Upload
daniela-selvam
View
241
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ta mine
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Imunisasi atau vaksinasi adalah prosedur untuk meningkatkan kekebalan
tubuh terhadap penyakit, memberikan imunitas protektif dengan menginduksi
respons memori terhadap patogen tertentu atau toksin dengan menggunakan
preparat antigen nonvirulen atau nontoksik (Garna,2010) World Health
Organization (WHO) dan United Nation Children’s Fund (UNICEF)
mencanangkan Global Immunization Vision and Strategy (GIVS) yaitu rancangan
kerja 10 tahun untuk meningkatkan cakupan imunisasi negara sekurang-
kurangnya 90% cakupan imunisasi nasional dan sekurang-kurangnya 80%
cakupan imunisasi dalam setiap distrik atau daerah administrative untuk
mengetahui pemerataan penyebaran imunisasi pada semua anak.
Berdasarkan dari keterangan kartu dan pelaporan ibu, 66% anak telah
menerima semua imunisasi yang dianjurkan, 7% anak umur 12-23 bulan tidak
pernah menerima imunisasi dan 23% anak menerima sebagian imunisasi.
Cakupan imunisasi lengkap tidak banyakj berbeda menurut karakteristik anak,
kecuali menurut tingkat pendidikan ibu. Cakupan imunisasi lengkap meningkat
dengan pendidikan ibu, mulai 23% untuk anak yang ibunya tidak berpendidikan
sampai 74% untuk anak dari ibu yang tamat SMTA atau pendidikan yang lebih
tinggi. Perbedaan nyata adalah presentase anak yang tidak diimunisasi, 4% anak
di perkotaan yang tidak diimunisasi disbanding 10% di perdesaan (Survei
Demografi dan Kesehatan Indonesia (2012) ).
Penelitian di Goa, India mendapatkan faktor-faktor yang menyebabkan
rendahnya cakupan imunisasi dasar (1 dosis BCG, 3 dosis OPV dan DPT serta 1
dosis campak pada akhir usia 12 bulan) pada anak usia 12-23 bulan adalah urutan
anak dalam keluarga, tinggal di daerah pedesaan, rendahnya pendidikan orang tua,
status ekonomoi serta banyaknya jumlah anggota keluarga (Dalal, 2005)
1
Penelitian cross sectional di puskesmas Ampelgading kabupaten Malang
mendapatkan faktor-faktor yang menyebabkan tidak lengkapnya imunisasi yaitu
semakin meningkatnya jumlah anak maka semakin tidak lengkap imunisasi
(78.3%), ibu yang bekerja tidak dapat fleksibel dengan jadwal posyandu (52.2%),
serta rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu (43.5%) (Wardhani dkk,
2012).
Berdasarkan penelitian di atas, dilihat ada kecenderungan semakin
meningkatnya jumlah anak maka status imunisasi tidak lengkap menjadi lebih
besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara jarak
kelahiran anak dengan kelengkapan imunisasi dasar. Penelaah sangat tertarik
menelaah jurnal ini untuk menganalisis lebih lanjut jurnal ini guna mengetahui
apakah jurnal yang diterbitkan layak atau tidak.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah jurnal yang berjudul ”Hubungan Antara Jarak Kelahiran Anak
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar” memenuhi kriteria validity, importancy,
dan applicability?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui kriteria validity, importancy, dan applicability dalam suatu
jurnal.
1.3.2 Tujuan Khusus
Menganalisis kriteria validity, importancy, dan applicability dalam jurnal
”Hubungan Antara Jarak Kelahiran Anak Dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar”
Menganalisis kelayakan jurnal ”Hubungan Antara Jarak Kelahiran Anak
Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar”
1.4 Manfaat
2
Telaah jurnal ini bermanfaat untuk:
Mengetahui bagaimana menilai jurnal yang baik berdasarkan kriteria
validity, importancy, dan applicability.
Mengetahui kriteria jurnal yang dapat dijadikan sebagai bahan rujukan.
BAB II
3
DESKRIPSI JURNAL
2.1. Judul
Jurnal ini berjudul “Hubungan Antara Jarak Kelahiran Anak Dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar”.
2.2. Penulis
Terdapat beberapa penulis jurnal ini yakni Istiati Kusuma Wardhani,
Rismarini dan Mohammad Zulkarnain. Penulis tersebut berasal dari Fakultas
Kedokteran Universitas Sriwijaya, Bagian Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya, dan Bagian IKMIKK Fakultas Kedokteran,
Universitas Sriwijaya
2.3. Publikasi
Jurnal ini belum dipublikasikan oleh Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
2.4. Penelaah
Penelaah jurnal ini adalah Daniela Selvam, mahasisswa Program
Keprofesian Dokter Umum di Universitas Sriwijaya dan sedang berada pada
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat-Ilmu Kedokteran Komunitas
Universitas Sriwijaya.
2.5. Tanggal Telaah
Jurnal tersebut ditelaah pada Juli 2015
2.6. Uraian Deskripsi
2.6.1. Tujuan Utama
Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui lengkap atau tidaknya
imunisasi dasar yang diterima per anak, hubungan jarak kelahiran anak
dengan kelengkapan imunisasi dasar dan faktor-faktor lain yang
menyebabkan tidak lengkapnya imunisasi anak.
4
2.6.2. Tujuan Tambahan
Tujuan tambahan penelitian ini tidak ada.
2.6.3. Hasil Utama
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 57 sampel yang dijadikan
sampel penelitian, didapatkan kelengkapan imunisasi anak sebesar 73.7%
dan yang tidak lengkap yaitu 26.3%.Tidak terdapat hubungan antara jarak
kelahiran anak dan kelengkapan imunisasi dasar.
2.6.4. Hasil Tambahan
Hasil tambahan pada penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat
hubungan antara jarak kelahiran anak dengan kelengkapan imunisasi dasar.
Terdapat hubungan kelengkapan imunisasi dasar dengan pekerjaan ibu
(p=0,001), pendidikan (p=0,0024), pendapatan keluarga (p=0,001), dan
jarak pelayanan kesehatan (p=0,045). Tidak terdapat hubungan kelengkapan
imunisasi dasar dengan usia anak (p=0,208), jenis kelamin anak (p=1,000),
usia pertama imunisasi (p=0,420), usia ibu (p=0,426) dan jumlah anak
(p=0,713)
2.6.5. Kesimpulan Penelitian
Kelengkapan imunisasi anak pada penelitian ini sebesar 73.7% dan yang
tidak lengkap sebesar 26.3%. Tidak ada hubungan antara jarak kelahiran
anak dengan kelengkapan imunisasi dasar. Faktor-faktor yang
mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar adalah pekerjaan ibu,
pendidikan, pendapatan keluarga dan jarak pelayanan kesehatan. Sedangkan
faktor-faktor yang tidak mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar yaitu
usia anak, jenis kelamin anak, usia pertama imunisasi, usia ibu dan jumlah
anak.
BAB III
5
TELAAH JURNAL
3.1 Validitas Seleksi
Komponen Validitas Seleksi
1. Kriteria seleksi
2. Metode alokasi subjek
3. Concealment
4. Angka drop out
5. Jenis analisis: Intention to treat atau perprotocol analysis
Uraian Validitas Seleksi
1. Kriteria seleksi
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian anak usia ≥12 bulan
yang berkunjung ke Puskesmas Sukarami Palembang pada bulan November-
Desember 2013. Kriteria seleksi untuk sampel dalam penelitian ini adalah 2
kelompok yang terdiri dari kelompok ibu yang mempunyai anak dengan
jarak kelahiran per anak <3 tahun dan ibu yang mempunyai anak dengan
jarak kelahiran per anak ≥3 tahun yang memenuhi kriteria inkulusi. Kriteria
inklusi penelitian ini meliputi umur, jenis kelamin anak, usia pertama kali
imunisasi, umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pendapatan keluarga dan
jarak pelayanan kesehatan. Penelitian ini menjelaskan bahwa jumlah
sampel minimal yang dibutuhkan adalah minimal 57 sampel. Tidak
dijelaskan mengenai teknik sampling pada jurnal tersebut.
2. Metode alokasi subjek
Jurnal tersebut menjelaskan teknik pengambilan sampel dibagi menjadi 2
kelompok yaitu kelompok ibu yang mempunyai anak dengan jarak kelahiran
per anak <3 tahun dan ibu yang mempunyai anak dengan jarak kelahiran per
anak ≥3 tahun.
6
3. Concealment
Dalam penelitian ini tidak tertulis mengenai concealment karena penelitian
ini bukan suatu uji klinis.
4. Angka drop out
Angka drop out yang rendah menunjukkan nilai validitas seleksi yang tinggi.
Namun, tidak dijelaskan mengenai angka drop out pada jurnal ini sehingga
penelaah rancu mengenai validitas seleksi pada jurnal ini. Pada jurnal hanya
tertera bahwa sampel yang diambil adalah 57 sampel yang telah memenuhi
jumlah minimal sampel.
5. Jenis analisis: Intention to treat atau perprotocol analysis
Pada penelitian ini jenis analisis yang digunakan tidak termasuk kedua jenis
analisis tersebut. Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan
cross sectional. Data yang didapat langsung dihitung dan diseleksi dengan
melihat catatan imunisasi dengan menggunakan uji statistic Chi-Square
dengan menggunakan perangkat lunak SPSS (Statisical Product and Service
Solution)21.0. Penyajian data dalam bentuk tabel dan narasi.
Kesimpulan Validitas Seleksi
Pada penelitian ini mempunyai validitas seleksi yang kurang baik, karena tidak
semua komponen memenuhi validitas seleksi. Komponen yang memenuhi
validitas seleksi yaitu hanya kriteria seleksi. Sedangkan metode alokasi subjek,
concealment, drop out, dan jenis analisis tidak memenuhi validitas seleksi
3.2 Validitas Pengontrolan Perancu
Komponen Validitas Pengontrolan Perancu
7
1. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara restriksi
2. Pengontrolan perancu pada tahap desain dengan cara randomisasi
3. Analisis terhadap komparabilitas baseline data
4. Pengontrolan perancu pada saat analisis (bila diperlukan)
Uraian Validitas Pengontrolan Perancu
Pada jurnal ini tidak dijelaskan apakah dalam penelitian ini dilakukan
pengontrolan perancu. Peneliti hanya menjelaskan mengenai kriteria inklusi dan
tidak dijelaskan pula mengenai cara randomisasi sampel.
Kesimpulan Validitas Pengontrolan Perancu
Oleh karena tidak dilakukan pengontrolan validitas perancu, kemungkinan bias
pada penelitian ini sangat tinggi. Hal ini tidak memenuhi validitas pengontrolan
perancu.
3.3 Validitas Informasi
Komponen Validitas Informasi
1. Blinding (penyamaran).
2. Komponen pengukuran variabel penelitian (kualifikasi pengukur, kualifikasi
alat ukur, kualifikasi cara pengukuran, kualifikasi tempat pengukuran).
Uraian Validitas Informasi
1. Blinding
Pada penelitian ini tidak dilakukan blinding (penyamaran)
2. Komponen pengukuran variabel penelitian
Pada penelitian ini, variabel yang diukur yaitu umur, jenis kelamin anak,
usia pertama imunisasi, umur ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu dan
pendapatan keluarga. Penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok ibu yang mempunyai anak dengan jarak kelahiran per anak <3
tahun dan ibu yang mempunyai anak dengan jarak kelahiran per anak ≥3
8
tahun yang memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan instrument yaitu data yang diambil dari populasi anak yang
melakukan imunisasi kemudian diseleksi dengan melihat catatan imunisasi.
Kesimpulan Validitas Informasi
Penelitian ini mempunyai validitas informasi yang kurang baik karena peneliti
tidak melakukan blinding.
.
3.4 Validitas Analisis
Komponen Validitas Analisis
1. Analisis terhadap baseline data
2. Analisis dan interpretasi terhadap hasil utama dan hasil tambahan
3. Bila dilakukan analisis interim, jelas stopping rule-nya
4. Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama.
Uraian Validitas Analisis
1. Analisis terhadap baseline data
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain cross sectional
study. Pemilihan jenis penelitian ini sudah tepat. Hasil pada penelitian ini juga
telah di analisis sesuai dengan teori yang ada. Namun pada penelitian ini
peneliti tidak menampilkan baseline data, sehingga penelaah tidak dapat
melakukan analisis baseline data
2. Analisis dan interpretasi terhadap hasil umum dan hasil khusus
Data penelitian ini dikumpulkan dari populasi anak yang melakukan imunisasi
kemudian diseleksi dengan meliha catatan imunisasi. Data yang diambil dari
populasi anak yang melakukan imunisasi kemudian diseleksi dengan melihat
catatan imunisasi. Data yang diambil merupakan data sekunder sebanyak 57
sampel pada bulan November-Desember 2013.
Data dianalisis secara univariat untuk memperoleh gambaran masing-masing
9
variable penelian diantaranya umur, jenis kelamin anak, usia pertama kali
imunisasi, umur ibu, pendidikan ibu, pendapatan keluarga dan jarak pelayanan
kesehatan. Data yang dianalisis secara bivariat dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan. Daya yang diperlukan disajikan dalam bentuk tabel
dan diuraikan secara tekstual hubungan antara kedua variabel didapat dengan
uji hipotesis komparatif Chi Square dan Fisher Test dengan program SPSS
21.0.
Dari 57 sampel yang dijadikan sampel penelitian, didapatkan kelengkapan
imunisasi anak sebesar 73.7% dan yang tidak lengkap sebesar iaitu sebesar
26.3%. Pada penelitian ini analisis hubungan antara variable-variabel tidak
dianalisis dengan suatu uji statistic sehingga interpretasi hasil analisisnya tidak
dapat dinilai. Berikut adalah deskripsi hasil penelitian pada jurnal ini.
Didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap dengan
yang tidak lengkap dilihat dari jarak pelayanan kesehatan (p= 0,239). Terdapat
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan jarak pelayanan
kesehatan (OR 0,239, CI 95%:0,068-0,836).
Proporsi Kelengkapan Imunisasi Dasar
Kelengkapan Imunisasi Dasar Frekuensi
(n=57)
Persentase
(%)
Lengkap 42 73,7
Tidak lengkap 15 26,3
Tabel 1. Proporsi Kelengkapan Imunisasi Dasar
Hubungan Jarak Kelahiran Anak terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Untuk melihat hubungan jarak kelahiran anak dengan kelengkapan imunisasi
dasar dilakukan analisis bivariat dengan menggunakan Chi Square Test. Pada
hubungan antara jarak kelahiran anak dengan kelengkapan imunisasi dasar
didapatkan jarak kelahiran anak yang ideal (≥3 tahun) memiliki kelengkapan
imunisasi dasar sebanyak 82,6% dan tidak lengkap pada usia tidak ideal
sebanyak 32,4%.
10
Jarak
Kelahira
Anak
Imunisasi Dasar
Tidak
Lengkap
Lengkap Total p OR CI 95%
- Tidak ideal 11 (32,4%) 23 (67,6%) 34 0,208 2,27 0,622-8,300
- Ideal 4 (17,4%) 19 (82,6%) 23
Total 15 42 57
Tabel 2. Hubungan Jarak Kelahiran Anak terhadap Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Hubungan Usia Anak terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Tidak didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari jarak kelahirannya (p= 0,208). Tidak ada
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan jarak kelahiran anak (OR
2,27, CI 95%:0,622-8,300). Pada hubungan antara usia anak dengan
kelengkapan imunisasi dasar didapatkan pada anak usia >1 tahun (77%) dan
yang tidak lengkap pada anak usia 1 tahun (27,2%).
Usia Anak
Imunisasi Dasar
Tidak
Lengkap
Lengkap Total p OR CI 95%
- 1 tahun 12 (27,2%) 32 (72,8%) 34 1,000 0,8 0,188-3,413
- >1 tahun 3 (23%) 10 (77%) 13
Total 15 42 57
Tabel 3. Hubungan Usia Anak terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Hubungan Jenis Kelamin Anak terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Tidak didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari usia anak (p= 1,000). Tidak ada
11
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan usia anak (OR 0,8, CI
95%:0,188-3,413). Pada frekuensi antara jenis kelamin anak terhadap
kelengkapan imunisasi anak didapatkan ratio yang sebanding antara jenis
kelamin laki-laki (75%) dan perempuan (72,4%).
Jenis kelamin
Imunisasi Dasar
Tidak
Lengkap
Lengkap Total p OR CI 95%
- Perempuan 8 (27,6%) 21 (72,4%) 29 0,825 1,143 0,351-3,723
- Laki-laki 7 (25%) 21 (75%) 28
Total 15 42 57
Tabel 4. Hubungan Jenis Kelamin Anak terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Hubungan Usia Pertama Imunisasi terhadap Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Tidak didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari jenis kelaminnya (p= 0,825). Tidak ada
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan jenis kelamin (OR 1,143,
CI 95%:0,351-3,723). Pada hubungan antara usia pertama imunisasi terhadap
kelengkapan imunisasi dasar didapatkan kelengkapan imunisasi dasar pada usia
≥30 hari (88,9%) dan yang tidak lengkap imunisasi dasarnya pada usia <30 hari
(29,2%).
Usia
Pertama
Imuni
si
Dasar
12
Imunisasi
Tidak
Lengkap
Lengkap Total p OR CI 95%
- <30 hari 14 (29,2%) 34 (70,8%) 48 0,420 0,3 0,035-2,659
- ≥30 hari 1 (11,1%) 8 (88,9%) 9
Total 15 42 57
Tabel 5. Hubungan Usia Pertama Imunisasi terhadap Kelengkapan Imunisasi
Hubungan Usia Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Tidak didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari usia pertama imunisasi (p= 0,420). Tidak
ada hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan usia pertama
imunisasi (OR 0,3, CI 95%:0,035-2,659). Pada hubungan antara usia ibu
terhadap kelengkapan imunisasi dasar didapatkan usia ibu ≥30 tahun memiliki
anak dengan imunisasi lengkap sebanyak 80% dan ibu <30 tahun yang memiliki
anak dengan imunisasi tidak lengkap sebanyak 29,7%.
Usia ibu
Imunisasi D sar
Tidak Lengkap Lengkap Total p OR CI 95%
- <30 tahun 12 (27,3%) 32 (11,6%) 44 0,763 0,8 0,188-3,413
- ≥30 tahun 3 (23,1%) 10 (76,9%) 13
Total 15 42 57
Tabel 6. Hubungan Usia Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi
Dasar
13
Hubungan Pekerjaan Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Tidak didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari usia ibu (p= 0,763). Tidak ada
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan usia ibu (OR 0,8, CI
95%:0,188-3,413). Pada hubungan pekerjaan terhadap kelengkapan imunisasi
dasar didapatkan kategori ibu yang bekerja semuanya memiliki anak dengan
imunisasi dasar lengkap.
Pekerjaan Ibu
Imunisasi Dasar
Tidak
Lengkap
Lengkap Total p OR CI 95%
- Tidak
bekerja
15 (41,7%) 21 (58,3%) 36 0,001 1,714 1,301-2,259
- Bekerja 0 (0%) 21 (100%) 21
Total 15 42 57
Tabel 7.Hubungan Pekerjaan Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Hubungan Pendidikan Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari pekerjaan ibunya (p= 0,001). Ada
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan pekerjaan ibu (OR
1,174, CI 95%:1,301-2,259). Pada hubungan pendidikan ibu terhadap
kelengkapan imunisasi dasar didapatkan kategori ibu yang memiliki
pendidikan ≥SMA memiliki kelengkapan imunisasi dasar sebanyak 79,6% dan
ibu yang anaknya tidak lengkap imunisasinya pada kategori <SMA sebesar
62,5%.
14
Pendi
ikan Ibu
Imunisasi Dasar
Tidak
Lengkap
Lengkap Total p OR CI 95%
- <SMA 5 (62,5%) 3 (37,5%) 8 0,024 0,154 0,031-0,755
- ≥SMA 10 (20,4%) 39 (79,6%) 49
Total 15 42 57
Tabel 8. Hubungan Pendidikan Ibu terhadap Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Hubungan Pendapatan Keluarga terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari pendidikan ibunya (p= 0,024). Terdapat
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan pendidikan ibu (OR
0,154, CI 95%:0,031-0,755). Karena CI 95% dibawah 1 maka pendidikan
menjadi faktor protektif terhadap terjadinya kelengkapan imunisasi dasar. Pada
hubungan antara pendapatan keluarga terhadap kelengkapan imunisasi dasar
didapatkan pada kategori tinggi-sangat tinggi (100%).
Pendapatan
Keluarga
Imunisasi Dasar
Tidak lengkap Lengkap Total p OR CI 95%
- Rendah-
sedang
15 (39,5%) 23 (60,5%) 38 0,001 0,6050,468-0,782
- Tinggi-
sangat
tinggi
0 (0%) 19 (100%) 19
Total 15 42 57
Tabel 9.Hubungan Pendapatan Keluarga terhadap Kelengkapan
Imunisasi Dasar
15
Hubungan Jumlah anak terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar
Didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari pendapatan keluarga (p= 0,001).
Terdapat hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan pendapatan
keluarga (OR 0,605, CI 95%:0,468-0,782). Karena CI 95% dibawah 1 maka
pendapatan tinggi menjadi faktor protektif dalam kelengkapan imunisasi dasar.
Pada hubungan jumlah anak dengan kelengkapan imunisasi dasar anak
didapatkan ibu yang memiliki 2 anak dengan imunisasi lengkap sebesar 75,6%
dan ibu yang memiliki >2 anak terhadap imunisasi tidak lengkap sebesar
24,4%
Jumlah
Anak
Imunisasi Dasar
Tidak
Lengkap
Lengkap Total p OR CI 95%
- >2 anak 4 (33,3%) 8 (66,7%) 12 0,713 1,545 0,389-6,139
- 2 anak 11 (24,4%) 34 (75,6%) 45
Total 15 42 57
Tabel 10. Hubungan Jumlah anak terhadap Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan terhadap Kelengkapan Imunisasi
Dasar
Tidak didapatkan perbedaan bermakna frekuensi anak yang imunisasi lengkap
dengan yang tidak lengkap dilihat dari jumlah anaknya (p= 0,713). Tidak ada
hubungan antara kelengkapan imunisasi dasar dengan jumlah anak (OR 1,545,
CI 95%:0,389-6,139). Pada hubungan antara jarak pelayanan kesehatan
terhadap kelengkapan imunisasi dasar didapatkan responden dengan jarak
pelayanan kesehatan ≥0,5 km memiliki anak dengan imunisasi lengkap sebesar
16
82,5%.
Jarak
Pelayanan
Kesehatan
Imunisasi Dasar
Tida
Lengkap
Lengkap
Total p OR CI 95%
- <0,5 km 8 (47,1%) 9 (52,9%) 17 0,045 0,239 0,068-0,836
- ≥0,5 km 7 (17,5%) 33 (82,5%) 40
Total 15 42 57
Tabel 11.Hubungan Jarak Pelayanan Kesehatan terhadap Kelengkapan
Imunisasi Dasar
3. Analisis Interim
Pada penelitian ini tidak dilakukan analisis interim karena tidak adanya
informasi dari peneliti.
4. Dilakukan analisis lanjutan bila baseline data tidak sama
Peneliti pada penelitian ini tidak menjelaskan tentang baseline data
sehingga tidak dapat dianalisis apakah baseline data pada penelitian ini
sama atau tidak.
Kesimpulan Validitas Analisis
Validitas analisis pada penelitian ini tidak dapat dinilai apakah sudah baik atau
belum karena penelitian ini tidak menggunakan analisis statistik melainkan
hanya mendeskripsikan hasil dari setiap variabel yang digunakan. Interpretasi
terhadap hasil penelitian juga tidak dapat dinilai validitasnya.
17
3.5 Validitas Interna Kausal
Komponen Validitas Interna Kausal
1. Temporality
2. Spesifikasi
3. Kekuatan hubungan
4. Dosis respons
5. Konsistensi internal
6. Konsistensi eksternal
7. Biological plausibility
Uraian Validitas Interna Kausal
Penelitian ini tidak menggunakan kriteria validitas interna kausal karena
penelitian ini bukan suatu uji klinis.
Kesimpulan Validitas Interna Kausal
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai hubungan jarak kelahiran
anak dengan kelengkapan imunisasi dasasr sehingga tidak digunakan kriteria
validitas interna.
3.6 Validitas Eksterna
Komponen Validitas Eksterna
1. Validitas Eksterna 1
Besar sampel
Participation rate
2. Validitas eksterna 2
Validitas eksterna 1
Logika akademis untuk generalisasi penelitian
Uraian Validitas Eksterna
1. Validitas eksterna I
Penelitian ini kurang baik karena participation rate dan angka drop out tidak
18
dapat diidentifikasi dan teknik randomisasi tidak dijelaskan.
2. Validitas eksterna II
Jurnal ini baik karena secara logis hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan
pada populasi yaitu anak usia ≥12 bulan yang berkunjung ke Puskesmas
Sukarami Palembang.
Kesimpulan Validitas Eksterna
Validitas eksterna pada penelitian ini kurang baik.
3.7 Importancy
Komponen Importancy
1. Perbandingan effek size yang diperoleh dengan effek size yang diharapkan
oleh pembaca.
2. Bila outcome kategorik : nilai relative risk (RR), relative risk reduction
(RRR), absolute risk reduction (ARR), number needed to treat (NNT), dan
cost analysis
Uraian Importancy
Penelitian ini merupakan penelitian analitik sehingga tidak dapat dinilai efek
size, RR, RRR, ARR, NNT, dan cost analysis. Namun, penelitian ini cukup
penting mengingat tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan
antara jarak kelahiran anak yang menerima imunisasi dengan lengkapnya
imunisasi dasar yang diterima anak.
Kesimpulan Importancy
Penelitian ini tidak dapat dinilai efek size, RR, RRR, ARR, NNT, dan cost
analysis karena suatu penelitian analitik, namun mengingat tujuan penelitian
maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini penting.
19
3.8 Applicability
Komponen Applicability
1.Transportability
2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya
Uraian Applicability
1. Transportability
Hasil penelitian ini telah di analisis sesuai dengan teori – teori yang ada
mengenai hubungan jarak kelahiran anak dengan kelengkapan imunisasi dasar,
sehingga hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan di Indonesia. Metode
penelitian ini juga dapat diterapkan di Indonesia.
2. Kemampuan pelayanan, ekonomi, dan sosial budaya
Metode penelitian ini mampu diterapkan di daerah lain mengingat metode
penelitian ini mudah untuk dilakukan dan tidak menghabiskan banyak biaya
serta tidak bergantung pada keadaan sosial budaya.
Kesimpulan Applicability
Hasil penelitian utama mampu untuk diterapkan.
3.9. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Penelitian ini mempunyai validitas seleksi, validitas pengontrolan
perancu, dan validitas informasi, validitas analisis dan validitas interna kausal
yang kurang baik, namun validitas eksternal cukup baik. Bila ditinjau dari
aspek importancy dan applicability, penelitian ini penting dan mampu laksana
untuk dilakukan di Kota Palembang.
Saran
1. Penelitian sejenis perlu dilakukan di Indonesia untuk mengkonfirmasi
apakah hasil penelitian di Palembang tersebut sesuai dengan keadaan di
20
Indonesia secara umum.
2. Karena penelitian ini hanya berbatas pada deskriptif dan tidak dianalisis
secara statistik, maka validitas penelitian ini masih dipertanyakan, maka
penelitian lebih lanjut yang akan dilakukan di Indonesia maupun di
wilayah luar Palembang sebaiknya memperbaiki metodologi dari aspek
analisis.
21
BAB IV
KESIMPULAN
Kesimpulan dari jurnal yang berjudul ”Hubungan Antara Jarak Kelahiran
Anak Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar” adalah kelengkapan imunisasi anak
pada penelitian ini sebesar 73.7% dan yang tidak lengkap sebesar 26.3%. Pada
penelitian ini, tidak ada hubungan antara jarak kelahiran anak dengan kelengkapan
imunisasi dasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar
adalah pekerjaan ibu, pendidikan, pendapatan keluarga dan jarak pelayanan
kesehatan. Sedangkan faktor-faktor yang tidak mempengaruhi kelengkapan
imunisasi dasar yaitu usia anak, jenis kelamin anak, usia pertama imunisasi, usia
ibu dan jumlak anak.
Hasil telaah jurnal penelitian ini memperoleh simpulan bahwa penelitian
pada jurnal ini belum cukup memenuhi validitas seleksi, validitas pengontrol
perancu, validitas informasi, validitas interna kausal, validitas eksternal kausal,
Namun, kriteria validitas analisis, importancy dan applicability sudah terpenuhi.
Penelaah menyimpulkan bahwa validitas penelitian ini kurang baik.
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 2003. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan
Ibu Tidak Bekerja tentang Imunisasi. Medan: Tesis Bagian Ilmu
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
http://repository.usu.ac.id diakses tanggal 20 Januari 2014.
Apriyani, Rahmalia. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
Imunisasi Dasar Lengkap pada Balita di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Kampus Palembang Tahun 2011. Palembang : STIK Siti
Khadijah.
Bangun, Cipta. 2002. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status
Imunisasi Anak Balita di Kelurahan Beringin, Kecamatan Medan
Selayang Tahun 2002. http://repository.usu.ac.id diakses tanggal 20
Januari 2014.
Garna Baratawidjaja, Kargen & Iris Rengganis. Imunologi Dasar. Edisi
kesembilan. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2010. h.560.
Hendra. 2009. “Pengetahuan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi”.
http://forbetterhealth.wordpress.com/2009/04/19/pengetahuan-
dan-faktorfaktor-yang-mempengaruhi/ Diakses tanggal 25 Januari
2014.
Idwar. 2000. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Status Imunisasi
Hepatitis B pada Bayi 0-11 Bulan di Kabupaten Aceh Besar
Provinsi Daerah Istimewa Aceh. FKM Universitas Indonesia.
Jakarta.
23
Irfani. 2010. Pengaruh Faktor Predisposisi Terhadap Tindakan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Di Kecamatan Tanjung
Beringin Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2010.
http://repository.usu.ac.id diakses tanggal 20 Januari 2014.
Khalimah, Umi. 2007. Hubungan Antara Karakteristik Dan Sikap Ibu
Batita Dengan Praktek Imunisasi Campak Di Wilayah Kerja
Puskesmas Sekaran Gunung Pati Semarang. Skripsi.
Semarang:FKM Universitas Negeri Semarang.
Lienda. 2009. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan
Imunisasi pada Anak Usia 12-23 Bulan di Jawa Barat dan Jawa
Tengah Tahun 2007. Depok : Skripsi FKM UI.
http//www.digilib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/ diakses tanggal 20
Januari 2014.
Panjaitan, Mariaty. 2003. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita Umur 12-18 Bulan di
Kelurahan Harjosari-I Kecamatan Medan-Amplas Tahun 2003.
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/32453. diakses
tanggal 20 Januari 2014.
Pardede, Siska. 2010. Hubungan Kepatuhan Melakukan Imunisasi Dasar
dengan Angka Kejadian PD3I pada Anak SDN 01 Pondok Labu
JakartaSelatan.http://www.library.upnvj.ac.id/pdf/2s1keperawatan/
0810712025. diakses tanggal 21 Januari 2014.
Prayogo, Ari dkk. 2006. Kelengkapan Imunisasi Dasar pada
Anak Usia 1 – 5 Tahun. Sari Pediatri, Vol 11 no 1 : Juni
2009.
24
Rois, Ahmad. 2000. Analisis Faktor Risiko Ketidaklengkapan Imunisasi
Bayi di Kecamatan Tirtomoyo Kabupaten Kediri. Tesis. Yogyakarta:
Program Pasca Sarjana UGM.
Sitompul, Emilia Silvana. 2011. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Ibu Terhadap Status Imunisasi Dasar pada Bayi Usia 12-24 Bulan
di Desa Siabal-abal II Kecamatan Sipahutar Kabupaten Tapanuli
Utara Tahun 2011. Medan:Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara.
Wardhana, Nanang. 2001. Pengaruh Perilaku Ibu Tentang Imunisasi
Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Anak di Kabupaten
Majalengka tahun 1999-2001. [Tesis]. Program Pascasarjana
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Depok.
Wardhani, Setya Diajeng dkk. 2012. Faktor – Faktor yang Berhubungan
Dengan Status Imunisasi Dasar Pada Bayu Usia < 1 Tahun di Desa
Tirtomarto Wilayah Kerja Puskesmas Ampelgading Kecamatan
Ampelgading Kabupaten. Majalah Gracena Dima PA Sukidi.
Wulandari, E.A Frida. 2013. Pengaruh Usia Pertama Kali
diberikannya Imunisasi dengan Lengkapnya Imunisasi
Dasar yang diterima Anak. Fakultas Kedokteran
Universitas Sriwijaya ; Januari 2013.
25