Upload
nur-silmi-istiqomah
View
123
Download
11
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Imunoloogi
Citation preview
KELOMPOK 4
M. Adityo Nugroho Nur Silmi IstiqomahNatalia Yosephine Nurul Fadhilah HarahapNi Wayan Asti Saraswati Palda AptrianyNisrina Hanifah Piani AnandaNovi Dwimukti Ratnasari Prasita NaraswariNur Amany Burhan R. Khairunnisa Priskilla Nur Arsya Mugis Rachmatika Putri SolehaNur Azmina Rr Adinda Diannerezky
TUGAS IMMUNOLOGI
Sistem imun melindungi tubuh kita dari berbagai kuman dan mikroorganisme. Bila tidak ada perlindungan itu, maka tubuh kita akan mudah diinfeksi oleh kuman dan mikrorganisme tersebut.
Karena ada respon imun, maka sistem imun kita dapat menyerang para pengganggu dan penyebab berbagai penyakit. Salah satunya adalah invasi mikroba. Salah satu bentuk respon pertahanan tubuh terhadap invasi mikroba adalah inflamasi
SISTEM IMUN
Inflamasi merupakan respon biologik kompleks pada jaringan vaskular terhadap stimulus yang berbahahaya, seperti patogen, sel yang rusak, atau iritan. Inflamasi terbagi menjadi dua pola dasar yaitu :
1. Inflamasi akut2. Inflamasi kronis
INFLAMASI
Inflamasi merupakan respon organisme terhadap patogen, tanda-tanda inflamasi adalah :
1. Rubor merah2. Tumor bengkak3. Kalor panas4. Dolor sakit5. Fungsio laesa
TANDA-TANDA INFLAMASI
1. Rubor merahSeiring dengan dimulainya reaksi peradangan, arteriol yang memasok daerah tersebut berdilatasi sehingga memungkinkan lebih banyak darah mengalir ke dalam mikrosirkulasi local, disebut hyperemia atau kongesti., menyebabkan kemerahan local pada peradangan akut.
2. Tumor bengkak Aspek mencolok pada peradangan akut mungkin adalah tumo ratau pembengkakan local yang dihasilkan oleh cairan dan sel-sel yang berpindah dari aliran darah ke jaringan interstisial
3. Kalor panas Panas secara khas hanya merupakan reaksi peradangan yang terjadi pada permukaan tubuh. Daerah peradangan di kulit menjadi lebih banyak darah dialirkan dari dalam tubuh ke permukaan daerah yang terkena dibandingkan dengan daerah yang normal.
4. Dolor sakit Perubahan Ph local atau kosentrasi local ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf Selain itu pembengkakan jaringan yang meradang menyebabkan peningkatan tekanan local yang tidak dapat diragukan lagi dapat menimbulkan nyeri.
5. Fungsio laesa perubahan fungsiBagian yang bengkak, nyeri disertai sirkulasi abnormal dan lingkungan kimiawi lokal yang abnormal akan berfungsi abnormal pula.
Tujuan reaksi inflamasi untuk menghilangkan atau mengahancurkan iritan dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan.
Inflamasi membawa pada daerah inflamasi sel-sel fagositik untuk mencerna bakteri atau debris selular, antibodi untuk mengenal, menyerang dan menghancurkan bahan asing.
TUJUAN REAKSI INFLAMASI
1. 1. Sel-sel didalam pembuluh darah(PMN, limfosit, monosit, faktor penggumpal darah, eosinofil, basofil)
2. Sel-sel jaringan ikat(Sel mast, fibroblast, makrofag)
3. ECM(Serabut elastis, serabut kolagen, proteoglikan)
Sel-Sel Imun yang Terlibat pada Reaksi Inflamasi
Sistem komplemen merupakan bagian dari sistem protein enzimatik. Dapat diaktifkan sepanjang reaksi radang akut yang berlangsung melalui berbagai jenis:1. Pada jaringan nekrosis, enzim yang mampu mengaktifkan komplemen dibebaskan dari sel yang telah mati2. Selama infeksi berlangsung, kompleks antigen-antibodi yang
terbentuk dapat mengaktifkan komplemen melalu jalan yang klasik, sedangkan endokrin bakteri gram negatif
mengaktifkan komplemen melalu jalan alternatif.
SISTEM KOMPLEMEN
Peran sistem komplemen pada reaksi inflamasi
1. Mencerna sel, bakteri, dan virus2. Opsonisasi, yaitu memicu fagositosis antigen
partikulat3. Mengikat reseptor komplemen spesifik pada sel
pada sistem kekebalan, memicu fungsi sel spesifik, inflamasi, dan beberapa molekul imunoregulator
4. Pembersihan imun, yaitu memindahkan sisa-sisa bahan imunitas dari sistem kekebalan dan me nimbunnya di limpa dan hati
Peran sitokin dalam reaksi inflamasi
Dalam kondisi fisiologis, sitokininhibitor berfungsi sebagai elemen imunomodulator yang membatasi efek yang berpotensi menjadi injuri dari reaksi inflamasi berkelanjutan atau yang berlebihan.
Dalam kondisi patologis, mediator anti-inflamasi ini dapat baik memberikan kontrol yang kurang atas aktivitas proinflamasi dalam penyakit yang dimediasi imun atau kompensasi berlebihan dan menghambat respon imun, menjadikan host beresiko terhadap infeksi sistemik.
Inflamasi merupakan respon biologik kompleks pada jaringan vaskular terhadap stimulus yang berbahaya, seperti patogen, sel yang rusak, atau iritan yang bertujuan untuk menghilangkan atau mengahancurkan iritan dan untuk memperbaiki kerusakan jaringan
yang melibatkan sel-sel didalam pembuluh darah(PMN, limfosit, monosit, faktor penggumpal darah, eosinofil, basofil), sel-sel jaringan ikat(sel mast, fibroblast, makrofag), dan ECM(serabut elastis, serabut kolagen, proteoglikan).
Sistem komplemen dan sitokin berperan besar pada reaksi inflamasi
KESIMPULAN