Upload
hangoc
View
235
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
TKE 3105
ISYARAT DAN SISTEM Bab 4 – Deret Fourier Untuk Isyarat Periodik
Indah Susilawati, S.T., M.Eng.
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer
Universitas Mercu Buana Yogyakarta 2009
79
B A B I V
DERET FOURIER UNTUK ISYARAT PERIODIK
Tujuan Instruksional
1. Umum
Setelah menyelesaikan mata kuliah ini, mahasiswa dapat melakukan
analisis dan sintesis sistem yang sangat bermanfaat untuk menunjang
kreativitas perekayasaan terutama dalam desain sistem.
2. Khusus
Setelah menyelesaikan bab ini, diharapkan:
- Mahasiswa dapat menyatakan deret Fourier isyarat periodik waktu
kontinyu.
- Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat deret Fourier waktu
kontinyu.
- Mahasiswa dapat menyatakan deret Fourier isyarat periodik waktu
diskrit.
- Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat deret Fourier waktu diskrit.
- Mahasiswa dapat menentukan tanggapan frekuensi sistem LTI.
- Mahasiswa dapat memahami tentang filter-filter pemilih frekuensi.
4.1. Tanggapan Sistem LTI Terhadap Eksponensial Kompleks
Tanggapan sistem LTI terhadap masukan eksponensial merupakan
isyarat eksponensial yang sama tetapi dengan perubahan amplitudo. Hal ini
dapat dinyatakan sebagai:
est → H(s) est (sistem waktu kontinyu)
zn → H[z] zn (sistem waktu diskrit)
Suatu isyarat yang menghasilkan keluaran yang merupakan hasil kali suatu
konstanta dengan masukannya tersebut, disebut eigenfunction dari sistem
tersebut (dalam hal ini adalah est atau zn). Sedangkan faktor amplitudonya
disebut dengan eigenvalue sistem tersebut (dalam hal ini adalah H(s) atau
H[z]) .
80
Berikut adalah ilustrasi pada sistem LTI waktu kontinyu.
Terdapat sistem LTI waktu kontinyu dengan tanggapan impuls h(t).
Untuk masukan x(t) = est maka keluarannya dapat ditentukan dengan
integral konvolusi, yaitu:
)s(He
de)(he
dee)(h
de)(h
d)t(x)(h)t(y
st
sst
sst
)t(s
=
ττ=
ττ=
ττ=
ττ−τ=
∫∫∫∫
∞+
∞−
τ−
∞+
∞−
τ−
∞+
∞−
τ−
+∞
∞−
dengan
est merupakan eigenfunction sistem
∫+∞
∞−
τ− ττ= de)(h)s(H s merupakan eigenvalue sistem
Sedangkan ilustrasi pada sistem LTI waktu diskrit dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Sistem LTI waktu diskrit dengan tanggapan impuls h[n] mempunyai
masukan
x[n] = zn
maka keluaran sistem dapat ditentukan dengan jumlah konvolusi
sebagai
]z[Hz
z]k[hz
zz]k[h
z]k[h
]kn[x]k[h]n[y
nk
kn
k
kn
k
kn
k
=
=
=
=
−=
∑
∑
∑
∑
∞
−∞=
−
∞
−∞=
−
∞
−∞=
−
∞
−∞=
dengan
81
zn merupakan eigenfunction sistem
∑∞
−∞=
−=k
kz]k[h]z[H merupakan eigenvalue sistem
4.2. Sifat Superposisi
Sistem LTI memiliki sifat superposisi. Jika x(t) merupakan kombinasi
linier yang dinyatakan dengan persamaan
ts3
ts2
ts1
321 eaeaea)t(x ++=
maka tanggapan sistem LTI waktu kontinyu yang dihasilkan merupakan
jumlahan (superposisi) dari tanggapan masing-masing komponen yang
membentuk masukannya. Perhatikan:
ts333
ts33
ts222
ts22
ts111
ts11
33
22
11
e)s(Ha)t(yea)t(x
e)s(Ha)t(yea)t(x
e)s(Ha)t(yea)t(x
=→=
=→=
=→=
+
∑∑ →
→
k
tskk
k
tsk
kk e)s(Haea
)t(y)t(x
Dengan demikian, keluaran y(t) dapat dinyatakan sebagai
∑=k
tskk
ke)s(Ha)t(y
Sifat superposisi juga terdapat pada sistem LTI waktu diskrit. Jika
masukan x[n] merupakan kombinasi linier yang dinyatakan sebagai
∑=k
nkk za]n[x
maka tanggapan sistem LTI waktu diskrit yang dihasilkan juga merupakan
jumlahan (superposisi) dari tanggapan masing-masing komponen yang
membentuk masukannya. Dengan cara yang sama, maka keluaran y[n] dapat
dinyatakan dengan
∑=k
nkkk z]z[Ha]n[y
82
4.2.1. Contoh Soal dan Penyelesaian
1. Sebuah sistem LTI waktu kontinyu mempunyai hubungan masukan dan
keluaran sebagai berikut:
y(t) = x(t – 3)
Jika masukannya adalah x(t) = e j2t, maka tentukanlah keluaran sistem
tersebut.
Penyelesaian
Cara 1
Dengan masukan x(t) = e j2t, maka
y(t) = x(t – 3)
= e j2(t – 3)
= e – j6 e j2t
Dalam hal ini e j2t merupakan eigenfunction dan eigenvalue untuk
s = j2 dituliskan sebagai
H(s) = H(j2) = e – j6
Cara 2
H(s) dapat ditemukan dengan rumusan , dengan
h(t) = δ(t – 3), sehingga
∫+∞
∞−
− ττ= de)(h)s(H st
s3
s3
s3
s
s
e
d)3(e
d)3(e
de)3(
de)(h)s(H
−
∞+
∞−
−
∞+
∞−
−
∞+
∞−
τ−
+∞
∞−
τ−
=
τ−τδ=
τ−τδ=
τ−τδ=
ττ=
∫
∫
∫
∫
Jika x(t) = e j2t, maka s = j2 dan dengan demikian
H(j2) = e – 3s
= e – j6
83
2. Untuk sistem LTI yang sama dengan pada contoh soal no. 1, maka
tentukanlah keluaran sistem jika masukannya adalah
x(t) = cos 4t + cos 7t
Penyelesaian
Masukan x(t) merupakan kombinasi linear yang terdiri atas dua
komponen, sehingga soal ini dapat diselesaikan dengan sifat superposisi
yang dimiliki sistem LTI. Masukan x(t) dapat diuraikan menggunakan
rumus Euler menjadi:
{ } { }t7jt7jt4jt4j ee21ee
21
t7cost4cos)t(x
−− +++=
+=
maka keluaran y(t) dapat ditemukan sebagai
{ } { })3t(7cos)3t(4cos
e21e
21e
21e
21
)3t(x)t(y
)3t(7j)3t(7j)3t(4j)3t(4j
−+−=
+++=
−=
−−−−−−
Eigenfunction dan eigenvalue untuk masing-masing komponen
diperlihatkan pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Eigenfunction dan eigenvalue untuk masing-masing komponen untuk contoh soal no. 2
Komponen Eigenfunction Eigenvalue
e j4(t – 3) e j4t ½ e j12
e – j4(t – 3) e – j4t ½ e – j12
e j7(t – 3) e j7t ½ e j21
e – j7(t – 3) e – j7t ½ e – j21
4.2.2. Soal-soal Tambahan
1. Sebuah sistem LTI waktu kontinyu mempunyai hubungan keluaran dan
masukan yang dinyatakan dengan persamaan
84
y(t) = 2 x(t – 1)
Jika masukannya adalah x(t) = e j3t, maka tentukanlah keluaran sistem.
2. Sebuah sistem LTI waktu kontinyu mempunyai hubungan keluaran dan
masukan yang dinyatakan dengan persamaan
y(t) = x(t) + 2 x(t – 1)
Jika masukannya adalah x(t) = e j3t, maka tentukanlah keluaran sistem.
4.3. Representasi Deret Fourier Pada Isyarat Periodik Waktu Kontinyu
Untuk isyarat periodik waktu kontinyu x(t) yang mempunyai perioda
dasar T dan frekuensi dasar ω0 = 2π/T, maka deret Fourier atas x(t)
didefinisikan sebagai berikut:
∑
∑∞+
−∞=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
+∞
−∞=
ω
=
=
k
tT2jk
k
k
tjkk
ea
ea)t(x 0
dengan
∫
∫⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
−
ω−
=
=
T
tT2jk
T
tjkk
dte)t(xT1
dte)t(xT1a 0
Koefisien ak disebut koefisien deret Fourier atau koefisien spektral dari
x(t). Koefisien a0 (yaitu ak saat k = 0) disebut komponen dc atau konstan dari
x(t), yang ditentukan oleh:
∫=T
0 dt)t(xT1a
Besarnya ak menunjukkan besarnya sinyal x(t) pada setiap harmonik dari
komponen dasar. Pada subab berikut akan diberikan beberapa contoh soal
berikut penyelesaiannya dalam hal menyatakan sebuah isyarat menjadi deret
Fouriernya.
85
4.3.1. Contoh Soal dan Penyelesaian
1. Isyarat x(t) = sin ω0 t mempunyai frekuensi dasar ω0. Tentukanlah deret
Fourier untuk menyatakan x(t).
Penyelesaian
Salah satu cara untuk menentukan deret Fourier untuk x(t) = sin ω0 t
adalah dengan menguraikan x(t) menggunakan rumus Euler.
{ }tjtj
tjtj
0
00
00
e2j1e
2j1
ee2j1
tsin)t(x
ω−ω
ω−ω
−=
−=
ω=
Dari penguraian x(t) dapat diketahui bahwa
a −1 = 2j1
−
a0 = 0
a1 = 2j1
dan ak = 0 untuk nilai k yang lain.
2. Isyarat x(t) didefinisikan sebagai berikut:
x(t) = 1 + sin ω0 t + 2 cos ω0 t + cos (2ω0 t + π/4)
Nyatakanlah x(t) dalam deret Fourier.
Penyelesaian
Isyarat x(t) mempunyai frekuensi dasar ω0 dan dapat diuraikan menjadi:
{ } { }
t2j4jt2j4
jtjtj
4t2j
tjtjtjtj
000
0000
4t02j
00000
ee21ee
21e
2j11e
2j111
ee21eeee
2j11
4t2costcos2tsin1)t(x
ω−π
−ωπ
ω−ω
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
+ωω−ωω−ω
++⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−+⎥
⎦
⎤⎢⎣
⎡++=
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
−+++−+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
+ω+ω+ω+=
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
+ω−
maka
86
2kee21
2kee21
1ke2j11
1ke2j11
0k1)t(x
t2j4j
t2j4j
tj
tj
0
0
0
0
−=→+
=→+
−=→⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−+
=→⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡++
=→=
ω−π
−
ωπ
ω−
ω
dan dapat diketahui bahwa:
2kuntuk0a
)j1(42e
21a
)j1(42e
21a
21j1
2j11a
21j1
2j11a
1a
k
4j
2
4j
2
1
1
0
>=
−==
+==
+=⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡−=
−=⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡+=
=
π−
−
π
−
Koefisien ak dapat diplot seperti pada gambar 4.1.
-3 -2 -1 0 1 2 3 k Gambar 4.1 Plot koefisien-koefisien deret Fourier pada soal no. 2
3. Isyarat x(t) pada gambar 4.2 dapat dinyatakan sebagai
⎪⎩
⎪⎨⎧
<<
<=
2,0
,1)(
1
1
TtT
Tttx
Nyatakanlah isyarat tersebut dalam deret Fourier.
87
X(t)
1
-T -T1T1 T
Gambar 4.2 Isyarat x(t) untuk soal no. 3
Penyelesaian
Isyarat x(t) merupakan isyarat yang periodik, maka untuk satu periode x(t)
dapat ditemukan koefisien ak.
• Saat k = 0, maka
[ ]
TT2
)T(TT1
tT1
dt1.1T1
dte)t(xT1a
1
11
T
T
T
T
T
T
tjk0
1
1
1
1
1
1
0
=
−−=
=
=
=
−
−
−
ω−
∫
∫
• Saat k ≠ 0, maka
[ ]
[ ]
2jee
Tk2
eeTjk
1
eeTjk
1T
Te
jk1
T1
dteT1
dte)t(xT1a
1010
1010
1010
0
1
1
0
1
1
0
TjkTjk
0
TjkTjk
0
TjkTjk
0
1
1tjk
0
T
T
tjk
T
T
tjkk
ω−ω
ω−ω
ωω−
ω−
−
ω−
−
ω−
−×
ω=
−×ω
=
−×ω−
=
−×
ω−
×=
=
=
∫
∫
88
πω
=
ωω
=
ω×ω
=
k)Tksin(
Tk)Tksin(2
)Tk(sinTk
2
10
0
10
100
Ingat bahwa T2
0π
=ω
Sebagai gambaran, maka dapat dimisalkan suatu kasus jika T = 4T1
sehingga 1
0 T42
T2 π
=π
=ω atau 2
T10π
=ω . Dengan pemisalan ini dapat
ditemukan nilai-nilai koefisien deret Fourier x(t) untuk berbagai harga k.
seterusnyadan
aa51
5)2/5sin(a
aa04
2sina
aa3
13
)2/3sin(a
aa02
sina
aa1)2/sin(a
makak
2ksin
k)Tksin(a
21
T4T2
TT2a
555
444
333
222
111
10k
1
110
=→π
=ππ
=
=→=ππ
=
=→π−
=ππ
=
=→=ππ
=
=→π
=ππ
=
π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=πω
=
===
−
−
−
−
−
Koefisien ak dapat diplot seperti pada gambar 4.3.
-5 -4
-3
-2 -1 0 1 2
3
4 5 k
ak
Gambar 4.3 Plot koefisien-koefisien deret Fourier pada soal no. 3
89
4.3.2 Soal-soal Tambahan
1. Untuk soal yang sama dengan contoh soal no. 3, tentukanlah koefisien
deret Fourier dari x(t) jika:
a. T = 8T1
b. T = 16T1
c. Apa kesimpulan anda?
2. Tentukanlah deret Fourier untuk isayarat x(t) yang diperlihatkan pada
gambar 4.4 berikut ini.
X(t)
0-2-5-8 1 4 7 k Gambar 4.4 Isyarat x(t) untuk soal no. 2
4.4. Sifat-sifat Deret Fourier Waktu Kontinyu
Untuk kepentingan kemudahan dalam pembahasan tentang sifat-sifat
deret Fourier waktu kontinyu, maka koefisien deret Fourier dari sebuah isyarat
x(t), yaitu ak , akan dituliskan dengan notasi:
kFS a)t(x ⎯→←
Artinya, isyarat x(t) dapat dinyatakan dengan deret Fourier dengan koefisien-
koefisien ak (FS = Fourier Series = Deret Fourier).
Berikut adalah sifat-sifat deret Fourier waktu kontinyu:
1. Linearitas
Jika x(t) dan y(t) adalah isyarat periodik dengan periode T dan
kFS a)t(x ⎯→←
kFS b)t(y ⎯→←
maka untuk isyarat z(t) yang didefinisikan sebagai
z(t) = A x(t) + B y(t)
berlaku sifat linearitas sebagai berikut:
kkkFS bBaAc)t(z +=⎯→←
90
yaitu koefisien deret Fourier dari z(t) adalah ck = A ak + B bk , dengan A
dan B adalah konstanta.
2. Pergeseran waktu
Jika x(t) adalah isyarat periodik dengan periode T dengan
kFS a)t(x ⎯→←
dan y(t) merupakan isyarat tergeser waktu dari x(t) yang dinyatakan
sebagai
y(t) = x(t – t0)
maka berlaku sifat
000
tT2jk
ktjk
kFS e.ae.a)t(y
π−ω− =⎯→←
yaitu koefisien deret Fourier dari y(t) merupakan perkalian ak dengan
000
tT2jktjk eeπ
−ω− = .
3. Waktu-balikan
Jika x(t) adalah isyarat periodik dengan periode T dengan
kFS a)t(x ⎯→←
maka untuk isyarat waktu balikan dari x(t) yaitu x(-t) berlaku sifat sebagai
berikut:
kFS a)t(x −⎯→←−
4. Perkalian
Jika x(t) dan y(t) adalah isyarat periodik dengan periode T dan
kFS a)t(x ⎯→←
kFS b)t(y ⎯→←
maka berlaku
∑∞
−∞=−=⎯→←
lll kk
FS bah)t(y)t(x
yaitu koefisien deret Fourier dari perkalian x(t) dan y(t) merupakan jumlah
konvolusi diskrit dari ak dan bk.
5. Penskalaan waktu (time scalling)
Jika isyarat x(t) dapat dinyatakan dengan deret Fourier sebagai
91
∑∞
−∞=
ω=k
tjkk
0ea)t(x
maka isyarat x(t) yang terskala waktu (sebesar α) mempunyai deret
Fourier yang dinyatakan sebagai
∑∞
−∞=
αω=αk
t)(jkk
0ea)t(x
6. Konjugat dan simetri konjugat
Jika x(t) adalah isyarat periodik dengan periode T dengan
kFS a)t(x ⎯→←
maka
kFS a)t(x −⎯→←
dimana )t(x adalah konjugat kompleks dari x(t) dan ka adalah konjugat
kompleks dari ak .
Jika x(t) merupakan bilangan riil murni, maka )t(x = x(t) dan koefisien
deret Fourier akan menjadi simetri konjugat, yaitu:
kk aa =−
4.5. Deret Fourier Isyarat Periodik Waktu Diskrit
Jika isyarat periodik waktu kontinyu x[n] periodik dengan periode
dasar N dan frekuensi dasar ω0 = 2π / N , maka x[n] dapat dinyatakan sebagai
deret Fourier waktu diskrit sebagai berikut:
∑
∑
=
π
=
ω
=
=
Nk
nN
2jk
k
Nk
njkk
ea
ea]n[x 0
dengan ak adalah koefisien deret Fourier untuk isyarat x[n], dan didefinisikan
dengan pernyataan
92
∑
∑
=
π−
=
ω−
=
=
Nk
nN2jk
Nk
njkk
e]n[xN1
e]n[xN1a 0
4.5.1. Contoh Soal dan Penyelesaian
1. Jika x[n] = sin ω0 n, maka tentukan deret Fourier untuk x[n].
Penyelesaian
Isyarat x[n] = sin ω0 n periodik hanya jika 2π/ω0 merupakan bilangan
bulat atau perbandingan bilangan bulat. Jika N2
0π
=ω , maka x[n] periodik
dengan periode dasar N dan x[n] dapat diuraikan menjadi deret Fourier
sebagai berikut:
nN2jn
N2j
0
e2j1e
2j1
nN2sin
nsin]n[x
π−
π
−=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
ω=
Dengan demikian, koefisien deret Fouriernya adalah
lainyangkuntuk?.....a2j1a
2j1a
k
1
1
=
−=
=
−
Untuk harga k yang lain, dapat dicari dengan cara berikut. Oleh karena
x[n] periodik dengan periode dasar N, maka koefisien-koefisien deret
Fourier x[n] juga akan berulang dengan periode N, sehingga
11N11N aadanaa −−+ == Misalkan diambil periode dasar N = 5, maka dapat ditentukan:
2j1a1 =
93
2j1a 1 −=−
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
191101N2
1111101N2
16151N
14151N
14151N
16151N
−−−
++
−−−−−−
−+−+−
−−−
++
=−===
====
=−===
====
=−===
====
Koefisien ak dapat diplot seperti pada gambar 4.5.
-6
-5
-1/j2
-4 -3 -2
-1
0 1 2 3
4
5 6 7 8
9
10 11 k
ak1/j2
Gambar 4.5 Plot koefisien-koefisien deret Fourier pada soal no. 1
2. Untuk soal yang sama dengan soal no. 1, maka misalkan 2π/ω0 merupakan
perbandingan bilangan bulat sebagai berikut:
MN2atauM
N2
00 =
ωππ
=ω
maka nyatakanlah koefisien-koefisien deret Fourier untuk x[n].
Penyelesaian
Dengan mensubsitusikan MN2
0π
=ω pada persamaan isyarat x[n], maka
x[n] dapat dinyatakan kembali sebagai:
94
nN2jMn
N2jM
0
e2j1e
2j1
nMN2sin
nsin]n[x
π−
π
−=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
ω=
Sehingga
2j1aM =
2j1a M −=−
Isyarat x[n] periodik dengan periode dasar N, jika dipilih M = 3 dan N = 5,
maka diperoleh:
2j1aa 3M ==
2j1aa 3M −== −−
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
)a(2j1aaa
313310MN2
37310MN2
37310MN2
313310MN2
3835MN
3235MN
3235MN
3835MN
−−−−−−
−+−+−
−−−
++
−−−−−−
−+−+−
−−−
++
=−===
====
=−===
====
=−===
====
=−===
====
Koefisien ak dapat diplot seperti pada gambar 4.6.
95
-8-7 -6 -5 -4
-3-2 -1 0 1
23 4 5 6
78 9 k
ak1/j2
-1/j2 Gambar 4.6 Plot koefisien-koefisien deret Fourier pada soal no. 2
3. Tentukanlah deret Fourier untuk isyarat nN2cos3n
N2sin1]n[x ⎥⎦
⎤⎢⎣⎡ π
+⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
+=
Penyelesaian
Isyarat x[n] periodik dengan periode dasar N, dan dapat diuraikan
menjadi:
nN2jn
N2jn
N2j
nN2jn
N2jn
N2jn
N2j
e2j1
23e
2j1
23e
2j1
231
ee23ee
2j11
nN2cos3n
N2sin1]n[x
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
+⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
−+⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
++=
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
++⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
−+=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
+⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
+=
Sehingga diperoleh:
21j
23
2j1
23a
21j
23
2j1
23a
1a
1
1
0
+=−=
−=+=
=
−
4. Tentukanlah koefisien-koefisien deret Fourier untuk isyarat x[n] jika
isyarat x[n] diperlihatkan pada gambar 4.7.
X[n]
1
-N 0-N1 N1N n
Gambar 4.7 Isyarat x[n] untuk soal no. 4
96
Penyelesaian
Dari gambar isyarat x[n] di atas, diketahui bahwa x[n] = 1 untuk harga
–N1 < n < N1 , maka dapat dinyatakan:
∑−=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−=
1
1
N
Nn
nN2jk
k eN1a
Dengan menganggap bahwa m = n + N1 , maka
....,N2,N,0k;
Nksin
N5,0Nk2sin
N1
ee
ee
e
eN1
e1
e.eeN1
e1
e1eN1
)eeN1
eN1a
1
N22jk
N22jk
N5,0N2jk
N5,0N2jk
N22jk
N22jk
N2jk
N1N22jkN
N2jkN
N2jk
N2jk
N1N22jk
NN2jk
*N2
0m
N2jkN
N2jk
N2
0m
)Nm(N2jk
k
11
111
1
1
1 m1
1 1
±±≠
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡π
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
π×=
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
−
⎪⎭
⎪⎬⎫
⎪⎩
⎪⎨⎧
−
××=
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
−
−=
⎪⎭
⎪⎬
⎫
⎪⎩
⎪⎨
⎧
−
−=
=
=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ +
π−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ +
π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
π−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
π−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−
∑
∑
Catatan
)* Suku ∑=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−1 mN2
0m
N2jk
e merupakan sebuah deret geometri dengan 2N1+1 suku, sehingga
jumlah deret geometri tersebut dapat diketahui menggunakan rumus jumlah deret geometri.
Sedangkan untuk k = 0, ±N, ±2N, … maka koefisien deret Fouriernya
adalah
97
N1N2a 1
k+
=
Sebagai contoh, koefisien-koefisien ak untuk (2N1 + 1) = 5 dapat
digambarkan untuk berbagai nilai N, misalnya N = 10.
• Untuk k = 0, ±10, ±20, … maka
21
105
N1N2a 1
k ==+
=
• Untuk k ≠ 0, ±10, ±20, … maka
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
π×=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦
⎤⎢⎣
⎡⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ +
π×=
10ksin
2ksin
101
Nksin
N1N2ksin
N1
Nksin
N5,0Nk2sin
N1a
1
1
k
Sehingga diperoleh:
444
333
222
111
aa0
104sin
2sin101a
aa124,0
103sin
23sin
101a
aa0
5sin
sin101a
aa3,0
10sin
2sin
101a
=→=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ ππ
=
=→−=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
=→=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ππ
=
=→=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡π
=
−
−
−
−
98
666
555
aa0
53sin
3sin101a
aa1,0
2sin
25sin
101a
=→=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ ππ
=
=→=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
−
−
999
888
777
aa3,0
109sin
29sin
101a
aa0
54sin
4sin101a
aa124,0
107sin
27sin
101a
=→=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
=→=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ ππ
=
=→−=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=
−
−
−
Karena sifatnya yang periodik dengan periode N = 10, maka
.....aaaaaaaaaaaa
....aaaaaaaa
2222222
2121121
1919919
1212212
1111111
=→==→==→=
=→==→=
−
−
−
−
−
Koefisien ak dapat diplot seperti pada gambar 4.8.
ak
0 1 2
3
4 5 6
7
8 9 1011-1
-3
-5
-7
-10 k
Gambar 4.8 Plot koefisien-koefisien deret Fourier pada soal no. 4
99
4.5.2. Soal-soal Tambahan
1. Untuk soal yang sama dengan pada contoh soal no. 3, tentukanlah
koefisien-koefisien deret Fourier untuk x[n] jika
a. N = 5
b. N =10
c. N = 15
Gambarkan plot dari koefisien-koefisien tersebut.
2. Untuk soal yang sama dengan pada contoh soal no. 4, tentukanlah
koefisien-koefisien deret Fourier untuk x[n] jika
a. N = 20
b. N = 40
Gambarkan plot dari koefisien-koefisien tersebut.
4.6. Sifat-sifat Deret Fourier Waktu Diskrit
Untuk isyarat waktu diskrit x[n] yang periodik dengan periode N dan
mempunyai koefisien deret Fourier ak, maka hubungan ini akan ditulis sebagai
berikut:
kFS a]n[x ⎯→←
Berikut ini adalah sifat-sifat deret Fourier waktu diskrit.
1. Perkalian
Jika x[n] dan y[n] adalah isyarat periodik dengan periode N dan
kFS a]n[x ⎯→←
kFS b]n[y ⎯→←
maka berlaku
∑=
−=⎯→←N
kkFS bad]n[y].n[x
lll
2. Diferensiasi pertama
Jika x[n] adalah isyarat periodik dengan periode N dan
kFS a]n[x ⎯→←
100
maka koefisien deret Fourier yang sesuai dengan diferensiasi pertama dari
x[n] dinyatakan sebagai:
⎥⎥⎦
⎤
⎢⎢⎣
⎡−⎯→←−−
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛ π
−N2jk
kFS e1a]1n[x]n[x
dimana frekuensi dasar x[n] adalah ω0 = 2π/N.
4.7. Deret Fourier dan Sistem LTI
Dalam waktu kontinyu, jika x(t) = est merupakan input atau masukan
sistem LTI waktu kontinyu, maka keluarannya adalah
y(t) = H(s) est
dengan
∫+∞
∞−
τ− ττ= de)(h)s(H s
dan h(t) merupakan tanggapan impuls sistem LTI. Jika s = jω maka
e st = e jωt
sehingga masukan LTI merupakan eksponensial kompleks dengan frekuensi
ω. Dalam hal ini, maka H(s) = H(jω) yang dinyatakan:
∫+∞
∞−
τ− ττ=ω de)(h)j(H s
H(jω) disebut dengan istilah tanggapan frekuensi (frequency response) sistem
LTI.
Jika isyarat masukan x(t) dinyatakan dalam deret Fourier sebagai
berikut
∑+∞
−∞=
ω=k
tjkk
0ea]n[x
maka keluaran sistem LTI dapat dinyatakan dengan
∑+∞
−∞=
ωω=k
tjk0k
0e)jk(Ha]n[y
dimana dalam hal ini sk = jkω0 , dan koefisien dari y(t) adalah
bk = ak H(jkω0)
101
Dengan cara yang sama, dalam waktu diskrit jika x[n] = zn merupakan
masukan sistem LTI waktu diskrit, maka keluarannya adalah
y[n] = H(z) zn
dengan
∑∞
−∞=
−=k
kz]k[h)z(H
dan h[n] adalah tanggapan impuls sistem LTI.
Jika harga z dipilih sedemikian rupa sehingga ⎢z⎥ = 1, maka
z = e jω
dan
zn = e jωn
Dengan demikian, maka diperoleh persamaan yang menyatakan tanggapan
frekuensinya, yaitu:
( ) ∑+∞
−∞=
ω−ω =n
njj e]n[heH
Jika isyarat masukan x[n] merupakan isyarat periodik yang dinyatakan
dalam deret Fourier sebagai
∑=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=Nk
nN2jk
k ea]n[x
maka keluaran sistem LTI (dengan tanggapan impuls h[n]) adalah
∑=
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
=Nk
nN2jk
N2jk
k e)e(Ha]n[y
dimana koefisien y[n] adalah
bk = ak H(e j2πk/N)
4.7.1. Contoh Soal dan Penyelesaian
1. Sebuah sistem LTI waktu kontinyu mempunyai tanggapan impuls
h(t) = e −t u(t)
Jika masukan sistem sistem ini adalah
102
∑−=
π=3
3k
t2jkk ea]n[x
dengan
a0 = 1
a1 = a−1 = ¼
a2 = a−2 = ½
a3 = a−3 = 31
maka tentukanlah tanggapan frekuensi dan keluaran sistem LTI tersebut.
Penyelesaian
Tanggapan frekuensi dapat ditemukan sebagai berikut:
ω+=
ω+−=
=
=
=
=ω
∞ω+−
∞ω+−
∞ω−−
∞
∞−
ω−−
∞
∞−
ω−
∫
∫
∫
∫
j11
ej1
1
dte
dtee
dte)t(ue
dte)t(h)j(H
0
t)j1(
0
t)j1(
0
tjt
tjt
tj
Oleh karena isyarat x(t) mempunyai frekuensi dasar ω0 = 2π maka
keluaran sistem LTI tersebut adalah
∑−=
π=3
3k
t2jkk eb]n[y
dengan
bk = ak H( jk2π )
sehingga dapat ditentukan besaranya bk untuk harga-harga k yang berbeda
sebagai berikut.
103
π−×=π−=
π−×=π−=
π+×=π=
π+×=π=
π+×=π=
==
−−
−−
4j11
21)4j(Hab
2j11
41)2j(Hab
6j11
31)6j(Hab
4j11
21)4j(Hab
2j11
41)2j(Hab
1)0(Hab
22
11
33
22
11
00
π−×=π−= −− 6j1
131)6j(Hab 33
2. Sebuah sistem LTI waktu diskrit mempunyai tanggapan impuls
h[n] = α n u[n]
dimana −1 < α < 1. Jika masukan sistem ini adalah
N
n2cos]n[x π=
maka tentukanlah tanggapan frekuensi sistem tersebut.
Penyelesaian
nN2jn
N2j
e21e
21
Nn2cos]n[x
π−
π
+=
π=
maka dapat diperoleh tanggapan frekuensi untuk jω = j2π/N dan
jω = −j2π/N, sebagai berikut:
( )
[ ]∑
∑
∑
∞+
=
π−
∞+
−∞=
π−
+∞
−∞=
π−π
α=
α=
=
0n
n)N/2(j
n
n)N/2(jn
n
n)N/2(jN/2j
e
e]n[u
e]n[heH
N/2je11
π−α−=
104
dan
( )
[ ]
N/2j
0n
n)N/2(j
n
n)N/2(jn
n
n)N/2(jN/2j
e11
e
e]n[u
e]n[heH
π
∞+
=
π
∞+
−∞=
π
+∞
−∞=
ππ−
α−=
α=
α=
=
∑
∑
∑
Secara umum, tanggapan frekuensinya dapat dinyatakan dengan
( ) ω−ω
α−= j
j
e11eH
Cara lain untuk menentukan tanggapan frekuensi sistem adalah sebagai
berikut. Masukan x[n] dapat ditulis sebagai deret Fourier
nN2jn
N2j
e21e
21]n[x
⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ π
+=
dan tanggapan frekuensinya adalah
( )
ω−
∞
=
ω−
∞
=
ω−
∞+
−∞=
ω−
+∞
−∞=
ω−ω
α−=
α=
α=
α=
=
∑
∑
∑
∑
j
0n
njn
0n
njn
n
njn
n
njj
e11
e
e
e]n[u
e]n[heH
Dengan demikian, keluaran sistem dapat dinyatakan sebagai:
nN2j
N/2j
nN2j
N/2j
nN2jN/2jn
N2jN/2j
Nk
nN2jkN/k2j
k
ee11
21e
e11
21
e)e(H21e)e(H
21
e)e(Ha]n[y
π−
π
π
π−
π−π−
ππ
=
ππ
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
α−+
⎭⎬⎫
⎩⎨⎧
α−=
+=
= ∑
105
4.7.2. Soal-soal Tambahan
1. Sebuah sistem LTI waktu diskrit mempunyai tanggapan impuls n
21]n[h ⎥⎦⎤
⎢⎣⎡=
maka tentukanlah representasi deret Fourier dari y[n] jika masukan x[n]
adalah isyarat periodik dengan periode 6 dan dinyatakan sebagai berikut
⎩⎨⎧
±±=±=
=3,2n,01,0n,1
]n[x
2. Sebuah sistem LTI waktu kontiyu dengan tanggapan impuls
h(t) = e −4⎜t⎥
maka tentukanlah representasi deret Fourier dari y(t) jika masukan x(t)
seperti pada gambar berikut.
X(t)
-2 -1 0 1 2 3 t
......
Gambar 4.9 Isyarat x(t) untuk soal no. 2
4.8. Filter-filter Pemilih Frekuensi
Tanggapan frekuensi suatu filter dalam waktu kontinyu, secara garis
besar dibedakan menjadi:
1. Lowpass ideal
Filter ini melewatkan frekuensi rendah saja. Perhatikan gambar 4.10.
H(jω)
1
ω−ωc ωc0
Gambar 4.10 Tanggapan frekuensi filter lowpass ideal (waktu kontinyu)
106
2. Highpass ideal
Filter ini melewatkan frekuensi tinggi saja. Perhatikan gambar 4.11.
H(jω)
1
ω−ωc ωc0
Gambar 4.11 Tanggapan frekuensi filter highpass ideal (waktu kontinyu)
3. Bandpass ideal
Tanggapan frekuensi filter bandpass ideal diperlihatkan pada gambar 4.12.
H(jω)
1
−ω2 −ω1ω1 ω2
ω
Gambar 4.12 Tanggapan frekuensi filter bandpass ideal (waktu kontinyu)
Sedangkan tanggapan frekuensi suatu filter dalam waktu diskrit, secara
garis besar juga dibedakan menjadi:
1. Lowpass ideal
Tanggapan frekuensi filter bandpass ideal diperlihatkan pada gambar 4.13. H(e jω)
−ω1ω1
1
0 π−π 2π−2πω
Gambar 4.13 Tanggapan frekuensi filter lowpass ideal (waktu diskrit)
2. Highpass ideal
Tanggapan frekuensi filter bandpass ideal diperlihatkan pada gambar 4.14.
107
H(e jω)
1
0 π−π 2π−2πω
Gambar 4.14 Tanggapan frekuensi filter highpass ideal (waktu diskrit)
3. Bandpass ideal
Tanggapan frekuensi filter bandpass ideal diperlihatkan pada gambar 4.15. H(e jω)
1
0 π−π 2π−2πω
Gambar 4.15 Tanggapan frekuensi filter bandpass ideal (waktu diskrit)
4.8.1. Contoh Soal dan Penyelesaian
1. Sebuah rangkaian filter lowpass RC sederhana pada gambar 4.16. Jika
masukan sistem adalah Vs(t) dan keluarannya adalah Vc(t), tentukanlah
persamaan yang menyatakan hubungan antara keluaran dan masukan
sistem. R
C
i(t)
Vc(t)Vs(t)
Gambar 4.16 Rangkaian filter RC lowpass sederhana
Penyelesaian
Dengan Vs(t) sebagai masukan sistem dan Vc(t) sebagai keluarannya,
maka untuk rangkaian RC di atas berlaku:
108
)t(V)t(V)t(VdtdRC
)t(V)t(V)t(iR)t(V)t(V)t(V
SCC
SC
SCR
=+
=+=+
Jika masukan Vs(t) = e jωt maka keluaran Vc(t) harus menjadi
Vc(t) = H(jω) e jωt
Sehingga diperoleh
{ }
[ ]
1RCj1)j(H
1)j(H1RCj1)j(H)j(HRCjee)j(He)j(HRCj
ee)j(He)j(HdtdRC
tjtjtj
tjtjtj
+ω=ω
=ω+ω=ω+ωω=ω+ωω
=ω+ω
ωωω
ωωω
Jika
ω ≈ 0 maka ⎢H(jω)⎥ ≈ 1 dan ω > 0 maka ⎢H(jω)⎥ <<
Tanggapan frekuensi filter ini dapat digambarkan secara grafis pada
gambar 4.17.
-1/RC 1/RC
1
IH(Jω)I
ω
Gambar 4.17 Tanggapan filter lowpass RC pada soal no. 1
Filter lowpass RC sederhana pada contoh soal no. 1 ini merupakan filter
yang non-ideal.
2. Sebuah rangkaian filter highpass RC sederhana pada gambar 4.18. Jika
masukan sistem adalah Vs(t) dan keluarannya adalah VR(t), tentukanlah
persamaan yang menyatakan hubungan antara keluaran dan masukan
sistem.
109
R
i(t)
VR(t)
CVs(t)
Gambar 4.18 Rangkaian filter RC highpass sederhana
Penyelesaian
Dengan Vs(t) sebagai masukan sistem dan VR(t) sebagai keluarannya,
maka untuk rangkaian RC di atas berlaku:
)t(VdtdRC)t(V)t(V
dtdRC
)t(Vdt)t(VRC1)t(V
)t(VdtR
)t(VC1)t(V
)t(Vdt)t(iC1)t(V
)t(V)t(V)t(V
SRR
SRR
SR
R
SR
SCR
=+
=+
=+
=+
=+
∫
∫
∫
Jika masukan Vs(t) = e jωt maka keluaran VR(t) harus menjadi
VR(t) = H(jω) e jωt
Sehingga diperoleh
[ ]
1RCjRCj)j(H
RCj)j(H)1RCj(e.RCje).j(He)j(H.RCj
edtdRCe).j(He).j(H
dtdRC
)t(VdtdRC)t(V)t(V
dtdRC
tjtjtj
tjtjtj
SRR
+ωω
=ω
ω=ω+ωω=ω+ωω
=ω+ω
=+
ωωω
ωωω
Terlihat dari persamaan tanggapan frekuensi sistem, bahwa jika
⎜ω⎟ >> 1/RC maka terjadi redaman. Dengan kata lain, jika ω mendekati
nol maka ⎢H(jω)⎥ << dan jika ⎜ω⎟ = 1/RC maka ⎢H(jω)⎥ = 1.
110
Tanggapan frekuensi filter ini dapat digambarkan secara grafis pada
gambar 4.19.
-1/RC 1/RC
1
IH(Jω)I
ω
Gambar 4.19 Tanggapan filter highpass RC pada soal no. 2
Filter highpass RC sederhana pada contoh soal no. 2 ini merupakan filter
yang non-ideal.