ITS-paper-27723-3108100002-Paper

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    Abstrak Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi

    konstruksi, penggunaan metode bekisting sistem PERI

    menjadi alternatif menguntungkan dari segi biaya dan

    waktu. Pada bekisting sistem PERI mempunyai keunggulan

    dibanding kayu yang rentan terhadap cuaca sehingga

    pemakaiannya tidak lama.

    Penelitian ini adalah membandingkan penggunaan

    metode bekisting yang berbeda yaitu metode sistem PERI

    dengan metode konvensional ditinjau dari dua aspek biaya

    dan waktu. Untuk kedua metode tersebut dilakukan studi

    literatur dan pengumpulan data kemudian perhitungan pada

    perkuatan bekisting, metode pelaksanaan pekerjaan

    bekisting, perhitungan kebutuhan material. analisa

    produktivitas dan durasi pekerjaan bekisting serta analisa

    perhitungan biaya pekerjaan bekisting.

    Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk

    pengerjaan bekisting balok dan kolom pada apartemen

    puncak kertajaya, untuk bekisting PERI memerlukan biaya

    Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari.

    Kata Kunci bekisting sistem, system PERI

    I. PENDAHULUAN

    EMBANGUNAN konstruksi gedung bertingkat tinggi (high

    rise building) akan membutuhkan material kayu dalam

    jumlah besar, terutama pekerjaan bekisting untuk pelat dan

    balok. Pekerjaan bekisting dalam pekerjaan beton suatu proyek

    cukup dominan dalam hal pembiayaan, karena pekerjaan

    bekisting memberikan konstribusi yang cukup besar dalam hal

    biaya, terutama pada biaya langsung. Pemilihan metode

    pelaksanaan yang tepat akan berdampak terhadap kecepatan

    pelaksanaan dan biaya yang ditimbulkan.

    Seiring berkembangnya teknologi dalam dunia konstruksi di

    Indonesia, teknologi cetakan beton atau bekisting juga

    berkembang dengan banyaknya alternatif metode. Teknologi

    bekisting berkembang dari sistem tradisional (rakit di tempat)

    menjadi sistem prafabrikasi. Di Indonesia banyak beredar

    bekisting sistem dengan bahan material yang berbeda dan

    mempunyai keunggulan masing - masing seperti Paschal, KHK,

    MESA dan PERI.

    Perbandingan metode ini diterapkan pada Proyek Puncak

    Kertajaya Apartemen Tower A dan Tower B Lt. 2 Lt. 23

    (masing-masing 18 lantai tipikal) yang berlokasi di kawasan elite

    perumahan Kertajaya Indah Regency, Jl. Arief Rahman Hakim,

    Surabaya. Oleh karena itu selanjutnya akan dibahas mengenai

    penggunaan metode system peri dengan untuk pekerjaan

    bekisting pelat dan balok ditinjau dari aspek biaya dan waktu

    dengan perbandingan metode konvensional pada Proyek Puncak

    Kertajaya Apartemen, Surabaya. Analisa biaya hanya pada

    penggunaan material dan pembeyaran upah pekerjaan bekisting,

    tidak termasuk biaya tower crane untuk pemasangan bekisting.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Bekisting Sistem PERI

    Pengertian dari bekisting sistem PERI disini adalah bekisting

    kontak terdiri dari girder utama dan girder sekunder.

    Bekisting sistem PERI adalah bekisting yang dirancang untuk

    suatu proyek yang ukurannya disesuaikan dengan bentuk beton

    yang diinginkan. .

    Penggunaan dari bekisting ini disebabkan karena adanya

    kemungkinan untuk digunakan secara berulang-ulang. Setelah

    proses pengecoran selesai, komponen-komponen ini dapat

    disusun kembali menjadi sebuah bekisting sistem untuk obyek

    yang lain.

    Gambar 1. Sketsa Potongan Melintang Bekisting Sistem

    PERI (sumber : pengamatan lapangan)

    B. Bekisting Konvensional

    Pengertian dari bekisting konvensional adalah bekisting

    kontak terdiri dari kayu papan dengan perkuatan kayu kaso.

    Bekisting konvensional adalah bekisting yang terdiri dari

    papan dan kayu balok yang dikerjakan di tempat. Bekisting jenis

    ini adalah bekisting yang setiap kali setelah dilepas dan

    dibongkar menjadi bagian-bagian dasar, dapat disusun kembali

    menjadi sebuah bentuk lain.

    Penggunaan material pada sistem ini hanya beberapa kali

    pengulangan dan untuk konstruksi yang rumit harus banyak

    diadakan penggergajian sehingga pelaksanaan jenis bekisting ini

    akan memakan waktu, bahan, dan ongkos kerja.

    Analisa Biaya dan Waktu

    Bekisting Metode Konvensional dengan Sistem PERI

    pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen

    Aditya Febrian Saputra, Farida Rahmawati, ST., MT. dan Yusronia Eka Putri, ST., MT

    Jurusan S1 Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan PerencanaanInstitut Teknologi Sepuluh

    Nopember (ITS)

    Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

    E-mail: [email protected]

    P

  • 2

    Gambar 2. Sketsa Potongan Melintang

    Bekisting Konvensional

    (sumber : pengamatan lapangan)

    C. Spesifikasi Bekisting [2]

    Pada umumnya sebuah bekisting serta alat-alat penopangnya

    merupakan sebuah konstruksi yang bersifat sementara dengan

    tiga fungsi utama, yaitu :

    1. Untuk memberikan bentuk kepada sebuah konstuksi beton

    2. Untuk memperoleh struktur permukaan yang diharapkan

    3. Untuk memikul beton, hingga konstruksi tersebut cukup

    keras untuk dapat memikul diri sendiri, peralatan dan tenaga

    kerja

    Konstruksi-konstruksi bekisting sebaiknya direncanakan dan

    dilaksanakan sedemikian rupa, sehingga konstruksi beton yang

    dihasilkan dapat memenuhi persyaratan seperti :

    a. Kualitas

    Ukuran harus sesuai dengan yang diinginkan

    Posisi letak acuan dan perancah harus sesuai rencana

    Hasil akhir permukaan beton harus baik, tidak ada acuan

    yang bocor

    b. Keamanan

    Acuan dan perancah harus stabil pada posisinya

    Kokoh yang berarti acuan dan perancah harus kuat

    menahan beban yang bekerja

    Acuan dan perancah harus kaku tidak bergerak dan

    bergeser dari posisinya

    c. Ekonomis

    Mudah dikerjakan dengan tidak banyak membutuhkan

    tenaga kerja

    Mudah dipasang atau dirangkai untuk menghemat waktu

    Dapat menghemat biaya

    Pada perencanaan sebuah bekisting hal yang perlu ditekankan

    adalah pembuatan sebuah bekisting ekonomis yang meliputi

    biaya kerja dan biaya peralatan yang diperlukan pada suatu

    perencanaan bekisting tertentu. Untuk mencapai keserasian

    secara ekonomis sebuah bekisting (biaya kerja dan alat) maka

    kita perlu mengadakan perbandingan antara biaya yang

    diperlukan untuk metode bekisting yang berbeda-beda bagi

    sebuah objek tertentu..

    III. METODE PENELITIAN

    Tahap penelitian dimulai dengan identifikasi latar belakang

    dan perumusan masalah kemudin dilanjutkan dengan kegiatan

    sebagai berikut :

    1. Studi Literatur

    Penggunaan literatur-literatur yang menunjang antara lain

    buku tentang konstruksi kayu, buku petunjuk rotasi pemasangan

    dan pembongkaran bekisting dengan cara dipelajari sehingga

    diharapkan mampu mendukung penyelesaian permasalahan yang

    dibahas seperti Bekisting (Kotak Cetak), pengarang F. Wigbout,

    PKKI dan lain-lain.

    2. Pengumpulan Data Proyek

    Untuk mendapatkan hasil yang optimal dari penulisan proyek

    akhir ini, maka diperlukan data-data sekunder sebagai berikut :

    a. Gambar struktur gedung

    b. Volume pekerjaan

    c. Daftar harga material untuk bekisting

    d. Spesifikasi bekisting yang digunakan

    e. Metode kerja bekisting yang digunakan

    Tabel 1. Data Proyek

    Jenis Data Sumber

    Gambar struktur proyek Proyek Puncak Kertajaya

    Apartemen

    Spesifikasi bekisting yang

    digunakan

    Proyek Puncak Kertajaya

    Apartemen

    Metode kerja bekisting yang

    digunakan

    Proyek Puncak Kertajaya

    Apartemen

    Harga material komponen

    bekisting

    Proyek Puncak Kertajaya

    Apartemen

    Upah pekerjaan bekisting Proyek Puncak Kertajaya

    Apartemen

    3. Identifikasi Komponen Bekisting

    Dari data-data yang ada, dilakukan identifikasi komponen

    bekisting seperti komponen penguat, pengaku dan support yang

    kemudian digunakan sebagai acuan hitungan selanjutnya.

    4. Perhitungan Perkuatan Bekisting

    Perhitungaan perkuatan bekisting meliputi perhitungan

    perkuatan pada masing-masing metode bekisting yaitu

    perhitungan perkuatan gelagar pada metode bekisting sistem

    PERI dan perhitungan perkuatan kayu kaso pada metode

    bekisting konvensional.

    Metode Bekisting Sistem PERI

    Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan

    bekisting sistem PERI yaitu besi plywood dan scafolding.

    Kontrol perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan

    lentur dan kontrol lendutan yang terjadi. Sedab\ngkan untuk

    balok utama dan sekunder mengikuti pengaturan jarak dan

    panjang yang telah diberikan oleh system PERI.

    Metode Bekisting Konvensional

    Perhitungan perkuatan ini hanya pada komponen perkuatan

    bekisting konvensional yaitu kayu kaso 5/7, multiplek 15mm,

    balok suri 6/12 dam balok gelagar 6/12. Kontrol

    perhitunganannya meliputi momen, kontrol tegangan lentur dan

    kontrol lendutan yang terjadi.

  • 3

    Tabel 2. Rumus Dasar Perhitungan Perkuatan Bekisting [3]

    Kontrol

    Hitungan

    Balok 2

    Tumpuan

    Balok

    Menerus

    Balok

    Kantilever

    Momen

    Tegangan

    Lentur

    Lendutan

    5. Metode Pelaksanaan Pekerjaan Bekisting

    Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap

    lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi

    pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus

    melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai

    selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada

    sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan

    pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya. Untuk pemindahan

    material bekisting dilakukan dengan cara pembuatan terminal

    sebagai tempat meletakkan material pada lantai yang telah dicor

    dan akan dicor serta diangkat dengan menggunakan tower crane.

    Gambar 3. Siklus Bekisting

    [4]

    (sumber : PT. Wijaya Karya Bangunan Gedung, 2011)

    6. Perhitungan Kebutuhan Material

    Perhitungan kebutuhan material pada masing-masing

    komponen bekisting.

    Metode Bekisting Sistem PERI

    Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen

    bekisting sistem PERI dengan cara mencari kebutuhan material

    per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian

    dikalikan dengan jumlah lantai.

    Metode Bekisting Konvensional

    Perhitungan volume meliputi perhitungan seluruh komponen

    bekisting konvensional dengan cara mencari kebutuhan material

    per modul lalu dikalikan dengan jumlah modul kemudian

    dikalikan dengan jumlah lantai.

    7. Analisa Produktivitas dan Durasi

    Analisa produktivitas dan durasi berdasarkan wawancara serta

    pengamatan lapangan pekerjaan bekisting pada kedua metode.

    Metode Bekisting Sistem PERI

    Waktu pekerjaan bekisting sistem PERI ditentukan

    berdasarkan pengamatan lapangan mengenai produktivitas

    pekerjaan bekisting.

    Metode Bekisting Konvensional

    Waktu pekerjaan bekisting konvensional ditentukan

    berdasarkan data historis proyek mengenai produktivitas

    pekerjaan bekisting.

    8. Analisa Biaya

    Perhitungan estimasi biaya pekerjaan bekisting pada kedua

    metode.

    Metode Bekisting Sistem PERI

    Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan

    material pekerjaan bekisting sistem PERI dan upah pelaksanaan

    pekerjaan bekisting sistem PERI per m2. Selanjutnya

    dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.

    Metode Bekisting Konvensional

    Biaya pekerjaan bekisting dihitung berdasarkan kebutuhan

    material pekerjaan bekisting konvensional dan upah pelaksanaan

    pekerjaan bekisting konvensional per m2. Selanjutnya

    dijumlahkan untuk mendapatkan estimasi biaya pekerjaan.

    IV. ANALISA PEMBAHASAN

    A. Analisa Perkuatan Bekisting

    Sebelum dilaksanakan pekerjaan bekisting terlebih dahulu

    dilakukan beberapa analisa yang dapat menunjang kelancaran

    pekerjaan tersebut. Analisa yang dilakukan adalah analisa

    perkuatan bekisting, metode pelaksanaan, analisa kebutuhan

    material, analisa produktivitas dan durasi, serta analisa biaya

    bekisting. Pada sub bab ini dilakukan analisa perkuatan bekisting

    untuk mengetahui kekuatan bekisting tersebut saat menerima

    beban sendiri dan pada waktu dilakukan pengecoran. Analisa

    perkuatan bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

    a. Perhitungan perkuatan bekisting balok sistem PERI

    Tabel 3. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok Sistem

    PERI

    Material Tegangan Lentur Lendutan

    Plywood 21mm OK OK

    b. Perhitungan perkuatan bekisting balok konvensional

    Tabel 4. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Balok

    Konvensional

    Material Tegangan Lentur Lendutan

    Multiplek 15mm OK OK

    Kaso 5/7 OK OK

    Balok suri 6/12 OK OK

    Balok gelagar 6/12 OK OK

    c. Perhitungan perkuatan bekisting pelat sistem PERI

    Tabel 5. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat Sistem

    PERI

    Material Tegangan Lentur Lendutan

    Plywood 21mm OK OK

  • 4

    d. Perhitungan perkuatan bekisting pelat konvensional

    Tabel 6. Hasil Perhitungan Perkuatan Bekisting Pelat

    Konvensional

    Material Tegangan Lentur Lendutan

    Multiplek 15mm OK OK

    Balok suri 6/12 OK OK

    Balok gelagar 6/12 OK OK

    B. Metode Pelaksanaan

    Dalam satu tower akan dibagi enam sektor per lantai. Tiap

    lantai konstruksi akan dilengkapi setiap minggunya meliputi

    pemasangan dan pembongkaran bekisting. Para pekerja harus

    melengkapi kebutuhan bekisting untuk sektor 1 lantai 1 sampai

    selesai. Setelah itu akan memulai pemasangan bekisting pada

    sektor 2 lantai 1 sampai sektor 6 lantai 1. Kemudian dilanjutkan

    pada sektor 1 lantai 2 dan seterusnya.

    C. Analisa Kebutuhan Material

    Setelah melakukan perhitungan perkuatan beiksting,

    selanjutnya dilakukan analisa kebutuhan material. Analisa ini

    dimaksudkan untuk mengetahui jumlah kebutuhan material yang

    digunakan dengan tepat. Dari jumlah kebutuhan material yang

    dihasilkan, dapat menunjang keakuratan perhitungan biaya

    pekerjaan bekisting secara keseluruhan. Analisa kebutuhan

    material bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

    a. Perhitungan kebutuhan material bekisting balok sistem PERI

    dan konvensional

    Tabel 7. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting

    Balok Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai

    b. Perhitungan kebutuhan material bekisting pelat sistem PERI

    dan konvensional

    Tabel 8. Hasil Perhitungan Kebutuhan Material Bekisting

    Pelat Sistem PERI dan Konvensional untuk Satu Lantai

    D. Analisa Produktivitas dan Durasi

    Analisa produktivitas dan durasi pada penelitian ini dilakukan

    melalui wawancara serta pengamatan lapangan karena metode

    tersebut masih jarang digunakan di kontraktor lain.

    Pertimbangan lain yang mendasari penggunaan wawancara dan

    pengamatan lapangan adalah karena data yang didapatkan lebih

    akurat sesuai dengan kondisi lapangan.

    Produktivitas pekerjaan bekisting balok dan pelat per hari

    adalah luas total 1 lantai dibagi dengan total hari 1 lantai.

    Produktivitas = luas : hari

    = 1770 m2 : 6 hari

    = 295 m2 ( 1 sektor)

    E. Analisa Biaya

    Analisa biaya pekerjaan bekisting dilakukan dengan mengikuti

    metode perhitungan kontraktor. Dalam analisa ini lebih

    ditekankan pada perhitungan material per unit dan upah

    pekerjaan secara borongan dari data proyek. Analisa biaya

    bekisting meliputi perhitungan sebagai berikut :

    a. Cotoh perhitungan biaya balok semi sitem

    Perhitungan kebutuhan yang ditinjau adalah meliputi material

    Main frame, base jack, cross head, cross brace, balok primer

    GT 24 , balok sekunder VT 24, Beam Bracket, Plywood, dan

    Tss torx screw.

    Terdapat beberapa material yang tidak bisa dipakai terus-

    menerus dalam pekerjaan bekisting karena memiliki masa

    pakai tertentu seperti dibawah ini.

    Tabel 9. Masa Pakai Material Bekisting Balok Sistem PERI

    Material Masa Pakai

    Plywood 21mm 5 kali pakai

    Balok GT 24 selamanya

    Kayu 6/12 tereduksi 7,5% tiap lantai

    Balok VT 24 Selamanya

    Tss screw 5 kali pakai

    Sebelum menghitung biaya, telah diketahui bahwa investasi

    bekisting proyek adalah 1,5 lantai yang merupakan acuan

    untuk pembelian dan pergantian material. Pada intinya

    investasi 1,5 lantai adalah untuk membuat siklus pekerjaan

    struktur tetap berjalan sehingga tidak terjadi posisi idle (tidak

    ada kegiatan) dimana untuk pekerjaan struktur di lantai

    berikutnya tidak harus menunggu pembongkaran bekisting

    yang disebabkan oleh pengaruh umur beton. Jumlah lantai

    Tower A dan B adalah sama yaitu terdiri dari masing-masing

    18 lantai typikal, sehingga total lantai 2 tower adalah 36

    lantai. Mengacu pada investasi 1,5 lantai maka 36 lantai

    PERI Konvensional

    342 buah

    1470 buah

    2088 buah

    1726 buah

    735 buah

    Mainframe 1106 buah

    Croos head 2212 buah

    cross brace 1019 buah

    base jack 2212 buah

    29 19,79 m

    486 lembar

    1487 buah

    334 lembar

    19,79 m3

    1144 m4

    2508 buah

    3264 buah

    5016 buah

    5016 buah

    155,9014419 kg

    876 buah

    besi siku

    perancah

    cross brace

    u-head

    base jack

    paku

    support

    Jumlah

    Beam Bracket

    Scaffolding

    Balok 6x12

    Plywood

    Tss Torx Screw

    Satuan

    multiplek 15mm

    kaso 5/7

    Jenis Material

    Girder GT 24 (210 cm)

    Girder GT 24 (180 cm)

    Girder GT 24 (150 cm)

    Girder VT 24 (180 cm)

    Jumlah Satuan

    159,00 buah

    312,00 buah

    1.290,00 buah

    Mainframe 1.350,00 buah

    Croos head 2.700,00 buah

    cross brace 1.350,00 buah

    base jack 900,00 buah

    475,30 m

    2.358,13 buah

    Jenis Material

    Girder GT 24 (210 cm)

    Girder GT 24 (180 cm)

    Girder GT 24 (150 cm)

    Scaffolding

    plywood 21mm

    Tss Torx Screw

  • 5

    dibagi dengan 1,5 lantai yaitu 24 lantai hitungan, maka

    pembelian dan pergantian material menurut lantai hitungan

    tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah contoh

    perhitungan material multiplek.

    Multiplek 15mm Luas multiplek (1 lembar) = 1,22m 2,44m

    = 2,97 m2

    Volume multiplek 1 lantai = 928,28 m2

    Kebutuhan material 1,5 lantai = 311,83 lembar 1,5

    = 467,75 lembar

    = 468 lembar

    Biaya = kebutuhan material harga material

    = 468 lembar Rp. 115.000,00

    = Rp. 53.820.000,00

    Tabel 10. Hasil Perhitungan Biaya Material Bekisting

    Balok Sistem PERI 1,5 Lantai Hitungan

    Upah Volume 1,5 lantai = volume 1 lantai 1,5

    = 928,28 m2 1,5

    = 1392,42 m2

    Upah 1,5 lanta i = volume 1,5 lantai upah per m2

    = 1392,42 m2 Rp. 22.266,00

    = Rp. 29.240.865,00

    Total biaya lantai 1 hitungan Total = biaya material + total upah

    = Rp. 1.957.321.386,6 + Rp. 29.240.865,00 = Rp. 1.988.326.386,66

    Total biaya 24 lantai

    Tabel 11. Total Biaya Bekisting Balok Sistem PERI

    F. Perbandingan Metode

    Berdasarkan analisa perhitungan diatas, dapat dibandingkan

    total akumulasi biaya tiap lantai dari masing masing metode

    sebagia berikut :

    total

    1 Rp2.862.572.038,48

    2 Rp15.063.741,90

    3 Rp15.063.741,90

    4 Rp15.063.741,90

    5 Rp15.063.741,90

    6 Rp122.239.779,36

    7 Rp15.063.741,90

    8 Rp15.063.741,90

    9 Rp15.063.741,90

    10 Rp15.063.741,90

    11 Rp122.239.779,36

    12 Rp15.063.741,90

    13 Rp15.063.741,90

    14 Rp15.063.741,90

    15 Rp15.063.741,90

    16 Rp122.239.779,36

    17 Rp15.063.741,90

    18 Rp15.063.741,90

    19 Rp15.063.741,90

    20 Rp15.063.741,90

    21 Rp122.239.779,36

    22 Rp15.063.741,90

    23 Rp15.063.741,90

    24 Rp15.063.741,90

    Total Rp3.637.742.252,08

    Tower B

    Tower A

    balok

    Mainframe Croos head cross brace base jack

    Tss Torx Screw

    Jumlah Harga

    106.704.000,00 388.080.000,00 467.712.000,00 313.441.600,00 135.240.000,00 159.264.000,00 141.568.000,00 40.760.000,00 88.480.000,00 58.694.400,00 55.890.000,00 1.487.386,67

    Jenis Material

    Girder GT 24 (210 cm) Girder GT 24 (180 cm) Girder GT 24 (150 cm) Girder VT 24 (180 cm) Beam Bracket

    Scaffolding

    Balok 6x12 Plywood

  • 6

    Tabel 13. Perbandingan Total Biaya Bekisting Balok Pelat

    Tabel 14. Perbandingan Waktu Keseluruhan Bekisting Balok

    Pelat

    Dari tabel perbandingan diatas dapat dibuat grafik seperti

    dibawah ini :

    Gambar 4. Grafik Perbandinngan Biaya

    Gambar 5. Grafik Perbandingan Waktu

    Dari uraian tersebut diatas dapat diketahui untuk pengerjaan

    bekisting balok dan kolom pada apartemen puncak kertajaya,

    untuk bekisting PERI memerlukan biaya Rp5.156.103.120,97 dan waktu 127 hari. Sedangkan bekisting konvensional memerlukan biaya Rp4.514.736.868,00 dan waktu 223 hari.

    V. KESIMPULAN

    Perbandingan antara 2 metode tersebut adalah dari segi biaya,

    bekisting konvensional lebih murah Rp. 641.366.252,97

    (12,43%) dibandingkan dengan bekisting PERI. Sedangkan dari

    segi waktu pengerjaan bekisting PERI lebih cepat 96 hari.

    .DAFTAR PUSTAKA

    [1] Badan Standardisasi Nasional Indonesia. 1989. Tata Cara

    Perhitungan Pembebanan untuk Bangunan Rumah dan

    Gedung. RSNI-3 03-1727-1989.

    [2] Clarasinta, E.. 2012. Analisa Biaya Dan Waktu Bekisting

    Metode Semi Sistem (Besi Hollow) Dengan Konvensional

    Pada Proyek Puncak Kertajaya Apartemen. Surabaya :

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember

    [3] PERI GmbH. 2002. Handbook PERI formwork. Berlin : PERI

    GmbH.

    [4] PERI GmbH. 2002. PERI formwork component catalogue.

    Berlin : PERI GmbH.

    Sistem PERI Konvensional

    1 Rp3,922,302,040.62 1,226,011,307.00

    2 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    3 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    4 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

    5 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    6 Rp263,411,406.51 87,570,807.00

    7 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

    8 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    9 Rp21,628,761.90 513,423,807.00

    10 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

    11 Rp263,411,406.51 87,570,807.00

    12 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    13 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

    14 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    15 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    16 Rp263,411,406.51 147,983,807.00

    17 Rp21,628,761.90 513,423,807.00

    18 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    19 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

    20 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    21 Rp263,411,406.51 87,570,807.00

    22 Rp21,628,761.90 147,983,807.00

    23 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    24 Rp21,628,761.90 87,570,807.00

    Total Rp5,386,894,142.80 Rp4,514,736,868.00

    lantai

    Tower A

    Tower B

    0 1,5 12 hari 9 hari

    1,5 3 5 hari 9 hari

    3 4,5 5 hari 10 hari

    4,5 6 5 hari 9 hari

    6 7,5 5 hari 9 hari

    7,5 9 5 hari 10 hari

    9 10,5 5 hari 9 hari

    10,5 12 5 hari 9 hari

    12 13,5 5 hari 10 hari

    13,5 15 5 hari 9 hari

    15 16,5 5 hari 9 hari

    16,5 18 5 hari 10 hari

    0 1,5 5 hari 9 hari

    1,5 3 5 hari 9 hari

    3 4,5 5 hari 10 hari

    4,5 6 5 hari 9 hari

    6 7,5 5 hari 9 hari

    7,5 9 5 hari 10 hari

    9 10,5 5 hari 9 hari

    10,5 12 5 hari 9 hari

    12 13,5 5 hari 10 hari

    13,5 15 5 hari 9 hari

    15 16,5 5 hari 9 hari

    16,5 18 5 hari 9 hari

    127 hari 223 hariTotal

    Lantai Sistem PERI Konvensional

    TO

    WE

    R A

    TO

    WE

    R B