Upload
lexuyen
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TINJAUAN PUSTAKA
Tempat Pembuangan Akhir
Tempat pembuangan akhir (TPA) yang dikenal dengan sanitary landtill adalah
sistem pembuangan sampah dengan cara dipadatkan dan d W p i serta dilapisi tanah
setiap hari. Di dalam sistem TPA akan tejadi proses dekomposisi sampah secara
kimia, biologi, dan fisika yang rnenghasilkan gas-gas dan bahan organik lainnya. Air
hujan yang jatuh pada lokasi TPA akan berinfiltrasi ke dalam sistem sampah dan
melatutkan hasil dekomposisi ini berupa cairan yang disebut air lindi.
Komposisi air lindi bervariasi antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Pada
Tabel 1 diperlihatkan karakteristik kimia air Iindi yang didapatkan dari TPA di
Arnerika Serikat, dan T a k l 2 adalah komposisi kimia lindi TPA Bantar Gebang
Bekasi ( Widyatmoko dan Sintorini 2002).
Tabel 1. Komposisi kimia air Iindi dari TPA di Amerika Serikat
Konstituen Bob (Biological O w n Demand) TOC ( T W w n r i c Car;bon) COD (chemicaroxygwl~nd) Padatan tersuspensi total (TSS) Nit- -organik Nitrogewammonia Nitrat Fosfor total Ortofosfat Alkalinitas sebagai C a m PH Kesadahan total sebagai CaCQ Kaisium Magnesium Kalium Natrium Klorida Sulfat Besi total Sumber : Peavy et a/. (1 985) "Environm
asi, mglL Rerata 10.000 6.000 18.000 500 200 200 25 30 20
3.000 6
3.500 1.000 250 300 500 500 300 60
Tabel 2. Komposisi kimia air lindi TPA Bantar Gebang Bekasi
Konsentrasi
Biological Oxygen Demand (BODS) Chemical Oxygend Demand (COD) Padatan tersuspensi Padatan terlarut pH Kesadahan sebagai CaCO3 Kalsium (Ca) Magnesium (Mg) F osfor (P) NHrN Kjehdal-N(N03bN Sulfat (SO4 Klorida (CId) Natrium (Na) Kalium (K) Kadmium (Cd) Krom (Cr)
[ Tembaga (Cu) - Keterangan : - = tidak ada data sumberr) : Wiyatmoko dan Sintorini (2002)
Batas yang diperbolehkan untuk air minum
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
41 G/MenKes/Per/tX/1990 - - -
1000 6,5-8,5
500
Pernasalahan TPA yang memerlukan penanganan khusus dari operasi
sistern TPA ini adalah mengusahakan agar air lindi tidak meresap ke dalam sistem air
tanah dangkal supaya tidak mencemari lingkungan. Pada prinsipnya pada TPA telah
disiapkan unit pengolah air lindi yang dikumpulkan sebelum dibuang ke sistem air
permukaan.
Pada kondisi normal air lindi ditemukan pada dasar TPA dan bergerak
melewati lapisan dasar yang juga tergantung pada sifat-sifat bahan sekitamya.
Kecepatan aliran air lindi dari dasar TPA dapat diperkirakan dengan hukum Darcy
dengan menganggap bahwa bahan-bahan di bawah TPA sampai muka air tanah
adatah jenuh dan lapisan tipis air lindi berada pada dasar TPA.
Teknik Hidmisotop
Studi transpot pencemar dalam media geologi dilakukan dengan perunut
isotop alam dan perunut isotop buatan (radioperunut) dikenat dengan teknik
hidroisotop. Teknik ini meliputi teknik hidroisotop yaw dilengkapi dengan metode
hidrokimia.
Oalam teknik hidmisotop, penrnut isotop alam ("0, *H, 'H, "c, "C dan
digunakan untuk menenhrkan asaksul, kecepatan gerakan air tanah dan
mempelajari intemksi atau hubungan di antata akuifer yang twrbeda serta asal dan
sifat senyaw yang mengandung unsurtersehd, tefutama yang terdapat dalam siWus
air, bahan organik, dan pupuk yang terlanrt. Penrnut radioisotop buatan
(radioperunut) dipakai untuk studi yang berhubungan dengan karakteristik akuifer
seperti arah aliran, infiltrasi dan kecepatan aliran air tanah di antara sumur-sumur
percobaan, antam sumur dan sungai, dan sumur dengan sumber air lainnya. Penmut
Wioaktif yang wring digunakan dalam penelitian-penelitian te kni k nu klir dalam
hidrologi adalah 8 2 ~ r (waktu pawh 357 jam), 13'1 (waMu paruh 8,05 hari), 2 ' ~ a (waktu
paruh 15 jam), " ~ r (waktu paruh 27,8 had) dalam senyawa kompleks EDTA (Cr-
EDTA) dan 'H (tritium, waktu pawh 12,26 tahun) dengan persyaratan yang telah
ditentukan dan disesuaikan dengan tujuan penelitian. Teknik radioperunut ini
dilakukan dengan teknik sumur tunggal atau sumur ganda.
Metode hidrokimia menrpakan metade pendukung terhadap hidroisotop yang
meliputi analisis ion utama ( anion-anion HCOs-, SO*=-, CT) dan ion minor (ion-ion
#perti K', Na-, ~ e ~ , ~ e * , ~ b * dan lagam-logam brat lainnya) yang dapat
menjelaskan evolusi kimia air dan kualitas air yang sangat bermanfaat untuk
memprediksi penggunaannyet dan pengolahan yang harus dilaksana kan le bih lanjut.
Mebode lsotop alam. Metode isotop alam adalah metade yang menggunakan
isotop yang terdapat di alam atau yang te jadi di alam.
''0 dan 2~ (deuterium). Dengan berkembangnya peralatan spktrometer massa
sekir tahun 1950, penetiian dengan isotop stabil menjadi sangat mungkin untuk
menentukan secara tepat rasio kelimpahan isotop. Dalam ha1 ini yang sangat
menarik adalah rasio isotopisotop molekul air seperti '%tl'O dan 2 ~ / 1 ~ . Rasio yang
ditimbulkan dikenal dengan delta (6) dalam permit (%o) yang merupakan pebdaan
relatif antara contoh dan standar yang dkenal dengan SMOW (Standard Mean Ocean
Water);
6 ?h = [ ( R - h ) & ] 1 000 (1)
dengan R dan & adalah rasio isotop 'HI 'H atau '%I ''0
Variasi isotop air mempunyai sedikit perbedaan dalam tekanan uap dan titik
beku. Kedua sifat ini memberikan perbedaan konsentrasi 180 dan 'H dalam air untuk
bemacam-macam tempat dalam siklus hidmlogi. Kandungan isotop suatu senyawa
berubah bila te Qadi proses evaporasi, kondensasi, pembekuan, pencairan, reaksi
kimia atau proses biologi yang umum dikenal dengan isotop fraksinasi. Metode
penrnut isotop alam '80 dan 'H (deuterium) dalam mempelajari dinamika air pada
suatu daerah penelitian biasanya dilengkapi dengan isotop stabil lainnya, metode
perunut radioaktif, dan analisis hidrokimia.
Pada prinsipnya analisis 1 8 0 dan 2~ dalam penelitian dinarnika air pada suatu
daerah adalah berdasarkan perbedaan kandungan isotop stabil ''0 dan 'H di antara
sumber air yang terdapat di daerah penelitian seperti air sungai, air tanah, air danau,
reservoir atau air laut. Kandungan isotop stabil '80 dan 2~ pada daerah TPA akan
mengalami pengkayaan yang disebabkan oleh proses penguapan. Di lain pihak air
tanah dangkal clan air tanah dalam di daerah tersebut dapat berasal dari imboh lokal
ataupun regional yang a kan memperlihatkan pehedaan di antam sumber-sum ber
air yang dipelajari. Dalam air hujan diketahui hubungan antam '80 dan 2~ adalah
linear yang menurut data global dunia rnemenuhi persamaan
S = 8 6(%) + 10 (2)
Untuk air tanah karena berersal dari infittrasi air hujan ke dalam tanah,
komposisi atau kandungan 180 dan 'H air tanah akan terletak pada garis meteorik (air
hujan), kecuali air tanah tersebut mengalami penrbahan rnisslnya mengalami
pertukaran j 8 0 karena melewati magma, percampuran atau telah mengalami proses
penguapan. Dalarn grafik hubungan 180 dan % akan menyimpang dari garis lurus
air hujan ( Gambar 3).
Pllr Laut Garis air huian
n *... ./"
Pertukaran H2S GarisTmtnpuran I
Penguapan permukaan
Komposisi awal
Pertukamn H' dengan H i d W f b n
Garnbar 3. Perubahan komposisi i m p 6jB0 dan 6% dalam berbagai proses di lingkungan.
Analisis 2~ (deuterium) dilakukan dengan ara me~aksikan contoh air
sebanyak 10 pi dengan Zn aktii sebanyak 0,25 gram pada suhu 450 O C selama 30
menit, Reaksi yang te jadi
Contoh yang diambil dari lapangan dijaga agar tidak te jadi penguapan
dengan cara menutup contoh dengan Mup botol kedap udara. Dengan demikian
dihampkan nilai kandungan 'H tidak mengalami pengkayaan akibat penguapan
selama dalam pe jalanan dan penyimpanan.
Reaksi untuk mendapat gas H2 dilakukan di laboratorium dengan
menggunakan rangkaian vakum tingkat tinggi m r a manual. Hasil gas H2 kemudian
dianalisis menggunakan spectrometer massa kolektor ganda rnerek VG-lsogas. Hasil
pengukuran berupa 6 isotop yang menrpakan rasio isotop 2 ~ i 1 ~ . Dan hasil ini
kemudian dihitung dengan program komputer untuk mendapatkan nilai 6 2~ terhadap
standar V-SMOW.
Pengukuran 'H dilakukan seri dalam tiap perlakuan. Tiap perlakuan terdiri atas
8 contoh air dan 2 buah standar keja (Jakarta Working Standard) yang sudah
diketahui nilai kandungan deuteriumnya. Hasil akhir analisis kandungan 'H
dinyatakan dalam satuan perrnil (V,) SMOW.
Penentuan kandungan ''0 dalam contoh air dilakukan dengan metode Epstein
dan Mayeda, yaitu dengan cara mengukur gas C& hasit reaksi kesetimbangan
pertukaran isotop Hfi cair dengan gas CG. Contoh air yang direaksikan dengan gas
C G adalah sebanyak 2 ml dan dikocok selama 8 jam. Proses reaksinya adalah
H2"0 + cCo2 H 2 ' b + C ' 6 0 ' a ~
(air) (gas) (cair) (gas)
Reaksi dilakukan dengan ISOPREP-18 secara otomatis. Setiap perlakuan
berisi 24 contoh tennasuk 2 buah standar ke ja.
Gas C& hasil kesetimbangan diu kur menggunakan spektrometer massa
SIRA-9 secara simultan, berurutan yang dihubungkan langsung dengan ISOPREP-18
serta menggunakan pengendali komputer. Hasil pengukuran berupa rasio isotop
0 '~ /0 '~ terhadap spektrorneter massa, untuk kemudian dikoreksi tehadap standar V-
SMOW. Hasil analisis kandungan '80 dinyafakan dalam satuan permil elm) vs V-
SMOW.
Hasil analisis ''0 dan deuterium terhadap titik-titik contoh yang diambil
kemudian dapat msnjelaskan asalusul air tanah yang dipelajari. Gambaran yang
lebih jelas bahwa dalam suatu cekungan air tanah, sumkr air tanah dapat disidikjari
(fingerprint) menggunakan isotop yang mengimbuh (recharge) pada berbagai daerah
dan ketinggian (afiitude). Altitude yang lebih tinggi akan mempunyai komposisi isotop
lebih ringan, karena terjadi proses fraksinasi. Cekungan air yang luas dan besar
sumber aimya akan mempunyai komposisi yang berbeda yang dipengaruhi oleh
kondisi iWim a?au mekanisme imbuh yang behda. Hal yang sama untuk cekungan
air tanah yang besar di mana perbedaan curah hujannya cukup nyata akan
memberikan kornposisi isotop dari daerah imbuh yang disebabkan oleh pengaruh
jaraknya ke daratan yang semakin jauh pergerakan awannya akan menyebabkan
semakin ringannya komposisi isotop. Dengan kata lain air yang mengimbuh dari
tempat yang jauh ke daratan akan mempunyai komposisi isotop yang lebih ringan
atau lebih negatif dibandingkan dengan air setempat yang berinfiltrasi ke dalam
tanah. Di samping itu curah hujan yang tinggi juga akan cendemng mempunyai
komposisi isotop yang ringan juga dibandingkan dengm curah hujan - - . yang . rendah.
Seoara umum siklus hidrnlogi dan tishibusi idbp dabil dep* OM
Gambar 4. Siklus hidrologi dan distribusi isotop .I Sumber. Gibson and A g ~ a l ( 2 0 0 1 )
Penenban tejadinya interaksi di antam akuifer (intemksi air tanah dan air
pemukanan) dapat diperkirakan dengan diketah4nya perbedaan komporisi isotop
tertentu dan komposisi isotop campurannya dengan menggunakanlmengh*hng frabi
komponen masing-masing. Analisis ini dapat dipabi untuk penditian secara lokal
dan regional, dan untuk penefitian daerah TPA diharapkan dapat digakai untuk
menjebskan hubungan air lindi dari TPA dengan air sumur-sumur yang terdapat di
lingkungan TPA wrta di har daerah TPA.
''c dan 'w. Penggunaan dan %i sebagai perunut dalam penelitian air tanah
adalah karena *C dan ?-I dipmduksi secara tetap dan terusmenerus, sehingga "C
dan 3~ yang ikut bersama air dalam siklus hidrologi dapat digunakan sebagai pewnut.
dan 3~ mernancarkan radiasi beta (f3) yang mempunyai waktu panrh tertentu,
sehingga dalam penelitian hidrologi dapat dipakai untuk menentukan umur air tanah.
?-l dapat dipakai untuk prputaran pendek (kira-kia 40 tahun) dan I4c dapat
menentukan umur air tanah yang benrmur sampai dengan 40.000 tahun.
Analisis 'H (tritium). Contoh air yang akan dianalisis kandungan tritiumnya, terlebih
dahulu didistilasi dalam rangkaian alat distilasi pada kondisi vakum. Sebanyak 600 mi
air hasil distilasi dimasukkan ke dalam tabung elektrolisis. Agar kandungan 'H yang
terkandung dalam contoh air dapat dideteksi oleh alat pencacah, maka contoh air
tersebut diperkaya menjadi 30 kalinya. Proses pengkayaan dilakukan dengan cara
elektrolsis pada alat pengkayaan (enrichment}. Setelah proses pengkayaan selesai,
akan didapat air hasil pengkayaan sebanyak 20 ml. Sebanyak 10 ml dipipet dan
dimasukan ke dalam vial gelas berkapasitas 21 ml. Ke dalamnya kemudian
diambahkan 11 rnl ULTIMA GOLD, yaitu larutan sintilator yang berfungsi
menghantarkan energi P %I dari contoh air yang akan ditentukan kandungan atau
aktiwitasnya. Kemudian larutan campuran tersebut dicacah menggunakan Liquid
Scintillation Counter merek Packard f W T R selama 20 menit sebanyak 50 putaran.
Hasil analisis 'H dipakai untuk evaluasi pergerakan air yang perputaran
pendek (kira-kira 40 tahun) yang dapat digunakan sebagai pendukung analisis isotop
alam lainnya dalam menentukan pergerakan air tanah dangkal.
Analisis "C. Contoh air diambil langsung dari sumbemya untuk menghindari
kontaminasi udara dan dimasukkan ke dalam tabung pengendap berkapasitas 60
liter. Proses pengendapan karbonat dilakukan dengan cara menambahkan sejumlah
larutan kimia seperti FeS04 7H20, NaOH (bebas COz), BaCl2 dan Praestol dalam
kondisi basa. Oari proses ini diperoleh endapan contoh dalam bentuk BaCO3.
Endapan BaCOo yang dipemleh dibawa ke laboratorium untuk dilakukan analisis
kandungan I4c dan ' 3 ~ . Pmses analisis dilakukan menggunakan alat sintesis
benzena melalui beberapa tahapan reaksi
katalis ~C~HZ----* CeHs
Aktivitas "C dalam senyawa benzena dicacah menggunakan alat Liquid Scinti/iation
Counter meek Packard 1900TR sslama 20 menit sebanyak 50 putaran. Konversi
dan hasil cacahan menjadi umur ditentukan menggunakan rumus
t = (Tt&n2) In (AdAt) (3)
dengan t = umur (tahun), Tm = waktu panth, A. = Aktivitas awal, At = Aktivitas
pada waMu t tahun.
Analisis "C dilakukan untuk mendapatkan data pergerakan air tanah di
daerah peneliian dengan menentukan umur air tanah di sekitar lokasi penelitian.
Setelah penentuan umur dibuatkan peta is-kontur ( i ~ g e s ) yang akan menjelaskan
gerakan air tanah daemh pemlitian secara regional.
Mebode radlo'lsotop buatan. Metode radioisotop buatan dapat dilaksanakan
dengan teknik sumur tunggal dan sumur ganda. Teknik sumur tunggal dapat
digunakan untuk pengukuran arah dan kecepatan aliran air tanah dangkal dengan
menggunakan sebuah sumur sebagai tempat injeksi radiopenrnut dan sekaligus
sebagai tempat pengamatan respon radiopewnut. Pengukuran arah aliran dilakukan
dengan rnenginjeksikan radioperunut dalam bentuk senyawa KBr sebanyak 1
mCi dan seteiah percampuran kira-kira 1 hari dilakultan pencacahan dengan detektor
sintilasi Naln yang dilengkapi kolimator serta dihubungkan dengan scaler dan rate
meter untuk mencatat pencacahan. Pencacahan dilakukan untuk arah utara, slatan,
barat, timur, barat laut, timur laut, barat daya dan tenggara. Pengukuran kecepatan
aliran dilaksanakan dengan menginjeksikan * ~ r kedalam sumur yang telah
disiapkan. Dalam selang waMu tertentu yang dinormalisasikan dengan In CcuC = 1
diukur konsentrasi atau cacahan dengan instrumen pencacah detektor sintilasi NalTl
yang d ihubungkan dengan scaler dan rate meter pada permukaan tanah.
Teknik sumur ganda dipakai untuk penentuan karakteristik akuifer yang
dilaksanakan dengan pemompaan pada suatu sumur dan injeksi radioperunut = ~ r
atau '='I pada sumur lainnya. Setiap waktu dilakukan pengamatan penurunan muka
air dan pengamatan respon radioperunut selarna p r i d e pngamatan pada sumur
pompa. lnjeksi radioperunut dilakukan pada sumur penerima dan diikuti dengan
pengamatan respon radioperunut pada sumur pompa dengan menggunakan detektor
sintilasi NalTl yang dihubungkan dengan scaler dan rate meter. Hasil pengamatan
muka air dan respon radioperunut dievaluasi untuk penentuan karakteristik akuifer.
Dari hasil pengamatan muka air waktu pemompaan, debit pemompaan, dan respon
radiopewnut selama waktu pemompaan akan didapatkan porositas efektif dengan
persamaan
~ t = n ? ~ n ~ (4)
dengan Q =debit pernopaan (m3fdetik), x = jarak antara sumur (m), t = waMu
tempuh rata-rata (detik), H = ketebalan akuifer (m), nd = pornsitas efektif.
Untuk penentuan karakteristi k lainnya seperti dispersivis dilakukan dengan
menggunakan model pencemar transpor serta persamaan yang dikembangkan oleh
Dupuit. Persamaan untuk aliran radial mantap terhadap suatu sumur dalam akuifer
tak tertekan dapat ditunrnkan dengan bantuan asumsi Dupuit. Penetrasi akuifer
untuk akuifer tak tertekan secara horizontal dapat diperlihatkan seperti Gambar 5 .
Gambar 5. Aliran radial untuk penetrasi sumur suatu akuifer tak tertekan.
Debit sumur untuk aliran radial mantap yang terjadi adalah,
Q = - 2 x r K h d h M r (5)
Bila diintegralkan antara batas h = hw pada r=r, dan h=ho pada F T ~ akan dihasilkan
Perubahan untuk tinggi muka air dan jarijari pada dua sumur pantau persamaan di
atas menjadi,
Persamaan di atas dapat menentukan konduktivitas hidrolika dengan,
Untuk nilai drawdown (sf - s2 ) akan bemubungan erat dengan nilai
perubahan tinggi muka air hasil pemompaan. Transmtsivitas dapat ditentukan dengan
pendekatan persamaan krikut:
hl + h2
T - K 2
atau dapat juga ditentukan dengan melakukan substitusi terhadap persamaan (7)
untuk nilai s, dan s2 seperti berikut:
Teknik sumur hnggal. Pengukuran arah aliran dilakukan dengan menginjeksikan
perunut lI3' dalam bentuk senyawa KI sebanyak 1 mCi dan setelah percampuran kira-
kira satu hari ditakukan pencacahan dengan detektor sintilasi NalTl yang dilengkapi
kolimator (Gambar 6) serta dihubungkan dengan scaler dan rate meter untuk
mencatat pencacahan. Pencacahan dilakukan dengan menggunakan pipa yang dapat
diputar untuk arah Utara, Selatan, Barat, Timur, Barat laut, Timur laut, Barat daya dan
Tenggara. Pengukutan kecepatan ahran dilaksanakan dengan menginjeksikan lI3'
kedalam sumur yang telah disiapkan. Dalam selang waktu tertentu yang disesuaikan
dengan In C& = 7 diukur konsentrasilcacahan dengan instrumen pencacah dengan
detektor NalTl yang dihubungkan dengan scaler dan rate rnefer pada permukaan
tanah.
Kabel detektor
Detektor
I d, Kolimator (diameter 1 cm)
Gambar 6. Alat penentuan arah aliran air tanah
Teknik sumur ganda. Penentuan karakteristik akuifer dengan teknik sumur ganda
dilaksanakan dengan menyiapkan 3 sumur bor yang pelaksanaannya menggunakan
pompa pada suatu sumur dan pengamatan terhadap penurunan muka air untuk
ketiga sumur tersebut setiap waktu dan bersamaan dengan itu pada saat kondisi
muka air sta bil dilakukan injeksi pada sumur kedua (yang diengah) dan pengamatan
respons radiopewnut pada sumur pornpa. Hasil pengamatan muka air dan respons
radiopenrnut dievaluasi untuk penentuan karateristik akuifer. Dari hasil pengamatan
muka air pada waktu pemompaan, debit pemompaan, dan respons radiopewnut
selama waMu pemompaan akan dapat dih-itung poros*bs efektif , konduktfiias
hidrolika, transmisivitas, dan koefisien storage.
Hidrokimia
Pada umumnya sir tanah rnengandung 95 % dari ion-ion utama yang terdiri
dari 8 jenis ion yaitu 4 ion positif : natrium (Na' ), kafium (K3, kalsium ( ~ a * ) , dan
magnesium (MgB) dan 4 ion negatif : khlorida (Ct), sulfat (SO,*>, bikatbonat (HCOs3
dan karbanat (ca2-) dan nitrat (NOs'). Semua jenis ion ini bila dijumlahkan akan
menjadi mineralisasi total atau padatan terlarut total (total d i m e d solids).
Menurut Freeze dan Cherry (1979) air tanah yang mengafir dalam lapisan
akuifer tanah mengalami evolusi kimia air yang akan meningkatkan padatan terlawt
total dalam air. Dalam penelitian-penelitian air tanah di berbagai tempat di dunia, air
tanah dangkal pada daerah imbuh (recharge) mempunyai padatan terlamt yang kbih
rendah dibandingkan dengan air tanah dalam daerah yang sarna dan juga lebih
rendah daripada air pada daerah air tanah dangkal daerah discharge . Dari suatu
penelitian yang didasarkan pada ZOOOO cantoh air sumur bor yang dianaPsis di
Australia oleh {Chebotarev 1955, diacu dalam Freeze dan Cheny 19791,
rnenyimpulkan bahwa air tanah cenderung mengalami evolusi kimia yang kemudian
akan menjadi seperti kornposisi kimia air taut. Hasil penefiian itu menjelaskan bahwa
evofusi kimia ini biasanya diiringi oleh perubahan m r a regional terhadap anion-
anion yang dominan dalam air tanah seperti diunjukkan oleh urutan anion-anion. Hat
ini berarti pada pergerakan air dalam sistem air tanah diawali dengan anion HCOi
yang paling dominan, diikuti oleh anion HC% , SO:- dan selanjutnya pada umur air
tanah yang tertua diakhiri oleh anion CI' yang paling dominan seperti dipedihatkan
pada Gambar 7.
Pengalitan air b
HCO j 1-4 HCO~ , SO?^ 4 SO:, HCS I -+ ~ - - - + F r ] ~ - + ~ I
b Umur air tanah bertambah
Garnbar 7. Diagram urutan pnrbahan anion dalam air tanah
Perubahan ini teqadi karena pergerakan air tanah dari lapisan atas melewati
lapisan tengah setanjutnya ke lapisan dalam di mana aliran sangat lambat dan umur
aimya bemmur tua. Urutan ini dalam ilmu geologi telah dikembangkan juga oleh ahli
hidmgeobgi Uni Soviet secara terpisah. Untuk cekungan sedimen yang besar
berdasarkan hasil penelitian tenebut dijelaskan unrtan temadap tiga lapisan utama
akuifer sebagi berikut:
1. Lapisan atas mernpunyai sifat air tanah yang aktif dan air lapisan ini mempunyai
HCa- sebagai anion yang dominan dan mempunyai kandungan padatan
terlarut total yang rendah.
2. Lapisan tengah mempunyai sifat sirkulasi yang kurang aMi dan mempunyai
kandungan kandungan padatan terlarut yang tinggi dan sod2' (sulfat) biasanya
anion dominan.
3. Lapisan bawah dengan sifat aliran sangat lambat dan mempunyai kandungan
mineral tinggi dan konsentrasi CT tinggi dan padatan terlanrt total juga tinggi.
Bila ketiga lapisan tersebut tidak mmpunyai hubungan yang spesmk terhadap
jarak dan waktu maka air tanah lapisan atas akan mempunyai umur tahunan sampai
puluhan tahun, lapisan tengah akan mempunyai umur ratusan tahun sampai ribuan
tahun dan lapisan bawah mempunyai wnur ribuan tahun sampai jutaan tahun.
Selanjutnya interpretasi hidmkimia untuk perunut kimia dapat dilakukan dengan
rnetode grafi k yang dikom binasikan dengan faktor-faktor geohidmlogin ya. Data
hidrokimia dapat digunabn sebagai perunut untuk membantu menjawab prtanysan
seperti tingkat homogenitas akuifer dan waMu tinggal air berdasarkan pada konsep
geologi terdahulu. Data ion utama dalam air dapat digambarkan dalarn bentuk grafik
yang sangat populer disebut dengan diagram trilinier yang memperlihatkan
komposisi anion atau kation utama secara terpisah atau sebagai kombinarinya
(Gambar 8).
Gambar 8. Diagram Piper trilinier air tanah pada Cekungan SM Murray, Australia (Sumber Herczeg dan Edmunds 2001)
Hubungan dan evolusi antara kornposisi dominan biasanya rnemperlihatkan
percamputan sepanjang pejalanan dan arah panahnya yang dapat menunjukkan
arah aliran yang dicontohkan dari cekungan Murray, Australia ( Her- dan
Edmunds 2001).
Analisis hidrokimia dilakanakan terhadap contoWntoh air pemukaan dan
air tanah yang terdapat di daerah penelitian dengan menentukan anion dan kation
utama, pH dan Padatan Terlarut Total air. Pengukuran dilakukan sesuai dengan
teknik analisis standar dalam analisis kimia air @rosadur ASTM ). Analisis anion Ct,
SO,%, N& dilakukan dengan spehmeter W-VIS dan anion HCOs- dengan
volumetric, sedangkan anaiisis kation CaZ', ~ g l ' , c, dan Na' dilakukan dengan
menggunakan spektmmeter serapan atom ( M S ) dengan pmmdur ASTM. Data ini
digunakan untuk evaluasi air tanah terhadap asahsul, evolusi kimia air dan dinamika
air tanah.
Model transpot pencernar air tanah
Untuk menjelaskan pola penyebaran (dispersi) pencemar dalam air tanah
dipakai model tnnspor pencemar kontinyu dengan asumsi air yang tefcemar
berinfhtrasi kedalam akuifer dari sistem air permukaan yang tercernar yang
selanjutnya bematu dengan sistem air tanah dangkal (akuifer dangkal).
Migmsi pencemar dalam sistem air tanah dapat diterangkan dengan dua
persamaan, yaitu persamaan yang menjelaskan pergerakan fluida air tanah dan
pewmaan transpor massa. Persamaan transpor rnagsa biasanya dituliskan secara
matematik dalam persamaan satu dan dua dimensi dengan injeksi sesaat , injeksi
kontinyu, dan injeksi sesaat dengan laju pemompaan dari sumur dengan jarak
tertentu dalam buku-buku pernodelan air tanah yaw juga dipakai dalam rangka
interpretasi data penrnut yang dikenal dengan Computer Aided Tracer Test
Interpretation, CA 7 7 1 (Sauty dan Kinzelbach 1988).
Pelindian pencemar dari tanah perrnukaan oleh air hujan membawa pencemar
ke dalam sistem air tanah dangkal, Hal yang =ma juga terjadi, bila kebocoran dan
pengalimn melalui TPA atau waste deposds merupakan surnber pencemaran utama
yang perfu diamati.
Model transpor pencemar memerlukan data input yang didapatkan dari teknik
hidroisotop yang selanjutnya dapat diguna kan untuk mendukwng pengkajian dan
pengem bangan te knik penanggulangan, de kontarninasi serta perlindungan
ling kungan yang akan diterapkan untuk pening katan (hpmvemnt) sistem TPA atau
proteksi sumurdiumur penduduk dari migrasi pencemar dari sistem TPA. Prosedur
analisis teknik hidmisotop, hidrokimia, dan petunjuk pelaksanaan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Prosedur Lampiran 1 sampai 7.
Pengelolaan air tanah dangkal daemh TPA
Sistem air tanah dan air permukaan adalah sating bemubungan okh perkolasi
air permukaan ke dalam lapisan air tanah atau sebaliknya oleh mengalimya air tanah
ke sistem air permukaan. Dengan demikian pembuangan sampah ataupun
penempatan bahan pencemar di permukaan tanah akan dapat menyebabkan
pencemaran terhadap air tanah dangkal dan air tanah dalam ataupun pencemaran air
tanah akan dapat mencapai air permukaan.
Losen (1988) menjelaskan di Jerman bahwa sumur b r untuk kebutuhan air
masyarakat umum harus diprateksi terhadap pencemaran dan disyaratkan
mempunyai zona proteksi air tanah (gmundwaterpmtective zones) yang di bagi dalam
3 macam zona yaitu zona proteksi pertama mnggambarkan daerah paling dekat
dengan sumur pornpa dalam radius 10 sarnpai 15 meter, zma kedua daerah probksi
tehadap pengaruh bakteri (50 daytdistall~~), dan zona proteksi ke@a menrpakan
seluruh daerah tangkapan air tanah.
Menurut Nwotny dan Olem (1994) saat ini Tempat Pembuangan M i r (sdH
wastedkpmar) termasuk sumber pencamatan air tanah &ma di dunia setelah tanki
septik dan c e s p d s dengan pehitungan saat itu di Amen'ka Serikat hanya 6 % dari
seluruh sanitary IaMIs yang tidak menyeba bkan masalah lingkungan dan
beropsmd secara baik. Hal ini didukung oleh Frwze and Cherry (1978) yang
menyatakan bahwa kontarninasi air tanah oleh bahan organik yang dapat bergerak
akan menjadi masalah yang sangat serius.
Pengelolaan air tanah dangkal daerah TPA bemubungan dengan jumlah lindi
yang akan hrgerak ke dalam sistem air tanah dangkal. Jurnlah lindi yang dihasilkan
dapat ditentukan dengan pendekatan keseimbangan air (water balance) hidrologi
TPA yang diurunkan oleh Killy (1997)
LC=PR+SRT-SRO-EP-ST (1 1)
dengan LC = Jumlah lindi, PR = Jumlah Hujan, SRO = Limpasan keluar TPA, SRT =
Limpasan masuk TPA (dengan catatan bahwa TPA dirancang untuk keadaan air
limpasan masuk = O), EP = evaprasi, ST = Pembahan air stmge.
Dalam daerah tangkapan hidrologi persamaan keseimbangan air TPA dapat
dkderhanakan bila waktu pertimbangan adalah 1 tahun sehingga ST akan menjadi
nol. Dalam pemitungan nilai EP dan ST #htu benrbah yang disebabkan reaksii
reaksi biokimia selama penempatan sampah, variasi infihsi dan proses-proses
lainnya yang tergantung pada kondisi setempat. Warn praktek, pemnmnaan TPA
selalu mensyaratkan jumlah lindi yang terbentu k minimal. Unsur-unsur keseim bangan
air TPA dipertihatkan dalam Gambar 9.
SRT
SRO $44 ttt
I
Gambar 9. Unsur keseirnbangan air TPA
air oleh - Pengelolaan lindi dapat dilakukan dalam beberapa metode secara umum
yaitu: pengurangan =caw alami oleh tanah, menghambat pembntukan lindi,
pengumpulan dan pengolahan, prlakuan pendahuluan untu k mengurangi volume
dan kelarubn, dan detoksikasi limbah berbahaya sebelum pem buanga n. Dalam
banyak kasus lindi (leachate) yang dikumpulkan seharusnya dilaltu kan pngolahan
pendahuluan dengsn "nit pengolah biologi anaembik (enaerobic filter of suspended
growth readom) atau unit pengolah biobgi anaerobik-aerobik (biofitter) sebelum
dibuang ke saluran.
Pada prakteknya untuk menghalangi migmsi lindi ke dalam sistem air tanah
secara hidrologi dapai dilakukan dengan membuat penyangga penman air tanah
(groundwater depmssbn barnid seperti pada Gambar 7 0. Untuk sistem konstru ksi
TPA yang paling mutakhir disyaratkan bahwa dasar tempal pembuangan hams
mempunyai lapisan lernpung dan lembarah geomembran serh lapisan geologi lokasi
yang mempunyai nilai penebilitas yang sangat rendah sepedi lempung dan
bermanfaat untuk meng hilang kan atau mengumngi potensi kebocomn lindi ke ddalam I
sistern air tanah. I
i Lindi untuk pengolahan atau pembuangan A A
Garnbar t 0. Pengendalian pencemaran air dari TPA dengan penyangga penurunan air tanah