Click here to load reader
Upload
tanrw
View
8
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
posr
Citation preview
Kasus 22
Seorang laki-laki berusia 62 tahun datang kepuskesmas dengan keluhan kedua mata merah sejak 1 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa gatal dan keluar dan keluar kotoran warna putih kental terutama pada pagi hari. Kedua mata juga bengkak nyeri. Pasien mengatakan bahwa keluarganya ada yang memiliki keluhan yang sama. Pasien sudah memberikan obat tetes mata yang dibeli diwarung tetapi tidak ada perubahan. Pasien mengaku pernah gatal-gata saat mnum amoxicilin. Pasien juga mengatakan saat ini sering lupa, karena usia sudah tua. Hasil pemeriksaan tv dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik kedua mata didapatkan : palpebra superior dan inferior edem, konjungtivitis hiperemis, sekret mukopurulen, dan tidak ditemukan adanya folikel.
1. Daftar Masalah
Laki-laki 62 tahun Kedua mata merah sejak 1 hari yang lalu Disertai rasa gatal dan keluar kotoran putih kental pada pagi hari Kedua mata bengkak dan nyeri Keluarga juga mengalami hal yang sama Memakai obat tetes tapi tidak menurunkan gejala Gatal-gatal saat meminum amoxicilin Px fisik : palpebra superior dan inferior edem, konjungtivitis hiperemesis, sekret
mukopurulen, tidak ada folikel
2. Diagnosis : konjungtivitis bakteri
3. Tujuan :
Megeradikasi kuman penyebab Membrikan terapi smptom dengan mengurangi inflamasi: gatal, edem, pengeluaran
kotoran putih, dan nyeri.
4. Golongan obat
Golongan obat untuk eradikasi kuman penyebab
Nama Efficacy (Kemanjuran) Safety (Keamanan) Suitability (Kecocokan)
Penisilin Sifat:Bakterisidal
Terutama pada bakteri gram positif (beberapa pada gram negatif,gonokokus)
Mekanisme: Menghindarkan sintesa lengkap dari polimer
E.S : reaksi alergi karena hipersensitasi. Gangguan GIT (diare, mual, muntah). Dosis sangat tinggi dapat menyebabkan nefrotoksis dan neurotoksis
Wanita hamil dan laktasi:
Kontraindikasi: pada pasien dengan riwayat alergi penisilin.
Indikasi: diberikan pada bakteri gram +, beberapa pada
untuk membentuk jaringan peptidoglikan spesifik yang disebut murein. Bila sel tumbuh dan plasmanya bertambah atau menyerap air dengan jalan osmosis, maka dinding sel yang tak sempurna itu akan pecah dan bakteri musnah.
Beberapa obat, memiliki kemampuan tahan laktamase bagi bakteri penghasil beta-laktamase.
semua dianggap aman, walaupun akan sedikit sekali yang masuk ke darah janin dan ASI.
gram -, dan pseudomonas
Sefalosporin Spektrum kerja luas, meliputi banyak kuman gram+, dan gram-, termasuk E.coli, Klebsiella, dan Proteus. Bersifat baktersidal dalam fase pertumbuhan kuman, dengan menghambat sintesis peptidoglikan yang diperlukan kuman. Kepekaannya terhadap beta-laktamase lebih rendah daripada penisilin.
Generasi I: aktif terhadap coccigram+, tidak berdaya terhadap gonococci, H.influenzae, Bacteriodes, dan Pesudomonas, tidak tahan terhadap beta-laktamase.
Generasi II: lebih aktif terhadap gram-, termasuk gonococci, H.influenzae, Bacteriodes,serta kuman-kuman yang resisten dengan amoksisilin. Agak kuat terhadap beta-laktamase dan efek terhadap gram + (Streptokokus dan
E.S: sama dengan penisilin, namun lebih ringan. Gangguan GIT (diare, mual, muntah). Jarang ada reaksi alergi, seperti rash dan urtikaria. Alergi silang dapat terjadi pada derivat penisilin. Nefrotoksisitas lebih sering pada generasi I, khususnya sefaloridin, dan sefalotin dosis tinggi. Beberapa obat bisa menimbulkan reaksi disulfiram bila digunakan bersamaan dengan alkohol, yaitu sefamandol dan sefoperazon.
Kehamilan dan Laktasi: mudah melintasi plasenta, tetapi kadarnya rendah dalam darah janin daripada darah ibunya.
Generasi I: digunakan peroral pada ISK ringan dan pilihan kedua ada infeksi saluran pernapasan dan kuit yang tidak begitu serius, dan bila terdapat alergi untuk penisilin
Generasi II dan III: digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap amoksisilin dan generasi I, juga dikombinasi dengan aminoglikosida (gentamisisn, tobramisin) untuk memperluas dan memperkuat aktivitasnya. Profilaksis bedah jantung, usus, ginekologi, dan lainnya. Sefoksitin dan sefuroksim
stafilokokus)sama
Generasi III:Lebih kuat terhadap gram-, lebih luas lagi terhadap Bacteriodes, dan Pesudomonas. Resistensi kuat terhadap beta-laktamase, namun khasiat terhadap gram+ lebih ringan. Tidak aktif terhadap Methicilin Resistant Staphylococcus Epidermis dan MRSA
Generasi IV: sangat resisten terhadap laktamase dan aktif sekali terhadap pesudomonas.
(gen.II) dipakai pada gonore.
Generasi III: Seftriakson dan sefotaksim sering dianggap sebagai obat pilihan pertama untuk gonore. Sefokstitin pada infeksi Bacteriodes fragilis.
Aminoglikosida Spektrum kerja luas, banyak bacili gram-, antara lain E.coli, H.influenzae, Klebsiella, Proteus dan Enterbacter, Salmonrlla dan Shigella. Aktif juga mengatasi gonokokus, dan sejumlah gram+ (Staphylococcus aureus/epiermis).
Aktivitas:baktersidal, dengan penetrasi dinding bakteri dan mengikat diri pada ribosom di dalam sel. Proses translasi (RNA dan DNA) diganggu, sehingga biosintesa protein diganggu. Tidak hanya terjadi pada fase pertumbuhan kuman, namun juga termasuk saat kuman membelah diri.
Memiliki efek sisa setelah selesai penggunaan obat, efek antibiotisnya masih ada walaun kadarnya dalam darah, berangsur-
E.S Pemakaian sistemik reaksi iritasidan toksik, reaksi alergik, superinfeksi, gangguan vestiblar, gangguan audiotori, nefrotoksik, pseudotumor dan neurotoksik.
Topical toksisitas terhadap korne dan konjungtiva, erosi epitel pungtata, ulserasi kornea, reaksi alergi, macular infarction.
Kehamilan dan laktasi: dapat melintasi plasenta, merusak ginjal dan tuli pada bayi. Tidak dianjurkan selama kehamilan. Sedikit mencapai ASI, bia digunakan saat pemberian ASI.
Indikasi :kuman aerobic gram negative yang telah resisten terhadap antibiotic lain. Kontraindikasi : bila ada riwayat alergi pada aminoglikosida. Pada lansia dan gangguan ginjal
angsur turun.
Tetrasiklin Khasiat:bakteriostatik dan bakterisidal lemah bila diinjeksikan secara intravena.
Mekanisme kerjanya: berdasarkan sintesis protein kuman yang diganggu. Spektrum kerja luas dan meliputi banyak cocci gram+ dan gram-, serta kebanyakan basili, kecuali pseudomonas dan proteus. Aktif juga terhadap Chlamydia trachomatis, Rickettsiae, Spirochaeta terhadap sifilis dan frambusia, leptospirae, Actinomyces, dan beberapa protozoa (Amoeba).
Sudah banyak terjadi resistensi
E.S: Penggunaan oral dapat menyebabkan gangguan GIT. Efek lebih sering dan serius adalah sifat penyerapannya dalam tulang dan gigi yang sedang tumbuh pada janin anak-anak karies . Fotosensitasi, kulit menjadi peka cahaya, menjadi kemerah-merahan, gatal-gatal, dan sebagainya.
Indikasi: Infeksi saluran napas, paru-paru, ISK, infeksi kulit dan mata. Penggunaan pada acne, , karena adanya daya hambat terhadap akitvitas lipase untuk Propionibacter acnes. Pada bronkhitis kronis, adakalanya dijadikan sebagai obat profilaksis serangan akut.
Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada ibu hamil hingga anak berusia 8 tahun. Hipersensitivitas terhadap tetrasiklin, dan penyakit ginjal.
Makrolida &
Linkomisin
Efek:bakteriostatis,bakteri gram+, dan spektrum kerja mirip penisilin-G. Mekanisme kerja, melalui pengikatan reversibel pada ribosom kuman, sehingga sintesis proteinnya dirintangi.
Waktu paruh singkat, hingga perlu ditakarkan sampai 4x.
Kinetik: tergantung formulasi, bentuk garam atau ester. Makanan memperburuk absorbsi, sebaiknya diminum
E.S: Gangguan GIT, yang terutama nampak pada eritromisin akibat penguraiannya oleh asam lambung. Lebih jarang nyeri kepala dan reaksi kulit. Eritromisin dosis tinggi dapat menimbulkan ketulian reversibel, mungkin akibat pengaruhnya terhadap SSP. Semua makrolida dapat mengganggu fungsi hati, yang tampak sebagai peningkatan nilai-nilai fungsi
Indikasi: eritromisin merupakan pilihan utama pada infeksi paru-paru dengan Legionellapneumophilia (penyakit veteran), Mycoplasma pneumoniae, dan infeksi usus oleh Campylobacter jejuni Pada indikasi lain, seperti sepsis,
saat perut kosong, kecuali diritromisin tidak dipengaruhi oleh makanan. Kemampuan penetrasi ke jaringan dan organ baik, kadar interseluler tinggi. Efek kuman intrasel tinggi, Legionella, Mycoplasma & Chlamydia. Sisanya di luar sel. Metabolisme semua makrolida diuraikan dalam hati, melalui sistem sitokrom P-450, menjadi metabolit inaktif. Kecuali, metabolit-OH dari klaritromisin. Ekskresi berlangsung melalui empedu dan tinja serta kemih, terutama dalam bentuk inaktif.
hati, nyeri kepala, pusing dapat terjadi. Eritromisin dan dapat mengakibatkan reaksi alergi.
Kehamilan dan laktasi: eritromisin aman, tapi tidak ada data untuk derivatnya, sedangkan rosirtromisin aman diminum sambil memberi ASI. Klaritromisin ternyata mengganggu perkembangan janin pada binatang coba, jangan digunakan pada trimester pertama kehamilan.
endokarditis, dan pasien dengan granulositopenia,atau lansia, sebaiknya digunakan yang bersifat baktersidal, seperti penisilin dan sefalosporin. Untuk derivatnya yang lebih tahan asam lambung dan keluhan GIT nya lebih ringan, seperti azitromisin dapat diberikan, yang mampu melawan bakteri gram-, seperti Haemophilus influenzae, infeksi saluran napas. Untuk klaritromisin dan azitromisin efektif juga mengatasi kuman penyerta pada AIDS, seperti Toxoplasma gondii dan Mycobacterium avium intercellare.
Kontraindikasi: Alergi eritromisin, saat hamil tidak boleh diberikan
Polipeptida Efek: Polimiksinhanya aktif melawan kuman gram- termasuk pseudomonas, sedangkan basitrasin dan gramisidin efektif terhadap gram +.
Sebagai bakteriosidal, dengan sifat permukaannya yang
E.S: nefrotoksis bila diberikan secara parenteral. Serta dapat menybabkan ototoksis
Topical reaksi alergi, iritasi, injeksi subkonjungtiva, nyeri,
Indikasi: kuman gram- termasuk pseudomonas, dan bebeapa kecil terhadap gram +.
Kontraindikasi: tidak ada gangguan ginjal, tidak dalam
melekatkan diri pada membran sel bakteri , sehingga permeabilitas sel meningkat dan akhirnya selnya ruptur. Kerjanya tidak bergantung terhadap membelah tidaknya kuman tersebut, sehingga dapat dikombinasi dengan bakteriostatik, seperti kloramfenikol dan tetrasiklin.
kemosis, nekrosis jaringan. keadaan hamil, dan tidak dalam masa anak-anak. Serta mudah menyebabkan ototoksisitas
Kloramfenikol Efek: Bakteriostatis terhadap Enterobacter dan Staph.aureus dengan merintangi sintesa polipeptida kuman. Bekerja bakterisidal terhadap Strep.pneumoniae, Neiss.meningitides dan H.influenzae
E.S: rasa pedas sementara pada mata, gangguan GIT, neuropati optis dan perifer, radang lingua, mukosa mulut, depresi sumsum tulang belakang, anemia aplastic
Kehamilan dan laktasi: tidak dianjurkan, khususnya selama minggu-minggu terakhir dari kehamilan, karena dapat menimbulkan sianosis dan hipotermia neonatus (grey baby syndrome), melintasi plasenta, ASI, begitu pula untuk tiamfenikol
Indikasi: infeksi mata superfisial, infeksi tifus, meningitis (khusus bagi H.influenzae), infeksi anaerob (contoh abses otak oleh B.fragilis yang semuanya digunakan secara oral. Kontraindikasi: Penderita anemia aplastik, ibu hamil dan laktasi, tetes telinga (karena zat pelarut yaitu propilenglikol ototoksis pada telinga. Penderita neuropati. Penderita dengan kelainan darah lainnya.
Vankomisin Efek: bakterisidal kuman gram+ aerob dan anaerob, termasuk stafilokokus yang resisten untuk metisilin (MRSA). Biasanya sebagai lini terakhir, bila antibiotik lainnya sudah tidak mempan.
E.S: Gangguan fungsi ginjal, terutama pada penggunaan lama dengan dosis tinggi, juga neuropati perifer, reaksi alergi kulit menjadi kemerahan yang disebut the red man syndrome, mual, demam, dan
Bisa sebagai pengganti bagi pasien yang alergi penisilin atau sefalosporin. Indikasi: kolitis akibat terapi seperti oleh linkomisin,
Kinetik: resorpsi dari usus buruk, namun pada usus yang sakit, seperti pada enteritis resorpsinya baik. Kadar terapeutis dalam cairan pleura, sinovial, dan saluran kemih tercapai. Plasma T1/2 ialah 5-11 jam. Ekskresi 80% melalui saluran kemih.
lainnya. Kombinasi dengan aminoglikosida meningkatkan resiko nefro dan ototoksisitas.
Pada mata sangat toksik pada kejadian infeksi mata, menimbulakan reaksi alergi
Kehamilan dan Laktasi: belum ada data yang menjelaskan, namun obat ini mencapai ASI.
klindamisin dan radang pada mukosa usus oleh Stafilokokus.
Kontraindikasi: Gagal ginjal, alergi vankomisin, mengkonsumsi obat aminoglikosida, neuropati
Bisa diberikan oral, ataupun injeksi
Asam Fusidat Efek: Bakteriostatis, dengan menghambat sintesis kuman. Spektrum kerja sempit dan terbatas pada kuman gram+ terutama stafilokokus, juga yang membentuk penisilinase. Kuman gram- resisten kecuali Neisseria.
Kinetik: daya penetrasi bagus, jaringan lunak, otot jantung, tulang, sendi, mata, pus, sputum, namun ke CSS buruk. Plasma T1/2 nya adalah 10-12 jam. Ekskresi terutama melalui empedu dan tinja sebagai metabolit inaktif.
E.S: alergi, peradangan berulang, ringan berupa gangguan GIT, kadang-kadang reaksi kulit (eritema, iritasi).
Kehamilan dan laktasi: pada akhir kehamilan, dapat menyebabkan ikterus pada bayi, dan zat ini melintasi plaseta dan ASI.
Indikasi: secara oral atau IV pada infeksi stafilokokus, khususnya bila terdapat resistensi atau hipersensitivitas terhadap penisilin dan lainnya. Secara topikal bisa diberikan pada infeksi stafilokokus kulit, berupa krim atau salep dan pada mata berupa gel. Resistensi dapat timbul dengan cepat. Biasanya dikombinasi dengan penisilin atau eritromisin
Kontraindikasi: trimester akhir kehamilan, alergi asam fusidat.
Senyawa-senyawa
Efek: berkhasiat sebagai baktersidal pada fase
E.S: penurunan daya penglihatan, iritasi mata,
Indikasi: kuinolon hanya untuk ISK
Kuinolon pertumbuhan kuman, berdasarkan inhibisi enzim DNA-girase bakteriil. Karena enzim tersebut hanya terdapat pada kuman dan tidak pada sel dari organisme yang lebih tinggi, sehingga kuinolon-kuinolon tidak menghambat sintesis DNA manusia. Hal yang sama berlaku bagi sulfonamida dan antibiotika beta-laktam.
Spektrum Kerja: Asam nalidiksat berkhasiat terhadap gram- seperti Proteus, Klebsiella, Enterobacter. Begitu pula pipemidinat terhadap Pseudomonas. Florokuinolon lebih luas spektrumnya semua kuman gram- termasuk Ps.aeruoginosa dan gonococci, serta kebanyakan kuman gram+, termasuk Campylobacter jejuni, Chlamydia, Legionella, Mycoplasma, dan Mycobacter tbc. Kurang aktif terhadap Streptococci, Pneumococci dan kuman-kuman anaerob.
gatal pada kelopak mata, sakit kepala,fotofobia,Yang sering gangguan GIT, seperti sakit perut, mual, muntah, anoreksia, dan diare. Jarang timbul Colitis pseudomembranosis. Yang lain, eritema, urtikaria, efek neurologi (sakit kepala, pusing, neuropati dan perasaan kacau), efek psikis hebat (eksitasi, takut, gelisah, dan perasaan panik) dan konvulsi.
Kehamilan dan laktasi: tidak dianjurkan pada wanita hamil dan laktasi, seperti siprofloksasin dan asam nalidiksat.
tanpa komplikasi. Namun florokuinolon, lebih luas indikasinya, ISK dengan komplikasi kuman-kuman multiresisten, misalnya melibatkan jaringan ginjal. Selain itu, florokuinolon juga untuk infeksi saluran napas serius, prostatitis kronis, infeksi kulit dan jaringan lunak oleh gram-. Juga untuk mengobati salmonella, baik pembawa kronis maupun yang dimata. pilihan pertama pada Teaveller’s diarrhea.
Kontraindikasi: Senyawa-senyawa kuinolon ini jangan diberikan pada anak-anak dibawah usia 16 tahun, karena dapat menyebabkan penyimpangan pada tulang rawan terutama oleh asam nalidiksat.
Kotrimoksazol Campuran sulfametoksazol dan trimetropim dalam perbandingan 5:1 bersifat bakterisidal pada bakteeri
E.S: tidak sering terjadi dan biasanya berupa ekzema dan gangguan GIT, serta stomatitis. E.S khas dari
Indikasi: Infeksi Proteus dan Klamidia. Juga pada ISK (E.coli dan
gram negative dan positif.
Kinetik: Resorpsi baik dan cepat. Mendapai kadar puncak dalam darah hingga 4 jam. Distribusi sangat baik, pada semua jaringan, saliva, dan CSS. Trimetropim lebih lancar terkait sifat lipofiliknya. Plasma T1/2 hingga 10 jam. Ekskresi melalui ginjal sebagai zat aktif masing-masing 20-25% dan 50-60%.
sulfonamida seperti fotosensitasi, dan sindrom Stevens-Johnson. Pada dosis tinggi, efek sampingnya juga berupa demam dan gangguan fungsi hati dan efek pada darah, seperti neutropenia, trombositopenia. Penggunaan leboh dari 2 minggu hendaknya selalu dengan pemantauan darah. resiko kristaluria dapat dihindarkan dengan minum lebih dari 1,5 liter air perhari.
Enterobacter), prostatitis, salmonellosis, bronkhitis. Juga untuk mengobati dan mencegah radang pulmo karena Pneumocystis carinii- Pneumonia dari penderita AIDS.
Kontraindikasi: Kelainan darah, alergi sulfa.
Golongan antibiotik yang terpilih untuk eradikasi kuman yaitu golongan Aminoglikosida karena merupakan tatalaksana antibiotik spektrum luas untuk konjungtivitis yang disebabkan oleh bakteri. Lebih memilih golongan aminoglikosida dari penisilin, karena pasien memiliki riwayat gatal-gatal setelah meminum amoksisilin. Antibiotik ini juga merupaka pilihan untuk pasien yang telah resisten dengan antibiotik lainnya.
Golongan obat untuk mengurangi inflamasi
Golongan obat
Effikasi Suitability Safety
NSAIDs Menghambat enzim siklooksigenase sehingga konfersi asam arakidonat menjadi PGG2 terganggu.
Setiap obat menghambat enzim COX dengan kekuatan dan selektivitas yang berbeda terhadap
Indikasi:
Bersifat antipiretik, analgetik, dan antiinflamasi.
Dan terdapat perbedaan aktivitas dianatara obat-obat tersebut
Digunakan sebagai terapi awal untuk
ES: menginduksi ulser lambung atau usus yang kadang-kadang disertai dengan anemia akibat kehilangan darah, namun efek ini minimal pada NSAIDs-COX2selektif, gangguan fungsi platelet, perpanjangan masa
isoform COX 1 dan COX 2
mengurangi nyeri dan pembengkakan
KI:
Tergantung masing-masing obat pada NSAIDs
hipersensitivitas terhadap asetosal & NSAIDs lainnya, termasuk penderita asma, angioedema, urtikaria, atau rinitis yang dipicu oleh asetosal dan NSAIDs. Sebaiknya tidak diberikan pada penderita tukak lambung aktif.
Hati-hati pada penderita usia lanjut, kehamilan, menyusui, dan gangguan koagulasi.
hamil atau persalinan spontan, perubahan fungsi ginjal
Kortikosteroid
Mempengaruhi kecepatan sintesis protein. Pada hepar merangsang transkripsi dan sintesisi protein spesifik. Pada sel limfoid dan fibroblast merangsang sintesis protein yang sifatnya menghambat atau toksik terhadap sel-sel limfoid
Indikasi:
Insufisiensi adrenal, perbaikan fungsi paru pada fetus, atritis, karditis reumatik, penyakit ginjal kolagen, asma, alergi, penyakit mata, kulit, hepar, keganasan, gangguan hematologic, syok,
ES:
Pada dosis tinggi terdapat gejala chusing, atrofia atau kelemahan otot, osteoporosis, mengurangi kecepatan
Menghambat proliferasi sel limfosit T, imunitas seluler, dan ekspresi gen yang menyandi berbagai sitokin (interleukin dan TNF).
Kortikosteroid memiliki efek anti inflamsi non-spesifik dan anti adhesi.
edema serebral, trauma sumsum tulang belakang.
Meredakan gejala dan memperlambat kerusakan sendi
Kontraindikasi:
Kontrindikasi relative: DM, tukak peptic, infeksi berat, hipertensi dan gangguan fungsi kardiovaskular yang lain
pertumbuhan, atrofia kulit, bersifat diabetogen, imunosupresi, antimitotis
Jika penggunaan yang lama dan dihentikan secara tiba-tiba maka timbul insufisiensi adrenal akut dengan gejala demam, mialgia, atralgia, dan malaise.
hiperglikemia, glukosuria, mudah menderita infeksi seperti tuberculosis, perforasi pada tukak peptic, osteoporosis, psikosis, cushing sindrom, hiperkoagulabilitas darah,
hipertensi.
gangguan mental, euforia, dan miopati
Opiat Endorfin bekerja dengan jalan menduduki reseptor – reseptor nyeri di SSP, hingga perasaan nyeri dapat diblokir
Menduduki reseptor yang belum diduduki opioid
I :Nyeri hebat pasca bedah, nyeri hebat akibat kanker
KI :Orang dengan kelainan KV, penyakit asma, kelainan system saraf pusat, konstipasi, depresi, alergi
ES:
Supresi SSP dan stimulasi langsung dari CTZ sehingga memicu mual muntah
Dosis tinggi menurunkan aktivitas mental dan motoris
Motilitas berkurang (obstipasi), konstraksi kandung empedu (kolik batu empedu)
Pada system sirkulasi menyebabkan vasodilatasi, hipertensi, dan bradycardia
Sering timbul
adiksi dan bila terapi dihentikan dapat terjadi gejala abstinensia
Untuk antiinflamasi yang terpilih yaitu NSAID karena memiliki efek antiinflamsi dan analgesik yang kuat dan pada pasien juga tidak ada kontraindikasi pada NSAID.
5. Golongan Obat yang terpilih
Untuk eradikasi bakteri dari golongan makrolid
Nama Obat Efikasi Safety Suitability CostKanamycin Antibiotik
spektrum luas yang efektif untuk bakteri gram positif dan negatif. Sifat bakteriasid menyebabkan penghambatan terhadap sintesa protein pada ribosom, yang menyebabkan kesalahan pembacaan kode genetik.
Pasien dengan terapi
kanamycin harus
diawasi ketat., kadar
plasma tidak lebih dari
30 mcg/mL. Hentikan
terapi kanamycin
apabila ada gejala –
gejala yang
menunjukkan
terjadinya gangguan
fungsi ginjal, rumah
siput atau
neuromuskular. Bila
terjadi overdosis atau
neurotoksisitas
tindakan hemodialisis
atau diaisis peritoneal
akan membantu
mengeluakan
kanamycin dari darah.
Indikasi : untuk
pengobatan penyakit
infeksi serius yang
disebabkan oleh
bakteri gram negatif
yang sensitif terhadap
antibiotik lainnya.
Kontraindikasi :
- Pasien dengan gangguan fungsi ginjal.
- Pasien dengan gangguan fungsi organ rumah siput dan rongga depan telinga.
- Pasien dengan riwayat hipersensitivitas ataupun reaksi toksisitas terhadap kanamycin atau
-
aminoglikosida lainnya.
- Wanita hamil dan menyusui.
- Pemberian secara intraperitoneal selama operasi pada pasien yang mendapat senyawa penghambat neuromuskular.
Score 180 60 60 60Gentamisin sulfat
Menghambat
kuman – kuman
penyebab
infeksi kulit
sekunder
maupun primer
seperti
stapylococcus
yang
menghasilkan
penisilinase,
pseudomonas
aeruginosa dan
lain – lain.
Hentikan pemakaian bila terjadi iritasi. Dapat terjadi pertumbuhan pada mikroorganisme yang tidak rentan pada pemakaian jangka panjang. Dapat terjadi alergi antar silang dengan aminoglikosida.Dapat menyebabkan kehilangan penglihatan kabur sementara, sehingga tidak disarankan mengemudi atau berkendara setelah minum obat ini.
Indikasi : pengobatan topikal infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri sensitif terhadap gentamisin, antara lain untuk untuk infeksi konjungtivitis, blefaritis, blefarokonjungtivitis, keratitis, keratokojungtivitis, dakriosititis, ulkus kornea, meibomianiatis, episkleritis.Kontraindikasi : hipersensitif terhadap gentamisin.
inj. 40mg/ml (sbg. Sulfat), amp @ 2mlharga Rp3.100,00
Score 260 80 60 80Neomisin Sulfat
Mengganggu sintesis protein bakteri dengan terikat pada subunit ribosom 30S.
Peningkatan tekanan dalam mata dengan kemungkinan glukoma, kerusakan saraf mata yang tidak sering terjadi, memperlambat penyembuhan luka.Gangguan fungsi ginjal dan pendengaran.Tidak dianjurkan untuk ibu hamil karena
Indikasi : Infeksi saluran cerna, mencegah infeksi pada waktu operasi abdomen.Kontraindikasi :
Hipersensitivitas,
Obstruksi usus.
-
termasuk kategori C.Score 210 70 70 70Streptomisin Streptomycin
ini bekerja dengan cara mematikan bakteri sensitif, dengan menghentikan pemroduksian protein esensial yang dibutuhkan bakteri untuk bertahan hidup.
- Kerusakan ginjal dan hati.
- Usia lanjut, gizi per oral maupun parenteral jelek.
- Hamil dan menyusui.
Indikasi : Untuk mengobati tuberculosis (TB) dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri tertentu.Kontraindikasi : infeksi mikrobakterial pada mata, penyakit pada struktur mata yang disebabkan oleh jamur, Hipersensitif terhadap aminoglikosida lain.
serb.inj.1000 mg (sbg.Sulfat), vial @ 1mlharga Rp3.212,00
Score 250 60 60 70 60
Obat yang terpilih yaitu gentamisin karena sesuai dengan indikasi pada pasien, dan tidak didapatkan kontraindikasi maupun efek samping yang sesuai dengan keadaan pasien.
Untuk mengatasi inflamasi yaitu NSAID
Golongan NSAID untuk pemilihan obatnya
Nama Golongan
NSAID
Eficacy Safety Suitabilty
NSAID non
selektif
Menghambat enzim COX secara tidak selektif. Sebagian besar memiliki efek penghambatan terhadap COX-1 yang lebih kuat dibanding terhadap COX-2
ES: iritasi dan perdarahan lambung, induksi tukak peptik.
Indikasi :Mengatasi inflamasi, nyeri dan demam. Sebagai terapi awal untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan
total: 200 80 50 70
NSAID prefential
COX-2
Menghambat enzim COX-1 dan COX-2 dengan efek penghambatan terhadap COX-2 lebih kuat sehingga efek ke GI lebih
ES: efek samping pada saluran cerna lebih ringan dibanding NSAID non selektif.
Indikasi:
Idem
ringan.total: 195 70 55 70
NSAID selektif
COX-2
Menghambat enzim COX-2 secara selektif. Efek ke GI sangat minimal, namun memiliki efek ke ginjal dan dan sistem KV.
ES: efek samping pada GI minimal, meningkatkan resiko kardiovaskuler.
Indikasi:
Idem
total: 150 40 40 70
NSAID jenis lain
(kolkisin)
Memiliki sifat antiradang yang spesifik terhadap penyakit gout. Menghambat migrasi granulosit ke tempat radang. Tidak memiliki efek analgetik.
Onset: 12-24 jam
ES: mual, muntah, diare, nyeri abdomen. Pemberian tidak boleh lebih dari 8 mg/hari karena dosis tinggi dapat menyebabkan diare berdarah, nyeri terbakar pada tenggorokan, dll
Indikasi:
Antiinflamasi pada gout artritis.
Total: 160 50 50 80
Pemilihan obat NSAID non selektif
Golongan obat NSAID non-selektif
Efficacy Safety Suitability Cost
Aspirin Menghambat enzim COX secara tidak selektif. Sebagian besar memiliki efek penghambatan terhadap COX-1 yang lebih kuat dibanding terhadap COX-2
ES : rasa tidak enak pada saluran cerna dan mual, tukak dengan perdarahan samar, tinitus, vertigo, gangguan mental, reaksi hipersensitivitas, memperpanjang waktu perdarahan, trombositopenia
I : nyeri ringan sampai sedang dan radang pada penyakit reumatik serta penyakit pada otot skelet lainnyaKI : -Peringatan : hati-hati penggunaan pada pasien hipertensi
Rp. 10,560ktk 10 X 10 tablet 500 mgatauRp. 6,306ktk 10 X 10 tablet 100 mg untuk anak
240 70 50 50 70Indometasin - Menghambat
enzim COX ES : nyeri abdomen, diare,
I : bila NSAID lain
Rp. 5.347ktk 10 x
secara tidak selektif. Sebagian besar memiliki efek penghambatan terhadap COX-1 yang lebih kuat dibanding terhadap COX-2
- efek antiinflamasi hampir mirip dengan aspirin
perdarahan lambung, pankreatitis, sakit kepala, pusing, depresi, bingung, agranulositosis, anemia aplastik, trombositopenia, hiperkalemia
kurang berhasilKI : -
10kapsul 25 mg
245 70 40 60 75Piroksikam Menghambat enzim
COX secara tidak selektif. Sebagian besar memiliki efek penghambatan terhadap COX-1 yang lebih kuat dibanding terhadap COX-2
ES : tukak lambung, pusing, tinitus, nyeri kepala, eritema kulit
I : penyakit inflamasi sendi misalnya artritis reumatoid, osteoartritis, spondilitis ankilosaKI : -
Peringatan : hati-hati penggunaan pada pasien hipertensi
Rp. 11.340ktk 10 x 10 tablet 10 mg
240 65 55 50 70Ibuprofen Menghambat enzim
COX secara tidak selektif. Sebagian besar memiliki efek penghambatan terhadap COX-1 yang lebih kuat dibanding terhadap COX-2. Lebih cepat diekskresikan
ES : efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan, eritema kulit, sakit kepala, trombositopenia,
Kategori B (tr 1, 2) D (trim 3)
I : nyeri dan radang pada penyakit rematik dan gangguan otot skelet lainnyaKI : tukak peptik, asma, rinitis,
Perhatian : mengurangi efek obat antihipertensi
Rp. 9,000btl 100 tablet 200 mg
total: 230 60 60 60 50
Asam mefenamat
- Menghambat enzim COX secara tidak selektif. Sebagian besar memiliki efek penghambatan terhadap COX-1 yang lebih kuat dibanding terhadap COX-2
- sebagai antiinflamasi, kurang efektif dibandingkan aspirin
ES : dispepsia, diare sampai diare berdarah, eritema kulit, bronkokonstriksi, anemia hemolitik
Kategori B (tr 1, 2)D (tr 3)
I:nyeri dan radang pada rheumatoid artritis dan gangguan otot skelet lainnya, goutKI : pada
penderita tukak lambung,radang usus, gangguan ginjal, asma, dan hipersensitiv asam mefenamat. Hati-hati padapenyakit ginjal, hati, dan radang saluran cerna
Rp.15.400Ktk 10x10 kapsul 250 mg
total: 250 65 55 60 70
Untuk obat NSAID yang terpilih yaitu Asam mefenamat karena memiliki antiinflamasi dengan kerja yang tinggi, dan tidak ada kontraindikasi terhadap pasien
6. Obat yang terpilih :
Gentamisin
BSO : Diberikan salep mata gentamisin sulfat 0,3% (3,5 gr) 1 tube = 10 gr Dioleskan pada mata 2 – 3 kali sehari.
Asam mefenamat Dosis maksimal : 250 mg, 500 mg BSO: kapsul Diminum sampai keluhan hilang
7. Penulisan Resep dr. T
SIP 123/dinkes/111
Jl. Alfa raya Mataram
Mataram 12 juni 2015
8. Edukasi
Meminta untuk jangan mengucek-ngucek mata Sebaiknya menggunakan tissue untuk membersihkan kotoran mata setelah itu
langsung membuang tissu Jangan memakai handuk secara bergantian Minum obat dan penggunaan salep mata sampai keluhan hilang
dr. T
SIP 123/dinkes/111
Jl. Alfa raya Mataram
Mataram 12 juni 2015