1
DENNY SUSANTO K ORUPSI perambahan hutan membelit 13 kepala daerah. Me- reka terdiri atas dua gubernur dan sembilan bupati di Kalimantan serta dua bupati di Riau. Para kepala daerah itu diduga salah menerbitkan izin alih fungsi hutan untuk perke- bunan dan pertambangan serta izin usaha pemanfaatan hasil hutan yang merugikan negara. Mengenai kasus korupsi alih fungsi hutan di Kalimantan, Komisi IV DPR RI sudah mem- bahas hal itu bersama Kemen- terian Kehutanan (Kemenhut), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung (Kejag- ung), dan Mabes Polri. “Hasil pertemuan kami de- ngan instansi terkait itu, ada dua gubernur dan sembilan bupati yang menjadi calon tersangka kasus korupsi bidang kehutanan di Kalimantan,” ujar anggota Komisi IV DPR RI asal Kaliman- tan Selatan (Kalsel) Syaifullah Sejumlah Kepala Daerah Diduga Terkait Korupsi Aparat hukum mulai menyelidiki para kepala daerah yang terbelit kasus korupsi perambahan hutan. POLRES Kampar, Provinsi Riau, menahan empat warga yang diduga sebagai provokator peru- sakan kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Air Tiris, kemarin. Kapolres Kampar AKB MZ Muttaqien kepada Media Indo- nesia mengatakan empat warga tersebut adalah Rusdi, 33, Zu- priyadi, 24, Junaedi, 45, dan Darlius, 40. “Keempatnya ialah warga Desa Ranah, Kecamatan Air Tiris. Mereka diduga mem- provokasi warga untuk merusak kantor Polsek Air Tiris.” Peristiwa perusakan bermula dari kasus salah tangkap warga yang dituduh pelaku judi togel, pada Rabu (23/2) sekitar pukul 15.00 WIB, oleh tiga anggota Polsek Air Tiris. Petugas kemudian berusaha menggeledah Zulkii. “Ia sem- pat melawan dan terjatuh saat digeledah. Bibirnya pecah dan berdarah,” kata Muttaqien. Sejam kemudian, kabar pe- nangkapan Zulkifli menyebar di masyarakat. Isu yang berkembang, Zulkii ditangkap dan dipukuli polisi karena dituduh sebagai pelaku judi togel. Masyarakat tidak terima dengan tuduhan dan perlakuan polisi tersebut karena yang bersangkutan dikenal baik dan rajin azan di masjid. Warga Desa Ranah kemudian beramai-ramai mendatangi kan- tor Polsek Air Tiris, dan jumlah warga terus berkembang hingga diperkirakan berjumlah 1.500 orang. Massa kemudian melempari kantor polsek sehingga semua kaca bagian depan bangunan tersebut pecah. Massa juga me- lempari kaca enam mobil yang parkir di halaman polsek. Sua- sana pun kian memanas. Ketegangan di halaman polsek mereda setelah dua Sub Detase- men Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Riau dan satu peleton pasukan dari Batalion 132 Kam- par datang memecah keramaian massa. Kepala Polda Riau, Bupati Kampar, dan sejumlah tokoh masyarakat setempat yang turun di lokasi kejadian juga menu- runkan ketegangan di halaman polsek. Massa kemudian membubar- kan diri setelah mendapatkan komitmen dari Polres Kampar yang akan memeriksa tiga ang- gotanya. (BG/N-1) Tamliha di Banjarmasin, Kalsel, kemarin. Para kepala daerah itu, ujar Syaifullah, seorang bupati (saat ini mantan bupati) di Kalsel dan sisanya di Kalimantan Tengah (Kalteng). “Para kepala daerah tersebut sudah dipanggil dan diperiksa (aparat hukum) terkait dengan korupsi alih fungsi hutan,” tu- tur dia. Komisi IV, kata Syaifullah, akan memanggil gubernur dan seluruh bupati/wali kota di Kalimantan untuk mengklarikasi masalah pemanfaatan kawasan hutan di wilayah masing-masing. Pemanggilan itu, ujar dia, berkaitan juga dengan rancang- an undang-undang pencegahan dan pembalakan liar yang se- dang dibahas di Komisi IV. “Jika RUU itu disahkan nanti, mung- kin akan banyak lagi kepala daerah yang terjerat hukum,” ujar dia. Hasil evaluasi tim terpadu pemanfaatan kawasan hutan mencatat luas lahan kawasan hutan di Kalteng yang kini su- dah beralih fungsi menjadi area perkebunan dan pertambangan sekitar 3,2 juta hektare dan di Kalsel sekitar 1,2 juta ha. Total di dua provinsi itu 4,4 juta ha. Maraknya alih fungsi hutan diakui Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Suhardi Atmodirejo. Da- lam kurun waktu lima tahun ter- akhir, kata dia, sejumlah kepala daerah di Kalsel gencar mener- bitkan izin pertambangan dan perkebunan yang sebagian ber- ada di area kawasan hutan. “Seratus ribu ha lebih lahan (di Kalsel) menghadapi masalah tumpang tindih lahan. Masalah ini tidak lepas dari maraknya penerbitan izin sektor pertam- bangan dan perkebunan oleh para kepala daerah yang bersing- gungan dengan kawasan hutan,” ujarnya. Tentang kasus korupsi peram- bahan hutan di Riau, KPK telah menetapkan dua bupati sebagai tersangka. Mereka adalah Bu- Mungkin akan banyak lagi kepala daerah yang terjerat hukum.” Syaifullah Tamliha Anggota Komisi IV DPR RI LABU GOLDEN MAMA: Warga berjalan di bawah tanaman labu di Subterminal Agribisnis Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah, kemarin. Labu varietas golden mama dipamerkan sebagai tanaman peneduh dengan warna yang menarik dan rasa manis. ANTARA/ANIS EFIZUDIN DEWAN Perwakilan Daerah (DPD) RI mengawasi aset-aset pemerintah daerah (pemda) yang rawan berpindah kepemi- likan di Jawa Timur (Jatim). Pengawasan itu dilakukan untuk merespons temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait dengan kasus- kasus aset pemda yang rawan hilang di Surabaya, Jatim. Pengawasan aset-aset pemda itu dilakukan Tim II Komite IV DPD RI dalam kunjungan kerja di Jawa Timur, kemarin. Peng- awasan itu bertujuan mener- tibkan aset pemda yang belum jelas status hukumnya agar tidak hilang. “Menurut temuan BPK, pencatatan aset di Surabaya tidak akurat,” ujar Ketua Tim II Komite IV DPD RI Abdul Sudarsono di Surabaya, ke- marin. Menurut temuan BPK, ujar dia, sejumlah tanah milik pem- da di Jatim tidak besertikat. Hal itu, kata dia, menjadi rawan hilang karena kepemilikannya tidak jelas. “Padahal, tanah itu milik pemerintah daerah se- tempat,” kata Sudarsono. Hasil kunjungan kerja DPD, menurut Sudarsono, akan di- sampaikan kepada instansi- instansi terkait untuk ditindak- lanjuti. “Kami berharap hasil itu ditindaklanjuti inspektorat dengan melakukan penertiban dan pendataan secara akurat,” kata dia. Temuan BPK yang yang dicek DPD antara lain aset Pemerintah Kota (Pemkot) Su- rabaya. “Di Surabaya banyak tanah di lahan hijau yang kepemilik- annya masih tidak jelas. Pada- hal itu tanah milik pemda,” ungkap dia. Sudarsono menyarankan agar pemerintah pusat mem- bentuk tim pemantau aset-aset pemda. “Tim pemantau dari pusat itu sejauh ini belum ada. Itu harus segera dibentuk. Selama ini pembukuan terkait dengan aset di kabupaten dan provinsi belum jelas,” papar dia. Dalam kunjungan kerja di Jatim, DPD juga menerima masukan terkait dengan pajak, di antaranya dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang di- terima daerah tersebut dinilai terlalu kecil. “Yang diberikan ke daerah kecil, penggunaannya diatur pula,” imbuhnya. (BN/N-4) DPD Awasi Aset Pemda di Jatim 8 JUMAT, 25 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA N USA NTARA pati Kampar periode 2006-2011 Burhanuddin Husin dan Bupati Siak periode 2006-2011 Arwin As. Mereka diduga melanggar hukum dalam menerbitkan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industri (IUPHHK-HTI). Sebelumnya, kasus IUPHHK- HTI di Riau telah menyeret man- tan Bupati Pelalawan Azmun Djaafar yang kini sedang men- jalani hukuman. Korupsi APBD Di Maluku, Pengadilan Negeri (PN) Ambon menyidangkan terdakwa korupsi Bupati Kepu- lauan Aru Teddy Tengko dengan agenda pembacaan dakwaan, kemarin. Jaksa penuntut umum mendakwa Teddy terlibat ko- rupsi dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2006- 2007 Kabupaten Kepulauan Aru yang merugikan negara Rp42 miliar lebih. “Terdakwa menyalahgunakan jabatannya dengan memperkaya diri sendiri,” kata Jaksa Moham- mad Natsir Hamzah yang juga Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Maluku. (TH/HJ/WJ/N-4) [email protected] DE gu di di di ali bu izi hu fu Ko ba ter Ko (K un ng gu ya ka di Ko tan A ke ko PO m did sak (P M ne ter pr Da wa Ai pr ka da BENTROK DENGAN WARGA: Polisi mengecek mobil patroli yang kacanya hancur akibat bentrokan antara warga dan polisi di Kantor Polsek Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (23/2) malam. ANTARA/FACHROZI AMRI MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Sragen, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis 10 bulan dan denda sebesar Rp10 juta kepada kolektor fosil asal Ame- rika Serikat, Dennis Bradley, 52, kemarin. Terpidana terbukti ber- usaha membawa ratusan artefak binatang purba dari kawasan Doom Sangiran, Sragen, pada Oktober 2010. Vonis itu lebih ringan daripada tuntutan yang diajukan jaksa, yang meminta Bradley dihukum 1 tahun 6 bulan. Sementara Wasimin, warga Kalijambe, Sra- gen, yang menjual fosil kepada Bradley, diganjar hukuman 11 bulan penjara dan denda Rp5 juta. “Vonis itu jauh dari rasa kea- dilan bagi pengembangan dan pelestarian arkeologi,” kata Harry Widianto, Direktur Mu- seum Sangiran. Jika mengacu pada UU 5/199 tentang Perlindungan Cagar Budaya, Dennis terkena ancam- an hukuman 10 tahun penjara. Dalam sidang terungkap, benda yang dicuri terpidana dan dise- lundupkan sebagai barang su- venir adalah fosil asli. Sejumlah saksi ahli dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Te- ngah dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran sudah memeriksa keasliannya. Kedua terpidana itu juga tidak membantah keterangan para saksi. Mereka juga mengaku salah karena membawa barang bersejarah tanpa izin pemerin- tah. Sekalipun sangat rendah, vo- nis masih lebih baik daripada penanganan terhadap Prof Don- ald Tyler, yang pada 1990-an menyelundupkan fosil manusia purba. Proses terhadap ilmuwan asal Amerika itu tidak jelas. Dennis ditangkap polisi se- telah truk yang membawa fosil dibawa dari Sragen menuju Bali. Polisi menyita fosil berupa 48 tulang bovidae, 100 folaimen gigi gajah, 11 tanduk banteng, 12 tanduk rusa, 8 tulang kaki gajah stegodont, dan 6 tulang belakang gajah stegodont. (WJ/N-2) Pencuri Fosil Sangiran Divonis Ringan Tersangka Perusak Polsek Ditangkap

JUMAT, 25 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIA Sejumlah … filedi Kalimantan serta dua bupati ... di Kalsel dan sisanya di Kalimantan Tengah ... perkebunan yang sebagian ber-ada di area

  • Upload
    hahanh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

DENNY SUSANTO

KORUPSI perambahan hutan membelit 13 kepala daerah. Me-reka terdiri atas dua

gubernur dan sembilan bupati di Kalimantan serta dua bupati di Riau. Para kepala daerah itu diduga salah menerbitkan izin alih fungsi hutan untuk perke-bunan dan pertambangan serta izin usaha pemanfaatan hasil hutan yang merugikan negara.

Mengenai kasus korupsi alih fungsi hutan di Kalimantan, Komisi IV DPR RI sudah mem-bahas hal itu bersama Kemen-terian Kehutanan (Kemenhut), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung (Kejag-ung), dan Mabes Polri.

“Hasil pertemuan kami de-ngan instansi terkait itu, ada dua gubernur dan sembilan bupati yang menjadi calon tersangka kasus korupsi bidang kehutanan di Kalimantan,” ujar anggota Komisi IV DPR RI asal Kaliman-tan Selatan (Kalsel) Syaifullah

Sejumlah Kepala DaerahDiduga Terkait Korupsi

Aparat hukum mulai menyelidiki para kepala daerah yang terbelit kasus korupsi perambahan hutan.

POLRES Kampar, Provinsi Riau, menahan empat warga yang diduga sebagai provokator peru-sakan kantor Kepolisian Sektor (Polsek) Air Tiris, kemarin.

Kapolres Kampar AKB MZ Muttaqien kepada Media Indo-nesia mengatakan empat warga tersebut adalah Rusdi, 33, Zu-priyadi, 24, Junaedi, 45, dan Darlius, 40. “Keempatnya ialah warga Desa Ranah, Kecamatan Air Tiris. Mereka diduga mem-provokasi warga untuk merusak kantor Polsek Air Tiris.”

Peristiwa perusakan bermula dari kasus salah tangkap warga

yang dituduh pelaku judi togel, pada Rabu (23/2) sekitar pukul 15.00 WIB, oleh tiga anggota Polsek Air Tiris.

Petugas kemudian berusaha menggeledah Zulkifl i. “Ia sem-pat melawan dan terjatuh saat digeledah. Bibirnya pecah dan berdarah,” kata Muttaqien.

Sejam kemudian, kabar pe-nang kapan Zulkifli menyebar di masyarakat.

Isu yang berkembang, Zulkifl i ditangkap dan dipukuli polisi karena dituduh sebagai pelaku judi togel. Masyarakat tidak terima dengan tuduhan dan

perlakuan polisi tersebut karena yang bersangkutan dikenal baik dan rajin azan di masjid.

Warga Desa Ranah kemudian beramai-ramai mendatangi kan-tor Polsek Air Tiris, dan jumlah warga terus berkembang hingga diperkirakan berjumlah 1.500 orang.

Massa kemudian melempari kantor polsek sehingga semua kaca bagian depan bangunan tersebut pecah. Massa juga me-lempari kaca enam mobil yang parkir di halaman polsek. Sua-sana pun kian memanas.

Ketegangan di halaman polsek

mereda setelah dua Sub Detase-men Brimob Kepolisian Daerah (Polda) Riau dan satu peleton pasukan dari Batalion 132 Kam-par datang memecah keramaian massa.

Kepala Polda Riau, Bupati Kampar, dan sejumlah tokoh masyarakat setempat yang turun di lokasi kejadian juga menu-runkan ketegangan di halaman polsek.

Massa kemudian membubar-kan diri setelah mendapatkan komitmen dari Polres Kampar yang akan memeriksa tiga ang-gotanya. (BG/N-1)

Tamliha di Banjarmasin, Kalsel, kemarin.

Para kepala daerah itu, ujar Syaifullah, seorang bupati (saat ini mantan bupati) di Kalsel dan sisanya di Kalimantan Tengah (Kalteng).

“Para kepala daerah tersebut sudah dipanggil dan diperiksa (aparat hukum) terkait dengan korupsi alih fungsi hutan,” tu-tur dia.

Komisi IV, kata Syaifullah, akan memanggil gubernur dan seluruh bupati/wali kota di Kalimantan untuk mengklarifi kasi masalah pemanfaatan kawasan hutan di wilayah masing-ma sing.

Pemanggilan itu, ujar dia, berkaitan juga dengan rancang-an undang-undang pencegahan dan pembalakan liar yang se-dang dibahas di Komisi IV. “Jika RUU itu disahkan nanti, mung-kin akan banyak lagi kepala daerah yang terjerat hukum,” ujar dia.

Hasil evaluasi tim terpadu pemanfaatan kawasan hutan mencatat luas lahan kawasan

hutan di Kalteng yang kini su-dah beralih fungsi menjadi area perkebunan dan pertambangan sekitar 3,2 juta hektare dan di Kalsel sekitar 1,2 juta ha. Total di dua provinsi itu 4,4 juta ha.

Maraknya alih fungsi hutan diakui Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Suhardi Atmodirejo. Da-lam kurun waktu lima tahun ter-akhir, kata dia, sejumlah kepala daerah di Kalsel gencar mener-bitkan izin pertambangan dan perkebunan yang sebagian ber-ada di area kawasan hutan.

“Seratus ribu ha lebih lahan (di Kalsel) menghadapi masalah tumpang tindih lahan. Masalah ini tidak lepas dari maraknya penerbitan izin sektor pertam-bangan dan perkebunan oleh para kepala daerah yang bersing-gungan dengan kawasan hutan,” ujarnya.

Tentang kasus korupsi peram-bahan hutan di Riau, KPK telah menetapkan dua bupati sebagai tersangka. Mereka adalah Bu-

Mungkin akan banyak lagi kepala

daerah yang terjerat hukum.”Syaifullah TamlihaAnggota Komisi IV DPR RI

LABU GOLDEN MAMA: Warga berjalan di bawah tanaman labu di Subterminal Agribisnis Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah, kemarin. Labu varietas golden mama dipamerkan sebagai tanaman peneduh dengan warna yang menarik dan rasa manis.

ANTARA/ANIS EFIZUDIN

DEWAN Perwakilan Daerah (DPD) RI mengawasi aset-aset pemerintah daerah (pemda) yang rawan berpindah kepemi-likan di Jawa Timur (Jatim).

Pengawasan itu dilakukan untuk merespons temuan audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terkait dengan kasus-kasus aset pemda yang rawan hilang di Surabaya, Jatim.

Pengawasan aset-aset pemda itu dilakukan Tim II Komite IV DPD RI dalam kunjungan kerja di Jawa Timur, kemarin. Peng-awasan itu bertujuan mener-tibkan aset pemda yang belum jelas status hukumnya agar tidak hilang.

“Menurut temuan BPK, pen catatan aset di Surabaya tidak akurat,” ujar Ketua Tim II Komite IV DPD RI Abdul Sudarsono di Surabaya, ke-marin.

Menurut temuan BPK, ujar dia, sejumlah tanah milik pem-da di Jatim tidak besertifi kat. Hal itu, kata dia, menjadi rawan hilang karena kepemilikannya tidak jelas. “Padahal, tanah itu milik pemerintah daerah se-tempat,” kata Sudarsono.

Hasil kunjungan kerja DPD, menurut Sudarsono, akan di-sampaikan kepada instansi-instansi terkait untuk ditindak-lanjuti. “Kami berharap hasil itu ditindaklanjuti inspektorat dengan melakukan penertiban dan pendataan secara akurat,” kata dia.

Temuan BPK yang yang dicek DPD antara lain aset Pemerintah Kota (Pemkot) Su-rabaya.

“Di Surabaya banyak tanah di lahan hijau yang kepemilik-annya masih tidak jelas. Pada-hal itu tanah milik pemda,” ungkap dia.

Sudarsono menyarankan agar pemerintah pusat mem-bentuk tim pemantau aset-aset pemda. “Tim pemantau dari pusat itu sejauh ini belum ada. Itu harus segera dibentuk. Selama ini pembukuan terkait dengan aset di kabupaten dan provinsi belum jelas,” papar dia.

Dalam kunjungan kerja di Jatim, DPD juga menerima masukan terkait dengan pajak, di antaranya dana bagi hasil cukai hasil tembakau yang di-terima daerah tersebut dinilai terlalu kecil.

“Yang diberikan ke daerah kecil, penggunaannya diatur pula,” imbuhnya. (BN/N-4)

DPD Awasi Aset Pemdadi Jatim

8 JUMAT, 25 FEBRUARI 2011 | MEDIA INDONESIANUSANTARA

pati Kampar periode 2006-2011 Burhanuddin Husin dan Bupati Siak periode 2006-2011 Arwin As. Mereka diduga melanggar hukum dalam menerbitkan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu hutan tanaman industri (IUPHHK-HTI).

Sebelumnya, kasus IUPHHK-HTI di Riau telah menyeret man-tan Bupati Pelalawan Azmun Djaafar yang kini sedang men-jalani hukuman.

Korupsi APBDDi Maluku, Pengadilan Negeri

(PN) Ambon menyidangkan terdakwa korupsi Bupati Kepu-lauan Aru Teddy Tengko dengan agenda pembacaan dakwaan, kemarin. Jaksa penuntut umum mendakwa Teddy terlibat ko-rupsi dana

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2006-2007 Kabupaten Kepulauan Aru yang merugikan negara Rp42 miliar lebih.

“Terdakwa menyalahgunakan jabatannya dengan memperkaya diri sendiri,” kata Jaksa Moham-mad Natsir Hamzah yang juga Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati Maluku.(TH/HJ/WJ/N-4)

[email protected]

DE

gudi di dialibuizihu

fuKobaterKo(Kun

ngguyakadiKotan

Akeko

POmdidsak(P

MneterprDawaAiprka

da

BENTROK DENGAN WARGA: Polisi mengecek mobil patroli yang kacanya hancur akibat bentrokan antara warga dan polisi di Kantor Polsek Kampar, Kabupaten Kampar, Riau, Rabu (23/2) malam.

ANTARA/FACHROZI AMRI

MAJELIS Hakim Pengadilan Negeri Sragen, Jawa Tengah, menjatuhkan vonis 10 bulan dan denda sebesar Rp10 juta kepada kolektor fosil asal Ame-rika Serikat, Dennis Bradley, 52, kemarin. Terpidana terbukti ber-usaha membawa ratusan artefak binatang purba dari kawasan Doom Sangiran, Sragen, pada Oktober 2010.

Vonis itu lebih ringan daripada

tuntutan yang diajukan jaksa, yang meminta Bradley dihukum 1 tahun 6 bulan. Sementara Wasimin, warga Kalijambe, Sra-gen, yang menjual fosil kepada Bradley, diganjar hukuman 11 bulan penjara dan denda Rp5 juta.

“Vonis itu jauh dari rasa kea-

dilan bagi pengembangan dan pelestarian arkeologi,” kata Harry Widianto, Direktur Mu-seum Sangiran.

Jika mengacu pada UU 5/199 tentang Perlindungan Cagar Budaya, Dennis terkena ancam-an hukuman 10 tahun penjara. Dalam sidang terungkap, benda

yang dicuri terpidana dan dise-lundupkan sebagai barang su-venir adalah fosil asli. Sejumlah saksi ahli dari Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Te-ngah dan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran sudah memeriksa keasliannya.

Kedua terpidana itu juga tidak

membantah keterangan para saksi. Mereka juga mengaku salah karena membawa barang bersejarah tanpa izin pemerin-tah.

Sekalipun sangat rendah, vo-nis masih lebih baik daripada penanganan terhadap Prof Don-ald Tyler, yang pada 1990-an

menyelundupkan fosil manusia purba. Proses terhadap ilmuwan asal Amerika itu tidak jelas.

Dennis ditangkap polisi se-telah truk yang membawa fosil dibawa dari Sragen menuju Bali. Polisi menyita fosil berupa 48 tulang bovidae, 100 folaimen gigi gajah, 11 tanduk banteng, 12 tanduk rusa, 8 tulang kaki gajah stegodont, dan 6 tulang belakang gajah stegodont. (WJ/N-2)

Pencuri Fosil Sangiran Divonis Ringan

Tersangka Perusak Polsek Ditangkap