Upload
rierieska
View
196
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kdm
Citation preview
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang melimpahkan
karunia dan nikmat bagi umat-Nya , atas ridho-Nya jualah akhirnya kami dapat
menyelesaikan Makalah Kebutuhan Dasar Manusia 1 yang sederhana ini dengan judul “
Kebersihan Gigi dan Mulut”.
Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah Kebutuhan Dasar Manusia 1 ini.
Terutama kepada Ibu Evi Risa Mariana M.Pd selaku dosen mata kuliah Kebutuhan Dasar
Manusia 1 yang telah memberikan saran-saran, nasehat dan dorongan moril dalam
penggarapan makalah ini.
Makalah ini kami susun secara sederhana sesuai dengan kemampuan yang kami
miliki, baik wawasan, keahlian maupun keterampilan dan besar harapan kami agar makalah
yang berhasil kami tulis ini bisa diterima dan bermanfaat bagi semua.
Kami sangat menyadari bahwa dengan terbatasnya kemampuan dan pengalaman
kami, maka dalam penulisan makalah ini banyak terdapat kekurangan-kekurangannya. Oleh
karena itu,dengan segala kerendahan hati, kami mohon kritik dan saran dari berbagai pihak
yang sifatnya membangun dan mendukung demi kesempurnaan penulisan makalah yang
sederhana ini.
Akhir kata, tiada gading yang tak retak, demikian pula dengan penulisan makalah
yang sederhana ini, masih kurang sempurna. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang mendukung dan memberikan motivasi kepada kami.
Banjarbaru, 2012
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan
harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang.
Kebersihan itu sendiri sangat dipengaruhi oleh nilai individu dan kebiasaan. Hal-hal yang
sangat berpengaruh itu diantaranya adalah kebudayaan, sosial, keluarga, pendidikan dan
persepsi seseorang terhadap kesehatan, serta tingkat perkembangan.
Jika seseorang sakit, biasanya masalah kebersihan yang kurang diperhatikan. Hal ini
terjadi karena kita menganggap bahwa masalah kebersihan adalah masalah sepele atau biasa
saja. Padahal jika hal tersebut dibiarkan terus menerus dapat mempengaruhi kesehatan secara
umum.
Salah satu bagian dari personal hygiene adalah tentang perawatan kebersihan gigi dan
mulut. Gigi dan mulut adalah bagian penting yang harus dipertahankan kebersihannya, sebab
melalui organ ini berbagai kuman dapat masuk. Banyak organ yang berada dalam mulut
seperti orofaring, kelenjar parotid, tonsil, uvula, kelenjar sublingual, kelenjar submaksilaris,
dan lidah.
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan mulut dan gigi dari
partikel-partikel makanan, plak dan bakteri;mamase gusi; dan mengurangi ketidaknyamanan
yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman. Hygiene mulut yang lengkap
memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulus nafsu makan.
Tanggung jawab perawat pada hygiene mulut adalah pemeliharaan dan pencegahan.
Hal ini penting, khususnya jika klien hendak menerima kemoterapi sebagai bagian dari
pengobatan medis. Perawat membantu klien untuk memepertahankan hygiene mulut yang
baik dengan mengajarkan teknik yang benar atau dengan menampilkan hygiene secara aktual
pada klien yang lemah atau cacat.
B. Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1) Mengetahui apa yang dimaksud dengan personal hygiene.
2) Mengetahui tujuan personal hygiene.
3) Mengetahui macam-macam personal hygiene.
4) Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi personal hygiene.
5) Mengetahui bagaimana dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene.
6) Mengetahui pentingnya personal hygiene tentang kebersihan gigi dan mulut.
C. Manfaat Penulisan
1) Memberitahukan kepada masyarakat apa yang dimaksud dengan personal hygiene.
2) Memberitahukan kepada masyarakat tujuan dari personal hygiene.
3) Memberitahukan kepada masyarakat macam-macam dari personal hygiene.
4) Memberitahukan kepada masyarakat faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi
personal hygiene.
5) Memberitahukan kepada masyarakat dampak yang sering timbul pada masalah
personal hygiene.
6) Memberitahukan kepada masyarakat pentingnya personal hygiene tentang kebersihan
gigi dan mulut.
7) Sebagai bahan masukan untuk penelitian lebih lanjut mengenai personal hygiene
tentang kebersihan gigi dan mulut.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Personal Hygiene
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu "personal" yang artinya
perorangan dan "hygiene" yang berarti sehat. Kebersihan seseorang adalah suatu tindakan
untuk memelihara kebersihan dan kesehatan sesorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis.
Tingkat kebersihan diri seseorang umumnya dilihat dari penampilan yang bersih dan rapi
serta upaya yang dilakukan seseorang untuk menjaga kebersihan dan kerapian tubuhnya
setiap hari.
Bagi dunia keperawatan, personal hygiene merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia yang harus senantiasa terpenuhi. Peran perawat dalam hal ini sangat dibutuhkan
untuk menerapkan prinsip hidup bersih dan sehat.
B.Tujuan Personal Hygiene
1. Meningkatkan derajat seseorang.
2. Memelihara kebersihan diri seseorang.
3. Memberbaiki personal hygiene yang kurang.
4. Mencegah penyakit.
5. Menciptakan keindahan.
6. Meningkatkan rasa percaya diri.
C.Macam-macam Personal Hygiene
1. Perawatan kulit kepala dan rambut.
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seluruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan.
D.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Personal Hygiene
a. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi diri, misalnya karena
adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya.
b. Praktik sosial
Pada anak-anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka kemungkinan akan terjadi
perubahan pola personal hygiene.
c. Status sosial ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, sikat gigi,
sampo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk menyediakannya.
d. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik dapat
meningkatkan kesehatan,pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, seseorang juga harus
termotivasi untuk memelihara perawatan diri. Misalnya pasien DM ia harus menjaga
kebersihan kakinya.
e. Budaya
Di sebagian masyarakat tertentu jika seseorang sakit tertentu maka tidak boleh
dimandikan.
f. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan seseorang yang menggunkan produk tertentu dalam perawatan
dirinya,seperti penggunaaan sabun, sampo, dan lain-lain.
g. Kondisi fisik
Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang dan perlu
bantuan untuk melakukannya.
E.Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene
a.Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga, dan gangguan fisik pada kuku.
b.Dampak Psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan personal hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
F. Personal Hygiene tentang Kebersihan Gigi dan Mulut
Mulut dan gigi merupakan bagian pertama dari system pencernaan makanan. Rongga
mulut merupakan bagian tambahan dari system pernapasan. Di dalam rongga mulut ini
terdapat gigi, lidah, kelenjar ludah (sublingualis, submandibularis, dan parotis), tonsil,
dan uvula. Rongga mulut merupakan rongga yang penuh kuman sehingga harus selalu
dibersihkan. Dalam merawat mulut dan gigi, tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang di hospitalisasi. Tindakan ini dapat dilakukan oleh pasien yang sadar secara
mandiri atau dengan bantuan perawat. Untuk pasien yang tidak mampu mempertahankan
kebersihan mulut dan gigi secara mandiri harus di bantu sepenuhnya oleh perawat.
A. Masalah atau Gangguan pada Mulut dan Gigi
1. Halitolis : bau nafas yang tidak sedap yang dapat disebabkan oleh kuman atau
lainnya. Hal ini akibat hygiene mulut yang buruk, pemasukan makanan tertentu, atau
proses infeksi atau penyakit.
2. Ginggivitas : radang pada daerah gusi,biasanya terjadi karena hygiene mulut yang
buruk atau terjadi tanda leukemia.defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.
3. Karies (radang pada gigi) : lubang akibat kerusakan gigi yang berhubungan dengan
kekurangan kalsium.
4. Stomatitis (sariawan) : radang pada daerah mukosa atau rongga mulut, dapat
disebabkan oleh defisiensi vitamin, infeksi bakteri atau virus, dan kemoterapi.
5. Periodontal desease (gusi yang mudah berdarah dan bengkak)
6. Glostitis : radang pada lidah,hasil karena penyakit infeksi atau cedera,seperti luka
bakar atau gigitan.
7. Chilosis : bibir yang pecah-pecah. Penyakit ini dapat disebabkan oleh produksi salvias
yang berlebihan, napas mulut, dan defisiensi riboflavin.
B. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian pada gigi dan mulut yang perlu diperhatikan antara lain :
1) Riwayat keperawatan : kunjungan ke dokter, kemampuan perawatan diri, dan masalah
mulut yang pernah dialami.
2) Pemeriksaan fisik :
warna, keadaan permukaaan, dan kelengkapan gigi.
Pada pipi dalam perlu dilihat adanya warna mukosa dan keadaan permukaan
rongga mulut.
pada gusi perlu dilihat warna, tekstur, dan kelembaban.
Pada daerah lidah dapat dilihat warna, tekstur, dan posisi lidah.
C. Diagnosis Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan radang pada daerah gusi atau gigi
2. Perubahan nutrisi (kurang dari kebutuhan), berhubungan dengan intake (asupan) yang
tidak adekuat (cukup) akibat radang gigi atau gusi. Radang tersebut antara lain dapat
disebabkan oleh gigi palsu yang tidak pas atau infeksi kuman.
D. Perencanaan Keperawatan
Tujuan :
a) Mengurangi nyeri
b) Mempertahankan asupan nutrisi yang adekuat
c) Mempertahankan kebersihan gigi dan mulut
d) Mencegah penyebaran penyakit yang ditularkan melalui mulut
Rencana tindakan pada masalah mulut dan gigi salah satunya adalah dengan merawat gigi
dan mulut secara teratur serta benar.
E. Pelaksanaan ( Tindakan ) Keperawatan
Perawatan mulut dan gigi diterapkan pada pasien yang tidak mampu mempertahankan
kebersihan mulut dan gigi. Perawatan ini diberikan dengan cara membersihkan serta
menyikat gigi dan rongga mulut secara teratur. Perawatan mulut dan gigi bertujuan menjaga
kebersihan mulut dan gigi, mencegah infeksi akibat kerusakan pada mulut atau gigi, serta
membantu mengembalikan nafsu makan.
Alat dan Bahan
1. Handuk dan kain pengalas
2. Gelas kumur berisi : air masak atau NaCl, obat kumur, gliserin.
3. Spatel lidah yang telah dibungkus kain kasa
4. Kapas lidi
5. Bengkok atau nierbekken
6. Kain kasa
7. Pinset atau arteri klem
8. Sikat gigi dan pasta gigi
Hygiene Mulut Khusus
1. Klien yang Tidak Sadar
Klien ini lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada mukosa yang
tebal karena mereka tidak mampu untuk makan atau minum, sering bernafas melalui
mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang tidak sadar juga tidak
dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam mulut. Sekresi ini sering terjadi
dari bakteri gram-negatif yang menyebabkan pneumonia jika dihembuskan ke paru-
paru. Dengan demikian perawat harus melindungi klien dari hambatan dan aspirasi.
Prosedur Kerja untuk Pasien tidak sadar
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan posisi tidur miring kanan/kiri
4. Pasang handuk di bawah dagu/ pipi pasien
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang di basahi air hangat/masak
6. Gunakan tong spatel (sudip lidah) untuk membuka mulut pada saat membersihkan
gigi/mulut
7. Lakukan pembersihan dimulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi dan lidah.
8. Keringkan dengan kasa steril yang kering.
9. Setelah bersih, oleskan gliserin
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
2.Klien yang Sadar , tetapi tidak Mampu Melakukan Sendiri.
Prosedur Kerja untuk Pasien sadar, tetapi tidak mampu melakukan sendiri
1. Jelaskan prosedur pada pasien
2. Cuci tangan
3. Atur posisi dengan duduk
4. Pasang handuk di bawah dagu
5. Ambil pinset dan bungkus dengan kain kasa yang di basahi air hangat/masak
6. Kemudian bersihkan pada daerah mulut mulai rongga mulut, gusi, gigi dan lidah. Lalu
bilas air
7. Setelah bersih, oleskan gliserin
8. Untuk perawatan gigi lakukan penyikatan dengan gerak naik turun
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
E. Pencegahan Kelainan Gigi dan Mulut
1. Menggosok gigi
Gosok gigi dengan teliti sedikitnya empat kali sehari setelah makan dan waktu tidur
adalah dasar program hygiene mulut yang efektif. Sikat gigi harus memiliki pegangan
yang lurus,dan bulunya harus cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut.
Sikat gigi harus diganti setiap 3 bulan. Pada lansia dengan penurunan kecekatan dan
pegangan membutuhkan pegangan sikat gigi yang lebih lebar yang memberikan
kemudahan pegangan.
Cara menggosok gigi yang baik:
1. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
2. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas dan bawah dengan posisi bulu sikat 45 derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
3. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
4. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan hanya ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat gigi sesering mungkin.
5. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
6. Sikat lidah untuk menyingkirkan bakteri dan agar napas lebih segar.
7. Pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut karena yang keras dapat membuat gusi terluka dan menimbulkan abrasi pada gigi, yaitu penipisan struktur gigi terutama di sekitar garis gusi. Abrasi dapat membuat bakteri dan asam menghabiskan gigi karena lapisan keras pelindung enamel gigi telah terkikis.
8. Ganti sikat gigi jika bulu sikat sudah rusak dan simpan di tempat yang kering sehingga dapat mongering setelah dipakai.
9. Jangan pernah meminjamkan sikat gigi Anda kepada orang lain karena sikat gigi mengandung bakteri yang dapat berpindah dari orang yang satu ke yang lain meski sikat sudah dibersihkan.
10. Gunakan sikat gigi elektrik untuk si kecil agar lebih mudah digunakan. Sikat gigi jenis ini sebenarnya dapat membersihkan lebih baik daripada sikat gigi manual, namun sebaiknya konsultasikan terlebih dulu soal penggunaannya dengan dokter gigi Anda.
2. Mengurangi makanan yang manis dan lengket
Untuk mencegah kerusakan gigi, klien harus mengubah kebiasaan makan,
mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan.
Makanan yang manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan
gigi. Setelah memakan yang manis, klien harus menggosok gigi dalam waktu 30
menit untuk mengurangi aksi plak. Memakan buah yang mengandung asam seperti
apel dan makanan berserat seperti sayuran segar juga mengurangi plak.
3. Pemberian Flouride
Pemberian flour pada air minum telah memainkan peranan yang dominan dalam
menurunkan karies gigi. Orang yang tidak memiliki air berflouride dapat memperoleh
flourid dalam bentuk obat kumur, pasta gigi atau suplemen.
4. Flossing
Flossing gigi adalah pentig untuk meangkat plak dan tartar dengan efektif diantara
gigi. Gerakan menggergaji digunakan untuk menarik serat halus diantara
gigi,mengangkat plak dan tartar dari email gigi. Jika pasta gigi digunakan pada gigi
sebelum flossing maka fluoride akan masuk kontak langsung dengan permukaan gigi,
membantu mencegah terjadi lubang.
5. Ke dokter gigi
Memeriksakan gigi ke dokter gigi secara rutin setiap 6 bulan sekali sangat dianjurkan.
Hal ini diperlukan agar dokter dapat mendeteksi lubang kecil pada gigi dan dapat
ditangani segera agar lubang tidak semakin besar. Dapat juga dideteksi bagian gigi
yang tidak rata atau berlekuk yang dapat menyebabkan gigi sulit dibersihkan.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
Saran kami agar dengan penulisan makalah ini masyarakat sadar akan pentingnya
personal hygiene, khususnya untuk kebersihan gigi dan mulut
DAFTAR PUSTAKA