5
Jenis Aborsi Ilmu Kedokteran membedakan antara abortus yang terjadi dengan sendirinya atau tanpa kesengajaan, yang disebut abortus spontaneous dan abortus yang terjadi dengan kesengajaan disebut abortus provocatus. Abortus Spontaneous adalah proses keluarnya embrio atau fetus akibat kecelakaan, ketidaksengajaan atau penyebab alami lainnya yang mengakibatkan terhentinya kehamilan sebelum minggu ke-22. Aborsi spontan juga bisa di definisikan sebagai aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis ataupun medis, tetapi disebabkan semata-mata oleh faktor-faktor alamiah. Abortus macam ini, bisa terjadi akibat keracunan, kecelakaan, kaget, terpukul atau penyakit yang diderita oleh calon ibu, seperti penyakit cacar, sifilis dan kencing manis. Akan tetapi penyebab yang paling dominan (50-60%) adalah cacatnya bibit, yakni telur atau sperma yang tidak sempurna. Dengan demikian, abortus spontaneous terjadi dengan sendirinya dan diluar kemampuan orang yang bersangkutan untuk menghindarinya. Menurut Rustam Mochtar dalam Muhdiono, pengeluaran hasil konsepsi abortus spontaneous terbagi menjadi : a. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong.

Jenis Aborsi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jnjb j

Citation preview

Page 1: Jenis Aborsi

Jenis Aborsi

Ilmu Kedokteran membedakan antara abortus yang terjadi dengan sendirinya

atau tanpa kesengajaan, yang disebut abortus spontaneous dan abortus yang terjadi

dengan kesengajaan disebut abortus provocatus.

Abortus Spontaneous adalah proses keluarnya embrio atau fetus akibat

kecelakaan, ketidaksengajaan atau penyebab alami lainnya yang mengakibatkan

terhentinya kehamilan sebelum minggu ke-22. Aborsi spontan juga bisa di

definisikan sebagai aborsi yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis

ataupun medis, tetapi disebabkan semata-mata oleh faktor-faktor alamiah. Abortus

macam ini, bisa terjadi akibat keracunan, kecelakaan, kaget, terpukul atau penyakit

yang diderita oleh calon ibu, seperti penyakit cacar, sifilis dan kencing manis. Akan

tetapi penyebab yang paling dominan (50-60%) adalah cacatnya bibit, yakni telur

atau sperma yang tidak sempurna. Dengan demikian, abortus spontaneous terjadi

dengan sendirinya dan diluar kemampuan orang yang bersangkutan untuk

menghindarinya.

Menurut Rustam Mochtar dalam Muhdiono, pengeluaran hasil konsepsi

abortus spontaneous terbagi menjadi :

a. Abortus completes (keguguran lengkap) artinya seluruh hasil konsepsi

dikeluarkan sehingga rongga rahim kosong.

b. Abortus inkompletus (keguguran bersisa) artinya hanya ada sebagian dari

hasil konsepsi yang dikeluarkan yang tertinggal adalah deci dua dan plasenta

c. Abortus iminen, yaitu keguguran yang membakat dan akan terjadi dalam hal

ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat

hormonal dan anti pasmodica

d. Missed abortion, keadan di mana janin sudah mati tetapi tetap berada dalam

rahim dan tidak dikeluarkan selama dua bulan atau lebih.

e. Abortus habitualis atau keguguran berulang adalah keadaan dimana penderita

mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih.

f. Abortus infeksious dan abortus septic, adalah abortus yang disertai infeksi

genital.

Page 2: Jenis Aborsi

Sementara itu, abortus provocatus dapat dibedakan pula atas abortus

artificialis therapicus dan abortus provocatus criminalis. Abortus artificialis

therapicus adalah abortus yang dilakukan oleh dokter atas dasar indikasi medis.

Abortus jenis ini dilakukan untuk menjaga kepentingan ibu, baik fisik maupun

mental. Misalnya, kehamilan yang membahayakan jiwa si ibu jika diteruskan, karena

menderita penyakit penyakit yang sudah berat, seperti penyakit TBC, dan penyakit

ginjal. Sedangkan abortus provocatus criminalis adalah abortus yang dilakukan tanpa

dasar medis. Abortus jenis ini terkadang dilakukan orang untuk meniadakan hasil

hubungan seks di luar pernikahan atau untuk mengakhiri kehamilan yang tidak

dikehendaki karena alasan ekonomi dan lain-lain. Banyak pihak tidak menyetujui

abortus jenis terakhir berdasarkan pertimbangan etika, namun di beberapa negara

banyak yang melakukannya.

Alasan Perempuan Melakukan Aborsi

Aborsi memang belum disahkan secara hukum di Indonesia. Namun bukan berarti

kasus aborsi tidak ada di tanah air. Ada beberapa alasan mengapa perempuan

melakukan aborsi. Bisa karena alas an medis atau alasan pribadi. Inilah beberapa

alasan mengapa perempuan melakukan aborsi.

1. Alasan Medis

a) Kadang kondisi rahim perempuan hamil yang tidak kondusif untuk

perkembangan janin. Dalam kasus ini aborsi bisa dilakukan.

b) Dalam beberapa kasus medis, ada perempuan yang mengalami kerusakan

atau kelainan pada organ reproduksi sehingga berbahaya bagi janin. Jika

dokter mendiagnosis ada kerusakan maka aborsi bisa dilakukan.

c) Kelainan genetik yang akan memnyebabkan kelainan pada anak setelah

lahir juga merupakan alasan mengapa banyak perempuan memilih aborsi.

Page 3: Jenis Aborsi

Kelainan genetik ini dapat diketahui dengan bantuan tes darah. Jika

hasilnya tidak memuaskan maka aborsi dapat dilakukan.

d) Kadang-kadang, pertumbuhan janin bisa membahayakan kesehatan ibu

yang membawanya ke ambang kematian. Dalam kasus ini, perempuan

dapat melakukan aborsi untuk menyelamatkan dirinya sendiri.

e) Jika seorang perempuan menderita penyakit seperti penyakit jantung,

AIDS atau penyakit menular seksual, dia dapat melakukan aborsi.

2. Alasan Pribadi

a) Sebuah kehamilan yang terjadi akibat perkosaan dapat digugurkan karena si

perempuan ingin menghilangkan trauma. Anak yang dikandungnya dapat

menjadi pengingat pengalaman mengerikan di masa lalu.

b) Kadang seorang perempuan merasa tidak yakin secara finansial untuk

merawat dirinya dan bayi yang dikandungnya. Belum lagi si suami tidak mau

bertanggung jawab dengan meninggalkan si istri atau mengganggur. Karena

alasan ekonomi sangat mungkin si perempuan melakukan aborsi.

c) Banyak perempuan menikah memilih aborsi karena si suami tidak mau

membesarkan anak bersama sebagai orangtua. Si perempuan kemudian tidak

merasa aman secara finansial dan takut si suami akan meninggalkannya.

d) Adanya desakan dari orangtua dan kecaman sosial terhadap perempuan yang

hamil di luar nikah adalah alasan lain mengapa banyak perempuan memilih

aborsi. Banyak sekali orangtua yang memaksa anak perempuan yang belum

menikah untuk melakukan aborsi hanya untuk menyelamatkan muka di depan

masyarakat dan kerabat lainnya.

e) Banyak juga kasus perempuan yang melakukan aborsi akibat kontrasepsi yang

gagal.

Page 4: Jenis Aborsi

Alwi, Zulfahmi. 2013. Abortus dalam Pandangan Hukum Islam Vol. 10, Nomor 2,

Desember. UIN Alauddin.

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri. Edisi 2. Jakarta: EGC. Hlm. 209-217.