30
PENDAHULUAN Sakit punggung merupakan masalah yang sudah dikenali baik dibeberapa negara maupun internasional. Dimana hal itu sebagai masukan agar dipertimbangkan dan diarahkan ke dalam pemahaman yang lebih baik tentang sakit punggung di antara jumlah populasi, secara komparatif mengetahui tentang kondisi anak-anak ( Olsen et al., 1992; Burton et, al., 1996). Sampai baru-baru ini, topik sangat luas dibicarakan hingga menyimpang ( Raja, 1994). Bagaimanapun, hal itu merupakan bukti yang berkembang sekarang agar tidak menjadi kasus atau perkara. Penelitian menunjukkan laporan sakit punggung itu terjadi awal di masa anak-anak ( Balague et al., 1995; Kristjansdottir, 1996; Troussier et al., 1994) dan kelaziman sakit punggung rendah tidak spesifik ( LBP) diantara anak-anak sekolah adalah tinggi diperkirakan menurut survei ( Balague et al., 1988, 1994, 2003; Whitfield et al., 2001, 2005, Legg dan Trevelyan, 2003, Legg el al., 2003 b,c). Diberbagai percobaan dilakukan untuk lebih memahami topik, semua faktor berhubungan dengan resiko sakit punggung antar anak-anak untuk lebih diselidiki secara menyeluruh. Apalagi, ada atau tidaknya faktor resiko yang sama yang berhubungan dengan sakit punggung antara orang dewasa dan anak dari populasi kedua-duanya

Jurnal ergonomi

  • Upload
    endoenk

  • View
    2.816

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Jurnal ergonomi

PENDAHULUAN

Sakit punggung merupakan masalah yang sudah dikenali baik dibeberapa

negara maupun internasional. Dimana hal itu sebagai masukan agar

dipertimbangkan dan diarahkan ke dalam pemahaman yang lebih baik tentang

sakit punggung di antara jumlah populasi, secara komparatif mengetahui tentang

kondisi anak-anak ( Olsen et al., 1992; Burton et, al., 1996). Sampai baru-baru ini,

topik sangat luas dibicarakan hingga menyimpang ( Raja, 1994). Bagaimanapun,

hal itu merupakan bukti yang berkembang sekarang agar tidak menjadi kasus atau

perkara.

Penelitian menunjukkan laporan sakit punggung itu terjadi awal di masa

anak-anak ( Balague et al., 1995; Kristjansdottir, 1996; Troussier et al., 1994) dan

kelaziman sakit punggung rendah tidak spesifik ( LBP) diantara anak-anak

sekolah adalah tinggi diperkirakan menurut survei ( Balague et al., 1988, 1994,

2003; Whitfield et al., 2001, 2005, Legg dan Trevelyan, 2003, Legg el al., 2003

b,c).

Diberbagai percobaan dilakukan untuk lebih memahami topik, semua

faktor berhubungan dengan resiko sakit punggung antar anak-anak untuk lebih

diselidiki secara menyeluruh. Apalagi, ada atau tidaknya faktor resiko yang sama

yang berhubungan dengan sakit punggung antara orang dewasa dan anak dari

populasi kedua-duanya memerlukan klarifikasi. dua tinjauan ulang menyatakan

untuk mengidentifikasi faktor resiko berhubungan dengan populasi orang dewasa

( Burdorf dan Sorock, 1997; NIOSH, 1997) ternyata tidak sama untuk anak-anak.

Sampai saat ini perlu dilakukan tinjauan ulang secara menyeluruh Balaguc el al.

( 1999), Perbandingan menyangkut faktor resiko pada setiap tinjauan ulang untuk

menyatakan bahwa ada perbedaan antara faktor yang mempengaruhi populasi

orang dewasa dan anak. Faktor resiko yang mempengaruhi orang dewasa seperti

kekuatan pekerja meliputi mengangkat dan pergerakan kuat, pekerjaan fisik yang

berat, tinggi tubuh yang kaku, getaran dan pekerjaan statis ( NIOSH, 1997). Ini

berlawanan dengan faktor resiko yang dikenali oleh Balague et al. 1999) yang

memusatkan terutama atas atribut phisik semata menyangkut sejarah keluarga dan

individu. Riset lebih lanjut diperlukan sedemikian sehingga dapat memahami

Page 2: Jurnal ergonomi

lebih baik tentang faktor resiko sakit punggung dan yang mempengaruhi kedua-

duanya baik muda dan orang dewasa seperti halnya transisi antara kelompok

berkenaan dengan laporan sakit punggung. tinjauan ulang ini merupakan catatan

dan wujud suatu sintesis dan penilaian kritis menyangkut literatur yang sekarang

dalam rangka mengidentifikasi faktor resiko terutama berhubungan dengan sakit

punggung di anak-anak sekolah antara usia 1-14 tahun dan untuk menguji

intervensi pembelajaran sebelumnya yang dikerjakan di dalam suatu sekolah

tertentu. Hal Itu menyimpulkan tentang pengusulan suatu strategi intervensi

mungkin untuk menunjuk isu sakit punggung di anak-anak sekolah.

2. Faktor resiko yang tidak spesifik berhubungan dengan sakit

punggung di anak-anak

Suatu tinjauan ulang literatur yang dikerjakan menggunakan Ergonomi

Abstrak, Medline dan Psychinfo mencari kata kunci " anak-anak" atau " anak" dan

" sakit punggung" atau " sakit" atau " kekacauan musculoskeletal" atau

"psychosocial" dengan menggunakan mesin. Pencarian tambahan mencakup kata

kunci " sekolah" dan " sakit punggung" atau " intervensi".

2.1. Umur

Persetujuan yang diamati dalam literatur dengan laporan LBP meningkat

sehubungan dengan umur ( Salminen, 1984; Balague et al., 1988; Mierau et al.,

1989; Olsen etal., 1992; Brauberg, 1994; Troussier et al., 1994, 1999; Burton et

al., 1996; Kristjansdottir, 1996; Taimela et al., 1997; Leboeuf-Ydc dan Kyvik,

1998; Kujala et al., 1999; Grimmer dan Williams, 2000; Wedderkopp et al, 2001;

Watson et al, 2002).

Suatu peningkatan penting dalam sakit punggung setelah umur 12 tahun,

terutama pada anak-anak perempuan, dilaporkan oleh Troussier et al. ( 1994) dan

didukung oleh orang lain ( Mierau et al, 1989; Olsen et al, 1992; Burton ct al,

1996).

Page 3: Jurnal ergonomi

2.2 Jenis kelamin

Banyak laporan yang sakit sering dialami wanita bandingkan dengan pria

setelah diamati di beberapa penelitian ( Salminen, 1984; Balaguc et al, 1988,

1995; Salminen et al, 1992a, Brattberg, 1994; Troussier et al, 1994, 1999;

Mikkelsson et al, 1997; Harreby et al, 1999; Kujala et al, 1999; Viry et al, 1999;

Grimmer dan Williams, 2000; Watson et al, 2002), Salminen ( 1984) menguraikan

suatu kelaziman yang meningkat tentang sakit mengenai tulang belakang anak-

anak perempuan ( 24.2%) dibandingkan anak-anak lelaki ( 15,2%) ( p<0.05)

diantara usia 11 dan 17 tahun dilaporkan oleh Troussier et al. ( 1999) siapa yang

menemukan LBP untuk anak-anak perempuan dibanding anak-anak lelaki ( 25.4%

(me)lawan 15.2%; p<0.001). Watson et al ( 2002) dilaporkan 1 bulan periode LBP

antara 11-14 tahun anak-anak dalam UK sekitar 29% anak-anak perempuan

dibandingkan 19% anak-anak lelaki ( p<0.001). dalam penjelasan penemuan itu,

Leboeuf Yde dan Kyvik ( 1998) mengusulkan bahwa kedewasaan lebih awal dan

serangan pubertas sebagai penjelasan untuk laporan sakit punggung yang lebih

besar diantara wanita. Pada sisi lain, Baligue et al ( 1995) berteori bahwa

gambaran yang tradisional menyangkut pria memimpin anak-anak lelaki untuk

laporan sakit punggung yang rendah, [selagi/sedang] Salminen ( 1984) yang

didalilkan bahwa anak-anak lelaki boleh menyangkal gejala ada atau tidak akan

gejala mereka lebih sedikit ( Salminen et al.,1992a). Beberapa lain penelitian tidak

ditemukan suatu perbedaan jenis kelamin yang melaporkan pola sakit punggung

( Fairbank et al., 1984; Olsen et al., 1992; Nissinen et al., 1994; Harreby et al.,

1995; Kristjansdottir, 1996; Taimela et al., 1997; Kujala et al., 1999; Wedderkopp

et al., 2001). Buron et al, ( 1996) ditemukan bahwa sakit punggung adalah serupa

atau sama antara wanita dan pria pada usia 11 tahun tetapi pada umur 15 tahun

sesudah itu lebih tinggi di pria ( 52.6%) dibanding wanita ( 34.3%) p<0.01).

Burton et al. ( 1996) diusulkan penemuan yang mungkin berkaitan dengan anak-

anak lelaki yang memiliki suatu ekspose lebih tinggi dibanding anak-anak

perempuan yang lebih penuh pengabdian ( dan berpotensi penuh resiko) aktivitas

olahraga.

Page 4: Jurnal ergonomi

2.3 Sejarah Keluarga sakit punggung

Suatu hubungan yang penting diantara LBP tidak spesifik dengan orang

tua dan anak-anak yang didokumentasikan di beberapa penelitian ( Salminen,

1984; Balague et al,, 1994, 1995; Brattberg, 1994; Gunzburg et al., 1999).

Salminen ( 1984) yang diamati anak-anak dengan sedikitnya satu orangtua

mengeluh sakit punggung dua kali diantara anak-anak yang lain ( p<0.05).

Balague et al. ( 1994, 1995) dilaporkan suatu hubungan penting diantara sejarah

dari LBP orangtua dan anak-anak mereka: LBP adalah 14% anak-anak sekolah

dengan orang tua sehat, LBP adalah 21% ketika satu orangtua yang telah

menerima perawatan dan 24% ketika orang tua kedua-duanya yang telah

menerima perawatan ( p<0.001). Fungsi Analisis regresi menunjukkan suatu

perbandingan 2.1 untuk para siswa dengan suatu hal positif yang berkaitan dengan

orang tua. Brattberg ( 1994) ditemukan suatu korelasi antara sakit yang dilaporkan

pada anak - anak usia 8 - 17 tahun dan sakit pada ayah( perbandingan 2.0;

interval kepercayaan 1.06-3.75), suatu temuan tidak penting dilaporkan kategori

sakit pada ayah. Harreby et al. ( 1995) ditemukan dari 25 tahun menuju penelitian

usia14 tahun anak-anak bahwa kombinasi LBP pada umur14 tahun bersama-sama

dengan suatu sejarah keluarga dari LBP sangat dihubungkan dengan gejala orang

dewasa, dengan suatu kemungkinan yang diamati 88% jika kedua-duanya.

Gunzburg et al. ( 1999) dilaporkan secara signifikasi dari banyak anak (p= 0.002)

dengan LBP tersebut mereka sedikitnya satu orangtua yang mengeluh atau

menderita karena LBP dibanding mereka yang tanpa LBP. Gunzburg et al. ( 1999)

diusulkan dalam penjelasan, bahwa anak-anak yang lebih sadar akan kondisi

pada orangtua lebih mungkin untuk melaporkan diri mereka.

2.4 Parameter Anthropometrik dan mobilitas mengenai tulang

belakang

Dalam tinjauan ulang oleh Balague et al. ( 1999), hubungan antara sakit

punggung dan parameter anthropornetrik tidak terbukti. Interaksi yang positif,

bagaimanapun, dilaporkan oleh Salminen et al. ( 1992b) dilaporkan bahwa anak-

Page 5: Jurnal ergonomi

anak lelaki itu dengan sakit punggung adalah rata-rata 4cm lebih tinggi dari

mereka pada pengendali kelompok ( p<0.05). Lebih dari itu, suatu hubungan

positif dilaporkan antara sakit punggung dan tingginya duduk ( Nissinen et al.,

1994), suatu berat anak dan tingginya duduk ( p<0.05) ( Fairbank et al., 1984) dan

suatu BMI lebih besar dari 25kg/m2 ( p< 0.001) ( Harreby et al., 1999). Dan

sebaliknya, tidak berhubungan telah dilaporkan antara sakit punggung dan

parameter anthropometrik oleh orang lain (Grimmer dan Williams, 2000).

Hubungan antara sakit punggung dan mobilitas mengenai tulang belakang dan

fleksibilitas sambungan dilaporkan penting dalam beberapa penelitian( Salminen,

1984; Mierau et pada., 1989; Salminen etal., 1992b; Fairbank et al., 1984;

Harreby et al., 1999). Salminen et al. ( 1992b) dibandingkan 15 tahun anak remaja

dengan sakit atau tanpa sakit dan diamati bahwa ada dikurangi menyangkut

lumbar tulang belakang ( p<0.05), mobilitas yang ditingkatkan dalam flexion

( p<0.01) dan berkurang fleksibilitas menyangkut otot pantat dan paha ( p<0.05)

di LBP kelompok. Mierau et al. ( 1989) ditemukan suatu hubungan sakit

punggung dengan fleksibilitas yang dikurangi otot pantat menyangkut paha antara

anak-anak lelaki usia 14-18 tahun ( p< 0.05); bagaimanapun, tidak ada perbedaan

baik antara anak-anak perempuan usia 6-13 tahun. Pada sisi lain, Harreby et al.

( 1999) dilaporkan tidak ada hubungan antara mobilitas yang tinggi dan urat-urat

lutut lebih dari 40° dan LBP. Burton et al. ( 1996) juga tidak menemukan

hubungan antara lumbar sagittal fleksibilitas dan LBP dalam penelitian membujur

mereka. Balague et al. ( 1999) disimpulkan dari literatur bahwa sakit punggung

yang nampak dihubungkan dengan keketatan otot paha hanyalah korelasi dengan

sagittal mobilitas lumbar tulang belakang ragu-ragu.

2.5. Phisik dan aktivitas olahraga

Beberapa penelitian melaporkan bahwa sakit punggung meningkat dalam

hubungan dengan aktivitas olahraga( Balague et al., 1988, 1994, 1995; Salminen

etal., 1992b;Troussieretal., 1994; Burton et al., 1996; Harreby et al., 1999; Kujala

et al., 1999; lebih muram Dan Williams, 2000). Di suatu penelitian 1715 calon

anak-anak usia 7-17 tahun, Balague et al ( 1988) ditemukan suatu korelasi positif

Page 6: Jurnal ergonomi

yang penting antara LBP dan olahraga kompetitif ( p<0.01). Dalam bagian survei

cross-sectional oleh pengarang yang sama, suatu hubungan penting ditemukan

antara frekuensi aktivitas olahraga dan sakit mengenai tulang belakang ( Balague

et al., 1994). Anak-Anak dilibatkan dalam kompetitif sports dilaporkan LBP

( p<0.01) lebih sering dibanding mereka yang mengambil bagian dalam olahraga

tidak beraturan atau teratur. Setelah analisa multivariate adalah perbandingan

rasio adalah 1.73 ( 95% CI 1.21-2.48). Harreby et al. ( 1999) ditemukan derajat

tingkat sports aktivitas tidak ada hubungan dengan LBP ( yaitu., aktivitas tidak

dibandingkan dengan aktivitas), suatu korelasi positif ada di antara kompetitif

sports dan kembali menyakitkan untuk anak-anak lelaki ( p<0.05). dalam

penelitian cross-sectional dikerjakan di Negara Finlandia yang menyertakan anak-

anak usia 10-17 tahun, Kujala et al. ( 1999) yang ditemukan musculoskeletal sakit

( p= 0.013) lebih sering dalam pokok yang mengambil bagian di sejumlah

aktivitas phisik besar. Dalam penelitian yang membujur oleh Burton et al. ( 1996)

dimana 216 anak-anak yang usia12 tahun dimasukkan dan diikuti untuk 5 tahun,

dilaporkan LBP pada usia 15 tahun signifikasi ditingkatkan untuk anak-anak

lelaki dalam ekstrakurikuler aktivitas olahraga. Suatu hasil dilaporkan oleh

Grimm dan Williams ( 2000) yang mengamati bahwa olahraga yang terorganisir

nampak bersifat melindungi LBP untuk kebanyakan para siswa kecuali anak-anak

lebih muda ketika suatu resiko LBP lebih tinggi dihubungkan dengan olahraga

main. Salminen ( 1984) tidak temukan suatu hubungan antara sakit punggung dan

aktivitas olahraga sedangkan Taimela el al. ( 1997) penemuan belum selesai yang

diuraikan. Dalam tinjauan ulang mereka, Balague el al. ( 1999) disimpulkan

aktivitas sports yang kompetitif dihubungkan dengan suatu resiko LBP

meningkat, terutama sekali antara atlit, tingkatan resiko tergantung pada jenis

olahraga, tingkat kompetisi, intensitas pelatihan phisik dan trauma mengenai

tulang belakang akut.

Page 7: Jurnal ergonomi

2.6. posisi duduk

Sejumlah penelitian mempertunjukkan bahwa ukuran tidak sama antara

dimensi mebel sekolah dan yang anthropometric; karakteristik para siswa sekolah

( Parcells et al., 1999; Legg et al,, 2003b). Beberapa studi menemukan suatu

hubungan antara sakit punggung dan duduk ( Balague et al., 1988,; Salminen,

1984; Nissinen et al., 1994; Storr-Paulsen dan Aagaard-Hensen, 1994; Troussier

et al., 1994, 1999; Viry et al., 1999; lebih muram Dan Williams, 2000). Nissinen

et al. ( 1994) yang dipelajari suatu kumpulan 4 tingkatan sekolah anak-anak dan

menemukan itu semua LBP di bulan yang lalu ( 55.6%) duduk dikota merupakan

faktor menggusarkan yang paling umum, dilaporkan sebanyak 30.2% dari orang.

Troussier et al. ( 1994) ditemukan sebanyak 1178 orang tercakup di studi mereka,

41.6% tentang contoh ( 490 anak-anak) sakit yang berpengalaman duduk dikelas.

Troussier et al. ( 1994) juga mencatat bahwa 69.5% tentang sakit punggung terjadi

setelah 1 h dalam duduk dan LBP itu dalam jangka waktu lama meningkat

termasuk duduk posisi di sekolah. Di lain studi oleh pengarang yang sama,

Troussier et al. ( 1999) ditemukan yang sakit adalah hampir bisa dipastikan untuk

terjadi di posisi duduk ( 30.5% dari orang). Balague et al. ( 1988) ditemukan yang

ke luar dari LBP penderita tercakup di studi mereka ( yaitu. 27% dari 1715 anak-

anak sekolah), 42% sakit yang berpengalaman ketika duduk dan 28% ketika lentur

ke depan. Di suatu studi 370 anak-anak usia 11-17 tahun, Salminen ( 1984) yang

diamati 59.9% itu semua dilaporkan sekarang pada leher dan gejala punggung

( 20% dari sampel) keluhan sakit pada duduk. Suatu perbedaan penting ditemukan

antara LBP pada posisi duduk dibandingkan dengan posisi berdiri ( p<0.05),

berbaring ( p<0.001) atau berjalan ( p<0.001). Grimmer dan Williams ( 2000)

yang ditemukan bahwa anak-anak yang duduk pada waktu yang lama setelah

sekolah terjadi suatu resiko dari LBP. Penemuan yang lebih kuat untuk anak-anak

perempuan dibanding anak-anak lelaki. Dengan cara yang sama, Watson et al.

( 2002) dilaporkan membawa suatu kantong sekolah ( 65%) dan duduk di sekolah

( 53%) sebagai aktivitas yang menyebabkan bagi para siswa itu dengan LBP,

Walaupun mayoritas dari studi ini menunjukkan bahwa duduk adalah suatu faktor

resiko untuk sakit punggung, di mana studi sakit punggung lebih dulu

Page 8: Jurnal ergonomi

dihubungkan dengan duduk yang sedang dirasakan ketika menyediakan

ketidaknyamanan hanya bukti tersembunyi untuk anak-anak sekolah ini.

2.7. Televisi

Studi menemukan suatu resiko LBP meningkat sebagai hasil menyaksikan

televisi ( Balague et al., 1988, 1994; Troussier et al,, 1994). Balague et al. ( 1988)

dilaporkan tingkat di atas 50% dari mereka yang rata-rata lebih dari 2 h per hari

menyaksikan televisi. Troussier et al. ( 1994) dilaporkan suatu resiko sakit

punggung meningkat ( R,R. 1.71) ketika menyaksikan TV untuk lebih dari 1 h per

hari, mengusulkan bahwa efek TV pada punggung adalah sekunder bagi sakit

pada tubuh. Balague et al. ( 1994) penemuan serupa dilaporkan dan diusulkan

menyaksikan TV mungkin dihubungkan dengan duduk yang lama, tubuh yang

lemah dan lebih sedikit aktivitas biasanya, dan sebaliknya, Balague et al. ( 1995)

ditemukan tidak ada hubungan antara waktu yang dibelanjakan menyaksikan TV

dan sejarah LBP yang menggunakan multivariate analisa. Suatu hubungan batal

serupa dilakukan yang dilaporkan oleh Gunzburg et al. ( 1999) antara LBP dan

menyaksikan televisi; walaupun di studi ini, signifikasi lebih pada LBP diamati di

anak-anak yang sedang bermain game video untuk lebih dari 2h per hari. Sejauh

ini kita sadar, janganlah mengenal apakah resiko berhubungan dengan mengamati

TV adalah berkaitan dengan duduk atau kemalasan.

2.8. Membawa beban

Beban yang dibawa oleh anak-anak ke dan dari sekolah telah menjadi

perhatian terbaru ( Mackie et al., 2003, 2004, 2005). Viry et al. ( 1999) anak-anak

ditemukan yang membawa tas sekolah lebih dari 20% dengan berat badan mereka

terdapat suatu resiko LBP yang meningkat di tahun lalu ( ATAU 3.1; 95% CI 1.0-

9.2) dan LBP menuntut suatu kunjungan dokter ( ATAU 5.2; 95% CI 1.7-15.7).

Weirscma et al. ( 2003) juga telah melaporkan ransel yang dibawa mengakibatkan

sakit punggung akut di anak-anak. Viry et al. ( 1999) apalagi ditemukan suatu

resiko yang meningkat untuk LBP ke arah ketidakhadiran dari olahraga atau

sekolah untuk anak-anak yang membawa kantong mereka di satu tangan

Page 9: Jurnal ergonomi

dibanding pada atas bahu ( ATAU 9.4; 95% CI 2.2-39.8). Grimmer dan Williams

( 2000) juga menemukan anak-anak itu dengan LBP membawa tas lebih berat

sehubungan dengan berat badan mereka dibanding mereka yang tanpa LBP

dengan suatu hubungan lebih kuat antara beban yang membawa dan LBP untuk

anak-anak lelaki dibanding anak-anak perempuan. Grimmer dan Williams ( 2000)

juga menemukan hubungan yang positif antara periode waktu yang lebih lama

membawa ransel punggung dan LBP.

Beberapa studi terkait dengan membawa berat beban. Pascoe et al. ( 1997)

dilaporkan usia 11-13 tahun para siswa membawa tas sekolah dengan berat 17%

dari berat badan. Negrini et al. ( 1999) diukur berat ransel punggung anak-anak

sekolah di Italia dan menemukan rata-rata berat tas sekolah adalah 9.3kg dengan

maksimum 12.5kg ( yaitu. 22% dari berat badan para siswa yang diselidiki).

Lagipula, 34,8% dari anak-anak membawa lebih dari 30% dari berat badan

mereka sedikitnya sekali seminggu. Viry et al. ( 1999) penemuan serupa

dilaporkan, dengan tas sekolah berat yang diukur untuk 9.6kg ( mencakup 2-17

kg) dan rata-rata tas sekolah relatif beratnya menjadi 19.2% dari berat badan

( mencakup 4-38%). Whittfield et al. ( 2001) ditemukan rata-rata ditimbang untuk

6.6 kg ( SD 2.2 kg) dan sanak keluarga tas sekolah menimbang menjadi 11.7%

dari berat badan ( 13.2% untuk 3 bentuk para siswa dan 10.3% untuk 6 bentuk

para siswa). Hong et al. ( 2000) ditemukan suatu perbedaan penting dalam

pengambilan oksigen antara anak-anak yang membawa sejumlah besar 10% dan

20% dari berat badan. Tidak ada perbedaan penting antara 10% tentang badan

tidak ditimbang dan beban. Hong et a!. ( 2000) disimpulkan bahwabeban

maksimum yang dibawa oleh anak-anak harus 10% dari berat badan sampai

diketahui beban yang aman untuk kelompok umur ini. Malhotra dan Sen Gupta

( 1965) ditemukan membawa posisi untuk paling sedikit energi yang keluar

sebagai gaya rangsel yang bertumpu pada kedua bahu sedangkan energi yang

keluar terbesar dihubungkan dengan membawa pada satu tangan. Whittfield et al.

( 2001) ditemukan ransel punggung ( 89.3%) sebagai tas digunakan, dengan

dilanjutkan kedua bahu yang dilaporkan oleh 70.7% dari materi utama, 10.7%

dilaporkan membawa tas sekolah mereka pada satu bahu saja,. Suatu temuan

Page 10: Jurnal ergonomi

serupa dilaporkan oleh Grimmer dan Williams ( 2000) dengan dua pertiga dari

1269 sekolah menengah para siswa tercakup di studi menyatakan mereka

mengenakan ransel pendaki gunung di atas dua bahu. Yang terakhir, Legg et al.

( 2003a) mengusulkan kereta tas sekolah itu mungkin dengan sepeda merupakan

suatu faktor resiko.

2.9 Faktor Psychosocial.

Pengaruh faktor psychosocial pada laporan dari gejala sakit tidak spesifik

yang tak dikenal. Bagaimanapun, bahwa suatu hubungan ada harus dikenali antara

keduanya. Edwards et al. ( 1985) diduga bahwa jika ketrampilan masa kecil polisi

berbagai kesulitan tak mencukupi, mungkin emosional diubah dalam mengalami

sakit dan mengurangi kemampuan anak untuk mengatur kesakitan pada fisik. Di

suatu studi Brattberg; ( 1994), sejumlah faktor kejiwaan yang meningkat laporan

sakit punggung dikenali. Suatu resiko sakit punggung meningkat adalah paling

benar berhubungan dengan kelengangan ( OR 3.64; 95% CI 1.24-11.09), reaksi

pasif untuk pemarah ( OR 3.39; 95% CI 1.59-7.30) dan berbagai kesulitan

berkata kepada mengasuh ( OR 2.68; 95% CI 1.20-6.05). Balague et al. ( 1995)

hal negatif dan hal positif yang digunakan mempengaruhi nilai dan menemukan

resiko LBP meningkat dengan masing-masing lima hal negatif mempengaruhi

nilai ( OR1.43; 95% CI 1.23-1.66) dan berkurang dengan masing-masing lima hal

positif mempengaruhi nilai ( QR 0.84; 95% CI 0.73-0.96). Di (dalam) suatu studi

calon menyertakan 1046 anak-anak usia 11-14 tahun, Jones et al. ( 2002)

ditemukan anak-anak dengan tingkat yang lebih tinggi untuk faktor psychosocial

kurang baik lebih mungkin untuk dilaporkan suatu serangan LBP baru dibanding

panutan mereka ( RR 1.6; 95% CI 1.1-2.3). perkiraan resiko yang paling tinggi

dihubungkan dengan anak-anak dengan nilai tinggi untuk melakukan

permasalahan ( RR 2.5; 95% CI 1.6-3.7).

Di suatu studi oleh Telor et al. ( 1999) di mana wawancara dilaksanakan

dengan 9-16 tahun keluhan, somatik ditemukan untuk dihubungkan dengan

kekacauan emosional di anak-anak perempuan dan dengan perilaku mengganggu

di anak-anak lelaki. Anak-Anak perempuan yang tertekan mempunyai 4 kali sakit

Page 11: Jurnal ergonomi

kepala lebih besar dan hampir 13 kali sakit musculoskeletal lebih besar dibanding

anak-anak perempuan yang tidak tertekan. Anak-Anak perempuan dengan suatu

kekacauan ketertarikan mempunyai 2.6 limau/kapur perekat sakit kepala lebih

besar hampir 100 kali sakit perut dan sakit kepala lebih besar bersama-sama dan

3.4 kali kelaziman musculoskeletal lebih besar menyakitkan dibanding anak-anak

perempuan tanpa suatu kekacauan ketertarikan. Telor et al. ( 1999) ditemukan

dalam anak-anak lelaki, musculoskeletal sakit adalah satu-satunya keluhan

berhubungan dengan suatu kekacauan emosional. Anak-Anak lelaki yang tertekan

melaporkan 10 kali lebih musculoskeletal sakit bahwa anak-anak lelaki yang

tidak tertekan. Ferrero et al. ( 1999) perilaku pemarah yang ditemukan

dihubungkan dengan hal berkenaan penggunaan ilmu jiwa gejala meningkat ( RR

1.8). Sherry Et al. ( 1991) diwawancarai 100 anak-anak (umur 13 tahun) dengan

hal berkenaan penggunaan ilmu jiwa dan menemukan bahwa berbagai lokasi sakit

yang umum ( 66% dari orang). Anak-Anak diamati untuk menyajikan dari dua

keluarga abnormal ditentukan, kedua-duanya dimana memperlihatkan kedekatan

tidak sesuai antara anak dan ibu. Zeltzer et al. ( 1992) diusulkan bahwa tanggapan

yang plin-plan berkenaan dengan orangtua bagi sakit anak mungkin mendorong

kearah ungkapan dari gejala baru atau dilebih-lebihkan untuk memudahkan

tanggapan berkenaan dengan orangtua kepada kesusahan mereka.

2.10. Ringkasan faktor resiko

Literatur menunjukkan bahwa, ketika disurvei, suatu peningkatan penting diamati

di sakit punggung yang dilaporkan di anak-anak sekitar umur usia 11-14 tahun.

Merancang Cross-Sectional mayoritas studi dipertimbangkan di catatan ini

membatasi kesimpulan yang dapat ditarik mengenai faktor resiko yang mungkin

berhubungan dengan sakit punggung di suatu populasi muda. Di samping ini,

persetujuan diamati berkenaan dengan beberapa faktor berhubungan dengan

sakit punggung di suatu populasi muda. Balague et al. ( 1999) di tinjauan ulang

mereka mengenali ini menjadi suatu peningkatan di umur ( OR= 3.5), sejarah

dari trauma mengenai tulang belakang ( OR= 5), sejarah keluarga sakit

punggung, asymmetry batang, tinggi yang meningkat, jenis kelamin wanita,

Page 12: Jurnal ergonomi

olahraga kompetitif, tingkat aktivitas phisik tinggi, tekanan dan emosional atau

menekan faktor ( OR= 1-3). Bukti juga menyoroti beban duduk dan posisi

membawa ketikapotensi mengambil faktor resiko. Dan sebaliknya, Balague et al. (

1999) dikenali bahwa peran dari fleksibilitas yang dikurangi menyangkut urat-urat

otot lutut, performansi sekolah yang lemah, tingkat aktivitas phisik rendah dan

mengurangi sagittal mobilitas menyangkut lumbar tulang belakang tidak

signifikasi dihubungkan dengan LBP. Seperti di kasus populasi orang dewasa,

sanak keluarga merupakan faktor resiko yang penting yang mempengaruhi anak-

anak tinggal yang tak dikenal. mau tidak mau bahwa penjelasan tunggal adalah

suatu faktor resiko untuk semua anak-anak. Mikkelsson et al. ( 1997, 1998)

dipertimbangkan di suatu populasi seperti anak-anak sekolah, kebanyakan sakit

musculoskeletal berkaitan dengan sindrom dan sakit kumat tak dikenal, trauma,

kebugaran berkurang atau kesusahan psikologis. Adalah mungkin kemudian sakit

itu bisa berasal dari phisik atau sumber psikologis atau suatu interaksi kedua-

duanya faktor ini. Suatu studi intervensi yang diarahkan mengurangi sakit

punggung antar anak-anak sekolah mungkin punya implikasi untuk masa depan

orang dewasa sakit punggung dan harus, oleh karena itu, mempengaruhi ukuran

untuk menunjuk masing-masing dari faktor ini.

3. Intervensi belajar di suatu sekolah menentukan

Mayoritas studi intervensi mengerjakan sampai saat ini di suatu

lingkungan sekolah memusat pada kenyamanan dan melibatkan evaluasi dan

pengenalan mebel sekolah ( Mandal, 1982, 1994; Bendiks, 1984; Bendiks dan

Hagberg, 1984; Drury dan Franchcr, 1985; Marschall Etal., 199l; Freudenthaletal.,

1991; Linton et. al., 1994; Aagaard-Hansen dan Storr-Paulsen, 1995; Marschall et

al., 1995; Taylour dan Crawford, 1996; Knight dan Noyes, 1999; Troussier et al.,

1999). Semua tentang tiga studi yang dilaksanakan intervensi jangka pendek di

mana mebel ditaksir menggunakan sasaran pengukuran ( Linton et al., 1994;

Aagaard-Hansen dan Storr-Paulsen, 1995; Troussier et al., 1999). Mayoritas studi

menunjukkan bahwa ISO standard untuk mebel sekolah nampak menjadi tidak

sesuai dan membuktikan bahwa kecenderungan tempat duduk harus maju dan

Page 13: Jurnal ergonomi

bahwa itu harus mungkin untuk melakukan penyesuaian bagian atas suatu sudut

horisontal tidak tertentu. Mandal ( 1982) ditemukan para siswa lebih menyukai

untuk duduk lebih tinggi dibanding mebel yang tradisional dan menyimpulkan

bahwa meja harus separuh tinggi orang ( 80-90 cm untuk para murid) dan kursi

harus sedikitnya sepertiga tinggi orang ( 50-60 cm). Mereka juga

merekomendasikan bahwa tempat duduk harus untuk mampu garis miring maju

10-15° dan bagian atas garis miring memutar kembali dengan 10-15°. Di suatu

studi lebih lanjut , Mandal ( 1994) dibandingkan postur seseorang sedang

membaca untuk 20 min yang pertama menggunakan mebel tradisional dan yang

kedua mebel ukuran 20cm lebih tinggi. Rata-Rata lumbar flexion signifikasi lebih

sedikit ( 10° dibandingkan dengan 42°) karena mebel lebih tinggi ( p<0.0001).

Bendiks dan Hagberg ( 1984 diamati yang cervical (bhb.dg.tengkuk) dan lumbar

tulang belakang menjadi lebih diperluas dengan suatu meja tulis ditingkatkan

keserongan. Kemampuan menerima dan menilai diungkapkan para siswa lebih

menyukai suatu meja tulis keserongan curam ( 44°) karena membaca dan meja

tulis yang flat untuk menulis. De Wall Et al. ( 1991) para siswa dibandingkan

yang bekerja pada meja tulis flat dengan mempunyai suatu 10" kemiringan dan

tidak ditemukan perbedaan penting untuk sudut antara batang dan kepala.

Linton et al. ( 1994) secara acak menugaskan tiga kelas usia 10 tahun

untuk mengendalikan dan menggolongkan serta menyajikan intervensi mereka

dengan mebel ergonomik, Intervensi mencalonkan diri untuk periode 6 bulan dan

ditaksir menggunakan kenyamanan, postur tubuh dan gejala sakit. Linton et al.

( 1994) ditemukan disana untuk mengurangi kekacauan musculoskeletal di antara

kelompok intervensi sehubungan dengan kendali setelah kelompok intervensi

( p<0.05) pada 5 bulan menuju ( p<0.04). Kelompok Intervensi juga menilai

mebel mereka sebagai hal yang signifikasi lebih nyaman ( p <. 0.001) dibanding

kelompok kendali. Aagaard-Hansen dan Storr-Paulsen ( 1995) dilaksanakan suatu

studi calon untuk membandingkan tiga jenis mebel yang berbeda dan

menemukan meja tulis curam yang paling tinggi dan kursi untuk dirasa secara

signifikasi lebih baik daripada dua orang yang lain ( p< 0.0005). Umpan balik

mengenai bagian atas yang bisa hingga secara positif tidak terikat pada tingginya

Page 14: Jurnal ergonomi

mebel. Troussier et al. ( 1999) dievaluasi dua macam mebel (di) atas suatu 4-5

periode tahun antara 263 anak-anak usia 8-11 tahun dan tidak menemukan

perbedaan penting antara kedua kelompok dalam kaitan dengan sakit punggung.

mebel yang dirancang lebih disukai, bagaimanapun, berkaitan dengan faktor

hubungan, posisi tingginya dan tingginya kepala.

Terlepas dari studi intervensi yang menyertakan mebel sekolah, studi

intervensi telah dikerjakan di suatu lingkungan sekolah ( Robertson dan Tempat

teduh, 1990; Kota dan Herankan, 1992; Balague et al., 1996; Gortmaker et al.,

1999; Kebun et al., 2000; Stevens et al., 2000; Feingold dan Jacobs, 2002).

kepedulian Pendidikan punggung bagaimanapun menerima perhatian beberapa

orang. Robertson dan Lee ( 1990) dipelajari 1 hallo efek pendidikan peduli

punggung pada para siswa yang usia 10-12 tahun dan menemukan sesi instruksi

atau pelatihan kepedulian tidur berbaring dapat mempunyai suatu efek segera

pada siswa duduk dan mengangkat perilaku. Pembatasan di studi mencakup alami

dalam jangka pendek intervensi ( tiga 1 h pelajaran) dan memproses penilaian itu

mengambil tempat di permulaan dan akhir dari tiap sesi. Pengarang mengenali

seorang kelompok para siswa yang tidak atau mampu mematuhi instruksi dan

mengusulkan umpan balik dan instruksi] dilanjutkan itu diatas suatu interval

waktu lebih panjang akan lebih efektif dibanding mengambil pendekatan yang

jangka pendek. Balague el al. ( 1996) dilaksanakan suatu program acara

pencegahan bidang pendidikan utama untuk LBP di atas 3 periode tahun di

Switzerland yang melibatkan 1755 anak-anak dan ditemukan ada suatu

pengurangan penting di pemanfaatan perawatan kesehatan untuk LBP (p<O.05).

Cardon et al. ( 2000) ditaksir kemanjuran suatu program acara pendidikan

punggung antara, usia 9-11 tahun yang melibatkan enam sesi masing-masing 1 h

janga waktu dan menemukan nilai dengan signifikasi lebih tinggi untuk

pengetahuan menguji dan penilaian materi praktis hallo kelompok intervensi

dibanding kendali ( p<.001) ketika diuji 1 minggu dan 3 bulan setelah intervensi.

Suatu studi intervensi lebih umum dilaksanakan dalam 1 minggu untuk

meningkatkan penggunaan helm sepeda dilaporkan suatu peningkatan dalam

kepemilikan helm tetapi tidak ada perubahan perilaku memakai helm ( Towner

Page 15: Jurnal ergonomi

dan Marvel, 1992). Feingold dan Jacobs ( 2002) pendidikan yang disajikan ke

anak-anak ( rata-rata usia 12.7 tahun) sekitar punggung memakai ransel dan

dilaporkan suatu peningkatan metoda dalam membawa dengan kelompok

intervensi. Gortmaker et al. ( 1999) dilaksanakan suatu intervensi yang

menyertakan pendidikan pada latihan dan menargetkan diet pada anak-anak

menurut golongan 4 dan 5 di atas masa 2 tahun dan menemukan suatu

pengurangan secara energi keseluruhan dari berat badan di antara kelompok

intervensi bandingkan dengan kendali. Hanya suatu pengurangan marginal

dilaporkan antara kelompok ( p = 0.06) berkaitan dengan mengamati TV.

Akhirnya, Stevens ct al. ( 2000) digabungkan penemuan yang dilaporkan di suatu

studi yang mengevaluasi suatu program acara anti-bullying. Beberapa hal

perubahan positif tidak diamati di sekolah dasar tetapi perubahan dilaporkan di

sekolah menengah. Cardon et al. ( 2002) juga melaporkan kemanjuran pendidikan

peduli punggung di sekolah dasar anak-anak.

Mayoritas intervensi belajar sebelumnya yang dikerjakan di suatu

lingkungan sekolah dalam jangka waktu pendek. Hasil mungkin telah dipengaruhi

oleh efek Hawthorne , menggunakan suatu proses untuk evaluasi dan periode

waktu pendek antara evaluasi dan penyelesaian intervensi. efek Longer-Term dari

intervensi yang tak dikenal. Penemuan yang disatukan dilaporkan terutama sekali

di intervensi yang diarahkan pada menuju keberhasilan perubahan tingkah laku,

dengan begitu menyoroti berbagai kesulitan berhubungan seperti riset.

4. Strategi intervensi dan studi Membujur yang diusulkan

Literatur ditinjau dari catatan saat ini menyoroti sakit punggung yang

dilaporkan oleh anak-anak usia 11-14 tahun dan menyatakan bahwa ada dua riset

yang diperlukan. Yang pertama adalah suatu kebutuhan untuk studi

epidemiological yang menyelidiki sejarah sakit punggung yang alami dan transisi

antara sakit punggung orang dewasa dan anak ( Balague et al., 1999, Grimes dan

Legg, 2004). Kebutuhan yang kedua adalah untuk riset intervensi yang

mengarahkan untuk mengurangi ekspose kepada faktor resiko di suatu lingkungan

sekolah. Faktor resiko dikenali di literatur ketika dihubungkan dengan sakit

Page 16: Jurnal ergonomi

punggung antara anak-anak sekolah dapat digunakan sebagai suatu basis untuk

intervensi meliputi trauma mengenai tulang belakang, sejarah keluarga sakit

punggung, penggunaan komputer, olahraga kompetitif, untuk tingkat aktivitas

phisik tinggi, tekanan dan faktor emosional. Apalagi, duduk membawa beban dan

postur adalah faktor resiko yang mungkin untuk populasi orang dewasa dan anak

dan juga mencakup suatu intervensi yang diarahkan mengurangi sakit punggung

antara anak-anak sekolah. Strategi intervensi yang diusulkan sebagai hasil

tinjauan ulang literatur saat ini mempunyai empat komponen utama. Ini adalah:

kebijakan sekolah, mebel dan peralatan sekolah, keluarga dan individu, Suatu isi

garis besar dari strategi intervensi yang diusulkan diberi di bawah kata pendek di

bawah empat judul utama ini . Daftar poin-poin berisi target dasar fakta untuk

bidang intervensi yang bisa dengan praktis diterapkan di suatu sekolah.

Menunjukan bahwa semua yang terdapat di suatu banyak faktor intervensi

mempunyai harapan untuk berhasil, tetapi tidak akan membantu ke arah sanak

keluarga tidak terurai pentingnya masing-masing mengambil faktor resiko.

Kebijakan sekolah

Posisi duduk – waktu yang dihabiskan untuk duduk yaitu., panjangnya

waktu mengajar"

Membawa beban – kebijakan sekolah berkenaan dengan posisi lemari,

tujuan untuk memperkecil kedua-duanya seperti berat tas sekolah dan waktua

anak-anak menghabiskan membawa tas sekolah].

Pendidikan – termasuk suatu acara program pendidikan di kurikulum

sekolah yang meliputi informasi peduli punggung dan nasihat tentang faktor

resiko untuk sakit punggung.

Dukungan sosial – keuntungan memiliki dukungan sistem untuk anak-

anak yang mempunyai suatu gejala frekuensi yang tinggi dilaporkan seperti

sakit kepala, sakit perut dan permasalahan tingkah laku, aktivitas yang tinggi,

dan pemarah. Dengan mempertimbangakan dari penasehat sekolah.

Page 17: Jurnal ergonomi

Peralatan sekolah dan mebel

Posisi -keuntungan secara ekonomis mebel dirancang dengan spesifikasi

modern dan dibandingkan ke ukuran dasar siswa pada literatur yang

sekarang.

Lemari- para siswa memberanikan untuk menggunakan suatu lemari

sebagai menyimpan materi mereka yang tidak diperlukan.

Individu

Pendidikan-didalamnya termasuk program acara pendidikan sekolah

tentang olahraga ( aspek positif olahraga dengan perhatian mengenai resiko

yang berhubungan dengan olahraga yang kompetitif dan aktivitas phisik yang

lebih tinggi ), program latihan ( peregangan), membawa beban ( berat yang

direkomendasikan, bentuk, metoda mengemasi, dan membawa suatu tas

sekolah dan posisi duduk.

Pendidikan- orang tua yang terlibat didalam program - menyediakan

informasi mengenai sakit punggung antara anak-anak sekolah, faktor resiko

berhubungan dengan sakit punggung dan tindakan yang diambil oleh sekolah

untuk mengurangi masalah.

Mendapatkan keuntungan/forum dari orang tua yang tercakup di program

acara intervensi seperti menyediakan latihan mengenai nasihat untuk orang

dewasa dan anak-anak, pencegahan dan hal positif sakit punggung.

4.1. Proses intervensi

Proses model untuk suatu studi intervensi adalah untuk mengidentifikasi

dua sekolah yang bertanding. Satu sekolah akan bertindak sebagai intervensi.

Sekolah yang kedua sebagai lokasi perbandingan. Skala menyangkut intervensi

harus dirancang untuk menyediakan tenaga cukup untuk mendeteksi suatu

perbedaan antara lokasi intervensi dan perbandingan mengikuti intervensi. Batas

waktu yang minimum untuk studi intervensi harus satu tahun akademi. Hasil

ukuran akan meliputi sakit punggung dan ekspose kepada faktor resiko

berhubungan dengan sakit punggung. Metoda yang sesuai mungkin meliputi suatu

Page 18: Jurnal ergonomi

daftar pertanyaan, suatu wawancara semi-structur, pengamatan langsung dan

kelompok fokus. Pengukuran harus diambil pada garis dasar dan pada penilaian

setelah penyelesaian studi kelanjutan setelah 6 bulan kemudian.

5. Ringkasan

Di samping tantangan mereka dikenali, studi intervensi diperlukan jika

permasalahan musculoskeletal yang berpengalaman oleh anak-anak sekolah

dikenali pada studi epidemiological. Bahwa sumber daya penting harus diarahkan

untuk menuju keberhasilan suatu pemahaman yang lebih baik menyangkut faktor

resiko berhubungan dengan sakit punggung di anak-anak dan melakukan riset

intervensi merancang untuk menuju area ini.

Mengetahui

Penelitian ini dilakukan dengan dukungan dari Academy for Business

Research Fund, College of Business, Massey University, New Zealand.