JURNAL_OSEANOGRAFI

Embed Size (px)

Citation preview

JURNAL OSEANOGRAFIAGUNG DWI APRILIANTORO

10/304388/PN/12174

BUDIDAYA PERIKANANINTISARI

Oseanografi dapat didefenisikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang lautan. Tujuan diadakan praktikum oseanografi adalah agar praktikan mengetahui dan memahami parameter fisika,kimia dan biologis suatu perairan serta dapat menentukan kualitas suatu perairan berdasarkan parameter kualita air yang diamati. Praktikum oseanografi dilaksanakan didua lokasi yaitu; di pantai Sundak dan pantai Ngandong kabupaten Gunung Kidul,Yogyakarta. Praktikum dilaksanakan pada tanggal 6-7 april 2012. Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan diperoleh hasil pengamatan parameter fisika yaitu suhu udara tertinggi pada stasiun 1 adalah 35oC dan stasiun 2 adalah 39oC, suhu air tertinggi pada stasiun 1 adalah 30oC dan stasiun 2 adalah 32oC, pasang surut tertinggi pada stasiun satu adalah 200cm dan stasiun 2 adalah 180cm, frekuensi gelombang tertinggi pada stasiun 1 adalah 0,45 Hz dan stasiun 2 adalah 0,67 Hz, priode gelombang tertinggi pada stasiun 1 adalah 15s dan stasiun 2 adalah16s, kecepatan angin tertinggi pada stasiun 1 adalah 13,4m/s dan stasiun 2 adalah 11,5 m/s, sera rah angin pada stasiun 1 dan 2 menuju ke barat,barat laut,barat daya utara dan selatan serta tenggara. Hasil pengukuran parameter kimia yaitu DO tertinggi pada stasiun 1 adalah 8,4ppm dn stasiun 2 adalah 10,32ppm, CO2 bebas tertinggi pada stasiun 1 adalah 22ppm dan stasiun 2 adalah 0,4ppm, alkalinits tertinggi pada stasiun 1 adalah 157ppm dan stasiun 2 adalah 149,6ppm, pH tertinggi pada stasiun 1 adalah 8,21 dan stasiun 2 adalah 8,78, salinitas tertinggi pada stasiun 1 adalah 35%o dan stasiun 2 adalah 36%o, dan TSS tertinggi pada stasiun 1 adalah 1430ppm dan stasiun 2 adalah 1077ppm. Hasil pengukuran parameter biologis yaitu densitas plankton tertnggi pada stasun 1 adalah 265 ind/l dan stasiun 2 adalah 302,5 ind/l, diversitas plankton tertinggi pada stasiun 1 adalah 4 dan stasiun 2 adalah 3,73. Dilihat dari hasil pengamatan parameter fisika,kimia dan biologis stasiun 2 memiliki kualitas yang lebih baik.Kata kunci: Laut,Oseanografi,Parameter Biologi, Parameter kimia, Pasang Surut.

PENDAHULUAN

Oseanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai suatu ilmuyang mempelajari lautan. Ilmu ini semata-mata bukanlah merupakan suatu ilmu yang murni, tetapi merupakan perpaduan dari bermacam-macam ilmu dasaryang lain. Ilmu-ilmu lain yang termasuk di dalamnya ialah ilmu tanah (geology).Ilmu bumi (geography). Ilmu fisika (physics), ilmu kimia (chemistry). Ilmu hayat(biology) dan ilmu iklim (metereology) (Hutabarat, 2008). Laut, seperti halnya daratan, dihuni oleh biota, yakni tumbuh-tumbuhan,hewan dan mikroorganisme hidup.Biota laut menghuni hampir semua bagianlaut, mulai dari pantai, permukaan laut sampai dasar laut yang teluk sekalipun.Keberadaan biota laut ini sangat menarik perhatian manusia, bukan saja karenakehidupannya yang penuh rahasia, tetapi juga karena manfaatnya yang besarbagi kehidupan manusia (Romimohtarto, 2009).

lautan merupakan suatu tempat mata pencaharian bagi orang orang asiatenggara yang telah berumur berabad abad lamanya. Tidak dimanapun juga hal inibenar benar dapat dilihat di Indonesia di mana Negara ini terdiri dari lebih kurang13.000 pulau yang tersebar. Sejak dulu lautan telah memberi manfaat kepadamanusia untuk diprgunakan sebagai suatu sarana untuk berpergian, perniagaan danperhubungan dari suatu tempat ke tempat lain. Akhir akhir ini diketahui bahwalautan banyak mengandung sumber sumber alam yang berlimpah limpah

jumlahnya dan bernilai berjuta juta dolar (hutabarat, 2008).Laut adalah bagian dari bumi kita yang tertutup oleh air asin. Kata laut sudahdikenal sejak dahulu kala oleh bangsa kita dan bahkan oleh bangsa-bangsa dibeberapa Negara di asia tenggara seperti filiphina, Malaysia, Thailand, singapura,dan mungkin beberapa suku bangsa lain di kawasan ini. Laut lepas yang luas yangdibatasi oleh benua-benua kita kenal sebagai samudera.Di perairan Indonesia,hampir semua bentuk dasar laut dapat ditemukan seperi paparan, lereng, cekungandan jeluk berupa basin dan palung. (Romimohtarto,2009).METODOLOGI

Praktikum oseanografi dilaksanakan pada hari jumat dan sabtu tepatnya tanggal 6-7 april 2011. Praktikum dilaksanakan di dua lokasi yaitu pantai sundak dan pantai ngandong. Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetahui parameter yang termasuk dalam ilmu oseanografi baik secara fisika,kima dan biologis dan menentukan leadaan suatu tempat berdasarkan pengamatan. Pengukuran dalam praktikum oseanografi meliputi 3 aspek yaitu parameter fisika,kimia dan biologis. Alat yang digunakan meliputi pH meter, thermometer, botol oksigen, erlemnmeyer, gelas ukur, pipet ukur atau buret, pipet tetes, mikro buret, ember, plastik, microskop, kertas label,tongkat,teropong,anemometer,saput tangan atau shal,jaring larva dan plankton net. Sedangkan bahan yang digunakan meliputi larutan MnSO4, reagen oksigen, larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3 , larutan KOH, KI, larutan 1/40 N Na2S2O3, 1/44 N NaOH, 1/50 N H2SO4, 1/50 N HCL, indicator amilum, indicator PP, indicator MO, indicator BCG dan larutan formalin 4%. Parameter fisika yang di ukur meliputi pasang surut,gelombang,angin,suhu udara dan air dan kemiringan pantai. Pasang surut di ukur dengan cara mengukur perubahan ketinggian permukaan air laut secara langsung dengan menggunakan tongkat(tidal gauge). Gelombang diukur secara langsung dengan mengamati menggunakan terpong per-satuan waktu. Kecepatan anging di ukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer sedangkan arah angin di ukur dengan menggunakan saput tangan atau sal yang di kibarkan serta dengan bantuan kompas untuk mengetahui arah mata angin. Kemiringan pantai diukur dengan mengukur perbedaan ketinggian pada dua titik horizontal yang jarak kedua titik telah diketahui. Rumus yang digunakan yaitu slope (%) = H1-H2/d , dimana H1 adalah titik awal yang berada di dekat pantai, H2 adalah titik kedua yang menjauh dari pantai. d adalah jarak antara H1 dan H2. Suhu air dan suhu udara diukur secara langsung dengan menggunakn termometer. Parameter kimia meliputi salinitas yang diukur dengan refraktometer. DO yang diukur dengan menggunakan metode winkler. Pengukuran DO dilakukan dengan cara mengambil air sampel dengan botol. Tambah 1 ml MnSO4 dan reagen oksigen. Kocok dan diamkan beberapa menit hingga timbul endapan. Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat dan kocok kembali. Ambil larutan tersebut sebanyak 50 ml, masukan dalam Erlenmeyer 250 ml kemudian titrasi dengan 1/80 N Na2S2O3.Catat volume titrasi. Hitung dengan menggunakan rumus DO = 1000/50 x Y x 0,1 mg/l dimana Y = volume titrasi. Alkalinitas dan CO2 diukur dengan metode alkalimetri. Pengukuran CO2 bebas dilakukan dengan cara 50 ml air masukan dalam Erlenmeyer, tambah PP 3 tetes, jika larutan berwarna merah muda berarti CO2 = 0 (nol). Jika larutan berwarna bening titrasi dengan 1/44 N NaOH hingga larutan merah muda. Hitung dengan menggunakan rumus CO2 = 1000/50 x C x 1 mg/l. Dimana C = volume titrasi. Pengukuran alkalinitas dilakukan dengan memasukan 50 ml air kedalam Erlenmeyer, tambahkan PP 3 tetes, jika warnanya merah muda titrasi dengan larutan 1/50 N H2SO4 hingga warna merah muda hilang. Catat volume titrasi yang digunakan. Di dapat nilai alkalinitas karbonat CO3- = 1000/50 xC x 1mg/l . . . . (X). lanjutkan dengan menambah 3 tetes MO hingga berwarna kuning. Titrasi dengan 1/50 N H2SO4 hingga warna kemerahan. Diperoleh nilai alkalinitas bikarbonat HCO3- = 1000/50 x C x 1mg/l . . . . . . . (Y). didapat alkalinitas total = X + Y = . . . . mg/l. pH di ukur dengan menggunakan pH meter secara langsung. Pengukuran biologis meliputi densitas dan diversitas plankton yang diukur dengan plankton net,larva ikan yang diukur dengan menggunakn jaring larva serta pengamatan bentos.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

PEMBAHASAN

Suhu airSuhu air pada suatu perairan dapat di pengaruhi oleh musim,lintang,ketinggian dari permukaan laut,waktu dalam satu hari, penutupan awan, aliran dan kedalaman air. Peningkatan suhu air mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi dan volatisasi serta penurunan kelarutan gas dalam air seperti DO,CO2,N2,CH4, dan sebagainya (Gusrina,2008)

Gambar 1.

Berdasarkan hasil pada grafik suhu air vs waktu dapat dilihat antara stasiun 1 dan stasiun 2 fluktuasi suhu terjadi sangat kecil. Keadaan suhu di stasiun 1 dan 2 masih dapat dikategorikan normal. Suhu airpada stasiun 1 berkisar antar 26-30 oC dan stasiun 2 antara 27-32 oC.Suhu tertinggi pada stasiun 1 dicapai pada pukul 13.00 dan terendah pada pukul 17.000-18.00 wib.Pada stasiun 2 suhu terendah dicapai pada pukul 07.00 wib dan tertinggi pada pukul 15.00 wib.Berdasarkan suhu air kondisi kedua stasiun masih dalam keadaan baik.Suhu udaraSuhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajad panas disebut termometer. Pengukuran biasa dinyatakan dalam skala Celsius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di permukaan bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub makin dingin.Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah yaitu Lama penyinaran matahari, Sudut datang sinar matahari, Relief permukaan bumi, Banyak sedikitnya awan, Perbedaan letak lintang dan Sifat permukaan bumi.

Gambar 2.Hasil pengukuran suhu udara dapat dilihat pada grafik di atas. Pada grafik dapat dilihat dari sore hari hingga siang hari perubahan suhu terjadi sangat kecil, namun saat menjelang sore suhu meninggi. Hal ini karena sudut datang matahari, penyinaran yang maksimal, selain itu puncak penyinaran terjadi pada siang hari. Suhu udara pada stasiun 1 berkisar antara23,5-35 oC sedangkan pada stasiun 2 suhu berkisar antara 25-39 oC. Suhu tertinggi dicapai pada pukul 10.00 wib pada stasiun 1 dan terendah pada pukul 01.00 wib.Pada stasiun 2 suhu tertinggi dicapai pada pukuln 14.00 wib dan terendah pada pukul 04.00 wib.Berdasarkan hasil suhu udara pada stasiun 1 lebih baik di banding stasiun 2.Suhu udara pada stasiun 2 cukup tinggi. Suhu udara dapat mempengaruhi suhu suatu perairan (Gross,1990).Pasang surutMenurut Pariwono (1989), fenomena pasang surut diartikan sebagai naik turunnya mukalautsecara berkala akibat adanya gaya tarik benda-benda angkasa terutama matahari dan bulan terhadap massa air di bumi. Sedangkan menurut Dronkers (1964) pasang surutlautmerupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan airlautsecara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan. Pengaruh benda angkasa lainnya dapat diabaikan karena jaraknya lebih jauh atau ukurannya lebih kecil. Factor-faktor yang menyebabkan terjadinya pasang surut yaitu: adalah rotasi bumi pada sumbunya, revolusi bulan terhadap matahari, revolusi bumi terhadap matahari, kedalaman dan luas perairan, pengaruh rotasi bumi (gaya coriolis), dan gesekan dasar. Selain itu juga terdapat beberapa faktor lokal yang dapat mempengaruhi pasut disuatu perairan seperti, topogafi dasarlaut, lebar selat, bentuk teluk, dan sebagainya, sehingga berbagai lokasi memiliki ciri pasang surut yang berlainan (Wyrtki, 1961)

Gambar 3.

Berdasarkan grafik diatas pasang surut pada stasiun 1 berkisar antara 0-200 cm dan pada stasiun 2 berkisar antara 0-180 cm. Pasang tertinggi di stasiun 1 dicapai pada pukul 06.00 wib dan di stasiun 2 pada pukul 03.00 wib, Sedangkan surut terendah dicapai pada malam hari dengan ketinggian 0 cm. Hal ini terjadi karena pengukuran dilakukan saat bulat purnama yang artinya terjadi pasang surut purnama dimana pasang surut mencapai pasang tertinggi dan surut terendah. Selain itu pengukuran dianggap kurang akurat karena faktor lingkungan seperti ombak yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi hasil pengukuran.Frekuensi gelombang

Gambar 4.

Frekuensi gelombang merupakan jumlah puncak atau jumlah lembah suatu titik tiap satuan waktu. Berdasarkan grafik di atas, daerah pengamatan stasiun 1 memiliki frekuensi gelombang pada stasiun 1 antara 6,083-0,45 Hz sedangkan pada stasiun 2 berkisar antara 0.067-0,67 Hz. Frekuensi tertinggi pada stasiun 1 dicapai pada pukul 05.00 wib dan stasiun 2 pada pukul 00.00 wib. Besar kecilnya frekuensi gelombang tergantung pada kecepatan angin yang bertiup. Kecepatan angin yang tinggi menyebabkan penumpukan energi dan pertumbuhan gelombang yang signifikan.Periode gelombang

Gambar 5.

Priode gelombang merupakan interval waktu antara 2 puncak yang berurutan yang melalui suatu titik tetap (supangat 1999). Berdasarkan grafik diatas periode gelombang pada stasiun 1 berkisar antara 2,22-16,6 s dan pada stasiun 2 antara 1,49-16 s. Pada stasiun 1 periode gelombang terendah dicapai pada pukul 18.00 wib dan tertinggi pada pukul 03.00 wib. Sedangkan pada stasiun 2 terendah dicapai pada pukul 00.00 wib dan tertinggi pada pukul 14.00 wib.Kecepatan anginKecepatan angin adalah kecepatan udara yang bergerak secara horizontal pada ketinggian dua meter diatas tanah. Perbedaan tekanan udara antara asal dan tujuan angin merupakan faktor yang menentukan kecepatan angin. Kecepatan angin akan berbeda pada permukaan yang tertutup oleh vegetasi dengan ketinggian tertentu, misalnya tanaman padi, jagung, dan kedelai. Oleh karena itu, kecepatan angin dipengaruhi oleh karakteristik permukaan yang dilaluinya. Kecepatan angin dapat diukur dengan menggunakan alat yang disebut anemometer. Jenis anemometer yang paling banyak digunakan adalah anemometer mangkok.

Gambar 6.

Grafik di atas memperlihatkan rata-rata kecepatan angin terjadi pada malam hari mencapai 0m/s atau < 1 m/s, sedangkan menjelang dini hari hingga siang hari kecepatan angin meningkat. Kecepatan angin di stasiun 1 berkisar antara 0-13,4 m/s sedangkan pada stasiun 2 berkisar antara 0-11,5 m/s. Kecepatan angin tertinggi pada stasiun 1 dicapai pada pukul 11.00 wib sedengkan terendah dicapai mulai dari sore hinggan menjelang tengah malam. Pada stasiun 2 kecepatan angin tertinggi dicapai pada pukul 15.00 wib dan terendah didomnasi pada malam hari. kecepatan angin dipengaruhi oleh lingkungan misalnya keadaan flora disekitar lingkungan pengamatan serta arah angin.

Arah angin pada daerah pengamatan baik stasiun 1 maupun stasiun 2 rata-rata mengarah ke selatan,barat,barat daya,barat laut dan utara. Pada malam hari arah angin cenderung kearah selatan dan barat daya yaitu mengarah kelaut. Sedangkan pada siang hari arahnya cenderung kearah barat daya dan utara. Arah angin ini biasanya dimanfaatkan nelayan untuk menangkap ikan.berdasarkan arahnya angin dibagi menjadi 2 yaitu angin darat ,dimana angin berhembus dari darat ke laut yang terjadi pada malam hari dan angi laut, dimana angin berhembus dari laut ke darat yang terjadi pada siang hari.Kemiringan pantai

Kemiringan pantai (slope) di pantai Ngandong sebesar 12 %, sedangkan kemiringan pantai di pantai Sundak sebesar 10 %. Nilai tersebut didapatkan dengan cara mengukur perbedaan ketinggian antara dua titik horizontal dimana jarak antara dua titik tersebut telah diketahui. Semakin besar nilai slope maka kecepatan air untuk balik ke tengah laut semakin besar. Pantai Ngandong dan pantai Sundak tergolong pantai yang landai, sebab nilai slope kedua pantai tersebut masih rendah.

Disolved Oxygen (DO)Kadar oksigen yang terlarut di perairan alami bervariasi, tergantung pada suhu,salinitas,turbulensi air dan tekanan atmosfer. Semakin besar suhu dan ketinggian serta semakin kecil tekanan atmosfer ,kadar oksigen terlarut semakin kecil (Jeffries dan mills,1996).

Gambar 7.

Berdasarkan grafik di atas DO pada stasiun 1 berkisar antara 3,02-8,4 ppmdan stasiun 2 antara 2,4-10,32 ppm. Pada stasiun 1 DO tertinggi terjadi pada pukul 13.00 wib dan terendah pada pukul 07.00 wib, sedangkan pada stasiun 2 tertinggi terjadi pada pukul 13.00 wib dan terendah pada pukul16.00 wib. Suhu tertinggi terjadi pada siang hari dimana pada siang hari proses fotosintesis organisme air sangat tinggi beda saat malam hari tumbuhan air memproduksi carbondioksida sehingga pada malam hari DO menurun. Berdasarkan hasil pengamatan DO, stasiun 2 memiliki kadar DO yang lebih tinggi sehingga stasiun 2 lebih baik dibanding stasiun 1CO2 bebas

CO2 bebas dalam suatru perairan memegang peranan yang sangat penting sebagai sumber makanan bagi tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis (Effendi,2003). Kadar CO2 berbanding terbalik dengan DO.

Gambar 8.

Berdasarkan grafik di atas nilai CO2 pada stasiun 1 berkisar antara 0-22 ppm dan pada stasiun 2 berkisar antara 0-0,4 ppm. Pada stasiun 1 CO2 tertinggi dicapai pada pukul 13.00 wib dan CO2 terendah pada malam dan siang hari.Sedangkan pada stasiun 2 CO2 tertinggi dicapai pada pukul 19.00 wib dan terendah pada pada malam dan siang hari.Nilai karbondioksida bebas di perairan dipengaruhi oleh organisme yang ada di dalamnya.sinar matahari juga berperan penting dalam proses penggunaan CO2 oleh organisme diair. Kandungan CO2 di air 25 ppm akan bersifat toksik bagi ikan. (Effendi,2003). Berdasarkan kandungan CO2 bebas stasiun 2 lebih baik dibanding stasiun 1. Kadar CO2 di stasiun 2 lebih rendah disbanding kadar CO2 di stasiun 1.Alkalinitas

Kadar alkalinitas yang tinggi mengandung makna bahwa perairan memiliki kemampuan menyangga asam yang cukup tinggi dengan memberikan sedikit sifat basa. Alkalinitas berfungsi sebagai buffer yang dapat mempertahankan pH air laut dalam keadaan stabil.

Gambar 9.

Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan kisaran alkalinitas pada stasiun 1 yaitu 20,4-157 ppm dan pada stasiun 2 yaitu 5,2-149,6 ppm. Pada stasiun 1 nilai alkalinitas tertinggi dicapai pada pukul 13.00 wib dan terendah pada pukul 10.00 wib.Sedangkan pada stasiun 2 alkalinitas tertinggi dicapai pada pukul 07.00 wib dan alkalinitas terendah pada pukul 16.00 wib.Tingginya alkalinitas dipengaruhi oleh ketersediaan ion karbonat dan bikarbonat yang tinggi sebagai akibat dari reaksi CO2 dan air.Ketersediaan karbonat dan bikarbonat menyebabkan perairan bersifat lebih basa.TSS

Gambar 10.

TSS atau total padatan tersuspensi adalah bahan tarsuspensi di dalam air yang berupa bahan organic maupun anorganik. Hasil yang diperoleh pada stasiun 1 berkisar antara 646-1430 ppm, sedangkan pada stasiun 2 berkisar antara 650-1077 ppm.Pada stasiun 1 nilai TSS tertinggi dicapai pada pukul 07.00 wib dan terendah pada pukul 04.00 wib.Sedangkan pada stasiun 2 TSS tertinggi dicapai pada pukul 07.00 wib dan TSS terendah pada pukul 16.00 wib.Besarnya TSS dapat mengakibatkan turunnya kualitas suatu perairan.Salinitas

Salinitas adalah konsentrasi konsentrasi total ion yang terdapat di perairan (boyd,1988). Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbon dikonversi menjadi oksida,semua bromida dan iodida digantikan oleh klorida, dan semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas dinyatakan dalam satuan g/kg atau permil ().

Gambar 11.

Berdasarkan grafik diatas kadar salinitas pada stasiun 1 berkisar antara 33-35 dan pada stasiun 2berkisar antara 33-36 . Kadar salinitas tertinggi pada stasiun 1 dicapai pada pukul 19.00 wib dan 10.00 wib sedangkan kadar terendah pada sore hari,tengah malam dan pada tengah hari. Pada stasiun 2 salinitas tertinggi dicapai pada pukul 16.00 wib dan terendah pada pukul 04.00 wib. Kadar salinitas pada stasiun 1 dan 2 masih dalam keadsaan normal. Menurut welch (1952) kadarsalinitas pada suatu perairan laut mencapai 35 . pH

Mackereth et al (1989) berpendapat bahwa pH juga berkaitan erat dengan karbondioksida dan alkalinitas. Pada pH < alkalinitas dapat mencapai nol. Semakin tinggi nilai pH,semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbondioksida bebas. Larutan yang bersifat asam( pH rendah) bersifat korosit

Pada pH < 4,sebagian besar tumbuhan air mati karena tidak dapat bertoleransi terhadap pH rendah. Namun algae Chlamydomonas acidophila masih dapat bertahan hidup pada pH yang sangat rendah yaitu 1, dan algae Euglena masih dapat bertahan hidup pada pH 1,6 (Haslam,1995).

Gambar 12.

berdasarkan grafik di atas, hasil pengukuran pH pada stasiun 1 dan 2 berkisar antara 6-8. Nilai pH terserbut masih dapat dikatakan normal. Nilai pH yang baik untuk menyokong kehidupan biota perairan berkisar antar 6-8 (Diposaptono,2007). pH tertinggi pada stasiun 1 mencapai 8,21 dicapai pada pukul 07.00 wib dan terendah 6,36 dicapai pada pukul19.00 wib. Pada stasiun 2pH tertinggi mencapai 8,78 pada pukul 04.00 wib sedangkan pH terendah mencapai 6,76 pukul 07.00 wib. pH yang rendah dalam suatu perairan mengakibatkan perairan tersebut bersifat asam sedangkan pH yang terlalu tinggi mengakibatkan perairan bersifat basa. Berdasarkan hasil nilai pH, stasiun 1 maupun stasiun 2 sama-sama baik karena kadar pHnya masih dalam batas normal.Densitas Plankton

Gambar 13.

Densitas plankton yang tinggi biasanya mencapai jumlah puluhan ribu hingga ratusan ribu individu per liter. Nilai densitas dapat digunakan sebagai parameter untuk menentukan perairan tersebut mendukung kehidupan di dalamnya..Nilai densitas yang didapat pada pengamatan yaitu pada stasiun 1 densitas plankton berkisar antara 15- 265 ind/l dan pada stasiun 2 nilai densitas berkisar antara 2,5-302,5 ind/l. nilai densitas tertinggi pada stasiun 1 diperoleh pada pukul 19.00 wib, sedangkan yang terendah pada pukul 04.00 wib. Pada stasiun 2 nilai tertinggi dicapai pada pukul 20.00 wib dan terendah pada pukul 02.00 wib. Tinggi rendahnya densitas plankton dipengaruhi oleh kualitas perairan tersebut,selain itu faktor lingkungan seperti arus dan gelomnbang juga menjadi faktor penentu tinggi rendahnya densitas plankton suatu perairan.

Diversitas Plankton

Gambar 14.

Diversitas menunjukan keragaman biota di dalam suatu perairan.Diversitas dapat juga digunakan sebagai parameter untuk menentukan kualitas perairan tersebut. Tinggi rendahnya densitas dipengaruhi oleh factor-faktor perairan seperti fisika,kimia dan biologis.Berdasarkan grafik diatas nilai diversitas plankton pada stasiun 1 berkisar antara 0,95-4 sedangkan pada stasiun 2 berkisar antara 0-3,73.Diversitas tertinggi pada stasiun 1 didapat pada pukul 16.00 wib dan terendah pada pukul 07.00 wib. Pada stasiun 2 nilai diversitas tertinggi dicapai pada pukul 20.00 wib dan terendah pada pukul 02.00 wibLarva ikan

Pengamatan larva ikan dilakukan tiap tiga jam sekali. Larva ikan yang diamati berasal dari stasiun I dan stasiun II. Berdasarkan hasil pengamatan, larva ikan lebih banyak ditemukan di stasiun I daripada di stasiun II. Banyaknya larva ikan yang ditemukan di stasiun I disebabkan oleh arus dan gelombang yang ada di stasiun I lebih deras dan besar daripada stasiun II. Selain itu dasar perairan yang lebih berkarang pada stasiun I juga menyebabkan larva ikan lebih banyak ditemukan di stasiun ini.Pembahasan umum

Praktikum oseanografi dilaksanakan didua lokasi yaitu pantai Ngandong(stasiun 1) dan pantai Sundak( stasiun 2). Kondisi geografis di stasiun 1 memperlihatkan keindahan yang cukup mempesona.Pada pantai Ngandong terdapat banyak karang-karang yang telah mati.Karang-karang tersebut beralih fungsi selain tempat bermain dan bersembunyi bagi ikan, karang tersebut juga berperan sebagai pemecah ombak pada pantai Ngandong. Dasar perairan pantai Ngandong berupa batu karang dan pasir dimana saat perairan surut akan terlihat biota-biota air yang bersembunyi serta tumbuhan-tumbhan air seperti alga yang melekat di sana. Pantai Ngandong berbentuk landau.Pantai Sundak tidak kalah dengan pantai Ngandong.Pantai Sundak juga memperlihatkan keindahan yang mempesona.Pantai Sundak lebih curam sehingga saat pasang tinggi ombak tidak terlalu jauh menjangkau daratan karena telah terhalang di bibir pantai.Keadaan dasar perairan pantai Sundak berpasir dan berbatu dimana tanaman dan hewan air banyak yang tumbuh dan melekat disana.

Berdasarkan hasil pengamatan kondisi kedua stasiun cukup bagus namun bila kedua stasiun tersebut dibandingkan, stasiun stasiun 2 memiliki keadaan yang lebih baik.Hal ini karena berdasarkan pengamatan fisika, kimia dan biologis.Berdasarkan pengamatan fisika kedua stasiun tidak terlalu menunjukan perbedaan namun pada pengamatan parameter kimia stasiun 2 memperlihatkan keunggulannya. Misalnya kadar DO pada stasiun 2 lebih tinggi di banding stasiun 1, kadar CO2 bebasw stasiun 2 lebih rendah. Kadar CO2 yang tinggi akan mengakibatkan toksit dalam perairan bahkan kematian pada biota perairan tersebut. Selain itu TSS pada stasiun 2 lebih rendah. Semakin tinggi TSS suatu perairan maka akan mengakibatkan turunnya kualitas perairan tersebut hal ini karena TSS yang tinggi akan mempengaruhi kecerahan perairan. Air yang kurang cerah akan sulut ditembus cahaya matahari sehingga akan mengganggu proses fotosintesis perairan. Berdasarkan parameter biologis, densitas stasiun 2 lebih besar disbanding stasiun 1 walaupun diversitasnya lebih tinggi di stasiun 1 namun perbedaan diversitas antara kedua stasiun sangat kecil. Densitas dan diversitas merupakan parameter penentu kualitas perairan yang baik.Semakin tinggi densitas dan diversitas plankton maka pereairan tersebut semakin baik.KESIMPULAN DAN SARAN

Praktikum oceanografi ini dilaksanakan di pantai Ngandong dan pantai Sundak kabupaten Gunung kidul, Yogyakarta. Dalam praktikum ini pantai Ngandong digunakan sebagai stasiun pengamatan I dan pantai Sundak digunakan sebagai stasiun pengamatan II. Untuk mengetahui kualitas air laut pada praktikum oceanografi ini digunakan parameter fisika, parameter kimia, dan parameter biologi. Parameter fisika yang diukur adalah suhu air, suhu udara, pasang surut, gelombang, kecepatan angin dan arah angin. Parameter kimia yang diukur adalah kandungan DO, kandungan CO2 bebas, kandungan alkalinitas, kandungan salinitas, TSS dan pH. Parameter biologi yang diukur antara lain densitas dan diversitas plankton serta pengamatan larva ikan. Suhu udara dan suhu air tertinggi berada di stasiun II yakni sebesar 39 0C dan 32 0C. Pasang tertinggi berada di stasiun I dengan tinggi mencapai 200 cm. Di stasiun I kecepatan anginnya berkisar antara 0-13,4 m/s, sedangkan di stasiun II berkisar antara 0-11,5 m/s. Kandungan DO tertinggi berada di stasiun II sebesar 10,32 ppm. Kandungan CO2 bebas dan TSS tertinggi berada stasiun I yang nilainya sebesar 22 ppm dan 1430 ppm. pH di kedua stasiun pengamatan berkisar antara 6,36-8,78. Rentang salinitas dikedua stasiun adalah 33-36 0/00. Sedangkan untuk nilai kandungan alkalinitas tertinggi adalah 157 ppm di stasiun I. Densitas dan diversitas plankton terbesar adalah di stasiun II yang densitasnya mencapai 302,5 idv/L dan diversitasnya sekitar 4. Larva ikan banyak ditemukan di stasiun I. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stasiun II yang berada di pantai Sundak kualitas airnya lebih baik dari stasiun I yang berada di pantai Ngandong.

Saran sterhadap praktikum oceanografi ini adalah sebaiknya apabila saat praktikum ada ombak yang besar maka untuk pengukuran pasang surut tidak dilakukan. Sebab hal tersebut dapat membahayakan keselamatan praktikan. Selain itu praktikum ini kalau bisa juga dilakukan di laut yang memiliki dasar perairan berpasir, sehingga kita dapat membandingkan antara keadaan laut yang dasarnya berkarang dengan laut yang dasarnya berpasir.Daftar Pustaka

Boyd. 1988. Water Quality In Warm Water Fish Ponds. Alabama. Craff Masker Printer Diposaptono, S. 2007. KarakteristikLautPada Kota Pantai. Direktorat Bina Pesisir, Direktorat Jendral Urusan Pesisir dan Pulau-pulau Kecil. DepartemenKelautandan Perikanan. Jakarta.

Dronkers, J. J. 1964. Tidal Computations in rivers and coastal waters. North-Holland Publishing Company. Amsterdam

Effendi,H. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. YogyakartaGross, M. G.1990. Oceanography ; A View of Earth Prentice Hall, Inc. Englewood Cliff. New Jersey

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 1. PT Macanan Jaya Cemerlang. jakartaHaslam, S.M.1995. River Polutan and Ecological. Perspective, john willey and sons. Chichester UK 135 p.

Jeffries,M.S, and Mills D. 1996. Fresh Water Ecology. Principles and Aplication. John wiley and sons. Chichester,UK. 285 P

Mackereth et al. 1899. Water analysis, Fresh Water Biological Asosiation. Lumbria UK. 120 p.

Pariwono, J.I. 1989. Gaya Penggerak Pasang Surut. Dalam Pasang Surut. Ed. Ongkosongo, O.S.R. dan Suyarso. P3O-LIPI. Jakarta. Hal. 13-23

Romomohtarto,K. 2009. Biologi Laut. Djambatan. Jakarta

Wyrtki, K. 1961. Phyical Oceanography of the South East Asian Waters. Naga Report Vol. 2 Scripps, Institute Oceanography, California.