25
STATUS PASIEN I. IDENTITAS PASIEN Nama : Ny.F No RM : 140417 Umur : 27 Tahun Agama : Islam Suku : Luwu Status Pernikahan : Menikah Pendidikan Terakhir : SMP Pekerjaan : Tidak ada Alamat : Desa Beringin Utara, Luwu Utara Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal 29 April 2015, diantar oleh kakak pasien. II. RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari : Nama : Ny. N Umur : 30 Tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Status : Menikah Pendidikan Terakhir : D3 Pekerjaan : PNS Alamat : Desa Beringin Utara, Luwu Utara Hubungan dengan pasien : Keponakan pasien 1

kasus fitriani

Embed Size (px)

DESCRIPTION

vb

Citation preview

Page 1: kasus fitriani

STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny.F

No RM : 140417

Umur : 27 Tahun

Agama : Islam

Suku : Luwu

Status Pernikahan : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Tidak ada

Alamat : Desa Beringin Utara, Luwu Utara

Masuk RSKD Provinsi Sulawesi Selatan untuk pertama kalinya pada tanggal

29 April 2015, diantar oleh kakak pasien.

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Diperoleh dari catatan medis, autoanamnesis dan alloanamnesis dari :

Nama : Ny. N

Umur : 30 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : D3

Pekerjaan : PNS

Alamat : Desa Beringin Utara, Luwu Utara

Hubungan dengan pasien : Keponakan pasien

A. Keluhan Utama

Mengamuk

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Dialami memberat ± 2 minggu yang lalu, Pasien melempari anak-anak yang

lewat di jalanan dan berteriak-teriak. Pasien juga mengancam akan memukul

keluarga. Kadang pasien juga membawa pisau dan membawa pisau jalan-jalan.

Pasien mengamuk karena merasa mau disakiti.

1

Page 2: kasus fitriani

Pasien juga sering bicara sendiri dan tertawa sendiri. Pasien juga kadang

bicara tidak nyambung dan sulit tidur. Pasien juga kadang tampak takut dengan

orang yang lewat di jendela rumahnya. Pasien juga tidak mau makan kecuali yang

di buatnya sendiri karena takut diracuni.

Perubahan perilaku dialami sejak tahun 2011. Awalnya pasien sering dipukuli

oleh suaminya. Pasien kemudian menjadi pendiam dan sering ketakutan. 1 Tahun

kemudian pasien menjadi sering tersinggung. Pasien menjadi sering menuduh

suaminya berselingkuh dengan saudara sepupu pasien. Pada tahun 2014 suami

pasien meninggalkan pasien dan menikah lagi. Sejak saat ini pasien sering

menuduh keluarganya mau mencelakai pasien dan meracuni pasien. Pasien juga

merasa tetangganya dan keluarganya adalah suruhan sepupu pasien untuk

mencelakai pasien.

Pasien merasa mendengar suara laki-laki dan perempuan yang mau

mencelakai pasien dan mengambil harta pasien. Pasien merasa memiliki banyak

harta dan memiliki 4% saham di dunia. Pasien juga merasa memiliki tunangan

seorang polisi dan banyak polisi yang menyukai pasien.Pasien juga merasa

sebagai pegawai keamanan di kantor polisi dan memiliki sekolah SD didekat

rumah pasien

C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak ditemukan adanya riwayat penyakit fisik seperti infeksi, trauma kapitis,

ataupun kejang.

2. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang,

3. Riwayat Gangguan Psikiatri Sebelumnya

Pasien tidak memliki riwayat gangguan psikiatrik sebelumnya. Pasien Pernah

dibawa ke praktek swasta tahun 2014 diberikan obat dan suntikan tetapi

pasien tidak mau minum obat karena merasa takut akan dicelakai karena

pasien mengantuk bila minum obat.

2

Page 3: kasus fitriani

D. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien lahir normal di rumah, ditolong oleh dukun, cukup bulan, spontan,

langsung menangis dan tidak terdapat kelainan. Berat badan lahir tidak

diketahui. Ibu pasien cukup menjaga kesehatannya dengan baik meskipun

tidak pernah memeriksakan kandungannnya. Ayah pasien meninggal sejak

pasien dalam kandungan. Pada saat bayi, pasien tidak pernah mengalami

panas tinggi dan kejang serta minum ASI cukup.

2. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 1-3 tahun)

Pasien diasuh oleh ibu pasien ASI diberikan sampai umur 2 tahun.

Pertumbuhan dan perkembangan pasien pada masa anak-anak awal sesuai

dengan perkembangan anak seusianya. Tidak ada masalah perilaku yang

menonjol. Waktu kecil mampu bermain bersama teman sebayanya.

3. Riwayat Masa Kanak Pertengahan (Usia 4-11 tahun)

Pasien tinggal bersama ibunya dan cukup mendapat perhatian dan kasih

sayang. Pada usia 7 tahun pasien mulai masuk SD. Selama sekolah prestasi

pasien biasa-biasa saja.

4. Riwayat Masa Kanak Akhir dan Remaja (Usia 12-18 tahun)

Tamat dari SD pasien melanjutkan SMP. Setelah SMP pasien melanjutkan ke

SMA tetapi hanya sampai kelas 1 karena biaya. Setelah itu pasien sering ikut

membantu ibunya bertani . Pasien dikenal ramah dan memiliki banyak

kenalan .

5. Riwayat Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

Sebelum sakit pasien sering membantu ibu dan suaminya sebagai petani .

b. Riwayat Pernikahan

Pasien menikah tahun 2006 dengan pria pilihan pasien sendiri.Pasien

dikaruniai 3 anak. Pada tahun 2014 suami pasien menikah lagi dengan orang

lain

c. Riwayat Agama

Pasien memeluk agama Islam dan menjalankan kewajiban agama dengan

cukup baik.

d. Riwayat Militer

Pasien tidak pernah mengikuti kegiatan militer.

e. Riwayat Pelanggaran Hukum

Selama ini pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.

3

Page 4: kasus fitriani

f. Aktivitas Sosial

Pasien bergaul dengan teman sebaya dan tetangga dan sering mengikuti

kegiatan sosial di lingkungan sekitar rumah.

6. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ke 8 dari 8 bersaudara. Ayah pasien meninggal sat

pasien masih kecil.. Tidak ada anggota keluarga atau kerabat yang diketahui

menderita penyakit gangguan jiwa.

7. Situasi Kehidupan Sekarang

Sebelum dibawa ke RSKD pasien tinggal di rumah pasien sendiri disebelah

rumah Ibu dan saudaranya.

Genogram

Keterangan : : Anggota keluarga laki-laki

: Anggota keluarga perempuan

: Pasien

: Tidak cukup keterangan

4

Page 5: kasus fitriani

III. PEMERIKSAAN FISIK DAN NEUROLOGI ( 29 APRIL 2015 )

A. Status Internus

Keadaan umum tidak tampak sakit, kesadaran komposmentis, tekanan darah

120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, frekwensi pernafasan 20 kali/menit, suhu

tubuh 36,5 °C, konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterus, jantung, paru dan

abdomen dalam batas normal, ekstremitas atas dan bawah tidak ada kelainan.

B. Status Neurologi

Gejala rangsang selaput otak : kaku kuduk (-), Kernig’s sign (-)/(-), pupil bulat

dan isokor 2,5 mm/2,5 mm, refleks cahaya (+)/(+), fungsi motorik dan sensorik

keempat ekstremitas dalam batas normal, tidak ditemukan refleks patologis.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL ( 29 APRIL 2015 )

A. Deskripsi Umum

1. Penampilan

Seorang wanita, wajah sesuai umur, perawakan sedang, kulit coklat, memakai

baju kaos merah berkerah dan celana hitam selutut, perawatan diri cukup.

2. Kesadaran

Berubah

3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor

Pasien tampak gelisah dan terfiksasi.

4. Pembicaraan

Pasien menjawab pertanyaan dengan spontan, lancar, dan intonasi biasa

kadang tinggi.

5. Sikap terhadap pemeriksa

Cukup kooperatif

B. Keadaan Afektif

1. Mood : Sulit dinilai

2. Afek : Inappropriate

3. Keserasian : Tidak serasi

4. Empati : Tidak dapat dirabarasakan

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)

1. Taraf Pendidikan

Pengetahuan umum dan kecerdasan pasien sesuai dengan tingkat

pendidikannya.

5

Page 6: kasus fitriani

2. Orientasi

a. Waktu : Baik

b. Tempat : Baik

c. Orang : Baik

3. Daya Ingat

a. Jangka Panjang : Baik

b. Jangka Sedang : Baik

c. Jangka Pendek : Baik

d. Jangka Segera : Baik

4. Konsentrasi dan Perhatian : Cukup

5. Pikiran Abstrak : Cukup

6. Bakat Kreatif : Belum ditemukan

7. Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Cukup

D. Gangguan Persepsi

1. Halusinasi

Halusinasi auditorik :

Suara laki-laki dan perempuan yang mengancam akan mengambil harta

pasien dan mencelakai pasien.

2. Depersonalisasi dan Derealisasi

Tidak ada

E. Proses Berpikir

1. Arus Pikiran

Produktivitas cukup, kontinuitas relevan, koheren.

Isi Pikiran

Terdapat gangguan isi pikiran berupa :

- Waham kejaran : pasien yakin dirinya mau digorok lehernya oleh

keluarganya

- Waham Kebesaran : pasien yakin memiliki harta yang banyak, memiliki

4% saham didunia dan banyak polisi yang menyukai pasien.

F. Pengendalian Impuls

Cukup

6

Page 7: kasus fitriani

G. Daya Nilai dan Tilikan

1. Norma Sosial : Terganggu

2. Uji Daya Nilai : Terganggu

3. Penilaian Realitas : Terganggu

4. Tilikan : Pasien merasa dirinya tidak sakit

H. Taraf Dapat Dipercaya

Dapat dipercaya

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Seorang wanita umur 27 tahun, masuk rumah sakit pertama kali dengan keluhan

mengamuk yang dialami memberat ± 2 minggu yang lalu, Pasien melempari anak-

anak yang lewat di jalanan dan berteriak-teriak. Pasien juga mengancam akan

memukul keluarga. Kadang pasien juga membawa pisau dan membawa pisau jalan-

jalan. Perubahan tingkah laku dialami pertama kali sejak tahun 2011 setelah sering

dipukul oleh suaminya, setelah itu pasien banyak diam dan sering ketakutan karena,

dan sering tersinggung .Pasien merasa sepupunya salingkuh dengan suamninya dan

selalu ketakutan karena merasa keluarga dan orang suruhan sepupunya mau

membunuh pasien dan mengambil hartanya. Pasien yakin memiliki saham dunia ini

4% mempunyai banyak harta termasuk SD dekat rumahnya. Pasien yakin memiliki

seorang tunangan polisi dan bayak polisi yang menyukainya. Pasien juga yakin

dirinya seorang petugas keamanan di kantor polisi. Pasien sempat dibawa berobat

tahun 2014 tetapi pasien tidak mau minum obat karena takut akan dibunuh bila tidur.

Pada pemeriksaan status mental didapatkan penampilan seorang wanita, wajah sesuai

umur, perawakan sedang, kulit coklat, memakai baju kaos merah dan celana hitam

selutut, perawatan diri cukup. Kesadaran berubah, perilaku dan aktivitas psikomotor

gelisah, pembicaraan spontan lancar, menjawab sesuai pertanyaan, intonasi kadang

tinggi, sikap terhadap pemeriksa cukup kooperatif. Keadaan afektif, mood sulit

dinilai, afek inappropriate, empati tidak dapat dirabarasakan. Taraf pendidikan sesuai,

orientasi waktu, tempat dan orang baik, daya ingat jangka panjang, sedang, pendek,

dan segera baik. Konsentrasi dan perhatian cukup, pikiran abstrak cukup, kemampuan

menolong diri sendiri kurang. Terdapat gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik

yaitu suara laki-laki dan perempuan yang mengancam akan mencelakai pasien dan

mau mengambil harta pasien. Pada proses pikir produktivitas cukup, kontinuitas

relevan dan tidak ditemukan adanya hendaya dalam berbahasa. Terdapat gangguan isi

pikir berupa adanya waham kejar dan waham kebesaran dimana pasien yakin dirinya

7

Page 8: kasus fitriani

mau dicelakai dan diambil hartanya oleh orang suruhan sepupunya dan keluarganya.

Pasien juga yakin memiliki tunangan seorang polisi dan banyak polisi yang suka

padanya, serta pasien yakin memiliki banyak harta dan saham dunia 4%.

Pengendalian impuls cukup, uji daya nilai terganggu, norma sosial dan penilaian

realitas terganggu. Pasien merasa tidak sakit. Secara umum yang diutarakan oleh

pasien dapat dipercaya.

VI. EVALUASI MULTI AKSIAL

Aksis I

Berdasarkan alloanamnesis, autoanamnesis dan pemeriksaan status mental didapatkan

gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pola perilaku mengamuk, melempari orang,

bicara dan tertawa sendiri. Keadaan ini menimbulkan penderitaan (distress) pada

pasien dan keluarga serta terdapat hendaya (disability) pada fungsi psikososial,

pekerjaan dan penggunaan waktu senggang sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien

menderita gangguan jiwa.

Pada pemeriksaan status mental ditemukan hendaya berat dalam menilai realita

berupa waham dan halusinasi sehingga didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik.

Pada pemeriksaan status internus dan neurologik tidak ditemukan adanya kelainan,

sehingga kemungkinan adanya gangguan mental organik dapat disingkirkan dan

didiagnosis Gangguan Jiwa Psikotik Non Organik.

Dari alloanamnesis, autoanamnesis, dan pemeriksaan status mental didapatkan afek

yang tumpul, gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik yang terus menerus serta

gangguan isi pikir berupa waham kejar, waham kebesaran, dimana perlangsungan

gejala-gejala ini berlangsung sudah lebih dari 1 bulan, sehingga berdasarkan

Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) dan Diagnostic

and Statistical Manual of Mental Disorder fifth Edition (DSM V) memenuhi

diagnosis Skizofrenia (F 20/295.90). Pada pasien ini sangat menonjol halusinasi dan

wahamnya, sehingga berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan

Jiwa (PPDGJ III) diagnosis dapat diarahkan pada Skizofrenia Paranoid (F 20.0)

Aksis II

Dari informasi yang didapatkan, pasien termasuk orang yang ramah, dan

memiliki banyak kenalan. Data yang didapatkan ini belum cukup untuk

mengarahkan pasien ke salah satu ciri kepribadian.

Aksis III

Tidak ada diagnosa

Aksis IV

Stressor psikososial gangguan saat ini adalah masalah keluarga.

8

Page 9: kasus fitriani

Aksis V

GAF Scale saat ini : 50-41, Gejala berat, disabilitas berat.

GAF Scale satu tahun terakhir : 60-51 Gejala sedang.

VII. DAFTAR MASALAH

Organobiologik

Tidak ditemukan kelainan fisik yang bermakna, tetapi karena terdapat

ketidakseimbangan neurotransmitter maka pasien memerlukan psikofarmakoterapi.

Psikologik

Ditemukan adanya hendaya berat dalam menilai realitas berupa halusinasi dan waham

yang menimbulkan gejala psikis sehingga pasien memerlukan psikoterapi.

Sosiologik

Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial, pekerjaan dan penggunaan waktu

senggang sehingga perlu dilakukan sosioterapi.

VIII. PROGNOSIS

Dubia ad malam

IX. RENCANA TERAPI

A. Psikofarmakoterapi :

Injeksi haloperidol 5mg/1ml 1ampul/8jam IM

Bila sudah tenang :

Risperidon 2 mg 2 x 1 tab

B. Psikoterapi

Suportif :

Memberikan penjelasan kepada pasien sehingga pasien dapat menguatkan

daya mental yang ada, Mengembangkan mekanisme yang baru dan yang lebih

baik untuk mempertahankan kontrol diri, serta mengembalikan kemampuan

adaptif pasien.

Sosioterapi :

Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien sehingga bisa

menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan moral serta

menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu proses

penyembuhan dan keteraturan pengobatan.

9

Page 10: kasus fitriani

X. FOLLOW UP

Memantau keadaan umum pasien serta perkembangan penyakitnya, selain itu menilai

efektivitas dan kemungkinan efek samping.

Pada pemeriksaan status mental pada tanggal 30 April 2015 didapatkan :

Kontak mata (+), verbal (+)

Psikomotor : Tenang

Verbalisasi : Spontan, lancar, intonasi biasa, produktivitas cukup.

Afek : Tumpul

Arus Pikir : Relevan, koheren

Gangguan Persepsi : Halusinasi auditorik : Suara laki-laki dan perempuan yang

mengancam akan mengambil harta pasien dan mencelakai

pasien.

Gangguan Isi Pikir : Waham kejaran : pasien yakin dirinya mau digorok lehernya

oleh keluarganya

Waham Kebesaran: pasien yakin memiliki harta yang banyak,

memiliki 4% saham didunia dan banyak polisi yang menyukai

pasien.

Terapi : Risperidon 2mg 2x1

XI. DISKUSI

Skizofrenia adalah suatu sindrom klinis yang beragam dan berubah-

ubah dan sangat mengganggu, sebuah kumpulan gejala psikopatologi yang

melibatkan fungsi kognitif, emosi, persepsi, dan aspek perilaku lainnya.

Gambaran manifestasinya tidak selalu sama pada tiap pasien dan pada setiap

episode perjalanan penyakitnya, namun efek yang ditimbulkan gangguan ini

selalu berat dan perlangsungannya dalam waktu yang lama. Gangguan

skizofrenia umumnya ditandai oleh adanya penyimpangan dari pikiran dan

persepsi yang mendasar dan khas, dan adanya afek yang tidak wajar atau

tumpul. Kesadaran yang jernih dan kemampuan intelektual biasanya tidak

terganggu, walaupun kemunduran kognitif tertentu dapat berkembang

kemudian. 1,4-6

Pada pasien ini ditemukan adanya halusinasi auditorik yang dialami

terus menerus dimana pasien merasa mendengar suara laki-laki dan

10

Page 11: kasus fitriani

perempuan yang mengancam pasien. Ditemukan juga waham kejaran dan

waham kebesaran yaitu pasien yakin sepupunya selingkuh dengan suaminya

dan menyuruh orang dan keluarganya untuk membunuh dan merebut harta

pasien. Pasien juga yakin memiliki banyak harta terasuk SD dekat rumahnya

dan saham dunia 4% dimana pelangsungannya kurang lebih 1 bulan sehingga

berdasarkan PPDGJ III dan DSM V pasien dapat didiagnosis sebagai

skizofrenia. Adanya waham kejaran dan halusinasi yang menonjol yang

berupa keyakinan pasien bahwa keluarga pasien mau mencelakakan pasien

dan suara yang mengancam pasien , maka berdasarkan PPDGJ III, pasien

dapat didiagnosis skizofrenia paranoid.

Pada pasien ini diberikan antipsikotik tipikal saat gelisah dan obat oral dipilih

atipikal, dalam hal ini yang dipilih adalah risperidon. Pemilihan obat antipsikotik

jenis atipikal ini didasarkan pada pertimbangan gejala agitasi yang tidak terlalu

menonjol lagi dan usia pasien yang masih dalam usia produktif. Antipsikotik atipikal

memiliki efek samping yang lebih minimal, memiliki efektiitas yg sepadan dalam

mengobati gejala positif dengan golongan tipikal, lebih sedikit menyebabkan

gangguan fungsi kognitif, sehingga kualitas hidup pasien bisa lebih baik. 1,4,6

Haloperidol adalah antipsikotik generasi pertama dengan potensi tinggi yang

bekerja dengan memblok reseptor dopamin D2 di jalur mesolimbik sehingga

menurunkan hiperaktivitas dopamin dengan demikian obat ini efektif untuk gejala

positif dan kegelisahan psikomotor. Haloperidol memiliki afinitas yang kuat terhadap

reseptor D2, lebih lemah antagonis reseptor kolinergik dan histamin. Kadar puncak

plasma haloperidol dicapai dalam waktu 2-6 jam setelah pemberian oral dan dalam

waktu 20 menit setelah pemberian intramuskular. Waktu paruhnya antara 10-12 jam.

Diekskresi dengan cepat melalui urine dan tinja dan berakhir dalam 1 minggu setelah

pemberian. Dosis haloperidol dapat dimulai dari 1 atau 2 mg dengan pemberian 2

atau 3 kali perhari, kemudian peningkatan dosis disesuaikan dengan gejala yang

belum terkontrol, dosis yang efektif antara 5-20 mg.4,6

Risperidon memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor dopamin D2 dan

reseptor 5-HT2A, selain itu juga memiliki afinitas tinggi terhadap reseptor alfa 1, alfa

2 adrenergik, sementara terhadap reseptor kolinergik muskarinik afinitasnya rendah.

Risperidon cukup baik untuk mengatasi gejala positif dan negatif. Pemberiannya

dimulai dari dosis minimal sebesar 0,5 – 1 mg, dimana dosis akhir ideal untuk

sebagian pasien adalah 4 – 6 mg/hr. Efek samping yang dapat ditemukan tardif

diskinesia dan sedikit peningkatan berat badan. Jika terdapat kemungkinan bahwa

pasien minum obat secara berlebihan, risperidon cukup aman terhadap overdosis.5

11

Page 12: kasus fitriani

Prognosis pasien ini adalah dubia, dinilai dengan melihat faktor-faktor pendukung dan

penghambat penyembuhannya.

Faktor pendukung berupa :

- Gambaran klinis adalah simptom positif

- Sistem support yang cukup baik

- Ada faktor pencetus yang jelas

- Tidak ada riwayat keluarga dengan skizofrenia

Faktor penghambat berupa :

- Tidak ada pasangan hidup

- Gejala tidak akut

- Onset pada usia cukup muda

12

Page 13: kasus fitriani

DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock BJ, Sadock VA, Skizofrenia, dalam Kaplan&Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis, Edisi Kedua, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2010

2. Departemen Kesehatan RI, Skizofrenia, Gangguan Skizotipal, dan Waham dalam Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III/PPDGJ III. Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 1993

3. First, M.B, et al, Schizophrenia and Other PsychoticDisorder in Diagnostic Criteria From DSM IV-TR, American Psychiatric Association, USA,2005

4. Arana G.W, Rosenbaurg, Antipsychotic Drugs in Handbook of Psychiatric Drug Therapy, Lippincot Williams &Wilkins, Philadelphia, USA, 2005

5. Benhard Rudyanto.R. Diagnosis Banding dalam Skizofrenia dan Diagnosis Banding, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia, 2007

6. Kaplan HI, BJ Sadock, JA Grebb, Gangguan Psikotik Lain dalam Sinopsis Psikiatri, Edisi Ketujuh, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997

7. Sylvia D. Elvira, Gitayanti Hadisukanto, Skizofrenia dalam Buku Ajar Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010

8. Willy F. Maramis, Albert A. Maramis, Skizofrenia dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Edisi 2, Airlangga University Press, 2009

13

Page 14: kasus fitriani

AUTOANAMNESA I (TANGGAL 29 APRIL 2015)

Seorang wanita, wajah sesuai umur, postur badan sedang, memakai baju kaos berkerah

merah, celana hitam selutut, tanpa alas kaki, penampilan dan perawatan diri cukup.

D : Selamat pagi Bu.

P : Pagi dok

D : Siapa namanya bu ?

P : F dok

D : Berapa umurnya bu F?

P : 27 tahun.

D : Tinggal dimana ki ?

P : Di desa Beringin Luwu Utara

D : Sudah ada anak? Tinggal sama siapa ki?

P : Iya dokter sama anakkuji

D : Bagaimana ceritanya sampai dibawa kesini. Ibu tahu ini tempat apa. Siapa yang

mengantar ?

P : Rumah sakit jiwa dok. Nisma yang bawa. Jahat itu. Mau na kurungka disini.

D : Kenapa mau dikurung?

P : Jahat itu Nisma karena suruhannya pelacur Suri sama Roya. Mau na siksa ka itu. Na

saya tidak sakit. Cuma sakit kepalaku sama sakit gigiku. Sama sakit bawahku bekas

melahirkan.

D : Siapa itu Suri sama Roya ?

P : Pelacur itu karena dia selingkuh sama suamiku.

D : Kita kenal ibu?

P : Sepupu jauhku itu.

D : Seringki ketemu ?

P : Tidakji tapi ada tinggal dekat rumahku

D : Tahu dari mana ibu dia mau celakaiki?

P : Ka sudahmi diumumkan dibawah. Mau dia sakitika itu mau dia ambil hartaku. Itu

keluargaku sama orang kampung itu suruhannya Suri

D : Tahu darimana suruhannya Suri ?

P : Pasti Suri ka pelacur itu. Pelacur jahat mau dia celakaika dia ambil harta ku. Kasih

keluarma. Telponkan dulu Anto polisi itu tunanganku supaya dia kasi keluarka.

D : Dimana sekarang suaminya?

P : Berceraimi tahun lalu na kawinmi.

14

Page 15: kasus fitriani

D : Kalau boleh tahu kenapa sampai bercerai ibu?

P : Karena dulu itu selalu dia pukulka. Sedikt-sedikit dia pukulka.

D : Kenapa di pukuliki ibu ?

P : Karena selalu dia tuduhka selingkuh. Padahal dia itu yang berselingkuh dengan

pelacur Suri sama Roya. Kenapa ka disini? Disiksa ka ini? Kenapa dikurungka.

D : Tidak ibu nanti kalau sudah tenang dipindahkan ke tempat yang tenang. Harta apa

yang mau di ambil ibu?

P : Banyak hartaku ada uangku di bank 9Milyar.

D ; Darimana uang sebanyak itu ibu? Apa pekerjaannya?

P : Ka banyak rumahku 2 ada 3 sekolahku dikumpul-kumpul dari bagianku diitu sekolah.

Lamami ndak kuambil bagianku diitu sekolah.

D : Saya kira itu sekolah punya pemerintah?

P : Saya punya itu karena ada sahamku 4% di semua tempat.

D : Saham dimana ibu? Sejak kapan?

P : Dari tahun lalumi dokter pokoknya saham dunia. Pemerintah tahuji itu karena sudah

tersebarmi. Orang kampung semuanya tahuji itu.

D : Maksudnya ibu ?

P : Pokoknya ada bagianku di semua usaha diputarkan uangku.

D : Kita tahu darimana ?

P : Karena ada itu polisi yang putar uangku.

D : Kalu ibu kerja apa?

P : Kalau saya keamanan dokter di kantor polisi di kampung. Polisi yang tunjuk ka

D : Ibu polisi?

P : Bukan pokoknya keamanan jadi saya kasitahu orang kalo bikin slahki.

D : Ibu katanya dirumah suka lempar orang kenapa itu ?

P : Saya lempari karena saya jengkel itu anak-anak sekolah di sekolahku baru saya ndak

dikasih bagianku.

D : Sudah pernah di bawa berobat sebelumnya ?

P : Sudahmi dibawa ka ke poli Jiwa tahun lalu. Jahatki dokternya.

D : Jahat kenapa ?

P ; Nakasi ka obat bikin ngantuk. Nanti kalau saya mengantuk keluarga ku bunuhka saya

tidak tahu.

D : Masa keluarganya sendiri mau bunuh?

P ; Ka jahat semua itu suruhannya pelacur Suri. Biasa juga kalau saya mau makan ada

racunnya jadi saya bikin sendiri.

D : Selain itu pernah berobt kemana lagi ?

15

Page 16: kasus fitriani

P : Pernah juga tahun lalu mamku bawa ke dukun. Habis dari dukun kuliatki bayang

monyet tapi ndakmi. Karena saya juga tidak sakitji

D : Kenapa ibu bawa-bawa pisau?

P ; Untuk jaga diri sama kupas buah

D : Untuk jaga diri dari apa?

P : Kan banyak itu orang suruhannya Roya sam Suri yang mau celakaika jadi untuk kasi

takut-takut mereka.

P : Kasih keluarma dokter tidak tahanma. Kasih pulangka dulu.

D : Iya Ibu tunggu tenang dulu.

P : Telponkanma itu tunangan ku Anto polisi supaya datangki na kasi keluarkan ka

supaya tidak disiksa ka.

D : Iya ibu nanti dihubungi keluarganya ya. Besok kita bincang-bincang lagi Jangan lupa

obatnya diminum.

AUTOANAMNESE II (TANGGAL 30 April 2015)

D : Selamat siang Bu, bagaimana kabarnya hari ini ?

P : Sudah baik-baikmi. Karena saya tidak sakitji dokter Cuma sakit kepala sama sakit

gigi saja.

D : Obatnya diminum bu?

P : Diminumji.

D ; Sudah makan ibu?

P : Sudahmi. Kasih keluarma dokter takutka nanti dipa-apai anakku dibawah.

D : Kan ada Ibu sama saudaranya yang jaga.

P : Tidak dokter orang jahat semua itu suruhannya Suri Pelacur. Mau dia celakaika baru

naambil hartaku.

D : Di kampung ada yang tidak suka sama Ibu?

P : Satu kampun itu mau celakaika ka suruhannya Suri.

D : Tahu darimana Ibu ada yang mau celakai ?

P : Karena biasa saya rasa ada yang guna-gunaika juga.

D : Kalau diguna-guna rasanya apa Ibu?

P : Ku tahuji kalo diguna-gunaka ka langsung ka sakit perutku na muntah-muntahka juga.

D : Sering rasa begitu ibu?

P : Kalo diguna-gunai pi saya.

D : Selain diguna-guna biasa dicelakai seperti apa?

P : Kayak ada yang mau bunuh ka ada yang mau siksa ka ada yang mau ambil hartaku

16

Page 17: kasus fitriani

D : Siapa yang mau begitu ?

P : Semua suruhannya pelacur Suri jahat itu dia yang rencanakanka masuk rumah sakit

jiwa. Suaya disiksaka disini.

D ; Tidak disiksa disini Ibu

P : Ka ada itu diluar yang baju hitam. Jahat sekali itu suruhannya juga . Mau disiksaka

disini.

D ; Darimana tahu kalau mau disiksa ibu?

P : Tahu saja karena saya liatki ikatka waktu saya diksih turun dari mobil.

D : Katanya ibu dirumah juga sering bicara sendiri ?

P : Tidak dokter itu bicara sama anakku sama yang ajak ka bicara?

D : Siapa yang biasa ajak bicara Ibu ?

P : Tidak adaji orang-orang lewat ji biasa.

D : Apakah ibu bicara langsung atau dengar suaranya saja?

P : Biasa Ada orangnya dokter.

D : Jadi orang lain bisa dengar suaranya ?

P : Biasa sayaji yang dengar.

D : Maksudnya ibu ?

P : Jadi kayak dihantuika saya .

D : Maksudnya dihantui ?

P : Bisa ka dengar suaranya orang dikampung yang disebelah rumah orang lagi naik

mobil.

D : Apa yang dibilang ?

P : Katanya mau disiksa saya.

D : Selain itu ada lagi suara bisikan yang kita dengar yang tidak didengar orang lain?

P : Ada juga biasa/

D : Suara laki-laki atau perempuan itu?

P : Suaranya puang Rida itu suruhannya Suri juga

D : Apa yang dibilang suara itu?

P : Di bilang mau diambil hartaku yang 9 milyar. Mau juga diambil rumahku.

D : Selain itu apa lagi yang dibilang ?

P : Biasa juga na garattak ka

D : Di garatta bagaimana ?

P : Di bilang mau nasiksa ka mau nacelakaika. Minta tolong dulu dokter telponkan pak

Anto polisi dulu. Supaya saya dikasih keluar. Banyak temanku polisi.

D : Kenal darimana polisi ?

P : Kan saya keamanan. Jadi banyak saya kenal polisi. Banyak juga yang suka ka.

D : Maaksudnya ibu ?

17

Page 18: kasus fitriani

P : Banyak polisi yang mau jadi tunangan ku adami 2 dulu. Bnyak juga laki-laki mau

saya.

D : Tahu darimana ibu ?

P : Saya bisa rasa saja.

D : Baik ibu terima kasih atas waktunya obatnya diminum agar cepat sembuh.

P : Terima kasih dokter jangan lupa telponkan pak Anto polisi.

18

Page 19: kasus fitriani

IKHTISAR PERJALANAN PENYAKIT

2011 Suami pasien sering memukuli pasien. Pasien sering melamun

2012 Pasien sering menuduh suaminya berselingkuh

2013 Pasien mulai sering melempari orang di jalan

2014Suami pasien meninggalkan pasien dan menikah lagi. Pasien sempat dibawa berobat tetapi obat tidak diminum

29 April 2015 Pasien dibawa masuk ke RSKD karena mengamuk

19