiap individu pada umumnya tidak sama. Individu dengan daya penginderaan berfungsi dominan, maka daya intuisinya menjadi fungsi bantu, dan sebaliknya. Demikian pula individu de-ngan daya pemikiran berfungsi dominan, maka daya perasaannya menjadi fungsi bantu.

Selanjutnya mereka memaparkan empat pokok bahasan dalam membicarakan kepri-badian individu, yaitu: 1) Sikap mental terhadap dunia luar; 2) Sikap terhadap sesuatu yang diamati; 3) Proses mendapatkan informasi dari luar; 4) Cara memilih informasi untuk pengambilan keputusan. Dari empat pokok bahasan ini dihasilkan enam belas gaya kepribadian individu.

Sikap Mental Individu terhadap Dunia Luar Ada dua macam sikap mental individu terhadap dunia luarnya : 1) introversion; 2)

ekstroversion. Keduanya bersumber dari ego-psikis, berkenaan dengan orientasi diri ter-hadap lingkungannya.

Introversion (I), adalah sikap mental individu yang lebih berorientasi ke dalam dirinya sendiri. Ciri-ciri individu dengan sikap introversion dominan dapat terlihat antara lain:1. Independen, tidak tergantung kepada orang lain, tidak punya perhatian terhadap

dunia di luar dirinya. 2. Terkesan rajin, mengerjakan sesuatu sampai tuntas, memerlukan situasi yang tenang

untuk bekerja, senang bekerja sendiri dan menghindari intervensi orang lain.3. Bekerja dengan ide-ide yang relatif tetap, terkesan tertutup, terutama terhadap

gagasan dari luar, dan kurang suka diinterupsi.

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 56

Ketidaksamaan kekuatan dominasi masing-masing fungsi tersebut menyebabkan terjadinya perbedaan warna perilaku individu dalam kelompok.

Page 5: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

4. Berhati-hati dalam menggeneralisasikan (mengambil kesimpulan secara umum) terhadap fakta-fakta, kejadian-kejadian atau peristiwa yang dihadapi, kurang pandai melihat keterkaitan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya.

5. Berhati-hati dalam bertindak, sehingga sering kehilangan kesempatan atau terlambat untuk bertindak.

Ekstroversion (E), adalah sikap mental individu yang lebih berorientasi kepada dunia luarnya. Ciri-ciri individu dengan sikap ekstroversion dominan dapat terlihat antara lain:1. Sangat memahami dunia luarnya, dan terkesan kurang independen, karena sangat

menyenangi interaksi dan bekerjasama dengan orang lain, sehingga terkesan kurang bisa bekerja tanpa orang lain.

2. Senang terhadap variasi baru, terkesan lebih terbuka terhadap ide-ide baru dari orang lain.

3. Bersifat Impulsif, meletup-letup, mendadak, cepat bertindak, kurang sabar terhadap hal-hal yang rutin, sehingga cepat berpindah dari satu ide ke ide lain atau dari satu masalah ke masalah lain.

4. Dimengerti secara baik oleh orang lain, karena sifatnya yang terbuka.

Sikap Individu terhadap sesuatu yang DiamatiTerdapat dua macam sikap individu terhadap sesuatu yang diamati, yaitu: 1) percei-

ving; 2) judging.Perceiving (P), merupakan sikap terhadap sesuatu yang diamati dari lingkungannya, dengan cara menerima apa adanya, seperti yang ditangkap oleh indera, tanpa memberi-kan penilaian. Sumber datanya adalah hasil penginderaan (sensing = S), lewat panca indera dan intuisi (intuiting = N) atau gerak hati (indera keenam). Ciri-ciri individu dengan sikap perceiving dominan dapat terlihat antara lain:1. Melihat sesuatu persoalan secara menyeluruh, dari berbagai aspek (secara holistik).2. Bersikap luwes dalam menangani perbedaan, dengan prinsip semua dapat di-

selesaikan.3. Suka berkompromi demi kepentingan bersama, mudah beralih dari tugas yang sudah

ditetapkan, terkesan kurang mampu menyelesaikan suatu proyek dan kurang bisa mengendalikan keadaan.

4. Terbuka bagi berbagai perubahan, sehingga terkesan kurang terencana dan kurang teratur.

5. Mengambil keputusan berdasarkan semua data, karena menunggu data yang lengkap, sehingga terkesan sukar mengambil keputusan.

Judging (J), merupakan sikap terhadap sesuatu yang diamati dari lingkungannya deng-an cara memberikan penilaian berdasarkan kriteria baik atau buruk, menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sumber penilaiannya adalah

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 57

Page 6: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

pemikiran (thinking = T) dan pe-rasaan (feeling = F). Ciri-ciri individu dengan sikap judging dominan dapat terlihat antara lain : 1. Mudah dan cepat mengambil keputusan, meskipun dengan data yang kurang leng-

kap.2. Cenderung suka mengatur, sehingga terkesan kurang dapat menyesuaikan diri de-

ngan lingkungannya.3. Kuat dalam merencanakan sesuatu dan konsisten dalam melaksanakan rencananya,

sehingga terkesan pantang menyerah, dan hidupnya dikendalikan oleh tugas-tugas yang telah direncanakan.

4. Tidak suka diinterupsi, sehingga terkesan kaku.5. Tetap pada satu pendirian, sehingga terkesan keras kepala.

Proses Individu mendapatkan Informasi dari luarTerdapat dua cara individu mendapatkan informasi dari luar dirinya, melalui proses

non-rasional, yaitu: 1) sensing; 2) intuiting.Sensing (S) atau penginderaan yaitu cara individu mendapatkan informasi dari luar de-ngan menggunakan pancainderanya: mata, telinga, hidung, lidah dan alat perasa pada kulit. Individu dengan daya sensing kuat pada umumnya bersifat realistis, selalu bertolak dari apa yang betul-betul bisa ditangkap oleh pancaindera, bisa dilihat, didengar, dirasa, diraba, dibaui. Ciri-ciri individu dengan daya sensing dominan dapat terlihat antara lain:1. Bersifat empati, artinya melihat dan menilai sesuatu apa adanya, betul-betul berasal

dari informasi yang diperolehnya dari objek yang dilihat dan dinilainya tersebut.2. Memilih hal-hal yang nyata, kurang suka dengan sesuatu yang abstrak dan teoritis. 3. Teliti dan berhati-hati terhadap sesuatu yang tak didukung oleh fakta, dan selalu men-

cari bukti-bukti yang bersifat faktual, sehingga terkesan kurang rasional.4. Cepat mengantisipasi masalah yang sedang terjadi, tapi lamban dalam mengambil

keputusan.Intuiting (N) atau intuisi adalah cara individu memperoleh informasi dari luar dengan menggunakan intuisi. Daya intuisi ini sesungguhnya merupakan hasil dari proses berpikir analitis yang sangat cepat dan terkait dengan tingkat kecerdasan seseorang. Ciri-ciri individu dengan daya intuisi dominan dapat terlihat antara lain:1. Melihat kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi di masa depan, dan kurang

sabaran terhadap hal-hal yang rutin dan membosankan.2. Melihat sesuatu hal yang abstrak dan teoritis, dan kurang memperhatikan sesuatu

yang faktual dan praktis.3. Membayangkan sesuatu hal secara global, kurang memperhatikan sesuatu secara

rinci (detail).

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 58

Page 7: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

Cara Mengambil Keputusan Berdasarkan Informasi yang DiterimaAda dua cara individu untuk mengambil keputusan berdasarkan in-formasi yang

diterimanya, yaitu:1) thinking; 2) feeling. Thingking (T), merupakan cara individu mengambil keputusan dengan memanfaatkan daya pikir yang analitis terhadap informasi yang diterimanya. Ciri-ciri individu dengan daya thingking dominan dapat terlihat antara lain:1. Berpikir logis, analitis dan kritis, sehingga terkesan kurang menyukai pendapat yang

dilatarbelakangi oleh perasaan.2. Bersifat objektif, apa adanya, kurang menyukai sesuatu yang bersifat subjektif.3. Bekerja secara sistematis, tersusun berdasarkan hierarki yang logis, tak menyukai

sesuatu yang tak teratur.4. Kukuh dalam pendirian, kurang bisa berkompromi dengan sesuatu yang dianggap

tidak sesuai dan tidak logis.5. Kurang berminat dalam konsolidasi, membujuk ataupun merayu.Feeling (F), merupakan cara individu mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima melalui perasaannya, sifatnya lebih mempertimbangkan pertalian dan keterika-tan antara komponen satu dengan komponen lainnya. Ciri-ciri individu dengan daya feeling dominan dapat terlihat antara lain:1. Dalam mengambil keputusan terlalu mempertimbangkan perasaan orang lain, kurang

diarahkan oleh logika, dan selalu menilai kebenaran atas dasar perasaan. 2. Terlalu mempertimbangkan kebutuhan orang lain, dan terkesan kurang objektif.3. Cenderung senang terhadap kompromi dan perdamaian, sehingga terkesan selalu

menerima pendapat orang lain secara tidak kritis. 4. Pandai membujuk dan mendorong orang lain untuk berbuat sesuatu.5. Cenderung kurang sistematis dalam merencanakan dan melaksanakan suatu

pekerjaan.Grafik Tipe Kepribadian dari Schemel dan Barbely

Bersumber dari sikap mental individu terhadap dunia luar, sikap individu terhadap sesuatu yang diamati, proses individu mendapatkan informasi dari luar dan cara individu mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterimanya, dihasilkan 16 gaya kepriba-dian, dilukiskan Schemel dan Borbely menyerupai kepala manusia, seperti dibawah ini :

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 59

Page 8: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)

Sejak munculnya teori psikologi-analitis dari Jung, para psikolog saat itu melihat teori ini sebagai teori yang tidak ilmiah, karena hanya didasarkan pada pengalaman empiris Jung selama melakukan praktek klinisnya, melalui pengamatan atas perilaku pasien yang datang berkonsultasi, baik dalam konsistensi-nya maupun inkonsistensi-nya. Tipe psikologis ini cenderung mengidentifikasi hal-hal negatif saja dan menghubungkannya dengan kekacauan kepribadian serta perilaku abnormal. Oleh karena itu sampai lebih dari empat puluh tahun teori Jung ini tidak menarik perha-tian publik, kalah populer dengan teori Psikoanalisis dari Freud dan teori Behaviorisme dari John Locke. Bahkan para ilmiawan pada saat itu menganggap teori Jung ini bersifat mistik dan tidak logis. Disamping itu dalam waktu cukup lama tidak ditemukan cara

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 60

Pada gambar di atas, sikap ditunjukkan oleh simbol yang ada di dalam topi (I-J; I-P ; E-J; E -P). Fungsi dominan (yang digaris bawahi) untuk seorang ekstrovert ada di muka (wajah), untuk seorang introvert tepat di bawah topi. Fungsi bantu seorang ekstrovert tepat di bawah topi, sedangkan untuk seorang introvert ada di muka (wajah). Fungsi-fungsi tertiair dan inferior dibawah garis double, dengan inferior di beri tanda panah () ke arah luar kepala

Page 9: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

ilmiah untuk menerapkan teori Jung ini, dan belum ada instrumen objektif untuk menen-tukan tipe-tipe psikologis tersebut.Baru setelah Perang Dunia II, dua orang psikolog Amerika, Katharin C. Briggs dan anaknya Isabel Briggs Myers merancang instrumen untuk mengidentifikasi tipe-tipe psi-kologis Jung, yang mereka namakan Myers-Briggs Type Indicator (MBTI), yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1943.Myers dan Briggs tidak hanya menciptakan instrumen untuk mengidentifikasi tipe-tipe psikologis Jung, mereka juga mengembangkan teori tersebut dan lebih merinci tipologi individu. Melalui instrumen yang terdiri dari 166 pernyataan yang harus dijawab oleh peserta test, mereka dapat mengidentifikasi 16 tipe kepribadian individu, seperti tertera dalam tabel dibawah ini. Sejak itu banyak perusahaan mengalihkan perhatiannya kepa-da MBTI-Test dan menggunakannya sebagai alat seleksi penerimaan pegawai baru di perusahaan mereka.

Enam Belas Gaya Kepribadian IndividuMyers-Briggs Type Indicator ( MBTI )

Jenis : ISTJPengindera yang Introvert

Menilai berdasarkan Pemikiran

Jenis : ISFJPengindera yang Introvert

Menilai berdasarkan Perasaan

Serius, tenang, mencapai sukses dengan kon-sentrasi dan pengalaman.

Bersifat praktis, teratur, faktual, logis dan realis-tis, serta terpercaya.

Selalu berusaha agar segala sesuatu terorga-nisir secara baik.

Bersedia mengambil tanggung-jawab Berketetapan hati mengenai apa yang harus di-

capai dan bekerja kearah itu secara mantap dan tidak menghiraukan protes serta hambatan-hambatan yang ada.

Menjalankan kehidupan keluar lebih banyak dengan pemikiran (fungsi bantu); dan kedalam dengan penginderaan (fungsi dominan).

Tenang dan bersahabat, bertanggung-jawab lahir dan batin.

Bekerja dengan pengabdian untuk memenuhi kewajiban, melayani teman-teman dan kantor.

Dalam menangani pekerjaan bersifat men-dasar, teliti dan cermat.

Cenderung memerlukan waktu untuk. Menguasai hal-hal yang teknis, karena minat-

nya bukan sesuatu yang bersifat teknis. Sabar dengan hal-hal yang kecil dan rutin. Bersikap loyal, dan menaruh perhatian terha-

dap apa yang dirasakan orang lain. Menjalankan kehidupan keluar lebih banyak de-

ngan perasaan (fungsi bantu); kedalam dengan pengideraan (fungsi dominan).

Jenis : ISTPPemikir yang Introvert

Menerima informasi berdasar Penginderaan

Jenis : ISFPPerasa yang Introvert

Menerima Informasi berdasar Penginderaan

Pengamat yang dingin, tenang, suka menyen-diri, mengamati dan menganalisis kehidupan dengan keingintahuan dan bersifat objektif, tanpa emosi, diselingi humor tak terduga.

Biasanya berminat akan: azas-azas yang tidak mengenai perorangan; sebab-akibat; atau

Bersikap tenang dan bersahabat, sensitif (perasa), sederhana dan merendah diri tentang kemampuan, suka menyendiri.

Menjauhkan diri dari hal-hal yang tak disetujui, tidak memaksakan pendapat atau nilai-nilainya kepada pihak lain.

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 61

Page 10: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

bagaimana dan mengapa benda-benda meka-nis bisa bergerak.

Tidak suka memeras keringat lebih banyak daripada sekedar yang diperlukan saja, karena dianggap pemborosan energi dan tidak efisien.

Menjalankan kehidupan: keluar lebih mengan-dalkan penginderaan (fungsi bantu), bersifat apa adanya; kedalam lebih mengandalkan pe-mikiran (fungsi dominan).

Biasanya tidak suka memimpin, tetapi punya loyalitas yang tinggi apabila jadi pengikut.

Cenderung agak santai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, karena ingin menikmati waktu-nya sekarang, tidak ingin dirusak oleh keterge-sahan atau memaksakan diri.

Menjalankan kehidupan: keluar lebih meng-andalkan penginderaan, (fungsi bantu) bersifat apa adanya; kedalam lebih dengan perasaan (fungsi dominan).

Jenis : INFJIntuitor yang Introvert

Menilai berdasarkan Perasaan

Jenis : INTJIntuitor yang Introvert

Menilai berdasarkan Pemikiran

Berhasil karena ketahanan, keahlian dan ke-inginan yang kuat untuk mendapatkan segala sesuatu yang diinginkan.

Mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya dalam melaksanakan pekerjaannya.

Tenang, penuh tenaga dan berhati-hati, punya per-hatian terhadap kepentingan orang lain.

Disegani karena pendiriannya yang teguh. Cenderung dihormati dan diikuti karena pen-

diriannya yang jelas tentang cara-cara terbaik untuk melayani kepentingan umum.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih dengan perasaan; kedalam: lebih dengan intuisi.

Memiliki pemikiran yang orisinil dan kehendak yang kuat untuk melaksanakan gagasan dan tujuannya sendiri.

Dalam hal-hal yang menarik baginya, ia me-miliki kemampuan yang baik untuk mengatur pekerjaan dan melaksanakannya tanpa bantu-an orang lain.

Bersikap skeptis (kurang percaya pada orang lain), kritis, mandiri, penuh kepastian, sering keras kepala.

Kurang memiliki kemampuan untuk memilih hal-hal yang prioritas.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih dengan pemikiran; kedalam: lebih dengan intuisi.

Jenis : INFPPerasa yang Introvert

Menerima Informasi berdasarkan Intuisi

Jenis INTPPemikir yang Introvert

Menerima Informasi berdasarkan Intuisi

Penuh gairah dan loyalitas, tapi jarang mem-bicarakannya, sampai orang lain tahu sendiri bahwa ia orang baik.

Senang terhadap belajar, ide-ide, bahasa dan pekerjaan yang bersifat mandiri.

Cenderung menangani terlampau banyak tugas, namun bagaimanapun juga dapat diselesai-kannya.

Cukup bersahabat, namun karena terlampau asyik dengan pekerjaannya sehingga kurang

Bersikap tenang dan memahami diri, cemerlang dalam ujian, khusus dalam subjek teoritis dalam ilmiah.

Logis sampai hal yang mendetil. Terutama berminat terhadap ide-ide, tidak begitu

tertarik pada pesta-pesta dan ngobrol kosong. Cenderung lebih berminat terhadap hal-hal yang

terumuskan secara tajam dan jelas. Kariernya akan berkembang baik di tempat kerja

yang mampu mendaya gunakan minat/bakatnya

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 62

Page 11: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

pergaulan dan kurang perhatian terhadap sekitarnya.

Agak kurang perhatian terhadap lingkungan disekitarnya.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih banyak dengan intuisi, kedalam: dengan perasaan.

dengan baik Menjalankan kehidupan keluar lebih banyak de-

ngan intuisi, kedalam dengan pemikiran.

Jenis : ESTPPengindera yang Ekstrovert

Menerima Informasi berdasarkan Pemikiran

Jenis : ESFPPengindera yang Ekstrovert

Menerima Informasi berdasarkan Perasaan

Bersifat faktual, tak suka tergesa-gesa, selalu gembira, menikmati hal-hal yang terjadi.

Cenderung menyukai benda-benda mekanis dan olah raga dengan banyak teman bersama-nya.

Kadang-kadang sedikit kasar, kurang peka (ceplas-ceplos ).

Penuh toleransi, umumnya konservatif terha-dap nilai-nilai.

Menyukai matematika dan ilmu pengetahuan yang jelas kegunaannya.

Tidak suka penjelasan yang bertele-tele. Paling baik menghadapi hal-hal nyata yang da-

pat dikerjakan dan ditangani, pekerjaan yang bersifat bongkar pasang.

Menjalankan kehidupan keluar lebih dengan penginderaan; kedalam: dengan pemikitan.

Suka keluar, santai, mudah menerima, bersa-habat, menikmati saat yang menyenangkan.

Suka olah raga dan membuat sesuatu benda (barang-barang).

Tahu (menyadari) apa yang sedang terjadi, dan suka turut serta.

Lebih mudah mengingat fakta-fakta dari pada menguasai teori-teori.

Paling baik dalam situasi-situasi yang memer-lukan akal sehat, kemampuan praktis untuk me-nangani orang maupun benda-benda.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih dengan penginderan; kedalam: dengan perasaan.

Jenis : ESTJPemikir yang Ekstrovert

Menilai berdasarkan Penginderaan

Jenis : ESFJPerasa yang Ekstrovert

Menilai berdasarkan Penginderaan

Menyukai kenyataan-kenyataan yang praktis, faktual.

Punya naluri alamiah sebagai usahawan dan ahli mekanik.

Tidak suka terhadap hal-hal yang kurang ber-manfaat, meskipun ia bisa melakukannya.

Suka mengatur dan menyelenggarakan kegia-tan.

Cenderung melaksanakan tugas-tugas dengan baik, khususnya jika selalu mengingat dan mem-perhatikan perasaan-perasaan dan pandangan-pandangan orang lain ketika

Ramah dan suka bercerita, populer, mendalami sesuatu secara batiniah.

Punya naluri sebagai koordinator suatu pe-kerjaan.

Sebagai anggota panitia, aktif memberikan kon-tribusi.

Selalu ingin berbuat baik kepada orang lain. Bekerja paling baik jika ada dorongan dan san-

jungan. Kurang berminat dengan sesuatu yang teknis

dan abstrak. Berminat terhadap sesuatu hal yang langsung

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 63

Page 12: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

keputusan diambil. Menjalankan kehidupan keluar: lebih

banyak dengan pemikiran; kedalam: lebih dengan peng-inderaan.

dan nyata mempengaruhi kehidupan orang. Menjalankan kehidupan keluar: lebih banyak de-

ngan perasaan; kedalam: dengan pengindera-an.

Jenis : ENFPIntuitor yang Ekstrovert

Menerima Informasi berdasar Perasaan

Jenis : ENTPIntuitor yang Ekstrovert

Menerima Informasi berdasar Pemikiran

Penuh antusias, bersemangat, hangat, sangat terampil, cakap, penuh imajinasi.

Mampu melaksanakan hampir semua ide/pe-kerjaan yang diminatinya.

Cepat menyediakan pemecahan bagi kesuka-ran orang yang menghadapi masalah.

Percaya pada kemampuan sendiri untuk me-nemukan alasan-alasan mendesak bagi apapun yang mereka inginkan.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih banyak dengan intuisi, dan kedalam: lebih banyak de-ngan perasaan.

Cepat, sangat terampil, cakap dan mampu da-lam banyak hal.

Sebagai teman yang selalu memberi stimulan, penuh minat, tegas, senang berdebat tentang suatu persoalan dari pandangan kedua pihak.

Penuh sumber daya dalam memecahkan perma-salahan baru yang penuh tantangan, terkadang mengabaikan tugas-tugas rutinnya.

Segera berpindah ke permasalahan baru, apa-bila selesai dari satu persoalan.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih banyak dengan intuisi; kedalam: dengan pemikiran

Jenis : ENFJPerasa yang Ekstrovert

Menilai berdasarkan Intuisi

Jenis : ENTJPemikir yang Ekstrovert

Menilai berdasarkan Intuisi

Cepat memberi tanggapan (responsif) dan ber-tanggung jawab.

Menaruh perhatian terhadap pemikiran dan ke-inginan pihak lain, dan berusaha menangani pe-kerjaan dengan memperhatikan perasaan orang lain.

Mampu menyajikan sesuatu usul atau memimpin diskusi kelompok secara mudah dan bijaksana.

Suka bergaul, populer, aktif dalam berbagai ke-giatan sekolah, tapi pandai menyediakan waktu bagi kepentingan studinya dengan baik.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih banyak dengan perasaan; ke dalam: dengan intuisi.

Selalu gembira, terus terang, mampu dalam studi dan memimpin kegiatan operasional.

Cakap dalam segala hal yang memerlukan pem-bahasan secara rasional dan cerdas, seperti pembicaraan di muka umum.

Memiliki pengetahuan informasi yang cukup baik, dan selalu menambah kekayaan informa-si.

Adakalanya bersikap terlampau positif dan me-yakinkan, melebihi taraf yang mungkin dicapai berdasar pengalaman.

Menjalankan kehidupan keluar: lebih banyak de-ngan pemikiran; dan kedalam: dengan intuisi.

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 64

Page 13: Inventarisasi Gaya Kepribadianidk241.weblog.esaunggul.ac.id/wp-content/uploads/sites/... · Web viewDalam teori ini Jung membuat kombinasi antara prinsip teologis dari Hartman (1869)

Baderel Munir, Dinamika Kelompok 65