14
[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017 1 PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI 1 Desla Kusuma Wardani 2 20160430129/B Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta E-mail : [email protected] Abstrak Paper ini mencoba untuk mengkaji pengaruh kebijakan pemindahan konsumen listrik 900 VA ke tarif non-subsidi terhadap inflasi pada tahun 2017. Kebijakan tersebut akan secara langsung mempengaruhi kenaikan tarif dasar listrik (TDL). TDL adalah salah satu indicator ekonomi yang mempengaruhi perkembangan sector riil perekonomian. Kenaikan tarif dasar listrik berarti masyarakat harus mengeluarkan dana yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang berkaitan dengan penggunaan energi listrik, sehingga konsumsi dan daya beli masyarakat akan menurun. Hal ini memicu terjadinya inflasi penawaran (cost-push inflation) yaitu inflasi yang disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi atau biaya penadaan barang dan jasa akibat naiknya tarif dasar listrik. Kata Kunci : Tarif dasar Listrik, Inflasi, Biaya Produksi I. Pendahuluan I.1 Latar Belakang Energi listrik sudah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat di Indonesia. Hampir seluruh kegiatan sehari-hari masyarakat tidak terlepas dari penggunaan energi listrik. Oleh karena itu tarif dasar listrik sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian masyarakat baik secara mikro maupun makro. Jika tarif dasar listrik terlalu tinggi maka masyarakat harus mengeluarkan porsi anggaran yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Sehingga akan mengurangi 1 Paper ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir semester tiga mata kuliah teori ekonomi makro 2 yang diampu oleh Ibu Esty Setyaningrum S.E, M.Si 2 Penulis adalah mahasiswa ilmu ekonomi UMY. NIM 20160430129

Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis ... · Energi listrik sudah menjadi kebutuhan ... Mengakibatkan turbulensi di ranah industri. ... kepada sektor industri tekstil

Embed Size (px)

Citation preview

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

1

PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI

TERHADAP INFLASI1

Desla Kusuma Wardani2

20160430129/B

Jurusan Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta

E-mail : [email protected]

Abstrak

Paper ini mencoba untuk mengkaji pengaruh kebijakan pemindahan konsumen listrik 900

VA ke tarif non-subsidi terhadap inflasi pada tahun 2017. Kebijakan tersebut akan secara langsung

mempengaruhi kenaikan tarif dasar listrik (TDL). TDL adalah salah satu indicator ekonomi yang

mempengaruhi perkembangan sector riil perekonomian. Kenaikan tarif dasar listrik berarti

masyarakat harus mengeluarkan dana yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang

berkaitan dengan penggunaan energi listrik, sehingga konsumsi dan daya beli masyarakat akan

menurun. Hal ini memicu terjadinya inflasi penawaran (cost-push inflation) yaitu inflasi yang

disebabkan oleh kenaikan pada biaya produksi atau biaya penadaan barang dan jasa akibat naiknya

tarif dasar listrik.

Kata Kunci : Tarif dasar Listrik, Inflasi, Biaya Produksi

I. Pendahuluan

I.1 Latar Belakang

Energi listrik sudah menjadi kebutuhan seluruh masyarakat di Indonesia. Hampir seluruh

kegiatan sehari-hari masyarakat tidak terlepas dari penggunaan energi listrik. Oleh karena itu tarif

dasar listrik sangat berpengaruh terhadap kondisi perekonomian masyarakat baik secara mikro

maupun makro. Jika tarif dasar listrik terlalu tinggi maka masyarakat harus mengeluarkan porsi

anggaran yang lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan energi listriknya. Sehingga akan mengurangi

1 Paper ini ditulis untuk memenuhi tugas akhir semester tiga mata kuliah teori ekonomi makro 2 yang diampu oleh Ibu

Esty Setyaningrum S.E, M.Si 2 Penulis adalah mahasiswa ilmu ekonomi UMY. NIM 20160430129

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

2

porsi anggaran untuk konsumsi lainnya. Karena kebutuhan manusia yang semakin kompleks dan

terus berkembangnya teknologi, membuat pola masyarakat modern menjadi seakan tidak bisa hidup

tanpa listrik. Meskipun begitu, pendistribusian listrik masih belum terdistribusi secara merata pada

seluruh masyarakat, terutama penduduk yang tinggal di daerah terpencil.

Pemerintah memutuskan untuk melakukan pencabutan subsidi listrik secara bertahap kepada

19,0 juta pelanggan rumah tangga mampu berdaya 900 Volt Ampere (VA) sejak Januari 2017 lalu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mengatakan bahwa alasan

subsidi kepada rumah tangga mampu berdaya 900 Volt Ampere (VA) dicabut, lantaran rumah

tangga golongan tersebut sudah dianggap tak layak mendapatkan subsidi. Mantan Menteri

Perhubungan itu berujar, upaya itu dilakukan untuk membuat pengeluaran yang ditanggung oleh

Perusahaan Listrik Negara (PLN) lebih efesien. Karena itu, ia menegaskan, pencabutan subsidi

rumah tangga mampu berdaya 900 VA tersebut akan dialihkan juga demi pembangunan

infrastruktur energi yang lebih merata. 3

Kenaikan tarif dasar listrik pada tahun 2017 ini bukan menjadi hal baru karena pada tahun

2014 pemerintah sudah pernah melakukan hal serupa. Namun pada tahun 2014 kenaikan TDL

diberlakukan bagi pelanggan rumah tangga daya 1.300 VA dan 2.200 VA. Sementara untuk

pelanggan rumah tangga kecil daya 450 VA dan 900 VA, bisnis dan industri kecil serta pelanggan

sosial tarifnya tetap dan tidak diberlakukan tariff adjustment. Pelanggan golongan ini masih

diberikan subsidi oleh pemerintah. 4

Berdasarkan analisa sebelumnya rencana kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dinilai tidak

rasional. Selain masih buruknya pelayanan PLN, kebijakan tersebut juga akan mengganggu

perekonomian, terutama usaha kecil dan menengah. Mengakibatkan turbulensi di ranah industri.

Pengusaha akan menaikkan harga produk atau bahkan mengurangi tenaga kerja sebagai bentuk

rasionalisasi biaya produksi yang terpaksa ditempuh oleh produsen akibat kenaikan TDL. Sehingga

inflasi akan naik akibat menurunnya sektor produksi akibat kenaikan ongkos produksi. Perlunya

PLN melakukan sosialisasi sebelum kenaikan TDL diberlakukan kepada seluruh sektor, khususnya

3 http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/06/14/alasan-pemerintah-cabut-subsidi-listrik-untuk-pelanggan-900-va

(Rabu, 14 Juni 2017 16:06 WIB) 4 http://setkab.go.id/tarif-dasar-turun-per-1-desember-pelanggan-listrik-1-300-va-ke-atas-tidak-lagi-dapat-subsidi/ (30

November 2015)

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

3

kepada sektor industri tekstil yang paling banyak menggunakan tenaga listrik dan tenaga kerja.

Sosialisasi tersebut sangat penting untuk menghadapi masalah-masalah yang terjadi.5

Bank Indonesia memperkirakan kenaikan harga tarif listrik sebagai konsekuensi dari

pencabutan subsidi listrik 900 VA dan 450 VA serta kenaikan tarif elpiji tiga kilo gram memberikan

sumbangan inflasi hingga 1%. Deputi Gubenur BI Perry Warjiyo mengatakan, bobot total harga

yang diatur pemerintah (administered prices) terhadap inflasi nasional tidak terlalu besar, yaitu

hanya mencapai 18%. BI memperkirakan, tanpa memperhitungkan kenaikan tarif dasar listrik

tersebut dan epliji 3 kg serta kebijakan administered price lainnya maka inflasi nasional 2017 bisa

mencapai 3,6%. Sementara kalau memasukkan kenaikan tarif listrik yang 900 VA dan 450 VA dan

juga kenaikan elpiji (maka inflasi nasional 2017 mencapai) 4,6%, Jumat (6/1). Dengan demikian,

sumbangan inflasi administered prices terhadap inflasi nasional tahun ini mencapai 1%. Lebih

lanjut menurutnya, meski tarif-tarif tersebut mengalami kenaikan dan berdampak pada peningkatan

inflasi, namun dampak multiplier yang ditimbukan, termasuk terhadap daya beli masyarakat tak

akan signifikan. Karena memang permintaan di dalam negerinya masih di bawah kapasitas produksi

nasional sehingga second round effect-nya tidak akan besar. Meski begitu, Perry bilang pihaknya

akan mempererat koordinasi dengan pemerintah dalam hak pengendalian harga pangan yang

bergejolak (volatile food). Menurut Perry, harga pangan yang terkendali dapat mengompensasi

kenaikan inflasi pada administered prices.6

Maka untuk mempertajam dan memfokuskan bahasan dalam makalah ini, penulis mengajukan

rumusan permasalahan sebagai berikut ;

1. Apa itu tarif dasar listrik?

2. Apa itu inflasi?

3. Apakah alasan pemerintah mencabut subsidi listrik 900 VA?

4. Bagaimana pengaruh pencabutan subsidi listrik 900 VA terhadap tingkat inflasi?

Metodologi yang digunakan adalah analisis deskriptif. Penggunaan bahan dokumenter seperti buku,

artikel, dan jurnal penelitian menjadi rujukan utama dalam pembahasan.

5 http://parelsmnaibaho.blogspot.co.id/2014/05/dampak-riil-kenaikan-tdl-bagi.html (Mei, 2014)

6 KONTAN news. "Kenaikan tarif listrik sumbang inflasi 1% 2017." Nasional/Makroekonomi, January 06, 2017: 1.

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

4

I.2 Tinjauan Pustaka

Energi listrik adalah energi utama yang dibutuhkan bagi peralatan listrik atau energi yang

tersimpan dalam arus listrik dengan satuan ampere (A) dan tegangan listrik dengan satua volt (v)

dengan ketentuan kebutuhan konsumsi daya listrik dengan satuan watt (w) untuk menggerakkan

motor, lampu penerangan, memanaskan, mendinginkan atau menggerakkan kembali suatu peralatan

mekanik untuk menghasilkan bentuk energi yang lain.7

Tarif dasar listrik adalah tarif harga jual listrik yang dikenakan oleh pemerintah untuk para

pelanggan PLN. PLN adalah satu-satunya perusahaan yang boleh menjual listrik secara langsung

kepada masyarakat Indonesia. Pengenaan tarif didasarkan pada besarnya daya yang digunakan.

Untuk tarif dasar rumah tangga (R1) pada tahun 2017 terdapat beberapa golongan yaitu; 8

Golongan Tarif/ daya Keterangan Tarif (Rp/Kwh)

R-1/450 VA Subsidi 415

R-1/900 VA Subsidi 586

R-1/900 VA –RTM (Rumah Tangga Mampu) Non-Subsidi 1352

R-1/1300 VA Non-Subsidi 1467,28

R-1/2200 VA Non-Subsidi 1467,28

Subsidi (subvensi) adalah bentuk bantuan keuangan dari pemerintah yang dibayarkan kepada

suatu bisnis atau sektor ekonomi.Subsidi listrik adalah merupakan sejumlah dana yang dibayar oleh

Pemerintah Indonesia kepada PT. PLN (Persero) yang dihitung berdasarkan selisih antara harga

pokok penjualan untuk tegangan rendah dengan tarif dasar listrik dikalikan dengan jumlah Kwh

yang dikonsumsi para pelanggan maksimum 30kWh per bulan.9

Kewenangan terkait dengan energi listrik berada dibawah Kementrian Energi dan Sumber Daya

Mineral, Direktoral Jendral Ketenagalistrikan. Landasan hukum mengenai energi listrik sebagai

berikut :10

1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi

7 https://id.m.wikipedia.org/wiki/Energi_listrik

8 https://listrik.org/pln/tarif-dasar-listrik-pln/

9 http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-subsidi-listrik.html Monday, 22 February 2016)

10 https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-kebijakan-subsidi-listrik-tepat-sasaran-rumah-tangga-daya-

900-va.pdf (Januari 2017)

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

5

Pasal 7

1) Harga energi ditetapkan berdasarkan nilai keekonomian berkeadilan.

2) Pemerintah dan pemerintah daerah menyediakan dana subsidi untuk kelompok

masyarakat tidak mampu.

2. Undang-Undang Nomor 30 tahun 2009 tentang ketenagalistrikan

Pasal 4 : Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan

dana untuk kelompok masyarakat tidak mampu.

Pasal 34 ayat (1): Pemerintah sesuai dengan kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik

untuk konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Inflasi adalah suatu kecenderungan meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum

dan terus-menerus. Kenaikan harga barang dan jasa secara umum, yang tinggi akan menjadi beban

oleh banyak pihak. Dengan inflasi, maka daya beli suatu mata uang menjadi lebih rendah atau

menurun. Dengan menurunnya daya beli mata uang, maka kemampuan masyarakat berpendapatan

tetap dalam membeli barang dan jasa kebutuhan sehari-hari akan menjadi semakin rendah. 11

BPS saat ini juga mempublikasikan inflasi berdasarkan pengelompokkan yang lainnya yang

dinamakan disagregasi inflasi. Disagregasi inflasi tersebut dilakukan untuk menghasilkan suatu

indikator inflasi yang lebih menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental. Di

Indonesia disagregasi inflasi IHK tersebutdikelompokkan menjadi :

1. Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan

inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental seperti :

a. Interaksi permintaan-penawaran

b. Lingkungan eksternal : nilai tukar, harga komoditi internasional, inflasi mitra dagang

c. Ekspektasi inflasi pedagang dari konsumen

2. Inflasi non inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena dipengaruhi

oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari :

a. Inflasi komponen bergejolak (Volatile Food)

11

Suseno, Siti Aisyah. "Inflasi." In Inflasi, by Siti Aisyah Suseno, 1. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan, 2009.

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

6

Inflasi dominan dipengaruhi oleh shock (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti

panen, gangguan alam, atau faktor perkembagan harga komoditas pangan domestik maupun

perkembangan komoditas pangan internasional.

b. Inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (Administered Prices)

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shock berupa kebijakan dari pemerintah, seperti

kenaikan BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan dll.

Inflasi dapat disebabkan dari sisi permintaan, sisi penawaran, maupun ekspektasi. Faktor yang

juga menyebabkan inflasi tersebut dapat merupakan gabungan dari ketiga faktor tersebut.

1. Inflasi permintaan. Inflasi permintaan adalah inflasi yang timbul sebagai hasil interaksi antara

permintaan dan penawaran domestik dalam jangka panjang. Tekanan inflasi dari sisi

permintaan akan timbul apabila permintaan agregat berbeda dengan penawaran agregat atau

potensi output yang tersedia.

2. Inflasi ekspektasi. Disebabkan oleh ekspektasi para pelaku ekonomi atau yang sering disebut

inflasi ekspektasi (Gordon, 2007). Pembentukan inflasi ekspektasi yang bersifat adaptif (

backward expectation ) ini dipengaruhi oleh berbagai hal yang antara lain sebagai berikut: i)

inflasi permintaan yang persisten di masa lalu, ii) inflasi penawaran yang besar atau sering

terjadi, dan iii) inflasi penawaran yang diperkuat oleh kebijakan moneter yang akomodatif.

3. Inflasi penawaran. inflasi yang ditimbulkan sering disebut sebagai cost push atau supply shock

inflation . Jenis inflasi ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi atau biaya pengadaan

barang dan jasa. Termasuk dalam jenis inflasi ini adalah inflasi yang disebabkan faktor

penawaran lainnya yang memicu kenaikan harga penawaran atas suatu barang (termasuk

barang-barang yang harus diimpor), serta harga barang-barang yang dikendalikan oleh

Pemerintah. Contoh : adanya kenaikan harga minyak dunia, harga Bahan Bakar Minyak

(BBM), dan Tarif Dasar Listrik (TDL). Di samping itu, inflasi juga disebabkan oleh faktor

alam misalnya, gagalnya panen atau panen yang berlebih, faktorfaktor sosial ekonomi,

misalnya, adanya masalah atau hambatan dalam distribusi suatu barang, atau faktor-faktor

yang timbul karena kebijakan tertentu, misalnya, karena adanya kebijakan tarif, pajak,

pembatasan impor, atau kebijakan lainnya.12

12 Suseno, Siti Aisyah. "Faktor-faktor yang menyebabkan inflasi." In Inflasi, by Siti Aisyah Suseno, 11-17. Jakarta: PPSK

BI, 2009.

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

7

II. Pembahasan

Pemerintah memutuskan untuk melakukan pencabutan subsidi listrik secara bertahap kepada

19,0 juta pelanggan rumah tangga mampu berdaya 900 Volt Ampere (VA) sejak Januari 2017

lalu. Setelah melalui enam tahapan kronoligis kebijakan subsidi lirtrik tepat sasaran sebagai

berikut :13

1. Rapat kerja dengan Komisi VII DPR tanggal 17 September 2015, yang menghasilkan

keputusan sebagai berikut :

a. Subsidi listrik pada tahun 2016 ditujukan pada 24,7 juta rumah tangga miskin dan rentan

miskin.

b. Subsidi listrik pada tahun 2016 sesuai data TNP2K

(Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) adalah lembaga yang

dibentuk untuk menangani dan berkoordinasi dalam hal-hal yang berkaitan dengan

penanggulangan dan pengentasan kemiskinan di Republik Indonesia.)

2. Sidang Kabinet Teratas pada tanggal 4 November 2015.

a. Untuk seluruh rumah tangga daya 450VA tetap disubsidi

b. Hanya rumah tangga 900 VA mampu yang dicabut subsidinya

c. Pencabutan subsidi dilakukan setelah rekonsiliasi data TNP2K dengan data pelanggan PLN

selesai

3. Pencocokan Data BDT dengan Pelanggan PLN.

a. Data rumah tangga miskin dan rentan pelanggan daya 900 VA dari TNP2K telah diserahkan

ke PLN sejumlah 4,1 juta

b. PT.PLN (Persero) telah melakukan pencocokan data

4. Raker dengan Komisi VII DPR pada 14 Juni 2016.

Diusulkan diterapkan mulai 1 Juli 2016, namun tidak mendapat persetujuan

5. Nota Keuangan dan RAPBN 2017.

Diusulkan kembali untuk diterapkan mlai 1 Januari 2017

6. Raker dengan Komisis VII DPR pada 22 September 2016.

13 https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-kebijakan-subsidi-listrik-tepat-sasaran-rumah-tangga-daya-

900-va.pdf (Januari 2017)

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

8

Menyetujui pencabutan subsidi listrik dengan daya 900 VA bagi golongan rumah tangga yang

ekonominya mampu.

Dari kronologis kebijakan subsidi lirtrik tepat sasaran terlihat bahwa pencabutan subsidi

sudah diwacanakan sejak akhir tahun 2015. Namun usulan tersebut baru disahkan oleh DPR pada

akhir tahun 2016. Barulah pada Januari 2017 pemerintah merealisasikan pencabutan subsidi listrik

dengan daya 900 VA bagi rumah tangga yang ekonominya mampu secara bertahap.

Pada tahun 2016 Kementrian ESDM mencatat bahwa rumah tangga dengan tarif listrik non-

subsidi sebanyak 21%, dan sisanya sebanyak 79% rumah tangga mendapatkan subsidi tarif listrik.

Setelah realisasi kebijakan dilakukan pada awal tahun 2017, rumah tangga non-subsidi listrik

jumlahnya bertambah manjadi 54% dan rumah tangga penerima subsidi listrik berkurang menjadi

46%.

Golongan tarif Jumlah Pelanggan (Juta)

Tahun 2016 Tahun 2017

R.1/ 450 VA 23,16 23,16

R.1/ 900 VA 23,09 4,10

R.1/ 900 VA- RTM - 18,99

R.1/ 1.300 VA 8,83 8,83

R.1/ 2.200 VA 2,45 2,45

R.2/> 3.500 s/d 5.500 VA 0,91 0,91

R.3/6.600 VA ke atas 0,20 0,20

Jumlah 58,63 58,63

Sumber : Kementrian ESDM 14

Pelanggan rumah tangga mampu 900 VA tersebut akan dikenakan tarif dari sebelumnya

bersubsidi menjadi keekonomian atau non-subsidi secara bertahap. Kenaikan tarif dilakukan setiap

dua bulan sekali. Dengan skenario tersebut, maka secara bertahap tarif pelanggan rumah tangga

mampu 900 VA akan mengalami kenaikan dari Rp 605 menjadi Rp 791 per 1 Januanri 2017, Rp

1.034 mulai 1 Maret 2017, dan Rp 1.352/kWh per 1 Mei 2017. Lalu mulai 1 Juli 2017, pelanggan

rumah tangga mampu 900 VA akan dikenakan penyesuain tarif otomatis setiap bulan seperti 12

golongan tarif non-subsidi lainnya. Sehingga ditargetkan mulai 1 Juli 2017 tarif listrik 900 VA akan

14

https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-kebijakan-subsidi-listrik-tepat-sasaran-rumah-tangga-daya-900-va.pdf (Januari 2017)

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

9

sama dengan 1.300 VA yang mengikuti mekanisme tariff adjusment (penyesuaian tarif). Kebijakan

tariff adjusment mulai berlaku sejak 1 Januari 2015 sesuai dengan Permen ESDM No. 31 tahun

2014. Tariff adjustment diberlakukan setiap bulan menyesuaikan 3 faktor, yaitu perubahan nilai

tukar rupiah, harga bahan bakar, dan inflasi bulanan. 15

Dengan mekanisme tariff adjustment, tarif

listrik setiap bulan dimungkinkan untuk turun, tetap, atau naik berdasarkan ketiga indikator tersebut.

Alasan pemerintah mencabut subsidi listrik tercantum dalam pokok – pokok kebijakan fiskal

subsidi listrik tahun 2017:16

1. Meningkatkan efisiensi anggaran subsidi listrik;

2. Memperbaiki mekanisme penyaluran penerima subsidi listrik yang lebih tepat sasaran;

3. Memberikan subsidi listrik yang lebih tepat sasaran kepada rumah tangga miskin dan tidak

mampu untuk pelanggan 900 VA;

4. Meningkatkan rasio elektrifikasi secara nasional, dan secara bersamaan mengurangi

disparitas antar wilayah;

5. Meningkatkan efisiensi penyediaan tenaga listrik, melalui optimalisasi pembangkit listrik

berbahan bakar gas dan batu bara, dan menurunkan komposisi pemakaian BBM dalam

pembangkit tenaga listrik; dan

6. Mengembangkan energi baru dan energi terbarukan yang lebih efisien khususnya di pulau-

pulau terdepan yang berbatasan dengan negara lain dan daerah terpencil namun memiliki

potensi energi baru dan energi terbarukan, serta mensubstitusi PLTD di daerah-daerah

terisolasi.

Kebutuhan subsidi listrik dengan penerapan kebijakan subsidi listrik tepat sasaran akan

membutuhkan anggaran sebesar Rp 48,56 Triliun. Sementara jika kebijakan subsidi listrik tepat

sasaran tidak jadi diterapkan kebutuhan anggaran mencapai Rp 70,63 triliun. Terdapat potensi

penghematan sebesar Rp 22,07 triliun.

Penyesuaian tarif listrik menyebabkan secara bertahap ini mengakibatkan tingkat inflasi

meningkat pada awal 2017. Mengingat kebijakan ini berdampak pada administered prices untuk

15

MALANG TODAY. "Tarif Dasar Listrik Naik Bertahan hingga Juli 2017, ini rinciannya." Nasional, April 2017.

16 https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-kebijakan-subsidi-listrik-tepat-sasaran-rumah-tangga-daya-

900-va.pdf (Januari 2017)

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

10

TDL 900 VA sampai dengan Mei 2017. Berikut data perkembangan inflasi akhir tahun 2016

sampai dengan akhir 2017 : 17

Sumber tabel : BI

Dalam tabel tersebut dapat dianalisis bahwa

pada akhir tahun 2016 tingkat inflasi berfluktuatif di

kisaran 3,02 % - 3,58%. Tetapi memasuki awal tahun

2017 inflasi kembali meningkat di tingkat 3,49 %

bebarengan dengan realisasi kebijakan pemerintah

untuk mencabut subsidi listrik 900 VA RTM pada

Januari 2017. Bulan-bulan berikutnya tingkat inflasi

kembali berfluktuatif dengan kecenderungan menaik

hingga mencapai 4,37% di bulan Juni 2017. Mekanisme

kenaikan TDL secara bertahap oleh pemerintah

puncaknya ada di bulan Mei 2017 dengan TDL yang

awalnya Rp 605/kWh (Desember 2016) menjadi Rp

1.352/kWh (Mei 2017). Kenaikan tingkat inflasi hingga

mencapai 4.37% di bulan Juni 2017 selain disebabkan

karena kenaikan TDL juga disebabkan karena kenaikan

BBM dan harga menjelang Hari Raya Idul Fitri 2017.

Pertumbuhan ekonomi 2016 yang meningkat

didukung oleh inflasi yang terkendali. Inflasi 2016 tercatat cukup rendah di level 3,02% sehingga

sama dengan capaian pada 2015 yang berada dalam rentang sasaran 4,0±1. Inflasi yang rendah juga

dipengaruhi inflasi kelompok administered prices yang rendah sebagai akibat penurunan harga

beberapa komoditas energi strategis seperti BBM, tarif tenaga listrik untuk golongan pelanggan di

atas 2.200 VA, dan LPG 12 kg. Secara keseluruhan, koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia

dan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi, termasuk melalui Tim Pemantauan dan Pengendalian

17

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

Bulan Tahun Tingkat Inflasi

September 2016 3.07 %

Oktober 2016 3.31 %

November 2016 3.58 %

Desember 2016 3,02%

Januari 2017 3.49 %

Februari 2017 3.83 %

Maret 2017 3.61 %

April 2017 4.17 %

Mei 2017 4.33 %

Juni 2017 4.37 %

Juli 2017 3.88 %

Agustus 2017 3.82 %

September 2017 3.72 %

Oktober 2017 3.58 %

November 2017 3.30 %

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

11

Inflasi, baik di tingkat pusat (TPI) maupun daerah (TPID) berkontribusi positif pada inflasi 2016

yang rendah. 18

Hingga akhir tahun 2018, inflasi diperkirakan lebih rendah dibanding inflasi 2017. Lebih

rendahnya inflasi terutama bersumber dari kelompok administered price seiring telah selesainya

dampak penyesuaian tarif listrik daya 900 VA non subsidi. Sementara itu, inflasi inti dan volatile

foods diperkirakan lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Asumsi harga minyak yang diperkirakan

meningkat, nilai tukar yang berpotensi melemah, serta menguatnya daya beli seiring pertumbuhan

ekonomi yang lebih tinggi akan mendorong naiknya inflasi inti. Di sisi lain, inflasi VF diperkirakan

sedikit menguat setelah koreksi yang dalam pada tahun 2017 diikuti dengan naiknya harga beberapa

komoditas pangan global. Selain itu, terdapat risiko naiknya administered prices terkait kenaikan

tarif listrik seiring tren meningkatnya harga batu bara. Meski demikian, dengan berbagai risiko

diatas, inflasi pada 2018 diperkirakan masih akan berada dalam kisaran target 3,5%±1%.19

Bank Indonesia menyatakan dampak penyesuaian TDL golongan 900 VA terhadap inflasi

akan berakhir di Juni 2017. Gubernur BI Agus DW Martowardojo menjelaskan, hal tersebut bisa

terlihat pada survey BI yang dilakukan pada minggu kedua Juni dimana tercatat inflasi 0,5%

sementara year on year 4,17%. Angka tersebut memunjukkan bahwa inflasi relative cukup terjaga.

Otoritas moneter mengapresiasi langkah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah yang menjaga

stabilitas dan menyediakan pasokan secara memadai. Saat ini capaian inflasi masih sejalan dengan

target 4±1% di tahun 2017. 20

Analisa sebelumnya yang menyatakan bahwa pencabutan subsidi listrik akan mempengaruhi

inflasi secara signifikan dikarenakan kebijakan tersebut akan mengganggu perekonomian, terutama

usaha kecil dan menengah kurang tepat. Karena data membuktikan bahwa tingkat inflasi masih

dalam kisaran target yaitu 4±1%. Hal ini disebabkan karena pemerintah tidak semerta-merta

mencabut subsidi listrik, tetapi sebelumnya telah dilakukan survei kepada pelanggan listrik 900 VA

apakah layak mendapatkan subsidi atau tidak.

18 BI. "bagian II Perekonomian Domestik." In Laporan Perekonomian Indonesia 2016, 33. 2016.

19 BI. "Kajian ekonomi dan keuangan regional." In Laporan Nusantara November 2017, 10. 2017.

20 http://m.metrotvnews.com/ekonomi/mikro/Rb1ORj1k-dampak-inflasi-kenaikan-tdl-berakhir-bulan-ini (19 Juli 2017,

Suci Sedya Utami)

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

12

Jika dalam hasil survey belum sempurna, maka pemerintah masih membuka mekanisme

pengaduan dengan ketentuan sebagai berikut : 21

Masyarakat dapat menyampaikan pengaduan terkait penerapan Subsidi Listrik Tepat

sasaran melalui kantor Desa dan Kelurahan untuk kemudian diteruskan ke kantor kecamatan

dan / atau kantor kabupaten. Oleh kecamatan atau kabupaten, pengaduan tersebut diteruskan

ke Posko Pusat.

Apabila rumah tangga pengadu terdapat dalam Data Terpadu, maka segera ditindaklanjuti

oleh PLN dan diberikan tarif bersubsidi;

Apabila rumah tangga pengadu tidak terdapat dalam Data Terpadu, maka Pokja Pengelola

Data Terpadu akan memverifikasi pengaduan tersebut, apakah termasuk kategori miskin

dan tidak mampu.

Dengan adanya kebijakan tersebut pemerintah dapat melakukan penghematan anggaran,

sehingga terdapat potensi penghematan sebesar Rp 22,07 triliun. Anggaran tersebut dimanfaatkan

untuk dana terpadu progran penanganan fakir miskin yang kemudian akan dialokasikan pada JKN

(Jaminan Kesehatan Nasional), KPS(Kartu Perlindungan Sosial), KKS (Kartu Keluarga Sejahtera),

KIP (Kartu Indonesia Pintar), Rastra (Beras Sejahtera).22

Selain strategi tepat sasaran dari pemerintah, koordinasi antara BI dan pemerintah dalam

mengendalikan inflasi sesuai dengan target juga ikut berperan. Kenaikan TDL yang akan

mempengaruhi admistered prices inflation meningkat akan dikendalikan dengan penysuaian

terhadap core inflation dan volatile food inflation. Sehingga dampak administered prices tidak

terlalu besar.

III. Kesimpulan

Tarif dasar listrik adalah tarif harga jual listrik yang dikenakan oleh pemerintah untuk para

pelanggan PLN. PLN adalah satu-satunya perusahaan yang boleh menjual listrik secara langsung

kepada masyarakat Indonesia. Pengenaan tarif didasarkan pada besarnya daya yang digunakan.

21

https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-kebijakan-subsidi-listrik-tepat-sasaran-rumah-tangga-daya-900-va.pdf (Januari 2017) 22

https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-kebijakan-subsidi-listrik-tepat-sasaran-rumah-tangga-daya-900-va.pdf (Januari 2017)

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

13

Inflasi adalah suatu kecenderungan meningkatnya harga-harga barang dan jasa secara umum

dan terus-menerus. Inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (Administered Prices) adalah

inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shock berupa kebijakan dari pemerintah, seperti kenaikan

BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan dll.

Alasan pemerintah mencabut subsidi listrik 900 VA yang berlaku mulai 1 Januari 2017 yaitu

untuk meningkatkan efisiensi anggaran subsidi listrik dan memperbaiki mekanisme penyaluran

penerima subsidi listrik yang lebih tepat sasaran.

Pengaruh pencabutan subsidi listrik 900 VA tidak begitu signifikan terhadap inflasi, bahkan

pengaruhnya rendah. Karena data membuktikan bahwa tingkat inflasi masih dalam kisaran target

yaitu 4±1% pada tahun 2017. Alasannya yaitu berhasilnya koordinasi antara pemerintah dan BI,

yaitu strategi tepat sasaran oleh pemerintah terhadap subjek pencabutan subsidi listrik 900 VA dan

pengendalian admistered prices inflation yang meningkat terhadap core inflation dan volatile food

inflation.

IV. Daftar Pustaka

BI.2016. "bagian II Perekonomian Domestik." In Laporan Perekonomian Indonesia 2016, 33.

BI. 2017."Kajian ekonomi dan keuangan regional." In Laporan Nusantara November 2017, 10.

KONTAN news. "Kenaikan tarif listrik sumbang inflasi 1% 2017." Nasional/Makroekonomi, January 06, 2017:

1.

MALANG TODAY. "Tarif Dasar Listrik Naik Bertahan hingga Juli 2017, ini rinciannya." Nasional, April 2017.

Suseno, Siti Aisyah. 2009."Faktor-faktor yang menyebabkan inflasi." In Inflasi, by Siti Aisyah Suseno, 11-17.

Jakarta: PPSK BI,

Suseno, Siti Aisyah. 2009."Inflasi." In Inflasi, by Siti Aisyah Suseno, 1. Jakarta: Pusat Pendidikan dan Studi

Kebanksentralan,

http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/06/14/alasan-pemerintah-cabut-subsidi-listrik-untuk-pelanggan-

900-va (Rabu, 14 Juni 2017 16:06 WIB)

http://setkab.go.id/tarif-dasar-turun-per-1-desember-pelanggan-listrik-1-300-va-ke-atas-tidak-lagi-dapat-

subsidi/ (30 November 2015)

http://parelsmnaibaho.blogspot.co.id/2014/05/dampak-riil-kenaikan-tdl-bagi.html (Mei, 2014)

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Energi_listrik

https://listrik.org/pln/tarif-dasar-listrik-pln/

[PENGARUH PEMINDAHAN KONSUMEN LISTRIK 900 VA KE TARIF NON-SUBSIDI TERHADAP INFLASI] December 13, 2017

14

http://seputarpengertian.blogspot.co.id/2016/02/pengertian-subsidi-listrik.html Monday, 22 February

2016)

https://www.esdm.go.id/assets/media/content/content-kebijakan-subsidi-listrik-tepat-sasaran-rumah-

tangga-daya-900-va.pdf (Januari 2017)

http://www.bi.go.id/id/moneter/inflasi/data/Default.aspx

http://m.metrotvnews.com/ekonomi/mikro/Rb1ORj1k-dampak-inflasi-kenaikan-tdl-berakhir-bulan-ini (19

Juli 2017, Suci Sedya Utami)