93
KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA DARUL ULUM RASAU KAB. BATANG HARI SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Oleh BAGUS AHMAD NUGROHO NIM TK 161276 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN

KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA

DARUL ULUM RASAU

KAB. BATANG HARI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Oleh

BAGUS AHMAD NUGROHO

NIM TK 161276

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 2: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM UPAYA

PENERAPAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SWASTA

DARUL ULUM RASAU

KAB. BATANG HARI

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Oleh

BAGUS AHMAD NUGROHO

NIM TK 161276

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH ILMU DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2020

Page 3: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

i

Page 4: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

ii

Page 5: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat :Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN STS Jambi. Jl. Jambi-Ma.Bulian

Km.16 Simp.Sungai Duren Kab.Muaro Jambi 36363

PENGESAHAN SKRIPSI

Skripsi berjudul: “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Penerapan

Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Swasta

Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari ” yang diujiankan

oleh Sidang Munaqasah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN STS

Jambi pada:

Hari : Kamis

Tanggal : 26 November 2020

Jam : 09:00 -11:00 WIB

Tempat : (Rumah Masing-masing)

Nama : Bagus Ahmad Nugroho

NIM : TK161276

Judul : Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Penerapan

Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama Swasta Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau

Kab. Batang Hari

Telah diperbaiki sebagai mana hasil sidang diatas dan telah diterima

oleh Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi.

No Nama Tanda tangan Tanggal

1 Dr. H. Syamsul Huda,

M.Pd.

(Ketua Sidang)

27 November

2020

2 Drs. Joko Purnomo.

(Sekretaris Sidang)

26 November

2020

3 Samsu, S.Ag, M.Pd.I,

Ph.D

(Pembimbing I )

26 November

2020

4 Bawaihi, S.Ag, M.Pd.I

(Pembimbing II )

27 November

2020

5 Dr. Hj. Hindun,

M.Pd.I

(Penguji I )

27 November

2020

6 Dian Nisa Istofa,

M.Pd.I

(Penguji II )

27 November

2020

Page 6: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

iv

Jambi, 27 November 2020 Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan UIN STS Jambi

Dr. Hj. Fadlillah, M.Pd NIP. 196707111992032004

Page 7: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

v

Page 8: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

vi

PERSEMBAHAN

Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT, taburan cinta dan kasih sayang-

Mu telah memberikan kekuatan dan membekali dengan ilmu

Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam selalu terlimpahkan keharibaan Rasulullah

SAW

Saya persembahkan skripsi ini kepada orang tua saya

Ayahanda Purwanto dan Ibunda Endang Triswati

yang telah memberikan do’a, kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang

tiada terhingga.

Yang selalu memberikan motivasi, menyirami kasih sayang dan selalu

menasehati. Sahabat-sahabat seperjuangan MPI 16 terkhusus MPI A16, Darul

‘Ulum dan semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah banyak

membantu saya.

Page 9: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

vii

MOTTO

نَ وَ نَ مَ ؤَ يَ َمَ وَ قَ لَ َةَ مَ حَ رَ ىَوَ دَ هَ َمَ لَ ىَعَ لَ عَ َهَ نَ لَ صَ فَ َبَ تَ كَ بَ َمَ هَ نَ ئَ جَ َدَ قَ لَ وَ

Artinya: “Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al-

Qur’an) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar

pengetahuan Kami. Menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang

yang beriman. (QS. Al-A’Raaf: 52)

Page 10: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Penerapan Kurikulum

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Pertama Swasta Pondok

Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari”.

Penyusunan proposal ini sebagai salah satu syarat untuk mengajukan Dosen

Pembimbing dalam proses penyusunan ini tidak lepas dari berbagai pihak untuk

itu pada kesempatan ini perkenanlah penulis mengucapkan ribuan terima kasih

untuk semua pihak yang telah membantu dalam pengerjaan proposal ini. Penulis

menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak

yang telah memberikan motivasi baik moril maupun meteril, untuk itu melalui

kolom ini penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. Romo Kyai Muzakki dan Ustadz/Ustadzah selaku pembimbing serta guru

spritual.

2. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asr’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi.

3. Ibu Dr. Hj. Fadhilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruana UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Mahmud MY, S.Ag, M.Pd selaku Ketua Prodi Manajemen

Pendidikan Islam UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

5. Bapak Samsu, S.Ag, M.Pd.I, Ph.D selaku Dosen Pembimbing 1 dan Bapak

Bawaihi, S.Ag, M.Pd.I, selaku Dosen Pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu dan mencurahkan pikiran demi mengarahkan peneliti

dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Mujib Yasin (Gus Mujib) selaku kepala sekolah SMPS Darul

‘Ulum yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti dalam

memperoleh data di lapangan.

7. Sahabat-sahabat seangkatan, seperjuangan yang telah memberikan support

selama ini.

Page 11: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

ix

8. Feby Hartika Putri (eneng) selaku perempuan setelah ibu yang selalu

membantu dan memberikan motivasi kepada penulis.

Akhirnya semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan amal semua

pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan

ilmu pengetahuan umumnya. Amin ya Robbal ‘Alamin.

Jambi, November 2020

Bagus Ahmad Nugroho

TK. 161276

Page 12: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

x

ABSTRAK

Nama : Bagus Ahmad Nugroho

Program Studi : Manajamen Pendidikan Islam

Judul : Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Upaya Penerapan

Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama Swasta Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab.

Batang Hari

Skripsi ini membahas tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam

menerapkan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMPS Darul ‘Ulum. Penelitian

ini merupakan penelitian kualitatif., sedangkan pengumpulan datanya

menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pokok

permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kepala sekolah menerapkan

kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMP yang berbasis pondok pesantren.

Penelitian ini menjelaskan bahwa kepala sekolah berperan penting dalam

pengembangan kurikulum PAI yang berlaku di sekolah. Kesimpulan penelitian

menemukan bahwa kepala sekolah telah menjalankan fungsi, tugas dan kewajiban

dalam memberikan layanan dan pengembangan kurikulum. Dari hasil penelitian ini,

peneliti memberikan saran bahwa kepala sekolah dapat meningkatkan proses

penerapan dan pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam.

Kata kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kurikulum Pendidikan Agama Islam

Page 13: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

xi

ABSTRACT

Name : Bagus Ahmad Nugroho

Study Program : Islamic Education Management

Title : Principal Leadership in the Effort to Implement the Islamic

Education Curriculum at the Private Junior High School of

Islamic Boarding School Darul ‘Ulum Rasau Batang Hari

Regency

This thesis discusses the leadership od the principal in applying the Islamic

Education Curriculum at the Private Junior High School Darul ‘Ulum. This

research is a qualitative research, while the data collection uses observation

methods, interviews, and documentation. The subject matter in this study is abaout

how the principal applies the Islamic Education Curriculum in the Junior High

School based on Islamic Boarding School. The study explained that the principal

played a key role in the development of the school’s current Islamic education

curriculum. The result of this study suggest that the principal can enhance the

process of applying and developing the Islamic religious education curriculum.

Key word : leadership of headmaster, Islamic education curriculum

Page 14: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................

NOTA DINAS ............................................................................................ i

PENGESAHAN .......................................................................................... iii

PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI .......................................... v

PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi

MOTTO ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................ ix

ABSTRAK .................................................................................................. x

ABSTRACT ................................................................................................ xi

DAFTAR ISI .............................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 4

C. Fokus Masalah ............................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ...................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................

A. Tinjauan Pustaka ......................................................................... 6

1. Kepemimpinan .................................................................... 6

a. Pengertian Kepemimpnan ............................................... 6

b. Unsur-Unsur Kepemimpinan ........................................... 8

c. Tipe-Tipe Kepemimpinan ............................................... 10

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................................... 14

Page 15: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

xiii

a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah .................... 14

b. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................... 15

c. Kewajiban Kepala Sekolah .............................................. 16

3. Kurikulum ........................................................................... 17

a. Pengertian Kurikulum ..................................................... 17

b. Komponen Utama Kurikulum ......................................... 19

4. Pondok Pesantren ................................................................ 19

a. Pengertian Pondok Pesantren .......................................... 19

b. Tipologi Pesantren ........................................................... 20

5. Pendidikan Agama Islam ..................................................... 22

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam............................... 22

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................... 22

6. Sekolah Berbasis Pesantren .................................................. 23

a. Pengertian Sekolah Berbasis Pesantren ........................... 23

b. Prinsip-Prinsip Dasar Sekolah Berbasis Pesantren .......... 24

c. Kurikulum Berbasis Pesantren ........................................ 24

B. Studi Relevan .............................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...............................................

A. Pendekatan dan Desain Penelitian .............................................. 27

B. Setting dan Subjek Penelitian ..................................................... 28

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................... 28

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 30

E. Tehnik Analisis Data ................................................................... 31

F. Tehnik Pemeriksaan Keabsahan Data ......................................... 32

G. Jadwal Penelitian ......................................................................... 33

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ..............................................

A. Temuan Umum ............................................................................ 35

1. Lokasi/Setting Penelitian ........................................................ 35

B. Temuan Khusus ........................................................................... 48

1. Proses Penerapan Kurikulum PAI oleh Kepala Sekolah

SMPs Darul ‘Ulum ................................................................. 48

2. Faktor Pendorong dan penghambat dalam Pelaksanaan

Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum ................................... 57

Page 16: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

xiv

3. Dampak Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap

Implementasi Penerapan Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum 59

BAB V PENUTUPAN ................................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................. 63

B. Saran ............................................................................................ 64

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 66

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................

Page 17: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jadwal Penelitian.......................................................................

Tabel 2.1 Profil Sekolah ..........................................................................

Tabel 2.2 Daftar Nama Guru ...................................................................

Tabel 2.3 Keadaan Siswa ........................................................................

Tabel 2.4 Prasarana .................................................................................

Tabel 2.5 Sarana ......................................................................................

Tabel 2.6 Jadwal Pembelajaran PAI .......................................................

Tabel 2.7 Jadwal Ma’had ........................................................................

Page 18: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

xvi

DAFTAR GAMBAR

1.1 Struktur Organisasi SMPS Darul ‘Ulum Rasu

Page 19: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Pengumpulan Data ......................................

Lampiran 2. Dokumen ..........................................................................

Lampiran 3. Daftar Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) ..................

Page 20: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dewasa ini dipahami sebagai sebuah upaya sadar dan terncana

untuk mengembangkan potensi yang dimiliki manusia. Pengembangan potensi ini

meliputi sekurang-kurangnya tiga aspek, yaitu: kognitif (pengetahuan), afektif

(sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

Mengingat pentingnya pendidikan sebagai investasi mensyaratkan

pengelolaan pendidikan yang cermat melalui prosedur manajemen yang baik.

Prinsip-prinsip manajemen, seperti planning, organizing, actuating, budgeting, dan

controlling seharusnya mendapatkan perhatian. Tanpa itu semua, pengelolaan

pendidikan akan berkualitas rendah dan pemborosan(watages) atau yang dikenal

dengan ekonomi biaya tinggi yang merugikan dan mengakibatkan rendahnya

produktivitas (kurniadin, 2016: hlm 7-8).

Pendidikan dan kurikulum adalah hal yang tidak bisa dipisahkan, ini karena

kurikulum dengan pendidikan memiliki keterkaitan satu sama lain. Tujuan dari

pendidikan ialah isi, bahan, metode, serta evaluasi dari hasil belajar yang dirancang

menajdi suatu program kegiatan pendidikan yang disebut kurikulum.

Kurikulum berperan penting dalam seluruh proses pendidikan , terutama

dalam hal mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Dalam kurikulum, ada rencana yang

berpedoman tentang jenis, dan isi serta proses atau tindakan yang akan dilakukan

dalam pendidikan. Peranan kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk

mentransisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan

dengan masa kini. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu

siswa dalam belajar (Tadrib, 2018).

Kepala sekolah sangat berperan penting dalam pengambilan kebijakan

kurikulum. Kepala sekolah merupakan pemimpin pendidikan tingkat suatu

pendidikan, yang harus bertanggung jawab terhadap maju mundurnya sekolah yang

dipimpinnya. Tidak jarang kepala sekolah menerima ancaman, jika dia tidak dapat

memajukan sekolahnya maka akan dimutasikan atau diberhentikan dari jabatannya.

Page 21: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

2

Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut untuk memiliki berbagai

kemampuan, baik berkaitan dengan masalah manajemen mauoun kepemimpinan,

agar dapat mengembangkan dan memajukan sekolahnya secara efektif, efisien,

mandiri, produktif, dan akuntabel. Kondisi tersebut menuntut berbagai tugas yang

harus dikerjakan para tenaga kependidikan sesuai dengan peran dan fungsinya

masing-masing, mulai dari level makro sampai pada level mikro, yakni tenaga

kependidikan tingkat sekolah (Mulyasa, 2013: hlm v-vii).

Di zaman modern ini sangat penting nilai akhlak dalam menjaga

keharmonisan dan menyelaraskan pembangunan serta kemajuan bangsa, maka

nilai akhlak harus tetap dilestarikan dan ditanamkan kepada setiap manusia

terutama peserta didik. Salah satu penanaman nilai tersebut adalah nilai

pendidikan. Pendidikan didesain sebaik mungkin agar peserta didik mampu

memahami dan menghayati nilai-nilai yang diajarkan.

Untuk itulah Pendidikan Agama Islam harus mampu membangun karakter

siswa menjadi lebih baik, yang mencerminkan karakter Islam rahmatan lil’alamin,

yang menjunjung tinggi nilai-nilai akhlak, toleransi, kejujuran sosial serta

tanggung jawab. Banyaknya persoalan yang terjadi di negara ini antara lain

disebabkan oleh semakin menipisnya nilai-nilai akhlak. Maka dari itu peberdayaan

masyarakat untuk tetap memegang teguh pada nilai-nilai tersebut bukanlah suatu

perkara yang mudah, tetapi harus dilakukan. Sebab, tanpa memahami nilai-nilai

itu, maka mustahil seseorang mampu mempraktekkan dalam kehidupannya.

Disadari betul bahwa cara satu-satunya yang paling tapat adalah melalui jalur

pendidikan (Mulyasa, 2003: hlm 11).

Sekolah sebagai sistem terbuka, sebagai sistem sosial, dan sekolah sebagai

agen perubahan, bukan hanya harus peka penyesuaian diri, melainkan seharusnya

pula dapat mengantisipasikan perkembangan-perkembangan yang akan terjadi

dalam kurun waktu tertentu.

Salah satu kekuatan efektif dalam pengelolaan sekolah yang berperan

bertanggung jawab menghadapi perubahan adalah Kepemimpinan Kepala

Page 22: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

3

Sekolah, yaitu perilaku kepala sekolah yang mampu memprakarsai pemikiran baru

di dalam proses interaksi di lingkungan sekolah dengan melakukan perubahan atau

penyesuaian tujuan, sasaran, konfigurasi, prosedur, input, proses atau output dari

suatu sekolah sesuai dengan tuntutan perkembangan (Wahyosumidjo, 2005: hlm

vii-viii).

Pesantren modern merupakan salah satu agenda yang sangat penting dalam

sejarah pendidikan Indonesia. Isu ini muncul pada abad ke 20 seiring dengan

modernisasi dan perubahan sosial dimasyarakat muslim Indonesia. Pondok

pesantren yang ada sekarang pada umumnya telah mengalami perubahan dari

dampak modernisasi. Dengan semakin beranekaragaman sumber-sumber belajar

baru, dan semakin tingginya dinamika komunikasi antara sistem pendidikan

pondok pesantren dan sistem lain, maka santri dapat belajar dari banyak sumber.

Hal itu pula yang melahirkan aneka ragam model pondok pesantren. Model-model

itu merupakan jawaban masing-masing pondok pesantren terhadap tuntutan era

modern yang tidak mungkin dihindari.

Salah satu bentuk perubahan pengelolaan pondok pesantren adalah

munculnya pondok pesantren modern, yang menggabungkan antara unsur-unsur

pendidikan Islam tradisional yang identic dengan kitab-kitab klasik dengan

pendidikan Islam modern yang menggunakan sistem dan metode yang modern.

Dengan demikian, pondok pesantren yang semula memfokuksan pada

pendidikan salaf, dengan masuknya materi-materi pelajaran umum yang juga

memperhatikan kepentingan keduniaan. Hal ini didasari bahwa era modern

manusia tidak cukup hanya berbekal dengan moral yang baik saja, tetapi perlu

dilengkapi dengan keahlian atau keterampilan yang relevan dengan kebutuhan

kerja. Begitu pula terdapat kecenderungan yang kuat bahwa santri membutuhkan

ijazah dan penguasaan bidang keahlian, atau keterampilan yang jelas, yang dapat

mengantarkannya untuk menguasai lapangan kehidupan tertentu (Zamroji, 2017).

Pesantren biasanya menaungi Madrasah seperti Tsanawiyah dan Aliyah.,

sangat jarang dijumpai pesantren yang menaungi SMP dan SMA. Dan Pondok

Page 23: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

4

Pesantren Darul ‘Ulum Rasau adalah salah satu pesantren yang memiliki sistem

pendidikan SMP dan SMA yang dinaungi oleh KemenAg dan KemenDikBud. Dan

hal ini pula yang menjadi latar belakang peneliti untuk meneliti di sekolah tersebut.

SMP S Darul ‘Ulum adalah sekolah yang didirikan oleh yayasan Pondok

Pesantren Darul ‘Ulum, umur sekolah ini baru menginjak 4 tahun. Peneliti

menemukan berbagai kendala yang terjadi di SMPs Darul ‘Ulum Rasau, bahwa

masih terdapat beberapa perbedaan di dalam kurikulum PAI yang ada di SMPs

Darul Ulum dengan SMP umum yang berbasis sekolah, baik dari segi muatan

pelajarannya ataupun kebijakan dari kepala sekolah.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dengan ini peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam

Upaya Penerapan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah

Pertama Swasta Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan

masalah-masalah sebagai berikut:

1. Implementasi mata pelajaran PAI di SMPs Darul ‘Ulum berbeda dengan

implementasi mata pelajaran PAI di SMP pada umumnya.

2. SMPs Darul ‘Ulum adalah SMP yang dinaungi oleh pondok pesantren Darul

‘Ulum dan memiliki implementasi PAI berbeda daripada SMP pada

umumnya.

3. SMPs Darul ‘Ulum adalah SMP berbasis pesantren, hal ini jarang ditemukan.

C. Fokus Masalah

Penelitian ini perlu dibatasi agar tidak terlalu luas dan lebih spesifik. Pada

identiifikasi masalah, dalam penelitian ini peneliti berfokus kepada;

Kepemimpinan Sekolah dalam implementasi kurikulum PAI di SMPs Darul

‘Ulum.

Page 24: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

5

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana proses kepala sekolah dalam menerapkan kurikulum PAI di SMPs

Darul ‘Ulum?

2. Faktor-faktor apa saja yang mendorong dan menghambat kepala sekolah

dalam implementasi kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum?

3. Bagaimana dampak kepemimpinan kepala sekolah terhadap penerapan

kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum?

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses kepala sekolah dalam penerapan kurikulum PAI di

SMPs Darul ‘Ulum Rasau.

2. Untuk mengetahui pendorong dan penghambat kepala sekolah dalam

implementasi mata pelajaran PAI di SMPs Darul ‘Ulum.

3. Untuk mengetahui dampak kepemimpinan kepala sekolah terhadap penerapan

kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum.

Page 25: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Pustaka

1. Kepemimpinan

a. Pengertian Kepemimpinan

Secara sederhana kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Hal ini berarti kepemimpinan

merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar

mengikuti keinginan seorang pemimpin.

Kepemimpinan adalah kemampuan mempengaruhi perilaku orang lain

dalam situasi tertentu agar bersedia bekerja sama untuk mencapai tujuan yang

ditetapkan. Menurut Overton (2002: 3), kepemimpinan adalah kemampuan untuk

memperoleh tindakan pekerjaan dengan penuh kepercayaan dan kerjasama. Dalam

menjalankan kepemimpinannya seorang pemimpin memiliki gaya-gaya sendiri.

Pendapat Overton menekankan focus kepemimpinan terhadap kemampuan

seseorang memperoleh tindakan dari orang lain. Harsey dan Blanchard (1996:

1000), berpendapat bahwa: “kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas

seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan dalam situasi tertentu”. Pendapat

Harsey dan Blanchard menekankan makna pimpinan sebagai proses

mempengaruhi orang lain mencapai tujuan dalam suatu situasi. Kepemimpinan

juga dapat berlangsung di mana saja.

Menurut Syarifuddin (2010: 47), pemimpin dipercaya oleh yang dipimpin

karena otoritas dan kemampuannya untuk memberikan pengaruh kepada anggota

untuk melakukan sesuatu. Orang yang menjalankan proses kepemimpinan disebut

pemimpin. Sedangkan orang yang dipimpin disebut anggota atau pengikut

(followers). Dalam berbagai tindakannya seorang pemimpin mempengaruhi

anggota, karena itu, peran para pemimpin sangat signifikan dalam menentukan

arah dan kualitas kehidupan manusia, baik dalam keluarga, masyarakat, bangsa,

serta negara (Nasution, 2015).

Page 26: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

7

Kepemimpinan merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan

dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah. Sebagaimana dikemukakan

oleh Nurkolis (2005:152) setidaknya ada empat alasan mengapa diperlukan figure

pemimpin, yaitu; 1) banyak orang memerlukan figure pemimpin, 2) dalam

beberapa situasi seorang pemimpin perlu tampil mewakili kelompoknya, 3)

sebagai tempat pengambilalihan resiko bila terjadi tekanan terhadap kelompoknya,

4) sebagai tempat untuk meletakkan kekuasaan.

Kepemimpinan atau leadership berarti being a leader power of leading atau

the qualities od leader (Hornby, 1990: 481). Secara bahasa, makna kepemimpinan

itu adalah kekuatan atau kualitas seorang pemimpin dalam mengerahkan apa yang

dipimpinnya untuk mencapai tujuan. Seperti halnya manajemen. Kepemimpinan

atau leadership telah didefinisikan pleh banyak para ahli di antaranya adalah

Stoner mengemukakan bahwa kepemimpinan manajerial dapat didefinisikan

sebagai suatu proses mengarahkan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan

dari sekelompok anggota yang saling berhubungan dengan tugasnya.

Kepemimpinan adalah bagian penting manajemen, tetapi tidak sama dengan

manajemen. Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang

untuk mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Manajemen mencakup kepemimpinan tetapi juga mencakup fungsi-fungsi lainnya

seperti perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dam evaluasi.

Kepemimpinan atau leadership dalam pengertian umum menunjukkan suatu

suatu proses kegiatan dalam hal memimpin, membimbing, mengontrol perilaku,

perasaan serta tingkah laku terhadap orang lain yang ada di bawah pengawasannya.

Allah berfirman dalam Surah Al-Maaidah ayat 57:

الذين امنوالاتتجذوادينكم هزواولعبامن الذين اوتواالكتاب من قبلكم هالياائ

كفاراولياءواتقوالله ان كنتم مؤمنين وال

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil Jadi

pemimpinmu, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan

permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang tellah diberi kitab sebelummu,

dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik), dan bertakwalah kepada

Allah jika kamu betul-betul orang-orang beriman” (QS. Al Maaidah 57).

Page 27: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

8

Kepemimpinan dapat di maknai dengan sifat yang dimiliki oleh seseorang

yang oleh karena tugas yang diembannya berusaha untuk memberikan pengaruh

kepada pengikutnya (follower) dengan mematuhi terhadap apa yang menjadi

instruksi dari orang yang memimpinnya. Hal ini juga seperti dikemukakan dalam

Rivai dan Murni (2009: 284) bahwa organisasi yang memiliki kepemimpinan yang

baik akan mudah dalam meletakkan dasar kepercayaan terhadap anggotanya,

sedangkan organisasi yang tidak memiliki kepemimpinan yang baik akan sulit

mendapatkan kepercayaan dari para anggotanya (Hermino, 2014: hal 125-127).

b. Unsur-Unsur Kepemimpinan

Kepemimpinan berlangsung di dalam sebuah organisasi yang dalam arti

statis merupakan wadah dalam bentuk suatu struktur organisasi. Di dalam struktur

itu terdapat unit-unit kerja sebagai hasil kegiatan pengorganisasian berupa

pembidangan dan pembagian pekerjaan sejenis atau serumpun ke dalam satu unit

kerja. Hasil kegiatan pengorganisasian berupa unit-unit kerja ditempatkan pada

pada posisi beringkat sesuai dengan berat ringannya beban kerja dan

tanggungjawabnya. Dengan demikian tersusun unit kerja secara berjenjang atau

bersifat vertical yang setiap unitnya dipimpin seorang pemimpin. Sedangkan

secara keseluruhan dipimpin seorang pemimpin puncak yang posisinya berada

paling atas.

Proses kepemimpinan mengandung lima unsur mencakup; 1) pemimpin

adalah orang yang mengarahkan pengikut, melahirkan kinerja/aktivitas, 2)

pengikut adalah orang yang bekerja dibawah pengaruh pemimpin, 3) konteks

adalah situasi (formal atau tidak formall, social atau kerja, dinamis atau statis,

darurat atau rutin, rumit atau sederhana sesuai hubungan pemimpin dan pengikut,

4) proses adalah tindakan kepemimpinan, perpaduan memimpin, mengikuti,

bimbingan, menuju pencapaian tujuan, pertukaran, membangun hubungan dan, 5)

hasil adalah yang muncul dari hubungan pemimpin, pengikut dan situasi (rasa

hormat, kepuasan dan kualitas produk).

Page 28: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

9

Menurut Wahab (2008: 83), unsur-unsur utama sebagai esensi

kepemimpinan adalah sebagai berikut:

1) Unsur pemimpin atau orang yang mempengaruhi.

2) Unsur orang yang dipimpin sebagai pihak yang dipengaruhi.

3) Unsur interaksi atau kegiatan atau usaha dan proses mempengaruhi.

4) Unsur tujuan yang hendak dicapai dalam proses mempengaruhi.

5) Unsur perilaku/kagiatan yang dilakukan sebagai hasil mempengaruhi.

Pada dasarnya kemampuan untuk mempengaruhi orang tau suatu kelompok

untuk mencapai tujuan tersebut ada unsur kekuasaan. Kekuasaan tak lain adalah

kemampuan untuk mempengaruhi orang lain untuk mau melakukan apa yang

diinginkan oleh pihak lainnya. Praktik kepemimpinan berkaitan dengan

mempengaruhi tingkah laku dan perasaan orang lain baik secara individual

maupun kelompok dalam arahan tertentu, sehingga melalui kepemimpinan meruju

pada proses untuk membantu mengarahkan dan memobilisasi orang atau idenya.

Menurut Rivai (2003: 8-9) ada tujuh unsur atau komponen dalam

kepemimpinan, yaitu:

1) Adanya pemimpin dan orang lain yang dipimpin atau pengikutnya.

2) Adanya upaya atau proses mempengaruhi dari pemimpin kepada orang

lain melalui berbagai kekuatan.

3) Adanya tujuan akhir yang ingin dicapai bersama dengan adanya

kepemimpinan itu.

4) Kepemimpinan bisa timbul dalam suatu organisasi atau tanpa adanya

organisasi tertentu.

5) Pemimpin dapat diangkat secara formal atau dipilih oleh pengikutnya.

6) Kepemimpinan berada dalam situasi tertentu baik situasi pengikut

maupun lingkungan eksternal.

7) Kepemimpinan Islam merupakan kegiatan menuntun, membimbing,

memandu, dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah.

Page 29: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

10

Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa unsur yang terkandung

dalam proses kepemimpinan organisasi adalah ada unsur pemimpin yang memiliki

fungsi untuk memberikan pengaruh, ada anggota atau kelompok orang yang

menerima pengaruh sehingga melakukan kegiatan dan ada situasi lingkungan yang

mengitari orang untuk melakukan kegiatan. (Nasution, 2015)

c. Tipe-Tipe Kepemimpinan

Menurut Samsu (2014) secara umum, ada tiga tiga kepemimpinan dalam

kehidupan suatu organisasi, yaitut tipe kepemimpinan yang otoriter, laissez faire,

dan demokratis.

1) Tipe Otoriter

Yaitu suatu bentuk kepemimpinan yang mempunyai hak dan

kekuasaan penuh untuk bertindak dan memerintah. Tipe seperti ini suka

memaksakan kehendaknya tanpa terlebih dahulu berkonsultasi dengan

yang lain dan sulit menerima pendapat orang lain. Namun untuk sebuah

organisasi yang para anggotanya bersifat menunggu perintah, maka tipe

ini cukup dibutuhkan.

Dalam tipe kepemimpinan otoriter ini, seseorang pemimpin

bersifat ingin berkuasa, dan akibatnya suasana perguruan tinggi terlalu

tegang. Pemimpin sama sekali tidak memebri kebebasan kepada

anggotanya untuk turut ambil bagian dalam memutuskan suatu

persoalan, dan keputusan hanya dibuat sendiri oleh pemimpin. Dalam

hal ini, pemimpin selalu mendikte tentang apa yang harus dikerjakan

oleh anggotanya.

Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi, sehingga mereka

tidak diberi kesempatan untuk mengeluarkan pendapat mereka.

Pemimpin memberi suatu peraturan tersendiri yang harus ditaati dan

diikuti oleh seluruh bawahannya. Dan bila dievaluasi tipe

kepemimpinan seperti ini tidak sesuai dengan semangat demokrasi yang

seharusnya tumbuh dan berkembang di lingkungan organisasi tersebut.

2) Tipe Laissez-faire

Page 30: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

11

Sifat kepemimpinan tipe ini seolah-olah tidak muncul, karena

pemimpin memberikan kebebasan yang penuh kepada para anggotanya

dalam melaksanakan tugasnya, dan bawahan dalam hal ini mempunyai

peluang besar untuk membuat keputusan.

Dengan demikian, gaya kepemimpinan laissez faire ini

merupakan tipe seorang pemimpin yang tidak banyak berusaha untuk

menjalankan kontrol atau pengaruh terhadap para anggota kelompok,

dan pusat kekuasaan lebih banyak bertumpu pada anggota organisasi.

Para anggota kelompok biasanya akan bekerja menurut kehendaknya

masing-masing tanpa prosedur dan pedoman kerja yang jelas. Dalam hal

ini, tipe kepemimpinan seperti ini tentunya juga tidak sesuai dengan

semangat yang seharusnya tumbuh dalam suatu organisasi.

3) Tipe Demokratis

Dalam tipe ini, golongan pelaksana berpartisipasi penuh dalam

mencapai tujuan organisasi tanpa ada rasa paksaan. Di samping itu, juga

turut mengembangkan pemikiran-pemikiran dalam menentukan atau me

utuskan metode-metode yang terbaik dalam melaksanakan pekerjaan.

Dan selalu mendengarkan pendapat bawahan dalam memutuskan suatu

kebijakan.

Dapat dikatakan bahwa tipe kepemimpinan demokratis ini adalah

tipe kepemimpinan yang diharapkan dalam suatu organisasi. Mengingat

bahwa dalam tipe kepemimpinan ini, seorang pemimpin selalu

mengikutsertakan seluruh anggota dalam proses pengambilan

keputusan. Pemimpin akan menghargai pendapat dari para anggota,

sehingga mereka pun akan turut serta bertanggung jawab dalam

pelaksanaan program dalam pelaksanaan program dalam organisasi

tersebut.

Dengan konsep kepemimpinan yang demokratis ini, pemimpin

bertanggung jawab dalam mengembangkan kemampuan seluruh

anggota, membangun hubungan kerja vertikal dan horizontal yang

saling mendukung dan menciptakan iklim organisasi yang bergairah,

Page 31: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

12

sehingga kreativitas anggota dapat dipacu sedemikian rupa, dan pada

gilirannya, akan menjamin berlangsungnya inovasi yang terus menerus.

Sementara dalam hubungan ke luar, pemimpin bertanggung jawab

dalam membina dan memelihara hubungan dengan organisasi lainnya,

serta lingkungan masyarakat di sekitarnya (Samsu, 2014, hal: 68-70)

Selain itu, ada beberapa tipe kepemimpinan yang dapat penulis

kemukakan, yaitu sebagai berikut:

1) Tipe Kepemimpinan Pribadi

Pemimpin yang tergolong falam tipe ini mempunyai hubungan

langsung dengan para pegawainya. Tipe ini biasanya sengat efektif

dalam usaha apapun, namun pemimpin cenderung tidak mendapat

fungsi karena tidak ada kejelasan wewenang dan tanggung jawab

masing-masing pemimpin yang setingkat di bawahnya, akibatnya

mudah melemparkan tanggung jawab.

2) Tipe Kepemimpinan Non-Pribadi

Tipe ini terlihat kurang mengindahkan hubungan dengan

bawahannya, karena perintah-perintah banyak dilakukan secara tertulis.

Dilihat dar segi prakeknya, terjadi pemisah antara hubungan atasan

dengan bawahan. Namun, tiap pimpinan mengetahui dengan jelas batas-

batas wewenangnya dan pembagian kerja pun terlihat lebih merata.

3) Tipe Kepemimpinan Paternalitas

Tipe ini seperti bapak, yaitu pendidik, pengasuh, pembimbing

penasehat, tukang memerintah, dan juga kurang mau menerima

pendapat bawahannya. Hal itu desebabkan karena pemimpin

menganggap para bawahannya adalah orang yang belum dewasa dan

belum mampu memecahkan persoalan. Akibatnya, para pengikutnya

selalu merasa ketergantungan terhadap pemimpin, dan merasa kurang

gairah dalam organisasi itu.

4) Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe ini adalah ciri dari kepemimpinan yang kaku, karena dalam

mengarahkan bawahannya selalu bergantung pada pangkat dan

Page 32: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

13

jabatannya, senang pada formalitas yang berlebihan dan tidak mau

dikritik, juga menggemari penghormatan yang berlebihan pula.

5) Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Suatu tipe kepemimpinan yang mempunyai daya tarik yang amat

besar terhadap para pengikutnya, seakan-akan dalam diri pemimpin itu

ada sesuatu yang luar biasa. Kelemahannya adalah bawahan tidak ada

yang dapat mengusulkan pendapat, saran, dan pemikirannya.

6) Tipe Kepemimpinan yang Terbuka

Dalam pengambilan keputusan, keputusan tetap berada di tangan

pemimpin. Sebelum mengambil keputusan, hal itu terlebih dahulu

dimusyawarahkan agar persoalan tersebut turut dirasakan dan diketahui,

dan para bawahannya dapat memberikan saran dan pendapat untuk

kemajuan organisasi.

7) Tipe Kepemimpinan Partisan

Merupakan corak kepemimpinan yang suka memihak, akan selalu

ada pro dan kontra terhadap persoalan. Sifatnya selalu suka berdebat,

banyak bicara, propagandis, dan selalu mempertahankan pendapatnya.

8) Tipe Kepemimpinan Marketing

Tipe kepemimpinan yang selalu berorientasi ke masa depan

organisasi dengan selalu meningkatkan kemampuan. Tipe ini

menganggap organisasi layaknya sebuah barang dagangan, di mana

mutu harus senantiasa dikembangkan dengan baik.

9) Tipe Kepemimpinan Produktif

Segala kecakapan, kecerdasan, dan kekuatannya diberikan pada

organisasi yang dipimpinnya sehingga menjadi suatu kenyataan. Salah

satu kenyataan tersebut adalah perkaderan, dengan mendidik dan

mengembangkan bawahannya sehingga di antara bawahan tersebut ada

yang tumbuh menjadi pemimpin pengganti nantinya yang lebih baik

pula (Samsu, 2014)

Page 33: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

14

2. Kepemimpinan Kepala Sekolah

a. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang berhasil apabila mereka memahami keberadaan

sekolah sebagai organisasi yang komplek dan unik serta mampu melaksanakan

peranan kepala sekolah sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk

mempimpin sekolah. Dalam mengelola sekolah, kepala sekolah memiliki peran

yang sangat besar. Kepala sekolah merupakan motor penggerak, penentu arah

kebijakan menuju sekolah dan pendidikan secara luas.

Kepemimpinan Kepala Sekolah merupakan kemampuan untuk

menggerakkan tenaga kependidikan, sehingga tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Kepemimpinan Kepala

Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk

mewujudkna visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolah melalui program-program

yang dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Dalam mengarahkan visi dan

misi pemimpin harus menetapkan tujuan ke arah kegiatan yang tepat dan

memerintahkan untuk bergerak.

Kepala sekolah merupakan orang atau personil kependidikan yang memiliki

peran besar dalam mencapai keberhasilan pengelolaan suatu sekolah, sedangkan

guru berada di posisi lain yang berperan besar dalam keberhasilan proses belajar

mengajar di dalam kelas disamping peran siswa, karyawan sekolah dan juga orang

tua siswa. Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah yang didalamnya terdapat juga

kepribadiam, keterampilan dalam mengelola sekolah termasuk dalam menangani

masalah yang timbul disekolah, gaya kepemimpinan serta kemampuan menjalin

hubungan antar manusia sangat menentukan atau memiliki pengaruh yang besar

terhadap kualitas proses belajar dan mengajar disekolah.

Dalam hal ini keberhasilan kepala sekolah dalam memimpin sekolah akan

tampak dari apa yang dikerjakannya. Hal ini penting untuk dikedepankan karena

apa yang telah dikerjakan kepala sekolah melalui kebijakan yang telah ditetapkan

akan mempengaruhi kondisi fisik dan psikis para guru, seiswa dan karyawan

sekolah. Guru akan dapat melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggung jawab

apabila ia merasa puas terhadap kepemimpinan kapala sekolah. Oleh sebab itu,

Page 34: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

15

seorang kepala sekolah dalam memimpin agar tujua yang telah ditetapkan dapat

tercapai dengan baik ia juga harus memperhatikan secara kultural, baik bagi guru,

siswa, karyawan sekolah, orang tua siswa serta lingkungan masyarakat.

Menurut Mulyasa dalam Deni Koswara (2008; 57) kepemimpinan seseorang

sangat berkaitan dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai

pemimpin akan tercemin dalam sifat-sifat yang jujur, percaya diri, tanggung

jawab, berani mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar,emosi yang stabil

dan teladan. (Iskandar, 2015).

b. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah

Kepala sekolah yang efektif setidaknya harus mengetahui, menyadari, dan

memahami tiga hal: (1) mengapa pendidikan yang berkualitas diperlukan di

sekolah; (2) apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan mutu dan produktivitas

sekolah; dan (3) bagaimana mengelola ekolah secara efektif untuk mencapai

prestasi yang tinggi. Kemampua menjawab ketiga pertanyaan tersebut dapat

dijadikan tolak ukur sebagai standar kelayakan apakah seseorang dapat menjadi

kepala sekolah yang efektif atau tidak.

Proses kepemimpinan sekolah berkaitan dengan gaya kepemimpinan yang

digunakannya. Dari berbagai gaya kepemimpinan kepala sekolah gaya

kepemimpinan situasional cenderung lebih fleksibel dalam kondisi operasional

sekolah. Gaya kepemimpinan kepala sekolah berangkat dari anggapan bahwa tidak

ada gaya kepemimpian kepala sekolah yang terbaik, melainkan bergantung dengan

situasi dan kondisi sekolah. Situasi dan kondisi tersebut antara lain meliputi tingkat

kematangan guru dan staf, yang dapat dilihat dari dua dimensi, yakni dimensi

kemampuan (kesadaran dan pemahaman) dan dimensi kemauan (tanggung jawab,

kepedulian, dan komitmen).

Selain pendekatan situasional, terdapat indikator-indikator kepemimpinan

kepala sekolah yang efektif menurut Martin and Millower (2001); serta Willower

dan Kmetz (2007), sebagai berikut:

a) Memiliki visi yang kuat tentang masa depan sekolahnya, dan mampu

mendorong semua warga sekolah untuk mewujudkannya.

Page 35: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

16

b) Memiliki harapan yang tinggi terhadap prestasi peserta didik dan kinerja

seluruh warga sekolah.

c) Senantiasa memprogramkan dan menyempatkan diri untuk mengadakan

pengamatan terhadap berbagai aktivitas guru dan pembelajaran di kelas

serta memberikan empan balik (feedback) yang positif dan konstruktif

dalam rangka memecahkan masalah dan memperbaiki pembelajaran.

d) Mendorong pemanfaatan waktu secara efisien dan merancang prosedur

untuk meminimalisasi stress dan konflik negatif.

e) Mendayagunakan berbagai sumber belajar dan melibatkan seluruh

warga sekolah serta kreatif, ptoduktif, dan akuntabel.

f) Memantau kemajuan peserta didik baik secara individual maupun

kelompok, serta memanfaatkan informasi untuk mengarahkan

perencanaan pembelajaran.

g) Melakukan evaluasi dan perbaikan secara berkesinambungan (Mulyasa,

2013: hlm 20-22).

c. Kewajiban Kepala Sekolah

Ada beberapa ketentuan/kewajiban kepala sekolah yang diatur oleh

pemerintah, secara garis besar meliputi proses seperti:

1) Pengelolaan

Suatu proses yang pada dasarnya meliputi pengadaan, pendayagunaan

dan pengembangan tenaga kependidikan, tanah dan gedung serta

pemiliknya.

2) Penilaian

a) Penilaian pendidikan dasar diselenggarakan untuk memperoleh

keterangan tentang proses belajar mengajar dan upaya pencapaian

tujuan pendidikan dasar dalam rangka pembinaan dan

pengembangan, serta untuk penentu akreditas pendidikan dasar

yang bersangkutan.

b) Penilaian sekolah menengah dilaksanakan secara bertahap

berkesinambungan dan bersifat terbuka.

Page 36: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

17

3) Bimbingan

Yaitu bantuan yang diberikan oleh para guru pembimbing dalam

rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan

merencanakan pendidikan.

4) Pembiayaan

a. Gaji guru, tenaga kependidikan lainnya dan tenaga administrasi;

b. Biaya pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana;

c. Penyelenggaraan pendidikan;

d. Biaya perluasan dan pengembangan.

5) Pengawasan

Pengawasan dilaksanakan dalam rangka pembinaan

pengembangan, pelayanan dan peningkatan mutu, serta perlindungan

sekolah yang bersangkutan. Pengawasan meliputi segi teknis pendidikan

dan administrasi sekolah yang bersangkutan.

6) Pengembangan

Pengembangan meliputi upaya perbaikan, perluasan, pendalaman

dan penyesuaian pendidikan melalui peningkatan mutu baik

penyelenggaraan kegiatan pendidikan maupun peralatannya.

Kegiatan pengembangan dilaksanakan dengan tidak mengurangi

kelangsungan penyelenggaraan pendidikan pada sekolah yang

bersangkutan (Wahjosumidjo, 2005: hlm 204-206).

3. Kurikulum

a. Pengertian kurikulum

Kata kurikulum berasal dari bahasa latin currere, yang berarti lapangan

perlombaan lari. Kurikulum juga bisa berasal dari kata curriculum yang berarti a

running course, dan dalam bahasa Perancis dikenal dengan courier berarti to tun

(berlari). Istilsh itu kemudian digunakan untuk sejumlah mata pelajaran yang harus

ditempuh untuk mencapai suatu gelar penghargaan dalam dunia pendidikan yang

dikenal dengan ijazah (Abdullah, 1999: hlm 3).

Abu Dinata mengartikan kurikulum sebagai sebuah rancangan program

pendidikan yang berisi serangkaian pengalaman yang diberikan kepada peserta

Page 37: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

18

didik untuk mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai melalui serangkaian

pengalaman belajar. Kedua aspek tersebut, tujuan dan pengalaman belajar dalam

sebuah kurikulum ditentukan oleh keinginan, keyakinan, atau pengetahuan serta

kemampuan anggota masyarakat yang menyelenggarakan program pendidikan

tersebut (Dinata, 1999: hlm 124)

Definisi kurikulum memang dapat berbeda-beda antara satu ahli dengan ahli

pendidikan lainnya. Namun demikian, definisi yang populer adalah the curriculum

of the school (yakni segala pengalaman anak di sekolah dibawah bimbingan

sekolah). Suatu definisi yang mirip seperti itu yang dilontarkan oleh Harold

Alberty & John Kerr (Nasution, 1989: hlm 39).

Menurut Mujtahid, untuk mencapai hasil yang maksimal peran kurikulum

dapat dapat diterapkan dengan dua model, yaitu pendekatan makro dan pendekatan

mikro, kedua pendekatan tersebut digunakan untuk mengefektifkan penerapan

kurikulum Pendidikan Agama Islam yang memiliki jangkauan visi yang luas dan

terpadu (integral) berdasarkan kebutuhan dan orientasi pembelajaran PAI yang

memiliki nuansa futuristik dan penuh dengan harapan dari semua pihak.

a) Pendekatan Makro

Model pendidikan makro berupaya menghadirkan proses

pembelajaran PAI dapat memberikan nuansa yang berbeda dan harapan

kolektif dari semua pihak. Langkah-langkah yang yang harus ditempuh

adalah:

1) Merangsang pembelajaran yang unggul.

2) Merumuskan kembali tujuan kurikulum PAI.

3) Menciptakan sumber belajar unggul.

4) Mengukur kemampuan awal siswa.

5) Pembentukan performasi perilaku.

6) Menyusun evaluasi.

b) Pendekatan Mikro

Model pendekatan mikro dalam reformasi penerapan kurikulum

PAI yaitu suatu tahapan secara praktis dan sistematis yang

memperhatikan situasi dan kondisi sumber daya dukung lembaga

Page 38: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

19

pendidikan. Melalui pendekatan mikro ini dimaksudkan agar tujuan

penerapan kurikulum PAI di sekolah atau madrasah dapat tercapai

secara terukur, dan dapat berhasil secara maksimal.

Pendekatan mikro lebih dihadapkan pada hal-hal yang bernilai

fungsional, khususnya pengembangan materi, peran guru dan siswa

dalam interaksi pembelajaran. Ketiga komponen tersebut merupakan

suatu sistem dalam pendidikan yang perlu mendapatkan perhatian oleh

para pelaku pendidikan. Adapun langkah-langkah yang dapat ditempuh

lembaga pendidikan untuk menerapkan kurikulum PAI melalui model

pendidikan mikro ini sebagai berikut:

1) Menentukan tujuan materi

2) Mengukur kemampuan awal siswa dan solusinya

3) Pembentukan peformasi (perilaku)

4) Menyusun evaluasi

b. Komponen Utama Kurikulum

Merujuk pada fungsi kurikulum dalam proses pendidikan yang

menjadi alat mencapai tujuan pendidikan, maka sebagai alat pendidikan,

kurikulum mempunyai komponen-komponen penunjang yang saling

mendukung satu sama lain.

Subandijah membagi komponen kurikulum menjadi lima komponen,

yaitu: 1) Tujuan; 2) Isi atau maateri; 3) Organisasi atau strategi; 4) Media;

5) Proses belajar mengajar. Sedangkan yang dikatakan komponen

penunjang kurikulum mencakup: 1) Sistem atau administrasi dan supervisi;

2) Pelayanan bimbingan dan penyuluhan; 3) Sistem evaluasi (Subandijah,

1993: hlm 4).

4. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Pondok pesantren adalah Lembaga pendidikan Islam tertua di

Indonesia, setelah rumah tangga. Istilah podok secara bahasa, pondok

pesantren berasal dari dua kata pondok dan pesantren. Pondok berarti

Page 39: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

20

asrama-asrama para santri yang dibuat dari bamboo, atau berasal dari bahasa

Arab fundiq, yang berarti rumah penginapan, hotel atau asrama. Sementara

itu, pesantren berakar pada kata santri yang berasal dari bahasa Sansekerta

yang berarti melek huruf, yaitu orang yang berusaha mendalami kitab-kitab

yang ditulis dalam bahasa Arab.

Secara terminology, pondok pesantren merupakan institusi sosial

keagamaan yang menjadi wahana pendidikan bagi umat Islam yang ingin

mendalami ilmu-ilmu keagamaan. Pondok pesantren secara terminologi

keagamaan merupakan institusi pendidikan Islam, namun demikian

pesantren mempunyai ikon sosial yang memiliki pranata sosial di

masyarakat. Hal ini karena pondok pesantren memiliki modalitas sosial yang

khas, yaitu: (a) ketokohan Kyai; (b) santri; (c) independent dan mendiri; dan

(d) jaringan sosial yang kuat antar alumni pondok pesantren (Zamroji; 2017).

b. Tipologi pesantren

Sebagian besar pesantren berkembang dari adanya dukungan

masyarakat, dan secara sederhana muncul atau berdirinya pesantren

merupakan inisiatif masyarakat baik secara individu maupun kolektif.

Begitu pula sebaliknya perubahan sosial dalam masyarakat merupakan

dinamika kegiatan pondok pesantren dalam dunia pendidikan dan

kemasyarakatan. Dengan kondisi pesantren yang dedemikian rupa, maka

konsep pesantren menjadi cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik

dan melakukan perubahan sosial terhadap masyarakat. Dampak yang jelas

adalah terjadi perubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai dengan

perkembangan masyarakat. Dengan demikian pondok pesantren berubah

tampil sebagai Lembaga pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan dan

sosial.

Secara factual ada beberapa tipe pondok pesantren yang berkembang

dalam masyarakat, meliputi:

1) Pondok pesantren tradisional

Pondok pesantren ini masih tetap mempertahankan bantuk aslinya

dengan semata-mata mengerjakan kitab yang ditulis oleh ulama abad

Page 40: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

21

ke-15 dengan menggunakan bahasa Arab. Pola pengajarannya

menggunakan ”halaqah” yang dilaksanakan di masjid atau surau.

Hakikat dari sistem pengajaran halaqah adalah penghafalan yang titik

akhirnya darri segi metodologi cenderung kepada terciptanya santri

yang menerima dan memiliki ilmu.

2) Pondok pesantren modern

Pondok pesantren ini merupakan pengembangan tipe pesantren

karena orientasi belajarnya cenderung mengadopsi sistem belajar klasik

dan meninggalkan sistem belajar tradisional. Penerapan sistem belajar

modern ini pertama Nampak pada penggunaan kelas-kelas belajar baik

dalam bentuk madrasah atau sekolah. Kurikulum yang dipakai adalah

kurikulum sekolah atau madrasah yang berlaku secara tradisional.

Santrinya ada yang menetap ada yang tersebar di sekitar desa itu.

Kedudukan para kyai sebagai koordinator pelaksana proses belajar

mengajar da sebagai pengajar langsung dikelas. Perbedaannya dengan

sekolah dan madrasah terletak pada porsi pendidikan agama dan bahasa

Arab lebih menonjol dari kurikulum local.

3) Pondok pesantren komprehensif

Pondok pesantren ini disebut komprehensif karena menerapkan

sistem pendidikan dan pengajaran gabungan antara yang tradisional dan

yang modern. Artinya di dalamnya diterapkan pendidikan dan

pengajaran kitab kuning dengan metode sorokan, bondongan dan

wetonan, namun secara regular sistem persekolahan terus berkembang.

Bahkan pendidikan keterampilan pun diaplikasikan sehingga

menjadikannya berbeda dari tipologi kesatu dan kedua. Lebih jauh dari

pada itu pendidikan masyarakat pun menjadi garapannya. Dalam arti

sedemikian rupa dapat dikatakan bahwa pondok pesantren telah

berkiprah dalam pembangunan esensi kemasyarakatan (Shulhan, 2013:

hlm. 155-157).

Page 41: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

22

5. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam atau At-Tarbiyah

Al-Islamiyah adalah usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar

kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan

ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai pegangan hidup

(Daradjat, 1996: hlm 86)

Pendidikan Agama Islam adalah usaha yang berupa pengajaran,

bimbingan dan asuhan terhadap anak agar kelak selesai pendidikannya

dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama Islam, serta

menjadikannya sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun kehidupan

masyarakat.

Dari definisi di atas maka Pendidikan Agama Islam dapat diartikan

adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap,

kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran

agam Islam (Agama, 2001: hlm 15).

Menurut Departemen Pendidikan Nasional, kurikulum PAI adalah

mata pelajaran yang disusun dan dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok

(dasar yang terdapat dalam agama Islam sehingga PAI merupakan bagian

yang diajarkan dari kuriulum yang disusun di unit pendidikan tertentu). Di

tinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran

pokok yang menjadi satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan

mata pelajaran lain yang bertujuan untuk membentuk moral dan

kepribadian peserta didik yang baik (Depdiknas, 2004: hlm 2).

Dengan demikian dapat disimpulkan kurikulum PAI dalam arti

sempit adalah kumpulan mata pelajaran agama Islam, seperangkat rencana

dan pengaturan tentang isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Zakiah Daradjat membagi tujuan PAI menjadi 4 macam, yaitu:

Page 42: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

23

1) Tujuan umum. Tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan

pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain.

2) Tujuan akhir. Tercapainya wujud kamil, yaitu orang yang telah

mencapai ketakwaan dan menghadap Allah dalam ketakwaan.

3) Tujuan sementara. Tujuan yang akan dicapai setelah anak diberi

sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu

kurikulum pendidikan formal.

4) Tujuan operasional. Tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah

kegiatan pendidikan tertentu (Daradjat, 1994: hlm. 80-83).

6. Sekolah Berbasis Pesantren

a. Pengertian Sekolah Berbabis Pesantren

Pengembangan model pendekatan Sekolah Menengah Pertama

berbasis pondok pesantren sesungguhnya merupakan “ijtihad” dalam

memadukan keunggulan pelaksanaan sistem di sekolah dan keunggulan

pelaksanaan pendidikan di pondok pesantren. SMP berbasis pesantren

menuntut adanya keterpaduan 2 (dua) keunggulan model pendidikan dalam

satu lingkungan pendidikan yang di kelola secara terpadu, saling mengisi

dan bersama-sama mengembangkan potensi peserta didik, menjadi sumber

daya manusia Indonesia yang handal, memiliki integrasi intelektual,

spiritual, dan emosional serta berwatak plural dan multikultural,

menghargai hak dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara menuju terbentuknya masyarakat madani

(Indonesia, 2010: hlm 8).

Di dalam Kesepakatan Nomor: 815/C3/LL/2008 dan Nomor:

Dt.I/III/83/2008 tentang Pengembangan Sekolah Menengah Pertama

Berbasis Pesantren yang ditanda tangani oleh Direktur Pembinaan SMP

dan Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren pada pasal 2

disebutkan bahwa “Kesepakatan Bersama ini bertujuan untuk

mengintegrasikan sistem pendidikan sekolah dan pesantren dalam rangka

meningkatkan mutu pendidikan”.

Page 43: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

24

b. Prinsip-Prinsip Dasar Sekolah Berbasis Pesantren

Prinsip dasar pengembangan SMP berbasis pesantren, meliputi:

1) Pengintegrasian kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual dan

kecerdasaan emosional

2) Pengembangan konsep totalitas

3) Berwatak plural dan multikultural

4) Tidak diskriminatif

5) Berwawasan keunggulan lokal, regional maupun internasional

6) Kesadaran atas Hak Asasi Manusia

7) Penguasaan kitab kuning

8) Pengembangan pendidikan kecapakan hidup (life Skill).

9) Sekolah sebagai pendekatan masyarakat sekolah

10) Proses pembelajaran terpadu (integratif)

11) Sistem pengasuhan

12) Sistem pembelajaran yang memberikan perlakuan khusus terhadap

peserta didik yang memiliki kemampuan di atas rata-rata (Indonesia,

2010: hlm 13-14).

c. Kurikulum Berbasis Pesantren

Kurikulum pada sekolah berbasis pesantren dikembangkan

berdasarkan ketentuan standar nasional pendidikan (SNP) dan kebutuhan

lokal. Pencapaian standar nasional dalam sekolah berbasis pesantren juga

mengacu kepada Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Permendiknas nomor 22 Tahun 2006 tentang

standar isi. Adapu Kurikulum yang dikembangkan atas dasar kebutuhan

lokal dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip pengembangan

kurikulum muatan lokal. Kurikulum muatan lokal ini disusun oleh pihak

sekolah/pesantren dan disesuaikan dengan kekhasan dan kebutuhan pada

masing-masing sekolah berbasis pesantren (Indonesia, 2010: hlm 19-20).

Page 44: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

25

B. Studi Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh “Tirta Yogi Aulia” tahun 2016 dalam tesis yang

berjudul “Implementasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di SMP Berbasis

Pesantren”. Yang membahas tentang penerapan kurikulum PAI di SMP yang

berbasis pesantren. Dalam tesis ini dijelaskan bagaimana pihak Pondok

Pesantren mencoba mengambil langkah baru dalam bidang pendidikan formal,

yang wajarnya pondok pesantren umumnya menerapkan Madrasah, akan tetapi

diubah menjadi berbasis Sekolah. Lalu bagaimana pihak pondok pesantren dan

sekolah menerapkan Kurikulum PAI di sekolah, dengan kegiatan pesantren.

Kurikulum PAI yang diterapkan di SMP berbasis pesantren berbeda dengan

sekolah umum, atau bisa dikatakan lebih mndalam. Peneliti mengambil tesis ini

sebagai relevan karena isi pembahasan dan penelitian yang sedang dilakukan

relevan, yaitu penerapan Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum Rasau Kab.

Batang Hari. Salah satu pondok pesantren di Jambi yang menerapkan sistem

Sekolah di dalam pesantrennya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh “Muhammad Zamroji” tahun 2017 dalam jurnal

yang berjudul “Modernisasi Sistem Pendidikan Pondok Pesantren”. Yang

membahas tentang bagaimana Sistem Pendidikan Pondok Pesantren tradisional

mengadaptasi perkembangan zaman dengan cara menggabungkan unsur

pendidikan tradisonal dengan pendidikan umum. Penelitiian diatas relevan

dengan penelitian yang sedang peneliti lakukan. Peneliti melakukan penelitian

di Pondok Pesantren yang menerapkan sistem pendidikan yang sedang

berkembang dengan mengambil Langkah menerapkan sistem pendidikan

berbasis sekolah di pesantrennya, bukan dengan sistem madrasah.

3. Penelitian yang dilakukan oleh “Umi Fajriyyatul Munawaroh” tahun 2019

dalam skripsi berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren

Dalam Pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Kelas VII DI SMP Al Musyaiffa’

Kendal Tahun Ajaran 2018/2019”. Penelitian ini menjelaskan tentang

bagaimana penerapan pembelajaran PAI yang dilakukan oleh pihak pesantren

di dalam pendidikan formalnya. Penelitian ini membahas tentang isi pelajaran,

bagaimana langkah-langkah dalam proses pembelajaran, manajemen waktu

Page 45: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

26

antara pendidikan formal dengan kegiatan pesantren. Dan dalam hal ini peneliti

mengambil skripsi ini sebagai relevan karena sama hal nya dengan penelitian

yang sedang peneliti lakukan, adalah bagaimana pondok pesantren Darul ‘Ulum

Rasau ini menerapkan kurikulum PAI ini kepada anak-anak didiknya, yang

mereka juga harus menjalani kegiatan pesantren nya.

Page 46: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan dan Desain Penelitian

Pendekatan ini berbentuk deskritif kualitatif yang di lihat melalui sudut

pandangan pendidikan dengan mengkai tentang persepsi Kepemimpinan Kepala

Sekolah Dalam Upaya Penerapan Mata Pelajaran Umum di Sekolah Menengah

Pertama Swasta Darul ‘Ulum Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau.

Jenis pendekatan yang digunakan peneliti adalah jenis pendekatan kualitatif.

Menurut Samsu (2017; hal, 85). Parsudi Suparlan berpendapat bahwa pendekatan

kualitatif sering juga dinamakan sebagai pendekatan humanistik, karena di dalam

pendekatan ini cara pandang, cara hidup, selera ataupun ungkapan emosi dan

keyakinan dari warga masyarakat yang diteliti sesuai dengan masalah yang diteliti,

juga termasuk data yang perlu dikumpulkan. Lexy J. Moleong menjelaskan bahwa

istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller pada mulanya bersumber pada

pengamatan kualitatif yang dipertantangkan dengan pengamatan kuantitatif.

Pengamatan kuantitaif melibatkan pengukuran tingkatan suatu cici tertentu,

sedangkan kualitas menunjukkan segi alamiah yang dipertentangkan dengan

kuantum atau jumlah. Atas dasar pengertian seperti ini sering penelitian kualitatif

diartikan sebagai penelitian yang tidak mengandalkan perhitungan.

Dengan demikian, penelitian kualitatif tidak hanya sebagai upaya

mendeskripsikan data tetapi deskripsi tersebut hasil dari pengumpulan data yang

shohih yang dipersyaratkan kualitatif yaitu wawancara mendalam, observasi

partisipasi, studi dokumen, dan dengan melakukan triangulasi yang dirancang

untuk memperoleh informasi tentang bagaimana “Manajemen Kepemimpinan

Kepala Sekolah Dalam Upaya Penerapan Mata Pelajaran Umum di Sekolah

Menengah Pertama Swasta Darul ‘Ulum Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau

Kab. Batang Hari.”

Page 47: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

28

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

Tempat penelitian ini akan di laksanakan di Pondok Pesantren Darul

‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari, yang melatar belakangi penilis memilih

Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari adalah karena pondok

pesantren tersebut adalah pondok pesantren yang masih tergolong baru dan

perbedaan dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam yang dipakai di

karenakan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum menggunakan sistem SMP. Maka

dari itu dalam proses pembelajaran PAI nya berbeda dengan SMP umum.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah orang-orang yang akan memberikan informasi

dan data yang diperlukan oleh peneliti. Adapun yang memberi informasi dalam

penelitian ini yaitu Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, guru PAI, dan staf TU

di Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari. Pada penelitian ini

penulis menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Djam’an (2017: hal

47), purpose sampling adalah menentukan subjek/objek sesuai tujuan.

C. Jenis Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

Pada dasarnya suatu penelitian bertujuan untuk mencari pemecahan

masalah. Setiap masalah dapat dipecahkan apabila didukung oleh data yang

akurat dan relevan. Tanpa data yang akurat dan relevan tersebut, maka tujuan

penelitian yang akan dicapai tidak akan mungkin terwujud. Data yang

dibutuhkan adalah data yang bersumber dari setting dan subjek penelitian

sekaligus mencerminkan objek penelitian (topik, judul). Dalam hal ini, data

yang baik mencerminkan ciri objektivitasnya, berhubungan dengan masalah

yang aka dipecahkan, data benar-benar mewakili (repesentative) bagi setting

yang hendak dijelaskan atau digambarkan, dan data yang dipergunakan masih

berlaku pada saat penelitian ini dilakukan (up to date).

Pada umumnya, jenis data yang dipergunakan dalam penelitian adalah

berupa data primer dan data sekunder.

Page 48: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

29

a. Data Primer

Data yang langsung dan segera diperoleh dari data oleh peneliti untuk

tujuan yang khusus penelitian (Samsu, 2017, hlm: 94). Dengan kata lain,

data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama, baik

melalui observasi maupun wawancara kepada responden dan informan

(Samsu, 2017, hlm: 95). Data primer disini adalah data yang berupa

informasi, peristiwa, atau tindakan yang berkaitan dengan sekolah atau

madrasah, data primer ini diperoleh dari Kepala Sekolah, Waka Kurikulum,

guru, dan staf TU. Khususnya yang berkenaan dengan persepsi

kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap mata pelajaran umum di Pondok

Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab Batang Hari.

b. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan

dilaporkan oleh orang lain di luar peneliti sendiri, walupun yang

dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli. Dengan kata lain, data

sekunder adalah data yang diperoleh dari dumber kedua, selain dari yang

diteliti yang bertujuan untuk mendukung penelitian yang dilakukan. Artinya

data primer yang diperoleh tidak diragukan karena juga didukung oleh data

sekunder (Samsu, 2017, hlm: 95). Adapun data sekunder yang diperoleh

peneliti melalui hasil pengamatan atau observasi melalui hasil pengamatan

atau observasi melalui dokumentasi dari Lembaga Pondok Pesantren Daul

‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari.

2. Sumber Data

Sumber data yaitu subjek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data

dalam penelitian ini dapat dari beberapa orang yang akan diminta keterangan

melalui wawancara mengenai persepsi kepemimpinan pesantren terhadap mata

pelajaran umum di Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari

yang meliputi:

a. Kepala sekolah

b. Waka Kurikulum

Page 49: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

30

c. Waka Kesiswaan

d. Guru PAI

e. Siswa

f. Kejadian dan peristiwa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data penelitian, penulis menggunakan taknik

pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Obervasi

Obervasi adalah tindakan atau proses pengambilan informasi, atau

melalui media pengamatan. Dalam melakukan observasi ini, peneliti

menggunakan sarana utama indra penglihatan. Kemudian mencatat dalam nota

lapangan atau merekam dengan alat perekam (tape cocarde), sebagai materi

utama untuk dianalisis (Sukardi, 2013: hal. 50).

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan mengamati

dan mencatat serta merekam secara langsung objek yang diselidiki.

2. Wawancara

Teknik wawancara yaitu pertemuan langsung yang direncanakan antara

pewawancara dan yang diwawancarai untuk saling bertukar pikiran guna

memberikan atau menerima informasi tertentu yang diperlukan dalam

penelitian (Sukardi, 2013: hal. 49).

Penggunaan metode ini adalah wawancara langsung yang diajukan

kepada informan yang ada dilokasi penelitian yaitu Kepala Sekolah, waka

kurikulum, Waka Kesiswaan, dan guru PAI ponpes Darul ‘Ulum Rasau Kab.

Batang Hari.

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang

berbentuk tulisan, gambar, atau karya, monumental dari seseorang (Sugiyono,

2007: hal. 82).

Penelitian akan mengumpulkan dokumen yang ada di pondok pesantren

Darul ‘Ulum Rasau Kab. Batang Hari.

Page 50: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

31

E. Taknik Analisis Data

Analisis data adalah suatu usaha untuk mengurai suatu masalah atau focus

kajian menjadi bagian-bagian (docomposition) sehingga susunan/tatanan bentuk

sesuatu yang urai itu tampak dengan jelas dan karena bisa secara lebih terang di

tengkap maknanya atau lebih jernih dimengerti duduk perkaranya (Djam’an, dkk,

2017: hal. 200).

1. Reduksi data (reduction)

Dalam memulai melakukan penelitian tentu saja akan mendapatkan data

yang banyak dan relative beragam dan bahkan sangat rumit. Itu sebabnya, perlu

dilakukan analisis data melalui reduksi data. Data yang diperoleh ditulis dalam

bentuk laporan atau data yang terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan

data yang diperoleh direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal pokok, di fokuskan

pada hal-hal yang penting.

Tujuan utama dalam penelitian kualitatif adalah pada temuan. Pleh karena

itu, kalua peneliti dalam melakukan penelitian menemukan segala sesuatu yang

di pandang asing, tidak dikenal, balum memiliki pola, justru itulah yang harus

dijadikan perhatian peneliti dalam melakukan reduksi data.

2. Penyajian Data (Display Data)

Teknik penyajian data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam

berbagai bentuk seperti tebel, grafik dan sejenisnya. Lebih dari itu, penyajian

data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

kategori dan sejenisnya. Adapun fungsi display data disamping untuk

memudahkan dan memahami apa yang terjadi, juga untuk merencanakan kerja

selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut (Djam’an, dkk, 2017:

hal. 220).

3. Verifikasi (Conclusion Drawing)

Hubberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan

dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya

belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi ataugambaran suatu objek

yang sebenarnya masih belum jelas atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi

Page 51: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

32

jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori

(Djam’an, dkk, 2017: hal. 220).

F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan

sesuatu yang lain. Di luar data itu untuk pengecakan atau sebagai pembanding

terhadap data itu (Moleong, 2007: hal 330). Triangulasi pada penelitian ini,

peneliti gunakan sebagai pemeriksaan melalui sumber lainnya. Dalam

pelaksanaannya peneliti melakukuan pengecekan data yang berasal dari

wawancara dengan kepala sekolah, waka kurikulum, dan dewan Guru SMPs Darul

‘Ulum Rasau.

Uji keabsahan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas merupakan internal dalam penelitian kualitatif. Uji

kredibilitas atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitaif dilakukan

dengan enam teknik yaitu perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan

dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus

negative, menggunakan bahan referensi dan member check (Sugiyono, 2013:

hal. 270).

a. Peningkatan ketekunan

Dalam penelitian peningkatan ketekunan dilakukan secara lebih

cermat dan berkesinambungan agar kepastian data dan urutan peristiwa

dapat direkam secara pasti dan sistematis. Dilain itu dengan meningkatkan

ketekunan, peneliti dapat melakukan pengecekan kembali apakah data

yang ditemukan itu salah atau tidak dan juga peneliti dapat memberikan

deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang yang diamati.

b. Trianggulasi

Trianggulasi bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peneliti

terhadap apa yang telah ditemukan. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan trianggulasi teknik. Trianggulasi teknik untuk menguji

kredibiltas data yang dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh

Page 52: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

33

dengan wawancara dari sumber data yang di cek kembali dengan teknik

observasi dan dokumentasi.

c. Menggunakan bahan referensi

Penggunaan bahan referensi dalam penelitian ini adalah sebagai

pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti

(Sugiyono, 2013: hal. 275). Adapun bahan referensi yang digunakan

peneliti berupa wawancara, observasi atau pengamatan melalui indera

penglihatan dan pendengar, serta catatan hasil wawancara dan lain

sebagainya.

G. Jadwal Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Tabel 1

Jadwal Penelitian

No Jenis

Kegiatan

Penelitian

Desember

2019

Januari

2020

Februari

2020

Maret

2020

Juli

2020

September

2020

Oktober

2020

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan

judul

X

2 Penyusuna

n proposal

x x x x x x x x x

3 Bimbingan

proposal

x x x x X

4 Pengurusan

Izin

Seminar

x x

5 Seminar

proposal

x

6 Perbaikan

proposal

x

7 Pengajuan

izin riset

x X

8 Riset

lapangan

x x X

9 Pengumpul

an data

x x x

10 Penyusuna

n skripsi

x x x x x x

Page 53: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

34

11 Perbaikan

skripsi

x x x x

12 Pengganda

an skripsi

dan

penyampai

an kepada

tim penguji

dan

fakultas

Page 54: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

35

BAB IV

TEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Temuan Umum

1. Lokasi/Setting Penelitian

a. Sejarah

Pondok Pesantren Darul Ulum II Batang Hari Jambi adalah cabang

dari Pondok Pesatren Darul Ulum yang terletak di Muaro Pijoan. Di bawah

naungan Yayasan Perguruan Islam Darul Ulum, PPDU II mulai dibangun

pada tahun 2014 dan diresmikan pada tanggal 2 Rajab 1436 Hijriyah.

Terletak di lorong Sejahtera, Rt. 18 Rw. 04, Dusun Rasau. Kelurahan

Jembatan Mas, Kecamatan Pemayung, Kabupaten Batang Hari, Pondok

Pesantren Darul Ulum II memiliki dua sistem pembelajaran, Formal dan

Ma’had.

Untuk program formal terdapat jenjang pendidikan SMP dan SMA di

bawah naungan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. Memiliki sertifikat

akreditas untuk jenjang SMP dan proses akreditas untung jenjang SMA.

Pembangunan Sekolah serentak dengan pembangunan Pondok Darul Ulum

II.

Mengacu pada tuntutan zaman, Pondok Pesantren Darul Ulum II

menerapkan dua kurikulum, Formal dan Ma’had. Untuk Ma’had merujuk

pada program salafi yang mengkaji kitab-kitab klasik dan metode salafiyah

yang masih kental dan kentara di dalamnya.

Berikut ini adalah jenjang pendidikan yang terdapat di Pondok

Pesantren Darul Ulum II:

1) Pendidikan Formal

a) SMPs Darul Ulum, Terakreditas

b) SMAs Darul Ulum

2) Pendidikan Ma’had

a) DTA Darul Ulum

b) Wustho

Page 55: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

36

c) Ulya

3) Program Ekstrakulikuler

a) Gerakan Pramuka, Gugus Depan 04.799-04.800

b) PMR

c) Pertanian

d) Peternakan

e) Pertukangan

Dalam Kepemimpinannya, SMPs Darul Ulum dipimpin oleh Bapak

Mujib Yasin, S.H.I, atau yang lebih dikenal dengan Gus Mujib, beliau adalah

Kepala Sekolah yang saat ini masih menjabat dari awal. Akreditas sementara

yang dimiliki adalah C (Arsip SMPs Darul’ Ulum, 2 Oktober 2020).

Berikut ini ditampilkan data profil SMPS Darul ‘Ulum, sebagai

berikut:

Tabel 2.1

Profil Sekolah

Page 56: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

37

1 Nama Sekolah :

2 NPSN :

3 Jenjang Pendidikan :

4 Status Sekolah :

5 Alamat Sekolah :

RT / RW : 18 / 4

Kode Pos :

Kelurahan :

Kecamatan :

Kabupaten/Kota :

Provinsi :

Negara :

6 Posisi Geografis : Lintang

Bujur

2. Data Pelengkap

7 SK Pendirian Sekolah :

8 Tanggal SK Pendirian :

9 Status Kepemilikan :

10 SK Izin Operasional :

11 Tgl SK Izin Operasional :

12 Kebutuhan Khusus Dilayani :

13 Nomor Rekening :

14 Nama Bank :

15 Cabang KCP/Unit :

16 Rekening Atas Nama :

17 MBS :

18 Memungut Iuran :

19 Nominal/siswa :

20 Nama Wajib Pajak :

21 NPWP :

20 Nomor Telepon :

21 Nomor Fax :

22 Email :

23 Website :

24 Waktu Penyelenggaraan :

25 Bersedia Menerima Bos? :

26 Sertifikasi ISO :

27 Sumber Listrik :

28 Daya Listrik (watt) :

29 Akses Internet :

30 Akses Internet Alternatif :

31 Sumber air :

32 Sumber air minum :

33 Kecukupan air bersih :

34

Sekolah menyediakan jamban yang

dilengkapi dengan fasilitas

pendukung untuk digunakan oleh

siswa berkebutuhan khusus

:

35 Tipe jamban :

36Sekolah menyediakan pembalut

cadangan:

37

Jumlah hari dalam seminggu siswa

mengikuti kegiatan cuci tangan

berkelompok

:

38 Jumlah tempat cuci tangan :

39 Jumlah tempat cuci tangan rusak :

40Apakah sabun dan air mengalir

pada tempat cuci tangan:

41

Sekolah memiiki saluran

pembuangan air limbah dari

jamban

:

42

Sekolah pernah menguras tangki

septik dalam 3 hingga 5 tahun

terakhir dengan truk/motor sedot

tinja

:

:

43Sekolah memiliki selokan untuk

menghindari genangan air:

44

Sekolah menyediakan tempat

sampah di setiap ruang kelas

(Sesuai permendikbud tentang

standar sarpras)

:

45Sekolah menyediakan tempat

sampah tertutup di setiap unit

jamban perempuan

:

46Sekolah menyediakan cermin di

setiap unit jamban perempuan:

47

Sekolah memiliki tempat

pembuangan sampah sementara

(TPS) yang tertutup:

48

Sampah dari tempat pembuangan

sampah sementara diangkut secara

rutin:

49

Ada perencanaan dan

penganggaran untuk kegiatan

pemeliharaan dan perawatan

sanitasi sekolah

:

50

Ada kegiatan rutin untuk

melibatkan siswa untuk

memelihara dan merawat fasilitas

sanitasi di sekolah

:

: ✓Ada, dengan pemerintah daerah

Ada, dengan perusahaan swasta

✓ Ada, dengan puskesmas

✓ Ada, dengan lembaga non-pemerintah

52 Jumlah jamban dapat digunakan : Jamban laki-laki Jamban perempuan Jamban bersama

7 14 0

53

Jumlah jamban tidak dapat

digunakan : Jamban laki-laki Jamban perempuan Jamban bersama

0 0 0

Sekolah memiliki kegiatan dan media komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang sanitasi sekolah

Guru Ruang Kelas Toilet Selasar Ruang UKS Kantin

53 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

54 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

55 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

56 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

57 ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

Ya

Ya

PLN & Diesel

2200

Telkomsel Flash

Tidak Ada

5. Sanitasi

http://www.darululumrasau.wordpress.com

4. Data Periodik

Pagi/6 hari

Ya

9001:2008

3. Kontak Sekolah

085273397543

[email protected]

103,383298

Kec. Pemayung

Kab. Batang Hari

Prov. Jambi

Indonesia

-1,649371

Swasta

Lorong Sejahtra RT 18 RW 04 Dusun Rasau

36657

Jembatan Mas

Profil Sekolah

1. Identitas Sekolah

SMPS DARUL ULUM

69953585

SMP

Sustainable Development Goals (SDG)

Stratifikasi UKS

Disediakan oleh siswa

Leher angsa (toilet duduk/jongkok)

12

Ada saluran pembuangan air limbah ke tangki septik atau IPAL

Tidak ada

Sumur terlindungi

Cukup sepanjang waktu

Tidak

5 hari

0

Ya

Tidak/Tidak tahu

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Tidak

51Ada kemitraan dengan pihak luar

untuk sanitasi sekolah

Kegiatan dan Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)Variabel

Cuci tangan pakai sabun

Kebersihan dan kesehatan

Pemeliharaan dan perawatan toilet

Keamanan pangan

Ayo minum air

Page 57: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

38

b. Visi, Misi, dan Tujuan

Visi SMPS Darul Ulum:

“BERFIKIR CERDAS, BERPERILAKU SANTUN DAN BERKETERAMPILAN”

Misi SMPs Darul Ulum:

1) Melaksanakan Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan

(PAKEM)

2) Menumbuhkan penghayatan terhadap nilai-nilai ajaran Agama sehingga

menjadi dasar dalam bertindak dan bertingkah laku.

3) Mendorong, membantu, dan mendukung siswa dalam memngenali potensi

dan jati dirinya secara optimal berdasarkan bakat dan kemampuannya.

4) Membudayakan pengembangan lingkungan sekolah yang bersih, indah,

nyaman, dan asri sehingga menciptakan suasanan pembelajaran terasa

menyenangkan dan tidak membosankan.

Untuk mencapai misi tersebut, disiapkan langkah strategis sebagai berikut

1) Melaksanakan program peningkatan kompetensi personil sesuai tugas

dan fungsinya.

2) Menyediakan sarana dan prasarana pendidikan sesuai kebutuhan.

3) Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan,

metode, teknik, dan pemilihan media serta alat belajar yang sesuai.

4) Melaksanakan program pengembangan diri melalui bimbingan,kegiatan

ekskul, serta pembiasaan yang dilandasi nilai budaya dan karakter bangsa.

5) Mengembangkan budaya sekolah yang mencerminkan budaya dan karakter

bangsa serta cita lingkungan hidup menuju sekolah sehat.

6) Membangun Sistem Informasi Manajemen Pendidikan

7) Menjalin hubungan kemitraan dengan orang tua, steakholder dan masyarakat

dalam mengembangkan program sekolah.

Page 58: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

39

TUJUAN SMPS Darul Ulum:

1) Terlaksananya Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing

komponen sekolah ( Kepala Sekolah, Guru, Staf, dan Siswa)

2) Terlaksananya pengembangan kurikulum, antara lain:

a) Pengembangan Kurikulum pada tahun 2016/2017

b) Mengembangkan pemetaan K1, KD, dan indikator untuk kelas VII, VIII

tahun 2016/2017 dan pemetaan SK, KD, dan indikator untuk kelas IX.

c) Mengembangkan RPP untuk kelas VII, VIII, dan IX pada semua mata

pelajaran.

d) Mengembangkan sistem penilaian berbasis kompetensi.

3) Sekolah mencapai Standar Isi ( Kurikulum ) pada tahun 2016

4) Melaksanakan Standar Proses pembelajaran, antara lain;

a) Melaksanakan pembelajaran dengan strategi CTL,

b) Melaksanakan pendekatan belajar tuntas,

c) Melaksanakan Pembelajaran inovatif.

5) Terlaksananya tata tertib dan segala ketentuan yang mengatur operasional

sekolah.

6) Prestasi siswa setiap tahunnya mengalami peningkatan minimal 20%.

7) 40% Output memiliki life skill sehingga siswa yang tidak sempat

melanjutkan Pendidikan je tingkat yang lebih tinggi makan akan diarahkan

melalui pengembangan diri pada Pendidikan dan Pelatihan untuk dilatih

lebih mandiri.

8) Kelompok keagamaan akan dibina oleh guru dan mubalig yang kompeten.

9) Pembinaan yang merata pada setiap mata pelajaran untuk mencapai

kompetisi yang diharapkan.

10) Melakukan pembinaan-pembinaan secara professional terhadap kelompok

/ tim olahraga , kesenian melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler.

11) Memiliki kelompok siswa yang peduli lingkungan alam dan social melalui

pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS).

12) Manjadikan lingkungan sekolah sebagai sekolah yang asri, bersih, elok,

rapi, aman, tekun, dan unggul dibanding dengan sekolah-sekolah yang ada

Page 59: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

40

di kabupaten Batang Hari melalui program muatan local (Arsip SMPs

Darul ‘Ulum, 2 Oktober 2020).

c. Kurikulum

Telah dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat perbedaan di dalam

pembelajaran dalam kurikulum PAI yang terdapat di dalam Sekolah

Berbasis Umum dengan Sekolah Berbasis Pesantren. Sekolah Berbasis

Pesantren lebih menekankan dalam pembelajaran keagamaan, karena basic

dan tujuan mereka lebih cenderung dalam keagamaan. Tetapi tidak menutup

kemungkinan untuk mengambangkan mata pelajaran umum lainnya.

Berikut ini adalah mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum

formal SMPs Darul ‘Ulum (Arsip SMPs Darul ‘Ulum, 2 Oktober 2020):

1) Bahasa Indonesia

2) Bahasa Inggris

3) Matematika

4) IPA

5) IPS

6) PJOK

7) PKN

8) SBK

9) TIK

10) PAI

Hampir di seluruh lembaga pendidikan umum baik Negeri maupun

Swasta, telah menerapkan Kurikulum PAI. Tetapi terdapat perbedaan

diantara Sekolah berbasis umum dengan Sekolah berbasis Pondok

Pesantren. Sebagai contohnya SMPs Darul ‘Ulum, jika biasanya pondok

pesantren menarapkan sistem madrasah dalam pendidikan formalnya, akan

tetapi Pondok Pesantren mengambil langkah yang berbeda, yaitu dengan

mengambil sistem sekolah dalam pendidikan formalnya.

Hal ini juga berpengaruh terhadap kurikulum PAI yang

dijalankannya. Bisa dikatakan kurikulum PAI yang dijalankan berbeda

Page 60: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

41

dengan SMP umum biasanya. Kurikulum PAI SMPs Darul ‘Ulum bisa

dikatakan lebih mendalam lagi, karena mereka berbasis pondok pesantren.

Biasanya di SMP umum hanya dijelaskan/diajarkan ilmu agama khususnya

tentang Islam, bisa dibilang hanya pada umumnya, kurang dalam mendalami

materi-materi.

d. Struktur SMPs Darul ‘Ulum

Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Lembaga

Pendidikan, SMPs Darul ‘Ulum memiliki Struktur Kepengurusan sebagai

berikut:

1) Kepala Sekolah : Mujib Yassin, S.HI

2) Waka Bidang Kurikulum dan Pengajaran : Nur Khasanah, S.Pd.i

3) Waka Bidang Kesiswaan : Budi Heriyanto, S.Pd

4) Waka Bidang Humas : Sudarsono, A.Md

5) TU dan operator : Apriyanto

(Arsip SMPs Darul ‘Ulum, 4 Oktober 2020)

e. Program Kegiatan

Sebagai lembaga pendidikan Islam, SMPs Darul ‘Ulum telah

memiliki program kegiatan yang bertujuan untuk menghasilkan siswa dan

siswi yang berkualitas dalam keilmuan, berprestasi dan terampil.

Diantara kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana (Arsip SMPs Darul

‘Ulum, 4 Oktober 2020):

1) Upacara Bendera

2) Majalah dinding SMP

3) Pramuka

4) PMR

5) Lomba Cerdas Cermat

6) Perayaan Hari Santri

7) Latihan Nasyid/Hadroh

8) Debat calon OSIS

Page 61: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

42

9) Pidato Tiga Bahasa

10) MOS

11) Latihan Baris Berbaris

12) Program literasi sekolah

f. Rencana dan Konsep Peningkatan Kegiatan Belajar Mengajar

Sebagai lembaga pendidikan Islam yang memiliki visi kedepan

Menjadi Lembaga Pendidikan Terkemuka yang menghasilkan insan yang

bertaqwa dan terampil serta berwawasan Iptek dan olahraga, maka SMPs

Darul ‘Ulum telah menyusun rencana-rencana dan kosnep-konsep dalam

meningkatkan kegiatan belajar mengajar siswa yaitu:

1) Meningkatkan SDM Guru dengan mengadakan Musyawarah Guru Mata

Pelajaran (MGMP)

2) Meningkatkan siswa dengan media pembelajaran

3) Pengadaan media pembelajaran visual (in focus)

4) Pengadaan buku-buku pendukung

5) Meningkatkan kualitas bahasa arab dan inggris siswa melalui kegiatan

tasyji’ dan islah lughot.

6) Mendalami maupun memperbaiki bahasa inggris dan arab

Page 62: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

43

g. Struktur Organisasi SMPs Darul ‘Ulum

(Arsip SMPs Darul ‘Ulum, 4 Okt 2020)

Gambar 1.1

KEPALA SEKOLAH

MUJIB YASIN, S.HI

WAKA KURIKULUM

NUR KHASANAH, S.Pd.i BUDI HERIYANTO, S.Pd

WAKA KESISWAAN

WAKIL PRASARANA

WAKA HUMAS

SUDARSONO, A.Md

JABATAN

WALI KELAS 7A & 7B

WALI KELAS 8A & 8B

WALI KELAS 9

KETUA OSIS

PAI

Dra. ASMA

LENI LESTARI

PKN

B. INDONESIA

RITA FAISAH

B. INGGRIS

M. RIDHO, S.Hum

MTK

BUDI H, S.Pd

PUTRI HIDAYATI, S.Kep

IPA

MULOK

MUSONIP S, S.Pd

EKA YULIANI, S.Ip

TIK

APRIANTO

TU&OPERATOR

SUDARSONO, Amd

PJOK

WARSINAH, S.E

IPS

NUR KHASANAH, S.PD.I

SBK

GURU

Page 63: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

h. Daftar Nama Guru SMPs Darul ‘Ulum

Tabel 2.2

Daftar Nama Guru

No Nama Guru Jabatan Pendidikan Mata Pelajaran

1 Mujib Yasin, S.H.I Kepala Sekolah S1/ UIN STS JAMBI Kepala Sekolah

2 Nur Khasanah, S.Pd.I

Waka Kurikulum S1/ UIN STS JAMBI SBK

3 Budi Heriyanto, S.Pd

Waka Kesiswaan S1/UNJA MTK

4 Sudarsono, Amd Waka Humas PJOK

5 Dra. Asma Guru PAI

6 Rita Faisah Guru Bahasa Indonesia

7 Leni Lestari Guru PKN

8 M. Ridho, S.Hum Guru S1/UIN STS JAMBI Bahasa Inggris

9 Putri Hidayati, S.Kep Guru IPA

10 Nursinah, S.E Guru S1/UIN STS JAMBI IPS

11 Purnamasari Guru Prakarya

12 Eka Yuliani, S.IPT Guru TIK

13 Muhammad Nur, S.Sos Guru S1/UIN STS JAMBI IPS

14 Musonip Saputra, S.Pd Guru S1/UIN STS JAMBI Bahasa Inggris

15 Ari Kurniawan, S.H Guru S1/UIN STS JAMBI IPS

16 Aprianto

TU dan Operator

(Arsip SMPs Darul ‘Ulum, 4 Oktober 2020)

i. Keadaan Siswa Siswi

Seiring berjalannya waktu, seiring semakin menambahnya umur

pondok pesantren Darul ‘Ulum II, SMPs Darul ‘Ulum telah mengalami

kenaikan dalam jumlah murid, hal itu dikarenakan sudah mulai dikenalnya:

1) Siapa pendiri pondok pesantren Darul ‘Ulum, 2) Dimana itu pondok

pesantren Darul ‘Ulum, dan 3) Bagaimana kualitas dari pondok pesantren

Darul ‘Ulum. Penambahan jumlah ini juga terpengaruhi oleh kepercayaan

masyarakat, dan para Santri Walid (Santri Kalong).

Page 64: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Jumlah keseluruhan murid yang ada di SMPs Darul ‘Ulum yaitu

116 murid. Berikut ini data jumlah murid yang ada di SMPs Darul ‘Ulum

Rasau:

Page 65: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

4. Jumlah Siswa Berdasarkan Penghasilan Orang Tua/Wali

Penghasilan L P Total

Tidak di isi 8 5 13

Kurang dari Rp. 500,000 1 2 3

Rp. 500,000 - Rp. 999,999 13 13 26

Rp. 1,000,000 - Rp. 1,999,999 19 23 42

Rp. 2,000,000 - Rp. 4,999,999 9 16 25

Rp. 5,000,000 - Rp. 20,000,000 2 0 2

Lebih dari Rp. 20,000,000 0 0 0

Total 52 59 111

5. Jumlah Siswa Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan L P Total

Tingkat 8 22 22 44

Tingkat 7 25 23 48

Tingkat 9 5 14 19

Total 52 59 111

(Arsip SMPs Darul ‘Ulum, 9 Oktober 2020)

Tabel 2.3

Keadaan Siswa

1. Jumlah Peserta Didik Berdasarkan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan Total 52 59 111

2. Jumlah peserta Didik Berdasarkan Usia

Usia L P Total

< 6 tahun 0 0 0

6 - 12 tahun 26 26 52

13 - 15 tahun 26 33 59

16 - 20 tahun 0 0 0

> 20 tahun 0 0 0

Total 52 59 111

3. Jumlah Siswa Berdasarkan Agama Agama L P Total

Islam 52 59 111

Kristen 0 0 0

Katholik 0 0 0

Hindu 0 0 0

Budha 0 0 0

Konghucu 0 0 0

Lainnya 0 0 0

Total 52 59 111

Page 66: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

j. Sarana Prasarana

Dalam menunjang kegiatan belajar mengajar, pihak yayasan atau

sekolah selalu berusaha melengkapi sarana dan prasarana pembelajaran,

baik secara mandiri atupun melalui anggaran bantuan pemerintah (Arsip

SMPs Darul ‘Ulum, 10 Oktober 2020).

1) Prasarana

Tabel 2.4

Prasarana

1 Asrama Putra 007/0102/SMPSDU 30 6

2 Asrama Putri 006/0102/SMPSDU 18 4

3 Gudang 017/0102/SMPSDU 4 3

4 Kantor 003/0102/SMPSDU 10 3

5 Kelas VIIA 024/0102/SMPSDU 10,5 10

6 Kopontren 014/0102/SMPSDU 3,5 3

7 Laboratorium IPA 009/0102/SMPSDU 4 3

8 Laboratorium Komputer 010/0102/SMPSDU 4 3

9 Musholla 001/0102/SMPSDU 12 12

10 Parkir 008/0102/SMPSDU 3 4

11 Perpustakaan 011/0102/SMPSDU 4 3

12 Ruang Guru 003/0102/SMPSDU 10 3

13 Ruang Kelas IX 022/0102/SMPSDU 8 7

14 Ruang Kelas VII A 019/0102/SMPSDU/ 8 8

15 Ruang Kelas VII B 020/0102/SMPSDU 8 7

16 Ruang Kelas VIII A 021/0102/SMPSDU 8 7

17 Ruang Kelas VIII B 023/0102/SMPSDU 8 8

18 Ruang Kepala Sekolah 002/0102/SMPSDU 6 3

19 Ruang Konseling 004/0102/SMPSDU 5 4

20 Ruang Olahraga 018/0102/SMPSDU 4 3

21 Ruang OSIS 013/0102/SMPSDU 4 3

22 Ruang TU 005/0102/SMPSDU 4 3

23 Ruang UKS 012/0102/SMPSDU 4 3

24 WC Putra 015/0102/SMPSDU 6 3

25 WC Putri 016/0102/SMPS 6 2

PanjangNama PrasaranaNo Keterangan Lebar

Page 67: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

2) Sarana

Tabel 2.5

Sarana

B. Temuan Khusus

Setelah melakukan interview/wawancara, obeservasi dan studi

dokumentasi di SMPs Darul ‘Ulum maka berbagai temuan dapat dikemukakan

sebagai berikut:

1. Proses Penerapan Kurikulum PAI oleh Kepala Sekolahh SMPs Darul

‘Ulum

a. Kurikulum (Intrakurikuler, kokurikuler, ekstrakulikuler dan hidden

curriculum) Pendidikan Agama Islam di SMPs Darul ‘Ulum

Menurut Abdullah Idi, kurikulum formal terdiri dari intrakulikuler

sedangkan kurikulum non-formal terdiri dari ko-kurikuler dan

ekstrakulikuler, selain kurikulum formal dan non formal, terdapat juga

kurikulum tersembunyi (hidden curriculum) (Idi, 1999, hlm: 6).

No Jenis Sarana Letak Kepemilikan Spesifikasi Jumlah Status

1 Papan Tulis Ruang OSIS Milik 1 Tidak Laik

2 Lemari Ruang OSIS Milik 1 Tidak Laik

3 Jam Dinding Ruang OSIS Milik 1 Laik

4 Meja UKS Ruang OSIS Milik 1 Tidak Laik

5 Kursi UKS Ruang OSIS Milik 1 Tidak Laik

6 Lemari Ruang Guru Milik 0 -

7 Tempat Sampah Ruang Guru Milik 0 -

8 Tempat cuci tangan Ruang Guru Milik 0 -

9 Jam Dinding Ruang Guru Milik 1 Laik

10 Kursi Kerja Ruang Guru Milik 0 -

11 Meja Kerja / sirkulasi Ruang Guru Milik 0 -

12 Papan pengumuman Ruang Guru Milik 0 -

13 Kursi dan Meja Tamu Ruang Guru Milik 0 -

14 Penanda Waktu (Bell Sekolah)Ruang Guru Milik 0 -

15 Papan Statistik Ruang Guru Milik 0 -

16 Meja Siswa Ruang Kelas IX Milik Kurang Jumlah dan Kondisi Rusak Ringan 12 Laik

17 Kursi Siswa Ruang Kelas IX Milik Kurang Jumlah dan Kondisi Rusak Ringan 12 Laik

18 Meja Guru Ruang Kelas IX Milik Laiak 1 Laik

19 Kursi Guru Ruang Kelas IX Milik Ada dan Laiak 1 Laik

20 Papan Tulis Ruang Kelas IX Milik Laiak 1 Laik

Page 68: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Kurikulum sebagai salah satu komponen pembelajaran merupakan

konsepsi awal rencana atau program pendidikan untuk dilaksanakan oleh

seluruh guru di sekolah. SMPs Darul ‘Ulum memiliki tujuan untuk

menghasilkan siswa/i yang berkualitas dalam keilmuan, berprestasi dan

terampil. Berkaitan dengan paparan di atas, pemerintah telah mencanangkan

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) pada Pasal 38 ayat

1 yang berbunyi “Pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam satuan pendidikan

didasarkan atas kurikulum yang berlaku secara nasioanl dan kurikulum yang

disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan ciri khas satuan

pendidikan” (Mulyasa, 2005, hlm: 40).

Dengan kata lain dalam pelaksanaan pendidikannya, pemerintah

memberikan kewenangan kepada lembaga-lembaga pendidikan untuk

mengembangkan kurikulumnya yang disesuaikan dengan keadaan,

kebutuhan dan lingkungannya.

Kegiatan intrakulikuler merupakan kegiatan pengembangan diri

yang dilaksanakan sebagian besar di dalam kelas. Kegiatan intrakuliuler ini

tidakterlepas dari proses belajar mengajar yang merupakan proses inti yang

terjadi di sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal (Kunandar,

2007, hlm: 17).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan kegiatan intrakulikuler

adalah kegiatan yang dilakukan oleh sekolah yang sudah teratur dan

terjadwal dengan sistematik yang merupakan program utama dalam

mendidik siswa.

Implementasi kurikulum PAI ditinjau dari Intrakulikuler di SMPs

Darul ‘Ulum sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti dan

dokumen yang didapati dari pihak sekolah bila dilihat dari susuna materi,

emnggunakan jenis kurikulum mata pelajaran terpisah (Separated Subject

Curriculum), berikut data daftar pelajaran Pendidikan Agama Islam yang

diperoleh dari pihak sekolah SMPs Darul ‘Ulum:

Page 69: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Tabel 2.6

Jadwal Belajar PAI

No Kelas Program

1 VII

1. Tajwid

2. Nahwu Sharaf

3. Fiqh

4. Akhlak

5. Al Quran

6. Tarikh dan Kebudayaan Islam

7. Aqidah

2 VIII

1. Al Quran

2. Fiqh

3. Akhlak

4. Tarikh dan Kebudayaan Islam

3 IX

1. Al Quran Dan Hadits

2. Aqidah

3. Akhlak

4. Fiqh

5. Tarikh dan Kebudayaan Islam

Berikut ini adalah data pembelajaran tambahan pelajaran PAI di SMPs Darul

‘Ulum:

Tabel 2.7

Jadwal Ma’had

No Pelajaran Kitab

1 Nahwu

1. Nahwu Wadeh

2. Jurumiyah

3. Imriti

4. Alfiyah Ibn Malik

2 Sharaf

1. Amtsilatut Tasrifiyah

2. Qowaidul I'lal

3 Tajwid 1. Hidayatus Sibyan

2. Tuhfatul Athfal

Page 70: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

3. Jazariyah

4 Fiqh

1. Safinatunnajah

2. Al-Qhoyatu Wataqrib

5 Tauhid

1. Aqidatul Awam

2. Kifayatul Awam

6 Hadits

1. Hadits Pilihan

2. Bulughul Marom

7 Akhlak

1. Akhlakul Banat

2. Akhlakul Banin

3. Ta'limul Muta'alim

8

Tarekh

1. Khuslashoh Nurilyaqin Jilid 1.2

9 Tafsir 1. Tafsir Al-Ibriz

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Kepala Sekolah

Bapak Mujib Yasin S.H.I:

”Pelajaran yang termasuk dalam Pendidikan Agama Islam

yang diterapkan di SMPs Darul ‘Ulum adalah pelajaran tentang

pondok, yaitu tauhid, fiqh, Akhlak, Hadits, Tafsir, dll. Pelajaran PAI

yang diberikan kepada siswa/i tidak berfokus dengan jam pelajaran

ketika di kelas formal, akan tetapi ditambahkan lagi ketika belajar sore

sampai malam, atau yang biasa disebut dengan kelas Ma’had. Ini

adalah program penunjang untuk para siswa. Penerapan pembelajaran

PAI juga disampaikan/diajarkan melalui media komunikasi dan

interaksi antara masyarakat pondok, baik antara siswa ke siswa, siswa

ke guru, siswa ke warga setempat, dan kepada siapapun. Inilah yang

membedakan SMP di Pondok Pesantren dengan SMP Umum” (Hasil

Wawancara tanggal 7 Oktober 2020).

Page 71: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Ibu Nur Khasanah,

S.Pd.I selaku Wakil Kepala bidang Kurikulum:

”Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum tidak hanya berfokus

dalam pembelajaran di kelas formal, tetapi ditambahkan lagi dengan

kelas Ma’had, untuk mengasah wawasan siswa agar lebih memahami

tentang Islam, poin ini yang membedakan antara Sekolah berbasis

Pondok Pesantren dengan Sekolah Umum” (Hasil Wawancara, 7

Oktober 2020).

Begitu juga pendapat dari Ibu Dra. Asma selaku Guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam:

“Anak-anak ditempa untuk memahami lebih dalam lagi tentang

Islam. Pengembangan dan pemfokusan pada pelajaran PAI ditujukan

untuk para siswa, karena gelar mereka bukan hanya siswa, tetapi juga

menjadi santri. Pembelajaran PAI tidak hanya diberikan secara teori,

akan tetapi juga diberikan secara lisan ketika belajar dan ketika

kegiatan sehari-hari mereka” (Hasil Wawancara, 9 Oktober).

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa para siswa tidak

hanya mendapatkan pelajaran tentang agama di saat jam belajar pagi, akan

tetapi terdapat penunjang dalam pembelajaran Pendidika Agama

Islam,yaitu kelas Ma’had, program PAI yang ditujukan untuk

mengembangkan ilmu agama para murid/santri. Dan inilah yang menjadi

tolak ukur perbedaan kurikulum PAI SMP umum dengan SMP berbasis

pesantren.

Dapat dilihat bahwa kurikulum PAI ditinjau dari intrakulikuler di

SMPs Darul ‘Ulum sesuai dengan observasi yang dilakukan oleh peneliti

dan dokumen yang didapati dari pihak sekolah bila dilihat dari sususan

materi, menggunakan jenis kurikulum mata pelajaran terpisah (Separated

Subject Curriculum) dan kurikulum yang dihubungkan (Correlated

Curriculum).

Page 72: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Implementasi kurikulum PAI ditinjau dari kokuriluler di SMPs

Darul ‘Ulum. Seperti diketahui kegiatan kokurikuler adalah kegiatan di

luar jam pelajaran biasa (termasuk waktu libur) yang dilakukan di sekolah

ataupun di luar sekolah dengan tujuan menunjang pelaksanaan program

intrakulikuler agar siswa dapat lebih menghayati bahan yang telah

diajarkan serta melatih siswa untuk melaksanakan tugas secara

bertanggung jawab (Seno, 1990, hlm:5).

Salah satunya dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan seperti kegiatan

minat bakat, kegiatan wajib, dll. Hal ini juga disampaikan oleh Bapak Budi

Heriyanto, S.Pd selaku Waka bidang Kesiswaan:

“Kegiatan yang mendukung dan menunjang pelaksanaan

kurikulum PAI yaitu dengan diadakan kegiatan seperti minat bakat,

contohnya: kegiatan hadroh, tahfidz, perayaan Hari Santri, belajar

ceramah, belajar imam, dan masih banyak yang lain. Program ini

bertujuan agar para siswa dapat mengimplementasikan pelajaran yang

telah di dapatkan” (Hasil Wawancara, 9 Oktober).

Adapaun kegiatan ekstrakulikuler di SMPs Darul ‘Ulum yang

didapati dari data dokumentasi SMPs Darul ‘Ulum adalah: menjahit,

pramuka, nasyid, hadroh.

Selanjutnya adalah hidden curriculum. Kurikulum tersembunyi

dapat diartikan yaitu kurikulum yang tidak tertulis, terprogram tidak

direncanakan tapi keberadaanya berpengaruh pada perubahan tingkah laku

peserta didik. Salah satu contoh adalah ketika para murid makan, mereka

harus mengantri, ketika Kyai rawoh (datang) mereka tidak berani berjalan

mendahului, kadang terdiam sebentar menunggu Kyai lewat. Seperti yang

di sampaikan oleh Waka Kurikulum Ibu Nur Khasanah, S.Pd.I:

Page 73: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

“Pembelajaran kurikulum PAI secara tidak langsung yaitu

seperti anak-anak diajari untuk selalu mengantri ketika mengambil

jatah makan, hal ini ditujukan untuk melatih disiplin dan patuh

aturan. Para santri bergantian setelah seluruh santriyah selesai

mengambil jatah makanan. Anak-anak juga diajarkan untuk selalu

takdzim kepada Kyai atau yang lebih dikenal dengan Mbah Kyai.

Seperti ketika beliau hadir, anak-anak akan menyalami dan tidak

berani untuk berjalan mendahului” (Hasil Wawancara, 7 Oktober

2020).

Pernyataan di atas menjelaskan bahwa di SMPs Darul ‘Ulum

terdapat program pengembangan para murid/santri yang melatih

kemampuan dan mengembangkan minat bakat mereka, serta terdapat

pembelajaran secara tidak langsung yang bertujuan untuk memberikan

edukasi tentang ajaran Islam dengan di kehidupan sehari-hari.

b. Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Penerapan dan Pengembangan

Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum

Kurikulum di SMPs Darul ‘Ulum terus dikembangkanoleh tim

pengembang kurikulum, hal ini dilakukan agar menjadi lebih baik serta

menyesuaikan dengan keadaan zaman.

Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum disusun oleh tim yang

beranggotakan Ketua Yayasan, Kepala Sekolah, Waka Kurikulum, Waka

Kesiswaan, Guru PAI, Staf TU, dan wali murid. Hal ini dijelaskan oleh

Kepala Sekolah SMPS Darul ‘Ulum Bapak Mujib Yasin, S.H.I, yaitu:

“Dalam penyusunan dan pengambangan kurikulum khusunya

kurikulum Pendidikan Agama Islam di SMPs Darul ‘Ulum melibatkan

berbagai kalangan. Dimulai dari Ketua Yayasan untuk memberikan

kebijakan dalam pelancaran kegiatan, saya sebagai sekolah bertugas

untuk mengontrol dan mengevaluasi kegiatah, kemudian Waka

Kurikulum yang bertugas menyiapkan bahan-bahan kurikulum,

Page 74: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

memantau pelaksanaan kurikulum” (Hasil Wawancara, 7 oktober

2020).

Ibu Nur Khasanah, S.Pd.I selaku Waka Kurikulum juga menyampaikan:

“Kami juga melibatkan Wali Santri yang nantinya akan dibantu

oleh Waka Kesiswaan untuk mendapatkan masukan tentang sikap

anak-anak. Kami menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan

perkembangan zaman. Setelah persetujuan dari semua pihak, maka

kurikulum akan ditetapkan dan guru pengampu mata pelajaran PAI

akan menerapkan dan mengembangkan kurikulum di kelas” (Hasil

Wawancara, 7 Oktober 2020).

Berdasarkan keterangan di atas, dapat diketahui siapa-siapa saja

yang terlibat dalam penyusunan kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum, dan

mereka merupakan penanggung jawab pada setiap bagiannya masing-

masing. Pihak sekolah dan pondok pesantren juga selalu mengarahkan

kepada para wali santri agar senantiasa membina dan membantu pihak

pengajar dan pengurus dalam mengembangkan pembelajaran, baik secara

langsung maupun tidak.

Berikut ini dokumentasi pihak-pihak yang terlibat dalam

penyusunan dan pengembangan kurikulum PAI (Arsip SMPs Darul ‘Ulum,

7 Oktober 2020).

Tabel 2.8

No Jabatan Nama Jabatan Pokok

1 Pengarah KH. Much Muzakki, MT

Ketua Yayasan

2 Penanggung Jawab

Mujib Yasin, S.H.I Kepala Sekolah

3 Ketua Nur Khasanah, S.Pd.I Waka Kurikulum

4 Bidang Kegiatan Budi Heriyanto, S.Pd Waka Kesiswaan

5 Staff Dra. Asma Guru

6 Apriyanto Operator dan TU

Page 75: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

c. Pelaksanaan Supervisi dan Evaluasi Kurikulum PAI di SMPs Darul

‘Ulum

Salah satu tugas dari Kepala Sekolah adalah menjadi supervisor.

Melaksanakan supervisi pada setiap bidang kegiatan, termasuk juga dalam

kegiatan kurikulum yang berjalan. Telah dijelaskan diatas tadi, bahwa kepala

sekolah berperan sebagai penanggung jawab dalam pelaksanaan Kurikulum

PAI di SMPs Darul ‘Ulum. Seperti yang disampaikan oleh beliau.

“Pelaksanaan supervisi yang saya lakukan adalah dengan cara

mengecek langsung proses pembelajaran PAI ke kelas, ikut serta

memberikan bimbingan kepada para siswa untuk lebih meningkatkan

ke ilmuan dan pemahaman tentang ke Islaman. Proses supervisi juga

saya lakukan terhadap kinerja para guru yang terkait dalam kurikulum

PAI” (Hasil Wawancara, 7 Oktober 2020).

Selain menjadi supervisor, Kepala Sekolah juga bertanggung jawab

mengevaluasi program PAI. Bapak Mujib Yasin, S.H.I mengatakan.

“Proses evaluasi kurikulum dilakukan sebulan sekali. Target

evaluasi adalah tingkat keberhasilan dan dalam proses belajar

mengajar mata pelajaran PAI, baik ketika kelas formal maupun

Ma’had. Saya juga mengarahkan kepada Waka Kurikulum untuk

membantu mengawasi jalannya pembelajaran, serta mengarahkan

Guru pengampu PAI untuk mengevaluasi keadaan siswa dalam proses

belajar mengajar” (Hasil Wawancara, 7 Oktober 2020).

Hal ini juga disampaikan oleh Waka Kurikulum.

“Evaluasi dilakukan sebulan sekali, dan evaluasi lanjutan

disepakati ketika rapat evaluasi sebelumnya. Target evaluasi yaitu

mengarah kepada Waka Kurikulum, Guru PAI, dan siswa/i.

Diharapkan dengan evaluasi ini, proses pembelajaran PAI bisa

berlangsung dengan baik” (Hasil Wawancara, 7 Oktober 2020).

Page 76: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tugas dari kepala

sekolah bukan hanya memerintah, tetapi turun langsung mengamati jalannya

kegiatan belajar mengajar dan keadaan siswa-siswa. Dengan cara menjadi

seorang supervisor dan evaluator. Hal ini dilakukan karena Kepala Sekolah

ingin turun langsung mengetahui perkembangan dan ikut serta dalam

pengembangan kemampuan serta keilmuan para siswa.

2. Faktor Pendorong dan Penghambat Dalam Pelaksanaan Kurikulum PAI

di SMPs Darul ‘Ulum

a. Faktor Pendukung

Dalam pelaksanaan suatu program tidak terlepas dari faktor

pendukung dalam pelaksanaan kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum,

berikut ini beberapa faktor pendukung berjalannya kurikulum PAI, antara

lain:

1) Fasilitas yang sudah cukup mendukung, seperti masjid, perpustakaan,

ruang audio visual.

2) Para siswa/i bermukim di satu kawasan, sehingga mudah untuk

mengontrolnya.

3) Terdapat guru dan pengurus pondok yang selalu mengawasi kegiatan

siswa/i.

4) Banyak kegiatan yang mengusung tema tentang keilmuan dan

keIslaman.

Hal ini disampaikan oleh Bapak Mujib Yasin, S.H.I selaku Kepala

Sekolah, yaitu.

“Banyak faktor pendukung terjalannya pelaksanaan Kurikulum

PAI, antara lain fasilitas yang diberikan sudah cukup, walaupun dapat

dikatakan bahwa umur sekolah dan pondok pesantren masih dalam

hitungan baru. Bermukimnya siswa juga memudahkan dalam

pengawasan, anak-anak juga dapat mudah bertanya langsung ke guru

dan pengasuh tentang hal yang kurang dimengerti karena beberapa

Page 77: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

guru juga bermukim di pondok, pelaksanaan kegiatan yang bertema

tentang keIslaman dilakukan untuk menunjang kemampuan para

siswa, contohnya ketika Hari Santri dan Haul” (Hasil Wawancara, 10

Oktober 2020).

Hal yang selaras juga disampaikan oleh Bapak Budi Heriyanto, S.Pd

selaku Waka Kesiswaan.

“Program belajar mengajar PAI dapat berjalan dengan bagus,

dan mendapatkan respon baik dari para siswa. Terutama ketika

kegiatan yang ber temakan tentang ke Islaman, seperti latihan Hadroh,

Muhadharah, lomba-lomba ketika peringatan Hari Santri, dan masih

banyak yang lain. Anak-anak banyak termotivasi dan lebih dapat

memahami tentang Islam” (Hasil Wawancara, 10 Oktober 2020).

Ada beberapa faktor penunjang kegiatan kurikulum PAI di SMPs

Darul ‘Ulum, misalkan adanya guru yang bermukim di pondok, efektif nya

kegiatan tambahan yang bertemakan keIslaman, dll. Kegiatan-kegiatan ini

dapat menunjang minat dan potensi dari siswa/i, sehingga mereka tidak

gampang jenuh ketika mempelajari ilmu tentang keIslaman.

b. Faktor Penghambat

Berdasarkan pada temuan peniliti, dapat disimpulkan bahwa pada

dasarnya faktor penghambat implementasi kurikulum PAI di SMPs Darul

‘Ulum yaitu (Hasil Observasi, 2-12 Oktober 2020):

1) Adanya perbedaan daya serap peserta didik antara yang satu dengan

yang lain

2) Perbedaan latar belakang pendidikan sebelumnya

3) Perbedaan latar belakang lingkungan atau adat istiadat di daerah

masing-masing

4) Jumlah guru PAI yang masih kurang

5) Padatnya jadwal belajar anak ketika diluar kelas, seperti kegiatan

pondok yang berupa kegiatan sosial maupun belajar mengajar.

Page 78: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

3. Dampak Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Implementasi/

Penarapan Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum Rasau

a. Gaya/ Tipe Kepemimpinan Kepala Sekolah

Sesuai dengan teori yang telah peneliti cantumkan pada bagian

pembahasan, tipe kepemimpinan menurut Samsu (2014), tipe kepemimpinan

dalam kehidupan suatu organisasi, yaitu tipe kepemimpinan yang otoriter,

laissez faire, dan demokratis. Temuan di lapangan menunjukkan bahwa

kepala sekolah menggunakan tipe kepemimpinan otoriter, hal ini sesuai

dengan apa yang di sampaikan oleh Bapak Mujib Yasin, S.H.I selaku Kepala

Sekolah SMPs Darul ‘Ulum:

“Disini saya menggunakan tipe kepemimpinan otoriter. Alasan

saya adalah karena disini anak-anak di didik untuk patuh dan tidak

membangkang dengan dawuh atau omongan dari para guru maupun

pengurus. Ini adalah bentuk dari pembelajaran PAI secara Hidden

(tersembunyi), agar anak-anak dapat memahami betul apa artinya

sopan santun, tata krama, dan budi pekerti. Karena mereka tidak hanya

menyandang gelar sebagai siswa, tetapi juga sebagai santri. Santri

harus bisa lebih unggul dari lulusan-lulusan di sekolah umum. Jadi

penekanan terhadap aturan-aturan di sekolah dan pondok harus di

terapkan dengan tegas, dan saya sebagai Kepala Sekolah harus dapat

menjadi patokan dalam penerapan aturan-aturan ini setelah Romo

Kyai Muzakki selaku pengasuh pondok pesantren” (Hasil Wawancara,

10 Oktober 2020).

Akan tetapi bukan hanya tipe kepemimpinan otoriter saja yang

digunakan oleh kepala sekolah, berikut adalah jawaban dari Kepala Sekolah:

“Akan tetapi, bukan hanya otoriter yang saya pakai, disini saya

harus bisa menjadi seorang pendidik, pengasuh, pembimbing, seorang

pemimpin yang berkarismatik agar anak-anak dapat termotivasi dan

menurunkan kenakalan para siswa. Hal ini saya terapkan pada bagian

Page 79: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

aturan sekolah dan pondok. Untuk bagian seperti pengembangan minat

bakat, OSIS, pramuka, acara di hari-hari besar, saya selalu

mengutamakan sistem demokrasi, yaitu dengan cara mengikutsertakan

para siswa dalam kepengurusannya. Dan saya berharap terutama pada

diri saya dan untuk seluruh keluarga besar Ponpes Darul ‘Ulum agar

dapat mendidikasikan diri untuk pondok” (Hasil Wawancara, 10

Oktober 2020).

Dilihat dari hasil wawancara diatas, dapat disimpulkan bahwa kepala

sekolah menggunakan tipe kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan

demokratis, tipe kepemimpinan paternalitas, tipe kepemimpinan

kharismatik, dan tipe kepemimpinan produktif. Tipe kepemimpinan otoriter

sangatlah bermanfaat dalam tugas menjadi seorang pemimpin di pondok

pesantren, dikarenakan mereka bukan hanya seorang siswa, akan tetapi juga

sebagai santri, orang yang dikenal dengan sopan santun, budi pekerti,

keilmuan yang terjaga. Peran otoriter berfungsi untuk membuat para murid

merasa bahwa hidup di pondok pesantren bukan seenak ketika dirumah,

semua ada aturannya, dan aturan itu harus diikuti.

b. Dampak Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Implementasi

Kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum

Sesuai dengan garis besar dari penelitian ini, yaitu tentang bagaimana

Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kurikulum PAI di SMPs Darul

‘Ulum, maka terdapat dampak yang ditimbulkan. Baik dampak pada

program kurikulum itu sendiri, guru pengampu, maupun terhadap

siswa/siswi. Disini kepala sekolah memiliki peran yang besar dalam

implementasi kurikulim PAI yang berlaku. Selain mengesahkan kurikulum,

kepala sekolah juga berperan untuk mengevaluasi dan menjalankan

supervisi.

Hal ini senada dengan yang disampaikan oleh Ibu Dra. Asma selaku

Guru pengampu bidang Pendidikan Agama Islam:

Page 80: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

“Jika berbicara tentang dampak yang ditimbulkan oleh Gus

Mujib (Bapak Mujib Yasin, S.HI), dampaknya sangat banyak,

terutama karena sekolah juga terbilang masih muda, beliau aktif dalam

perencanaan, pembuatan, perancangan, pengevaluasian program

kurikulum PAI. Beliau terjun langsung dalam setiap kegiatan yang

menyangkut tentang Pendidikan Agama Islam” (Hasil wawancara, 9

Oktober 2020).

Ibu Nur Khasanah, S.Pd.I juga berpendapat senada dengan Ibu Dra.

Asma:

“Saya sebagai Waka Kurikulum sangat terbantu dalam

perencanaan dan pelaksanaan kurikulum PAI, karena umur sekolah

masih terbilang baru, sehingga kurikulum yang disusun juga sedang

berkembang. Beliau selalu memonitoring dan memberikan sikap

terhadap berjalannya pembelajaran PAI, baik pelajaran formal maupun

yang berbentuk kegiatan sosial. Beliau juga rutin mengadakan rapat

evaluasi setiap bulannya, dan mendiskusikan langsung dengan kami”

(Hasil Wawancara, 10 Oktober 2020).

Peneliti juga mewawancari ketua OSIS SMPs (Dimas Warsidi) Darul

‘Ulum:

“Selama 2 tahun saya mondok disini, sudah banyak ilmu agama

dan ilmu pelajaran umum yang saya dapatkan. Ketika belajar PAI di

kelas, saya sering melihat Gus Mujib (Bapak Mujib Yasin, S. H.I)

mengecek proses belajar kami. Ketika belajar Ma’had, beliau juga

sering mengecek, siapa saja yang tidak masuk, dibantu dengan guru

dan pengasuh. Saya sering kena tegur ketika minum atau makan

berdiri, ngomong kotor, dan masih banyak lagi” (Hasil Wawancara, 10

Oktober 2020).

Page 81: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Dari pernyataan di atas, dapat diambil keterangan bahwa dampak

Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam pelaksaan Kurikulum PAI sudah

berjalan bagus dan mendapatkan respon positif. Kepala Sekolah sudah cukup

aktif berperan, bukan hanya sebagai pemimpin, melainkan juga sebagai

supervisor, motivator, dan evaluator. Kepala sekolah harus bisa

mendapatkan hati dan kepercayaan dari setiap aspek di sekolah, hal ini

diperlukan agar dapat menciptakan efektifitas dan efisiensi dari program dan

tujuan sekolah tersebut

Page 82: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bagian sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat perbedaan sistem/program pelaksanaan pembelajaran PAI di

Sekolah berbasis Pondok Pesantren dengan Sekolah umum.

2. Kegiatan Intrakulikuler kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum yaitu proses

belajar mengajar di kelas dan tambahan kelas Ma’had yang berfokus pada

Pendidikan Agama Islam. Kegiatan Kokulikuler adalah kegiatan diluar jam

kelas yang menambah wawasan ke Islaman para siswa, yaitu berupa Hadroh,

minat bakat, peringatan Hari Santri, Haul, dll. Adapun Ekstrakulikuler SMPs

Darul ‘Ulum yaitu Pramuka, PMR, menjahit, dll.

3. Hidden Curriculum adalah kurikulum yang tersembunyi, yaitu pembalajan

PAI yang dilakukan bukan dengan belajar di kelas, tetapi dalam kegiatan

sehari-hari. Menyelipkan pesan dan pembelajaran ke Islaman. Contoh:

mengantri ketika mengambil makan, menegur ketika berbuat salah, takdzim

kepada guru, pengurus dan orang lebih sepuh, dll.

4. Tim penyusun dan pengembang kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum terdiri

dari pengarah, penanggung jawab, ketua, bidang kegiatan, dan staff.

5. Terdapat faktor pendukung pelaksanaan kurikulum PAI, yaitu:

a. Fasilitas yang sudah cukup mendukung, seperti masjid, perpustakaan,

ruang audio visual.

b. Para siswa/i bermukim di satu kawasan, sehingga mudah untuk

mengontrolnya.

c. Terdapat guru dan pengurus pondok yang selalu mengawasi kegiatan

siswa/i.

d. Banyak kegiatan yang mengusung tema tentang keilmuan dan keIslaman.

Page 83: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

64

6. Sedangkan faktor penghambat terlaksananya kurikulum PAI yaitu:

a. Adanya perbedaan daya serap peserta didik antara yang satu dengan yang

lain

b. Perbedaan latar belakang pendidikan sebelumnya

c. Perbedaan latar belakang lingkungan atau adat istiadat di daerah masing-

masing

d. Jumlah guru PAI yang masih kurang

e. Padatnya jadwal belajar anak ketika diluar kelas, seperti kegiatan pondok

yang berupa kegiatan sosial maupun belajar mengajar.

7. Kepala sekolah menggunakan berbagai tipe kepemimpinan, yaitu tipe

kepemimpinan otoriter, tipe kepemimpinan demokratis, tipe kepemimpinan

paternalitas, tipe kepemimpinan kharismatik, dan tipe kepemimpinan

produktif.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kiranya dapat menjadi

masukan, sekaligus sebagai evaluasi dan intropeksi untuk menatap kedepan agar

penerapan kurikulum PAI di SMPs Darul ‘Ulum semakin berkembang.

1. Bagi Kepala Sekolah

a. Agar selalu mengecek RPP yang di buat guru, apakah metode, media

pembelajaran, serta evaluasi telah berjalan dengan sesuai.

b. Agar selalu memperhatikan dukungan dari semua pihak agar dapat tercapai

keberhasilan dalam pelaksanaan kurikulum PAI

c. Lebih meningkatkan pemantauan kegiatan di luar sekolah

2. Bagi Guru

a. Agar guru semakin meningkatkan kreatif dalam metode belajar mengajar,

karena terdapat perbedaan di setiap siswa.

b. Selalu menjadi teladan bagi anak-anak.

c. Hendaknya selalu berkontribusi dan berkonsultasi dengan kepala sekolah

maupun Waka Kurikulum

Page 84: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

3. Bagi Siswa

a. Selalu takdzim kepada guru dan pengurus, menjaga nama baik dan

menjunjung tinggi pondok pesantren

b. Selalu menjaga kesehatan di dalam kegiaan pondok dan sekolah yang padat.

Page 85: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

66

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Departemen Agama RI, (2002), MUSHAF AL-QUR’AN

TERJEMAH. Jakarta: Penerbit Al-Huda

Abdullah Idi, (1999), Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik. Jakarta:

Gaya Media Pratama

Abu Dinata, (1999), Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Logos, Wacana Ilmu.

Agustinus Hermino, (2014), Kepemimpinan Pendidikan di Era Globalisasi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Departemen Agama, (2001), Kendali Mutu Pendidikan Agama Islam. Jakarta:

Depag

Depdiknas, (2004), Permendiknas. Jakarta: Depdiknas

Didin Kurniadin & Imam Machali, (2016), Manajemen Pendidikan: Konsep

& Prinsip Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direkorat Jenderal

Pendidikan Islam dan Kementrian Agama Republik Indonesia, (2010),

Penyelenggaraan Program Wajar Dikdas di Pondok Pesantren Melalui

Program Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren

(SBP). Jakarta: Kementrian Agama

Djam’an, dkk, (2017), Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

E. Mulyasa, (2013), Manajamen Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta:

Bumi Aksara.

Hasil Wawancara, Arsip, dan Dokumentasi (2-12 Oktober 2020).

J. Iskandar, (2017), Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah, vol. 1 no. 1

Kunandar, (2007), Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru,

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lexy J. Moleong (2007), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bsndung: PT

Remaja Rosdakarya.

Muhammad Zamroji, (2017), Modernisasi Sistem Pendidikan Pondok

Pesantren, vol 1, no 1.

Muwahid Shulhan & Soim, (2013), Manajemen Pendidikan Islam.

Yogyakarta: Teras.

Page 86: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

67

Mulyasa, (2005), Manajemen Berbasih Sekolah. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Mulyasa, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja

Rosdakarya

Nasution, (1987), Kurikulum dan Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara

PD Sukardi, (2003), Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Samsu, (2014), Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan. Jambi: Pusaka

Jambi

Samsu, (2017), Metode Penelitian: (Teori Aplikasi Penelitian Kualitatif,

Kuantitatif, Mixed Methods, serta Research & Development). Jambi:

Pusaka Jambi

Subandijah, (1993), Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2017), Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Tadrib, (2018), INOVASI PENGEMBANGAN KURIKULUM PAI DI SMP

NURUL JADID.

Wahyosumidjo, (2005), Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT

RAJAGRAFINDO PERSADA.

Wahyudin Nur Nasution, (2015), Kepemimpinan Pendidikan Di Sekolah:

Jurnal Tarbiyah, vol 22, no. 1.

Winarno Hami Seno, (1990), Petunjuk Pelaksanaan Proses Belajar

Mengajar, Jakarta: Depdikbud RI

Zakiyah Daradjat, (1996), Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara

Page 87: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

LAMPIRAN

INTRUMEN PENGUMPULAN DATA

NO DIMENSI INDIKATOR PERTANYAAN

1 KEPEMIMPINAN

KEPALA SEKOLAH

1. Supervisi (Subari, 1994) *Supervisi Pendidikan

1. Bagaimana proses supervisi yang dilakukan?

2. Berapa kali supervisi dilakukan dalam sebulan?

3. Apa saja yang di target supervisor?

2. Gaya Kepemimpinan (Samsu, 2014)

*Manajemen dan Kepemimpinan

1. Gaya Kepemimpinan apa yang digunakan?

2. Apa alasan kepala sekolah mengguanakan gaya kepemimpinan tersebut?

3. Evaluasi (Arifin, 2017) *Evaluasi Pendidikan

1. Bagaimana perencanaan evaluasi yang dilakukan?

2. Begaimana pelaksanaan evaluasi?

3. Siapa saja target evaluasi?

4. Berapa kali dilaksanakannya evaluasi?

2 KURIKULUM

1. Perencanaan (Hermino, 2014)

*Manajemen Kurikulum Berbasis Karakter

1. Bagaimana proses perencanaan Kurikulum PAI?

2. Tujuan dari perencanaan kurikulum PAI?

3. Siapa saja yang terlibat dalam perencanaan kurikulum PAI?

2. Pelaksanaan

1. Bagaimana proses pelaksanaan kurikulum PAI?

2. Apa saja kendala yang dialami?

3. Apa saja pendorong pelaksaan kurikulum PAI?

Page 88: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

4. Berapa persentasi keberhasilan pelaksanaan kurikulum PAI?

3. Evaluasi

1. Bagaimana proses eveluasi kurikulum PAI?

2. Apa tindak lanjut dari evaluasi tersebut?

3. Apa saja yang ditarget dari proses evaluasi?

4. Siapa saja yang terlibat dalam proses evaluasi?

Page 89: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(CURRICULUM VITAE)

Nama : Bagus Ahmad Nugroho

Tempat & Tanggal Lahir : Magelang, 05 Mei 1997

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Muaro Tebo

Alamat Email : [email protected]

No. Kontak : 0821-8277-9101

Riwayat Pendidikan

1. SMK : SMKN 4 Kab. Tebo

2. SMP : SMPN 12 Magelang

3. SD : SDN Tidar 3 Magelang

Page 90: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

DOKUMENTASI

Gambar 1

Foto bersama Ibu Dra. Asma selaku Guru Pengampu Mata Pelajaran PAI

Gambar 2

Foto bersama Ibu Nur Khasanah, S.Pd.I selaku Waka Kurikulum

Page 91: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …

Gambar 3

Ruang Kepala Sekolah

Gambar 4

Situasi kelas

Page 92: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …
Page 93: KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM PENERAPAN KURIKULUM …