87
METODE BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM MENANGANI SISWA/I BERMASALAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS ISLAM TERPADU AL-MADINAH, BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I) Disusun Oleh : HUSNI MUBAROK NIM: 103052028661 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2009

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

  • Upload
    dodiep

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

METODE BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM

MENANGANI SISWA/I BERMASALAH DI SEKOLAH MENENGAH

ATAS ISLAM TERPADU AL-MADINAH, BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi

Syarat memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Disusun Oleh :

HUSNI MUBAROK

NIM: 103052028661

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009

Page 2: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

METODE BIMBINGAN DAN PENYULUHAN DALAM

MENANGANI SISWA/I BERMASALAH DI SEKOLAH MENENGAH

ATAS ISLAM TERPADU AL-MADINAH, BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi

Syarat-syarat memperoleh Gelar Sarjana Sosial Islam (S. Sos. I)

Oleh

HUSNI MUBAROK

NIM: 103052028661

Pembimbing,

Prof. DR. Ismah Salman, M. Hum

NIP. 150 096 770

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2009 M

Page 3: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Husni Mubarok

NIM : 103052028661

Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lingkungan Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (DEP

KUM dan HAM RI)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul: METODE

BIMBINGAN DAN PENYULUHAN M.A ISLAM TERPADU AL-MADINAH,

BOGOR DALAM MENANGANI SISWA BERMASALAH adalah benar karya

asli saya. Apabila terdapat kesalahan dan kekeliruan di dalamnya sepenuhnya menjadi

tanggung jawab saya yang dapat berakibat gelar kesarjanaan saya dibatalkan.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 30 Mei

2009

Husni

Mubarok

Page 4: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Abstrak

Judul : Metode Bimbingan dan Penyuluhan DAlam Menangani

Siswa/i BermasAlah di Sekolah Menengah Atas Islam

Terpadu Al-Madinah, Bogor

Penyusun : Husni Mubarok

Jurusan : Bimbingan dan Penyuluhan Islam

NIM : 103052028661

Sekolah merupakan miniatur masyarakat yang menampung bermacam-macam

siswa/i dengan latar belakang kepribadian berbeda, heterogen. DAlam

keheterogenannya di antara mereka ada yang pintar, ada yang bodoh, ada yang kaya,

ada yang miskin, ada yang patuh, ada yang membangkang, dan sebagainya. Selain

perbedaan latar belakang individu di atas, maka ada pula di antara mereka yang

dikategorikan sebagai siswa/i bermasAlah. KenakAlan remaja (Juvenile Delinquence)

adAlah merujuk kepada perbuatan dan aktivitas remaja yang berlawanan dengan

norma-norma masyarakat, undang-undang negara dan agama, dAlam konteks ini

peraturan sekolah seperti bolos sekolah, membuat gaduh, tawuran, dan seumpamanya.

Berdasarkan konteks permasAlah di atas, maka penulis akan meneliti sAlah

satu sekolah yang berlatar belakang Islam di Bogor, Sekolah Menengah Atas Islam

Terpadu Al-Madinah. DAlam skripsi ini penulis akan coba menelaah masAlah apa

yang sering terjadi pada siswa/i bermasAlah di SMAIT Al-Madinah, Bogor, dan apa

faktornya? Metode bimbingan dan penyuluhan apa yang digunakan oleh sekolah

SMAIT Al-Madinah, Bogor dAlam menangani siswa/i bermasAlah? Apa faktor

penghambat dan pendukung metode bimbingan dan penyuluhan di SMAIT Al-

Madinah, Bogor?

Setelah penulis melakukan penelitian di lapangan persoAlan di sekolah SMAIT Al-Madinah, Bogor semua permasAlah yang penulis rumuskan terjawab.

MasAlah yang sering terjadi di SMAIT Al-Madinah, Bogor adAlah puberitas seperti: pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan ini tentunya tidak

datang begitu saja ada faktor yang melatarbelakangi. Menurut ilmu psikologi, ada beberapa faktor yang menyebabkan siswa/i berasAlah, yaitu: faktor keluarga, faktor

peribadi yang kotor, faktor sekolah, dan faktor persekitaran. Untuk siswa/i di SMAIT Al-Madinah, Bogor faktor dominan yang mempengaruhi kenakAlan siswa/i adAlah

rumah. SMAIT Al-Madinah, Bogor menggunakan metode bimbingan dan penyuluhan

psikoanAlisa dan transpersonAl dAlam menangani siswa/i bermasAlah. Selain

metode tersebut, agama juga menjadi sAlah satu metode yang diterapkan oleh SMAIT

Al-Madinah, Bogor meski sarana dan prasarana menjadi faktor penghambat dan

pendukung dAlam penerapan metode tersebut.

DAlam melakukan anAlisa data penelitian skripsi ini penulis menggunakan

perspektif psikologi agama untuk menemukan hasil yang diharapkan. Metode yang

digunakan adAlah kuAlitatif dan bentuknya penelitian lapangan (field research)

dengan teknik penulisan deskriptif anAlisis.

Page 5: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, sudah selayaknya penulis panjatkan puji syukur

kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Dialah yang memberi petunjuk kepada

orang-orang yang dikehendaki-Nya dan menyesatkan orang-orang yang mengingkari

kebenaran. Alhamdulillah, dengan restu dan ijin-Nya, skripsi ini dapat penulis

selesaikan. Untaian shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita,

suri tauladan umat yang sejati, pemimpin yang abadi, pemimpin dunia dan akhirat,

Nabi Muhammad SAW.

Berkenaan dengan selesainya skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada semua pihak yang telah berjasa kepada penulis, baik secara materi

maupun non-materi, yaitu:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. DR. Komaruddin Hidayat, beserta

para pembantu rektor. Walaupun tidak mengenal satu sama lain, tidak

mengurangi rasa hormat dan terima kasih.

2. Bapak Dr. Murodi, M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Arif Subhan, MA selaku Pudek I, Bapak Drs. H. Mahmud Jalal, MA,

selaku Pudek II, dan Bapak Drs. Study Rizal LK, MA, selaku Pudek III.

4. Bapak Drs. M. Lutfi, M.Ag. Ketua Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

sekaligus penguji II skripsi ini, yang telah mengarahkan saya dalam perbaikan

skripsi ini.

5. Ibu Dra. Nasihah, M.A, Sekertaris Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

yang telah banyak memberikan nasihat kepada penulis.

Page 6: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

6. Untuk semua dosen yang telah mengajari dan membimbingku selama belajar di

kampus tercinta ini, terutama Ibu Prof. DR. Isma Salman, M. Hum yang telah

sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Untuk orang tua tercinta, ayahanda H. Muchamad Amin dan Ibu Umi Sumiati

terima kasih atas kasih sayang dan pengorbanannya selama ini, dengan

dukunganmu akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Abang Darojatul

Aliyah dan Adik tersayang Siti Marwati yang selalu memberi dukungan dan

dorongan penulis untuk selalu menyelesaikan skripsi ini.

8. Semua staf dan guru Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu al-Madinah, Bogor,

terutama Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I selaku guru BP yang telah banyak

membantu berikan data yang dibutuhkan penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

9. Sahabat-sahabat BPI, terutama Taher, Hasyim, Dinay, Samsul, Ubay, Pijaro, Eca,

Lisa, Fina, Abel, Maul, Jaya dan semua teman-teman civitas akademica UIN

Syarif Hidayatullah, Jakarta yang tidak bisa disebutkan satu persatu, “thanks for

all”. Ketua Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A NARKOTIKA (KALAPAS)

Jakarta, Bapak Drs. Ibnu Choldun, Bc, IP, SH, M. Si.

10. Kepala Keamanan Lembaga Pemasyarakatan (Ka-KPLP), Bapak Heru Yuswanto,

Amd. IP, S. Sos, M.Si.

11. Rekan-rekan WASRIK, RUPORT, RUPAM, II dan IV LAPAS NARKOTIKA

Jakarta.Akhirnya penulis hanya bisa berdoa semoga semua pihak yang telah

memberi perhatian dan membantu kelancaran studi penulis, mendapatkan balasan

yang setimpal dari Allah SWT, Amin.

Jakarta, 30 Mei 2009

Penulis

Page 7: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN .............................................................................. i

ABSTRAK ........................................................................................................ ii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iii

DAFTAR ISI..................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah........................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8

D. Metodologi Penelitian ................................................................. 9

E. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 11

F. Sistematika Penulisan.................................................................. 11

BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................... 13

A. Bimbingan dan Penyuluhan ......................................................... 13

1. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan.................................. 14

2. Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan ....................................... 18

3. Unsur-unsur Bimbingan dan Penyuluhan ............................... 21

4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan ........................... 23

B. Siswa Bermasalah ....................................................................... 26

1. Pengertian Siswa Bermasalah ................................................ 26

2. Faktor-faktor Penyebab Siswa Bermasalah ............................ 29

3. Usaha-usaha dalam Mengatasi Siswa Bermasalah.................. 32

BAB III GAMBARAN UMUM SMA AL-MADINAH ................................ 35

Page 8: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

A. Sejarah Berdiri SMA Al-Madinah ......................................... 35

B. Profil Sekolah........................................................................ 36

C. Struktur Organisasi................................................................ 36

D. Visi dan Misi ......................................................................... 38

E. Fasilitas ................................................................................. 38

F. Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah/Pengembangan Diri .......... 39

G. Struktur dan Muatan Kurikulum ............................................ 40

BAB IV METODE BIMBINGAN DAN PENYULUHAN M.A ISLAM

TERPADU AL-MADINAH, BOGOR DALAM MENANGANI

SISWA BERMASALAH ................................................................ 50

A. Temuan ................................................................................. 50

1. Masalah Kenakalan Siswa/i di SMAIT al-Madinah,

Bogor............................................................................... 50

2. Faktor Kenakalan Siswa/i M.A Islam Terpadu Al-Madinah,

Bogor .............................................................................. 58

3. Metode Bimbingan dan Penyuluhan SMAIT al-Madinah, Bogor

Terhadap Siswa/i Bermasalah .......................................... 62

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Bimbingan dan

Penyuluhan SMAIT al-Madinah, Bogor........................... 68

B. Analisa Temuan .................................................................... 70

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 77

A. Kesimpulan ................................................................................. 77

B. Saran........................................................................................... 78

Page 9: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 80

LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 83

Page 10: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

DAFTAR TABEL

1. Tabel Struktur Organisasi ...................................................................... 36

2. Tabel Sturktur dan Muatan Kurikulum................................................... 39

3. Struktur Kurikulum................................................................................ 41

4. Ketuntasan Belajar ................................................................................. 45

Page 11: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masa remaja (baca: siswa/i)1 adalah suatu periode dalam kehidupan

manusia yang merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

Suatu masa di saat seseorang harus banyak belajar mengenai berbagai segi

kehidupan. Pengalaman dan penghayatan seseorang mengenai dirinya sendiri,

lingkungan fisik-sosial-budaya di sekitarnya, selama masa remaja ternyata

merupakan elemen kepribadian yang cukup mendasar dan sangat menentukan

perilakunya kelak bila ia telah dewasa.

Menginjak masa remaja terlihat terjadi perubahan-perubahan pada tubuh

seorang anak. Perubahan bentuk ini dibarengi dengan perubahan struktur dan

kemudian perubahan fungsi. Masa remaja merupakan fase di mana seseorang

memiliki rasa penasaran dan keingintahuan yang tinggi, selalu ingin mencoba, dan

diakui eksistensinya di masyarakat. Sehingga mereka sering kali melakukan

eksperimen dengan apa yang mereka rasa itu penting bagi dirinya walaupun hal

tersebut terkadang bertentangan dengan norma umum yang berlaku.

Perubahan dan perkembangan itu sering menimbulkan kegoncangan dalam

dirinya. Dalam pergaulan sehari-hari ia tidak lagi diterima dalam dunia anak-anak.

Di pihak lain ia juga belum diakui sebagai anggota masyarakat dewasa. Di saat-

saat demikian diperlukan bimbingan dan arahan yang bijaksana dari para orang

1 Dari sudut umur, sulit untuk menentukan secara pasti siapa yang dianggap sebagai remaja.

Akan tetapi, lazimnya masyarakat berpendapat bahwa ada golongan remaja muda dan golongan remaja

lanjut. Golongan remaja muda (early adolescence) adalah para gadis berusia 13 sampai 17 tahun.

Sedangkan bagi laki-laki, yang disebut remaja muda, berusia 14 sampai 17 tahun. Soerjono Soekanto,

“Kehidupan Remaja dan Masalahnya dalam Mengenal dan Memahami Masalah Remaja,” (Jakarta: Pustaka Antara, 1996), Cet. Ke-4, h. 9.

Page 12: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

tua dan guru, agar para remaja tidak canggung, tidak merasa ketakutan dan cemas

untuk menjalani pengalaman baru dalam kehidupannya yang penuh dengan hal-

hal yang masih asing baginya. Terutama kehidupan yang sifatnya merusak. Sebab

remaja merupakan harapan masyarakat, agama dan negara di masa depan sebagai

generasi penerus perjuangan.

Di antara persoalan remaja yang sering kali muncul pada usia-usia tertentu

adalah masalah yang datang dari berbagai faktor, baik dari keluarga (tertekan

karena banyak aturan yang mengusik kebebasannya), lingkungan (berteman

dengan teman yang kurang baik), maupun dari sekolah tempat mereka dididik

(melanggar norma yang ditetapkan sekolah karena ingin tampil beda), sehingga

hal ini membuat perkembangan diri mereka terganggu.

Para orang tua atau guru tentu akan merasa direpotkan dengan sikap sang

anak yang selalu membuat ulah. Seorang siswa/i yang selalu membuat masalah

dalam lingkungan sekolah misalnya, di mana tindakannya tersebut dapat

berdampak buruk pada nama baik keluarga dan almamater sekolahnya sendiri. Hal

ini bisaanya disebabkan seorang siswa/i atau anak didik yang selalu mewarnai

kehidupannya dengan gaya hedonisme, mencari kesenangan sendiri, tindakan

yang tidak dipikirkan dengan baik akibatnya, serta perhatian orang-orang

disekitarnya. Terkadang persoalan ini juga disebabkan karena kurangnya kontrol

dan bimbingan orang tua atau guru kepada sang anak.

Masalah yang dibuat oleh seorang siswa/i bisaanya direfleksikan lewat

tingkah laku dan sikap yang kurang sopan, kasar, menentang, tidak suka melihat

orang senang, serta membantah perintah tertentu, dan cenderung berbuat sesuatu

sesuai kehendak hatinya. Seorang siswa/i yang bermasalah sangat berhubungan

erat dengan kadar atau tingkat emosi dan kesadarannya. Dalam hal ini boleh jadi

Page 13: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

seorang siswa/i tetap merasa gelisah sekalipun segenap keinginannya telah

terpenuhi atau terus berusaha menyampaikan keinginan yang lain. Masalah

seorang siswa/i kadang terjadi secara wajar dan kadang terjadi secara tidak wajar.

Siswa/i yang ada di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu2 Al-Madinah,

Bogor merupakan sekumpulan remaja heterogen yang memiliki kehidupan sangat

dinamis dan penuh dengan gejolak berikut permasalahan yang dihadapinya

masing-masing. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak ke masa

remaja, di mana masa remaja merupakan masa ingin tahu seseorang sangat besar

dan labil.3 Pada masa inilah seorang remaja banyak mengalami berbagai

persoalan, baik problem fisik, psikis, maupun sosial. Bisaanya masa

perkembangan ini dikenal sebagai masa yang penuh kesukaran dan persoalan,

bukan saja bagi remaja sendiri, melainkan juga bagi orang tua, guru, dan

masyarakat.4

Ketika siswa/i tersebut mengalami masa perkembangan dan pertumbuhan

yang dalam prosesnya mengalami interaksi, saling mempengaruhi antara

kemampuan dasar berupa pembawaan dengan kemampuan yang diperoleh, yaitu

kemampuan hasil berlajar atau pengaruh lingkungan. H.M. Arifin menegaskan

bahwa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan hidup

manusia adalah kemampuan dasar dan ajar.5

Masa remaja memang merupakan masa yang sangat indah. Karena masa

ini merupakan masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak

menuju kedewasaan, yang dituntut segala sesuatu dapat dijalankannya dengan

2 Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Selanjutnya akan disingkat SMAIT.

3 Masa remaja ini biasanya sering juga disebut oleh masyarakat sebagai masa puber.

4 Muhibbib, Syah, “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,” (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya, 2001), Cet. Ke-6, h. 51-52. 5 Arifin, “Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohani Manusia,” (Jakarta: PT. Bulan

Bintang, 1997), h. 69.

Page 14: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

cara arif dan bijaksana.6 Untuk melakukan hal tersebut tentunya sebagai pijakan

awal mereka adalah bercermin pada lingkungan, terutama lingkungan

keluarganya. Karena rumah merupakan al-madrasatu al-ula, dan orang tua

merupakan guru pertama yang diharapkan dapat membimbing mereka.

Di zaman sekarang ini seringkali kita temukan kalau pendidikan seorang

anak diserahkan kepada seorang pembantu. Inilah kemudian yang menjadi salah

satu penyebab mengapa seorang anak memiliki karakteristik berbeda dengan

orang tuanya. Dan ini juga merupakan pola pendidikan yang kurang diperhatikan

orang tua kepada anaknya. Karena itu jangan heran jika dalam perkembangannya

seorang anak tumbuh tidak sesuai dengan harapan.

Institusi-institusi pendidikan (baik yang formal maupun non formal)

hendaknya dapat menghubungkan antara pendidikan dan pengajaran yang

membina mental para siswa/i agar mereka bisa tumbuh menjadi generasi yang

sehat7 dan tidak mudah goyah oleh usaha-usaha pengaruh yang kurang baik dari

luar dirinya.

Untuk itu, dalam hal ini, para penyuluh dan pembimbing harus mempunyai

metode yang efektif dan menjadi teladan yang baik bagi mereka. Sebab, tanpa

adanya keteladanan mereka semua tidak akan mungkin dapat meniru dan

membedakan mana sesuatu yang baik dan mana sesuatu yang buruk dalam

lingkungan sekolahnya.

Pentingnya bimbingan dan penyuluhan bagi siswa/i adalah agar dapat

menekan pengaruh kelakuan-kelakuan yang tidak baik baginya, serta menolong

meluruskan siswa/i yang memiliki gejala-gejala moral yang kurang berkenan di

hati masyarakat, orang tua, dan lingkungannya. Pada dasarnya unsur yang

6 Zakiah Derajat, “Ilmu Jiwa dan Agama,” (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1991), h. 69.

7 Bila ditinjau secara psikologi, menurut Yaumil Agoes Achir, maka remaja yang sehat adalah

mereka yang selain sehat tubuhnya, juga sehat mentalnya.

Page 15: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

terpenting dalam menentukan corak kepribadian seseorang adalah nilai-nilai

agama, moral, dan sosial yang diperolehnya. Jika dari masa kecil mereka sudah

dapat pemahaman tentang nilai-nilai tersebut, maka kepribadian mereka akan

memancarkan atau menunjukkan tingkah-laku yang baik. Pada usia perkembangan

dan pertumbuhan, agama misalnya, akan menjadi pakem mereka dalam

melakukan suatu tindakan jika diajarkan secara intensif mulai sejak dini.

Ahli jiwa membuktikan bahwa salah satu akibat terjadinya gangguan jiwa

adalah ketidakberhasilan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya, hal ini akan

menyebabkan timbulnya perasaan gelisah dan terganggunya kestabilan emosi

seseorang.8 Karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan harus memberikan

bimbingan yang intensif (rohani dan jasmani) agar aspek jiwa siswa/i kokoh dan

istiqomah.

Remaja seringkali mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas

perkembangannya sebagai seorang remaja. Jarang kita temukan remaja yang

berkembang mulus tanpa kesulitan. Kesulitan-kesulitan tersebut timbul antara lain

karena remaja sendiri tidak memahami betul berbagai perubahan yang terjadi

dalam dirinya, baik perubahan yang menyangkut segi kebutuhan maupun segi

sosial kejiwaan. Bagi kebanyakan remaja, pencarian jati diri merupakan kegiatan

yang panjang dan serius, sekalipun tidak semua remaja akhirnya dapat

menemukan suatu cita diri yang benar, tepat, dan sehat.

Melihat fenomena yang terjadi di atas, maka diperlukan metode bimbingan

dan penyuluhan yang tepat terhadap siswa/i yang mempunyai masalah. Kalau kita

menganalogikan sosok individu sebagai kertas putih yang kosong (seperti yang

dikatakan oleh John Lock tentang teori Tabula Rasa-nya), maka individu maupun

8 Yusak Burhanuddin, “Kesehatan Mental,” (Bandung: CV. Pustaka Sejati, 1999), h. 92.

Page 16: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

kelompok yang ingin mencoretnya haruslah mereka yang memiliki kepribadian

yang lurus dan baik. Dalam urusan bimbingan dan pengarahan memang yang

memiliki peran utama adalah orang tua, tetapi dalam konteks pendidikan, maka

sekolah pun memiliki peranan penting yang sama.

Setiap sekolah memang menerapkan metode bimbingan yang berbeda-

beda. Hanya saja, jangan sampai unsur agama mereka lupa terapkan agar

pertumbuhan mental dan spiritual seorang siswa/i bisa lebih baik lagi. Oleh karena

itu, sangatlah penting menerapkan nilai-nilai agama dalam bimbingan dan

penyuluhan di dunia pendidikan, agar pada siswa/i dapat tumbuh dengan sehat dan

seimbang.

Maka atas dasar itulah penulis tertarik untuk membahas persoalan ini

secara mendalam di SMAIT Al-Madinah dalam bentuk skripsi yang berjudul

“Metode Bimbingan dan Penyuluhan Dalam Menangani Siswa/i Bermasalah

Di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Al-Madinah, Bogor”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Agar penulisan skripsi ini dapat memperjelas permasalahan-permasalahan

yang dibahas, maka perlu adanya pembatasan dan perumusan masalah untuk lebih

mengarah pada titik poin yang diharapkan. Untuk itu, penulis hanya membatasi

masalah pada metode bimbingan dan penyuluhan yang digunakan dalam

menangani siswa/i bermasalah di SMAIT Al-Madinah, Bogor.

Berdasarkan batasan dan perumusan di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan-permasalahan di atas sebagai berikut:

1. Masalah apa yang sering terjadi pada siswa/i bermasalah di SMAIT al-

Madinah, Bogor, dan apa faktornya?

Page 17: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

2. Metode bimbingan dan penyuluhan apa yang digunakan oleh sekolah SMAIT

Al-Madinah, Bogor, dalam menangani siswa/i bermasalah?

3. Apa faktor penghambat dan pendukung metode bimbingan dan penyuluhan di

SMAIT al-Madinah, Bogor?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pelaksanaan

bimbingan dan penyuluhan di SMAIT Al-Madinah, Bogor, terhadap siswa/i

bermasalah, selanjutnya akan digambarkan secara spesifik sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui metode bimbingan dan penyuluhan apa yang digunakan

SMAIT Al-Madinah, Bogor, dalam menangani siswa/i bermasalah di

sekolah tersebut.

b. Untuk mengetahui pendekatan apa saja yang digunakan dalam menangani

anak bermasalah.

2. Manfaat Penelitian

Penulis berharap hasil penelitan ini bisa memberikan manfaat yang besar

kepada penulis khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya. Harapan penulis

tersebut secara terperinci adalah:

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan penambah wawasan

bagi penulis dalam disiplin ilmunya, dan bagi lembaga-lembaga yang

terkait.

b. Semua ini diharapkan bisa memberikan kontribusi yang positif bagi

pihak sekolah SMAIT Al-Madinah, Bogor, dalam aktivitasnya

mendidik siswa/i.

Page 18: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

D. Metodologi

Metodologi penelitian merupakan bagian yang sangat penting dalam

sebuah penelitian. Karena sukses tidaknya penelitian tersebut tergantung pada

metode yang digunakan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu

penelitian yang memberikan gambaran secara objektif suatu masalah dalam

skripsi ini. Sedangkan teknik penulisan deskriptif analisis, yaitu memberikan

gambaran terhadap subjek dan objek penelitian secara apa adanya. Bentuk

penelitian skripsi ini adalah penelitian lapangan (field research), di mana penulis

melakukan penelitian langsung ke lapangan guna mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk penulisan skripsi ini.

1. Subjek dan Objek Penelitian

a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah tempat memperoleh keterangan.9 Sumber data

adalah mereka yang dapat memberikan informasi tentang objek penelitian.

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek utama adalah Pak Heru (Guru BP),

para staf dan karyawan SMAIT Al-Madinah, Bogor.

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah SMAIT Al-Madinah, Bogor.

2. Dasar Penetapan Lokasi

Lokasi penelitian ini bertempat di SMAIT Al-Madinah, Bogor. Karena

jarak lokasi mudah ditempuh dari rumah penulis.

9 Tatang M. Arifin, “Menyusun Rencana Penelitian,” (Jakarta: Rajawali Press, 1989), h. 13.

Page 19: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

3. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dimulai awal bulan April hingga Juli 2008, dari

mulai pengurusan perizinan sampai tahap pengumpulan data yang dilakukan

secara incidental (sesuai dengan keperluan dalam melengkapi data).

4. Teknik Pengumpulan dan Analisa Data

1.) Teknik Pengumpulan Data

• Interview

Merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung tentang

beberapa jenis data.10

Dalam penelitian ini penulis langsung

mewawancarai Pak Heru (Guru BP) SMAIT Al-Madinah, Bogor.

• Dokumentasi

Data diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan

formal, literatur, majalah, koran, dan catatan lain yang ada kaitannya

dengan penelitian ini.

• Observasi

Yaitu penulis langsung mendatangi SMAIT Al-Madinah,

Bogor, guna memperoleh data yang valid tentang hal-hal yang menjadi

objek penelitian.

2.) Teknik Analisa Data

Dari data yang dikumpulkan, kemudian akan dianalisis dan

diinterpretasikan. Adapun metode yang penulis gunakan dalam

menganalisa data adalah depskriptif analitik, maksudnya adalah cara

melaporkan data dengan menerangkan dan memberi gambaran

10 Sutrisno Hadi, “Metodologi Research,” (Yokyakarta: Andi Offset, 1983), h. 49.

Page 20: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

mengenai data yang terkumpul secara apa adanya untuk kemudian

disimpulkan.

Penulisan skripsi ini mengacu kepada buku “Pedoman Penulisan” skripsi,

tesis, dan disertasi edisi terbaru terbitan UIN Press tahun 2007.

E. Tinjauan Pustaka

Pada penelitian ini, penulis lebih menekankan pada metode yang

digunakan oleh Sekolah Menegah Atas Islam Terpadu Al- Madinah, Bogor. Studi

lapangan (field research) skripsi ini didukung oleh berbagai buku referensi yang

relevan dengan judulnya, misalnya: Zakiah Derajat, “Ilmu Jiwa dan Agama” ,

Dalyono, “Psikologi Pendidikan”, Bambang, “Kenakalan Remaja”, dan lainnya.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menyelesaikan kualiah strata satu (S1) dan

mengetahui metode bimbingan dan penyuluhan apa yang digunakan oleh Sekolah

Menegah Atas Islam Terpadu Al-Madinah (SMAIT), Bogor. Selain itu, judul

skripsi ini penulis angkat karena belum ada mahasiswa jurusan Bimbingan

Penyuluhan Islam (BPI) UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta yang mengangkat judul

seperti ini.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui secara global tentang penulisan ini, maka sistematika

penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut :

BAB I : Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode penelitian dan sistematika penulisan.

Page 21: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

BAB II : Berisi landasan teori yang terdiri dari; Pertama, teori bimbingan dan

penyuluhan (Pengertian, Tujuan, Unsur-Unsur, serta Prinsip

Bimbingan dan Konseling). Kedua, Siswa Bermasalah (Pengertian,

Faktor Penyebab, dan Usaha Dalam Mengatasi Siswa Bermasalah).

BAB III : Gambaran umum SMAIT Al- Madinah, Bogor, yang berisi Sejarah

Berdiri SMA Al-Madinah, Profil Sekolah, Struktur OrganisasiVisi

dan Misi, Fasilitas, Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah/Pengembangan

Diri, Struktur dan Muatan Kurikulum.

BAB IV : Temuan (Masalah Kenakalan Siswa/i di SMAIT Al-Madinah, Bogor,

Faktor Kenakalan Siswa/i SMAIT Al-Madinah, Bogor, Metode

Bimbingan dan Penyuluhan SMAIT Al- Madinah Bogor, Faktor

Pendukung dan Penghambat, dan Analisa Temuan.

BAB V : Merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran.

Page 22: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Bimbingan dan Penyuluhan

Sebelum membahas secara mendalam apa yang dimaksud dengan bimbingan

dan penyuluhan tentunya harus diketahui terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan

bimbingan dan penyuluhan itu sendiri, guna mempermudah kita memahaminya.

Di setiap ranah kehidupan sehari-hari, baik disadari maupun tidak disadari,

sebenarnya seringkali ditemukan pola bimbingan dan penyuluhan. Di sekolah atau

tempat penyelenggaraan pendidikan seorang guru memberi nasehat kepada muridnya,

di rumah orang tua memberi masukan kepada anaknya, di jalan orang tua menegur

anak-anak yang nakal, dan semacamnya. Dari hal ini kemudian timbul pertanyaan,

sebenarnya bimbingan dan penyuluhan seperti apakah yang dimaksud dalam ilmu

psikologi?

Secara historis, bentuk nyata dari gerakan bimbingan dan penyuluhan yang

formal berawal dari negeri Paman Sam, Amerika Serikat, yang dimulai

perkembangannya sejak Frank Parson mendirikan sebuah badan bimbingan yang

disebut Vocational Bureu di Boston pada tahun 1908 yang lambat laun badan ini

berubah namanya menjadi Vocational Guidance Bureu. Usaha Frank inilah yang

sebenarnya menjadi cikal bakal pengembangan gerakan bimbingan dan penyuluhan di

dunia.

Yang menjadi objek dari bimbingan dan penyuluhan ini adalah manusia, yaitu

mereka yang memiliki permasalahan psikis. Para klien biasanya menjelaskan

permasalahannya untuk kemudian diberikan solusi oleh penyuluhan dengan metode

yang khusus.

Page 23: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

1. Pengertian Bimbingan dan Penyuluhan

Banyak para ahli dalam disiplin ilmu kejiwaan memberikan definisi tentang

bimbingan dan penyuluhan sesuai dengan paradigma dan konsentrasi disiplin ilmu

yang mereka selami. Sehingga pembahasan tentang bimbingan dan penyuluhan lebih

berwarna. Walaupun mereka berbeda pandangan dan hal ini menyebabkan adanyanya

sedikit perbedaan, namun semuanya memiliki maksud dan tujuan yang sama.

Bimbingan dan penyuluhan merupakan salah satu metode atau pendekatan

yang digunakan oleh para ahli kejiwaan dalam membantu klien yang sedang

menghadapi problem hidup kejiwaan. Dalam ranah pendidikan hal ini bisa juga

diartikan sebagai bagian dari keseluruhan pendidikan yang membantu para siswa/i

dalam mencapai prestasi dan kemuliaan tingkah laku.

Secara etimologi kata bimbingan dan penyuluhan berasal dari bahasa Inggris,

guidance dan concelling, yang berarti pimpinan, bimbingan, pedoman, dan

petunjuk.11

Sedangkan concelling adalah pemberian nasehat, perembukan, dan

penyuluhan.12

Sedangkan secara terminologi hal ini dijelaskan oleh para tokoh,

diantaranya:

a.) H. M. Arifin dalam bukunya “Pokok-pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama” menerangkan bahwa kata guidance adalah kata dalam

bentuk kata benda (noun) yang berasal dari kata kerja (verb) yaitu to guide

yang mempunyai arti membimbing, menunjukkan, dan membawa orang lain

ke jalan yang benar. Jadi kata guidance berarti pemberian bantuan kepada

orang lain atau bagi orang-orang yang membutuhkan bimbingan tersebut.

Sifatnya tidak ada paksaan dalam proses bimbingan, sehingga memberikan

11

John M. Echole dan Hasan Sadily, “Kamus Inggris Indonesia,” (Jakarta: PT. Gramedia,

1995), Cet. Ke-1, h. 283. 12

John M. Echole dan Hasan Sadily, “Kamus Inggris Indonesia,” h. 150.

Page 24: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

kebebasan pada diri orang yang mempunyai masalah tersebut. Jika hal ini

tersempal unsur paksaan, maka hasil yang didapat pasti akan kurang

masksimal. Sedangkan kata concelling adalah kata kerja dari to councell yang

memiliki arti memberikan nasehat atau memberikan anjuran pada orang lain

secara berhadapan langsung.13

Sedangkan secara maknawi bimbingan adalah

mengajak orang lain ke arah jalan yang lebih baik atau yang benar bermanfaat

di zaman sekarang maupun zaman yang akan datang.

b.) Abu Ahmad memberikan pengertian bahwa bimbingan adalah suatu proses

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan dan

mengembangkan kemampuannya agar memperoleh kebahagiaan pribadi dan

masyarakat.14

c.) Bimo Walgito mengemukakan bahwa bimbingan adalah bantuan atau

pertolongan yang diberikan kepada individu atau sekumpulan orang dalam

menghindari kesulitan-kesulitan dalam hidupnya, agar orang tersebut dapat

sejahtera dalam hidupnya baik lahir maupun batin.15

d.) Jumhur dan Moh. Surya berbendapat bahwa proses bantuan terhadap individu

untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang dibutuhkan untuk

melakukan penyesuaian diri secara maksimal kepada sekolah, keluarga, serta

masyarakat.16

Dari definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik benang merah atau

kesimpulan bahwa bimbingan adalah salah satu metode yang secara terus menerus

13

H. M. Arifin, “Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,”

(Jakarta: Bulan Bintang, 1985), Cet. Ke-4, h. 18. 14

Abu Ahmad, “Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,” (Semarang: Toha Putra, 1997), Cet.

Ke-1, h. 4. 15

Bimo Walingto, “Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,” (Yogyakarta: Andi Offset,

1995), Cet. Ke-3, h. 5. 16

Djumhur dan Moh. Surya, ”Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,” (Bandung: CV. Ilmu Jaya), Cet. Ke-1, h. 5.

Page 25: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

dan secara langsung (tatap muka) digunakan untuk membantu seseorang atau

kelompok dalam menghadapi persoalan hidup dan membantu seseorang atau

kelompok dalam memahami makna hidupnya guna mencapai kebahagiaan.

Sedankan penyuluhan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:

a.) Dewa Ketut Sukardi mengatakan bahwa penyuluhan adalah hubungan timbal

balik di mana seorang penyuluhan membantu seorang klien untuk mencapai

atau mewujudkan pemahaman dirinya sendiri dalam kaitannya dengan

masalah yang dihadapinya.17

b.) W.S. Winkel, S. J. M.Sc menyatakan bahwa di dalam penyuluhan atau

penyuluhan dapat dibedakan menjadi dua aspek, yaitu aspek proses dan aspek

bentuk khusus dari pelayanan bimbingan.18 Aspek proses yang dialami oleh

klien selama kegiatan penyuluhan (concelling) itu berlangsung dalam waktu

yang relatif cukup lama. Sementara aspek khusus jenis pelayanan

dititikberatkan pada pertemuan (tatap muka) antara seorang penyuluhan dan

klien itu sendiri yang bentuknya berupa wawancara penyuluhan.

Dari definisi penyuluhan di atas titik temu yang dapat ditarik adalah

penyuluhan merupakan sebuah bentuk usaha untuk memberikan bantuan kepada klien

yang sedang bermasalah lewat wawancara penyuluhan (tatap muka) dan dilakukan

secara berkesinambungan selama masalah yang dihadapi klien belum tuntas.

Banyaknya definisi tentang bimbingan dan penyuluhan terkadang memang

membuat kita bingung, tetapi pada intinya semua mempunyai arti yang sama, yaitu

proses pemberian bantuan terhadap seseorang atau kelompok dengan keseluruhan

proses bimbingan.

17

Dewa Ketut Sukardi, “Bimbingan dan Konseling,” (Jakarta: PT. Bima Aksara, 1998), Cet.

Ke-5, h 168. 18

W. S. Winkel, “Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,” (Jakarta: PT. Grasindo, 1991), Cet. Ke-1, h. 173.

Page 26: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Dalam Islam, dasar-dasar mengenai bimbingan dan penyuluhan sudah tersurat

pada al-Quran dan hadis. Hal ini dapat dilihat pada beberapa ayat yang mendorong

kita untuk melaksanakan kegiatan bimbingan dan penyuluhan dengan tujuan sebagai

salah satu usaha untuk mencapai kesehatan jiwa.

Firman Allah dalam al-Quran surat Yunus ayat 57 yang berbunyi:

���� و���ء ��� �� ا ���ور وه�ى �� ر�� !"#���س &� %�ء$�� �( *�أ*�(� ا

�,(�-�.� ور/�

Artinya:

”Hai manusia, Sesungguhnya Telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan

penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi

orang-orang yang beriman”.

Dari keterangan di atas, dapat diambil intisari yang sangat perlu diperhatikan

bahwa sesungguhnya apabila seseorang mengalami kesulitan atau memiliki masalah

dalam hidupnya, hendaklah diberi bantuan dengan cara masing-masing. Apakah

dengan membimbingnya atau mungkin dengan cara lain yang sifatnya mulia, baik

dipandangan manusia, terutama dipandangan Allah SWT. Karena sebagai makhluk

sosial manusia harus saling tolong menolong dalam setiap masalah yang pasti ada

jalan keluarnya.

Apabila kegiatan bimbingan dan penyuluhan atau penyuluhan ini

direalisasikan dalam lingkungan sekolah, maka dapat diartikan sebagai proses

pemberian bantuan kepada siswa/i yang bermasalah, baik individu maupun kelompok,

dan yang paling penting adalah dapat memperhatikan tujuannya, yaitu agar siswa

dapat memahami dirinya sendiri, sehingga mampu mengarahkan dirinya dan

bertingkah laku dengan wajar sesuai dengan tuntunan sekolah, keluarga, masyarakat

atau lingkungan, bahkan bangsa dan negara.

Page 27: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

2. Tujuan Bimbingan dan Penyuluhan

Kalau dilihat secara garis besar tujuan dari bimbingan itu ada dua, yaitu tujuan

umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1.) Memberikan motivasi pada seorang klien dalam menjalani kehidupan, agar

tidak mudah putus asa, dan selalu berpikir pisitif dalam segala hal.

2.) Memberikan pemahaman yang jelas tentang potensi-potensi yang dimiliki

klien, termasuk di dalamnya tentang bakat, minat, kecakapan, maupun

kelemahannya.

3.) Penyesuaian diri dalam menjalani sebuah kehidupan di alam yang fana ini.

4.) Dalam ranah pendidikan membantu siswa/i untuk mengembangkan

pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, hasil belajar, serta prestasi yang

dimilikinya.

Sementara tujuan bimbingan secara khusus adalah seperti yang dikatakan oleh

M. Arifin bahwa:

”Kemampuan setiap individu dalam mengatasi kesulitan yang dihadapi dari

segala gangguan yang sifatnya baik fisik maupun mental spiritual yang sesuai

dengan talenta yang ada pada dirinya dan nilai-nilai ajaran agama yang

dianutnya, serta yang dipelajarinya sejak kecil”.19

Banyak sekali tujuan dari bimbingan yang bermuara pada berbuat baik untuk

mencari keridoan-Nya. Secara agama itu merupakan pekerjaan yang sangat mulia

(yang dicintai Allah dan Rasul-Nya) yang berpegang teguh pada sesuatu yang pasti

tidak akan sesat kalau kita mengikutinya yaitu, al-Quran dan as-Sunah.

19

Arifin, “Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,” h.7.

Page 28: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Yang paling bersifat fundamental dari sebuah tujuan bimbingan dan

penyuluhan adalah terjadinya perubahan pada tingkah laku klien, sementara seorang

penyuluh memfokuskan perhatiannya kepada klien dengan mencurahkan segala daya

dan upaya demi perubahan pada diri klien, yaitu perubahan kepada yang lebih baik

dan teratasinya segala permasalahan yang ada pada seorang klien.

Mengenai tujuan bimbingan dan penyuluhan menurut George and Christiani

(1981) yang dikutip oleh Singgih D. Gunarsa sebagai berikut:

a. Menyediakan fasilitas untuk perubahan prilaku

Hampir semua ahli sepakat bahwa bimbingan bertujuan mengadakan

perubahan pada diri klien, agar klien dalam kehidupannya lebih produktif,

kreatif, inovatif, dan menikmati kehidupan dengan damai, serta

menghilangkan keputusasaan.

b. Meningkatkan keterampilan untuk menghadapi sesuatu

Kenyataan sebuah kehidupan manusia membuktikan bahwa hampir semua

orang mengalami kesulitan. Untuk itu, diperlukan sebuah keterampilan yang

profesional dan juga kemauan, kesanggupan untuk menghadapi masalah

tersebut. Dalam hal ini, tergantung dari kemampuan dan kecerdasan dasar

yang dimiliki, apakah bisa menghadapi ataukah tidak.

c. Meningkatkan kemampuan dalam mengambil sebuah keputusan.

Keputusan akhir dari masalah klien merupakan sebuah keputusan yang

ditentukan oleh seorang klien dengan bantuan seorang penyuluhan, membuat

sebuah keputusan seringkali harus dapat mempertimbangkan berbagai faktor

yang berpengaruh dan memperhatikan cara-cara dalam melakukan penilaian.

Namun seringkali cara peninjauan terhadap faktor-faktor yang berpengaruh

dan sistematika berpikir masih sering perlu dilatih oleh seorang penyuluhan.

Page 29: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

d. Meningkatkan hubungan antara perorangan

Meniru seorang filosof Yunani yang bernama Aristoteles menyatakan bahwa

manusia adalah makhluk zoompoliticon, yaitu makhluk sosial, yang tidak bisa

hidup sendiri melainkan pasti membutuhkan orang lain yang pada hakikatnya

seorang diharapkan dapat membina hubungan dengan orang lain, dan dapat

membina dengan harmonis terhadap lingkungannya. Mulai dari sekolah

terhadap teman yang sebaya dengannya, dan rekan seprofesi. Dalam hal ini

adalah keluarganya sendiri.

e. Mengembangkan fasilitas terhadap kemajuan klien.

Setiap manusia pada hakikatnya mempunyai talenta pada dirinya masing-

masing, hanya saja terkadang orang tersebut tidak mau mengembangkan

kemampuannya yang ada pada dirinya, atau terkadang kemampuan tersebut

bisa berfungsi tapi kurang maksimal. Disinilah tugas seorang penyuluhan

untuk membantu memfungsikan kemabali kemampuan klien, agar dapat

berfungsi secara maksimal. Karena memang perbuatan inilah yang sangat

mulia, yaitu menyelamatkan manusia dari sifat keputusasaan yang itu semua

tidak ada gunanya. Sebab sudah jelas bahwa Allah SWT sangat benci pada

orang-orang yang putus asa.

Dalam hal ini sangatlah penting bagi seorang penyuluhan untuk dapat

membantu seorang klien kepada jalan yang lebih baik lagi, agar klien dapat menatap

hari esok yang lebih baik. Hidup dengan ketenangan jasmani dan rohani, aman,

damai, dan saling menghargai.

3. Unsur-Unsur Bimbingan dan Penyuluhan

Page 30: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Bimbingan dan penyuluhan atau penyuluhan adalah proses komunikasi yang

dilakukan oleh seorang klien (komunikator) dengan penyuluhan (komunikan) untuk

menyelesaikan suatu masalah guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Yang sangat

berpengaruhi dalam proses penyuluhan adalah adanya seorang penyuluhan, klien,

serta materi yang di dalamnya terdapat pesan-pesan.

Dalam melakukan bimbingan dan penyuluhan yang perlu diingat oleh seorang

penyuluhan adalah ia harus memposisikan dirinya sama dengan klien (balance), agar

seorang klien tidak canggung dan merasa dirinya ada yang peduli serta

memperhatikannya. Atau dengan kata lain seolah-olah seorang penyuluhan adalah

satu-satunya orang yang bisa membantu persoalan yang sedang dihadapinya. Karena

seorang penyuluhan merupakan tumpuan yang diharapkan dapat membantu

menyelesaikan masalahnya.

Saat penyuluhan berlangsung penting sekali bagi seorang penyuluhan untuk

menarik perhatian klien agar ia mau memberikan rasa kepercayaannya20

. Jika

kepercayaan seorang klien sudah didapatkan oleh seorang penyuluhan, maka akan

terjadi proses penyuluhan yang komunikatif (feedback) dan daya tarik21

yang dapat

memberikan kepercayaan mendalam dari seorang klien.22

Dalam bimbingan dan penyuluhan terdapat beberapa unsur yang harus

diperhatikan oleh para praktisi (penyuluhan), yang mana unsur-unsur itu harus

dipenuhi secara keseluruhan. Unsur-unsur tersebut yaitu:

1.) Penyuluhan (penyuluh)

20

Kepercayaan yang dimaksud di sini yaitu adanya titik kesamaan dalam hal mental. 21

Yang dimaksud dengan daya tarik disini adalah adanya titik poin kesamaan dalam hal apa

saja sehingga tidak sulit dalam beradaptasi dengan seorang klien, baik dalam bakat, minat,

karakteristik, serta apa saja yang dianggap positif. 22

Onong uchjana Effendi, “Ilmu Komunikasi dan Praktik,” (Bandung: CV. Remaja Karya, 1984), Cet. Ke-1, h. 13.

Page 31: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Seorang penyuluhan harus bersikap profesional dan handal agar

seorang klien dapat menaruh harapan dalam penyelesaian masalahnya. Selain

itu, seorang penyuluhan juga harus mengetahui bagaimana karakteristik

seorang klien, agar seorang klien bisa merasa nyaman dan mengutarakan

permasalahannya tanpa ada rasa segan.

2.) Klien (tersuluh)

Klien dalam hal ini harus dapat menceritakan secara kronologis

masalah yang dihadapinya agar seorang penyuluhan dapat meneliti dan

mencari jalan keluar yang ideal terhadap permasalahan tersebut.

3.) Pesan (message)

Dalam konteks bimbingan dan penyuluhan Islam, pesan agama

merupakan hal yang sangat penting untuk disampaikan. Hal ini disebabkan

karena agama merupakan hal (kebutuhan) yang sangat fundamen dalam

kehidupan seluruh umat manusia (al-Bawarah ayat 185).

4. Prinsip-prinsip Bimbingan dan Penyuluhan

Dalam bimbingan dan penyuluhan terdapat beberapa prinsip yang penting

untuk diperhatikan oleh seorang penyuluhan, agar praktik bimbingan dan penyuluhan

yang dilakukan berjalan dengan baik dan benar. Dalam konteks pendidikan prinsip-

prinsip bimbingan dan penyuluhan dapat digolongkan menjadi dua bagian, yaitu

prinsip-prinsip umum dan khusus sebagai berikut.

a. Prinsip umum bimbingan dan penyuluhan

Page 32: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

1.) Dasar bimbingan dan penyuluhan di sekolah tidak lepas dari dasar

pendidikan keluarga pada umumnya dan pendidikan sekolah itu

sendiri pada khususnya.23

2.) Tidak terlepas dari fungsi pendidikan yang tertulis dalam Kitab

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional

Bab 11 Pasal 3 yang berbunyi:

”Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan talenta

peserta didik agar menjadi manusia didik yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta

berilmu, cakap, pandai, mandiri,dan menjadi warga yang

demokratis dan bertanggung jawab”.24

3.) Bimbingan dan penyuluhan diperuntukkan bagi semua individu,

baik anak-anak maupun orang dewasa.

4.) Bimbingan dan penyuluhan dapat dilaksanakan dengan cara:

a.) Prefentif; bertujuan untuk mencegah jangan sampai timbul

kesulitan-kesulitan yang menimpa klien.

b.) Kuratif; mencari sebab-sebab kesulitan pada klien,

kemudian memecahkannya.

c.) Preservatif; memelihara atau mempertahakan keadaan yang

sudah baik, agar jangan sampai berubah menjadi keadaan

yang kurang baik.

5.) Bimbingan dan penyuluhan bersifat kontinuitas (terus-menerus).

23

Dasar pendidikan di Indonesia tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional Bab 11 pasal 2 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan

Undang-undang Dasar 1945”. 24

Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah, Bagian Projek Penelitian Hasil Belajar Tahap Akhir Nasional, Jakarta tahun 2003.

Page 33: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

6.) Bimbingan dan penyuluhan harus memperlihatkan perbedaan-

perbedaan yang terdapat pada individu.

7.) Tiap-tiap aspek individu adalah hal yang sangat penting dalam

menentukan sikap dan tingkah laku.

8.) Klien yang dihadapi merupakan makhluk hidup yang bersifat

dinamis.

b. Prinsip-prinsip khusus dalam bimbingan dan penyuluhan

a.) Prinsip individu yang dibimbing, yaitu:25

1.) Service yang diberikan kepada semua siswa

2.) Service bimbingan harus diberikan secara terus-menerus

3.) Program berpusat pada siswa

4.) Harus ada bimbingan prioritas pada siswa

5.) Keputusan terakhir dalam proses bimbingan ditentukan pada klien

yang diberikan bimbingan.

b.) Prinsip yang berhubungan dengan penyuluhan

1.) Penyuluh didasarkan pada disiplin ilmu yang ia punya.

2.) Penyuluh dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan kemampuan

dan tugasnya.

3.) Penyuluh harus menjaga dan menghormati kerahasiaan seorang

klien.

4.) Penyuluh hendaknya mempergunakan brebagai jenis data dan

teknis dalam melakukan tugasnya.

c. Prinsip yang berhubungan dengan organisasi dan administrasi

bimbingan dan penyuluhan.26

25

Syahrir dan Riska Ahmad, “Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan,” (Padang: Angkasa Raya, 1987), Cet. Ke-1, h. 51.

Page 34: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

1.) Harus ada kartu anggota bagi setiap siswa yang ikut bimbingan

2.) Program bimbingan harus disusun sesuai dengan kebutuhan sekolah

yang bersangkutan.

3.) Pembagian tugas harus diatur sesuai dengan waktu yang telah

disediakan secara efektif dan efisien.

4.) Bimbingan harus dilakukan baik secara individu maupun kelompok

sesuai dengan yang diinginkan oleh klien dan telah ditetapkan oleh

petugas-petugas yang lain.

B. Siswa Bermasalah

1. Pengertian Siswa Bermasalah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan siswa adalah

anak sekolah atau pelajar (terutama pada sekolah menengah atas).27 Maka dapat kita

asumsikan bersama bahwa siswa/i adalah anak peserta didik di lingkungan pendidikan

formal.

Hadari Nawawi menyatakan bahwa siswa adalah anak yang sedang tumbuh

dan berkembang, baik secara fisik maupun psikologis dalam rangka mencapai tujuan

pendidikan formal, khususnya sekolah.28

Sementara anak didik adalah anak yang

belum dewasa, yang memerlukan usaha yang lain untuk menjadi dewasa, guna

melaksanakan tugasnya sebagai makhluk Tuhan, umat manusia, warga negara, atau

sebagai individu.29

26 Slamet, “Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi,” (Jakarta: Bima Aksara, 1988),

Cet. Ke-1, h. 16. 27

Purwadinata, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” (Jakarta: Balai Pustaka, 1986), Cet. Ke-13,

h. 9. 28

Hadari Nawawi, “Organisasi dan Pengelolaan Sekolah,” (Jakarta: Gunung Agung, 1981),

h. 128. 29

Soejono, “Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum,” (Bandung: Ilmu Jaya, 1980), h. 36.

Page 35: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Masa remaja merupakan masa perkembangan atau disebut juga sebagai masa

puber. Di masa ini biasanya seseorang memiliki rasa ingin tahu yang sangat besar dan

cenderung egois, artinya ingin hidup bebas dan merasa dirinyalah yang paling benar

dan bertindak tanpa pukur panjang. Ia akan cenderung melakukan hal-hal yang ia suka

meskipun terkadang hal itu berbenturan dengan norma atau nilai yang berlaku di

masyarakat, agaman,dan negara, seperti: tauran, pacaran, mabuk dan sebagainya.

Di dalam dirinya, biasanya selalu tersirat keinginan berbuat heroik, romantis,

dan berkuasa. Jika hasrat dan perasaan ini tidak terkontror dengan baik, maka akan

berdampak pada prestasi yang menurun dan tingkah-laku yang devian. Apabila hal ini

tidak diantisipasi oleh sekolah, seorang siswa akan menjadi sangat berbahaya bagi

siswa lain dan sekolah. Bahanyanya bukan hanya berdampak pada sekolah, melainkan

keluarga, masyarakat, bahkan bangsa dan negara. Dan dasar dari semua ini menurut

Prof. DR. Zakiah Darajat adalah ketidakpuasan.30

Masalah di atas terlihat bahwa pada diri seorang siswa timbul perasaan yang

tidak enak, yang mengakibatkan timbulnya perasaan gelisah pada dirinya. Dengan

perasaan gelisah ini kadang-kadang siswa senang melakukan tindakan yang sifatnya

mengganggu ketentraman orang lain. Karena menurutnya dengan cara membuat onar

egonya akan merasa puas.

Siswa bermasalah mempunyai pengertian pelajar yang perbuatan melanggar

yang dilakukan oleh siswa, yang sifatnya melawan hukum, anti sosial, anti susila, dan

30

Zakia Darajat, “Kesehatan Mental,” (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1988), hal. 111.

sedangkan menurut R. A. Koesnoen siswa bermasalah dimulai dari sifat kodrati anak yang ingin

mencari pengalaman dan petualangan. R. A. Koesnoen, ”Politik Pelajaran Nasional,” (Bandung:

Sumur Batu, 1996), h. 175.

Page 36: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

menyalahi norma agama.31 Dari hal ini kemudian Colemon CS mengadakan

pengelompokan siswa bermasalah menjadi empat bagian, yaitu:32

1.) Kerusakan pada otak yang lemah pikir (Brain demage and mentally

retarded delenguest).

2.) Neorotic and psyhotik delengents

3.) Psyhopatic delenguents

4.) Drug dependen delenguents

Kelompok yang pertama terdapat ciri-ciri aktif yang berlebihan, inpulsif,

emosi sangat labil, dan tidak mampu menahan diri. Kelompok kedua, perilaku yang

impulsif (tidak mampu mengerem dirinya). Hal ini mungkin disebabkan terlalu

banyak larang yang membelenggu dirinya sehingga seseorang tidak bisa menahan

dorongan rasa untuk berbuat masalah.

Dalam kelompok ketiga menunjukkan prilaku yang jelas sifatnya anti sosial,

inpulsif (tanpa pikir panjang) menyimpan rasa kebencian kepada masyarakat,

menonjolkan rasa penyesalan, suka mencuri uang walau pada dasarnya tidak

memerlukan, hubungan keakraban terganggu, kata hatinya tidak atau kurang

berfungsi. Sementara kelompok keempat adalah menunjukkan ketergantungan

terhadap narkotika, sering bertalian dengan kejahatan, dan merampok karena mereka

membutuhkan uang untuk memberli barang haram tersebut.

Tindakan siswa bermasalah sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak biasa,

dalam berbicara dan berbuat. Siswa bermasalah sering melakukan pelanggaran seperti

31

Sudarsono, “Kenakalan Siswa,” (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h. 11. 32 Colemon, “Sikap Pribadi dan Mutiara Pendidikan,” (Jakarta: Erlangga, 1987), hal. 49.

Siswa merupakan sosok remaja yang sedang meraba jadi diri tentang eksistensinya. Prof. Dr. Asar

Sunyono Munandar membagi tipologi remaja berdasarkan derajat keserasian dengan lingkungannya

dan berdasarkan derajat keaktivannya dalam usaha untuk penguasaan atau penyesuaian dengan

lingkungannya menjadi empat macam, yaitu: (i) remaja aktif-kreatif, (ii) remaja pasif-konformis, (iii)

remaja aktif-destruktif, dan (iv) remaja pasif-destruktif. Lihat ”Mengenal dan Memahami Masalah Remaja,” (Jakarta: PT. Pustaka Antara, 1996), Cet. Ke-4, h. 20-21.

Page 37: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

yang dilakukan oleh remaja bermasalah, misalnya, berbohong, menyontek, bolos

sekolah, dan lain sebagainya. Hanya saja pelanggaran yang dilakukan siswa

bermasalah sifatnya lebih serius dan luas dari siswa yang tidak bermasalah.

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa bermasalah yang

dimaksud di sini adalah peserta didik yang mempunyai masalah dan yang sering

melakukan pelanggaran-pelanggaran di dalam masa pertumbuhan, perkembangan, dan

perbuatan yang dilakukan siswa bertentangan dengan norma-norma, baik norma

agama, susila, serta norma yang berlaku di masyarakat yang dapat merugikan diri

sendiri dan orang lain.

2. Faktor-faktor Penyebab Siswa Bermasalah

Pada dasarnya siswa bermasalah dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor

internal dan faktor eksternal.

a. Faktor internal adalah faktor yang bersifat intern yang berasal dari dalam

diri sendiri, baik dari dampak pertumbuhan dan perkembangan, maupun dari

jenis penyakit mental atau kejiwaan yang ada pada diri siswa tersebut.

Pendapat M. Arifin tentang siswa bermasalah yang berasal dari intern adalah

cacat jasmani atau rohani akibat dari keturunan, pembawaan negatif yang

sulit dikendalikan serta mengarahkan pada perbuatan nakal atau masalah,

pemenuhan kebutuhan yang kurang terpenuhi, kontrol terhadap diri sendiri,

serta menilai sesuatu selalu dengan negatif, perasaan rendah diri dan

perasaan yang selalu tertekan.33

b. Faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar diri yang

bersangkutan, diantaranya:

33

Arifin, “Psikologi dan Beberapa Aspek KEhidupan ROhani Manusia,” h. 85.

Page 38: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

1.) Faktor Keluarga

Keluarga adalah organisasi terkecil di dalam masyarakat, tetapi

mempunyai kedudukan yang primer dan fundamental.34 Sebab itu, keluarga

mempunyai peranan vital dalam mempengaruhi perilaku anak terutama

dalam tahap awal.

Menurut Agus Sujanto bahwa keluarga yang baik adalah kelurga yang

berpengaruh positif bagi perkembangan anak, sedangkan keluarga yang

kurang baik adalah keluarga yang memberikan pengaruh negatif bagi

perkembangan anak. Karena itu, keluarga merupakan wilayah awal yang

menentukan perilaku anak, apakah anak akan menjadi baik atau

sebaliknya.35

Hal yang demikian sangat relevan dengan hadis Nabi yang artinya

”setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, maka kedua orangtuanyalah

yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, dan majusi”.

2.) Faktor Sekolah

Dalam rangka pembinaan anak atau siswa ke arah yang lebih baik,

kadang-kandang sekolah dapat menjadi sebab timbulnya siswa bermasalah.

Hal ini terjadi karena sekolah sering tidak peduli terhadap siswa tersebut.

a.) Latar belakang remaja yang berbeda, tetapi dengan sistem

persekolahan yang memiliki pengaturan yang sama, mereka

dituntut untuk dapat berbaur dengan yang lainnya.

b.) Menurut Prof. DR. Zakiah Darajat pengaruh negatif yang

menangani langsung proses pendidikan antara lain kesulitan

ekonomi yang dialami pendidik dapat mengurangi perhatian

34

Bambang Mulyono, “Kenakalan Remaja,” (Yogyakarta: Andi Offset, 1986), Cet. Ke-1. h.

40. 35

Agus Sujanto, ”Psikologi Perkembangan,” (Jakarta: Aksara Baru, 1981), Cet. Ke-1, h. 226.

Page 39: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

terhadap anak didiknya, misal: pendidik sering tidak masuk yang

mengakibatkan siswa terlantar, bahkan sering adanya perlakuan

guru yang kurang adil, hukuman yang kurang menunjang

tercapainya tujuan pendidikan, ancaman yang tidak putus-

putusnya, serta disiplin yang terlalu ketat, disharmonis antara

guru dan siswa, serta kurangnya belajar di rumah.

c.) Hal tersebut juga sering terjadi karena adanya impotensi dalam

pendidikan yang disebabkan oleh komunikasi anti dialog,

penggunaan metode pengajaran yang dapat mematikan kreativitas

siswa.

3.) Faktor Masyarakat

Dadang Hawari Mengatakan bahwa masyarakat juga bisa menjadi

faktor utama juga. Keadaan masyarakat yang bermasalah dan lingkungan

yang kurang baik merupakan faktor penyebab siswa berbuat menyimpang.

Faktor ini dikelompokan Dadang Hawari menjadi dua kelompok, yaitu:36

1.) Faktor kerawanan masyarakat (lingkungan) antara lain, tempat

tinggal, hiburan yang buka terlalu malam, peredaran obat-obatan

terlarang, pengangguran yang semakin meningkat dan anak-anak

yang putus sekolah.

2.) Daerah rawan (gangguan kamtibnas) antara lain: penyalahgunaan

alkohol, narkotika dan zat adaktif lainnya, tawuran, kebut-kebutan,

pencurian dan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan,

pengrusakan, dan lainnya.

36

Dadang Hawari, “Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,” (Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Jasa, 1997), Cet. Ke-3, h. 198-199.

Page 40: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Sedangkan menurut Sudarsono pengaruh yang dominan dari

masyarakat sebagai pendukung siswa bermasalah adalah perubahan sosial

yang ditandai dengan peristiwa-peristiwa yang sering menimbulkan

ketegangan seperti persaingan ekonomi, pengangguran, media massa, dan

fasilitas rekreasi.37

3. Usaha-Usaha Dalam Mengatasi Siswa Bermasalah

Penanganan terhadap siswa bermasalah hendaknya dilakukan oleh tiga kutub

dan bermuara pada satu kutub, yaitu kondisi yang sehat dan kondusif yang

memungkinkan siswa atau anak dapat berkembang baik secara fisik maupun mental.

Adapun cara menanggulanginya sebagaimana yang dikemukakan oleh seorang

kriminolog, Soejono Dirjo Siswono, SH yang dikutip oleh Sudarsono dalam bukunya

yang berjudul ”Kenakalan Remaja” mengemukakan bahwa asas umum dalam

penanggulangan kejahatan yang banyak dipakai oelh negara-negara maju yaitu:

1.) Cara moralitas, dilaksanakan dengan cara penyebaran agama dan moral.

2.) Cara abolisionistis, berusaha memberantas, menanggulangi kejahatan

dengan sebab musababnya, misalkan bahwa faktor ekonomi atau

kemiskinan merupakan penyebab kejahatan, maka usaha untuk mencapai

tujuan dalam mengurangi kejahatan yang disebabkan oleh faktor ekonomi

merupakan cara abolisionistis.

Banyak cara dalam mengatasi siswa bermasalah baik secara preventif, kuratif,

dan rehabilitas. Pendekatan preventif terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

a.) Usaha Dari Rumah Tangga

37

Sudarsono, ”Kenakalan Remaja,” (Jakarta: Reineka Cipta, 1999), Cet. Ke-2, h. 131.

Page 41: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Menciptakan rumah tangga yang harmonis memang sulit apalagi

menciptakan keluarga yang agamis, maka dari situlah langkah awal

bahwa sesuatu pasti berangkat dari nilai-nilai rumah itu sendiri.

b.) Usaha Sekolah

Sarana dan prasarana sekolah harus memadai, kuantiítas dan koalitas

guru yang memadai, mengembalikan wibawa seorang guru dan yang

terpenting yaitu kesejahteraan guru pun harus diperhatikan. Dan

penting juga memberikan pendidikan mental siswa agar siswa dapat

berkembang mentalnya secara sehat.

c.) Lingkungan Masyarakat

Mengenai lingkungan masyarakat ini dapat tidaknya membantu suatu

kelompok yang baik atau tidak sangat tergantung oleh usaha orang

dewasa memberikan perhatian dengan membina para remajanya.

Diantaranya biasanya yang sangat berperan penting disini adalah tokoh

remaja dan para penyuluh agama atau para ustadz.

Mengarahkan dan memberikan contoh yang baik kepada para remaja

akan menghasilkan suatu generasi penerus harapan bangsa, orang

tuanya, dan masyarakat luas.

Menurut Dadang Hawari dibutuhkan langkah-langkah kongkrit oleh

masyarakat, yaitu mampu menciptakan kondisi lingkungan hidup yang

sehat, bebas dari rasa takut, aman dan tentram, bebas dari rasa segala

bentuk kerawanan sebagaimana yang tertera pada pengaruh lingkungan

masyarakat terhadap timbulnya permasalahan.38

38

Dadang Hawari, “Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,” h. 200.

Page 42: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

BAB III

Gambaran Umum Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu

Al-Madinah, Bogor

A. Sejarah berdirinya SMA Islam Terpadu Al-Madinah Bogor

Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Al-Madinah, Bogor, adalah suatu

sekolah pendidikan lanjutan tingkat atas yang memiliki ciri khas, yaitu menciptakan

generasi yang cerdas, berpola pikir maju, berlandaskan etika dan moral Islam, percaya

diri, mandiri yang bertakwa terhadap Allah SWT.

SMA Islam Terpadu Al-Madinah, Bogor, berdiri sejak tahun 2004 hingga

sekarang, dengan status terakreditasi A, dengan izin operasional No. 42.1/3304

disdik/2005. Berdiri di atas bangunan kokoh, memiliki empat ruang kelas, dan

dibimbing oleh 22 orang tenaga pendidik yang profesional dan memiliki riwayat

pendidikan dan pekerjaan yang berkualifikasi baik.39

Sekolah Islam Terpadu Al-Madinah, Bogor, didirikan dalam rangka

membantu pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana pendidikan serta turut

membantu pemerintah dalam menciptakan lapangan bagi para pendidik profesional.

Kegiatan belajar mengajar di Sekolah Islam Terpadu Al-Madinah, Bogor,

dimulai dari hari Senin hingga Jumat, dan pada hari Sabtu diisi dengan kegiatan

ekstrakulikuler yang tujuannya membekali para siswa/i suatu keterampilan yang

berguna untuk kemudian diterapkan pada diri mereka sendiri dan disalurkan kepada

masyarakat luas.

B. Profil Sekolah

39

Brosur Penerimaan Siswa/i Baru Tahun ajaran 2008.

Page 43: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Nama Sekolah : SMA Islam Terpadu Al-Madinah

Kepala Sekolah : Drs. Waris Hadi

Propinsi : Jawa Barat

Otonomi Daerah : Kabupaten Bogor

Kecamatan : Cibinong

Desa/Kelurahan : Sukahati

Jalan dan Nomor : Jl. Sukahati No. 36

Kode Pos : 16913

Telepon : (021) 7087 7931

Daerah : Perkotaan

Status Sekolah : Swasta (Terakreditasi A)

Surat Keputusan/SK : 42.1/3024 Disdik/2005

Tahun Berdiri : 2004

Bangunan Sekolah : Milik Sendiri

Jarak ke Pusat Kecamatan : 4,2 Km

Jarak ke Pusat Otoda : 4,2 Km

Terletak Pada Lintasan : Kabupaten

C. Struktur Organisasi

Setiap lembaga maupun instansi-instansi, baik swasta maupun negeri, pasti

memiliki struktur lembaga yang jelas. Struktur ini dibuat agar dalam memobilisasi

lembaga atau instansi tersebut tidak terjadi benturan atau peran ganda. Karena tugas

mereka semua sudah diatur di dalam struktur yang telah dibuat. Demikian juga

dengan SMA IT Al-Madinah, Bogor, mereka membuat struktur sebagai berikut:

YPI AR ROHMAN

Page 44: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Keterangan:

: Garis Komando

-------------------- : Garis Koordinasi

D. Visi dan Misi

Visi dan Misi Sekolah Islam Terpadu Al-Madinah adalah sebagai berukut:

Guru Bidang Studi

Kabid Pendidikan

Nafriyan Askar, S.Pd.I

Kepala Sekolah

Rochmat Wahyudi,

Wakasek Kurikulum

Ahmad Wahyudi, S.Pd.I Wakasek Kesiswaan

Heru Dayatullah, S.Fil.I

Guru BK

Heru Dayatullah, S.Fil.I

Wakil Kelas

Page 45: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

a. Membentuk cendekiawan Muslim yang mempunyai keseimbangan

antara ilmu pengerahuan dan teknologi (IPTEK) serta iman dan taqwa

(IMTAQ).

b. Mencetak murid yang cerdas, kreatif, terampil, dan berakhlaq mulia

ditunjang dengan jasmani dan rohani yang sehat, berpikir maju serta

memiliki kepribadian yang kuat.

E. Fasilitas

a. Bangunan ± 5.000 M2 dengan 45 Lokal.

b. Masjid dengan kapasitas 1.200 jama’ah.

c. Lapangan Olah Raga Yang Terdiri Dari; Sepak Bola, Basket, dan lain-lain.

d. Kolam Renang.

e. Area Kebun Siswa, Area Perikanan, dan Area Peternakan.

f. Out Bond

g. Laboratorium Komputer

h. Laboratorium IPA

i. Laboratorium Bahasa

j. Perpustakaan

k. Ruang Kelas dengan fasilitas Music Room

l. Kamtin Sekolah

m. Antar Jemput

n. Keamanan 24 Jam

o. Dan lain-lain

F. Kegiatan Ekstrakulikuler Sekolah/Pengembangan Diri

Page 46: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

a. Renang

b. Sepak Bola

c. Taekwondo

d. Basket

e. Pramuka

f. PMR (Palang Merah Remaja)

g. BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an)

h. Kaligrafi

i. Menggambar

j. Mewarnai

k. Band

l. Drum Band

m. Bahasa Inggris

n. Sempoa

o. Bimbel (Bimbingan Belajar)

p. KIR (Kegiatan Ilmiah Remaja)

q. Bahasa Arab

r. Bahasa Jepang

G. Sturktur dan Muatan Kurikulum

Kurikulum yang diterapkan di Sekolah Islam Terpadu Al-Madinah adalah

kurikulum Iptaq, yaitu kurikulum yang menggabungkan Kurikulum Diknas (Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi) dengan Kurikulum Pesantren (Iman dan Taqwa). Ciri

khas Kurikulum Iptaq adalah:

Page 47: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

a. Beban mata pelajaran eksak lebih banyak dan lebih padat.

b. Beban mata pelajaran agama lebih banyak dan lebih dinamis.

c. Menerapkan tiga bahasa sebagai bahasa percakapan sehari-hari; Bahasa

Indonesia, Inggris, dan Arab:

- Monday and Wednesday, English Day.

- Tuesday and Thursday, Arabic Day.

- Friday and Saturday, Indonesian Day.

d. Menerapkan metode pelajaran praktik utuk menggali kemampuan kognitif,

afektif, dan psikomotorik melalui kebun siswa.

e. Sebelum kegiatan belajar mengajar, selalu dimulai dengan Shalat Dhuha

bersama-sama dan diakhiri dengan Shalat Ashar berjamaah.

f. Setiap bulan selalu diadakan pengajian bulanan, wajib diikuti oleh seluruh

orangtua siswa, siswa, dewan guru dan staf yayasan.

No Keterangan Diknas Al-Madinah

1 Pendidikan Agama 2 Jam 2 Jam

2 PKN 2 Jam 2 Jam

3 Bahasa Indonesia 4 Jam 4 Jam

4 Bahasa Inggris 4 Jam 4 Jam

5 Matematika 4 Jam 4 Jam

6 IPA 4 Jam 4 Jam

7 IPS 4 Jam 4 Jam

8 Seni Budaya 2 Jam 2 Jam

9 Pendidikan Jasmani 2 Jam 2 Jam

10 TIK (Komputer) 2 Jam 2 Jam

Page 48: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

11 Bahasa Sunda 2 Jam 2 Jam

12 Eglish Conversation - 2 Jam

13 Arabic Conversation - 2 Jam

14 Bahasa Arab - 2 Jam

15 Al-Qur’an dan Tahfibz - 2 Jam

16 Teknologi Pertanian - 2 Jam

Total Jam 30 Jam 40 Jam

Tebel Kurikulum. 1

1. Struktur Kurikulum

Mengacu pada Permendiknas nomor 22, 23, dan 24 tahun 2006 tentang standar

Isi, Standar Kompetensi Lulusan dan ketentuan pelaksanaannya diatur daerah Propinsi

Jawa Barat tentang muatan lokal wajib serta dengan mempertimbangkan tuntutan

kecakapan hidup dan kebutuhan masyarakat yang bersifat agamis dan sesuai dengan

kemampuan sekolah, maka SMA Islam Terpadu Al-Madinah memutuskan untuk

menerapkan Kurikulum Terpadu Satuan Pengajaran (KTSP) baru pada kelas X,

sementara kelas XI-IPS, XII-IPS, dan XII-IPA masih tetap menggunakan kurikulum

2004 (KBK). Adapun struktur kurikulum untuk kelas X tersebut adalah sebagai

berukut:

Kelas

Mata Pelajaran

X XI-S(* XII-S(* XII-A(*

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

Page 49: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Fisika 2 - - 4

7. Biologi 2 - - 4

8. Kimia 2 - - 4

9. Ekonomi 2 4 4 -

10. Sosiologi 2 3 3 -

11. Geografi 1 3 3 1

12. Sejarah 1 3 3 1

13. Seni Budaya 2 2 2 2

14. Pendidikan Jasmani 2 2 2 2

15. TIK 2 2 2 2

16. Bahasa Jepang 2 2 2 2

17. Muatan Lokal:

a. Bahasa Sunda

b. Bahasa Arab

c. Al-Qur’an dan Tahfidz

2

1

1

-

1

1

-

1

1

-

1

1

18. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 40 39 39 40

Tabel Kurikulum. 2

Keterangan:

(* Untuk kelas XI-S, XII-A, XII-S KTSP belum terlaksana

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran (di luar jam)

2. Muatan Kurikulum

Page 50: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

a. Mata pelajaran

Mata pelajaran Wajib:

1. Kelas X

Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Ekonomi, Sosiologi,

Geografi, Sejarah, Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, TIK, dan Bahasa Jepang.

2. Kelas XI-IPS

Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Seni

Budaya, Pendidikan Jasmani, TIK, dan Bahasa Jepang.

3. Kelas XII-IPS

Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Matematika, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Sejarah, Seni

Budaya, Pendidikan Jasmani, TIK, dan Bahasa Jepang.

4. Kelas XII-IPA

Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, Matematika, Fisika, Biologi, Kimia, Geografi, Sejarah, Seni

Budaya, Pendidikan Jasmani, TIK, dan Bahasa Jepang.

5. Muatan Lokal

Muatan Lokal terdiri atas mata pelajaran Bahasa Sunda, Bahasa Arab, Al-

Qur’an dan Tahfidz, serta pengembangan diri.

b. Kegiatan Pengembangan Diri

1. Tujuan

Page 51: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Kegiatan Pengembangan Diri bertujuan memberikan kesempatan kepada

peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai

dengan kebutuhan, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi

sekolah.

Secara khusus pengembangan diri bertujuan:

- Meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan YME.

- Meningkatkan kecintaan terhadap tanah air

- Memupuk jiwa sportivitas

- Pembentukan karakter

2. Pelaksanaan

Kegiatan pengembangan dilaksanakan di bawah bimbingan para guru dan

pelatih/instruktur serta dikoordinasi oleh guru BK. Kegiatan ini meliputi

kegiatan ekstrakulikuler dan pelayanan konseling, terdiri atas:

- Kegiatan pelayanan BK

- Pengembangan Karier

- Kelompok kesenian dan olah raga

- Kepemimpinan

- Kelompok ilmiah remaja (KIR)

- Keagamaan (ROHIS)

c. Pengaturan Beban Belajar

1. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan

sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum, yaitu 45 menit per jam

pelajaran, 40 dan 39 jam pelajaran per minggu. Pengaturan alokasi

Page 52: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semerter ganjil

dan genap dalam satu tahun ajaran dapat dilakukan secara fleksibel

dengan jumlah beban belajar yang tetap.

2. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak

terstruktur maksimal 50% dari waktu kegiatan tatap muka mata

pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut

mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam

mencapai kompetensi tanpa membebani siswa.

d. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu

pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%.

Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Sekolah harus

menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan mempertimbangakan tingkat

kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung

dalam penyelenggaraan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan

berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar

untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Dengan memperhatikan tiga aspek dalam penentuan KKM, yaitu

Intake Siswa, Kompleksitas dan Daya Dukung Sekolah, maka SMA Islam

Terpadu Al-Madinah menetapkan KKM mata pelajaran sebagai berukut:

KKM KELAS

KOMPONEN

X XI-S XII-S XII-A

Page 53: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

1. Pendidikan Agama 73 74 78 78

2. Pendidikan Kewarganegaraan 69 69 71 71

3. Bahasa Indonesia 66 69 72 72

4. Bahasa Inggris 63 65 71 71

5. Matematika 65 68 72 72

6. Fisika 64 - - 70

7. Biologi 72 - - 76

8. Kimia 71 - - 73

9. Ekonomi 72 74 75 -

10. Sosiologi 70 70 73 -

11. Geografi 73 75 76 76

12. Sejarah 71 72 74 74

13. Seni Budaya 69 70 73 73

14. Pendidikan Jasmani 72 73 75 75

15. TIK 74 75 77 77

16. Bahasa Jepang 72 74 75 75

17. Muatan Lokal:

a. Bahasa Sunda

b. Bahasa Arab

c. Al-Qur’an dan Tahfidz

71

69

72

-

71

73

-

72

75

-

72

75

Rata-Rata 69,89 71,46 73,93 73,75

Tabel Kurikulum. 3

e. Kenaikan Kelas, Kelulusan, dan Penjurusan

1. Kenaikan Kelas

Page 54: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran.

Kriteria kenaikan kelas diatur oleh Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Peserta didik dinyatakan naik kelas bila:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran yang dinyatakan

dengan nilai untuk setiap mata pelajaran.

b. Nilai untuk setiap mata pelajaran lebih besar dari 5,00.

c. Jumlah mata pelajaran yang tidak mencapai KKM tidak lebih

dari empat mata pelajaran.

d. Kehadiran siswa dalam KBM minimal 85% dari jumlah

kehadiran KBM efektif.

2. Kriteria Penjurusan

Penjurusan kelas dilaksanakan mulai kelas XI (pada semester I),

meliputi program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS), dan Bahasa. Kriteria penjurusan kelas diatur oleh sekolah, antara

lain:

a. Minat siswa/i, nilai akademik, pertimbangan konseling, dan

orangtua/wali siswa/i.

b. Nilai akademik untuk penjurusan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) meliputi: Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia.

- Rata-rata nilai semester I dan II (Matematika, Fisika,

Biologi, dan Kimia) adalah 75.

- Nilai (Matematika, Fisika, Biologi, dan Kimia) harus telah

mencapai nilai KKM.

Page 55: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

c. Siswa yang tidak memenuhi kriteria penjurusan Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) berarti mengikuti program penjurusan

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

3. Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta

didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan, pada pendidikan dasar dan

menengah setelah:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk

seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan

akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,

kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata

pelajaran jasmani, olah raga, serta kesenian.

c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi.

d. Lulus Ujian Nasional (UN).

Page 56: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

BAB IV

METODE BIMBINGAN DAN PENYULUHAN SEKOLAH MENENGAH

ATAS ISLAM TERPADU AL-MADINAH, BOGOR, DALAM MENANGANI

SISWA BERMASALAH

A. Temuan

1. Masalah Kenakalan Siswa/i di SMAIT Al-Madinah, Bogor

Masalah yang sering terjadi di Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu al-

Madinah, Bogor, adalah puberitas.40

Kata pubertas berasal dari kata latin yang berarti

usia menjadi orang, suatu periode dalam mana anak dipersiapkan untuk mampu

menjadi individu yang dapat melaksanakan tugas biologis berupa melanjutkan

keturunannya atau berkembang biak. Perubahan-perubahan biologis berupa mulai

bekerjanya organ-organ reproduktif dan disertai pula oleh perubahan-perubahan yang

bersifat psikologis.

Saat anak meningkat remaja, tidak sedikit orang tua yang bersusah hati karena

anak-anaknya yang telah remaja menjadi keras kepala, sukar diatur, mudah

tersinggung, sering melawan, dan sebagainya. Bahkan ada orang tua yang benar-benar

panik memikirkan kelakuan anaknya yang telah remaja, seperti sering bertengkar,

berbuat sesuatu yang melanggar aturan, nilai-nilai moral dn norma-norma agama.

Sehingga timbul lebel pada dirinya sebagai anak nakal atau cross boy/cross girl.

Para ahli jiwa tidak ada yang memiliki kata sepakat terhadap masa remaja.

Mereka hanya sepakat dalam menentukan permulaan masa remaja, yaitu dengan

dimulainya kegoncangan yang ditandai dengan datangnya haidh (menstruasi)41

40

Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

41 Di jelaskan dalam Alquran mengenai Haid dalam Surat Al-Baqarah (2) ayat 222 yang

Page 57: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

pertama bagi wanita dan mimpi basah pada pria. Kejadian ini tidak sama antara satu

anak dengan yang lainnya. Ada yang mulai pada umur 12 tahun atau sebelumnya, dan

ada juga yang berumur 13 tahun sebagai permulaan masa remaja.42

Menurut Islam, kanak-kanak mulai dapat membedakan perkara yang baik dan

buruk setelah mencapai mumayyidz, yaitu berumur tujuh tahun. Pada saat inilah orang

tua atau penjaganya patut melatih anak mengerjakan ibadah yang wajib. Apabila anak

mencapai umur baligh, mereka wajib melaksanakan semua perintah agama dan

menjauhkan segala larangan-Nya. Lingkungan baligh ialah mencapai umur 15 tahun

atau kanak-kanak lelaki sudah bermimpi bersetubuh dan anak perempuan pula telah

keluar haid dalam usia antara 9 hingga 15 tahun.

Ciri-ciri utama dan umum periode pubertas adalah sebagai berikut:

a. Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. Dikatakan transisi

sebab pubertas berada dalam peralihan antara masa kanak-kanak dengan

masa remaja. Dikatakan tumpang tindih sebab beberapa ciri biologis-

psikologis kanak-kanak masih dimiliknya, sementara beberapa ciri remaja

dimilikinya pula.

b. Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat cepat.

Perubahan dari bentuk tubuh kanak-kanak pada umumnya ke arah bentuk

tubuh orang dewasa. Terjadi pula perubahan sikap dan sifat yang

menonjol, terutama terhadap teman sebaya lawan jenis, terhadap

permainan dan anggota keluarga.

c. Pertumbuhan dan perkembangan fisik. Secara umum terjadi pertumbuhan

Artinya : “Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah “Haid itu adalah kotoran … “

42 Prof. DR. Zakiah Darajat, “Ilmu Jiwa Agama,” (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet. Ke- 14,

h. 71.

Page 58: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

dan perkembangan fisik yang sangat pesat dalam masa pubertas. Tubuhnya

mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakannya dengan tubuh

kanak-kanak. Sebagian ciri pubertas yang dia miliki ditunjukkan dalam

sikap, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatan. Sikapnya yang paling

menonjol antara lain sikap tidak tenang dan tidak menentu. Pertumbuhan

dan perkembangan badannya, tumbuh normal, sesuai dengan usianya.

Berat badannya 40 kg, dan tinggi badannya.

d. Pertumbuhan dan perkembangan Biologis – Psikologis Masa Pubertas

a. Ciri-ciri seks primer

Perkembangan organ-organ seks wanita ditandai dengan

adanya haid pertama atau “menarche” yang disertai dengan berbagai

perasaan tidak enak bagi yang mengalaminya. Haid (menstruasi)

yang pertama kali dia alami pada usia 9 tahun. Jika dilihat dari

usianya saat ia mengalami menstruasi, ia masih dalam masa kanak-

kanak akhir. Cukup mengejutkan dirinya saat ia mengalami

menstruasi pertama, karena usia dan sifatnya yang masih kekanak-

kanakan. Setelah menstruasi itu ia alami beberapa kali, ia mulai bisa

dan mengerti bahwa dirinya telah tumbuh menjadi seorang remaja.

Sedikit demi sedikit dan perlahan demi perlahan ia mulai bisa

meninggalkan kebiasaan sifat kekanak-kanakannya. Menurut Rogers

(1985) perkembangan seks wanita di masa remaja lebih dahulu

berkembang daripada laki-laki. 43

43

Narcisma adalah merujuk kepada ketagihan cinta dan ingin dicintai untuk mendapatkan

kasih sayang pada diri sendiri. Pada masa kanak-kanak, perasaan cinta dan dicintai di arah dan

disandarkan kepada ibu bapa atau keluarga. Apabila anak itu mencapai remaja, perasaan narcisma ini memuncak kerana remaja mengalami rasa kesunyian (Emotional Vacumm) yang hebat kesan daripada

Page 59: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

a. Ciri-ciri seks sekunder

Gejala yang mulai ditunjukkan dari dirinya yaitu :

- Pinggul yang membesar dan membulat

- Dada yang semakin nampak menonjol

- Tumbuhnya rambuh di daerah kelamin, ketiak, lengan dan kaki

- Perubahan suara dari suara kanak-kanak menjadi lebih merdu

(melodius)

- Kelenjar keringat lebih aktif dan sering tumbuh jerawat

- Kulit menjadi lebih besar dibanding kulit anak-anak.

Saat mengamati segala hal di lingkungan sekitar kita, baik kehidupan manusia,

binatang, tumbuhan, maupun benda-benda anorganing, kita akan melihat satu hal

yang pasti, yaitu selalu adanya perubahan. Perubahan ini pun terjadi pada manusia

yang bermula dari janin, bayi, kanak-kanak, anak, pemuda, adolesen, orang tua dan

dengan segala variasinya sendiri. Karena hal ini tergantung pada lingkungan di sekitar

yang mempengaruhi perkembangan individu itu sendiri. Perkembangan yang dialami

manusia bukan hanya secara biologis, namun juga psikis.

Pubertas merupakan sebuah masa di mana seseorang berada dalam fase

pelepasan masa kanak-kanak dan fase sebelum dewasa.44 Masa puber ini merupakan

fase perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai dewasa. Masa usia remaja,

peralihan masa untuk berdikari dan memperluaskan rekan sosial yang sesuai. Narcisma amat kuat wujud pada gadis remaja kerana perempuan dari segi biologinya bersifat pasti di mana ia memerlukan

seseorang untuk membantu dan membimbingnya keluar dari rasa kesunyian itu. Berdasarkan faktor

inilah kita dapati aktiviti bercinta dan faktor tukar pasangan di kalangan remaja adalah lumrah, tetapi

gadis remaja lebih dulu terlibat dengan aktiviti bercinta berbanding dengan remaja lelaki yang sebaya

dengan umurnya. Jika narcisma ini digunakan secara positif maka remaja akan menentukan dirinya

tidak mudah dieksploitasi oleh orang lain. Sekiranya narcisma di salah gunakan karena remaja

mempunyai konsep diri yang salah atau kelalaian ibu bapa memberi kasih sayang maka remaja akan

memburu narcisma di luar untuk memenuhi rasa kesunyian seperti menghisap dadah, mengikut geng,

berpeleseran, berzina, cinta rekan sejenis dan seumpamanya. 44

Prof. DR. Zakiah Darajat, “Ilmu Jiwa Agama,” (Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1988), Cet. Ke-1, h. 69.

Page 60: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

biasanya seseorang selalu bertingkah laku seolah-olah seperti orang dewasa dengan

cara mencontoh orang dewasa di sekitarnya. Secara sosial dan ekonomi mereka masih

bergantung kepada orang tua dan belum dapat diberi tanggung jawab atas segala hal.

Dan biasanya mereka menerima kedudukan seperti itu.

Masa remaja pada umumnya tidak datang secara tiba-tiba, tetapi melalui

pertumbuhan yang simultan. Tidak ada pemisah yang memagari/membatasi secara

jelas. Di akhir masa kanak-kanak akhir sebenarnya terjadi masa menjelang

kedatangan masa remaja, yang disebut masa pueral dalam waktu yang singkat. Masa

remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak

mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Terjadinya perubahan

kejiwaan menimbulkan gejolak kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini

disebut oleh orang barat sebagai periode strum und drang. Sebabnya mereka

mengalami banyak gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari

aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di kalangan masyarakat.

Ada pula ahli psikolog yang menganggap masa remaja sebagai peralihan dari

masa anak ke masa dewasa, yaitu saat-saat ketika anak tidak mau lagi diperlakukan

sebagai anak-anak, tetapi dilihat dari pertumbuhan fisiknya ia belum dapat dikatakan

dewasa. Beberapa ciri remaja yang menonjol perlu diperhatikan oleh orangtua dan

para pendidik. Umumnya remaja dilanda gelisah. Di satu pihak, ia ingin mencari

pengalaman.

Di lain pihak, ia merasa dirinya belum mampu untuk malakukan semua hal itu.

Di satu pihak, kadang kala remaja merasa pendapatnya tidak sesuai lagi dengan

pendapat orangtuanya sendiri tetapi di pihak lain, remaja belum mampu melepaskan

dirinya secara tuntas dari perlindungan orang tua. Ia berkeinginan besar untuk

mencoba segala sesuatu termasuk ingin mencoba tindakan-tindakan yang dilakukan

Page 61: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

oleh orang dewasa. Ia ingin menjelajahi lingkungan yang lebih luas lagi dari pada

lingkungan keluarga. Banyak remaja putra mulai berkhayal tentang prestasi dan

karier. Banyak remaja puteri mulai bersolek dengan kosmetik gaya terbaru.

Di dalam diri individu yang sedang puber, biasanya selalu tersirat keinginan

berbuat heroik, romantis, dan berkuasa. Jika hasrat dan perasaan ini tidak terkontror

dengan baik, maka akan berdampak pada prestasi yang menurun dan tingkah-laku

yang devian. Apabila hal ini tidak diantisipasi oleh sekolah, seorang siswa akan

menjadi sangat berbahaya bagi siswa lain dan nama baik sekolah. Bahanyanya bukan

hanya berdampak pada sekolah, melainkan keluarga, masyarakat, bahkan bangsa dan

negara. Dasar dari semua ini menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat adalah

ketidakpuasan.45

Terlihat bahwa pada diri seseorang timbul perasaan yang tidak enak, yang

mengakibatkan timbulnya perasaan gelisah pada dirinya. Dengan perasaan gelisah ini

kadang-kadang orang yang sedang puber senang melakukan tindakan yang sifatnya

mengganggu ketentraman orang lain. Karena menurutnya dengan cara membuat onar

egonya akan merasa puas.

Puberitas ini yang sering menjadi pongkol persoalan siswa/i bermasalah

SMAIT Al-Madinah, Bogor. Karena di masa puber ini tingkah laku mereka berubah

dan cenderung mengganggu konsentrasi dan prestasi belajar bahkan sikap serta

perilaku mereka. Contoh kongkrit yang sering terjadi dalam hal ini adalah pacaran,

ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosional.46

Dalam psikologi perkembangan masalah puberitas merupakan suatu hal yang

wajar dan alamiah. Karena masa puber merupakan fase peralihan dari masa kanak-

45

Prof. DR. Zakiah Darajat, “Kesehatan Mental,” h. 111. sedangkan menurut R. A. Koesnoen

siswa bermasalah dimulai dari sifat kodrati anak yang ingin mencari pengalaman dan petualangan. R.

A. Koesnoen, ”Politik Pelajaran Nasional,” (Bandung: Sumur Batu, 1996), h. 175. 46

Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

Page 62: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

kanak ke masa remaja. Hanya saja di fase remaja ini seorang anak harus benar-benar

mendapatkan bimbingan yang serius guna membentengi masa peralihan dirinya agar

tumbuh dengan baik.

Memang tidak mudah untuk mendidik anak remaja, perlu kesabaran dan

keiklasan dalam mendidiknya. Berhadapan dengan remaja dalam usia ini, dari orang

tua atau para pendidik di sekolah SMAIT Al-Madinah, Bogor diharapkan usahanya

untuk menunjukan pengertian. Para guru harus mencoba mendalami apa yang sedang

bergejolak dalam sanubari remaja. Bilamana seorang guru memberikan pengertian

maka remaja merasa dirinya dihargai, dihormati, dan diperhatikan.

Para guru harus menumbuhkan sikap seni mendengarkan. Seorang guru tidak

perlu bersikap selalu menggurui dengan banyak ceramah. Kadang-kadang bersikap

diam sangatlah menguntungkan. Biarkan remaja mengungkapkan kecemasan,

harapan, cita-cita, dan keinginan sendiri. Setelah mendengar dan memahami masalah

remaja, orang tua atau para pendidik di SMAIT Al-Madinah, Bogor harus mencari

tindakan edukatif yang dapat memekarkan perkembangan pribadi remaja. Sikap yang

bijaksana adalah membiarkan remaja mengambil prakarsa, selalu siap berdialog dan

berkonsultasi dengan remaja, rela mendengarkan pendapat mereka, saran, gagasan,

dan malahan kritik dari remaja. Dalam iklim saling menghargai, orang tua dan

pendidik dapat mempengaruhi sikap dan pandangan hidup remaja.

Jika guru di sekolah ingin meluruskan siswa/i bermasalah di sekolah, maka

seharusnya gunakan cara yang baik, lemah lembut, dan memberi pertolongan serta

bimbingan. Kalau kekerasan digunakan, maka orang akan menjauhkan diri daripada

kita.47

Dalam menyampaikan pesan kebenaran kepada remaja yang harus diperhatikan

47

Hal ini sebagaimana Allah SWT jelaskan dalam Surah Ali’-Imran:159 yang artinya:

” Maka berkat rahmat Allah enkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.

Page 63: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

oleh seorang guru adalah metode. Karena terkadang metode lebih penting daripada

pesan yang ingin kita sampaikan.48

2. Faktor Kenakalan Siswa/i SMAIT Al-Madinah, Bogor

Orang tua dan masyarakat biasanya selalu prihatin terhadap kaum remaja.

Karena sikap mereka yang cenderung menentang orang yang lebih tua dan nilai-nilai

serta aturan yang ada si lingkungan di sekitarnya. Mereka seolah-olah merasa senang

kalau orang lain menjadi cemas. Sikap memberontak kaum remaja bukan saja

disebabkan karena mereka tak sabar untuk membebaskan diri dari pengawasan orang

tuanya dalam persoalan hak dan kewajiban. Meskipun secara de facto kehidupan

mereka masih bergantung pada orang tuanya.

Banyak sekali faktor-faktor atau sebab-sebab yang mempengaruhi seorang

siswa/i melakukan masalah. Hanya saja secara garis besar pangkal soal masalah-

masalah siswa/i dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:49

1. Internal; sebab-sebab yang berpangkal dari kondisi si murid itu sendiri. Hal ini

bisa bermula dari adanya kelainan fisik (takut diejek karena adanya kelainan

fisik, seperti: juling, pincang dan lain sebagainya) maupun kelainan psikis

Sekiranya engkau bersikap kasar dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari

sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan

bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah

membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang

bertawakal”. 48

Dalam konteks dakwah atau penyampaian, metode (thariqah) adalah cara atau model yang

digunakan oleh seorang da’i untuk menyampaikan pesan-pesan dakwahnya agar dapat diserap atau

diterima oleh khalayak luas. Jadi metode merupakan salah satu variabel penting dalam melakukan

bimbingan dan konseling. Lihat M. Munir dan Wahyu Ilham, “Manajemen Dakwah,” (Jakarta:

Semesta Alam, 2004), Cet. Ke-1, h. 21-35. 49

Dalyono, “Psikologi Pendidikan,” (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), Cet. Ke-1, h. 261-265.

lihat juga M. Arifin, ”Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,” hal. 81. Sedangkan menurut

Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya “Psikologi Sosial; Psikologi Kelompok dan Psikologi

Terapan,” ada dua faktor yang menyebabkan individu tidak mau conform/patuh atau menolak tekanan

sosial, yaitu: (i) Jika ia merasa kebebasan atau hak-hak pribadinya terancam. Dalam keadaan ini ia akan

melakukan perlawanan dan (ii) Setiap orang ingin tampil unik. Untuk lebih jelasnya, Iihat Sarlito

Wirawan Sarwono dalam bukunya “Psikologi Sosial; Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan,” (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. Ke-3, h 188.

Page 64: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

(kelainan yang terjadi pada kemampuan berpikir (kecerdasan) seorang anak,

seperti: lambat menangkap pelajaran, IQ lemah, ”tulalit”, dan sebagainya).

2. Eksternal; sebab-sebab yang hadir dari luar diri si murid. Sebab-sebab

eksternal berpangkal dari keluarga, lingkungan atau pergaulan, salah asuh atau

pengalaman hidup yang tak menyenangkan.

Sikap memberontak dan bersaing pada kaum remaja beraneka ragam

bentuknya dan tergantung pada masyarakat disekelilingnya, kepribadiannya sendiri,

dan didikan orang tua di rumah. Dalam hal ini, orang tua merupakan sosok individu

segaligus figur utama yang memegang peranan penting terhadap pembentukan

karakter anak di masa remaja. Jika orang tua mendidiknya dengan baik, maka prilaku

seorang anak di masa remaja juga akan baik. Sebaliknya, jika anakan tidak terdidik

dengan baik, maka akan terbangun karakter anak yang kurang baik saat tumbuh

dewasa.

Inti masalah yang dihadapi oleh kaum remaja yang lebih dewasa dan yang

lebih muda, seperti yang dijelaskan oleh Erik Erikson dalam buku-bukunya Yauong

Man Luther end Identity: Youth end Crisis, adalah untuk mencari identitas diri. Untuk

menjadi seorang manusia dewasa yang efektif, bagaimanapun juga mereka haruslah

melepaskan diri dari ketergantungannya pada orangtua, bukan saja untuk

meninggalkan rumah tapi juga untuk mengembangkan ide-ide dan menolong diri

mereka sendiri sehingga mereka dapat membantu memecahkan problema yang

dihadapi masyarakat dimana mereka akan menggabungkan diri sampai akhir

hayatnya.

Berdasarkan pandangan Islam dan sokongan teori psikologi konseling barat,

punca kenakalan remaja dibagi pada empat faktor, yaitu:

1. Faktor keluarga

Page 65: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Akhlak anak bermula di rumah. Anak sejak kecil dan sebahagian besar

masanya berada dalam lingkungan keluarga. Ini menunjukkan perkembangan

mental, fizikal dan sosial adalah di bawah kawalan ibu bapa atau tertakluk

kepada skrip hidup yang berlaku dalam sesebuah rumahtangga. Oleh yang

demikian jika anak remaja menjadi nakal atau liar maka kemungkinan besar

puncanya adalah berasal dari pembawaan keluarga itu sendiri. Isu pembawaan

keluarga itu ialah;

a. Status ekonomi ibu bapa yang rendah dan dhaif di mana anak

membesar dalam keadaan terbiar.

b. Kehidupan ibu bapa yang bergelumbang dengan maksiat.

c. Ibu bapa lebih mementingkan kerjaya atau pekerjaan daripada

menjaga kebajikan keluarga.

d. Rumahtangga yang tidak kukuh atau bercerai berai.

e. Syiar Islam tidak kukuh dalam rumah tangga.

2. Faktor Peribadi Yang Kotor.

Peribadi yang kotor adalah merujuk kepada seseorang yang rosak

akhlaknya atau mempunyai sifat-sifat yang keji (mazmumah) seperti pemarah,

tamak, dengki, pendendam, panas baran, sombong, tidak amanah dan

seumpamanya. Keadaan ini berlaku kerana individu itu telah dikuasai oleh

naluri agresif dan tidak rasional yang mewakili nafsu kehaiwanan, hasil

daripada pendendam dan pengalaman yang diterima sejak kecil. Peribadi yang

kotor mungkin telah bermula sejak kecil dan kemudian diperkukuh pula bila

anak itu melalui zaman remaja. Dengan lain-lain perkataan peribadi fitrah

anak telah terencat dan menjurus kepada pribadi yang kotor hasilnya.

Page 66: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

3. Faktor sekolah.

Sekolah merupakan tempat memberi pengajaran dan pendidikan kedua

kepada anak selepas ibu bapa. Faktor sekolah yang boleh mempengaruhi anak

ialah:

a. Disiplin sekolah yang longgar.

b. Ibu bapa tidak mengambil tahu kemajuan dan pencapaian anak di

sekolah.

b. Guru tidak mengambil tahu masalah yang dihadapi oleh murid-murid.

4. Faktor Lingkungan

Faktor persekitaran adalah merujuk kepada peranan masyarakat, multi-

media dan pusat-pusat hiburan yang menyediakan pelbagai produk yang boleh

menggalakkan dan meningkatkan rangsangan seksual.

Saat wawancara dengan guru BP di SMAIT Al-Madinah, Bogor rumah

merupakan slah satu faktor penyebab seorang siswa/i membuat masalah di sekolah.50

Karena itu, seorang guru dan orang tua harus bersinergis dalam menangani masalah

siswa/i di sekolah guna menghasilkan penyelesaian masalah siswa/i secara masif dan

total sampai pada akar permasalahannya.

3. Metode Bimbingan dan Penyuluhan SMAIT Al-Madinah, Bogor Terhadap

Siswa/i Bermasalah

Seorang siswa/i dikategorikan sebagai anak yang bermasalah apabila ia

menunjukkan gejala-gejala penyimpangan dari perilaku yang lazim dilakukan oleh

anak-anak pada umumnya. Bentuk penyimpangan ini ada yang bentuknya sederhana

(misal: mengantuk di kelas, terlambat datang kesekolah, suka menyendiri), dan ada

50

Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

Page 67: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

juga yang ekstrim (misal: bolos sekolah, membawa narkoba ke sekolah, tidak sopan

kepada guru dan temannya).

Bentuk-bentuk masalah yang dihadirkan oleh siswa/i dapat dibagi menjadi dua

sifat, yaitu regresif dan agresif. Bentuk-bentuk yang bersifat regresif antara lain; suka

menyendiri, pemalu, penakut, mengantuk, dan semacamnya. Sedangkan yang bersifat

agresif antara lain; berbohong, membuat onar di kelas, memeras teman, beringas, dan

berperilaku yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah.

Perilaku yang bersifat regresif biasanya ditunjukkan oleh anak-anak dengan

kepribadian introvert (tertutup) dan yang bersifat agresif biasanya ditunjukkan oleh

anak-anak yang berkepribadian extrovert (terbuka). Meskipun demikian, ini tak bisa

dijadikan patokan yang final. Apabila kita sinkronkan antara bentuk-bentuk kenakalan

dan faktor-faktor penyebabnya, maka kita akan dapati bahwa ada hubungan yang

kolektif antara keduanya. Pemahaman terhadap keduanya akan membuat penanganan

terhadap masalahnya menjadi semakin mudah.

Sebagai suatu contoh ada seorang siswa/i yang suka melanggar peraturan

sekolah. Untuk menangani masalah ini seorang wali kelas atau petugas BP terlebih

dahulu harus melihat sebab dari siswa/i tersebut. Membolos misalnya, bukan pada

hukuman apa yang pantas diberikan kepada siswa/i tersebut, tetapi apa penyebabnya.

Karena seorang siswa/i membolos pasti ada beberapa faktor kemungkinan, apakah dia

tidak suka kepada cara guru mengajar, tidak suka terhadap sikap guru yang terlalu

keras, atau yang lainnya. Pemahaman terhadap faktor-faktor penyebab akan

memudahkan seorang wali kelas atau guru BP dalam penyelesaian masalah.51 Metode

ini merupakan nalar kausalitas, sebab-akibat. Maka untuk mencari penyelesaian atau

51

Dalam memberikan hukuman (punishment) kepada siswa bermasalah, biasanya pihak

sekolah memberlakukan skorsing dan di keluarkan. Selain itu, pihak sekolah juga kadang

menggunakan tindakan represif kepada siswa/i yang bermasalah. Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

Page 68: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

solusinya, seorang wali kelas atau petugas BP harus melacak sebab apa seorang

siswa/i sampai bisa melakukan hal demikian.

Secara ringkas dapat disimpulkan bahwa urgensinya meliputi ada pemahaman

secara lebih menyeluruh dan mendalam tentang perbedaan-perbedaan individual,

pengenalan diri apabila ada kecenderungan penyimpangan perilaku di antara para

siswa/i serta keuntungan lain bagi seorang guru, terutama guru BP, untuk mengetahui

teknik-teknik menyelesaikan masalah-masalah yang mereka hadapi.

Hal ini juga dianjurkan oleh Drs. Dalyono dalam menangani siswa/i

bermasalah sebagai berikut:52

a) Memanggil dan menerima anak yang bermasalah dengan penuh kasih sayang.

b) Dengan wawancara yang dialogis diusahakan dapat ditemukannya sebab-

sebab utama yang menimbulkan masalah.

c) Memahami keberadaan anak dengan sedalam-dalamnya.

d) Menunjukkan cara penyelesaian masalah yang tepat untuk direnungkan oleh

anak kemudian untuk dikerjakannya.

e) Menemukan segi-segi kelebihan anak agar kelebihan itu diaktualisir guru

untuk mengatasi kekurangannya.

f) Menanamkan nilai-nilai spiritual yang benar.

Dalam disiplin psikologi banyak seklai aliran-aliran pemikiran yang bisa kita

jadikan obat dalam menangani penyakit-penyakit jiwa seorang siswa/i bermasalah.

Dalam konteks SMAIT Al-Madinah, Bogor metode bimbingan yang mereka gunakan

untuk menangani masalah ini adalah psikoanalisa dan transpersonal.

Seperti yang penulis bahas pada sub bab terdahulu bahwa persoalan kenakalan

siswa/i di SMAIT Al-Madinah, Bogor yang terjadi adalah masalah pubertas, seperti

52

Drs. Dalyono, “Psikologi Pendidikan,” h. 266-267.

Page 69: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, emosional yang keseluruhannya kemudian

mempengaruhi prestasi dan perilaku perserta didik. Untuk menangani semua masalah

ini, SMAIT Al-Madinah, Bogor menerapkan bimbingan dan penyuluhan ala

psikoanalisa dan transpersonal.53

Metode bimbingan dan penyuluhan ini merupakan

bagian dari aliran-aliran dalam ilmu psikologi yang berkembang di abad 19.

Psikoanalisa dipelopori pertama kali oleh Sigmund Freud (1856-1939),

seorang psikolog dari Austria. Secara sistematis dan empiris Freud telah menunjukkan

bahwa pergolakan jiwa manusia itu tidak hanya melibatkan kelangsungan-

kelangsungan yang sadar bagi diri orang yang bersangkutan, tetapi juga melibatkan

pergolakan yang tidak sadar atau bawah sadar pada diri orang tersebut.54

Teori psikoanalisa Freud yang sangat terkenal adalah pembagian mind ke

dalam consciousness, preconsciousness dan unconsciousness. Freud mengembangkan

konsep struktur mind di atas dengan mengembangkan ‘mind apparatus’, yaitu yang

dikenal dengan struktur kepribadian Freud dan menjadi konstruknya yang terpenting,

yaitu id, ego dan super ego.55

Ego selalu menghadapi ketegangan antara tuntutan id dan superego. Apabila

tuntutan ini tidak berhasil diatasi dengan baik, maka ego terancam dan muncullah

kecemasan (anxiety). Dalam rangka menyelamatkan diri dari ancaman, ego

melakukan reaksi defensif /pertahanan diri. Hal ini dikenal sebagai defense

mecahnism yang jenisnya bisa bermacam-macam, all repression.

53 Dalam menerapkan metode psikoanalisa dan transpersonal, guru BP menggunakan

pendekatan psiko-sosial dan budaya. Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I,

Bogor, Rabu, 04 Mei 2008. 54

Lihat W. A. Gerungan, Dipl. Psych, “Psikologi Sosial,” (Bandung: PT. Refika Aditama,

2004), Cet. Ke-1, h 16. 55

Isbandi Rukminto Adi, MPH, “Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Sosial; Dasar-dasar Pemikiran,” (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. Ke-1, h. 211-214.

Page 70: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Dalam pandangan Psikoanalisa Freud agama bukan merupakan inti perilaku

manusia, melainkan merupakan salah satu cara manusia dalam menyesuaikan diri

pada lingkungannya atau dalam istilah psikologi dinamakan coping behavior.56

Pengalaman spritual dalam psikonalisa dianggap sebagai pengalaman masa kecil yang

traumatis, terutama pengaruh ibu yang menderita kecemasan. Orang dikatakan gila

karena represi pengalaman traumatis tersebut dalam alam tak sadarnya. Sehingga

beberapa pelopor gerakan ”New Age”, menolak pendekatan psikonalisa dan

pendekatan lain yang memandang rendah dan negatif pengalaman-pengalaman

spiritual, sebagai akibat perubahan kondisi kesadaran (Altered States of

Consciousness). Mereka mendesak diakuinya angkatan keempat dalam bidang

psikologi, yakni transpersonal.

Istilah transpersonal sendiri pertama kalinya dipakai oleh Carl Gustav Jung

dalam bahasa Jerman, yakni “uberpersnolich” (transpersonal) yang artinya kurang

lebih sama dengan collective unconscious. Yakni bentuk ketidaksadaran kolektif yang

dimiliki oleh semua orang dari berbagai ras yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Dalam ketidaksadaran kolektif terdapat ribuan arketif, seperti ide tentang Tuhan,

anima, animus, arketif diri, yang beberapa di antaranya berkaitan dengan pengalaman-

pengalaman spiritual.

Psikologi transpersonal sebagai kekuatan atau mazhab keempat dalam bidang

psikologi itu sendiri dideklarasikan oleh Abraham Maslow.57

Di tahun 1968, ia

mengatakan,

”Saya melihat, psikologi humanistik sebagai angkatan ketiga psikologi sedang mengalami

56

Sarlito Wirawan Sarwono, “Psikologi Sosial; Psikologi Kelompok dan Psikologi Terapan,”

h. 242-243. 57

Pada paham psikologi humanisme, Abraham Maslow melihat bahwa manusia adalah suatu

keutuhan yang lebih menyeluruh yang mempunyai kebutuhan berjenjang lima. Yaitu, (i) kebutuhan

fisiologis tubuh, (ii) kebutuhan akan keamanan, (iii) kebutuhan akan kebersamaan, (iv) kebutuhan akan penghargaan dan yang terakhir adalah (v) kebutuhan akan aktualisasi diri.

Page 71: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

transisi, sedang mengalami persiapan menuju psikologi angakatan keempat yang lebih tinggi,

transpersonal, transhuman, yang lebih berpusat kepada kosmos dari pada terhadap

kebutuhan manusia, melewati kemanusiaan, identitas, aktualisasi diri dan semacamnya.”

Maslow menemukan bahwa aktualisasi diri pada beberapa orang memiliki

frekuensi puncak atau transendensi, dan pada beberapa orang lagi tidak. Ini

menegaskan suatu perbedaaan antara aktualisasi diri dan transendensi diri. Inilah

alasaan mengapa ada suatu pergerakan dari psikologi humanistik ke psikologi

transpersonal. Ada dua buku Maslow yang membahas masalah ini, yakni “Toward a

Psychologhy of Being” (1968) dan “The Farther Reaches of Human Nature” (1971).

Gagasan dasar dari psikologi transpersonal adalah dengan mencoba melihat

manusia selaras pandangan religius, yakni sebagai makhluk yang memiliki potensi

spiritual. Jika psikoanalisis melihat manusia sebagai sosok negatif yang dijejali oleh

pengalaman traumatis masa kecil, behaviorisme melihat manusia layaknya binatang,

humanistik bepijak atas pandangan manusia yang sehat secara mental, maka psikologi

transpersonal melihat semua manusia memiliki aspek spiritual,

yang bersifat ketuhanan.

Ada sekian banyak definisi yang diajukan untuk psikologi transpersonal ini.

Secara etimologi, transpersonal sendiri berakar dari kata trans dan personal. Trans

artinya di atas (beyond, over) dan personal adalah diri (self). Sehingga dapatlah

dikatakan bahwa transpersonal membahas atau mengkaji pengalaman di luar atau

batas diri, seperti halnya pengalaman-pengalaman spiritual. Di tahun 1992, setelah

melakukan penelaahan atas kurang lebih 40 definisi, maka Lajoie dan Saphiro, dua

orang pionir utama psikologi transpersonal, merangkum dan merumuskan pengertian

psikologi transpersonal yang lebih sesuai untuk kondisi saat ini:

”Transpersonal psychology is concerned with the study of humanity’s highest potential, and

with the recognition, understanding, and realization of unitive, spiritual, and transcendent

states of consciousness”.( Psikologi transpersonal mempunyai perhatian terhadap studi

potensial tertinggi umat manusia dan dengan pengakuan, pemahaman dan perealisasian

Page 72: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

keadaan-keadaan kesadaran yang mempersatukan spiritual dan transenden).

Transformasi kesadaran merupakan tinjauan pokok dari psikologi

transpersonal, yakni studi mengenai pengalaman-pengalaman yang mendalam,

perasaan keterhubungan dengan pusat kesadaran semesta, dan penyatuan dengan

alam. Ada kesepakatan umum dari para tokoh cabang psikologi ini, untuk tidak

mengidentikkan mazhab ini dengan keagamaan secara formal. Psikologi transpersonal

bukanlah agama, bukan ideologi, bukan juga metafisika dan bahkan bukan New Age

(seperti praktik aura, crsytal, aromatherapy, kajian UFO, dll) meskipun ada sedikit

irisan dengannya.58

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Metode Bimbingan dan Penyuluhan

SMAIT Al-Madinah, Bogor

Faktor pendukung dan penghambat yang ada di SMAIT Al-Madinah, Bogor,

adalah masalah sarana dan prasarana.59 Hal ini merupakan penyebab yang seringkali

menjadi masalah yang tidak dapat dipungkiri oleh petugas BP saat menangani siswa/i

bermasalah. Kurangnya sara dan prasarana ini kemudian menyebabkan penyelesaian

kasus siswa/i bermasalah kurang maksimal, tidak sampai pada akarnya. Sehingga

masalah yang sering dihadapi siwa/i itu terus terulang kembali.

Membimbingan dan menyuluh siswa/i bermasalah adalah tugas yang cukup

berat dalam membentuk dan membina seorang siswa/i agar bisa berkembang dengan

baik, baik keilmuan maupun moral. Sebab itu, guru BP sangat dibutuh di wilayah

58 Mazhab transpersonal, terbagi dalam empat cabang, yaitu: Kelompok mistis-magis,

Kelompok tingkat kesadaran alternatif, Kelompok transpersonalis posmodern, Kelompok integral.

Kelompok keempat ini menerima hampir semua fenomena kesadaran yang diteliti oleh ketiga

kelompok tadi. Yang berbeda, kelompok ini juga menerima konsep-konsep psikologi transpersonal dari

aliran pramodern dan posmodern. Abraham Maslow, “Psikologi Sains,” (Bandung: Teraju, 2004), Cet.

Ke-1, h. X. 59

Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

Page 73: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

akademis. Karena lingkungan akademis merupakan lahan untuk mencetak generasi

muda bangsa untuk melanjutkan perjuangan para pendahulunya.

Menurut E. Taylor Leona ada sejumlah persyaratan yang harus dimiliki

penyuluh dalam memberikan penyuluhan dan bimbingan. Menurutnya, penyuluh

hendaknya memiliki pribadi yang menarik, serta rasa berdedikasi tinggi dalam

tugasnya. Di samping itu, penyuluh harus mempunyai keyakinan bahwa tersuluh

memiliki kemungkinan yang besar memperoleh kemampuan untuk berkembang

sebaik-baiknya bila disediakan kondisi dan kesempatan yang mendukung untuk itu.

Penyuluh juga hendaknya mempunyai kepedualian terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Kemudian penyuluh pun hendaknya memiliki pribadi yang disukai oleh orang

lain karena sociable serta socially acceptable (dapat diterima oleh masyarakat

sekitar). Penyuluh peka terhadap kepentingan tersuluh, memiliki kecekatan berpikir

dan cerdas sehingga mampu memahami kehendak tersuluh. Selanjutnya penyuluh

hendaknya memiliki kepribadian yang utuh, kematangan jiwa dan suka belajar

(khususnya ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan tugasnya).

Sedangkan bagi penyuluh yang bertugas di bidang pembinaan agama atau

penyuluh agama, sudah tentu penyuluh tersebut harus memiliki pengetahuan agama,

berakhlak mulia dan aktif menjalankan ajaran agamanya. Perlu diingat, kata Tylor

Leona, bahwa kesuksesan tugas penyuluh sebagian besar terletak pada sikap pribadi

dan kualitas penyuluh, bukan pada penggunaan teknik penyuluhan yang benar.60

Selain itu, penyuluh agama juga harus memiliki kemampuan untuk mengadakan

komunikasi baik dengan tersuluh, bersifat terbuka, ulet dalam tugasnya, memiliki rasa

cinta terhadap orang laindan suka bekerjasama.

B. Analisa Temuan

60

E. Tylor Leona, “The Work of the Counselor,” Appleton Century Croft Inc., New York, 1953, h. 8.

Page 74: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Dari hasil penjabaran di atas penulis melihat bahwa SMAIT Al-Madinah,

Bogor sebagai tempat pendidikan yang berbasis Islam kurang memperhatikan agama

dalam hal penanganan siswa/i bermasalah. Mereka lebih cenderung pada metode

bimbingan dn penyuluhan barat - psikoanalisa dan transpersonal - yang notabennya

menganggap agama sebagai salah satu unsur yang kurang signifikan diterapkan

terhadap perkembangan psikologi manusia.

Menurut Prof. DR. Zakiah Darajat, agama merupakan faktor penting yang

memegang peranan dalam menentukan kehidupan individu di masa remaja. Memang

agama tidak dengan sendirinya menentukan perilaku manusia, tetapi antara agama dan

perilaku terdapat hubungan timbal-balik yang kuat. Karena nilai-nilai yang ada dalam

agama dapat menuntun siswa/i ke jalan yang benar. Sedemikian kuatnya hubungan

agama dan perilaku sehingga dianggap penting oleh psikologi. Hal ini terbukti dengan

dibentuknya divisi Psikologi Agama dalam American Psychological Association di

Negara sekuler, Amerika Serikat.

Untuk menangani masalah kenakalan siswa/i di SMAIT Al-Madinah, Bogor,

peran orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting. Orang tua dan para guru

harus benar-benar bersinergis agar penanganan masalah siswa/i bisa teratasi dengan

baik. Karena tidak dapat dipungkiri bahwa masalah siswa/i di sekolah juga berfaktor

dari rumah.

Agama mempunyai peran yang sangat penting dan strategis dalam kehidupan

manusia, utamanya sebagai landasan spiritual, moral, dan etika dalam pembangunan

nasional. Agama sebagai sistem nilai sudah seharusnya dipahami dan diamalkan oleh

setiap individu, keluarga, masyarakat serta menjiwai kehidupan berbangsa dan

bernegara. Oleh karena itu, pembangunan agama perlu mendapat perhatian lebih

Page 75: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

besar, baik yang berkaitan dengan penghayatan dan pengamalan agama, dan

pembinaan pendidikan.

Teori kepribadian sebagai salah satu pembahasan dalam ilmu kejiwaan

(psikologi) yang berkembang di barat sangat mungkin dipengaruhi oleh pola pikir,

nilai-nilai, dan pemahaman yang sekuleristik dalam mengkonstruk batang tubuh

keilmuannya (body of knowledge). Jika kita bandingkan dengan konsep Islam, pasti

akan kita temukan perbedaan yang prinsipil tentang konsep-konsep yang ada. Sebagai

salah satu contoh adalah teori kepribadian Psikoanalisa (Freud) yang memandang

orang yang beragama, yang percaya kepada Allah dan menyembah-Nya, sebagai

orang yang mempunyai gangguan jiwa (neurotik).61 Hal ini sangat bertentangan

dengan firman Allah Surat An-Naziat ayat 37-41 yang artinya:

012 �� ���@ن� ا <:,� ه� ا 3�وى } 38{وءا>; ا :,�ة ا ��ن,� } 3�}37�

}39 {#) � ا" B��( � �Gف ��Eم ر��C ون(0 ا� ��� } 40{ى وأ�(> �@ن� ا

}41{ه� ا 3�وى

”Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan duniawi (yang

dilandasi moral buka agama), maka sesuangguhnya neraka-lah tempat tinggalnya. Adapun

orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya, dan menahan diri dari keinginan hawa

nafsunya (yang bertentangan dengan norma agama), maka surgalah tempat tinggalnya”.

(Q.S. An-Naziat: 37-41)

Dalam pemahaman Islam, manusia dalam hidupnya mempunyai dua

kecenderungan atau arah perkembangan, yaitu takwa (sifat positif: beriman dan

beramal saleh) dan fujur (sifat negatif: musyrik, kufur, dan berbuat maksiat).62 Dua

kutub ini saling mempengaruhi manusia dalam bersikap, baik itu hubungan dengan

Tuhan (hablum min Allah), manusia (hablum min an-nas), dan alam (hablum min

61

Syamsu Yusuf, LN, dan A. Juntika Nurihsan, ”Teori Kepribadian,” (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-1, h. 208. 62

Lihat surat Asy-Syamsu ayat 8.

Page 76: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

al’alam). Dengan demikian, manusia dalam hidupnya senantiasa dihadapkan pada

situasi konflik antara benar-salah atau baik-buruk.

Pada dasarnya manusia merupakan makhluk yang netral, artinya kepribadian

seseorang bisa berkembang seperti malaikat dan bisa juga seperti setan. Kemudian hal

ini tergantung pada individu masing-masing, apakah ia mau selamat dunia akhirat

atau celaka dikemudian hari. Jika ingin selamat, maka ia harus selalu bertakwa kepada

Allah SWT. Sebaliknya, jika tidak ia akan terus mengikuti dorongan hawa nafsunya

untuk selalu berbuat maksiat kepada Allah SWT.

Kepribadian dalam Islam lebih dikenal dengan istilah syakhshiyah. Kata ini

berasal dari kata syakhshun yang berarti pribadi. Kata ini kemudian diberi ya’ nisbat

sehingga menjadi kata benda buatan syakhshiyat yang berarti kepribadian. Abdul

Mujib menjelaskan bahwa ”kepribadian adalah integrasi sistem kalbu, akal, dan

nafsu manusia yang menimbulkan tingkah laku”.

Bimbingan dan penyuluhan Islam merupakan proses pemberian bantuan

kepada individu agar mampu mengembangkan kesadaran dan komitmen beragamanya

(primordial kemakhlukannya yang fitrah, tauhidullah) sebagai hamba dan khalifah

Allah yang bertanggung jawab untuk mewujudkan kesejahteraan kebahagiaan hidup

bersama, baik secara jasmaniah maupun ruhaniah, baik di dunia maupun di akhirat

kelak.63

Dan tujuan dari bimbingan dan penyuluhan Islam adalah menyadari jati

dirinya sebagai hamba dan khalifah Allah, serta mampu mewujudkannya dalam

beramal saleh dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam mengembangkan

kepribadian anak. Melalui pendidikan, anak dapat mengenal berbagai aspek

63

Dalam hal ini Imam Madid mengemukakan bahwa ”Islamic Counceling emphasizes

spiritual solution, based on love and fear of Allah and the duty of fulfil our responsibility as the

servants of Allah on this earth”. Selain itu, ia juga mengemukakan bahwa bimbingan dan konseling

islami itu diorientasikan untuk memecahkan masalah; (a.) pernikahan dan keluarga, (b) kesehatan mental, dan (c) kesadaran beragama. www. Isna. Net/lebrary/paper 2003.

Page 77: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

kehidupan dan nilai-nilai atau norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam

Islam pendidikan itu diarahkan untuk membimbing anak agar berkembang menjadi

manusia yang berkepribadian muslim yang saleh. Kesalehan seseorang bisa

terindikasi dari ketakwaannya kepada Tuhan dan menjalin hubungan yang baik

sesama manusia (hablumminannas) dan kepada alam di sekelilingnya

(hablumminal’alam).

Mendidik anak merupakan amanah dari Allah, terutama bagi orang tua anak

itu sendiri. Dalam al-Quran banyak terdapat keterangan yang berkaitan dengan

pendidikan ini, seperti dalam surat An-Nisa ayat 9 yang berbunyi:

Kا ا#E�L,.� �),." ا#��G ���MN � # $;آ#ا �� G.�(� ذر�* �*Q� و ,RS ا

#ا &#T U�*�ا #E, }9{و

Artinya:

”Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya ,meninggalkan di

belakang mereka anak-anak yang lemah (fisik-material, dan mental-spiritual), yang mereka

khawatirkan terhadap mereka. Oleh karena itu, hendaklah mereka mengucapkan perkataan

(didikan) yang benar.” (Q.S. An-Nisa: 9)

Dalam rangka mengembangkan kepribadian anak yang saleh ini, ada beberapa

hal yang seyogyanya diperhatikan oleh para pendidik (orang tua atau guru), yaitu:64

a.) Hendaklah bersikap ikhlas (tulus hati) dalam melaksanakan tugas sebagai

pendidik.

b.) Bersikaplah lemah lembut dan menaruh kasih sayang kepadanya.

c.) Hargailah pribadi anak (pendapat dan hasil karyanya) dalam arti tidak

melecehkannya, mengejek, mencemooh, menghina, atau memarahi,

64

Syamsu Yusuf, LN, dan A. Juntika Nurihsan, ”Teori Kepribadian,” h. 221-222.

Page 78: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

manakala anak melakukan kekeliruan, atau karena hasil karyanya kurang

baik.

d.) Berilah anak kesempatan untuk mengembangkan rasa inisiatif (sense of

initiative), yaitu kesempatan untuk melakukan atau mengerjakan hal-hal

yang dapat dikerjakan oleh anak itu sendiri.

e.) Bersikaplah adil terhadap anak sesuai dengan hak dan posisinya masing-

masing.

f.) Ciptakanlah suasana belajar yang menyenangkan, sehingga anak terdorong

atau termotivasi untuk aktif belajar.

g.) Bersikaplah terbuka terhadap minat dan gagasan anak.

h.) Ciptakanlah suasana kehidupan yang kondusif (menunjang) bagi

pengembangan sikap sosial anak, yaitu sikap saling menghormati,

menerima, dan membantu (bekerjasama) antara anak dengan anak, atau

antara anak dengan orang tua atau guru.

i.) Bersikaplah positif terhadap kegagalan atau kekeliruan anak, dengan

memberikan bimbingan agar dia menyadarinya dan mendorong untuk

memperbaikinya.

Fungsi pendidikan sebagai proses alih ilmu dan nilai bertujuan membentuk

manusia yang mempunyai keseimbangan antara kemampuan kognitif dan

psikomotorik di satu pihak, serta kemampuan afektif di pihak lain. Hal ini dapat

diartikan bahwa pendidikan menghasilkan manusia yang berkepribadian, tetap

menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang luhur, mempunyai wawasan dan sikap

positif serta memupuk jati dirinya.

Dalam sistem ini nilai yang dialihkan juga temasuk nilai-nilai keimanan dan

ketakwaan, yang terpancar pada ketundukan manusia kepada ajaran agamanya.

Page 79: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Meskipun SMAIT Al-Madiah, Bogor sudah memilih dua buah metode bimbingan dan

penyuluhan dalam menangani siswa/i bermasalah, Psikoanalisa dan Transpersonal,

mereka juga harus meletakan psikologi agama pada proporsi yang lebih besar. Karena

dalam Islam al-Quran merupakan obat penawar dan rahmat yang sangat mujarab

untuk mengobati hati dan jiwa seseorang. Sebgaimana firman-Nya dalam surat al-

Israa’ ayat 82 yang artinya : ”Dan kami turunkan dari al-Quran suatu yang menjadi

penawar/penyembuh dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”.65

Seperti yang penulis bahas tentang kedua teori yang diterapkan oleh SMAIT

Al-Madinah, Bogor, dalam hal penanganan siswa/i bermasalah bahwa kedua teori ini

kurang bahkan hampir tidak memperhatikan agama sebagai kebutuhan fundamental

dalam perkembangan psikis dan kehidupan individu. Mereka hanya menilai segala

sesuatu dari paradigma skuleristik yang notabennya kurang memposisikan agama

sebagai nilai fundamen tertinggi dalam kehidupan.

Jika agama mereka tidak terbentuk sejak dini, maka mereka akan tumbuh

menjadi pribadi dan generasi yang prematur. Artinya, mereka akan lupa terhadap

kewajiban utamanya sebagai makhluk Allah untuk selalu mengabdi dan beribada

kepada-Nya. Menurut penulis guru BP di SMAIT Al-Madinah, Bogor seharusnya

memberikan proporsi yang besar terhadap penerapan psikologi agama dalam

memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa/i bermasalah di sana.66

Terapalagi jika ini didukung oleh sarana dan prasarana yang menunjang, agar hasilnya

bisa maksimal. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa sarana dan prasarana merupakan

faktor penunjang dalam memberikan bimbingan dan penyuluhan terhadap siswa/i

65

Lihat Prof. DR. Zakiah Darajat, “Psikoterapi Islam”, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 2002),

Cet. Ke-1, h. 22. 66

SMAIT al-Madinah, Bogor memang menerapkan psikologi agama dalam menangani siswa/i

bermasalah di sana meski Bapak Heru tidak menjelaskan lebih gamblang. Hanya saja pihak sekolah

lebih mengutamakan psikologi psikoanalisa dan transpersonal. Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

Page 80: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

bermasalah meskipun menurut bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I metode bimbingan

yang diterapkan di sekolah memiliki hasil yang cukup baik.67

67

Wawancara pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil. I, Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

Page 81: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Masalah yang sering terjadi di SMAIT Al-Madinah, Bogor, adalah

persoalan pubertas, seperti pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja,

emosional, yang berdampak pada konsentrasi belajar, sikap, dan perilaku

siswa/i. untuk menangani masalah ini pihak sekolah memberikan sebuah

hukuman berupa skorsing dan dikeluarkan, bahkan pihak sekalah juga

tidak segan-segan memberikan tindakan represif kepada siswa/i jika

mereka sudah keterlaluan. Faktor yang mempengaruhi siswa/i melakukan

tindakan distorsif di sekolah adalah lingkungan, terutama lingkungan

keluarga atau rumah.

2. Metode bimbingan dan penyuluhan yang digunakan oleh SMAIT Al-

Madinah, Bogor, adalah Psikoanalisa dan Transpersonal. Kedua teori yang

berkembang di barat pada abad ke-16 ini sudah ditetapkan oleh pihak

sekolah sejak awal berdirinya SMAIT Al-MAdinah, Bogor, tahun 2004.

selain kedua metode di yng penulis sebutkan terdahulu, pihak sekolah juga

menggunakan metode psikologi agama meskipun mereka tidak

menjelaskan secara gamblang. Saat menerapkan kedua metode tersebut,

pihak sekolah menggunakan psiko-sosial, dan budaya sebagai pendekatan

dalam menyelesaikan masalah siswa/i bermasalah.

3. Faktor pendukung dan penghambat yang dialami oleh pihak sekolah

adalah masalah sarana dan prasarana. Karena kurangnya sarana dan

prasarana di sekolah menyebabkan penanganan terhadap masalah siswa/i

tidak maksimal sehingga menyebabkan masalah yang sama sering terulang

Page 82: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

kembali. Dan hal ini akan terus diperbaiki oleh sekolah agar penanganan

terhadap siswa/i bermasalah bisa lebih maksimal.

B. Saran

1. Teori kepribadian sebagai salah satu pembahasan dalam ilmu kejiwaan

(psikologi) yang berkembang di Barat sangat mungkin dipengaruhi oleh

pola pikir, nilai-nilai, dan pemahaman yang sekuleristik dalam

mengkonstruk batang tubuh keilmuannya (body of knowledge). Jika kita

bandingkan dengan konsep Islam, pasti akan kita temukan perbedaan yang

prinsipil tentang konsep-konsep yang ada. Karena itu, kedua metode

bimbingan dan penyuluhan tersebut sebaiknya jangan diterapkan bulat-

bulat, tetapi cukup diambil nilai-nilai positifnya saja. Karena pada level

tertentu hal ini akan bertentangan dengan agama dan terutama masalah

yang sering terjadi di sekolah, masalah puberitas. Metode bimbingan dan

penyuluhan yang tepat diterapkan secara baik di SMAIT Al-Madinah

adalah psikologi agama. Karena psikologi agama sangat komprehensif

untuk dijadikan metode bimbingan dan penyuluhan terhadap penanganan

siswa/i bermasalah.

2. Masalah sarana dan prasarana merupakan salah satu variabel yang

terpenting dalam menangani permasalah siswa/i. Agar penanganan pada

persoalan siswa/i bisa maksimal, sebaiknya pihak sekolah sesegera

mungkin memperbaiki kekurangan sarana dan prasarana.

3. Dalam menangani siswa/i bermasalah sebaiknya nilai-nilai agama lebih

banyak mendapatkan porsi yang lebih besar. Agar para siswa/i bisa

berkembang dengan baik dan sesuai dengan koridor yang sudah ditentukan

Page 83: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

oleh Allah lewat rambu-Nya yang diwariskan oleh Nabi Muhammad

SAW, al-Quran dan hadis. Bimbingan dan penyuluhan Islam merupakan

proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu mengembangkan

kesadaran dan komitmen beragamanya (primordial kemakhlukannya yang

fitrah, tauhidullah) sebagai hamba dan khalifah Allah yang bertanggung

jawab untuk mewujudkan kesejahteraan kebahagiaan hidup bersama, baik

secara jasmaniah maupun ruhaniah, baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Meskipun SMAIT Al-Madiah, Bogor sudah memilih dua buah metode

bimbingan dan penyuluhan dalam menangani siswa/i bermasalah,

Psikoanalisa dan Transpersonal, mereka juga tidak lupa menggunakan dan

menerapkan nilai-nilai Islam saat melakukan bimbingan dan penyuluhan

meski tidak dijadikan prioritas.

Page 84: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto, “Psikologi, Pekerjaan Sosial, dan Ilmu Kesejahteraan Social;

Dasar-dasar Pemikiran,” Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994, Cet. Ke-

1.

Ahmad, Abu, “Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,” Semarang: Toha Putra, 1997, Cet. Ke-1.

, “Psikologi Belajar”, Jakarta: Reneke Cipta, 1992, Cet. Ke-III.

A., Hallen,”Bimbingan dan Konseling,” Jakarta: Ciputat Press, 2002, Cet. Ke-1.

Arifin, M., “Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohani Manusia,” Jakarta:

PT. Bulan Bintang, 1997.

, “Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan Penyuluhan Agama,”

Jakarta: Bulan Bintang, 1985, Cet. Ke-4.

, ”Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama,” Jakarta: PT.

Golden Terayon Press, 1994, Cet. Ke-5.

Arifin, Tatang M, “Menyusun Rencana Penelitian,” Jakarta: Rajawali Press, 1989.

Burhanuddin, Yusak, “Kesehatan Mental,” Bandung: CV. Pustaka Sejati, 1999.

Chaplin, J., P., “Kamus Lengkap Psikologi”, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2004, Cet. Ke-9.

CS., Colemon, “Sikap Pribadi dan Mutiara Pendidikan,” Jakarta: Erlangga, 1987.

Dagun, D. Save, “Kamus Besar Ilmu Pengetahuan”, Jakarta: Lembaga Pengjkajian

dan kebudayaan Nusantara, 1997, Cet. Ke-1.

Dalyono, “Psikologi Pendidikan,” Jakarta: Rineka Cipta, 1997, Cet. Ke-1.

Derajat, Zakiah, “Ilmu Jiwa dan Agama,” Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1991.

, “Kesehatan Mental,” Jakarta: CV. Haji Mas Agung, 1988.

Echole, John M., Sadily, Hasan, “Kamus Inggris Indonesia,” Jakarta: PT. Gramedia, 1995, Cet. Ke-1.

Page 85: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Gerungan, W., A., Dr. Dipl., Psych., “Psikologi Sosial,” Bandung: PT. Refika

Aditama, 2004, Cet. Ke-1.

Hadi, Sutrisno, “Metodologi Research,” Yokyakarta: Andi Offset, 1983.

Hall, Calvin S., dan Lindzey, Gardner, “Teori-teori Psikodinamik (Klinis),”

Yogyakarta: Kanisius, 2005, Cet. Ke-15.

Hawari, Dadang, “Al-Quran Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,” Jakarta: PT. Dana Bhakti Prima Jasa, 1997, Cet. Ke-3.

Koesnoen, R. A., ”Politik Pelajaran Nasional,” Bandung: Sumur Batu, 1996.

Leona, E. Tylor, “The Work of the Counselor,” Appleton Century Croft Inc., New

York, 1953.

Maslow, Abraham, “Psikologi Sains,” Bandung: Teraju, 2004, Cet. Ke-1.

Muhibbib, Syah, “Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,” Bandung: PT.

Remaja Rosda Karya, 2001, Cet. Ke-6.

Mulyono, Y. Bambang, “Kenakalan Remaja,” Yogyakarta: Andi Offset, 1986, Cet.

Ke-1.

Nawawi, Hadari, “Organisasi dan Pengelolaan Sekolah,” Jakarta: Gunung Agung,

1981.

Poerwadarminta, “Psikologi Komunikasi”, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), Cet.

Ke-2.

Purwadinata, WJS., “Kamus bEsar Bahasa Indonesia,” Jakarta: Balai Pustaka, 1986, Cet. Ke-13.

Pusat Bahasa Depdiknas, “kamus besar Bahasa Indonesia”, Jakarta: Balai Pustaka,

2002, Edisi Ke-3.

Romly, A. M., ”Penyuluhan Agama menghadapi Tantangan Baru,” PT. Bina Rena

Pariwara, 2001.

Sabri, Muhammad Alisuf, “Pengantar Psikologi Umum dan Perkembangan,” Jakarta:

Pedoman Ilmu Jaya, 1993, Cet. Ke-1.

Sarwono, Sarlito Wirawan, “Psikologi Sosial; Psikologi Kelompok dan Psikologi

Terapan,” Jakarta: Balai Pustaka, 2005, Cet. Ke-3.

Slamet, “Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi,” Jakarta: Bima Aksara,

1988, Cet. Ke-1.

Soejono, “Pendahuluan Ilmu Pendidikan Umum,” Bandung: Ilmu Jaya, 1980.

Page 86: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan

Subandi, Ahmad, “Psikologi Sosial”, Jakarta: Bulan Bintang, 1982, Cet ke-11.

Sudarsono, ”Kenakalan Remaja,” Jakarta: Reineka Cipta, 1999, Cet. Ke-2.

Suhartin, RI, dan Simangunsong, Bonar, ”Pembinaan Personil Melalui Bimbingan

dan Penyuluhan,” Jakarta: Panelrindo, 1989.

Sujanto, Agus, ”Psikologi Perkembangan,” Jakarta: Aksara Baru, 1981, Cet. Ke-1.

, “Psikologi Umum”, Jakarta: Bumi Aksara, 2001, Cet ke-11.

Sukardi, Dewa Ketut, “Bimbingan dan Konseling,” Jakarta: PT. Bima Aksara, 1998,

Cet. Ke-5.

Syahrir dan Riska, Ahmad, “Pengantar Bimbingan dan PEnyuluhan,” Padang:

Angkasa Raya, 1987, Cet. Ke-1.

Uchjana Effendi, Onong, “Ilmu Komunikasi dan Praktik,” Bandung: CV. Remaja

Karya, 1984, Cet. Ke-1.

Umar, H., M., dan Sartono, “Bimbingan dan Penyuluhan,” Bandung: CV. Pustaka

Setia, 1998, Cet. Ke-1.

Walgito, “Psikologi Sosial: Suatu Pengantar”, Yogyakarta: Andi, 2002, Cet Ke-1.

Walingto, Bimo, “Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah,” Yogyakarta: Andi Offset,

1995, Cet. Ke-3.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Heru Dayatullah, S. Fil, I (Petugas BP) SMA Al-Madinah Bogor, Rabu, 04 Mei 2008.

Winkel, W. S., “Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan,” Jakarta: PT.

Grasindo, 1991, Cet. Ke-1.

WWW. Isna. Net/lebrary/paper 2003.

Yusuf, Syamsu, dan Nurihsan, A. Juntika,”Teori Kepribadian,” Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. Ke-1.

Page 87: JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/8208/1/HUSNI... · pacaran, ketakutan, ragu-ragu, manja, dan emosionAl. PersoAlan