Upload
lybao
View
228
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
1
POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
(Studi Kasus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Provinsi Kepulauan Riau)
NASKAH PUBLIKASI
Oleh :
SIGIT SEPRIANDI
NIM. 110565201118
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2015
2
POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
(Studi Kasus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Provinsi Kepulauan Riau)
SIGIT SEPRIANDI
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH
ABSTRAK
Partai politik sebagai organisasi yang memiliki fungsi rekrutmen politik
sangat dibutuhkan, sebab partai politik adalah satu-satunya organisasi yang boleh
berpartisipasi dalam sistem pemilu, karena partai politik memiliki fungsi artikulasi
dan agregasi kepentingan sehingga hanya partai politik-lah yang dapat ikut dalam
sistem pemilu dan menempatkan anggota atau kadernya yang terbaik untuk dipilih
oleh masyarakat.
Setiap partai politik memiliki pola rekrutmen untuk merekrut calon
anggota legislatif. Dengan dilakukannya penelitian mengenai pola rekrutmen PDI
Perjuangan di Provinsi Kepulauan Riau ini, diharapkan dapat memberikan
gambaran tentang pola rekrutmen PDI Perjuangan sebagai partai pemenang
pemilu, dalam menentukan kadernya untuk menjadi calon anggota legislatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat digambarkan
bahwasanya PDI Perjuangan lebih mengutamakan kader internalnya untuk
berpartisipasi dalam pemilu. Dengan memakai pola bottom up dalam proses
rekrutmennya, PDI Perjuangan melakukan proses rekrutmen caleg dimulai dari
usulan tingkat PAC, kemudian di usulkan ke tingkat DPC, dari tingkat DPC
tersebut kemudian di musyawarahkan dan kemudian diusulkan ke tingkat DPD.
Di tingkat DPD kembali di musyawarahkan dan meminta masukan serta pendapat
dari DPP. Lalu kemudian dikembalikan ke tingkat DPD untuk diputuskan.
Rekrutmen yang dilakukan PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau
benar-benar memanfaatkan kader terbaik untuk menjadi calegnya. Namun untuk
kedepannya, diharapkan PDI Perjuangan mampu untuk melakukan rekrutmen
terbuka, memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat (non kader) untuk
berpartisipasi dalam kontestasi pemilu.
Kata kunci: Partai politik, Pola rekrutmen.
3
ABSTRACT
Political parties is a organitation that have function as a political
recruitment is very needed, because political parties is the only organitation that
can participating in election system, and then political parties have articulation
function and aggregation, so only the political parties that can participating in
election system and giving a place for the member or his best cader to be selected
by the people.
Each of the political parties have a recruitment pattern to recruit the
legislative prospective member. In research about the recruitment pattern in PDI
Perjuangan at Kepulauan Riau Province, hope that can give some description
about how the recruitment pattern in PDI Perjuangan as the winner party in
election, to choose his cader to become the legislative candidate.
In the result of the research that have been done, can be descripted that
PDI Perjuangan is prefer his internal cader to participate in election. Using the
bottom up pattern in recruitment pattern, PDI Perjuangan using recruitment
process for the candidate start from the branch leader of PDI Perjuangan
recommendation, and then to the board organitation, and then get vote and
recommended to the PDI Perjuangan regional board. In regional board back to
vote and ask for some idea from the main board of PDI Perjuangan. and then
giving back to the regional board to be selected.
Recruitment that have been done by PDI Perjuangan Kepulauan Riau
Province, is truly using his best cader to become his candidate. But in future,
hoping that PDI Perjuangan can doing the open recruitment, to give the same
chance for the people (non cader) for participate in election contest.
Keyword: Political parties, Recruitment pattern.
4
POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014
DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU
(Studi Kasus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
Provinsi Kepulauan Riau)
A. Latar Belakang
Empat pemilihan umum yang telah diselenggarakan secara demokratis di
masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat
seleksi alam bagi partai politik. Partai yang besar dan kuat akan tetap hidup
sementara yang kecil dan lemah akan tersingkir dengan sendirinya. Terbukti pada
pemilu 2014 yang lalu, dari puluhan partai politik yang ada, hanya 15 partai
politik yang dapat mengikuti proses pemilihan umum, 12 partai politik nasional
dan 3 partai politik lokal. Tetapi hanya ada 10 partai politik yang berhasil
memenuhi ambisinya untuk memenangi pertarungan perebutan kekuasaan
tersebut. PDI Perjuangan, Partai Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PKB, PAN,
PKS, Nasdem, PPP, dan Partai Hanura adalah 10 (sepuluh) partai politik yang
berhasil mendominasi peta politik nasional. Berikut hasil dari pemilu 2014 yang
lalu:
Tabel 1.1
Hasil Perolehan Suara Pemilu 2014
No Partai Politik Jumlah Suara Keterangan
1 Partai Nasdem 8.402.812 Lolos
2 PKB 11.298.957 Lolos
3 PKS 8.480.204 Lolos
4 PDI Perjuangan 23.681.471 Lolos
5 Partai Golkar 18.432.312 Lolos
5
6 Partai Gerindra 14.760.371 Lolos
7 Partai Demokrat 12.728.913 Lolos
8 PAN 9.481.621 Lolos
9 PPP 8.157.488 Lolos
10 Partai Hanura 6.579.498 Lolos
11 PBB 1.825.750 Tidak Lolos
12 PKPI 1.143.094 Tidak Lolos
(Sumber: Data dari www.kpu.go.id)
Kemenangan ini bukan otomatis berarti selesainya tugas partai politik.
Kemenangan di dalam pemilihan umum hanyalah langkah awal dari proses yang
panjang. Partai politik merupakan salah satu inti dari pelaksanaan demokrasi
modern. (Koirudin, 2004: 1)
Pada sistem demokrasi seperti saat ini, pemilu dilakukan dalam rangka
memilih tokoh yang akan menjadi wakil rakyat di dalam pemerintahan, sebab
pada era modern seperti saat ini rakyat tidak dimungkinkan untuk mewakili
dirinya sendiri didalam parlemen atau pemerintahan, oleh sebab itu rakyat harus
memilih sosok yang akan menjadi wakilnya di parlemen, partai politik sebagai
organisasi yang memiliki fungsi rekrutmen politik sangat dibutuhkan, sebab partai
politik adalah satu-satunya organisasi yang boleh berpartisipasi dalam sistem
pemilu, karena partai politik memiliki fungsi artikulasi dan agregasi kepentingan
sehingga hanya partai politik-lah yang dapat ikut dalam sistem pemilu dan
menempatkan anggota atau kadernya yang terbaik untuk dipilih oleh masyarakat.
Beberapa literatur menjelaskan, partai politik merupakan suatu kelompok
yang terorganisir dimana anggotanya mempunyai orientasi nilai, dan cita-cita
dengan tujuan yang sama. Tujuan bersama ialah untuk merebut tahta atau
6
memperoleh kekuasaan yang biasanya dilakukan dengan cara konstitusional untuk
melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.
Menurut Wengky Saputra dalam skripsinya yang berjudul Pola Rekrutmen
Partai Politik (Studi: Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Dalam
Menetapkan Caleg Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Agam)
menjelaskan bahwa partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat
penting dalam sistem demokrasi. Partai politik memainkan peran sebagai
penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan
warga negara. Banyak kalangan berpendapat bahwa partai politiklah yang
sebetulnya menentukan demokrasi. Artinya, semakin tinggi peran dan fungsi
partai politik, akan semakin berkualitaslah demokrasi.
Dalam tulisan Fadillah Putra (2003: 19) dijelaskan bahwa setiap partai
politik memiliki pola rekrutmen yang berbeda-beda, dimana pola perekrutan
anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang dianutnya. Partai politik
memiliki cara tersendiri untuk melakukan perekrutan anggota, terutama dalam
pelaksanaan sistem dan prosedural perekrutan yang dilakukan partai politik
tersebut. Tidak hanya itu proses rekrutmen juga merupakan fungsi mencari dan
mengajak orang-orang yang memiliki kemampuan untuk turut aktif dalam
kegiatan politik, yaitu dengan cara menempuh berbagai proses penjaringan, yang
nantinya akan diusung sebagai calon anggota legislatif.
Menurut Rully Chairul Azwar (2008: 4), dalam sebuah political market,
kader merupakan salah satu product yang menentukan daya jual partai di publik.
Makin baik pola rekrutmen dalam tubuh sebuah partai, maka makin baik pula
7
mutu product yang akan dihasilkan dan ditawarkan ke publik. Makin baik mutu
product yang diajukan, maka makin tinggi juga daya jual partai tersebut dalam
pemilu karena makin tingginya keyakinan bahwa figur-figur yang akan dipilih
merupakan kader-kader partai terbaik yang akan mampu mewakili kepentingan
rakyat dan mengubah keadaan. Jadi kinerja sebuah partai politik, sangat
ditentukan oleh kualitas dan sepak terjang kader-kadernya.
Berbicara partai politik dan pola rekrutmennya, tidak akan lepas dari
keberhasilan partai tersebut memenangkan pemilu. Pada Pemilu 2014 yang lalu,
PDI Perjuangan yang merupakan partai terbesar mampu untuk memenangkan
Pemilu 2014. PDI Perjuangan berhasil memperoleh suara terbanyak dibandingkan
partai-partai lainnya, yang mana pada pemilu sebelumnya tahun 2009 PDI
Perjuangan hanya mampu memperoleh suara 14.600.091 dengan menempati
posisi ke 3 dibawah Partai Demokrat dan Partai Golkar. Tetapi pada pemilu tahun
2014, PDI Perjuangan mampu bangkit dan memenangkan pertarungan pemilu
legislatif dengan suara yang signifikan yaitu 23.681.471. (www.kpu.go.id)
Termasuk di Provinsi Kepulauan Riau, PDI Perjuangan mampu
mendominasi suara di daerah ini. Dalam pemilu 2014 yang lalu, PDI Perjuangan
memperoleh suara yang signifikan di Provinsi Kepulauan Riau. Suara yang diraih
PDI Perjuangan tersebut mampu memenangkan pemilihan umum di Provinsi
Kepulauan Riau, hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut:
8
Tabel 1.2
Hasil Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu 2014
di Provinsi Kepulauan Riau
No Partai Politik Jumlah Suara
1 Partai Nasdem 95.848
2 PKB 28.976
3 PKS 66.095
4 PDI Perjuangan 132.412
5 Partai Golkar 95.354
6 Partai Gerindra 91.942
7 Partai Demokrat 81.150
8 PAN 119.044
9 PPP 37.760
10 Partai Hanura 50.736
11 PBB 11.913
12 PKPI 11.106
(Sumber: Data KPU Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014)
Selain memperoleh suara terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau, PDI
Perjuangan juga mampu menempatkan 8 (delapan) orang kadernya untuk duduk
dalam DPRD Provinsi Kepulauan Riau periode 2014-2019, ini merupakan
keberhasilan bagi DPD PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau. Yang mana
pada pemilu tahun 2009 sebelumnya, PDI Perjuangan hanya mampu
menempatkan 6 orang kadernya untuk duduk di DPRD Provinsi Kepulauan Riau.
Berikut anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau Fraksi PDI Perjuangan Periode
2009-2014:
9
Tabel 1.3
Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau Fraksi PDI Perjuangan Periode
2009-2014
No Nama Daerah Pemilihan
1 H. Lis Darmansyah, S.H Tanjungpinang
2 Tawarich, Bsc Bintan-Lingga
3 DR. H M Soerya Respationo, SH MH Batam
4 Jumaga Nadeak, S.H Batam
5 Hj. Suraya Karimun
6 Ir. Wirya Putra S Silalahi Batam
(Sumber: Data KPU Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014)
Berdasarkan data diatas, maka terjadi peningkatan yang signifikan bagi
kuota PDI Perjuangan di DPRD Provinsi Kepulauan Riau, yang mana pada
pemilu 2014 yang lalu PDIP mampu menempatkan delapan orang kadernya untuk
duduk di DPRD Provinsi Kepulauan Riau. Berikut nama-nama caleg PDI
Perjuangan yang berhasil lolos ke DPRD Kota Tanjungpinang:
Tabel 1.4
Daftar Nama Caleg PDI Perjuangan yang Berhasil Lolos ke DPRD
Provinsi Kepulauan Riau Periode 2014-2019
No Nama Caleg Daerah Pemilihan Jumlah
1 Hj. Yuniarni Pustoko Weni, SH Tanjungpinang 10.598
2 Tawarich, Bsc Bintan-Lingga 2.831
3 Ery Suandi Karimun 3.433
4 Ir. Widiastadi Nugroho, ST Batam A 10.421
5 DR. Sahat Sianturi, SH, M.Hum Batam A 7.984
5 Jumaga Nadeak, SH Batam B 6.733
6 Saproni, SE Batam C 8.049
7 Ruslan, SH Batam C 6.205
8 Taufik Natuna-Anambas 4.216
(Sumber: Data KPU Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014)
10
Berdasarkan ulasan diatas, dapat kita lihat bahwasanya PDI Perjuangan
merupakan partai yang mampu melakukan pola rekrutmen yang baik sehingga
mampu menempatkan kader-kader terbaiknya untuk bersaing dalam pemilihan
umum dan memenangkan pemilihan umum tersebut. Hal ini dapat dilihat sesuai
dengan indikasi atau gejala-gejala berikut ini:
1. Terjadi peningkatan jumlah suara yang diraih PDI Perjuangan pada
pemilu 2009 dan pada pemilu 2014, baik dalam tingkat nasional
maupun tingkat lokal di Provinsi Kepulauan Riau.
2. Peningkatan jumlah suara otomatis juga menambah jumlah kursi
anggota legislatif PDI Perjuangan yang duduk di DPRD Provinsi
Kepulauan Riau.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul: “Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kota
Tanjungpinang.”
B. Kerangka Teori
Menurut Miriam Budiardjo (2008: 403) partai politik secara umum dapat
dikatakan sebagai suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya
mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini
ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik
(biasanya) dengan cara konstitusional maupun inkonstitusional, untuk
melaksanakan programnya.
11
Menurut UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, dijelaskan bahwa
Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh
sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan
kehendak dan cita -cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik
anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Partai politik memiliki beberapa fungsi penting yang dijalankan partai
sebagai sarana dalam mengaplikasikan tujuan mereka. Salah satu fungsi partai
politik yang terkait dengan ini adalah rekrutmen partai politik.
Rekrutmen politik secara umum diartikan sebagai suatu proses dimana
lembaga menempatkan aktor-aktor pada suatu posisi tertentu, mengambil tempat
sehingga terlibat dalam lembaga tersebut. Proses melalui suatu lembaga organisasi
mengangkat orang berbakat yang dianggap mampu menduduki suatu posisi atau
jabatan yang ada, sehingga yang bersangkutan dapat berpartisipasi secara
langsung dalam setiap kegiatan organisasi yang berorientasi kepada kualitas dan
kuantitas anggota serta menghidupkan regenerasi untuk eksistensi organisasi. Jadi,
apabila kata rekrutmen menambahkan kata politik dibelakangnya, maka akan
merujuk pada suatu proses dimana partai politik mengangkat aktor dan
menempatkan pada posisi atau jabatan tertentu, baik pada infrastruktur maupun
pada suprastruktur politik, sehingga yang bersangkutan terlibat dalam proses
kehidupan politik.
12
Rekrutmen merupakan suatu proses untuk mencari dan menyeleksi
anggota untuk kegiatan regenerasi dari sebuah organisasi, baik partai politik,
lembaga pemerintahan maupun organisasi lainnya. Namun, rekrutmen lebih
dikenal dalam bahasa politik seperti yang terdapat dalam buku Dasar-Dasar Ilmu
Politik yang menyebutkan: “…proses mencari dan mengajak orang yang berbakat
untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai…” (Miriam
Budiardjo, 2008: 408).
Pendapat lainnya yang mengemukakan pengertian rekrutmen politik oleh
Ramlan Surbakti dalam buku Memahami Ilmu Politik (2010: 118) yang dimaksud
rekrutmen politik adalah:
“Seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau
sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem
politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya, dengan
mengkhususkan kepada orang-orang yang mempunyai bakat yang cukup
menonjol, partai politik menyeleksi dan menempatkannya sebagai seorang
calon pemimpin”
Rekrutmen politik memiliki suatu pola-pola dalam konsepnya. Apabila
kita mengkaji pola-pola tersebut maka kita akan mengetahui bahwa sistem nilai,
perbedaan derajat, serta basis dan stratifikasi sosial terkandung di dalam
rekruitmen politik. Hal ini berarti rekruitmen politik mampu membangkitkan gap-
gap di dalam masyarakat dalam tingkatan-tingkatan peran masyarakat. Gap-gap
ini berpengaruh besar dalam hubungan antar masyarakat.
Pola-pola rekruitmen politik ini secara tidak disengaja menjadi indikator
yang cukup penting untuk melihat pembangunan dan perubahan suatu Negara. Di
dalam pola-pola ini memiliki keterkaitan antara rekruitmen dan perekonomian
suatu Negara mampu mengkaji pergeseran ekonomi masyarakat, infrastruktur
13
politik, serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat, artinya pemimpin-
pemimpin yang baru akan membentuk kebijakan-kebijakan terbarunya yang
mengarah demi kemajuan negaranya serta faktor politik menciptakan terjadinya
iklim politik yang cukup mempengaruhi pergerakan ekonomi suatu Negara
di dalamnya.
Rekrutmen politik menjadi penentu wajah partai di ruang publik. Siapa
mereka, darimana asalnya, apa ideologinya, bagaimana pengalaman politiknya,
dan bagaimana kapasitas politiknya akan menjadi petunjuk awal wajah politik
partai di ruang publik. Wajah partai diruang publik sangat tergantung pada
bagaimana rekrutmen politik dilakukan oleh partai politik. (Pamungkas, 2011: 91)
Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang dikemukakan oleh Rush
dan Althoff adalah: “…proses pengrekrutan politik memiliki dua sifat yaitu: (1)
sifat tertutup; adalah suatu sistem pengrekrutan administratif yang didasarkan atas
patronase. (2) sifat terbuka; adalah sistem yang berdasarkan pada ujian-ujian
terbuka.” (Michael Rush, Phillip Althoff, 2007: 247).
Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi menjadi dua
cara. Pertama rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan memberikan
kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam
proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif
rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan
politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan
kompetisi. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk
14
menduduki jabatan politik tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya
individu-individu tertentu yang dapat menduduki jabatan politik (Hesel Nogi
Tangkilisan, 2003: 188).
C. Hasil Penelitian
1. Mekanisme Rekrutmen Calon Anggota Legislatif PDI Perjuangan
Provinsi Kepulauan Riau
Peran partai politik sebagai sarana rekrutmen dalam rangka meningkatkan
partisipasi politik masyarakat, yaitu bagaimana partai politik memiliki andil yang
cukup besar dalam hal menyiapkan kader-kader dalam pimpinan politik,
melakukan seleksi terhadap kade-kader yang dipersiapkan, serta perjuangan untuk
penempatan kader yang berkualitas, berdedikasi, dan memiliki kredibilitas yang
tinggi serta mendapat dukungan dari masyarakat pada jabatan-jabatan politik yang
bersifat strategis.
Sebagai partai politik yang mapan dan besar, sudah tentunya memiliki
aturan yang menjadi acuan sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
melakukan rekrutmen calon anggota legislatif. Mekanisme rekrutmen ini ada di
dalam Surat Ketetapan Nomor : 061/ TAP/ DPP/ III/ 2013 yaitu membahas
tentang tata cara penjaringan, penyaringan, penetapan dan pendaftaran calon
anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota pada pemilihan umum
tahun 2014.
Dalam menghadapi pemilu 2014, PDI Perjuangan tidak main-main, DPP
telah menyiapkan strategi khusus agar ditahun ini dapat memenangi pemilu 2014.
Oleh karena itu DPP mengeluarkan Surat Ketetapan Nomor : 061/ TAP/ DPP/ III/
15
2013. Surat Keputusan ini mengatur tentang masalah teknis dan mekanisme
pelaksanaan proses penjaringan calon anggota legislatif yang diperuntukan bagi
para fungsionaris, anggota, kader dan simpatisan agar bisa mengetahuinya secara
jelas. Juklak ini juga diatur tentang sumber dan beberapa besar jumlah kuota
Caleg.
2. Analisis Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif PDI Perjuangan
Provinsi Kepulauan Riau
a. Sifat Rekrutmen Politik
Mekanisme peraturan partai yang ada di PDI Perjuangan adalah peraturan
yang sudah tertata dan baku yang tertuang dalam AD/ART partai. Artinya
semestinya tidak boleh menyimpang dari aturan partai tersebut. Dimana
keputusan partai tertinggi adalah putusan hasil kongres partai, keputusan Dewan
Pimpinan Partai, keputusan Dewan Pimpinan Daerah, dan keputusan Dewan
Pimpinan Cabang.
Sebagai salah satu partai politik tertua di Indonesia, PDI Perjuangan
mempunyai pola rekrutmen yang sudah lama diterapkan. Untuk menjaring caleg
pada pemilu 2014 yang lalu, PDI Perjuangan juga melakukan pola rekrutmen
sesuai keputusan dari DPP PDI Perjuangan. Hal itu menjadi sesuatu yang penting,
mengingat bahwasanya proses penjaringan caleg atau rekrutmen caleg sangat
mempengaruhi dari kualitas kinerja anggota DPRD, maka dari itu butuh waktu
yang lama bagi DPD PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau menyiapkan
kader-kadernya untuk bertarung dalam pemilu legislatif.
16
Proses rekrutmen yang dilakukan oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi
Kepulauan Riau sudah memiliki aturan dan alur yang jelas. Bagi PDI Perjuangan
sistem rekrutmennya menggunakan sistem bottom up (usulan dari bawah), dan
tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahap usulan dari tingkat PAC, kemudian ke
DPC lalu di serahkan ke DPD, dan setelah itu di serahkan ke tingkat DPP lalu
dikembalikan lagi ke DPD. Sebagaimana yang telah di ungkapkan oleh Ketua
DPC Kota Tanjungpinang, Sukandar:
“Dalam alur rekrutmen PDI Perjuangan, tahapan secara khusus itu ada,
tapi yang biasanya dilakukan adalah kami menerima usulan-usulan. Mulai
dari PAC mengusulkan nama-nama ke DPC, kemudian di DPC disaring
beberapa nama, lalu diserahkan ke DPD, dan DPD menyerahkan ke DPP
untuk meminta rekomendasi, setelah mendapatkan rekomendasi dari DPP,
dikembalikan lagi ke DPD untuk diambil sebuah keputusan.” (Wawancara
tanggal 26 Agustus 2015)
Dari penelitian yang telah penulis lakukan, dapat penulis katakan bahwa
proses penetapan calon anggota legislatif yang dilakukan oleh PDI Perjuangan di
Provinsi Kepulauan Riau pada pemilu 2014 masih menggunakan sistem tertutup,
dimana di dalam proses pengambilan keputusan Ketua DPD PDI Perjuangan
membentuk tim yang di tugaskan untuk menyeleksi kembali kandidat siapa-siapa
saja yang akan di usung oleh partai untuk menjadi calon legislatif dari PDI
Perjuangan. Sementara itu, dalam pengajuan caleg PDI Perjuangan lebih
mengutamakan kader internal yang diusulkan dari bawah dan telah
dimusyawarahkan bersama. Walaupun di dalam prosesnya PDI Perjuangan
menggunakan sistem tertutup dalam penentuan calon, namun disisi yang lain PDI
Perjuangan juga memakai sistem terbuka tetapi hanya pada proses pendaftaran,
karena PDI Perjuangan membuka peluang kepada siapa saja yang ingin
17
mendaftarkan diri menjadi calon legislatif dari PDI Perjuangan di Provinsi
Kepulauan Riau dengan catatan harus masuk sebagai anggota partai terlebih
dahulu.
b. Metode Rekrutmen Politik
Dalam proses rekrutmen politik, terdapat dua metode yang biasanya
ditempuh oleh partai politik, baik pada level provinsi maupun kabupaten/kota.
Dua metode itu adalah, pertama metode ilmiah merupakan rekrutmen yang
dilakukan berdasarkan pada pedoman tertentu yang berisi tentang standar-standar
tertentu. Kedua, metode non ilmiah yakni rekrutmen yang dilakukan dengan tidak
mengacu standar-standar tertentu, melainkan didasarkan pada perkiraan saja.
Penggunaan metode ini difungsikan agar caleg yang direkrut memang
benar-benar mampu untuk mengakomodir kepentingan rakyat dan visi misi partai
politik. Begitu pula di PDI Perjuangan yang menggunakan salah satu metode
tersebut, seperti yang diungkap oleh Sukandar sebagai berikut:
“Dalam merekrut caleg tentunya kami berpedoman pada standar-standar
yang telah ditentukan dari DPP.” (Wawancara tanggal 26 Agustus 2015)
Dari pernyataan diatas, jelas disimpulkan bahwasanya PDI Perjuangan
menggunakan metode ilmiah yang berpedoman dengan aturan dan standar-standar
yang telah ditentukan oleh pipiman DPP. Adapun standar-standar tersebut
merupakan acuan yang harus dilakukan oleh DPD dalam menentukan caleg.
c. Pola Kecenderungan Rekrutmen Poltik
Berbicara pola kecenderungan rekrutmen politik, ada beberapa tipe
kecenderungan rekrutmen politik, diantaranya tipe partisan,
compartmentalization, immediate survival, civil service reform.
18
Tipe partisan dalam proses rekrutmen merupakan tipe dominan yang
hampir ada di setiap partai politik. Tipe partisan memiliki pendukung yang kuat,
loyalitas tinggi terhadap partai sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan
strategis biasanya kader internal partai. Begitu pula di PDI Perjuangan dalam
proses rekrutmen yang dilakukan. PDI Perjuangan mempertimbangkan nilai
loyalitas yang ada pada kader dalam bekerja untuk partai. Hal ini di jelaskan oleh
Suparno:
“Nilai loyalitas seseorang dalam memperjuangkan visi dan misi partai
menjadi acuan indikator komitmen para kader dalam bekerja untuk partai,
oleh karena itu nilai loyalitas sangat penting dalam faktor penentuan
pencalonan anggota legislatif.” (Wawancara tanggal 8 September 2015)
Pernyataan tersebut memperkuat bahwasnaya tipe partisan ini memang
cenderung digunakan oleh PDI Perjuangan dalam melakukan rekrutmen caleg.
Dengan salah satu titik ukur keloyalitasan, diharapkan dapat memperkuat
penyapaian aspirasi dari pendukung partai dan menjalankan visi misi partai.
Tipe compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan
pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan sosial
politik seseorang. Tipe ini sebenarnya hanya menjadi nilai tambah saja bagi kader
yang akan dicalonkan jadi anggota legislatif. Tipe ini memang menjadi poin
pertimbangan bagi PDI Perjuangan dalam menentukan calon anggota legislatif,
namun ini hanya menjadi penunjang kapasitas kader ketika nantinya terpilih
menjadi anggota dewan.
Tipe Immediate Survival merupakan proses rekrutmen yang dilakukan
oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang
yang akan direkrut. Tipe ini menjadi hak pimpinan partai dalam menentukan
19
calon anggota legislatif di internal partai politik yang dia pimpin. Begitu juga
dengan PDI Perjuangan, dalam menjalankan proses penjaringan caleg pimpinan
PDI Perjuangan berhak menunjuk langsung siapa kader yang akan ditempatkan
menjadi caleg. PDI Perjuangan menggunakan tipe ini berdasarkan rekomendasi
atau yang disampaikan oleh pimpinan partai. Terlepas pertimbangan apapun itu
dalam menentukan caleg tersebut. Yang jelas pimpinan partai mempunyai hak
untuk menentukan caleg yang akan diberikan amanah.
Tipe Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen yang didasarkan
pada kemampuan dan keloyalitasan seorang calon sehingga bisa mendapatkan
kedudukan yang lebih tinggi atau penting. Untuk tipe Civil Service Reform jika
kita lihat menggambungkan dua tipe antara tipe partisan dan tipe
compartmentalization.
Tipe ini lebih menjurus kedua-duanya yaitu, loyalitas dan kemampuan.
Dan hal ini juga menjadi acuan bagi PDI Perjuangan. Kemampuan dan loyalitas
calon anggota legislatif sangat mempengaruhi kinerjanya di DPRD dalam
membawa misi kepartaian.
Dalam skripsi ini penulis menjelaskan bahwa PDI Perjuangan dalam
memilih dan menetapkan calon anggota legislatif, faktor yang paling dominan
dalam melakukan perekrutan calon anggota legislatif adalah faktor ketokohan
dimana seorang calon anggota legislatif itu pada umumnya mempunyai basis
massa yang banyak, sehingga sudah dikenal oleh masyarakat luas.
20
D. Penutup
1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas, maka penulis dapat mengambil sebuah
kesimpulan mengenai pola rekrutmen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Provinsi Kepulauan Riau dalam merekrut caleg untuk pemilu 2014 yang lalu.
Mekanisme perekrutan caleg PDI Perjuangan secara umum telah tertera dalam
peraturan AD/ART partai. Pola rekrutmen yang dilakukan oleh PDI Perjuangan
sistem rekrutmennya menggunakan sistem bottom up (usulan dari bawah), dan
tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahap usulan dari tingkat PAC, kemudian
usulan dari PAC diserahkan ke DPC, lalu usulan yang diserahkan ke DPC
disaring kembali dan kemudian di serahkan ke DPD, dan setelah itu di serahkan
ke tingkat DPP lalu dikembalikan lagi ke DPD. Ini memperkuat sistem
pengkaderan yang ada didalam tubuh PDI Perjuangan itu sendiri, karena dengan
sistem yang seperti ini akan lebih mengutamakan kader yang berkualitas didalam
partai.
Penggunaan sistem bottom up pada rekrutmen caleg di PDI Perjuangan
menyebabkan Rekrutmen PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau bersifat
tertutup. Hal ini dikarenakan PDI Perjuangan mengutamakan kader partai yang
memiliki dedikasi dan loyalitas partai yang tinggi serta hasil dari musyawarah
internal partai. Dengan demikian akan menyulitkan bagi kader baru yang baru
mendaftar untuk maju dan terpilih sebagai caleg PDI Perjuangan.
PDI Perjuangan mengutamakan kader internal untuk maju sebagai caleg
dengan pertimbangan keloyalitasan yang tinggi terhadap partai. Selain loyalitas,
21
faktor lain yang menjadi pertimbangan DPD PDI Perjuangan menentukan caleg
yang maju adalah ketokohan, kemampuan dan finansial. Pertimbangan lain yang
dilakukan DPD PDI Perjuangan dalam melakukan rekrutmen caleg adalah dengan
metode-metode ilmiah yang digunakan untuk merekrut caleg tersebut.
Selain itu ada faktor ketokohan, keloyalitasan terhadap partai dan
kekuatan finansial serta kemampuan yang dimiliki oleh bakal caleg yang menjadi
pertimbangan partai untuk menentukan caleg yang diusungnya. Penggunaan
metode itu berguna sekali untuk mendapatkan caleg yang benar-benar memiliki
kualitas yang baik.
Proses rekrutmen yang dilakukan PDI Perjuangan lebih dominan
menggunakan tipe partisan, tipe compartmentalization, dan tipe civil service
reform. Tipe-tipe ini memang menjadi pertimbangan oleh pemangku kebijakan di
internal PDI Perjuangan guna melahirkan anggota dewan yang mumpuni
dibidangnya.
2. Saran
1) Meskipun PDI Perjuangan mengedepankan kader internal ketimbang kader
eksternal, PDI Perjuangan harus mempertimbangkan kualitas caleg yang
diusungnya, hal ini untuk membuktikan kepada masyarakat caleg yang
diusung memang memiliki kualitas dan patut untuk dipilih masyarakat.
2) Dalam proses rekrutmen caleg PDI Perjuangan harus lebih memperketat
proses rekrutmen calegnya, hal ini untuk menghasilkan caleg yang benar-
benar berkualitas.
22
3) PDI Perjuangan seharusnya dapat melakukan rekrutmen terbuka yang
benar-benar memberikan kesempatan bagi non kader untuk ikut
berpartisipasi dalam pemilihan umum dan maju sebagai caleg dari PDI
Perjuangan.
4) Kedepannya, semoga PDI Perjuangan dapat melakukan rekrutmen caleg
nya lebih baik lagi dan dapat menghasilkan caleg-caleg yang
mementingkan kepentingan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Batara, A.A Said & Said, Moh. Dzulkiah. 2007. Sosiologi Politik; Konsep &
Dinamika Perkembangan Kajian. Bandung: C.V. Pustaka Setia.
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format-format Kualitatif dan
Kualitas. Surabaya: Airlangga University Press.
Firmansyah. 2008. Memahami Partai Politik, Komunikasi Dan Positioning Politik
Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Haris, Syamsuddin. 2005. Pemilu Langsung Ditengah Oligarki Partai. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah.
Jakarta: Bumi Aksara.
Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Nogi Tangkilisan, Hesel. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:
Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia.
23
Pamungkas, Sigit. 2011. Partai Politik Teori dan Praktik di Indonesia.
Yogyakarta: Institute For Democracy and Welfarisme.
Prihatmoko, Joko J. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Semarang:
Pustaka Pelajar.
Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Rahman, Arifin. 2002. Sistem Politik Indonesia dalam Perspektif Struktural
Fungsional, Surabaya: SIC Surabaya.
Romli, Lili. 2005. Demokrasi Dalam Bayang-bayang Kekuatan Jawara: Studi
Kasus Pencalonan Caleg Di Provinsi Banten 2004. Jakarta: LIPI Press.
Rush, Michael dan Phillip Althoff. 2007. Pengantar Sosiologi Politik, Alih
Bahasa oleh Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanafiah, Faisal. 2001. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.
Sudijono, Sastroatmodjo. 2005. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang
Press.
Surbakti, Ramlan. 2010, Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo
Syafie, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Partai Politik Nomor 2 Tahun
2011.
Jurnal, Skripsi, dan Dokumen
Data Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang Tahun 2014.
Putra Erawan, I ketut, Riswanda Imawan dkk. 2010. Draft Modul Organisasi dan
Manajemen Kepartaian: Bab I Manajemen Sumberdaya Manusia Politik.
Saputra, Wengky. 2012. Skripsi: Pola Rekrutmen Partai Politik (Studi: Dewan
Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Dalam Menetapkan Caleg
Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Agam).
24
Try Poetra, Kaswan. 2013. Skripsi: Perbandingan Rekrutmen PDI Perjuangan
dan Partai Demokrat Terhadap Caleg DPRD Pemilu Tahun 2014 di
Kabupaten Polewali Mandar.
Internet
Chairul Azwar, Rully. 2008. Pengembangan SDM Partai Politik: Rekrutmen dan
Kaderisasi di Partai Golkar. Pokok-pokok pikiran disampaikan pada
seminar nasional Pembaharuan Partai Politik" yang diselenggarakan oleh
PUSKAPOL FISIP UI, Jakarta 18 September 2008. http://parlemen.net.
Update pukul 20.00 tanggal 12 Maret 2015.
http://www.kpu.go.id