KERANGKA ACUAN KERJA fariz 1.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • Kerangka Acuan Kerja

    (KAK)

    Perancangan Hotel dan Convention Hall Flower City

    ACHMAD FARIS CHESARIANSYAH

    105060507111025

    Dosen Pembimbing:

    Ary Deddy Putranto, ST. MT.

    2013

    HOTEL DAN CONVENTION HALL DI

    MALANG

  • Hotel dan Convention Study Page 2

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL........................................................................................ I i

    DAFTAR ISI ... II

    ii

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Gambaran Umum.. 4

    1.2 Gambaran Khusus. 6

    1.2.1 Sejarah Tapak / Fungsi 6

    1.2.1.1 Klasifikasi Fungsi.. 9

    1.2.2 Kondisi Tapak dan Lingkungan Eksisting.. 10

    1.2.3 Kondisi Iklim dan Geografi

    1.2.4 Kondisi Bangunan Eksisting (Redesain)

    BAB II PROGRAM UMUM

    2.1 Rencana Pengembangan / Pembangunan

    2.2 Program Ruang Internal berdasarkan Standar / Analisis

    2.3 Aspek Bangunan

    2.3.1 Aspek Tapak berdasarkan Peraturan Kota / Kawasan

    2.3.2 Aspek Lingkungan

    2.3.3 Aspek Manajemen

    2.3.4 Aspek Tekno Ekonomi / Investasi

    2.3.5 Aspek Teknis dan Teknologi

    BAB III PRODUK YANG DIHARAPKAN

    BAB IV LINGKUP KEGIATAN

    BAB V LAMPIRAN

    BAB VI DAFTAR PUSTAKA

    SURAT PENAWARAN

    1. Pengantar

    2. Pedoman Dasar Harga Bangunan

    3. Penawaran Layanan Utama Jasa Arsitek

    4. Penawaran Layanan Penunjang Jasa Arsitek

    5. Jadwal Pengerjaan

  • Hotel dan Convention Study Page 3

    6. Mekanisme Kontrak Kerja dan Tata Cara Pembayaran

    7. Rekapitulasi Pembayaran

    SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJA

    PENDAHULUAN.............................................................................................................................. 1

  • Hotel dan Convention Study Page 4

    KERANGKA ACUAN KERJA

    PERENCANAAN HOTEL FLOWER CITY MALANG

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Gambaran Umum

    Perkembangan kota malang belakangan ini sangat pesat dengan ada nya tingkat

    pertambahan penduduk,pelajar dari luar kota dan daya tarik wisata dimalang sangat

    tinggi sehingga perlu adanya tata ruang wilayah kota dalam memadai fungsi nya.

    Rencana Tata Ruang Wilayah merupakan pedoman bagi pengembangan kota, agar

    perkembangan kota tersebut lebih terarah, terpadu, dan lebih merata perkembangannya.

    Dengan demikian perencanaan pengembangan kota dilakukan secara sadar, diarahkan

    dan dikendalikan melalui proses perencanaan. Rencana Tata Ruang Wilayah ini juga

    dimaksudkan untuk dapat menanggulangi berbagai masalah yang berkaitan dengan

    fenomena ruang. Rencana Tata Ruang Wilayah ini ditujukan untuk dapat

    menanggulangi masalah-masalah yang ada melalui alokasi-alokasi kegiatan dan

    pemanfaatan potensi-potensi yang tersedia. Pengaturan ruang kota ini agar upaya

    pengaturan lokasi kegiatan sosial ekonomi perkotaan beserta infrastruktur penunjangnya

    sedemikin rupa, sehingga keterkaitannya memberikan hasil manfaat yang nyata dalam

    masyarakat perkotaan.

    Penelitian ini berkaitan dengan pembangunan Matos di tinjau dari Perda No. 7

    tahun 2001 tentang RTRW Kota Malang 2001-2011. Dengan tujuan Untuk mengetahui

    apakah proses perijinan pembangunan Malang Town Square sudah sesuai dengan

    Peraturan Daerah Kota Malang Nomor 7 Tahun 2001 Tentang Rencana Tata Ruang

    Wilayah Kota Malang 2001-2011, dan untuk mengetahui bagaimana tanggapan

    masyarakat terhadap pembangunan Malang Town Square.. Penelitian ini di lakukan di

    Kota Malang. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang maksimal maka peneliti

    menggunakan sumber data primer dan skunder yang mana terbagi pada interview,

    observasi dan dokumentasi tentang fakta-fakta yang mengarah pada fenomena

    Pembangunan MATOS. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah jenis

    penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif.

  • Hotel dan Convention Study Page 5

    Studi mengenai rencana tata ruang dimaksudkan untuk melihat pelaksanaan

    rencana tata ruang dan wilayah, khususnya berkaitan dengan pembangunan Matos,

    seperti diketahui bahwa Pembangunan Matos tetap berlangsung ditengah-tengah

    terjadinya pro dan kontra. Karena dianggap proses perijinan pembangunan Matos telah

    melanggar Perda No 7 tahun 2001 tentang RTRW Kota Malang 2001-2011, yang mana

    lokasi yang sekarang dibangun Matos merupakan kawasan pendidikan dan Ruang

    Terbuka Hijau (RTH), bukan kawasan perdagangan dengan skala regional. Pelibatan

    masyarakat dalam proses perijinan pembangunan Matos, hanya melibatkan sebagian

    kecil, dan tidak mewakili masyarakat sekitar pembangunan Matos. Sedangkan

    tanggapan mayarakat terhadap pembangunan MATOS adalah ada yang menolak dan

    menerima terhadap pembangunan MATOS.

    Dari keseluruhan kajian studi yang dikerjakan tersebut, akhirnya secara sederhana

    dapat disimpulkan bahwa Pembangunan MATOS (Malang Town Square) yang terletak

    di Jalan Veteran tidak sesuai dengan Peraturan Daerah NO. 7 Tahun 2001 Tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang 2001-2011 yang telah ditetapkan. karena

    didalam RTRW tidak ditemukan dasar hukum yang dapat dijadikan legitimasi dalam

    pemberian ijin pembangunan MATOS.

    Setelah dilakukan penelitian penulis perlu memberikan rekomendasi dengan

    maksud agar rencana pembangunan di Kota Malang tidak keluar dari ketentuan

    Perundang-Undangan yang berlaku, seperti yang terjadi selama ini. Beberapa

    rekomendasi tersebut adalah: Adanya kontrol yang intensif dari Pemerintah Kota

    Malang terhadap dampak lingkungan dan keberlanjutan kawasan pendidikan. Untuk itu

    perkembangan Matos harus lebih diarahkan kearah yang mendukung keberlajutan

    perkembangan kawasan pendidikan di Kota Malang demi untuk mengurangi dampak

    yang akan terjadi. Penanggungjawab usaha harus melibatkan masyarakat sekitar

    pembangunan Matos dalam rekrutmen tenaga kerja Dalam hal ini control yang diambil

    dalam fungsi untuk perkembangan nya dalam KAK ini sebagai fungsi hotel dan

    convetion study yang diambil diperuntukkan bagi wisatawan pelajar yang ingin

    berwisata diimalang atau study tour sekaligus diadakan pertemuan pelajar antar Negara

    sehingga dalam peletakkan nfungsi nya masih berkaitan dalam mengembangkan fungsi

    tersebut.

  • Hotel dan Convention Study Page 6

    Sementara itu Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Uddy

    Syaifudin menuturkan kabupaten Malang, kota Malang, dan kota Batu merupakan tiga

    daerah di Malang Raya yang memiliki prospek pengembangan bisnis pariwisata yang

    cukup potensial. "Tiga daerah itu mempunyai prospek pengembangan bisnis pariwisata

    yang potensial terutama untuk pembangunan gedung dan infrastruktur jalan raya.

    Pengembangan bisnis pariwisata di kabupaten Malang akan semakin berkembang

    menyusul rencana Bandara Abdulrahman Saleh menjadi bandara internasional

    Perhotelan di Kota Malang memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan

    mengingat Kota Malang merupakan kota terbesar kedua di Jawa Timur dan memiliki

    tempat-tempat rekreasi yang melimpah terutama untuk wilayah Kabupaten.

    1.2 Gambaran Khusus

    1.2.1 Sejarah Tapak/Fungsi

    1. Hotel Pelangi dan Hotel Splendid Inn

    Di kota Malang ada hotel tua yang bernama Hotel Pelangi yang letaknya di Jl.

    Merdeka Selatan No. 3. Kalau dihitung-hitung dari semenjak hotel ini berdiri, sekarang

    umurnya kurang lebih sudah 96 tahun lantarannya hotel ini suda ada di Malang dari

    tahun 1916.

    Kawasan pendidikan dan ruang terbuka hijou

    Lokasi tapak dalam perancangan hotel

  • Hotel dan Convention Study Page 7

    Hotel Pelangi

    Nama hotel ini awalnya bukanlah Hotel Pelangi melainkan bernama Hotel Palace

    entah kenapa bisa berubah nama. Nah, yang menarik dari hotel yang punya 50 kamar ini

    terletak dari arsitekturnya yang mempunyai ciri khas yaitu adanya Menara Kembar

    yang dahulunya digunakan sebagai menara pengawas.

    Untungnya dibuat kokoh karena sampai saat ini di dalamnya masih terjaga

    keasliannya, bentuk lantai, plafon dan tegel-tegel dinding bergambar pemandangan

    negeri kincir angin yang eksotis.

    Masih di Malang, lanjut lagi ke hotel yang bernama Hotel Splendid Inn.

    Arsitektur dari gedung yang dibangun pada 1924-1930 ini bergaya Nieuwe Bouwen

    (berbentuk kubus dan atap lurus) membuat bangunan ini masih kokoh berdiri sampai

    sekarang. Banyak turis asing dari Belanda yang bernostalgia di tempat ini. Fasilitas

    yang ada pun relatif sama dengan hotel-hotel berbintang, sehingga sesuai dengan anda

    yang ingin beristirahat dalam nuansa tempo dulu.

    Hotel Splended Inn

    Selain kedua hotel di atas, kota ini juga mempunyai hotel yang tak kalah

    bersejarahnya yaitu Hotel Graha Cakra yang berada di Jl. Cerme 16. Hotel berbintang

    tiga ini dahulu adalah bekas gedung Radio Republik Indonesia (RRI) Malang yang

  • Hotel dan Convention Study Page 8

    pernah rata dengan tanah karena hancur saat pecah Perang Clash ke-1 pada 1947. Untuk

    gaya arsitektur dari hotel ini masih menerapkan gaya yang sama dengan Hotel Splendid

    Inn yaitu gaya Nieuwe Bouwen yang populer pada 1935 karya arsitek Belanda, Ir.

    Mulder

    Gaya Nieuwe Bouwen yang diterapkan dalam dua hotel itu sebenarnya istilah

    untuk gaya bangunan sesudah tahun 1920-an yang merupakan penganut dari aliran

    International Style, sebagaimana yang diungkapkan Akihary (1988) dalam bukunya

    Architectuur en Stedebouw in Indonesie 1870-1940. Gaya arsitektur ini dibarengi oleh

    pengaruh gaya arsitektur modern yang sedang trend pada masa itu antara lain,

    Amsterdam School, Bauhaus dan De Stilj yang berkembang di Indonesia karena

    semakin banyak arsitek Belanda beraliran arsitektur modern berpraktek di Indonesia.

    Perkembangan kondotel di kota Malang sepanjang tahun ini cukup signifikan. Bukan

    hanya sebagai kota pendidikan, Malang juga menduduki kota wisata nomor 2 setelah

    Denpasar, Bali. Pasokan kamar hotel yang ada saat ini 1.700 kamar, ini dari semua kelas

    hotel. Sedangkan kebutuhan melebihi di atas 2.000 kamar, pembangunan kondominium

    hotel (kondotel) seharga Rp400 juta hingga Rp500 juta di kota Malang sepanjang tahun

    ini diperkirakan berkembang pesat menyusul kurangnya pasokan kamar hotel di kota

    bunga itu.

    Dikatakan, bertumbuhnya bisnis kondotel di Malang juga didukung oleh

    rendahnya suku bunga kredit kepemilikan apartemen (KPA) saat ini. Sebagian besar

    pembeli kondotel di Malang justru orang di luar Malang yang bertujuan untuk investasi.

    "Misalnya ada Swiss Bell Hotel yang akan dibuka dalam waktu dekat, 70% pembelinya

    justru dari orang diluar Malang. Sebagian besar kondotel yang saat ini sedang dibangun

    merupakan hotel di atas bintang 3. Operator hotel asingpun, mulai masuk ke Malang,

    katanya.

    Di lihat dari tingkat hunian kamar untuk hotel Berbintang tahun 2000-2003 berada

    di kisaran 30% lebih dari kapasitas hotel sedangkan untuk hotel Non Bintang berada

    pada kisaran 23% lebih dari jumlah kamar yang tersedia. Faktor intern dan faktor

    ekstern perusahaan sangat berpengaruh terhadap industri jasa perhotelan. Faktor intern

    meliputi 4p yaitu Produck, Place, Price dan Promotion dimana produk dan tempat

    industri jasa perhotelan di kota Malang memiliki keunggulan yang berbeda dengan kota

    lain tetapi untuk harga dan tingkat promosi masih dirasakan memiliki kekurangan.

  • Hotel dan Convention Study Page 9

    Sedangkan faktor ekstern meliputi tingkat Ekonomi, Sosial, Teknologi, Pemerintah,

    Konsumen dan Persaingan yang mana tingkat Ekonomi, Sosial dan Persaingan memberi

    dampak yang negatif terhadap industri jasa perhotelan dan sebaliknya Pemerintah,

    Teknologi, Konsumen memberikan dampak yang positif terhadap industri jasa

    perhotelan di kota Malang.

    1.2.1.1 Klasifikasi fungsi

    1. Setiap bangunan hotel harus diwujudkan dan dilengkapi dengan peningkatan

    Mutu atau Kualitas estetika dan daya tarik wisata sehingga menjadi identitas kota

    yang akan dibangun hotel tersebut, sehingga mampu memenuhi secara optimal

    fungsi bangunannya, dan dapat menjadi teladan bagi lingkungannya, serta

    memberi kontribusi positif bagi perkembangan arsitektur di Indonesia.

    2. Setiap bangunan hotel harus direncanakan dan dirancang dengan sebaik-baiknya,

    sehingga dapat memenuhi kriteria teknis bangunan yang layak dari segi mutu,

    biaya, dan kriteria administrasi bagi bangunan negara.

    3. Perencanaan untuk bangunan hotel dan prasarana lingkungannya perlu diarahkan

    secara baik dan menyeluruh, sehingga mampu menghasilkan karya perencanaan

    teknis bangunan yang memadai untuk penghuni baik wisatawan local maupun

    mancanegara dan layak diterima menurut kaidah, norma serta tata laku

    professional,Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk pekerjaan perencanaan perlu

    disiapkan secara matang, sehingga mampu mendorong perwujudan karya

    perencanaan yang sesuai dengan kepentingan kegiatan.

    Peta Pembagian Zona dan Perencanaan Reklamasi desain hotel dan convetion study

    Lokasi tapak dalam

    perancangan hotel

    Kawasan pendidikan

    dan rth

  • Hotel dan Convention Study Page 10

    Perancangan hotel di Malang yang akan dilaksanakan berdasarkan kearifan lokal dan

    ciri khas Kota malang. Desain yang akan dilaksanakan adalah merupakan pekerjaan

    program kota malang sebagai kota wisata. Pengembangan hotel, penginapan dan sistim

    utilitas dan estetika yang memadai menunjang daya tarik wisatawan.

    `Pemegang mata anggaran adalah Pemerintah Kabupaten Sigi yang dalam hal ini

    adalah Dinas Pekerjaan Umum kabupaten Sigi. Untuk penyelenggaraan kegiatan

    termaksud dilaksanakan oleh arsitek berdasarkan pemberi proyek selaku dosen

    pengampu.

    1.2.2 Kondisi Tapak & Lingkungan Eksisting

    program pembangunan pada pemerintah Kecamatan Klojen adalah terciptanya

    stabilitas ketentraman dan ketertibnan wilayah dalam rangka menunjang pelaksanaan

    pembangunan yang didukung oleh kualitas aparatur yang profesional, tanggap atas

    semua permasalahan yang timbul di masyarakat serta bertanggung jawab atas semua

    yang telah dilaksanakan, Daerah ini terletak di 112 26.14 hingga 112 40.42 Bujur Timur

    dan 077 36.38 hingga 008 01.57 Lintang Selatan, Reklamasi hotel berada di Zona

    pengembangan Kawasan RTH(ruang terbuka hijou) dan taman makam pahlawan P.2

    KKJS Madura pada blok perlindungan dan pengamanan di Kecamatan klojen,

    Kelurahan oro-oro dowo dan kecamatan lowok waru kelurahan jatimulyo, kecamatan

    klojen jalan veteran. Memiliki luas lahan timbunan sebesar kurang lebih 8000 m2.

    Adapun Batas-batasnya adalah sebagai berikut:

    sebelah utara: berbatasan dengan kecamatan Lowokwaru dan Blimbing

    sebelah timur: dengan kecamatan Kedungkandang

    sebelah selatan: dengan kecamatan Sukun

    sebelah barat dengan kecamatan Sukun dan Lowokwaru

  • Hotel dan Convention Study Page 11

    Peta Pembagian Zona dan Perencanaan Reklamasi desain hotel dan convetion study

  • Hotel dan Convention Study Page 12

    View Tapak

    Ukuran Tapak :

  • Hotel dan Convention Study Page 13

    Maksud dan Tujuan

    Adapun maksud dan tujuan dari perancangan hotel di Malang, yaitu :

    1. Untuk dapat memahami tujuan Pembangunan hotel ini, perlu dibuat sebuah Kerangka

    acuan Kerja (KAK).

    2. Kerangka acuan Kerja (KAK) ini merupakan petunjuk bagi Konsultan Perencana yang

    memuat masukan, azas, kriteria, keluaran dan proses yang harus dipenuhi dan

    diperhatikan serta diinterpretasikan ke dalam pelaksanaan tugas perencanaan.

    3. Dengan penugasan ini diharapkan konsultan Perencana dapat melaksanakan tanggung

    jawabnya dengan baik untuk menghasilkan keluaran yang memadai sesuai KAK ini.

    BAB II

    PEMBAHASAN

    1 Sasaran Kegiatan.

    1. Sasaran Kegiatan adalah Perencanaan Pembangunan hotel berdasarkan Perizinan

    Terpadu Kota malang.

    2. Lokasi jalan veteran sebelah timur adalah Kawasan Pusat Perbelenjaan,pelajar dan

    wisata.

    3. Lingkup Pekerjaan Perencanaan dalam perancangan hotel yang terdiri dari komponen

    kegiatan :`

    a. Pekerjaan Persiapan

    b. Pekerjaan Sipil / Struktur

    c. Pekerjaan Arsitektur

    d. Pekerjaan M / E

    e. Pekerjaan Utilitas.

  • Hotel dan Convention Study Page 14

    4. Tahap-Tahap yang akan dilaksanakan adalah :

    a. Penyusunan Pra Rencana

    b. Pengembangan Pra Rencana

    c. Penyusunan Rencana Anggaran Biaya

    d. Penyusunan Rencana Pelaksanaan

    e. Penyusunan Rencana Detail (Gambar Kerja, RKS, BQ, dll)

    2. KEGIATAN PERENCANAAN

    1. Dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana berpedoman pada ketentuan yang

    berlaku, khususnya Pedoman Teknis Pembangunan Bangunan Gedung Negara vide

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : PRT/45/M/2007 tanggal 27 Desember

    2007.

    2. Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Konsultan Perencana adalah meliputi

    tugas-tugas perencanaan lingkungan, site/tapak bangunan, dan perencanaan fisik

    bangunan gedung Negara yang terdiri dari :

    a. Persiapan Perencanaan seperti mengumpulkan data dan informasi lapangan, membuat

    interpretasi secara garis besar terhadap KAK.

    b. Menyusun Pra Rencana seperti program dan konsep ruang, perkiraan biaya.

    c. Penyusunan pengembangan rencana, antara lain membuat :

    1. Rencana struktur, beserta uraian konsep dan perhitungannya.

    2. Rencana arsitektur, dan uraian konsep yang mudah dimengerti oleh Kuasa Pengguna

    Anggaran (KPA) selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK).

    3. Rencana system Mekanikal / Elektrikal.

    4. Rencana utilitas

    5. Perkiraan biaya.

    d. Penyusunan rencana detail antara lain membuat :

    1. Gambar-gambar detail Arsitektur, Struktur, Utilitas dan M/E, yang sesuai dengan

    gambar rencana yang telah disetujui.

    2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS).

    3. Rincian volume pelaksanaan pekerjaan, rencana anggaran biaya pekerjaan.

    4. Laporan akhir perencanaan.

  • Hotel dan Convention Study Page 15

    3. Membantu Pejabat Pembuat Komitmen dan Panitia Pengadaan di dalam menyusun

    dokumen pelelangan dan pelaksanaan pelelangan.

    4. Membantu Panitia Pengadaan pada waktu penjelasan pekerjaan, termasuk menyusun

    Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, evaluasi penawaran, menyusun kembali dokumen

    pelelangan daN melaksanakan tugas-tugas yang sama apabila terjadi lelang ulang.

    5. Mengadakan pengawasan berkala selama pelaksanaan konstruksi fisik dan

    melaksanakan kegiatan seperti :

    a. Melakukan penyesuaian gambar dan spesifikasi teknis pelaksanaan bila ada

    perubahan.

    b. Memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang timbul selama masa

    pelaksanaan konstruksi.

    c. Memberikan saran-saran.

    d. Membuat laporan akhir pengawasan berkala.

    3. TANGGUNG JAWAB PERENCANAAN

    1. Konsultan Perencana bertanggung jawab secara profesional atas jasa perencanaan

    yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.

    2. Secara umum tanggung jawab Konsultan adalah sebagai berikut :

    a. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus memenuhi persyaratan standar

    kompetensi DAA yang berlaku.

    b. Hasil perencangan yang dihasilkan harus telah mengakomodasi batasan-batasan yang

    telah diberikan oleh Pemberi proyek, termasuk melalui KAK ini, seperti dari segi

    pembiayaan, waktu penyelesaian pekerjaan dan mutu bangunan yang akan

    diwujudkan.

    c. Hasil karya perencanaan yang dihasilkan harus telah memenuhi peraturan, standar, dan

    pedoman teknis bangunan gedung yang berlaku untuk bangunan gedung pada

    umumnya dan yang khusus untuk bangunan gedung negara.

    4. BIAYA

    1. Biaya Pekerjaan Perencanaan dan tata cara pembayaran akan diatur secara kontraktual

    setelah melalui tahapan proses Seleksi Pengadaan Jasa Konsultansi sesuai peraturan

    yang berlaku, antara lain terdiri dari :

  • Hotel dan Convention Study Page 16

    a. Honorarium tenaga ahli dan tenaga penunjang.

    b. Materi dan penggandaan laporan.

    c. Pembelian dan atau sewa peralatan.

    d. Biaya rapat-rapat

    e. Jasa dan over head Perencanaan.

    f. Pajak dan iuran daerah lainnya.

    2. Sumber Dana.

    Sumber dana seluruh pekerjaan perencanaan dibebankan pada APBD melalui DPA

    Nomor : 910/045/DPA-SKPD/DPPKAD/2012 Tanggal 07 Januari 2013 Dinas

    Pekerjaan Umum Kabupaten Sigi. Alokasi Anggaran Kegiatan Perencanaan

    Pembangunan Gedung Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Sigi sebesar

    Rp 100.00.000,- (seratus juta rupiah).

    5. KRITERIA

    1. Kriteria Umum.

    Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh konsultan perencana seperti yang dimaksud

    pada KAK harus memperhatikan kriteria umum bangunan disesuaikan berdasarkan

    fungsi dan kompleksitas bangunan, yaitu :

    a. Persyaratan Peruntukan dan Intensitas :

    1) Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya.

    2) Menjamin keselamatan pengguna, masyarakat dan lingkungan.

    b. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :

    1) Menjamin terwujudnya tata ruang yang dapat memberikan keseimbangan dan

    keserasian bangunan terhadap lingkungannya.

    2) Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan baik tidak

    menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

    c. Persyaratan Struktur Bangunan :

    1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat

    perilaku alam dan manusia.

    2) Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau luka yang

    disebabkan oleh kegagalan arsitektur bangunan.

  • Hotel dan Convention Study Page 17

    3) Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda yang

    disebabkan oleh perilaku struktur.

    4) Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang disebabkan oleh

    kegagalan struktur.

    d. Persyaratan Ketahanan Terhadap Kebakaran :

    1) Menjamin terwujudnya bangunan yang dapat mendukung beban yang timbul akibat

    perilaku alam dan manusia.

    2) Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian rupa, secara

    struktur stabil selama kebakaran sehingga :

    (a) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman.

    (b) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi untuk memadamkan

    api.

    (c) Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya.

    e. Persyaratan Instalasi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi.

    1) Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup aman bagi penggunanya maupun

    pemeliharaannya.

    2) Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya dari bahaya

    akibat petir.

    3) Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam menunjang

    terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai dengan fungsinya.

    f. Persyaratan ventilasi dan pengkodisian udara.

    1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan udara yang cukup, baik alam maupun buatan

    dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan gedung sesuai dengan

    fungsinya.

    2) Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang udara secara

    baik.

    g. Persyaratan Pencahayaan.

    1) Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik alam maupun

    buatan dalam menunjang terselenggaranya kegiatan dalam bangunan sesuai dengan

    fungsinya. Menjamin upaya beroperasinya peralatan dan perlengkapan tata ruang

    udara secara baik.

  • Hotel dan Convention Study Page 18

    2. Kriteria Khusus.

    Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang khusus, spesifik

    berkaitan dengan bangunan prasarana pendidikan berupa caf wisata dan Auditorium

    yang akan direncanakan, baik dari segi fungsi khusus bangunan tersebut dan segi

    teknis lainnya, misalnya :

    a. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada di sekitar, seperti dalam

    rangka implementasi penataan bangunan dan lingkungan.

    b. Solusi dan batasan-batasan kontekstual, seperti faktor sosial budaya setempat, geografi

    klimatologi, dan lain-lain.

    6. AZAS AZAS

    Selain dari kriteria di atas, dalam melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana

    hendaknya memperhatikan azas-azas bangunan gedung negara sebagai berikut :

    1. Bangunan gedung negara hendaknya fungsional, efisien, menarik tetapi tidak

    berlebihan.

    2. Kreatifitas disain hendaknya tidak ditekankan pada kelatahan gaya dan kemewahan

    material, tetapi pada kemampuan mengadakan sublimasi antara fungsi teknik dan

    fungsi sosial bangunan, terutama sebagai bangunan pelayanan kepada masyarakat.

    3. Dengan batasan tidak mengganggu kenyamanan penghuninya, biaya investasi dan

    pemeliharaan bangunan sepanjang umurnya, hendaknya diusahakan serendah

    mungkin.

    4. Desain bangunan hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga bangunan dapat

    dilaksanakan dalam waktu yang pendek dan dapat dimanfaatkan secepatnya.

    5. Bangunan Pemerintah hendaknya dapat meningkatkan kualitas lingkungan, dan

    menjadi acuan tata bangunan dan lingkungan di sekitarnya.

    7. PENDEKATAN METODOLOGI

    1. Konsep Bangunan pengembangan harus selaras/menyesuaikan dengan bangunan di

    lingkungan sekitarnya.

    2. Dalam perencanaan harus menyediakan fasilitas pengolah limbah dan antiipasi

    terhadap bahaya kebakaran serta bencana.

  • Hotel dan Convention Study Page 19

    3. Teknis konstruksi yang disaratkan oleh perencana hendaknya meggunakan teknologi

    ramah lingkungan dari bahan material penunjang yang ramah lingkungan, karena

    merupakan bangunan bertingkat tinggi dan waktu pelaksanaan sangat terbatas, dari

    pekerjaan pondasi sampai dengan finishing.

    4. Lokasi pekerjaan yang tersedia sangat terbatas, sehingga perencana wajib menjelaskan

    rencana pekerjaan yang bersifat fabrikasi harus dilaksanakan di luar lokasi.

    5. Lokasi pekerjaan berada di lingkungan jalan utama, sehingga untuk pengadaan

    material ke lokasi proyek harus peraturan yanag berlaku.

    8. JANGKA WAKTU PELAKSANAAN

    1. Dalam proses perencanaan untuk menghasilkan keluaran-keluaran yang diminta,

    Konsultan Perencana harus menyusun jadwal pertemuan berkala dengan Pejabat

    Pembuat Komitmen dan Pengelola Kegiatan.

    2. Dalam pertemuan berkala tersebut ditentukan produk awal, antara dan pokok yang

    harus dihasilkan Konsultan sesuai dengan rencana keluaran yang ditetapkan dalam

    KAK ini.

    3. Dalam melaksanakan tugas, konsultan harus selalu memperhitungkan bahwa waktu

    pelaksanaan pekerjaan adalah meningkat.

    4. Jangka waktu pelaksanaan, khususnya sampai diserahkannya dokumen perencanaan

    untuk siap dilelangkan maksimal 60 (enam puluh ) hari Kalender atau 2 (dua) bulan

    sejak dikeluarkannya Kontrak/Surat Perintah Mulai Kerja.

    9. INFORMASI DAN TENAGA AHLI

    1. Informasi.

    a. Untuk melaksanakan tugasnya Konsultan Perencana harus mencari informasi yang

    dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pejabat Pembuat Komitmen

    termasuk melalui Kerangka Acuan Kerja ini.

    b. Konsultan Perencana harus memeriksa kebenaran informasi yang digunakan dalam

    pelaksanaan tugasnya, baik yang berasal dari Pejabat Pembuat Komitmen, maupun

    yang dicari sendiri. Kesalahan/kelalaian pekerjaan perencanaan sebagai akibat dari

    kesalahan informasi menjadi tanggung jawab Konsultan Perencana.

  • Hotel dan Convention Study Page 20

    2. Tenaga Ahli.

    a. Untuk melaksanakan tujuannya, konsultan Perencana harus menyedia-kan Tenaga

    Ahli yang memenuhi ketentuan dari Pejabat Pembuat Komitmen, baik ditinjau dari

    segi lingkup kegiatan maupun tingkat kompleksitas pekerjaan.

    b. Tenaga Ahli dan Tenaga Pendukung yang dibutuhkan dalam perencanaan kegiatan

    Pembangunan Mess dan Auditorium terdiri dari :

    1) Team Leader : 1 orang

    2) Ahli Sipil/Struktur : 1 orang

    3) Ahli M/E : 1 orang

    4) Surveyor (Teknisi) : 2 orang

    5) CAD Operator/drafter : 3 orang

    6) Tenaga Administrasi : 2 orang

    c. Persyaratan Tenaga Ahli dan personil adalah sebagai berikut :

    1) Team Leader, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Arsitektur (S1) lulusan

    universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal B.

    Berpengalaman dalam perencanaan bangunan sekurang-kurangnya 6 (Enam) tahun

    dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA) sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun.

    2) Tenaga Ahli Struktur, berpendidikan minimal Sarjana Teknik Sipil (S1) lulusan

    universitas/perguruan tinggi negeri atau swasta yang telah terakreditasi minimal B.

    Berpengalaman dalam perencanaan bangunan sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun dan

    memiliki Sertifikasi Keahlian (SKA).

    3) Tenaga Ahli Mekanikal Elektrikal, berpendidikan minimal Sarjana Teknik

    Mesin/Teknik Listrik ((Elektro) (S1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau

    swasta yang telah terakreditasi minimal B. Berpengalaman dalam perencanaan

    mekanikal elektrikal bangunan

    sekurang-kurangnya 3 (Tiga) tahun dan memiliki Sertifikat Keahlian (SKA).

    4) Asisten Tenaga Ahli (2 orang), berpendidikan minimal Sarjana Muda (D3) masing-

    masing 1 (satu) orang Jurusan Teknik Sipil/Arsitektur, sekurang-kurangnya 3 (tiga)

    tahun sesuai bidangnya.

    5) CAD Operator/Drafter (2 orang), minimal berpendidikan Sarjana Muda (D3)

    masing-masing 1 (satu) orang Jurusan Teknik Sipil atau Arsitektur, Mekanikal dan

    Elektro, dapat mengoperasikan program AUTOCAD/3D Max atau yang sejenisnya.

  • Hotel dan Convention Study Page 21

    d. Tenaga pendukung lainnya seperti Tenaga Surveyor, Administrasi, Pengemudi dan

    lain-lain disesuaikan dengan kebutuhan serta ketentuan yang berlaku.

    10. KELUARAN

    Keluaran yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana berdasarkan Kerangka Acuan

    Kerja ini adalah lebih lanjut akan diatur dalam surat perjanjian, yang minimal meliputi

    :

    1. Tahap Konsep Rencana Teknis

    a. Konsep penyiapan rencana teknis dan uraian rencana kerja konsultan perencana.

    b. Konsep skematik rencana teknis.

    c. Laporan data dan informasi lapangan.

    2. Tahap Pra-rencana Teknis

    a. Gambar-gambar Pra-rencana.

    b. Perkiraan biaya pembangunan.

    c. Garis besar rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

    3. Tahap Pengembangan Rencana

    a. Gambar pengembangan rencana arsitektur, struktur, ME dan utilitas.

    b. Uraian konsep rencana dan perhitungan-perhitungan yang diperlukan.

    c. Draft rencana anggaran biaya.

    d. Draft rencana kerja dan syarat-syarat (RKS).

    4. Tahap Rencana Detail

    a. Gambar rencana teknis bangunan lengkap.

    b. Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)

    c. Bill Of Quantity (BQ).

    d. Rencana anggaran biaya (RAB).

    5. Tahap Pelelangan.

  • Hotel dan Convention Study Page 22

    - Dokumen tambahan hasil penjelasan pekerjaan.

    11. LAPORAN

    Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Kuasa Pengguna Anggaran Selaku Pejabat

    Pembuat Komitmen oleh oleh Penyedia Jasa Konsultanasi adalah meliputi :

    1. Laporan Pendahuluan, yang berisi :

    a. Rencana Kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh.

    b. Mobilisasi tenaga Ahli dan tenaga Pendukung Lainnya.

    c. Jadwal Kegiatan penyedia Jasa.

    Catatan :

    Laporan pendahuluan tersebut dibuat dalam rangka 5 dan harus diserahkan selambat

    lambatnya 5 (lima) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.

    2. Laporan Akhir Perencanaan, yang berisi :

    a. Kemajuan Pelaksanaan Pekerjaan Perencanaan.

    b. Kendala dan Solusi Penyelesaiannya.

    c. Perhitungan Struktur.

    d. Gambar-Gambar Detail Hasil Perencanaan.

    e. Dan lain-lain.

    Laporan Hasil Perencanaan tersebut dibuat dalam rangka 5 dan harus diserahkan

    kepada Kuasa Pengguna Anggaran Selaku Pejabat Pembuat Komitmen selambat-

    lambatnya 60 (enam puluh) hari kalender sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja.