27
KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong 1 BAB I U M U M 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sarana dan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya perekonomian. Mengingat kondisi sarana dan prasarana jalan yang ada saat ini banyak kerusakan/longsoran baik diakibatkan faktor alam, maupun faktor manusia dalam hal ini kendaraan sehingga perlu diadakan perbaikan dan peningkatan guna memenuhi kebutuhan jalan yang makin tinggi. Di dalam proses perencanaan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan fakor-faktor, seperti kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain yang mendukung perencanaan lebih matang dan terencana. 1.2. Tujuan Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan Perencanaan Teknis Desain Lengkap (Detail Engineering Desain) Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur untuk paket seperti dalam daftar di bawah ini : 1.3. Lingkup Pekerjaan a. Melaksanakan perencanaan teknis peningkatan jalan, jembatan, gorong- gorong, drainase, longsoran dan bangunan pelengkap. (Jenis pekerjaan ditetapkan dalam Lampiran MATRIK KEGIATAN) b. Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan Perencanaan Teknis Desain Lengkap (Detail Engineering Desain) Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Tenggarong di Kecamatan Tenggarong mencakup kegiatan sebagai berikut : 1. Persiapan Desain 2. Survey Pendahuluan 3. Pengukuran Topografi 4. Inventarisasi Geometrik Jalan, Jembatan, Gorong-gorong, Longsoran dan Bangunan Pelengkap 5. Penyelidikan Tanah (DCP, Sondir, Boring, Uji Tanah di Laboratorium) 6. Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik 7. Perencanaan Teknis 8. Penggambaran 9. Perkiraan Harga (Engineer Estimate) 10. Dokumen Lelang 11. Pembuatan Laporan 1.4. Pelaporan Semua kegiatan harus dibuat laporan lengkap sesuai dengan Matrik Kegiatan serta Matrik Tenaga Ahli.

KAK Longsoran Jongkang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

longsoran jongkang

Citation preview

Page 1: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

1

BAB I

U M U M

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan akan sarana dan prasarana jalan yang baik merupakan sesuatu yang

diharapkan oleh masyarakat dan merupakan faktor penunjang lancarnya

perekonomian. Mengingat kondisi sarana dan prasarana jalan yang ada saat ini

banyak kerusakan/longsoran baik diakibatkan faktor alam, maupun faktor

manusia dalam hal ini kendaraan sehingga perlu diadakan perbaikan dan

peningkatan guna memenuhi kebutuhan jalan yang makin tinggi. Di dalam

proses perencanaan sebagai pedoman untuk pelaksanaan perlu diperhatikan

fakor-faktor, seperti kenyamanan, keamanan, lingkungan serta faktor lain yang

mendukung perencanaan lebih matang dan terencana.

1.2. Tujuan

Tujuan pekerjaan ini adalah menyediakan Perencanaan Teknis Desain Lengkap

(Detail Engineering Desain) Penanganan Longsoran Jalan Jongkang

Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Propinsi Kalimantan Timur untuk

paket seperti dalam daftar di bawah ini :

1.3. Lingkup Pekerjaan

a. Melaksanakan perencanaan teknis peningkatan jalan, jembatan, gorong-

gorong, drainase, longsoran dan bangunan pelengkap. (Jenis pekerjaan

ditetapkan dalam Lampiran MATRIK KEGIATAN)

b. Tahapan kegiatan yang tercakup dalam pekerjaan Perencanaan Teknis

Desain Lengkap (Detail Engineering Desain) Penanganan Longsoran Jalan

Jongkang Tenggarong di Kecamatan Tenggarong mencakup kegiatan

sebagai berikut :

1. Persiapan Desain

2. Survey Pendahuluan

3. Pengukuran Topografi

4. Inventarisasi Geometrik Jalan, Jembatan, Gorong-gorong, Longsoran

dan Bangunan Pelengkap

5. Penyelidikan Tanah (DCP, Sondir, Boring, Uji Tanah di Laboratorium)

6. Penyelidikan Hidrologi / Hidraulik

7. Perencanaan Teknis

8. Penggambaran

9. Perkiraan Harga (Engineer Estimate)

10. Dokumen Lelang

11. Pembuatan Laporan

1.4. Pelaporan

Semua kegiatan harus dibuat laporan lengkap sesuai dengan Matrik Kegiatan serta

Matrik Tenaga Ahli.

Page 2: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

2

1.5. Pengguna Jasa

Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, SKPD Dinas Pekerjaan Umum.

1.6. Sumber Dana

APBD-P Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun Anggaran 2011.

BAB II

PERSIAPAN DESAIN

2.1. Tujuan

Pekerjaan Persiapan Desain bertujuan mempersiapkan bahan dasar perencanaan

sebelum ke lapangan melaksanakan survey Pendahuluan antara lain :

a. Mempersiapkan data-data awal;

b. Membuat Desain Sementara dari data-data awal untuk dipakai sebagai panduan

Survey Pendahuluan / Recon di lapangan.

2.2. Lingkup Pekerjaan

Secara Team kegiatan pekerjaan ini dipandu oleh seorang Highway Engineer, dan

didampingi oleh Geoteknik Engineer, Geodetic Engineer, serta Hidrologi Engineer,

dalam pelaksanaannya antara lain :

a. Mengumpulkan data kelas, fungsi dan status longsoran jalan yang akan didesain.

b. Mempersiapkan peta-peta dasar.

c. Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa

Altenative rencana As jalan / Alinemen Horizontal dengan dilakukan

pengecekan Alinemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang memenuhi

Standar Perencanaan Geometrik Jalan.

d. Membuat Estimasi panjang penanganan longsoran jalan, jumlah dan panjang

jembatan, box culvert / gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya

yang mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut.

e. Melakukan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi terkait di pusat maupun di

daerah termasuk juga mengumpulkan informasi harga satuan / upah untuk di

sekitar lokasi proyek terutama pada proyek yang sedang berjalan.

f. Mengumpulkan dan mempelajari laporan-laporan yang berkaitan dengan

wilayah yang dipengaruhi atau mempengaruhi jalan yang akan direncanakan.

2.3. Persyaratan

Hasil Persiapan Desain harus dipersentasikan untuk mendapat Persetujuan (dari

Pengguna Jasa) dan bila perlu mengadakan perbaikan-perbaikan / saran-saran yang

nantinya akan dipakai sebagai panduan kegiatan selanjutnya.

Page 3: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

3

BAB III

SURVEY PENDAHULUAN

3.1. Tujuan

Survey Pendahuluan atau Reconnaisance Survey adalah survey yang dilakukan

pada awal pekerjaan di lokasi pekerjaan, yang bertujuan untuk memperoleh data

awal sebagai bagian penting bahan kajian kelayakan teknis dan untuk bahan

pekerjaan selanjutnya.

Survey ini diharapkan mampu memberikan saran dan bahan pertimbangan terhadap

survey detail lanjutan diantaranya, survey topografi, survey geologi dan geoteknik,

survey bahan quarry, survey hidrologi / hidrolik, jenis konstruksi serta metode

pelaksanaan, maka hasil dari kegiatan survey pendahuluan harus dibuat laporan

sebagai data awal perencanaan.

3.2. Lingkup Pekerjaan

Survey Pendahuluan merupakan lanjutan dari hasil persiapan desain yang sudah

disetujui sebagai panduan pelaksanaan survey recon di lapangan yang meliputi

kegiatan :

3.2.1 Studi Literatur

Pada tahapan ini Team harus mengumpulkan data pendukung perencanaan

baik data sekunder misalnya data laporan Studi Kelayakan (FS), laporan

Studi Amdal, laporan-laporan lain yang berkaitan dengan wilayah yang

dipengaruhi / mempengaruhi longsoran jalan yang direncanakan.

3.2.2 Koordinasi dengan instansi terkait

Telah melaksanakan koordinasi dan konfirmasi dengan instansi/unsur-unsur

terkait di daerah sehubungan dengan pelaksanaan kegiatan.

3.2.3 Diskusi perencanaan di lapangan

Team bersama-sama melaksanakan survey dan mendiskusikannya dan

membuat usulan perencanaan di lapangan bagian demi bagian sesuai dengan

bidang keahliannya masing-masing serta membuat sketsa dilengkapi

catatan-catatan dan kalau perlu membuat tanda di lapangan berupa patok

beserta dilengkapi foto-foto penting dan identitasnya masing-masing yang

akan difinalkan di kantor sebagai bahan penyusunan laporan setelah

kembali.

3.2.4 Survey Pendahuluan Geometrik Jalan

Page 4: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

4

1. Menentukan awal proyek (STA 0+000) dan akhir proyek yang tepat

menetapkan perkiraan koridor pengukuran untuk menentukan titik awal

dan akhir proyek dan menetapkan koridor pengukuran untuk

mendapatkan data yang cukup dalam merencanakan geometric.

Pada peninjauan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan

mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah

titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 beikut :

Gambar 1 : Koridor Pengambilan Data

2. Mengidentifikasi medan secara stationing/urutan jarak dengan

mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling, perbukitan,

pegunungan / bukit curam dalam bentuk tabelaris.

3. Mengidentifikasikan / memperkirakan secara tepat penerapan desain

geometric ( Alinemen horizontal dan vertikal ) berdasarkan pengalaman

dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer

yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-

pengukuran secara sederhana dan benar.

4. Didalam penarikan desain alinemen horizontal dan vertical harus sudah

diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan

untuk lokasi : longsoran jalan, galian/timbunan, bangunan pelengkap

jalan, gorong-gorong dan jembatan (oprit jembatan), persimpangan

yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa serta tabelaris di lapangan

dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal s/d akhir

proyek yang nantinya akan diasistensikan dan mendapatkan persetujuan

dari team asisten recon.

5. Semua kegiatan ini harus sudah dikonfirmasikan sewaktu mengambil

keputusan dalam pemilihan trase dengan anggota team yang saling

terkait dalam pekerjaan ini.

6. Di lapangan harus diberi / dibuat tanda tangan berupa patok dan tanda

longsoran dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana

dengan interval 50 m untuk memudahkan tim pengukuran, serta

Jalan atau Rencana Trase

Jalan yang sudah ada Rencana Trase Jalan

Koridor Pengambilan data

a(a=200 meter)

a

Page 5: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

5

pembuatan foto-foto penting untuk pelaporan dan panduan dalam

melakukan survey detail selanjutnya.

3.2.5 Recon Survey Topografi

Kegiatan dilakukan oleh Geodetic Engineer pada survey pendahuluan

adalah :

1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton

Bench mark diawal dan akhir proyek.

2. Mengamati kondisi topografi

3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan khusus serta morpologi

dan lokasi yang perlu dilakukan perpanjangan koridor.

4. Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran.

5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi / titik yang akan

dijadikan referensi.

3.2.6 Recon Bangunan Pelengkap Jalan

1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi / STA ………,

perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan geometric dengan rencana

jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan.

2. Untuk lokasi yang sudah ada Existing perlu dibuatkan infentarisasinya

dengan lengkap antara lain Sta …, jenis konstruksi, dimensi, kondisi

serta mengusulkan penanganan yang diperlukan.

3. Untuk lokasi yang ada aliran airnya perlu dicatat tinggi muka air normal,

muka air banjir dan muka banjir tertinggi pernah terjadi serta adanya

tanda-tanda / gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi,

morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto-foto jika

diperlukan.

4. Mendiskusikan dengan team perencana apakah data-data dan usul

penempatan lokasi serta usul perencanaan/ penanganan sudah sesuai

secara teknis.

5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus

serta saran-saran yang sangat berguna dijadikan panduan dalam

pengambilan data untuk perencanaan pada waktu melakukan survey

detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan / kestabilan.

3.2.7 Recon Survey Geologi dan Geoteknik

Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknik

adalah :

Page 6: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

6

1. Mengamati secara visual kondisi lapangan yang berkaitan dengan

karakteristik dan sifat tanah dan batuan.

2. Mengamati perkiraan lokasi sumber material (quarry) sepanjang lokasi

pekerjaan.

3. Memberi rekomendasi pada Highway Engineer dan Bridge Engineer

berkaitan dengan rencana trase jalan dan rencana jembatan/gorong-

gorong yang akan dipilih.

4. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi khusus (rawan longsor,

gambut , jembatan, gorong-gorong, dll).

5. Mencatat lokasi yang akan dilakukan pengeboran maupun lokasi untuk

test pit.

6. Membuat rencana kerja untuk tim survey detail.

3.2.8 Recon Survey Hidrologi / Hidraulik

Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan hidrologi / hidraulik

adalah :

1. Pengumpulan data curah hujan.

2. Menganalisa luas daerah tangkapan (Catchment Area).

3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan

bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran.

4. Mengamati tata guna lahan.

5. Menginventarisasi bangunan drinase existing.

6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi penting.

3.2.9 Recon Survey Harga Bahan, Upah dan Alat

Mengumpulkan harga bahan, upah dan alat dengan cara koordinasi dengan

instansi terkait.

3.3. Persyaratan

Seluruh kegiatan survey pendahuluan dalam proses pengambilan data harus

menggunakan format standar.

BAB IV

PENGUKURAN TOPOGRAFI

4.1 Tujuan

Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data

koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan

jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi

dengan skala : 1 : 1000, yang akan digunakan untuk perencanaan geometric

jalan, serta 1 : 500 untuk perencanaan jembatan, gorong-gorong dan

penanggulangan longsoran.

4.2 Lingkup Pekerjaan

Page 7: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

7

4.2.1 Pemasangan patok-patok

- Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm

atau pipa paralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan

diatasnya dipasang neut dari baut, ditempatkan pada tempat yang aman,

mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap

lokasi rencana jembatan dipasang minimal 3, masing-masing 1 (satu)

pasang di setiap sisi sungai / alur dan 1 (buah) disekitar sungai yang

posisinya aman dari gerusan air sungai.

- Patok BM dipasang / ditanam dengan kuat, bagian yang tampak diatas

tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi notasi dan nomor BM

dengan warna hitam.

Patok BM yang sudah dipasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi

yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi.

- Untuk setiap titik polygon dan sifat datar harus digunakan patok kayu

yang cukup keras, lurus dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-

kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan

diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi

nomor dan dicat warna kuning. Dalam keadaan khusus, perlu

ditambahkan patok Bantu.

- Untuk memudahkan pencarian patok, sebaliknya pada daerah sekitar

patok diberi tanda-tanda khusus.

- Pada lokasi-lokasi khusus di mana tidak mungkin dipasang patok,

misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas permukaan batu,

maka titik-titik polygon dan sifat dasar ditandai dengan paku seng

dilingkari cat kuning dan diberi nomor.

4.2.2 Pengukuran Titik Kontrol Horizontal

- Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan system polygon dan

semua titik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik polygon.

- Sisi polygon atau jarak antar titik polygon maksimum 100 meter, diukur

dengan meteran atau dengan alat ukur titik secara optis ataupun

elektronis.

- Sudut-sudut polygon diukur dengan alat ukur theodolite dengan ketelitian

baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan theodolite jenis T2

atau yang setingkat.

- Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir

pengukuran dan untuk setiap interval 5 km disepanjang trase yang diukur.

Page 8: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

8

Apabila pengamatan matahari tidak bisa dilakukan, disarankan

pengamatan matahari harus dilakukan dalam 2 seri (4 biasa dan 4 luar

biasa)

Untuk pengukuran titik kontrol horizontal menggunakan format standar.

4.2.3 Pengukuran Titik Kontrol Vertikal

- Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri / pembacaan

pergi pulang.

- Pengukuran sifat dasar harus mencakup semua titik pengukuran (polygon,

sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM.

- Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala

benar, jelas dan sama.

- Pada setiap pengukuran sifat datar harus dilakukan pembacaan ketiga

benangnya, yaitu benang atas (BA), benang tengah (BT) dan benang

bawah (BB), dalam semua millimeter. Pada setiap pembacaan harus

dipenuhi : 2T = BA + BB.

- Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumlah slag

(pengamatan) yang genap.

Untuk pengukuran titik kontrol vertikal menggunakan format standar.

4.2.4 Pengukuran Situasi

- Pengukuran situasi dilakukan dengan system tachimeteri, yang mencakup

semua obyek yang dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada, di

sepanjang jalur pengukuran seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah,

gedung dan sebagainya.

- Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan

kerapatan titik yang cukup, sehingga dihasilkan gambar situasi yang

benar. Pada lokasi-lokasi khusus (misalnya : sungai, persimpangan

dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat

kerapatan yang lebih tinggi.

- Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolite.

4.2.5 Pengukuran Penampang Melintang

Pengukuran penampang melintang harus dilakukan dengan persyaratan :

Kondisi Lebar Koridor

(m)

Interval

(m)

Jalan Baru

Interval

(m)

Jembatan /

Longsoran

- Datar, landai dan lurus 75 + 75 50 25

- Pegunungan 75 + 75 25 25

- Tikungan 50 (luar) + 100 25 25

Page 9: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

9

(dalam)

Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolite.

Untuk pengukuran penampang melintang menggunakan format standar.

4.2.6 Pengukuran Khusus (untuk Jembatan dan Gorong-gorong)

Pengukuran khusus diperlukan pada beberapa kondisi khusus, misalnya :

perpotongan rencana trase jalan dengan sungai, dan/atau jalan yang sudah ada.

a. Pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan sungai.

- Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing 200 m dari

perkiraan titik perpotongan atau daerah sekitar sungai yang masih

berpengaruh terhadap keamanan jembatan dengan interval

pengukuran penampang melintang sungai sebesar 25 meter.

- Pada daerah posisi jembatan interval pengukuran melintang dan

memanjang dilakukan setiap 10 meter (maksimal 15 meter).

- Koridor pengukuran searah rencana trase jalan masing-masing 100 m

dari kedua tepi sungai dengan interval pengukuran penampang

melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter.

Untuk pengukuran pada perpotongan rencana trase jalan dengan

sungai menggunakan format standar.

b. Pengukuran pada perpotongan dengan jalan yang ada.

- Koridor pengukuran ke setiap arah kaki perpotongan masing-masing

100 m dari perkiraan titik perpotongan dengan interval pengukuran

penampang melintang sebesar 25 meter.

- Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk

alam maupun manusia di sekitar persilangan tersebut.

4.3 Persyaratan

4.3.1 Pemeriksaan dan koreksi Alat Ukur

Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus

diperiksa dan dikoreksi sebagai berikut :

a. Pemeriksaan Theodolite :

- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

- Sumbu II tegak lurus sumbu I

- Garis bidik tegak lurus sumbu II

- Kesalahan kolimasi horozontal = 0

- Kesalahan indeks vertikal = 0

b. Pemeriksaan alat sifat datar :

- Sumbu I vertikal, dengan koreksi nivo kotak dan nivo tabung.

Page 10: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

10

- Garis bidik harus sejajar dengan garis arah nivo.

Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam

laporan.

4.3.2 Ketelitian dan Pengukuran

Ketelitian untuk pengukuran polygon adalah sebagai berikut :

a. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10” kali akar jumlah titik

polygon dari pengamatan matahari pertama dan kedua.

b. Kesalahan azimuth pengontrol titik lebih dari 5”.

4.3.3 Perhitungan Matahari

- Dasar perhitungan pengamatan matahari harus mengacu pada table almanak

matahari yang diterbitkan oleh Direktorat Topografi TNI-AD untuk tahun

yang sedang berjalan dan harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut

(kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan

harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

- Perhitungan Koordinat

Perhitungan koordinat polygon dibuat setiap seksi, antara pengamatan

matahari yang satu dengan pengamatan berikutnya. Koreksi sudut tidak

boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan

panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yng

lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan.

- Perhitungan Sifat Datar

Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (ketelitian 0,5

mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar

perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya.

- Perhitungan Ketinggian Detail

Ketinggian detail perhitungan berdasarkan ketinggian patok ukur yang

dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris.

4.3.4 Penggambaran

- Penggambaran polygon harus dibuat dengan skala : 1: 1000 untuk jalan

dan 1 : 500 untuk jembatan.

- Garis-garis dibuat setiap 10 cm.

- Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x)

dan ordinat (y) – nya.

- Pada setiap lembar gambar dan/atau setiap 1 meter panjang gambar harus

dicantumkan petunjuk arah utara.

- Penggambaran titik polygon harus berdasarkan hasil perhitungan dan

tidak boleh dilakukan secara grafis.

- Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan diberi

tanda khusus.

Page 11: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

11

Semua hasil perhitungan titik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang

harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi

dengan interval garis ketinggian (kontur) 1 (satu) meter.

BAB V

INVENTARISASI JALAN DAN JEMBATAN

5.1 Tujuan

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data secara umum mengenai

kondisi perkerasan maupun kondisi jembatan dan gorong-gorong/box culvert

yang terdapat pada ruas jalan yang ditinjau.

5.2 Lingkup Pekerjaan

5.2.1 Inventarisasi Kondisi Permukaan Jalan

Pemeriksaan dilakukan dengan mencatat kondisi rata-rata setiap 200 m yang

tercatat selama berkendaraan.

Data yang diperoleh dari pemeriksaan ini adalah :

1) Lebar perkerasan yang ada dalam meter.

2) Jenis bahan perkerasan yang ada, misalnya AC, HRS, Lasbutag, Penetrasi

Macadam, dll.

3) Nilai kekasaran jalan yang dapat diperoleh dari hasil survey NAASRA

Roughness Meter (IRI), atau ditentukan secara visual (RCI) dengan

ketentuan skala sebagai berikut : (hanya untuk peningkatan jalan).

RCI Kondisi Visual Tipe Permukaan Typical

8 – 10

6 – 8

6 – 7

5 – 6

3 – 4

2 – 3

1 – 2

Sangat rata

Sangat baik / rata

Baik

Cukup, sedikit/tak ada lubang, permukaan rata

Jelek, kadang-kadang berlubang, tidak rata

Rusak berat

Tidak dapat dilalui kecuali oleh

Jeep 4 WD.

Hotmix (AC dan HRS)

yang halus, baru

dibuat.ditingkatkan

dengan beberapa lapisan

aspal

Hotmix setelah dipakai beberapa tahun atau lapisan tipis hotmix diatas

Penetrasi Macadam dipakai untuk

pelaksanaan pekerjaan konstuksi

disekitar ruas jalan yang ditingkatkan.

Hotmix lama, Nacas / Lasbutag baru

Penetrasi Macadam, Nacas baru atau

Lastbutag berumur beberapa tahun.

Penetrasi Macadam berumur 4-5 tahun,

jalan kerikil tak terawat.

Page 12: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

12

Semua type perkerasan yang sudah lama tidak terpelihara.

4) Kondisi daerah samping jalan serta sarana utilitas yang ada seperti saluran

samping, gorong-gorong, bahu, berm, kondisi drainase samping, jarak

pagar / bangunan pendukung / tebing kepinggir perkerasan.

5) Lokasi awal dan akhir pemeriksaan harus jelas dan sesuai dengan lokasi

yang ditentukan untuk jenis pemeriksaan lainnya.

6) Data yang diperoleh dicatat di dalam format Inventarisasi Jalan

(Highway Geometric Inventory), per 200 meter.

7) Membuat foto dokumentasi inventarisasi geometric jalan minimal 1 (satu)

buah foto per 200 meter.

8) Foto ditempatkan pada format yang standard, dengan mencantumkan hal-

hal yang diperlukan seperti nomor dan nama ruas jalan, arah pengambilan

foto dan tinggi petugas yang memegang nomor Sta.

5.3 Persyaratan

Proses pengambilan data atau inventarisasi harus menggunakan format standard

seperti terlihat pada lampiran inventarisasi jalan dan untuk jembatan mengacu pada

BMS.

BAB VI

SURVEY KONDISI PERKERASAN JALAN

6.1. Tujuan

Survey Kondisi Perkerasan Jalan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan

yang meliputi lendutan dari suatu konstruksi jalan, kekasaran jalan, daya dukung

tanah dasar dan susunan / lapisan perkerasan.

6.2. Lingkup Pekerjaan

6.2.1. Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP

(Dynamic Cone Penetrometer)

Pemeriksaan harus dilakukan sesuai dengan ketentuan-ketentuan sebagai

berikut :

a. Alat DCP yang dipakai harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan ukuran

yang ada.

b. Pemeriksaan dilakukan dengan interval pemeriksaan maksimal 200 m.

c. Pemeriksaan dilakukan pada sumbu jalan dan pada permukaan lapisan

tanah dasar.

d. Harus dicatat ketebalan dan jenis setiap bahan perkerasan yang ada

seperti lapisan sirtu, lapisan telford, lapisan pasir dan sebagainya.

Page 13: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

13

e. Pemeriksaan dilakukan hingga kedalaman 90 cm dari permukaan lapisan

tanah dasar, kecuali bila dijumpai lapisan tanah yang sangat keras (lapis

batuan).

f. Selama pemeriksaan harus dicatat keadaan-keadaan kondisi drainase,

cuaca, waktu dan sebagainya.

g. Lokasi awal dan akhir dari pemeriksaan harus dicatat dengan jelas.

6.2.2. Survey Susunan Lapisan Perkerasan dan Tanah Dasar dengan

metode Test Pit, metode pelaksanaan dapat dilihat pada survey

geologi dan geoteknik.

6.3. Persyaratan

Untuk pelaksanaan Pemeriksaan Daya Dukung Tanah Dasar dengan alat DCP

(Dynamic Cone Penetrometer) proses pengambilan data harus mengacu pada format

standar.

BAB VII

SURVEY GEOTEKNIK

7.1. Tujuan

Tujuan Penyelidikan Geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk memberikan

informasi mengenai stabilisasi tanah, menentukan jenis dan karakteristik tanah

untuk keperluan bahan jalan dan struktur serta mengidentifikasi lokasi sumber

bahan termasuk perkiraan kuantitasnya.

7.2 Lingkup Pekerjaan

7.2.1. Penyelidikan Geoteknik

Kegiatan penyelidikan Geoteknik meliputi :

7.2.1.1 Pengambilan contoh tanah dari sumur uji (tanah terganggu)

Pengambilan contoh tanah dari sumur uji 25 – 40 kg untuk setiap contoh

tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur

uji, lokasi, kedalamannya. Penggalian sumur uji dilakukan pada setiap jenis

satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama,

dengan kedalaman 1 – 2 m. Setiap sumur uji yang digali dan contoh tanah

yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor

sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar

1,0 m, Log sumur uji digambarkan dalam dalam 4 bidang, dengan deskripsi

yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan.

7.2.1.2 Pengambilan contoh tanah tak terganggu

Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan

menggunakan tabung contoh tanah (“Split Tube” untuk tanah keras atau

“Piston Tube” untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus diberi identitas

Page 14: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

14

yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran tangan

dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk

perhitungan penurunan) dengan ketinggan timbunan lebih dari 4 meter dan

pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan

stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter, dengan

interval sekurang-kurangnya 100 meter dan / atau setiap perubahan jenis

tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran

tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat

jelas identitas nomor bor tangan dan lokasi.

Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan

maupun dalam pengangkutan ke laboratorium. Jumlah titik dan kedalaman

pemboran disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan di lapangan. Volume

yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah perkiraan

dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan (tambah/kurang) dengan

persetujuan Pengguna Jasa.

7.2.1.3. Pemboran mesin

Pemboran mesin dilakukan di lokasi jembatan, longsoran dengan ketentuan-

ketentuan berikut :

1. Pada dasarnya mengacu pada ASTM D 2113-94

2. Pendalaman dilakukan dengan menggunakan system putar (rotary

drilling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm.

3. Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1

(satu) putaran per detik.

4. Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik.

5. Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak

dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing

dengan diameter minimum 100 mm.

6. Apabila drilling mud digunakan pelaksana harus menjamin bahwa tidak

terjadi tekanan yang berlebih pada tanah

7. Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau

lebih. Posisi dasar casing minimal berjarak 50 cm dari posisi

pengambilan sample berikutnya.

8. Penentuan titik lokasi boring (pemboran mesin) dan jumlah titik boring

disesuaikan kondisi dan kebutuhan di lapangan.

9. Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah

perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan

(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa.

7.2.1.4 Pemboran Tangan

Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719

7.2.1.5 Pengambilan Contoh Tanah Cara Coring

Pengambilan contoh tanah dengan cara coring dilakukan dengan ketentuan

berikut :

1. Digunakan single core barrel dengan cara putar.

Page 15: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

15

2. Contoh tanah dikeluarkan dari core kemudian dimasukkan kedalam

kantong plastik dan ditutup rapat dengan cara diikat atau cara lainnya

yang diizinkan Pengawas.

3. Kantong plastik diberi label, nomor contoh, nomor bor, kedalaman,

tanggal, proyek.

7.2.1.6 Pengambilan contoh dengan Single & Double Core

Pengambilan contoh tanah dengan cara tabung terbuka dilakukan dengan

ketentuan berikut :

1. Ukuran tabung minimal berdiameter 75 mm

2. Panjang tabung minimal 500 mm

3. Panjang ruang contoh tabung minimal 40 mm.

4. Setelah pengambilan contoh tanah, tabung ditutup pada kedua ujungnya

dan kemudian diberi label.

7.2.1.7 Sondir (Penetrometer Static)

Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras,

menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung konus dan

daya lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki. Sondir dilakukan di lokasi

gorong-gorong/box culvert, penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik

sondir disesuaikan kondisi di lapangan.

Ada dua macam alat sondir yang bisa digunakan (disesuaikan kondisi di

lapangan) :

1. Sondir ringan dengan kapasits 2,5 ton

2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton

Penetrometer Static di Indonesia dikenal dengan sebutan Alat Sondir

Belanda (Ducth Penetrometer atau Ducth Deepsounding Apparatus) atau

percobaan Penetrasi Kerucut (Cone Penetration Test).

Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan pipa sedalam 20 cm, berturut-

turut menunjukkan harga > 150 kg/cm2, kedua alat sondir terangkat keatas,

sedangkan pembacaan manometer belum menunjukkan angka yang

maksimum, maka alat sondir perlu diberi pemberat yang diletakkan pada

baja kanal jangkar.

Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau berlawanan penetrasi

konus dan jumlah hambatan lekat, grafik yang dibuat adalah perlawanan

penetrasi conus (qc) pada tiap kedalaman dan jumlah hambatan pelekat

pada tiap hambatan.

Penentuan titik lokasi sondir dan jumlah titik sondir disesuaikan kondisi dan

kebutuhan di lapangan

Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah

perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan

(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa.

7.2.2 Lokasi Quarry

Page 16: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

16

Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan,

maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar

lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi

quarry lain yang dapat dimanfaatkan.

Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan

kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin

timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto.

Penentuan lokasi dan jumlah quarry disesuaikan kondisi dan kebutuhan di

lapangan

Volume yang tercantum dalam daftar kuantitas (bill of quantity) adalah

perkiraan dimana volume tersebut dapat dilakukan perubahan

(tambah/kurang) dengan persetujuan Pengguna Jasa.

7.3. Persyaratan

7.3.1. Pengujian Lapangan

Metode pekerjaan lapangan lainnya harus sesuai dengan persyaratan seperti

yang dijelaskan pada table 1 berikut :

No. Pengujian Acuan Keterangan

1. Resistivy ASTM G57-78

2.

Standard Penetration Test

termasuk Split Spoon

Sampling

ASTM D1586-94

Pada daerah

rencana jembatan,

penanganan

longsoran harus

mencapai

kedalaman lapisan

keras.

3. Stand pipe AASHTO T2252-84

7.3.2. Pekerjaan Laboratorium

Pekerjaan laboratorium dilaksanakan sesuai ketentuan yang tercantum pada

Tabel 2.

No. PENGUJIAN ACUAN KETERANGAN

SIFAT INDEKS

1. Kadar air ASTM D2216–92

2. Batas susut ASTM D427-93

3. Batas plastic ASTM D4318-93 - Fresh Condition

4. Batas cair SK-SNI M-07-1989-F - Oven dried 1000C

5. Analisa Saringan SNI 03-3423-1994-F

6. Berat jenis ASTM D 854-92 Gunakan “Wet methode”

7. Berat isi SNI-1742-1989

8. Chloride Content K.H. Head, Vol. 1, 1984

9. Carbonate Content K.H. Head, Vol.1, 1984

Page 17: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

17

10. Sulphate Content K.H. Head, Vol.1, 1984

SIFAT KUAT GESER TANAH

1. Direct Shear SNI 03-2813-1992

- Fresh sample dengan Penjenuhan - Fresh sample tanpa penjenuhan - Fresh sample di oven 70 0C selama

satu hari

2. Swelling ASTM D 4546-90

KEPADATAN 1. Pemadatan

SIFAT KELULUSAN

1. Permeabilities K.H. Head Vol. 2, 1984 Manual of Soil Laboratory Testing dgn methode Falling Head.

Untuk survey dan perhitungan Laboratorium Geologi dan Geoteknik

menggunakan format standar.

BAB VIII

SURVEY HIDROLOGI / HIDRAULIKA

8.1. Tujuan

Tujuan Survey Hidrologi dan Hidraulika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini

adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan data karakter/perilaku aliran air pada

bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis

hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan

drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengaruh arus)

yang diperlukan.

8.2. Lingkup Pekerjaan

Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolika ini meliputi :

a. Mengumpulkan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan

(catchment area) dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan / atau instansi terkait

di kota terdekat dari lokasi perencanaan.

b. Mengumpulkan data bangunan pengaman seperti gorong-gorong, jembatan,

selokan yang meliputi : lokasi, dimensi, kondisi tinggi muka air banjir.

c. Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan

tinggi muka air banjir rencana dengan metode yang sesuai.

d. Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan

dalam proses perencanaan yang aman.

e. Menghitung dimensi dan jenis bangunan pengaman yang diperlukan

f. Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan / jembatan termasuk pengaruhnya

akibat adanya bangunan air.

g. Merencanakan bangunan pengaman jalan/jembatan terhadap gerusan samping

atau horizontal dan vertical.

8.3. Persyaratan

Page 18: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

18

Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI)

No. : 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No. : 03-1724-1989

SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan

di Sungai).

BAB IX

PERENCANAAN TEKNIS

9.1. Tujuan

Tujuan dari Perencanaan Teknis ini adalah untuk merencanakan baik geometrik,

perkerasan, jembatan, box culvert/gorong-gorong, struktur bangunan pelengkap,

sampai dengan penyiapan dokumen pelelangan, sehingga menghasilkan suatu

perencanaan yang sempurna, ekonomis, serta ramah terhadap lingkungan.

9.2. Lingkup Pekerjaan

Ruang lingkup pekerjaan ini tercakup dalam kegiatan ini :

a. Merencanakan geometrik jalan dan jembatan dengan memperhatikan stabilitas

lereng,

b. Merencanakan jenis serta tebal perkerasan,

c. Merencanakan bangunan atas dan bawah jembatan (bentang jembatan kurang

dari 20m),

d. Merencanakan bangunan pelengkap dan pengaman jalan,

e. Menyiapkan dokumen lelang.

9.3. Persyaratan

9.3.1. Perencanaan Geometrik

1. Standar geometric jalan yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah Tata

Cara Perencanaan Geometrik untuk Jalan Antar Kota No. 038/BM/1997

dan Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Bina Marga

– Maret 1992).

2. Perencanaan Drainase

Dalam perencanaan drainase harus mengacu pada Standar Perencanaan

Drainase Permukaan Jalan SNI No. 03-3424-1994

3. Keselamatan Lalu lintas

Dalam perencanaan harus mempertimbangkan aspek keselamatan

pengguna jalan, baik selama pelaksanaan pekerjaan maupun paska

konstruksi. Perencana harus menjamin bahwa semua elemen yang

direncanakan memenuhi persyarataan desain yang ditetapkan dan sesuai

dengan kondisi lingkungan setempat.

4. Perangkat Lunak Perencanaan

Dalam melaksanakan perencanaan dengan menggunakan perangkat

lunak yang kompatibel, misalnya :

- Land Development : Untuk pekerjaan Geometric Jalan (Horizontal

& Vertical), Cut and Fill;

Page 19: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

19

- AutoCAD (Computer Aided Design) : Untuk pekerjaan

gambar/design detail baik untuk gambar 2D atau 3D;

- SAP2000 : Untuk pekerjaan perhitungan structure, perkerasan

jalan/kaku;

- MatLab (Matrix Laboratory) : Untuk pekerjaan perhitungan

stabilitas lereng/longsoran;

- MS. Office : Untuk pekerjaan data dan laporan-laporan, dll.;

9.3.2. Stabilitas Lereng

Perhitungan stabilitas lereng dilakukan guna memberikan informasi tentang

berapa tinggi maksimum dan kemiringan lereng desain galian yang aman

dari keruntuhan.

Perhitungan stabilitas lereng diperoleh dari beberapa parameter tentang sifat

fisik tanah setempat yang diperoleh dari contoh tabung (undisturbed

sample) beberapa dari test triaxial atau direct shear.

Parameter yang dihasilkan dari percobaan ini, yaitu = kohesi tanah, =

sudut geser tanah dan w = berat isi tanah.

Perhitungan angka keamanan lereng (sudut lereng dan tinggi maksimum

yang aman) dilakukan dengan menggunkan rumus dan Grafik Taylor. Salah

satu contoh rumus yang dapat digunakan adalah :

xHwxNa

CFk

Dimana : Na = Angka Stabilitas Taylor

C = Kohesi Tanah (ton/m2)

H = Tinggi Lapisan Tanah (m)

w = Berat Isi Tanah Basah (ton/m3)

Fk = Faktor keamanan (Fk>1,251 lereng aman )

Angka Stabilitas (Na) didapat dengan memplot nilai sudut geser dalam

tanah ( ) dengan sudut lereng desain ( ) ke dalam grafik Taylor (terlampir).

Factor lereng (F) digunakan asumsi :

FK>1,251 lereng aman

FK=1,251 lereng dalam keseimbangan

FK<1,251 lereng tidak aman

9.3.3. Stabilitas Badan Jalan

Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang

ada, jenis dan karakteristik batuan, dan kondisi lereng.

Pengkajian stabilitas badan jalan harus mencakup 3 (tiga) hal, yaitu gerakan

tanah atau longsoran yang sudah ada di lapangan, perkiraan longsoran yang

mungkin terjadi (hasil analisis) akibat jenis, arah dan struktur lapisan

batuan, dan longsoran yang dapat terjadi akibat pembangunan jalan. Untuk

ketiga hal diatas harus diindetifikasi jenis gerakan, faktor penyebabnya, dan

usaha-usaha penanggulangannya.

Page 20: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

20

9.3.4. Perencanaan Perkerasan

1. Standar

2. Analisis Lalu lintas

3. Pemilihan Jenis Bahan Material

9.3.5. Perencanaan Struktur Jembatan (bentang jembatan < 20m)

Rujukan yang dipakai untuk perencanaan struktur jembatan baik bangunan

atas dan bawah dalam pekerjaan ini adalah :

a. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI No.

1.2.28, UDC : 624.042 : 624.2,

b. BRIDGE Design Code and Manual (BMS’92)

9.3.6. Perencanaan Bangunan Pelengkap dan Pengaman Jalan

Salah satu rujukan yang dipakai untuk perencanaan bangunan pelengkap

dan pengaman jalan dalam pekerjaan ini adalah :

a. Pedoman Pemasangan Rambu dan Marka Jalan Perkotaan Undang-

undang Lalu lintas No. 14 Tahun 1992.

b. Standar Box Culvert (Bipran) 1992.

c. Gambar Standar Pekerjaan Jalan dan Jembatan (Subdit PSP 2002).

9.3.7. Penggambaran

1. Rancangan (Draft) Perencanaan Teknis

Tim harus membuat rancangan (draft) perencanaan teknis dari setiap

Detail perencanaan dan mengajukannya kepada Pengguna Jasa untuk

diperiksa dan disetujui.

Detail perencanaan teknis yang perlu dibuatkan konsep perencanaannya

antara lain :

a. Alinyemen Horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1 :

1000 untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan dengan interval garis

tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data yang dibutuhkan.

b. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala vertical 1 : 1000

untuk jalan dan 1 : 500 untuk jembatan dan skala vertical 1 : 100

yang mencakup data yang dibutuhkan.

c. Potongan melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA

(interval 50 meter), namun pada segmen khusus harus dibuat dengan

interval lebih rapat. Gambar potongan melintang dibuat dengan skala

horizontal 1 : 100 dan skala vertical 1 : 50. Dalam gambar potongan

melintang harus mencakup :

- Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan

- Profil tanah asli dan profil / dimensi DAMIJA (ROW) rencana.

- Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan

- Data kemiringan lereng galian / timbunan (bila ada).

Page 21: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

21

d. Potongan Melintang Tipikal (Typical Cross Section) harus digambar

dengan skala yang pantas dan memuat semua informasi yang

diperlukan antara lain :

- Gambar konstruksi existing yang ada

- Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan pada

ketinggian yang berbeda-beda

- Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota

- Rincian konstruksi perkerasan

- Penampang bangunan pelengkap

- Bentuk dan konstruksi bahu jalan

- Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada).

e. Gambar standar yang mencakup antara lain : gambar bangunan

pelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan dan sebagainya.

f. Gambar detail bangunan bawah dan bangunan atas jembatan

g. Keterangan mengenai mutu bahan dan kelas pembebanan.

2. Gambar Rencana Akhir (Final Design)

Pembuatan gambar rencana lengkap dilakukan setelah rancangan

perencanaan disetujui oleh Pengguna Jasa dengan memperhatikan

koreksi dan saran yang diberikan.

Gambar rencana akhir terdiri dari gambar-gambar rancangan yang telah

diperbaiki dan dilengkapi dengan :

a. Sampul luar (cover) dan sampul dalam

b. Daftar isi

c. Peta lokasi proyek

d. Peta lokasi Sumber Bahan material (Quarry)

e. Daftar symbol dan singkatan

f. Daftar bangunan pelengkap dan volume

g. Daftar rangkuman volume pekerjaan.

9.3.8. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan Pelaksanaan Fisik

a. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (per item) harus sesuai dengan

spesifikasi yang dipakai.

b. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan secara keseluruhan.

Table perhitungan harus mencakup lokasi dan semua jenis mata

pembayaran (pay item).

9.3.9. Perkiraan Biaya Pelaksanaan Fisik (Engineer’s Estimate)

1. Tim harus mengumpulkan harga satuan dasar upah, bahan dan peralatan

yang akan digunakan dilokasi pekerjaan.

2. Tim harus menyiapkan laporan analisa harga satuan pekerjaan untuk

semua mata pembayaran yang mengacu pada Panduan Analisa Harga

Satuan No. 028/BM/1995 yang diterbitkan Direktorat Jenderal Bina

Marga

3. Tim harus menyiapkan laporan perkiraan kebutuhan biaya pekerjaan

konstruksi.

9.3.10. Spesifikasi

Page 22: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

22

1. Spesifikasi harus mengacu pada spesifikasi yang berlaku di lingkungan

Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.

2. Bila diperlukan, tim harus menyusun spesifikasi khusus untuk mata

pembayaran yang tidak tercakup dalam spesifikasi tersebut diatas.

3. Penomoran untuk mata pembayaran yang baru harus disetujui oleh

Pengguna Jasa.

BAB X

KEAHLIAN YANG DIPERLUKAN

10.1 Tujuan

Tujuan dibuat ketentuan mengenai keahlian yang diperlukan, adalah untuk

mendapatkan hasil pekerjaan perencanaan yang optimal dan sesuai dengan standar

yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian

Pekerjaan Umum.

10.2 Tugas dan Fungsi Tenaga Ahli

10.2.1 Ahli Teknik Jalan Raya (Team Leader)

Tugas utama tim adalah bertanggung jawab pada hal-hal berikut :

- Merencanakan, mengkoordinasi dan mengendalikan semua kegiatan

dan personil yang terlibat dan dalam pekerjaan ini sehingga pekerjaan

dapat diselesaikan dengan baik serta mencapai hasil yang diharapkan.

- Mempersiapkan petunjuk pelaksanaan kegiatan, baik dalam tahap

mengumpulkan data, pengelolan dan penyajian akhir dari hasil

keseluruhan pekerjaan

Tugas ahli teknik jalan raya adalah merencanakan dan melaksanakan

semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan teknis jalan yang mencakup

pelaksanaan survey, pemilihan trase, perencanaan geometric, perkerasan

jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus menjamin

bahwa jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan

sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal

Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum.

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil.

- Pengalaman dalam bidang perencanaan jalan minimal 8 (delapan)

tahun,

- Pernah menduduki posisi Ketua Tim (Tim Leader) dalam pekerjaan

perencanaan jalan/longsoran jalan, dibuktikan dengan surat

keterangan dari pemberi kerja,

- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Madya Perencana Jalan.

10.2.2 Ahli Geoteknik (Geoteknik Engineer)

Tugas ahli geoteknik adalah merencanakan dan melaksanakan semua

kegiatan yang mencakup pelaksanaan penyelidikan tanah di lapangan dan

Page 23: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

23

di laboratorium, pengolahan dan analisis data tanah, dan perhitungan-

perhitungan mekanika tanah, serta harus menjamin bahwa data, analisis

dan perhitungan mekanika tanah yang dihasilkan adalah benar, akurat,

siap digunakan, dapat memberikan masukan yang rinci mengenai kondisi,

sifat-sifat dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan

dan jembatan.

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil/Geologi,

- Mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan jalan/longsoran

jalan minimal 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan

dari pemberi kerja,

- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.2.3 Ahli Teknik Pengukuran (Geodetic Engineer)

Tugas ahli teknik pengukuran adalah merencanakan dan melaksanakan

semua kegiatan dalam pekerjaan pengukuran yang mencakup pelaksanaan

survey pengukuran, pengolahan data pengukuran, dan penggambaran yang

dihasilkan adalah benar, akurat, dan siap digunakan untuk tahap

perencanaan teknis jalan dan jembatan.

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil/Geodesi,

- Mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan jalan/longsoran

jalan minimal 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan

dari pemberi kerja,

- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.2.4 Ahli Teknik Hidrologi / Hidraulik (Hydrology Engineer)

Tenaga ahli hidrologi / hidraulik adalah merencanakan dan melaksanakan

semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi.

Pengolahan dan analisis data hidrologi, dan perhitungan-perhitungan

hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi yang

dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan dan dapat memberikan

masukan yang rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan

untuk tahap perencanaan teknis jalan dan jembatan

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil/Pengairan,

- Mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan jalan/longsoran

jalan minimal 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan

dari pemberi kerja,

- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.2.5 Quantity & Cost Estimator

Page 24: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

24

Tugas quantity & estimator adalah melaksanakan semua kegiatan yang

mencakup pengumpulan data harga satuan bahan dan upah, menyiapkan

analisa harga satuan pekerjaan, membuat perhitungan kuantitas pekerjaan

jalan dan jembatan, membuat perkiraan biaya konstruksi, serta harus

menjamin bahwa data perhitungan analisa harga satuan dan perhitungan

kuantitas pekerjaan adalah benar dan akurat.

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,

- Mempunyai pengalaman dalam bidang perencanaan jalan/longsoran

jalan minimal 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan

dari pemberi kerja,

- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda Perencana Jalan.

10.2.6 Ahli Kontrak

Tugas ahli kontrak adalah menyiapkan dokumen pelelangan pekerjaan

fisik konstruksi jalan/longsoran jalan.

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,

- Mempunyai pengalaman dalam bidang Perencanaan Jalan/longsoran

jalan minimal 4 (empat) tahun, dibuktikan dengan surat keterangan

dari pemberi kerja,

- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda dibidangnya.

10.3. Assisten Ahli Jalan Raya :

Tugas Assisten Ahli Jalan Raya adalah Tugas ahli teknik jalan raya adalah

merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan

teknis jalan yang mencakup pelaksanaan survey, pemilihan trase, perencanaan

geometric, perkerasan jalan dan bangunan pelengkap yang diperlukan, serta harus

menjamin bahwa jalan yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan

sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina

Marga, Kementerian Pekerjaan Umum

Persyaratan minimal :

- Pendidikan Sarjana (S-1) Teknik Sipil,

- Pengalaman dalam bidang perencanaan jalan minimal 1 (satu) tahun,

- Mempunyai Sertifikat Keahlian (SKA) Ahli Muda Perencana Jalan.

10.4. Tenaga Teknisi

- Chief Surveyor : 1 (satu) orang.

- Surveyor : 2 (dua) orang.

- Bore Master : 1 (satu) orang.

- Chief Sondir : 1 (satu) orang.

10.5. Tenaga Pendukung

- Office Manager : 1 (satu) orang.

- CAD Draftman : 1 (satu) orang.

- Teknisi Boring : 1 (satu) orang.

Page 25: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

25

- Teknisi Sondir : 1 (satu) orang.

- Teknisi DCP : 1 (satu) orang.

- Operator Komputer : 1 (satu) orang.

- Sopir : 1 (satu) orang.

BAB XI

PELAPORAN

11.1. Tujuan

Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan

pelaksanaan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan

lengkap.

11.2. Laporan Pendahuluan

Laporan yang harus dibuat :

A. Laporan Administrasi :

1. Laporan Pendahuluan berupa ringkasan yang berisi metodologi dan rencana

kerja, yang dapat berfungsi sebagai umpan balik/feed back untuk perbaikan.

2. Laporan Survey Pendahuluan

Laporan dibuat selengkap-lengkapnya yang berisi seluruh kegiatan pada

survey pendahuluan yang memuat :

a. Foto dokumentasi,

b. Data lapangan sebagai bahan untuk survey berikutnya,

c. Analisa bahan untuk perencanaan,

d. Laporan teknis.

3. Laporan Bulanan

Berupa ringkasan kemajuan pekerjaan yang dilaksanakan setiap bulan, total

kemajuan kegiatan, dan keterlambatan yang terjadi serta sebab-sebabnya.

Selanjutnya juga memberikan saran-saran untuk mengatasinya dan tindakan

yang telah dilakukan untuk mengatasi keadaan tersebut di atas. Termasuk

semua kajian ulang yang diperlukan dan rencana kerja bulan berikutnya.

4. Laporan Akhir (Final Report)

Berupa rangkuman kegiatan yang telah dilakukan, berisi uraian pelaksanaan

survey pendahuluan, pengolahan data, perhitungan perencanaan beserta

rumus-rumus dan asumsi yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan ini.

B. Laporan Teknis :

1. Laporan Perencanaan

Laporan perencanaan ini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan-pekerjaan

masing-masing laporan berisi :

- Daftar isi

- Peta lokasi proyek

Page 26: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

26

- Daftar bangunan lengkap.

- Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur

bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain.

- Gambar rencana dibuat pada kertas kalkir ukuran A1, untuk kemudian

diperkecil menjadi A3.

2. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya

Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap

item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan

biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan

pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut :

- Daftar isi

- Peta lokasi proyek

- Daftar bangunan pelengkap/jembatan

- Perhitungan perkiraan kuantitas

- Analisa biaya

- Perkiraan biaya

3. Laporan penyelidikan tanah

Laporan Akhir Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya

pembahasan mengenai hal-hal berikut :

- Data proyek,

- Peta situasi proyek menunjukkan secara jelas lokasi proyek,

- Kondisi morfologi sepanjang lokasi,

- Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan,

- Hasil Boring dan Sondir,

- Hasil akhir pemeriksaan/uji tanah di laboratorium,

- Analisa perhitungan konstruksi timbunan dan stabilitas lereng,

- Analisa longsoran sepanjang trase jalan,

- Sumber bahan konstruksi jalan (jenisnya dan perkiraan volume

cadangan),

- Rekomendasi.

4. Laporan Topografi

Laporan topografi mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai

hal-hal berikut :

- Data Proyek,

- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

terhadap kota besar terdekat,

- Kegiatan perintisan untuk pengukuran,

- Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol horizontal,

- Kegiatan pengukuran untuk titik kontrol vertical,

- Kegiatan pengukuran situasi,

- Kegiatan pengukuran penampang melintang,

- Kegiatan pengukuran khusus (bila ada),

- Perhitungan dan penggambaran,

- Peralatan ukur yang digunakan berukur nilai koreksinya,

Page 27: KAK Longsoran Jongkang

KAK Perencanaan Teknis dan DED Penanganan Longsoran Jalan Jongkang Kecamatan Tenggarong

27

- Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi

termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan BM, pengamatan

matahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluan

perencanaan jalan,

- Deskripsi BM (sebagai lampiran),

- Data ukur hasil ploting dan negative film harus diserahkan.

5. Laporan Hidrologi

Laporan mengenai survey dan analisis hidrologi, yang meliputi :

- Data proyek,

- Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek

terhadap kota besar terdekat pos pencatat curah hujan,

- Analisis / perhitungan,

- Penentuan dimensi dan jenis bangunan air,

- Daftar lokasi bangunan air yang direncanakan.

6. Dokumen pelelangan pekerjaan fisik

Dokumen pelelangan pekerjaan fisik sesuai dengan standar dokumen

pengadaan nasional dari Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa

Pemerintah (LKPP).

7. Laporan Survey Kondisi Perkerasan Jalan

1. Data lapangan

2. Perhitungan

3. Usulan penanganan sementara

4. Laporan Teknis

8. Seluruh pelaporan ini diserahkan kepada Pengguna Jasa selain dalam

bentuk hardcopy, juga dalam bentuk digital, yaitu Soft Copy ke HardDisk

Eksternal 1 Terra Byte.

11.3. Penutup

Hal-hal teknis yang belum tercakup dalam KAK ini akan disampaikan dalam acara rapat

penjelasan (aanwijzing) dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kontrak

pekerjaan. Demikian KAK Perencanaan Teknis dan DED Desa Penanganan Longsoran

Jongkang Kecamatan Tenggarong ini dibuat sebagai acuan dasar dalam pelaksanaan

pekerjaan oleh konsultan.

Tenggarong, Nopember 2011

Menetapkan & Mengesahkan,

Kuasa Pengguna Anggaran

H. YOYO SURIYANA, ST, MT.

NIP. 19581127 198403 1 006