4
 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.6 DIAGNOSIS Di ag no si s ka ta ra k di ab et ik di te ga kk an be rdasar ka n anamne si s,  pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis, didapatkan adanya gejala subyektif yang dikeluhkan oleh pasien, antara lain : 4,10 - Merasa silau - Penglihatan berkabut atau berasap - Melihat ganda - Melihat warna terganggu - Penurunan tajam penglihatan - esulitan melihat di malam hari atau dengan penerangan redup - Pasien dengan diabetes melitus atau dengan riwayat diabetes melitus. Pada pemeriksaan fisik, katarak diabetik dapat terjadi antara : 4,10 - !eukokoria : pupil berwarna putih -  Iris shadow test  " tes bayangan iris pada lensa# : bernilai positif pada katarak imatur dan negatif pada katarak matur - Pas ien den gan deh idr asi ber at, asi dos is dan hip erg likemi a ny ata, pad a lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. $ila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang  bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali - Pasien diabetes ju%enile dan tua tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata dalam 4& jam, bentuk dapat snow flake atau  bentuk piring subkapsular . - atarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran se'ara histologik dan biokimia sama dengan katarak pada pasien nondiabetik 2.7 DIAGNOSIS BANDING 1. atarak senilis at ara k senil ada lah semua kek eruhan lensa yan g ter dap at pad a usi a lanjut , ya itu usi a dia tas (0 tahun. Penye bab nya sampai sekaran g tidak diketahui se'ara pasti. )erdapat beberapa konsep atau teori penyebab dari kat arak seni l yaitu a biologic clock, a free radical, a cross link, spontan

katarak diabetic

Embed Size (px)

Citation preview

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA2.6 DIAGNOSISDiagnosis katarak diabetik ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari anamnesis, didapatkan adanya gejala subyektif yang dikeluhkan oleh pasien, antara lain : 4,10 Merasa silau

Penglihatan berkabut atau berasap

Melihat ganda

Melihat warna terganggu

Penurunan tajam penglihatan

Kesulitan melihat di malam hari atau dengan penerangan redup Pasien dengan diabetes melitus atau dengan riwayat diabetes melitus. Pada pemeriksaan fisik, katarak diabetik dapat terjadi antara : 4,10 Leukokoria : pupil berwarna putih

Iris shadow test ( tes bayangan iris pada lensa) : bernilai positif pada katarak imatur dan negatif pada katarak matur

Pasien dengan dehidrasi berat, asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut. Bila dehidrasi lama akan terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula normal kembali

Pasien diabetes juvenile dan tua tidak terkontrol, dimana terjadi katarak serentak pada kedua mata dalam 48 jam, bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular.

Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secara histologik dan biokimia sama dengan katarak pada pasien nondiabetik2.7 DIAGNOSIS BANDING1. Katarak senilis

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia diatas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Terdapat beberapa konsep atau teori penyebab dari katarak senil yaitu a biologic clock, a free radical, a cross link, spontan mutation dan teori imunologis. Katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur dan hipermatur. 42. Katarak komplikata

Katarak komplikata merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, proses degenerasi, penyakit sistemik dan juga keracunan obat. Katarak komplikata memeberikan gambaran khusus yaitu permulaan katarak selamanya di daerah bawah kapsul atau pada lapis korteks, kekeruhan dapat difus, pungtata ataupun linear. Dapat berbentuk rosete, retikulum dan biasanya terlihat vakuol. Dikenal 2 bentuk yaitu bentuk yang disebabkan kelainan pada polus anterior mata dan polus posterior mata. 4

2.8 PENATALAKSANAAN

Katarak dapat dihilangkan dengan tindakan operasi atau pembedahan. Namun, pada kasus katarak akibat diabetes melitus banyak hal yang harus diperhatikan. Ketika penderita diabetes melitus ingin melakukan operasi untuk menghilangkan kekeruhan lensanya maka kadar gula darah harus dalam keadaan terkontrol. Terapi utama yang harus dilakukan oleh penderita katarak diabetik adalah meregulasi gula darahnya. Beberapa cara dapat dilakukan, yaitu : 81. Berolahraga secara teratur dan sesuai anjuran dokter yang menangani penderita.2. Memperbanyak makanan berserat dan menghindari makanan dengan kadar gula dan garam tinggi.3. Terapi obat antidiabetik oral.

4. Memeriksa kadar gula darah secara teratur sehingga kadar gula darah dapat terkontrol.

5. Berkonsultasi dengan dokter mata sehingga dapat dilakukan pemeriksaan berkala sebelum terjadi katarak pada mata.

Terapi pembedahan yang paling banyak digunakan untuk mengatasi katarak adalah fakoemulsifikasi (phacoemulsification). Fakoemulsifikasi menggunakan vibrator ultrasonic genggam untuk menghancurkan nucleus yang keras hingga substansi nucleus dan korteks dapat diaspirasi melalui suatu insisi berukuran sekitar 3 mm. ukuran insisi ini cukup untuk memasukkan foldable intraocular lens. Jika digunakan lensa intraokular yang kaku, insisi perlu dilebarkan hingga sekitar 5 mm. Lensa intraokular sebagian besar desainnya terdiri atas sebuah optik bikonveks di sentral dan dua buah kaki (atau haptik) untuk mempertahankan optik di posisinya. Posisi optimal lensa intraokular adalah di dalam kantung kapsular setelah dilakukannya prosedur ekstrakapsular. 11Fakoemulsifikasi memiliki komplikasi yang jarang terjadi, seperti inflamasi. Lama penyembuhan dan kembalinya ketajaman penglihatan lebih cepat. Operasi katarak disarankan sebelum katarak tersebut menghalangi pemeriksaan fundus. Walaupun hasil fakoemulsifikasi sangat baik, namun pada penderita diabetes memiliki kemungkinan penglihatannya lebih buruk dibandingkan dengan yang tanpa diabetes melitus. Operasi juga meningkatkan cepatnya seseorang mengalami retinopati dan komplikasi terburuk pada penderita diabetes melitus setelah dioperasi adalah edema makula ditandai dengan penurunan tajam penglihatan, melihat benda dengan ukuran lebih kecil atau lebih besar. 8Selain pembedahan, terapi yang saat ini sedang dikembangkan adalah Aldose-reductase Inhibitor (ARI) dan Antioksidan. Aldose-reductase Inhibitor bersumber dari ekstrak kemangi (Ocimum sanctum), ginseng India (Withania somnifera), kunyit (Curcuma longa), dan daun mimba (Azadirachta indica) atau herbal berasal dari India. Pada beberapa penelitian didapatkan bahwa dengan ARI, tikus model diabetes, katarak diabetik dapat dicegah. Proses yang terjadi pada katarak diabetik secara tidak langsung merupakan akibat dari kerusakan oksidatif sebagai akibat akumulasi poliol (sorbitol) sehingga diharapkan antioksidan dapat bermanfaat. Salah satu antioksidan yang bermanfaat adalah piruvat,yang mampu menghambat terbentuknya katarak melalui mengurangi pembentukan sorbitol dan lipid peroksidase dalam lensa. 92.9 PROGNOSISHasil akhir keseluruhan dari pembedahan katarak sangat baik, pasien dengan diabetes mungkin memiliki penglihatan yang lebih buruk daripada mereka tanpa diabetes. Pembedahan mungkin menyebabkan akselerasi cepat terhadap retinopati, menginduksi rubeosis atau memicu perubahan makular, seperti edema makular atau edema makular sistoid. Hasil yang paling buruk mungkin dapat terjadi pada mata yang telah dioperasi dengan retinopathy proliferatif aktif dan/atau edema makular.Pada pasien diabetes dengan atau tanpa kejadian retinopati diabetik, sawar cairan-darah mengalami gangguan yang memicu peningkatan resiko inflamasi paska operasi dan perkembangan edema makular, sebuah proses yang dieksaserbasi oleh pembedahan katarak. Faktor yang mempengaruhi jumlah inflamasi paska operatif dan insidensi edema makular sistoid angiografi dan klinis adalah durasi pembedahan, ukuran luka dan ruptur kapsular posterior atau kehilangan vitreus. Penelitian oleh Liu dkk (2010), menunjukkan bahwa pembedahan fakoemulsifikasi mempengaruhi sawar air-darah lebih berat pada pasien diabetes dengan retinopati diabteik proliferatif daripada pada pasien dengan retinopati diabetik non proliferatif atau pasien non DM. 9