Upload
christopher-allen-woodrich
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
1/19
KEHILANGAN KEPERAWANAN SITTI NURBAYA:SEBUAH ANALISIS KEJATUHAN TOKOH
MakalahDiajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Lulus Mata Kuliah Sejarah Sastra I
Oleh:Christopher Allen Woodrich
NIM: 084114001
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIAJURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS SANATA DHARMAYOGYAKARTA
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
1
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
2/19
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, ..........................................
Penulis
Christopher Allen Woodrich
KATA PENGANTAR
2
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
3/19
Perawan. Itulah kata yang sangat bermakna dalam bahasa Indonesia.
Walaupun denotasinya hanyalah wanita yang belum pernah berhubungan seksual, ada
banyak sekali konotasi. Ketika ketahuan seseorang itu perawan, langsung diketahui
gadis itu belum pernah menikah dan dibayangkan bahwa gadis tersebut lugu, tidak
berdosa, dan manis. Dibayangkan bahwa gadis itu masih muda, belum terbiasa
dengan kejahatan-kejahatan yang terjadi di dunia luar. Dimengerti bahwa gadis itu
masih tinggal di rumah, dan masih belajar mengurus rumah tangga. Keperawanan
seseorang mencerminkan kehidupan mereka dengan sangat tepat.
Itulah kasus dengan Sitti Nurbaya, tokoh utama karya Marah Rusli Sitti
Nurbaya. Pada awal cerita dia digambarkan sebagai model keluguan, tetapi setelahrencana jahat Datuk Meringgih dijalani dia jatuh menjadi orang yang sudah putus asa
dengan hidup, sampai akhirnya dia meninggal.
Bagaimana bisa sampai kehilangan segala punya dia: keperawanan, keluguan,
dan akhirnya nyawanya? Mari kita cari tahu jawabnya.
Yogyakarta, .. 2009
Christopher Allen Woodrich
NIM: 084114001
DAFTAR ISI
Halaman
3
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
4/19
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Tujuan Analisis ........................................................................... 1
C. Sistematika Penyajian ................................................................. 1
BAB II: RINGKASAN CERITA SITTI NURBAYA .............................. 3
BAB III: KEJATUHAN TOKOH SITTI NURBAYA .................................. 8BAB IV: PENUTUP ....................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kejatuhan tokoh dari tempat tinggi adalah salah satu unsur utama dari sebuahtragedi. Baik itu Oedipus, Macbeth, ataupun Gatsby, tokoh mulia yang sudah beribu
tahun jatuh dalam sastra tragedi. Kejatuhan ini bisa terjadi karena berbagai alasan;
jatuh sendiri, seperti Macbeth, atau terbawa keadaan, seperti Gatsby.
4
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
5/19
Begitu pula dalam salah satu tragedi pertama dari Sastra Indonesia modern,
karya Marah Rusli Sitti Nurbaya, yang terbit pada tahun 1922. Walaupun dia anak
dari seorang saudagar dan anak angkat seorang penghulu, setelah Sitti Nurbaya
dipaksa menikah dengan Datuk Meringgih dia jatuh hingga akhirnya mati.
Bagaimanakah Sitti Nurbaya bisa jatuh dari bangsa tinggi menjadi orang yang
tiada berpengharapan, hingga mati? Itu perlu diketahui.
B. Tujuan Analisis
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tokoh Sitti Nurbaya jatuh
dari seorang perawan kaya menjadi wanita yang terbuang. Ini akan dilakukan dengancara:
menjelaskan peristiwa-peristiwa penting dalam cerita Sitti Nurbaya
melihat dampak peristiwa-peristiwa ini dalam kepribadian Sitti Nurbaya
membandingkan sikap Sitti Nurbaya di awal cerita dan di akhir hidupnya
C. Sistematika Penyajian
Makalah ini dibagi dalam empat bab. Bab I terdiri dari tiga subbab; itu
dimaksud sebagai pengantar supaya pembaca mampu memahami tujuan analisis ini.
Yang dibahas dalam bab ini ialah latar belakang masalah, tujuan analisis
perkembangan tokoh Sitti Nurbaya, dan sistematika penyajian makalah.
Kemudian, Bab II ialah sebuah ringkasan cerita Sitti Nurbaya. Ringkasan
ini dibekerkan sebagai pengantar agar pembaca mengetahui konteks perkembangan
Sitti Nurbaya, terutama pengaruh tokoh lain dan juga peristiwa-peristiwa yang
membentukkan tokohnya.
Akhirnya pada Bab III akan dianalisis perkembangan tokoh Sitti Nurbaya dari
gadis menjadi dewasa dan kejatuhannya pula. Analisis ini terfokus pada tokohnya
sendiri, termasuk bagaimana reaksinya pada peristiwa-peristiwa tertentu dan
bagaimana dia jatuh dari remaja suci menjadi wanita yang penuh dosa hingga
akhirnya meninggal dunia.
5
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
6/19
.Pada Bab IV ada penutup, yang menarik kesimpulan dari Bab II dan Bab III.
Hal yang dibahas dalam bab ini termasuk peristiwa-peristiwa yang paling penting
dalam perkembangan penokohan Sitti Nurbaya dan sifat-sifatnya yang paling berubah
dalam cerita.
BAB II: RINGKASAN CERITA SITTI NURBAYA
Cerita dimulai dengan dua anak dari keluarga mampu yang menunggu di
depan sekolah. Mereka adalah Samsulbahri dan Sitti Nurbaya, dua sahabat akrab
sejak dini. Mereka menunggu pembantu keluarga Samsulbahri yang akan menjemput
mereka dari sekolah. Kedua anak itu khawatir karena pembantu tersebut terlambat
datang, dan lega ketika dia akhirnya datang. Saat perjalanan pulang Samsulbahri
mengajak Sitti Nurbaya untuk mengikuti dia dan beberapa temannya ke Gunung
Padang.
6
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
7/19
Setelah mereka pulang, Samsulbahri minta izin dari ayahnya, Penghulu Sutan
Mahmud, agar dia bisa pergi ke Gunung Pandang. Sutan Mahmud, yang ada dalam
kondisi senang karena baru dapat pinjaman sebanyak Rp. 3.000,- dari Datuk
Meringgih, setuju.
Pada malam itu Sutan Mahmud menemui kakaknya, Putri Rubiah. Mereka
mendiskusikan nasib satu-satunya putri Putri Rubiah, Rukiah, yang sudah berusia
untuk menikah tetapi belum ada calon. Dalam diskusi itu, Putri Rubiah mengeluh
bahwa Sutan Mahmud hanya beristri satu, walaupun penghulu-penghulu lain sudah
berkali-kali beristri; apalagi, istri dari Sutan Mahmud hanya orang biasa. Sutan
Mahmud merasa terhina, dan mereka berdebat. Akhirnya, mereka mencoba berbaikantetapi kunjungan mereka terganggu karena bunyi katuk-katuk yang menandai adanya
pengamukan di luar.
Hari berikutnya Sitti Nurbaya, Samsulbahri, dan dua dari teman Samsulbahri,
yaitu Arifin dan Bakhtiar, naik Gedung Padang. Ternyata mereka kesulitan tidur
semalam karena ada pengamukan yang disebabkan penangkapan seorang pembunuh
oleh ayah Arifin. Setiba di puncak gunung, mereka berhenti untuk istirahat. Arifin
dan Bakhtiar pergi bersenang-senang, dan Sitti Nurbaya ditinggal berdua dengan
Samsulbahri.
Setelah main buaian, Samsulbahri curhat tentang kekhawatirannya akan ke
Jakarta. Dia telah mimpi bahwa Datuk Meringgih menarik Sitti Nurbaya dan
menjauhkannya dari Samsulbahri. Samsulbahri coba melawan, tetapi karena Datuk
Meringgih jauh lebih kuat akhirnya kalah dan dibuang. Ini diikuti Sitti Nurbaya, yang
tidak izinkan Datuk Meringgih berdekatan. Mereka lalu pulang berempat setelah
makan.
Sesaat itu di kota Padang Putri Rubiah mengeluh ke adik Sutan Hamzah
tentang saudara mereka. Mereka sepakat bahwa Sutan Mahmud pasti kena ilmu hitam
karena perilakunya yang sangat tidak normal; mereka salahkan istrinya, yang berasal
dari orang biasa. Agar saudara mereka bisa menikah lagi dengan wanita berbangsa
tinggi, mereka memanggil dukun untuk menghancurkan pernikahan Sutan Mahmud
dengan ilmu dan ramuan.
7
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
8/19
Tiga bulan kemudian, Samsulbahri, Arifin dan Bakhtiar mengadakan pesta
perpisahan dengan teman-teman sesekolah. Para anak bergembira ria sampai akhirnya
pada pulang tengah malam. Samsulbahri antar Sitti Nurbaya pulang ke rumahnya,
dan mereka duduk di depan. Samsulbahri curhat bahwa dia tidak tega tinggalkan
Padang, khususnya Sitti Nurbaya; akhirnya dia mengakui bahwa dia sudah lama
sekali cinta pada Sitti Nurbaya dan minta dia menikah dengannya. Sitti Nurbaya
setuju, dan mereka menyanyikan pantun sampai jam satu pagi.
Hari berikutnya, keluarga Samsulbahri dan Sitti Nurbaya pergi ke Teluk
Bayur untuk antar Samsulbahri ke kapalnya. Setelah diperingati orang tuanya,
Samsulbahri dan Sitti Nurbaya curhat berdua dan tukar hiasan sebagai janjiankesetiaan mereka. Sitti Nurbaya disuruh menulis surat kepada kekasihnya setiap
bulan dan memberitahukan apabila ada masalah. Lalu mereka berpisah.
Dalam waktu yang sama terjadilah pertemuan di antara Datuk Meringgih dan
Pendekar Lima. Ternyata ayah dari Sitti Nurbaya, Baginda Sulaiman, bersaing bisnis
dengan Datuk Meringgih. Oleh karena Datuk Meringgih tidak ingin berkompetisi
dengan siapapun, dia suruh Pendekar Lima hancurkan bisnis Baginda Sulaiman; uang
yang dikeluarkan tidak dipentingkan. Pendekar Lima setuju dan janji akan selesaikan
tugasnya.
Tiga bulan kemudian, Sitti Nurbaya masih merindu berat kekasihnya. Dia
menerima suatu surat dari Samsulbahri, yang menceritakan pengalamannya di
Sekolah Dokter Jawa. Dia juga menerima buah-buahan dari Jawa. Ini membuat dia
lebih tenang.
Setahun kemudian, menjelang bulan Ramadhan, Sitti Nurbaya mengirimkan
surat ke Samsulbahri tentang nasibnya yang buruk: Tiga toko milik Baginda
Sulaiman dibakar habis, kebun kelapanya diracuni, pegawainya pada keluar atau
meninggal, dan orang yang berutang padanya tidak mau membayar kembali.
Akibatnya, semua kekayaan Baginda Sulaiman hancur; rencana Datuk Meringgih
sudah berhasil.
Setelah kejadian-kejadian itu, utang Baginda Sulaiman terus-menerus
bertambah, hingga dia harus meminjam uang dari Datuk Meringgih. Namun, karena
8
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
9/19
tidak mampu membayar kembali uang pinjaman itu, dia diberi dua pilihan: jual
semua tanah dan hartanya, lalu masuk penjara, atau menjodohkan Sitti Nurbaya
dengan Datuk Meringgih. Baginda Sulaiman pilih dipenjarakan, tetapi Sitti Nurbaya
tidak tega melihat apa yang terjadi dan mengikut dengan Datuk Meringgih.
Saat bulan Ramadhan tiba Samsulbahri pulang ke Padang dan diberitahu
bahwa Baginda Sulaiman sakit dan sekarat. Samsulbahri tidak tega mendengar berita
itu, dan pergi ke rumah Baginda Sulaiman dengan membawa buah-buahan. Setelah
mengakui bahwa dia masih tulus sayang pada Sitti Nurbaya kepada Baginda
Sulaiman, Samsulbahri harus menghadapi Sitti Nurbaya yang datang untuk merawat
ayahnya.Setelah mereka dinasihati oleh Baginda Sulaiman, mereka meninggalkan agar
dia bisa istirahat. Dua hari setelah itu mereka bertemu lagi untuk curhat, dan akhirnya
Sitti Nurbaya terbawa nafsu dan peluk dan cium Samsulbahri, yang balas
kemesraannya. Namun, kebahagiaan mereka dihentikan oleh Datuk Meringgih, yang
mendengarkan perilaku mereka dari mata-matanya..
Datuk Meringgih dan Samsulbahri berkelahi di depan rumah, dan Pendekar
Lima hampir menikam Samsulbahri dengan keris. Sitti Nurbaya mencari-cari
bantuan, dan Pendekar Lima melarikan diri. Seketika Sutan Mahmud tiba, Datuk
Meringgih mengeluh bahwa Samsulbahri memancing Sitti Nurbaya untuk selingkuh,
bahkan memukuli dirinya sendiri. Sutan Mahmud malu betul atas perilaku anaknya.
Karena mendengar perkelahian di depan rumahnya Baginda Sulaiman turun
ke bawah, tetapi karena terlalu lelah dia jatuh mati. Sebagai akibat dari semua
kecelakaan itu, Sitti Nurbaya meninggalkan Datuk Meringgih, Samsulbahri melarikan
diri ke Jakarta tengah malam, dan ibu Samsulbahri melarikan diri ke rumah
keluarganya karena tiada kenangan di rumah itu lagi.
Beberapa bulan setelahnya, Samsulbahri sudah di Jakarta lagi dan Sitti
Nurbaya tinggal dengan sepupu kandungnya. Mereka curhat tentang pikiran kacaunya
Sitti Nurbaya, dan mengambil keputusan agar Sitti Nurbaya pergi ke Jakarta untuk
mencari Samsulbahri. Namun, rencana mereka diketahui oleh pihak Datuk
Meringgih.
9
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
10/19
Keesokan harinya Sitti Nurbaya dan pembantu dari Sutan Mahmud naik kapal
untuk pergi ke Jakarta. Pihak dari Datuk Meringgih juga naik kapal itu tanpa
diketahui Sitti Nurbaya. Dalam perjalanan Sitti Nurbaya hampir diperkosa seorang
petugas di kapal, lalu diserang oleh bawahan Datuk Meringgih. Akibatnya, dia jatuh
sakit dan disuruh ke rumah sakit.
Ternyata setelah diketahuinya bahwa Sitti Nurbaya melarikan diri, Datuk
Meringgih mendakwanya sebagai pencuri. Akibtanya, dia disuruh pulang oleh polisi
setelah dia sudah sembuh. Untuk semalam sebelum Sitti Nurbaya naik kapal pulang
ke Padang, dia dan Samsulbahri jalan-jalan di Jakarta untuk hiburkan diri.
Setelah Sitti Nurbaya pulang Padang dan terbukti tidak bersalah, dia diizinkan pergi; namun, Datuk Meringgih masih ingin menjatuhkan dia. Oleh karena
Samsulbahri merasa Sitti Nurbaya tidak dapat kembali ke Jakarta, dia pergi ke
Padang. Sayangnya, harapan ini tidak menjadi kenyataan.
Setelah pulang ke Padang, Sitti Nurbaya kembali tinggal bersama dengan
keluarga sepupunya. Setelah cerita panjang lebar tentang hak wanita, Sitti Nurbaya
merasa kecapekan dan lapar. Kedengaran suara tukang kue, maka mereka membeli.
Namun, setelah kue itu dimakan Sitti Nurbaya, meninggallah dia karena kue itu
diracuni. Setelah dengar kabar itu, ibu dari Samsulbahri meninggal pula.
Kematian ibu dan kekasihnya diberitahukan ke Samsulbahri lewat surat.
Tatkala dia membaca surat itu, Samsulbahri menulis surat kepada ayahnya untuk
minta maaf atas kesalahannya dan memberi tahu bahwa dia akan bunuh diri; ditulis
pula surat untuk guru dan teman-teman sekelas. Dalam surat kabar hari berikutnya,
dia dilaporkan telah bunuh diri di kebun.
Sepuluh tahun kemudian, ada dua opsir yang mendiskusikan masa lalu
mereka, satu orang Belanda dan satu Pribumi. Ternyata si opsir Pribumi (Letnan
Mas) sudah berkali-kali berusaha untuk bunuh diri, tetapi setiap kali gagal. Mereka
dipanggil kapten mereka, lalu diperintahkan agar segera menyelesaikan revolusi di
Padang.
Ternyata kerusuhan itu dipimpin oleh Datuk Meringgih, yang menyatukan
bangsanya untuk melawan Belanda agar tidak harus bayar pajak belasting. Seketika
10
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
11/19
Letnan Mas melawan Datuk Meringgih, dia mengakui bahwa dialah Samsulbahri,
yang gagal bunuh diri sepuluh tahun sebelumnya. Mereka serang-menyerang, dan
akibatnya Datuk Meringgih mati dan Samsulbahri terluka parah.
Ketika di rumah sakit, Samsulbahri minta ayahnya datang. Akhirnya Sutan
Mahmud mengatahui nasib anaknya, dan sangat berduka cita, sehingga meninggal
dunia dua bulan kemudian.
BAB III: KEJATUHAN TOKOH SITTI NURBAYAPada awal cerita si Sitti Nurbaya digambarkan sebagai model keluguan dan
kebaikan. Di bab satu, pertama-tama kali dia diperkenalkan, dia tergambar demikian:
seorang anak perempuan yang umurnya kira-kira
15 tahun. Pakaian gadis ini pun sebagai pakaian anak Belanda
juga. Rambutnya yang hitam dan tebal itu, dijalinnya dan
diikatnya dengan benang sutra, dan diberinya pula berpita
hitam. Gaunnya (baju nona-nona) terbuat dari kain batis, yang
berkembang merah jambu. Sepatu dan kausnya, coklat
warnanya. Dengan tangan kirinya dipegang sebuah batu tulis
dan sebuah kotak yang berisi anak batu, pensil, pena, dan lain-
lain sebagainya; dan di tangan kanannya adalah sebuah payung
sutra kuning muda, yang berbunga dan berpinggir hijau.
Pipinya sebagai pauh dilayang, yang kemerah-
merahan warnanya kena baying baju dan payungnya,
bertambah rupanya, kena panas matahari. Apabila ia tertawa,
cekunglah kedua pipinya, menambahkan manis rupanya;
istimewa pula karena ada tahi lalat yang hitam. Pandangan
matanya tenang dan lembut, sebagai janda baru bangun tidur.
Hidungnya mancung, sebagai bunga melur, bibirnya halus,
sebagai delima merekah, dan di antar kedua bibir itu kelihatan
11
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
12/19
giginya, rapat berjejer, sebagai dua baris gading yang putih.
Dagunya sebagai lebah bergantung, dan pada kedua belah
cuping telinganya kelihatan subang perak, yang bermatakan
berlian besar, yang memancarkan cahaya air embun. Di
lehernya yang jenjang, tergantung pada rantai emas yang halus,
sebuah dokoh hati-hati, yang bermatakan permata delima. Jika
ia minum, seakan-akan terbayanglah air yang diminumnya di
dalam kerongkongannya. Suaranya lemah lembut, bagai buluh
perindu, memberi pilu yang mendengarnya. Dadanya bidang,
pinggangnya ramping. Lengannya dilingkari gelang ular-ular,yang bermatakan beberapa berlian yang bernyala-nyala
sinarnya. Pada jari manis tangan kirinya yang halus itu,
kelihatan sebuah cincin mutiara, yang besar matanya. Kakinya
baik tokohnya dan jalannya lemah gemulai (Rusli, Sitti
Nurbaya, 1 2).
Dalam gambaran di atas ada beberapa hal yang menunjukkan bahwa Sitti
Nurbaya adalah orang yang lugu, yang tulus hatinya. Pertama-tama, saat Sitti
Nurbaya dan sahabatnya Samsulbahri pulang dari sekolah dan masih berseragam
sekolah. Pelajar, baik SD, SMP, maupun SMU, sering dianggap orang yang lugu
karena mereka fokus pada pelajaran dan masih dalam periode perkembangan. Ini
dicerminkan juga dengan seragamnya, yang konotasinya orang yang teratur.
Terkait pula dengan sekolah adalah kotak yang dibawanya. Oleh karena isi
kotak sekolah Sitti Nurbaya banyak, bisa dibayangkan bahwa dialah pelajar yang
rajin dan sangat ingin bersekolah. Kerajinan ini mencerminkan kebaikannya dan juga
keluguannya; apabila dia rajin bersekolah dimengerti bahwa dia tidak berbuat nakal
di luar karena terlalu sibuk belajar.
Ada pula kaitan kain yang dipakai Sitti Nurbaya dengan kemuliannya. Sutra
adalah kain yang mahal, halus, dan lembut. Dengan penggunaan kain sutra untuk
payung dan kain, Marah Rusli mencerminkan suasana hati Sitti Nurbaya yang halus
dan lembut. Dia juga menggambarkan statusnya sebagai anak orang yang kaya.
12
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
13/19
Fisik si Sitti Nurbaya mencerminkan keluguannya. Wajahnya halus, giginya
putih, dan rambutnya hitam. Oleh karena tiada cacat fisik bisa dikatakan bahwa pada
saat itu dia belum pernah mengalami kejadian buruk yang membuat dia stress;
fokusnya masih pada kebaikan dunia dan bukan kepada kejahatan atau hal buruk
yang bisa terjadi.
Dalam bab satu, ketika Sitti Nurbaya dan Samsulbahri mendiskusikan apa
bisa terjadi pada orang yang menjemput mereka, kelihatan pula jelas sekali sikap baik
dan optimis Sitti Nurbaya. Walaupun Samsulbahri percaya bahwa pembantunya
sedang malas-malasan, Sitti Nurbaya lebih percaya dan berempati pada dia:
Bagaimanakah rasanya, kalau kita sendiri sudah setuaitu, masih dimarahi juga? Pada sangkaku, tentulah ada alangan
apa-apa padanya. Jangan-jangan ia mendapat kecelakaan di
tengah jalan (Rusli, Sitti Nurbaya, 3).
Kepercayaan pada orang lain mencerminkan bahwa Sitti Nurbaya berhati
putih dan tulus; oleh karena dia tidak berbuat buruk, dia percaya bahwa orang lain
takkan berbuat buruk. Keluguan dan kenaifan ini mencerminkan kekurangan
pengalamannya dengan kesusahan dalam hidup, khususnya dengan orang yang tidak
baik.
Pada bab tiga keluguan Sitti Nurbaya dalam soal cinta digambarkan secara
jelas. Samsulbahri mengatakan dalam pantun:
Padang Panjang dilingkar bukit
Bukit dilingkar kayu jati
Kasih sayang bukan sedikit
Dari mulut sampai ke hati. (Rusli, Sitti Nurbaya, 48).
Tatkala Sitti Nurbaya dengar pantun itu, wajahnya menjadi merah dan dia
menjadi malu karena teringat kasih sayang yang dia simpan untuk Samsulbahri. Ini
membuktikan bahwa Sitti Nurbaya belum mengakui bahwa cinta itu wajar dan
merasa malu karena punya rasa sayang pada Samsulbahri.
Lugunya juga terbukti dengan bagaimana dia terus-menerus berpikir
Samsulbahri anggap dia sebagai adik, betapa perilakunya. Walaupun Samsulbahri
13
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
14/19
ayunkan dia di buaian (Hal. 53), punya mimpi buruk tentang mereka (Hal. 57), dan
antar dia pulang dari pesta malam-malam (Hal. 79), Sitti Nurbaya tidak tahu dia
sukainya; akhirnya, Samsulbahri harus mengakui terus terang perasaannya.
Senangnya Sitti Nurbaya atas pengakuan Samsulbahri dan status mereka
sebagai jodoh menandai puncak kehidupannya. Dia belum pernah merasa sebahagia
itu, dan dia dan Samsulbahri menyanyikan pantun sampai pukul satu pagi.
Namun, hari berikutnya dia merasa sedih dan tidak tahu harus bagaimana.
Betapa rindunya pada Samsulbahri hanya digambarkan sedikit; kata tidak mampu
menjelaskan rasa sakit hati yang dia alami.
Nurbaya menerima tanda mata Samsu itu lalu diciumnya,sedang air matanya jatuh bercucuran (Rusli, Sitti Nurbaya, 90).
Setelah hubungan mereka diresmikan dan mereka menjadi pasangan,
Samsulbahri pergi ke Jakarta, sikap Sitti Nurbaya berubah. Walaupun sebelumnya dia
tidak tahu ragu tentang sikap baik orang lain, selama Samsulbahri ada di Jakarta dia
menjadi ragu-ragu atas kesetiaannya:
Betul, tetapi hatiku sebenarnya khawatir juga, kalau-
kalau ia kelak tergoda oleh perempuan lain; karena Jakarta kota
negeri besar, segala godaan ada di sana. Nyonya yang bagus-
bagus, tentu tak kurang dan kabarnya perempuan-perempuan
Sunda pun, banyak pula yang cantik-cantik (Rusli, Sitti Nurbaya,
111).
Ini membuktikan bahwa Sitti Nurbaya mulai menjadi lebih dewasa dan was-
was dalam hubungannya dengan orang lain. Sikapnya mulai berubah, dari orang yang
selalu optimis menjadi orang yang kadang-kadang merasa cemburu dan minder.
Fisiknya Sitti Nurbaya, yang sebelumnya mulus dan cantik, mulai tampak tua
setelah perusahaan ayahnya dihancurkan dan dia diminta menjadi istri Datuk
Meringgih:
badanku menjadi kurus kering, tinggal kulit,
pembalut, tulang. Jika engkau lihat aku sekarang ini, pastilah tak
kenal lagi engkau kepadaku. Demikianlah perubahan badanku,
14
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
15/19
karena sedih, susah, takut, dan makan hati (Rusli, Sitti Nurbaya,
136).
Badannya yang tinggi lampai dan lemah gemulai itu
menjadi kurus, mukanya yang putih kuning serta kemerah-
merahan, bila kepanasan, menjadi pucat; matanya yang jernih itu
menjadi pudar, dikelilingi oleh suatu lingkaran hitm yang dalam;
pipinya seakan-akan cekung, rambutnya kusut, sebagai tiada
dindahkannya benar-benar (Rusli, Sitti Nurbaya, 154).
Perubahan fisik ini menandai perubahan dalam suasana hati Sitti Nurbaya,
dari seorang gadis perawan penuh dengan harapan menjadi dewasa yang mahklumdengan nasibnya. Dia tiada waktu untuk fokus pada dirinya sendiri ataupula
kebahagian, hanya untuk memikirkan hidupnya yang menjadi bagai neraka. Semakin
badannya berarah tua, semakin gagasannya mulai melihat dunia senyatanya.
Perubahan yang paling besar dalam kehidupannya adalah ketika dia menikah
dengan Datuk Meringgih; pernikahan ini akhirnya menjadi alasan mengapa Sitti
Nurbaya jatuh. Pernikahan itu juga menandai bukan hanya kehilangan
keperawanannya yang sesungguh-sungguhnya, tetapi bagaimana dunia
memandanginya pula. Tidak lagi dia dapat dianggap anak kecil; menurut masyarakat
luas, dia sudah tumbuh dewasa dan harus bersikap demikian.
Sitti Nurbaya juga tambah tidak percaya pada orang lain, termasuk
Samsulbahri. Ketika mereka harus bicara pada bulan Ramadhan, Sitti Nurbaya harus
diberi tahu berkali-kali bahwa Samsulbahri masih sayang padanya, dan bisa terima
perbuatannya. Hatinya yang dulu bisa terima siapa-siapa akhirnya menjadi tertutup
dan mencuriga:
Sesungguhnyakah tiada berubah hatimu kepadaku, Sam?
Sesungguhnyakah hatimu itu masih suci dan bersih kepadaku,
sebab dahulu, sebelum terjadi perkara ini? Dan sesungguhnyakah
dapat kauberi ampun dan maaf aku, atas kesalahanku? Ataukah,
sebab engkau malu kepada ayahku dan karena hendak
15
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
16/19
membesarkan hatiku saja, engkau berjanji sedemikian? (Rusli,
Sitti Nurbaya, 170)
Dia menjadi pula lebih tidak terkendali. Walaupun sebelumnya dia menjadi
malu karena pandung yang romantis dan bermuka merah, setelah dia sudah menikah
dengan Datuk Meringgih dia mudah emosi, sampai berani cium dan peluk
Samsulbahri di depan rumahnya.
Mendengar pantun ini, tiadalah tertahan oleh Nurbaya
hatinya lagi, lalu dipeluknya Samsu dan diciumnya pipinya.
Dibalas oleh Samsu cium kekasihnya ini dengan pelukan yang
hasrat (Rusli, Sitti Nurbaya, 180).Setelah perkelahian Samsulbahri dan Datuk Meringgih, Sitti Nurbaya
ditinggal sendiri tanpa siapa pun: ayahnya sudah meninggal, kekasihnya sudah
melarikan diri, dan suaminya. Oleh karena itu, dia melarikan diri dan tinggal sendiri
dengan satu-satunya saudara kandung yang masih selamat, sepupunya. Dalam
pembicaraan Sitti Nurbaya dengan sepupunya, kelihatan betapa rasa hampa yang ada
dalam hatinya, karena hanya ada satu orang saja yang dapat dia percaya:
Aku banyak meminta terima kasih kepadamu, atas
kesudian hatimu, menolong aku yang tengah duka cita ini. Di
dalam halku ini, hanya engkau seoranglah yang masih setia
kepadaku; suka bersusah payah memimpin aku, supaya jangan
sesat kepada jalan yang salah (Rusli, Sitti Nurbaya, 198).
Dia terus menerus jatuh ketika di kapal. Dia hampir diperkosa oleh petugas
kapal (Hal. 213) dan ada yang coba membunuhnya (Hal. 214). Kejatuhannya hampir
lengkap: kemaluannya sudah tidak ada lagi dan ada yang mengejar dia agar bisa
membunuhnya. Oleh karena itu dan juga karena batinnya yang amat depresi, dia jatuh
sakit.
Setelah bertemu dengan Samsulbahri lagi dia mulai lebih senang dan bisa
berdiri sendiri. Namun, sudah jelas dia tidak merasa senang dalam waktu lama.
Semalam itu lupalah Nurbaya akan hal yang telah
ditanggungnya, dan dirasainyalah kesenangan seorang perempuan
16
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
17/19
yang bebas, yang berdekatan dengan kekasihnya. Malam itulah
malam yang ketiga kali Nurbaya merasa untungnya mujur (Rusli,
Sitti Nurbaya, 227).
Walaupun ketika dia kembali ke Padang dia masih merasa sedih, dia optimis
bahwa kehidupannya akan menjadi lebih baik. Dia sangat harapkan kembali ke
Jakarta untuk bersama Samsulbahri, dan membuat rencana untuk masa depannya.
Namun, dia saat itu sudah cukup jatuh. Walaupun pada awal cerita dia sangat
optimis, dia saat kembali ke Padang sudah mengerti bahwa tidak dapat keadilan
untuk perempuan (Bab XII). Perubahan sikapnya ini disebabkan oleh pengalamannya
sebagai istri Datuk Meringgih.Dari tempatnya ini dia jatuh untuk terakhir kali. Setelah dia makan kue yang
beracun, Sitti Nurbaya meninggal:
Tatkala dilihat Fatimah, Nurbaya terhantar di tempat
tidurnya, tiada bergerak lagi, lalu berteriaklah pula dia ia menangis
dengan merentak-rentak dan memukul-mukulkan tangannya,
sehingga ramailah bunyi ratap di rumah itu. Orang sebelah-
menyebelah pun gempar datang, hendak mengetahui, apa yang
terjadi di situ. Tapi seorang pun tak dapat memberi keterangan
yang nyata, selainnya daripada Nurbaya telah meninggal (Rusli,
Sitti Nurbaya, 259).
Dengan kematian Sitti Nurbaya, jatuhnya lengkap; akhirnya Datuk Meringgih
sampai ke tujuannya.
DIAGRAMA: KEJATUHAN SITTI NURBAYA
*Catatan:
Awal adalah awal cerita.
17
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
18/19
Bukit adalah saat perjalanan Sitti Nurbaya dengan kawan-kawan ke Bukit Padang
Pengakuan adalah pengakuan perasaan Samsulbahri terhadap Sitti Nurbaya
Perpisahan adalah perpisahan Sitti Nurbaya dengan Samsulbahri
Pernikahan adalah pernikahan Sitti Nurbaya dengan Datuk Meringgih
Perceraian adalah perceraian Sitti Nurbaya dengan Datuk Meringgih
Pelarian adalah pelarian Sitti Nurbaya ke Jakarta
Kepulangan adalah kepulangan Sitti Nurbaya ke Padang
Kematian adalah kematian Sitti Nurbaya
BAB IV: PENUTUP
Kehidupan Sitti Nurbaya dalam cerita ini naik-turun seperti bukit. Di awal
cerita, dia hidup dalam pangkat tinggi dan puas dengan hampir segala aspek
hidupnya; dia hanya merasa kurang puas dengan cinta. Kekurangan itu dipenuhi
setelah Samsulbahri mengakui cinta kepadanya, dan hidupnya sampai ke puncaknya.
Walaupun dia menjadi agak sedih setelah harus berpisah, dia masih merasa sangat
senang.
Namun, setelah rencana Datuk Meringgih dijalani dan Baginda Sulaiman
jatuh, hingga Sitti Nurbaya wajib menikahi Datuk Meringgih, kehidupannya menjadi
kacau. Dia merasa amat bersalah dan berdosa, hingga anggap Samsulbahri benci
kepadanya. Setelah dia perkelahian Samsulbahri dengan Datuk Meringgih dia harus
melarikan diri ke rumah sepupunya; semakin lama menjadi semakin depresi.
Ketika dia akhirnya ambil keputusan untuk melarikan diri ke Jakarta,
hidupnya mulai kelihatan lebih positif. Dia senang bertemu dengan Samsulbahri dan
mulai membuat rencana untuk pindah ke Jakarta untuk selamanya. Walaupun dia
sedih karena disuruh pulang Padang, dia masih penuh harapan.
18
8/14/2019 Kehilangan Keperawanan Sitti Nurbaya: Sebuah Analisis Kejatuhan Tokoh
19/19
Akan tetapi, harapan ini tidak terjadi. Dia akhirnya jatuh secara lengkap
ketika Datuk Meringgih meracuninya. Setelah dia sudah meninggal, tiada kesempatan
atau kemungkinan untuk menyelamatkan diri dari hidup malang yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Rusli, Marah. 2008. Sitti Nurbaya. Catatan keempat puluh empat. Jakarta: Balai
Pustaka.
19