41

KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

  • Upload
    dotruc

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang
Page 2: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

KATA PENGANTAR

Pra FS Proyek investasi ini merupakan salah satu upaya Badan Koordinasi Penanaman Modal

(BKPM) untuk penyiapan bahan promosi investasi nasional yang lebih focus dan tajam baik secara

sektoral maupun lokasi, sehingga akan mempermudah para investor untuk merealisasikan minat investasi

mereka.

Dengan dana dari BKPM, Badan Promosi dan Investasi Daerah Propinsi Kalimantan Timur

bekerjasama dengan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman telah menyusun Pra FS Proyek Investasi

di Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten

Berau. Profil proyek ini merupakan peluang investasi yang siap ditawarkan kepada calon investor dalam

dan luar negeri karena sudah didukung dengan informasi yang akurat.

Semoga upaya ini dapat didukung bagi peningkatan kegiatan investasi dan penciptaan

lapangan kerja di daerah.

Samarinda, Juni 2009

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah

Provinsi Kalimantan Timur,

KEPALA

H. Nusyirwan Ismail

Page 3: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................................................ ii

DAFTAR TABEL........................................................................................................ ................................................ iii

DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................................... iv

I. PENDAHULUAN…………………………………………………….............................................. 1

1.1 Latar Belakang………………………………………..............................................……….. 1

1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………..………… 1

1.3 Kegunaan………………………………………………………………………..……….. 1

II. TINJAUAN PROFIL PROYEK POTENSIAL……………………………………….……………… 2

2.1 Potensi Bahan Baku…………………………………………..…………………………… 3

2.2 Lokasi…………………………….……………………………….………………………. 5

2.3 Sarana dan Prasarana……………………………………..…………………………….. 10

2.4 Analisis Produksi…………………………………………...……………………………… 12

2.5 Analisis Ekonomi…………………………………………..………………………………. 17

2.6 Aspek Pemasaran…………………………….…..………………………………………. 22

2.7 Aspek Sosial dan Lingkungan……….………….……………….………………………… 26

2.8 Aspek Legalitas………………………………………………...…………………………. 26

III. PENUTUP…………………………………………………………………...………………….. 27

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…………………………….. 28

LAMPIRAN………………………………………………………………….………………………….. 30

Page 4: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

DAFTAR TABEL

Hal.

1. Produksi ikan kerapu (Ton) di kota Bontang tahun 2003-2004 …...........................................................… 4

2. Hasil pengamatan lingkungan budidaya ikan kerapu di kota Bontang ...................................................... 7

3. Jumlah lahan (Ha) pada budidaya perikanan darat dan budidaya laut kota Bontang ………..…… 8

4. Jumlah lahan potensial (hHa) untuk budidaya perikanan darat dan laut Kab. Berau tahun 2004 …. 8

5. Kebutuhan tenaga kerja untuk ikan kerapu per KJA …................................................................………… 16

6. Proyeksi biaya investasi unit pembenihan ikan kerapu (semester 1)............................................................ 17

7. Proyeksi biaya operasi dan pemeliharaan pembenihan ikan kerapu (semester 1)................................... 18

8. Proyeksi biaya investasi pendederan dan penggelondongan ikan kerapu (semester 1) .…………… 18

9. Proyeksi biaya operasional dan pemeliharaan pendederan dan penggelondongan ikan kerapu … 19

10. Proyeksi biaya investasi pembesaran ikan kerapu (semester 1) ….........................................................… 20

11. Proyeksi biaya operasional dan pemelihraan pembesaran ikan kerapu (semester 1) ……………… 21

12. Hasil analisis finansial proyek …………………………………………………...…………………… 22

13. Hasil analisis sensoitivitas kelayakan proyek ……………………………………………………….... 22

14. Produksi (Ton) ikan kerapu Indonesia tahun 1999-2001 ……………......................................................... 23

15. Harga ikan kerapu hidup pada tingkat lokal, ekspor dan pasar Hong Kong ……………………..… 23

16. Perkembangan produksi ikan kerapu di Kalimantan Timur tahun 1999-2004 ...…….........................… 24

17. Hasil usaha penangkapan komoditas laut perairan kota Bontang (ton) tahun 2004 ……………....... 25

Page 5: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

DAFTAR GAMBAR

Hal

1. Berapa jenis ikan kerapu yang di perdagangkan di Indonasia ………………………….....…...... 2

2. Nelayan dengan peralatannya ………………………………………………………………........ 3

3. Benih ikan kerapu …….. …………..……………………………………………………………… 3

4. Jenis pakan ikan kerapu ………..………………………………………………………………… 4

5. Lokasi penyebaran terumbu karang sebagai habitan ikan kerapu di Indonesia …………...…… 5

6. Lokasi peruntukan KJA ikan kerapu di kota Bontang ……..................................................………… 9

7. Rumah makan di perairan Bontang ………………………………………….…………………… 11

8. Keramba jaring apung ikan ………………………………………………………….…………… 13

9. Grading benih ikan kerapu ……. ……………………………………....………………………… 13

10. Sarana penangkapan benih berupa bubu dan pancing rawai ………………………………...… 15

11. Mesin penyemprot jarring …………………………………………………………………...……. 16

12. Produsen utama ikan kerapu dunia …………………………………………………..…………… 23

13. Diagram alur kegiatan produksi dan pemasaran ikan kerapu ………………………………..….. 24

Page 6: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 1

I. PENDAHULUAN

Ikan kerapu merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena

permintaan di pasar dunia maupun domestik cukup tinggi. Rasa dagingnya yang lezat,

membuat ikan kerapu ini memiliki nilai jual yang tinggi di pasar dunia.

Usaha budidaya karamba jaring apung (KJA) ikan kerapu yang diasumsikan

memilki unit pembenihan, 13 unit keramba pendederan/pengelondongan dan 10 unit

keramba pembesaran dengan biaya investasi Rp 317.064.450,- dalam 5 tahun mampu

mengembalikan modal sebesar Rp 1.674.635.761,-. Dari analisis kriteria investasi,

menunjukkan bahwa nilai Return on Investmen (ROI) sebesar 83,89%, Net Benefit Cost

Ratio 5,16, Internal Rate of Return (IRR) 78,46%, Break Even Point (BEP) dicapai pada

905,86 kg atau sebesar Rp. 72.468.803,- dengan payback peiod (PP) 1 tahun 5 bulan.

Pasar ekspor yang terbuka dan harga yang tinggi, sehingga tidaklah berlebihan apabila

ikan kerapu dijuluki primadona hasil laut yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

daerah.

1.1. Latar Belakang Dalam rangka mendorong investor baik asing maupun dalam negeri untuk

menanamkan investasinya, masih dirasakan perlunya informasi secara detail untuk

memberikan gambaran mengenai komoditas unggulan yang memiliki potensi dan

prospektif untuk diusahakan.

Ikan kerapu merupakan komoditi unggulan yang prospektif untuk dikembangkan

di Kalimantan Timur. Prospek budidaya ikan kerapu yang cerah ini, disebabkan dengan

semakin meningkatnya permintaan pasar baik pasar luar negeri mapun domestik. Pasar

luar negeri yang potensial adalah Hongkong, Singapura dan Jepang, sementara pasar

domestik diperuntukkan sebagai hidangan di restoran dan hotel.

Ikan kerapu tergolong ikan karang yang sulit dibudidayakan. Namun, ditinjau

dari aspek teknis, Kalimantan Timur khususnya daerah perairan Bontang, Kabupaten Kutai

Timur dan Kabupaten Berau layak untuk pengembangan budidaya ikan kerapu, terbukti

dengan semakin banyaknya nelayan yang mengusahakannya. Hal ini didorong

tingginya harga jual ikan kerapu. Potensi benih cukup tersedia, walaupun sementara

masih berasal dari tangkapan laut. Namun benih tangkapan laut belum dapat dijamin

ketersediaannya, sehingga pengusahaan perbenihanpun menjadi peluang usaha yang

potensial untuk dikembangkan. Dari aspek finansial, hasil analisis menunjukkan bahwa

usaha budidaya ikan kerapu layak untuk diusahakan. Dengan demikian usaha budidaya

kerapu dari sisi aspek pasar, teknis dan finansial layak untuk diusahakan dan

menguntungkan.

Page 7: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 2

1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan profil proyek usaha budidaya ikan kerapu ini dimaksudkan untuk

mengindintenfikasi kelayakan teknis, pasar dan finansial. Dari hasil identifikasi ini disusun

buku yang dapat memberikan informasi mengenai kelayakan teknis, pasar dan finansial

budidaya ikan kerapu bagi investor.

1.3. Kegunaan Dengan terbitnya buku profil komoditi unggulan usaha budidaya ikan kerapu,

diharapkan dapat berguna sebagai:

a. Informasi peluang usaha dan investasi usaha budidaya ikan kerapu kepada investor baik asing maupun dalam negeri serta kalangan dunia usaha, sehingga dapat memacu pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur.

b. Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan sektor perikanan dan kelautan khususnya ikan kerapu di Kalimantan Timur.

Page 8: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 3

II. TINJAUAN PROFIL PROYEK POTENSIAL

Ikan kerapu merupakan ikan air laut yang belakangan ini dihargai cukup tinggi

khususnya untuk konsumsi restoran-restoran besar di dalam maupun di luar negeri. Tingkat

harga yang menarik dan kecocokan lingkungan budidaya ikan kerapu di banyak

perairan pantai di wilayah Indonesia, menarik minat Pemerintah Daerah untuk bermitra

dengan Perguruan Tinggi dan Pengusaha untuk melakukan eksplorasi atas peluang

investasi tersebut.

Cromileptis altivelis

Humpback or Polka dot grouper

(Kerapu Tikus atau Kerapu Bebek)

Ephinephelus fuscoguttatus

Brown marbled grouper

(Kerapu Macan)

Epinephelus tauvina

Green grouper

(Kerapu Lumpur)

Plectopomus leopardus

Spotted coral grouper

(Kerapu Sunu)

Epinephelus malabaricus

Estuarine grouper

(Kerapu Malabar)

Chelinius undulatus

Napoleon wrasse

(Ikan Napoleon)

Epinephelus lanceolatus

Giant grouper

(Kerapu Ketang)

Gambar 1. Beberapa jenis ikan kerapu yang diperdagangkan di Indonesia

Dalam pergaulan internasional kerapu dikenal dengan nama grouper, dari sekitar

46 spesies yang tersebar di berbagai jenis habitat bisa dikelompokkan ke dalam 7

Page 9: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 4

genus, meskipun hanya 3 genus yang sudah dibudidayakan dan menjadi jenis komersial,

yaitu genus Chromileptis, Plectopomus, dan Epinephelus. Chromileptis altivelis disebut juga

polka dot grouper atau hump backed rocked atau dalam bahasa lokal sering disebut ikan

Kerapu Bebek, tubuhnya berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam. Kerapu Sunu

(Coral trout) sering ditemukan hidup di perairan berkarang, warna tubuh merah atau

kecoklatan sehingga disebut juga kerapu merah. Warna merah ini dapat berubah dalam

kondisi stres. Selain itu mempunyai bintik-bintik biru dan tepinya berwarna lebih gelap.

Kerapu Lumpur atau estuary grouper (Epinephelus spp.) mempunyai warna dasar hitam

berbintik-bintik sehingga disebut juga kerapu hitam. Spesies ini paling banyak

dibudidayakan karena laju pertumbuhannya yang cepat serta benih relatif lebih banyak

ditemukan.

2.1. Potensi Bahan Baku

Pengembangan usaha budidaya

ikan kerapu di Bontang awalnya dengan

KJT (Karamba Jaring Tancap) dan

selanjutnya berkembang dengan KJA

(Karamba Jaring Apung). Benih

ditampung dan dipelihara sampai

memenuhi kriteria permintaan pasar.

Benih ikan kerapu yang dibudidayakan

banyak berasal dari alam dengan

beragam jenis dan ukuran. Umumnya

ikan kerapu hanya ditampung sementara

sambil menunggu pembeli untuk

kemudian dikapalkan. Penyediaan benih

untuk budidaya dan penyediaan ikan

kerapu yang akan ditampung dilakukan

dengan berbagai cara penangkapan,

yaitu dengan cara memancing di ground

fish ikan kerapu, penggunaan alat

tangkap bubu, menangkap langsung

dengan menggunakan peralatan selam

atau dengan menggunakan alat

tangkap trawl yang ditarik di sepanjang

perairan Bontang, terutama di kawasan terumbu karang.

Ketersedian benih dengan cara penangkapan seperti ini tidak menjamin kelancaran

pemasokan ikan yang siap jual, karena harus menunggu sampai lebih kurang 3 (tiga)

bulan sehingga jumlah ikan mencapai 1 – 2 ton. Hal ini dikarenakan ketidakseragaman

benih yang diperoleh baik jumlah maupun ukuran serta jenis (Gambar 3).

Gambar 2. Nelayan dengan peralatannya

Page 10: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 5

Peluang mendatangkan benih dari luar Bontang ataupun usaha pembenihan

sangat diperlukan untuk memasok kebutuhan benih kerapu. Pemerintah Bontang melalui

Dinas Perikanan telah membangun Balai Benih Ikan Laut di Tanjung Laut Indah dalam

rangka program

“seribu karamba”.

Upaya ini sangat

penting untuk

memasok kebutuhan

benih di Kota Bontang

serta Kalimantan

Timur pada umumnya.

Namun saat ini Balai

benih ikan laut ini

belum beroperasi,

tetapi bangunan fisik

dan sarana telah tersedia dan terus dilengkapi. Di Indonesia usaha pembenihan kerapu

sudah banyak dilakukan, menurut Trubus (2000) diantaranya oleh PT. Putri Cendana

Prima-Jalan Sumatera No. 136 Surabaya, di Buleleng Bali oleh PT. Hema Karuna Citra

dan PT. Halim Saripe Dinamika-Perumahan Taman Harapan Indah-Blok FF Lt.7 B-

Jakarta. Teknologi pembenihannya dikembangkan oleh Balai Budidaya Laut (BBL)

Lampung-Desa Hanura-Kecamatan Padang Cermin-Lampung Selatan dan Loka Budidaya

Air Payau (LBAP) Situbondo-Jalan Raya Pecaron-Panarukan-Situbondo.

Usaha mendatangkan benih kerapu dari luar Bontang telah diusahakan,

walaupun masih terkendala dengan mortalitas, hal ini disebabkan kurang terampilnya

nelayan dalam penanganan benih, serta pengadaptasian benih dengan perairan

Bontang. Selain mendatangkan benih, peluang lain yang dapat dilakukan nelayan KJA

saat ini adalah dengan mendatangkan telur kerapu dan menetaskannya sendiri dengan

harapan toleransi dengan perairan Bontang dapat diantisipasi sedini mungkin, sehingga

benih lebih resisten dan peluang hidupnya lebih tinggi. Untuk itu tentu saja diperlukan

sarana dan prasarana pembenihan.

Satu diantara

faktor yang mendukung

keberhasilan usaha budi-

daya kerapu adalah

ketersediaan pakan yang

berkesinambungan.

Pakan yang diberikan

untuk usaha pendederan,

penggelondongan atau-

pun pembesaran di

Bontang diperoleh dari

tangkapan yang dilaku-

kan sendiri oleh nelayan karamba ataupun mem-belinya dari nelayan penangkap ikan

(Gambar 4). Ikan kerapu merupakan ikan carnivora yang nafsu makannya cukup besar

Gambar 4. Jenis pakan ikan kerapu

Gambar 3. Benih ikan kerapu

Page 11: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 6

sehingga selalu diperlukan pasokan pakan yang berkesinambungan. Mengingat ikan

kerapu juga bersifat kanibal jika pemberian pakannya tidak tercukupi. Pakan kerapu

jenisnya dapat terdiri dari ikan teri, tembang, dan ikan rucah. Berdasarkan data yang

diperoleh dari DPK Kota Bontang (2004-2005) produksi ikan rucah di Bontang pada

tahun 2003 untuk ikan teri sebanyak 34,14 ton, ikan tembang 28,85 ton, ikan jenis lain

96,84 ton. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan untuk ikan teri sebanyak 45,54 ton,

ikan tembang 32,05 ton dan ikan jenis lain 107,34 ton. Berdasarkan nilai produk

tersebut diatas, maka pasokan ketersediaan pakan kerapu dapat terpenuhi. Rincian

produksi ikan rucah di Kota Bontang tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi ikan rucah (ton) di Kota Bontang tahun 2003-2004

Jenis ikan Tahun

2003 2004

Teri

Tembang

Lainnya

34,14

28,85

96,84

45,54

32,05

107,34

Jumlah 159,83 184,93

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang (2004-2005)

Berdasarkan DPK Kota Bontang (2003) ketersediaan wilayah Bontang untuk

memenuhi permintaan ikan kerapu selama ini dapat dilihat berdasarkan produksi

perikanan tangkapnya pada tahun 2002 sebesar 1.532,2 ton, dari jumlah tersebut yang

diekspor sebanyak 41,557 ton, diantaranya terdapat kerapu sebanyak 25,928 ton.

Berdasarkan DPK Kota Bontang (2004) pada tahun 2003 hasil tangkapan ikannya

sebesar 946,07 ton sedangkan potensi kerapunya sebesar 17,97 ton. Berdasarkan DPK

Kota Bontang (2005) pada tahun 2004 hasil tangkapan ikannya menjadi sebesar

1.044,17 ton, dari hasil tersebut untuk kerapu saja sebesar 22,32 ton. Fluktuasi pasokan

kerapu ini disebabkan karena lebih banyak dari tangkapan alam saja, dan lambat laun

jika tidak didukung dengan budidaya, maka pasokan dari alam dapat terus berkurang.

Wilayah Berau pada tahun 2003 produksi untuk pakan ikan kerapu seperti ikan

tembang mencapai 186,7 ton dengan harga Rp. 2.000,-/kg, untuk ikan rucah mencapai

636,7 ton dengan harga Rp. 2.500,-/kg (BPS Kabupaten Berau 2004), Ketersediaan

pakan di wilayah Berau terpenuhi sehingga yang perlu diperhatikan aspek teknis lainnya.

2.2. Lokasi

Berdasarkan studi yang dilakukan Tiensungusmee, et al (1989) dalam (Sunyoto,

2000), Kalimantan Timur merupakan salah satu diantara 14 propinsi di Indonesia yang

memiliki areal berpotensi untuk budidaya kerapu sistem karamba jaring apung (potential

region for grouper cultivation with floating net karamba), yaitu Bontang, Berau,

Sangkulirang, Tarakan dan Teluk Adang seluas 110 ha.

Page 12: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 7

Secara umum perairan laut Indonesia sebagian besar memiliki potensi terumbu

karang yang memadai sebagai habitat ikan kerapu. Lokasi penyebarannya dapat di

lihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Lokasi penyebaran terumbu karang sebagai habitat ikan kerapu

di Indonesia

Wilayah perairan Bontang secara umum, kondisi fisik, kondisi kimia dan kondisi sosialnya sangat mendukung untuk pengembangan budidaya perairan. Kondisi fisik perairan Bontang memiliki suhu berkisar antara 28-31º, kekeruhan air laut 3,65 NTU–7,83 NTU dengan dasar perairan berupa pasir dan karang mati serta dengan keragaman cukup tinggi. Keberadaan pulau-pulau karang membantu melindungi perairan ini dari gelombang dan arus air yang deras. Secara kimia perairan Kota Bontang memiliki nilai pH antara 6,84–7,61 dengan salinitas 30–32 ppm. Kandungan kimia NO2-N antara 0,001–0,003 mg/l dan NH3-N antara 0,088 – 0,119 mg/l (BAPPEDA Bontang, 2001).

Kabupaten Berau memiliki suhu udara rata-rata berkisar antara 26-27o C

dengan kelembaban udara berkisar antara 80- 89% per bulan. Curah hujan cenderung

merata sepanjang tahun, berkisar antara 100–300 mm3 per tahun. Daerah Pesisir

Kabupaten Berau terletak di Kecamatan Talisayan, Biduk-Biduk, Pulau Derawan serta

Maratua, yang secara geografis berbatasan langsung dengan lautan. Daerah-daerah

tersebut memiliki perairan laut yang potensial untuk pengembangan ikan kerapu

(BPS Kabupaten Berau, 2004).

Kabupaten Kutai Timur memiliki suhu udara antara 5o–7oC. Di wilayah ini hampir

sepanjang tahun turun hujan sehingga keadaan iklim menjadi basah. Hal ini tidak begitu

mempengaruhi pasang surut air laut, sehingga dapat diperkirakan pasang surutnya air.

Daerah perairan di Kutai Timur yang memiliki potensi pengembangan ikan kerapu adalah

sekitar pantai Sangata, Teluk Lombok, Sangkima, dan Sangkulirang (BPS Kabupaten Kutai

Timur 2004).

2.2.1. Lahan Yang Diperlukan dan Lahan Yang Tersedia

Pengembangan budidaya ikan kerapu sistem KJA tidak memerlukan areal yang

begitu luas. Ketersedian lahan di wilayah Kalimantan Timur cukup memadai karena luas

Page 13: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 8

areal lautnya jauh lebih luas dibandingkan dengan daratan. Luas perairan umum dan laut

kurang lebih 14.774.121 ha. Jumlah lahan yang telah dimanfaatkan untuk budidaya

darat dan budidaya laut yaitu tambak 45.211 ha, kolam 269,81 ha dan keramba

59,14 ha.

Secara ekologi, tipe ekosistem utama yang terdapat di wilayah pesisir dan laut

Kota Bontang ada 3, yakni hutan bakau (mangrove) seluas 600 Ha, terumbu karang

(coral reef) seluas 8.744 Ha dan padang lamun (sea grass) seluas 13.990 Ha. Ketiganya

merupakan ekosistem yang sangat vital, dinamis, dan esensial fungsi serta perannya.

Ekosistem ini telah banyak dimanfaatkan bagi berbagai kepentingan seperti pemukiman,

kegiatan perikanan tangkap, perikanan budidaya, perhubungan, industri, rekreasi dan

pariwisata.

Kondisi terumbu karang dengan kondisi sedang dan bagus terdapat pada

perairan Bontang bagian tengah dan selatan dengan hamparan terumbu karang yang

berada lebih ke arah laut memiliki kecenderungan lebih baik. Daerah yang masih baik

terdapat di bagian timur Pulau Agar-Agar, antara Pulau Kedindingan dengan Pulau

Beras Basah, di wilayah Mercusuar dekat Pulau Beras Basah, Pulau Panjang, Pulau

Kedindingan - Indominco.

Kondisi terumbu karang dengan kondisi rusak cenderung terdapat pada

perairan Bontang bagian utara. Hal ini karena daerah tersebut merupakan alur kapal

besar, dekat daerah perindustrian dan merupakan daerah yang sebelumnya pernah

direklamasi, sehingga cenderung tingkat kekeruhan dan sedimentasinya tinggi. Daerah

tersebut terdapat di bagian utara Pulau Biduk-Biduk dan daerah Karang/Gusung

Kiampau.

Luas daerah Kab. Berau ± 32.700 km2, dengan perbandingan luas daratan

± 22.528,3 km2 dan perairan seluas ± 10.171,7 km2. Potensi lahan Kabupaten Berau

diperkirakan 863.467 Ha, dengan rincian perairan laut 838.220 Ha, perairan umum

1.790 Ha, budidaya tambak 20.850 Ha, budidaya laut 2.500 Ha, dan budidaya air

tawar 107 Ha (DPK Kabupaten Berau tahun 2003). Potensi perairan laut pada tahun

2003 seluas 12.887,47 km2, perairan umumnya 1.790 Ha, Budidaya tambak sebesar

20.850 ha, budidaya laut 2.500 Ha dan budidaya air tawar sebesar 107 Ha

(DPK Kabupaten Berau 2004). Potensi budidaya laut (marine culture) didukung dengan

banyaknya perairan teluk dan pulau-pulau kecil yang relatif tenang dan bersih, memiliki

hamparan terumbu karang khususnya perairan Kepulauan Derawan. Jenis budidaya

yang dapat dikembangkan seperti ikan kakap, kerapu, tiram, kerang darah, teripang

dan rumput laut. Areal yang dimanfaatkan baru mencapai 15 Ha.

Kabupaten Kutai Timur dengan luas daerah 37.317,2 km2 memiliki daerah yang

potensial untuk pengembangan perikanan yaitu di kawasan pesisi Sangatta – Sangkulirang.

Kawasan pesisir ini memiliki bentang pantai 152 km dengan sumber daya laut yang

melimpah (BPS Kabupaten Kutai Timur 2004).

Agar usaha budidaya ikan kerapu dengan KJA dapat berjalan dengan baik,

maka lokasi areal pembesaran ikan dimana KJA ditempatkan harus dilakukan penelitian,

Page 14: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 9

sehingga lokasi tersebut benar-benar layak. Beberapa faktor yang harus diperhatikan

dalam penentuan lokasi tersebut antara lain :

1. Gangguan Alam

Lokasi harus terhindar dari badai dan gelombang besar atau gelombang terus

menerus. Sebab gangguan alam ini akan mengakibatkan konstruksi KJA akan mudah

rusak dan menyebabkan ikan menjadi stres yang akhirnya produksi menjadi turun.

Untuk mengatasi hal ini, dapat dipilih lokasi perairan yang terdiri dari beberapa

pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil ini berguna untuk menghambat gelombang dan

badai.

2. Gangguan Pencemaran

Lokasi harus bebas dari bahan pencemaran yang mengganggu kehidupan ikan.

Pencemaran tersebut dapat berupa limbah industri, limbah pertanian dan limbah

rumah tangga

3. Gangguan Predator

Predator yang harus dihindari adalah hewan laut buas seperti ikan buntal (ikan bola)

dan ikan besar yang ganas yang dapat merusak KJA. Burung-burung laut pemangsa

ikan juga harus diwaspadai

4. Gangguan Lalu Lintas Kapal

Lokasi KJA bukan merupakan jalur transportasi kapal umum, kapal barang, atau

kapal tanker

5. Kondisi Hidrografi Perairan dimana KJA ditempatkan harus pula memenuhi persyaratan sifat fisika dan

kimia, yaitu :

a) Kadar garam antara 33 - 35 ppt b) Suhu berkisar pada 27 - 32 o C c) pH air laut antara 7,6 - 8,7 d) Kandungan oksigen terlarut dalam air laut 0,2 - 05 m/detik

Dilihat dari faktor-faktor yang menjadi syarat penentuan lokasi KJA maka

wilayah Bontang khususnya di Malahing (Tanjung Laut), Pulau Agar-agar (Bontang Kuala),

layak untuk dikembangkan budidaya ikan kerapu sistem KJA. Lokasi-lokasi tersebut

sangat mendukung keberadaan KJA karena mempunyai kedalaman yang relatif tinggi,

minimal 4 meter, kecerahannya tinggi, kecepatan arus relatif rendah dan merupakan

daerah terlindung dari gelombang terutama saat musim utara.

Berdasarkan evaluasi penilaian lokasi karamba jaring apung

(Location Rating System for Floating Net Karamba) dengan memperhatikan Ecological

Factors (mencakup tinggi air pasang, arus, kedalaman air dari dasar jaring, oksigen

terlarut, perubahan cuaca) dan Endorsing Factors (sumber listrik, sumber pakan, tenaga

kerja, ketersediaan benih, pencemaran) wilayah perairan Bontang diperoleh hasil seperti

Tabel 2.

Page 15: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 10

Tabel 2. Hasil Pengamatan Lingkungan Budidaya Ikan Kerapu di Perairan Bontang

Parameter

Lokasi KJA

Bontang

Kuala

Loktuan Tanjung

Limau

Tanjung

Laut

Sekendis

1.Keterlindungan Terlindung Terlindung Kurang

Terlindung

Terlindung Kurang

terlindung

2.Kedalaman

perairan

12-20 m 12-15 m Dangkal

(< 6 m)

12-18 m 10-15 m

3.Kecepatan arus

(m/detik)

0,4 0,4-0,5 0,5-1,0 0,2-0,4 0,4-0,6

Parameter

Lokasi KJA

Bontang

Kuala

Loktuan Tanjung

Limau

Tanjung

Laut

Sekendis

4.Jarak dengan lim-

Bah pencemar

Sangat

Jauh

Jauh Jauh Jauh Relatif dekat

5. Terumbu Karang Dasar air

Ditumbuhi

Tidak ada Tidak ada Ada Ada

6. Padang lamun Ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada

7. Ketersediaan Pakan segar

Selalu ada Ada Ada Ada Ada

8. Benih kerapu Ada Ada Tidak Ada Ada Ada

9. Sarana & Pra- Sarana budidaya

Cukup

Memadai

Cukup

Memadai

Cukup

Memadai

Kurang

memadai

Kurang

Memadai

10.Transportasi air Cukup

Memadai

Cukup

Memadai

Cukup

Memadai

Kurang

memadai

Kurang

Memadai

11.Keamanan Aman Aman Kurang Aman Aman

12. Alur pelayaran

Kapal

Bukan Alur layar

Kapal PKT

Alur layar

Kapal niaga

Bukan Alur layar

Kapal LNG

Badak

Sumber: BAPPEDA Bontang (2004)

Lanjutan Tabel 2

Page 16: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 11

Kelayakan lokasi untuk pemeliharaan ikan kerapu dengan sistem KJA dengan

menggunakan skoring, menunjukkan bahwa Bontang Kuala adalah daerah perairan yang

sangat layak. Perkembangan pemanfaatan lahan untuk wilayah Bontang dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Lahan (Ha) Pada Budidaya Perikanan Darat dan Budidaya Laut

Kota Bontang

No. Jenis Budidaya Tahun

2000 2001 2002 2003

1

2

3

Kolam

Tambak

KJA

3,5

134,0

3,1

1,42

128,50

2,0

1,5

229,5

6,7

2,5

230

10,0

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang (2004)

Kabupaten Berau

memiliki potensi lahan

yang potensial untuk

produksi sumberdaya

ikan, diperkirakan

mencapai 2.500 ha

dengan pemanfaatan

lahan baru mencapai 15

Ha. Hal ini dimungkinkan

karena banyaknya

perairan teluk dan

pulau-pulau kecil yang

relatif tenang dan

bersih serta memiliki

hamparan terumbu

karang, khususnya

Kepulauan Derawan. Potensi ketersediaan lahan seluas 863.467 ha (Tabel 4).

Pada tahun 2003 ekspor hasil laut dan sungai mencapai 912,70 ton dengan

nilai eksport sekitar Rp 48,229 miliar. Ekspor udang sebanyak 818,10 ton

dengan nilai ekspor Rp40,910 miliar, lobster 4,90 dengan nilai Rp343 juta, dan ikan

kerapu mencapai 99,70 ton dengan nilai Rp 7,976 miliar. Ikan kerapu Kabupaten Berau

di ekspor ke Hongkong, Singapura dan Malaysia.

Kabupaten Berau memiliki potensi sumber daya laut yang belum teroptimalkan

secara baik. Pengembangan ikan kerapu terkendala pada masalah permodalan. Oleh

karenanya diperlukan kehadiran investor untuk mengelola potensi sumberdaya laut

sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah.

Tabel 4. Jumlah Lahan Potensial (Ha) Untuk Budidaya

Perikanan Darat dan Laut Kabupaten Berau Tahun

2004

Potensi Perikanan Potensi Wilayah (ha)

Perairan laut

Perairan umum

Budidaya tambak

Budidaya laut

Budidaya air tawar

838 .220

1.790

20.850

2.500

107

Jumlah 863.467

Sumber : BPID Kaltim, 2004

Page 17: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 12

2.2.2. tatus Tanah dan Peruntukan (RUTR) Lokasi pengembangan investasi ikan kerapu di Kalimantan Timur yaitu Kota

Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau. Tersedianya lokasi

pengembangan dan dukungan sarana dan prasarana yang memadai menjadi

pertimbangan arahan pengembangan komoditas ikan kerapu di daerah. Arahan lokasi

pengembangan ini sesuai dengan RTRW Provinsi Kalimantan Timur.

Kota Bontang dalam Program Pembangunan di Wilayah RDTR Pesisir dan Pulau-

Pulau Kecil Kota Bontang Tahun 2004 – 2013 secara tegas merencanakan

penegembangan perikanan sebagai berikut :

- Tahun 2004 s/d 2006 dengan dana APBD dan swasta merencanakan Bontang Kuala, Tj. Merangas, Tj. Tebak Bontang, Selangan, Tj. Mendung dan Tj. Agar-Agar sebagai lokasi pengembangan sarana dan prasarana marikultur budidaya KJA (Karamba Jaring Apung).

- Tahun 2005 s/d 2009 dengan APBD dan swasta merencanakan Bontang Kuala sebagai lokasi penataan dan pengembangan wisata bahari tradisional.

- Tahun 2006 s/d 2007 dengan dana APBD merencanakan Kota Bontang sebagai kawasan industri Perikanan dan Kelautan Komersil .

Melahing merupakan salah satu lokasi di perairan Kota Bontang yang sangat

potensial bagi investor untuk berinvestasi di bidang budidaya ikan dan wisata bahari

tradisional. Peta arahan pengembangan daerah tangkapan dan budidaya ikan kerapu

di Kota Bontang seperti disajikan pada Gambar 6.

Page 18: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 13

2.3. Sarana dan Prasarana

Pengembangan investasi ikan kerapu telah didukung dengan tersedianya

jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, terminal, fasilitas air bersih dan listrik, serta hotel

dan restoran.

2.3.1. Pelabuhan Beserta Spesifikasinya Kota Bontang memiliki pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Laut Lok Tuan dan Tanjung

Laut. Walaupun kondisi pelabuhan saat ini belum mendukung kegiatan pelayaran dan

bongkar muat karena konstruksi, fasilitas, dan dangkal. Namun, pemerintah Kota Bontang

telah membangun pelabuhan laut yang representatif baik untuk kapal antar pulau

maupun expor-impor yang direncanakan selesai pada tahun 2006.

Berau memiliki pelabuhan di Tanjung Redeb yang mampu menampung kapal

seberat 3.000 ton.

Kutai Timur memiliki pelabuhan laut yaitu di Sangatta 2 buah (milik KPC 1.800 m2

dan Pertamina 725 m2) dan pelabuhan umum di Sangkulirang seluas 189 m2.

2.3.2. Airport Beserta Fasilitas Kalimantan Timur telah memiliki 11 bandara, dengan kualifikasi bandara

internasional dan perintis yaitu Sepinggan Balikpapan, Temindung Samarinda, Juata

Tarakan, Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan. Ketersediaan

bandara ini mampu untuk memberikan dukungan bagi pengembangan investasi dan

kegiatan ekonomi daerah. Kalimantan Timur memiliki bandara internasional Sepinggan

di Balikpapan yang memiliki 27 operator maskapai penerbangan dengan 15

penerbangan terjadwal (schedule) seperti Garuda Indonesia, Bouraq Indonesia, Merpati

Airlines, Silk Air dan 12 penerbangan tidak terjadwal.

Kota Bontang saat ini tersedia bandara khusus yang dioperasikan PT. Badak,

NGL, belum tersedia bandara udara bagi masyarakat umum.

Berau memiliki bandara umum dan bandara swasta. Bandara Kalimaru dikelola

oleh Pemerintah dan dapat disinggahi oleh penerbangan nasional dan bandara swasta

seperti Bandara Luncuran Naga, Mankajang milik PT Kiani Kertas, Bandara Batu Putih di

Kecamatan Talisayan, Merasa dan Merapu di Kecamatan Kelay dan Bandara Long Caai

di Kecamatan Segah.

Kutai Timur memiliki 9 bandara yaitu KPC di Tanjung Bara dan Bandara

Pertamina di Sangkimah serta 7 bandara perintis yaitu di LongLees, Sautara, Batu Ampar,

Jabdan, Miau Baru, Long Segar, Pengadan.

2.3.3. Listrik Beserta Kapasitas Listrik merupakan utilitas yang amat penting untuk memasok kebutuhan industri di

Kalimantan Timur. Sumber listrik hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum

Listrik Negara. Pada tahun 2002, di daerah ini terdapat pembangkit tenaga listrik

dengan daya terpasang 356 MW dan 200 KW yang terdiri dari PLTD (pembangkit

Gambar 6. Lokasi peruntukan KJA ikan kerapu di Kota Bontang

Page 19: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 14

listrik tenaga diesel) 296 MW, PLTGU (pembangkit listrik tenaga gas) 60 MW dan PLTM

(pembangkit listrik tenaga air) 200 KW.

Kota Bontang telah dilayani jaringan listrik yang telah menjangkau seluruh

wilayah kota. Pada tahun 2004, tenaga listrik yang diproduksi sebesar 58.217 MWH

dengan kapasitas terpasang 13.650 MW.

Pada tahun 2003, pemerintah Kabupaten Berau bekerjasama dengan

PT. Indonesia Power telah membangun PLTU Tanjung Redeb dengan power

plan 2 x 25 MW. Produksi tenaga listrik Kabupaten Berau tahun 2003 berjumlah

38.326 MWH dengan kapasitas terpasang 19,61 MW.

Kabupaten Kutai Timur tahun 2003 memproduksi tenaga listrik sebesar

38.085 MWH dengan kapasitas terpasang 10,07 MW.

2.3.4. Air Bersih dan Kapasitasnya Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur memiliki jaringan air yang dikelola

PDAM dengan kapasitas potensial 3.439 liter/detik dan kapasitas efektif

2.540 liter/detik. Kapasitas potensial 3.994 liter/detik dan kapasitas efektif

3.310 liter/detik.

Produksi air bersih Kota Bontang yang terpakai 25 liter/detik diluar KIE (PT. PKT)

dan PT. Badak LNG. Tahun 2004, kapasitas potensial air sebesar 780 liter/detik dengan

produksi 1.813.817 m3 (Bontang dalam Angka 2003, BPS, 2004).

Kabupaten Berau memiliki kapasitas terpasang 140 liter/detik dan produksi air

bersih yang terpakai 140 liter/detik. Produksi total air bersih tahun 2003 sebesar

4.432.712 m3.Produksi total air bersih tahun 2003 di Kabupaten Kutai Timur 923.464 m3.

2.3.5. Hotel dan Restoran Kalimantan Timur sebagai

daerah sentra perdagangan dan

jasa, serta tujuan wisata terdapat

sarana pendukung berupa hotel

dan restoran. Jumlah hotel

berbintang maupun non bintang

pada tahun 2004 sebanyak 404

buah. Hotel berbintang 17 buah

yang memiliki 1.775 kamar dan

2.777 tempat tidur, sedangkan

hotel melati 297 buah dengan

3.063 kamar dan 4.987 tempat

tidur.

Di Kota Bontang terdapai

1 buah hotel bintang III, yaitu

Hotel Bintang Sintuk dan beberapa hotel non bintang 23 buah. Berau memiliki 2 buah

hotel bintang II yaitu, hotel Berau Indah dan hotel Segah serta 37 buah hotel non

bintang. Kabupaten Kutai Timur memiliki hotel non bintang 52 buah.

Gambar 7. Rumah Makan di Perairan Bontang

Page 20: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 15

Selain hotel, di Kalimantan Timur terdapat pula restoran sebanyak 912 buah.

Keberadaan hotel dan restoran ini selain mendukung fasilitas bagi investor, juga

merupakan peluang pasar dengan menawarkan menu ikan kerapu (Gambar 7).

2.3.6. Sekolah/ PT/Lembaga Pendidikan Kalimantan Timur memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dari pendidikan

dasar hingga perguruan tinggi. Universitas Mulawarman sebagai perguruan tinggi negeri

di Kalimantan Timur memiliki Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang mampu

menyediakan tenaga ahli untuk kebutuhan pengembangan investasi ikan kerapu. Di Kutai

Timurpun telah terdapat Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), yang salah satunya

memiliki jurusan kelautan. Untuk wilayah utara Kalimantan, juga terdapat perguruan

tinggi yaitu Universitas Borneo dan memiliki Fakultas Perikanan. Selain pendidikan

formal, pelatihan-pelatihan pun dilaksanakan oleh lembaga-lambaga pelatihan swasta

maupun oleh dinas tenaga kerja dan dinas teknis terkait.

2.3.7. Jalan/ transportasi Untuk memperlancar arus lintas bahan input maupun hasil tangkapan dan

budidaya kerapu telah dibangun jalan lintas kalimantan yang terdiri 3 poros, yaitu poros

selatan, tengah dan utara. Infrastruktur perhubungan darat yang tersedia telah memadai

untuk angkutan antar kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi.

Pembangunan jembatan seperti jembatan Dondang dan Mahakam II yang

memperpendek jarak jarak tempuh Samarinda-Balikpapan merupakan bagian dari

pembangunan highway Bontang-Samarinda-Balikpapan.

Pembangunan jalan pintas utara Kalimantan Timur Sangata, Kutai Timur dan

Tanjung Redeb, Berau akan mempercepat arus angkutan barang/jasa.

2.3.8. Perbankan/Asuransi Lembaga perbankan di Kalimantan Timur pada tahun 2004 berjumlah 223 unit

yang tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Posisi kredit yang telah

tersalurkan kepada sektor usaha berjumlah Rp 8 trilyun, dan khusus untuk sektor

perikanan mencapai Rp 3,27 milyar. Posisi kredit untuk wilayah Bontang berjumlah

815,044 milyar, Berau sebesar Rp 477,61 milyar dan Kutai Timur sebesar

Rp 350,514 milyar.

Di Kota Bontang terdapat 23 unit bank, terdiri dari 7 bank pemerintah, 5 bank

swasta, 2 bank perkreditan dan lembaga keuangan non perbankan 74 koperasi dengan

3 koperasi perikanan ikut membantu struktur permodalan.

Di Kabupaten Berau terdapat 9 unit bank. Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 4

unit bank dengan 3 unit bank pemerintah dan 1 unit bank swasta serta lembaga non

perbankan 188 koperasi dengan 1 koperasi khusus perikanan. Dan ada 3 lembaga

asuransi yaitu Asuransi Bumi Putera, Asuransi Jiwasraya dan Asuransi Jiwa Mubarakah.

2.3.9. Pos dan Telekomunikasi Kalimantan Timur melalui PT. Telkom pada tahun 2001/2002 telah membangun

288.386 SST. Penggunaan jasa telekomunikasi telepon saat ini meningkat pesat, dengan

diindikasikan tercatatnya 9 operator sembilan telepon selular.

Page 21: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 16

Kota Bontang memiliki 10.470 SST dan 1.290 CCT. Kutai Timur memiliki 4.380

SST dan 540 CCT dan 7 Kantor Pos Cabang.

2.4. Analisis Produksi

2.4.1. Skala Usaha/Kapasitas Keberadaan dan keberlangsungan suatu usaha budidaya ikan kerapu sangat

ditentukan oleh sistem usaha yang saling menunjang antara unit satu dengan unit lain.

Kegagalan yang sering dijumpai disebabkan oleh ketersediaan pasokan benih untuk

budidaya ikan kerapu yang umumnya mengandalkan bibit dari alam. Sekalipun tersedia

benih dari luar, tingkat kematian tinggi karena benih tidak dapat beradaptasi dengan

lingkungan yang ada. Mengantisipasi hal tersebut diupayakan satu sistem budidaya

berantai yang saling mensuplai yaitu dari unit pembenihan, pendederan dan

penggelondongan serta unit pembesaran.

Dalam budidaya ikan kerapu ini diusahakan dua jenis ikan dalam satu unit

karamba. Jenis yang dibudidayakan adalah ikan kerapu macan dan kerapu bebek

dengan persentase budidaya 75% untuk ikan kerapu macan dan 25% untuk ikan kerapu

bebek.

Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya ikan kerapu

sebagai berikut:

1. Konstruksi Karamba Jaring Apung

Rakit dapat dibuat dari bambu, kayu, pipa galvanis atau paralon. Tiga jenis

kayu yang sering digunakan yakni kayu gelam, kayu serdang dan kayu kelapa tua.

Ukuran rakit yang umum 8 x 8 meter terbagi empat kotak dengan ukuran 3 x 3 meter/kotak.

Dari empat kotak ukuran 3 x 3 meter dapat dibagi lagi menjadi 16 kotak ukuran 1 x 1 meter

yang biasa digunakan untuk penempatan waring dan jaring pendederan dan

penggelondongan. Pelampung dapat menggunakan bahan dari styrofoam atau drum

plastik, bisa juga jerigen ukuran besar; jangkar atau bahan pemberat lainnya, dan tali

temali (Gambar 8).

Waring terbuat dari bahan polyetheline berwarna hitam dengan ukuran mata

jaring 4 mm. Bentuk waring

bisa segi empat panjang atau

bentuk kubus dengan ukuran

1 x 1 x 1,5 meter untuk

pendederan dan

penggelondongan.

Jaring digunakan

untuk penggelondongan dan

pembesaran. Untuk

penggelondongan ukurannya

1 x 1 x 1,5 meter dengan

Gambar 8. Keramba jaring apung ikan

Page 22: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 17

ukuran mata jaring 1 sampai 1,25 inchi. Ukuran benang jaring untuk pembesaran D 12

dan D 21. Bahan jaring dari polyetheline.

Pemeliharaan kerapu bisa dilakukan di tambak maupun jala terapung.

Pemeliharaan menggunakan jala apung lebih mudah sewaktu memanen hasil, dengan

hanya mengangkat jala. Karamba jaring apung dipasang pada rakit, 4 karamba

berukuran 3 x 3 x 3 m diikatkan dalam 1 rakit. Karamba menggunakan jaring polietilen

(no. 380 D/9 dan 380 D/13, ukuran mata jaring 1 atau 2 ". Beberapa rakit bisa

digabungkan menjadi satu dilengkapi dengan rumah jaga dan lantai kerja.

2. Ukuran dan Padat Penebaran Benih

Penebaran awal

(tahap pendederan) ikan

Kerapu Macan dan Kerapu

Tikus ukurannya antara 3 – 4

cm (1,2 – 2 gr) per ekor.

Sebelum dilakukan penebaran

benih, terlebih dahulu

dilakukan grading (Gambar

9). Untuk tahap pengge-

londongan padat penebaran

100 – 150 ekor/m3 dengan

ukuran 9 – 12 cm (15 – 25 gr)

per ekor. Tahap pembesaran

padat penebarannya 25 – 30

ekor/m dengan ukuran 15 – 17

cm (50 – 75 gr) per ekor.

3. Pembesaran

Pembesaran kerapu dimulai dari benih berukuran relatif kecil sehingga untuk

menghindari kematian ikan diseleksi berdasarkan ukurannya. Karena ikan kerapu muda

umumnya bersifat kanibal, maka untuk pembesarannya perlu dipelihara yang berukuran

relatif sama.

a. Pemberian Pakan

Pakan yang diperlukan untuk budidaya Kerapu merupakan salah satu aspek

yang memerlukan perhatian cukup besar sehingga harus direncanakan dengan matang

dengan cara menekan anggaran pengeluaran serendah mungkin, tetapi hasilnya tetap

optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemilihan jenis pakan yang tepat namun

tetap mempertimbangkan kualitas nutrisi, selera ikan, dan harga yang murah. Dari hasil

uji coba dan penerapan pada skala usaha, tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik

dengan pengeluaran yang relatif rendah adalah dengan memberikan pakan dari jenis

ikan-ikan yang tak laku di pasaran (non-ekonomis), yaitu ikan-ikan yang digolongkan

sebagai ikan rucah seperti ikan tembang, rebon, selar dan sejenisnya. Pemilihan pakan

Gambar 9. Grading benih ikan kerapu

Page 23: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 18

ikan kerapu yang berasal dari ikan rucah ini, selain harganya murah dan mudah

diperoleh, juga karena pakan buatan khusus ikan kerapu memang belum ada di pasaran.

Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Tikus berukuran antara 3 – 4 cm (1,2 – 2 gr)

per ekor takaran pakannya setiap hari 15 – 20 % dari bobot biomassa. Untuk tahap

penggelondongan dengan ukuran 9 – 12 cm (15 – 25 gr) per ekor takaran pakannya

setiap hari 10 – 15 % dari bobot biomassa. Tahap pembesaran dengan ukuran

15 – 17 cm (50 – 75 gr) per ekor takaran pakannya setiap hari 6 % dari bobot

biomassa.

Selama masa pendederan ikan kerapu juga dapat diberikan pakan sebanyak

2 - 3 kali sehari sampai ikan terlihat kenyang. Memasuki tahap pembesaran, pakan ikan

rucah diberikan per hari sebesar 15 % dari total biomass ikan kerapu berukuran 20 - 50 gr.

Seterusnya jumlah pakan diturunkan seiring dengan pertumbuhan ikan. Jumlah pakan

dapat diturunkan menjadi 10 % dari biomass untuk ikan seberat 100 gr. waktu

pemberian pakan yang terbaik adalah sesaat setelah matahari terbit atau sesaat

sebelum matahari terbenam.

b. Monitoring Kualitas Air

Secara berkala kualitas perairan perlu kembali dikontrol dengan cara dianalisis

secara teliti. Air yang dianalisis hendaknya tidak diambil dari bagian permukaan saja,

tetapi secara merata hingga kedalaman tertentu. Pada musim hujan tindakan

pengontrolan kualitas air perlu ditingkatkan karena biasanya sering terjadi perubahan

lingkungan perairan yang ekstrim dan dapat membahayakan kehidupan ikan.

c. Monitoring Pertumbuhan Ikan Kerapu Monitoring pertumbuhan ikan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan ikan yaitu

dengan menyeleksi bobot ikan. Hal ini untuk kepentingan panen juga.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama pada pemeliharaan kerapu dapat dari burung, penanggulangannya

dengan memberi tutup pada wadah pemeliharaan. Pencurian oleh manusia juga

merupakan kendala yang harus diatasi. Penyakit yang timbul pada ikan sebagai

gangguan fungsi atau struktur dari alat tubuh. Penyakit dapat menyebabkan kematian,

kekerdilan selama periode pemeliharaan, tingginya konversi makan, tingkat padat tebar

yang lebih rendah dan menurunnya produksi.

2.4.2. Jangka Waktu

Lama pemeliharaan ikan Kerapu Macan 7 bulan mulai dari tahap pendederan,

penggelondongan, dan pembesaran dengan sintasan masing-masing 80 %, 85 % dan

95 %, dipanen pada bobot 500 gr/ekor. Ikan dijual dalam keadaan hidup di lokasi

panen (pemeliharaan) dengan harga rata-rata sebesar Rp. 75.000,-/kg.

Lama pemeliharaan ikan Kerapu Tikus 14 bulan mulai dari tahap pendederan,

penggelondongan dan pembesaran dengan sintasan masing-masing 90 %, 95 % dan 95

Page 24: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 19

%, dipanen dalam keadaan hidup di lokasi panen (pemeliharaan) dengan harga rata-

rata sebesar Rp. 250.000,-/kg.

Ikan kerapu umumnya dapat dipanen tiga kali dalam setahun dengan lama

pemeliharaan 3 – 4 bulan dengan berat sudah mencapai 400 gram/ekor. Berat untuk

pasar ikan kerapu sekitar 500 gram dan berbeda menurut spesies (ikan kerapu lumpur

mempunyai ukuran konsumsi antara 400 - 1200 gram, sementara kerapu bebek antara

500 - 2000 gram. Laju pertumbuhan harian berbeda menurut spesies dan berat tubuh.

Kerapu berbobot awal 50 - 100 g akan bertumbuh 2 - 3 % per hari sedangkan berat

200 - 300 gram tumbuh 0,7 - 1,5 % per hari. Dibutuhkan waktu pemeliharaan selama

5 bulan untuk mencapai berat komersial 500 gram (dari bobot awal 100 gram). Kerapu

lumpur diberi pakan ikan rucah mempunyai nilai koversi pakan 5 - 8, sedangkan kerapu

sunuk8-12.

2.4.3. Teknologi/Mesin yang diperlukan Pelaksanaan kegiatan budidaya ikan kerapu perlu didukung dengan

penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang dapat membantu terutama untuk

efektivitas kerja.

1. Sarana Penangkapan Benih Kesulitan untuk

menghasilkan benih kerapu

dalam pemeliharaan

buatan, menjadi kendala

dalam pengembangan

budidaya kerapu dalam hal

penyediaan benih. Sarana

penangkapan benih bisa

menggunakan alat pancing

(di daerah persembunyian

ikan kerapu di rumpon ikan

bekas kapal tenggelam dll),

jaring angkat yang diikat di

antara 2 perahu (rakit) atau ditancapkan ke dasar perairan, sero (perangkap pagar

bambu untuk penggunaan di perairan pasang surut), bubu (semacam keranjang dari

bambu atau anyaman kawat yang ditempatkan di dasar perairan), jaring kantong, dan

jaring dorong. Khusus di daerah Bontang, penangkapan benih ini menggunakan pancing

yang disebut “rawai”, dimana satu kotak terdiri dari banyak pancing yang dipasang.

2. Sarana Pengangkutan Benih

Dari lokasi penampungan benih ke tempat budidaya kerapu, diangkut dalam

kantong plastik berkapasitas 20 liter yang diisi 3 liter air laut untuk 20 ekor benih dengan

berat rata-rata 25 gram. Suhu dalam kantong diusahakan 17 - 20 °C dan lama

pengangkutan 1 - 2 hari. Pengangkutan jarak jauh (antar pulau) menggunakan sistem

transportasi yang lebih aman.

Gambar 10 . Sarana penangkapan benih berupa bubu

dan pancing rawai

Page 25: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 20

3. Sarana Pemeliharaan

Rakit berbentuk bingkai dilengkapi pelampung untuk tempat melekatkan atau

mengikatkan waring dan jaring.

4. Sarana Penunjang

Perahu atau motor tempel diperlukan sebagai alat transportasi setiap hari dalam

rangka pembelian pakan, penggantian jaring, perbaikan rakit, membawa jaring kotor

dan bersih serta membawa benih atau hasil panen. Besarnya perahu tergantung

kebutuhan umumnya digunakan perahu motor tempel dengan mesin 5 – 10 pk.

Freezer digunakan untuk mempertahankan agar pakan dari jenis ikan rucah tetap

terjaga kualitasnya, setidaknya kondisi pakan tetap dipertahankan dalam keadaan

segar. Pakan yang tidak segar atau terlalu lama disimpan, akan menyebabkan turunnya

kualitas nutrisi (asam lemak esensial) yang sangat dibutuhkan oleh ikan kerapu. Freezer

juga digunakan sebagai tempat penyimpanan stock pakan.

Mesin penyemprot jaring diperlukan untuk membantu mempercepat pembersihan

jaring sehingga jaring yang kotor

selama pemeliharaan bisa cepat

diganti (Gambar 11). Peralatan kerja

lapangan yang digunakan meliputi

penggaris, skop-net, ember, gayung

dan aerator.

2.4.4. SDM dan UMR Kalimantan Timur dengan

angkatan kerja yang tinggi sejumlah

1.155.770 orang dengan tingkat

partisipasi kerja 61,72% mampu untuk

memenuhi kebutuhan tenaga kerja

untuk pengembangan investasi ikan kerapu. Angkatan kerja di Kota Bontang berjumlah

44.108 orang (TPAK 59,84%), Berau 62.615 orang (TPAK 71,54%) dan Kutai Timur

70.117 orang (TPAK 66,95%). Upah tenaga kerja disesuaikan dengan UMP Kalimantan

Timur Tahun 2004 senilai Rp 572.400,- per bulan atau Rp 19.080,- per hari. Tenaga

kerja dengan kualifikasi pendidikan setara SMA, tenaga madya dan sarjana perikanan

dibutuhkan pada usaha budidaya ikan kerapu (Tabel 5)

Tabel 5. Kebutuhan tenaga kerja untuk usaha ikan kerapu per KJ A

Uraian Tahun

1 2 3 4 5

Unit Pembenihan:

- Teknisi (3 org/smt)

3 3 3 3 3

Unit Pendederan & Pengelondongan: 2 2 2 2 2

Gambar 11. Mesin penyemprot jaring

Page 26: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 21

Sumber : Analisis Data Primer

Jumlah rumah tangga perikanan (RTP) laut di Kalimantan Timur tahun 2004 berjumlah

21.398 RTP. Wilayah kota Bontang sebanyak 1.282 RTP, Berau 2.368 RTP dan Kutai

Timur 1.019 RTP. Jumlah RTP yang ada menjadi bagian yang potensial dalam

pengembangan ikan kerapu.

2.5. Analisis Ekonomi Analisis finansial kelayakan usaha ikan kerapu dibuat dengan beberapa asumsi

sebagai berikut:

2.5.1. Unit Pembenihan

Asumsi

Luas lahan

Kapasitas bak larva

Ukuran larva

Kebutuhan telur per siklus

Padat Penebaran awal

Persentase sintasan

Siklus Budidaya dalam 1 tahun

Produksi per siklus

500 m2

10 m3

20 ekor/liter

100.000 butir

0,8 – 1,1 mm

30%

2 kali

100.000 ekor

Biaya investasi untuk kegiatan pembenihan dengan luasan 500 m2 dengan 2 siklus

per tahun memerlukan biaya sebesar Rp. 86.950.000,- (Tabel 6).

- Teknisi (1 org/smt)

- Penjaga ( 1org/smt)

Unit Pembesaran :

- Supervisor (1 org/smt)

- Teknisi (2 org/smt)

3 3 3 3 3

Page 27: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 22

Tabel 6. Proyeksi biaya investasi Unit Pembenihan Ikan Kerapu (Semester I)

No Uraian Satuan Jumlah

Nilai

Pembelian

(Rp)

Nilai

Investasi (Rp)

Umur

Ekonomis

(tahun)

Depresiasi

(Rp)

TANAH

1 Tanah M2 500 50,000 25,000,000 5 5,000,000

BAK DAN INSTALASI

1 Bak Larva dan pengatapan Unit 1 14,000,000 14,000,000 5 2,800,000

2 Bak pakan alami Unit 1 8,400,000 8,400,000 5 1,680,000

3 Bak reservoir, filter & tower Unit 1 14,000,000 14,000,000 5 2,800,000

4 Pompa celup Buah 1 1,050,000 1,050,000 5 210,000

5 Pompa air laut Unit 2 2,800,000 5,600,000 5 1,120,000

6 Instalasi pompa air laut Unit 1 2,100,000 2,100,000 5 420,000

7 High blow 200 W Unit 1 4,200,000 4,200,000 5 840,000

8 Instalasi aerasi Unit 1 1,400,000 1,400,000 5 280,000

9 Instalasi listrik Unit 1 700,000 700,000 5 140,000

10 Genset 3 KVA Unit 1 4,900,000 4,900,000 5 980,000

PERALATAN

1 Peralatan pembenihan Unit 1 1,400,000 1,400,000 1 1,400,000

2 Lain-lain Unit 1 4,200,000 4,200,000 1 4,200,000

JUMLAH BIAYA INVESTASI 59,200,000 86,950,000 26,250,000

BIAYA DEPRESIASI PER

SEMESTER 13,125,000

Adapun biaya operasional pembenihan meliputi telur, pupuk, bahan kimia dan obat-

obatan, pakan, bahan bakar, upah tenaga kerja, dan perawatan untuk 1 unit

pembenihan sebesar Rp. 28.752.000,- per semester (Tabel 7)

Tabel 7. Proyeksi Biaya Operasi dan Pemeliharaan Pembenihan Ikan Kerapu

(Semester 1)

Cost Satuan Volume Harga/Unit Total

A Tenaga Kerja Tetap 18,000,000

1 Teknisi Orang 3 700,000 12,600,000

Page 28: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 23

2

Upah uang makan

tenaga kerja Orang 3 300,000 5,400,000

B Bahan dan Alat : 10,752,000

1 Telur Butir 100,000 5 500,000

2 Pupuk Paket 1 350,000 350,000

3 Bahan kimia dan obat Paket 1 700,000 700,000

4 Artemia Kaleng 6 1,250,000 7,500,000

5 Udang jambret & ikan

rucah Paket 1 350,000 350,000

6 Listrik Bulan 6 140,000 840,000

7 Lain-lain 512,000

TOTAL BIAYA 28,752,000

2.5.2. Unit Pendederan dan Penggelondongan

Asumsi

Maksimum Unit (KJA) (8 x 8 m)

Ukuran Waring

Ukuran Jaring

Benih yang ditebarkan ukuran 1,5 – 2 cm

Kepadatan awal

Kepadatan per unit

Lama Pemeliharaan

Kebutuhan pakan :

Bulan ke 1 – 2 (1,0 -2,0 g)

Bulan ke 3 (21 – 30 g)

Bulan ke 4 – 5 (50 – 80 g)

Ukuran dipindahkan ke pembesaran

13 unit

1 x 1 x 1,5 m

1 x 1 x 1,5 m

0,012 kg

200 ekor/waring

3200 ekor/unit

5 bulan

0,1 kg

15% BB

10% BB

6% BB

0,1 kg

Biaya investasi untuk kegiatan pendederan dan penggelondongan sebanyak 13

unit KJA ukuran 8 x 8 m dengan 16 waring per petak ukuran 1 x 1 x 1,5 m sebesar

Rp. 86.669.050,- (Tabel 8).

Tabel 8. Proyeksi Biaya Investasi Pendederan dan Pengelondongan Ikan Kerapu

(Semester 1)

Page 29: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 24

No Uraian Satuan Jumlah Nilai

Pembelian (Rp)

Nilai

Investasi

(Rp)

Umur

Ekonomis

(tahun)

Depresiasi

(Rp)

KERAMBA

1 Karamba/rakit Unit 13 5,500,000 71,500,000 5 14,300,000

2

Jaring (1 x 1 x 1,5 m) 5

inch Kg 216 45,000 9,740,250 5 1,948,050

3 Waring(1x1x1,5m) Meter 930 3,000 2,788,800 2 1,394,400

4 Tali Polyethyline 0,6 cm Kg 50 24,000 1,200,000 5 240,000

5 Ongkos pembuatan waring Buah 144 10,000 1,440,000 0 0

Jumlah 5,582,000 86,669,050 17 17,882,450

Biaya operasi dan pemeliharaan selama 5 bulan di unit pendederan dan

penggelondongan yang terdiri dari biaya beli beih, pakan, obat-obatan, es balok dan

biaya tenaga kerja pada semester pertama sebesar Rp. 29.766.420,- (Tabel 9).

Tabel 9. Proyeksi Biaya Operasional Dan Pemeliharaan Pendederan Dan

Penggelondongan Ikan Kerapu

Cost Satuan Volume Harga/Unit Total (Rp)

A Biaya Tetap 12,000,000

1 Tenaga kerja Orang 2 700,000 8,400,000

2 Uang makan tenaga kerja Orang 2 300,000 3,600,000

B Biaya Operasi 17,766,420

1 Benih KG 269 3,000 806,400

2 Pakan (ikan rucah) Kg 9,576 1,500 14,364,000

3 Obat-obatan paket 1,000,000

4 Es balok batang 150 5,000 750,000

5 Lain-lain 846,020

TOTAL BIAYA 29,766,420

Semester kedua, benih pada unit pendederan dan penggelondongan ini di suplai

dari unit pembenihan sehingga biaya operasi dan pemeliharaan dikurangi dengan biaya

pembelian benih sebesar Rp. 1. 497.000,- menjadi Rp. 29.594.580,-.

Page 30: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 25

2.5.3. Unit Pembesaran

Asumsi

Maksimum Unit (KJA) (8 x 8 m)

Benih yang ditebarkan ukuran 4-5 cm

Kepadatan awal

Kepadatan per unit

Lama Pemeliharaan

Persentase sintasan

Kebutuhan ikan rucah

Ukuran panen

10 unit

44 petak

0,1 kg

25 ekor/petak

2000 ekor/unit

6 bulan

90%

5% BB

0,6 kg

Biaya investasi budidaya kerapu dengan memperhitungkan maksimum 10 unit

keramba jaring apung (KJA (Karamba Jaring Apung)). Investasi yang diperlukan untuk

unit KJA (Karamba Jaring Apung) (sebanyak 44 petak) dengan kepadatan per unit 2000

ekor selama 1 semester sebesar Rp.118.445.400,- (Tabel 10)

Tabel 10. Proyeksi Biaya Investasi Pembesaran Ikan Kerapu (Semester I)

No Uraian Satuan Jumlah

Nilai

Pembelian

(Rp)

Nilai Investasi

(Rp)

Umur

Ekonomis

(tahun)

Depresiasi

(Rp)

A KERAMBA 86,610,400 17,322,080

1 Karamba/rakit unit 10 5,000,000 50,000,000 5 10,000,000

2 Jaring (1 x 1 x 1,5 m) 5 inch kg 300 45,000 13,500,000 5 2,700,000

3 Tali Polyethyline D6 kg 930 24,000 22,310,400 5 4,462,080

4 Ongkos pembuatan Jaring unit 40 20,000 800,000 5 160,000

B BANGUNAN 6,500,000 1,300,000

1 Rumah Jaga buah 1 5,000,000 5,000,000 5 1,000,000

2 Tempat genset buah 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000

C PERAHU DAN MESIN 14,000,000 2,800,000

1 Perahu dan mesin 24 pk unit 2 4,000,000 8,000,000 5 1,600,000

Page 31: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 26

2 Genset 20 PK Unit 1 3,000,000 3,000,000 5 600,000

3 Instlasi Listrik paket 1 1,000,000 1,000,000 5 200,000

4 Mesin Pembersih jaring +

selang Unit 1 2,000,000 2,000,000 5 400,000

D PERALATAN 11,335,000 2,503,000

1 Timbangan Buah 2 125,000 250,000 5 50,000

2 Ember Buah 5 15,000 75,000 1 75,000

3 Serok/seser Buah 2 80,000 160,000 2 80,000

4 Alat dapur Paket 1,000,000 1,000,000 5 200,000

5 Bubu Buah 4 25,000 100,000 1 100,000

6 Trawl 11/2 Buah 1 750,000 750,000 5 150,000

7 Styrofoam 60 x 40 x 40 cm Buah 4 40,000 160,000 2 80,000

8 Freezer Unit 1 1,800,000 1,800,000 5 360,000

9 Alat monitor kualitas air

- pH meter Digital buah 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000

- DO meter buah 1 2,000,000 2,000,000 5 400,000

- Refraktometer buah 1 3,000,000 3,000,000 5 600,000

10 Drum Air buah 4 135,000 540,000 5 108,000

Jumlah 118,445,400 23,925,080

Biaya operasi dan pemeliharaan untuk kebutuhan membeli benih, pakan, obat-

obatan, bahan bakar, upah tenaga kerja untuk pada unit pembesaran semester 1

diperlukan biaya sebesar Rp. 157.792.500,-. (Tabel 11). Semester kedua, benih untuk

pendederan/penggelondongan dipasok dari unit pembenihan. Dengan demikian, biaya

operasi dan pemeliharaan menjadi Rp. 17.994.580,-, dengan asumsi biaya dikurangi

dengan biaya pembelian benih.

Tabel 11. Proyeksi Biaya Operasional dan Pemeliharaan Pembesaran Ikan Kerapu

(Semester I)

Cost Satuan Volume Harga/Unit Total (Rp)

A Biaya Tetap 2,050,000 20,400,000

1 Upah Tenaga Kerja

- Supervisor Orang 1 1,000,000 6,000,000

Page 32: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 27

- Teknisi Orang 2 750,000 9,000,000

2 Uang makan Tenaga Kerja Orang 3 300,000 5,400,000

B Biaya Operasi 31,700 137,392,500

1 Benih Ekor 20,000 5,000 10,000,000

2 Pakan (ikan rucah) Kg 63,000 1,500 94,500,000

3 Obat-obatan Paket 2,500,000

4 Bahan Bakar

- Kapal (Besin) Liter 3,600 2,700 9,720,000

- Genset (Solar) Liter 4,500 2,500 12,150,000

5 Oli (kapal + genset) Liter 12 15,000 180,000

6 Es balok Batang 360 5,000 1,800,000

7 Lain-lain 6,542,500

TOTAL BIAYA 157,792,500

Biaya operasi dan pemeliharaan pada kegiatan pembesaran ikan kerapu di

semester ke 2 dan seterusnya diperlukan untuk kebutuhan membeli pakan, obat-obatan,

bahan bakar, upah tenaga kerja, dan perawatan pada unit Pembesaran diperlukan

sebesar Rp. 147.792.500,- per semester, dengan asumsi benih telah disuplai dari unit

pendederan / penggelondongan.

Penerimaan dari usaha ini diperoleh sejak hasil dari unit pembenihan,

pendederan dan penggelondongan, pembesaran serta hasil dari penangkapan ikan di

laut. Kelebihan benih yang dihasilkan untuk mensuplai unit berikutnya dijual ke pasar.

Tingkat produksi dari unit pembenihan sebanyak 360 kg. Sebanyak 269 kg disuplai untuk

kebutuhan benih pada unit pendederan dan penggelondongan. Sehingga dengan harga

jual Rp. 3.000,- per kg diperoleh penerimaan per semester dari unit pembenihan sebesar

Rp. 273.600,-.

Pada unit pendederan dihasilkan produksi sebesar 2.016 kg, dengan kebutuhan benih

untuk pembesaran sebanyak 2.000 kg. Nilai Produksi yang di jual hanya sebesar 16 kg

dengan berat ikan kerapu 0,1 kg seharga Rp. 5.000,-. Penerimaan dari unit pendederan

dan penggelondongan ini sebesar Rp. 800.000,- per semester.

Pada unit pembesaran, benih ikan telah disuplai dari unit pendederan dan

penggelondongan. Selama 6 bulan, dihasilkan produksi sebanyak 10.800 kg dengan

harga jual untuk kerapu macan Rp 35.000,- dan kerapu bebek Rp. 125.000,-.

Penerimaan dari unit pembesaran sebesar Rp. 621.000.000,- .Di asumsikan bahwa jenis

ikan kerapu macan yang diusahakan sebanyak 75%, sementara ikan kerapu bebek 25%

dari total ikan yang diusahakan. Selain dari hasil budidaya juga diperoleh penerimaan

dari hasil penjualan penangkapan. Setiap hari rata-rata penangkapan sebanyak 5 ekor

per hari dengan waktu efektif penangkapan selama 60 hari dalam satu semester.

Page 33: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 28

Penerimaan dari hasil tangkapan sebesar Rp. 7.200.000,- diperoleh dari produksi

180 kg dengan harga jual Rp. 40.000,-per kg.

Berdasarkan analisis kelayakan proyek diperoleh nilai NPV, IRR, Net B/C dan

Payback Period seperti disajikan pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Analisis Finansial Proyek

Kriteria Kelayakan Proyek Nilai

ROI 83,89

NPV 1.674.635.761

IRR 78,46%

Net B/C 5,16

Payback Period 1 tahun 5 bulan

Seperti disajikan pada Tabel 12, nilai Return on Investmen (ROI) diperoleh 83,89%.

Nilai ROI tersebut menunjukkan bahwa dari setiap Rp. 1,- modal yang ditanamkan pada

usaha ikan kerapu akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 80,86.

Berdasarkan analisis cash flow (cash inflow dan cash outflow) investasi usaha

budidaya ikan kerapu dengan tingkat diskonto 14%, diperoleh nilai Net Present Value

(NPV) Rp. 1.674.635.761,-. Nilai NPV ini lebih besar dari nol, sehingga usaha

pengembangan ikan kerapu layak untuk dilaksanakan.

Sementara nilai internal rate of return (IRR) sebesar 78,46%, jauh lebih tinggi dari

suku bunga bank sebesar 14%, maka proyek ini layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan

analisis Net B/C ratio pun, proyek usaha ikan kerapu ini layak dilaksanakan karena nilai

Net B/C nya 3,85 masih di atas dari nilai 1.

Dilihat dari sudut kemampuan proyek ini mengembalikan modal (payback period),

proyek ini mencapai titik impas setelah 1 tahun 5 bulan. Break Even Point (BEP) dicapai

pada 905,86 kg atau sebesar Rp. 72.468.803,-. Dari beberapa kriteria kelayakan

usaha di atas, maka pengembangan usaha ikan kerapu ini secara finansial layak

diusahakan. Proyeksi aruskas (Cash flow) usaha ikan kerapuh dapat dilihat pada

Lampiran 1.

Untuk melihat kelayakan proyek ini, apabila terjadi kenaikan biaya produksi dan

penurunan harga jual dilakukan analisis sensitivitas dengan hasil seperti disajikan pada

Tabel 13.

Page 34: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 29

Tabel 13. Hasil Analisis Sensitivitas Kelayakan Proyek

Kriteria Kelayakan Proyek Kenaikan Biaya

Produksi (10 %)

Penurunan Harga

Jual (10 %)

ROI 71,39 68,68

NPV 1.359.354.291 1.301.090.457

IRR 49,84 48,17

Net B/C 3,37 3,27

Pay back Period 1 tahun 6 bulan 1 tahun 6 bulan

Walaupun terjadi kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual, dari hasil analisis

sensitivitas seperti disajikan pada Tabel 13 ternyata usaha budidaya ikan kerapu masih

layak untuk diusahakan.

2.6. Aspek Pemasaran Ikan kerapu merupakan komoditas komersial yang berorientasi ekspor. Berbeda

dengan produksi ikan laut dengan system tangkapan lainnya, hasilnya dijual dalam

keadaan hidup dan tidak cacat/rusak. Oleh karenanya selain melalui tangkapan, ikan ini

diusahakan melalui teknis budidaya KJA. Komoditi ikan kerapu baik hasil budidaya

maupun tangkapan sebagian besar di ekpor ke luar negeri dalam bentuk ikan fresh, ikan

olahan setengah jadi (fillet, sashimi, dan sebagainya) serta ikan hidup. Negara-negara

tujuan utama ekspor adalah Jepang, Hongkong, taiwan, Singapura, Malaysia dan

Amerika Serikat. Harga ikan kerapu di tingkat nelayan saat ini Rp 70.000 per kg hidup,

bahkan untuk spesies tertentu yang lebih langka bisa dihargai jauh lebih mahal. Dari

informasi pasar diketahui permintaan kerapu bebek, baik ukuran kecil sebagai ikan hias

maupun ukuran konsumsi, terus meningkat. Kerapu bebek ukuran 4 – 5 cm laku dijual

dengan harga Rp.7.000,-/ekor, sedangkan ukuran konsumsi dengan berat 400 – 600

gram/ekor laku dijual di pasar lokal dengan harga tahun 2000 sekitar Rp.250.000,-

Rp.300.000,-/kg. Bahkan untuk pasar ekspor seperti Hongkong, Taiwan, dan China

Daratan, harga kerapu bebek ukuran konsumsi sekitar US$ 55/kg.

Produsen utama dunia ikan kerapu lainnya adalah China (32%), Thailand (25%),

Fhiliphina (10%), Taiwan (9%) dan Indonesia (9%). Walaupun terdapat beberapa

negara produsen ikan kerapu, produksi Indonesia sangat diminati karena beragamnya

jenis ikan kerapu dan

harganya relatif lebih

mampu bersaing.

Produksi ikan

kerapu hasil budidaya KJA

dan penangkapan

menunjukkan peningkatan

dari tahun ke tahun.

32%

25%

10%

9%9% China

Thailand

Fhiliphina

Taiwan

Indonesia

Gambar 12. Produsen Utama Ikan Kerapu Dunia

Page 35: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 30

Permintaan ikan kerapu dari negara-negara tersebut sangat besar, dan Indonesia masih

sulit memenuhi permintaan yang terus meningkat. Indonesia adalah salah satu negara

ikan kerapu dunia yang mampu memasok sebesar 9%. Perkembangan produksi ikan

kerapu di Indonesia disajikan pada Tabel 14.

Tabel 14. Produksi (ton) Ikan Kerapu Indonesia Tahun 1999-2001

No. Uraian 1999 2000 2001 Kenaikan

1.

2.

Budidaya

Penangkapan

1.759

43.472

6.879

48.422

7.500

51.405

150,05

8,77

Jumlah 45.231 55.301 58.905 14,39

Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya – DKP, 2002

Dilihat dari sisi harga jual, komoditi ikan kerapu ini menunjukkan kenaikan yang

baik. Pada tahun 1994 harga ekspor ikan kerapu berkisar Rp 10.000,- s/d Rp. 30.000,-

per kg. Pada saat ini tahun 2004, harga ekspor ikan kerapu berkisar antara Rp 70.000,-

s/d Rp 130.000,- per kg. Perkembangan harga ikan kerapu di Indonesia dan Hongkong

disajikan pada Tabel 15.

Tabel 15. Harga Ikan Kerapu Hidup pada Tingkat Lokal, Eksportir dan Pasar Hongkong

No. Jenis Harga (US$/kg)

Petani Eksportir Restoran Hongkong

1

2

3

4

5

Kerapu Bebek

Kerapu Sunu

Kerapu Macan

Kerapu Lumpur

Kerapu Batu

20

5-12

5-12

1-5

1-5

40-50

25

25

07-10

07-10

90-150

70-100

70-100

10-25

10-25

Sumber: Live Reef Fish 1997

Alur kegiatan produksi dan pemasaran ikan kerapu di Indonesia dapat dilihat

pada Gambar 13.

Gambar 13. Diagram Alur Kegiatan Produksi dan Pemasaran Ikan Kerapu

Penang

kapan

Penampungan

Ikan Hidup

Ekspor

Kerapu

Hidup Devisa

Transport Ikan

Hidup Pasar

Domestik

Tata

Ruang

Pembe nihan Pemeli haraan

induk Budidaya

pembe saran Pemeli haraan

larva

Induk

Benih

Alam

Ikan

Under

Sea

Induk

Page 36: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 31

Propinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki

potensi dalam budidaya ikan kerapu. Kalimantan Timur turut berperan dalam

meningkatkan devisa negara melalui ekspor ikan kerapu. Jumlah ekspor ikan kerapu jenis

Kerapu sunu Kalimantan Timur tahun 2002–2004 mengalami penurunan dari 294.790 kg

(US$1.326.555) menjadi 233.599 kg (US$ 592.178,80). Penurunan ini terjadi karena

selama ini hanya mengandalkan hasil penangkapan dari alam sehingga kontinuitas ikan

kerapu tidak bisa diharapkan. Hal ini mengindikasikan besarnya peluang usaha

budidaya ikan kerapu guna mengisi pasar ekspor.

Perkembangan produksi ikan kerapu di Kalimantan Timur dapat dilihat pada

tabel 16.

Tabel 16 menunjukkan bahwa produksi ikan kerapu di propinsi Kalimantan Timur

mengalami penurunan dari

1.016,6 ton di tahun 1999

menjadi 967,3 ton pada

tahun 2004. Hal ini

disebabkan budidaya ikan

kerapu mengandalkan benih

hasil tangkapan sehingga

peluang investasi budidaya

ikan kerapu masih terbuka

agar perkembangan

produksi kembali meningkat.

Daerah penghasil ikan

kerapu di Kalimantan Timur

antara lain Bontang, Berau

dan Kutai Timur.

Bontang pada tahun 2004

untuk budidaya ikan kerapu, kakap, kuwe, dan lobster dalam karamba yang luasnya

6,83 Ha dengan produksi 21,44 ton. Luas usaha budidaya karamba ikan kerapu, kuwe,

kakap dan lainnya yang sudah eksis seluas 6.832 m2 terdapat di Bontang Selatan seluas

3.904 m2 dan Bontang Utara seluas 2.928 m2, tersebar di 5 kelurahan, yakni Kelurahan

Bontang Kuala, Kelurahan Loktuan, Kelurahan Guntung, Kelurahan Berbas Pantai dan

Kelurahan Bontang Lestari. Produksi budidaya kerapu saja pada tahun 2004 dari

Bontang Selatan sebanyak 1,77 ton dan 6,81 ton dari Bontang Utara. Angka ini jauh

sekali jika dibandingkan dengan hasil tangkapan, untuk itu peluang dalam meningkatkan

produksi budidaya kerapu masih berpeluang besar. Potensi pengembangan budidaya

laut pada tahun 2001-2003 di wilayah perairan Bontang mengalami peningkatan. Hasil

usaha penangkapan ikan kerapu pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 17.

Tahun Kaltim

(Ton)

1999

2000

2001

2002

2003

2004

1.016,6

1.151,1

1.436,1

1.139,4

995,5

967,3

Tabel 16. Perkembangan Produk Ikan Kerapu

Kalimantan Timur 1999 - 2004

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Prop. Kaltim (2004)

Page 37: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 32

Tabel 17. Hasil Usaha Penangkapan Komoditas Laut Perairan Kota Bontang (ton)

Tahun 2004

No.

Jenis Komoditas Laut

Kerapu Kepiting Lobster Teripang

1

2

3

4

3,50

3,15

4,17

6,61

3,82

4,45

2,43

7,99

0,002

0,006

0,008

0,007

4,35

6,76

10,14

14,19

Jumlah 17,97 18,68 0,23 35,44

Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang (2004)

Wilayah Berau pada tahun 2003 produksi ikan kerapunya mencapai 517,1 ton.

Produksi ikan dari usaha budidaya dari perairan umum dan laut mencapai 174,9 ton,

dari hasil tersebut untuk budidaya lautnya hanya mencapai 49,6 ton atau 28,36 %. .

Potensi produksi sumberdaya ikan Kab. Berau diperkirakan berjumlah 104.915 ton/tahun

dengan perincian perairan laut 35.000 ton/tahun, perairan umum 8.950 ton/tahun,

budidaya tambak 31.275 ton/tahun, budidaya laut 28.620 ton/tahun, dan budidaya air

tawar 1.070 ton/tahun (DPK Kabupaten Berau, 2005).

Wilayah Kutai Timur produksi ikan lautnya sejak 2001-2003 berturut-turut

2.146,2 ton, 2.859,7 ton, dan 2.190,0 ton (BPS Kabupaten Kutai Timur, 2004).

Di Kalimantan Timur terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di

pengiriman/ekspor ikan kerapu yaitu PT. Pulau Mas (Tanjung Redeb), PT.Surya Alam

Tunggal (Tanjung Redeb), dan CV.Derawan Penyu Lestari (Kampung Pulau Derawan) serta

CV.Prathonylia Nusa Prima (PNP) (Balikpapan).

Harga ikan kerapu berpariasi. Harga ikan kerapu jenis macan pada bulan Agustus

2005 di Bontang berkisar Rp.20.000,- s/d Rp 40.000,-. Sementara ikan kerapu jenis

tikus berkisar antara Rp 120.000,- s/d Rp 200.000,- untuk ukuran 0,6 kg-1,3 kg.

2.7. Aspek Sosial dan Lingkungan Adanya kepastian peruntukkan lokasi budidaya KJA di wilayah perairan laut

dalam RTRW, menyebabkan pengembangan budidaya kerapu di daerah aman akan

persoalan tumpang tindih lahan usaha. Dukungan pemerintah Kota Bontang dengan

program 1000 KJA dan dukungan masyarakat terhadap pengusahaan kerapu di wilayah

tersebut ikut menjamin kelangsungan usaha dan terhindar dari masalah konflik yang

sering mewarnai dunia investasi. Secara ekonomi, melalui pemanfaatan areal laut untuk

lokasi KJA, akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar wilayah

pengembangan KJA (Karamba Jaring Apung).

Page 38: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 33

Pembukaan kawasan untuk proyek budidaya KJA dengan luas lahan yang sangat

besar secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak postif maupun

negatif terhadap komponen eksositem maupun sosial ekonomi. Secara teknis dampak

dari proyek budidaya KJA, akan berpengaruh terhadap lalulintas kapal/pelayaran

umum, oleh karena itu unit keramba dikembangkan pada lokasi yang berada di luar jalur

pelayaran umum.

Dampak positif dari pengembangan budidaya ikan kerapu sistem KJA yaitu

perlindungan terhadap terumbu karang dan mangrove. Perairan pantai dekat muara

sungai yang ditumbuhi hutan mangrove dan dasar perairan berupa pasair berkarang

(terumbu karang) merupakan tempat hidup ikan kerapu muda. Oleh karenanya

pengembangan budidaya KJA, meminimalisasi perusakan sumberdaya hutan mangrove,

terumbu karang dan lingkungan perairan air laut dan pesisir, sekaligus meningkatkan

pendapatan masyarakat.

2.8. Aspek Legalitas Dalam rangka pengembangan budidaya ikan kerapu, pemerintah telah

melakukan berbagai kebijakan di tingkat nasional hingga daerah. Secara nasional,

pemerintah Indonesia telah memberikan pembebasan bea masuk atas impor mesin yang

terkait langsung dengan kegiatan industri/jasa, kemudahan dalam perijinan dan sejumlah

insentif lainnya. Untuk mempercepat dan menjamin kepastian dalam proses perijinan

usaha perikanan, pemerintah melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

Kep.02/MEN/2004 mengeluarkan peraturan tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan

Ikan.

Tata cara pemberian izin usaha perikanan (IUP), diatur sebagai berikut:

1. Permohonan perizinan ditujukan ke Dinas Perikanan dan kelautan propinsi Kalimantan

Timur dengan melampirkan rekomendasi dari Dinas Perikanan Kabupaten/Kota,

dengan persyaratan:

a. Rencana Usaha

b. NPWP

c. Akte pendirian perusahaa/koperasi

d. Dokumen teknik kapal (bagi usaha penangkapan), dokumen bagunan (bagi

pengusaha cold storage, hatchery dan tempat penampungan/pemyimpanan ikan).

e. Izin lokasi dari pemerintah kabupaten/kota

f. Penyajian informasi lingkungaan/amdal bagi yang dipersyaratkan

2. Petugas Tim Peneliti melakukan peninjauan, dan apabila sesuai dengan permohonan,

kemudian Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan Timur

mengeluarkan IUP terhadap Badan usaha/perorangan yang berdomisili dan

Page 39: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 34

berpangkalan di wilayah Kalimantan Timur dan tidak menggunakan modal atau

tenaga asing.

Khusus untuk Investor asing, yang mengeluarkan IUP adalah Departemen Kelautan dan

Perikanan RI (pusat) dengan rekomendasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan

Kota/kabupaten dan Dinas Perikanan dan Kelautan provinsi.

Proses perizinan memakan waktu 1 minggu. Sesuai dengan Keputusan Gubernur

Kalimantan Timur No. 30 Tahun 2003, tarif pengurusan IUP Pembudidayaan Ikan Air laut

untuk lahan < 0,5 Ha sebesar Rp. 100.000,- dan bila > 0,5 Ha sebesar Rp. 150.000,-

Seperangkat peraturan usaha telah pula diatur melalui PERDA. Pemerintah Kota

Bontang mengatur Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dalam PERDA Kota No. 23,

sementara tentang Tanda Daftar Perusahaan dalam PERDA No. 24 tahun 2002. Untuk

perdagangan dalam negeri ikan kerapu dan perikanan pada umumnya cukup hanya

mendapatkan Surat Keterangan Asal (SKA) dari Dinas Perikanan Kota/Kabupaten. Untuk

kebutuhan perdagangan luar negeri (ekspor), pengurusan SKA dilakukan di Dinas

Perdagangan dan Industri setempat.

Adapun prosedur penanaman modal asing maupun dalam negeri diatur sesuai

dengan keputusan Kepala Badan Koordinasi Penawaran Modal (BKPM)

No.57/SK/2004, dengan tahapan sebagai berikut :

1. Mengajukan permohonan kepala BKPM untuk PMA dan PMDN. 2. Kepala BKPM mengeluarkan dan menandatangani Surat Persetujuan (SP) penanaman

modal dalam rangka PMDA dan PMA. Surat persetujuan tersebut diterbitkan selambat-lambatnya 10 hari pada hari kerja.

Page 40: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 35

1.

P

E

R

M

O

H

O

N

A

N

Model 1 / PMDN

Kelengkapan

-Akte perusahaan atau KTP

bagi perorangan

-Copy NPWP

-Proses dan flowchart

-Uraian produksi / kegiatan

usaha

-Surat kuasa apabila bukan

ditandatangani Direksi

Model 1 / Foreigen Capital

Investment (PMA)

Peserta Indonesia

-Akta perusahaan

-Copy KTP apabila perorangan

-Copy NPWP untuk PMA

peserta asing

-Akte perusahaan

-Copy paspor apabila perorangan

-Copy NPWP untuk PT PMA

-Proses dan flowchart

-Uraian produksi kegiatan

Surat Persetujuan

untuk PMDN

Surat Persetujuan

untuk PMA

2. PERSETUJUAN

PENANAMAN

RENCANA PERUBAHAN

- Perubahan bidang usaha atau produksi

- Perubahan investasi

- Perubahan/pertambahan TKA

- Perubahan kepemilikan saham

- Preusan PMA atau PMDN atau non PMA/PMDN

- Perpanjangan WPP

- Perubahan status

-Pembelian saham preusan PMDN dan non PMA/PMDN

oleh asing atau sebaliknya -APIT, untukmengimpor barang modal dan bahan baku yang dibutuhkan

-RPTK untuk mendatangkan/ menggunakan TKA

-Rekomendasi TA.01 kepada Dirjen Imigrasi agar dapat diterbitkan VISA

bagi TKA

-IKTA, untuk memperkerjakan TKA

-SP Pabean BB/P, pemberian fasilitas atas penginfor bahan

baku/penolong

===========================================

Di Kabupaten/ Kota : Izin lokasi, IMB, Izin UUG/HO, Sertifikat

Atas Tanah

3. PERIZI-

NAN

PELAK-

SANA-AN

Copy akta pendirian dan

pengesahan

Kelengkapan

-Copy akte perusahaan

-Copy IMB

-Copy izin UUG/HO

-Copy sertifikat hak atas tanah

- LKPM

-RKL/RPL atau UKL/UPL atau SPPL

BAP

-Copy SP PMDN atau SP PMA dan

perubahannya

Sebagai dasar untuk

-Melakukan produksi komersil

-Pengajuan rencana peluasan

investasi

-Pengajuan restrukturisasi

-Pengajuan atau tambahan

bahan baku /penolong

4. REALI-

SASI

IZIN

USAHA

Diagram Alir Proses Perijinan

Page 41: KATA PENGANTAR - dpmptsp.kaltimprov.go.id filedi Bidang Usaha Ikan Kerapu dengan lokasi di Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupoten Berau. Profil proyek ini merupakan peluang

Profil Project Ikan Kerapu 36

PENUTUP

Dari pemaparan mengenai peluang investasi budidaya ikan kerapu di

Kalimantan Timur, terlihat jelas bahwa wilayah Kalimantan Timur antara lain Bontang,

Berau dan Kutai Timur memiliki potensi perairan laut yang sangat besar untuk

dikembangkan.

Kendala pengembangan usaha ikan kerapu saat ini terletak pada benih ikan

yang masih mengandalkan dari bibit alam dan bibit dari luar daerah. Untuk itu, investasi

di bidang budidaya ikan kerapu ini sangat diperlukan. Selain sebagai suplai daerah,

tentunya mampu memberikan pendapatan yang sangat tinggi karena ikan kerapu sangat

diminati di pasar luar negeri

Diharapkan dengan membaca buku ini dapat memberikan gambaran yang jelas

mengenai bagaimana prospek pasar ikan kerapu, apakah secara teknis Kalimantan Timur

khususnya di daerah perairan Bontang, Berau dan Kutai Timur memungkinkan untuk usaha

budidaya ikan kerapu, dan apakah secara finansial menguntungkan atau tidak bagi

pihak investor.

Investor yang menginginkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Propinsi Kalimantan Timur

Jl. Basuki Rachmad No. 56 Telp. (62-541) 743235 & 743487

Fax. (62-541) 736446 E-mail: [email protected]

Website: http://bppmd.kaltimprov.go.id

Ir. M. Dyahyar, M.Si

Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang

Jl. Juanda No. 41 Bukit Indah Bontang

Telp. (62-548) 25370 Fax. (62-548) 25370