Upload
dinapanjaitan
View
102
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Isolasi BakteriBakteri mudah ditemukan di air, udara dan tanah. Mereka hidup dalam suatu koloni, baik bersimbiose, bebas ataupun parasit pada makhluk hidup. Jumlah bakteri di alam sangat melimpah dengan keragaman yang sangat tinggi. Untuk mempelajari kehidupan dan keragaman bakteri, diperlukan suatu usaha untuk mengembakbiakkan mereka dalam skala laboratorium. Pengembangbiakan ini dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dari sumber isolat, seperti tanah, udara, sisa makanan, dan lain-lain, dalam media yang mengandung nutrisi. Media pertumbuhan bakteri sangat beragam, mulai dari media selektif, media penyubur, media diferensial, dll. Masing-masing media memiliki fungsi berbeda dan digunakan tergantung tujuan dari praktikan. Dalam mempelajari sifat pertumbuhan dari masing-masing jenis mikroorganisme, maka mikroorganisme tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya, sehingga didapatkan kultur murni yang disebut isolat. Kultur murni merupakan suatu biakan yang terdiri dari sel-sel dari satu species atau satu galur mikroorganisme. Kultur murni diperoleh dengan cara isolasi menggunakan metode tuang maupun gores (Pelczar dan Chan, 1986).
Isolasi suatu mikrobia ialah memisahkan mikrobia tersebut dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni dalam medium buatan. Isolasi harus diketahui cara-cara menanam dan menumbuhkan mikrobia pada medium biakan serta syarat-syarat lain untuk pertumbuhannya (Jutono, 1980). Memindahkan bakteri dari medium lama kedalam medium yang baru diperlukan ketelitian dan pengsterilan alat-alat yang digunakan, supaya dapat dihindari terjadinya kontaminasi. Pada pemindahan bakteri dicawan petri setelah agar baru, maka cawan petri tersebut harus dibalik, hal ini berfungsi untuk menghindari adanya tetesan air yang mungkin melekat pada dinding tutup cawan petri (Dwijoseputro, 1987).
Mikrobia yang hidup di alam terdapat sebagai populasi campuran dari bebagai jenis mikrobia yang berbeda prinsip dari isolasi mikrobia dalam memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya dari lingkungannya dialam dan ditumbuhkan dalam medium buatan. Pertumbuhan mikroba dapat dilakukan dalam medium padat, karena dalam medium padat sel-sel mikroba akan terbentuk suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya (Sutejo dkk, 1991).
Menurut Pradhika (2008), ada beberapa teknik isolasi mikrobia, yaitu :
1. Teknik penanaman dari suspensi
Teknik penanaman ini merupakan lajutan dari pengenceran bertingkat. Pengambilan suspensi dapat diambil dari pengenceran mana saja tapi biasanya untuk tujuan isolasi (mendapatkan koloni tunggal) diambil beberapa tabung pengenceran terakhir.
1. Spread plate (agar tabur ulas)
Spread plate adalah teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Prosedur kerjanya adalah suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. Trigalski kemudian dibakar diatas bunsen dan didinginkan beberapa detik. Kemudian suspensi diratakan
dengan menggosokannya pada permukaan agar , penyebaran akan lebih efektif bila cawan ikut diputar.
1. Pour plate (agar tuang)
Teknik ini memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Prosedur kerjanya adalah petridish, tabung pengenceran yang akan ditanam dan media padat yang masih cair disiapkan. Kemudian 1 ml suspensi bakteri diteteskan secara aseptis ke dalam cawan kosong· Lalu medium yang masih cair dituang ke dalam petridish lalu petridish di putar membentuk angka 8 agar suspensi bakteri dan media homogen, kemudian diinkubasi.
Pada spread plate diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml dan pada pour plate diteteskan sebanyak 1 ml karena spread plate bertujuan untuk menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
2. Teknik Penanaman dengan Goresan (Streak)
Bertujuan untuk mengisolasi mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru.
1. Goresan Sinambung
Prosedur kerjanya adalah inokulum loop (ose) disentuhkan pada koloni bakteri dan gores secara kontinyu sampai setengah permukaan agar. Lalu petridish diputar 180o dan dilanjutkan goresan sampai habis. Goresan sinambung umumnya digunakan bukan untuk mendapatkan koloni tunggal, melainkan untuk peremajaan ke cawan atau medium baru.
1. Goresan T
Prosedur kerjanya adalah petridish dibagi menjadi 3 bagian menggunakan spidol dan daerah tersebut diinokulasi dengan streak zig-zag. Ose dipanaskan dan didinginkan, lalu distreak zig-zag pada daerah berikutnya.
1. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Hampir sama dengan goresan T, namun berpola goresan yang berbeda yaitu dibagi empat. Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisma. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal.
Menurut Pradhika (2008), untuk memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan dapat dilakukan pengenceran. Dengan pengenceran, koloni akan lebih mudah diamati. Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari pengenceran sebelumnya.
Menurut Jutono (1980), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengisolasi bakteri, yaitu :
1. Sifat-sifat spesies mikrobia yang akan diisolasi2. Tempat hidup atau asal mikrobia tersebut3. Medium untuk pertumbuhannya yang sesuai4. Cara menanam mikrobia tersebut5. Cara inkubasi mikrobia tersebut6. Cara menguji bahwa mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai
dengan yang dimaksud7. Cara memelihara agar mikrobia yang telah diisolasi tetap merupakan biakan murni
Medium agar merupakan substrat yang sangat baik untuk memisahkan campuran mikroorganisme. Teknik yang digunakan memungkinkan bakteri tumbuh pada jarak yang berjauhan dari sesamanya dan membentuk koloni. Semua sel dalam koloni dianggap sebagai turunan atau progeni suatu mikroorganisme yang disebut dengan biakan murni. Bahan yang diinokulasikan pada medium disebut inokulum. Dengan menginokulasikan medium agar nutrien dengan metode yang benar, maka sel-sel bakteri akan terpisah sendiri-sendiri. Setelah diinkubasi, bakteri akan memperbanyak diri dengan cepat selama 18-24 jam, sehingga terbentuk massa sel (koloni) yang dapat terlihat dengan mata telanjang (Pelczar dan Chan, 1986).
Untuk memastikan mikrobia yang diisolasi telah berupa biakan murni dan sesuai dengan yang dimakudkan maka diperlukan pengujian. Uji yang bisa digunakan adalah dengan cara pengecatan gram. Apabila bakteri tidak berubah maka bakteri yang diisolasi sudah merupakan biakan murni dan bila di dalam uji pengecatan gram berubah bakteri gramnya maka isolasi tidak berhail karena
belum berubah menjadi biakan murni. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya kontaminan di dalam isolasi bakteri ( Volk dan Wheeler, 1993).
Pada saat isolasi, mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah menginokulasikan mikroba jarum ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel dimasukan ke dalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada saat inkubasi, sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam isolasi bakteri, yaitu :
1. Metode pour plate
Metode ini dilakukan dengan menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri dengan bantuan mikropipet untuk disemprotkan ke dalam medium agar yang sedang mencair dan menuangkannya pada petridish. Pada metode ini, volume suspensi yang digunakan lebih dari 0,1 ml, biasanya 1 ml. Suspensi bakteri tersebut diambil dengan mikropipet dan disemprotkan ke dalam petridish yang berisi medium. Setelah diinkubasi akan terlihat koloni bakteri yang bermacam-macam, kemudian satu koloni dipilih dan diambil dengan ose, kemudian dilanjutkan dengan pengecatan gram.
2. Metode streak plate
Streak plate yaitu suatu cara pengisolasian bakteri yang cara inokulasinya dengan menggoreskan suspensi bahan yang mengandung bakteri pada permukaan medium dengan kawat ose dan digoreskan sesuai dengan petridish. Kultur media untuk menumbuhkan atau mengisolasikan bakteri dengan metode streak merupakan suatu teknik untuk memisahkan sel bakteri secara individual. Setelah inkubasi, maka pada bekas goresan akan tumbuh koloni-koloni terpisah yang mungkin berasal dari satu sel bakteri.
3. Metode spread plate
Spread plate adalah metode isolasi bakteri dengan cara menginokulasikan suspensi bahan yang mengandung bakteri ke atas medium agar lalu diratakan dengan menggunakan trigalski. Setelah diinokulasikan akan terlihat koloni-koloni bakteri yang tumbuh tersebar dipermukaan medium agar sehingga dapat diisolasi lebih lanjut untuk mendapatkan biakan murni.
Isolasi / metode Gambar Parameter Hasil pengamatanBakteri tanah Jumlah koloni 5
Bentuk koloni CirculairTepian LobateElevasi Convex
Pour 10-3 Jumlah koloni 4Bentuk koloni Circulair, irregulair, rhizoid, curled
Warna Krem, kuningPertumbuhan Permukaan
Tepian CremateElevasi Convex regose, effuse, umbonate
Streak 10-3 Jumlah koloni 13Bentuk koloni Circulair, curled, myceloid
Warna Krem, putih transparanPertumbuhan Permukaan
Tepian Erose, entire, undulateElevasi Convex, raised, raise with concave
bavelend edgeSpread 10-4 Jumlah koloni 6
Bentuk koloni Rhizoid, circulairWarna Krem
Pertumbuhan Permukaan
Pada percobaan ini, digunakan bakteri udara dengan pengenceran 10-3 dan 10-4. Bakteri ini diisolasi dengan metode pour plate, streak plate dan spread plate. Metode pour plate memerlukan agar yang belum padat dan dituang bersama suspensi bakteri ke dalam cawan petri dan dihomogenkan lalu dibiarkan memadat. Hal ini akan menyebabkan sel-sel bakteri tidak hanya terdapat pada permukaan agar saja tapi juga di dalam atau dasar agar sehingga bisa diketahui sel yang dapat tumbuh dipermukaan agar yang kaya O2 dan di dalam agar yang tidak banyak begitu banyak mengandung O2. Setelah diinkubasi selama 48 jam di suhu 37oC, untuk bakteri tanah pengenceran 10-3, diperoleh jumlah koloni sebanyak 4 koloni yang berbentuk circulair, irregulair, rhizoid, dan curled dengan warna koloninya krem dan kuning. Pertumbuhan bakteri ini pada permukaan medium. Tepiannya berbeentuk cremate, ciliate, dan fimbriate, sedangkan elevasinya convex, regose, effuse, dan umbonate. Setelah dilakukan pengecatan gram, diperoleh koloni dengan bentuk bulat dan batang panjang serta ada yang berwarna ungu yang menunjukkan gram positif dan berwarna merah yang menunjukkan bakteri ini juga termasuk gram negatif. Kelebihan metode pour plate ini adalah mudah diamati, tidak ada persaingan antarbakteri untuk mengambil O2 karena letaknya tersebar, koloninya terpisah. Kekurangan bakteri ini adalah boros waktu dan bahan, mudah terkontaminasi.
Metode streak plate dilakukan dengan cara menggoreskan biakan pada ose ke medium agar pada petridish. Penggoresan dilakukan dengan goresan kuadran (dibagi empat). Daerah 1 merupakan goresan awal sehingga masih mengandung banyak sel mikroorganisme. Goresan selanjutnya dipotongkan atau disilangkan dari goresan pertama sehingga jumlah semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi koloni tunggal. Setelah dilakukan inkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC, bakteri udara pengenceran 10-3, diperoleh jumlah koloni 13 koloni dengan bentuk koloninya circulair, curled, dan myceloid yang berwarna krem dan putih transparan. Pertumbuhan koloninya pada permukaan medium. Tepian koloni yang terlihat berbentuk erose, entire, dan undulate dengan elevasinya berbentuk convex, raised, dan raised with concave bavelend edge. Pada koloni ini dilakukan pengecatan gram dan diperoleh koloni yang berbentuk
bulat dan batang pendek serta berwarna ungu yang menunjukkan gram positif. Kelebihan metode goresan adalah menghemat waktu dan bahan, serta dapat menghasilkan bakteri yang diinginkan jika isolasi bakteri dilakukan dengan tepat dan teliti. Kekurangan metode ini adalah diperlukan keterampilan yang khusus untuk mendapatkan koloni yang terpisah.
Metode spread plate yaitu teknik menanam dengan menyebarkan suspensi bakteri di permukaan agar, agar diperoleh kultur murni. Suspensi cairan diambil sebanyak 0,1 ml dengan mikropipet kemudian teteskan diatas permukaan agar yang telah memadat. Trigalski kemudian dibakar diatas bunsen dan didinginkan beberapa detik. Kemudian suspensi diratakan dengan menggosokannya pada permukaan agar. Setelah diinkubasi selama 48 jam pada suhu 37oC, bakteri udara pengenceran 10-4, diperoleh jumlah koloni sebanyak 4 koloni yang berbentuk rhizoid dan circulair, berwarna krem serta pertumbuhannya pada permukaan medium. Pada koloni ini tidak dilakukan pengamatan dengan pengecatan gram. Kelebihan metode ini adalah diperoleh koloni bakteri yang terpisah, labih mudah dilakukan dan membutuhkan medium yang sedikit. Kekurangannya adalah waktu yang digunakan lebih lama dan mudah terkontaminasi.
Pada bakteri udara dengan metode terbuka, yaitu petridish yang sudah berisi medium agar padat dibiarkan terbuka selama 5-10 menit kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 48 jam dan diperoleh jumlah koloni sebanyak 4 koloni yang bentuk koloninya adalah circulair, tepiannya berbentuk lobate, dan elevasinya berbentuk convex. Setelah dilakukan pengecatan gram, diperoleh koloni yang berbentuk bulat serta berwarna ungu yang menunjukkan gram positif dan juga berwarna merah yang menunjukkan gram negatif.
Kelebihan dari pengisolasian bakteri udara adalah tidak membutuhkan keahlian tinggi dan sederhana karena hanya membiarkan medium pada udara terbuka sekitar 5-10 menit. Kekurangannya adalah membutuhkan waktu yang lama dan tidak mendapatkan bakteri yang bersifat anaerob. Tujuan pemindahan bakteri dari petridish ke medium agar miring untuk menunjukkan tingkatan keberhasilan dari suatu pengisolasian. Dengan mengidentifikasi dan membandingkan sama tidaknya bakteri yang tumbuh pada petridish dan medium agar miring, maka dapat dilihat tingkat keberhasilan dalam mengisolasikan bakteri tersebut. Jika hasil yang diperoleh sama, artinya pengisolasian bakteri berhasil dan diperoleh biakkan murni. Sebaliknya jika hasil yang diperoleh tidak sama, artinya pengisolasian kurang atau tidak berhasil
isolasi & inokulasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Media adalah suatu substrat dimana mikroorganisme dapat tumbuh yang disesuaikan dengan
lingkungan hidupnya. Media kultur berasarkan konsistensinya dibedakan atas tiga macam, yaitu
media cair, media semi padat, dan media padat.
Total Plate Count (TPC) merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk
menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan. Metode hitungan cawan (TPC) merupakan
metode yang paling banyak digunakan dalam analisa, karena koloni dapat dilihat langsung
dengan mata tanpa menggunakan mikroskop. Untuk menghitung total bakteri dengan metode
cawan digunakan Nutrient Agar (NA).
Tahap–tahap utama dalam analisa TPC meliputi pembuatan media, pengenceran dan
penanaman bakteri. Dalam pembuatan media ini, media biakan diperlukan untuk tumbuhnya
bakteri yang ditanam. Sehingga media biakan yang baik harus dapat menyediakan nutrisi,
tempat inkubasi, dan terpenuhinya kebutuhan oksigen yang diperlukan oleh mikroba.
Pengenceran biasanya menggunakan larutan berupa larutan fosfat buffer, larutan garam
fisiologis 0,9 % atau larutan ringer. Dengan pengenceran dapat mengurangi kepadatan bakteri
yang ditanam. Secara umum, metode penanaman dapat dibedakan atas dua macam yaitu
metode tuang (pour plate) dan metode sebar (spread plate).
Tujuan
1. Mempelajari cara isolasi mikroba (memisahkan mikroba dari campurannya)
2. Mempelajri cara inokulasi (penanaman) mikroba
3. Mengenal bentuk-bentuk koloni bakteri (melakukan identifikasi mikroba)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian dan Fungsi Media
Dasar makanan yang paling baik bagi pemiaraan baakteri ialah medium yang mengandung zat
– zat organik seperti rebusan daging, sayur – sayuran, sisa – sisa makanan atau ramuan –
ramuan yang dibuat oleh manusia. Medium yang banyak digunakan dalam pekerjaan rutin di
laboratorium ialah kaldu cair dan kaldu agar. Medium ini tersusun daripada : kaldu bubuk 3
gram, pepton 5 gram, air suling 1000 gram (Dwidjoseputro, 2005).
Media adalah suatu substrat untuk menumbuhkan bakteri yang menjadi padat dan tetap tembus
pandang pada suhu inkubasi (Pelczar et al, 1986).
Medium adalah suatu bahan nutrisi tempat menubuhkan bakteri di laboratorium (Tortora, 2007).
Jelaskan Macam – Macam Media
Menurut Dwidjoseputro (1964), media dibedakan menjadi :
Media cair misalnya kaldu.
Media kental (padat) menggunakan kentang yang dipotong.
Media yang diperkaya.
Media yang sintetik berupa ramu–ramuan zat anorganik.
Media kering berupa serbuk kering yang dilarutkan dalam air.
Menurut Pelczar et al (1986), media dibedakan menjadi:
Media yang diperkaya komponennya yaitu lumpur, ekstra serum dari tanaman atau hewan.
Media selektif yaitu bagian kimiawi secara spesifik untuk NA agar dapat tumbuh bakteri tanpa
adanya halangan dari apapun.
Media yang berbeda yaitu menyatukan reagen atau zat kimia di media untuk menghasilkan
pertumbuhan yang baik setelah diinkubasi dan diinokulasi dengan mengizinkan 2 pertumbuhan
bakteri yang berbeda.
Menurut Hadioetomo (2010), media dibedakan menjadi 2 menurut komposisi kimiawinya yaitu
mediu sintetik dan medium nonsintetik atau kompleks. Medium sintetik dibuat dari bahan kimia
yang kemurnian tinggi dan ditentukan dengan tepat, sedangkan medium non-sintetik tidak
diketahui dengan pasti.
Jelaskan NA, PDA beserta komposisinya
Menurut Pelczar et al (1986), NA (Nutrient Agar) adalah padatan yang bermaksud membuat
media menjadi padat.
Komposisi NA :
Ekstra Daging Sapi 3 gram.
Pepton 5 gram
Agar 15 gram
Air 1000 ml. Menurut Fathir (2009),
Komposisi PDA:
20% Extra daging sapi
2% Glukosa
NA (Nutrient Agar) digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk pencegahan organisme dalam
air, limbah, kotoran, dan lainnya. Komposisi : Beef extract, peptone, agar dan aquadest (Ruly,
2009).
Pengertian dan Tujuan Pengenceran
Pengenceran adalah melarutkan atau melepasan mikroba dari substratnya ke dalam air
sehingga lebih mudah penanganannya. Tujuan pengenceran yaitu untuk mengurangi
kepadatan kepadatan bakteri yang ditanam (Fais, 2009).
Pengenceran merupakan proses yang dilakukan untuk menurunkan atau memperkecil
konsentrasi larutan dengan menambah zat pelarut ke dalam larutan sehingga volume larutan
menjadi berubah (Nurohaianah et al, 2007).
Macam Metode Penanaman beserta Kelebihan dan Kekurangannya
Menurut Fais (2009), metode penanaman ada dua yaitu :
Dari deskripsi yang singkat ini mengenai ciri – ciri nutrisi bakteri haruslah dikenal dua langkah
penting bagi intensitasnya. Di laboratorium (1) inokulasi penanaman penting bagi suatu medium
dengan kandungan nutrisi yang sesuai (2) inkubasi medium yang sudah diinokulasi pada
keadaan fisik (Waluyo, 2005).
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungan sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara yang
dapat dilakukan yaitu dengan cara goresan (streak plate), cara tuang (pour plate), cara sebar
(spread plate), dan mikromanipulator ( Buckle,1998).
Persyaratan utama bagi isolasi dan kultivasi fage adalah harus adanya kondisi optimum untuk
pertumbuhan organisme inangnya. Sumber bakteriofage yang paling baik dan paling utama
adalah habitat inang. Sebagai contoh fage koli yang dijumpai di dalam pencernaan dapat
diisolasi dari limbah atau pupuk kandang. Hal ini dilakukan dengan sentifugasi atau filtrasi
bahan sumbernya dan penambahan kloroform untuk membunuh sel-sel bakterinya (Adams,
2000).
Pengembangan dalam cawan petri ada beberapa metode, yaitu:
Metode Cawan Gores (Streak Plate)
Prinsip metode ini yaitu mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni yang lain,
sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan petri.
Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose
tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk
garis horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Setelah kering, ose
tersebut digunakan untuk menggores goresan sebelumnya pada sisi cawan ke dua. Langkah ini
dilanjutkan hingga keempat sisi cawan tergores.
Metode Cawan Sebar (Spread Plate)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau
menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur
dicampurkan ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar.
Teknik Dilusi (Pengenceran)
Tujuan dari teknik ini adalah melarutkan atau melepaskan mikroba dari substratnya ke dalam air
sehingga lebih mudah penanganannya. Sampel yang telah diambil kemudian disuspensikan
dalam aquades steril. Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi karena hampir
semua metode penelitian dan perhitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini, seperti
TPC (Total Plate Counter). Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan
teknik penanaman bakteri (inokulasi), yaitu:
1. Menyiapkan ruangan
2. Pemindahan dengan pipet
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ada beberapa tahap yang harus dilakukan sebelum melakukan teknik penanaman bakteri
(inokulasi) yaitu :
1. Menyiapkan ruangan
Ruang tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadannya harus steril agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengamatan atau percobaaan .dalam labotarium pembuataan serum vaksin
dan sebagainya. Inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca (encast) udara yang lewat
dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan agar tekena sinar ultraviolet
(Pelczar, 1986).
2. Pemindahan dengan dengan pipet
Cara ini dilakukan dalam penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml
contoh yang akan diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni (Pelczar, 1986).
3. Pemindahan dengan kawat inokulasi
Ujung kawat inokulasi sebaliknya dari platina atau nikel .ujungnya boleh lurus juga boleh berupa
kolongan yang diametrnya 1-3mm. Dalam melakukuan penanaman bakteri kawat ini terlebih
dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja setelah dingin
kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala (Pelczar, 1986).
Teknik Inokulasi
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme yaitu :
a. Metode gores
Teknik ini lebih menguntungkan jika ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan
ketrampilan-ketrampilan yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan
menghasilkan koloni yang terpisah. Inokulum digoreskan di permukaan media agar nutrien
dalam cawaan petri dengan jarum pindah (lup inokulasi). Di antara garis-garis goresan akan
terdapat sel-sel yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni (Winarni, 1997).
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan
dengan baik teknik inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada
masing-masing laboratorium tapi tujuannya sama yaiitu untuk membuat goresan sebanyak
mungkin pada lempeng medium pembiakan (Kus Irianto, 2006).
Ada beberapa teknik dalam metode goresan, yakni:
Teknik Gores T
Teknik Gores Kuadran
teknik Gores Sinambung
Teknik Gores Radian
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba
lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap
pada tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni dari suatubiakan
campuran. Dua diantaranya yang paling sering digunakan adalah metode cawan gores dan
metode cawan tuang. Yang didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk
memperoleh spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah dari satu
jenis sel yang dapat diamati (Afrianto, 2004).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis, antara lain digunakan
dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan
serologi dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Menurut Hadioetomo (1993), ada dua metode yang dilakukan untuk memperoleh biakan
murni yaitu :
1. Metode cawan gores
Metode ini mempunyai dua keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode
cawan gores yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya
mikroorganisme yang diinginkan.
2. Metode cawan tuang
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah
dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan
( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen
pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di
atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun
tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
Metode cawan gores memiliki dua keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu.
Namun untuk memperoleh hasil yang baik diperlukan keterampilan yang lumayan yang
biasanya diperoleh dari pengalaman. Metode cawan gores yang dilaksanakan dengan baik
kebanyakan akan menyebabkan terisolasinya mikroorganisme seperti yang diinginkan. Dua
macam kesalahan yang umum sekali dilakukan oleh para mahasiswa yang baru mulai
mempelajari mikrobiologi ialah tidak memanfaatkan permukaan medium dengan sebaik-baiknya
untuk digores sehingga pengenceran mikroorganisme menjadi kurang lanjut dan cenderung
untuk menggunakan inokulum terlalu banyak sehingga menyulitkan pemisahan sel-sel yang
digoreskan (Ratna, 1990).
Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada agar-agar lempengan,
pada agar-agar miring dan pada tusukan gelatin adalah sebagai berikut :
1. Sifat-sifat koloni pada agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk
koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa akar, serum kumparan.
Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar, timbul melengkung, timbul mencembung,
timbul membukit dan timbul berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada
yang berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan ada yang keriting.
2. Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu
dinyatakan dengan kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa titik-
titik, serupa batang dan serupa akar.
3. Sifat koloni tusukan dalam gelatin. Ada bakteri yang dapat mengencerkan gelatin. Karena itu,
maka bentuk-bentuk koloninya juga berbeda-beda. Lagipula bentuk koloni yang tidak dapat
mengencerkan gelatin. Bila dilihat dari samping koloni yang tidak mengencerkan gelatin dapat
serupa pedang, tasbih, bertonjol-tonjol dan berjonjot. Jika bakteri mampu mengencerkan
gelatin, maka bentuk koloninya dapat serupa kawah, serupa mangkuk, serupa corong, pundi-
pundi dan berlapis.
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun cawan dan estelah
inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan
berbagai ciri khas yang lain. Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada
media pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk diperhatikan
(Ratna,1990).
Bakteri yang memiliki flagella sering kali membentuk koloni yang menyebar terutama jika
menggunakan lempengan agar basah, untuk mencegah menyebarnya koloni maka harus
digunakan agar benar-benar kering (Djida, N., 2000).
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
a. Bahan
Media PDA
Media EMB
Media SSA
Media NB
Daging
Kupang
Selokan
Lactobacillus
b. Alat
Gambar alat Nama alat
Mikroskop
Ose
Bunsen
Kaca preparat
Tabung reaksi
petridish
erlemneyer
c. Prosedur kerja
a. Cara isolasi dengan metode penggoresan (the streak plate technique)
1. Siapkan media yang sudah disterilkan dalam petridish yang steril, biarkan hingga dingin
2. Ambillah 1 ose suspense dari campuran dan goreslah kepermukaan media. Maksud dari
goresan ini untuk mendapatkan deretan koloni yang dikehendaki dan memudahkan isolasi
selanjutnya
3. Inkubasi selama 24-28 jam, amati kiloni yang terbentuk
4. Isolasikan masing-masing koloni dengan menanamkannya pada masing-masing medianya
5. Isolasi ini dikerjakan 2-3 kali, sampai diperoleh kultur murni
6. Bila telah mendapatkan kultur murni, inokulasikan kedalam media agar dalam tabung reaksi
b. Cara inokulasi dalam nutrient broth
1. Ambilah koloni B subtilis / E.coli dengan ose steril (sebelumnya dipijarkan pada burner dan
didinginkan sebentar), masukkan kedalam nutrieny broth.
2. Sebaiknya inokulasi delakukan dekat buener di dalam ruangan steril. Tangan kanan untuk
memegang ose dan tangan kiri digunakan untu memgang tabung reaksi steril yang berisi media
nutrient broth steril. Sebelum dan setelah diinokulasi, bibir tabung reaksi dilewatkan diatas
burner, (kapas penutup jangan diletakkan meja)
3. Inkubasi selama 24-48 jam pada suhu kamar, amati gelembung / kekeruhan yang terjadi secara
makroskopis dan secara mikroskopis
c. Cara inokulasi dalam nutrient agar
1. Media nutrient agar tegak diinokulasi secara aseptic dengan biakan murni bakteri memakai
jarum ose dengan cara menusuk kedalam nutrient agar
2. Media nutrient agar miring diinokulasi secara aseptic dengan biakan murni bakteri memakai
jarum ose dengan cara menggoreskan bagian atas nutrient agar (goresan lurus)
3. Inokulasi dalam petridish steril dilakukan dengan metode penggoresan atau metode taburan
4. Metode taburan dilakukan sebagai berikut: sebanyak ± 10ml media nutrient agar dalam tabung
reaksi (yang baru disterilkan / dicairkan), didinginkan hingga suhu ± 50OC, kemudian diinokulasi
secara aseptic dengan biakan murni bakteri, kemudia tabung digojog dan dituangkan dalam
petridish secara aseptic. Cara ini biasanya digunakan untuk menghitung bakteri (metode pour
plate)
5. Ikubasikan selama 24-48 jam pada suhu kamar
6. Amatilah koloni-koloni yang tumbuh secara makroskopis / mikroskopis.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Gambar Keterangan
Inokulasi pada media
EMB
Bentuk:
Warna: hijau metalic
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam:
Inokulasi pada media NB
Bentuk:
Warna:
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam:
Inokulasi pada media
PDA
Bentuk:
Warna:
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam
Inokulasi pada media
SSA
Bentuk:
Warna:
Pinggiran (tepi):
Permukaan elevasi):
Struktur dalam
BAB V
PEMBAHASAN
Isolasi suatu mikroba adalah memisahkan mikroba tersebut dari lingkungannya di alam bebas
dan menumbuhkannya sebagai kultur murni atau biakan murni dalam medium buatan. Pada
saat isolasi mikroba perlu dilakukan inokulasi mikroba. Sebelum dan sesudah
menginokulasikan mikroba jarum ose yang digunakan harus dipanaskan terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan agar jarum ose yang digunakan bersifat steril dan bebas kontaminasi dari
mikroorganisme yang tidak diinginkan. Sedangkan pada cawan petri, setelah sampel
dimasukan kedalam cawan petri setiap membuka dan menutup cawan petri harus terlebih
dahulu dipanaskan untuk meminimalkan terkontaminasinya sampel. Wadah media yang
menggunakan cawan petri, pada saat inkubasi mikroba pada cawan petri selalu dalam posisi
terbalik. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah mikroba terkena uap air yang dihasilkan pada
saat inkubasi. Sehingga kualitas mikroba tidak rusak atau mengalami gangguan.
Teknik-teknik dalam mengisolasi mikroba terbagi menjadi beberapa metode, yaitu :
1. Teknik Penggoresan (steak plate)
Teknik Penanaman dengan teknik Goresan (Streak) bertujuan untuk mengisolasi
mikroorganisme dari campurannya atau meremajakan kultur ke dalam medium baru. Ada
beberapa teknik goresan yang biasa dipakai yaitu :
A. Goresan Sinambung
Seperti gambar di bawah ini :
B. Goresan T
Seperti gambar di bawah ini :
C. Goresan Kuadran (Streak quadrant)
Seperti gambar di bawah ini :
Prinsip teknik penggoresan yaitu pengenceran dimana goresan pertama paling pekat kemudian
menjadi semakin encer sampai pada goresan ke empat yang terletak ditengah-tengah media.
Bila metode ini dilakukan dengan baik akan menghasilkan terisolasinya mikroorganisme,
dimana setiap koloni berasal dari satu sel.
2. Teknik Taburan (pour plate)
Teknik isolasi mikroba dengan cara menaburkan mikroba pada permukaan media yang akan
digunakan.
3. Teknik Sebar (spread plate)
Teknik isolasi dan mikroba dengan cara menyebarkan mikroba pada permukaan media yang
akan digunakan.
4. Teknik Pengenceran (dilution method)
Suatu sampel dari suatu suspensi yang berupa campuran bermacam- macam spesies
diencerkan dalam suatu tabung yang tersendiri. Dari hasil pengenceran ini kemudian di ambil
kira- kira 1 mL untuk diencerkan lebih lanjut. Jika dari pengenceran yang ketiga ini diambil 0,1
mL untuk disebarkan pada suatu medium padat, kemungkinan besar kita akan mendapatkan
beberapa koloni yang akan tumbuh dalam mdium tersebut, akan tetapi mungkin juga kita hanya
akan memperoleh satu koloni saja. Dalam hal yang demikian ini dapat kita jadikan piaraan
murni. Jika kita belum yakin, Bahwa koloni tunggal yang kita peroleh tersebut merupakan koloni
yang murni, maka kita dapat mengulang pengenceran dengan menggunakan koloni ini sebagai
sampel.
5. Teknik Micromanipulator
Mengambil satu bakteri dengan mikropipet yang ditempatkan dalam mikro manupulator,
kemudian ditempatkan dalam mikromanupulator. Kemudian ditempatkan dalam medium encer
untuk dibiakkan.
Dalam proses isolasi dan kultivasi dibutuhkan suatu media yang digunakan sebagai tempat
tumbuhnya mikroba. Media yang digunakan berbeda-beda sesuai jenis mikroba yang
ditumbuhkan. Untuk mikroba bakteri digunakan media NA (Nutrient Agar), untuk fungi
digunakan Potato Destroxe Agar (PDA) dan untuk khamir digunakan media Malt Extract Agar
(MEA). Media yang digunakan berbeda-beda karena untuk mengisolasi mikroba perlu
memperhatikan media yang tepat untuk mikroba tersebut. Dilihat dari pH, suhu dan
ketersediaan nutrien yang cocok pada media bagi mikroba yang ditumbuhkan.
Pada percobaan ini menggunakan teknik goresan pada petridish dan tabung reaksi dan juga
menggunakan metode zig-zag. Ini merupakan cara sterilisasi umum secara aseptik, yang di
buat ada 4 kuadran zig-zag, supaya koloni bakteri yang terbentuk bisa tumbuh dan bisa dilihat
dengan jelas. Teknik ini digunakan untuk mikroba bakteri dan khamir. Sedangkan untuk jamur
menggunakan metode titik karena jamur memiliki spora yang akan rusak jika digunakan metode
gores. Dari hasil percobaan didapatkan hasil untuk untuk isolasi dan kultivasi bakteri E. coli,
jumlah koloni terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode NA3 (4) sebanyak 49. Sementara
untuk bentuk koloni berbeda-beda untuk setiap sampel, yaitu ada yang berbentuk berbenang-
benang, rhizoid, konsentris, tak beraturan dan menyebar, serta tak berbentuk dan menyebar.
Perbedaan bentuk ini diakibatkan perbedaan pada saat penggoresan mikroba. Bentuk
tepiannya berbentuk bercabang, tak beraturan dan berombak. Sedangkan warna untuk setiap
koloni adalah putih susu. Sementara bentuk koloninya berbentuk cembung dan seperti kawah.
Sedangkan untuk isolasi dan kultivasi jamur Aspergillus sp. dengan media PDA, jumlah koloni
terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode PDA3 (2) sebanyak 111. Bentuk koloni ada
yang berbentuk filiform, L, bundar dan menyebar. Warna untuk setiap koloni adalah hitam dan
tepian untuk semua sampel adalah berbentuk wol. Sementara bentuk elevasinya adalah tombol
dan kawah. Untuk isolasi dan kultivasi khamir yaitu Saccaromyces menggunakan media MEA,
jumlah koloni terbanyak didapatkan pada isolat dengan kode MEA1 (3) dengan jumlah koloni
sebanyak 130. Bentuk koloni berbentuk L untuk setiap sampel. Warna untuk setiap koloni
adalah putih mengkilap dan tepian untuk semua sampel adalah berbentuk licin. Sementara
bentuk elevasinya adalah tombol. Pengamatan untuk bentuk koloni dilihat dari atas, permukaan
koloni dilihat dari samping dan tepi koloni dilihat dari atas. Sedangkan jumlah koloni dihitung
dari colony counter.
BAB VI
JAWAB PERTANYAAN
1. Terangkan cara kerja isolasi mikroba
a. Metode tuang (the pour plate method)
Cara lain untuk memperoleh koloni murni dari populasi campuran mikroorganisme adalah
dengan mengencerkan spesimen dalam medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan
( ±50 oC ) yang kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam spesimen
pada umunya tidak diketahui sebelumnya, maka pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap
sehingga sekurang-kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di
atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan dan waktu namun
tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
b. Metode permukaan (the surface/spread plate method)
Teknik spread plate (cawan sebar) adalah suatu teknik di dalam menumbuhkan
mikroorganisme di dalam media agar dengan cara menuangkan stok kultur bakteri atau
menghapuskannya di atas media agar yang telah memadat, sedangkan pour plate kultur
dicampurkan ketika media masih cair (belom memadat). Kelebihan teknik ini adalah
mikroorganisme yang tumbuh dapat tersebar merata pada bagian permukaan agar.
2. Pada inokulasi mikroba, gambarlah hasil pengamatan (mikroskopis / makroskopis)
Sebutkan pula spesifikasi dari koloni-koloni yang saudara amati:
a. Bentuk
b. Warna
c. Pinggiran (tepi)
d. Permukaan (elevasi)
e. Struktur dalam
Bakteri Escheria Coli merupakan kuman dari kelompok gram negatif, berbentuk batang dari
pendek sampai kokus, saling terlepas antara satu dengan yang lainnya tetapi ada juga yang
bergandeng dua-dua (diplobasil) dan ada juga yang bergandeng seperti rantai pendek, tidak
membentuk spora maupun kapsula, berdiameter ± 1,1 – 1,5 x 2,0 – 6,0 µm, dapat bertahan
hidup di medium sederhana dan memfermentasikan laktosa menghasilkan asam dan gas,
kandungan G+C DNA ialah 50 sampai 51 mol % (Pelczar dan Chan, 1988:949) .
(http://um.ac.id)
Escherichia coli dapat tumbuh di medium nutrien sederhana, dan dapat memfermentasikan
laktosa dengan menghasilkan asam dan gas (Pelczar dan Chan, 2005:169). Kecepatan
berkembangbiak bakteri ini adalah pada interval 20 menit jika faktor media, derajat keasaman
dan suhu tetap sesuai. (http://ksupointer.com) Selain tersebar di banyak tempat dan kondisi,
bakteri ini tahan terhadap suhu, bahkan pada suhu ekstrim sekalipun. Suhu yang baik untuk
pertumbuhan bakteri ini adalah antara 80C-460C, tetapi suhu optimumnya adalah 370C. Oleh
karena itu, bakteri tersebut dapat hidup pada tubuh manusia dan vertebrata lainnya
(Dwidjoseputro, 1978:82).
Taksonomi Escherichia coli sebagai berikut (Dwidjoseputro, 1978:105):
Divisi : Protophyta
Kelas : Schizomycetes
Ordo : Eubacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : Escherichia coli
Pelczar dan Chan (1988:809-810) mengatakan Escherichia coli merupakan bagian dari
mikrobiota normal saluran pencernaan. Escherichia coli dipindahsebarkan dengan kegiatan
tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif lewat makanan atau minuman. Morfologi dan
ciri-ciri pembeda Escherichia coli yaitu: (1) merupakan batang gram negatif, (2) terdapat
tunggal, berpasangan, dan dalam rantai pendek, (3) biasanya tidak berkapsul, (4) tidak
berspora, (5) motil atau tidak motil, peritrikus, (6) aerobik, anaerobik fakultatif, (7) penghuni
normal usus, seringkali menyebabkan infeksi.
Escherichia coli dalam usus besar bersifat patogen apabila melebihi dari jumlah normalnya.
Galur-galur tertentu mampu menyebabkan peradangan selaput perut dan usus (gastroenteritis)
(Pelczar dan Chan, 1988:809-810). Bakteri ini menjadi patogen yang berbahaya bila hidup di
luar usus seperti pada saluran kemih, yang dapat mengakibatkan peradangan selaput lendir
(sistitis) (Pelczar dan Chan, 1988:545).
Escherichia coli dapat dipindahsebarkan melalui air yang tercemar tinja atau air seni orang
yang menderita infeksi pencernaan, sehingga dapat menular pada orang lain. Infeksi yang
timbul pada pencernaan akibat dari serangan bakteri Escherichia coli pada dinding usus
menimbulkan gerakan larutan dalam jumlah besar dan merusak kesetimbangan elektrolit dalam
membran mucus. Hal ini dapat menyebabkan penyerapan air pada dinding usus berkurang dan
terjadi diare .(Pelczar dan Chan, 1988:810).
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah kita dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa
teknik inokulasi merupakan teknik pemindahan bakteri ke dalam media dengan perlakuan
khusus untuk mempertahankan kemurnian dari bakteri tersebut. Teknik inokulasi dapat
dilakukan dengan metode gores pada agar datar (streak plate method) dan metode gores pada
agar miring (streak plate method). Proses inokulasi harus benar-benar aseptik atau steril
supaya tidak terjadi kontaminasi oleh mikroorganisme lain. Pada hasil pengamatan metode
gores agar miring terlihat adanya garis zig-zag putih menyebar yang menandakan koloni
bakteriE. c oli biakan tumbuh. Sedangkan pada metode gores agar datar tidak ditemukan garis
zig-zag putih yang menandakan belum tumbuhnya koloni bakteri