Makalah Kebudayaan Indonesia Kelompok 9

Embed Size (px)

Citation preview

BAB I PENDAHULUANLatar Belakang Hampir setiap daerah di seluruh Indonesia memiliki adat, bahasa dan kebiasaan masing-masing, beberapa di antaranya sangat terkenal di kancah nasional maupun internasional. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi warga negara lain untuk berkunjung ke Indonesia. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang akhirnya bermigrasi dan menetap di Indonesia. Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan cara belajar. Kebudayaan memiliki beberapa unsur-unsur, nilai-nilai kebudayaan, nilai budaya, sistem religi, sosial dan sistem iptek , suku bangsa, dan sistem budaya yang akan di bahas lebih lanjut. Rumusam Masalah Adapun rumusan masalah penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. 1. Apa pengertian kebudayaan? 2. Apa unsur-unsur kebudayaan? 3. Apa nilai-nilai budaya? 4. Apa nilai budaya dan sistem religi, sosial dan sistem IPTEK? 5. Apa suku bangsa Indonesia? 6. Apa sistem budaya di Indonesia?Tujuan Penulisan1Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Untuk mengetahui pengertian kebudayaan Untuk mengetahui unsur-unsur kebudayaan Untuk mengetahui nilai-nilai budaya Untuk mengetahui nilai budaya dan sistem religi, sosial dan sistem IPTEK Untuk mengetahui suku bangsa Indonesia Untuk mengetahui sistem budaya di IndonesiaManfaat Penulisan Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah agar penulis dan pembaca dapat memahami tentang kebudayaan, apa itu kebudayaan, unsure-unsur kebudayaan, nilai-nilai kebudayaan, nilai budaya dan sistem religi, sosial dan sistem IPTEK, apa saja suku bangsa di Indonesia, dan apa saja sistem budaya di Indonesia.BAB II PEMBAHASANPengertian Kebudayaan Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dll. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.Unsur- Unsur KebudayaanMenurut Koentjaratingrat ,kebudayaan mempunyai tujuh unsur, Komponen3komponen atau unsur-unsur utama dari kebudayaan masyarakat antara lain:Peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi) Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai serta memelihara segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam dalam caracara manusia mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara mengekpresikan rasa keindahan atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.Sistem mata pencaharian hidup Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian hidup terfokus pada masalah-masalah mata pencaharian tradisional saja, diantaranya : (1) berburu dan meramu, (2) berternak, (3) bercocok tanam, (4) menangkap ikan.Sistem kekerabatan dan organisasi sosial Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. Sistem kekerabatan suatu masyarakat dapat dipergunakan untuk menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perkawinan.Bahasa Bahasa alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk salingberkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, atau gerakan (bahasa isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati, kehendak, atau kemamuan kepada lawan bicaranya atau orang lain.Kesenian Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata, ataupun telinga. Sebagai mahluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan kesenian yang kompleks.Sistem kepercayaan Ada kalanya pengetahuan, pemahaman, dan daya tahan fisik manusia dalam menguasai dan mengungkap rahasia-rahasia alam sangat terbatas. Secara bersamaan muncul keyakinan akan adanya penguasa tertinggi dari sistem jagad raya ini, yang juga mengendalikan manusia sebagai salah satu bagian jagad raya ini. Sehubungan dengan itu, baik secara individual maupun hidup bermasyarakat , manusia tidak dapat dipisahkan dari religi atau sistem kepercayaan kepada penguasa alam semesta. Sistem Ilmu dan Pengetahuan Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat, keadaan, dan harapan-harapan. Pengetahuan yang dimilki oleh semua suku bangsa di dunia. Mereka memperoleh pengetahuan melalui pengetahuan, intuisi, wahyu, dan berpikir menurut logika, atau percobaan-percobaan yang bersifat empiris.Nilai-Nilai Budaya Nilai adalah gambaran tentang sesuatu yang :5Dicita-citakan Diinginkan Yang dianggap pantas Perilaku SosialNilai-nilai budaya Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang disepakati dan tertanam dalam suatu masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan masyarakat, yang mengakar pada suatu kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan perilaku dan tanggapan atas apa yang akan terjadi atau sedang terjadi. Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan atau organisasi.Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu : Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata (jelas) Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto tersebut Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).Nilai-Nilai Budaya adalah Perekat yang sangat kuat untuk mempersatukan suatu Bangsa. Hal ini disadari betul oleh para founding fathers bangsa kita, maka mereka membangun negara diatas landasan kebudayaan. Sayangnya, hingga hari ini pun banyak ilmuwan kita yang tidak memahami hal ini. Mereka masih beranggapan bahwasanya Budaya Nusantara hanyalah sebuah Mitos. Merekamasih menganggap Budaya Jawa lain dari Budaya Sunda, dan Budaya Sunda beda dengan Budaya Minang. Anggapan keliru itu terjadi, karena umumnya kita masih menyalahartikan adat sebaga ibudaya. Adat Jawa barangkali beda dengan Adat Minang, pun demikian dengan adat-adat lain namun Unggulan-Unggulan dari setiap adat atau kebiasaan itu Satu dan Sama. Dan, para founding fathers kita mengumpulkan Unggulan-Unggulan itu maka terkumpulah Lima Unggulan yang bersifat Universal dan ada dalam setiap adat di setiap daerah dan setiap pulau. Lima Unggulan ini yang kemudian dikenal sebagai Lima Butir Pancasila, yakni Ketuhanan, Kemanusiaan, Kebangsaan, Kedaulatan Rakyat, dan Keadilan serta Kesejahteraan Sosial. Dalam Lima Butir Pancasila tersebut, kita semua bertemu. Maka, sebagaimana diungkapkan oleh Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara, sesungguhnya Pancasila adalah Intisari atau Saripati Budaya. Inilah Budaya Nasional kita, Budaya Nusantara, Budaya Indonesia. Tidak berarti bahwa diluar kelima unggulan tersebut, tidak ada unggulan-unggulan lain. Setiap daerah memiliki unggulan-unggulan lain. Dalam setiap adat, kita menemukan unggulan-unggulan lain. Namun, unggulan-unggulan itu tidak selalu bersifat universal. Ada di satu daerah, tak ada di daerah lain. Sementara itu, kelima unggulan yang tertuang dalam butir-butir Pancasila bersifat universal. Ada dimana-mana. Ada di Jawa, ada di Sunda, pun ada di Minang, di Kalimantan, di Sulawesi dan di Nusa Tenggara. Pancasila memang digali oleh Bung Karno, kemudian dijabarkan lebih lanjut oleh para pemikir seperti Dewantara, Sanoesi Pane dan lain-lain tetapi, sebagaimana diakui oleh sang penggali sendiri, silasila itu sudah ada sejak zaman dahulu. Bung Karno tidak menciptakan Pancasila, beliau hanyalah menggalinya dari budaya kita sendiri. Kemudian, berlandaskan pada Budaya Lokal tersebut, dibangunlah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Pancasila adalah Landasan yang digunakan untuk membangun NKRI. Landasan ini, jelas sudah ada sebelum adanya bangunan. Sebab itu, setiap upaya7untuk merongrongi landasan ini hanyalah melemahkan bangunan bangsa dan negara kita. Upaya-upaya seperti itu mesti dicegah. Tidak boleh dan tidak bisa menunggu hingga bangunan sudah runtuh, baru beraduh-aduh. Sayang sekali, saat ini anak bangsa yang tidak mengerti perkara budaya, justru meremehkan peran budaya sebagai perekat dan mencari perekat-perekat lain. Ada yang berusaha untuk mengganti landasan budaya dengan syariah atau peraturan-peraturan agama, ada pula yang menganggap pembangunan dan ekonomi sebagai perekat. Syariah agama tertentu jelas tidak bisa menjadi perekat bagi bangsa besar seperti Indonesia, karena kita tidak beragama satu dan sama. Jumlah agama resmi sebagaimana terwakili dalam Departmen Agama pun sesungguhnya tidak sesuai dengan semangat Undang-Undang Dasar kita, dimana setiap anak bangsa memiliki hak untuk beragama sesuai dengan keyakinannya. Jadi, jumlah agama dan kepercayaan itu sesungguhnya tidak dapat dibatasi. Istilah agama resmi dan tidak resmi pun hanyalah sebuah lelucon. Bagaimana pemerintah atau siapa pun juga dapat menghakimi kepercayaan seseorang? Pun ekonomi dan pembangunan tidak bisa menjadi perekat yang kuat. Saat ini, Amerika Serikat kembali menggalakkan pendalaman sejarah bagi setiap warganya. Bagi imigran yang hendak menetap, penguasaan terhadap sejarah menjadi wajib. Kenapa? Karena mereka baru sadar bila pembangunan dan ekonomi terbukti tidak cukup kuat sebagai perekat bangsa. Timur Tengah pernah menjadikan peraturan-peraturan agama sebagai perekat. Walaupun mayoritas beragama satu dan sama - akhirnya tetap jugaterpecah-belah menjadi sekian banyak negara. Pun negara Pakistan yang lahir berlandaskan syariat agama tertentu tidak mampu mempertahankan persatuan bangsanya lebih dari 25 tahun. Maka, lahirlah Bangladesh dari rahim Pakistan.Nilai Moral Nilai Moral adalah dalam etika atau filsafat moral, digunakan untukmenghubungkan pernyataan faktual dan pernyataan normatif. Nilai dibedakan dengan fakta dan norma. Fakta adalah apa yang ada; apa yang terdapat atau yang terjadi. Norma adalah aturan, sekaligus ukuran bagi kelakuan manusia. Nilai moral digunakan sebagai dasar untuk menyusun dan membuat norma dan pernyataan normatif.Nilai Budaya dan Sistem Religi, Sosial dan Sistem IPTEK Sebagai isi pokok dari tiap kebudayaan adalah : Nilai budaya dengan sistem religi Misalnya mempunyai wujud sebagai sistem keyakinan, dan gagasan tentang Tuhan, dewa, roh halus, neraka, surga dsb. Nilai budaya dengan sistem sosial Sistem sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas atau tindakan-tindakan berinteraksi antarindividu yang dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat. Sebagai tindakantindakan berpola yang saling berkaitan, sistem sosial lebih konkret dan nyata sifatnya daripada sistem budaya, sehingga semuanya dapat dilihat dan diobservasi. Interaksi manusia itu di satu pihak ditata dan diatur oleh sistem budaya, tetapi di pihak lain dibudidayakan menjadi pranata-pranata oleh nilai-nilai dan norma-norma tersebut. Di atas telah diuraikan metode untuk merinci pranata-pranata serta unsur-unsur kebudayaan yang mungkin ada dalam berbagai masyarakta manusia. Nilai budaya dengan sistem IPTEK Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan berbudaya. teknologi sendiri dapat muncul dari ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dari zaman ke zaman. Namun, pengaruh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dalam pembentukan budaya mempunyai dampak positf dan negatif. dampak positif pada pembentukan kebudayaan salah satunya adalah semakin berkembangnya daya pikir individu dalam suatu bidang, baik itu dalam bidang9ekonomi, politik, pendidikan, dan lain sebagainya. selain itu, kemampuan individu dalam mencari informasi atau mengumpulkan data untuk bahan diskusi dapat mereka dapatkan dengan cepat dan akurat melalui media yang berbasis teknologi. dari kedua hal di atas, pengaruh dalam pembentukan kebudayaan akan dengan sendirinya muncul di dalam lingkungan masyarakat sebagai masyarakat modern. Adapun dampak negatifnya seperti penyalahgunaan media teknologi sebagai sarana pencarian hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan ilmu pengetahuan. hal itu dapat membentuk kebudayaan yang rendah akan moral dan sumber daya manusia yang bobrok tak berkualitas sedikitpun. Dari dampak di atas, dapat di simpulkan bahwa pengaruh IPTEK pada pembentukan kebudayaan tergantung dari kemampuan individu dalam menilai dampak yang di timbulkan pada dirinya sendiri maupun dalam masyarakat. Jika seseorang dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan sebaik-baiknya, maka kebudayaan yang terbentuk juga akan menjadi kebudayaan yang maju dan berdasarkan aturan dan moral yang ada. Suku Bangsa di Indonesia Terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia atau tepatnya 1.340 suku bangsa menurut sensus BPS tahun 2010. Suku Jawa adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi. Orang Jawa kebanyakan berkumpul di Pulau Jawa, akan tetapi jutaan jiwa telah bertransmigrasi dan tersebar ke berbagai pulau di Nusantara bahkan bermigrasi ke luar negeri seperti ke Malaysia dan Suriname. Suku Sunda, Suku Melayu, dan Suku Madura adalah kelompok terbesar berikutnya di negara ini. Banyak suku-suku terpencil, terutama di Kalimantan dan Papua, memiliki populasi kecil yang hanya beranggotakan ratusan orang. Sebagian besar bahasa daerah masuk dalam golongan rumpun Bahasa Austronesia, meskipun demikian sejumlah besar suku di Papua tergolong dalam rumpun bahasa Papua atau Melanesia. Berdasarkan data Sensus 2000, suku Tionghoa Indonesia berjumlah sekitar 1% dari total populasi. Warga keturunan Tionghoa IndonesiainiberbicaradalamberbagaidialekbahasaTionghoa,kebanyakanbahasaHokkien dan Hakka. Pembagian kelompok suku di Indonesia pun tidak mutlak dan tidak jelas akibat perpindahan penduduk, percampuran budaya, dan saling pengaruh; sebagai contoh sebagian pihak berpendapat orang Banten dan Cirebon adalah suku tersendiri dengan dialek yang khusus pula, sedangkan sementara pihak lainnya berpendapat bahwa mereka hanyalah sub-etnik dari suku Jawa secara keseluruhan. Demikian pula Suku Baduy yang sementara pihak menganggap mereka sebagai bagian dari keseluruhan Suku Sunda. Contoh lain percampuran suku bangsa adalah Suku Betawiyang merupakan suku bangsa hasil percampuran berbagai suku bangsa pendatang baik dari Nusantara maupun orang Tionghoa dan Arab yang datang dan tinggal di Batavia pada era kolonial. wzTooltipfLayoutInCell1fAllowOverlap1fBehindDocument0fIsButton1fHidden0fLayoutInCell1PetasukubangsapribumidiIndonesiaberdasarkanpetadiruangetnografi Museum Nasional Indonesia. Suku bangsa pendatang keturunan asing seperti keturunan Tionghoa, Arab, dan India tidak ditampilkan dalam peta, tetapi kebanyakan tinggal di kawasan perkotaan yang tersebar di Indonesia. Proporsi populasi jumlah suku bangsa di Indonesia menurut sensus 2000 sebagai berikut:11Suku Bangsa Suku Jawa Suku Sunda TionghoaIndonesiaPopulasi (juta)PersentasiKawasan utama86,012 31,76541,7 15,4Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung Jawa Barat7,7763,7Jakarta, Kalimantan Barat, Jawa TimurSuku Melayu7,0133,4Pesisir timur Sumatera, Kalimantan Barat Pulau Madura Sumatera UtaraSuku Madura Suku Batak Suku Minangkabau Suku Betawi Suku Bugis ArabIndonesia[4]6,807 6,1883,3 3,05,5692,7Sumatera Barat, Riau5,157 5,1572,5 2,5Jakarta Sulawesi Selatan5,0002,4Jakarta, Jawa Barat, Jawa TengahSuku Banten Suku Banjar4,331 3,5062,1 1,7Banten Kalimantan SelatanSuku Bangsa Suku Bali Suku Sasak Suku MakassarPopulasi (juta)PersentasiKawasan utama3,094 2,6811,5 1,3Pulau Bali Pulau Lombok2,0631,0Sulawesi SelatanSuku Cirebon 1,8560,9Jawa BaratBerbagai kawasan di Indonesia memiliki suku asli atau suku pribumi yang menghuni tanah leluhurnya sejak dahulu kala. Akan tetapi karena arus perpindahan penduduk yang didorong budaya merantau, atau program transmigrasi yang digalakkan pemerintah, banyak tempat di Indonesia dihuni oleh suku bangsa pendatang yang tinggal di luar kawasan tradisional sukunya. Daftar suku bangsa di Indonesia menurut provinsi yaitu : Jawa: Suku Jawa [termasuk Suku Bawean, Suku Tengger, Suku Osing dan lainlain], Suku Sunda [termasuk Suku Baduy], Suku Banten, Suku Cirebon dan Suku Betawi Madura: Suku Madura Sumatera: Suku Melayu, Suku Batak yang terdiri 8 suku bangsa, SukuMinangkabau, Suku Aceh, Suku Lampung, Suku Kubu Kalimantan: Suku Dayak yang terdiri 268 suku bangsa, Suku Banjar, Suku Kutai, suku Berau, Suku Bajau13Sulawesi: SukuMakassar, SukuBugis, SukuMandar, SukuTolaki, SukuMinahasa yang terdiri 8 suku bangsa, Suku Gorontalo, Suku Toraja Kepulauan Sunda Kecil: Suku Bali, Suku Sasak, Maluku: Suku Ambon, Suku Nuaulu, Suku Manusela, Suku Wemale Papua - Suku Papua terdiri 466 suku bangsa diantaranya: Suku Dani, Suku Bauzi, Suku AsmatSejumlah kecil orang India, Arab, dan Tionghoa telah datang dan menghuni beberapa tempat di Nusantara sejak dahulu kala pada zaman kerajaan kuno. Akan tetapi gelombang imigrasi semakin pesat pada masa kolonial. Terbentuklah kelompok suku bangsa pendatang yang terutama tinggal di perkotaan dan terbentuk pada masa kolonial Hindia Belanda, yaitu digolongkan dalam kelompok Timur Asing; seperti keturunan Tionghoa, Arab, dan India; serta golongan Orang Indo atau Eurasia yaitu percampuran Indonesia dan Eropa. Warga keturunan Indo kolonial semakin berkurang di Indonesia akibat Perang Dunia II dan Revolusi Kemerdekaan Indonesia. Kebanyakan beremigrasi atau repatriasi ke luar negeri seperti ke Belanda atau negara lain.Sistem Budaya di Indonesia Sistem budaya di Indonesia (cultural system) itu pada dasarnya bermuatan pengetahuan, keyakinan nilai, norma aturan hukum yang menjadi acuan bagi tingkah laku dalam kehidupan suatu masyarakat. Sistem budaya merupakan wujud abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau kultural sistem merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat. Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas atau dari lainnya, tetapi selalu berkaitan menjadi suatu system. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaan yang diartikan pula adat-istiadat. Ada-istiadatmencangkup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-norma menurut pratana-pranata yang ada didalam masyarakat termasud norma agama. Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkahlaku manusia. Proses belajar jadi sistem budaya ini dilakukan melalui pembudayaaan atau pelembagaan. Dalam proses pelembagaan ini, seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat-adat, sistim norma dan pelaturan yang hidup dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai dari kecil, dimulai dari lingkungan keluarganya, kemudian dengan lingkungan dirumah, mula-mula dengan meniru berbagai macam tindakan. Setelah perasaan dan nilai budaya yang memberikan motivasi akan tindakan meniru itu diinternalisasi dalam kepribadiannya, makan tindakannya itu menjadi suatu pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya dibudayakan, tetapi individu yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem budaya dilingkungan sosial sekitarnya.BAB III PENUTUPKesimpulan Berdasarkan penjelasan pada pembahasan di atas maka kesimpulan yang dapat dipaparkan pada makalah ini adalah sebagai berikut :15Kebudayaan adalah kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Unsur-unsur kebudayaan terdiri dari peralatan dan perlengkapan hidup (teknologi), sistem mata pencaharian hidup, sistem kekerabatan dan organisasi sosial, bahasa, kesenian, sistem kepercayaan dan sistem ilmu dan pengetahuan. Nilai budaya meliputi nilai moral, nilai budaya dan nilai moral. Nilai budaya dengan sistem religi, sistem sosial dan sistem IPTEK. Suku bangsa di Indonesia terdiri dari masyarakat minangkabau, masyarakat batak, masyarakat jawa, masyarakat papua,dll. Sistem budaya adalah wujud abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau kultural sistem merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat. Saran Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk dari berbagai macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak tantangan yang selalu merongrong keutuhan budaya itu tapi dengan semangat kebhinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan zaman. Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetapmempertahankannya budaya itu menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.Daftar PustakaLiliweri, alo.2007. Makna Budaya dalam Komunikasi Antar Budaya. Pelangi Aksara : Yogyakarta. Sutrisno, mudji. 2005. Teori-teori Kebudayaan. Gramedia : Jakarta. Koentjaraningrat, 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta : Jakarta. Kroeber, A.L. (1917). The Superorganic, dalam : American Antrhopology, XIX : hlm. 162213. www.wikipedia.com17