24
1 POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014 DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Studi Kasus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Provinsi Kepulauan Riau) NASKAH PUBLIKASI Oleh : SIGIT SEPRIANDI NIM. 110565201118 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

  • Upload
    lybao

  • View
    228

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

1

POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014

DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(Studi Kasus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Provinsi Kepulauan Riau)

NASKAH PUBLIKASI

Oleh :

SIGIT SEPRIANDI

NIM. 110565201118

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

2

POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014

DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(Studi Kasus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Provinsi Kepulauan Riau)

SIGIT SEPRIANDI

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan, FISIP UMRAH

ABSTRAK

Partai politik sebagai organisasi yang memiliki fungsi rekrutmen politik

sangat dibutuhkan, sebab partai politik adalah satu-satunya organisasi yang boleh

berpartisipasi dalam sistem pemilu, karena partai politik memiliki fungsi artikulasi

dan agregasi kepentingan sehingga hanya partai politik-lah yang dapat ikut dalam

sistem pemilu dan menempatkan anggota atau kadernya yang terbaik untuk dipilih

oleh masyarakat.

Setiap partai politik memiliki pola rekrutmen untuk merekrut calon

anggota legislatif. Dengan dilakukannya penelitian mengenai pola rekrutmen PDI

Perjuangan di Provinsi Kepulauan Riau ini, diharapkan dapat memberikan

gambaran tentang pola rekrutmen PDI Perjuangan sebagai partai pemenang

pemilu, dalam menentukan kadernya untuk menjadi calon anggota legislatif.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat digambarkan

bahwasanya PDI Perjuangan lebih mengutamakan kader internalnya untuk

berpartisipasi dalam pemilu. Dengan memakai pola bottom up dalam proses

rekrutmennya, PDI Perjuangan melakukan proses rekrutmen caleg dimulai dari

usulan tingkat PAC, kemudian di usulkan ke tingkat DPC, dari tingkat DPC

tersebut kemudian di musyawarahkan dan kemudian diusulkan ke tingkat DPD.

Di tingkat DPD kembali di musyawarahkan dan meminta masukan serta pendapat

dari DPP. Lalu kemudian dikembalikan ke tingkat DPD untuk diputuskan.

Rekrutmen yang dilakukan PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau

benar-benar memanfaatkan kader terbaik untuk menjadi calegnya. Namun untuk

kedepannya, diharapkan PDI Perjuangan mampu untuk melakukan rekrutmen

terbuka, memberikan kesempatan yang sama bagi masyarakat (non kader) untuk

berpartisipasi dalam kontestasi pemilu.

Kata kunci: Partai politik, Pola rekrutmen.

Page 3: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

3

ABSTRACT

Political parties is a organitation that have function as a political

recruitment is very needed, because political parties is the only organitation that

can participating in election system, and then political parties have articulation

function and aggregation, so only the political parties that can participating in

election system and giving a place for the member or his best cader to be selected

by the people.

Each of the political parties have a recruitment pattern to recruit the

legislative prospective member. In research about the recruitment pattern in PDI

Perjuangan at Kepulauan Riau Province, hope that can give some description

about how the recruitment pattern in PDI Perjuangan as the winner party in

election, to choose his cader to become the legislative candidate.

In the result of the research that have been done, can be descripted that

PDI Perjuangan is prefer his internal cader to participate in election. Using the

bottom up pattern in recruitment pattern, PDI Perjuangan using recruitment

process for the candidate start from the branch leader of PDI Perjuangan

recommendation, and then to the board organitation, and then get vote and

recommended to the PDI Perjuangan regional board. In regional board back to

vote and ask for some idea from the main board of PDI Perjuangan. and then

giving back to the regional board to be selected.

Recruitment that have been done by PDI Perjuangan Kepulauan Riau

Province, is truly using his best cader to become his candidate. But in future,

hoping that PDI Perjuangan can doing the open recruitment, to give the same

chance for the people (non cader) for participate in election contest.

Keyword: Political parties, Recruitment pattern.

Page 4: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

4

POLA REKRUTMEN CALON ANGGOTA LEGISLATIF

PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2014

DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU

(Studi Kasus DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)

Provinsi Kepulauan Riau)

A. Latar Belakang

Empat pemilihan umum yang telah diselenggarakan secara demokratis di

masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat

seleksi alam bagi partai politik. Partai yang besar dan kuat akan tetap hidup

sementara yang kecil dan lemah akan tersingkir dengan sendirinya. Terbukti pada

pemilu 2014 yang lalu, dari puluhan partai politik yang ada, hanya 15 partai

politik yang dapat mengikuti proses pemilihan umum, 12 partai politik nasional

dan 3 partai politik lokal. Tetapi hanya ada 10 partai politik yang berhasil

memenuhi ambisinya untuk memenangi pertarungan perebutan kekuasaan

tersebut. PDI Perjuangan, Partai Golkar, Gerindra, Partai Demokrat, PKB, PAN,

PKS, Nasdem, PPP, dan Partai Hanura adalah 10 (sepuluh) partai politik yang

berhasil mendominasi peta politik nasional. Berikut hasil dari pemilu 2014 yang

lalu:

Tabel 1.1

Hasil Perolehan Suara Pemilu 2014

No Partai Politik Jumlah Suara Keterangan

1 Partai Nasdem 8.402.812 Lolos

2 PKB 11.298.957 Lolos

3 PKS 8.480.204 Lolos

4 PDI Perjuangan 23.681.471 Lolos

5 Partai Golkar 18.432.312 Lolos

Page 5: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

5

6 Partai Gerindra 14.760.371 Lolos

7 Partai Demokrat 12.728.913 Lolos

8 PAN 9.481.621 Lolos

9 PPP 8.157.488 Lolos

10 Partai Hanura 6.579.498 Lolos

11 PBB 1.825.750 Tidak Lolos

12 PKPI 1.143.094 Tidak Lolos

(Sumber: Data dari www.kpu.go.id)

Kemenangan ini bukan otomatis berarti selesainya tugas partai politik.

Kemenangan di dalam pemilihan umum hanyalah langkah awal dari proses yang

panjang. Partai politik merupakan salah satu inti dari pelaksanaan demokrasi

modern. (Koirudin, 2004: 1)

Pada sistem demokrasi seperti saat ini, pemilu dilakukan dalam rangka

memilih tokoh yang akan menjadi wakil rakyat di dalam pemerintahan, sebab

pada era modern seperti saat ini rakyat tidak dimungkinkan untuk mewakili

dirinya sendiri didalam parlemen atau pemerintahan, oleh sebab itu rakyat harus

memilih sosok yang akan menjadi wakilnya di parlemen, partai politik sebagai

organisasi yang memiliki fungsi rekrutmen politik sangat dibutuhkan, sebab partai

politik adalah satu-satunya organisasi yang boleh berpartisipasi dalam sistem

pemilu, karena partai politik memiliki fungsi artikulasi dan agregasi kepentingan

sehingga hanya partai politik-lah yang dapat ikut dalam sistem pemilu dan

menempatkan anggota atau kadernya yang terbaik untuk dipilih oleh masyarakat.

Beberapa literatur menjelaskan, partai politik merupakan suatu kelompok

yang terorganisir dimana anggotanya mempunyai orientasi nilai, dan cita-cita

dengan tujuan yang sama. Tujuan bersama ialah untuk merebut tahta atau

Page 6: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

6

memperoleh kekuasaan yang biasanya dilakukan dengan cara konstitusional untuk

melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.

Menurut Wengky Saputra dalam skripsinya yang berjudul Pola Rekrutmen

Partai Politik (Studi: Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Dalam

Menetapkan Caleg Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Agam)

menjelaskan bahwa partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat

penting dalam sistem demokrasi. Partai politik memainkan peran sebagai

penghubung yang sangat strategis antara proses-proses pemerintahan dengan

warga negara. Banyak kalangan berpendapat bahwa partai politiklah yang

sebetulnya menentukan demokrasi. Artinya, semakin tinggi peran dan fungsi

partai politik, akan semakin berkualitaslah demokrasi.

Dalam tulisan Fadillah Putra (2003: 19) dijelaskan bahwa setiap partai

politik memiliki pola rekrutmen yang berbeda-beda, dimana pola perekrutan

anggota partai disesuaikan dengan sistem politik yang dianutnya. Partai politik

memiliki cara tersendiri untuk melakukan perekrutan anggota, terutama dalam

pelaksanaan sistem dan prosedural perekrutan yang dilakukan partai politik

tersebut. Tidak hanya itu proses rekrutmen juga merupakan fungsi mencari dan

mengajak orang-orang yang memiliki kemampuan untuk turut aktif dalam

kegiatan politik, yaitu dengan cara menempuh berbagai proses penjaringan, yang

nantinya akan diusung sebagai calon anggota legislatif.

Menurut Rully Chairul Azwar (2008: 4), dalam sebuah political market,

kader merupakan salah satu product yang menentukan daya jual partai di publik.

Makin baik pola rekrutmen dalam tubuh sebuah partai, maka makin baik pula

Page 7: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

7

mutu product yang akan dihasilkan dan ditawarkan ke publik. Makin baik mutu

product yang diajukan, maka makin tinggi juga daya jual partai tersebut dalam

pemilu karena makin tingginya keyakinan bahwa figur-figur yang akan dipilih

merupakan kader-kader partai terbaik yang akan mampu mewakili kepentingan

rakyat dan mengubah keadaan. Jadi kinerja sebuah partai politik, sangat

ditentukan oleh kualitas dan sepak terjang kader-kadernya.

Berbicara partai politik dan pola rekrutmennya, tidak akan lepas dari

keberhasilan partai tersebut memenangkan pemilu. Pada Pemilu 2014 yang lalu,

PDI Perjuangan yang merupakan partai terbesar mampu untuk memenangkan

Pemilu 2014. PDI Perjuangan berhasil memperoleh suara terbanyak dibandingkan

partai-partai lainnya, yang mana pada pemilu sebelumnya tahun 2009 PDI

Perjuangan hanya mampu memperoleh suara 14.600.091 dengan menempati

posisi ke 3 dibawah Partai Demokrat dan Partai Golkar. Tetapi pada pemilu tahun

2014, PDI Perjuangan mampu bangkit dan memenangkan pertarungan pemilu

legislatif dengan suara yang signifikan yaitu 23.681.471. (www.kpu.go.id)

Termasuk di Provinsi Kepulauan Riau, PDI Perjuangan mampu

mendominasi suara di daerah ini. Dalam pemilu 2014 yang lalu, PDI Perjuangan

memperoleh suara yang signifikan di Provinsi Kepulauan Riau. Suara yang diraih

PDI Perjuangan tersebut mampu memenangkan pemilihan umum di Provinsi

Kepulauan Riau, hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut:

Page 8: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

8

Tabel 1.2

Hasil Perolehan Suara Partai Politik Pada Pemilu 2014

di Provinsi Kepulauan Riau

No Partai Politik Jumlah Suara

1 Partai Nasdem 95.848

2 PKB 28.976

3 PKS 66.095

4 PDI Perjuangan 132.412

5 Partai Golkar 95.354

6 Partai Gerindra 91.942

7 Partai Demokrat 81.150

8 PAN 119.044

9 PPP 37.760

10 Partai Hanura 50.736

11 PBB 11.913

12 PKPI 11.106

(Sumber: Data KPU Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014)

Selain memperoleh suara terbanyak di Provinsi Kepulauan Riau, PDI

Perjuangan juga mampu menempatkan 8 (delapan) orang kadernya untuk duduk

dalam DPRD Provinsi Kepulauan Riau periode 2014-2019, ini merupakan

keberhasilan bagi DPD PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau. Yang mana

pada pemilu tahun 2009 sebelumnya, PDI Perjuangan hanya mampu

menempatkan 6 orang kadernya untuk duduk di DPRD Provinsi Kepulauan Riau.

Berikut anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau Fraksi PDI Perjuangan Periode

2009-2014:

Page 9: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

9

Tabel 1.3

Anggota DPRD Provinsi Kepulauan Riau Fraksi PDI Perjuangan Periode

2009-2014

No Nama Daerah Pemilihan

1 H. Lis Darmansyah, S.H Tanjungpinang

2 Tawarich, Bsc Bintan-Lingga

3 DR. H M Soerya Respationo, SH MH Batam

4 Jumaga Nadeak, S.H Batam

5 Hj. Suraya Karimun

6 Ir. Wirya Putra S Silalahi Batam

(Sumber: Data KPU Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014)

Berdasarkan data diatas, maka terjadi peningkatan yang signifikan bagi

kuota PDI Perjuangan di DPRD Provinsi Kepulauan Riau, yang mana pada

pemilu 2014 yang lalu PDIP mampu menempatkan delapan orang kadernya untuk

duduk di DPRD Provinsi Kepulauan Riau. Berikut nama-nama caleg PDI

Perjuangan yang berhasil lolos ke DPRD Kota Tanjungpinang:

Tabel 1.4

Daftar Nama Caleg PDI Perjuangan yang Berhasil Lolos ke DPRD

Provinsi Kepulauan Riau Periode 2014-2019

No Nama Caleg Daerah Pemilihan Jumlah

1 Hj. Yuniarni Pustoko Weni, SH Tanjungpinang 10.598

2 Tawarich, Bsc Bintan-Lingga 2.831

3 Ery Suandi Karimun 3.433

4 Ir. Widiastadi Nugroho, ST Batam A 10.421

5 DR. Sahat Sianturi, SH, M.Hum Batam A 7.984

5 Jumaga Nadeak, SH Batam B 6.733

6 Saproni, SE Batam C 8.049

7 Ruslan, SH Batam C 6.205

8 Taufik Natuna-Anambas 4.216

(Sumber: Data KPU Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2014)

Page 10: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

10

Berdasarkan ulasan diatas, dapat kita lihat bahwasanya PDI Perjuangan

merupakan partai yang mampu melakukan pola rekrutmen yang baik sehingga

mampu menempatkan kader-kader terbaiknya untuk bersaing dalam pemilihan

umum dan memenangkan pemilihan umum tersebut. Hal ini dapat dilihat sesuai

dengan indikasi atau gejala-gejala berikut ini:

1. Terjadi peningkatan jumlah suara yang diraih PDI Perjuangan pada

pemilu 2009 dan pada pemilu 2014, baik dalam tingkat nasional

maupun tingkat lokal di Provinsi Kepulauan Riau.

2. Peningkatan jumlah suara otomatis juga menambah jumlah kursi

anggota legislatif PDI Perjuangan yang duduk di DPRD Provinsi

Kepulauan Riau.

Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan Pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 Di Kota

Tanjungpinang.”

B. Kerangka Teori

Menurut Miriam Budiardjo (2008: 403) partai politik secara umum dapat

dikatakan sebagai suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya

mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini

ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik

(biasanya) dengan cara konstitusional maupun inkonstitusional, untuk

melaksanakan programnya.

Page 11: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

11

Menurut UU No. 2 Tahun 2011 tentang Partai Politik, dijelaskan bahwa

Partai Politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh

sekelompok warga Negara Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan

kehendak dan cita -cita untuk memperjuangkan dan membela kepentingan politik

anggota, masyarakat, bangsa dan negara, serta memelihara keutuhan Negara

Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Partai politik memiliki beberapa fungsi penting yang dijalankan partai

sebagai sarana dalam mengaplikasikan tujuan mereka. Salah satu fungsi partai

politik yang terkait dengan ini adalah rekrutmen partai politik.

Rekrutmen politik secara umum diartikan sebagai suatu proses dimana

lembaga menempatkan aktor-aktor pada suatu posisi tertentu, mengambil tempat

sehingga terlibat dalam lembaga tersebut. Proses melalui suatu lembaga organisasi

mengangkat orang berbakat yang dianggap mampu menduduki suatu posisi atau

jabatan yang ada, sehingga yang bersangkutan dapat berpartisipasi secara

langsung dalam setiap kegiatan organisasi yang berorientasi kepada kualitas dan

kuantitas anggota serta menghidupkan regenerasi untuk eksistensi organisasi. Jadi,

apabila kata rekrutmen menambahkan kata politik dibelakangnya, maka akan

merujuk pada suatu proses dimana partai politik mengangkat aktor dan

menempatkan pada posisi atau jabatan tertentu, baik pada infrastruktur maupun

pada suprastruktur politik, sehingga yang bersangkutan terlibat dalam proses

kehidupan politik.

Page 12: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

12

Rekrutmen merupakan suatu proses untuk mencari dan menyeleksi

anggota untuk kegiatan regenerasi dari sebuah organisasi, baik partai politik,

lembaga pemerintahan maupun organisasi lainnya. Namun, rekrutmen lebih

dikenal dalam bahasa politik seperti yang terdapat dalam buku Dasar-Dasar Ilmu

Politik yang menyebutkan: “…proses mencari dan mengajak orang yang berbakat

untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai…” (Miriam

Budiardjo, 2008: 408).

Pendapat lainnya yang mengemukakan pengertian rekrutmen politik oleh

Ramlan Surbakti dalam buku Memahami Ilmu Politik (2010: 118) yang dimaksud

rekrutmen politik adalah:

“Seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau

sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem

politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya, dengan

mengkhususkan kepada orang-orang yang mempunyai bakat yang cukup

menonjol, partai politik menyeleksi dan menempatkannya sebagai seorang

calon pemimpin”

Rekrutmen politik memiliki suatu pola-pola dalam konsepnya. Apabila

kita mengkaji pola-pola tersebut maka kita akan mengetahui bahwa sistem nilai,

perbedaan derajat, serta basis dan stratifikasi sosial terkandung di dalam

rekruitmen politik. Hal ini berarti rekruitmen politik mampu membangkitkan gap-

gap di dalam masyarakat dalam tingkatan-tingkatan peran masyarakat. Gap-gap

ini berpengaruh besar dalam hubungan antar masyarakat.

Pola-pola rekruitmen politik ini secara tidak disengaja menjadi indikator

yang cukup penting untuk melihat pembangunan dan perubahan suatu Negara. Di

dalam pola-pola ini memiliki keterkaitan antara rekruitmen dan perekonomian

suatu Negara mampu mengkaji pergeseran ekonomi masyarakat, infrastruktur

Page 13: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

13

politik, serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat, artinya pemimpin-

pemimpin yang baru akan membentuk kebijakan-kebijakan terbarunya yang

mengarah demi kemajuan negaranya serta faktor politik menciptakan terjadinya

iklim politik yang cukup mempengaruhi pergerakan ekonomi suatu Negara

di dalamnya.

Rekrutmen politik menjadi penentu wajah partai di ruang publik. Siapa

mereka, darimana asalnya, apa ideologinya, bagaimana pengalaman politiknya,

dan bagaimana kapasitas politiknya akan menjadi petunjuk awal wajah politik

partai di ruang publik. Wajah partai diruang publik sangat tergantung pada

bagaimana rekrutmen politik dilakukan oleh partai politik. (Pamungkas, 2011: 91)

Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang dikemukakan oleh Rush

dan Althoff adalah: “…proses pengrekrutan politik memiliki dua sifat yaitu: (1)

sifat tertutup; adalah suatu sistem pengrekrutan administratif yang didasarkan atas

patronase. (2) sifat terbuka; adalah sistem yang berdasarkan pada ujian-ujian

terbuka.” (Michael Rush, Phillip Althoff, 2007: 247).

Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi menjadi dua

cara. Pertama rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan memberikan

kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam

proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-

syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif

rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan

politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan

kompetisi. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk

Page 14: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

14

menduduki jabatan politik tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya

individu-individu tertentu yang dapat menduduki jabatan politik (Hesel Nogi

Tangkilisan, 2003: 188).

C. Hasil Penelitian

1. Mekanisme Rekrutmen Calon Anggota Legislatif PDI Perjuangan

Provinsi Kepulauan Riau

Peran partai politik sebagai sarana rekrutmen dalam rangka meningkatkan

partisipasi politik masyarakat, yaitu bagaimana partai politik memiliki andil yang

cukup besar dalam hal menyiapkan kader-kader dalam pimpinan politik,

melakukan seleksi terhadap kade-kader yang dipersiapkan, serta perjuangan untuk

penempatan kader yang berkualitas, berdedikasi, dan memiliki kredibilitas yang

tinggi serta mendapat dukungan dari masyarakat pada jabatan-jabatan politik yang

bersifat strategis.

Sebagai partai politik yang mapan dan besar, sudah tentunya memiliki

aturan yang menjadi acuan sebagai Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam

melakukan rekrutmen calon anggota legislatif. Mekanisme rekrutmen ini ada di

dalam Surat Ketetapan Nomor : 061/ TAP/ DPP/ III/ 2013 yaitu membahas

tentang tata cara penjaringan, penyaringan, penetapan dan pendaftaran calon

anggota DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota pada pemilihan umum

tahun 2014.

Dalam menghadapi pemilu 2014, PDI Perjuangan tidak main-main, DPP

telah menyiapkan strategi khusus agar ditahun ini dapat memenangi pemilu 2014.

Oleh karena itu DPP mengeluarkan Surat Ketetapan Nomor : 061/ TAP/ DPP/ III/

Page 15: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

15

2013. Surat Keputusan ini mengatur tentang masalah teknis dan mekanisme

pelaksanaan proses penjaringan calon anggota legislatif yang diperuntukan bagi

para fungsionaris, anggota, kader dan simpatisan agar bisa mengetahuinya secara

jelas. Juklak ini juga diatur tentang sumber dan beberapa besar jumlah kuota

Caleg.

2. Analisis Pola Rekrutmen Calon Anggota Legislatif PDI Perjuangan

Provinsi Kepulauan Riau

a. Sifat Rekrutmen Politik

Mekanisme peraturan partai yang ada di PDI Perjuangan adalah peraturan

yang sudah tertata dan baku yang tertuang dalam AD/ART partai. Artinya

semestinya tidak boleh menyimpang dari aturan partai tersebut. Dimana

keputusan partai tertinggi adalah putusan hasil kongres partai, keputusan Dewan

Pimpinan Partai, keputusan Dewan Pimpinan Daerah, dan keputusan Dewan

Pimpinan Cabang.

Sebagai salah satu partai politik tertua di Indonesia, PDI Perjuangan

mempunyai pola rekrutmen yang sudah lama diterapkan. Untuk menjaring caleg

pada pemilu 2014 yang lalu, PDI Perjuangan juga melakukan pola rekrutmen

sesuai keputusan dari DPP PDI Perjuangan. Hal itu menjadi sesuatu yang penting,

mengingat bahwasanya proses penjaringan caleg atau rekrutmen caleg sangat

mempengaruhi dari kualitas kinerja anggota DPRD, maka dari itu butuh waktu

yang lama bagi DPD PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau menyiapkan

kader-kadernya untuk bertarung dalam pemilu legislatif.

Page 16: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

16

Proses rekrutmen yang dilakukan oleh DPD PDI Perjuangan Provinsi

Kepulauan Riau sudah memiliki aturan dan alur yang jelas. Bagi PDI Perjuangan

sistem rekrutmennya menggunakan sistem bottom up (usulan dari bawah), dan

tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahap usulan dari tingkat PAC, kemudian ke

DPC lalu di serahkan ke DPD, dan setelah itu di serahkan ke tingkat DPP lalu

dikembalikan lagi ke DPD. Sebagaimana yang telah di ungkapkan oleh Ketua

DPC Kota Tanjungpinang, Sukandar:

“Dalam alur rekrutmen PDI Perjuangan, tahapan secara khusus itu ada,

tapi yang biasanya dilakukan adalah kami menerima usulan-usulan. Mulai

dari PAC mengusulkan nama-nama ke DPC, kemudian di DPC disaring

beberapa nama, lalu diserahkan ke DPD, dan DPD menyerahkan ke DPP

untuk meminta rekomendasi, setelah mendapatkan rekomendasi dari DPP,

dikembalikan lagi ke DPD untuk diambil sebuah keputusan.” (Wawancara

tanggal 26 Agustus 2015)

Dari penelitian yang telah penulis lakukan, dapat penulis katakan bahwa

proses penetapan calon anggota legislatif yang dilakukan oleh PDI Perjuangan di

Provinsi Kepulauan Riau pada pemilu 2014 masih menggunakan sistem tertutup,

dimana di dalam proses pengambilan keputusan Ketua DPD PDI Perjuangan

membentuk tim yang di tugaskan untuk menyeleksi kembali kandidat siapa-siapa

saja yang akan di usung oleh partai untuk menjadi calon legislatif dari PDI

Perjuangan. Sementara itu, dalam pengajuan caleg PDI Perjuangan lebih

mengutamakan kader internal yang diusulkan dari bawah dan telah

dimusyawarahkan bersama. Walaupun di dalam prosesnya PDI Perjuangan

menggunakan sistem tertutup dalam penentuan calon, namun disisi yang lain PDI

Perjuangan juga memakai sistem terbuka tetapi hanya pada proses pendaftaran,

karena PDI Perjuangan membuka peluang kepada siapa saja yang ingin

Page 17: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

17

mendaftarkan diri menjadi calon legislatif dari PDI Perjuangan di Provinsi

Kepulauan Riau dengan catatan harus masuk sebagai anggota partai terlebih

dahulu.

b. Metode Rekrutmen Politik

Dalam proses rekrutmen politik, terdapat dua metode yang biasanya

ditempuh oleh partai politik, baik pada level provinsi maupun kabupaten/kota.

Dua metode itu adalah, pertama metode ilmiah merupakan rekrutmen yang

dilakukan berdasarkan pada pedoman tertentu yang berisi tentang standar-standar

tertentu. Kedua, metode non ilmiah yakni rekrutmen yang dilakukan dengan tidak

mengacu standar-standar tertentu, melainkan didasarkan pada perkiraan saja.

Penggunaan metode ini difungsikan agar caleg yang direkrut memang

benar-benar mampu untuk mengakomodir kepentingan rakyat dan visi misi partai

politik. Begitu pula di PDI Perjuangan yang menggunakan salah satu metode

tersebut, seperti yang diungkap oleh Sukandar sebagai berikut:

“Dalam merekrut caleg tentunya kami berpedoman pada standar-standar

yang telah ditentukan dari DPP.” (Wawancara tanggal 26 Agustus 2015)

Dari pernyataan diatas, jelas disimpulkan bahwasanya PDI Perjuangan

menggunakan metode ilmiah yang berpedoman dengan aturan dan standar-standar

yang telah ditentukan oleh pipiman DPP. Adapun standar-standar tersebut

merupakan acuan yang harus dilakukan oleh DPD dalam menentukan caleg.

c. Pola Kecenderungan Rekrutmen Poltik

Berbicara pola kecenderungan rekrutmen politik, ada beberapa tipe

kecenderungan rekrutmen politik, diantaranya tipe partisan,

compartmentalization, immediate survival, civil service reform.

Page 18: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

18

Tipe partisan dalam proses rekrutmen merupakan tipe dominan yang

hampir ada di setiap partai politik. Tipe partisan memiliki pendukung yang kuat,

loyalitas tinggi terhadap partai sehingga bisa direkrut untuk menduduki jabatan

strategis biasanya kader internal partai. Begitu pula di PDI Perjuangan dalam

proses rekrutmen yang dilakukan. PDI Perjuangan mempertimbangkan nilai

loyalitas yang ada pada kader dalam bekerja untuk partai. Hal ini di jelaskan oleh

Suparno:

“Nilai loyalitas seseorang dalam memperjuangkan visi dan misi partai

menjadi acuan indikator komitmen para kader dalam bekerja untuk partai,

oleh karena itu nilai loyalitas sangat penting dalam faktor penentuan

pencalonan anggota legislatif.” (Wawancara tanggal 8 September 2015)

Pernyataan tersebut memperkuat bahwasnaya tipe partisan ini memang

cenderung digunakan oleh PDI Perjuangan dalam melakukan rekrutmen caleg.

Dengan salah satu titik ukur keloyalitasan, diharapkan dapat memperkuat

penyapaian aspirasi dari pendukung partai dan menjalankan visi misi partai.

Tipe compartmentalization merupakan proses rekrutmen yang didasarkan

pada latar belakang pendidikan dan pengalaman organisasi atau kegiatan sosial

politik seseorang. Tipe ini sebenarnya hanya menjadi nilai tambah saja bagi kader

yang akan dicalonkan jadi anggota legislatif. Tipe ini memang menjadi poin

pertimbangan bagi PDI Perjuangan dalam menentukan calon anggota legislatif,

namun ini hanya menjadi penunjang kapasitas kader ketika nantinya terpilih

menjadi anggota dewan.

Tipe Immediate Survival merupakan proses rekrutmen yang dilakukan

oleh otoritas pemimpin partai tanpa memperhatikan kemampuan orang-orang

yang akan direkrut. Tipe ini menjadi hak pimpinan partai dalam menentukan

Page 19: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

19

calon anggota legislatif di internal partai politik yang dia pimpin. Begitu juga

dengan PDI Perjuangan, dalam menjalankan proses penjaringan caleg pimpinan

PDI Perjuangan berhak menunjuk langsung siapa kader yang akan ditempatkan

menjadi caleg. PDI Perjuangan menggunakan tipe ini berdasarkan rekomendasi

atau yang disampaikan oleh pimpinan partai. Terlepas pertimbangan apapun itu

dalam menentukan caleg tersebut. Yang jelas pimpinan partai mempunyai hak

untuk menentukan caleg yang akan diberikan amanah.

Tipe Civil Service Reform merupakan proses rekrutmen yang didasarkan

pada kemampuan dan keloyalitasan seorang calon sehingga bisa mendapatkan

kedudukan yang lebih tinggi atau penting. Untuk tipe Civil Service Reform jika

kita lihat menggambungkan dua tipe antara tipe partisan dan tipe

compartmentalization.

Tipe ini lebih menjurus kedua-duanya yaitu, loyalitas dan kemampuan.

Dan hal ini juga menjadi acuan bagi PDI Perjuangan. Kemampuan dan loyalitas

calon anggota legislatif sangat mempengaruhi kinerjanya di DPRD dalam

membawa misi kepartaian.

Dalam skripsi ini penulis menjelaskan bahwa PDI Perjuangan dalam

memilih dan menetapkan calon anggota legislatif, faktor yang paling dominan

dalam melakukan perekrutan calon anggota legislatif adalah faktor ketokohan

dimana seorang calon anggota legislatif itu pada umumnya mempunyai basis

massa yang banyak, sehingga sudah dikenal oleh masyarakat luas.

Page 20: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

20

D. Penutup

1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian diatas, maka penulis dapat mengambil sebuah

kesimpulan mengenai pola rekrutmen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Provinsi Kepulauan Riau dalam merekrut caleg untuk pemilu 2014 yang lalu.

Mekanisme perekrutan caleg PDI Perjuangan secara umum telah tertera dalam

peraturan AD/ART partai. Pola rekrutmen yang dilakukan oleh PDI Perjuangan

sistem rekrutmennya menggunakan sistem bottom up (usulan dari bawah), dan

tahapan-tahapan tersebut dimulai dari tahap usulan dari tingkat PAC, kemudian

usulan dari PAC diserahkan ke DPC, lalu usulan yang diserahkan ke DPC

disaring kembali dan kemudian di serahkan ke DPD, dan setelah itu di serahkan

ke tingkat DPP lalu dikembalikan lagi ke DPD. Ini memperkuat sistem

pengkaderan yang ada didalam tubuh PDI Perjuangan itu sendiri, karena dengan

sistem yang seperti ini akan lebih mengutamakan kader yang berkualitas didalam

partai.

Penggunaan sistem bottom up pada rekrutmen caleg di PDI Perjuangan

menyebabkan Rekrutmen PDI Perjuangan Provinsi Kepulauan Riau bersifat

tertutup. Hal ini dikarenakan PDI Perjuangan mengutamakan kader partai yang

memiliki dedikasi dan loyalitas partai yang tinggi serta hasil dari musyawarah

internal partai. Dengan demikian akan menyulitkan bagi kader baru yang baru

mendaftar untuk maju dan terpilih sebagai caleg PDI Perjuangan.

PDI Perjuangan mengutamakan kader internal untuk maju sebagai caleg

dengan pertimbangan keloyalitasan yang tinggi terhadap partai. Selain loyalitas,

Page 21: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

21

faktor lain yang menjadi pertimbangan DPD PDI Perjuangan menentukan caleg

yang maju adalah ketokohan, kemampuan dan finansial. Pertimbangan lain yang

dilakukan DPD PDI Perjuangan dalam melakukan rekrutmen caleg adalah dengan

metode-metode ilmiah yang digunakan untuk merekrut caleg tersebut.

Selain itu ada faktor ketokohan, keloyalitasan terhadap partai dan

kekuatan finansial serta kemampuan yang dimiliki oleh bakal caleg yang menjadi

pertimbangan partai untuk menentukan caleg yang diusungnya. Penggunaan

metode itu berguna sekali untuk mendapatkan caleg yang benar-benar memiliki

kualitas yang baik.

Proses rekrutmen yang dilakukan PDI Perjuangan lebih dominan

menggunakan tipe partisan, tipe compartmentalization, dan tipe civil service

reform. Tipe-tipe ini memang menjadi pertimbangan oleh pemangku kebijakan di

internal PDI Perjuangan guna melahirkan anggota dewan yang mumpuni

dibidangnya.

2. Saran

1) Meskipun PDI Perjuangan mengedepankan kader internal ketimbang kader

eksternal, PDI Perjuangan harus mempertimbangkan kualitas caleg yang

diusungnya, hal ini untuk membuktikan kepada masyarakat caleg yang

diusung memang memiliki kualitas dan patut untuk dipilih masyarakat.

2) Dalam proses rekrutmen caleg PDI Perjuangan harus lebih memperketat

proses rekrutmen calegnya, hal ini untuk menghasilkan caleg yang benar-

benar berkualitas.

Page 22: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

22

3) PDI Perjuangan seharusnya dapat melakukan rekrutmen terbuka yang

benar-benar memberikan kesempatan bagi non kader untuk ikut

berpartisipasi dalam pemilihan umum dan maju sebagai caleg dari PDI

Perjuangan.

4) Kedepannya, semoga PDI Perjuangan dapat melakukan rekrutmen caleg

nya lebih baik lagi dan dapat menghasilkan caleg-caleg yang

mementingkan kepentingan rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Batara, A.A Said & Said, Moh. Dzulkiah. 2007. Sosiologi Politik; Konsep &

Dinamika Perkembangan Kajian. Bandung: C.V. Pustaka Setia.

Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Bungin, Burhan. 2001. Metode Penelitian Sosial, Format-format Kualitatif dan

Kualitas. Surabaya: Airlangga University Press.

Firmansyah. 2008. Memahami Partai Politik, Komunikasi Dan Positioning Politik

Di Era Demokrasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Haris, Syamsuddin. 2005. Pemilu Langsung Ditengah Oligarki Partai. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama.

Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Manajemen, Dasar, Pengertian dan Masalah.

Jakarta: Bumi Aksara.

Koirudin. 2004. Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Nogi Tangkilisan, Hesel. 2003. Kebijakan Publik yang Membumi. Yogyakarta:

Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia.

Page 23: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

23

Pamungkas, Sigit. 2011. Partai Politik Teori dan Praktik di Indonesia.

Yogyakarta: Institute For Democracy and Welfarisme.

Prihatmoko, Joko J. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. Semarang:

Pustaka Pelajar.

Putra, Fadillah. 2003. Partai Politik dan Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Rahman, Arifin. 2002. Sistem Politik Indonesia dalam Perspektif Struktural

Fungsional, Surabaya: SIC Surabaya.

Romli, Lili. 2005. Demokrasi Dalam Bayang-bayang Kekuatan Jawara: Studi

Kasus Pencalonan Caleg Di Provinsi Banten 2004. Jakarta: LIPI Press.

Rush, Michael dan Phillip Althoff. 2007. Pengantar Sosiologi Politik, Alih

Bahasa oleh Kartini Kartono. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sanafiah, Faisal. 2001. Format-format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudijono, Sastroatmodjo. 2005. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang

Press.

Surbakti, Ramlan. 2010, Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Grasindo

Syafie, Inu Kencana. 2009. Pengantar Ilmu Politik. Bandung: Pustaka Reka

Cipta.

Peraturan Perundang-Undangan

Republik Indonesia, Undang-Undang Tentang Partai Politik Nomor 2 Tahun

2011.

Jurnal, Skripsi, dan Dokumen

Data Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang Tahun 2014.

Putra Erawan, I ketut, Riswanda Imawan dkk. 2010. Draft Modul Organisasi dan

Manajemen Kepartaian: Bab I Manajemen Sumberdaya Manusia Politik.

Saputra, Wengky. 2012. Skripsi: Pola Rekrutmen Partai Politik (Studi: Dewan

Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Dalam Menetapkan Caleg

Pada Pemilu Legislatif 2009 Di Kabupaten Agam).

Page 24: JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · masa Reformasi ini (Tahun 1999, 2004, 2009 dan 2014) telah menjadi tempat seleksi

24

Try Poetra, Kaswan. 2013. Skripsi: Perbandingan Rekrutmen PDI Perjuangan

dan Partai Demokrat Terhadap Caleg DPRD Pemilu Tahun 2014 di

Kabupaten Polewali Mandar.

Internet

Chairul Azwar, Rully. 2008. Pengembangan SDM Partai Politik: Rekrutmen dan

Kaderisasi di Partai Golkar. Pokok-pokok pikiran disampaikan pada

seminar nasional Pembaharuan Partai Politik" yang diselenggarakan oleh

PUSKAPOL FISIP UI, Jakarta 18 September 2008. http://parlemen.net.

Update pukul 20.00 tanggal 12 Maret 2015.

http://www.kpu.go.id