3
LO 1 MACAM KEGAGALAN DAN FAKTOR PENYEBAB Fraktur porselen Fraktur porselen terjadi baik dengan logam keramik dan restorasi all ceramic. Sebagian besar fraktur porcelain fused to metal dapat dikaitkan dengan karakteristik desain yang tidak tepat dari kerangka logam atau masalah yang berhubungan dengan oklusi. Restorasi all ceramic umumnya gagal karena kekurangan dalam preparasi gigi atau adanya gaya oklusal yang berat. Sudut yang tajam atau sudut tajam atau daerah yang sangat kasar dan tidak teratur di atas area pelapisan bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan yang menyebabkan penjalaran retak dan patah keramik. Pengecoran logam yang terlalu tipis tidak cukup mendukung porselen, sehingga lentur dan patah pada porselen. porselen yang tidak didukung oleh logam dalam porcelain fused to metal mungkin patah karena kegagalan kohesif dalam porselen. Penanganan yang tidak tepat dari alloy selama pengecoran, finishing atau aplikasi dari porselen dapat menyebabkan kontaminasi logam. Kegagalan penyemenan Kegagalan penyemenan dapat disebabkan karena melonggarnya retainer karena retensi mekanis yang tidak memadai sebagai kekuatan adhesi kimia, dan kekuatan kohesif semen yang terbatas. Kegagalan penyemenan juga dapat terjadi karena teknik sementasi yang buruk. Semen resin dianggap paling kuat. Namun kelemahan utama dari semen resin yaitu perembesan H 2 O yang menyebabkan peningkatan tekanan pada interface yang bertindak sebagai ruang hidrolik, yang mengarah ke kegagalan.

kegagalan gigi tiruan jembatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

faktor penyebab dan dampak kegagalan gigi tiruan jembatan

Citation preview

LO 1 MACAM KEGAGALAN DAN FAKTOR PENYEBAB Fraktur porselen

Fraktur porselen terjadi baik dengan logam keramik dan restorasi all ceramic. Sebagian besar fraktur porcelain fused to metal dapat dikaitkan dengan karakteristik desain yang tidak tepat dari kerangka logam atau masalah yang berhubungan dengan oklusi. Restorasi all ceramic umumnya gagal karena kekurangan dalam preparasi gigi atau adanya gaya oklusal yang berat. Sudut yang tajam atau sudut tajam atau daerah yang sangat kasar dan tidak teratur di atas area pelapisan bertindak sebagai titik konsentrasi tegangan yang menyebabkan penjalaran retak dan patah keramik. Pengecoran logam yang terlalu tipis tidak cukup mendukung porselen, sehingga lentur dan patah pada porselen. porselen yang tidak didukung oleh logam dalam porcelain fused to metal mungkin patah karena kegagalan kohesif dalam porselen. Penanganan yang tidak tepat dari alloy selama pengecoran, finishing atau aplikasi dari porselen dapat menyebabkan kontaminasi logam. Kegagalan penyemenan

Kegagalan penyemenan dapat disebabkan karena melonggarnya retainer karena retensi mekanis yang tidak memadai sebagai kekuatan adhesi kimia, dan kekuatan kohesif semen yang terbatas. Kegagalan penyemenan juga dapat terjadi karena teknik sementasi yang buruk. Semen resin dianggap paling kuat. Namun kelemahan utama dari semen resin yaitu perembesan H2O yang menyebabkan peningkatan tekanan pada interface yang bertindak sebagai ruang hidrolik, yang mengarah ke kegagalan. Gigi tiruan jembatan yang lepas dari penyangga

Gigi tiruan jembatan yang lepas dari gigi penyangga dapat terjadi karena sebagai berikut :

Adanya torsi atau ungkitan

Kesalahan teknik penyemenan (bahan semen kurang baik atau pengadukan yang kurang sempurna)

Terlarutnya semen karena terbukanya tepi restorasi

Gigi penyangga goyang

Gigi penyangga mengalami karies

Kesalahan dalam pemilihan retainer

Restorasi tidak akurat

LO 2 DAMPAK KEGAGALAN

Degenerasi pulpa

Saat pemeriksaan pasien mengeluhkan adanya sensitivitas pada gigi abutment pasca insersi gigi tiruan jembatan, rasa sakit spontan atau kelainan periapikal yang terdeteksi pada gambaran radiografi.

Penyebab:

Panas yang berlebih pada saat preparasi

Pengurangan gigi yang berlebihan

Trauma oklusal Keterlibatan semen yang mengiritasi Rasa tidak nyaman di dalam mulut seperti gigi tiruan goyang, tepian tajam yang melukai mukosa, adanya kontak prematur, dll

Menurunkan kepercayaan diri pasien kerika facing hilang atau warna gigi tidak cocok. Terutama bila hal ini terjadi pada area estetik/anterior.