32
KELOMPOK 5

Kel 5 Mkk Seminar2-2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ty

Citation preview

KELOMPOK 5

KELOMPOK 5Laporan kasusAnto 8 tahun, siswa SD, pulang kerumah diantar oleh guru nya dengan darah keluar dari hidungnya. Sebagai dokter keluarga tersebut anda ditelpon dan segera bergegas kerumah yang bersangkutan. Dalam perjalanan anda mulai memikirkan hipotesis mengenai penyebab keluarnya darah dari lubang hidung. terlihat anto duduk bersandar dikursi dengan tangan memegang saputangan menutupi hidungnya dan ada sedikit bercak-bercak darah. Dari auto dan allo anamnesis anda mendapatkan bahwa perdarahan hidung baru dialami pertama kali setelah melakukan olahraga sepak bola kiri-kira 1 jam yang lalu . Sebelumnya penderita tidak demam tidak batuk pilek dan sakit hidung lainnya dan tidak pernah mengalami trauma kepalaTERMINOLOGIOlahraga : Gerak badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuhEpistaksis : Keadaan perdarahan dari hidung yang keluar dari lubang hidung , rongga hidung , nasopharing Demam : Suatu keadaan peningkatan suhu inti, yang sering (tetapi tidak seharusnya) merupakan bagian dari respons pertahanan organisme multiselular (host) terhadap invasi mikroorganisme atau benda mati yang patogenik atau dianggap asing oleh host.Untuk kepentingan klinis praktis, pasien dianggap demam bila suhu rektal mencapai 38oC, suhu oral 37,6oC, suhu aksila 37,4oC, atau suhu membran tympani mencapai 37,6oC.pilek : Penyakit pada saluran napasBatuk : Respon reflek pengeluaran benda asing pada saluran napas ANATOMI DAN FISIOLOGI HIDUNG

Hidung luar:kerangka tulang dan tulang rawan

Mukosa hidungMukosa pernapasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang bersilia dan di antaranya terdapat sel goblet

Vaskularisasi Depan: cabang-cabang a. Facialis

Atas: a. Etmoid anterior dan a. Etmoid posterior (cabang dari a. oftalmika dari a. karotis interna)

Bawah: a. Palatina mayor dan a.Sfenopalatina (cabang a. maksilaris interna)

Pleksus Kiesselbachanastomosis dari a. etmoid anterior, a. sfenopalatina, a. labialis superir, a. palatina mayor)

Inervasi n. Olfaktorius untuk penghidun. Etmoidalis anterior bagian depan dan atas rongga hidungGanglion sfenopalatinaFisiologiJalan napas udara inspirasi masuk lewat nares anterior lalu naik setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaringMekanisme imunologik lokal palut lendir mengandung albumin, IgG, IgM, lisozimFiltrasi oleh palut lendir, vibrissae, ciliaHumidifikasi oleh palut lendirPengatur suhu oleh pembuluh darah di bawah epitelPenghidu terdapat mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior, 1/3 bagian atas septumResonansi suaraBantu proses bicara (m, n, ng)Refleks nasalHipotesisEpistaksis anterior et causa perubahan suhu lingkunganEtiologi EpistaksisLokalSistemikTrauma: mengorek hidung, benturan ringan-berat, mengeluarkan ingus terlalu kerasKelainan p.darahInfeksi lokal: Rinitis, sinusitisTumor: Hemangioma, angiofibromaPerubahan udara: cuaca sangat dingin atau keringKelainan darah:Leukimia, trombositopeni, hemofiliaKelainan KardiovaskularKelainan Kongenital:Osler-Rendu Weber Disease, Von Willenbrand diseaseInfeksi sistemik:Demam Berdarah Gangguan hormonalPatofisiologiAnto (8 tahun)Olahraga Sepak BolaNose PickingGangguan Pembekuan DarahVasodilatasi dan TD TinggiTrauma MukosaLingkungan Panas dan KeringBersin Terlalu KerasEpistaxisMukosa KeringTrauma MinorPemeriksaan fisikTanda vitalTanda terjadi syokLebam pada ekstremitasSumber perdarahan

PEMERIKSAAN PENUNJANG

NASAL ENDOSCOPY Obstruksi akibat deviasi septum Polip Fraktur spur Hipertrofi jaringan massa

COMPLETE BLOOD COUNT Anemia Infeksi Hitung Platelet PTT (Partial Thromboplastin Time) APTT (Activated Partial Thromboplastin Time)

NASAL X-RAY

SINUS X-RAYSINUS MRI epistaksis berulang SINUS CT epistaksis berulang Penatalaksanaan epistaksisTiga prinsip utama dalam menanggulangi epistaksis yaitu :Menghentikan perdarahanMencegah komplikasiMencegah berulangnya epistaksisEpistaksis Anterior1. KauterisasiSebelum dilakukan kauterisasi, rongga hidung dianestesi lokal dengan menggunakan tampon kapas yang telah dibasahi dengan kombinasi lidokain 4% topikal dengan epinefrin 1 : 100.000 atau kombinasi lidokain 4% topikal dan penilefrin 0.5 %Tampon ini dimasukkan dalam rongga hidung dan dibiarkan selama 5 10 menituntuk memberikan efek anestesi lokal dan vasokonstriksi2. Tampon AnteriorApabila kauter tidak dapat mengontrol dan sumber perdarahan tidak dapat diidentifikasi, maka diperlukan pemasangan tampon anterior dengan menggunakan kapas atau kain kassa yang diberi vaselin atau salap antibiotikTampon ini dipertahankan selama 3 4 hari dan kepada pasien diberikan antibiotik spektrum luasEpistaksis posterior1. Tampon PosteriorTekhnik inipertama sekali diperkenalkan oleh Bellocq,dengan menggunakan tampon yang diikatdengan tiga pita (band). Masukkan kateter karetkecil melalui hidung kedalam faring, kemudianujungnya dipegang dengan cunam dandikeluarkan dari mulut agar dapat diikat padakedua ujung pita yang telah disediakan. Kateterditarik kembali melalui rongga hidung sehinggatampon tertarik ke dalam koana melaluinasofaring.Bantuan jari untuk memasukkantampon kedalam nasofaring akan mempermudahtindakan ini. Apabila masih tampakperdarahan keluar dari rongga hidung, makadapat pula dimasukkan tampon anterior kedalam kavum nasi. Kedua pita yang keluar darinares anterior kemudian diikat pada sebuahgulungan kain kasa didepan lubang hidungPenatalaksanaan di rumahDuduk tegak condong sedikit ke depan dan bernafas melalui mulutPencet hidung selama 5 menitDengan tangan lainnya,kompres bridge of the nose dengan esSetelah 5 menit , lepaskan pencarian tersebut sementara ke ice pack tetap di pertahankan sampai 10-15menitKalau masih berdarah ulangi pencetan tersebut sampai 10 menitKalau masih berdarah panggil dokter andaPerawatan di praktek / klinikDuduk tegak ,BP vena berkurang mengurangi perdarahan selanjutnyaPencet hidung dengan ibu jari dan jari telunjuk nafas dari mulut sampai 5-10 menitSetelah perdarahan berhenti ,jangan mencongkel dan meniup melalui hidung dengan keras.jangan menunduk sampai beberapa jam kemudian . Pertahankan kepala lebih tinggi dari jantungKalau terjadi perdarahan kembali bersihkan hidung dari bekuan darah , semprot kedua lubang hidung dengan dekongestan nasal spray,pencet hidung kembali seperti prosedur semulaKalau epistaksis sering:-dilakukan kauterisasi-tampon hidung:-balon -tampon khusus-evaluasi pengobatan yang sedang dijalani pemakaian nasal tube dipakai pelumas\uap airKonsul / kirim ke RS bila:-perdarahan berlangsung > 20 menit-perdarahan terjadi sesudah kecelakaan ,jatuh atau trauma kepala termasuk pukulan pada muka yang mungkin menyebabkan fraktur tulang hidungKomplikasiAkibat perdarahan hebat- syok & anemiatekanan darah turun mendadak dapat menimbulkan iskemia otak, insufisiensi koroner dan MCI, dan akhirnya kematian. Sehingga harus dilakukan pemasangan infus atau transfusi darahAkibat pemasangan tamponSinusitis, otitis media, bahkan septikemia akibat tampon yang tidak steril. Oleh karena itu, pemasangan tampon harus selalu diberikan antibiotik dan setelah 2-3 hari tampon harus dicabut dan diganti tampon baru meski masih ada perdarahanPada waktu pemasangan tampon Belloq dapat terjadi laserasi palatum molle dan sudut bibir karena benang yang terlalu kencang dilekatkanPrognosisAd vitam: BonamAd fungsionam: BonamAd sanationam: Dubia ad bonam

Pada umumnya baik untuk kasus-kasus tanpa komplikasi dan kasus epistaksis posterior bila ditangani dengan adekuatPencegahan