jdvblawoiygavowelihvbawe

Embed Size (px)

DESCRIPTION

lhbviarbvlahkwbvlaiyb;aewkjvba;eofuguWPE;OUVBAWVAIEW

Citation preview

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    1/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    STUDI IDENTIFIKASI KANDUNGAN FORMALIN PADA IKAN PINDANG DI

    PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA SEMARANG

    Henny Putri Sitiopan T.*)Alumnus FKM UNDIP, **)Dosen Bagian Kesehatan Lingkungan FKM UNDIP

    ABSTRAK

    Ikan pindang adalah salah satu jenis makanan olahan yang dikonsumsimasyarakat dan harus segera dijual karena daya tahan yang terbatas dan akancepat membusuk. Penggunaan formalin sebagai pengawet ternyata telahdisalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab, dengan caramenggunakan formalin tersebut sebagai bahan pengawet dalam industri

    makanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kandungan formalinpada ikan pindang yang dijual di pasar tradisional dan modern Kota Semarang.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pengambilan sampel ikan pindang dari 17pedagang di pasar tradisional dan 3 pedagang di pasar moder Kota Semarang.Kemudian sampel diambil sebanyak 44 sampel dari pasar tradisional dan 11sampel ikan pindang dari pasar modern Kota Semarang menggunakan metodeproportional sampling.Pengujian sampel ikan pindang dilakukan di laboratoriumkimia pangan secara kualitatif dimana ikan pindang dikatakan mengandungformalin jika dalam uji tersebut timbul warna lembayung atau ungu. Pemeriksaanpada 44 sampel ikan pindang dari pasar tradisional menunjukkan hasil positifmengandung formalin pada 6 sampel ikan pindang (13,64%) dan pada 11sampel ikan pindang dari pasar modern ditemukan 2 sampel ikan pindang

    (18,18%) yang menunjukkan hasil positif mengandung formalin. Dari penelitianini dapat disimpulkan bahwa 13,64% sampel ikan pindang dari pasar tradisionaldan 18,18% sampel ikan pindang dari pasar modern Kota Semarangmengandung formalin. Pemberian formalin pada ikan pindang umumnyadipengaruhi oleh ikan pindang yang tidak segera habis terjual dan pengetahuanmengenai formalin yang masih rendah. Diperlukan adanya penyuluhan danpenyebaran ilmu pengetahuan mengenai formalin dan bahayanya kepadaprodusen, pedagang, dan masyarakat selaku konsumen.

    Kata Kunci : formalin, ikan pindang, pasar tradisional, pasar modern

    PENDAHULUAN

    Keamanan pangan dapatditentukan oleh ada tidaknyakontaminasi dari bahan-bahan yangtidak dapat dicerna seperti plastik,logam, maupun bahan yang dapatmengganggu pencernaan manusia,secara kimiawi dapat berasal darizat-zat kimia berbahaya yang tidakboleh digunakan sebagai pangan

    seperti formalin, boraks, dan

    insektisida serta bahan tambahanmakanan yang dibatasipenggunaannya seperti asambenzoat, askorbat, laktat sitrat danbahan tambahan pangan lainnyasesuai dengan SNI 01-0222-1995.Bahaya mikrobiologi berasal dariadanya bakteri-bakteri patogenmaupun racun yang ditimbulkannyapada bahan pangan.1

    Ikan memiliki kandungan giziyang sangat tinggi, dengan kadar

    protein sebesar 18-30%. Ikan

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    2/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    digemari oleh semua lapisan

    masyarakat, dibanding produklainnya. Ikan memiliki efek yang baikbagi kesehatan, dagingnya relatiflunak, lebih cepat dan mudah diolahserta harganya murah.3->2 Agar ikandapat sampai ke tangan konsumensebelum busuk maka diperlukanadanya pengawetan. Pengawetantersebut sangat diperlukan untukmemperpanjang masa simpan ikanterutama di saat-saat musim ikan.Pada musim panen harga ikan

    sangat murah tetapi permintaankonsumen cenderung stabil/tidakmeningkat, sehingga ikan tidak habisdipasarkan dalam keadaan segar.

    Formalin merupakan salah satupengawet non pangan yang sekarangbanyak digunakan untukmengawetkan makanan. Formalinadalah nama dagang dari campuranformaldehid, metanol dan air.Formalin yang beredar di pasaranmempunyai kadar formaldehid yang

    bervariasi, antara 20% 40%. DiIndonesia, beberapa undang-undangyang melarang penggunaan formalinsebagai pengawet makanan adalahPeraturan Menteri Kesehatan No722/1988, Peraturan MenteriKesehatan No.1168/Menkes/PER/X/1999, UU No7/1996 tentang Pangan dan UU No8/1999 tentang PerlindunganKonsumen. Hal ini disebabkan oleh

    bahaya residu yang ditinggalkannyabersifat karsinogenik bagi tubuhmanusia.

    Sejumlah produk pangan hasilperikanan dan kelautan yang ada diJakarta ternyata masih mengandungformalin. Temuan tersebut didapatdari pengujian LaboratoriumPembinaan dan Pengujian Mutu HasilPerikanan dalam sebulan terakhirterhadap sampel ikan pindang dancumi-cumi. Dari hasil penelitian

    didapati sekitar 10 persen dari sekitar

    200 sampel yang diuji masih

    mengandung formalin. Walaupunmemang dalam kadar yang tak terlalutinggi.3

    Kementerian Kelautan danPerikanan mengembalikan 103 tonikan impor yang positif mengandungformalin zat kimia pengawet jenazahke Malaysia dan Pakistan, Selasa(14/2/2012). Ikan berformalin tersebutmasuk ke Medan, Sumatera Utara(kompas.com, 15 Februari 2012).Hasil survey penggunaan bahan

    tambahan bukan untuk pangan padapenanganan dan pengolahan produkperikanan. Dari total sampel yangdiambil di lapangan 21,6%mengadung formalin dengan proporsi7,04% berupa ikan segar dan 4,6%berupa produk asin. Apabiladibandingkan data 2005, terjadipeningkatan dalam penggunaanformalin tetapi bergeser ke produkolahan.4 Hasil penelitianKartikaningsih Hartati tahun 2008 di

    Kota Malang memperlihatkanterdeteksinya kadar formalin padabox ikan dan air perebusan ikanpindang di pasar Kota Malangmerupakan tanda bukti pedagangikan di pasar Kota Malangmenggunakan formalin dan LD50ikannila berformalin 5% dapatdikatagorikan sebagai bahan toksikringan, ikan nila berformalin 10% dan15% sebagai bahan toksik

    sedangPenelitian yang dilakukanoleh mengenai.6Pemakaian formalin dalam

    makanan dapat menyebabkantimbulnya efek akut dan kronik yangdapat menyerang saluranpernapasan, pencernaant, sakitkepala, hipotensi (tekanan darahtinggi), kejang, tidak sadar hinggakoma. Selain itu, juga dapat terjadikerusakan hati, jantung, otak, limpa,pankreas, sistem susunan syaraf,

    pusat dan ginjal. Efek kronik berupa

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    3/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    timbul iritasi pada saluran

    pernafasan, muntah-muntah dankepala pusing, rasa terbakar padatenggorokan, penurunan suhu badandan rasa gatal di dada. Bila formalindikonsumsi secara menahun dapatmenyebakan kanker.5

    Berdasarkan hal tersebut,peneliti ingin mengetahui keberadaanformalin dalam ikan pindang yangdijual secara enceran oleh pedagangikan pindang di beberapa pasar yangada di Kota Semarang, yang

    diharapkan nantinya dapat digunakansebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitian mengenai formalinselanjutnya, bukan hanya dalam ikanpindang tapi juga dalam bahanmakanan yang lainnya, sehinngamemberikan pengetahuan bagimasyarakat luas.

    METODE PENELITIANJenis penelitian yang

    digunakan adalah penelitian deskriptif

    yaitu untuk membuat pencandraansecara sistematis, faktual dan akuratmengenai fakta-fakta dan dilakukandengan pemeriksaan kualitatifterhadap kandungan formalin dalamikan pindang.7 Sedang metodepenelitiannya adalah survei dengammelakukan wawancara terbukakepada pedagang ikan pindang.Sehingga jenis datanya adalah dataprimer.

    Penelitian dilakukan pada bulanJuni 2012. Populasi dari penelitiandilakukan di pasar tradisional danpasar modern Kota Semarang.Pengambilan sampel dilakukandengan propotional multistagerandom sampling dan pemeriksaansampel ikan pindang dilakukan diLaboratorium Kesehatan KotaSemarang:

    xp(1-p)N

    1

    (N1) + p(1

    p)

    1

    Keterangan :n = besar sampelN = besar populasiZ = tingkat kemakmuran yangdikehendaki (confidiennce level =

    95%, = 1,96)

    p = estimasi proporsi populasi (bila

    peneliti tidak mengetahui maka p=0,5)

    d = tingkat ketepatan absolut yangdikehendaki sebesar 10%

    Hasil perhitungan sebagai berikut :Pasar G : 3 pedagangPasar H : 4 pedagangPasar F : 4 pedagangPasar E : 2 pedagangPasar D : 2 pedagang

    Menentukan jumlah sampelpenelitian setiap pasar tradisionaldan pasar modern secara berjatah(Quota Sampling). Pelaksanaanpengambilan sampel dengan jaraksangat tergantung pada peneliti.Sampel untuk pasar tradisional akandiambil sebanyak 44 sampel.Sedangkan di pasar modern akandiambil sebanyak 11 sampel sesuaijumlah ikan pindang yang dianggapmewakili.

    Sehingga, sampel ikan pindang

    yang dibutuhkan adalah sebanyak 55sampel ikan pindang dari pasartradisional dan pasar modern KotaSemarang.

    Bahan dan Alat PenelitianBahan yang dipakai pada

    penelitian ini adalah ikan pindangyang diperoleh dari beberapa pasartradisional dan pasar modern KotaSemarang. Bahan kimia yang dipakaiadalah Reagen Schiffsberisi : 0,2 gr

    Fuchsint, 10% Na Bisulft (Na

    n =

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    4/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    pirosulfat/ ) , Larutan H2SO4

    encer, Air suling/ Aquades. Alat-alatyang dipakai pada penelitian iniadalah Tabung reaksi, Rak tabungreaksi, Labu destilasi, Pipet tetes,Erlemeyer, dan Pemanas.

    Prosedur PenelitianIdentifikasi keberadaan

    formaldehid pada ikan asin dilakukansecara kualitatif. Sampel ikanpindang dihaluskan terlebih dahulu.Sampel yang telah halus dimasukkan

    ke dalam labu destilasi. Dipipetsampel dengan aquades 50 ml atau100 ml masukkan labu destilasi.Lakukan destilasi dan dstilatditampung sampai 3/4 volumesampel. Hasil destilasi dimasukkanke erlemeyer. Hasil destilasidimasukkan ke tabung reaksi 5 ml +

    encer 2 ml + reagen Schiffs1

    ml tunggu selama 15 menit. Bila

    warna violet formaldehit/formalinpositif.

    HASIL DAN PEMBAHASAN1. Asal Ikan Pindang

    Pedagang ikan pindang dipasar tradisional mengambil ikanpindang dari produsen yang berbeda-beda. Lokasi pengambilan ikanpindang dapat dilihat pada tabel 4.2.berikut :

    Tabel 4. 2. Tempat Pengambilan Ikan Pindang yang Dijual di PasarTradisional Kota Semarang

    Pasar

    Jumlah Pedagang

    DalamKota

    SemarangLokasi

    Luar KotaSemarang

    Lokasi

    Dalamdan

    Luar KotaSemarang

    Lokasi

    D2

    KobongGunung

    PatiJuana

    - -- -

    E 2KobongJuana

    - 1RembangJuanaGunung

    Pati

    -

    F 3 Kobong 1 Rembang - -

    H 4Kobong

    Peterongan- -- -

    G 4 Kobong-

    --

    -

    Jumlah 15 1 1

    % 88,23 5,88 5,88

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    5/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    Hasil prosentase yang

    didapatkan dari tabel 4.2. di atasdapat digambarkan ke dalam grafiksebagai berikut :

    Gambar 4.1. Lokasi pengambilan

    ikanpidang yang dijual di pasartradisional

    Gambar 4.1 menunjukkanbahwa hasil penelitian menunjukkanbahwa ikan pindang yang beredar diPasar H, D, F, E, dan Gmerupakan hasil dari berbagaipabrik atau industri rumah tangga,sebanyak 88% pedagang ikanpindang di pasar tradisional menjual

    ikan pindang dari dalam KotaSemarang yaitu berasal dari PasarJuana, Pasar Gunung Pati, PasarKobong, dan Pasar Peterongan, 6%menjual ikan pindang dari luar KotaSemarang yaitu daerah Rembang

    sedangkan 6% pedagang menjual

    dengan mengkombinasikan ikanpindang dari dalam dan luar KotaSemarang yaitu dari Pasar GunungPati, Pasar Pasar Rembang, danJuana. Alasannya dekatnya jarakantara tempat pengambilan denganpasar tempat pedagang tersebutberjualan maka akan dapatmemudahkan dan mempersingkatlama waktu pemesanan dan prosespengangkutan ikan pindang dariprodusen ke pedagang, sehingga

    secara otomatis biaya yang harusdikeluarkan oleh pedagang untukpengangkutan barang pun jugasemakin ringan. Pedagang yangmengambil ikan pindang dari luardaerah Kota Semarang disebabkankarena telah menjadi pelanggan.2. Persediaan Ikan Pindang

    Pedagang ikan pindang dipasar tradisional tidak memproduksiikan pindang sendiri, sebagianpedagang mendapatkan setoran

    ikan pindang langsung dalam satuperiode, cara pedagang ikanpindang tersebut dalam memperolehikan pindang dapat dilihat pada tabel4.3.

    Tabel 4. 3. Cara Pedagang Memperoleh Ikan Pindang di Pasar TradisionalKota

    Semarang

    PersediaanJumlah Pedagang

    Total %D E F H G

    Disetor 2 3 4 4 4 17 100Membuat

    - - - - - - -sendiri

    (Produsen)

    Hasil presentase dari carapedagang ikan pindang dalammemperoleh persediaan ikanpindang berdasarkan tabel 4.3.tersebut dapat dilihat bahwa 100%pedagang memperoleh persediaanikan pindang dengan cara disetoroleh produsen maupun distributor.

    3. Perilaku pada ikan pindangyang tidak habis terjual

    Ikan pindang yang dijual olehpedagang tidak seluruhnya dapathabis dalam waktu satu hari,sehingga pedagang tersebut

    melakukan proses penyimpanan.

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    6/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    Perilaku yang dilakukan sebelum

    ikan pindang tersebut disimpan

    dapat dilihat pada tabel 4.4.

    Tabel 4. 4. Perilaku Pedagang Pada Ikan Pindang Yang Tidak Habis Terjualdi Pasar

    Tradisional Kota Semarang

    PerlakuanJumlah Pedagang

    Total %D E F H G

    Dicuci dan

    1 1 2 11,76direbusdengan

    - - -

    Air dangaram

    Hanyadirebus 1 1 4 3 4 13 76,47

    ulang

    Dibekukan - 1 - 1 - 2 11,76

    Berdasarkan data dari tabel 4.4.,prosentase jumlah pedagangmengenai cara yang dilakukan padaikan pindang yang tidak terjual dapatdigambarkan ke dalam grafik berikut:

    Gambar 4.2. Perilaku PedagangPada Ikan

    Pindang Yang TidakHabis Terjual

    Gambar 4.2. tersebut

    menunjukkan bahwa ikan pindangyang dijual oleh sebagian pedagangdi pasar tradisional dapat habisdalam waktu satu hari. Untuk ikanpindang yang tidak dapat habis

    terjual dalam waktu sehari sebanyak76% pedagang ikan pindang dipasar tradisional hanya direbusdengan air bersih, 12% dicuci,direbus dengan air dan garam, dan12% pedagang melakukan prosespembekuan supaya dapat dijualkembali keesokan harinya.

    Pedagang ikan pindang di pasarmodern Kota Semarang biasanyahanya melakukan prosespengawetan atau penyimpanansecara pembekuan (freezer).

    4. Frekuensi / jarak penggantianikan pindang

    Ikan pindang yang dijual olehpedagang tidak habis dalam waktuyang sama sehigga periodepenggantian/penambahan ikanpindang pada produsen punberbeda. Periodepenggantian/penambahan ikanpindang tersebut dapat dilihat padatabel 4.5.

    Tabel 4.5. Frekuensi Penggantian Ikan Pindang Yang Dilakukan Pedagangdi Pasar

    Tradisional Kota Semarang

    LamaWaktu

    per minggu

    Jumlah PedagangTotal %

    D E F H G

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    7/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    1 kali 2 3 4 4 4 17 100

    2 kali - - - - - - -

    3 kali - - - - - - -

    Berdasarkan paparan padatabel 4.5. di atas mengenaipresentase perbedaan frekuensipenggantian ikan pindang yangdilakukan oleh pedagang dari tabeltersebut dapat terlihat bahwasebanyak 100% pedagangmengganti ikan pindang yangmereka jual setiap hari.

    Selama pengambilan sampelberlangsung, pedagang diberipertanyaan untuk mengetahuisejauh manakah pengetahuanmereka mengenai formalin. Hasilwawancara mengenai pengetahuanpedagang mengenai formalin dapatdilihat pada tabel 4.6 berikut :

    Tabel 4.6. Pengetahuan Pedagang Mengenai Formalin di Pasar TradisionalKota

    Semarang

    BahanPengawet

    Pengetahuan PedagangTotal %

    D E F G H

    Tidak 2 2 3 4 - 11 64,71

    Ada - 1 1 - 4 6 35,29

    Dari tabel 4.6. tersebut,prosentase dari tingkat pengetahuanpedagang ikan pindang di pasartradisional mengenai formalin dapatdigambarkan dalam grafik sebagaiberikut :

    Gambar 4.3. Tingkat PengetahuanPedagang Ikan

    PindangMengenai Formalin

    Dari gambar 4.3. di atasdapat dilihat bahwa sebagian besar

    pedagang (64,71%) tidak memilikipengetahuan apapun mengenaiformalin, sedangkan pedagang yangmemiliki pengetahuan mengenaiformalin hanya sebesar 35,29%.Pengetahuan yang dimiliki oleh35,29% pedagang hanya sebatasberasal dari berita siaran televisi.Hasil Identifikasi KeberadaanFormalin dalam Ikan Pindang

    Dari hasil pemeriksaanlaboratorium yang dilakukan secarakualitatif mengenai kandunganformalin dalam ikan pindangdidapatkan data identifikasi sebagaiberikut :

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    8/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    Tabel 4.7. Identifikasi formalin dalam ikan pindang yang dijual di Pasar

    Modern KotaSemarang

    FormalinHasil Laboratorium

    Total %Sw.B Sw. A Sw. C

    Positif 2 - - 2 18,18

    Negatif 2 3 4 9 81,82

    Gambar 4.4. Identifikasi FormalinDalam

    Ikan Pindang YangDijualdi Pasar Modern

    Hasil pemeriksaanlaboratorium menunjukkan bahwaikan pindang dari pasar modern KotaSemarang yang diujikan sebanyak 9sampel ikan pindang (81,82%)memberikan identifikasi yang negatifterhadap formalin dan 2 sampel(18,18%) dari sampel ikan pindangmemberikan identifikasi yang positifterhadap formalin.

    Tabel 4.8. Identifikasi formalin dalam ikan pindang yang djual di PasarTradisional

    Kota Semarang

    FormalinHasil Laboratorium

    Total %D E F H G

    Positif - - 1 5 - 6 13,64

    Negatif 6 8 9 5 10 38 86,36

    Gambar 4.5. Identifikasi FormalinDalam

    Ikan Pindang YangDijual di PasarTradisional

    Hasil pemeriksaanlaboratorium menunjukkan bahwaikan pindang dari pasar tradisionalKota Semarang yang diujikan

    sebagai sampel (83,36%) yang dijual

    di pasar memberikan identifikasinegatif terhadap formalin dan13,64% sampel ikan pindangmemberikan identifikasi positifterhadap formalin.

    Hal ini menunjukkan bahwa

    ada beberapa pedagang yangmelakukan kecurangan terhadapikan pindang dengan menambahkanformalin sebagai bahan pengawetikan pindang selama prosespenjualan maupun prosespenyimpanan jika ikan pindangtersebut tidak habis terjual dalamwaktu satu hari.

    Hubungan pengetahuanpedagang mengenai bahan baku

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    9/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    dan keberadaan formalin dalam

    ikan pindangAdanya kandungan formalindalam ikan pindang yang dijual dipasar tradisional Kota Semarangdapat disebabkan oleh rendahnyapengetahuan pedagang mengenaikeberadaan bahan kimia formalin,sebagian besar pedagang (64,71%)tidak memiliki pengetahuan apapunmengenai formalin, sedangkanpedagang yang memilikipengetahuan mengenai formalin

    hanya sebesar 35,29%.Pengetahuan yang dimiliki oleh35,29% pedagang hanya sebatasberasal dari berita siaran televisi.sehingga pedagang-pedagangtersebut tidak tahu jika salah satufungsi formalin adalah dapatdigunakan sebagai bahan pengawetmayat, apalagi menggunakanformalin tersebut sebagai pengawetikan pindang dan tidak tahu alternatifbahan pengawet yang lainnya, atau

    produsen dan pedagang tersebuttahu mengenai bahaya formalinnamun tetap menggunakannyakarena ingin mengejar keuntunganyang lebih besar tanpamemperdulikan kualitas ikanpindang yang dijual.

    Ketidaktahuan produsen danpedagang ikan pindang di KotaSemarang mengenai formalin danbahayanya saat ini, dapat menjadi

    bumerang bagi konsumen di masadepan jika tidak segera dilakukanpencegahan seperti memberipengetahuan lewat penyuluhan padaprodusen dan pedagang mengenaibahan-bahan pengawet yangdiperoleh maupun yang dilarangkeberadaannya pegangan sekaligusperingatan bagi pedagang yangingin menggunakan kesempatandalam meraih untung tanpamemperdulikan keamanan makanan

    apabila dikonsumen.

    Hubungan sikap pedagangdengan keberadaan formalindalam ikan pindang

    Pengawetan ikan pindangpenting dilakukan agar ikan pindangtidak mudah rusak, apabila tidakdiawetkan maka akan cepat busuk,tekstur lembek, permukaan kulit ikanpindang akan mengelupas danberubah warna menjadi kuningkemerah-merahan serta berbauasam sehingga tidak dapat

    dikonsumsi dan menimbulkankerugian pada pedagang.

    Ikan pindang yang di pasartradisional tempatkan pada tempatterbuka tanpa wadah pada mejapenjualan ditambah dengan sanitasilingkungan berjualan yang tidakmemenuhi syarat kebersihansehingga kemungkinan ikan pindangtercemar oleh bakteri pembusuk dariudara luar serta penjamah akanlebih besar. Sedangkan ikan

    pindang di swalayan semuanyasudah dalam kemasan dan disimpandalam ruang pendingin dengansanitasi ruangan yang bagussehingga kemungkinan tercemarbakteri pembusuk akan lebih kecil.

    Hasil pemeriksaanlaboratorium menunjukkan bahwaikan pindang dari pasar modern KotaSemarang yang diujikan sebanyak 9sampel ikan pindang (81,82%)

    memberikan identifikasi yang negatifterhadap formalin dan 2 sampel(18,18%) dari sampel ikan pindangmemberikan identifikasi yang positifterhadap formalin. Dan ikan pindangdari pasar tradisional KotaSemarang yang diujikan sebagaisampel (83,36%) yang dijual dipasar memberikan identifikasinegatif terhadap formalin dan13,64% sampel ikan pindangmemberikan identifikasi positif

    terhadap formalin.

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    10/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    Hal ini terjadi kecurangan

    yang dilakukan oleh pedagang ikanpindang di pasar tradisional danpasar modern Kota Semarangdimana hasil observasi di lapanganpedagang menyatakan bahwadilakukan dua kali inspeksi ataupemeriksaan kadungan zatberbahaya dalam daganganpedagang dalam satu bulan olehDinas Pasar bekerja sama denganDinas Kesehatan yang bertepatanpada awal dan pertengahan bulan.

    Akan tetapi berbeda dengan hasillaboratorium yang menunjukkanbahwa sampel ikan pindang yangdiambil pada akhir bulan dinyatakanpositif mengandung formalin.

    Bahan-bahan pengganti formalin

    Dari penelitian yang telahdilakukan oleh para ilmuwan dariberbagai bidang ilmu pengetahuan,ditemukan beberapa bahan yangdapat digunakan sebagai pengawet

    pengganti formalin antara lain :1. ProtaminProtamin adalah pengawet alamiyang berasal dari ikan itu sendirimampu membunuh bakteri grampositif penyebab makanan tidaktahan lama. Ikan pindang kondangsebagai makanan olahan yangpaling banyak diproduksi diIndonesia setelah ikan asin.Rasanya yang tidak terlalu asin

    menyebabkan ia menjadi sumberprotein hewani yang murah.Protamin digunakan untukmembunuh gram positif, penyebabkebusukan sehingga diharapkan

    daya tahan ikan pindang lebih lama.

    Pada ikan betina, protamin terdapatdalam telur, sementara pada ikanjantan ia ditemukan dalamspermatozoa. Karena berasal dariikan itu sendiri, protamin mudahterurai dalam perut manusia (kalaudisantap) dan tidak menimbulkanefek samping seperti bahanpengawet kimiawi. Pindangkembung yang diawetkan denganprotamin tahan disimpan sampaisebulan pada suhu kamar (tidak di

    lemari pendingin) tanpa perubahanrasa. Pengawetan ikan dengan caraini diharapkan bisa bertahan jauhlebih lama sampai lebih dari duabulan.82. Metode fermentasi ensilingMetode pengawetan ikan denganfermentasi merupakan salah satumetode yang dapat menggantikanmetode pengawetan yangmenggunakan formalin. Fermentasibukan hanya berfungsi sebagai

    pengawet bahan makanan, tetapijuga berkhasiat bagi kesehatan.Salah satunya fermentasi denganmenggunakan bakteri laktat padabahan pangan akan menyebabkannilai pH pangan turun di bawah 5.0sehingga dapat menghambatpertumbuhan bakteri fekal yaitusejenis bakteri yang jika dikonsumsiakan menyebabkan muntah-muntah, diare, atau muntaber. Akan

    tetapi, fermentasi dari metodetersebut masih sangat minim masasimpanya. Hal tersebut dapatdisebabkan oleh keadaan ikan yangkurang steril.

    Pembersihan ikan

    Pemindangan ikan

    Perendaman larutan gula

    Ikan, garam, larutan gula

    15%, dan peralatan

    penunjang

  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    11/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    Gambar 5. 1. Cara Pengawetan Ikan dengan Metode Fermentasi9

    SIMPULANBahan pengawet berbahaya masihbanyak terkandung pada produk-produk perikanan terutama ikanpindang baik di pasar tradisional dan

    modern adalah formalin. Beberapayang mejadi sampel ikan pindang dipasar tradisional mengandungformalin sebanyak 6 sampel(17,65%) dari 34 sampel ikanpindang yang dijual di pasartradisional (5 sampel ikan pindangdari Pasar Gdan satu sampel ikanpindang dari Pasar F) mengandungformalin dan 2 sampel (33%) dari 6sampel ikan pindang dari pasarmodern (2 sampel ikan pindang dari

    Pasar Swalayan B dari tiga pasarmodern yang menjadi sampelmengandung formalin.

    Adanya kandungan formalindalam ikan pindang yang dijual dipasar tradisional disebabkan karenaterjadinya kecurangan dilakukanpara pedagang pada saat prosespengawetan dan penjualan ikanpindang yang tidak cepat habisterjual.

    Faktor utama yang dapatmenjadi penyebab ada atau tidaknyakandungan formalin dalam ikanpindang adalah rendahnyapengetahuan para pedagang ikanpindang mengenai formalin yangdilarang penggunaannya dalammakanan.

    SARANBagi masyarakat melakukan

    pengawetan sehat dan alami untuk

    ikan pindang dengan metodefermentasi enseling yang berasaldari ikan itu sendiri mampumembunuh bakteri garam positif danmenghambat pertumbuhan bakterifekal yang dapat menyebabkan

    muntah-muntah jika dikonsumsi.Pemerintah daerah bekerja samadengan Dinas Kesehatan dan DinasPasar untuk melakukan tindakanpemeriksaan dua kali dalam sebulanyang dilakukan pada pertengahandan akhir bulan untuk mengetahuitindakan pedagang pada ikanpindang yang tidak habis terjual.

    DAFTAR PUSTAKA

    1. BSN. Standar NasionalIndonesia Bahan TambahanMakanan. SNI 01-0222-1995.

    Himpunan Standar NasionalIndonesia. Tahun 1995.

    2. Afrianto E dan E. Liviawati.Pengawetan dan PengolahanIkan. Yogyakarta: PenerbitKanisius. 1989.(3)

    3. Anonim. Pengujian SampelProduk Perikanan Dari

    Formalin. Jakarta. 2006.(Online),(http://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalin, diakses pada tanggal 26 Mei2012).(5)

    4. Irianto. Murdinah. IkanBerformalin Berbahaya. 2006.

    (Online),(http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/22/ikan-

    berformalin-berbahaya-tapi-

    Dimasukkan larutan garam

    Disim an dalam oven Suhu 110 C dalam 5 menit

    http://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalinhttp://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalinhttp://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalinhttp://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/22/ikan-berformalin-berbahaya-tapi-masih-marak/http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/22/ikan-berformalin-berbahaya-tapi-masih-marak/http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/22/ikan-berformalin-berbahaya-tapi-masih-marak/http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/22/ikan-berformalin-berbahaya-tapi-masih-marak/http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/22/ikan-berformalin-berbahaya-tapi-masih-marak/http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/02/22/ikan-berformalin-berbahaya-tapi-masih-marak/http://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalinhttp://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalinhttp://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalinhttp://berita.liputan6.com/read/128268/cumicumi-dan-ikan-pindang-masih-berformalin
  • 5/28/2018 jdvblawoiygavowelihvbawe

    12/12

    JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT,

    Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 983 - 994

    Online di http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm

    Henny Putri Sitiopan T.

    Alumnus Fakultas Kesehatan Masyarakat UNDIP 2012

    masih-marak/, diakses pada

    tanggal 24 mei 2012).(6)5. Anonim. Hindarkan PemakaianIlegal Formalin Untuk Pangan.

    (Online),(http://www.republika.co.id,diakses pada tanggal 26 mei2012).(7)

    6. Kartikaningsih, Hartati.Pengaruh paparan berulangikan berformalin terhadapkerusakan hati dan ginjal mencit(Mus musculus) sebagai media

    pembelajaran keamananpangan. Universitas NegeriMalang, Surabaya. 2008.

    (http://library.um.ac.id, diaksespada tanggal 22 September2012)

    7. Hastuti, Sri. Analisis KualitatifDan Kuantitatif FormaldehidPada Ikan Asin Di Madura.Jurusan Teknologi IndustriPertanian, Fakultas Pertanian,Universitas Trunojoyo. 2010.

    AGROINTEK Vol 4, No. 2Agustus 2010 (http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdf, diakses pada tanggal25 Agustus 2012)

    8. Masrozak. Mengawetkan IkanPindang dengan Protamin.TRUBUS NOVEMBER NO. 256TAHUN XXII. 2010.

    (http://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/, diakses pada tanggal 1September 2012)

    9. SaDiyah, Halimatus, dkk.Implementasi MetodeFermentasi Ensiling Pindangsebagai Solusi SehatPengawetan Ikan di KampungNelayan Puger KabupatenJember. Tim PKMM 2012

    Universitas Brawijaya Malang.

    (http://pkmmub2012.blogspot.co

    m/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.html, diakses padatanggal 1September 2012)

    http://www.republika.co.id/http://library.um.ac.id/http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/http://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/http://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/http://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://pkmmub2012.blogspot.com/2012/04/implementasi-metode-fermentasi-ensiling.htmlhttp://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/http://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/http://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/http://masrozak.wordpress.com/2010/07/20/mengawetkan-ikan-pindang-dengan-protamin/http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-content/uploads/2010/12/JURNAL-7.pdfhttp://library.um.ac.id/http://www.republika.co.id/