Upload
nurul-fuadi-pratiwi
View
195
Download
13
Embed Size (px)
Citation preview
Blog FarmasiKamis, 28 Maret 2013
Laporan Penentuan Kadar Besi Secara SpektrofotometriLAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS I“PENENTUAN KADAR BESI SECARA
SPEKTROFOTOMETRI"
NAMA : ASTRID INDALIFIANYNIM : F1F1 10 025KELOMPOK : V ( Lima )ASISTEN : SARLAN S,Si
PROGRAM STUDI FARMASIFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEOKENDARI
2011
A. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menentukan kadar besi pada sampel
air secara spektrofotometri
B. Landasan Teori
Besi adalah metal berwarna putih keperakan, liat, dan dapat dibentuk, biasanya
di alamdidapat sebagai hematit. Besi merupakan elemen kimiawi yang dapat dipenuhi
hampir di semua tempat di muka bumi, pada semua bagian lapisan geologis dan semua
badan air. Pada air permukaan, jarang ditemui kadar Fe lebih besar dari 1 mg/L,
tetapi didalam air, kadar tanah Fe dapat jauh lebih tinggi. Konsentrasi Fe yang tinggi
dapat dirasakan dan dapat menodai kain dan perkakas dapur, selain itu juga
menimbulkan pengendapan pada dinding pipa, pertumbuhan bakteri besi, kekeruhan
karena adanya koloidal yang terbentuk.
Tubuh manusia hanya mengandung besi sebanyak 4g. Adanya unsur besi di
dalam tubuh berfungsi untuk memenuhi kebutuhan akan unsur tersebut dalam
mengatur metabolisme tubuh. Dalam tubuh, sebagian besar unsur besi terdapat dalam
hemoglobin, pigmen merah yang terdapat dalam sel darah merah. Karena itulah
masukan besi setiap hari sangat diperlukan untuk mengganti zat besi yang hilang
melalui tinja, air kencing, dan kulit. Namun masukan zat besi yang dianjurkan juga
harus dipenuhi oleh dua faktor yaitu kebutuhan fisiologis perseorangan dan persediaan
zat besi di dalam makanan yang disantap (Trianjaya, Zunaedi. 2009).
Besi secara farmakologi digunakan sebagai zat penambah darah bagi penderita
anemia. Salah satu bentuk garam besi yang digunakan sebagai komponen zat aktif
dalam sediaan penambah darah adalah besi(II) sulfat, yaitu bentuk besi bervalensi dua
atau ferro. Hal ini berkaitan dengan kondisi tubuh manusia yang lebih mudah
menyerap besi dua daripada besi bervalensi tiga. Sifat kimia besi yang sangat dikenal
adalah mudah teroksidasi oleh oksigen dari udara dan oksidator lainnya, sehingga besi
umumnya dijumpai sebagai besi bervalensi tiga. Pada kondisi tertentu dimana kurang
kontak dengan udara, besi berada sebagai besi bervalensi dua.
Metode analisis besi yang sering digunakan adalah dengan spektrofotometri
sinar tampak, karena kemampuannya dapat mengukur konsentrasi besi yang rendah.
Analisis kuantitatif besi dengan spektrofotometri dikenal dua metode, yaitu metode
orto-fenantrolin dan metode tiosinat. Besi bervalensi dua maupun besi bervalensi tiga
dapat membentuk kompleks berwarna dengan suatu reagen pembentuk kompleks
dimana intensitas warna yang terbentuk dapat diukur dengan spektrofotometri sinar
tampak. Karena orto fenantrolin merupakan ligan organik yang dapat membentuk
kompleks berwarna dengan besi(II) secara selektif (Kartasasmita, et al. 2009).
Spektrofotometri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan
pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan
berwarna pada panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan
monokromator prisma atau kisi difraksi dan detector vacuum phototube
atau tabung foton hampa. Alat yang digunakan adalah spektrofotometer,
yaitu sutu alat yang digunakan untuk menentukan suatu senyawa baik
secara kuantitatif maupun kualitatif dengan mengukur transmitan
ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari konsentrasi.
Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang
lainnya, sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang
dapat lebih besar. Dalam hubungan ini dapat disebut juga
spektrofotometri adsorpsi atomic (Harjadi, 1990).
Spektrometer menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang
gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya
yang ditransmisikan atau diabsorbsi. Kelebihan spectrometer
dibandingkan fotometer adalah panjang gelombang dari sinar putih dapat
lebih terseleksi dan ini diperoleh dengan alat pengurai seperti prisma,
grating, atau celah optis. Pada fotometer filter dari berbagai warna yang
mempunyai spesifikasi melewatkan trayek panjang gelombang tertentu.
Pada fotometer filter tidak mungkin diperoleh panjang gelombang yang
benar-benar monokromatis, melainkan suatu trayek panjang gelombang
30-40 nm. Sedangkan pada spektrofotometer, panjang gelombang yang
benar-benar terseleksi dapatdiperoleh dengan bantuan alat pengurai
cahaya seperti prisma. Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber
spektrum tampak yang kontinyu, monokromator, sel pengabsorbsi untuk
larutan sampel atau blanko dan suatu alat untuk mengukur perbedaan
absorbsi antara sampel dan blanko ataupun pembanding (Khopkar, 2002).
Sinar yang melewati suatu larutan akan terserap oleh senyawa-
senyawa dalam larutan tersebut. Intensitas sinar yang diserap tergantung
pada jenis senyawa yang ada, konsentrasi dan tebal atau panjang larutan
tersebut. Makin tinggi konsentrasi suatu senyawa dalam larutan, makin
banyak sinar yang diserap (Anonim, 2011).
C. Alat dan Bahan
Alat
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Spektronik 20D
2. Labu takar 100 ml 6 buah
3. Pipet ukur 10 ml
4. Pipet tetes
5. Gelas piala
6. Tabung reaksi
7. Filler
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. O-fenantrolin 0,025% 50 ml
2. Natrium asetat
3. Hidrosilamin klorida 10 % 50 ml
4. Larutan baku Fe (II) 50 mg/L = 50 ppm 10 ml
E. Hasil Pengamatan
1. Tabel Absorbansi Larutan Standar FeCl3
Konsentrasi FeCl3 λ Å
1 ppm2 ppm3 ppm4 ppm5 ppm
495495495495495
-0,0220,0470,1620,2470,348
Absorbansi Sampel Air
Sampel λ Å
Air sungaiAir PAM
Air selokan
495495495
-0,026-0,0420,584
2. Perhitungan
Dari kurva kalibrasi standar di dapatkan persamaan linear (y = 0,094x +0,125)
Dimana (y) menyatakan nilai pengukuran absorbansi (x) menyatakan kadar Fe dalam sampel, jadi:
Pada sampel air sungai
Dik : y = -0,026
Peny :
y = 0,094x + 0,125
-0,026 = 0,094x + 0,125
0,094x = -0,026 – 0,125
0,094x = -0,151
x = -1,606
Pada sampel air PAM
Dik : y = -0,042
Peny :
y = 0,094x + 0,125
-0,042 = 0,094x + 0,125
0,094x = -0,042 – 0,125
0,094x = -0,167
x = -1,776
Pada sampel air selokan
Dik : y = 0,584
Peny :
y = 0,094x + 0,125
0,584 = 0,094x + 0,125
0,094x = 0,584 – 0,125
0,094x = 0,459
x = 4,883
F. Pembahasan
Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Spektrofotometri dapat dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual dengan studi yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai panjang gelombangdan dialirkan oleh suatu perkam untuk menghasilkan spektrum tertentu yang khas untuk komponen yang berbeda
Pada percobaan kali ini, dilakukan analisis penentuan kadar besi Fe(II) dalam sampel air dengan teknik spektrofotometri UV-Vis. Spektrofotometri yang digunakan tepatnya adalah spektrofotometri cahaya tampak, karena logam besi mempunyai panjang gelombang lebih dari 400nm, sehingga jika menggunakan spktrofotometri UV, logam besi dalam sampel tidak terdeteksi. Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang.Syarat analisis menggunakan visibel adalah cuplikan yang dianalisis bersifat stabil membentuk kompleks dan larutan berwarna. Oleh karena itu, dalam pennetuan kadar besi dalam air, perlu ditambahakan hidroksilamin-HCl 5% untuk mereduksi Fe3+menjadi Fe2+. Besi dalam keadaan Fe2+ akan lebih stabil dibandingkan besi Fe3+.Dalam keadaan dasar, larutan besi tidak berwarna sehingga perlu ditambhankan larutan orto-fenantrolin agar membentuk kompleks larutan berwarna.
Reaksi antara besi dengan orto-fenantrolin merupakan reaksi kesetimbangan dan berlangsung pada pH 6 sampai 8. Karena alasan tersebut, pH larutan harus dijaga tetap dengan cara menambahkan garam natrium asetat. Penambahan larutan natrium asetat dilakukan sebelum penambahan orto-fenantrolin. Dalam penentuan kadar fe dalam sampel menggunakan spektrofotometri visibel perlu dibuat larutan standar. Tujuannya adalah untuk membuat kurva kalibrasi yang nantinya akan digunakan untuk menghitung kadar besi dalam sampel air.
Pada percobaan, mula-mula diukur absoransi larutan standar (FeCl3) dengan panjang gelombang sebesar 495 nm. Larutan standar tersebut dimasukkan dalam lima tabung berbeda dengan konsentrasi yang berbeda pula, yakni pada konsentrasi 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, dan 5 ppm. Setelah absorbansi pada kelima larutan standar tersebut, dapat dilihat bahwa semakin besar konsentrasi larutan standar, maka semakin besar pula absorbansinya.Selanjutnya, dilakukan pengukuran absorbansi sampel air dengan panjang gelombang sebesar 495 nm. Pada percobaan yang telah dilakukan, diambil tiga sampel air berbeda
dengan masing-masing sampel sebanyak 25ml, yakni air sungai, air PAM, dan air selokan. Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh data bahwa air sungai memiliki nilai absorbansi sebesar -0,026, air PAM memiliki nilai absorbansi sebesar -0,042, sedangkan air selokan memiliki nilai absorbansi sebesar 0,584. Dari data tersebut dibuat kurva kalibrasi yaitu plot kedalam grafik hubungan antara konsentrasi dan transmitansi sehingga grafik yang dihasilkan adalah sebagai berikut :
Dari grafik tersebut diperoleh nilai persamaan garis y = 0,094x + 0,125. Persamaan garis tersebut digunakan untuk menghitung kadar besi dalam sample air sumur. Dari persamaan agris tersebut y menyatakan absorbansi sampel, sedangkan x menyatakan kadar Fe yang dikandungnya. Melalui perhitungan diperoleh data kandungan besi pada ketiga sampel air yang telah diuji.
G. Kesimpulan
Melalui percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa sampel air sungai memiliki kadar besi sebesar -1,606. Sampel air PAM memiliki kadar besi sebesar -0,776. Sedangkan sampel air selokan, memiliki kadar besi sebesar 4,883.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2011. Penuntun Praktikum Kimia Analitik. Universitas Haluoleo. Kendari.
Harjadi, W. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.
Kartasasmita, E., Tuslinah, L., Fawaz, M. 2009. ‘Penentuan Kadar Besi(II) dalam Sediaan Tablet Besi(II) Sulfat Menggunakan Metode Orto-Fenantrolin’.Jurnal Kesehatan Vol (1) No.1. Hal:69-78. Jurusan Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada. Tasikmalaya.
Khopkar, S.M., 2003, Konsep Dasar Kimia Analitik, UI Press, Jakarta.
Trianjaya, Zunaidi. 2009. ‘Penentuan Kadar Besi pada Soft Water secara Spektrofotometri di PT. Cocacola Bottling di Indonesia’. Karya Ilmiah. Universitas Sumatera Utara. Medan.
http://astridlifiany.blogspot.com/2013/03/laporan-penentuan-kadar-besi-secara_28.html
chemistry and sains
Jumat, 16 Desember 2011Penetapan kadar Mg dalam susu bubuk dengan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) GBC932 Plus
ABSTRAK
P enetapan kadar Mg dalam susu bubuk. Sampel diabukan di dalam tanur pada suhu 750 0 C, kemudian abu
direaksikan dengan larutan HNO3 pekat dan disaring. Lalu dilarutkan dengan pelarut campuran HNO 3 : H 2O (1
mL : 999 mL ), kemudian dianalisa dengan Spektrofotometrik Serapan Atom (AAS ) GBC 932 Plus. Dibuat
larutan induk Mg 100,04 ppm kemudian deret standar dengan konsentrasi berturut-turut 0,2501 ppm, 1,0004
ppm, 2,0008 ppm. Dan dari hasil percobaan diperoleh konsentrasi Mg dalam susu bubuk yang dianalisa oleh
alat AAS GBC 932 adalah 0,07%
ABSTRACK
Determination the concentration of Mg in milk powder. Samples were dusted in the furnace at a
temperature of 7500C, and then ash is reacted with a strong solution of HNO3and filtered. Then dissolved with
a solvent mixture of HNO3 : H2O (1 mL : 999 mL), then analyzed by atomic
absorption spectrophotometric (AAS) GBC 932 Plus. Made a 100,04ppm prime solution of Mg then some
standard series with concentrations followed 0,2501 ppm, 1,0004 ppm, 2,0008 ppm and the experimental
results showed that the concentration ofMg in the analyzed milk powder by AAS GBC 932 is 0,07%.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di alam semesta ini sangat banyak ditemukan unsur – unsur.Ada yang bersifat logam, semilogam, dan
nonlogam.Dan letaknya pun juga berbeda – beda. Ada yang di tanah, udara, air, dan lain – lain. Seorang analis
perlu untuk mengetahui banyak konsentrasi unsure – unsure logam tersebut.Misalnya unsur yang ada di dalam
makanan.Pentingnya bagi seorang analis adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan untuk menganalisis
suatu komposisi makanan, bahkan juga berguna untuk menciptakan suatu produk yang berguna bagi masyarakat
luas.Namun, proses analisis tersebut tidaklah mudah.Karena membutuhkan keahlian tertentu. Cara penentuan
konsentrasi suatu unsur (logam) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu cara konvensional dan cara
instrumental. Cara konvensional adalah cara menentukan konsentrasi suatu unsur yang berdasarkan reaksi –
reaksi kimia dan cara ini masih sederhana serta memiliki banyak kesalahan. Sedangkan cara instrumental adalah
cara menentukan konsentrasi suatu unsur dengan menggunakan alat instrument yang canggih. Cara ini lebih
efektif dan efisien serta memiliki banyak keuntungan.Untuk itu, dalam menentukan konsentrasi suatu logam
dalam sampel juga sangat dibutuhkan instrument yang canggih.Sebagai contoh, dengan menggunakan
AAS.Karena keutamaan dalam bekerja adalah ketelitian, keefisienan, dan keefektifan.Oleh sebab itu, perlu
diberikan pengetahuan mengenai instrument AAS (Atomic Absorption Spectrophotometry) ini kepada
masyarakat terutama bagi seorang analis. .
( http://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_absorption_spectroscopy)1.2 Tujuan1..Untuk mengetahui cara menggunakan AAS GBC.2. Untuk dapat menentukan Kadar Mg dalam sampel susu bubuk.
1.3 Manfaat
1.Untuk memenuhi laporan praktikum KTKC.
2.Untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai AAS
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Susu bubuk adalah bubuk yang dibuat dari susu kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan
yang lebih lama daripada susu cair dan tidak perlu disimpan di lemari eskarena kandungan uap airnya sangat
rendah. Magnesium sulfat atau disebut juga garam Epson, banyak dipergunakan dalam bidang kebidanan,
merupakan sediaan yang dipakai untuk pengunaan parenteral.
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 650°C. Logam ini mudah
terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida
MgO dan beberapa nitride Mg3N2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik
didih air reaksi berlangsung cepat :
Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2
Senyawa-senyawa magnesium telah lama diketahui. Black telah mengenal magnesium sebagai elemen
di tahun 1755. Davy berhasil mengisolasikannya di tahun 1808 dan Busy mempersiapkannya dalam bentuk
yang koheren di tahun 1831. Magnesium merupakan elemen terbanyak kedelepan di kerak bumi. Ia tidak
muncul tersendiri, tapi selalu ditemukan dalam jumlah deposit yang banyak dalam bentuk magnesite,
dolomite dan mineral-mineral lainnya. Logam ini sekarang dihasilkan di AS dengan mengelektrolisis
magnesium klorida yang terfusi dari air asin, sumur, dan air laut. Magnesium merupakan logam yang ringan,
putih keperak-perakan dan cukup kuat. Ia mudah ternoda di udara, dan magnesium yang terbelah-belah secara
halus dapat dengan mudah terbakar di udara dan mengeluarkan lidah api putih yang menakjubkan.
Magnesium digunakan di fotografi, flares, pyrotechnics, termasuk incendiary bombs. Ia sepertiga lebih
ringan dibanding aluminium dan dalam campuran logam digunakan sebagai bahan konstruksi pesawat
dan missile. Logam ini memperbaiki karakter mekanik, fabrikasi dan las aluminium ketika digunakan
sebagai alloying agent. Magnesium digunakan dalam memproduksi grafit dalam cast iron, dan digunakan
sebagai bahan tambahan conventional propellants. Ia juga digunakan sebagai agen pereduksi dalam produksi
uranium murni dan logam-logam lain dari garam-garamnya. Hidroksida (milk of magnesia), klorida, sulfat
(Epsom salts) dan sitrat digunakan dalam kedokteran. Magnesite digunakan untuk refractory, sebagai batu bata
dan lapisan di tungku-tungku pemanas.
Magnesium merupakan kation ke empat terbanyak dalam tubuh dan penting dalam fungsi kerja enzim,
termasuk yang terkait dalam proses pentransferan kelompok phosfat, semua reaksi yang terkait dengan ATP dan
setiap tahap yang berkaitan dengan replikasi dan transkripsi DNA serta translasi mRNA. Magnesium juga
dibutuhkan untuk metabolisme energi sel dan ikut serta dalam stabilisasi membran, konduksi syaraf, transpot zat
besi, dan aktifasi saluran kalsium.
(http://pdf.queen.com)
SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
Spektrofotometri Serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis untuk penentuan unsur-unsur
logam dan metaloid yang berdasarkan pada penyerapan (absorpsi) radiasi oleh atom-atom bebas unsur tersebut.
Sekitar 67 unsur telah dapat ditentukan dengan cara AAS. Banyak penentuan unsur-unsur logam yang
sebelumnya dilakukan dengan metoda polarografi, kemudian dengan metoda spektrofotometri UV-VIS,
sekarang banyak diganti dengan metoda AAS. Keuntungan metoda AAS adalah:
•Spesifik
•Batas (limit) deteksi rendah
•Dari satu larutan yang sama, beberapa unsur berlainan dapat diukur
•Pengukuran dapat langsung dilakukan terhadap larutan contoh (preparasi contoh sebelum pengukuran lebih
sederhana, kecuali bila ada zat pengganggu)
•Dapat diaplikasikan kepada banyak jenis unsur dalam banyak jenis contoh.
•Batas kadar-kadar yang dapat ditentukan adalah amat luas (mg/L hingga persen)
Spektrofotometri serapan atom (AAS) adalah suatu metode analisis yang didasarkan pada proses penyerapan
energi radiasi oleh atom-atom yang berada pada tingkat energi dasar (ground state). Penyerapan tersebut
menyebabkan tereksitasinya elektron dalam kulit atom ke tingkat energi yang lebih tinggi. Keadaan ini bersifat
labil, elektron akan kembali ke tingkat energi dasar sambil mengeluarkan energi yang berbentuk radiasi.
Dalam AAS, atom bebas berinteraksi dengan berbagai bentuk energi seperti energi panas, energi
elektromagnetik, energi kimia dan energi listrik. Interaksi ini menimbulkan proses-proses dalam atom bebas
yang menghasilkan absorpsi dan emisi (pancaran) radiasi dan panas.
Radiasi yang dipancarkan bersifat khas karena mempunyai panjang gelombang yang karakteristik
untuk setiap atom bebas.
Adanya absorpsi atau emisi radiasi disebabkan adanya transisi elektronik yaitu perpindahan elektron
dalam atom, dari tingkat energi yang satu ke tingkat energy yang lain
Absorpsi radiasi terjadi apabila ada elektron yang mengabsorpsi energi radiasi sehingga berpindah ke
tingkat energi yang lebih tinggi.Emisi terjadi apabila ada elektron yang berpindah ke tingkat energi yang lebih
rendah sehingga terjadi pelepasan energi dalam bentuk radiasi. Panjang gelombang dari radiasi yang
menyebabkan eksitasi ke tingkat eksitasi tingkat-1 disebut panjang gelombang radiasi resonansi. Radiasi ini
berasal dari unsur logam/metaloid.
Radiasi resonansi dari unsur X hanya dapat diabsorpsi oleh atom X, sebaliknya atom X tidak dapat
mengabsorpsi radiasi resonansi unsur Y. Tak ada satupun unsur dalam susunan berkala yang radiasi
resonansinya menyamai unsur lain.
Hal inilah yang menyebabkan metode AAS sangat spesifik dan hampir bebas gangguan karena frekuensi
radiasi yang diserap adalah karakteristik untuk setiap unsur. Gangguan hanya akan terjadi apabila panjang
radiasi resonansi dari dua unsur yang sangat berdekatan satu sama lain. .
( http://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_absorption_spectroscopy)
INSTRUMENTASI
Atomisasi
Ada tiga cara atomisasi (pembentukan atom) dalam AAS :
1.Atomisasi dengan nyala
Suatu senyawa logam yang dipanaskan akan membentuk atom logam pada suhu ± 1700 ºC atau lebih.
Sampel yang berbentuk cairan akan dilakukan atomisasi dengan cara memasukan cairan tersebut ke dalam nyala
campuran gas bakar. Tingginya suhu nyala yang diperlukan untuk atomisasi setiap unsur berbeda. Beberapa
unsur dapat ditentukan dengan nyala dari campuran gas yang berbeda tetapi penggunaan bahan bakar dan
oksidan yang berbeda akan memberikan sensitivitas yang berbeda pula.
Syarat-syarat gas yang dapat digunakan dalam atomisasi dengan nyala:
•Campuran gas memberikan suhu nyala yang sesuai untuk atomisasi unsur yang akan dianalisa
•Tidak berbahaya misalnya tidak mudah menimbulkan ledakan.
•Gas cukup aman, tidak beracun dan mudah dikendalikan
•Gas cukup murni dan bersih (UHP)
Campuran gas yang paling umum digunakan adalah Udara : C2H2 (suhu nyala 1900 – 000 ºC), N2O : C2H2
(suhu nyala 2700 – 3000 ºC), Udara : propana (suhu nyala 1700 – 1900 ºC) Banyaknya atom dalam nyala
tergantung pada suhu nyala. Suhu nyala Bergantung perbandingan gas bahan bakar dan oksidan.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada atomisasi dengan nyala :
1.Standar dan sampel harus dipersiapkan dalam bentuk larutan dan cukup stabil. Dianjurkan dalam larutan
dengan keasaman yang rendah untuk mencegah korosi.
2.Atomisasi dilakukan dengan nyala dari campuran gas yang sesuai dengan unsur yang dianalisa.
3.Persyaratan bila menggunakan pelarut organik :
•Tidak mudah meledak bila kena panas
•Mempunyai berat jenis > 0,7 g/ml
•Mempunyai titik didih > 100 ºC
•Mempunyai titik nyala yang tinggi
•Tidak menggunakan pelarut hidrokarbon
Pembuatan atom bebas dengan menggunakan nyala (Flame AAS)
Contoh: Suatu larutan MX, setelah dinebulisasi ke dalam spray chamber sehingga terbentuk aerosol kemudian
dibawa ke dalam nyala oleh campuran gas oksidan dan bahan bakar akan mengalami proses atomisasi
2.Atomisasi tanpa nyala
Atomisasi tanpa nyala dilakukan dengan mengalirkan energi listrik pada batang karbon (CRA – Carbon
Rod Atomizer) atau tabung karbon (GTA – Graphite Tube Atomizer) yang mempunyai 2 elektroda.
Sampel dimasukan ke dalam CRA atau GTA. Arus listrik dialirkan sehingga batang atau tabung menjadi panas
(suhu naik menjadi tinggi) dan unsur yang dianalisa akan teratomisasi. Suhu dapat diatur hingga 3000 ºC.
pemanasan larutan sampel melalui tiga tahapan yaitu :
•Tahap pengeringan (drying) untuk menguapkan pelarut
•Pengabuan (ashing), suhu furnace dinaikkan bertahap sampai terjadi dekomposisi dan penguapan senyawa
organik yang ada dalam sampel sehingga diperoleh garam atau oksida logam
•Pengatoman (atomization)
3.Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida
Atomisasi dengan pembentukan senyawa hidrida dilakukan untuk unsur As, Se, Sb yang mudah terurai
apabila dipanaskan pada suhu lebih dari 800 ºC sehingga atomisasi dilakukan dengan membentuk senyawa
hibrida berbentuk gas atau yang lebih terurai menjadi atom-atomnya melalui reaksi reduksi oleh SnCl2 atau
NaBH4, contohnya merkuri (Hg).
Skema peralatan AAS
1.Sumber radiasi berupa lampu katoda berongga
2.Atomizer yang terdiri dari pengabut dan pembakar
3.Monokromator
4.Detektor
5.Recorder
A. Sumber radiasi resonansi
Sumber radiasi resonansi yang digunakan adalah lampu katoda berongga (Hollow Cathode Lamp) atau
Electrodeless Discharge Tube (EDT). Elektroda lampu katoda berongga biasanya terdiri dari wolfram dan
katoda berongga dilapisi unsur murni atau campuran dari unsur murni yang dikehendaki. Tanung lampu dan
jendela (window) terbuat dari silika atau kuarsa, diisi dengan gas pengisi yang dapat menghasilkan proses
ionisasi. Gas pengisi yang biasanya digunakan ialah Ne, Ar atau He.
Pemancaran radiasi resonansi terjadi bila kedua elektroda diberi tegangan, arus listrik yang terjadi menimbulkan
ionisasi gas-gas pengisi. Ion-ion gas yang bermuatan positif ini menembaki atom-atom yang terdapat pada
katoda yang menyebabkan tereksitasinya atom-atom tersebut. Atom-atom yang tereksitasi ini bersifat tidak
stabil dan akan kembali ke tingkat dasar dengan melepaskan energi eksitasinya dalam bentuk radiasi. Radiasi ini
yang dilewatkan melalui atom yang berada dalam nyala.
B. Atomizer
Atomizer terdiri atas Nebulizer (sistem pengabut), spray chamber dan burner (sistem pembakar)
Nebulizer berfungsi untuk mengubah larutan menjadi aerosol (butir-butir kabut dengan ukuran partikel 15 – 20
µm) dengan cara menarik larutan melalui kapiler (akibat efek dari aliran udara) dengan pengisapan gas bahan
bakar dan oksidan, disemprotkan ke ruang pengabut. Partikel-partikel kabut yang halus kemudian bersama-sama
aliran campuran gas bahan bakar, masuk ke dalam nyala, sedangkan titik kabut yang besar dialirkan melalui
saluran pembuangan.
•Spray chamber berfungsi untuk membuat campuran yang homogen antara gas oksidan, bahan bakar dan aerosol
yang mengandung contoh sebelum memasuki burner.
•Burner merupakan sistem tepat terjadi atomisasi yaitu pengubahan kabut/uap garam unsur yang akan dianalisis
menjadi atom-atom normal dalam nyala.
C. Monokromator
Setelah radiasi resonansi dari lampu katoda berongga melalui populasi atom di dalam nyala, energi radiasi ini
sebagian diserap dan sebagian lagi diteruskan. Fraksi radiasi yang diteruskan dipisahkan dari radiasi lainnya.
Pemilihan atau pemisahan radiasi tersebut dilakukan oleh monokromator.
Monokromator berfungsi untuk memisahkan radiasi resonansi yang telah mengalami absorpsi tersebut dari
radiasi-radiasi lainnya. Radiasi lainnya berasal dari lampu katoda berongga, gas pengisi lampu katoda berongga
atau logam pengotor dalam lampu katoda berongga.
Monokromator terdiri atas sistem optik yaitu celah, cermin dan kisi.
D. Detektor
berfungsi mengukur radiasi yang ditransmisikan oleh sampel dan mengukur intensitas radiasi tersebut dalam
bentuk energi listrik.
E. Recorder
Sinyal listrik yang keluar dari detektor diterima oleh piranti yang dapat menggambarkan secara otomatis kurva
absorpsi.
(Kasdira,Kasman.dkk.2009.Kolorimetri dan spektrofotometri uv-vis. Makassar: Sekolah Menengah Analis
Kimia Makassar)
Magnesium (Mg)
Magnesium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Mg dannomor atom 12
serta berat atom 24,31. Magnesium adalah elemen terbanyak kedelapan yang membentuk 2% berat kulit bumi,
serta merupakan unsur terlarut ketiga terbanyak pada air laut. Logam alkali tanah ini terutama digunakan
sebagai zat campuran (alloy) untuk membuat campuran alumunium-magnesium yang sering disebut
"magnalium" atau "magnelium".
(http://id.wikipedia.org/wiki/magnesium.)
Magnesium adalah logam yang paling ringan yang dapat digunakan untuk konstruksi. Rapat massanya
hanyalah dua per tiga rapat massa aluminium. Magnesium murni tidak didapatkan di alam, namun terkandung
sebagai senyawa dalam mineral. Sebagai contoh magnesium dalam bentuk senyawa karbonat terdapat dalam
mineral magnesit dan dolomit (MgCO3.CaCO3). Air laut mengandung 0,13% magnesium, dan merupakan
sumber magnesium yang tidak terbatas.
Magnesium memegang peranan amat penting dalam proses kehidupan hewan dan tumbuhan.
Magnesium terdapat di dalam klorifil, yaitu yang digunakan oleh tumbuhan hijau untuk fotosintesis. Magnesium
juga mengambil peranan dalam replikasi DNA dan RNA yang mempunyai peranan amat penting dalam proses
keturunan semua organisme. Di samping itu magnesium mengaktifkan berbagai enzim yang mempercepat reaksi
kimia dalam tubuh manusia.
Magnesium dapat digunakan untuk melindungi struktur besi seperti pipa-pipa dan tangki air yang
terpendam di dalam tanah terhadap korosi, yaitu dengan mengubur keping-keping magnesium di dekat struktur
yang dilindungi. Tanpa keping-keping magnesium ini air dan oksigen akan menyebabkan korosi pada baja. Hal
ini disebabkan karena dalam sistem magnesium/baja, magnesium sebagai logam aktif, berperan sebagai anode
yang mudah melarut, dan baja sebagai katode. Teknik ini disebut proteksi katodik. Dalam teknik ini
pengurangan bahan magnesium pada suatu saat akan sebanding dengan jumlah bahan magnesium yang tersisa
dan juga sebanding dengan selang waktu. Rapat massa magnesium adalah 1,738 gram/cm3. Massa atom
relatimya adalah 24, dan nomor atomnya 12. Magnesium meleleh pada suhu 111°C. Satu bahan yang disebut
magnesia, yaitu magnesium oksida dapat digunakan sebagai obat anti asam dalam lambung-.Susu magnesia
adalah campuran air dengan magnesia yang dapat digunakan untuk obat anti asam dan laksatif.
Magnesium adalah logam putih, dapat ditempa dan liat. Ia melebur pada 650°C. Logam ini mudah
terbakar dalam udara atau oksigen dengan mengeluarkan cahaya putih yang cemerlang, membentuk oksida
MgO dan beberapa nitride Mg3N2. Logam ini perlahan-lahan terurai oleh air pada suhu biasa, tetapi pada titik
didih air reaksi berlangsung cepat :
Mg + 2H2O Mg(OH)2 + H2
Cara pembuatan:
1. Karnalit cair dielektrolisis dalam bejana besi yang berfungsi sebagai katoda sedangkan anodanya terdiri atas
karbon. Magnesium akan menempel pada katoda, dan anodanya akan terbakar menjadi CO. untuk melindungi
magnesium dari udara, maka bejana dilapisi gas lampu
2. Air laut dapat pula dipergunakan sebagai bahan pokok pembuatan magnesium yaitu elektrolisis MgCl2.
Guna :
· Sebagai lampu “Blitz” untuk pemotretan
· Sebagai logam paduan ringan (alloy), misalnya:
Magnesium ( Mg + Al)
Electron ( Al + Zn + Mg)
· Sebagai pereduksi logam lain
· Sebagai pereduksi dalam kimia organic ( reaksi Grignard)
(Rabiah, ST.dkk.2009. Pengelolaan dan pengolahan Bahan Kimia . Makassar : Sekolah Menengah Analis
Kimia Makassar)
DAFTAR PUSTAKA
Rabiah, ST.dkk.2009. Pengelolaan dan pengolahan Bahan Kimia . Makassar : Sekolah Menengah Analis Kimia
Makassar
Kasdira,Kasman.dkk.2009.Kolorimetri dan spektrofotometri uv-vis. Makassar: Sekolah Menengah Analis Kimia
Makassar
( http://en.wikipedia.org/wiki/Atomic_absorption_spectroscopy)
http://pdf.queen.com
(http://id.wikipedia.org/wiki/magnesium.)
http://muhammaddjihad.blogspot.com/2011/12/penetapan-kadar-mg-dalam-susu-bubuk.html