35
PERANAN KOMUNIKASI MASSA DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA O l e h : AZIZUL GAFFAR 05.20102.001

Karya Tulis Peranan Komunikasi

  • Upload
    faizal

  • View
    276

  • Download
    6

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Karya Tulis Peranan Komunikasi

PERANAN KOMUNIKASI MASSA DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

O l e h :

AZIZUL GAFFAR05.20102.001

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMENYAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS

2008

Page 2: Karya Tulis Peranan Komunikasi

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Tulis : PERANAN KOMUNIKASI MASSA DALAM

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA

Karya Tulis Bidang : IPS

Nama Mahasiswa : AZIZUL GAFFAR

Nomor Induk Mahasiswa : 05.20102.001

Jurusan / Program Studi : MANAJEMEN KEUANGAN S.1

Utusan : SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN

YAYASAN PERGURUAN ISLAM MAROS

Maros, 02 Maret 2008

Pembantu Ketua IBidang Akademik

MUH. YUSUF, SE, MM

Penulis

AZIZUL GAFFAR

Mengetahui,

Ketua Sekolah Tinggi Ilmu ManajemenYayasan Perguruan Islam Maros

(STIM YAPIM)

Drs. SULAIMAN HAFID, M.Si

i

Page 3: Karya Tulis Peranan Komunikasi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, yang

telah melimpahkan kekuatan dan ketabahan selama ini, sehingga penulis dapat

merampungkan karya tulis ini.

Penulisan karya tulis ini sebagai bahan Lomba Karya Tulis Mahasiswa

(LKTM) di bidang IPS dalam rangka mengembangkan kreativitas, wawasan dan

kemampuan akademik mahasiswa Kopertis Wilayah IX Sulawesi.

Dalam penulisan karya tulis ini, penulis tentunya tidak terlepas dari berbagai

kesulitan namun atas bantuan dari semua pihak maka kesulitan-kesulitan tersebut

dapat teratasi.

Oleh sebab itu kami sadar sepenuhnya bahwa karya tulis ini masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu ide serta saran dari pemerhati karya tulis ini yang

bersifat membangun kami sangat harapkan, mudah-mudahan dapat berarti buat diri

pribadi mahasiswa, semoga apa yang kami perbuat selama ini menjadi manfaat bagi

kita semua. Amin.

Maros, Maret 2008

Penyusun

iii

ii

Page 4: Karya Tulis Peranan Komunikasi

DAFTAR ISI

Halaman Judul ................................................................................................. i

Halaman Pengesahan ....................................................................................... ii

Kata Pengantar ................................................................................................. iii

Daftar Isi .......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 1

1.3 Tujuan ....................................................................................... 2

1.4 Kegunaan ................................................................................... 2

1.5 Metode Penelitian ...................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 3

2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa ....................... 4

2.2 Proses Komunikasi .................................................................... 4

2.3 Media Massa ............................................................................. 5

2.4 Pers dan Jurnalistik ................................................................... 7

2.5 Model-Model Komunikasi Massa ............................................. 7

2.6 Peranan Komunikasi Massa dalam Perubahan Sosial ............... 9

2.7 Dampak Negatif dari Komunikasi Massa ................................. 10

2.8 Dampak Positif dari Komunikasi Massa ................................... 12

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 15

3.1 Simpulan ................................................................................... 15

3.2 Saran .......................................................................................... 16

Daftar Pustaka

iv

iii

Page 5: Karya Tulis Peranan Komunikasi

BAB I

PENDAHULUAN

Fajar globalisasi informasi menyinsing sudah semua negara termasuk

Indonesia, tak punya pilihan lain selain menyingkap tirai jendela rumah kaca mereka

untuk menikmati sinar surya globalisasi. Jika tidak, mereka akan terkurung dalam

kepengapan dan kegelapan primorelialitas nasional yang sempit. Teknologi

komunikasi dengan bantuan satelit dan komputer telah melahirkan era globalisasi

informasi dimana peranan komunikasi massa mempengaruhi dalam perubahan sosial

bangsa kita. Dengan adanya era globalisasi informasi ini memiliki potensi untuk ikut

mengubah hampir seluruh sistem kehidupan masyarakat, baik dari segi politik,

ekonomi, sosial dan budaya bahkan Hamkan.

Pertanyaan yang muncul adalah strategi apa yang perlu diambil oleh negara

berkembang seperti Indonesia untuk mengambil manfaat era globalisasi informasi ini.

Untuk menjawab pertanyaan ini terlebih dahulu kita perlu mengkaji kondisi

perekonomian dewasa ini karena dengan kesadaran yang cukup tentang kondisi kini,

serta dengan antisipasi yang memadai tentang kemungkinan serta manfaat dari

komunikasi kita bisa berbaur dalam era globalisasi komunikasi ini dengan penuh

harapan.

1.1 Latar Belakang

Penulisan karya tulis ini sebagai bahan Lomba Karya Tulis Mahasiswa

(LKTM) di bidang IPS dalam rangka mengembangkan kreatifitas, wawasan dan

kemampuan akademik mahasiswa, Kopertis Wilayah IX Sulawesi dalam hal

keterampilan menulis, berbahasa dan berbicara di depan khalayak.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang ingin dipecahkan dalam karya tulis ini adalah

bagaimana pentingnya peranan komunikasi massa dalam perubahan sosial budaya

dengan adanya era globalisasi informasi dewasa ini yang mempengaruhinya.

1

1

Page 6: Karya Tulis Peranan Komunikasi

1.3 Tujuan

Penulisan karya tulis ini bertujuan sebagai tambahan bahan pustaka bagi

para mahasiswa mengenai pentingnya peranan komunikasi massa dalam

perubahan sosial budaya dan untuk mengetahui bagaimana pengertian proses,

model-model komunikasi massa serta untuk mengetahui dampak positif dan

dampak negatif dari komunikasi massa itu sendiri.

1.4 Kegunaan

Kegunaan dari karya tulis ini sebagai bahan referensi atau masukan bagi

mahasiswa serta sebagai bahan studi di bidang rubrikasi media massa dan secara

umum bermanfaat untuk ilmu komunikasi massa.

1.5 Metode Penelitian

Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode penelitian

kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dengan melakukan studi kepustakaan

yaitu mengumpulkan dan membaca sejumlah literatur yang berhubungan dengan

tema judul karya tulis.

2

Page 7: Karya Tulis Peranan Komunikasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi dan Komunikasi Massa

Mengeluarkan pikiran, berarti memindahkan gagasan melalui lambang-

lambang yang dimengerti kepada orang lain, dengan jujur agar orang lain itu

memahami apa yang dimaksudkan.

Karenanya, kegiatan memindahkan gagasan seperti dikemukakan di atas

merupakan kegiatan berkomunikasi, yang kemudian oleh orang dirumuskan

sebagai berikut :

“Komunikasi adalah suatu pernyataan antar-manusia yang bersifat umum dengan

menggunakan lambang-lambang yang berarti”.

Sedangkan komunikasi massa adalah suatu proses. Membicarakan

komunikasi massa tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan. Kedua istilah itu

sering dipertukarkan, baik dalam arti yang sama maupun dalam istilah yang

berbeda pengertiannya, namun kemudian pemakaiannya tidak tepat karena

memang pengertian yang diberikan terhadapnya juga tidak tepat.

Meskipun sulit dibedakan antara massa dan antara pers dan jurnalistik,

tetapi secara ilmiah tentu masih dapat selalu diusahakan dilakukannya

pembedaan terhadapnya.

Karena itu karya tulis ini akan membahas melalui suatu sistematika, apa

dan bagaimana, serta ciri-cirinya, komunikasi massa, media massa; perbandingan

pers dan media yang lain seperti film, radio saran dan televisi siaran; selanjutnya

dibahas pula serba sedikit tentang masa depan komunikasi massa dengan media

massanya, khususnya pers. Semua ini mengingat perkembangan teknologi

komunikasi yang demikian cepatnya, sehingga mau tidak mau kita haruslah

melakukan penyesuaian-penyesuaian baru terhadap perkembangan ini, terutama

sikap kita dalam menyongsong atau menghadapi era baru tersebut, yang sering

disebut sebagai “Masyarakat Informasi”.

3

3

Page 8: Karya Tulis Peranan Komunikasi

2.2 Proses Komunikasi

Sebagai suatu proses, komunikasi pada dasarnya tidak berbeda dengan

proses-proses komunikasi lain. Perbedaan yang khas ialah bahwa pada

komunikasi massa dipergunakan media massa. bahkan teknologi modern dalam

bentuk media massa itu adalah esensial bagi proses komunikasi massa tersebut.

Meskipun demikian, kehadiran dan pemakaian media ini hendaknya jangan

mengelirukannya dengan prosesnya itu sendiri.

Wilbur Schramm menyatakan bahwa perbedaan antara proses komunikasi

massa dengan yang lain, seperti komunikasi sosial, adalah sifat-sifat yang

terkandung dalam proses tersebut, yaitu misalnya bahwa sumbernya atau

komunikatornya lebih banyak bersifat terorganisasikan dan terlembagakan;

kemudian disalurkan melalui media massa secara massalitas ditujukan kepada

orang banyak yang bersifat anonym dan heterogen (1965).

Charles Wright (1959) mengidentifikasi beberapa karakteristik

komunikasi massa sebagai berikut :

1. Komunikasi massa itu ditujukan kepada audience yang relatif besar atau luas,

bersifat heterogen dan anonim. Kegiatannya dilakukan secara cepat dalam

waktu-waktu tertentu.

2. Pesan-pesan disiarkan secara umum (publicly), sering tertentukan waktunya

untuk mencapai sebagian besar audience secara simultan atau serempak.

3. Komunikator dikerjakan oleh suatu bentuk organisasi yang menggunakan

pembiayaan sangat besar atau banyak.

Setiap kegiatan komunikasi massa dapat dibagi ke dalam lima komponen,

yaitu para komunikator yang menyampaikan pesan-pesan melalui media massa

kepada suatu audience dengan beberapa efek tertentu.

Komunikator sering juga disebut sebagai sumber, meskipun dapat

dikatakan tunggal, tetapi terdiri atas banyak orang. Kegiatan atau pekerjaan para

komunikator ini adalah melalui suatu organisasi komunikasi yang rumit dengan

suatu tingkat kemahalan tertentu. Melakukan kegiatan dengan komunikasi massa

jauh lebih sukar daripada komunikasi antarpersona atau tatap muka. Sebabnya

4

Page 9: Karya Tulis Peranan Komunikasi

adalah komunikator itu harus menyampaikan pesan kepada banyak komunikan

yang masing-masingnya berbeda pribadi, pada saat yang sama. Meskipun jumlah

audience atau komunikan ini dapat mencapai jumlah jutaan, kontak komunikasi

yang fundamental adalah sama antara dua orang, yaitu otak atau kepala

komunikator harus mengenai otak atau kepala komunikan; dalam hal ini setiap

otak atau kepala komunikan yang demikian banyaknya. Sehingga kita dapat

mengatakan kontak pribadi-kontak pribadi yang diulangi sekian banyak kali

secara serentak.

Pesan-pesan dalam komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan

melalui media massa, bersifat massalitas, dan ditujukan kepada audience yang

luas. Penyampaian pesan-pesan bersifat umum atau publik, disampaikan secara

cepat, bersifat transient, terbuka buat semua orang.

Media massa ini di sini adalah dalam pengertian instrumen itu sendiri,

atau cara memakainya, mempergunakannya; hal inilah merupakan media massa

atau hanya suatu orang tertentu saja. Untuk mengkualifikasi massa, tidaklah

suatu komunikasi yang menimbulkan bersifat impersonal, tetapi juga kegiatan

sumber.

Audience atau komunikan merupakan bersifat heterogen, anonym,

terpisah-pisah dengan jarak yang dapat sangat jauh.

Dibandingkan dengan komunikasi sosial, dikatakan bahwa komunikasi

massa tidak bersifat alamiah, tetapi selalu dibentuk dan direncanakan, tersusun,

bahkan terorganisasikan atau terlembagakan; dikerjakan dalam bentuk jamak

serta massalitas; berlangsung dalam jangkauan yang luas, dan karena itulah tidak

bersifat pribadi atau personal. Kegiatan komunikasi massa mempunyai tujuan

dan terarah, karenanya disebut kegiatan yang terencana.

2.3 Media Massa

Biasanya dikatakan bahwa media massa itu adalah pers, film, radio dan

televisi. Tanpa adanya penjelasan yang lain. Hal ini tentu saja akan mudah

5

Page 10: Karya Tulis Peranan Komunikasi

menimbulkan kesalahpahaman ataupun kesimpangsiuran pengertian, dan tentu

saja pemakaiannya.

Saya ingin menggarisbawahi apa yang telah dikemukakan lebih dahulu,

yaitu bahwa media massa itu bukanlah instrumennya itu sendiri, tetapi jalan atau

cara yang bagaimana mempergunakan media itu. Suatu media baru dapat

dikualifikasikan sebagai suatu media massa apabila ia tidak hanya mempunyai

kemampuan untuk dapat menyalurkan suatu komunikasi yang dapat membuat

hubungan yang inpersonal antara komunikator dan komunikan atau audience-

nya. Tetapi juga sebenarnya dapat dipergunakan untuk berkomunikasi secara dari

suatu sumber tunggal kepada sejumlah besar orang atau audience yang luas.

Karena itu, televisi yang dipergunakan untuk memutar video kaset bukanlah

media massa. Juga suatu film (keluarga/rumah tangga) yang diputar di tengah

keluarga di rumah, juga bukan suatu media massa. Begitu pula radio yang

dipergunakan dalam kalangan terbatas seperti radio antar penduduk (CB), atau

dipergunakan untuk mendengarkan musik dari kaset misalnya, juga bukanlah

suatu media massa.

Istilah “media massa”, yang merupakan singkatan dari “media

komunikasi massa”, dipergunakan untuk menunjukkan penerapan suatu alat

teknis (media) yang menyalurkan atau merupakan wadah komunikasi massa.

Dari sudut pandang itu, kita dapat mengatakan bahwa media massa itu

terdiri atas :

1. Media tercetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku, pamphlet,

bahkan dapat diperluas dengan billboard, dan banyak alat teknis lainnya yang

dapat membawakan pesan-pesan untuk orang banyak.

2. Media elektronika, yaitu radio siaran atau programa dalam arti bersifat

auditif; televisi siaran atau programa; film atau gambar hidup, dalam arti

bersifat audiovisual bisa didengar maupun dilihat.

6

Page 11: Karya Tulis Peranan Komunikasi

2.4 Pers dan Jurnalistik

Pers sebagaimana dikatakan pada bagian terdahulu, adalah salah satu

media massa. Pers dalam arti sempit meliputi surat kabar dan majalah; dalam arti

luas dapat meliputi semua media tercetak. Apabila kita berbicara tentang pers,

maka kita dapat melepaskan diri dari jurnalistik. Kedua pengertian ini sering

dipertukarkan. Jurnalistik merupakan kegiatan komunikasinya, si komunikasinya

atau komunikasi massanya. Sedangkan pers merupakan wadahnya, atau

medianya tempat komunikasi massa itu disalurkan. Dengan demikian, kita akan

mengenal istilah-istilah seperti jurnalistik pers, jurnalistik film, jurnalistik radio,

dan jurnalistik televisi.

2.5 Model-Model Komunikasi Massa

Sampai kini kita mengenal adanya empat model komunikasi massa.

Pertama adalah “model jarum hopodermis”, yang adanya ini ialah anggapan

bahwa pengaruh media massa itu sangat kuat, langsung, cepat, dan hampir tak

ada kekuatan apapun yang dapat menghambatnya. Selain itu audience dianggap

bersifat atomistis, dalam arti bahwa individu-individu terhubungkan langsung

kepada media, dan tidak kepada individu-individu lainnya atau kelompoknya.

Audience dianggap bersifat pasif.

Setelah berbagai penelitian Lazarsfeld, Berelson, dan Gaudet (1948),

mereka pun memperkenalkan konsep atau “model komunikasi dua tahap”. Tahap

pertama adalah pengalihan informasi dari media massa kepada para pemuka

pendapat, dan ini merupakan bentuk komunikasi massa. Akan tetapi kemudian

tahap kedua yaitu dari para pemuka pendapat kepada para pengikutnya atau

anggota-anggota lain masyarakatnya merupakan penyebarluasan pengaruh; ini

bukan lagi berbentuk komunikasi massa, melainkan bentuk komunikasi

antarpersona. Sehingga dengan demikian, dalam model komunikasi dua tahap ini,

selain diperkenalkannya orang-orang yang dianggap “kaya informasi” dan

disebut para pemuka pendapat, diperkenalkannya pula hubungan maupun

7

Page 12: Karya Tulis Peranan Komunikasi

peranan yang sangat erat antara kedua bentuk komunikasi tadi, yaitu komunikasi

antarpersona dan komunikasi massa.

Ketika kemudian setelah sekitar 25 tahun dipergunakan, terdapat

kelemahan-kelemahan yang ada pada model komunikasi dua tahap ini, kemudian

timbul dua model lainnya.

Model ketiga adalah “model komunikasi massa satu tahap”. Meskipun

sama atau satu tahapnya dengan model jarum hypodermis, namun terdapat

beberapa perbedaan. Misalnya model komunikasi satu tahap mengakui bahwa

tidak semua media memiliki kekuatan pengaruh yang sama. Model komunikasi

satu tahap memperhitungkan peranan selektifitas sebagai faktor yang

menentukan penerimaan audience. Kemudian model komunikasi satu tahap

mengakui kemungkinan timbulnya reaksi yang berbeda dari audience terhadap

pesan komunikasi yang sama.

Selain itu timbul “model komunikasi banyak tahap”, yang mencakup

semua model tahapan komunikasi terdahulu. Model ini tidak menjurus kepada

tahapan-tahapan tertentu dalam penyebarluasan atau arus informasi melalui

media massa. Juga tidak menetapkan bahwa suatu informasi itu pasti tersebarnya

melalui media massa. Model ini menunjukkan bahwa dalam suatu

penyebarluasan pesan-pesan yang berasal dari suatu sumber informasi kepada

audience yang luas, akan terdapat banyak sekali variasi; sehingga dalam

menganalisis berbagai situasi komunikasi ataupun suatu kejadian dalam proses

itu, kita juga akan mempunyai banyak variasi. Misalnya mungkin sebagian

audience memperoleh informasi langsung dari media massa sebagai sumber

informasi, tanpa terikat kepada keharusan bahwa mereka itu merupakan para

pemuka pendapat; sebab mungkin saja penerima informasi langsung ini adalah

orang-orang biasa, kemudian menyampaikan informasi ini kepada para pemuka

pendapat. Mungkin sebagian audience memperoleh informasi setelah melalui

berbagai tahap yang harus dilalui setelah oleh suatu sumber informasi.

8

Page 13: Karya Tulis Peranan Komunikasi

2.6 Peranan Komunikasi Massa dalam Perubahan Sosial

Bagaimana sesungguhnya situasi perkomunikasian di tingkat nasional dan

global dewasa ini? Secara umum dapat dikatakan bahwa akibat kemajuan

teknologi komunikasi, jumlah dan jenis, luas cakupan, kecepatan edar, dan daya

penetrasi informasi kian tinggi. Baik komunikasi intra-nasional maupun yang

internasional.

Banyak hal positif dapat diharapkan dari peningkatan, perluasan dan

percepatan jumlah dan arus informasi global ini. Yang paling diharapkan adalah

kemauan dan kemampuan manusia untuk share atau berbagai pengalaman,

pengetahuan dan kebijakan untuk meningkatkan kualitas dan martabat hidup

manusia. Dalam bahasa yang lebih umum di tingkat nasional, bagaimana hal itu

dapat dimanfaatkan untuk mendukung program pembangunan nasional?

Dalam skala internasional dapat dikatakan bahwa dengan percepatan arus,

peningkatan jumlah dan jenis informasi diharapkan terjadi saling pengertian antar

bangsa.

Dengan demikian, solidaritas internasional dapat menumbuhkan, diikuti

dengan bentuk kerjasama global untuk menciptakan keadaan yang lebih konkrit

dapat membahagiakan umat manusia.

Sesungguhnya sudah sejak dulu, kebudayaan telah saling bertemu.

Manusia dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, ras, politik dan agama

telah saling berinteraksi sejak awal peradaban manusia. Apa yang dilakukan dan

dinikmati dalam suatu masyarakat tertentu, baik dalam bentuk benda maupun

sistem kehidupan pada dasarnya adalah buah dari interaksi yang panjang dari

berbagai kebudayaan.

Fenomena baru dalam era globalisasi ini hanyalah bahwa tempo edar

informasi kian pendek dan cakupannya kian luas. Berita tentang sesuatu kejadian,

diikuti secara serentak oleh ratusan juta manusia dari seluruh permukaan bumi.

Dapat dikatakan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah peradaban manusia

arus kebudayaan Timur dan Barat bertemu dalam samudera peradaban global

kini. Dari pertemuan akbar ini diharapkan manusia mendapatkan yang terbaik.

9

Page 14: Karya Tulis Peranan Komunikasi

Model dan bentuk-bentuk sharing apa yang telah didapatkan untuk kemaslahatan

manusia? Kita berharap bahwa dengan kemajuan ini manusia bisa mempelajari

segi-segi terbaik dari semua budaya untuk memperkaya peradaban manusia.

Mereka yang di Timur mendapat segi positif rationalitas Barat, sedangkan

mereka yang di Barat bisa mempelajari segi-segi terbaik religiusitas Timur.

Demikian pula materialisme yang berkembang pesat di Barat dengan ditopang

oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat bersanding bahagia dengan

spiritualitas Timur.

Dalam skala nasional diharapkan bahwa teknologi komunikasi ini juga

dapat menjembatani antara mereka yang ada di kota dan di desa; mereka yang

memerintah dan yang diperintah; kaum elit dengan massa; sipil dan militer; IBB

dan IBT, dan seterusnya.

Dengan tersibaknya tirai rumah kaca lokal dan nasional yang kita diami,

kita amati peristiwa dan dapat menyaksikan kejadian di luar “rumah”. Pada

tingkat nasional, seorang petani di Dusun dapat menyaksikan gaya hidup orang

gedongan di kota lewat layar televisi, dengan segala kemungkinan implikasinya.

Pada tingkat internasional, seseorang politisi misalnya, dengan leluasa dapat

menganalisis kejadian di Tiananmen, model demokrasi ala Amerika, keruntuhan

Tembok Berlin. Krisis di Timur Tengah, dengan segala kemungkinan dampak

individu dan sosialnya.

2.7 Dampak Negatif dari Komunikasi Massa

Sayang sekali, masih banyak hal yang kurang menggembirakan dalam

sistem komunikasi internasional dan nasional dalam tatanan global dewasa ini.

Yang patut mendapatkan perhatian kita bersama, antara lain : pertama, sistem

komunikasi nasional dan global masih vertikal dan timpang. Kesempatan

“dialog” antar bangsa belum termaafkan. Yang terjadi adalah “monolog” dengan

“kesempatan” bicara lebih besar pada kalangan yang maju dan berkuasa. Isi

pesan masih sangat didominasi oleh negara maju. Perhatikanlah tayangan televisi

kita yang terus diwarnai software Hollywood. Sumber-sumber berita

10

Page 15: Karya Tulis Peranan Komunikasi

internasional masih berkisar pada raksasa Reuters, UPI, AF, dan AP. Dalam

skala nasional gambaran yang sama juga tampak. Media kita terasa sangat urban

sentries, pemerintah sentries, dan elit sentries. Pemberitaan tentang desa dan

warga masyarakat marginal, sangat kecil porsinya di media massa kita.

Kedua, media massa terutama televisi yang jangkauannya kian luas, ini

masih mengembangkan fungsi hiburan. Fungsi pendidikan dalam arti terencana

dan luas jika tepat disebut begitu, terasa begitu kerdil. Media elektronika,

terutama televisi dijejali dengan film hiburan, musik, dan sebagainya.

Ketiga, media massa tampak lebih menghidupkan sikap konsumtifisme

dan hedonisme, belum mendorong secara meyakinkan munculnya inisiatif rakyat

untuk peningkatan produktivitasnya. Gambaran di media massa terkesan masih

memperlihatkan cara hidup mewah.

Keempat, kemajuan teknologi komunikasi terkesan elitis, lebih dan kian

menguntungkan segmen kecil dari masyarakat. Misalnya, telepon yang

pemiliknya masih sangat terbatas di kalangan elit di ibu kota negara dan propinsi.

Masih lebih kurang 50 juta saudara-saudara kita belum punya akses menerima

siaran TV di daerah-daerah blackspot, walaupun parabola di kota-kota telah

merelay siaran negara ini. Dari segi isi media cenderung meng-cover elit,

penguasa dan orang glamour. Kondisi, aspirasi dan problema hidup dari

golongan bawah dan segala romantiknya terkesan tak mendapat sentuhan

memadai. Kecuali jika mereka terkena bencana.

Empat asumsi yang dikemukakan di atas memperhatikan bahwa jika

trend ini terus terjadi, maka komunikasi dalam era globalisasi ini belum dapat

menopang pembangunan nasional. Malahan pada batas-batas tertentu, hal itu

menciptakan problema-problema baru. Misalnya, muncul kebergantungan baru,

lebih melebarnya kesenjangan sosial ekonomi dan sebagainya.

Dengan demikian, sistem komunikasi belumlah memberikan kontribusi

optimal dalam upaya memecahkan tantangan terbesar yang dihadapi dalam

pembangunan bangsa, yakni pengangguran, arus urbanisasi, kesenjangan antar

11

Page 16: Karya Tulis Peranan Komunikasi

golongan kaya dan miskin, desa dan kota. Ia juga belum merangsang

produktivitas masyarakat.

Dari sini terlihat bahwa arah dan strategi komunikasi perlu dibenahi terus

agar kemajuan teknologi komunikasi pada era globalisasi ini bukannya counter

productive bagi pembangunan nasional. Namun perlu diingat bahwa mustahil

membuat strategi komunikasi tanpa menghubungkannya dengan faktor ekonomi,

politik sosial budaya yang mengkondisikan, dan menentukan keberadaannya.

2.8 Dampak Positif dari Komunikasi Massa

Untuk dapat memetik manfaat kemajuan teknologi komunikasi, langkah

dan strategi media untuk pembangunan perlu diatur dengan topangan

kebijaksanaan yang lebih berorientasi horizontal, partisipatif, dan multiarah.

Untuk itu, beberapa gagasan dasar dapat ditawarkan.

Gagasan dasar ini dilatarbelakangi oleh pemikiran Everett M. Rogers

yang melihat keruntuhan paradigma pembangunan lama yang memberikan titik

berat pada pertumbuhan ekonomi, teknologi padat karya, dan sentralisasi

perencanaan dan implementasi atau topdown program pembangunan. Munculnya

paradigma baru yang berintikan pada distribusi, perhatian pada kualitas hidup,

tumpuan pada kemampuan sendiri, kian melebarnya peluang prakarsa dan

partisipasi, serta lebih kuatnya potensi-potensi bagi terjadinya bottom-up proses

dari pembangunan. Gagasan-gagasan dasar yang perlu diperhatikan, antara lain :

Pertama, kita sebaiknya melapangkan peluang masyarakat untuk

berprakarsa aktif dalam proses komunikasi pembangunan. Sekarang masyarakat

umum terkesan lebih sebagai penerima pasif dari kajian media massa. Mungkin

diperlukan adanya semacam “bank ide” bagi anggota masyarakat untuk

menginvestasikan usul yang applicable, model-model prakarsa yang berciri

bottom up process, kisah-kisah sukses program yang bisa melahirkan inspirasi

dan inovasi, atau cerita kegagalan yang tidak pantas diulang kembali.

Kedua, perlu diupayakan kemungkinan adanya semacam penggalangan

networking antar masyarakat. Sampai kini ide-ide menarik suguhan media massa

12

Page 17: Karya Tulis Peranan Komunikasi

terkesan belum terjawab dalam suatu “kebangkitan” yang barangkali pada

jaringan-jaringan kehidupan masyarakat kita. Ide-ide itu barangkali harus diikuti

dengan petunjuk, misalnya di mana orang dapat belajar lebih jauh tentang sesuatu

yang menarik dilihatnya di media massa. Termasuk di sini, umpamanya

bagaimana kelompok-kelompok marginal dapat menyelesaikan persoalan hidup

mereka.

Ketiga, dekolonialisasi informasi harus lebih mewarnai perhatian kita

daripada keasyikan “menerima” dominasi suguhan negara lain. Ini berarti kita

harus andal dalam penguasaan teknologi software. Jika tidak, upaya

demokratisasi informasi akan selalu terdesak oleh kebergantungan dan monopoli

informasi.

Keempat, perlu diupayakan desentralisasi dan de-elitisasi informasi.

Indonesia, negara berdusun lebih dari 60.000 perlu memberikan perhatian utama

kepada warganya yang bermukim di desa-desa itu.

Kalau mereka terus diabaikan, maka magnit dari era globalisasi akan

menyedot golongan menengah ke atas ke area yang sama di negara atau ‘rumah

kaca” yang lain. Kelas menengah ke atas akhirnya akan lebih akrab dengan

“kawan” mereka di negara lain. Solidaritas dan rasa persaudaraan dengan mereka

yang berada di desa pada akhirnya akan tersungkur.

Kelima, perlu perencanaan komunikasi yang lebih terpadu dengan

pendekatan holistik dan lebih berupaya pada optimalisasi pemanfaatan teknologi

komunikasi yang kian canggih sambil tetap memberikan peluang bahkan

mendorong komunikasi antarpersona. Komunikasi perlu diintegrasikan dan

diartikulasikan dalam kebijaksanaan pembangunan nasional. Komunikasi

pembangunan mestilah memiliki hubungan yang harmonis dengan program

pembangunan nasional secara keseluruhan.

Inti dari semua adalah demokratisasi informasi. Yang memungkinkan

orang sharing dan berbagai pengalaman dengan orang dari manapun saja.

Strategi komunikasi pembangunan seyogyanya membuat suatu sistem yang

memungkinkan terjadinya mekanisme belajar-mengajar dalam arti seluas-

13

Page 18: Karya Tulis Peranan Komunikasi

luasnya. Orang saling memotivasi bagi munculnya inspirasi dan prakarsa;

masyarakat dapat mengaktualkan potensi-potensi yang selama ini mungkin terus

terpendam dalam gelapnya “rumah kaca” mereka.

Demokratisasi komunikasi ini berkonotasi perubahan perspektif secara

fundamental. Ini tidak hanya berarti membuat kondisi yang memungkinkan

individu atau negara secara aktif berperan dan berpartisipasi di dalam semua

proses komunikasi. Patut diingat bahwa mustahil lahir demokratisasi komunikasi

tanpa adanya demokratisasi politik, ekonomi dan sosial budaya. Dengan kata

lain, demokratisasi komunikasi dan demokratisasi masyarakat adalah dua

variabel yang saling mempengaruhi satu sama lain.

14

Page 19: Karya Tulis Peranan Komunikasi

BAB III

P E N U T U P

A. Kesimpulan

1. Komunikasi adalah suatu pernyataan antar-manusia yang bersifat umum

dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti.

2. Komunikasi massa adalah suatu proses. Membicarakan komunikasi massa

tidak dapat dilepaskan dari pembicaraan. Kedua istilah itu sering

dipertukarkan, baik dalam arti yang sama maupun dalam istilah yang berbeda

pengertiannya, namun kemudian pemakaiannya tidak tepat karena memang

pengertian yang diberikan terhadapnya juga tidak tepat.

3. Media massa itu terdiri atas :

a. Media tercetak atau cetakan, yaitu surat kabar, majalah, buku, pamphlet,

bahkan dapat diperluas dengan billboard, dan banyak alat teknis lainnya

yang dapat membawakan pesan-pesan untuk orang banyak.

b. Media elektronika, yaitu radio siaran atau programa dalam arti bersifat

auditif; televisi siaran atau programa; film atau gambar hidup, dalam arti

bersifat audiovisual bisa didengar maupun dilihat

4. Bagaimana sesungguhnya situasi perkomunikasian di tingkat nasional dan

global dewasa ini? Secara umum dapat dikatakan bahwa akibat kemajuan

teknologi komunikasi, jumlah dan jenis, luas cakupan, kecepatan edar, dan

daya penetrasi informasi kian tinggi. Baik komunikasi intra-nasional maupun

yang internasional.

5. Untuk dapat memetik manfaat kemajuan teknologi komunikasi, langkah dan

strategi media untuk pembangunan perlu diatur dengan topangan

kebijaksanaan yang lebih berorientasi horizontal, partisipatif, dan multiarah.

Untuk itu, beberapa gagasan dasar dapat ditawarkan.

15

15

Page 20: Karya Tulis Peranan Komunikasi

B. Saran

Untuk lebih meningkatkan wawasan pengetahuan dan keterampilan serta

cakrawala berfikir pada karya tulis “Peranan Komunikasi Massa Dalam

Perubahan Sosial Budaya” ini kepada mahasiswa, kami sebagai penyusun

mengharapkan bahwa :

1. Agar mahasiswa yang mengikuti diskusi mata kuliah ini, ada

baiknya mempersiapkan materi, diskusi dari bahan pustaka yang lain sehingga

tercipta hasil yang memuaskan, dimana semua mahasiswa harus aktif sehingga

ada umpan balik antara pemateri dan mahasiswa sehingga diskusi lebih hidup.

2. Kepada dosen pembimbing, agar meningkatkan metode

pembelajaran kepada mahasiswa dengan cara pemberian materi yang sesuai

dengan perkembangan sains dan pengetahuan sekarang ini.

16

Page 21: Karya Tulis Peranan Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

Riyono Pratikto, Drs. 1987. Berbagai Aspek Ilmu Komunikasi. Penerbit : CV. Remaja Karya. Bandung.

Astrid Susanto, 1985. Komunikasi dan Pembangunan. Penerbit : Sinar Harapan. Jakarta.

Djunaedhie, Kurniawan. 1991. Ensiklopedia Pers Indonesia. Penerbit : Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Quail, Dennis Mc. 1985. Teori-teori Komunikasi. Penerbit : Remaja Karya. Bandung.

Achmad A.S. 1990. Komunikasi dan Informasi Media Massa dan Khalayak. Penerbit : Hasanuddin University Press. Ujung Pandang.

17

Page 22: Karya Tulis Peranan Komunikasi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : ABD. AZIZUL GAFFAR

Tempat, Tgl. Lahir : Maros, 17 April 1977

Jenis Kelamin : Laki-Laki

S t a t u s : Belum Kawin

A g a m a : Islam

Pendidikan Terakhir : Public Relations Master Diploma Program

A l a m a t : Jl. Melati No. 11 Maros

Telp. (0441) 3881339 HP. 081342416257

18