7
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD IN DECISION MAKING SHIPYARD ELECTION TO NEW TANKER SHIPBUILDING IN BATAM ISLAND By Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Abstract Analitycal Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini menguraikan masalah multi kriteria atau multi faktor yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternative. AHP memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau alternatif majemuk secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan dengan menggunakan skala perbandingan berpasangan yang ditentukan oleh Saaty. AHP juga menguji konsistensi penilaian. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang valid. Ratio konsistensi yang diharapkan adalah kurang dari atau sama dengan 10%. Dalam Penelitian ini, metode AHP akan digunakan dalam pengambilan keputusan pemilihan galangan untuk membangun kapal tanker di pulau batam. Melihat perkembangan dunia maritim yang semakin pesat dan masalah pembuatan kapal yang semakin rumit mengharuskan pemilik kapal untuk memberikan perhatian khusus terutama dalam masalah pemilihan galangan kapal. Metode AHP dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan menentukan prioritas (bobot) dari masing-masing galangan,dipenelitian ini terdapat tujuh kriteria untuk pertimbangan pemilihan galangan kapal yaitu harga, payment terms, garansi, waktu, pengalaman, fasilitas galangan dan standart galangan, kemudian terdapat empat calon galangan yaitu galangan A,B,C dan D, tahap awal penelitian yaitu dengan melalukan pencarian tinjauan pustaka, mengumpulkan data kuisioner kepada pihak pemilik kapal untuk memperoleh nilai perbandingan yang akan di hitung, memecahkan masalah dengan menggunakan AHP,kemudian melakukan tahap analisa dan penyelesaian dengan melakukan perhitungan bobot criteria,alternative menggunakan microsoft excel dan program Criterium Decision Plus Versi 3 sehingga diketahui bahwa kriteria yang paling berpengaruh adalah Harga dan galangan yang memiliki bobot tertinggi yaitu galangan C sehingga pihak pemilik kapal bisa mengambil keputusan dengan efektif dan tepat dalam menetukan prioritas dari tiap galangan. Kata kunci: AHP, galangan kapal, hirarki.

ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

Embed Size (px)

DESCRIPTION

JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRIPERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMENPERSEDIAAN (STUDI KASUS : PDAM TIRTA SAKTIKABUPATEN KERINCI)Difana Meilani, M.ISD 1), Miftahuddin2)1) Dosen Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Andalas2) Alumni Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas AndalasAbstrakPersediaan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan karenadengan adanya persediaan proses produksi dapat berjalan dengan lancar tanpa harusmengkhawatirkan adanya kekurangan barang-barang atau bahan-bahan yang digunakanuntuk kegiatan produksi atau operasional. Namun apabila persediaan terlalu banyak, makaakan menimbulkan kerugian pada perusahaan karena perusahaan harus mengeluarkansejumlah biaya untuk melakukan perawatan terhadap barang. Selain itu, dana yang dimilikiperusahaan akan terlalu banyak dialokasikan untuk melakukan pembelian persediaanbarang.Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa permasalahan yangdialami oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sakti yang berhubungan denganmanajemen persediaan. Permasalahan tersebut adalah adanya kesulitan bagian kantor pusatPDAM Tirta Sakti dalam menentukan jenis barang tertentu apakah masih tersedia di delapangudang cabang atau tidak. Hal ini dapat disebabkan tidak jelasnya pencatatan barang yangkeluar masuk gudang. Selain itu, permasalahan lainnya adalah seringnya terjadiketerlambatan dalam proses pengadaan barang sehingga mengakibatkan kehabisan stockbarang di gudang pusat maupun di gudang-gudang cabang. Hal ini dapat terjadi karena tidakjelasnya safety stock yang dapat dijadikan sebagai dasar kapan harus dilakukan pemesananbarang kembali. Tidak adanya sistem pengkodean barang yang baik juga menyebabkantimbulnya masalah. Hal ini disebabkan barang-barang yang terdapat di gudang tidaktersusun dengan baik rapi sehingga banyak barang yang berbeda jenis bercampur aduk satudengan yang lainnya. Akibatnya, bagian gudang mengalami kesulitan dalam menentukanapakah barang masih tersedia di gudang atau tidak.Oleh karena itu, diperlukan suatu perancangan sistem informasi manajemeninventory untuk mengatasi masalah-masalah diatas. Perancangan sistem informasimanajemen persediaan dilakukan agar tidak terjadi kekurangan barang yang terdapatdigudang karena dengan adanya perancangan sistem informasi ini bagian bagian pusat dapatmengetahui secara langsung jumlah persediaan yang terdapat pada masing-masing gudang,kapan barang-barang tersebut harus dipesan, dan berapa bannyak jumlah barang yangharus dipesan sehingga pemesanan barang dapat langsung dilakukan tanpa menungguadanya permintaan barang oleh gudang-gudang cabang. Selain itu, pada sistem informasiini juga dilengkapi dengan sistem pengkodean barang sehingga barang-barang yangterdapat di gudang dapat dikelompokkan sesuai dengan kriteria, jenis, dan ukuran yangditentukan.Keywords: sistem informasi, inventory, safety stock, reorder Point1. PendahuluanPerusahaan Daerah Air Minum (PDAM) inimempunyai beberapa gudang yangdigunakan untuk melakukan penyimpananbarang-barang tersebut dan menjagatersedianya jumlah barang yang diperlukan.Gudang-gudang tersebut terletak padabagian kantor pusat dan pada delapan kantorcabang yang masing-masing terletak di PulauTengah, Sungai Penuh, Siulak, Tamiai, Hiang,Kayu Aro, Semurup, dan Lumpur. Dalam halpengadaan dan permintaan barang setiapgudang pada kantor cabang salingterintegrasi dengan kantor pusat sehinggasetiap gudang pada masing-masing cabangharus melaporkan jumlah persediaan barangyang terdapat di gudang masing-masingcabang. Selain itu, apabila pada suatugudang cabang memerlukan barang tertentuyang tidak terdapat di gudangnya, makagudang cabang akan melaporkannya kebagian pusat dan bagian pusat akanmenanyakan ketersediaan barang tersebut digudang-gudang cabang lainnya. Adapunjumlah jenis barang yang terdapat yang padagudang PD

Citation preview

Page 1: ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD IN DECISION MAKING SHIPYARD ELECTION TO NEW TANKER SHIPBUILDING IN BATAM ISLAND

By

Yuniva Eka Nugroho

4209106015

Abstract

Analitycal Hierarchy Process (AHP) merupakan suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini menguraikan masalah multi kriteria atau multi faktor yang kompleks menjadi suatu hirarki. Hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternative. AHP memberikan nilai bobot relatif dari suatu kriteria majemuk atau alternatif majemuk secara intuitif, yaitu dengan melakukan perbandingan berpasangan dengan menggunakan skala perbandingan berpasangan yang ditentukan oleh Saaty. AHP juga menguji konsistensi penilaian. Konsistensi yang diharapkan adalah yang mendekati sempurna agar menghasilkan keputusan yang valid. Ratio konsistensi yang diharapkan adalah kurang dari atau sama dengan 10%. Dalam Penelitian ini, metode AHP akan digunakan dalam pengambilan keputusan pemilihan galangan untuk membangun kapal tanker di pulau batam. Melihat perkembangan dunia maritim yang semakin pesat dan masalah pembuatan kapal yang semakin rumit mengharuskan pemilik kapal untuk memberikan perhatian khusus terutama dalam masalah pemilihan galangan kapal. Metode AHP dapat membantu menyelesaikan masalah tersebut yaitu dengan menentukan prioritas (bobot) dari masing-masing galangan,dipenelitian ini terdapat tujuh kriteria untuk pertimbangan pemilihan galangan kapal yaitu harga, payment terms, garansi, waktu, pengalaman, fasilitas galangan dan standart galangan, kemudian terdapat empat calon galangan yaitu galangan A,B,C dan D, tahap awal penelitian yaitu dengan melalukan pencarian tinjauan pustaka, mengumpulkan data kuisioner kepada pihak pemilik kapal untuk memperoleh nilai perbandingan yang akan di hitung, memecahkan masalah dengan menggunakan AHP,kemudian melakukan tahap analisa dan penyelesaian dengan melakukan perhitungan bobot criteria,alternative menggunakan microsoft excel dan program Criterium Decision Plus Versi 3 sehingga diketahui bahwa kriteria yang paling berpengaruh adalah Harga dan galangan yang memiliki bobot tertinggi yaitu galangan C sehingga pihak pemilik kapal bisa mengambil keputusan dengan efektif dan tepat dalam menetukan prioritas dari tiap galangan.

Kata kunci: AHP, galangan kapal, hirarki.

Page 2: ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

Dalam suatu proses pengambilan keputusan, para pengambil keputusan seringkali dihadapkan pada berbagai masalah yang bersumber dari beragamnya kriteria. Sehingga menyulitkan untuk mengambil suatu keputusan yang terbaik. Pada keputusan yang hanya melibatkan sedikit faktor didalamnya, maka keputusan dapat diambil secara intuitif (yang mendasarkan pertimbangannya pada pikiran atau pendapat yang keluar secara spontan dari seseorang). Namun pada pengambilan keputusan yang banyak melibatkan faktor, maka perlu digunakan suatu metode tertentu. Di dalam dunia perkapalan. Owner merupakan pemilik kapal yang mempunyai peranan sangat penting dalam transportasi laut untuk berbagai macam hal. Pada saat ini perkembangan dunia perkapalan semakin pesat dan masalah pada proses pembangunan kapal juga semakin rumit. Hal ini berkaitan dengan pemilihan galangan kapal untuk pembangunan kapal baru. Pemilik kapal harus memberikan perhatian khusus dalam memilih galangan untuk pembangunan kapal, sebab pada sekarang ini banyak sekali berdirinya galangan kapal yang saling menawarkan mutu dan kualitasnya sendiri dengan berbagai macam harga. Oleh sebab itu pemilik kapal harus bisa mengambil keputusan yang tepat dan efektif dalam pemilihan galangan kapal. Terkait dengan hal di atas, maka metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

AHP dikembangkan di Wharton School of Business oleh Thomas Saaty pada tahun 1970-an. Pada saat itu Saaty merupakan professor di Wharton School of Business. Pada tahun 1980 Saaty akhirnya mempublikasikan karyanya tersebut dalam bukunya yang berjudul Analytic Hierarchy Process. AHP kemudian menjadi alat yang sering digunakan dalam pengambilan keputusan. AHP merupakan proses dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan perbandingan berpasangan (Pairwise Comparisons) untuk menjelaskan faktor evaluasi dan faktor bobot dalam kondisi multi faktor. Dengan demikian AHP digunakan manakala keputusan yang diambil melibatkan banyak faktor, dimana pengambil keputusan mengalami kesulitan dalam membuat bobot setiap faktor tersebut. AHP memecahkan

suatu situasi yang kompleks, tidak terstruktur ke dalam beberapa komponen dalam susunan yang hirarki, dengan memberi nilai subjektif tentang pentingnya setiap variable secara relative, dan menetapkan variable mana yang memiliki prioritas paling tinggi guna mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

1.2 Batasan Masalah

Dalam penulisan skripsi ini, penulis akan memberikan batasan masalah agar masalah yang di bahas tidak terlalu luas dan mempermudah penelitian, serta agar masalah yang di bahas tidak menyimpang dari pokok-pokok permasalahan. Penulis hanya membatasi pada teori dan metode tentang Analytical Hierarchy Process dalam pengambilan keputusan pemilihan lokasi galangan kapal untuk pembangunan kapal tanker di pulau batam.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan program Strata-1 (S1) Program Studi Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Sedangkan tujuan penulisan Tugas Akhir adalah :

1. Mengaplikasikan Analytical Hierarchy Process sebagai metode dalam pengambilan keputusan.

2. Memperoleh bobot prioritas dari setiap kriteria dan alternatif yang dipertimbangkan.

3. Mempelajari tahap-tahap dalam metode Analytical Hierarchy Process. Berdasarkan informasi-informasi yang

diperoleh, penyusunan skripsi ini juga diharapkan akan memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut :

1. Hasil penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemilik kapal untuk membuat keputusan memilih lokasi pembangunan kapal baru. 2. Hasil penulisan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penulis yang selanjutnya dapat dikembangkan ke tingkat yang lebih lanjut.

1.4. Metode Penulisan

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah studi literatur. Penulis mempelajari referensi-referensi yang

Page 3: ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

berkaitan dengan Analytical Hierarchy Process yang diperoleh dari perpustakaan-perpustakaan, jurnal-jurnal atau artikel-artikel lewat internet, serta bahan-bahan pendukung lainnya yang membantu penulis dalam penulisan skripsi ini.

1.5. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa bab dan akan disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

1. PENDAHULUAN

Bagian ini membahas mengenai latar belakang masalah, batasan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan yang ada pada skripsi ini.

2. METODOLOGI

Pada bagian ini diuraikan metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian mencakup variabel dalam penelitian, model yang digunakan, rancangan penelitian, teknik pengumpulan dan analisis data, cara penafsiran dan pengumpulan hasil penelitian yang menggunakan metode kualitatif. Juga dijelaskan pendekatan yang digunakan, proses pengumpulan dan analisis informasi, proses penafsiran dan penyimpulan hasil penelitian.

3. PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas penerapan metode AHP dalam pengambilan keputusan pemilihan galangan kapal pada studi kasus di Sebuah perusahaan pelayaran, dengan menggunakan data primer yaitu data yang diambil secara langsung pada sumber data dengan melakukan Interview atau wawancara secara langsung dan kemudian dilakukan pengolahan dan perhitungan sesuai dengan kebutuhan,

serta data sekunder yaitu data yang sudah tersedia di perusahaan pemilik kapal .

4. KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari materi-materi yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya serta hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB III

METODOLOGI

3.1. Tahap Awal

Studi literatur dengan melakukan

pencarian tinjauan pustaka dan referensi-referensi yang digunakan. 3.2. Pengumpulan Data

Melakukan pengumpulan data yaitu data

kuisioner terhadap pihak pemilik kapal untuk memperoleh data kkriteria pemilihan galangan kapal dan data perbandingan antar criteria dan alternatif. 3.3. Pemecahan Masalah Menggunakan

AHP Langkah pertama yaitu memecah suatu

masalah yang kompleks kedalam suatu hirarki. 3.4. Tahap Analisa Data dan Penyelesaian

Setelah pembuatan struktur hirarki maka

setiap criteria dihitung bobot prioritas dan konsistensinya menggunakan Microsoft exceel. 3.5. Validasi

Setelah dilakukan perhitungan manual

kemudian di cek konsistensinya menggunakan program Criterium Decision Plus Versi 3.

Page 4: ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

Mulai

Identifikasi dan Perumusan Masalah

1. Buku 2. Paper 3. Tugas Akhir 4. Internet

Studi Literatur mengenai AHP

Pengumpulan Data

1. Data Kuisioner Pemilik Kapal

Pemecahan masalah dengan metode AHP

Pembuatan struktur hierarki

Hasil bisa di terima

Analisa Data dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran Finish

Perhitungan Bobot konsistensi elemen hierarki menggunakan software Criterium Decision Plus Versi 3

Perhitungan Bobot konsistensi pada setiap elemen hierarki menggunakan

Microsoft excell

Page 5: ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

1. PEMBAHASAN 3.1 Data

Dalam studi kasus ini digunakan data yang diambil dari pemilik kapal. Data yang digunakan terdiri dari data sekunder dan data primer. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia di perusahaan pemilik kapal tanpa harus melakukan perhitungan terlebih dahulu, sedangkan data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari pengambil keputusan yang dalam hal ini adalah pihak pemilik kapal yaitu dengan melakukan wawancara dan pengisian kuesioner kepada pihak pemilik kapal yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3.2 Metode Penelitian

Pada studi kasus ini akan digunakan metode Analytical Hierarchy Proces (AHP) dalam pengambilan keputusan pemilihan galangan kapal. Metode AHP dapat digambarkan secara grafis, sehingga mudah dipahami oleh semua pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan. Dalam kasus ini, metode AHP akan membantu memberikan bobot pada tiap galangan sehingga pengambil keputusan bisa mengambil keputusan dengan tepat dan efektif, yaitu galangan mana yang memberikan bobot tertinggi dan akan diprioritaskan terlebih dahulu dalam pemilihan galangan. Dalam penyelesaiannya akan digunakan software Criterium Decision Plus versi 3 dan Microsoft excel. Criterium Decision Plus adalah salah satu software yang bisa digunakan dalam perhitungan persoalan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP).

3.3 Penyusunan Hierarki

Persoalan yang akan diselesaikan akan diuraikan menjadi unsur-unsurnya yaitu goal/sasaran, criteria, dan alternatif. maka struktur hierarki dalam pemilihan galangan kapal adalah sebagai berikut: 1. Level 1, merupakan goal atau tujuan yang akan diperoleh yaitu pengambilan keputusan pemilihan galangan kapal. 2. Level 2, merupakan ktiteria, dalam hal ini kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan galangan kapal menurut pihak Pemilik kapal ada tujuh yaitu Harga, Payment Terms,Waktu, Fasilitas Galangan, Garansi , Pengalaman dan Standart galangan. 3. Level 3, merupakan alternatif. Dalam kasus ini akan diambil empat Galangan kapal yaitu

Galangan kapal A, Galangan kapal B dan Galangan kapal C dan Galangan kapal D. Dengan menggunakan software Criterium Decision Plus Versi 3 maka diperoleh struktur hierarki sebagai berikut :

Gambar.1 Struktur Hierarki Pemilihan Galangan

Kapal

3.4 Matriks Perbandingan berpasangan

Selanjutnya akan dibuat matriks perbandingan berpasangan kriteria dan alternatif untuk memperoleh nilai bobot (prioritas) dari masing – masing calon galangan terpilih.

Tabel 9 Data Hasil Akhir (bobot/prioritas global)

Page 6: ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

Tabel 10 Grafik Hasil Akhir (Bobot/Prioritas Global)

2. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. AHP adalah salah satu metode dalam pengambilan keputusan dengan berbagai kriteria majemuk. Penyelesaian masalah berdasarkan AHP mengandalakan intuisi sebagai input utamanya, namun intuisi harus datang dari pengambilan keputusan yang cukup informasi atau dianggap ahli dan memahami masalah keputusan yang dihadapi.

2. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, yaitu sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir yaitu alternatif.

3. Dari analisis diperoleh bahwa terdapat lima kriteria yang berpengaruh dalam pengambilan keputusan penyaluran kredit yaitu Harga, Payment terms, Waktu, Garansi, Fasilitas galangan, Standart galangan, Pengalaman.

4. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka diperoleh urutan prioritas untuk alternatif berturut-turut yaitu galangan A dengan bobot (prioritas global) sebesar 0.198, selanjutnya galangan B dengan nilai 0.137 ,galangan C dengan nilai 0.388 dan yang terakhir galangan D dengan nilai

0.278, sehingga dapat disimpulkan bahwa pihak pemilik kapal lebih memprioritaskan galangan C.

4.2 Saran

Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan Software Criterium Decision Plus, maka penulis menyarankan agar mencoba software lain yang tersedia untuk menyelesaikan perhitungan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Karena selain Software Criterium Decision Plus, masih terdapat juga beberapa software lain yang bisa digunakan seperti Winpre dan Web-Hipre.

DAFTAR PUSTAKA

Anton, H. dan Rorres, C., 2004, Aljabar Linear Elementer versi aplikasi, Edisi Kedelapan, Jakarta : Erlangga.

Forman, Ernest H dan Mary Ann Selly, 2001, Decision by Objectives.

Gole, A. W. dan Kusrini, 2007, Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Prestasi Pegawai Nakertrans Sumba Barat Di Waikabubak, Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi, Yoggyakarta.

Iryanto, 2004, Perbandingan Berpasangan Dalam Prosees Analitik Hirarki, no. 2, Volume 5, hal. 9-13.

Iryanto, 2008, Eksposisi Analytic Hierarchy Process Dalam Riset Operasi : Cara Efektif Untuk Pengambilan Keputusan, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap dalam Bidang Ilmu Optimisasi pada FMIPA Universitas Sumatra Utara.

Joesoef, J. R., 2002, Analytic Hierarchy Process (AHP) dan Penentuan Produk, Kinerja Jurnal Bisnin dan Ekonomi, Volume 6, hal. 30-38.

Latifah, Siti, 2005, Prinsip-Prinsip Dasar Analytical Hierarchy Process, e-USU

Page 7: ITS Undergraduate 20624 Paper 1331753

Reprosritory, Universitas Sumatra Utara, Medan.

Marimin, 2004, Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk, Jakarta : PT Grasindo.

Rahardjo, J., Stok, R. E., Yustina, R., Penerapan Multi-Criteria Decision Making Dalam Pengambilan Keputusan Sistem Perawatan, Jurnal Teknik Industri, no. 1, vol. 2, hal. 1-12.

Saaty, Thomas L., 2008, Decision making with the analytic hierarchy process, International Journal of Services Sciences, Volume 1, hal. 83-97.