Upload
dhila-fadhila
View
295
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
REFLEKSI KASUS
“OD PERIMAKULAR BLEEDING e.c TRAUMA TUMPUL dan ODS
ASTIGMATISME MYOPIC COMPOSITUS
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Salah Satu Syarat Dalam
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono Magelang
Disusun Oleh :
Fadhila Kamayanti
01.209.5901
FAKULTAS KEDOKTERRAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
BAB I
LAPORAN KASUS
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Revi Lestari
Umur : 34 Tahun
Alamat : Asrama Rindam-Magelang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Menikah : Sudah Menikah
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Penglihatan mata sebelah kanan kabur
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan penglihatn kabur terutama pada mata
sebelah kanan ±1 minggu yang lalu. Pasien mengaku kaburnya dirasakan tiba-
tiba. Pasien mengaku sebelum penglihatannya kabur, pasien mengalami
kecelakaan/jatuh dari motor dengan posisi miring ke sebelah kanan. Pasien
menyangkal jika berjalan sering jatuh, melihat seperti kilatan-kilatan cahaya, dan
diplopia.
. Pasien mengaku jika melihat garis lurus seperti melengkung dan
berbayang, keluhan ini dirasakan sudah sejak ± 1tahun yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ditemukan
Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengaku pada keluarganya ada yang menggunakan kacamata (+)
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berstatus sebagai ibu rumah tangga. Kesan ekonomi cukup.
3. PEMERIKSAAN FISIK
Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : Kooperatif
Status gizi : Baik
Vital Sign
TD : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,50 C
Status Ophthalmicus
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus
1/60 S-0,25 6/6
6/12 C-0,75 70º 6/6
2. Bulbus okuli Gerak bola mata normal, enoftalmus tidak ditemukan, eksoftalmus tidak ditemukan, strabismus tidak ditemukan.
Gerak bola mata normal, enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
3. Palpebra Edema tidak ditemukan, hiperemis(-), nyeri tekan (-
), blefarospasme (-), lagoftalmus tidak
ditemukan, ektropion (-), entropion (-), hematoma tidak ditemukan, tanda
peradangan (-),ptosis tida ditemukan
Edema (-), hiperemis (-), nyeri tekan (-),
blefarospasme (-), lagoftalmus (-), ektropion
(-), entropion (-), hematoma (-), tanda peradangan (-), ptosis (-)
4. Konjungtiva Edema (-),injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-), bangunan
patologis (-), infiltrat (-), konjungtiva bleeding tidak
ditemukan.
Edema (-),injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-), bangunan
patologis (-), infiltrat (-), konjungtiva bleeding (-)
5. Sklera Warna putih dan
Ikterik (-)
Warna putih dan
ikterik (-)
6. Kornea Bulat, edema tidak ditemukan, laserasi (+),
infiltrat tidak ditemukan, sikatriks (-), pannus tidak ditemukan.
Bulat, edema (-), laserasi (-) infiltrat (-), sikatriks (-
), pannus (-)
7. Camera Oculi Anterior
(COA)
Jernih,kedalaman cukup,
hipopion (-), hifema tidak ditemuakan
Jernih, kedalaman cukup,
hipopion (-), hifema (-)
8. Iris coklat, edema (-), sinekia
(-), atrofi (-), Dialisis tidak ditemukan, reksis tidak
ditemukan, iridoplegi tidak ditemukan
coklat, edema (-), sinekia
(-), atrofi (-). dialisis (-), reksis (-). Iridoplegi (-)
9. Pupil
Reguler ,letak sentral, diameter: ± 3mm, refleks pupil : +/+
reguler , letak sentral, diameter: ± 3mm, refleks pupil: +/+
10. Lensa Jernih, luksasi tidak
ditemukan
Jernih, luksasi (-)
11. Corpus Vitreum Jernih, perdarahan tidak ditemukan
Jernih, perdarahan (-)
12 Fundus Refleks Cemerlang Cemerlang
13 Funduscopy (focus: )
Papil: batas tgs, warna merah muda,
CDR(0,4) Vasa: AVR (2:3) Macula: terdapat
bercak-bercak (+) di perimakular
Retina: cherry red spot(-), retina berwarna keabu-
abuan(-)
Papil: batas tgs, warna merah muda,
CDR(0,4) Vasa: AVR (2:3) Macula: terdapat
bercak-bercak (-), Retina: cherry red
spot(-), retina berwarna keabu-abuan(-)
14 TIO Normal (tidak naik, tidak
turun) Normal
15 Tes konfrontasi Tidak ada penyempitan
lapang pandang Tidak ada penyempitan
lapang pandang
4. DIAGNOSA DIFFERENSIAL
a. OD
OD Perimakular bleeding e.c. Trauma Tumpul ditegakkan
karena dari anamnesa didapatkan adanya gejala kabur secara tiba-tiba,
dan didapatkan riwayat trauma mekanis (benda keras), yaitu trauma oleh
karena terjatuh/kecelakaan dari motor pada posisi sebelah kanan. Dan
pada pemeriksaan funduscopy didapatkan pada makulan terdapat
bercak-bercak di perimakularnya.
OD Edema macula e.c. Trauma Tumpul disingkirkan
Disingkirkan karena pada trauma tajam didapatkan luka sayat, dan
biasanya terjadi laserasi palpebra.
OD Ablasio Retina e.c. Trauma Tumpul disingkirkan
Disingkirkan karena pada trauma kimia terjadi berkaitan dengan bahan-
bahan kimia yang bersifat asam, basa atau alkali. Bisa didapatkan
bagian epitel kornea yang terbakar dan terkelupas. Bisa juga didapati
pada palpebra yang melepuh.
b. OD
OD Myopi ditegakkan
Karena pada anamnesis didapatkan jika pasien melihat garis lurus
seperti melengkung, keluhan ini dirasakan sudah sejak ± 1tahun yang
lalu dan didapatkan pada pemeriksaan visus pasien dikoreksi dengan
silinder (C-0,75)
ODS hipermetropia disingkirkan
karena pada hipermetriopia selain adanya keluhan penglihatan kabur
jauh dan dekat. Juga dari hasil pemeriksaan dikoreksi dengan S+.
c. OS ASTIGMATISME
5. DIAGNOSA KERJA
OD Perimakula bleeding ec. Trauma tumpul dan OS Astigmatisme
6. PENATALAKSANAAN
a. Trauma tumpul
Medikamentosa
Kalnex (As. traneksamat) 500mg 3 X 1 tetes
Metil Prednisolon 16mg 1-1-0
Eye vit 0-0-1
Opeatif :
-
b. Astigmatisme myopic compositus
Penggunaan kaca mata:
7. KOMPLIKASI
- Ablasio retina
- Udem Makula
- Kehilangan penglihatan.
8. PROGNOSIS
OCULUS DEXTER (OD) OCULUS SINISTER (OS)
Quo Ad Visam : dubia Ad Malam Ad Bonam
Quo Ad Sanam : dubia Ad malam Ad Bonam
Quo Ad Functionam : Ad Bonam Ad Bonam
Quo Ad Kosmetikam : Ad Bonam Ad Bonam
Quo Ad Vitam : Ad Bonam Ad Bonam
9. EDUKASI
OD Trauma tumpul
Menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya bahwa kabur yang secara
mendadak itu diakibatkan oleh karena kecelakaan/jatuh dari motor.
Menjelaskan bahwa penyakit yang diderita pasien dapat berangsur-angsur membaik.
ODS Astigmatisme
menggunakan kacamata silinder dengan teratur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
TRAUMA TUMPUL MATA
1. DEFINISI
• Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan
perlukaan mata.
• Trauma tumpul pada mata dapat diakibatkan benda yang keras atau benda yang
tidak keras, dimana benda tersebut dapat mengenai mata dengan keras atau
lambat.
2. MACAM – MACAM TRAUMA
• MEKANIS
Tajam
tumpul
• FISIS
• KIMIA
Asam
Basa
• PSIKIS
3. EPIDEMIOLOGI
• Trauma tumpul pada mata sering terjadi, misalnya terkena pukulan atau bola
sewaktu olah raga, terjatuh pada daerah wajah, bola pingpong atau kock
badminton
• Kelainan mata akibat trauma mata, tergantung dari :
- jenis benda yang mengenainya
- besar atau kecinya kekuatan trauma.
• Trauma pada mata dapat mengenai jaringan - jaringan secara terpisah atau
menjadi sebuah gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai
jaringan mata seperti kelopak mata, konjungtiva, kornea, uveitis, lensa, retina,
papil saraf optic, dan orbita.
5. GAMBARAN
PALPEBRA
• Hematoma palpebra merupakan kelainan yang sering terlihat pada trauma
tumpul palpebra. Bila perdarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua
palpebra serta berbentuk kacamata yang sedang dipakai, maka keadaan ini
disebut hematoma kaca mata.
KONJUNGTIVA
• Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik akibat
trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva secara
langsung kena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat
mengakibatkan edema pada konjungtiva.
• Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang
terdapat dibawah konjungtiva, seperti a. konjungtiva dan a. episklera. Bila
perdarahan ini terjadi akibat trauma tumpul maka perlu dipastikan bahwa tidak
terdapat robekan dibawah jaringan konjungtiva atau sklera.
KORNEA
• Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan
edema kornea. Edema kornea akan memberikan keluham penglihatan kabur, dan
terlihatnya pelangi sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat. Kornea
akan terlihat keruh dengan uji plasido yang positif.
• edema kornea yang berat dapat mengakibatkan masuknya serbukan sel radang
dan neovaskularisasi kedalam jaringan stroma kornea.
CAMERA OCULI ANTERIOR (COA)
• Hifema atau darah didalam bilik mata depan dapat terjadi akibat trauma tumpul
yang merobek pembuluh darah iris atau badan siliar.
• Kadang kadang sesudah hifema hilang atau 7 hari setelah trauma dapat terjadi
perdarahan atau hifema baru yang disebut hifema sekunder yang pengaruhnya
akan lebih hebat karena perdarahan lebih sukar hilang.
IRIS
• Trauma tumpul pada uvea dapat mengakibatkan kelumpuhan otot sfingter pupil
sehingga pupil menjadi midriasis.
• Trauma tumpul dapat mengakibatkan robekan pada pangkal iris sehingga bentuk
pupil berubah.
LENSA
• Trauma tumpul dapat mengakibatkan dislokasi lensa, dislokasi lensa terjadi pada
putusnya zonula zinn yang akan mengakibatkan kedudukan lensa terganggu.
• Subluksasi lensa dapat mengakibatkan glaukoma sekunder dimana terjadi
penutupan sudut bilik mata oleh lensa yang mencembung
RETINA
• Trauma tumpul dapat mengakibatkan edema retina, sehingga penglihatan akan
sangat turun. Pada trauma yang paling ditakutkan adalah edema makula atau
edema berlin.
• Trauma diduga merupakan pencetus terlepasnya retina dari koroid.
SARAF OPTIK
• Pada trauma tumpul dapat mengakibatkan kompresi dari saraf optik, demikian
pula perdarahan dan edema sekitar saraf optik.
PERIMAKULAR BLEEDING
Perdarahan disekitar macula yang ditandai adanya bercak-bercak
kehitaman pada peri macula dilihat dari funduscopy.
MYOPIA
Merupakan kelainan refraksi dimana sinar-sinar sejajar tanpa
akomodasi dibiaskan di depan retina.
Causa myopia :
Axis mata terlalu panjang.
Lensa terlalu kedepan (karena luxatie misalnya).
Index bias terlalu besar.
Curvatura cornea terlalu mencembung (mis. keratoconus)
Keluhan:
Melihat jauh kabur
Melihat dekat terang
M. ciliaris kurang dipakai untuk accomodasi maka akan
mengalami atrophie. Karena itu pada saat melihat
dekat kaca-mata perlu dipakai supaya ada akomodasi
dan tidak terjadi atrophie m. ciliaris.
Gejala objektif:
COA dalam
Pupil lebih lebar
Vitreus floaters
Komplikasi:
tergantung pada derajat miopianya
Strabismus divergen
Ablatio retina
JENIS-JENIS MYOPIA:
Myopia stationair: myopia yg derajat/beratnya tetap
Myopia progressiva : myopia yg derajatnya makin bertambah
Myopia benigna : myopia yang dapat dikoreksi sampai 5/5
Myopia maligna : myopia yang tak dapat dikoreksi sampai 5/5.
DERAJAT MYOPIA :
Myopia ringan = myopia levis S <- 5 D.
Myopia sedang = myopia moderate : 5 - 10 D.
Myopia berat = myopia gravis : lebih dari 10 D
Menurut etiologinya myopia dibagi:
Index myopia : myopia karena kelainan index bias dari
media refrakta (index bias terlalu kuat)
Curvatura myopia : karena curvatura media lbh cembung
Posisi myopia : kelainan posisi, misal pada luxatio lentis
Axial myopia : axis bola mata lbh panjang (paling banyak)
Terapi :
Lebih dulu mengukur derajat myopianya
(menggunakan lensa coba)
Kemudian diberi kacamata minus
Atau lensa kontak
Atau dilakukan operasi dengan sinar laser (LASIK)
(laser-assisted in situ keratomileusis)
ASTIGMATISME
Menjelaskan kepada pasien bahwa astigmatisme ini tidak bisa
disembuhkan tetapi dapat dengan menggunakan kacamata silinder
secara teratur atau di lasik.
GEJALA:
Jika melihat garis lurus seperti bengkok
berbayang
KLASIFIKASI
AMS
AMC (2”nya titik berada didepan)
AHS
AHC (2”nya titik ada dibelakang)
Mixtus