23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kendali mutu dalam penjualan dan pemasaran tidak hanya mencakup divisi pemasaran industri pembikinan atau produksi saja, tetapi juga organisasi-organisasi distribusi yang terlibat dalam penjualan barang dagangan, termasuk perusahaan-perusahaan perdagangan, grosir, pengecer, supermarket, departemen store, penjualan dari pintu ke pintu dan penjualan melalui pos. Definisi ini dapat diperluas sehingga mencakup industi tersier atau industri jasa. Ke dalam kategori ini dapat dimasukan transportasi, keuangan dan perbankan, industri komunikasi dan informasi, penyediaan energi industri, industri kesehatan dan kesejahteraan, industri hiburan dan lain-lain. Semua industri tersebut masih mempunyai satu hal yang sama, yaitu mereka menjual jasa “lunak” (walaupun mungkin juga menjual barang-barang dangan “keras”). Pengendalian mutu terpadu diterapkan secara sama pada semua divisi pemasaran. Apakah suatu divisi menjual barang dagangan “keras” atau “lunak”, tidak ada perbedaan dalam penerapan pengendalian mutu terpadu. Biasanya orang-orang di sektor jasa atau divisi pemasaran dan pelayanan pelanggan cenderung mengira bahwa kendali mutu merupakan tugas pabrik dan orang-orang yang bekerja di divisi pembikinan. Anggapan itu salah, selama seseorang menjual 1

[Kelompok 9] Makalah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Manajemen Mutu

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar Belakang

Kendali mutu dalam penjualan dan pemasaran tidak hanya mencakup divisi pemasaran industri pembikinan atau produksi saja, tetapi juga organisasi-organisasi distribusi yang terlibat dalam penjualan barang dagangan, termasuk perusahaan-perusahaan perdagangan, grosir, pengecer, supermarket, departemen store, penjualan dari pintu ke pintu dan penjualan melalui pos.Definisi ini dapat diperluas sehingga mencakup industi tersier atau industri jasa. Ke dalam kategori ini dapat dimasukan transportasi, keuangan dan perbankan, industri komunikasi dan informasi, penyediaan energi industri, industri kesehatan dan kesejahteraan, industri hiburan dan lain-lain. Semua industri tersebut masih mempunyai satu hal yang sama, yaitu mereka menjual jasa lunak (walaupun mungkin juga menjual barang-barang dangan keras).

Pengendalian mutu terpadu diterapkan secara sama pada semua divisi pemasaran. Apakah suatu divisi menjual barang dagangan keras atau lunak, tidak ada perbedaan dalam penerapan pengendalian mutu terpadu. Biasanya orang-orang di sektor jasa atau divisi pemasaran dan pelayanan pelanggan cenderung mengira bahwa kendali mutu merupakan tugas pabrik dan orang-orang yang bekerja di divisi pembikinan. Anggapan itu salah, selama seseorang menjual suatu barang dagangan atau jasa, ia harus bertanggung jawab atas mutunya. Orang mungkin membeli dari suatu subkontraktor dan menjualnya kepada orang lain, tetapi jika distributor terlibat dalam tindakan itu, ia mengambil alih atas jaminan mutu barang dagangan atau jasa yang dijual. Memang distributorlah yang menggunakan kendali mutu yang serius. Dalam istilah praktis, distributor harus menetapkan dengan jelas strandar mutu bagi semua barang dagangan yang dibeli dari subkontraktor dan memeriksa keadaan kendali mutu yang terdapat di antara calon-calon subkontraktor sebelum memilih subkontraktor yang tepat. Jika mereka telah dipilih, distributor harus memberikan bimbingan yang perlu dalam meningkatkan kendali mutu diantara para subkontraktor itu, ujilah mereka dan periksalah barang dagangannya pada saat diterima. Juga merupakan tanggung jawab distributor untuk memberikan pelayanan purna jual dan menyediakan suku cadang.

Dari latar belakang yang diuraikan di atas, kami berusaha menyusun makalah yang berkaitan dengan kendali mutu dalam pemasaran. Sehingga, judul dari makalah ini adalah Kendali Mutu dalam Pemasaran: Distribusi dan Jasa.1.2Ruang Lingkup Penulisan

Pendahuluan Masalah-masalah yang berhubungan dengan pengendalian mutu terpadu dalam pemasaran (distribusi dan jasa) Pemasaran dan pengembangan produk baru Kegiatan pemasaran dalam jaminan mutu Memilih dan membina sistem distribusi Pengendalian mutu dalam kegiatan pemasaran Bagaimana memulai pengendalian mutu terpadu dalam divisi pemasaran dan distributor1.3 Tujuan

Untuk menjelaskan awal dari kendali mutu dalam pemasaran Untuk menjelaskan masalah-masalah yang berhubungan dengan pengendalian mutu terpadu dalam pemasaran (distribusi dan jasa) Untuk menjelaskan pemasaran dan pengembangan produk baru Untuk menjelaskan gegiatan pemasaran dalam jaminan mutu Untuk menjelaskan pemilihan dan pembinaan sistem distribusi Untuk menjelaskan pengendalian mutu dalam kegiatan pemasaran Untuk menjelaskan bagaimana memulai pengendalian mutu terpadu dalam divisi pemasaran dan distributor

BAB IIPEMBAHASAN2.1 PENDAHULUAN

Bagaimanapun, kendali mutu dalam penjualan dan pemasaran tidak hanya mencakup divisi pemasaran industri pembikinan atau produksi saja, tetapi juga organisasi-organisasi distribusi yang terlibat dalam penjualan barang dagangan, termasuk perusahaan-perusahaan perdagangan, grosir, pengecer, supermarket, departemen store, penjualan dari pintu ke pintu dan penjualan melalui pos.

Definisi ini dapat kita perluas sehingga mencakup industi tersier atau industri jasa. Kedalam kategori ini dapat dimasukan transportasi, keuangan dan perbankan, industri komunikasi dan informasi, penyediaan energi industri, industri kesehatan dan kesejahteraan, industri hiburan dan lain-lian. Semua industri tersebut masih mempunyai satu hal yang sama, yaitu mereka menjual jasa lunak (walaupun mungkin juga menjual barang-barang dangan keras).

Pengendalian mutu terpadu diterapkan secara sama pada semua divisi pemasaran. Apakah suatu divisi menjual barang dagangan keras atau lunak, tidak ada perbedaan dalam penerapan pengendalian mutu terpadu. Biasanya orang-orang di sektor jasa atau divisi pemasaran dan pelayanan pelanggan cenderung mengira bahwa kendali mutu merupakan tugas pabrik dan orang-orang yang bekerja di divisi pembikinan. Anggapan itu salah, selama seseorang menjual suatu barang dagangan atau jasa, ia harus bertanggung jawab atas mutunya. Orang mungkin membeli dari suatu subkontraktor dan menjualnya kepada orang lain, tetapi jika distributor terlibat dalam tindakan itu, ia mengambil alih atas jaminan mutu barang dagangan atau jasa yang dijual. Memang distributorlah yang menggunakan kendali mutu yang serius. Dalam istilah praktis, distributor harus menetapkan dengan jelas standar mutu bagi semua barang dagangan yang dibeli dari subkontraktor dan memeriksa keadaan kendali mutu yang terdapat di antara calon-calon subkontraktor sebelum memilih subkontraktor yang tepat. Jika mereka telah dipilih, distributor harus memberikan bimbingan yang perlu dalam meningkatkan kendali mutu diantara para subkontraktor itu, ujilah mereka dan periksalah barang dagangannya pada saat diterima. Juga merupakan tanggung jawab distributor untuk memberikan pelayanan purna jual dan menyediakan suku cadang.Di Jepang, perusahaan-perusahaan yang berhasil adalah perusahaan-perusahaan yang melaksanakan pengendalian mutu terpadu yang memastikan partisipasi divisi pemasarannya, sistem distribusinya, dan para subkontraktornya. Selama lebih dari 20 tahun, Jepang telah mempromosikan jaminan mutu dengan tekanan pada penerapannya pada saat pengembangan produk baru. Jelas bahwa divisi pemasaran mempunyai peranan penting dalam merencanakan produk-produk baru, pelayanan prajual, penjualan dan pelayanan purnajual.Sears, Roebuck and Company departemen store yang terkenal di Amerika Serikat telah mempunyai spesialis-spesialis kendali mutu sejak tahun 1950-an. Departemen store itu menetapkan sendiri standar-standar produknya dan mempunyai laboratorium pemerikasaan produk yang efisien. Ia hanya membeli dari subkontraktor-subkontraktor yang melaksanakan kendali mutu yang baik. Lebih dari 90% produknya dijual dengan merek Sears sendiri. Departemen store itu mengelola persedian sekitar 200.000 suku cadang dalam usahanya untuk menyajikan pelayanan purna jual yang baik.2.2 MASALAH-MASALAH YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGENDALIAN MUTU TERPADU DALAM PEMASARAN (DISTRIBUSI DAN JASA)

Adapun kondisi-kondisi perdagangan dari sudut pandang pengendalian mutu terpadu yang berhubungan ataupun berpotensi untuk menimbulkan masalah-masalah dalam pemasaran (distribusi dan jasa) yaitu:

1. Orang sering mengikuti anggapan yang keliru bahwa kendali mutu merupakan tanggung jawab pabrikan atau divisi pembuatan/pemrosesan di perusahaan itu sendiri. Seharusnya yang dilakukan oleh perusahaan adalah memastikan untuk menggunakan pemeriksaan kendali mutu terhadap calon-calon subkontraktor, dan melaui proses itu dapat kemudian dapat memilih subkontraktor. Dan juga perusahaan harus memberikan bimbingan dalam mencapai tujuan kendali mutu subkontraktornya. Untuk melakukan pekerjaan yang baik dalam melakukan penjualan, maka perusahaan mula-mula harus mendidik subkontraktornya untuk meproduksi produk yang baik dan memuaskan pelanggan.

2. Orang-orang dalam pemasaran cenderung selalu memikirkan hasil jangka pendek, dan melupakan nilai pelaksanaan pengendalian mutu terpadu yang dapat memberi peluang bagi mereka untuk tumbuh dalam usahanya bersama-sama dengan karyawan. Mereka juga telah melakukan kebajikan untuk membagi keuntungan dengan karyawan-karyawannya dan memperhatikan kesejahteraan mereka. Hal inilah yang menyebabkan kegagalan dalam memperoleh laba dan kepercayaan jangka panjang.

3. Kegiatan penjualan mereka tidak memperhitungkan kepentingan pelanggan dan tidak mengusahakan untuk mendapatkan kepercayaan pelanggan.

4. Berpendapat bahwa pekerjaan pemasaran hanyalah menjual produk-produk yang telah dibeli atau diproduksinya.

5. Tidak merasa bertanggung jawab terhadap jaminan mutu.

6. Tidak merasa bertanggung jawab terhadap pengembangan produk baru dan perencanaan.

7. Kurangnya pengetahuan mengenai produk yang mereka tangani.

8. Tidak cukup mendidik personel penjualnya. Kekurangan pendidikan terutama yang secara nyata dalam kendali mutu.

9. Dalam proses kegiatan penjualan, mereka hanya mengandalkan pengalamannya sendiri dan naluri dan tidak berdasarkan fakta dan data. Dalam kegiatan penjualan mereka hanya memperhatikan penampilan dan hasil akhirnya tanpa memperhatikan analisis proses dan pengendalian dalam prosesnya. Karena tidak memperhatikan analisis proses maka perusahaan tidak mampu untuk menganalisis dan menyelidiki faktor-faktor penyebab apabila terjadi masalah dan perusahaan pun tidak mampu untuk menyelidiki faktor-faktor penyebab guna melaksakan tindakan pencegahan terhadap terulangnya masalah yang sama. Setiap pekerjaan dalam kendali mutu harus dilaporkan dan dicatat secara rinci.

10. Terlalu sering data palsu diberikan dengan sengaja atau menggunakan data yang salah karena kesalahan yang tidak tidak disengaja.

11. Data sering tidak distratifikasi atau tidak dikategorikan namun dijadikan satu.2.3 PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK BARU

Dasar kendali mutu adalah memasuki pasar (market in), yaitu menciptakan produk-produk yang dicari oleh konsumen. Divisi yang mempunyai hubungan paling dekat dengan konsumen adalah divisi pemasaran. Divisi ini harus mengikuti trend dan menemukan kebutuhan konsumen terebih dahulu dari para pesaingnya. Ia harus menerjemahkan kebutuhan tersebut kepada gagasan-gagasan baru dan kemudian secara aktif berpartisipasi dalam perencanaan dan pengembangan produk-produk baru.

Banyak orang yang masih merasa bahwa tugas divisi pemasaran adalah menjual produk-produk baru yang dibuat oleh divisi riset dan pengembangan. Memang benar adanya bahwa gagasan produk harus berasal dari seluruh divisi perusahaan, namun secara perspektif pengendalian mutu terpadu, bagian yang memiliki beban utama adalah divisi pemasaran karena divisi tersebut memelihara hubungan yang tetap dengan konsumen. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa pemasaran sudah seharusnya menjadi bagian integral dari pengendalian mutu terpadu.

2.4KEGIATAN PEMASARAN DAN JAMINAN MUTU

Pemasaran memegang peranan penting pada pintu masuk dan pintu keluar jaminan mutu. Jaminan mutu berarti mendahului konsumen menentukan kebutuhan mereka, mengembangkan produk baru, membuat konsumen membeli produk tersebut, melaksanakan pelayanan purnajual secara efektif dan membuat konsumen memakai produk tersebut dengan puas. Peranan pemasaran dalam jaminan mutu dibagi menjadi tiga tahap yaitu:

1) Jaminan mutu sebelum penjualan

2) Jaminan mutu pada saat penjualan

3) Jaminan mutu sesudah penjualan

2.4.1 Jaminan mutu sebelum penjualan

1. Dasar kendali mutu adalah memasuki pasar. Perusahaan harus memproduksi suatu yang dibutuhkan oleh konsumen dan kemudian menjualnya. Menjual barang dagangan disebut produk keluar (product out). Perusahaan harus selalu memproduksi sesuatu yang laku dijual.

2. Divisi pemasaran harus menganalisis kebutuhan konsumen baik saat ini ataupun masa yang akan datang dan membuat rencana kasar bagi produk baru.

3. Merumuskan ide bagi produk-produk baru dan berpartisipasi aktif dalam pengembangan produk-produk baru. Hal ini memerlukan analisis mutu atas kebutuhan konsumen.

4. Divisi pemasaran harus mempertimbangkan kepentingan relatif dan mutu dari produk tersebut pada saat perencanaan dan pengembangan.

5. Menentukan apakah rencana produksi tersebut memadai.

6. Membuat saran untuk menguji produk baru dan riset produksi serta riset gabungan.

7. Mempraktekkan sistem pralayan (before service).

8. Menyelesaikan barang pendukung seperti katalog, petunjuk pemakaian, buku pegangan perbaikan, buku pegangan service, dan dokumen lainnya.

9. Menguji pencegahan akan kelemahan produk.10. Menyiapkan promosi jangka panjang

11. Mendidik pihak-pihak yang bersangkutan sebelum memulai penjualan produk.

12. Merencanakan ada tidaknya kunjungan kepada pihak-pihak yang tertarik akan produk tersebut.

13. Melakukan pemeriksaan kepada pihak luar yang terlibat dalam produk tersebut.2.4.2 Jaminan Mutu pada Saat Penjualan

1. Pendidikan kendali mutu dan pendidikan mengenai produk harus diberikan kepada semua personel penjualan dalam perusahaan dan kepada mereka yang berada dalam sistem distribusi.

2. Pralayan (before-service) harus dilaksanakan dengan memadai. Dapatkan dari konsumen apa yang mereka perlukan, dan anjurkan suatu produk tertentu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Buatlah anjuran itu dari sudut kepentingan konsumen. Anda merupakan profesional mengenai produk itu karena mengetahui lebih banyak tentang produk itu daripada konsumen. Janganlah laba jangka pendek membutakan penjual dalam membuat rokemendasi yang tepat.

3. Tanyalah dengan seksama mengapa pelanggan menginginkan produk itu. Bagaimana ia akan menggunakannya? Ingat, pelanggan adalah raja, tetapi raja itu bisa buta.

4. Menguji produk sebelum dijual, dan berikan jaminan mutu yang memadai. Cobalah untuk menemukan kemerosotan mutu. Apakah penyimpanan pengendalian perlengkapan dilaksanakan dengan memadai?

5. Pada saat pelanggan menerima, berapa persenkah yang rusak? Adakah kesalahan-kesalahan berikut yang dibuat: mengirimkan produk yang salah? Salah kirim? Pesanan tidak dipenuhi?

6. Periksalah apakah petunjuk pemakaian produk tertentu dinyatakan cukup jelas. Berapa lama jangka waktu pelayanan purna jual atau garansi?

7. Dapatkah tanggal penyerahan dipenuhi? Apakah terdapat kemungkinan kehabisan persediaan kelambatan penyerahan yang menyusahkan pelanggan? Pada setiap langkah distribusi, usahakan untuk mencapai 90 sampai 95 persen penyerahan negara.

8. Apakah penjual/produsen cukup baik menangani masalah-masalah berikut: pengepakan, transportasi, atau instalasi?2.4.3 Jaminan Mutu Setelah Penjualan

1. Apakah pengendalian aliran awal produk baru ini memadai? Informasi atau umpan balik apa yang diperoleh?

2. Cara apa yang paling baik untuk menentukan periode garansi, periode asuransi, dan periode pelayanan reparasi gratis? Salah untuk menentukan periode itu terlalu lama, sebab dapat mengakibatkan ketidakadilan terhadap pelanggan.

3. Apakah buku petunjuk dan buku pegangan service memadai?

4. Apakah karyawan-karyawan perusahaan bersangkutan selalu melakukan kunjungan periodik (kepada pelanggan dan distributor)?

5. Apakah hal-hal berikut cukup ditangani: sistem pascalayan (after-service), service statio, kunjungan kepada para pemakai, personel service (pengetahuan tekniknya, jumlahnya, penempatan, dan sebagainya), suku cadang yang harus disediakan, mesin dan peralatan yang digunakan dalam service? Apakah sistem itu mempunyai kemampuan untuk segera melakukan service yang diminta? Misalnya, perbandingan service seketika dengan seluruh jumlah permintaan service harus dipantau (dimonitor) dengan seksama. Demikian pula jika suku cadang dibutuhkan, berapakah perbandingan suku cadang yang dapat disajikan seketika dengan jumlah total suku cadang yang diminta? Kemudian masalah efisiensi penyerahan juga harus ditampilkan. Sampai mana keefektifan sistem service perusahaan itu dimanfaatkan?

6. Apakah pemeriksaan periodik dilaksanakan secara efektif? Periksalah untuk mengetahui apakah pemeriksaan yang dilakukan terlalu berlebihan sehingga menyebabkan pelanggan mengeluarkan biaya tambahan. (Misalnya, apakah pemeriksaan periodik mobil itu efektif?)

7. Apakah masalah tanggung jawab terhadap kelemahan produk ditangani dengan memadai? Apakah terdapat keperluan untuk menarik kembali beberapa produk?

8. Apakah diketahui presentase produk-produk yang tidak rusak dan yang rusak yang dikembalikan? Apakah mempunyai cukup pengertian tentang situasinya? Apakah sebab-sebabnya sudah dianalisis dan diselidiki?

9. Ketika pelanggan mengadu, apakah informasi itu segera disalurkan kepada orang yang tepat di divisi yang tepat? Pelajarilah terus menerus tingkat kepuasan pelanggan.

10. Apakah sudah konsisten dicoba untuk mengungkapkan pengaduan tersembunyi yang mungkin dipunyai oleh pelanggan? Bila kendali mutu telah dimulai, pengaduan tersembunyi akan menjadi nyata, dan jumlah pengaduan akan sangat berubah.

11. Jika perusahaan menggunakan informasi yang diperoleh dengan cara itu dan mengembangkan produk baru, sistem jaminan mutu perusahaan akan jauh lebih membaik. Divisi pemasaran melaksanakan fungsi sebagai pemasok. Bagan arus pada lampiran dalam akhir makalah ini menjelaskan organisasi kegiatan jaminan mutu dari Divisi Penjualan Komatsu Manufacturing Company, pembuat mesin-mesin konstruksi dan buldozer terbesar di Jepang.2.5MEMILIH DAN MEMBINA SISTEM DISTRIBUSI

Bagi divisi pemasaran suatu pabrik, memilih dan membina sistem distribusi lebih penting lagi daripada memilih dan mempertahankan subkontraktor. Perusahaan harus mempertimbangkan tugas khusus ini dari sudut pandangan memantapkan sistem jaminan mutu perusahaan. Tidak ada aturan tertentu yang ditetapkan bagi proses ini, sebab pemilihan dipengaruhi oleh filosofi dasar, kebijakan, dan produk perusahaan. Bagaimanapun, perusahaan harus menetapkan suatu rencana jangka panjang dan memperhatikan pemilihan, pendidikan, dan pembinaan sistem distribusinya. Di bawah ini adalah daftar masalah-masalah yang perlu dipertimbangkan:

1. Apakah lebih baik mempunyai banyak kantor cabang dan kantor penjualan, ataukah lebih baik mendirikan suatu perusahaan distribusi? Atau apakah lebih baik untuk memanfaatkan perusahaan dagang, agen, atau grosir?

2. Apakah Anda ingin menjual produk-produk dengan merk perusahaan Anda sendiri, atau dengan merk pabrik perlengkapan yang asli?

3. Bagaimana Anda menetapkan tanggung jawab kantor-kantor cabang, kantor-kantor penjualan, grosir, dan pengecer dalam hubungannya dengan penjualan dan jaminan mutu? Dapatkah mereka menangani pasca layanan (after-service)? Dapatkah mereka menerima barang-barang yang dikembalikan dan menangani pengaduan? Siapa yang akan bertanggung jawab terhadap tindakan yang diambil oleh kantor-kantor cabang dan sebagainya itu?

4. Sekarang periksalah sistem pengendalian persediaan Anda. Siapa yang bertanggung jawab terhadap tingkat bahan-bahan yang tidak ada dalam persediaan dan jumlah persediaan?

5. Anda harus memberikan kepemimpinan dalam menetapkan kegiatan kendali mutu dalam sistem distribusi Anda. Anda harus membinanya. Anda mungkin menginginkan untuk mulai menerapkan gabungan gugus kendali mutu antara distributor Anda dan divisi-divisi yang lain.2.6 PENGENDALIAN MUTU DALAM KEGIATAN PEMASARANPrinsip dasar dalam pengendalian mutu dalam kegiatan pemasaran sangat sederhana, yaitu didiklah secara efektif, jelaskan sasaran, dan kendalikan prosesnya. Dalam proses ini, kegiatan gugus kendali mutu dapat dimanfaatkan. Sebagai acuan, contoh masalah pengendalian dalam operasi pemasaran antara lain:

1. Pendidikan dan pelatihan dalam pengendalian mutu terpadu dan penerapannya.

2. Promosi kegiatan gugus kendali mutu.

3. Pengendalian jumlah pesanan yang diterima dan jumlah penjualan (kuantitas dan jumlah uang yang terlibat).

4. Pengendalian rekening piutang, pencegahan piutang yang tidak bisa ditagih.

5. Pengendalian laba.

6. Pengendalian persediaan: mengetahui persediaan yang dikelola oleh pabrik, dalam sistem distribusi, dan toko-toko pengecer (jumlah, macam-macam barang, penurunan mutu selama dipajangkan, pengamatan FIFO (first-in-first-out), produk yang persediaannya habis, produk atau suku cadang yang rusak dalam persediaan, tingkat pengendalian persediaan dan sebagainya).

7. Pengendalian tanggal penyerahan (angka penyerahan segera, angka penyerahan dari subkontraktor, dan sebagainya).

8. Persentase jam-jam karyawan keluar kantor, angka kunjungan pelanggan, angka kunjungan yang direncanakan, persentase waktu yang digunakan untuk menjumpai pelanggan, dan sebagainya.

9. Apakah digunakan taktik penjualan paksaan? (Sediakan kartu terpisah bagi setiap penjual eceran).

10. Pengendalian kehilangan barang dagangan, termasuk kehilangan karena pencopetan.

11. Sistem kendali kuantitas perusahaan yang menyeluruh (proyeksi penjualan dan prestasi sebenarnya, persediaan dalam proses produksi, semi produksi, dan perakitan bahan-bahan baku, waktu penyelesaian, dan sebagainya.2.7BAGAIMANA MEMULAI PENGENDALIAN MUTU TERPADU DALAM DIVISI PEMASARAN DAN DISTRIBUTOR

Telah terbukti bahwa kendali mutu, pengendalian mutu terpadu, dan kegiatan gugus kendali mutu telah mempunyai dampak yang sangat penting terhadap divisi pemasaran dan terhadap distributor. Tetapi walaupun demikian, banyak orang yang berhubungan dengan pemasaran dan ditribusi mengatakan bahwa kendali mutu tidak berhubungan dengan mereka dan secara terbuka, orang-orang tersebut menunjukkan sikap meremehkan.

Memulai penerapan kendali mutu harus dilakukan secara hati-hati sebelum penggunaan kendali mutu itu sendiri. Cara yang paling mudah untuk memulai kendali mutu dalam operasi pemasaran tersebut ialah memperkenalkan gugus kendali mutu, kemudian dilanjutkan dengan kendali mutu atau pengendalian mutu terpadu.

Untuk mempraktekkan kendali mutu disarankan agar memulainya dengan pemecahan masalah mengenai divisi tersebut melalui kendalimutu, usahakan agar karyawan mengalami nilai kendali mutu setelah itu tangani dengan beberapa butir-butir yang akan dijelaskan selanjutnya. Selain itu, doronglah pendidikan mengenai pengendalian mutu kepada manajer puncak, manajemen madya, anggota-anggota staf, tenaga penjual, dan para ketua gugus kendali mutu.

Dalam pemasaran, walaupun lokasinya berbeda tetapi semua kantor pada dasarnya melaksanakan tugas yang sama. Jika suatu masalah mengenai kendali mutu telah terpecahkan, maka beritahukan hasilnya kepada semua pihak. Hal itu merupakan suatu proses yang disebut Penyebaran Lateral (menerapkan teknik pemecahan kasus yang berhasil pada bidang-bidang lain).

Manajer puncak dapat memulai suatu program pendengalian mutu terpadu yang jelas dalam tujuan kebijakannya. Biarkalah pengendalian mutu terpadu dari puncak ke bawah bergabung dengan kegiatan gugus kendali mutu yang dicirikan oleh pendekatan dari atas ke dasar. Jika proses dari puncak kebawah dan dari dasar keatas berhasil disatukan, maka perusahaan tersebut memiliki pengendalian mutu terpadu yang sebenernya, di mana semua orang terlibat di dalam pengendalian mutu tersebut.Hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemasaran terkait dengan kendali mutu:

1. Ajukan gagasan untuk produk baru guna memenuhi kebutuhan pelanggan

2. Menganalisis cara menerima pesanan serta analisis penyebab mengapa perusahaan dapat kalah saing dengan perusahaan pesaing

3. Menganalisis proyeksi penjualan serta rencana penjualan

4. Pengendalian jumlah penjualan

5. Pengendalian laba serta pegeluaran

6. Melaksanakan promosi penjualan serta pengaruhnya

7. Mengumpulkan informasi mengenai pesanan yang diterima

8. Penurunan jumlah rekening piutang, pengumpulan rekening piutang

9. Peningkatan efisiensi kerja berdasarkan perkiraan serta peningkatan kecermatan perkiraan tersebut

10. Pengendalian barang yang dikembalikan

11. Pengendalian persediaan, tingkat penyerahan segera, tingkat penyerahan dari subkontraktor, presentase produk jadi dalam persediaan serta persentase barang yang rusak dalam persediaan

12. Cara menangani pengaduan dari tuntutan konsumen

13. Masalah yang berhubungan dengan pascalayanan, perbaikan tanggapan yang segera terhadap pelayanan yang diminta, tingkat penyerahan segera suku cadang yang diminta, rasionalisasi pamflet dan pegangan lainnya, perbaikan dalam teknik servis, biaya pemeliharaan selama produk bias digunakan

14. Pengorganisasian dan pemanfaatn daftar pelanggan, rasionalisasi kunjungan pelanggan, dan perbaikan jumlah kunjungan kepada setiap pelanggan dan lamanya waktu yang digunakan untuk menemui pelanggan

15. Masalah yang berhubungan dengan kelemahan produk

16. Pengorganisasian sistem distribusi

17. Pemerikasaan pengiklanan

18. Ketepatan, kecepatan, rasionalisasi, dan otomatisasi kantor penjualan dan pekerjaan administrasi

19. Analisis dan pengendalian semua butir di atas dengan stratifikasiBAB IIIPENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kendali mutu dalam penjualan dan pemasaran mencakup divisi pemasaran atau produksi, dan organisasi-organisasi distribusi yang terlibat dalam penjualan barang dagangan, termasuk perusahaan-perusahaan perdagangan, grosir, pengecer, supermarket, departemen store, penjualan dari pintu ke pintu dan penjualan melalui pos. Divisi pemasaran memiliki peranan penting dalam perencanaan produk-produk baru, pelayanan prajual, penjualan dan pelayanan purnajual serta pengembangan produk.

Terdapat masalah-masalah yang berhubungan dengan pelaksanaan pengendalian mutu terpadu dalam pemasaran (distribusi dan jasa), seperti anggapan yang keliru bahwa kendali mutu merupakan tanggung jawab divisi produksi di perusahaan itu sendiri, divisi pemasaran hanya memikirkan hasil jangka pendek, tidak memperhitungkan kepentingan pelanggan, tidak merasa bertanggung jawab terhadap jaminan mutu, perencanaan dan pengembangan produk baru. Terdapat tiga tahap peranan pemasaran dalam jaminan mutu yaitu jaminan mutu sebelum penjualan, saat penjualan, dan sesudah penjualan. Perusahaan harus menetapkan suatu rencana jangka panjang dan memperhatikan pemilihan, pendidikan, dan pembinaan sistem distribusinya.Pengendalian mutu dalam kegiatan pemasaran, antara lain pendidikan dan pelatihan dalam pengendalian mutu terpadu, pengendalian laba, pengendalian persediaan, pengendalian tanggal penyerahan dll. Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang melaksanakan pengendalian mutu terpadu yang memastikan partisipasi divisi pemasarannya, sistem distribusinya, dan para subkontraktornya.3.2 SaranDalam mempraktekkan kendali mutu dalam pemasaran, disarankan agar memulainya dengan pemecahan masalah mengenai divisi tersebut melalui kendali mutu, usahakan agar karyawan mengalami nilai kendali mutu. Selain itu, dengan memberikan pendidikan mengenai pengendalian mutu kepada manajer puncak, manajemen madya, anggota-anggota staf, tenaga penjual, dan para ketua gugus kendali mutu.DAFTAR PUSTAKAIshikawa, Kaoru. 1990. Pengendalian Mutu Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Peng-emba-ngan

Pro-duksi massa

Kantor Direktur Utama; Dep. Jaminan Mutu; Dep. Rekayasa; Pembikinan

Divisi Penjualan

Staf divisi

Kantor-kantor cabang

Divisi

Distributor, dealer

Langkah

Peren-canaan

Partisi-pasi dalam perenca-naan produk, pengem-bangan perbai-kan

Perencanaan strategis komite

Pertemuan perencanaan produk, studi, dan evaluasi

Kondisi pasar

Analisis informasi mutu pasar

(Pengembangan mutu yang disyaratkan)

Pengumpulan informasi

informasi pasar:

Jumlah yang terjual, bagian pasar

Kondisi yang berafiliasi dan pesaing

Informasi mutu:

Pengaduan

Informasi pemasaran dan pelayanan

Pemeriksaan follow-up

Bagaimana mesin digunakan? Penyelidikan, dsb.

Konferensi produk

Kemampuan service mesin dalam operasi

Perencanaan penjualan dan service

Informasi tentang pengem-bangan dan perbaikan

Distribusi dokumen

Pelaksanaan pendidikan

Persiapan untuk memasuki pasar (dokumen, suku cadang, dsb.)

Perencanaan dan promosi penjualan barang yang cocok

Pelaksanaan kegiatan konsultasi bagi pemakai

Pelaksanaan pendidikan pemakai

Perencanaan dan promosi kegiatan pemeliharaan preventif

Klinik minyak pelumas, kunjungan keliling khusus, dsb.

Perencanaan dan promosi jk. waktu menganggur mesin yang diperpendek

Reparasi kilat atas pengaduan, dan reparasi yang dibayar

Perencanaan dan promosi suku cadang dan persediaan

Penyediaan suku cadang kilat

Memperoleh pengetahuan yang tepat tentang mesin yang djiual langsung oleh perusahaan, mutu service, dsb.

Memperoleh pengetahuan yang tepat tentang kondisi pada distributor dan dealer (kemampuan menanggapi permintaan service dengan segera; mesin-mesin yang menganggur, dan kemampuan untuk menyediakan suku cadang yang dibutuhkan)

Tingkat kepuasan pemakai (produk, service, dan suku cadang)

Tingkat kepuasan pemakai (produk, service, dan suku cadang)

Jumlah produk yang terjual: bagian pasar

Pelak-sanaan dukung-an pemakai

Pen-jualan

Service

Pralayan

Pasca-layan

Evaluasi

Lampiran

15