4
SINOPSIS JURNAL EPIDEMIOLOGI SURVEILANS PEMETAAN DAERAH RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANGKALAN 24 Desember 2014 Kelompok 7: Wanda Vemitta (145070309111037) Tri Anggi Purnasari (145070309111038) Noor Halidah Puji L (145070309111039) Rosa Octrianna (145070309111040) Anisha Ayu Hapsari (145070309111041) Farida Rahmawati (145070309111042) PROGRAM STUDI ILMU GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Kel 7 Epid Rawan Pangan Pemetaan Daerah Rawan Pangan Di Kabupaten Bangkalan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Rawan Pangan

Citation preview

SINOPSIS JURNAL EPIDEMIOLOGI SURVEILANSPEMETAAN DAERAH RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANGKALAN24 Desember 2014

Kelompok 7:Wanda Vemitta(145070309111037)Tri Anggi Purnasari(145070309111038)Noor Halidah Puji L(145070309111039)Rosa Octrianna(145070309111040)Anisha Ayu Hapsari(145070309111041)Farida Rahmawati (145070309111042)

PROGRAM STUDI ILMU GIZI KESEHATANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2014PEMETAAN DAERAH RAWAN PANGAN DI KABUPATEN BANGKALAN

1. Latar Belakang Alasan Penelitian :Kabupaten Bangkalan diidentifikasi sebagai wilayah yang rentan terhadap rawan pangan dengan menggunakan 10 indikator penduduk rawan pangan (hasil pemetaan rawan pangan, FIA, 2005).

2. Metode Penelitian : Waktu dan Tempat : dilakukan selama 4 bulan dimulai pada waktu bulan April Agustus 2010. Dilakukan pada wilayah Kecamatan Blega, meliputi:a. Penyusunan Indikator Rawan Pangan (Dimensi ketersediaan pangan, kesehatan. Dan social ekonomi)b. Penentuan daerah Rawan Pangan Penyusunan arahan yang tepat untuk pengelolaan daerah rawan pangan di KecamatanTanah Merah Kabupaten Bangkalan.

3. Metode Pelaksanaan Metode yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi dan studi pustaka.

4. Analisa Data Metode identifikasi rawan pangan dilakukan dengan menggunakan indikator FIA (Food Insecurity Atlas) dengan 14 indikator dan melalui 3 tahapan, yaitu tahapan penyusunan indikator rawan pangan, tahapan penentuan wilayah rawan pangan dan tahapan penyusunan arahan untuk pengelolaan daerah rawan pangan.

5. Hasil dan Pembahasan Diidentifikasikan dan disusun sejumlah indikator-indikator yang tepat dalam menentukan kawasan rawan pangan di Kecamatan Tanah Merah, dari 14 indikator yang dianjurkan untuk digunakan hanya 9 indikator yang tepat dapat digunakan pada 3 dimensi kelompok indikator, yaitu :

a. Ketersediaan panganIndikator : konsumsi normativeb. Akses pangan dan mata pencahariaan Indikator : % penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, % desa yang tidak bisa dilalui kendaraan roda empat, % desa yang tidak mempunyai akses listrikc. Kesehatan dan GiziIndikator : Angka harapan hidup pada saat lahir, % penduduk buta huruf, angka kematian bayi, % penduduk yang tinggal > 5 km dari puskesmas

Lalu didapatkan hasil karakteristik wilayah rawan pangan di Kecamatan Tanah Merah dicirikan oleh sebaran wilayah lahan pertanian yang besar. Sarana dan prasarana masih terbatas dan pola pertanian umumnya masih dilakukan secara tradisional dan pola pertanian subsistem masih tinggi.Penyebab kerawanan pangan di Kecamatan Tanah Merah berdasarkan atas indikator kerawanan pangan yang digunakan adalah penduduk dibawah garis kemiskinan, akses listrik dan penduduk buta huruf.

6. Intervensi Sebagai alternative yang direkomendasikan kebijakan pengelolaan daerah rawan pangan adalah dengan meningkatkan aksesibilitas terhadap pangan dan mendorong tumbuhnya aktivitas perekonomian di tingkat wilayah dan rumah tangga.