16
LAPORAN PENDAHULUAN KATARAK A. Pengertian Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran ( katarak congenital ). Dapat juga berhubungan karena trauma mata tajam maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, seperti diabetes miletus atau hipopara tiroidisme, pemajanan radiasi, pemajanan sinar matahari ( ultraviolet ) yang lama, atau kelainan mata lain seperti uveitis anterior. B. Patofisiologi Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk seperti kancing baju; mempunyai kekuatan refraksi yang besar. Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat nucleus, di perifer ada kortek, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami perubahan warna menjadi coklat kekuningan.

katarak .doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: katarak .doc

LAPORAN PENDAHULUAN

KATARAK

A. Pengertian

Katarak adalah opasitas lensa kristalina yang normalnya jernih. Biasanya

terjadi akibat proses penuaan tapi dapat timbul pada saat kelahiran ( katarak

congenital ). Dapat juga berhubungan karena trauma mata tajam maupun

tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka panjang, penyakit sistemis, seperti

diabetes miletus atau hipopara tiroidisme, pemajanan radiasi, pemajanan sinar

matahari ( ultraviolet ) yang lama, atau kelainan mata lain seperti uveitis

anterior.

B. Patofisiologi

Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,

berbentuk seperti kancing baju; mempunyai kekuatan refraksi yang besar.

Lensa mengandung tiga komponen anatomis. Pada zona sentral terdapat

nucleus, di perifer ada kortek, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul

anterior dan posterior. Dengan bertambahnya usia, nucleus mengalami

perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Di sekitar opesitas terdapat

densitas seperti duri di anterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul

posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti

kristal salju pada jendela.

Perubahan fisik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya

transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple (zunula) yang memanjang

dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa misalnya dapat menyebabkan

penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam protein lensa dapat

menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan

menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori menyebutkan

terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influks air ke dalam lensa.

Page 2: katarak .doc

Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi

sinar. Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam

melindungi lensa dari degenerasi. Jumlah enzim akan menurun dengan

bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita

katarak.

Katarak biasanya terjadi bilateral namun mempunyai kecepatan yang

berbeda. Dapat disebabkan oleh kejadian trauma maupun sistemis, seperti

diabetes, namun sebenarnya mempunyai konsekwensi dari proses penuaan

yang normal. Kebanyakan katarak berkembang secara kronik dan “ matang”

ketika seseorang memasuki dekade ketuju. Katarak dapat bersifat congenital

dan harus diidentifikasi awal, karena bila tidak terdiagnosa dapat

menyebabkan ambliopia dan kehilangan penglihatan permanent. Faktor yang

paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar

ultraviolet B, obat-obatan, alcohol, merokok, diabetes, dan asupan vitamin

antitoksin yang kurang dala jangka waktu yang lama.

C. Klasifikasi katarak

Menurut Allen katarak dibagi dalam dua kelompok :

1. Development Catarak

Pembentukan lensa fiber terganggu selama pertumbuhan ( congenital

katarak dan juvenile katarak).

2. Degenarativ Catarak

Lensa fiber sudah terbentuk tetapi karena suatu sebab sehingga terjadi

degenerasi dan lensa menjadi keruh ( katarak senile ).

D. Stadium Katarak

1. Stadium insipien

Kekaburan dimulai pada bagian perifer lensa, lambat laun mengarah pada

bagian inti lensa mata sehingga menyerupai terali besi ( roda sepeda ).

Pada keadaan ini biasanya katarak stasioner.

Page 3: katarak .doc

2. Stadium intumesen ( imatur )

Terjadi perubahan pada lensa, dimana lensa menjadi bengkak dan menarik

cairan dari jaringan sekitar. Kelainan yang nampak pada keadaan ini

adalah myopia, astigmatisme, bayangan iris pada lensa terlihat.

3. Stadium maturesen ( matur )

Kekaburan lensa lebih padat dan lebih mudah dipisahkan dari kapsulnya,

ini merupakan stadium yang tepat untuk dilakukan operasi.

4. Stadium hipermatur

Biasanya akan ditemukan beberapa perubahan, katarak menjadi lembek,

mencair atau menjadi seperti susu.

E. Tanda-Tanda Katarak

Visus menurun, berlangsung lambat sampai cepat tergantung proses

kekeruhannya

Pada katarak tipe nucleus, penglihatan menjadi lebih terang pada waktu

senja dibanding pada waktu siang hari

Pada katarak tipe kortek, sebaliknya

Terlihat bintik-bintik hitam pada suatu lapang pandang pada posisi

tertentu ( pada stadium insipien )

Diplopia atau poliplopia ( pengaruh pembiasan yang ireguler dari lensa

mata )

Myopia, sebagai proses pembentukan katarak dimana lensa mengabsorpsi

air sekitar lensa sehingga lensa menjadi cembung.

F. Pemeriksaan Penunang

1. Penyinaran samping

Dengan bantuan lampu senter, terlihat kekaburan lensa mata yang

putih keabuan dengan dasar hitam. Pada stadium imatur, tampak bayangan

iris diatas lensa akibat superfisial lensa masih transparan, iris shadow

positif. Pada stadium matur, iris shadow negative, lensa keruh sama sekali.

Page 4: katarak .doc

2. Offtalmoskope

Pada stadium impisien da imatur tampak kekaburan yang kehitaman

dengan latar belakang merah jambu. Pada stadium matur haya didapat

warana putih atau kehitaman tanpa latar belakang merah jambu, lensa

sudah keruh.

G. Penatalaksanaan

Stadium I

Dengan deteksi catalin, catalin adalah zat yang berfungsi untuk

menghalangi kerja zat quino, yaitu zat yang mengubah protein lensa mata

yang bening menjadi gelap.

Tujuan pegobatan ini adalah untuk menekan proresifitas kekaburan lensa

supaya katarak menjadi stasioner.

Stadium II

Dilakukan secara simtomatis.

Stadium III, dan IV

Operasi untuk mengeluarkan lensa yang karakteus.

Tak ada terapi obat untuk katarak, dan tak dapat di ambil dengan

pembedahan laser. Namun, masih dilakukan penelitian mengenai kemajuan

prosedur laser baru yang dapat digunakan untuk mencairkan lensa sebelum

dilakukan pengisapan keluar melalui kanula ( Pokalo 1992 ).

Ada dua macam teknik pembedahan untuk pengangkatan katarak :

Ekstraksi Katarak Intrakapsuler

Ekstraksi katarak intra kapsuler ( ICCE, intra capsuler catarak

ekstraksion ) dalah pengangkatan seluruh lensa sebagai satu kesatuan.

Setelah zona dipisahkan, lensa diangkat dengan cryoprobe, yang

diletakkan secara langsung pada kapsula lentis. Bedah beku berdasar pada

suhu pembekuan untuk mengangkat suatu lesi atau abnormalitas. Insrumen

bedah beku bekerja dengan prinsip bahwa logam dingin akan melekat pada

benda yang lembab. Ketika cryoprobe diletakkan secara langsung pada

kapsula lentis, kapsula akan melekat pada probe.lensa kemudian diangkat

Page 5: katarak .doc

secara lembut. Yang dahulu merupakan cara pangangkatan katarak utama,

ICCE sekarang jarang dilakukan karena tersedianya teknik bedah yang

lebih canggih.

Ekstraksi Katarak Ekstrakapsuler

Ekstraksi katarak ekstracapsuler ( ECCE, extracapsuler catarak

ekstraksion ) sekarang merupakan teknik yang lebih disukai dan mencapai

sampai 98 % pembedahan katarak. Mikroskop digunakan untuk melihat

struktur mata selama pembedahan. Prosedur ini meliputi pengambilan

kapsula anterior, menekan keluar nucleus,dan mengisap sisa fragmen

kortikal lunak menggunakan irigasi dan alat hisap. Dengan meninggalkan

kapsula posterior dan zonula lentis tetap utuh, dapat mempertahankan

arsitektur bagi posterior mata, jadi mengurangi insidensi yang serius.

Page 6: katarak .doc

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Dianosa Keperawatan Pre operasi :

” Cemas berhubunan dengan kurang pengetahuan prosedur operasi katarak”

Intra operasi :” Nyeri berhubungan tindakan operasi”

Pasca operasi :” Resiko tinggi infeksi berhubungan peradangan luka post operasi

B. Fokus Interfensi

Diagnosa Tujuan Intervensi RasionalCemas berhubunan dengan kurang pengetahuan dan informasi pre operasi katarak

Cemas berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 10 menit dengan kriteria hasil:1. pasien

tenang dan rileks

2. dapat mengunkapkan penyebab kecemasan

3. pasien mampu menontrol kecemasan

4. pasien dapat menjelaskan tentang tindakan operasi

1. kaji tingkat kecemasanpasien , ukur tanda-tanda fital

2. berikan informasi yan dibutuhkan pasien sebelum dilakukan tindakan pembedahan

3. berikan teknik relaksasi serta suport mental yang melibatkan unsur-usur religi

4. berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan perasaannya sebelum

1. kemungkinan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi dengan disertai napas dangkal dan tidak teratur menunjukkan manifestasi cemas pada pasien

2. informasi yang adekuat dan peyampaian yang aik akan mengubah persepsi dan pola pikir pasien

3. pasien mampu mengontrol tingkat emosi dan kecemasannya, dengan mencoba beberapa teknik napas yang teratur, serta ketenangan jiwa yang berpengaruh terhadap tingkat emosi dan

Page 7: katarak .doc

Nyeri berhubungan dengan tindakan operasi

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan peradangan luka operasi

Nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan keparawatn selama 5 menit dengan kriteria hasil:1. p

asien menatakan nyeri berkurang

2. wajah pasien kelihatan relaks

tidak terjadi infeksi selama dilakukan tindakan keperawatan

operasi

1. anjurkan untuk menggunakan teknik manajemen relaksasi, guide imageri, visualisasi, dan napas dalam

1.pentinnya cuci tangan sebelum menyentuh atau mengoati mata

2.yang tepat untuk memersihkan mata dari dalam keluar dengan tisu basah/ bola kapas untuk tiap usapan, anti balutan dan masukkan lensa kontak keitika menggunakan

3.tidak menyentuh atau

kecemasan1. meningkatkan

relaksasi dan koping dapat menurunkan TIO ( tekanan intra okuli )

1. menurunkan jumlah bakteri pada tangan, mencegah kontaminasi area operasi

2. teknik aseptik menurunkan resiko penyebaran bakteri dan kontaminasi silang

3. mencegah kontaminasi dan kerusakan sisi operasi

4. infeksi mata terjadi 2-3 hari setelah prosedur dan memerlukan upaya intervensi.

Page 8: katarak .doc

menggaruk mata yang dioperasi

4.diskusikan tanda terjadinya infeksi contoh kemerahan, kelopak bekak, drainase purulen.

Page 9: katarak .doc

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN KATARAK DI RUANG MATA

RUMAH SAKIT Dr. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH:

NUR IKHSAN

NIM 1.1.10494

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

Page 10: katarak .doc

2006

Page 11: katarak .doc

H. PATWAYS

katarak traumatickatarak senilis

Katarak metabolic katarak traumaticotot (distrofi miotonuik) katarak komplikata

katarak juvenileKatarak congenital

KLASIFIKASI KATARAK

Gangguan persepsi sensori visual

perdarahan

komplikasi

Pengelolaan:kacamata apakia,lensa kontak,lensa tanam intra okuler

PEMBEDAHAN

Post operasi peradangan

Gangguan rasa nyaman nyeri

nyeri

glukoma

Akomodasi menurun

Prolapas irisResti infeksi