Upload
arditya-romy-stay-cool
View
232
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
7/25/2019 jpkeperawatandd120263
1/9
NERS JURNAL KEPERAWATANVOLUME 8, No 1, Juni 2012 : 31-39
31
PENELITIAN
Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon (Musa Paradisiaca S)
Pada Lansia Penderita Hipertensi Sedang Di Panti SosialTresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin
Dini Tryastuti a, Emil Huriani b, Yonrizal Nurdin baUniversitas Jambi
bProgram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
E-mail :[email protected]
Abstract :Hypertension is one of diseases which is commonly suffered by elderly. Manage ofhypertension using non pharmacology technique such as nutritional therapy is still ofconcern for example pottasium therapy used banana. Potassium was estmated can increaseexcretion sodium of plasma so it will decrease blood pressure. The goal of this research wasto know effect of two bananas for a week toward the decrease of blood pressure of elderlywith moderate hypertension in Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Year2011. Research type was quasi expriment one group pretest-postest design toward 20 erderlywith moderate hypertension. Blood pressure was measured directly with digitaltensimeter.Statistic test that was used is paired t test. The result is there is a decrease insystolic blood pressure and diastolic blood pressure in erderly with moderate hypertensionafter intervention (p=0,000). Based on the result of this research. It was suggested to nursinghome to give two bananas on daily diet basis as the treatment to manage in elderly with
moderate hypertension.
Keywords: Hypertension, Elderly, Nutrisional therapy, Banana
Abstrak : Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita oleh lansia.Penatalaksanaan hipertensi secara non farmakologi berupa terapi nutrisi contohnya adalahterapi tinggi kalium. Terapi tinggi kalium menggunakan pisang diperkirakan mampumeningkatkan eksresi natrium dalam urin sehingga mampu menurunkan tekanan darah.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi 2 buah pisang perhariselama 1 minggu terhadap penurunan tekanan darah lansia hipertensi sedang di Panti SosialTresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun 2011. Rancangan penelitian adalah QuasiEksperimen one Group pretest posttest design terhadap 20 orang lansia penderita hipertensi
sedang. Tekanan darah diukur secara langsung dengan tensimeter digital. Uji statistik yangdigunakan adalah uji t berpasangan. Hasil menunjukkan terdapat penurunan yang bermaknapada tekanan darah lansia penderita hipertensi sedang setelah intervensi (p = 0,000).Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan kepada institusi Panti Sosial Tresna WerdhaSabai Nan Aluih memberikan 2 buah pisang ambon perhari sebagai terapi nutrisi untukpenanganan hipertensi lansia penderita hipertensi sedang.
Kata kunci : Hipertesi, Lansia, terapi nutrisi, pisang
Tekanan darah adalah tekanan yang
didesakkan darah ke dinding pembuluh
darah. Tekanan darah tinggi atau hipertensi
berarti meningkatnya tekanan darah secara
tidak wajar dan terus-menerus karena
rusaknya atau salah satu atau beberapa
faktor yang berperan mempertahankan
tekanan darah tetap normal (Jain, 2011).
PENELITIAN
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]7/25/2019 jpkeperawatandd120263
2/9
NERS JURNAL KEPERAWATANVOLUME 8, No 1, Juni 2012 : 31-39
31
Tekanan darah normal apabila tekanan
darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan
darah diastolic 80-89 mmhg, hipertensi
ringan apabila tekanan darah sistolik 140-
160 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-
99, hipertensi sedang apabila tekanan darahsistolik 160-179 mmHg dan tekanan darah
diastolik 100-109 mmHg, sedangkan
hipertensi berat apabila tekanan darah
sistolik lebih atau sama dengan 180 mmHg
dan tekanan darah diastolik lebih atau sama
dg 110 mmHg (Iskandar, 2004). Menurut
WHO (1978), Pada populasi lansia, tekanan
darah sama dengan atau diatas 160/95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi,
dengan demikian lansia dapat dikatakan
menderita hipertensi dengan maladaptifyaitu saat kondisi hipertensi pada klasifikasi
hipertensi sedang dan berat (Smeltzer,
2002).
Hipertensi merupakan salah satu
masalah kesehatan masyarakat yang banyak
di Indonesia. Hipertensi banyak
mengganggu kesehatan masyarakat, banyak
orang tidak menyadari bahwa dirinya
menderita hipertensi, hal ini disebabkan
gejalanya yang tidak nyata dan pada
stadium awal belum menimbulkan
gangguan yang serius pada kesehatannya
(Gunawan, 2007).
Hipertensi diperkirakan menjadi
penyebab kematian sekitar 7,1 juta orang
diseluruh dunia, yaitu sekitar 13% dari total
kematian. Diperkirakan sekitar 80 %
kenaikan kasus hipertensi terutama di
negara berkembang tahun 2025 dari
sejumlah 639 juta kasus di tahun 2005, di
perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus ditahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada
angka penderita hipertensi saat ini dan
pertambahan penduduk saat ini (Nurocmah,
2009).
Hasil survey Kesehatan Rumah
Tangga (SKRT) pada tahun 2008 yang
dilaksanakan di Indonesia, menemukan
prevalensi hipertensi sebesar 15 juta orang
tetapi hanya 4 % yang merupakan hipertensi
terkontrol, dari prevelansi kasus hipertensi
tersebut 24 % berusia lebih dari 60 tahunatau sekitar 3,5 juta orang (Sani, 2009),
sedangkan jumlah penderita hipertensi
menurut data rekapitulasi laporan Panti
Sosial Tresna Sabai Nan Aluih
menunjukkan 29 orang pada tahun 2010 dan
38 orang pada tahun 2011, rincian jumlah
penderita tahun 2011 adalah hipertensi berat2 orang, 23 orang menderita hipertensi
sedang dan 13 orang menderita hipertensi
ringan. Bila dibandingkan dengan jumlah
lansia di Panti Sosial Sabai Nan Aluih
sebanyak 110 orang maka lebih dari 25 %
menderita hipertensi.
Hipertensi paling sering dijumpai
pada orang usia lansia karena dinding
pembuluh darah mengalami penebalan dan
pengerasan sehingga menjadi kaku,
diameter rongga pembuluh darah mengecilatau menyempit sehingga aliran darah tidak
selancar pada orang yang berusia muda hal
ini menyebabkan elastisitas (kelenturan)
pembuluh darah berkurang. Penebalan dan
pengerasan dinding pembuluh darah ini
terjadi karena penimbunan jaringan ikat,
kalsifikasi dan penimbunan lemak (Jain,
2011).
Bila dilihat dari masalah nutrisi,
faktor yang turut berperan dalam
meningkatnya prevalensi penyakit
hipertensi pada lansia adalah konsumsi
kalium yang kurang adekuat atau tidak
sesuai dengan rekomendasi jumlah kalium
yang harus dikonsumsi perhari oleh lansia.
Hal ini lebih tampak jelas lagi bila lansia
tidak mengatur asupan natrium setiap hari.
Ketidakadekuatan asupan kalium diperberat
lagi dikarenakan berkurangnya efisiensi
absorpsi dan metabolisme disebabkan
penurunan fungsi saluran pencernaan padalansia. Hal inilah yang menyebabkan
kebutuhan kalium lansia menjadi meningkat
atau minimal sama dengan dewasa muda
(Barasi, 2009). Kebutuhan kalium menurut
umur angka kecukupan gizi lansia lansia 60
tahun keatas dianjurkan untuk
mengkonsumsi kalium 3000 mg perhari,
namun kebutuhan kalium tersebut jarang
terpenuhi pada usia lansia (Almatsier,
2004).
Peranan kalium mirip dengannatrium, yaitu kalium membantu menjaga
7/25/2019 jpkeperawatandd120263
3/9
Tryastut dkki, Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon
35
tekanan osmotik di di ruang intrasel
sedangkan natrium menjaga tekanan
osmotik dalam ruang ekstrasel sehingga
kadar kalium yang tinggi dapat
meningkatkan ekskresi natrium dalam urin
(natriuresis), sehingga dapat menurunkanvolume darah dan tekanan darah, namun
sebaliknya penurunan kalium dalam ruang
intrasel menyebabkan cairan dalam ruang
intrasel cendrung tertarik keruangan
ekstrasel dan retensi natrium dikarenakan
respon dari tubuh agar osmolalitas pada
kedua kompartemen berada pada titik
ekuilibrium namun hal tersebut dapat
meningkatkan tekanan darah(Winarno,
2009).
Terdapat bukti bahwa orang yangkurang mengkonsumsi kalium memiliki
tekanan darah yang lebih tinggi, sedangkan
mereka yang mengkonsumsi makanan tinggi
kalium memiliki tekanan darah pada rentang
normal. Makanan yang mengandung paling
tinggi kalium adalah buah-buahan dan
sayur-sayuran sedangkan buah-buahan yang
mengandung paling tinggi kalium adalah
pisang, sehingga mengkonsumsi pisang baik
untuk menjaga kestabilan tekanan darah
(Gunawan, 2011).
Berdasarkan riset di Amerika yang
dilaporkan Frank dkk dalam journal of
alternative and complementary medicine
(2003) penderita hipertensi yang berusia 35-
50 tahun yang mengkonsumsi 2 buah pisang
setiap hari mengalami penurunan tekanan
darah sampai 10 % dalam satu minggu. Para
peneliti tersebut menyatakan hal ini terjadi
karena kandungan kalium yang sangat
tinggi dalam pisang mampu mendeplesinatrium dalam ruang ekstrasel dan
meningkatkan eksresi natrium dalam urin
(natriuresis) (Frank, 2003).
Pisang ambon adalah pisang yang paling
banyak disukai karena memiliki rasa yang
lebih manis, tekstur yang lebih enak dan
aroma yang lebih tajam jika dibandingkan
dengan pisang yang dapat dimakan secara
langsung lainnya. Pisang ambon telah
banyak dikonsumsi oleh masyarakat tanpa
memiliki efek samping, selain itu pisangambon memiliki kandungan kalium lebih
tinggi dan natrium lebih rendah
dibandingkan dengan buah pisang lainnya,
dalam 100 g pisang ambon mengandung
435 mg kalium dan hanya 18 mg natrium,
sedangkan berat rata-rata satu buah pisang
ambon 140 g, sehingga dalam satu buahpisang ambon mengandung 600 mg
kalium dengan demikian pisang ambon
menjadi alternatif dalam peningkatan
asupan kalium khususnya pada lansia
(Almatsier, 2004)
Lansia penderita hipertensi di Panti
Sosial Sabai Nan Aluih memiliki frekuensi
makan tiga kali sehari dengan menu makan
homogen atau sama perindividu. Dengan
demikian perhitungan kadar kalium yang
dikonsumsi lansia penderita hipertensiperhari menjadi lebih tepat.
Berdasarkan studi pendahuluan dengan
menghitung nilai kalium dari menu
makanan sehari-hari dengan menggunakan
komputerisasi salah satu software
perhitungan kadar nutrien jumlah kalium
yang dikonsumsi lansia penderita hipertensi
di Panti Sosial Sabai Nan Aluih Sicincin
1950 mg kalium/hari. Bila dibandingkan
dengan rekomendasi jumlah kalium yang
direkomendasikan untuk dikonsumsi lansia
usia 60 tahun keatas yaitu 3000 mg perhari
maka dapat disimpulkan jumlah kalium
yang dikonsumsi kurang adekuat. Dengan
demikian penambahan konsumsi 2 buah
pisang ambon (140 g/buah) perhari yang
mengandung 1200 mg kalium pada menu
makan lansia penderita hipertensi mampu
mencukupi kekurangan tersebut.
Berdasarkan latar masalah dan
fenomena yang terjadi maka penulistermotivasi untuk meneliti tentang pengaruh
konsumsi tambahan dua buah pisang ambon
(140 g/buah) perhari pada menu makan
terhadap penurunan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi sedang di Panti
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih,
Sicincin Tahun 2011.
Berdasarkan uraian masalah pada latar
belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti apakah ada pengaruh konsumsi
tambahan 2 buah pisang ambon (140g/buah) perhari terhadap tekanan darah pada
7/25/2019 jpkeperawatandd120263
4/9
NERS JURNAL KEPERAWATANVOLUME 8, No 1, Juni 2012 : 31-39
31
lansia penderita hipertensi sedang di Panti
Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih,
Sicincin 2011.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakanadalah penelitian quasi eksperiment tanpa
kelompok kontrol dengan pendekatan one
group pretest-posttest design. Populasi pada
penelitian ini adalah lansia penderita
hipertensi sedang di panti sosial tresna
werdha sabai nan aluih sicincin. Sampel
pada penelitian ini adalah seluruh populasi
yang sesuai dengan kriteria inklusi dan tidak
tidak sesuai dengan kriteria eksklusi
sebanyak 20 orang. Cara mendapatkan data
dengan mengukur langsung tekanan darahresponden mengunakan tensimeter digital.
Waktu pengumpulan data sehari sebelum
diberikan intervensi jam 10.00 wib (Pretest)
dan satu hari setelah intervensijam 10.00
wib (Posttest). Pengumpulan data baik
pretest maupun posttest dilakukan oleh
peneliti sendiri tetapi pemberian perlakuan
(intervensi) dengan memberikan pisang
ambon (140g/buah) sebanyak 2 buah perhari
dilakukan oleh peneliti namun dibantu oleh
petugas Panti Sosial Tresna Werdha Sabai
Nan Aluih Sicincin dengan terlebih dahulu
melatih dan memberikan informasi.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti
mengurus surat izin untuk melakukan
penelitian di Panti Sosial Tresna Werdha
Sabai Nan Aluih Sicincin. Analisadilakukan secara bertahap yaitu analisa
univariat dan analisa bivariat.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASANHasil penelitian dari 20 responden
12 (60 %) responden adalah laki-laki dan 8
(40%) responden adalah perempuan, bila
dilihat dari segi umur penderita hipertensi
sedang dengan umur 71-75 tahun yaitu
sebanyak 9 orang (45%) , 66-70 tahunsebanyak 7 orang (35 %) dan umur 60-65
tahun sebanyak 4 orang (20%)
Tabel 1
Distribusi rerata tekanan darah sistolik dan
diastolik pada lansia penderita hipertensi
sedang sebelum dan sesudah mengkonsumsi
2 buah pisang ambon (140g/buah) perhari
selama 1 minggu di Panti Sosial tresna
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Bulan
November Tahun 2011
Tabel 1 menunjukkan nilai tendensi sentral
tekanan darah sistolik sebelum diberikanintervensi yaitu mean 169,75 mmHg dan
sebaran nilai tekanan darah sistolik sebelum
diberikan intervensi berada pada rentang
minimum 160 mmHg, nilai maksimum 178
mmHg dengan Standar deviasi 5,581
mmHg. Nilai tendensi sentral tekanan darah
diastolik sebelum diberikan intervensi yaitu
mean 96,30 mmHg dan sebaran nilai
tekanan darah diastolik sebelum diberikan
intervensi berada pada rentang minimum 89
mmHg, nilai maksimum104 mmHg denganStandar deviasi 5,141 mmHg. Diketahui
nilai tendensi sentral tekanan darah sistolik
sesudah diberikan intervensi yaitu mean158,05 mmHg dan sebaran nilai tekanan
darah sistolik sesudah diberikan intervensi
yaitu nilai minimum 144 mmHg, nilai
maksimum 169 mmHg dan Standar deviasi
7,149. Nilai tendensi sentral tekanan darah
diastolik sesudah diberikan intervensi yaitu
mean 92,85 mmHg dan sebaran nilai
tekanan darah diastolik sesudah diberikan
intervensi yaitu nilai minimum 87 mmHg,
nilai maksimum 99 mmHg dan Standar
deviasi 4,184.Tabel 2
Waktu Distribusi Mean Minimum Maksimum Standar
Deviasi
Sebelum Sistolik
Diastolik
169,75
96,30
160
89
178
104
5,581
5,141
Sesudah Sistolik
Diastolik
158,05
92,85
144
87
169
99
7,149
4,184
7/25/2019 jpkeperawatandd120263
5/9
Tryastut dkki, Pengaruh Konsumsi Pisang Ambon
35
Distribusi frekuensi penurunan tekanan
darah sistolik dan diastolik pada lansia
penderita hipertensi sesudah mengkonsumsi
2 buah pisang ambon (140g/buah) perhari
selama 1 minggu di Panti Sosial Tresna
Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Bulan
November Tahun 2011
Tabel 2 menunjukkan penurunan sistolik
tertinggi adalah 16 mmHg sebanyak 3 orang
dan penurunan tekanan darah sistolikterendah adalah 9 mmHg sebayak 4 orang
kemudian diketahui penurunan tekanan
darah diastolik tertinggi adalah 5 mmHg
sebanyak 3 orang dan penurunan tekanan
darah diastolik terendah adalah 2 mmHg
sebanyak 4 orang.
Tabel 3.
Distribusi rerata penurunan tekanan darah
sistolik dan diastolik pada lansia penderitahipertensi sebelum dan sesudah
mengkonsumsi 2 buah pisang ambon
(140g/buah) perhari selama 1 minggu di
Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan
Aluih Sicincin Bulan November Tahun
2011
Tabel 3 menunjukkan bahwa setelah
dilakukan uji statistik dengan uji t
berpasangan dengan tingkat kemaknaan p
0,05, diperoleh nilai p untuk tekanan darah
sistolik 0,000 dan tekanan darah diastolik0,000 yang artinya secara statistik terdapat
penurunan bermakna tekanan darah sistolik
dan tekanan darah diastolik. Hal ini berarti
hipotesa Ho ditolak yaitu tidak ada
pengaruh konsumsi 2 buah pisang ambon 2
buah (140g/buah) perhari selama semingguterhadap penurunan tekanan darah sistolik
NO Tekanan darah Besar Penurunan(mmHg)
F %
1 Sistolik 16
14
13
12
11
10
9
3
2
2
5
3
1
4
15
10
10
25
15
5
20
JUMLAH 20 100
2 Diastolik 5
4
3
2
3
7
6
4
15
25
40
20
JUMLAH 20 100
Distribusi Rata-Rata (Mean)
(mmHg)
Standar
Deviasi
95 % CI
(mmHg)
P
Penurunan
Tekanandarah sistolik
11,700 2,430 10,563 - 12,837 0,000
Penurunan
Tekanan
darah
diastolik
3,450 0,999 2,9833,917 0,000
7/25/2019 jpkeperawatandd120263
6/9
NERS JURNAL KEPERAWATANVOLUME 8, No 1, Juni 2012 : 31-39
31
dan tekanan darah diastolik lansia penderita
hipertensi sedang, Serta Ha diterima yaitu
ada pengaruh konsumsi 2 buah pisang
ambon (140g/buah) perhari selama 1
minggu terhadap penurunan tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolik lansiapenderita hipertensi sedang
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti pada lansia penderita hipertensi
sedang di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai
Nan Aluih Sicincin didapatkan distribusi
tekanan darah sistolik sebelum konsumsi 2
buah pisang ambon (140g/buah) perhari
yaitu didapatkan rata-rata tekanan darah
sistolik 169,75 mmHg dan distribusi
tekanan darah diastolik sebelum konsumsi 2
buah pisang ambon (140g/buah) perhariyaitu didapatkan rata-rata tekanan darah
diastolik 96,00 mmHg.
Berdasarkan umur, terlihat bahwa
hipertensi sedang banyak diderita lansia
berumur 71-75 tahun. Hipertensi esensial
mulai terjadi seiring bertambahnya umur
dan berdasarkan banyak penelitian yang
telah dilakukan hasilnya menunjukkan
prevalensi (angka kejadian) hipertensi
meningkat dengan bertambahnya usia (Sani,
2008).
Jika dilihat dari jenis kelamin, pada
penelitian ini lebih banyak diderita oleh pria
dari pada wanita. Hal ini berkaitan dengan
kalangan penduduk di Indonesia umur 25-
75 tahun dengan jenis kelamin laki-laki
yang mempunyai kebiasaan merokok cukup
tinggi yaitu 54,5 % dan perempuan 1,2 %.
Sehingga pada pria mempunyai
kecendrungan masalah hipertensi lebih
besar dari wanita (Sugiarto, 2009). Hal inijuga sesuai dengan penelitian oleh
Burhanuddin (2006) prevalensi penderita
hipertensi menunjukan 18,6% pada pria dan
17,4% wanita pada lansia di Sumatra Barat.
Sedangkan responden pada penelitian
peneliti 10 orang (50%) merokok.
Pengaruh Konsumsi 2 Buah Pisang Ambon
(140g/Buah) Perhari Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Sistolik dan tekanan darah
diastolik Pada Lansia Penderita Hipertensi
Di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai NanAluih Sicincin Tahun 2011
Dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh peneliti pada lansia penderita hipertensi
sedang didapatkan penurunan tekanan darah
sistolik dan tekanan darah diastolik. Rata-
rata penurunan tekanan darah sistolik adalah
11,70 mmHg dan Rata-rata penurunantekanan darah diastolik adalah 3,450
mmHg.
Uji statistik dengan menggunakan
uji t berpasangan menunjukkan hasil p