45

KDKM PPNS SYAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

KONSTITUSI DASAR KELUARGA MAHASISWA POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA HASIL MUBES 1 PPNS

Citation preview

Musyawarah Besar I

Keluarga Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya

Penyusun : Tim Ad Hoc MUBES I PPNS

(Wynnie Zadah, Ayu Budi C.,

Alif , Atrasani B. W, Bayu

Sukma C, Bradlee Y. A. N, Evan

Rizal, Galuh Setiya U, Gemilang

L, Gigih Alam P, Lilis N. R.,

Rendy A., Rizky Maulana F, I.

Yudha A., Zulfikar I. R, Andreas

E. G, Andre P. W, Dian, Fajar

K.)

Editor : Rengga, Bernard

Sampul Depan : Rizky MF

Cetakan Pertama : -

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

rahmat-Nya juga KDKM dari hasil MUBES I PPNS

dapat terbentuk.

Terima kasih banyak untuk Badan Eksekutif

Mahasiswa dari pariode 2012/2013 yang telah

mencetuskan MUBES I hingga pariode 2013/2014

waktu terlaksanakannya MUBES I. Terima kasih untuk

tim Ad Hoc yang telah bekerja keras dalam perumusan

draf KDKM yang berujung terlaksanakannya MUBES

I PPNS. Terimakasih untuk ormawa – ormawa yang

bernaung dibawah PPNS yang telah berkontribusi

dalam pelaksanaan MUBES I beserta pihak – pihak lain

yang mendukung jalannya MUBES I PPNS ini.

Terimakasih juga untuk KM PPNS yang sangat

mendukung terlaksanakannya MUBES I dan kontribusi

berbentuk kawalan dari awal hingga akhir pelaksanaan.

Harapan besar buku ini dapat menjadi dasar KM

PPNS untuk menjalankan keorganisasian didalamnya.

Berangkat dari kemandirian secara institusi yang

awalnya PPNS merupakan bagian dari ITS, membuat

struktur keorganisasian pada KM PPNS yang

sebelumnya menjadi satu dengan KM ITS harus

terpisah. Oleh karena itu lahirlah pemikiran –

pemikiran jikalau KM PPNS sudah saatnya memiliki

dasar sendiri untuk melaksanakan aktifitas

keorganisasian didalamnya. Dan kemudian

terwujudlah dasar yang KM PPNS butuhkan lahir

melalui MUBES I PPNS. Namun kritik dan saran dari

seluruh Keluarga Mahasiswa PPNS sangat dibutuhkan

guna terciptanya kondisi yang ideal seiring berjalannya

waktu demi mencapai kesejahteraan bersama.

ii

Vivat POLKA!

Hidup PPNS! Hidup PPNS! Hidup PPNS!

Editor

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................... iv

SAMBUTAN PRESIDEN BEM ...................... 1

STRUKTUR ORGANISASI KM PPNS .......... 3

KETETAPAN TATIB SIDANG ...................... 4

KETETAPAN MUBES .................................... 6

BAGIAN I

Mukadimah ....................................................... 8

BAGIAN II

BAB I Ketentuan Umum ................................... 10

BAB II Eksekutif Mahasiswa............................ 12

BAB III Legislatif Mahasiswa .......................... 15

BAB IV Yudikatif Mahasiswa .......................... 18

BAB V Minat Bakat Mahasiswa ....................... 20

BAB VI Kerohanian Mahasiswa ....................... 23

BAB VII Pemilihan Umum Mahasiswa ............ 24

BAB VIII Kongres Mahasiswa ......................... 28

BAB IX Forum Evaluasi Bersama .................... 30

BAB X Musyawarah Besar Mahasiswa ............ 31

BAGIAN III

BAB XI Aturan Peralihan ................................. 33

BAB XII Aturan Tambahan .............................. 33

BAB XIII Aturan Terkait .................................. 35

BAGIAN IV

BAB XIV Pembubaran ..................................... 36

BAB XV Penutup .............................................. 37

TIM AD HOC MUBES I PPNS ....................... 38

PANITIA PENYELENGGARA ....................... 39

iv

SAMBUTAN PRESIDEN BEM PPNS 2013-2014

Bismillarihamanirrahim,

Assalamualaikum wr. wb.,

Puji dan syukur kita panjatkan bersama kepada

Allah SWT, karena berkat rahmat serta persetujuan-Nya lah

kami semua dapat menyelesaikan amanah seluruh elemen

organisasi mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya dalam membentuk sebuah konstitusi dasar

Keluarga Mahasiswa PPNS yang dikemas dalam

Musyawarah Besar Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya I

(MUBES PPNS I). Tak lupa saya secara pribadi ucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh representator

dari tiap organisasi mahasiswa di PPNS, pihak panitia, Ad

Hoc, serta pihak manejemen PPNS yang turut mendukung

terealisasikannya MUBES PPNS I.

Konstitusi merupakan hal yang mendesak dan

sangat mendasar bagi mahasiswa di PPNS. Disebut

mendesak dikarenakan PPNS sudah dalam status mandiri

dan butuh sebuah konstitusi tertulis yang disepakati

bersama, dan disebut mendasar karena segala sesuatu

kegiatan keorganisasian harus mengacu pada sebuah aturan

agar tidak menyalahi hak ataupun fungsi organisasi

mahasiswa PPNS lainnya. Dengan melihat kedua hal

tersebut, maka besar harapan kita semua bahwa Konstitusi

Dasar Keluarga Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya (KDKM PPNS) ini dapat memenuhi segala

pertanyaan dalam langkah pengembangan organisasi

mahasiswa PPNS selanjutnya.

1

Akhir kata, saya kembali ucapkan terima kasih

kepada seluruh rekan-rekan yang bersama-sama berjuang

memajukan keorganisasian di PPNS, dan saya meminta

maaf sebesar-besarnya bila terdapat kesalahan selama

pembentukan KDKM ini dan bila terdapat perkataan atau

perbuatan pribadi saya yang salah.

Wassalamualaikum wr. wb.,

Surabaya, Juni 2014

Azhar Muhammad Fuad

(6611040005)

Presiden BEM PPNS 2013-2014

2

STRUKTUR ORGANISASI KM PPNS

3

KETETAPAN

MUSYAWARAH BESAR

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

TENTANG

TATA TERTIB SIDANG

MUSYAWARAH BESAR PPNS

Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Hasil

kesepakatan forum Musyawarah Besar Politeknik

Perkapalan Negeri Surabaya dengan ini:

Mengingat : 1. Hasil kesepakatan Musyawarah Besar

PPNS

2. Perlu adanya tata tertib Musyawarah

Besar PPNS

Menimbang : 1. Keputusan Direktur PPNS

Memperhatikan : Hasil Musyawarah Besar PPNS di

Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Tata Tertib Sidang Musyawarah Besar

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal yang

ditetapkan dengan catatan apabila terdapat kesalahan

akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

4

Ditetapkan di : Surabaya

Pada tanggal : 15 Maret 2014

Pukul : 10.30 WIB

Presidium 1

Gemilang Luhung Prihatma

Presidium 2

M. Faisal Arifqy

Presidium 3

Bernadita Suryawati

Presidium 3

Bernadita Suryawati

5

KETETAPAN

MUSYAWARAH BESAR

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Dengan Rahmat Allah Yang Maha Kuasa, Hasil

kesepakatan forum Musyawarah Besar Politeknik

Perkapalan Negeri Surabaya dengan ini:

Mengingat : Hasil kesepakatan Musyawarah Besar

PPNS

Menimbang : Keputusan Direktur PPNS

Memperhatikan : 1. Aspirasi Mahasiswa Politeknik

Perkapalan Negeri Surabaya

2. Hasil Musyawarah Besar PPNS

di Politeknik Perkapalan Negeri

Surabaya

MEMUTUSKAN

Menetapkan : Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya

Ketetapan ini berlaku sejak tanggal yang

ditetapkan dengan catatan apabila terdapat kesalahan

akan dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Surabaya

Pada tanggal : 16 Juni 2014

6

Pukul : 16.10 WIB

Presidium 1

Gemilang Luhung P.

Presidium 2

Azhar Muhammad F.

Presidium 3

Bernadita Suryawati

Presidium 3

Bernadita Suryawati

7

KONSTITUSI DASAR KELUARGA

MAHASISWA

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI

SURABAYA

BAGIAN I

MUKADIMAH

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan bangsa Indonesia

yang diberikan oleh Tuhan YME dan perjuangan bela

negara harus tetap berlanjut seiring dengan peningkatan

kualitas SDM Indonesia. Mahasiswa PPNS berperan

aktif sebagai generasi penerus yang memiliki fungsi

pengontrol sosial, sumber moral dan agen perubahan

masa depan bangsa dan negara.

Terdapatnya hal yang melatarbelakangi terjadinya

pembuatan KDKM di PPNS salah satunya untuk

memperjelas ranah dan arah suatu organisasi. KDKM

ini berisikan informasi yang luas dan mendalam dengan

perspektif yang bersifat fundamental.

KDKM (Konstitusi Dasar Keluarga Mahasiswa) adalah

aturan dasar yang harus dipahami dan dipatuhi pada

setiap kegiatan keorganisasian mahasiswa PPNS.

Selanjutnya, mahasiswa dilihat dari satu sisi adalah

generasi terdidik dalam masyarakat yang menempati

kedudukan luhur, sebagai kekuatan pendukung bagi

kelangsungan dan kesinambungan organisasi tersebut.

Di sisi lain menjadi bagian integral dari pertumbuhan

dan perkembangan sebuah organisasi yang

menginginkan terciptanya kesejahteraan dengan

8

berlandaskan pada nilai-nilai keadilan dan kebenaran.

Sebagai generasi penerus bangsa mahasiswa

memangku mandat sosial sebagai garda depan

perubahan suatu masyarakat. Dalam rangka

mewujudkan hal tersebut, mahasiswa dituntut untuk

senantiasa mengembangkan potensi akademis dan

menumbuhkan kepekaan sosial melalui kegiatan dan

gerakan terpadu serta berkesinambungan demi

terlaksananya tanggung jawab memenuhi harapan

masyarakat.

Sudah menjadi rumusan bersama, bahwa perjalanan

suatu organisasi dapat berkembang dan mencapai

tujuannya melalui proses evaluasi dan pengembangan

sumber daya manusia. Evaluasi ini menjadi titik tolak

generasi baru dalam memunculkan insan-insan kreatif

dan inovatif. Sementara regenerasi merupakan syarat

bagi kesinambungan dalam berinovasi dan berkarya

demi kemajuan dan eksistensi organisasi.

Pondasi yang kuat dan regenerasi yang bagus menjadi

dua hal yang tak terpisahkan bagi eksistensi organisasi

untuk dapat bekerja optimal dalam menggali potensi

tiap individu yang pada gilirannya nanti dapat

mengambil peran yang signifikan dalam masyarakat.

9

BAGIAN II

BAB I

KETENTUAN UMUM

PASAL 1

Keluarga Mahasiswa PPNS yang selanjutnya disebut KM

PPNS adalah sistem yang menaungi seluruh aktifitas

organisasi kemahasiswaan dalam lingkup institusi

pendidikan PPNS.

PASAL 2

KM PPNS didirikan di Surabaya pada tanggal 15 Maret

2014 hingga waktu yang tidak ditentukan.

PASAL 3

KM PPNS berkedudukan di kampus Politeknik Perkapalan

Negeri Surabaya.

PASAL 4

KM PPNS diselenggarakan berdasarkan prinsip dari, oleh,

dan untuk mahasiswa PPNS.

PASAL 5

KM PPNS terdiri dari Organisasi Kemahasiswaan yang

meliputi Eksekutif Mahasiswa, Legislatif Mahasiswa,

Yudikatif Mahasiswa, dan Lembaga Minat Bakat.

10

PASAL 6

Kedaulatan tertinggi KM PPNS terletak pada mahasiswa

PPNS dan dilaksanakan sesuai dengan Konstitusi Dasar

Keluarga Mahasiswa PPNS.

Visi KM PPNS

Terwujudkannya kedinamisan keluarga mahasiswa PPNS

yang profesional serta demokratis dalam kemandirian

berorientasi pada nilai – nilai Pancasila dan Tri dharma

perguruan tinggi, dalam rangka melopori pengembangan

ilmu pengetahuan, teknologi kemaritiman, beserta teknologi

penunjangnya bagi kesejahteraan masa depan almamater,

bangsa dan Negara.

Misi KM PPNS

1. Meningkatkan keimanan & ketaqwaan kepada Tuhan

YME serta kemuliaan akhlak bagi seluruh mahasiswa.

2. Membina keluarga mahasiswa PPNS yang solider dan

terbuka.

3. Membentuk mahasiswa yang cerdas dan berkarisma

mulia yang berlandaskan kejujuran dan keadilan.

4. Menumbuhkembangkan sikap kepemimpinan,

keorganisasian dan keterampilan manajemen bagi

seluruh mahasiswa.

5. Membudayakan demokrasi edukatif dalam rangka

penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

kemaritiman beserta teknologi penunjangnya.

6. Meningkatkan kepekaan mahasiswa PPNS terkait sosial

kemasyarakatan.

7. Meningkatkan potensi mahasiswa melalui penelusuran

minat bakat dan kreatifitas.

11

BAB II

EKSEKUTIF MAHASISWA

PASAL 7

Eksekutif Mahasiswa

1. Eksekutif mahasiswa PPNS terdiri atas Badan

Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan Himpunan

Mahasiswa Program Studi (Hima Prodi).

2. Eksekutif mahasiswa PPNS wajib menjunjung tinggi

KDKM PPNS, GBHK, dan Haluan Dasar

Pengembangan Sumber Daya Mahasiswa PPNS.

PASAL 8

BEM

1. Badan Eksekutif Mahasiswa PPNS yang selanjutnya

disebut BEM ialah lembaga eksekutif tertinggi di KM

PPNS.

2. BEM terdiri dari presiden sebagai pemimpin eksekutif

dan perangkat lain yang dianggap perlu.

3. BEM wajib menjunjung tinggi KDKM PPNS dalam

setiap aktifitasnya.

PASAL 9

Tugas BEM

1. Mengkoordinasikan aktifitas kemahasiswaan dilingkup

eksekutif mahasiswa PPNS.

2. Wajib menjunjung tinggi KDKM PPNS.

3. Melakukan koordinasi dengan Lembaga Minat Bakat

(LMB) dalam hal pengembangan minat bakat SDM

PPNS dan keselarasan pelaksanaan program kerja.

12

PASAL 10

Wewenang BEM

1. Menyampaikan keberatan atas Rancangan Undang-

Undang (RUU) yang disampaikan oleh DPM.

2. Berkoordinasi dengan DPM guna mengesahkan RUU

menjadi Undang-Undang (UU) pada Kongres PPNS.

3. Memberikan instruksi yang kemudian dikoordinasikan

dengan hima prodi.

4. Menjalankan aktifitas kemahasiswaan dalam bidang

sosial dan politik .

5. Mewakili KM PPNS di luar kampus PPNS atas

persetujuan DPM dalam bidang sosial dan/atau politik.

6. Mengambil keputusan-keputusan yang dianggap perlu

dalam menerjemahkan GBHK dan Rencana Strategis

(Renstra) yang telah ditetapkan dalam Kongres.

PASAL 11

Presiden BEM

1. Presiden BEM dipilih langsung oleh mahasiswa PPNS

dengan masa jabatan selama 1 tahun periode

kepengurusan dan setelah itu tidak dapat dipilih

kembali.

2. Presiden BEM bertanggung jawab kepada mahasiswa

PPNS melalui Kongres PPNS.

3. Jika Presiden BEM tidak dapat lagi melaksanakan

tugasnya maka diadakan Kongres Luar Biasa PPNS

untuk menunjuk pejabat pelaksana tugas Presiden BEM

sampai akhir kepengurusan.

PASAL 12

Presidium Eksekutif

13

1. Presidium Eksekutif adalah pimpinan Eksekutif

Mahasiswa diantaranya Presiden BEM dan seluruh

pimpinan Hima Prodi.

2. Presidium Eksekutif dapat mengadakan Forum

Presidium Eksekutif sewaktu-waktu.

3. Anggota Presidium Eksekutif terikat kepada

kesepakatan – kesepakatan yang dihasilkan dalam

Forum Presidium Eksekutif.

4. Forum Presidium Eksekutif memiliki wewenang yakni

melakukan proses pengambilan kebijakan yang akan

dijalankan oleh Eksekutif Mahasiswa .

5. Apabila dianggap perlu, Presidium Eksekutif dapat

mengundang elemen terkait ke dalam forum.

6. Merumuskan GBHK yang kemudian ditetapkan dalam

Kongres.

PASAL 13

Himpunan Mahasiswa Program Studi

1. Himpunan Mahasiswa Program Studi yang selanjutnya

disebut Hima Prodi adalah lembaga yang menaungi

aktifitas kemahasiswaan di tingkat program studi di

bidang keprofesian dan penunjangnya.

2. Pimpinan Hima Prodi bertanggung jawab langsung

kepada anggotanya sesuai dengan mekanisme internal

masing-masing Hima Prodi tersebut.

3. Hima Prodi wajib menjunjung tinggi KDKM PPNS

dalam setiap aktifitasnya.

PASAL 14

Tugas Hima Prodi

1. Harus melaksanakan instruksi dari BEM yang telah

dikoordinasikan dengan Hima Prodi.

14

2. Berkontribusi kepada BEM serta KM PPNS dalam

mewujudkan PPNS SUCCESS.

3. Wajib menjunjung tinggi KDKM PPNS.

PASAL 15

Wewenang Hima Prodi

1. Menyampaikan keberatan atas RUU yang disampaikan

oleh DPM.

2. Berhak mengatur rumah tangga organisasinya yang

diwujudkan dalam landasan gerak oleh hima prodi.

3. Berhak menyelenggarakan aktifitas di keprofesian

sesuai dengan Program Studi masing-masing.

4. Berhak menyelenggarakan aktifitas pengembangan

sumber daya mahasiswa Hima Prodi.

5. Berhak menyelenggarakan kerjasama dengan

Organisasi Mahasiswa perguruan tinggi lain yang

memiliki dasar keprofesian yang sama.

6. Berhak menyampaikan keberatan atas instuksi BEM

berdasarkan alasan-alasan dengan mempertimbangkan

kepentingan bersama.

BAB III

LEGISLATIF MAHASISWA

PASAL 16

Dewan Perwakilan Mahasiswa

1. Dewan perwakilan mahasiswa PPNS yang selanjutnya

disebut DPM merupakan lembaga legislatif di KM

PPNS.

2. DPM bertanggung jawab kepada KM PPNS.

15

PASAL 17

Struktur DPM

DPM terdiri dari ketua DPM dan perangkat lain sesuai

kebutuhan.

PASAL 18

Tugas DPM

1. Melakukan kontrol terhadap eksekutif mahasiswa

berdasarkan KDKM PPNS dan mengacu pada aspirasi

mahasiswa.

2. Mengumpulkan aspirasi KM PPNS dan selanjutnya

melakukan evaluasi untuk merumuskan RUU.

3. Mengesahkan RUU menjadi UU di Kongres PPNS.

4. Melakukan penjaringan dan uji kelayakan kandidat

anggota Mahkamah Mahasiswa (MM).

5. Melakukan penjaringan uji kelayakan dan pembentukan

anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU).

6. Wajib memberikan laporan terkait progres yang terjadi

di KM PPNS melalui Forum Evaluasi Bersama (FEB).

7. Menyelenggarakan Kongres, FEB dan Mubes PPNS.

8. Wajib menjunjung tinggi KDKM PPNS.

PASAL 19

Wewenang DPM

1. Meminta penjelasan kepada Presiden BEM atas

kebijakan – kebijakan yang diambil oleh BEM.

2. Menjatuhkan memorandum kepada Presiden BEM.

3. Memberikan usulan – usulan kepada BEM dengan

memperhatikan aspirasi mahasiswa PPNS.

4. Berhak mengatur rumah tangganya sendiri.

16

5. Menghimpun, menyerap, menampung dan

menindaklanjuti aspirasi dari KM PPNS tanpa adanya

intervensi dari pihak manapun.

PASAL 20

Keanggotaan dan Masa Jabatan DPM

1. Anggota DPM dipilih melalui pemilihan umum tingkat

prodi.

2. Anggota DPM tidak diperkenankan merangkap jabatan

sebagai pengurus Ormawa PPNS lainnya.

3. DPM melaksanakan tugasnya selama 1 tahun

kepengurusan.

4. Struktur organisasi DPM terdiri dari satu orang dari

perwakilan setiap hima prodi. Termasuk didalamnya

satu orang ketua dan perangkat lain yang dianggap

perlu.

5. DPM memiliki kewenangan penuh dalam pembuatan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya

sendiri.

6. Keanggotaan DPM berakhir apabila :

1) Mengundurkan diri

2) Tahun kepengurusan berakhir

3) Berhalangan tetap

4) Tidak melaksanakan kewajibannya dengan maksimal

dan penuh tanggung jawab

5) Hasil keputusan FEB

7. Anggota DPM yang harus mengakhiri status

keanggotaan bukan karena tahun kepengurusan

berakhir, dapat diganti dengan calon pengganti yang

diambil dari :

1) Daftar calon DPM yang berasal dari program studi

yang sama.

17

2) Memiliki suara terbanyak berikutnya dalam Pemira

periode yang sama.

3) Telah melalui uji verifikasi oleh KPU.

8. Calon pengganti disahkan oleh Ketua DPM menjadi

anggota DPM, yang kemudian melanjutkan tugas

legislatif anggota yang digantikan sampai akhir masa

kepengurusan.

9. Jika Ketua DPM tidak dapat lagi melaksanakan

tugasnya maka diadakan musyawarah internal DPM

untuk menunjuk Ketua DPM sampai akhir

kepengurusan.

BAB IV

YUDIKATIF MAHASISWA

PASAL 21

Mahkamah Mahasiswa

Mahkamah mahasiswa PPNS yang selanjutnya disebut MM

adalah lembaga yang menjalankan fungsi yudikatif

mahasiswa PPNS yang memegang kekuasaan kehakiman.

PASAL 22

Struktur MM

MM terdiri dari ketua dan perangkat lain yang dianggap

perlu.

PASAL 23

Keanggotaan dan Masa Jabatan

1. Kriteria keanggotaan MM diatur dalam aturan

tambahan dalam KDKM.

18

2. Jumlah anggota MM adalah 5 orang dengan deskripsi 1

ketua dan 4 anggota lainnya.

3. Anggota MM ditetapkan oleh DPM.

4. Struktur organisasi MM terdiri dari satu orang dari

perwakilan setiap jurusan. Termasuk didalamnya satu

orang ketua dan perangkat lain yang dianggap perlu.

5. Anggota MM melaksanakan tugasnya dalam 1 tahun

kepengurusan.

6. Keanggotaan MM berakhir apabila :

1) Mengundurkan diri

2) Tahun jabatan berakhir

3) Berhalangan tetap

4) Tidak melaksanakan kewajibannya dengan maksimal

dan penuh tanggung jawab

5) Hasil keputusan FEB

7. Anggota MM yang harus mengakhiri status

keanggotaan bukan karena tahun kepengurusan

berakhir, dapat diganti dengan calon pengganti yang

memenuhi :

1) Berasal dari jurusan yang sama dengan anggota yang

digantikan.

2) Telah melalui uji kelayakan yang dilakukan oleh

DPM

8. Calon pengganti disahkan oleh Ketua MM menjadi

anggota MM, yang kemudian melanjutkan tugas

yudikatif anggota yang digantikan sampai akhir masa

kepengurusan.

PASAL 24

Tugas MM

1. Melakukan interpretasi terhadap perundang-undangan

KM PPNS berdasarkan data dan informasi yang

19

diperlukan jika terjadi konflik pemahaman antar

lembaga.

2. Melakukan hak uji materi terhadap undang-undang,

hasil pemilu dan aturan-aturan yang dianggap

bertentangan dengan KDKM PPNS.

3. Menyampaikan pelaporan kronologis dan hasil putusan

persidangan kepada mahasiswa PPNS dalam rangka

mewujudkan mekanisme peradilan yang adil dan

transparan.

4. Memberikan fatwa atas laporan KPU PPNS.

5. 1. MM akan bekerja bilamana ada laporan masalah dari

KM PPNS ataupun Ormawa

2. MM akan menindak lanjuti laporan langsung tersebut

bilamana laporan bersangkutan terkait dengan KDKM

PPNS.

6. MM wajib menjunjung tinggi KDKM PPNS.

PASAL 25

Wewenang MM

1. Memiliki kewenangan penuh dalam pembuatan

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangganya

sendiri.

2. Mengadili lembaga terhadap penyimpangan KDKM

PPNS.

3. MM berwenang untuk mengadili tanpa intervensi dari

pihak manapun dan keputusannya bersifat final.

BAB V

MINAT DAN BAKAT MAHASISWA

PASAL 26

Lembaga Minat dan Bakat

20

Lembaga minat bakat yang selanjutnya disebut sebagai

LMB adalah lembaga mahasiswa yang mengkoordinasikan

serta menaungi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dalam

bidang minat bakat dan kreatifitas di PPNS.

PASAL 27

Struktur LMB

LMB terdiri dari seorang ketua dan perangkat lain yang

dianggap perlu.

PASAL 28

Tugas LMB

1. Ketua LMB bertanggung jawab kepada seluruh UKM

melalui musyawarah internal LMB.

2. LMB dan BEM saling berkoodinasi dalam hal

pengembangan sumber daya mahasiswa guna

menciptakan keselarasan program kerja yang akan

dilaksanakan.

3. Bertugas menjaring aspirasi dari tingkat UKM.

4. Mengadakan musyawarah internal dengan seluruh

perwakilan UKM secara rutin.

5. Membantu koordinasi antara pihak UKM dan Direksi.

6. Wajib menjunjung tinggi KDKM PPNS dalam setiap

aktifitasnya.

PASAL 29

Wewenang LMB

1. Menyampaikan keberatan atas (RUU) yang

disampaikan oleh DPM.

21

2. LMB berhak menyelenggarakan acara dengan

berkoordinasi bersama UKM-UKM di PPNS yang

bertujuan mengembangkan kualitas SDM.

3. LMB berhak menyampaikan aspirasi kepada DPM

terkait permasalahan yang dialami baik internal LMB

maupun tingkat UKM.

4. LMB berkontribusi dalam kesejahteraan seluruh UKM

di PPNS.

5. LMB mempunyai kewenangan penuh dalam mengatur

rumah tangga organisasinya sendiri.

PASAL 30

Keanggotaan LMB

1. LMB dibentuk dalam musyawarah internal seluruh

UKM PPNS.

2. Struktur dan jumlah anggota LMB diatur dalam

musyawarah internal seluruh UKM PPNS.

PASAL 31

Unit Kegiatan Mahasiswa

Unit Kegiatan Mahasiswa yang selanjutnya disebut UKM

adalah wadah pengembangan diri mahasiswa dalam bentuk

eksplorasi kreativitas dari segi minat dan bakat.

PASAL 32

TugasUKM

1. UKM harus melaksanakan instruksi dari LMB yang

telah dikoordinasikan sebelumnya.

2. UKM harus menjunjung tinggi hasil musyawarah

internal LMB.

22

3. UKM harus menjunjung tinggi KDKM PPNS dalam

setiap aktifitasnya.

PASAL 33

Wewenang UKM

1. Berhak menyelenggarakan aktifitas yang berkaitan

dengan peningkatan kualitas mahasiswa di bidang

kreatifitas, minat dan bakat.

2. Berhak menyampaikan keberatan atas instruksi LMB

berdasarkan alasan-alasan dengan mempertimbangkan

kepentingan seluruh UKM.

3. Berhak mengatur rumah tangga organisasinya sendiri.

BAB VI

KEROHANIAN MAHASISWA

PASAL 34

Kerohanian Mahasiswa

1. Kerohanian Mahasiswa merupakan wadah

pengembangan diri mahasiswa pada bidang kerohanian.

2. Kerohanian Mahasiswa terdiri atas beberapa organisasi

kemahasiswaan yang masing-masing memiliki anggota

dengan keyakinan atau agama yang sama.

PASAL 35

Tugas Kerohanian Mahasiswa

1. Seluruh Organisasi Kerohanian Mahasiswa wajib

menjunjung tinggi KDKM PPNS dalam setiap

aktifitasnya.

23

2. Wajib memfasilitasi kegiatan kerohanian mahasiswa

berdasarkan keyakinan atau agama masing-masing.

3. Setiap organisasi kerohanian mahasiswa wajib

melakukan koordinasi dengan organisasi kerohanian

mahasiswa yang lain untuk mewujudkan kerukunan

beragama di PPNS.

PASAL 36

Wewenang Organisasi Kerohanian Mahasiswa

1. Berhak mengatur rumah tangga organisasinya sendiri.

2. Berhak menyelenggarakan aktifitas yang berkaitan

dengan peningkatan kualitas mahasiswa di bidang

kerohanian.

BAB VII

PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PASAL 37

Asas

Prinsip dasar yang harus diterapkan dan dipegang teguh

dalam pelaksanaan pemilihan umum mahasiswa antara lain:

1. Langsung, artinya setiap pemilih yang memenuhi

kriteria dapat menggunakan haknya secara langsung

dan tidak diwakilkan.

2. Umum, artinya proses pemilihan dapat diikuti secara

umum oleh seluruh mahasiswa aktif PPNS.

3. Bebas, artinya pemilih bebas menentukan pilihan sesuai

haknya tanpa mendapat tekanan.

4. Rahasia, artinya dalam menggunakan haknya setiap

pemilih dijamin kerahasiaannya.

24

5. Jujur, artinya dilakukan sesuai dengan kebenaran dan

hati nurani.

6. Adil, artinya berpihak pada kebenaran dan aturan yang

berlaku.

7. Transparan, artinya proses dan hasilnya dapat diketahui

oleh semua pihak.

PASAL 38

Hak Memilih

1. Seluruh mahasiswa aktif PPNS yang sudah memenuhi

kriteria memiliki hak untuk memilih dalam proses

Pemilihan Umum Mahasiswa.

2. Kriteria pemilih diatur dalam ketetapan KPU yang

mengacu pada undang – undang pemilihan umum

mahasiswa.

PASAL 39

Hak Dipilih

1. Anggota KM PPNS yang memenuhi kriteria, memiliki

hak untuk dipilih menjadi calon anggota DPM dan

calon Presiden BEM.

2. Mahasiswa program studi yang memenuhi kriteria,

memiliki hak untuk dipilih menjadi calon Ketua Hima

Prodi.

3. Syarat dan kriteria calon anggota DPM, calon Ketua

Hima Prodi, dan calon Presiden BEM diatur dalam

ketetapan Kongres.

PASAL 40

Pemilihan Umum Raya (PEMIRA)

25

Merupakan proses pemilihan wakil mahasiswa yang akan

menjabat sebagai Presiden BEM, Ketua Hima Prodi, dan

Anggota DPM, yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa

aktif PPNS.

PASAL 41

Komisi Pemilihan Umum

1. Komisi Pemilihan Umum PPNS yang selanjutnya

disebut KPU, merupakan tim independen yang bersifat

khusus dan sementara.

2. KPU bertanggung jawab kepada DPM.

PASAL 42

Struktur KPU

KPU terdiri dari ketua KPU dan perangkat lain sesuai

kebutuhan.

PASAL 43

Tugas KPU

1. Menyelenggarakan Pemilihan Umum Raya (PEMIRA)

untuk Presiden BEM, Ketua Hima Prodi, dan seluruh

anggota DPM.

2. Bertindak sebagai panitia pengarah pada proses

PEMIRA.

3. Membuat ketentuan KPU.

4. Menetapkan peserta PEMIRA.

5. Mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan

mengendalikan semua tahapan PEMIRA dengan

seluruh perwakilan Ormawa di PPNS.

6. Melakukan Evaluasi dan pelaporan pelaksanaan

PEMIRA kepada DPM.

26

PASAL 44

Hak dan Wewenang KPU

1. Mengatur jalannya PEMIRA dan semua pihak yang

berkontribusi didalamnya.

2. Menjatuhkan memorandum kepada semua pihak yang

melanggar ketentuan KPU.

3. Menjatuhkan keputusan untuk mencabut status

kepesertaan dari Peserta PEMIRA.

4. Memberikan usulan – usulan kepada semua pihak yang

berkontribusi dalam PEMIRA demi menjaga kestabilan

sistem PEMIRA.

5. Membentuk Panitia Pengawasan Pemilu

(PANWASLU) dan Panitia penyelenggara Pemilu

(PPU).

PASAL 45

Keanggotaan KPU

1. Anggota KPU dipilih melalui musyawarah internal

tingkat prodi.

2. Anggota KPU tidak diperkenankan merangkap jabatan

sebagai pengurus Ormawa lainnya.

PASAL 46

Panitia Pemilihan Umum

1. Panitia Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut

PPU, berfungsi sebagai fasilitator pada proses pemilu

dan bertanggung jawab kepada KPU.

2. Anggota PPU ialah mahasiswa PPNS yang merupakan

perwakilan tiap-tiap Hima Prodi dengan jumlah yang

sama.

27

3. Anggota PPU ditetapkan oleh KPU dengan difasilitasi

oleh DPM.

PASAL 47

Panitia Pengawas Pemilu

1. Panitia Pengawas Pemilihan Umum yang selanjutnya

disebut Panwaslu berfungsi melakukan pengawasan

terhadap jalannya Pemilu. 2. Anggota Panwaslu terdiri dari dua orang perwakilan

tiap-tiap Hima Prodi.

3. Panwaslu berhak memberikan peringatan kepada PPU

dan pelaku pelanggaran secara langsung apabila terjadi

pelanggaran terhadap ketentuan Pemilu.

4. Panwaslu berhak mengeluarkan rekomendasi kepada

KPU yang didasarkan atas fakta kronologis yang

ditemukan sebagai pertimbangan pengambilan

keputusan.

5. Panwaslu wajib melaporkan dan

mempertanggungjawabkan hasil kerjanya kepada KPU.

BAB VIII

KONGRES PPNS

PASAL 48

Kongres PPNS

Merupakan forum musyawarah wakil – wakil mahasiswa

yang duduk dalam DPM, perwakilan BEM, perwakilan

setiap Hima Prodi dan perwakilan LMB serta undangan

terkait.

28

PASAL 49

Tugas Dan Wewenang Kongres PPNS

1. Memutuskan tata tertib kongres PPNS.

2. Mengesahkan RUU menjadi UU. 3. Menetapkan Garis – garis Besar Haluan Kerja yang

selanjutnya disebut GBHK bagi eksekutif mahasiswa.

4. Menetapkan syarat dan kriteria calon anggota DPM dan

calon Presiden BEM.

5. Mengesahkan pertanggung jawaban Presiden BEM di

akhir kepengurusan.

6. Mengukuhkan Presidium eksekutif, Ketua LMB dan

DPM yang baru untuk kepengurusan selanjutnya.

7. Mengesahkan anggota Mahakamah Mahasiswa PPNS

berdasarkan hasil penilaian uji kelayakan oleh DPM.

8. Menetapkan hal – hal lain yang dianggap perlu.

PASAL 50

Kongres Luar Biasa PPNS

1. Kongres Luar Biasa yang selanjutnya disebut KLB dapat

diselenggarakan apabila presiden BEM tidak mampu

melaksanakan tugasnya.

2. KLB diselenggarakan oleh DPM.

3. Syarat-syarat pelaksanaan KLB ditetapkan dalam aturan

selanjutnya yang disepakati Presidium Eksekutif

mahasiswa.

PASAL 51

Tugas Kongres Luar Biasa

1. Melantik pejabat pelaksana tugas untuk menggantikan

posisi dan tanggung jawab Presiden BEM sampai akhir

kepengurusannya.

29

2. Menetapkan hal-hal lain yang dianggap perlu.

PASAL 52

Kepesertaan Kongres

1. Peserta Kongres terdiri dari peserta utama, peserta

peninjau dan peserta undangan.

2. Peserta utama memiliki hak suara dan hak bicara terdiri

dari seluruh anggota DPM, Presidium Eksekutif dan

Ketua LMB.

3. Peserta peninjau memiliki hak bicara terdiri dari satu

orang perwakilan setiap Hima Prodi, satu orang

perwakilan BEM dan satu orang perwakilan LMB.

4. Peserta undangan memiliki hak bicara setelah

mendapatkan ijin dari forum.

BAB IX

FORUM EVALUASI BERSAMA

PASAL 53

Forum Evaluasi Bersama

1. Forum Evaluasi Bersama yang selanjutnya disebut FEB

merupakan forum yang dihadiri oleh perwakilan DPM,

MM, BEM, Hima Prodi dan LMB.

2. FEB dilaksanakan oleh DPM.

3. FEB sekurang – kurangnya 1 kali selama 6 bulan.

PASAL 54

Tugas dan Wewenang FEB

1. Memutuskan tata tertib FEB.

30

2. Melakukan evaluasi mengenai perkembangan yang

terjadi di KM PPNS terkait KDKM PPNS.

3. Merumuskan dan mengevaluasi rencana strategis KM

PPNS kedepannya.

4. Berhak mengusulkan untuk diselenggarakannya

MUBES dan atau KLB.

5. Menetapkan hal – hal lain yang dianggap perlu.

PASAL 55

Kepesertaan FEB

1. Peserta FEB terdiri dari peserta utama, peserta peninjau,

dan peserta undangan

2. Peserta utama memiliki hak bicara dan hak suara terdiri

dari presiden BEM, seluruh anggota DPM, 1 orang

perwakilan LMB, dan 1 orang perwakilan setiap Hima

Prodi.

3. Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari 1

orang perwakilan MM.

4. Peserta Undangan memiliki hak bicara setelah

mendapatkan ijin dari forum.

BAB X

MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA PPNS

PASAL 56

Musyawarah Besar Mahasiswa

Musyawarah Besar Mahasiswa PPNS yang selanjutnya

disebut MUBES merupakan forum musyawarah tertinggi

dalam lingkup KM PPNS.

31

PASAL 57

Mekanisme Penyelenggaraan MUBES

1. MUBES diselenggarakan oleh BEM.

2. Pelaksanaan MUBES PPNS diselenggarakan

berdasarkan rujukan dari FEB.

3. Tim Penyusun materi MUBES dibentuk oleh DPM.

4. Penetapan Tim Penyusun materi dilakukan dalam FEB.

PASAL 58

Tugas dan Wewenang MUBES

1. Memutuskan tata tertib MUBES.

2. Menetapkan perubahan Konstitusi Dasar KM PPNS.

3. Menetapkan pembubaran KM PPNS.

4. Menetapkan hal-hal yang dianggap perlu.

PASAL 59

Kepesertaan MUBES

1. Peserta MUBES ialah wakil-wakil mahasiswa dalam

lingkup KM PPNS.

2. Peserta MUBES terdiri dari peserta penuh, peserta

peninjau dan peserta undangan.

3. Peserta penuh mempunyai hak bicara dan hak suara

terdiri dari seluruh anggota DPM, presiden BEM,

seluruh anggota MM, satu orang perwakilan setiap Hima

Prodi, satu orang perwakilan Kerohanian Mahasiswa,

dan satu orang perwakilan setiap UKM.

4. Peserta peninjau mempunyai hak bicara terdiri dari satu

orang perwakilan BEM, satu orang perwakilan setiap

Hima Prodi, satu orang perwakilan LMB dan panitia

penyusun materi.

32

5. Peserta undangan mempunyai hak bicara setelah

mendapat izin dari forum.

BAGIAN III

BAB XI

ATURAN PERALIHAN

PASAL 60

Aturan Peralihan

1. KM PPNS awalnya berada dibawah naungan KM ITS

dan diatur dalam MUBES IV ITS

2. KM PPNS telah memiliki BEM dan Hima Prodi seperti

yang sudah diatur dalam MUBES IV ITS.

3. Setelah diberlakukannya MUBES I PPNS ini, maka

KDKM MUBES I PPNS akan berlaku dan

menggantikan naungan MUBES IV ITS pada KM

PPNS.

4. Dalam MUBES I PPNS akan diatur pembentukan 4

Ormawa baru yakni : DPM, MM, LMB dan Kerohanian

Mahasiswa; dan 3 jenis pertemuan baru yakni :

Kongres, FEB, dan MUBES.

BAB XII

ATURAN TAMBAHAN

PASAL 61

Pembentukan Hima Prodi Baru

1. Hima Prodi baru disahkan dalam Kongres PPNS.

33

2. Hima Prodi baru harus memiliki Anggaran Dasar –

Anggaran Rumah Tangganya sendiri.

3. Aturan dan ketetapan berlaku berdasarkan kondisi dan

kesiapan mahasiswa program studi yang bersangkutan.

4. Struktur dan keanggotaan Hima Prodi baru untuk

periode dan generasi pertama di pilih melalui

musyawarah internal mahasiswa program studi baru

yang bersangkutan.

5. Kewajiban pelaksanaan instruksi BEM PPNS dan

keanggotaan dalam Forum Evaluasi Bersama (FEB),

Kongres, dan Mubes di jalankan dalam bimbingan

BEM dan DPM, sampai waktu yang di tentukan dalam

musyawarah internal mahasiswa program studi yang

bersangkutan.

PASAL 62

Pembentukan DPM

1. DPM dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Presiden

BEM PPNS dan disahkan dalam Kongres I PPNS.

2. Setiap hima prodi berhak mengajukan satu nama

anggota DPM untuk periode dan generasi pertama yang

merupakan hasil musyawarah internal ditingkat hima

prodi tersebut

3. Struktur keanggotaan DPM untuk periode dan generasi

pertama dipilih melalui musyawarah yang dihadiri oleh

perwakilan seluruh Ormawa PPNS.

PASAL 63

Pembentukan MM

MM dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Presiden BEM

PPNS dan disahkan dalam Kongres I PPNS.

34

PASAL 64

Aturan Eksternal

1. Aturan Eksternal mengatur hubungan elemen KM

PPNS dengan pihak eksternal PPNS. Aturan ini dibahas

dan ditetapkan dalam Kongres.

2. Seluruh ormawa PPNS dapat menjalin koordinasi

dengan pihak eksternal PPNS sesuai dengan

wewenangnya dan demi menjaga nama baik PPNS.

3. Ormawa PPNS dilarang mencampurkan antara

kepentingan Organisasi Mahasiswa Eksternal Kampus

dalam bentuk apapun dengan kepentingan internal KM

PPNS, terutama yang berpotensi sampai melanggar

KDKM dan UU yang berlaku.

BAB XIII

PERATURAN TERKAIT

Terkait Pasal 7 Mengenai Eksekutif Mahasiswa

Haluan dasar pengembangan sumber daya mahasiswa

dirumuskan oleh presidium eksekutif, kemudian diajukan

kepada DPM untuk dirancang sebagai undang-undang dan

disahkan dalam Kongres PPNS.

Terkait Pasal 19 dan 40 Mengenai Memorandum

Memorandum adalah surat peringatan resmi yang dihasilkan

melalui rapat internal DPM (atau KPU) yang ditujukan

kepada Presiden BEM (atau Peserta Pemilu). Bila

memorandum yang diberikan oleh DPM tidak ditanggapi

atau memenuhi harapan setelah dua kali dijatuhkan, maka

DPM berhak membawa permasalahan ini ke FEB. Bila

memorandum yang diberikan oleh KPU tidak ditanggapi

35

atau memenuhi harapan, maka KPU berhak memberikan

sanksi.

Terkait Pasal 20 Mengenai Keanggotaan DPM :

Mahasiswa yang menjabat sebagai DPM untuk periode dan

generasi pertama tidak diperbolehkan merangkap jabatan di

Ormawa lain

Terkait Pasal 23 Mengenai Kenggotaan MM

Kriteria anggota MM :

- Tidak diperkenankan merangkap jabatan di Ormawa

yang lain di PPNS

- Mampu menjadi individu yang bertanggung jawab

dan bersih

- Memiliki kompeten tinggi dan mampu berkontribusi

maksimal pada PPNS

BAGIAN IV

BAB XIV

PEMBUBARAN

PASAL 65

Pembubaran KM PPNS

1. Pembubaran KM PPNS dilakukan bila sebelumnya

DPM telah mengajukan referendum pada FEB dan

kemudian dibahas dalam MUBES PPNS.

2. Referendum berisi mekanisme jajak pendapat antar

seluruh mahasiswa PPNS.

3. Keputusan pembubaran KM PPNS dianggap sah bila

seluruh mahasiswa PPNS menggunakan hak suaranya,

36

dan 2/3 dari seluruh mahasiswa PPNS menyatakan

setuju.

PASAL 66

Pembubaran Ormawa

1. Pembubaran Ormawa dilakukan bila sebelumnya DPM

telah mengajukan referendum pada FEB dan kemudian

dibahas dalam MUBES PPNS.

2. Referendum berisi mekanisme jajak pendapat antar

seluruh mahasiswa PPNS.

3. Keputusan pembubaran Ormawa dianggap sah bila

seluruh peserta MUBES PPNS menggunakan hak

suaranya kecuali ormawa terkait, dan 2/3 dari peserta

MUBES PPNS menyatakan setuju

BAB XV

PENUTUP

PASAL 67

Ketentuan Penutup

1. Teknis pelaksanaan ketentuan pada pasal-pasal di atas,

diatur lebih lanjut dengan Surat Keputusan Presiden

BEM, UU, Ketetapan-ketetapan, dan Anggaran Dasar-

Anggaran Rumah Tangga masing-masing Ormawa.

2. Peraturan ini disebut “Konstitusi Dsar Keluarga Mahasiswa

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya” dan mulai berlaku

pada hari disahkan

37

TIM AD HOC MUBES I PPNS

Koordinator :

Winnie Zaddah 6511040006

Anggota :

Ayu Budi C. 6912040048

M. Alif Ramadhan 6912040011

Atrasani B. W. 6813040008

Bayu Sukma C 6211030003

Bradlee Y. A. N 6512040099

Evan Rizal 6712040054

Galuh Setiya U 6511040062

Gemilang L 6712040039

Gigih Alam P 6413030050

Lilis N. R. 6113030016

Rendy A. 6211030028

Rizky Maulana F 6711040001

I. Yudha A. 6212030029

Zulfikar I. R 6913040006

Andreas E. G 6811040024

Andre P. W 6411030014

Dian Nafi’ A. 6211030027

Fajar K. 6113030023

38

PANITIA PENYELENGGARA MUBES I PPNS

Ketua Panitia : Rengga Andryastama S.

(6212030015)

Sekretaris : Presti Try Mahanani

(6611040013)

Bendahara : Deni Intan Manggar S.

(6611040014)

Sie Perizinan : Aditya Dito Bagaskoro

(6612040056)

Anggun Dherti Veta Y

(6513040002)

Sie Perlengkapan : Ryan Fitranto Kurniawan

(661240009)

Nur Kholis Ghozali

(6813040007)

Diga Rachmat Novandra

(6613040012)

Sie Acara : Reza Kholis Hatul Hasanah

(6512040033)

Aga Audi Permana

(6513040004)

Sie Korlap : Mohammad Nur Rifai

(6513040071)

Sie Konsumsi : Reza Firmawan

(6611040011)

Anggun Anggraeni Putri

(6213030031)

Sie Dokumentasi : Wahyu Adi Nuryono

(6812040024)

Vesti Triana Dewi

(6513040118)

39