Bontang kerapu

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    1/41

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    2/41

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    3/41

    DAFTAR ISI

    Hal 

    KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………………. i

    DAFTAR ISI................................................................................................................................................................ ii

    DAFTAR TABEL.................................. ..................................... ................................. .................................. .............. iii

    DAFTAR GAMBAR.................................................. .......................................... ................................. ...................... iv

    I. PENDAHULUAN…………………………………………………….............................................. 1

    1.1 Latar Belakang………………………………………..............................................………..  1

    1.2 Maksud dan Tujuan……………………………………………………………..…………  1

    1.3 Kegunaan………………………………………………………………………..………..  1

    II. TINJAUAN PROFIL PROYEK POTENSIAL……………………………………….………………  2

    2.1 Potensi Bahan Baku…………………………………………..……………………………  3

    2.2 Lokasi…………………………….……………………………….……………………….  5

    2.3 Sarana dan Prasarana……………………………………..……………………………..  10

    2.4 Analisis Produksi…………………………………………...………………………………  12

    2.5 Analisis Ekonomi…………………………………………..………………………………. 17

    2.6 Aspek Pemasaran…………………………….…..……………………………………….  22

    2.7 Aspek Sosial dan Lingkungan……….………….……………….…………………………  26

    2.8 Aspek Legalitas………………………………………………...…………………………. 26

    III. PENUTUP…………………………………………………………………...………………….. 27

    DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….…………………………….. 28

    LAMPIRAN………………………………………………………………….………………………….. 30

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    4/41

    DAFTAR TABEL

    Hal.

    1. Produksi ikan kerapu (Ton) di kota Bontang tahun 2003-2004 …...........................................................…  4

    2. Hasil pengamatan lingkungan budidaya ikan kerapu di kota Bontang ...................................... ................ 7

    3. Jumlah lahan (Ha) pada budidaya perikanan darat dan budidaya laut kota Bontang ………..……  8

    4. Jumlah lahan potensial (hHa) untuk budidaya perikanan darat dan laut Kab. Berau tahun 2004 ….  8

    5. Kebutuhan tenaga kerja untuk ikan kerapu per KJA …................................................................ …………  16

    6. Proyeksi biaya investasi unit pembenihan ikan kerapu (semester 1)................................ ............................ 17

    7. Proyeksi biaya operasi dan pemeliharaan pembenihan ikan kerapu (semester 1)................................... 18

    8. Proyeksi biaya investasi pendederan dan penggelondongan ikan kerapu (semester 1) .……………  18

    9. Proyeksi biaya operasional dan pemeliharaan pendederan dan penggelondongan ikan kerapu …  19

    10. Proyeksi biaya investasi pembesaran ikan kerapu (semester 1) ….........................................................…  20

    11. Proyeksi biaya operasional dan pemelihraan pembesaran ikan kerapu (semester 1) ………………  21

    12. Hasil analisis finansial proyek …………………………………………………...……………………  22

    13. Hasil analisis sensoitivitas kelayakan proyek ………………………………………………………....  22

    14. Produksi (Ton) ikan kerapu Indonesia tahun 1999-2001 ……………......................................................... 23

    15. Harga ikan kerapu hidup pada tingkat lokal, ekspor dan pasar Hong Kong ……………………..…  23

    16. Perkembangan produksi ikan kerapu di Kalimantan Timur tahun 1999-2004 ...…….........................…  24

    17. Hasil usaha penangkapan komoditas laut perairan kota Bontang (ton) tahun 2004 ……………....... 25

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    5/41

    DAFTAR GAMBAR

    Hal

    1. Berapa jenis ikan kerapu yang di perdagangkan di Indonasia ………………………….....…...... 2

    2. Nelayan dengan peralatannya ………………………………………………………………........ 3

    3. Benih ikan kerapu …….. …………..………………………………………………………………  3

    4. Jenis pakan ikan kerapu ………..…………………………………………………………………  4

    5. Lokasi penyebaran terumbu karang sebagai habitan ikan kerapu di Indonesia …………...……  5

    6. Lokasi peruntukan KJA ikan kerapu di kota Bontang ……..................................................…………  9

    7. Rumah makan di perairan Bontang ………………………………………….……………………  11

    8. Keramba jaring apung ikan ………………………………………………………….……………  13

    9. Grading benih ikan kerapu ……. ……………………………………....…………………………  13

    10. Sarana penangkapan benih berupa bubu dan pancing rawai ………………………………...…  15

    11. Mesin penyemprot jarring …………………………………………………………………...…….  16

    12. Produsen utama ikan kerapu dunia …………………………………………………..…………… 23

    13. Diagram alur kegiatan produksi dan pemasaran ikan kerapu ………………………………..…..  24

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    6/41

    Profil Project Ikan Kerapu 1 

    I. PENDAHULUAN

    Ikan kerapu merupakan komoditas yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi, karena

    permintaan di pasar dunia maupun domestik cukup tinggi. Rasa dagingnya yang lezat,

    membuat ikan kerapu ini memiliki nilai jual yang tinggi di pasar dunia.

    Usaha budidaya karamba jaring apung (KJA) ikan kerapu yang diasumsikan

    memilki unit pembenihan, 13 unit keramba pendederan/pengelondongan dan 10 unit

    keramba pembesaran dengan biaya investasi Rp 317.064.450,- dalam 5 tahun mampu

    mengembalikan modal sebesar Rp 1.674.635.761,-. Dari analisis kriteria investasi,

    menunjukkan bahwa nilai Return on Investmen (ROI) sebesar 83,89%, Net Benefit Cost

    Ratio 5,16, Internal Rate of Return (IRR) 78,46%, Break Even Point (BEP) dicapai pada

    905,86 kg atau sebesar Rp. 72.468.803,- dengan payback peiod (PP) 1 tahun 5 bulan.

    Pasar ekspor yang terbuka dan harga yang tinggi, sehingga tidaklah berlebihan apabila

    ikan kerapu dijuluki primadona hasil laut yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi

    daerah.

    1.1. Latar BelakangDalam rangka mendorong investor baik asing maupun dalam negeri untuk

    menanamkan investasinya, masih dirasakan perlunya informasi secara detail untuk

    memberikan gambaran mengenai komoditas unggulan yang memiliki potensi dan

    prospektif untuk diusahakan.

    Ikan kerapu merupakan komoditi unggulan yang prospektif untuk dikembangkan

    di Kalimantan Timur. Prospek budidaya ikan kerapu yang cerah ini, disebabkan dengan

    semakin meningkatnya permintaan pasar baik pasar luar negeri mapun domestik. Pasar

    luar negeri yang potensial adalah Hongkong, Singapura dan Jepang, sementara pasar

    domestik diperuntukkan sebagai hidangan di restoran dan hotel.

    Ikan kerapu tergolong ikan karang yang sulit dibudidayakan. Namun, ditinjau

    dari aspek teknis, Kalimantan Timur khususnya daerah perairan Bontang, Kabupaten Kutai

    Timur dan Kabupaten Berau layak untuk pengembangan budidaya ikan kerapu, terbukti

    dengan semakin banyaknya nelayan yang mengusahakannya. Hal ini didorongtingginya harga jual ikan kerapu. Potensi benih cukup tersedia, walaupun sementara

    masih berasal dari tangkapan laut. Namun benih tangkapan laut belum dapat dijamin

    ketersediaannya, sehingga pengusahaan perbenihanpun menjadi peluang usaha yang

    potensial untuk dikembangkan. Dari aspek finansial, hasil analisis menunjukkan bahwa

    usaha budidaya ikan kerapu layak untuk diusahakan. Dengan demikian usaha budidaya

    kerapu dari sisi aspek pasar, teknis dan finansial layak untuk diusahakan dan

    menguntungkan.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    7/41

    Profil Project Ikan Kerapu 2 

    1.2. Maksud dan TujuanPenyusunan profil proyek usaha budidaya ikan kerapu ini dimaksudkan untuk

    mengindintenfikasi kelayakan teknis, pasar dan finansial. Dari hasil identifikasi ini disusunbuku yang dapat memberikan informasi mengenai kelayakan teknis, pasar dan finansial

    budidaya ikan kerapu bagi investor.

    1.3. 

    KegunaanDengan terbitnya buku profil komoditi unggulan usaha budidaya ikan kerapu,

    diharapkan dapat berguna sebagai:

    a. 

    Informasi peluang usaha dan investasi usaha budidaya ikan kerapu kepada investorbaik asing maupun dalam negeri serta kalangan dunia usaha, sehingga dapat

    memacu pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur.

    b.  Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan sektorperikanan dan kelautan khususnya ikan kerapu di Kalimantan Timur.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    8/41

    Profil Project Ikan Kerapu 3 

    II. TINJAUAN PROFIL PROYEK POTENSIAL

    Ikan kerapu merupakan ikan air laut yang belakangan ini dihargai cukup tinggikhususnya untuk konsumsi restoran-restoran besar di dalam maupun di luar negeri. Tingkat

    harga yang menarik dan kecocokan lingkungan budidaya ikan kerapu di banyak

    perairan pantai di wilayah Indonesia, menarik minat Pemerintah Daerah untuk bermitra

    dengan Perguruan Tinggi dan Pengusaha untuk melakukan eksplorasi atas peluang

    investasi tersebut.

    Cromileptis altivelis 

    Humpback or Polka dot grouper

    (Kerapu Tikus atau Kerapu Bebek)

    Ephinephelus fuscoguttatus

    Brown marbled grouper

    (Kerapu Macan)

    Epinephelus tauvina

    Green grouper

    (Kerapu Lumpur)

     Plectopomus leopardus

    Spotted coral grouper

    (Kerapu Sunu)

    Epinephelus malabaricus

    Estuarine grouper

    (Kerapu Malabar)

    Chelinius undulatus

    Napoleon wrasse(Ikan Napoleon)

    Epinephelus lanceolatus

    Giant grouper

    (Kerapu Ketang)

    Gambar 1. Beberapa jenis ikan kerapu yang diperdagangkan di Indonesia

    Dalam pergaulan internasional kerapu dikenal dengan nama grouper, dari sekitar

    46 spesies yang tersebar di berbagai jenis habitat bisa dikelompokkan ke dalam 7

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    9/41

    Profil Project Ikan Kerapu 4 

    genus, meskipun hanya 3 genus yang sudah dibudidayakan dan menjadi jenis komersial,

    yaitu genus Chromileptis, Plectopomus, dan Epinephelus. Chromileptis altivelis disebut juga

     polka dot grouper  atau hump backed rocked  atau dalam bahasa lokal sering disebut ikanKerapu Bebek,  tubuhnya berwarna dasar abu-abu dengan bintik hitam. Kerapu Sunu

    (Coral trout) sering ditemukan hidup di perairan berkarang, warna tubuh merah atau

    kecoklatan sehingga disebut juga kerapu merah. Warna merah ini dapat berubah dalam

    kondisi stres. Selain itu mempunyai bintik-bintik biru dan tepinya berwarna lebih gelap.

    Kerapu Lumpur   atau estuary grouper   (Epinephelus  spp.) mempunyai warna dasar hitam

    berbintik-bintik sehingga disebut juga kerapu hitam. Spesies ini paling banyak

    dibudidayakan karena laju pertumbuhannya yang cepat serta benih relatif lebih banyak

    ditemukan.

    2.1. Potensi Bahan Baku

    Pengembangan usaha budidaya

    ikan kerapu di Bontang awalnya dengan

    KJT (Karamba Jaring Tancap) dan

    selanjutnya berkembang dengan KJA

    (Karamba Jaring Apung). Benih

    ditampung dan dipelihara sampai

    memenuhi kriteria permintaan pasar.

    Benih ikan kerapu yang dibudidayakan

    banyak berasal dari alam dengan

    beragam jenis dan ukuran. Umumnya

    ikan kerapu hanya ditampung sementarasambil menunggu pembeli untuk

    kemudian dikapalkan. Penyediaan benih

    untuk budidaya dan penyediaan ikan

    kerapu yang akan ditampung dilakukan

    dengan berbagai cara penangkapan,

    yaitu dengan cara memancing di ground

    fish  ikan kerapu, penggunaan alat

    tangkap bubu, menangkap langsung

    dengan menggunakan peralatan selam

    atau dengan menggunakan alat

    tangkap trawl yang ditarik di sepanjangperairan Bontang, terutama di kawasan terumbu karang.

    Ketersedian benih dengan cara penangkapan seperti ini tidak menjamin kelancaran

    pemasokan ikan yang siap jual, karena harus menunggu sampai lebih kurang 3 (tiga)

    bulan sehingga jumlah ikan mencapai 1 –  2 ton. Hal ini dikarenakan ketidakseragaman

    benih yang diperoleh baik jumlah maupun ukuran serta jenis (Gambar 3).

    Gambar 2. Nelayan dengan peralatannya 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    10/41

    Profil Project Ikan Kerapu 5 

    Peluang mendatangkan benih dari luar Bontang ataupun usaha pembenihan

    sangat diperlukan untuk memasok kebutuhan benih kerapu. Pemerintah Bontang melalui

    Dinas Perikanan telah membangun Balai Benih Ikan Laut di Tanjung Laut Indah dalamrangka program

    “seribu karamba”.

    Upaya ini sangat

    penting untuk

    memasok kebutuhan

    benih di Kota Bontang

    serta Kalimantan

    Timur pada umumnya.

    Namun saat ini Balai

    benih ikan laut ini

    belum beroperasi,tetapi bangunan fisik

    dan sarana telah tersedia dan terus dilengkapi. Di Indonesia usaha pembenihan kerapu

    sudah banyak dilakukan, menurut Trubus (2000) diantaranya oleh PT. Putri Cendana

    Prima-Jalan Sumatera No. 136 Surabaya, di Buleleng Bali oleh PT. Hema Karuna Citra

    dan PT. Halim Saripe Dinamika-Perumahan Taman Harapan Indah-Blok FF Lt.7 B-

    Jakarta. Teknologi pembenihannya dikembangkan oleh Balai Budidaya Laut (BBL)

    Lampung-Desa Hanura-Kecamatan Padang Cermin-Lampung Selatan dan Loka Budidaya

    Air Payau (LBAP) Situbondo-Jalan Raya Pecaron-Panarukan-Situbondo.

    Usaha mendatangkan benih kerapu dari luar Bontang telah diusahakan,

    walaupun masih terkendala dengan mortalitas, hal ini disebabkan kurang terampilnyanelayan dalam penanganan benih, serta pengadaptasian benih dengan perairan

    Bontang. Selain mendatangkan benih, peluang lain yang dapat dilakukan nelayan KJA

    saat ini adalah dengan mendatangkan telur kerapu dan menetaskannya sendiri dengan

    harapan toleransi dengan perairan Bontang dapat diantisipasi sedini mungkin, sehingga

    benih lebih resisten dan peluang hidupnya lebih tinggi. Untuk itu tentu saja diperlukan

    sarana dan prasarana pembenihan.

    Satu diantara

    faktor yang mendukung

    keberhasilan usaha budi-

    daya kerapu adalahketersediaan pakan yang

    berkesinambungan.

    Pakan yang diberikan

    untuk usaha pendederan,

    penggelondongan atau-

    pun pembesaran di

    Bontang diperoleh dari

    tangkapan yang dilaku-

    kan sendiri oleh nelayan karamba ataupun mem-belinya dari nelayan penangkap ikan

    (Gambar 4). Ikan kerapu merupakan ikan carnivora yang nafsu makannya cukup besar

    Gambar 4. Jenis pakan ikan kerapu 

    Gambar 3. Benih ikan kerapu 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    11/41

    Profil Project Ikan Kerapu 6 

    sehingga selalu diperlukan pasokan pakan yang berkesinambungan. Mengingat ikan

    kerapu juga bersifat kanibal jika pemberian pakannya tidak tercukupi. Pakan kerapu

    jenisnya dapat terdiri dari ikan teri, tembang, dan ikan rucah. Berdasarkan data yangdiperoleh dari DPK Kota Bontang (2004-2005) produksi ikan rucah di Bontang pada

    tahun 2003 untuk ikan teri sebanyak 34,14 ton, ikan tembang 28,85 ton, ikan jenis lain

    96,84 ton. Pada tahun 2004 terjadi peningkatan untuk ikan teri sebanyak 45,54 ton,

    ikan tembang 32,05 ton dan ikan jenis lain 107,34 ton. Berdasarkan nilai produk

    tersebut diatas, maka pasokan ketersediaan pakan kerapu dapat terpenuhi. Rincian

    produksi ikan rucah di Kota Bontang tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Produksi ikan rucah (ton) di Kota Bontang tahun 2003-2004

    Jenis ikanTahun

    2003 2004

    Teri

    Tembang

    Lainnya

    34,14

    28,85

    96,84

    45,54

    32,05

    107,34

    Jumlah 159,83 184,93

    Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang (2004-2005)

    Berdasarkan DPK Kota Bontang (2003) ketersediaan wilayah Bontang untuk

    memenuhi permintaan ikan kerapu selama ini dapat dilihat berdasarkan produksi

    perikanan tangkapnya pada tahun 2002 sebesar 1.532,2 ton, dari jumlah tersebut yang

    diekspor sebanyak 41,557 ton, diantaranya terdapat kerapu sebanyak 25,928 ton.

    Berdasarkan DPK Kota Bontang (2004) pada tahun 2003 hasil tangkapan ikannya

    sebesar 946,07 ton sedangkan potensi kerapunya sebesar 17,97 ton. Berdasarkan DPK

    Kota Bontang (2005) pada tahun 2004 hasil tangkapan ikannya menjadi sebesar

    1.044,17 ton, dari hasil tersebut untuk kerapu saja sebesar 22,32 ton. Fluktuasi pasokan

    kerapu ini disebabkan karena lebih banyak dari tangkapan alam saja, dan lambat laun

    jika tidak didukung dengan budidaya, maka pasokan dari alam dapat terus berkurang.

    Wilayah Berau pada tahun 2003 produksi untuk pakan ikan kerapu seperti ikan

    tembang mencapai 186,7 ton dengan harga Rp. 2.000,-/kg, untuk ikan rucah mencapai636,7 ton dengan harga Rp. 2.500,-/kg (BPS Kabupaten Berau 2004), Ketersediaan

    pakan di wilayah Berau terpenuhi sehingga yang perlu diperhatikan aspek teknis lainnya.

    2.2. Lokasi

    Berdasarkan studi yang dilakukan Tiensungusmee,  et al  (1989) dalam (Sunyoto,

    2000), Kalimantan Timur merupakan salah satu diantara 14 propinsi di Indonesia yang

    memiliki areal berpotensi untuk budidaya kerapu sistem karamba jaring apung (potential

    region for grouper cultivation with floating net karamba),  yaitu Bontang, Berau,

    Sangkulirang, Tarakan dan Teluk Adang seluas 110 ha.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    12/41

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    13/41

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    14/41

    Profil Project Ikan Kerapu 9 

    sehingga lokasi tersebut benar-benar layak. Beberapa faktor yang harus diperhatikan

    dalam penentuan lokasi tersebut antara lain :

    1. Gangguan Alam

    Lokasi harus terhindar dari badai dan gelombang besar atau gelombang terus

    menerus. Sebab gangguan alam ini akan mengakibatkan konstruksi KJA akan mudah

    rusak dan menyebabkan ikan menjadi stres yang akhirnya produksi menjadi turun.

    Untuk mengatasi hal ini, dapat dipilih lokasi perairan yang terdiri dari beberapa

    pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil ini berguna untuk menghambat gelombang dan

    badai.

    2. Gangguan Pencemaran

    Lokasi harus bebas dari bahan pencemaran yang mengganggu kehidupan ikan.Pencemaran tersebut dapat berupa limbah industri, limbah pertanian dan limbah

    rumah tangga

    3. Gangguan Predator

    Predator yang harus dihindari adalah hewan laut buas seperti ikan buntal (ikan bola)

    dan ikan besar yang ganas yang dapat merusak KJA. Burung-burung laut pemangsa

    ikan juga harus diwaspadai

    4. Gangguan Lalu Lintas Kapal

    Lokasi KJA bukan merupakan jalur transportasi kapal umum, kapal barang, ataukapal tanker

    5. 

    Kondisi HidrografiPerairan dimana KJA ditempatkan harus pula memenuhi persyaratan sifat fisika dan

    kimia, yaitu :

    a)  Kadar garam antara 33 - 35 pptb)  Suhu berkisar pada 27 - 32 o Cc)  pH air laut antara 7,6 - 8,7d)  Kandungan oksigen terlarut dalam air laut 0,2 - 05 m/detik

    Dilihat dari faktor-faktor yang menjadi syarat penentuan lokasi KJA maka

    wilayah Bontang khususnya di Malahing (Tanjung Laut), Pulau Agar-agar (Bontang Kuala),

    layak untuk dikembangkan budidaya ikan kerapu sistem KJA.  Lokasi-lokasi tersebut

    sangat mendukung keberadaan KJA karena mempunyai kedalaman yang relatif tinggi,

    minimal 4 meter, kecerahannya tinggi, kecepatan arus relatif rendah dan merupakan

    daerah terlindung dari gelombang terutama saat musim utara.

    Berdasarkan evaluasi penilaian lokasi karamba jaring apung

    (Location Rating System for Floating Net Karamba) dengan memperhatikan Ecological

    Factors (mencakup tinggi air pasang, arus, kedalaman air dari dasar jaring, oksigen

    terlarut, perubahan cuaca) dan Endorsing Factors  (sumber listrik, sumber pakan, tenaga

    kerja, ketersediaan benih, pencemaran) wilayah perairan Bontang diperoleh hasil seperti

    Tabel 2.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    15/41

    Profil Project Ikan Kerapu 10 

    Tabel 2. Hasil Pengamatan Lingkungan Budidaya Ikan Kerapu di Perairan Bontang

    Parameter

    Lokasi KJA

    Bontang

    Kuala

    Loktuan Tanjung

    Limau

    Tanjung

    Laut

    Sekendis

    1.Keterlindungan Terlindung Terlindung Kurang

    Terlindung

    Terlindung Kurang

    terlindung

    2.Kedalaman

    perairan

    12-20 m 12-15 m Dangkal

    (< 6 m)

    12-18 m 10-15 m

    3.Kecepatan arus

    (m/detik)

    0,4 0,4-0,5 0,5-1,0 0,2-0,4 0,4-0,6

    Parameter

    Lokasi KJA

    Bontang

    Kuala

    Loktuan Tanjung

    Limau

    Tanjung

    Laut

    Sekendis

    4.Jarak dengan lim-

    Bah pencemar

    Sangat

    Jauh

    Jauh Jauh Jauh Relatif dekat

    5. Terumbu Karang Dasar air

    Ditumbuhi

    Tidak ada Tidak ada Ada Ada

    6. Padang lamun Ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada

    7.  KetersediaanPakan segar

    Selalu ada Ada Ada Ada Ada

    8. Benih kerapu Ada Ada Tidak Ada Ada Ada

    9.  Sarana & Pra-Sarana budidaya

    Cukup

    Memadai

    Cukup

    Memadai

    Cukup

    Memadai

    Kurang

    memadai

    Kurang

    Memadai

    10.Transportasi air Cukup

    Memadai

    Cukup

    Memadai

    Cukup

    Memadai

    Kurang

    memadai

    Kurang

    Memadai

    11.Keamanan Aman Aman Kurang Aman Aman

    12. Alur pelayaran

    Kapal

    Bukan Alur layar

    Kapal PKT

    Alur layar

    Kapal niaga

    Bukan Alur layar

    Kapal LNG

    Badak

    Sumber: BAPPEDA Bontang (2004)

    Lanjutan Tabel 2 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    16/41

    Profil Project Ikan Kerapu 11 

    Kelayakan lokasi untuk pemeliharaan ikan kerapu dengan sistem KJA dengan

    menggunakan skoring, menunjukkan bahwa Bontang Kuala adalah daerah perairan yang

    sangat layak. Perkembangan pemanfaatan lahan untuk wilayah Bontang dapat dilihatpada Tabel 3.

    Tabel 3. Jumlah Lahan (Ha) Pada Budidaya Perikanan Darat dan Budidaya Laut

    Kota Bontang

    No. Jenis BudidayaTahun

    2000 2001 2002 2003

    1

    2

    3

    Kolam

    Tambak

    KJA

    3,5

    134,0

    3,1

    1,42

    128,50

    2,0

    1,5

    229,5

    6,7

    2,5

    230

    10,0

    Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang (2004)

    Kabupaten Berau

    memiliki potensi lahan

    yang potensial untuk

    produksi sumberdaya

    ikan, diperkirakan

    mencapai 2.500 ha

    dengan pemanfaatan

    lahan baru mencapai 15

    Ha. Hal ini dimungkinkan

    karena banyaknya

    perairan teluk dan

    pulau-pulau kecil yang

    relatif tenang dan

    bersih serta memiliki

    hamparan terumbu

    karang, khususnya

    Kepulauan Derawan. Potensi ketersediaan lahan seluas 863.467 ha (Tabel 4).

    Pada tahun 2003 ekspor hasil laut dan sungai mencapai 912,70 ton dengan

    nilai eksport sekitar Rp 48,229 miliar. Ekspor udang sebanyak 818,10 ton

    dengan nilai ekspor Rp40,910 miliar, lobster 4,90 dengan nilai Rp343 juta, dan ikan

    kerapu mencapai 99,70 ton dengan nilai Rp 7,976 miliar. Ikan kerapu Kabupaten Berau

    di ekspor ke Hongkong, Singapura dan Malaysia.

    Kabupaten Berau memiliki potensi sumber daya laut yang belum teroptimalkan

    secara baik. Pengembangan ikan kerapu terkendala pada masalah permodalan. Oleh

    karenanya diperlukan kehadiran investor untuk mengelola potensi sumberdaya laut

    sehingga dapat meningkatkan perekonomian daerah.

    Tabel 4. Jumlah Lahan Potensial (Ha) Untuk Budidaya

    Perikanan Darat dan Laut Kabupaten Berau Tahun

    2004

    Potensi Perikanan Potensi Wilayah (ha)

    Perairan laut

    Perairan umum

    Budidaya tambak

    Budidaya laut

    Budidaya air tawar

    838 .220

    1.790

    20.850

    2.500

    107

    Jumlah 863.467

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    17/41

    Profil Project Ikan Kerapu 12 

    2.2.2.  tatus Tanah dan Peruntukan (RUTR)Lokasi pengembangan investasi ikan kerapu di Kalimantan Timur yaitu Kota

    Bontang, Kabupaten Kutai Timur dan Kabupaten Berau. Tersedianya lokasi

    pengembangan dan dukungan sarana dan prasarana yang memadai menjadi

    pertimbangan arahan pengembangan komoditas ikan kerapu di daerah. Arahan lokasi

    pengembangan ini sesuai dengan RTRW Provinsi Kalimantan Timur.

    Kota Bontang dalam Program Pembangunan di Wilayah RDTR Pesisir dan Pulau-

    Pulau Kecil Kota Bontang Tahun 2004  –   2013 secara tegas merencanakan

    penegembangan perikanan sebagai berikut :

    -  Tahun 2004 s/d 2006 dengan dana APBD dan swasta merencanakan Bontang Kuala,Tj. Merangas, Tj. Tebak Bontang, Selangan, Tj. Mendung dan Tj. Agar-Agar sebagailokasi pengembangan sarana dan prasarana marikultur budidaya KJA (Karamba

    Jaring Apung).-  Tahun 2005 s/d 2009 dengan APBD dan swasta merencanakan Bontang Kuala

    sebagai lokasi penataan dan pengembangan wisata bahari tradisional.-  Tahun 2006 s/d 2007 dengan dana APBD merencanakan Kota Bontang sebagai

    kawasan industri Perikanan dan Kelautan Komersil .Melahing merupakan salah satu lokasi di perairan Kota Bontang yang sangat

    potensial bagi investor untuk berinvestasi di bidang budidaya ikan dan wisata bahari

    tradisional. Peta arahan pengembangan daerah tangkapan dan budidaya ikan kerapu

    di Kota Bontang seperti disajikan pada Gambar 6.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    18/41

    Profil Project Ikan Kerapu 13 

    2.3. Sarana dan Prasarana

    Pengembangan investasi ikan kerapu telah didukung dengan tersedianya

    jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, terminal, fasilitas air bersih dan listrik, serta hotel

    dan restoran.

    2.3.1. 

    Pelabuhan Beserta SpesifikasinyaKota Bontang memiliki pelabuhan laut yaitu Pelabuhan Laut Lok Tuan dan Tanjung

    Laut. Walaupun kondisi pelabuhan saat ini belum mendukung kegiatan pelayaran dan

    bongkar muat karena konstruksi, fasilitas, dan dangkal. Namun, pemerintah Kota Bontang

    telah membangun pelabuhan laut yang representatif baik untuk kapal antar pulau

    maupun expor-impor yang direncanakan selesai pada tahun 2006.

    Berau memiliki pelabuhan di Tanjung Redeb yang mampu menampung kapal

    seberat 3.000 ton.

    Kutai Timur memiliki pelabuhan laut yaitu di Sangatta 2 buah (milik KPC 1.800 m2 

    dan Pertamina 725 m2) dan pelabuhan umum di Sangkulirang seluas 189 m2.

    2.3.2.  Airport Beserta FasilitasKalimantan Timur telah memiliki 11 bandara, dengan kualifikasi bandara

    internasional dan perintis yaitu Sepinggan Balikpapan, Temindung Samarinda, Juata

    Tarakan, Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan. Ketersediaan

    bandara ini mampu untuk memberikan dukungan bagi pengembangan investasi dankegiatan ekonomi daerah. Kalimantan Timur memiliki bandara internasional Sepinggan

    di Balikpapan yang memiliki 27 operator maskapai penerbangan dengan 15

    penerbangan terjadwal (schedule) seperti Garuda  Indonesia, Bouraq Indonesia, Merpati

    Airlines, Silk Air dan 12 penerbangan tidak terjadwal.

    Kota Bontang saat ini tersedia bandara khusus yang dioperasikan PT. Badak,

    NGL, belum tersedia bandara udara bagi masyarakat umum.

    Berau memiliki bandara umum dan bandara swasta. Bandara Kalimaru dikelola

    oleh Pemerintah dan dapat disinggahi oleh penerbangan nasional dan bandara swasta

    seperti Bandara Luncuran Naga, Mankajang milik PT Kiani Kertas, Bandara Batu Putih di

    Kecamatan Talisayan, Merasa dan Merapu di Kecamatan Kelay dan Bandara Long Caai

    di Kecamatan Segah.

    Kutai Timur memiliki 9 bandara yaitu KPC di Tanjung Bara dan Bandara

    Pertamina di Sangkimah serta 7 bandara perintis yaitu di LongLees, Sautara, Batu Ampar,

    Jabdan, Miau Baru, Long Segar, Pengadan.

    2.3.3. 

    Listrik Beserta KapasitasListrik merupakan utilitas yang amat penting untuk memasok kebutuhan industri di

    Kalimantan Timur. Sumber listrik hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum

    Listrik Negara. Pada tahun 2002, di daerah ini terdapat pembangkit tenaga listrik

    dengan daya terpasang 356 MW dan 200 KW yang terdiri dari PLTD (pembangkit

    Gambar 6. Lokasi peruntukan KJA ikan kerapu di Kota Bontang

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    19/41

    Profil Project Ikan Kerapu 14 

    listrik tenaga diesel) 296 MW, PLTGU (pembangkit listrik tenaga gas) 60 MW dan PLTM

    (pembangkit listrik tenaga air) 200 KW.

    Kota Bontang telah dilayani jaringan listrik yang telah menjangkau seluruh

    wilayah kota. Pada tahun 2004, tenaga listrik yang diproduksi sebesar 58.217 MWH

    dengan kapasitas terpasang 13.650 MW.

    Pada tahun 2003, pemerintah Kabupaten Berau bekerjasama dengan

    PT. Indonesia Power telah membangun PLTU Tanjung Redeb dengan power

    plan 2 x 25 MW. Produksi tenaga listrik Kabupaten Berau tahun 2003 berjumlah

    38.326 MWH dengan kapasitas terpasang 19,61 MW.

    Kabupaten Kutai Timur tahun 2003 memproduksi tenaga listrik sebesar

    38.085 MWH dengan kapasitas terpasang 10,07 MW.

    2.3.4.  Air Bersih dan KapasitasnyaSeluruh kabupaten/kota di Kalimantan Timur memiliki jaringan air yang dikelola

    PDAM dengan kapasitas potensial 3.439 liter/detik dan kapasitas efektif

    2.540 liter/detik. Kapasitas potensial 3.994 liter/detik dan kapasitas efektif

    3.310 liter/detik.

    Produksi air bersih Kota Bontang yang terpakai 25 liter/detik diluar KIE (PT. PKT)

    dan PT. Badak LNG. Tahun 2004, kapasitas potensial air sebesar 780 liter/detik dengan

    produksi 1.813.817 m3 (Bontang dalam Angka 2003, BPS, 2004).

    Kabupaten Berau memiliki kapasitas terpasang 140 liter/detik dan produksi air

    bersih yang terpakai 140 liter/detik. Produksi total air bersih tahun 2003 sebesar

    4.432.712 m3.Produksi total air bersih tahun 2003 di Kabupaten Kutai Timur 923.464 m3.

    2.3.5.  Hotel dan RestoranKalimantan Timur sebagai

    daerah sentra perdagangan dan

    jasa, serta tujuan wisata terdapat

    sarana pendukung berupa hotel

    dan restoran. Jumlah hotel

    berbintang maupun non bintang

    pada tahun 2004 sebanyak 404

    buah. Hotel berbintang 17 buahyang memiliki 1.775 kamar dan

    2.777 tempat tidur, sedangkan

    hotel melati 297 buah dengan

    3.063 kamar dan 4.987 tempat

    tidur.

    Di Kota Bontang terdapai

    1 buah hotel bintang III, yaitu

    Hotel Bintang Sintuk dan beberapa hotel non bintang 23 buah. Berau memiliki 2 buah

    hotel bintang II yaitu, hotel Berau Indah dan hotel Segah serta 37 buah hotel non

    bintang. Kabupaten Kutai Timur memiliki hotel non bintang 52 buah.

    Gambar 7. Rumah Makan di Perairan Bontang

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    20/41

    Profil Project Ikan Kerapu 15 

    Selain hotel, di Kalimantan Timur terdapat pula restoran sebanyak 912 buah.

    Keberadaan hotel dan restoran ini selain mendukung fasilitas bagi investor, juga

    merupakan peluang pasar dengan menawarkan menu ikan kerapu (Gambar 7).

    2.3.6.  Sekolah/ PT/Lembaga PendidikanKalimantan Timur memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dari pendidikan

    dasar hingga perguruan tinggi. Universitas Mulawarman sebagai perguruan tinggi negeri

    di Kalimantan Timur memiliki Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan yang mampu

    menyediakan tenaga ahli untuk kebutuhan pengembangan investasi ikan kerapu. Di Kutai

    Timurpun telah terdapat Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), yang salah satunya

    memiliki jurusan kelautan. Untuk wilayah utara Kalimantan, juga terdapat perguruan

    tinggi yaitu Universitas Borneo dan memiliki Fakultas Perikanan. Selain pendidikan

    formal, pelatihan-pelatihan pun dilaksanakan oleh lembaga-lambaga pelatihan swasta

    maupun oleh dinas tenaga kerja dan dinas teknis terkait.

    2.3.7. 

    Jalan/ transportasiUntuk memperlancar arus lintas bahan input maupun hasil tangkapan dan

    budidaya kerapu telah dibangun jalan lintas kalimantan yang terdiri 3 poros, yaitu poros

    selatan, tengah dan utara. Infrastruktur perhubungan darat yang tersedia telah memadai

    untuk angkutan antar kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi.

    Pembangunan jembatan seperti jembatan Dondang dan Mahakam II yang

    memperpendek jarak jarak tempuh Samarinda-Balikpapan merupakan bagian dari

    pembangunan highway Bontang-Samarinda-Balikpapan.

    Pembangunan jalan pintas utara Kalimantan Timur Sangata, Kutai Timur danTanjung Redeb, Berau akan mempercepat arus angkutan barang/jasa.

    2.3.8.  Perbankan/AsuransiLembaga perbankan di Kalimantan Timur pada tahun 2004 berjumlah 223 unit

    yang tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Posisi kredit yang telah

    tersalurkan kepada sektor usaha berjumlah Rp 8 trilyun, dan khusus untuk sektor

    perikanan mencapai Rp 3,27 milyar. Posisi kredit untuk wilayah Bontang berjumlah

    815,044 milyar, Berau sebesar Rp 477,61 milyar dan Kutai Timur sebesar

    Rp 350,514 milyar.

    Di Kota Bontang terdapat 23 unit bank, terdiri dari 7 bank pemerintah, 5 bank

    swasta, 2 bank perkreditan dan lembaga keuangan non perbankan 74 koperasi dengan3 koperasi perikanan ikut membantu struktur permodalan.

    Di Kabupaten Berau terdapat 9 unit bank. Di Kabupaten Kutai Timur terdapat 4

    unit bank dengan 3 unit bank pemerintah dan 1 unit bank swasta serta lembaga non

    perbankan 188 koperasi dengan 1 koperasi khusus perikanan. Dan ada 3 lembaga

    asuransi yaitu Asuransi Bumi Putera, Asuransi Jiwasraya dan Asuransi Jiwa Mubarakah.

    2.3.9.  Pos dan TelekomunikasiKalimantan Timur melalui PT. Telkom pada tahun 2001/2002 telah membangun

    288.386 SST. Penggunaan jasa telekomunikasi telepon saat ini meningkat pesat, dengan

    diindikasikan tercatatnya 9 operator sembilan telepon selular.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    21/41

    Profil Project Ikan Kerapu 16 

    Kota Bontang memiliki 10.470 SST dan 1.290 CCT. Kutai Timur memiliki 4.380

    SST dan 540 CCT dan 7 Kantor Pos Cabang.

    2.4.  Analisis Produksi

    2.4.1.  Skala Usaha/KapasitasKeberadaan dan keberlangsungan suatu usaha budidaya ikan kerapu sangat

    ditentukan oleh sistem usaha yang saling menunjang antara unit satu dengan unit lain.

    Kegagalan yang sering dijumpai disebabkan oleh ketersediaan pasokan benih untuk

    budidaya ikan kerapu yang umumnya mengandalkan bibit dari alam. Sekalipun tersedia

    benih dari luar, tingkat kematian tinggi karena benih tidak dapat beradaptasi dengan

    lingkungan yang ada. Mengantisipasi hal tersebut diupayakan satu sistem budidaya

    berantai yang saling mensuplai yaitu dari unit pembenihan, pendederan danpenggelondongan serta unit pembesaran.

    Dalam budidaya ikan kerapu ini diusahakan dua jenis ikan dalam satu unit

    karamba. Jenis yang dibudidayakan adalah ikan kerapu macan dan kerapu bebek

    dengan persentase budidaya 75% untuk ikan kerapu macan dan 25% untuk ikan kerapu

    bebek.

    Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kegiatan budidaya ikan kerapu

    sebagai berikut:

    1. Konstruksi Karamba Jaring Apung

    Rakit dapat dibuat dari bambu, kayu, pipa galvanis atau paralon. Tiga jenis

    kayu yang sering digunakan yakni kayu gelam, kayu serdang dan kayu kelapa tua.

    Ukuran rakit yang umum 8 x 8 meter terbagi empat kotak dengan ukuran 3 x 3 meter/kotak.

    Dari empat kotak ukuran 3 x 3 meter dapat dibagi lagi menjadi 16 kotak ukuran 1 x 1 meter

    yang biasa digunakan untuk penempatan waring dan jaring pendederan dan

    penggelondongan. Pelampung dapat menggunakan bahan dari styrofoam atau drum

    plastik, bisa juga jerigen ukuran besar; jangkar atau bahan pemberat lainnya, dan tali

    temali (Gambar 8).

    Waring terbuat dari bahan polyetheline berwarna hitam dengan ukuran mata

    jaring 4 mm. Bentuk waringbisa segi empat panjang atau

    bentuk kubus dengan ukuran

    1 x 1 x 1,5 meter untuk

    pendederan dan

    penggelondongan.

    Jaring digunakan

    untuk penggelondongan dan

    pembesaran. Untuk

    penggelondongan ukurannya

    1 x 1 x 1,5 meter dengan

    Gambar 8. Keramba jaring apung ikan 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    22/41

    Profil Project Ikan Kerapu 17 

    ukuran mata jaring 1 sampai 1,25 inchi. Ukuran benang jaring untuk pembesaran D 12

    dan D 21. Bahan jaring dari polyetheline.

    Pemeliharaan kerapu bisa dilakukan di tambak maupun jala terapung.

    Pemeliharaan menggunakan jala apung lebih mudah sewaktu memanen hasil, dengan

    hanya mengangkat jala. Karamba jaring apung dipasang pada rakit, 4 karamba

    berukuran 3 x 3 x 3 m diikatkan dalam 1 rakit. Karamba menggunakan jaring polietilen

    (no. 380 D/9 dan 380 D/13, ukuran mata jaring 1 atau 2 ". Beberapa rakit bisa

    digabungkan menjadi satu dilengkapi dengan rumah jaga dan lantai kerja.

    2. Ukuran dan Padat Penebaran Benih

    Penebaran awal

    (tahap pendederan) ikan

    Kerapu Macan dan KerapuTikus ukurannya antara 3  –   4

    cm (1,2  –   2 gr) per ekor.

    Sebelum dilakukan penebaran

    benih, terlebih dahulu

    dilakukan grading (Gambar

    9). Untuk tahap pengge-

    londongan padat penebaran

    100  –   150 ekor/m3 dengan

    ukuran 9 –  12 cm (15 –  25 gr)

    per ekor. Tahap pembesaran

    padat penebarannya 25 –  30ekor/m dengan ukuran 15 –  17

    cm (50 –  75 gr) per ekor.

    3. Pembesaran

    Pembesaran kerapu dimulai dari benih berukuran relatif kecil sehingga untuk

    menghindari kematian ikan diseleksi berdasarkan ukurannya. Karena ikan kerapu muda

    umumnya bersifat kanibal, maka untuk pembesarannya perlu dipelihara yang berukuran

    relatif sama.

    a. Pemberian Pakan

    Pakan yang diperlukan untuk budidaya Kerapu merupakan salah satu aspek

    yang memerlukan perhatian cukup besar sehingga harus direncanakan dengan matang

    dengan cara menekan anggaran pengeluaran serendah mungkin, tetapi hasilnya tetap

    optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara pemilihan jenis pakan yang tepat namun

    tetap mempertimbangkan kualitas nutrisi, selera ikan, dan harga yang murah. Dari hasil

    uji coba dan penerapan pada skala usaha, tujuan untuk mendapatkan hasil yang baik

    dengan pengeluaran yang relatif rendah adalah dengan memberikan pakan dari jenis

    ikan-ikan yang tak laku di pasaran (non-ekonomis), yaitu ikan-ikan yang digolongkan

    sebagai ikan rucah seperti ikan tembang, rebon, selar dan sejenisnya. Pemilihan pakan

    Gambar 9. Grading benih ikan kerapu 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    23/41

    Profil Project Ikan Kerapu 18 

    ikan kerapu yang berasal dari ikan rucah ini, selain harganya murah dan mudah

    diperoleh, juga karena pakan buatan khusus ikan kerapu memang belum ada di pasaran.

    Ikan Kerapu Macan dan Kerapu Tikus berukuran antara 3 –  4 cm (1,2  –  2 gr)

    per ekor takaran pakannya setiap hari 15  –  20 % dari bobot biomassa. Untuk tahap

    penggelondongan dengan ukuran 9  –  12 cm (15  –  25 gr) per ekor takaran pakannya

    setiap hari 10  –   15 % dari bobot biomassa. Tahap pembesaran dengan ukuran

    15  –   17 cm (50  –   75 gr) per ekor takaran pakannya setiap hari 6 % dari bobot

    biomassa.

    Selama masa pendederan ikan kerapu juga dapat diberikan pakan sebanyak

    2 - 3 kali sehari sampai ikan terlihat kenyang. Memasuki tahap pembesaran, pakan ikan

    rucah diberikan per hari sebesar 15 % dari total biomass ikan kerapu berukuran 20 - 50 gr.

    Seterusnya jumlah pakan diturunkan seiring dengan pertumbuhan ikan. Jumlah pakan

    dapat diturunkan menjadi 10 % dari biomass untuk ikan seberat 100 gr. waktu

    pemberian pakan yang terbaik adalah sesaat setelah matahari terbit atau sesaat

    sebelum matahari terbenam.

    b. Monitoring Kualitas Air

    Secara berkala kualitas perairan perlu kembali dikontrol dengan cara dianalisis

    secara teliti. Air yang dianalisis hendaknya tidak diambil dari bagian permukaan saja,

    tetapi secara merata hingga kedalaman tertentu. Pada musim hujan tindakan

    pengontrolan kualitas air perlu ditingkatkan karena biasanya sering terjadi perubahan

    lingkungan perairan yang ekstrim dan dapat membahayakan kehidupan ikan.

    c.  Monitoring Pertumbuhan Ikan KerapuMonitoring pertumbuhan ikan diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan ikan yaitu

    dengan menyeleksi bobot ikan. Hal ini untuk kepentingan panen juga.

    4. Pengendalian Hama dan Penyakit

    Hama pada pemeliharaan kerapu dapat dari burung, penanggulangannya

    dengan memberi tutup pada wadah pemeliharaan. Pencurian oleh manusia juga

    merupakan kendala yang harus diatasi. Penyakit yang timbul pada ikan sebagai

    gangguan fungsi atau struktur dari alat tubuh. Penyakit dapat menyebabkan kematian,kekerdilan selama periode pemeliharaan, tingginya konversi makan, tingkat padat tebar

    yang lebih rendah dan menurunnya produksi.

    2.4.2. Jangka Waktu

    Lama pemeliharaan ikan Kerapu Macan 7 bulan mulai dari tahap pendederan,

    penggelondongan, dan pembesaran dengan sintasan masing-masing 80 %, 85 % dan

    95 %, dipanen pada bobot 500 gr/ekor. Ikan dijual dalam keadaan hidup di lokasi

    panen (pemeliharaan) dengan harga rata-rata sebesar Rp. 75.000,-/kg.

    Lama pemeliharaan ikan Kerapu Tikus 14 bulan mulai dari tahap pendederan,

    penggelondongan dan pembesaran dengan sintasan masing-masing 90 %, 95 % dan 95

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    24/41

    Profil Project Ikan Kerapu 19 

    %, dipanen dalam keadaan hidup di lokasi panen (pemeliharaan) dengan harga rata-

    rata sebesar Rp. 250.000,-/kg.

    Ikan kerapu umumnya dapat dipanen tiga kali dalam setahun dengan lama

    pemeliharaan 3  –  4 bulan dengan berat sudah mencapai 400 gram/ekor. Berat untuk

    pasar ikan kerapu sekitar 500 gram dan berbeda menurut spesies (ikan kerapu lumpur

    mempunyai ukuran konsumsi antara 400 - 1200 gram, sementara kerapu bebek antara

    500 - 2000 gram. Laju pertumbuhan harian berbeda menurut spesies dan berat tubuh.

    Kerapu berbobot awal 50 - 100 g akan bertumbuh 2 - 3 % per hari sedangkan berat

    200 - 300 gram tumbuh 0,7 - 1,5 % per hari. Dibutuhkan waktu pemeliharaan selama

    5 bulan untuk mencapai berat komersial 500 gram (dari bobot awal 100 gram). Kerapu

    lumpur diberi pakan ikan rucah mempunyai nilai koversi pakan 5 - 8, sedangkan kerapu

    sunuk8-12.

    2.4.3. 

    Teknologi/Mesin yang diperlukanPelaksanaan kegiatan budidaya ikan kerapu perlu didukung dengan

    penggunaan dan pemanfaatan teknologi yang dapat membantu terutama untuk

    efektivitas kerja.

    1. 

    Sarana Penangkapan BenihKesulitan untuk

    menghasilkan benih kerapu

    dalam pemeliharaan

    buatan, menjadi kendala

    dalam pengembanganbudidaya kerapu dalam hal

    penyediaan benih. Sarana

    penangkapan benih bisa

    menggunakan alat pancing

    (di daerah persembunyian

    ikan kerapu di rumpon ikan

    bekas kapal tenggelam dll),

    jaring angkat yang diikat di

    antara 2 perahu (rakit) atau ditancapkan ke dasar perairan, sero (perangkap pagar

    bambu untuk penggunaan di perairan pasang surut), bubu (semacam keranjang dari

    bambu atau anyaman kawat yang ditempatkan di dasar perairan), jaring kantong, danjaring dorong. Khusus di daerah Bontang, penangkapan benih ini menggunakan pancing

    yang disebut “rawai”, dimana satu kotak terdiri dari banyak pancing yang dipasang. 

    2. Sarana Pengangkutan Benih

    Dari lokasi penampungan benih ke tempat budidaya kerapu, diangkut dalam

    kantong plastik berkapasitas 20 liter yang diisi 3 liter air laut untuk 20 ekor benih dengan

    berat rata-rata 25 gram. Suhu dalam kantong diusahakan 17 - 20 °C dan lama

    pengangkutan 1 - 2 hari. Pengangkutan jarak jauh (antar pulau) menggunakan sistem

    transportasi yang lebih aman.

    Gambar 10 . Sarana penangkapan benih berupa bubu

    dan pancing rawai 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    25/41

    Profil Project Ikan Kerapu 20 

    3. Sarana Pemeliharaan

    Rakit berbentuk bingkai dilengkapi pelampung untuk tempat melekatkan atau

    mengikatkan waring dan jaring.

    4. Sarana Penunjang

    Perahu atau motor tempel diperlukan sebagai alat transportasi setiap hari dalam

    rangka pembelian pakan, penggantian jaring, perbaikan rakit, membawa jaring kotor

    dan bersih serta membawa benih atau hasil panen. Besarnya perahu tergantung

    kebutuhan umumnya digunakan perahu motor tempel dengan mesin 5 –  10 pk.

    Freezer digunakan untuk mempertahankan agar pakan dari jenis ikan rucah tetap

    terjaga kualitasnya, setidaknya kondisi pakan tetap dipertahankan dalam keadaan

    segar. Pakan yang tidak segar atau terlalu lama disimpan, akan menyebabkan turunnyakualitas nutrisi (asam lemak esensial) yang sangat dibutuhkan oleh ikan kerapu. Freezer

    juga digunakan sebagai tempat penyimpanan stock pakan.

    Mesin penyemprot jaring diperlukan untuk membantu mempercepat pembersihan

    jaring sehingga jaring yang kotor

    selama pemeliharaan bisa cepat

    diganti (Gambar 11). Peralatan kerja

    lapangan yang digunakan meliputi

    penggaris, skop-net, ember, gayung

    dan aerator. 

    2.4.4. 

    SDM dan UMRKalimantan Timur dengan

    angkatan kerja yang tinggi sejumlah

    1.155.770 orang dengan tingkat

    partisipasi kerja 61,72% mampu untuk

    memenuhi kebutuhan tenaga kerja

    untuk pengembangan investasi ikan kerapu. Angkatan kerja di Kota Bontang berjumlah

    44.108 orang (TPAK 59,84%), Berau 62.615 orang (TPAK 71,54%) dan Kutai Timur

    70.117 orang (TPAK 66,95%). Upah tenaga kerja disesuaikan dengan UMP Kalimantan

    Timur Tahun 2004 senilai Rp 572.400,- per bulan atau Rp 19.080,- per hari. Tenaga

    kerja dengan kualifikasi pendidikan setara SMA, tenaga madya dan sarjana perikanan

    dibutuhkan pada usaha budidaya ikan kerapu (Tabel 5)

    Tabel 5. Kebutuhan tenaga kerja untuk usaha ikan kerapu per KJ A 

    Uraian Tahun

    1 2 3 4 5

    Unit Pembenihan:

    - Teknisi (3 org/smt)

    3 3 3 3 3

    Unit Pendederan & Pengelondongan: 2 2 2 2 2

    Gambar 11. Mesin penyemprot jaring 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    26/41

    Profil Project Ikan Kerapu 21 

    Sumber : Analisis Data Primer

    Jumlah rumah tangga perikanan (RTP) laut di Kalimantan Timur tahun 2004 berjumlah

    21.398 RTP. Wilayah kota Bontang sebanyak 1.282 RTP, Berau 2.368 RTP dan Kutai

    Timur 1.019 RTP. Jumlah RTP yang ada menjadi bagian yang potensial dalam

    pengembangan ikan kerapu.

    2.5.  Analisis EkonomiAnalisis finansial kelayakan usaha ikan kerapu dibuat dengan beberapa asumsi

    sebagai berikut:

    2.5.1.  Unit Pembenihan

    Asumsi

    Luas lahan

    Kapasitas bak larva

    Ukuran larva

    Kebutuhan telur per siklus

    Padat Penebaran awal

    Persentase sintasan

    Siklus Budidaya dalam 1 tahun

    Produksi per siklus

    500 m2

    10 m3 

    20 ekor/liter

    100.000 butir

    0,8 –  1,1 mm

    30%

    2 kali

    100.000 ekor

    Biaya investasi untuk kegiatan pembenihan dengan luasan 500 m2 dengan 2 siklus

    per tahun memerlukan biaya sebesar Rp. 86.950.000,- (Tabel 6).

    - Teknisi (1 org/smt)

    - Penjaga ( 1org/smt)

    Unit Pembesaran :

    - Supervisor (1 org/smt)

    - Teknisi (2 org/smt)

    3 3 3 3 3

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    27/41

    Profil Project Ikan Kerapu 22 

    Tabel 6. Proyeksi biaya investasi Unit Pembenihan Ikan Kerapu (Semester I)

    No Uraian Satuan Jumlah

    Nilai

    Pembelian(Rp)

    Nilai

    Investasi (Rp)

    Umur

    Ekonomis(tahun)

    Depresiasi

    (Rp)

    TANAH

    1 Tanah M2 500 50,000 25,000,000 5 5,000,000

    BAK DAN INSTALASI

    1 Bak Larva dan pengatapan Unit 1 14,000,000 14,000,000 5 2,800,000

    2 Bak pakan alami Unit 1 8,400,000 8,400,000 5 1,680,000

    3 Bak reservoir, filter & tower Unit 1 14,000,000 14,000,000 5 2,800,000

    4 Pompa celup Buah 1 1,050,000 1,050,000 5 210,000

    5 Pompa air laut Unit 2 2,800,000 5,600,000 5 1,120,000

    6 Instalasi pompa air laut Unit 1 2,100,000 2,100,000 5 420,000

    7 High blow 200 W Unit 1 4,200,000 4,200,000 5 840,000

    8 Instalasi aerasi Unit 1 1,400,000 1,400,000 5 280,000

    9 Instalasi listrik Unit 1 700,000 700,000 5 140,000

    10 Genset 3 KVA Unit 1 4,900,000 4,900,000 5 980,000

    PERALATAN

    1 Peralatan pembenihan Unit 1 1,400,000 1,400,000 1 1,400,000

    2 Lain-lain Unit 1 4,200,000 4,200,000 1 4,200,000

    JUMLAH BIAYA INVESTASI 59,200,000 86,950,000 26,250,000

    BIAYA DEPRESIASI PER

    SEMESTER 13,125,000

    Adapun biaya operasional pembenihan meliputi telur, pupuk, bahan kimia dan obat-

    obatan, pakan, bahan bakar, upah tenaga kerja, dan perawatan untuk 1 unit

    pembenihan sebesar Rp. 28.752.000,- per semester (Tabel 7)

    Tabel 7. Proyeksi Biaya Operasi dan Pemeliharaan Pembenihan Ikan Kerapu

    (Semester 1)

    Cost Satuan Volume Harga/Unit Total

    A Tenaga Kerja Tetap 18,000,000

    1 Teknisi Orang 3 700,000 12,600,000

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    28/41

    Profil Project Ikan Kerapu 23 

    2

    Upah uang makan

    tenaga kerja Orang 3 300,000 5,400,000

    B Bahan dan Alat : 10,752,000

    1 Telur Butir 100,000 5 500,000

    2 Pupuk Paket 1 350,000 350,000

    3 Bahan kimia dan obat Paket 1 700,000 700,000

    4 Artemia Kaleng 6 1,250,000 7,500,000

    5 Udang jambret & ikan

    rucah Paket 1 350,000 350,000

    6 Listrik Bulan 6 140,000 840,000

    7 Lain-lain 512,000

    TOTAL BIAYA 28,752,000

    2.5.2.  Unit Pendederan dan Penggelondongan

    Asumsi

    Maksimum Unit (KJA) (8 x 8 m)

    Ukuran Waring

    Ukuran Jaring

    Benih yang ditebarkan ukuran 1,5 –  2 cm

    Kepadatan awal

    Kepadatan per unit

    Lama Pemeliharaan

    Kebutuhan pakan :

    Bulan ke 1 –  2 (1,0 -2,0 g)

    Bulan ke 3 (21 –  30 g)

    Bulan ke 4 –  5 (50 –  80 g)

    Ukuran dipindahkan ke pembesaran

    13 unit

    1 x 1 x 1,5 m

    1 x 1 x 1,5 m

    0,012 kg

    200 ekor/waring

    3200 ekor/unit

    5 bulan

    0,1 kg

    15% BB

    10% BB

    6% BB

    0,1 kg

    Biaya investasi untuk kegiatan pendederan dan penggelondongan sebanyak 13

    unit KJA ukuran 8 x 8 m dengan 16 waring per petak ukuran 1 x 1 x 1,5 m sebesar

    Rp. 86.669.050,- (Tabel 8).

    Tabel 8. Proyeksi Biaya Investasi Pendederan dan Pengelondongan Ikan Kerapu

    (Semester 1)

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    29/41

    Profil Project Ikan Kerapu 24 

    No Uraian Satuan JumlahNilai

    Pembelian (Rp)

    Nilai

    Investasi

    (Rp)

    Umur

    Ekonomis

    (tahun)

    Depresiasi

    (Rp)

    KERAMBA

    1 Karamba/rakit Unit 13 5,500,000 71,500,000 5 14,300,000

    2

    Jaring (1 x 1 x 1,5 m) 5

    inch Kg 216 45,000 9,740,250 5 1,948,050

    3 Waring(1x1x1,5m) Meter 930 3,000 2,788,800 2 1,394,400

    4 Tali Polyethyline 0,6 cm Kg 50 24,000 1,200,000 5 240,000

    5 Ongkos pembuatan waring Buah 144 10,000 1,440,000 0 0

    Jumlah 5,582,000 86,669,050 17 17,882,450

    Biaya operasi dan pemeliharaan selama 5 bulan di unit pendederan dan

    penggelondongan yang terdiri dari biaya beli beih, pakan, obat-obatan, es balok dan

    biaya tenaga kerja pada semester pertama sebesar Rp. 29.766.420,- (Tabel 9).

    Tabel 9. Proyeksi Biaya Operasional Dan Pemeliharaan Pendederan Dan

    Penggelondongan Ikan Kerapu

    Cost Satuan Volume Harga/Unit Total (Rp)

    A Biaya Tetap 12,000,000

    1 Tenaga kerja Orang 2 700,000 8,400,000

    2 Uang makan tenaga kerja Orang 2 300,000 3,600,000

    B Biaya Operasi 17,766,420

    1 Benih KG 269 3,000 806,400

    2 Pakan (ikan rucah) Kg 9,576 1,500 14,364,000

    3 Obat-obatan paket 1,000,000

    4 Es balok batang 150 5,000 750,000

    5 Lain-lain 846,020

    TOTAL BIAYA 29,766,420

    Semester kedua, benih pada unit pendederan dan penggelondongan ini di suplai

    dari unit pembenihan sehingga biaya operasi dan pemeliharaan dikurangi dengan biaya

    pembelian benih sebesar Rp. 1. 497.000,- menjadi Rp. 29.594.580,-.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    30/41

    Profil Project Ikan Kerapu 25 

    2.5.3.  Unit Pembesaran

    Asumsi

    Maksimum Unit (KJA) (8 x 8 m)

    Benih yang ditebarkan ukuran 4-5 cm

    Kepadatan awal

    Kepadatan per unit

    Lama Pemeliharaan

    Persentase sintasan

    Kebutuhan ikan rucah

    Ukuran panen

    10 unit

    44 petak

    0,1 kg

    25 ekor/petak

    2000 ekor/unit

    6 bulan

    90%

    5% BB

    0,6 kg

    Biaya investasi budidaya kerapu dengan memperhitungkan maksimum 10 unit

    keramba jaring apung (KJA (Karamba Jaring Apung)). Investasi yang diperlukan untuk

    unit KJA (Karamba Jaring Apung) (sebanyak 44 petak) dengan kepadatan per unit 2000ekor selama 1 semester sebesar Rp.118.445.400,- (Tabel 10)

    Tabel 10. Proyeksi Biaya Investasi Pembesaran Ikan Kerapu (Semester I)

    No Uraian Satuan Jumlah

    Nilai

    Pembelian

    (Rp)

    Nilai Investasi

    (Rp)

    Umur

    Ekonomis

    (tahun)

    Depresiasi

    (Rp)

    A KERAMBA 86,610,400 17,322,080

    1 Karamba/rakit unit 10 5,000,000 50,000,000 5 10,000,000

    2 Jaring (1 x 1 x 1,5 m) 5 inch kg 300 45,000 13,500,000 5 2,700,000

    3 Tali Polyethyline D6 kg 930 24,000 22,310,400 5 4,462,080

    4 Ongkos pembuatan Jaring unit 40 20,000 800,000 5 160,000

    B BANGUNAN 6,500,000 1,300,000

    1 Rumah Jaga buah 1 5,000,000 5,000,000 5 1,000,000

    2 Tempat genset buah 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000

    C PERAHU DAN MESIN 14,000,000 2,800,000

    1 Perahu dan mesin 24 pk unit 2 4,000,000 8,000,000 5 1,600,000

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    31/41

    Profil Project Ikan Kerapu 26 

    2 Genset 20 PK Unit 1 3,000,000 3,000,000 5 600,000

    3 Instlasi Listrik paket 1 1,000,000 1,000,000 5 200,000

    4 Mesin Pembersih jaring +

    selang Unit 1 2,000,000 2,000,000 5 400,000

    D PERALATAN 11,335,000 2,503,000

    1 Timbangan Buah 2 125,000 250,000 5 50,000

    2 Ember Buah 5 15,000 75,000 1 75,000

    3 Serok/seser Buah 2 80,000 160,000 2 80,000

    4 Alat dapur Paket 1,000,000 1,000,000 5 200,000

    5 Bubu Buah 4 25,000 100,000 1 100,000

    6 Trawl 11/2  Buah 1 750,000 750,000 5 150,000

    7 Styrofoam 60 x 40 x 40 cm Buah 4 40,000 160,000 2 80,000

    8 Freezer Unit 1 1,800,000 1,800,000 5 360,000

    9 Alat monitor kualitas air

    - pH meter Digital buah 1 1,500,000 1,500,000 5 300,000

    - DO meter buah 1 2,000,000 2,000,000 5 400,000

    - Refraktometer buah 1 3,000,000 3,000,000 5 600,000

    10 Drum Air buah 4 135,000 540,000 5 108,000

    Jumlah 118,445,400 23,925,080

    Biaya operasi dan pemeliharaan untuk kebutuhan membeli benih, pakan, obat-

    obatan, bahan bakar, upah tenaga kerja untuk pada unit pembesaran semester 1

    diperlukan biaya sebesar Rp. 157.792.500,-. (Tabel 11). Semester kedua, benih untuk

    pendederan/penggelondongan dipasok dari unit pembenihan. Dengan demikian, biaya

    operasi dan pemeliharaan menjadi Rp. 17.994.580,-, dengan asumsi biaya dikurangi

    dengan biaya pembelian benih.

    Tabel 11. Proyeksi Biaya Operasional dan Pemeliharaan Pembesaran Ikan Kerapu

    (Semester I)

    Cost Satuan Volume Harga/Unit Total (Rp)

    A Biaya Tetap 2,050,000 20,400,000

    1 Upah Tenaga Kerja

    - Supervisor Orang 1 1,000,000 6,000,000

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    32/41

    Profil Project Ikan Kerapu 27 

    - Teknisi Orang 2 750,000 9,000,000

    2 Uang makan Tenaga Kerja Orang 3 300,000 5,400,000

    B Biaya Operasi 31,700 137,392,500

    1 Benih Ekor 20,000 5,000 10,000,000

    2 Pakan (ikan rucah) Kg 63,000 1,500 94,500,000

    3 Obat-obatan Paket 2,500,000

    4 Bahan Bakar

    - Kapal (Besin) Liter 3,600 2,700 9,720,000

    - Genset (Solar) Liter 4,500 2,500 12,150,000

    5 Oli (kapal + genset) Liter 12 15,000 180,000

    6 Es balok Batang 360 5,000 1,800,000

    7 Lain-lain 6,542,500

    TOTAL BIAYA 157,792,500

    Biaya operasi dan pemeliharaan pada kegiatan pembesaran ikan kerapu di

    semester ke 2 dan seterusnya diperlukan untuk kebutuhan membeli pakan, obat-obatan,

    bahan bakar, upah tenaga kerja, dan perawatan pada unit Pembesaran diperlukan

    sebesar Rp. 147.792.500,- per semester, dengan asumsi benih telah disuplai dari unitpendederan / penggelondongan.

    Penerimaan dari usaha ini diperoleh sejak hasil dari unit pembenihan,

    pendederan dan penggelondongan, pembesaran serta hasil dari penangkapan ikan di

    laut. Kelebihan benih yang dihasilkan untuk mensuplai unit berikutnya dijual ke pasar.

    Tingkat produksi dari unit pembenihan sebanyak 360 kg. Sebanyak 269 kg disuplai untuk

    kebutuhan benih pada unit pendederan dan penggelondongan. Sehingga dengan harga

    jual Rp. 3.000,- per kg diperoleh penerimaan per semester dari unit pembenihan sebesar

    Rp. 273.600,-.

    Pada unit pendederan dihasilkan produksi sebesar 2.016 kg, dengan kebutuhan benih

    untuk pembesaran sebanyak 2.000 kg. Nilai Produksi yang di jual hanya sebesar 16 kg

    dengan berat ikan kerapu 0,1 kg seharga Rp. 5.000,-. Penerimaan dari unit pendederan

    dan penggelondongan ini sebesar Rp. 800.000,- per semester.

    Pada unit pembesaran, benih ikan telah disuplai dari unit pendederan dan

    penggelondongan. Selama 6 bulan, dihasilkan produksi sebanyak 10.800 kg dengan

    harga jual untuk kerapu macan Rp 35.000,- dan kerapu bebek Rp. 125.000,-.

    Penerimaan dari unit pembesaran sebesar Rp. 621.000.000,- .Di asumsikan bahwa jenis

    ikan kerapu macan yang diusahakan sebanyak 75%, sementara ikan kerapu bebek 25%

    dari total ikan yang diusahakan. Selain dari hasil budidaya juga diperoleh penerimaan

    dari hasil penjualan penangkapan. Setiap hari rata-rata penangkapan sebanyak 5 ekor

    per hari dengan waktu efektif penangkapan selama 60 hari dalam satu semester.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    33/41

    Profil Project Ikan Kerapu 28 

    Penerimaan dari hasil tangkapan sebesar Rp. 7.200.000,- diperoleh dari produksi

    180 kg dengan harga jual Rp. 40.000,-per kg.

    Berdasarkan analisis kelayakan proyek diperoleh nilai NPV, IRR, Net B/C dan

    Payback Period seperti disajikan pada Tabel 12.

    Tabel 12. Hasil Analisis Finansial Proyek

    Kriteria Kelayakan Proyek Nilai

    ROI 83,89

    NPV 1.674.635.761

    IRR 78,46%

    Net B/C 5,16

    Payback Period 1 tahun 5 bulan

    Seperti disajikan pada Tabel 12, nilai Return on Investmen (ROI) diperoleh 83,89%.

    Nilai ROI tersebut menunjukkan bahwa dari setiap Rp. 1,- modal yang ditanamkan pada

    usaha ikan kerapu akan diperoleh keuntungan sebesar Rp. 80,86.

    Berdasarkan analisis cash flow (cash inflow dan  cash outflow)  investasi usaha

    budidaya ikan kerapu dengan tingkat diskonto 14%, diperoleh nilai Net Present Value (NPV) Rp. 1.674.635.761,-. Nilai NPV ini lebih besar dari nol, sehingga usaha

    pengembangan ikan kerapu layak untuk dilaksanakan.

    Sementara nilai internal rate of return (IRR) sebesar 78,46%, jauh lebih tinggi dari

    suku bunga bank sebesar 14%, maka proyek ini layak untuk dilaksanakan. Berdasarkan

    analisis Net B/C ratio pun, proyek usaha ikan kerapu ini layak dilaksanakan karena nilai

    Net B/C nya 3,85 masih di atas dari nilai 1.

    Dilihat dari sudut kemampuan proyek ini mengembalikan modal (payback period ),

    proyek ini mencapai titik impas setelah 1 tahun 5 bulan. Break Even Point (BEP) dicapai

    pada 905,86 kg atau sebesar Rp. 72.468.803,-. Dari beberapa kriteria kelayakan

    usaha di atas, maka pengembangan usaha ikan kerapu ini secara finansial layak

    diusahakan. Proyeksi aruskas (Cash flow ) usaha ikan kerapuh dapat dilihat pada

    Lampiran 1.

    Untuk melihat kelayakan proyek ini, apabila terjadi kenaikan biaya produksi dan

    penurunan harga jual dilakukan analisis sensitivitas dengan hasil seperti disajikan pada

    Tabel 13.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    34/41

    Profil Project Ikan Kerapu 29 

    Tabel 13. Hasil Analisis Sensitivitas Kelayakan Proyek

    Kriteria Kelayakan Proyek Kenaikan Biaya

    Produksi (10 %)

    Penurunan Harga

    Jual (10 %)

    ROI 71,39 68,68

    NPV 1.359.354.291 1.301.090.457

    IRR 49,84 48,17

    Net B/C 3,37 3,27

    Pay back Period 1 tahun 6 bulan 1 tahun 6 bulan

    Walaupun terjadi kenaikan biaya produksi dan penurunan harga jual, dari hasil analisis

    sensitivitas seperti disajikan pada Tabel 13 ternyata usaha budidaya ikan kerapu masih

    layak untuk diusahakan. 

    2.6. Aspek PemasaranIkan kerapu merupakan komoditas komersial yang berorientasi ekspor. Berbeda

    dengan produksi ikan laut dengan system tangkapan lainnya, hasilnya dijual dalam

    keadaan hidup dan tidak cacat/rusak. Oleh karenanya selain melalui tangkapan, ikan ini

    diusahakan melalui teknis budidaya KJA. Komoditi ikan kerapu baik hasil budidaya

    maupun tangkapan sebagian besar di ekpor ke luar negeri dalam bentuk ikan fresh, ikan

    olahan setengah jadi (fillet, sashimi, dan sebagainya) serta ikan hidup. Negara-negaratujuan utama ekspor adalah Jepang, Hongkong, taiwan, Singapura, Malaysia dan

    Amerika Serikat. Harga ikan kerapu di tingkat nelayan saat ini Rp 70.000 per kg hidup,

    bahkan untuk spesies tertentu yang lebih langka bisa dihargai jauh lebih mahal. Dari

    informasi pasar diketahui permintaan kerapu bebek, baik ukuran kecil sebagai ikan hias

    maupun ukuran konsumsi, terus meningkat. Kerapu bebek ukuran 4  –   5 cm laku dijual

    dengan harga Rp.7.000,-/ekor, sedangkan ukuran konsumsi dengan berat 400  –   600

    gram/ekor laku dijual di pasar lokal dengan harga tahun 2000 sekitar Rp.250.000,-

    Rp.300.000,-/kg. Bahkan untuk pasar ekspor seperti Hongkong, Taiwan, dan China

    Daratan, harga kerapu bebek ukuran konsumsi sekitar US$ 55/kg.

    Produsen utama dunia ikan kerapu lainnya adalah China (32%), Thailand (25%),Fhiliphina (10%), Taiwan (9%) dan Indonesia (9%). Walaupun terdapat beberapa

    negara produsen ikan kerapu, produksi Indonesia sangat diminati karena beragamnya

    jenis ikan kerapu dan

    harganya relatif lebih

    mampu bersaing.

    Produksi ikan

    kerapu hasil budidaya KJA

    dan penangkapan

    menunjukkan peningkatan

    dari tahun ke tahun.

    32%

    25%

    10%

    9%9% China

    Thailand

    Fhiliphina

    Taiwan

    Indonesia

    Gambar 12. Produsen Utama Ikan Kerapu Dunia 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    35/41

    Profil Project Ikan Kerapu 30 

    Permintaan ikan kerapu dari negara-negara tersebut sangat besar, dan Indonesia masih

    sulit memenuhi permintaan yang terus meningkat. Indonesia adalah salah satu negara

    ikan kerapu dunia yang mampu memasok sebesar 9%. Perkembangan produksi ikankerapu di Indonesia disajikan pada Tabel 14.

    Tabel 14. Produksi (ton) Ikan Kerapu Indonesia Tahun 1999-2001

    No. Uraian 1999 2000 2001 Kenaikan

    1.

    2.

    Budidaya

    Penangkapan

    1.759

    43.472

    6.879

    48.422

    7.500

    51.405

    150,05

    8,77

    Jumlah 45.231 55.301 58.905 14,39

    Sumber: Ditjen Perikanan Budidaya –  DKP, 2002

    Dilihat dari sisi harga jual, komoditi ikan kerapu ini menunjukkan kenaikan yang

    baik. Pada tahun 1994 harga ekspor ikan kerapu berkisar Rp 10.000,- s/d Rp. 30.000,-

    per kg. Pada saat ini tahun 2004, harga ekspor ikan kerapu berkisar antara Rp 70.000,-

    s/d Rp 130.000,- per kg. Perkembangan harga ikan kerapu di Indonesia dan Hongkong

    disajikan pada Tabel 15.

    Tabel 15. Harga Ikan Kerapu Hidup pada Tingkat Lokal, Eksportir dan Pasar Hongkong

    No. Jenis Harga (US$/kg)

    Petani Eksportir Restoran Hongkong

    1

    2

    3

    4

    5

    Kerapu Bebek

    Kerapu Sunu

    Kerapu Macan

    Kerapu Lumpur

    Kerapu Batu

    20

    5-12

    5-12

    1-5

    1-5

    40-50

    25

    25

    07-10

    07-10

    90-150

    70-100

    70-100

    10-25

    10-25

    Sumber: Live Reef Fish 1997

    Alur kegiatan produksi dan pemasaran ikan kerapu di Indonesia dapat dilihat

    pada Gambar 13.

    Gambar 13. Diagram Alur Kegiatan Produksi dan Pemasaran Ikan Kerapu 

    PenangPenampungan

    Ikan Hidup Ekspor

    Kerapu

    Hidup Devisa

    Transport Ikan

    Hidup Pasar

    Domestik 

    Tata

    Ruang 

    Pembe nihan Pemeli haraaninduk 

    Budidaya

    pembe saran Pemeli haraan

    larva 

    Induk 

    Benih

    Ikan

    Under

    Sea 

    Induk 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    36/41

    Profil Project Ikan Kerapu 31 

    Propinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu daerah di Indonesia yang memiliki

    potensi dalam budidaya ikan kerapu. Kalimantan Timur turut berperan dalam

    meningkatkan devisa negara melalui ekspor ikan kerapu. Jumlah ekspor ikan kerapu jenisKerapu sunu Kalimantan Timur tahun 2002 – 2004 mengalami penurunan dari 294.790 kg

    (US$1.326.555) menjadi 233.599 kg (US$ 592.178,80). Penurunan ini terjadi karena

    selama ini hanya mengandalkan hasil penangkapan dari alam sehingga kontinuitas ikan

    kerapu tidak bisa diharapkan. Hal ini mengindikasikan besarnya peluang usaha

    budidaya ikan kerapu guna mengisi pasar ekspor. 

    Perkembangan produksi ikan kerapu di Kalimantan Timur dapat dilihat pada

    tabel 16.

    Tabel 16 menunjukkan bahwa produksi ikan kerapu di propinsi Kalimantan Timur

    mengalami penurunan dari

    1.016,6 ton di tahun 1999

    menjadi 967,3 ton pada

    tahun 2004. Hal ini

    disebabkan budidaya ikan

    kerapu mengandalkan benih

    hasil tangkapan sehingga

    peluang investasi budidaya

    ikan kerapu masih terbuka

    agar perkembangan

    produksi kembali meningkat.

    Daerah penghasil ikan

    kerapu di Kalimantan Timur

    antara lain Bontang, Berau

    dan Kutai Timur.

    Bontang pada tahun 2004

    untuk budidaya ikan kerapu, kakap, kuwe, dan lobster dalam karamba yang luasnya

    6,83 Ha dengan produksi 21,44 ton. Luas usaha budidaya karamba ikan kerapu, kuwe,

    kakap dan lainnya yang sudah eksis seluas 6.832 m2 terdapat di Bontang Selatan seluas

    3.904 m2 dan Bontang Utara seluas 2.928 m2, tersebar di 5 kelurahan, yakni Kelurahan

    Bontang Kuala, Kelurahan Loktuan, Kelurahan Guntung, Kelurahan Berbas Pantai dan

    Kelurahan Bontang Lestari. Produksi budidaya kerapu saja pada tahun 2004 dari

    Bontang Selatan sebanyak 1,77 ton dan 6,81 ton dari Bontang Utara. Angka ini jauh

    sekali jika dibandingkan dengan hasil tangkapan, untuk itu peluang dalam meningkatkan

    produksi budidaya kerapu masih berpeluang besar. Potensi pengembangan budidaya

    laut pada tahun 2001-2003 di wilayah perairan Bontang mengalami peningkatan. Hasil

    usaha penangkapan ikan kerapu pada tahun 2004 dapat dilihat pada Tabel 17.

    Tahun Kaltim

    (Ton)

    1999

    2000

    2001

    2002

    2003

    2004 

    1.016,6

    1.151,1

    1.436,1

    1.139,4

    995,5

    967,3 

    Tabel 16. Perkemban an Produk Ikan Kera u

    Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Prop. Kaltim (2004) 

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    37/41

    Profil Project Ikan Kerapu 32 

    Tabel 17. Hasil Usaha Penangkapan Komoditas Laut Perairan Kota Bontang (ton)

    Tahun 2004

    No.

    Jenis Komoditas Laut

    Kerapu Kepiting Lobster Teripang

    1

    2

    3

    4

    3,50

    3,15

    4,17

    6,61

    3,82

    4,45

    2,43

    7,99

    0,002

    0,006

    0,008

    0,007

    4,35

    6,76

    10,14

    14,19

    Jumlah 17,97 18,68 0,23 35,44

    Sumber: Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang (2004)

    Wilayah Berau pada tahun 2003 produksi ikan kerapunya mencapai 517,1 ton.

    Produksi ikan dari usaha budidaya dari perairan umum dan laut mencapai 174,9 ton,

    dari hasil tersebut untuk budidaya lautnya hanya mencapai 49,6 ton atau 28,36 %. .

    Potensi produksi sumberdaya ikan Kab. Berau diperkirakan berjumlah 104.915 ton/tahun

    dengan perincian perairan laut 35.000 ton/tahun, perairan umum 8.950 ton/tahun,

    budidaya tambak 31.275 ton/tahun, budidaya laut 28.620 ton/tahun, dan budidaya air

    tawar 1.070 ton/tahun (DPK Kabupaten Berau, 2005).

    Wilayah Kutai Timur produksi ikan lautnya sejak 2001-2003 berturut-turut

    2.146,2 ton, 2.859,7 ton, dan 2.190,0 ton (BPS Kabupaten Kutai Timur, 2004).

    Di Kalimantan Timur terdapat beberapa perusahaan yang bergerak di

    pengiriman/ekspor ikan kerapu yaitu PT. Pulau Mas (Tanjung Redeb), PT.Surya Alam

    Tunggal (Tanjung Redeb), dan CV.Derawan Penyu Lestari (Kampung Pulau Derawan) serta

    CV.Prathonylia Nusa Prima (PNP) (Balikpapan).

    Harga ikan kerapu berpariasi. Harga ikan kerapu jenis macan pada bulan Agustus

    2005 di Bontang berkisar Rp.20.000,- s/d Rp 40.000,-. Sementara ikan kerapu jenis

    tikus berkisar antara Rp 120.000,- s/d Rp 200.000,- untuk ukuran 0,6 kg-1,3 kg.

    2.7. Aspek Sosial dan LingkunganAdanya kepastian peruntukkan lokasi budidaya KJA di wilayah perairan laut

    dalam RTRW, menyebabkan pengembangan budidaya kerapu di daerah aman akan

    persoalan tumpang tindih lahan usaha. Dukungan pemerintah Kota Bontang dengan

    program 1000 KJA dan dukungan masyarakat terhadap pengusahaan kerapu di wilayah

    tersebut ikut menjamin kelangsungan usaha dan terhindar dari masalah konflik yang

    sering mewarnai dunia investasi. Secara ekonomi, melalui pemanfaatan areal laut untuk

    lokasi KJA, akan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar wilayah

    pengembangan KJA (Karamba Jaring Apung).

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    38/41

    Profil Project Ikan Kerapu 33 

    Pembukaan kawasan untuk proyek budidaya KJA dengan luas lahan yang sangat

    besar secara langsung maupun tidak langsung akan menimbulkan dampak postif maupun

    negatif terhadap komponen eksositem maupun sosial ekonomi. Secara teknis dampakdari proyek budidaya KJA, akan berpengaruh terhadap lalulintas kapal/pelayaran

    umum, oleh karena itu unit keramba dikembangkan pada lokasi yang berada di luar jalur

    pelayaran umum.

    Dampak positif dari pengembangan budidaya ikan kerapu sistem KJA yaitu

    perlindungan terhadap terumbu karang dan mangrove. Perairan pantai dekat muara

    sungai yang ditumbuhi hutan mangrove dan dasar perairan berupa pasair berkarang

    (terumbu karang) merupakan tempat hidup ikan kerapu muda. Oleh karenanya

    pengembangan budidaya KJA, meminimalisasi perusakan sumberdaya hutan mangrove,

    terumbu karang dan lingkungan perairan air laut dan pesisir, sekaligus meningkatkan

    pendapatan masyarakat.

    2.8. 

    Aspek LegalitasDalam rangka pengembangan budidaya ikan kerapu, pemerintah telah

    melakukan berbagai kebijakan di tingkat nasional hingga daerah. Secara nasional,

    pemerintah Indonesia telah memberikan pembebasan bea masuk atas impor mesin yang

    terkait langsung dengan kegiatan industri/jasa, kemudahan dalam perijinan dan sejumlah

    insentif lainnya. Untuk mempercepat dan menjamin kepastian dalam proses perijinan

    usaha perikanan, pemerintah melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No.

    Kep.02/MEN/2004 mengeluarkan peraturan tentang Perizinan Usaha Pembudidayaan

    Ikan.

    Tata cara pemberian izin usaha perikanan (IUP), diatur sebagai berikut:

    1. Permohonan perizinan ditujukan ke Dinas Perikanan dan kelautan propinsi Kalimantan

    Timur dengan melampirkan rekomendasi dari Dinas Perikanan Kabupaten/Kota,

    dengan persyaratan:

    a. Rencana Usaha

    b. NPWP

    c. Akte pendirian perusahaa/koperasi

    d. Dokumen teknik kapal (bagi usaha penangkapan), dokumen bagunan (bagi

    pengusaha cold storage, hatchery dan tempat penampungan/pemyimpanan ikan).

    e. Izin lokasi dari pemerintah kabupaten/kota

    f. Penyajian informasi lingkungaan/amdal bagi yang dipersyaratkan

    2. Petugas Tim Peneliti melakukan peninjauan, dan apabila sesuai dengan permohonan,

    kemudian Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Kalimantan Timur

    mengeluarkan IUP terhadap Badan usaha/perorangan yang berdomisili dan

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    39/41

    Profil Project Ikan Kerapu 34 

    berpangkalan di wilayah Kalimantan Timur dan tidak menggunakan modal atau

    tenaga asing.

    Khusus untuk Investor asing, yang mengeluarkan IUP adalah Departemen Kelautan dan

    Perikanan RI (pusat) dengan rekomendasi dari Dinas Perikanan dan Kelautan

    Kota/kabupaten dan Dinas Perikanan dan Kelautan provinsi.

    Proses perizinan memakan waktu 1 minggu. Sesuai dengan Keputusan Gubernur

    Kalimantan Timur No. 30 Tahun 2003, tarif pengurusan IUP Pembudidayaan Ikan Air laut

    untuk lahan < 0,5 Ha sebesar Rp. 100.000,- dan bila > 0,5 Ha sebesar Rp. 150.000,-

    Seperangkat peraturan usaha telah pula diatur melalui PERDA. Pemerintah Kota

    Bontang mengatur Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dalam PERDA Kota No. 23,

    sementara tentang Tanda Daftar Perusahaan dalam PERDA No. 24 tahun 2002. Untuk

    perdagangan dalam negeri ikan kerapu dan perikanan pada umumnya cukup hanyamendapatkan Surat Keterangan Asal (SKA) dari Dinas Perikanan Kota/Kabupaten. Untuk

    kebutuhan perdagangan luar negeri (ekspor), pengurusan SKA dilakukan di Dinas

    Perdagangan dan Industri setempat.

    Adapun prosedur penanaman modal asing maupun dalam negeri diatur sesuai

    dengan keputusan Kepala Badan Koordinasi Penawaran Modal (BKPM)

    No.57/SK/2004, dengan tahapan sebagai berikut :

    1.  Mengajukan permohonan kepala BKPM untuk PMA dan PMDN.2.

     

    Kepala BKPM mengeluarkan dan menandatangani Surat Persetujuan (SP) penanamanmodal dalam rangka PMDA dan PMA.

    Surat persetujuan tersebut diterbitkan selambat-lambatnya 10 hari pada hari kerja.

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    40/41

    Profil Project Ikan Kerapu 35 

    1.

    P

    ER

    M

    O

    H

    O

    N

    A

    N

    Model 1 / PMDN

    Kelengkapan

    -Akte perusahaan atau KTP

    bagi perorangan

    -Copy NPWP

    -Proses dan flowchart

    -Uraian produksi / kegiatan

    usaha

    -Surat kuasa apabila bukan

    ditandatangani Direksi 

    Model 1 / Foreigen Capital

    Investment (PMA) 

    Peserta Indonesia

    -Akta perusahaan

    -Copy KTP apabila perorangan

    -Copy NPWP untuk PMA

     peserta asing

    -Akte perusahaan

    -Copy paspor apabila perorangan

    -Copy NPWP untuk PT PMA

    -Proses dan flowchart

    Surat Persetujuanuntuk PMDN

    Surat Persetujuanuntuk PMA

    2. PERSETUJUANPENANAMAN

    RENCANA PERUBAHAN

    - Perubahan bidang usaha atau produksi

    - Perubahan investasi

    - Perubahan/pertambahan TKA

    - Perubahan kepemilikan saham

    - Preusan PMA atau PMDN atau non PMA/PMDN

    - Perpanjangan WPP- Perubahan status

    -APIT, untukmengimpor barang modal dan bahan baku yang dibutuhkan

    -RPTK untuk mendatangkan/ menggunakan TKA

    -Rekomendasi TA.01 kepada Dirjen Imigrasi agar dapat diterbitkan VISA

    bagi TKA

    -IKTA, untuk memperkerjakan TKA

    -SP Pabean BB/P, pemberian fasilitas atas penginfor bahan

    baku/penolong ===========================================

    3. PERIZI-

    NAN

    PELAK-

    SANA-AN

    Copy akta pendirian dan

    pengesahan 

    Kelengkapan

    -Copy akte perusahaan

    -Copy IMB

    -Copy izin UUG/HO

    -Copy sertifikat hak atas tanah

    - LKPM-RKL/RPL atau UKL/UPL atau SPPL

    BAP

    Sebagai dasar untuk 

    -Melakukan produksi komersil

    -Pengajuan rencana peluasan

    investasi

    -Pengajuan restrukturisasi

    -Pengajuan atau tambahan

    4. REALI-

    SASI

    IZIN

    USAHA

    Diagram Alir Proses Perijinan

  • 8/15/2019 Bontang kerapu

    41/41

    PENUTUP

    Dari pemaparan mengenai peluang investasi budidaya ikan kerapu di

    Kalimantan Timur, terlihat jelas bahwa wilayah Kalimantan Timur antara lain Bontang,

    Berau dan Kutai Timur memiliki potensi perairan laut yang sangat besar untuk

    dikembangkan.

    Kendala pengembangan usaha ikan kerapu saat ini terletak pada benih ikan

    yang masih mengandalkan dari bibit alam dan bibit dari luar daerah. Untuk itu, investasi

    di bidang budidaya ikan kerapu ini sangat diperlukan. Selain sebagai suplai daerah,

    tentunya mampu memberikan pendapatan yang sangat tinggi karena ikan kerapu sangat

    diminati di pasar luar negeri

    Diharapkan dengan membaca buku ini dapat memberikan gambaran yang jelas

    mengenai bagaimana prospek pasar ikan kerapu, apakah secara teknis Kalimantan Timurkhususnya di daerah perairan Bontang, Berau dan Kutai Timur memungkinkan untuk usaha

    budidaya ikan kerapu, dan apakah secara finansial menguntungkan atau tidak bagi

    pihak investor.

    Investor yang menginginkan informasi lebih lanjut dapat menghubungi:

    Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Propinsi Kalimantan Timur

    Jl. Basuki Rachmad No. 56 Telp. (62-541) 743235 & 743487

    Fax. (62-541) 736446 E-mail: [email protected] 

    Website: http://bppmd.kaltimprov.go.id 

    Ir. M. Dyahyar, M.Si

    Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Bontang

    Jl. Juanda No. 41 Bukit Indah Bontang

    Telp. (62-548) 25370 Fax. (62-548) 25370

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]:[email protected]