Kasus Meningitis Bacterial

Embed Size (px)

Citation preview

KasusPasien seorang perempuan, umur 1 tahun 9 bulan, datang dengan keluhan pasien tidur terus, hanya bangun jika dibangunkan dengan keras sejak 3 hari SMRS. Sebelumnya, pasien batuk dan pilek sejak 10 hari SMRS. Batuk yang dikeluhkan berlendir, pilek berwarna coklat keputihan. Saat di RSDM, batuk dan pilek sudah tidak didapatkan. Selain itu, pasien juga panas tinggi sejak 7 hari SMRS. Panas turun jika diberi obat penurun panas, namun panas tinggi lagi sampai pasien kejang. Kejang seluruh tubuh, saat kejang pasien sadar, kejang terjadi 30 menit, hingga pasien dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke RS PKU. Panas tidak turun dengan obat penurun panas, pasien mulai tidur terus, dan tidak ada perkembangan sehingga dirujuk ke RSDM. Nafsu makan dan minum menurun. BAK dan BAB seperti biasa. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak lemah, somnolen, dan gizi terkesan kurang. Denyut nadi 125x/menit, RR= 42x/menit, suhu 39oC. Pemeriksaan neurologis didapatkan kaku kuduk (+), reflek patologis (-), refleks fisiologis (+) normal. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan Hb 10,1gr/d1; Hct 31,2 vol %; AE 4,22 x 106/ L; AL 5,8x103/L; AT 413.103/uL; Golongan darah A. Pemeriksaan abdomen nyeri tekan (+) epigastrium dan hipochondriaca kanan, hepar dan lien tidak teraba, CRT < 2, arteri dorsalis pedis teraba kuat. Hasil pemeriksaan cairan otak didapatkan tes Pandy (+), glukosa (+), jumlah sel meningkat, dan hitung jenis sel PMN dominan. Hal ini mendukung diagnosis meningitis bakteri. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien pada kasus ini didiagnosis meningitis bacterial. Pasien diberi terapi untuk mencegah kejang berulang, mengatasi meningitis bakteri, mengatasi masalah gizi, serta monitoring KUVS per 8 jam untuk memantau perkembangan pasien.

A. Pengkajian: 1. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat a. Hal-hal yang harus dikaji antara lain: Status kesehatan, status promosi dan praktek pencegahan kesehatan, persepsi pengobatan atau perawatan, follow up perawatan Keamanan / proteksi : bahaya lingkungan, sumber-sumber yg potensial menimbulkan cidera fisik, terpapar dengan penyakit menular dan pathogen, alergi, daya tahan tubuh dan respon terhadap pathogen Tumbuh kembang : Kepantasan perkembangan fisik, psikososial, dan moral (misal : erikson, piaget, kohlbreg), dalam berbagai area

b. Informasi yang dapat digali dari pasien: Deskipsi pasien tentang status kesehatan umum Riwayat sakit yangg lalu, operasi, dirawat di rumah sakit Perubahan status kesehatan dalam kurun waktu tertentu Aktivitas pencegahan penyakit Intervensi terapeutik saat ini Persepsi penyebab sakit saat ini dan upaya yg dilakukan Apakah upaya yang dilakukan saat ini dapat membantu Penggunaan alcohol, tembakau, dan obat-obatan Riwayat penyakit keluarga Pediatric umur kehamilan saat lahir, APGAR score, kepatuhan terhadap perawatan anak Kemungkinan terpapar penyakit menular dan pathogen( tranfusi darah, gigitan binatang / serangga, terpapar dengan orang terinfeksi ) Riwayat alergi, penyakit menular, imunisasi Hasil laborat : WBC, culture, sensitivitas, HIV, sicklecell screen Lingkungan aman untuk anak, imunisasi lengkap Pencapaian tugas perkembangan sesuai usia c. Gejala pada kasus: Batuk dan pilek sejak 10 hari SMRS Batuk yang dikeluhkan berlendir, pilek berwarna coklat keputihan Panas tinggi sejak 7 hari SMRS Panas turun jika diberi obat penurun panas, namun panas tinggi lagi sampai pasien kejang Pasien dibawa ke puskesmas dan dirujuk ke RS PKU Panas tidak turun dengan obat penurun panas Nyeri tekan pada epigastrium dan hipochondriaca kanan Hepar dan lien tidak teraba 2. Pola nutrisi metabolic a. Hal-hal yang perlu dikaji: Konsumsi Makanandan cairan tipe dankuantitas, darimakanan dan cairan, jenis makanan, waktumakan, diet khusus Status cairan, kulit, integritas jaringan dan thermoregulasi b. Informasi yang bisa digali dari pasien: Tipe intake makan dan minum sehari-hari Intake makanan dan minuman terakhir Pembatasan diit atau tipe makanan yang diresepkan Penggunaan suplemen, vitamin, makanan energi, tubefeeding Nafsu makan, hilang atau berubah

Kesulitan menelan, mengunyah, mencerna Penggunaan alat bantu nutrisi Riwayat personal / keluarga Hasil lab ; HCT, Hb, level thyroid, gula darah, kimia darah, level kolesterol, urinalisis (BJ, protein, glukosa, keton) Perubahan BB

c. Gejala yang timbul pada kasus: Nafsu makan dan minum menurun Gizi terkesan kurang 3. Pola eliminasi a. Hal-hal yang perlu dikaji: Pola BAB dan BAK Fungsi ekskresi kulit Penggunaan alat atau obat-obatan untuk eliminasi b. Informasi yang bisa digali dari pasien: Frekwensi dan karakter BAB dan BAK Alat Bantu ekskratory, misal : colostomy,ureterostomy Derajat berkeringat Hasil lab termasuk : urinalisis, feses, rutin, kultur feses, test fungsi ginjal, test fungsi liver Catat adanya kelainan, mual, konstipasi, hemoroid, sering kencing, stress Catat penggunaan popok atau rutinitas toileting c. Gejala yang timbul pada kasus: BAK dan BAB seperti biasa 4. Pola aktivitas latihan a. Hal-hal yang perlu dikaji: Pola aktivitas, latihan dan rekreasi Kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari (merawat diri, bekerja, dll) b. Informasi yang bisa digali dari pasien: Frekwensi dan karakter BAB dan BAK Alat Bantu ekskratory, misal : colostomy, ureterostomy Derajat berkeringat Hasil lab termasuk : urinalisis, feses, rutin, kultur feses, test fungsi ginjal, test fungsi liver Catat adanya kelainan, mual, konstipasi, hemoroid, sering kencing, stress Catat penggunaan popok atau rutinitas toileting c. Gejala yang timbul pada kasus: pasien tampak lemah

5. Pola tidur dan istirahat a. Hal-hal yang perlu dikaji: Pola tidur, kualitas tidur dan kuantitas tidur b. Gejala yang timbul pada kasus: pasien tidur terus, hanya bangun jika dibangunkan dengan keras

6. Pola kognitif perseptual keadekuatan alat sensori a. Hal-hal yang perlu dikaji: Fungsi sensori( pendengaran, penglihatan, perasa, pembau, perabaan ) Kenyamanan dan nyeri Fungsi kognitif (bahasa, memori, penilaian, pengambilan keputusan ) b. Informasi yang bisa digali: status pendengaran, penglihatan, pengecap dan pembau Nyeri ( level, lokasi, frekwensi, durasi, karakter, kondisi yang memberatkan, metode penyembuhan, level toleransi ) Fungsi kognisi dalam memori, ingatan jangka pendek, ingatan jangka panjang Riwayat setiap perubahan dalam level kesadaran atau periode kebingungan komunikasi Perasaan berputar, riwayat pingsan, kejang atau sakit kepala c. Gejala pada kasus: somnolen reflek patologis (-) refleks fisiologis (+) normal Kejang seluruh tubuh selama 30 menit 7. Pola persepsi-konsep diri : tidak ada data a. Hal-hal yang perlu dikaji: Sikap klien mengenai dirinya Persepsi klien tentang kemampuannya Pola emosional Citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran diri b. Informasi yang bisa digali dari pasien: Bagaimana perasaan tentang diri anda yang sering dirasakan sepanjang waktu? Dapatkah anda ceritakan tentang diri anda? Bagaimana masalah ini berpengaruh terhadap hidup anda? c. Gejala pada kasus: tidak ada data 8. Pola peran dan tanggung jawab: tidak ada data

a. Hal-hal yang perlu dikaji: Persepsi klien tantang pola hubungan Persepsi klien tentang peran dan tanggung jawab b. Gejala pada kasus: tidak ada data 9. Pola seksual reproduksi : tidak ada data a. Hal-hal yang perlu dikaji: Tahap perkembangan dan pola reproduksi b. Gejala pada kasus: tidak ada data 10. Pola koping dan toleransi stress : tidak ada data a. Hal-hal yang perlu dikaji: Kemampuan mengendalian stress Sumber pendukung b. Informasi yang bisa digali: Perubahan, masalah saat ini yang menyebabkan stress misalnya sakit atau hospitalisasi Metode untuk koping terhadap stress Rencana orang tua terhadap masalah-masalah yang sering muncul pada anak-anak c. Gejala pada kasus: tidak ada data 11. Pola nilai dan keyakinan : tidak ada data a. Hal-hal yang perlu dikaji: Nilai, tujuan dan keyakinan Spiritual Konflik b. Informasi yang bisa digali: Agama Keparcayaan spiritual yang berpengaruh terhadap pengambilan keputusan dan praktek kesehatan Derajat dari tujuan pencapaian hidup Persepsi tentang kepuasan dengan hidup dan jalan hidup Kepercayaan cultural yang berpengaruh dengan kesehatan dan nilai c. Gejala pada kasus: tidak ada data B. Diagnosa keperawatan: 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral

Definisi: suatu penurunan jumlah oksigen yang mengakibatkan kegagalan untuk memelihara jaringan pada tingkat kapiler. Batasan karakteristik : Objektif: perubahan status mental : somnolen NOC : - status sirkulasi :rentang ketidakterhambatan aliran darah, satu arah dan pada tekanan yang sesuai, melalui pembuluh darah besar sirkulasi pulmoner dan sistemik. - status neurologis : tingkat menerima, memproses, dan merespon stimulus internal serta eksternal yang dilakukan oleh system saraf perifer dan pusat. NIC : - Peningkatan perfusi serebral :Peningkatan keadekuatan perfusi dan pembatasan dari komplikasi untuk pasien yang mengalami atau beresiko untuk terjadi ketidakadekuatan perfusi serebral. Aktivitas : ????? - Pemantauan neurologis : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mencegah atau mengurangi komplikasi neurologis. Aktivitas : ???????

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan hilangnya nafsu makan. Definisi: keadaan individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolik. Batasan karakteristik : - Objektif : Tidak nafsu makan Ada bukti kekurangan makanan Kurang minat pada makanan Subyektif : Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit

Noc : - Status gizi : tingkat zat gizi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan metabolic. - Status gizi : asupan makanan dan cairan : jumlah makanan dan cairan yang dikonsumsi tubuh selama waktu 24 jam. - Status gizi : nilai gizi : keadekuatan zat gizi yang dikonsumsi tubuh. Nic :

-

Pengelolaan nutrisi : bantuan atau pemberian asupan diet makanan dan cairan yang seimbang. Aktifitas : - mengetahui makanan kesukaan pasien - kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien. - memonitor intake nutrisi dan kalori pada pasien - menyediakan informasi mengenai kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memenuhinya. Bantuan menaikkan berat badan : fasilitasi kenaikan berat badan. Aktivitas : - memonitor asupan kalori tiap hari - memonitor tingkat serum albumin, lymfosit dan elektrolit - mendorong untuk peningkatan intake kalori - mengajarkan pada pasien atau keluarga mengenai rencana makan.

-

3.

Hipertermi berhubungan dengan penyakit Definisi: keadaan suhu tubuh seseorang yang meningkat di atas rentang normalnya Batasan karakteristik: - Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal - Frekuensi nafas meningkat - Kejang - Takikardi NOC: termoregulasi : Keseimbangan di antara produksi panas, peningkatan panas, dan kehilangan panas Dibuktikan dengan Indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5 : ekstrem, berat,ringan, atau tidak ada gangguan) o Suhu kulit dalam rentang yang diharapkan o Suhu tubuh dalam batas normal o Nadi dan pernafasan dalam rentang yang diharapkan o Perubahan warna kulit tidak ada NIC: 1. regulasi suhu : mencapai dan atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal Aktivitas : memonitor suhu minimal setiap 2 jam sekali Memonitor tekanan darah, nadi dan respiratory rate

Monitor warna kulit dan suhu kulit Mendukung tercapainya intake nutrisi dan cairan yang adekuat Mengajari pasien atau keluarga untuk mencegah heat exhaustion dan heat stroke

2. Pemantauan tanda vital : pengumpulan dan analisis data kardiovaskuler, respirasi, suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi Aktivitas : monitor tekanan darah, nadi, suhu dan status respiratori Monitor tekanan darah ketika pasien berbaring, duduk, dan berdiri sebelum dan sesudah perubahan posisi Monitor tekan darah setelah pasien mendapatkan pengobatan Monitor tekanan darah, nadi dan status respiratori sebelum, selama, dan setalah aktivitas Monitor dan melaporkan tanda dan gejala hipertermi Monitor irama dan respiratori rate 3. Pengobatan demam : pengelolaan pasien dengan hipertermia yang disebabkan oleh faktor-faktor yang bukan dari lingkungan Aktivitas : monitor temperatur secara berkala Monitor insensible fluid loss Monitor warna kulit dan suhu Monitor penurunan tingkat kesadaran Monitor aktivitas kejang Monitor intake dan output Monitor abnormalitas elektrolit Pemberian antipiretik Memberikan pengobatan terhadap penyebab demam Memberikan tepid sponge bath Memberikan cairan intra vena