18
KAJIAN PROSES KREASI BUKU ANAK JERRY GIRAFFE AND THE GIANT BUTTER COOKIE KARYA MARIA CHRISTANIA Dea Anandya 1 , Alvanov Zpalanzani dan Naomi Haswanto Desain Komunikasi Visual [email protected] 1 Institut Teknologi Bandung ABSTRAK Maria Christania adalah salah satu ilustrator di Indonesia yang sudah diakui di dunia internasional. Pengalamannya dalam mengikuti workshop ilustrasi pada acara Biennial of Illustration Bratislava 2011 di Slovakia menjadi langkah awal baginya untuk dikenal di mata internasional. Tidak cukup disitu, karyanya yang berjudul Jerry Giraffe and The Giant Butter Cookie berhasil mendapatkan IBBY (International Board on Books for Young People) Honour List pada tahun 2013 serta dipamerkan juga pada Biennial of Illustration Bratislava di tahun yang sama. Jurnal ini merupakan sebuah kajian proses kreasi pada buku Jerry Giraffe and The Giant Butter Cookie melalui cara mencocokkan jabaran proses kreasi milik Maria Christania dengan teori proses kreasi milik Primadi Tabrani. Kajian ini menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa dalam proses kreasi milik Maria ini terjadi banyak overlapping dan integrasi tingkatan proses kreasi.

Jurnal Perancangan Buku Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Jurnal mengenai perancangan buku anak dengan pendekatan teori kreavita humanita

Citation preview

KAJIAN PROSES KREASI BUKU ANAKJERRY GIRAFFE AND THE GIANT BUTTER COOKIEKARYA MARIA CHRISTANIA

Dea Anandya1, Alvanov Zpalanzani dan Naomi HaswantoDesain Komunikasi [email protected]

Institut Teknologi Bandung

ABSTRAKMaria Christania adalah salah satu ilustrator di Indonesia yang sudah diakui di dunia internasional. Pengalamannya dalam mengikuti workshop ilustrasi pada acara Biennial of Illustration Bratislava 2011 di Slovakia menjadi langkah awal baginya untuk dikenal di mata internasional. Tidak cukup disitu, karyanya yang berjudul Jerry Giraffe and The Giant Butter Cookie berhasil mendapatkan IBBY (International Board on Books for Young People) Honour List pada tahun 2013 serta dipamerkan juga pada Biennial of Illustration Bratislava di tahun yang sama. Jurnal ini merupakan sebuah kajian proses kreasi pada buku Jerry Giraffe and The Giant Butter Cookie melalui cara mencocokkan jabaran proses kreasi milik Maria Christania dengan teori proses kreasi milik Primadi Tabrani. Kajian ini menghasilkan sebuah kesimpulan bahwa dalam proses kreasi milik Maria ini terjadi banyak overlapping dan integrasi tingkatan proses kreasi. Dikatakan pula pada teori milik Primadi Tabrani, bahwa terdapat tingkatan tertinggi dalam proses kreasi, ketika pelaksanaan dan ide saling berintegrasi. Integrasi inilah yang menjadikan karya ini dapat menarik perhatian dunia internasional. Kata Kunci: proses kreasi, buku anak, ilustrasi.

1. PENDAHULUANDalam review milik Ary Nilandari pada kongres IBBY 2013 (2013), dijabarkan bagaimana saat ini di Indonesia buku anak tejemahan banyak didominasi oleh terjemahan dari barat ke timur. Buku-buku yang saat ini beredar di pasaran terbilang masih berjuang memenuhi keinginan pasar. Mengakibatkan banyaknya buku di Indonesia yang dominan bersifat menggurui berisikan pesan moral. Buku anak yang artistik dinilai terlalu beresiko bagi para produsen. Hal inilah yang menyebabkan ilustrator-ilustrator di Indonesia masih belum mampu mengerahkan ide kreatifnya dengan maksimal. IBBY bekerja sama dengan seksi di tiap negara anggota, memberikan penghargaan bagi para illustrator terpilih di berbagai negara atas kekreatifan mereka dalam mengolah kemampuan artistik serta ide kreatif mengolah sebuah buku anak.

Komunitas penggiat buku anak yang dibawahi oleh IBBY di Indonesia adalah KPBA (Kelompok Pecinta Bacaan Anak). KPBA berusaha memperkenalkan para illustrator Indonesia serta buku-buku dengan muatan lokal pada dunia. Salah satu upayanya adalah pada acara Biennial of Illustration Bratislava di Slovakia pada tahun 2011, KPBA mengirim dua ilustrator muda yaitu Pandu Sotya dan Maria Christania.

Maria Christania salah satu ilustrator yang mendapatkan penghargaan spesial dari IBBY, buku pertamanya masuk dalam IBBY Honour list pada tahun 2013. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan Maria merupakan salah satu Ilustrator Indonesia yang mendapatkan perhatian dari IBBY. Selain itu Maria Christania juga berkesempatan berpartisipasi dalam pameran buku anak di Slovakia, pada acara Biennial of Illustration Bratislava tahun 2013.

Dalam dunia desain komunikasi visual yang banyak mengandalkan kekreatifan dan imajinasi, seorang illustrator selalu melewati tahap proses kreasi dalam pengerjaan karyanya. Karya dari Maria sendiri telah berhasil membuat dirinya menjadi ilustrator yang dikenal di dunia. Berdasarkan hal tersebut itulah, dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana proses kreasi dari Maria Christania dalam membuat karya buku anak dengan tujuan untuk memahami lebih lanjut sebuah proses kreasi.

1.1 Jerry Giraffe and The Giant Butter CookieJerry Giraffe and The Giant Butter Cookie merupakan buku pertama yang dibuat oleh Maria Christania. Buku ini menceritakan tentang seorang jerapah berleher pendek yang bermimpi untuk memakan sebuah kue butter jauh di atas langit. Pada bukunya ini Maria menggunakan mix media dengan teknik kolase. Namun media utama yang ia gunakan adalah cat akrilik pada kertas agar mendapatkan tekstur yang sesuai.

Proses pengerjaan buku ini berawal dari terinspirasinya Maria akan kasus jerapah di kebun binatang Bandung. Setelah beberapa kali melakukan brainstorming akhirnya ia pun mendapatkan ide cerita ketika bercerita dengan temannya secara spontan. Setelah mendapatkan ide cerita, hal pertama selanjutnya yang Maria lakukan adalah menulis skrip cerita untuk mempermudah nanti dalam mensketsa layout teks dan ilustrasi.

Untuk teknik, gaya gambar serta skema warna, Maria mengaku telah ia bayangkan sebelum memulai sketsa dan dapat dikatakan tercetus sesaat setelah melaksanan penulisan cerita. Maria mendata sebagian kebutuhan yang terpikirkan saat itu berupa kolase serta tekstur warna. Sketsa layout dilakukan sesuai dengan teks yang ada dengan menambahkan keterangan skema warna pada tiap halaman serta penempatan ilustrasi dan teks. Selama berlangsung proses sketsa layout pula, Maria pun melakukan proses pendesainan karakter dengan eksperimen beberapa kali.

Untuk proses pengerjaan, terlebih dahulu dilakukan pembuatan tekstur warna yang kemudian digunakan sebagai kolase. Pada tahap ini tidak hanya sebatas tekstur saja, namun Maria pun melakukan pendetailan setiap unsur visual.

Namun berdasarkan opini yang ia dapatkan, Maria pun mencoba teknik lain dalam pengerjaan buku ini, yaitu dengan teknik cat air. Penggunaan cat air ini menjadikan terjadinya beberapa perubahan konsep ide untuk penyesuaian media. Namun eksperimen ini tidak terlalu memuaskan Maria sendiri sehingga ia beralih lagi ke ide pertama.

Pengerjaan selanjutnya pun tidak terbatas pada ide yang sudah ada. Terkadang muncul berbagai macam ide baru yang tercetus saat melihat bahan-bahan yang ada disekelilingnya, sehingga Maria gunakan dalam kolase di ilustrasinya ini. Untuk tahap terakhir yaitu editing, Maria dibantu oleh editor luar negeri untuk memeriksa bukunya ini. Selain itu Maria pun melakukan tahap uji coba dengan membacakan buku anaknya pada anak-anak didiknya di sekolah.

1.2 Teori Proses Kreasi Proses kreasi menurut Primadi Tabrani (2000) terdapat dua tahap yaitu tahap ide dan pelaksanaan yang kemudian kedua tahap itu terbagi lagi dalam 8 tingkat. Tingkatan-tingkatan tersebut tidak selamanya terjadi secara berurutan, namun dapat terjadi overlapping, saling meloncati, atau juga repetisi. Pada tahap ide ada 5 tingkat tahapan yaitu :1. Tingkat 1 PersiapanTingkat ini memiliki dua aspek yaitu aspek luar dan aspek dalam. Tingkat ini juga terjadi pada kondisi di ambang sadar dan tak sadar.

2. Tingkat 2 Pengumpulan BahanPada penelitian yang fokus pada sisi kreativitas, pengumpulan bahan cenderung dilakukan untuk memperkaya pra-image atau bisa disebut sebagai kemungkinan-kemungkinan baru. Tingkat ini berada di antara ambang sadar dan tak sadar.

3. Tingkat 3 Empati menuju Pra-ideKetika tingkat dua berlangsung, dapat tercetus ilham-empati. Ilham-empati merupakan hasil reaksi dari pertemuan antara stimuli luar dan stimuli dalam. Hasil reaksi tersebut berupa pra-ide yang pada tingkat berikutnya akan diproses kembali menjadi sebuah ide yang matang.

4. Tingkat 4 Pengeraman IdePada tahap ini mulai muncul proses emosi-rasa yang nantinya akan menjadi gairah untuk tahap pelaksanaan berikutnya. Namun pada kasus-kasus yang sulit tak jarang bila hal tersebut tak memadai sehingga hanya menghasilkan ide peralihan dan tak tercetus ilham pengeraman.

5. Tingkat 5 Penetasan ideDi tingkat inilah ilham pengeraman atau berbagai ide peralihan akan terintegrasi menjadi ide yang matang. Untuk mereka yang kuat intuisinya biasanya akan mendapatkan berbagai macam ide matang/kreasi hanya berdasarkan pada pra-ide yang sama.

Sedangkan untuk tahap pelaksanaan terdapat 3 tingkatan, yaitu : 6. Tingkat 6 Aspek Luar PelaksanaanPada tingkat ini biasanya memakan waktu yang cukup lama, karena pada tingkat ini akan dilakukan berbagai eksperimen pada ide yang didapat atau disebut sebagai trial and error. Tak jarang bila eksperimen yang dilakukan tidak berhasil, kreator akan kembali pada tingkat 2 lagi untuk mencari data tambahan atau mengimajinasikan kembali idenya.

7. Tingkat 7 Aspek Integral PelaksanaanTingkat kreasi 7 memiliki 4 kemungkinan. Pertama ketika kreator memiliki kemampuan yang tinggi dan ide-matang sehingga dalam pengerjaannya akan sangat mudah seperti menyalin di luar kepala. Namun tetap dalam pengerjaan detail harus dilengkapi selama berjalannya proses tingkat 7 ini.

Kedua, hampir sama pada kemungkinan pertama namun pada kemungkinan kedua ini terjadi pengendapan ide. Proses kreasi tingkat 6 dan tingkat 7 berlangsung bersamaan. Sehingga ide tidak menetap pada memori namun langsung tercurah secara spontanitas pada proses kreasi tingkat 7.

Sedangkan pada kemungkinan ketiga dan keempat, kreator tidak dimulai dengan ide yang matang, namun hanya sebagian inti dari ide. Namun ketika proses kreasi tingkat 7 dimulai, secara mengalir ide-ide akan datang berkembang saling melengkapi. Terkadang hasil kreasi akan berubah dari ekspetasi awal atau sekedar peyempurnaan karya.

8. Tingkat 8 Tingkat Kreasi TertinggiDisebut sebagai tingkat tertinggi, karena pada proses tingkat ini pelaksanaan dan ide saling berintegrasi. Para kreator yang melewati tingkatan ini, akan menyimpan hasil proses ini pada memori yang berguna baginya untuk membuat karya yang lebih baik di masa depan. Sedikit catatan bahwa tingkat kreasi 8 ini tidak selalu terjadi di akhir pengerjaan. Namun bisa juga terjadi saat tahap ide tanpa pelaksanaan karena hasil akhirnya hanya berupa ide saja. Pada saat terjadi kreator bisa menunda pelaksanaan ide tersebut dan melaksanakan sebagian dari tingkat kreasi 8.

Bila ide hasil tingkat kreasi 8 ini dapat diterima, maka langkah selanjutnya adalah tingkat 7 sebagai masa penilaian kedua.

Dari landasan teori tersebut akan dilakukan pencocokkan antara data dengan teori, mengikuti runtutan cara kerja milik Maria. Pencocokkan dilakukan dengan melakukan metoda analisis teks dan juga visual untuk melihat ciri-ciri tingkat proses kreasi yang terjadi pada proses pengerjaan buku anak Jerry Giraffe and The Giant Butter Cookie.2. DISKUSI

gambar 2.1 flow chart proses kreasi ide cerita

Pada tahap proses kreasi ide cerita terjadi 3 tingkatan, untuk pertama disebutkan pengaruh-pengaruh Maria dalam pembuatan buku ini. Pada munculnya stimuli-stimuli tersebut dapat digolongkan pada tingkat 1 persiapan. Untuk tingkat berikutnya dalam brainstorming ide cerita, terjadi pengeraman ide yang cukup lama hingga Maria berbicara dengan temannya dan secara spontan mencetuskan sebuah ide cerita. Tercetusnya ide terebut terjadi karena adaya integrasi antara tingkat 3 hingga tingkat 5. Lalu pelaksanaan terakhir menyalin cerita tersebut dalam naskah, terjadi tingkat 7 kemungkinan pertama.

Gambar 2.2 Proses ide gaya, teknik dan skema warna.

Gambar 2.3 Data penggunaan tekstur dan tali rafia untuk bahan kolase

Pada tahap kedua hanya terjadi tahap ide dan tidak ada tahap pelaksanaan. Sesaat setelah penulisan cerita, Maria mendapatkan pra-ide berupa gambaran ilustrasi yang akan dibuat melalui proses tingkat 3. Pra-ide ini berupa skema warna, gaya gambar dan teknik. Setelah mengalami pengeraman ide yang didukung dengan pengumpulan bahan-bahan yang akan digunakan, maka tercetus ide untuk menggunakan kertas bertekstur dan data atas bahan-bahan kolase yang akan digunakan. Pada penggunaan bahan tidak semuanya terdata karena nantinya akan berkembang dan akan dibahas nanti dalam tahap pengerjaan.

Gambar 2.4 Proses kreasi sketsa layout dan karakter

Gambar 2.5 Hasil Pengeraman Pra ide Skema Warna.

Gambar 2.5 Proses Kreasi Karakter

Pada tahap ini terjadi kembali tingkat 4 pengeraman ide, yang pra-ide skema warna sebelumnya dikembangkan menjadi lebih detail. Tidak hanya sebatas skema warna, ide pun berubah menjadi sketsa dan layout per halaman.. Terjadi proses tingkat 7 aspek integral pelaksanaan yang berdasarkan pada ide dasar yang kemudian berkembang seiringnya dengan pengerjaan. Disini terjadi tingkat 7 kemungkinan ke-empat. Tak hanya itu, terjadinya proses trial dan error juga menjadikan proses tingkat 7 ini berlangsung bersamaan dengan tingkat 6 sehingga dapat digolongkan menjadi kemungkinan kedua.

Hampir bersamaan dengan sketsa layout dilakukan proses kreasi karakter Proses yang sama terjadi pada pendesainan karakter, bedanya pada proses ini tidak melalui pengeraman ide karena dari awal sudah tercetus ide untuk membuat karakter utama jerapah.

Gambar 2.6 Tahap Pengerjaan

Pada tahap pengerjaan terjadi tingkat 7 aspek integral pelaksanaan pada kemungkinan pertama berdasarkan pada ide dan kesiapan yang sudah matang sebelumna. Berdasarkan sketsa karakter yang ada pula, pembuatan kolase untuk karakter dilaksanakan dengan sangat mudah.

Namun saat pengerjaan muncul adanya aspek luar yang masuk, sehingga merombak ulang ide-ide yang sudah dirancang sebelumnya. Aspek itu berupa saran temannya untuk beralih mencoba media yang lain. Namun tidak terjadi pengulangan pengeraman ide cerita dan desain karakter. Karena itu tingkat 7 yang terjadi adalah kemungkinan ke empat, ide awal berkembang menyesuaikan dengan media baru, cat air (lihat gambar 4.8). Salah satu contohnya ada penambahan unsur bintang pada media cat air. Pelaksanaan pada media cat air juga masuk dalam kemungkinan kedua, karena ide yang ada tidak menetap pada memori namun terlaksanakan secara spontan. Terlihat dari perbedaan posisi karakter di kedua ilustrasi ini.

Gambar 2.7 Perbedaan media cat air dan kolase.

Semua proses tingkat 7 pada media cat air tersebut tergolong masuk ke bagian proses tingkat 6 aspek luar pelaksanaan, karena tergolong dalam proses trial dan error, yang pada akhirnya media ini sama sekali tidak dipakai.

Kembali pelaksanaan tingkat 7, kolase dilangsungkan kembali. Disebutkan bahwa Maria banyak menemukan ide-ide baru yang ikut berkembang seiring berjalannya pengerjaan. Disini terjadi proses tingkat 7 kemungkinan ke-empat. Namun pada proses tahap ini, ide tidak hanya berkembang bertolak dari ide awal namun ada lagi aspek-aspek luar yang ikut berperan. Tidak hanya terjadi sekali, tahap penetasan ide kolase ini terjadi beberapa kali.

Selain itu, saat tahap pengerjaan tidak selamanya selalu bertolak pada sketsa layout. Disini ide yang didapat tidak menetap pada memori sepenuhnya, terjadi spontanitas dalam mengembangkan ide saat pengerjaannya.

Gambar 2.8 Sketsa dan hasil akhir hal. 10-11

Gambar 2.9 Tahap editing

Memasuki proses terakhir, memasukkan skrip naskah terjadi sesuai dengan ide yang ada. Proses ini lebih seperti menyalin ide yang ada dalam bentuk pelaksanaan. Namun tetep dilakukan penyuntingan untuk menyesuaikan dengan ilustrasi yang ada. Pada halaman di bawah ini, walaupun ilusrasi yang dibuat berbeda jauh dengan sketsa, namun peletakkan teks masih hampir sama.

Gambar 2.10 Peletakkan teks pada hal. 10-11

3. KESIMPULANBerdasarkan hasil kajian tersebut dapat disimpulkan beberapa hal : Pada proses kreasi Maria banyak terjadi overlapping dan peloncatan tingkat kreasi. Terjadi integrasi antara ide dan pelaksanaan yang menjadikan proses tersebut sebagai proses kreasi tertinggi. Dalam pelaksanaan, Maria tidak terkekang oleh ide awal, namun selalu berusaha mengembangkannya dengan membuka diri pada aspek-aspek luar yang ada dan tidak ragu untuk melakukan eksperimen. Pada proses kreasi tidak mustahil bila terjadi munculnya ide baru namun setelah pelaksanaan ide baru kembali lagi pada ide awal.

4. UCAPAN TERIMA KASIHUcapan terima kasih diberikan kepada Maria Christania sebagai narasumber utama atas data-data yang diberikan dan dokumentasi karyanya dalam kajian proses kreasi ini.

5. DAFTAR PUSTAKA[1] TABRANI, Primadi. 2000. Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. (Bandung: Penerbit ITB)

[2] CHRISTANIA, Maria. 2012. Jerry Giraffe and The Giant Butter Cookie (Bandung: WINS)

[3] SCARTERFIELD, Jeff. Learn How To Draw Made Easy? creativity-portal.com. 2008. 11 Desember 2013. (http://www.creativity-portal.com/howto/a/jeff-scarterfield/learn-how-to-draw-cartoons.html)