Kasus 1 Hana

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    1/19

    KASUS 1

    Seorang anak laki-laki, usia 2 tahun, dibawa ke UGD Puskesmas karena kejang-kejang

    yang mulai dialami beberapa menit yang lalu. Pasien juga mengalami demam sejak 2 hari

    yang lalu dan demam tinggi sejak tadi malam. Menurut ibu, anaknya memang akan kejang

     jika demam tinggi. bu sudah memberikan penurun panas tapi anaknya tetap kejang. !asil

     pemeriksaan "isik, keadaan umum# sadar, telapak tangan tampak menggenggam ken$ang dan

     bibir mengatup ken$ang, dan tangan dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis, tampak 

    luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien.

    A. DAFTAR MASALAH

    • %aki-laki 2 tahun

    • &ejang sejak beberapa menit yll

    • Demam '() sejak 2 hari yll

    • Demam tinggi sejak tadi malam

    • *iwayat kejang jika demam tinggi

    • Penurun panas diberikan namun kejang tetap

    • Pasien sadar, telapak tangan menggenggam ken$ang, bibir mengatup ken$ang, tangan

    dan kaki tampak kaku, bibir tampak sianosis

    • +ampak luka kotor dan bengkak di telapak kaki pasien

    B. DIAGNOSIS

    Diagnosis kerja # kejang et $ausa tetanus

    C. TUJUAN TATALAKSANA

    a Ta!a"aksana UGD #$skes%as

    - Stabilisasi   Surei primer '/D0). Utamakan menjaga jalan napas tetap

    terbuka dan oksigenasi 'sianosis)

    - Mengatasi kejangPrinsip # onset kerja, e"ikasi 'potensi), keamanan belakangan.

    +atalaksana awal kejang 'dosis, S1)

    - Mengatasi simptom # demam

    & 0radikasi kuman penyebab' C. tetani – anaerob dengan pemberian antibiotik,

     perawatan luka dan debridemen

    &  etralisasi toksin dengan serum antitetanus dan D+ karena luka kotor dan riwayat

    imunisasi tidak diketahui

    ( Ta!a"aksana "anj$!an )r$j$kan

    & 0aluasi lanjutan

    & +atalaksana kejang 'dosis maintenan$e)

    & &ebutuhan $airan dan nutrisi

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    2/19

    D. GOLONGAN OBAT

    1.  Menga!asi Kejang )An!ikon*$"san

    Golongan obat untuk mengatasi kejang#

    O(a! +,ikasi Sa,e!- S$i!a(i"i!- Cos!Kar(a%ae/i

    n

    naktiasi

    kanal a à 

    menurunkan

    kemampuan

    syara" untuk

    menghantarka

    n muatan

    listrik

    0S # mual,

     bingung,

    mengantuk,

     pandangan

    kabur, ataksia

    0S jarang #

    agranulositosi

    s

    ndikasi# 0"ekti" 

    untuk epilepsi

     parsial terutama

    epilepsi

    kompleks,

    epilepsi umum

    tonik-klonik,

    maupun

    kombinasi

    kedua jenis

    epilepsi ini.

    &ontraindikasi#

    gangguan

    konduksi 3,

    riwayat depresisumsum tulang,

     por"iria..

    &arbama4epin 255

    mg

    Ba%ge!o"65765

    kaplet salut

    selaput*p. 685.555

    Kar(a%ae/in 

    tablet 255 mg

    65765 *p. 9:.;59

    Bar(i!$ra! Mekanisme

    kerja

    menghambat

    kejang

    kemungkinan

    melibatkan

     potensiasi

     penghambata

    n sinaps

    melalui suatu

    kerja pada

    reseptor

    G,

    0S # simptom

    serebral

    'sedasi,

    ataksia,

    nistagmus),

    mengantuk

    'pada

    dewasa), dan

    hiperkinesia

     pd anak2

    +oleransi tjd

     pd pemakaian

     jangka panjang dan

    ndikasi#

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    3/19

    rekaman

    intrasel

    neuron

    korteks atauspinalis

    kordata

    men$it

    menunjukkan

     bahwa

    "enobarbital

    meningkatkan

    respons

    terhadap

    G yang

    diberikan

    se$ara

    ionto"oreti

    withdrawl s$r 

    tiba2 yg dpt

    memi$u

    statusepileptikus

    depresi

     perna"asan

     berat, por"iria

    Ga(a/en!in Digunakan

    sbg # ? add-

    on@ drugs pd

     penderita

    epilepsi yg

    tdk men$apai

    e"ek baik dg

    obat

    antiepilepsi

    lain

    Gabapentin A

    karbama4epin

     juga

    digunakan utk 

    mengobati

    nyeri

    neuropatik

    3igabatrin

    sedikit =

     jarang

    digunakan

    krn dpt

    mengurangi

    daerah

     pandang

    'isual "ields)

    sampai 6=9

     penderita

    ndikasi# 0"ekti" 

    untuk epilepsi

     parsial dan

    epilepsi umum

    sekunder.

    &ontraindikasi#

    Pasien yang

    hipersensiti"

    terhadap

    gabapentin,

     pankreatitis

    akut, tidak

    e"ekti" pada

    sei4ure

    generalisasi

     primer.

    A"/en!inGabapent

    in 955 mgDos

    ;725B 9765*p.

    995.555

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    4/19

    'shooting A

    stabbing) yg

    krg berespon

    thdp analgesik konensional.

    Gabapentin

    meningkatkan

    kerja G

    dengan

    mekanisme

    yang belum

    diketahui

    2a"/roa! naktiasi

    kanal a à 

    menurunkan

    kemampuan

    syara" untuk

    menghantarka

    n muatan

    listrik

    &adang-

    kadang

    respon

    idiosinkratik

    menyebabkan

    toksisitas

    hepatik parah

    = "atal

    isa juga

    menyebabkan

    mual,

     peningkatan

    ,

     perdarahan A

    rambut

    rontok relati"

    ke$il

    ndikasi#

    Dikenal sebagai

    10 spektrum

    luas, e"ekti"

    untuk epilepsi

    tipe lena,

    epilepsimioklonik,

    epilepsi umum

    tonik maupun

    tonik-klonik

    Sebagai terapi

    tunggal atau

    terapi tambahan

     pada

     pengobatan

     partial sei4ure

    'elementary dan

    kompleks) dan

    absen$e sei4ure

    'petit mal)

    &ontraindikasi#

    2a"/roa! !a("e! 13

    %g;5

    tablet=btol*p.

    68.;62

    2a"/roa! !a("e! 43

    %g;5 tablet=btol

    *p. 2:.998

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    5/19

    !ipersensitiita

    s, penderita

     penyakit hati

    atau dis"ungsihati yang nyata

    Hi5an!oin naktiasi

    kanal a à 

    menurunkan

    kemampuan

    syara" untuk

    menghantarka

    n muatan

    listrik

    0S#

    Gangguan

    saluran $erna,

     pusing, nyeri

    kepala,

    tremor,

    insomnia,

    neuropati

     peri"er,

    hipertro"i

    gingia,

    ataksia,

     bi$ara tidak

     jelas,

    nistagmus,

     penglihatan

    kabur, ruam,

    akne,

    hirsutisme,

    demam,

    hepatitis,

    lupus

    eritematosus

    ndikasi # semua

     jenis epilepsi,

    ke$uali petit

    malB status

    epileptikus.

    Peringatan#

    gangguan hati,

    hamil,

    menyusui,

     penghentian

    obat mendadak,

    hindari para

     por"iria

    Feni!oinkapsul

    655 mg2;5

    kapsul=btl*p.

    2>.C9C

    Beno5iae/i

    n

    1bat-obat

     basa lemah

    dan diabsorpsi

    sangat e"ekti"

     pada p!

    tinggi yang

    Mengantuk,

    kelemahan

    otot, depresi

     pernapasan,

    kon"usi,

    konstipasi,

    ndikasi# arang

    digunakan per

    oral, tetapi

    sering

    digunakan

    se$ara intraena

    nj.dia4epam *p

    C>2,;>

    1ral *p 2C,;5

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    6/19

    ditemukan di

    dalam

    duodenum.

    0"ekti" pada

    saat serangan

    akut.

    depresi,

    diplopia,

    disatria, nyeri

    kepala,hipotensi,

    mual,

    inkontinensia,

    ertigo, dan

     pandanga

    kabur.

    atau per rektal

    untuk

     pengobatan

    statusepileptikus.

    pabila

    diberikan se$ara

    intraena, onset

    kerjanya sekitar 

    6-2 menit, tetapi

    masa kerjanya

    hanya 6;-25

    menit.

    &ontraindikasi#

    depresi

     perna"asan,

    insu"isiensi

     pulmoner akut,

    status

    "obi=obsesi,

     psikosis kronik,

     por"oria.

    To/ira%a! Dapat

    diberikan

    tunggal atau

    sebagai terapi

    tambahan

    untuk kejang

    tonik-klonik

    umum atau

    kejang "okal

    dengan atau

    tanpa

    generalisasi

    0S# Mual,

     bingung,

    mengantuk,

     pandangan

    kabur,

    ataksia,

     penurunan

     berat badan,

    insomnia,

    depresi,

    gugup,

    suasana hati

    ndikasi#

    Sebagai

    monoterapi

     pada pasien

    yang baru

    didiagnosa

    epilepsi atau

    untuk konersi

    menjadi

    monoterapi

     pada pasien

    epilepsi.

    To/a%a6+opirama

    t ;5785*p.

    9C;.6:9

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    7/19

    skunder. tidak stabil. Sebagai terapi

    tambahan untuk 

    anak 'E2 tahun)

    dan dewasadengan kejang

     partial.

    &ontraindikasi#

    Menyusui

    Go"ongan o(a! !er/i"i7 # ben4odia4epin

    &arbama4epin memiliki e"ek samping yang lebih sedikit dibanding "enitoin dan lebih

     banyak digunakan untuk anak-anak karena tidak menyebabkan wajah kasar dan hipertro"i

    gusi. Pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku maupun kemampuan kogniti" lebih ke$il.

    4.  Menga!asi 5e%a% )Ana"ge!ik an!i/ire!ik

    Na%a

    go"ongan

    +,,i8a8- Sa,e!- S$i!a(i"i!-

    Kor!ikos!eroi

    5

    erinteraksi dengan

     protein reseptor yang

    spesi"ik di organ target,

    untuk mengatur suatu

    ekspresi geneti$ yang

    selanjutnya akan

    menghasilkan perubahan

    dalam sintesis protein

    lain. Protein yang

    terakhir inilah yang akanmengubah "ungsi seluler

    organ target sehingga

    diperoleh, misalnya,

    e"ek glukoneogenesis,

    meningkatnya asam

    lemak, meningkatnya

    reabsorpsi a,

    meningkatnya reaktiitas

    +SO#

    nsomnia, hipomania

    dan ulkus pepti$ akut

    Jangka /anjang#

    Diabetes dan

    osteoporosis,

     penggunaan dosis

    tinggi menyebabkan

    nekrosis aaskular

    dan sindrom $ushing.

    I# menekan radang

     pada demam rematik,

    arthritis, bursitis,

    tenosinoitis, reaksi

    alergi, dermatitis,

    *DS

    KI# ulkus pepti$,

     penyakit jantung,

    in"eksi sistemik 

    !ati-hati

    ketergantungan

    steroid

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    8/19

     pembuluh terhadap 4at

    asoakti" dan e"ek anti-

    in"lamasi.

    NSAID Non&

    se"ek!i, 

    kti"itas anti-in"lamasi

    melalui inhibisi sintesis

     prostaglandin. alur lain

    kemungkinan melalui

     penghambatan

    kemotaksis, menurunkan

    regulasi produksi %-6,

    menurunkan produksi

    radikal bebas dan

    mengganggu proses

    kalsium intraseluler.

    Selain itu juga

    menurunkan sensitiitas

     pembuluh darah

    terhadap bradikinin dan

    histamine, mengganggu

     produksi lim"okin dari

    lim"osit + dan

    mengembalikan

    asodilatasi sebagai

    akibat dari in"lamasi.

    +SO#

    Pada saluran $erna

    menyebabkan

     perdarahan, ulserasi,

     per"orasi lambung

    atau usus.

    !epatotoksik dan

    ne"rotoksik.

    *eaksi alergi pada

    kulit

    I# rheumatoid

    arthritis, nyeri

     jantung, nyeri ringan

    sampai sedang

    KI# tidak diberikan

     pada orang dengan

    tukak lambung yang

    akti" 

    NSAID

    Se"ek!i,

    )Co6i(

    Menghambat sintesis

     prostaglandin oleh

    /1F-2 pada lokasi

    in"lamasi tanpa

    mempengaruhi /1F-6,

    sehingga e"ek samping

    G+ minimal. /o7ib

    se$ara selekti" berikatan

    dengan sisi akti" en4im

    /1F-2 dengan e"ek

    +SO#

    0dema, hipertensi,

    thrombosis

    kardioaskuler, SS,

    rash

    'e"ek kardioaskuler

    yang berbahaya,

    sehingga sempat

    ditarik dari pasar)

    I# arthritis rematoid,

    osteoarthritis,

    arthritis gout akut,

    nyeri

    mus$uloskeletal akut

    KI# gangguan ginjal

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    9/19

    analgesi$, antipiretik dan

    anti-in"lamasi.

    #arase!a%o" Digunakan untuk

    mengatasi nyeri ringan

    hingga sedang tanpa

    e"ek antiin"lamasi yang

    kuat. Penghambat lemah

    /1F-6 dan 2 di jaringan

     peri"er serta /1F-9 di

    system sara" pusat.

    Men$apai kadar pun$ak

    dalam 95-85 menit.

    +SO#

    aundi$e, anemia

    hemolitik dan

    methemoglobinemia

    'jarang)

    Dosis (er"e(i7an#

     pusing, disorientasi,

    kerusakan hepar

    'nekrosis), kematian

    I# nyeri kepala,

    myalgia, nyeri

     postpartum, gout,

    in"eksi irus

    KI# kerusakan hepar 

    Pilihan golongan obat untuk mengatasi demam adalah para$etamol,karena Digunakan untuk

    mengatasi nyeri ringan hingga sedang tanpa e"ek antiin"lamasi yang kuat. Penghambat lemah

    /1F-6 dan 2 di jaringan peri"er serta /1F-9 di system sara" pusat.

    0.  +ra5ikasi k$%an )An!i(io!ika

    a. Debridemen 'penjelasan pada &0)

    (. Golongan ntibiotika #

    Na%a

    go"ongan

    +,,i8a8- Sa,e!- S$i!a(i"i!-

    Te!rasik"in ekerja dengan

    menghambat sintesis

     protein dengan

    menghambat perlekatan

    aminoasil-t* yang

     bermuatan. Memiliki

    spektrum yang luas.

    +SO# mual, muntah,

    diare, iritasi eso"agus,

    hepatotoksisitas,

     pankreatitis,

    gangguan darah,

    "otosensitiitas dan

    reaksi

    hipersensitiitas

    'demam).

    Menimbulkan

    disgenesis pada gigi

    susu maupun gigi

    tetap. Perubahan

    warna permanen dan

    I# in"eksi bakteri

    yang umum

    KI# +idak boleh

    diberikan pada anak-

    anak 62 tahun

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    10/19

    ke$endrungan terjadi

    karies. !ingga tidak

    dianjurkan diberikan

     pada anak.K"ora%,eniko" Penghambat kuat

    terhadap sintesis protein

    mikroba. ersi"at

     bakteriostatik untuk

    kebanyakan bakteri,

    melawan bakteri aerob

    dan anaerob serta gram

     positi" dan gram negati".

    +SO# mual, muntah,

    dan diare, depresi

    sumsung tulang,

    reaksi neurotoksik

    seperti sakit kepala,

    neuritis optik,

    neuritis peri"er dan

    reaksi

    hipersensitiitas.

    Memiliki e"ek

    samping hematologik 

    yg berat.

    I# in"eksi berat

    'hemophilus

    in"luen4a, demam

    ti"oid, dan

     burkholderia

    $epa$ea)

    KI# wanita hamil

    dan menyusui,

     por"iria

    Co&

    !ri%oksao"e

    erkompetisi dengan

    P dan en4imdihidro"olat sintetase

     bakteri sehingga

    membentuk analog asam

    "olat yang tidak

     ber"ungsi.

    Menghambat en4im

    dihidro"olat reduktase

     bakteri yang mengubah

    asam dihidro"olat

    menjadi asam

    tetrahidro"olat.

    +SO# mual, diare,

    sakit kepala,hiperkalemia, rash.

    man pada anak-

    anak.

    I# enteritis

    in"eksiosa,toksoplasmosis,

    nokardiasis

    KI# gagal ginjal,

    gangguan hati yang

     berat, por"iria

    F"orok$ino"on Merupakan analog dari

    asam nalidi7i$ yang

    akti" melawan bakteri

    gram positi" dan gram

    +SO# mual, muntah,

    dispepsia, diare, sakit

    kepala, gangguan

    tidur, ruam dan

    I# bakteri gram

     positi" dan gram

    negati"

    KI# hati-hati pada

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    11/19

    negati". 1bat ini

    memblok sintesis D

    dengan $ara

    menghambat en4imtopoisomerase 'D

    gyrase) dan

    topoisomerase 3. 1bat

    ini memiliki aktiitas

     bakterisidal dan lebih

    e"ekti" melawan bakteri

    gram negati"

    dibandingkan bakteri

    gram positi".

     pruritus. Selain itu,

    anoreksia,

     peningkatan kadar

    urea dan kreatinindalam darah, astenia,

    depresi, bingung,

    halusinasi, kejang,

    tremor, paraestesia,

    hipoastesia,

    "otosensitiitas,

    reaksi

    hipersensitiitas

    'demam) serta

    gangguan darah.

     pasien dengan

    riwayat epilepsi atau

    kejang, de"isiensi

    G8PD, miasteniagrais, gangguan

    ginjal, wanita hamil

    dan ibu menyusui,

    anak-anak dan

    remaja

    Se,a"os/orin Menghambat sintesis

    dinding sel mikroba.

    Dapat menembus sawar

    darah uri dan sawar

    darah otak, dieksresi

    utuh melalui ginjal.

    Memiliki spe$trum yang

    luas.

    +SO# *eaksi alergi,

    nyeri berat dan

    trombo"lebitis setelah

    injeksi intraena,

    toksisitas pada ginjal.

    Gen I# terutama

    akti" terhadap kuman

    gram positi" 

    Gen II# kurang akti" 

    terhadap bakteri

    gram positi", tapi

    lebih akti" terhadap

     bakteri gram negati" 

    Gen III# kurang

    akti" terhadap kokus

    gram positi", tapi

     jauh lebih akti"

    terhadap

    0nteroba$teria$eae

    #enisi"in ersi"at bakterisida dan

     bekerja dengan

    menghambat sintesis

    dinding sel. erdi"usi

    dengan baik di jaringan

    +SO# reaksi alergi

    dan reaksi ana"ilaksis

    yang dapat menjadi

    "atal, kejang pada

     pasien gagal ginjal.

    I# in"eksi kokus

    gram positi", in"eksi

     batang gram positi",

    in"eksi bakteri gram

    negati"

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    12/19

    dan $airan tubuh,

    tapi penetrasi ke dalam

    $airan otak kurang baik

    ke$uali jika selaput otakmengalami in"eksi.

    Diekskresi ke urin

    dalam kadar terapetik.

    KI# alergi penisilin

    Makro"i5e kti"itas

    antimikrobialnya

    kemungkinan inhibitor

    atau bakterisidal. kti"

     pada p! alkalin.

    Menghambat sintesis

     protein melalui proses

     binding pada *

    ribosom dan

    menghambat reaksi

    translokasi serta "ormasi

    kompleks inisiator.

    +SO#

    0"ek G+# anoreksia,

    mual, muntah,

    intoleransi

    gastrointestinal yang

    menstimulasi

    motilitas usus

    !epatotoksik#

    hepatitis kolestatis

    akut 'demam,

     jaundi$e, gangguan

    "ungsi hepar), reaksi

    hipersensitiitas

    'demam, eosino"ilia,

    rash)

    I#

    n"eksi gram positi" 

    KI#

    Gangguan hepar,

    hipersensitiitas

    K"in5a%isin erikatan se$ara

    reersible pada subunit

    ribosom dan

    menghambat sintesis

     protein, ba$teriostati$ or 

     ba$teri$idal tergantung

     pada konsentrasi obat,

    lokasi in"eksi dan

    orgamisme yang

    mengin"eksi

    +SO#

    Diare, rash, $olitis

     pseudomembran,

    mual, muntah,

    hipotensi, urtikaria,

    SS, gangguan "ungsi

    hepar, neutropenia,

    entero$olitis

    I#

    Pengobatan in"eksi

    anaerob, pro"ilaksis

    endokarditis,

     pneumonia

    KI#

    !ipersensitiitas

    A%inog"ikosi5

    a

    Menghambat sintesis

     protein se$ara

    +SO#

    1totoksik dan

    I#

    akteri enteri$ gram

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    13/19

    ireersibel, namun

    mekanisme pasti

    aktiitas bakterisidalnya

     belum diketahui. Didalam sel,

    aminoglikosida

     berikatan se$ara spesi"ik 

    dengan protein ribosom

    subunit 95S.

    Mengganggu

     pembentukan kompleks

     peptide, kesalahan

     pemba$aan m* dan

    merusak polisom

    menjadi monosom yang

    tidak ber"ungsi.

    ne"rotoksik 

    Pada dosis yang

    sangat tinggi dapat

    menyebabkaninhibisi

    neuromus$ular yang

     berdampak pada

     paralisis respiratorik 

    negatie

    KI#

    !ipersensitiitas

    golonganaminoglikosida

    S$",ona%i5e Sul"onamide merupakan

    analog P yang,

    P sangat penting

     bagi organism termasuk

     bakteri untuk sintesis

    asam "olat. Dengan

    struktur yang mirip,

    sul"onamide

    menghambat sintesis

    dihidropteroat dan

     produksi "olat.

    ktiitasnya melawan

     bakteri gram positi"

    maupun negatie,

    namun buruk melawan

     bakteri anaerob.

    +SO#

    lergi 'demam, rash

    kulit, dermatitis,

    "otosensiti", urtikaria,

    mual, muntah, diare,

    gangguan traktus

    urinarius), SS,

    stomatitis,

    konjun$tiitis,

    arthritis, gangguan

    hematopoieti$,

    hepatitis, poliarteritis

    dan psikosis 'jarang)

    I#

    n"eksi traktus

    urinarius,

    toksoplasmosis,

    malaria 'lini kedua)

    KI#

    !ipersensitiitas

    sul"a

    #o"i/e/!i5a Menghambat sintesis

    dinding sel bakteri.

    +SO#

    *eaksi alergi 'jarang)

    I#

    n"eksi berbagai

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    14/19

    kti" terhadap organism

    yang beragam, sesuai

    dengan spesialisasi

    masing-masing obatyang termasuk dalam

    golongan ini.

     jenis spesies

    KI#

    -

    Pilihan golongan obatnya adalah golongan metronida4ol

    8.  Ne!ra"isasi k$%an )An!i!e!an$s ser$%

    - ila tersedia, dapat diberikan !+G ' Human Tetanus Immune Globulin) yang

    direkomendasikan untuk terapi tetanus 9.555 U hingga 8.555 U yang diberikanse$ara intramuskular, meskipun disebutkan pula pemberian ;55 U memiliki

    e"ektiitas yang sama.

    - Pemberian +S 'hati-hati reaksi ana"ilaksis) hanya dilakukan pada keadaan !+G

    tidak dapat diberikan. +S ;5.555H655.555 U, setengah dosis diberikan

    intramuskular dan setengahnya intraena, dengan dilakukan uji kulit lebih dulu.

    - ngka kematian pada penggunaan !+G sama atau lebih rendah dibandingkan +S.

    Pemberian !+G juga memberikan risiko e"ek samping reaksi hipersensiti" sistemik 

    dan reaksi lokal yang lebih ke$il dibandingkan +S.- Maka pada kasus tetanus disarankan untuk memberikan !+G sebagai pilihan utama

    terapi netralisasi toksin pada kasus tetanus. Pemberian +S dilakukan hanya apabila

    !+G tidak dapat diberikan pada pasien tersebut.

    +. OBAT T+R#ILIH1. O(a! An!ikon*$"san ' Go"ongan Beno5iae/in

    O(a! +,ikasi Sa,e!- S$i!a(i"i!- Cos!

    Dia4epam -1bat ini bekerja

    sebagai antagonis

    dari reseptor

    G dan

     potensial

    menghambat

    0S # kantuk,

     pandangan

    kabur,

     bingung,

    Peringatan #

     penyakit

    # 0"ekti"

    mengatasi spasme

    dan hipertonisitas

    tanpa menekan

     pusat

    kortikal. Status

    *p.69.555,-=a

    mpul

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    15/19

    aktiitas neuron

    -witan kerja $epat

    dengan durasi

    kerja yang sangat pendek karena

    $epat diredistribusi

    ke $adangan lemak 

     pernapasan,

    kelemahan

    otot=MG,

    riwayatketergantunga

    n obat, hamil,

    menyusui

    epileptikus,

    konulsi akibat

    kera$unan

    & # depresi pernapasan,

     por"iria

    D# nak # 5,6-5,9

    mg=kg=kali

    dengan interal 2-

    : jam sesuai gejala

    klinis 'penjelasan

    lanjut di &0).

    Maks # ;-65 mg

    Skor C5 85 >5 >5

    &lona4epam -1bat ini bekerja

    sebagai antagonis

    dari reseptor

    G dan

     potensialmenghambat

    aktiitas neuron

    -ben4odiasepin

    kerja panjang,

    e"ekti" untuk terapi

    tambahan semua

    tipe kejang

    0S # letih,

    mengantuk,

    hipotoni otot,

    ggg

    koordinasigerak,

    hipersaliasi

    'anak), agresi,

    iritabel,

     perubahan

    mental

    # epilepsi, semua

     jenis termasuk

     petit mal,

    mioklonus, status

    epileptikus&# depresi

     pernapasan,

     pro"iria

    D # nak sampai

    65 tahun ' 95

    kg) # 5,56-5,59

    mg=kg sehari,

    diberikan terbagi.

    Dosis

     pemeliharaan #

    5,6-5,2 mg=kg

    sehari.

    Skor C5 :5 >5

     itra4epam -kurang e"ekti"

    dibandng

    klona4epam dan

    0S

    #hipersekresi

    lendir saluran

    # mengendalikan

    hipsaritmia,

    spasme in"antil

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    16/19

    dia4epam. Dapat

    diman"aatkan utuk

    spasme in"antil dan

     bangkitanmioklonik 

    -dapat

    men$etuskan

     bangkitan tonik

    klonik perlu

    tambahan

    antikonulsi lain

    napas, ggg

    SSS berupa

    gejala letargi

    dan ataksia

    terutama bangkitan

    mioklonik 

    D # 6 mg=kg

    sehari

    Skor 85 :5 85

    4. Ana"ge!ik&an!i/ire!ik 

    O(a! +,ikasi Sa,e!- S$i!a(i"i!- Cos!

    #arase!a%o

    "

    Digunakan untuk

    mengatasi nyeri

    ringan hingga

    sedang tanpa e"ek 

    antiin"lamasi

    yang kuat.

    Penghambat

    lemah /1F-6 dan

    2 di jaringan

     peri"er serta

    /1F-9 di system

    sara" pusat.

    Men$apai kadar

     pun$ak dalam 95-

    85 menit.

    +SO#

    aundi$e, anemia

    hemolitik dan

    methemoglobinemi

    a 'jarang)

    Dosis (er"e(i7an#

     pusing,

    disorientasi,

    kerusakan hepar

    'nekrosis),

    kematian

    I# nyeri kepala,

    myalgia, nyeri

     postpartum,

    gout, in"eksi

    irus, pireksia

    KI# kerusakan

    hepar 

    Dosis '

    &oral # anak 6-;

    tahun 625-2;5mg setiap :-8

     jam jika perlu

    'maksimal :

    kali dosis dlm

    2: jam)

     &in"us

    intraena lebih

    R/

    09&:(o!o"

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    17/19

    dari 6; menit,

    dewasa dan

    anak dgn E

    ;5 kg, 6 gram

    setiap :-8 jamB

    maksimum :

    gram per hariB

    dewasa dan

    anak-anak

    65-;5 kg, 6;

    mg=kg

    setiap :-8 jamB

    maksimum 85

    mg=kg=hari

    0. An!i(io!ik 

    O(a! +,ikasi Sa,e!- S$i!a(i"i!- Cos!

    Me!roni5ao"

    e

    0"ek antibakteri

    terhadap

    klostridium. 1bat

    ini tergolong

    aman, memiliki

     penetrasi yang

    e"isien ke dalam

    luka dan abses

    serta eksitasi

    terhadap SSP

    dapat abaikan.

    & #

    !ipersensitiita

    s

    P# !ati-hati

     pada

     penggunaan

    dengan

    diskrasia darah

    atau gangguan

    "ungsi hatiB

    lakukan

     pemantauan

    terhadap

    spasme

    dan

     perkembanganneuropati

    #amubisid,trikomoniasid,

     bakteri anaerob

    D # ayi dan

    nak#

    diberikan

    se$ara i

    dengan dosis

    inisial 6;

    mg=kg

    dilanjutkan

    dosis 95

    mg=kg=hari

    dengan interal

    setiap 8 jam

    R/

    03.;9&:in,$s

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    18/19

     peri"er.selama >-65

    hari. tidak

    melebihi 2

    g=hari 2

    F. BSO

     

    Diae/a%

    Dosis ' 5,6-5,2 mg=kg=kali. nggap anak 9 tahun I 65 kg

    Ben!$k Se5iaan ' 65mg=2ml setiap ampulFrek$ensi ' diberikan setiap 2-: jam 'dihentikan sesuai gejala klinis)

    #e%(erian ' 6mg=kali se$ara M, diulang setiap 2-: jam 'lihat klinis)

     

    #ara8e!a%o"

    Ben!$k se5iaan '

    Dosis ' 65-25 mg=kg perektal

    Frek$ensi ' setiap :-8 jam ':-8 kali dalam sehari)

    D$rasi ' k=p sesuai indikasi

     

    Me!roni5ao"

    Ben!$k se5iaan ' 1 %":,"a8on

    Dosis ' 6; mg=kg

    Dosis %aksi%a" ' tidak melebihi 2 g=hari

    #e%(erian ' 6;5 mg=kali

    G. R+S+#PUSKESMAS KOTA MATARAM

    Alamat : Jl. Panji Masyarakat No. 6 Mataram

     Telpon : 0370 666666

     

    Dr. Ratna Patni

    Mataram, ! "kto#er

    0$%

    R& Amp. Dia'epam $0 m(& ml No. )  *.i.m.m

    para+ R& *pit 3 -- No. )

    para+ R&*pp. Para-eamol $0m( No. ))

    *.i.m.m

    para+ 

     

    Pro : Dnee

    PUSKESMAS KOTA MATARAM

    Alamat : Jl. Panji Masyarakat No. 6 Mataram

     Telpon : 0370 666666

     Dr. Ratna Patni

    Mataram, ! "kto#er

    0$%

    * = mp.Metronida4ol 6;5mg=655ml "$.

      S i.m.m

    para+ R& *pit 3 -- No. )

    para+ R& in+. )1. Rin(er 2aktat !00 --kol+ )

    * i.m.mpara+ 

  • 8/18/2019 Kasus 1 Hana

    19/19

    H. KI+

    & *ujuk *S dengan "asilitas lengkap

    & Perhatikan /D0

    &  utrisi $ukup dan higienitas dijaga

    & *awat luka agar tidak memperparah in"eksi

    & munisasi tetanus bila perlu