43
KEBIJAKAN MONETER DAN PERBANKAN DI INDONESIA Oleh Kelompok III

Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Kebijakan moneter

Citation preview

Page 1: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

KEBIJAKAN MONETER DAN PERBANKAN DI INDONESIA

Oleh Kelompok III

Page 2: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Nama-nama Anggota Kelompok III

• Stevy Pangemanan• Finolia Mamesah• Chyndia Koloay• Debora Pakasi• Fitria Kembuan• Inkha Warbung

Page 3: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Konsep dan Pengertian• Kebijakan Moneter merupakan kebijakan otoritas

moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan

• Tujuan kebijakan moneter adalah dicapainya keseimbangan interen (internal balance) dan keseimbangan ekstern (external balance)

• Keseimbangan interen biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi, dan laju inflasi yang rendah.

• Sedangkan keseimbangan ekstern ditujukan agar neraca pembayaran internasional seimbang.

Page 4: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Konsep dan Pengertian• Kebijakan moneter dibagi dalam dua jenis, yaitu

kebijakan moneter ekspansif dan kebijakan moneter kontraktif.

• Kebijakan moneter ekspansif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk mendorong kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui peningkatan jumlah uang beredar.

• Kebijakan moneter kontraktif adalah kebijakan moneter yang ditujukan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, yang antara lain dilakukan melalui penurunan jumlah uang beredar.

Page 5: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Tenggang Waktu (Lag) Efek dari Kebijakan Moneter

• Jangka waktu antara perubahan kebijakan dengan perubahan kegiatan ekonomi sering disebut tenggang waktu (lag).

• dua macam lag dalam kebijakan moneter, yaitu inside lag dan outside lag.

Page 6: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Kerangka Strategis Kebijakan Moneter• Beberapa strategi dalam mencapai tujuan kebijakan

moneter– Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting)– Penargetan Besaran Moneter (Monetary

Targeting)– Penargetan Inflasi (Inflation Targeting)– Strategi Kebijakan Moneter tanpa jangkar yang

tegas (implicit but not explicit anchor)

Page 7: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Inside lag dan outside lag • Inside lag adalah jarak waktu dari timbulnya permasalahan di dalam

perekonomian sampai dengan dimulainya tindakan kebijakan untuk mengatasinya. – Recognition lag adalah jarak waktu mulai dari timbulnya masalah

sampai dengan saat para pembuat kebijakan menyadari bahwa memang ada masalah.

– Decision lag adalah jarak waktu antara saat diketahuinya ada masalah dan saat diputuskannya suatu tindakan.

– Action lag adalah jarak waktu antara saat keputusan kebijakn diambil dan saat keputusan tersebut mulai dilaksanakan.

• outside lag adalah jarak waktu antara saat mulai dilaksanakannya langkah kebijakan dan saat timbulnya akibat pada perekonomian.

Page 8: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Penargetan Nilai Tukar (Exchange Rate Targeting

Strategi kebijakan moneter dengan penargetan nilai tukar mendasarkan pada keyakinan bahwa nilai tukarlah yang paling dominan pengaruhnya terhadap pencapaian sasaran akhir kebijakan moneterDalam pelaksanaannya, terdapat tiga alternatif yang dapat ditempuh:• dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap harga

komoditas tertentu yang diakui secara internasional• dengan menetapkan nilai mata uang domestik terhadap mata

uang negara-negara besar yang mempunyai laju inflasi yang rendah

• dengan menyesuaikan nilai mata uang domestik terhadap mata uang negara tertentu ketika perubahan nilai mata uang diperkenankan sejalan dengan perbedaan laju inflasi diantara kedua negara.

Page 9: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Penargetan Besaran Moneter (Monetary Targeting)

• Penargetan besaran moneter dilakukan dengan menetapkan pertumbuhan jumlah uang beredar sebagai sasaran antara, serta kredit

• Kelebihan utama dari penargetan besaran moneter adalah dimungkinkannya kebijakan moneter yang independen sehingga bank sentral dapat memfokuskan pencapaian tujuan yang ditetapkan.

Page 10: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

MACAM-MACAM KEBIJAKAN MONETER

1. Kebijakan Pasar Terbuka (Open market Operation)

Kebijakan ini dilaksanakan oleh Bank Sentral dengan cara menjual belikan surat-surat berharga. Tentu saja untuk dapat dilaksanakan kebijakan ini dengan sukses harus tersedia pasar surat berharga. Itu berarti harus ada pihak-pihak atau agen ekonomi yang bertindak sebagai peminta surat berharga dan pemasok surat berharga.

Page 11: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

2. Tingkat Suku Bunga (Tingkat Diskonto)Yaitu tingkat bunga yang diberlakukan bank sentral terhadap pinjaman-pinjaman bank-bank umum yang membutuhkan likuiditas

Page 12: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

3. Penentuan Cadangan Wajib (Reserves Requirement Policy)Bank-bank umum dapat memberikan kredit bila mereka mempunyai cadangan yang cukup untuk itu. Sebagai lembaga keuangan yang berorientasi untuk laba selayaknya bank umum harus mengatur agar cadangan yang ada mampu mendatangkan keuntungan dari kredit yang diberikan. Berkaitan dengan itu Bank Sentral mempunyai kewenangan untuk menentukan besarnya cadangan wajib minimum bank-bank umum, dan ketentuan cadangan wajib minimum itu akan berpengaruh terhdap besarnya kelebihan cadangan yang merupakan dana potensial bagi terciptanya kredit. Jika cadangan wajib meningkat maka akan mengurangi cadangan yang dimiliki bank-bank umum sehingga akan menurunkan jumlah kredit yang dikeluarkan dan dapat mengurangi laju pertumbuhan uang beredar.

Page 13: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

4. Kebijakan Kredit SelektifKebijakan ini biasanya diberlakukan untuk sector dan tujuan tertentu. Misal kredit ekspor berarti kredit tersebut ditujukan untuk menunjang ekspor. Dalam hal ini tujuan utama dari kebijakan terkait bukanlah untuk mengawasi jumlah uang beredar, tetapi lebih diarahkan untuk mengawasi apakah kredit yang diberikan oleh bank-bank umum sesuai dengan keinginan pemerintah.

5. Bujukan MoralKebijakan ini diambil oleh Bank Sentral bukan dengan ketentuan-ketentuan tertulis tetapi dengan mengadakan pertemuan, saran-saran dan himbauan.

Page 14: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

EFEKTIVITAS KEBIJAKAN MONETERPada umumnya efektivitas kebijakan ekonomi dipengaruhi oleh beberapa factor, antara lain :1. Ada tidaknya tujuan yang saling bertentangan

Kemungkinan yang terjadi antara kebijakan mempunyai tujuan bisa selaras atau searah, bisa bertentangan, bisa tumpang tindih atau kembar. Jika yang terjadi tujuan kebijakan-kebijakan tersebut searah maka sasaran aau tujuan tersebut dapat dicapai.

2. Tingkat monetarisasi masyarakat– Kebijakan moneter akan efektif bila masyarakat telah

menggunakan uang baik sebagai media pertukaran, alat pengukur dan penyimpan kekayaan maupun fungsi uang yang lain.

Page 15: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

– Di Indonesia masih banyak kegiatan transaksi ekonomi yang tidak dilakukan lewat pasar atau tidak menggunakan uang, misalnya : pembayaran transaksi tenaga kerja dengan mengguanakan barang atau hasil pertanian. Hal ini menyebabkan kebijakan moneter yang berkaitan dengan M1 tidak akan efektif bagi kelompok atau sector tersebut.

– Semakin tinggi tingkat monetarisasi masyarakat akan semakin efektif kebijakan moneter yang diambil.

– Tingkat monetarisasi masyarakat dapat ditingkatkan melalui berbagai cara seperti dikenalkannya atau dibukanya cabang-cabang bank dan digunakannya uang sebagai alat pembayaran

Page 16: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

3. Faktor Kelambanan (Time Lag)– Salah satu keunggulan dari kebijakan moneter

dibandingkan dengan kebijakan fiscal adalah kecepatan otoritas moneter dalam menetapkan kebijakan tersebut.

– Masalah kelambanan atau time lag ini sangat sering dihadapi, karena memang tidak semua informasi dapat dengan mudah diperoleh khususnya di negara-negara berkembang. Adanya kelambatan dalam mengantisipasi suatu gejolak ekonomi akan dapat mengurangi efektivitas suatu kebijakan ekonomi.

Page 17: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

4. Pengaruh Lembaga KeuanganPerilaku lembaga keuangan bank pada prinsipnya dapat diawasi oleh Bank Sentral, akan tetapi perilaku lembaga keuangan bukan bank tidak sepenuhnya berada di bawah pengawasan Bank Sentral. Dengan demikian adanya suatu kebijakan moneter belum tentu berpengaruh terhadap kegiatan atau kebijakan yang dijalankan oleh lembaga keuangan bukan bank

Page 18: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

5. Harapan (Expectation) masyarakat– Secara teoritis khususnya dalam analisis ekonomi

dengan pendekatan harapan nalar, kebijakan ekonomi akan efektiv bila kebijakan tersebut merupakan suatu syok (shock) bagi masyarakat. Dengan demikian bila informasi dapat diperoleh dari perilaku otoritas moneter dan perekonomian dapat diantisipasi oleh masyarakat, maka kebijakan moneter tidak efektiv.

– Semakin rendah harapan atau ekspektasi masyarakat terhadap keadaan ekonomi dan perilaku pemerintah, maka semakin efektiv kebijakan moneter yang dijalankan.

Page 19: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi variabel target

Jika target yang ingin dicapai adalah mengendalikan atau mengurangi jumlah investasi swasta, untuk dapat merumuskan kebijakan yang cocok perlu diamati faktor-faktor atau variabel-variabel yang mempengaruhi investasi. Kesalahan dalam memilih atau menentukan variabel yang mempengaruhi investasi akan mengurangi atau menyebabkan tidak efektifnya suatu kebijakan ekonomi.

Page 20: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

KEBIJAKAN MONETER BANK INDONESIAPeranan Kebijakan Moneter

Kesejahteraan Masyarakat

Kebijakan Ekonomi

•sustainable growth •full employment •real income•income distribution

Kebj. Fiskal & Sektor Riil

• Kestabilan nilai uang• Menjaga likuiditas perekonomian

Kebijakan Moneter

InflasiNilai Tukar

Jangka Pendek

Permintaan Agregat

Jangka Panjang

Page 21: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Macam – macam Rezim Kebijakan Moneter

Dalam teori kebijakan moneter terdapat beberapa channels dalam transmisi moneter yang diyakini oleh suatu negara dalam rangka mencapai sasaran akhir, yaitu :

1. Monetary targeting; mendasarkan pada pengendalian uang beredar (sbg Intermediate target) dan uang primer (sbg. Sasaran operasional), dengan berdasar kestabilan permintaan uang.

2. Exchange rate targeting; mendasarkan pada pengendalian nilai tukar (sbg intermediate target) untuk mencapai sasaran akhir.

Page 22: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

3. Inflation targeting; memfokuskan sasaran akhir pada target inflasi yang diumumkan. dengan intermediate targetnya menggunakan inflation forecast, yang mendasarkan pada semua channel transmisi moneter. Biasanya dikombinasikan dengan suku bunga untuk penentuan operating targetnya.

4. Implicit Nominal Anchor (No Anchor). Tidak menetapkan sasaran akhir dan intermediate tertentu. Tergantung penilaian dan keyakinan boards of governor. Untuk operating target biasanya menggunakan suku bunga.

Page 23: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

PENGATURAN BANK DENGAN PRINSIP KEHATI-HATIAN (PRUDENT BANKING)

• Struktur pasar keuangan (financial markets) yang sehat ditunjang oleh pelaku pasar yang sehat pula akan membantu berbagai langkah stabilitas ekonomi mencapai sasarannya. Oleh karena itu dibutuhkan pelaku pasar keuangan yang mampu menangkap sinyal-sinyak indikatif yang diisyaratkan otoritas perusahaan. Sejalan dengan itu Bank Indonesia harus terus berupaya meningkatkan profesionalisme pelaku dalam sektor perbankan agar dapat menciptakan bankir yang tangguh dan profesional. Melihat jumlah kantor bank yang semakin bertambah, Bank Indonesia jelas memiliki keterbatasan dalam melakukan pengawasan. Untuk itu Bank Indonesia mengembangkan pola pembinaan dan pengawasan yang mengarah pada industri perbankan yang mampu mengatur sendiri dalam menerapkan pelaksanaan prinsip kehati-hatian.

Page 24: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Fungsi Perbankan Dalam Perekonomian Suatu Negara

1. Fungsi Sebagai Penghimpun Dana dari Masyarakat2. Fungsi Sebagai Penyalur Dana ke Masyarakat3. Fungsi Sebagai Pelayanan Masyarakat

Page 25: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Fungsi Sebagai Penghimpun Dana dari Masyarakat

• Fungsi bank dalam bentuk menghimpun dana-dana dari masyarakat dimaksud di sini adalah masyarakat yang kelebihan dana yang menggunakan instrumen untuk menyimpan dananya tersebut di bank dalam bentuk simpanan.

Page 26: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Fungsi Sebagai Penyalur Dana ke Masyarakat

• Fungsi bank dalam hal ini menyalurkan dana ke masyarakat yang membutuhkan dana. Kebutuhan dana akan lebih mudah diberikan oleh bank apabila masyarakat yang membutuhkan dana tersebut dapat memenuhi semua persyaratan yang ditentukan oleh bank yang bersangkutan.

Page 27: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Fungsi Sebagai Pelayanan Masyarakat

• Fungsi bank sebagai pelayanan masyarakat dapat dijadikan ukuran bagi masyarakat (khususnya nasabah) untuk menempatkan dananya di bank.

• Apabila bank melakukan pelayanan kepada masyarakat secara memuaskan atau memanjakan nasabah bank sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka masyarakat akan cenderung memilih bank tersebut untuk menyimpan dananya,

Page 28: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Pengaturan Prinsip Kehati-Hatian Dalam Undang-Undang Perbankan

• Prinsip kehati-hatian mengharuskan pihak bank untuk selalu berhati-hati dalam menjalankan kegiatan usahanya, selalu konsisten dalam melaksanakan peraturan perundang-undangan di bidang perbankan berdasarkan profesionalisme dan itikad baik

• Prinsip ini diatur dan ditegaskan dalam Pasal 2 UU No.7 Tahun 1992 junto UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan (UU Perbankan) yaitu: “Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian”.

Page 29: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Kewenangan Bank Indonesia Dalam Menetapkan Ketentuan Prinsip Kehati-Hatian

• Bank Indonesia sebagai bank sentral pada bagian konsideran huruf d UUBI ditentukan bahwa untuk menjamin keberhasilan tujuan memelihara stabilitas nilai rupiah diperlukan Bank Sentral yang memiliki kedudukan yang independen. Bank Indonesia berwenang mengatur dan mengawasi sistem perbankan nasional untuk menciptakan perbankan nasional yang sehat

Page 30: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

• Berdasarkan ketentuan Pasal 25 ayat (1) UUBI, ditentukan bahwa, “Dalam rangka melaksanakan tugas mengatur bank, Bank Indonesia berwenang menetapkan ketentuan-ketentuan perbankan yang memuat prinsip kehati-hatian”. Kemudian dalam ayat (2) ditegaskan, “Pelaksanaan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia”.

Page 31: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

LEMBAGA KEUANGAN

UU RI NO.10 Tahun 1998: Bank Badan usaha yg menghimpun dana

dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak

Page 32: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

PERAN LEMBAGA KEUANGAN

1. Pengalihan Aset/ Asset Transmutation

2. Likuiditas/ Liquidity

3. Alokasi Pendapatan/ Income Allocation

4. Transaksi/ Transaction

Page 33: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Lembaga Keuangan

Lembaga Keuangan Bank: Lembaga Keu Lain:

> Bank Sentral > Pasar Modal> Ps Uang &

> Bank Umum Valas> Pegadaian

> BPR > Leasing> Asuransi

> Bank Syariah > Dana Pensiun> Koperasi> Modal Ventura> Anjak Piutang dll

Page 34: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

PERKEMBANGAN LEMBAGA KEUANGAN DI INDONESIA

1. Repelita I, tanggal 1 April 1969Fungsi Lembaga Keuangan pada waktu itu:Mendorong mobilisasi tabungan, penggunaan secara efektif & produktif.

2. Repelita IIPerkembangan LK Asuransi Jiwa, Asuransi Sosial, asuransi kredit, asuransi kerugian,Tabungan Hari Tua, Dana Pensiun, Pasar Uang, Pasar Modal

3. Repelita III Pembentukan Bapepam, PT Danareksa

4. Repelita IV & V Peningkatan peranan LK bank & Bukan Bank5. Repelita VI

Pembentukan PT Permodalan Nasional Madani ( PNM Persero )

Page 35: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Lanjutan6.Pasca Krisis Ekonomi th 1997 LK mengalami kemunduran,

karena berkurangnya kepercayaan masyarakat Indonesia & luar negeri thd perbankan Indonesia banyak bank di yg dibekukan (BB Operasi), BTO dibawah BPPN, karena kredit bermasalah.

7.Pasca Kerusuhan Mei 1998 LK Bukan Bank: Asuransi, Pegadaian banyak dibutuhkan masyarakat

8.Tahun 2003Kebijakan BI untuk menggairahkan sektor usaha terutama UKM Kredit tanpa jaminan

Page 36: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

PERKEMBANGAN PERBANKAN DI INDONESIAAda beberapa periode:

1. Sebelum deregulasi

2. Sesudah deregulasi

3. Saat krisis ekonomi akhir tahun 1997

4. Tahun 2003

Page 37: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

KONDISI PERBANKAN SEBELUM DEREGULASI (sebelum 1988)

• Sangat kuat dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi & politik dari penguasa pemerintah

Page 38: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

KEADAAN BANK SEBELUM DEREGULASI

1. Tidak adanya peraturan perundangan yang mengatur secara jelas tentang perubahan di Indonesia.

2. Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) pada bank-bank tertentu.

3. Bank banyak menanggung program-program pemerintah.

4. Instrumen pasar uang terbatas.5. Jumlah bank swasta yang relatif sedikit.

Page 39: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

6. Kesulitan muncul bank baru.7. Persaingan antar bank yang tidak ketat.8. Posisi tawar menawar bank relatif kuat daripada

nasabah9. Prosedur berhubungan dengan bank yang rumit10. Bank bukan merupakan alternatif utama bagi

masyarakat untuk menyimpan dan meminjam uang

Page 40: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

II. KONDISI PERBANKAN SESUDAH DEREGULASI

KEBIJAKAN DEREGULASI Paket Oktober, 27, 1988, yang berisi:Pengerahan dana masyarakat, yg meliputi1. Kemudahan pendirian kantor Bank2. Kejelasan aturan pendirian Bank swasta:

Modal Bank Umum min Rp 10 M BPR min Rp 50 juta

3.Bank & LKBB bisa menerbitkan sertifikat deposito4.Semua bank bisa menyelenggarakan Tabanas &

Tabungan lain

Page 41: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

Paket 20 Desember 1988, yang berisi:1. Aturan penyelenggaraan Bursa Efek oleh swasta 2. Alternatif sumber pembiayaan berupa:

> Sewa Guna Usaha/ leasing> Modal Venture/ joint venture> Pasar Modal> Kartu Kredit

3. Bank & LKBB dpt melakukan kegiatan perdagangan surat berharga, kartu kredit dll

Paket 29 Januari 1990, yang berisi:Penyempurnaan program perkreditan kepada UKM agar dilakukan secara luas oleh semua bank

Page 42: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

PAKET KEBIJAKAN 25 JANUARI 2005

Pokok-pokok Kebijakan Perbankan:• Bank wajib membatasi posisi saldo harian pinjaman

luar negeri jangka pendek paling tinggi 30% dari modal Bank

• Kualitas kredit ditetapkan berdasarkan faktor penilaian prospek usaha, kinerja debitor dan kemampuan membayar.

• Bank dilarang memiliki aktiva produktif dalam bentuk saham atau surat berharga yang dihubungkan atau dijamin dengan aset tertentu yang mendasari (underlying reference asset) berbentuk saham

• Penyediaan dana kepada satu kelompok peminjam yang bukan

Page 43: Kebijakan Moneter Dan Perbankan Di Indonesia

THANK YOU