Upload
phambao
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PTPN II
BOARD MANUAL
1
Good Corporate Governance
KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS
DALAM MENERAPKAN BOARD MANUAL
Board Manual ini merupakan salah satu softstructure Good Corporate
Governance, sebagai penjabaran dari Pedoman Tata Kelola Perusahaan
(Code of Corporate Governance) yang mengacu pada Anggaran Dasar
Persahaan.
Board Manual yang merupakan naskah kesepakatan antara Direksi dan
Komisaris bertujuan:
1. Menjadi rujukan / pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja
masing-masing organ,
2. Meningkatkan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ,
3. Menerapkan asas-asas GCG yakni, transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi dan fairness (kewajaran)
Dengan diberlakukannya Board Manual ini dalam hubungan kerja antar
2 (dua) organ perseroan, diharapkan kegiatan usaha perseroan dapat
dilaksanakan secara harmonis dengan asas-asas Good Corporate
Governance dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Perusahaan yang
telah ditetapkan.
Tanjung Morawa, 2017
PT PERKEBUNAN NUSANTARA II
Komisaris Direksi
Djafar Badjeber Komisaris Utama
Teten Djaka Triana Direktur Utama
PTPN II
BOARD MANUAL
2
Good Corporate Governance
DAFTAR ISI
KESEPAKATAN BERSAMA DIREKSI DAN KOMISARIS DALAM
MENERAPKAN BOARD MANUAL 1
BAB I PENDAHULUAN
1. Maksud dan Tujuan 4
2. Ruang Lingkup 5
3. Dasar Hukum 6
BAB II PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA DEWAN
KOMISARIS - DIREKSI 8
BAB III PEDOMAN PELAKSANAAN DEWAN KOMISARIS
1. KETENTUAN JABATAN DEWAN KOMISARIS
1.1. Pengangkatan dan Persyaratan menjadi Dewan Komisaris
................................................................................... 10
1.2. Masa Jabatan Dewan Komisaris 12
1.3. Pemberhentian Dewan Komisaris 13
1.4. Benturan Kepentingan & Larangan Rangkap Jabatan 16
2. ORGANISASI DAN TUGAS DEWAN KOMISARIS
2.1. Komposisi dan Organisasi 17
2.2. Tugas, Hak & Tanggungjawab Dewan Komisaris 18
A. Tugas/Kewajiban 19
B. Hak/Wewenang Komisaris 43
C. Tanggung Jawab 44
2.3. Pembagian Kerja dan Uraian Tugas 44
2.4. Komisaris Independen sebagai Ketua Komite Audit 62
2.5. Organ Pendukung Dewan Komisaris 63
3. CARA KERJA KOMISARIS
3.1. Mekanisme Kerja 64
3.2. Hubungan Kerja dengan Komite Audit 66
3.3. Hubungan Kerja dengan Auditor Ekstern 67
3.4. Hubungan Kerja dengan SPI 67
PTPN II
BOARD MANUAL
3
Good Corporate Governance
4. RAPAT KOMISARIS
4.1. Jadual dan Permintaan Rapat 68
4.2. Ketua Rapat dan Peserta Rapat 69
4.3. Hak Suara dan Pengambilan Keputusan 70
4.4. Risalah Rapat 71
4.5. Pengambilan Keputusan diluar Rapat 72
5. PENUTUP BAGI PEDOMAN PELAKSANAAN KOMISARIS 72
BAB IV PEDOMAN PELAKSANAAN DIREKSI
1. KETENTUAN JABATAN DIREKSI
1.1. Persyaratan Jabatan 75
1.2. Pengangkatan dan Masa Jabatan 76
1.3. Pemberhentian 77
1.4. Pengisian Jabatan Direksi yang Lowong 78
1.5. Larangan Jabatan dan Benturan Kepentingan 79
2. ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
2.1. Organisasi 80
2.2. Uraian Tugas Direksi 81
1) Dewan Direksi Secara Kolektif 81
2) Uraian Tugas Masing-masing Direksi 129
2.3. Organ Pendukung Direksi 150
1) Satuan Pengawas Internal (SPI) 150
2) Sistem Pengendalian Internal 151
2) Sekretaris Perusahaan 152
3. MEKANISME RAPAT
3.1. Rapat Direksi 155
3.2. Rapat Internal Direktorat 160
4. PENILAIAN KINERJA
4.1. Pengertian dan Tujuan Kontrak Manajemen 161
4.2. Mekanisme Pembuatan Kontrak Manajemen 162
4.3. Laporan dan Evaluasi Pencapaian Target 165
E. PENUTUP 165
PTPN II
BOARD MANUAL
4
Good Corporate Governance
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Maksud dan Tujuan
Board Manual adalah petunjuk tata laksana kerja Dewan Komisaris dan
Direksi yang menjelaskan tahapan aktivitas secara terstruktur,
sistematis, mudah dipahami dan dapat dijalankan dengan konsisten,
sehingga dapat menjadi acuan bagi Dewan Komisaris dan Direksi
dalam melaksanakan tugas masing-masing untuk mencapai Visi dan
Misi Perusahaan. Ia merupakan naskah yang menjelaskan secara garis
besar hal-hal yang berkenaan dengan struktur organ Direksi dan organ
Dewan Komisaris serta proses hubungan fungsi organ Direksi, organ
Dewan Komisaris dan antara kedua organ Perusahaan tersebut.
Board Manual ini merupakan salah satu softstructure Good Corporate
Governance (selanjutnya disingkat GCG), sebagai penjabaran dari
Pedoman Tata Kelola Perusahan (Code of Corporate Governance)
yang disusun berdasarkan prinsip-prinsip hukum korporasi, ketentuan
Anggaran Dasar, peraturan perundang-undangan yang berlaku, arahan
Pemegang Saham serta praktik-praktik terbaik (best practices) Good
Corporate Governance.
Board Manual yang merupakan naskah kesepakatan antara Direksi
dan Dewan Komisaris bertujuan:
1. Menjadi rujukan/pedoman tentang tugas pokok dan fungsi kerja
masing-masing organ;
2. Meningkatan kualitas dan efektivitas hubungan kerja antar organ;
3. Menerapkan Azas-azas GCG yakni transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, Independensi, dan Fairness (kewajaran)
PTPN II
BOARD MANUAL
5
Good Corporate Governance
Board Manual diharapkan akan menjamin:
A Semakin jelasnya tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi maupun hubungan kerja diantara kedua Organ Perusahaan
tersebut.
B. Semakin mudahnya bagi organ Dewan Komisaris dan organ Direksi
untuk memahami tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan
Direksi maupun tugas dari organ Dewan Komisaris dan organ
Direksi.
I.2. Ruang Lingkup
Pelaksanaan Board Manual merupakan salah satu bentuk komitmen
dari Komisaris dan Direksi dalam rangka mengimplementasikan
prinsip-prinsip Good Corporate Governance. Lebih lanjut, diharapkan
dengan adanya Board Manual ini, akan tercipta suatu pola hubungan
kerja yang baku dan saling menghormati yang dituangkan dalam
piagam-piagam kerja organ Dewan Komisaris, maupun dalam
kebijakan-kebijakan Direksi bagi organ Direksi.
Board Manual sendiri bersifat dinamis dan selalu berkembang.
Penyempurnaannya sangat tergantung kepada kebutuhan Komisaris
dan Direksi sebagai akibat dari perubahan yang terjadi dan dihadapi
oleh Perusahaan.
Mengingat Board Manual merupakan kompilasi dari prinsip-prinsip
hukum korporasi, maka dalam pelaksanaannya harus tetap mengacu
dan senantiasa sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan
keputusan RUPS sebagai ketentuan yang lebih tinggi. Berbagai
ketentuan detail yang terdapat dalam Anggaran Dasar, arahan
Pemegang Saham yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham, dan berbagai ketentuan hukum lainnya tetap mengikat
walaupun tidak secara spesifik diuraikan dalam Board Manual ini.
PTPN II
BOARD MANUAL
6
Good Corporate Governance
I.3 Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha
Milik Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan
Perseroan (Persero), jo Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun
2001;
3. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-
100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN;
4. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-
101/MBU/2002 tentang Penyusunan RKAP;
5. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. Kep-
102/MBU/2002 tentang Penyusunan RJP;
6. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-
103/MBU/2002 tentang Pembentukan Komite Audit bagi Badan
Usaha Milik Negara;
7. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-
09A/MBU/2005 tentang Penilaian Calon Anggota Direksi Badan
Usaha Milik Negara;
8. Salinan Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara
Nomor Per-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola
Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan
Usaha Milik Negara;
9. Salinan Keputusan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik
Negara Nomor SK-16/S.MBU/2012 tentang Indikator Penilaian dan
Evaluasi atas Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik.
PTPN II
BOARD MANUAL
7
Good Corporate Governance
10. PP No.72 tahun 2014 tentang Penambahan Penyertaan Modal
Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan
Perseroan (PERSERO) PT. Perkebunan Nusantara III
11. Keputusan Menteri BUMN dan Direktur Utama Perusahaan
Perseroan (PERSERO) PTPN III selaku Para Pemegang Saham
PTPN II Nomor SK- 143/ MBU/ 07/ 2016 tentang Pengalihan Tugas
dan Pengangkatan Anggota-anggota Direksi PTPN II.
12. Anggaran Dasar Perusahaan PT Perkebunan Nusantara II.
13. Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham Perusahaan
Perseroan (PERSERO) PT Perkebunan Nusantara II, Nomor : SK-
50/D1.MBU/10/ 2014 tentang Perubahan Anggaran Dasar
PTPN II
BOARD MANUAL
8
Good Corporate Governance
BAB II
PRINSIP DASAR HUBUNGAN KERJA
DEWAN KOMISARIS - DIREKSI
Hubungan Kerja Dewan Komisaris dan Direksi sesuai dengan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Dewan Komisaris menghormati tanggung jawab dan wewenang Direksi
dalam mengelola Perusahaan sebagaimana telah diatur dalam
peraturan perundang-undangan maupun Anggaran Dasar Perusahaan.
2. Direksi menghormati tanggung jawab dan wewenang Dewan Komisaris
untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat terhadap
kebijakan pengelolaan Perusahaan.
3. Setiap hubungan kerja antara Dewan Komisaris dengan Direksi
merupakan hubungan yang bersifat formal kelembagaan, dalam arti
senantiasa dilandasi oleh suatu mekanisme baku atau korespondensi
yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Dewan Komisaris berhak memperoleh informasi Perusahaan secara
akurat, lengkap dan tepat waktu.
5. Direksi bertanggungjawab atas akurasi, kelengkapan dan ketepatan
waktu penyampaian informasi Perusahaan kepada Dewan Komisaris.
6. Hubungan kerja antara organ Dewan Komisaris dengan organ Direksi
harus disepakati terlebih dahulu oleh Dewan Komisaris dan Direksi.
Hubungan kerja Dewan Komisaris dan Direksi adalah hubungan check and
balances dalam rangka mencapai tujuan Perusahaan. Sehubungan
dengan hal tersebut, sesuai dengan fungsi masing-masing, Dewan
Komisaris dan Direksi memiliki komitmen yang tinggi untuk secara
bersama-sama:
PTPN II
BOARD MANUAL
9
Good Corporate Governance
1) Merealisasikan tujuan Perusahaan berupa tercapainya kelangsungan
usaha Perusahaan dalam jangka panjang yang tercermin pada:
a. Tercapainya Value of the Firm sebagaimana diharapkan oleh
Pemegang Saham yang dilandasi dengan dengan sikap Tulus,
Jujur dan Ikhlas.
b. Terlaksananya dengan baik internal kontrol dan manajemen risiko.
c. Tercapainya imbal hasil (return) yang wajar bagi Pemegang
Saham.
d. Terlindunginya kepentingan stakeholders secara wajar.
e. Terlaksananya suksesi kepemimpinan dan kontinuitas manajemen
di seluruh jajaran organisasi Perusahaan.
f. Terpenuhinya pelaksanaan Tata Kelola Perusahaan yang Baik
(Good Corporate Governance).
2) Menyepakati hal-hal di bawah ini untuk mendukung pencapaian visi
dan misi serta strategi Perusahaan:
a. Sasaran usaha, strategi, rencana jangka panjang maupun rencana
kerja dan anggaran tahunan.
b. Kebijakan dalam memenuhi ketentuan perundang-undangan dan
Anggaran Dasar Perusahaan.
c. Kebijakan dan metode penilaian kinerja Perusahaan, unit-unit
dalam organisasi Perusahaan dan personalianya.
d. Struktur organisasi Perusahaan di tingkat eksekutif yang mampu
mendukung tercapainya sasaran usaha Perusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
10
Good Corporate Governance
BAB III
PEDOMAN PELAKSANAAN DEWAN KOMISARIS
III.1. KETENTUAN JABATAN DEWAN KOMISARIS
III.1.1 Pengangkatan dan Persyaratan menjadi Dewan Komisaris
Jabatan Dewan Komisaris pada PTPN II, merupakan majelis, artinya
setiap anggota Dewan Komisaris harus merepresentasikan dirinya
sebagai majelis pemegang amanah dalam mengawasi PTPN II
sehingga seluruh tindakan, perlakuan dan kebijakan sebagai komisaris
tidak dapat diputuskan sendiri-sendiri, melainkan harus dikonsultasikan
secara bersama dalam rapat Dewan Komisaris.
Selaku pemegang amanah dalam melakukan fungsi pengawasan
PTPN II, maka setiap anggota Dewan Komisaris harus tunduk kepada
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, Anggaran Dasar
Perusahaan dan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Selanjutnya membuat pertangung jawaban kepada Rapat Umum
Pemegang Saham atas pelaksanaan fungsinya tersebut.
1) Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS), Keputusan Menteri selaku RUPS, dan Keputusan
seluruh pemegang saham diluar RUPS
Dalam hal penetapan pengangkatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan dengan Keputusan Menteri atau keputusan pemegang
saham di luar RUPS, maka Sekretaris memproses rancangan
Keputusan Menteri atau keputusan pemegang saham tersebut.
2) Yang dapat diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris adalah
orang perseorangan yang cakap melakukan perbuatan hukum,
PTPN II
BOARD MANUAL
11
Good Corporate Governance
kecuali dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pengangkatannya
pernah :
a. dinyatakan pailit;
b. menjadi anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris atau
anggota yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
Perusahaan atau Perum dinyatakan pailit; atau
c. dihukum karena melakukan tidak pidana yang merugikan
keuangan negara dan/ atau BUMN dan/atau yang berkaitan
dengan sektor keuangan.
3) Anggota Dewan Komisaris dilarang memangku jabatan rangkap
sebagai:
a. Anggota Direksi Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik
Swasta;
b. Jabatan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan undang-
undang, pengurus partai politik dan/atau calon/anggota legis-
latif; Kepala/ Wakil Kepala Daerah dan/atau Calon Kepala/
Wakil Kepala Daerah; dan/atau jabatan lain yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan, kecuali menandatangani
Surat Pernyataan bersedia mengundurkan diri dari jabatan
tersebut jika terpilih sebagai anggota Dewan Komisaris.
4) Tidak bekerja di PTPN II atau afiliasinya sekurang-kurangnya
1(satu) tahun terakhir, kecuali dengan pertimbangan tertentu yang
diputuskan oleh Menteri dalam rangka menjaga kesinambungan
program penyehatan BUMN yg bersangkutan, sepanjang tidak ada
ketentuan peraturan perundangan lain yang melarangnya.
5) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris dilakukan dengan
mempertimbangkan integritas, dedikasi, pemahaman mengenai
PTPN II
BOARD MANUAL
12
Good Corporate Governance
masalah-masalah manajemen perusahaan yang berkaitan dengan
salah satu fungsi manajemen, memiliki pengetahuan yang
memadai di bidang usaha Perusahaanan, dan dapat menyediakan
waktu yang cukup untuk melaksanakan tugasnya serta persyaratan
lain berdasarkan peraturan perundang-undangan.
6) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris yang tidak memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud pada butir b dan c diatas ,
batal karena hukum sejak saat anggota Dewan Komisaris lainnya
atau Direksi mengetahui tidak terpenuhinya persyaratan tersebut.
7) Pengangkatan anggota Dewan Komisaris tidak bersamaan
waktunya dengan pengangkatan anggota Direksi.
8) Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon-calon yang
diusulkan oleh para Pemegang Saham dan pencalonan tersebut
mengikat bagi Rapat Umum Pemegang Saham.
9) Tidak mempunyai hubungan keluarga sedarah sampai dengan
derajat ketiga, baik menurut garis lurus maupun garis samping atau
semenda (menantu/ ipar) baik dengan anggota Komisaris lainnya
maupun dengan anggota Direksi
10) Dalam hal Dewan Komisaris terdiri lebih dari 1 (satu) orang
anggota maka salah orang anggota Dewan Komisaris diangkat
sebagai Komisaris Utama
III.I.2. Masa Jabatan Dewan Komisaris
1) Pengangkatan Dewan Komisaris adalah untuk masa jabatan 5
(lima) tahun tanpa mengurangi hak RUPS untuk memberhentikan
para anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan sewaktu-waktu.
PTPN II
BOARD MANUAL
13
Good Corporate Governance
2) Dalam hal terdapat penambahan anggota Dewan Komisaris, maka
masa jabatan Komisaris tersebut akan berakhir bersamaan dengan
masa jabatan Komisaris lainnya yang diangkat terakhir.
3) Dalam hal terdapat penggantian salah seorang Dewan Komisaris,
maka masa jabatan anggota Dewan Komisaris tersebut akan
berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan Dewan
Komisaris lainnya yang telah ada, kecuali RUPS menetapkan lain.
III.1.3. Pemberhentian Dewan Komisaris
1) Anggota Dewan Komisaris diberhentikan oleh Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS), Keputusan Menteri selaku RUPS, dan
Keputusan seluruh pemegang saham diluar RUPS
Dalam hal penetapan pengangkatan anggota Dewan Komisaris
dilakukan dengan Keputusan Menteri atau keputusan pemegang
saham di luar RUPS, maka Sekretaris memproses rancangan
Keputusan Menteri atau keputusan pemegang saham tersebut.
2) Anggota Dewan Komisaris sewaktu-waktu dapat diberhentikan
berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau
Keputusan Menteri dengan menyebutkan alasannya.
3) Pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana dimaksud
pada butir 2) diatas dilakukan apabila berdasarkan kenyataan,
anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan antara lain:
a. Tidak dapat memenuhi kewajibannya yang telah disepakati
dalam Key Performance Indicator (KPI)
b. Tidak dapat melaksanakan tugasnya dengan baik;
c. Tidak melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan/atau ketentuan Anggaran Dasar ini;
PTPN II
BOARD MANUAL
14
Good Corporate Governance
d. Terlibat dalam tindakan yang merugikan Perusahaanan dan/
atau Negara;
e. Dinyatakan bersalah dengan putusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum yang tetap;
f. Melakukan tindakan yang melanggar etika dan/atau kepatutan
yang seharusnya dihormati sebagai anggota Dewan Komisaris
dan BUMN.
g. Mengundurkan diri.
4) Disamping alasan pemberhentian anggota Dewan Komisaris
sebagaimana dimaksud pada butir 3) diatas huruf a sampai dengan
g, anggota Dewan Komisaris dapat diberhentikan oleh Menteri atau
Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan alasan lainnya yang
dinilai tepat oleh Menteri atau Rapat Umum Pemegang Saham
demi kepentingan dan tujuan Perusahaanan.
5) Rencana pemberhentian anggota Dewan Komisaris sebagaimana
dimaksud pada butir 2), diberitahukan kepada anggota Dewan
Komisaris yang bersangkutan secara lisan atau tertulis oleh
Pemegang Saham.
6) Keputusan pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud
pada butir 3) huruf a, b, c dan d , diambil setelah yg bersangkutan
diberi kesempatan membela diri.
7) Pembelaan diri sebagaimana dimaksud pada butir 6) diatas
disampaikan secara tertulis kepada Pemegang Saham dalam waktu
15 (empat belas) hari terhitung sejak anggota Dewan Komisaris
yang bersangkutan diberitahu sebagaimana dimaksud pada butir
5).
PTPN II
BOARD MANUAL
15
Good Corporate Governance
8) Selama rencana pemberhentian sebagaimana dimaksud pada butir
5) masih dalam proses, maka anggota Dewan Komisaris yang
bersangkutan wajib melaksanakan tugasnya sebagaimana mestinya.
9) Pemberhentian karena alasan sebagaimana dimaksud pada butir 3)
huruf f merupakan pemberhentian dengan tidak hormat.
10) Antara para anggota Dewan Komisaris dan antara anggota Dewan
Komisaris dengan anggota Direksi dilarang memiliki hubungan
keluarga sampai dengan derajat ketiga, baik menurut garis lurus
maupun garis kesamping, termasuk hubungan yang timbul karena
perkawinan.
11) Dalam hal terjadi keadaan sebagaimana dimaksud pada butir 10) di
atas, maka Rapat Umum Pemegang Saham berwenang
memberhentikan salah seorang di antara mereka.
12) Dalam hal mengundurkan diri sebagaimana dimaksud pada butir 3)
huruf g, seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan
diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Menteri atau Pemegang
Saham, dengan tembusan kepada anggota Dewan Komisaris
lainnya dan Direksi paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum
tanggal pengunduran dirinya. Apabila dalam surat pengunduran diri
disebutkan tanggal efektif kurang dari 30 (tiga puluh) hari dari
tanggal surat diterima, maka dianggap tidak menyebutkan tanggal
efektif pengunduran diri.
13) Apabila sampai dengan tanggal yang diminta oleh anggota Dewan
Komisaris yang bersangkutan atau dalam waktu 30 (tigapuluh) hari
sejak tanggal surat permohonan pengunduran diri diterima dalam
hal tidak disebutkan tanggal efektif pengunduran diri, tidak ada
keputusan dari Rapat Umum Pemegang Saham, maka anggota
PTPN II
BOARD MANUAL
16
Good Corporate Governance
Dewan Komisaris tersebut berhenti dengan sendirinya pada tanggal
yang diminta tersebut di atas atau dengan lewatnya waktu
30 (tigapuluh) hari sejak tanggal surat permohonan pengunduran
diri diterima tanpa memerlukan persetujuan Rapat Umum
Pemegang Saham.
14) Bagi anggota Dewan Komisaris yang berhenti sebelum maupun
setelah masa jabatannya berakhir kecuali berhenti karena
meninggal dunia, maka yang bersangkutan tetap bertanggung
jawab atas tindakan-tindakannya yang belum diterima pertanggung-
jawabannya oleh Rapat Umum Pemegang Saham.
III.1.4. Benturan Kepentingan dan Larangan Rangkap Jabatan
A. Benturan Kepentingan
Anggota Dewan Komisaris dilarang melakukan tindakan yang
mempunyai benturan kepentingan (conflict of interest) dan
mengambil keuntungan pribadi dari pengambilan keputusan
dan/atau pelaksanaan kegiatan perusahaan, selain gaji dan fasilitas
yang diterimanya sebagai anggota Dewan Komisaris yang
ditetapkan RUPS
Pekerjaan Dewan Komisaris tidak boleh dipengaruhi oleh pihak lain
dalam pelaksanaan tugas dan pengambilan keputusan yang
menyebabkan penyalahgunaan wewenang dan pengambilan
keputusan yang tidak tepat.
Benturan kepentingan terjadi, jika terdapat perbedaan antara
kepentingan ekonomis perusahaanan dengan kepentingan
ekonomis pribadi dari anggota Dewan Komisaris.
Untuk menjaga independensi dan menghindari benturan
kepentingan, maka tiap anggota Dewan Komisaris harus memenuhi
PTPN II
BOARD MANUAL
17
Good Corporate Governance
kriteria pemilihan yang telah ditetapkan. Apabila suatu benturan
kepentingan terjadi, maka tiap anggota Dewan Komisaris baik
secara langsung maupun tidak langsung yang memiliki kepentingan
dalam suatu transaksi, kontrak atau usul kontrak yang diajukan,
dimana PTPN II menjadi salah satu pihak yang terlibat, harus
menyatakan sifat kepentingannya dalam rapat Dewan Komisaris
dan tidak berhak untuk ikut serta dalam pemungutan suara atau
pembuatan keputusan dari transaksi itu.
B. Larangan Rangkap Jabatan
Para anggota Dewan Komisaris tidak boleh merangkap jabatan lain
yang dapat menimbulkan benturan kepentingan yang merugikan
Perseroan.
III.2. ORGANISASI DAN TUGAS DEWAN KOMISARIS
III.2.1. Komposisi dan Organisasi
Komposisi Dewan Komisaris harus ditetapkan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan pengambilan keputusan dapat dilakukan
secara efektif, tepat dan cepat serta bertindak secara independen.
Anggota Dewan Komisaris diangkat dari calon yang diusulkan oleh
Pemegang Saham seri A dan pencalonan tersebut mengikat bagi
RUPS. Hal ini berarti bahwa anggota Dewan Komisaris yang
diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tidak
mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya
untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis dalam
hubungan satu sama lain terhadap Direksi.
PTPN II
BOARD MANUAL
18
Good Corporate Governance
Dalam komposisi Dewan Komisaris, paling sedikit 20 % (dua puluh
persen) merupakan anggota Dewan Komisaris Independen yang
ditetapkan dalam keputusan pengangkatannya.
Yang dimaksud dengan anggota Dewan Komisaris Independen
adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak memiliki hubungan
keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, anggota
Direksi dan/ atau Pemegang Saham pengendali atau hubungan
dengan BUMN yang bersangkutan, yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
Komposisi dan kriteria anggota Dewan Komisaris Independen bagi
BUMN tertentu, mengikuti regulasi dibidang usaha BUMN yang
bersangkutan dan/atau regulasi di bidang pasar modal.
Dewan Komisaris PTPN II saat ini terdiri dari 3 (tiga) orang, dan
salah seorang diangkat menjadi Komisaris Utama sesuai dengan
UU No 1 Tahun 1995 pasal 94 ayat 3 tentang Perseroan
Terbatas, menyebutkan bahwa dalam hal terdapat lebih dari 1
(satu) orang Komisaris, mereka merupakan sebuah majelis.
Apabila Komisaris merupakan sebuah majelis, maka setiap
anggota Dewan Komisaris tidak dapat bertindak sendiri-sendiri,
melainkan berdasarkan keputusan Dewan Komisaris dan Dewan
Komisaris harus mampu menggalang kerja sama Tim secara solid
dan saling mendukung mencapai Visi, Misi dan Tujuan
Perusahaan.
III.2.2. Tugas, Hak dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dewan Komisaris merupakan jabatan yang bersifat kolektif atau
merupakan sebuah majelis. Tugas, wewenang dan tanggung jawab
Dewan Komisaris secara kolektif sesuai anggaran dasar dan
PTPN II
BOARD MANUAL
19
Good Corporate Governance
ketentuan peraturan undang-undangan yang berlaku adalah
sebagai berikut :
A. Tugas/ Kewajiban
1. Memberi kuasa kepada Direksi PTPN II dengan hak substitusi
untuk menuangkan dan menyatakan segala sesuatu yang
diputuskan dalam surat Keputusan, dalam bentuk akta notaris
serta menghadap Notaris atau pejabat yang berwenang lainnya,
dan melakukan penyesuaian atau perbaikanperbaikan yang
diperlukan apabila dipersyaratkan oleh pihak yang berwenang
untuk keperluan pelaksanaan isi keputusan dalam surat
keputusan.
2. Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan/ pembelaja-
ran secara berkelanjutan.
A) Dewan Komisaris yang baru diangkat mengikuti program
pengenalan yang diselenggarakan oleh PTPN II.
1) Dewan Komisaris menyampaikan kepada Direksi untuk
diadakan program pengenalan bagi anggota Dewan
Komisaris yang baru dianggkat
2) Bagi anggota Dewan Komisaris yang baru diangkat
mengikuti program pengenalan perusahaan yang
diselenggarakan oleh perusahaan.
B) Dewan Komisaris melaksanakan program pelatihan dalam
rangka meningkatkan kompetensi anggota Dewan
Komisaris sesuai kebutuhan.
1) Dewan Komisaris menyusun kebijakan, rencana kerja
dan anggaran untuk kegiatan pelatihan bagi anggota
Dewan Komisaris.
PTPN II
BOARD MANUAL
20
Good Corporate Governance
2) Program Pelatihan Dewan Komisaris dilaksanakan dan
direalisasikan oleh anggota Dewan Komisaris sesuai
kebutuhan dan Rencana Kerja Dewan Komisaris dan
setiap mengikuti program pelatihan, terdapat Laporan
tentang hasil Pelatihan yang telah dijalani oleh anggota
Dewan Komisaris.
3. Dewan Komisaris melaksanakan pembagian tugas, wewenang
dan tanggung jawab yang diatur oleh mereka sendiri, secara
jelas, serta menetapkan faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
mendukung pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
A) Dewan Komisaris memiliki kebijakan dan melaksanakan
pembagian tugas diantara anggota Dewan Komisaris.
1) Terdapat ketentuan yang mengatur tentang kewajiban
Dewan Komisaris untuk melaksanakan pembagian tugas
diantara anggota Dewan Komisaris.
2) Dewan Komisaris menetapkan pembagian tugas
diantara anggota Dewan Komisaris yang mencakup
seluruh bidang tugas Direksi.
3) Dalam pembagian tugas tersebut terdapat penugasan
anggota Dewan Komisaris sebagai ketua/wakil/anggota
Komite Dewan Komisaris.
B) Dewan Komisaris menetapkan mekanisme pengambilan
keputusan Dewan Komisaris
1) Terdapat pengaturan mengenai mekanisme pengam-
bilan keputusan Dewan Komisaris secara formal, terdiri
dari :
PTPN II
BOARD MANUAL
21
Good Corporate Governance
a) Pengambilan keputusan melalui rapat Dewan
Komisaris.
b) Pengambilan keputusan diluar rapat (melalui sirkuler
dan lain lain)
2) Pengambilan Keputusan Dewan Komisaris dilakukan
sesuai dengan standar waktu yang ditetapkan sejak
usulan tindakan disampaikan dalam Rapat Dewan
Komisaris – Direksi atau secara tertulis untuk keputusan
sirkuler. Tingkat kesegeraan berkisar 7 hari (baik) dan
sampai dengan 14 hari (cukup)
3) Keputusan Dewan Komisaris harus sudah dikomunikasi-
kan kepada Direksi maksimal 7 hari sejak disahkan/
ditandatangani.
4) Dalam hal Dewan Komisaris mengambil keputusan yang
mengikat diluar rapat Dewan Komisaris, maka
keputusan tersebut harus disetujui secara tertulis oleh
semua anggota Dewan Komisaris. Keputusan Dewan
Komisaris tersebut mempunyai kekuatan hukum yang
sama dengan keputusan yang dihasilkan dalam Rapat
secara fisik.
C) Dewan Komisaris menyusun rencana kerja setiap tahun
yang memuat sasaran/ target yang ingin dicapai dan
melaporkannya secara tetulis kepada RUPS
1) Dewan Komisaris membuat kebijakan dan wajib
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan
Komisaris yang memuat rencana kerja dan anggaran
tahunan sasaran/ target yang ingin dicapai, Dewan
Komisaris melaporkannya secara tertulis kepada RUPS.
PTPN II
BOARD MANUAL
22
Good Corporate Governance
2) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Dewan Komisaris dihasilkan dari pembahasan dan
menggunakan perangkat Dewan Komisaris. Selain hal
tersebut pada point 1), Rencana Kerja dan Anggaran
Tahunan juga memuat Indikator Kinerja Utama dan
target-targetnya yang mencerminkan ukuran keberha-
silan pelaksanaan tugas pengawasan dan pemberian
nasihat kepada Direksi
3) Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Dewan
Komisaris merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP, untuk disampaikan secara tertulis kepada RUPS/
Pemegang Saham untuk mendapatkan pengesahan.
D) Dewan Komisaris mendapatkan akses informasi perusa-
haan sesuai kewenangannya.
1) Dewan Komisaris menetapkan pedoman tentang infor-
masi yang harus disediakan oleh Direksi dan kebijakan
tersebut disampaikan kepada Direksi.
2) Sunstansi kebijakan/pedoman diantaranya memuat:
bentuk informasi yang disampaikan, baik yang berkala
maupun insidentil, standar waktu penyampaian dan
mekanisme penyampaian informasi tersebut oleh Direksi
3) Jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan
informasi kepada Dewan Komisaris maka terdapat
upaya komunikasi dengan Direksi untuk meminta
informasi yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugasnya.
4. Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan
RJPP dan RKAP yang disampaikan oleh Direksi.
PTPN II
BOARD MANUAL
23
Good Corporate Governance
A) Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan
RJPP yang disampaikan oleh Direksi.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai mekanisme pemberian persetujuan/
tanggapan/ pendapat Dewan Komisaris terhadap
rancangan RJPP yang disampaikan Direksi. Proses
persetujuan RJPP harus dicantumkan dalam rencana
kerja Dewan Komisaris.
2) Telaah harus dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap
rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi, sesuai
dengan rencana kerja yang ditetapkan, baik melalui
proses pembahasan internal maupun rapat gabungan
Dewan Komisaris dan Direksi menggunakan seluruh
perangkat di Dewan Komisaris.
3) Hasil telaah tersebut dibuat secara tertulis (Risalah rapat
internal Dewan Komisaris atau rapat komite Dewan
Komisaris) dan dikomunikasikan serta ditindaklanjuti
oleh Direksi
4) Dewan Komisaris memberikan pendapat serta saran
terhadap rancangan RJPP yang diusulkan Direksi,
secara tertulis dan disampaikan kepada RUPS untuk
bahan pertimbangan keputusan RUPS.
B) Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas rancangan
RKAP yang disampaikan oleh Direksi.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
untuk melakukan telaah terhadap rancangan RKAP yang
disampaikan oleh Direksi, sesuai dengan rencana kerja
yang telah ditetapkan, baik melalui proses pembahasan
PTPN II
BOARD MANUAL
24
Good Corporate Governance
internal maupun rapat gabungan Dewan Komisaris dan
Direksi, dengan menggunakan seluruh perangkat di
Dewan Komisaris.
2) Telaah harus dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap
rancangan RJPP yang disampaikan oleh Direksi, sesuai
dengan rencana kerja yang ditetapkan, baik melalui
proses pembahasan internal maupun rapat gabungan
Dewan Komisaris dan Direksi menggunakan seluruh
perangkat di Dewan Komisaris.
3) Hasil telaah terhadap rancangan RKAP secara tertulis
(risalah rapat internal maupun rapat gabungan) dan
Dewan Komisaris memastikan hasil telaah
dikomunikasikan dan ditindaklanjuti oleh Direksi
4) Dewan Komisaris memberikan pendapat, saran dan
tanggapan secara tertulis terhadap rancangan RKAP
kepada RUPS dalam jangka waktu selambat-lambatnya
14 hari, setelah ditandatangani oleh Direksi dan Dewan
Komisaris, dan pada akhir telaah terdapat kesimpulan
bahwa rancangan RKAP selaras dan/atau tidak selaras
dengan RJPP.
5. Dewan Komisaris memberikan arahan terhadap Direksi atas
implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
A) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang hal-hal
penting mengenai perubahan lingkungan bisnis yang
diperkirakan akan berdampak besar pada usaha dan kinerja
PTPN II secara tepat waktu dan relevan.
1) Dewan Komisaris terlebih dahulu menetapkan kebijakan/
kriteria mengenai informasi lingkungan bisnis dan
PTPN II
BOARD MANUAL
25
Good Corporate Governance
permasalahannya yang diperkirakan berdampak besar
pada usaha dan kinerja perusahaan yang perlu
mendapat perhatian Dewan Komisaris
2) Dewan Komisaris melakukan pembahasan internal dan
telaah mengenai isu-isu terkini mengenai perubahan
lingkungan bisnis dan permasalahan yang dihadapi
perusahaan yang kemudian memberikan arahan kepada
Direksi berdasarkan hasil telaah mengenai isu-isu
tersebut dan permasalahanya, termasuk pemberian
persetujuan jika respon perusahaan dalam kewenangan
Dewan Komisaris.
3) Proses telaah dilakukan oleh Dewan Komisaris
menggunakan seluruh perangkat di Dewan Komisaris
(komite-komite Dewan Komisaris)
4) Jika isu-isu perubahan lingkungan bisnis dan permasala-
hannya berpengaruh terhadap usaha PTPN II, maka
Dewan Komisaris harus merespon dengan melakukan
telaahan kesesuaian visi dan misi PTPN II dengan
perubahan lingkungan bisnis tersebut.
5) Tidak terdapat permasalahan/ tantangan (ancaman dan
peluang) yang terjadi dan berdampak signifikan terhadap
kinerja PTPN II, yang tidak direspon oleh Dewan
Komisaris.
B) Dewan Komisaris dalam batas kewenangannya, merespon,
harapan, permasalahan dan keluhan dari stakeholder
(pelanggan, pemasok, keditur, dan karyawan) yang
disampaikan langsung kepada Dewan Komisaris ataupun
penyampaian oleh Direksi.
PTPN II
BOARD MANUAL
26
Good Corporate Governance
1) Terdapat mekanisme bagi Dewan Komisaris untuk
merespon/ menindaklanjuti saran, permasalahan atau
keluhan dari stakeholder dan menyampaikan saran
penyelesaian yang diperlukan kepada Direksi.
2) Saran, harapan, permasalahan dan keluhan dari stake-
holder dibahas secara intensif oleh Dewan Komisaris
dengan seluruh perangkatnya dan pembahasan yang
dihasilkan berupa kesimpulan dan saran penyelesaian
yang disampaikan kepada Direksi.
3) Tidak terdapat permasalahan hubungan dengan
stakeholder yang berdampak terhadap kinerja PTPN II,
yang tidak direspon oleh Dewan Komisaris.
C) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang penguatan
sistem pengendalian intern perusahaan.
1) Terdapat rencana dan kebijakan mengenai pengawasan
dan pemberian nasihat/ tanggapan/ pendapat Dewan
Komisaris terhadap rancangan/ kebijakan Sistem
Pengendalian Intern dan pelaksanaannya.
2) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan/ rancangan
sistem pengendalian intern dan pelaksanaannya
Dewan Komisaris melakukan telaah atas :
a) Kebijakan/ rancangan dan pelaksanaan Sistem
Pengendalian intern.
b) Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern
pada tingkat entitas.
PTPN II
BOARD MANUAL
27
Good Corporate Governance
c) Hasil evaluasi atas efektivitas pengendalian intern
pada tingkat operasional/ aktivitas
d) Internal Control Report.
3) Telaah dilakukan oleh Dewan Komisaris terhadap
Sistem Pengendalian Intern, dengan menggunakan
seluruh perangkat di Dewan Komisaris, kemudian
menyampaikan hasil telaah tersebut kepada Direksi.
D) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang manajemen
risiko perusahaan.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat/
tanggapan/ pendapat terhadap rancangan/ kebijakan
Manajemen Risiko dan pelaksanaannya.
2) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan
Manajemen Risiko Perusahaan
a) Dewan Komisaris melakukan telaah atas kebijakan
dan pelaksanaan manajemen risiko perusahaan
(termasuk rencana kerja unit manajemen risiko),
hasil analisis risiko atas rancangan RKAP dan
strategi penanganannya, dan laporan pelaksanaan
manajemen risiko berkala yang disampaikan oleh
Direksi.
b) Proses telaah tersebut menggunakan seluruh
perangkat di Dewan Komisaris.
PTPN II
BOARD MANUAL
28
Good Corporate Governance
3) Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang Kebijakan peningka-
tan kualitas kebijakan & pelaksanaan manajemen risiko.
E) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang sistem
teknologi informasi yang digunakan perusahaan.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan dan pelaksanaan sistem teknologi informasi
yang digunakan perusahaan
2) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan
pemberian nasihat terhadap kebijakan dan pelaksanaan
sistem teknologi informasi
3) Dewan Komisaris menggunakan seluruh perangkatnya
melakukan telaah terhadap kebijakan Sistem Teknologi
Informasi, dan pelaksanaanya sesuai dengan rencana
kerja yang telah ditetapkan.
4) Hasil telaah tentang kebijakan dan pelaksanaan sistem
teknologi informasi tersebut kemudian disampaikan
kepada Direksi
F) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan
dan pelaksanaan pengembangan karir
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan dan pelaksanaan pengelolaan sumberdaya
manusia, khususnya tentang manajemen karir di
perusahaan, sistem dan prosedur promosi, mutasi dan
demosi diperusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
29
Good Corporate Governance
2) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan
pemberian nasihat serta telaah atas kebijakan dan
pelaksanaan pengelolaan sumberdaya manusia dan
suksesi manajemen terutama :
a) Kebijakan pengembangan karir serta pelaksanaan-
nya, yang meliputi penempatan karyawan pada
jabatan dalam struktur organisasi perusahaan,
promosi, demosi, serta mutasi.
b) Rencana promosi dan mutasi satu level jabatan di
bawah Direksi.
3) Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris.
4) Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang Kebijakan suksei
manajemen dan pelaksanaannya..
G) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang Kebijakan
Akuntansi dan penyusunan laporan keuangan sesuai
dengan standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia
(SAK).
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan dan pelaksanaan kebijakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar
akuntansi yang berlaku umum di Indonesia (SAK).
2) Dewan Komisaris beserta seluruh perangkat Dewan
Komisaris melakukan pembahasan mengenai kebijakan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan beserta
PTPN II
BOARD MANUAL
30
Good Corporate Governance
penerapannya, melalui pembahasan laporan
manajemen triwulan dengan manajemen ataupun
eksternal auditor.
3) Hasil pembahasan Dewan Komisaris tentang kebijakan
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan beserta
penerapannya, disampaikan kepada Direksi.
H) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan
pengadaan serta pelaksanaannya.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan dan pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
2) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan
pemberian nasihat serta telaah atas kebijakan dan
pelaksanaan pengadaan barang dan jasa.
3) Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris.
4) Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang Kebijakan
pengadaan barang dan jasa serta pelaksanaannya.
I) Dewan Komisaris memberikan arahan tentang kebijakan
mutu dan pelayanan serta pelaksanaan kebijakan tersebut.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan mutu dan pelayanan serta pelaksanaan
kebijakan tersebut.
PTPN II
BOARD MANUAL
31
Good Corporate Governance
2) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan dan
pemberian nasihat serta telaah atas kebijakan mutu dan
pelayanan serta pelaksanaannya.
3) Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris.
4) Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang Kebijakan mutu dan
pelayanan serta pelaksanaannya.
6. Dewan Komiisaris melaksanakan pengawasan terhadap Direksi
atas implementasi rencana dan kebijakan perusahaan.
A) Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan
Direksi dalam menjalankan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga.
1) Dewan Komisaris membuat rencana kerja dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kepatuhan perusahaan dalam menjalankan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan anggaran dasar
serta kepatuhan perusahaan terhadap seluruh perjanjian
dan komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan
pihak ketiga.
2) Dewan Komisaris membahas dan menelaah kepatuhan
Direksi terhadap anggaran dasar, peraturan perundang-
undangan yang mengatur bisnis perusahaan (regulasi
sektoral), dan peraturan perundang-undangan lainnya
serta perjanjian dengan pihak ketiga.
Termasuk yang ditelaah adalah :
PTPN II
BOARD MANUAL
32
Good Corporate Governance
a) Laporan hasil audit atas kepatuhan terhadap
perundang-undangan yang berlaku (PSA-62) yang
diterbitkan oleh Akuntan Publik yang mengaudit
laporan keuangan, serta laporan hasil audit yang
dilaksanakan oleh BPK RI mengenai kepatuhan
terhadap perundang-undangan yang berlaku,
b) Hasil evaluasi kajian risiko dan legal (risk and legal
review) atas rencana inisiatif bisnis, kebijakan dan
rencana kerjasama yang akan dilakukan oleh
perusahaan,
c) Kinerja kegiatan/ upaya-upaya penyelesaian kasus
litigasi dan litigasi
d) Kajian hukum (legal opinion) atas rencana tindakan
dan permasalahan yang terjadi terkait dengan
kesesuaian hukum atau ketentuan yang berlaku.
3) Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris.
4) Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang kepatuhan
perusahaan dalam menjalankan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan anggaran dasar serta
kepatuhan perusahaan terhadap seluruh perjanjian dan
komitmen yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak
ketiga.
5) Dewan Komisaris melaporkan hasil evaluasi /pemba-
hasan tersebut kepada RUPS dalam laporan tugas
PTPN II
BOARD MANUAL
33
Good Corporate Governance
pengawasan yang dilaksanakan oleh Dewan Komisaris
semesteran dan tahunan.
6) Jika terjadi pelanggaran oleh Direksi, Dewan Komisaris
melakukan tindakan sesuai dengan kewenangannya dan
melaporkannya kepada pemegang saham/ RUPS.
7) Tidak terdapat permasalahan mengenai pelanggaran
yang tidak dibahas oleh Dewan Komisaris.
B) Dewan Komisaris mengawasi dan memantau kepatuhan
Direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai RKAP dan/
atau RJPP.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
untuk mengevaluasi terhadap pelaksanaan RKAP dan
memantau kepatuhan Direksi dalam menjalankan
pengurusan perusahaan terhadap RKAP dan/atau
RJPP.
2) Dewan Komisaris melaksanakan evaluasi pencapaian
perusahaan yang mencakup kesesuaian pelaksanaan
program kerja dan anggaran yang telah ditetapkan
dalam RKAP.
3) Komisaris Utama menandatangani Laporan Manajemen
Triwulan I s.d triwulan III, serta seluruh anggota Dewan
Komisaris menandatangani Laporan Manajemen Tahunan,
setelah dievaluasi/ dibahas Dewan Komisaris & Direksi
C) Dewan Komisaris memberikan persetujuan atas transaksi
atau tindakan dalam lingkup kewenangan Dewan Komisaris
atau RUPS.
1) Dewan Komisaris membuat rencana kerja dan kebijakan
untuk membahas transaksi atau tindakan dalam lingkup
PTPN II
BOARD MANUAL
34
Good Corporate Governance
kewenangan Dewan Komisaris atau RUPS dan
kemudian memberikan persetujuan/ otorisasi/ rekomen-
dasi Dewan Komisaris terhadap tindakan Direksi yang
memerlukan rekomendasi/persetujuan Dewan Komisaris
sesuai ketentuan yang berlaku dan/atau anggaran
dasar.
2) Dewan Komisaris melakukan telaah terhadap transaksi
atau tindakan Direksi, menggunakan seluruh perangkat
di Dewan Komisaris (Komite Dewan Komisaris), melalui
proses pembahasan internal Dewan Komisaris dan/ atau
dengan Direksi, yang hasilnya dituangkan dalam risalah
rapat.
3) Dalam proses otorisasi Dewan Komisaris memastikan
tindakan-tindakan strategis yang membutuhkan
persetujuan atau rekomendasi Dewan Komisaris telah
didukung dengan analisi risiko yang memadai.
4) Pemberian otorisasi/ rekomendasi paling lambat 14 hari
sejak usulan atau dokumen secara lengkap diterima oleh
Dewan Komisaris.
D) Dewan Komisaris memastikan auditor eksternal dan audit
internal dilaksanakan secara efektif serta melaksanakan
telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan PTPN II yang
diterima oleh Dewan Komisaris.
1) Dewan Komisaris membuat rencana kerja dan kebijakan
tentang pengawasan terhadap efektivitas pelaksanaan
audit eksternal dan audit internal untuk memastikan
efektivitas audit tersebut, serta pelaksanaan telaah atas
pengaduan yang berkaitan dengan BUMN yang diterima
oleh Dewan Komisaris.
PTPN II
BOARD MANUAL
35
Good Corporate Governance
2) Terdapat penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit
eksternal melalui :
a) Pemantauan kesesuaian penyelesaian progres audit
dengan rencana kerjanya.
b) Telaah kesesuaian pelaksanaan audit dengan standar
profesi akuntan publik
c) Telaah hasil audit eksternal & kualitas rekomendasi
audit eksternal
3) Terdapat penilaian atas efektivitas pelaksanaan audit
internal melalui :
a) Telaah atas efektivitas pemantauan tindak lanjut
hasil audit SPI dan auditor eksternal.
b) Telaah atas kesesuaian pelaksanaan audit dengan
standar audit internal.
c) Kelengkapan atribut temuan & kualitas rekomendasi
hasil audit internal
d) Telaah rencana kerja pengawasan & pelaksanaannya
e) Manajemen fungsi SPI
4) Terdapat pelaksanaan :
a) Telaah atas pengaduan yang berkaitan dengan
BUMN yang diterima oleh Dewan Komisaris serta
penyampaian saran berdasarkan hasil telaahan
kepada Direksi.
b) Telaahan terhadap seluruh pengaduan yang diterima
oleh Dewan Komisaris.
PTPN II
BOARD MANUAL
36
Good Corporate Governance
5) Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris.
6) Dewan Komisaris menyampaikan arahan berdasarkan
hasil telaah kepada Direksi tentang peningkatan
efektivitas audit internal dan audit eksternal.
E) Dewan Komisaris melaporkan dengan segera kepada RUPS
apabila terjadi penurunan kinerja perusahaan serta saran-
saran yang telah disampaikan kepada Direksi untuk
memperbaiki permasalahan yang dihadapi..
1) Dewan Komisaris menetapkan kebijakan dan prosedur :
a) Pelaporan kepada RUPS jika terjadi gejala
penurunan kinerja perusahaan.
b) Mekanisme pemberian saran segera kepada Direksi
untuk memperbaiki permasalahan yang berdampak
pada penurunan kinerja perusahaan.
c) Mekanisme untuk segera membahas gejala
menurunnya kinerja perusahaan.
2) Proses pengawasan, pemberian nasihat dan telaah
tersebut menggunakan seluruh perangkat di Dewan
Komisaris.
3) Dewan Komisaris harus segera menyampaikan arahan
dan saran perbaikan berdasarkan hasil telaah kepada
Direksi tentang gejala menurunnya kinerja perusahaan
dengan kualitas yang memadai.
4) Dewan Komisaris juga harus melaporkan kepada RUPS
dengan kualitas yg memadai tentang gejala menurunan-
PTPN II
BOARD MANUAL
37
Good Corporate Governance
nya kinerja perusahaan yang signifikan dan pemberian
saran-saran perbaikan yang telah disampaikan kepada
Direksi untuk mengatasi permasalahan penyebab gejala
menurunnya kinerja tersebut.
7. Dewan Komisaris melakukan pengawasan terhadap pelaksa-
naan kebijakan pengelolaan anak perusahaan /perusahaan
patungan.
A) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan terhadap
kebijakan pengelolaan anak perusahaan /perusahaan
patungan dan pelaksanaannya
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengawasan dan pemberian nasihat terhadap
kebijakan pengelolaan anak perusahaan /perusahaan
patungan dan pelaksanaan kebijakan tersebut
2) Dewan Komisaris melaksanakan evaluasi terhadap arah
pengelolaan & kinerja anak perusahaan/ perusahaan
patungan terkait dengan visi pengembangan usaha
perusahaan, baik melalui proses pembahasan internal
(dengan seluruh perangkat Dewan Komisaris) maupun
rapat gabungan dengan Direksi.
B) Peran Dewan Komisaris dalam pemilihan calon anggota
Direksi & Dewan Komisaris anak perusahaan/ perusahaan
patungan.
1) Dewan Komisaris membuat kebijakan dan prosedur
peran Dewan Komisaris dalam pengangkatan Direksi
dan Dewan Komisaris anak perusahaan/ perusahaan
patungan
PTPN II
BOARD MANUAL
38
Good Corporate Governance
2) Dewan Komisaris melakukan penilaian terhadap proses
pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan/ perusahaan patungan, serta memberikan
penetapan tertulis (setuju atau tidak setuju) terhadap
pengangkatan dan penetapan tersebut, paling lambat 15
hari kalendar terhitung sejak tanggal diterimanya calon
Direksi dan Dewan Komisaris anak perusahaan.
8. Dewan Komisaris berperan dalam pencalonan anggota Direksi,
menilai kinerja Direksi (individu dan kolegial) dan mengusulkan
tantiem/ insentif kinerja sesuai ketentuan yang berlaku dan
mempertimbangkan kinerja Direksi.
A) Dewan Komisaris mengusulkan calon anggota Direksi
kepada pemegang saham sesuai kebijakan dan kriteria
seleksi yang ditetapkan.
1) Dewan Komisaris membuat kebijakan dan kriteria
seleksi pencalonan anggota Direksi, melakukan telaah
dan/ atau penelitian/ pemeriksaan terhadap calon-calon
Direksi yang diusulkan Direksi dan kemudian mengusul-
kannya kepada Pemegang Saham.
2) Usulan Dewan Komisaris terhadap calon-calon anggota
Direksi yang baru disampaikan kepada RUPS/ Pemilik
modal secara tertulis.
B) Dewan Komisaris menilai Direksi dan melaporkan hasil
penilaian tersebut kepada pemegang saham.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pemantauan dan penilaian kinerja Direksi dan
pelaporan kepada Pemegang Saham.
PTPN II
BOARD MANUAL
39
Good Corporate Governance
2) Dewan Komisaris beserta seluruh perangkatnya di
Dewan Komisaris (komite-komite) melakukan penilaian
kinerja Direksi berdasarkan telaahan kriteria, target dan
indikator kinerja utama yang tercakup dalam Kontrak
Manajemen Direksi secara kolegial dan individu dengan
realisasi pencapaiannya.
3) Dewan Komisaris menyampaikan hasil penilaian kinerja
Direksi secara kolegial dan individu kepada RUPS/
Pemilik Modal dalam laporan tugas pengawasan Dewan
komisaris secara semesteran dan tahunan.
C) Dewan Komisaris mengusulkan remunerasi Direksi sesuai
ketentuan yang berlaku dan penilaian kinerja Direksi.
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pengusulan remunerasi Direksi.
2) Dewan Komisaris beserta seluruh perangkatnya di
Dewan Komisaris (komite-komite) melakukan telaah/
penilaian terhadap pengusulan remunerasi Direksi
termasuk tantiem/ insentif kerja berdasarkan hasil
penilaiaan kinerja Direksi (KPI) dan pencapaian tingkat
kesehatan perusahaan.
9. Dewan Komisaris melakukan tindakan terhadap potensi
benturan kepentingan yang menyangkut dirinya.
A) Dewan Komisaris memiliki kebijakan benturan kepentingan
dan melaksanakan kebijakan tersebut secara konsisten.
1) Dewan Komisaris membuat kebijakan mengenai potensi
benturan kepentingan yang dapat mengganggu pelaksa-
naan tugas Dewan Komisaris.
PTPN II
BOARD MANUAL
40
Good Corporate Governance
2) Dewan Komisaris menandatangani surat pernyataan
tidak memiliki benturan kepentingan pada awal
pengangkatan yang diperbaharui setiap awal tahun, dan
menyatakan secara tertulis hal-hal yang berpotensi
menimbulkan benturan kepentingan terhadap dirinya
dan menyampaikannya kepada RUPS/ Pemilik Modal.
a) Untuk pernyataan tahunan dapat dilaksanakan
dengan menambahkan pernyataan tersebut sebagai
lampiran atau bagian dari kontrak kinerja atau RKAT
Dewan Komisaris.
b) Dewan Komisaris membuat Pakta Integritas yang
dilampirkan dalam usulan tindakan Direksi yang
harus mendapatkan rekomendasi dari Dewan
Komisaris dan persetujuan RUPS.
3) Dewan Komisaris wajib melaporkan kepada BUMN
(Sekretaris Perusahaan) mengenai kepemilikan
sahamnya dan/atau keluarganya pada BUMN yang
bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya untuk dicatat dalam Daftar Khusus.
10. Dewan Komisaris memantau dan memastikan bahwa praktek
Tata Kelola Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara
efektif dan berkelanjutan.
A) Dewan Komisaris memastikan prinsip-prinsip Tata Kelola
Perusahaan yang Baik telah diterapkan secara efektif dan
berkelanjutan.
PTPN II
BOARD MANUAL
41
Good Corporate Governance
1) Dewan Komisaris membuat rencana dan kebijakan
mengenai pemantauan penerapan prinsip-prinsip tata
kelola perusahaan yang baik (GCG).
2) Dewan Komisaris beserta seluruh perangkatnya di
Dewan Komisaris (komite-komite) melakukan peman-
tauan dan telaah terhadap :
a) Laporan hasil assesmen/ reviu atas pelaksanaan
Tata Kelola Perusahaan yan Baik, GCG Code, dan
kebijakan/ ketentuan teknis lainnya,
b) Memantau tindak lanjut Area of Improvement hasil
assesment oleh Direksi.
c) Laporan GCG yang diungkapkan dalam laporan
Tahunan.
3) Hasil pemantauan dan telaah Dewan Komisaris
disampaikan kepada Direksi.
4) Dewan Komisaris menindaklanjuti Area of Improvement
hasil assesment/ reviu GCG yang menjadi kewenangannya.
B) Dewan Komisaris melakukan pengukuran dan penilaian
terhadap kinerja Dewan Komisaris.
1) Dewan Komisaris membuat kebijakan mengenai pengu-
kuran dan penilaian terhadap kinerja Dewan Komisaris.
2) Dewan Komisaris atau Komite Dewan Komisaris
mengusulkan indikator pengukuran pencapaian kinerja
beserta target-targetnya.tersebut setiap tahun kepada
RUPS/ Menteri untuk disetujui/ ditetapkan sebagai KPI
Dewan Komisaris tahun berjalan.
PTPN II
BOARD MANUAL
42
Good Corporate Governance
3) Pencapaian kinerja beserta target-targetnya tersebut
dievaluasi secara self assesment oleh masing-masing
Dewan Komisaris atau Komite Dewan Komisaris dan
dituangkan dalam risalah rapat Dewan Komisaris serta
dilaporkan dalam Laporan Pelaksanaan Tugas
Pengawasan Dewan Komisaris.
11. Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat Dewan Komisaris
yang efektif dan menghadiri Rapat Dewan Komisaris sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan.
A) Dewan Komisaris memiliki pedoman/ tata tertib Rapat
Dewan Komisaris yang memadai.
Pedoman/ tata tertib Rapat Dewan Komisaris, antara lain
mengatur :
a) Etika rapat
b) Tata penyusunan risalah rapat
c) Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut rapat sebelumnya
d) Pembahasan/ telaah atas usulan Direksi dan arahan/
keputusan RUPS terkait dengan usulan Direksi
B) Rapat Dewan Komisaris diadakan secara berkala sesuai
ketentuan yang berlaku dan/ atau anggaran dasar.
1) Dewan Komisaris membuat rencana penyelenggaraan
rapat internal Dewan Komisaris sekurang-kurangnya
sekali dalam sebulan dan Rapat gabungan Dewan
Komisaris dan Direksi, dengan jumlah dan waktu
penyelenggaraan rapat sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
PTPN II
BOARD MANUAL
43
Good Corporate Governance
2) Jumlah rapat dan agenda yang dibahas sesuai dengan
yang direncanakan.
3) Anggota Dewan Komisaris menghadiri rapat-rapat
Dewan Komisaris dan apabila ada anggota Dewan
Komisaris yang berhalangan hadir didalam rapat
tersebut maka yang bersangkutan harus membuat surat
kuasa dan penjelasan ketidakhadirannya dalam rapat
tersebut.
C) Dewan Komisaris melakukan evaluasi terhadap pelaksa-
naan keputusan hasil rapat sebelumnya .dan memastikan
bahwa hasil rapat sebelumnya telah ditindaklanjuti.
B. Hak/Wewenang Komisaris
1) Menetapkan pembagian tugas dan wewenang setiap anggota
Direksi, jika wewenang penetapan tersebut telah dilimpahkan
oleh Rapat Umum Pemegang Saham kepada Dewan Komisaris.
2) Baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu
memasuki pekarangan, gedung, dan kantor yang dipergunakan
oleh PTPN II;
3) Melihat buku-buku, surat-surat, serta dokumen-dokumen lainnya,
memeriksa kas untuk keperluan verifikasi dan lain-lain surat
berharga dan memeriksa kekayaan PTPN II ,serta mengetahui
segala tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
4) Berhak mendapatkan akses informasi perusahaan sesuai
dengan kewenangannya dan sesuai dengan kebijakan/pedoman
tentang informasi yang harus disediakan oleh Direksi, yang
diantaranya memuat;bentuk informasi yang harus disampaikan,
baik yang berkala maupun insidentil, standar waktu
PTPN II
BOARD MANUAL
44
Good Corporate Governance
penyampaiannya dan mekanisme penyampaian informasi
tersebut oleh Direksi.
Jika Direksi tidak memenuhi kewajiban penyediaan informasi
kepada Dewan Komisaris, maka Dewan Komisaris berhak
menanyakan dan meminta penjelasan tentang segala hal
kepada Direksi dan Direksi wajib memberikan penjelasan, untuk
pelaksanaan tugas Dewan Komisaris
5) Berhak memberhentikan untuk sementara waktu seorang atau
lebih anggota Direksi, jikalau mereka bertindak bertentangan
dengan anggaran dasar perusahaan atau melalaikan kewajiban-
nya atau alasan yang mendesak bagi PTPN II.
6) Dapat mengangkat sekretaris Dewan Komisaris untuk
kelancaran tugas-tugas Dewan Komisaris.
7) Dapat meminta bantuan tenaga ahli dalam melaksanakan
tugasnya untuk jangka waktu terbatas atas beban PTPN II.
C. Tanggung jawab
1) Bertanggung jawab penuh atas pengawasan terhadap kebijakan
Direksi dalam melaksanakan pengurusan perusahaan untuk
kepentingan dan tujuan perusahaan.
2) Secara tanggung renteng dengan anggota Direksi terhadap
pihak yang dirugikan dalam hal dokumen perhitungan tahunan
yang disediakan ternyata tidak benar dan atau menyesatkan.
3) Bersama Direksi bertanggung jawab kepada PTPN II untuk
menjaga kerahasian informasi perusahaan.
III.2.3. Pembagian Kerja dan Uraian Tugas
PTPN II
BOARD MANUAL
45
Good Corporate Governance
Sesuai dengan Anggaran Dasar, pembagian tugas diantara para
anggota Dewan Komisaris diatur sendiri oleh Dewan Komisaris.
Berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris PT. Perkebunan Nusantara
II Nomor : KEP/DKPTPN II/ IX/ 2016-08 maka Dewan Komisaris telah
membuat suatu kesepakatan pembagian kerja sebagai berikut:
1. Djafar Badjeber sebagai Komisaris Utama bertugas sebagai
koordinator pelaksanaan tugas Pengawasan Dewan Komisaris dan
Direksi.
2. Andi Irianto Siahaan sebagai Anggota Dewan Komisaris yang
bertanggung jawab melakukan Pengawasan terhadap Direksi dan
jajarannya yang membidangi fungsi SDM, Umum dan Komersil.
3. RE.Nainggolan sebagai Anggota Dewan Komisaris yang
bertanggung jawab melakukan Pengawasan terhadap Direksi dan
jajarannya yang membidangi fungsi Operasional.
Uraian tugas, kewajiban dan tanggung jawab masing-masing Dewan
Komisaris sesuai dengan bidangnya adalah sebagai berikut :
1) Komisaris Utama
A. Tugas :
1) Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris untuk
melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana
yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO
dan rencana pengembangan bisnis dan diversifikasi usaha.
2) Menyelenggarakan rapat internal Dewan Komisaris atau
rapat dengan Komite Audit secara berkala untuk
merumuskan simpulan hasil pengawasan dan hasil
rekomendasi yang akan disampaikan kepada Pemegang
Saham dan Direksi.
PTPN II
BOARD MANUAL
46
Good Corporate Governance
3) Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris untuk
melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian
target indikator kinerja kunci (IKK)/ Key Performance
Indicators (KPI) yang telah disepakati bersama antara Direksi
dengan Komisaris dan Pemegang Saham.
4) Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam
melakukan analisa maupun pengkajian berkaitan dengan
usul/permohonan yang disampaikan Direksi, dalam rangka
pemberian persetujuan dan atau rekomendasi kepada
Pemegang Saham.
5) Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam
melakukan evaluasi dan penilaian Indikator Pencapaian
Kinerja (Key Performance Indicators) Direksi
6) Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam
memantau dan memastikan bahwa GCG telah diterapkan
secara efektif dan berkelanjutan.
7) Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam
Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi Kelayakan
(Feasibility Study) tentang rencana pengem-bangan usaha
BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan pelaksanaan
KSO dengan pihak ketiga untuk dibahas kembali dalam rapat
Dewan Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak
atau tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan
bila layak kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada
Pemegang Saham.
8) Sebagai koordinator dari anggota Dewan Komisaris dalam
melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon (Long
List) anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi yang
PTPN II
BOARD MANUAL
47
Good Corporate Governance
berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu tingkat
dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan/
perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada Deputy dan
Sesmen.
B. Hak
1) Berhak setiap waktu memasuki bangunan–bangunan,
halaman-halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau
yang dikuasai PTPN II dan berhak memeriksa buku-buku,
surat-surat bukti, persediaan barang–barang, memeriksa dan
mencocokkan keadaan keuangan kas untuk keperluan
verifikasi dan lain-lain surat berharga serta mengetahui segala
tindakan yang telah dijalankan oleh Direksi.
2) Berhak meminta penjelasan dan informasi tentang keadaan
BUMN secara tepat waktu, terukur dan lengkap dan Direksi
wajib memberikan penjelasan.
3) Berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan
memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut
kepada Pemegang Saham dengan tembusan kepada anggota
Dewan Komisaris lainnya dan Direksi PTPN II.
4) Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhentikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
5) Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain, termasuk
santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS.
C. Kewajiban
1. Mengkoordinir dan mengadakan Rapat Dewan Komisaris
sekurang-kurangnya sekali dalam setiap bulan dan mengikuti
PTPN II
BOARD MANUAL
48
Good Corporate Governance
rapat-rapat Direksi jika diundang dan memanggil RUPS sesuai
ketentuan.
2. Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan
Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP.
3. Melaporkan kepada PTPN II mengenai kepemilikan
sahamnya dan /atau keluarganya pada perusahaaan yang
bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya.
4. Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar
perusahaan.
5. Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau
kepada RUPS/ Menteri.
6. Mengkoordinir anggota Dewan Komisaris dalam rangka
pemberian masukan kepada Direksi dalam penyusunan
RJPP, RKAP dan RKO.
7. Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perusahaan
melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan
pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota
Dewan Komisaris melakukan perbuatan hukum yang
merugikan PTPN II atau pihak ketiga.
8. Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha PTPN II.
PTPN II
BOARD MANUAL
49
Good Corporate Governance
2) Komisaris Bidang SDM, Umum, dan Komersil.
A. Tugas
1) Memberi masukan dan saran serta melakukan pengawasan
melalui Rapat Dewan Komisaris kepada Direksi mengenai
penyusunan dan pelaksanaan Rencana Jangka Panjang,
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan maupun RKO
terutama di bidang SDM, umum, dan Komersil (pengadaan
dan pemasaran, serta akuntansi dan keuangan)
2) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana
yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO
terutama bidang SDM, Umum, dan Komersil (pengadaan
dan pemasaran, serta akuntansi dan keuangan)
3) Menganalisa/mereviu dan mengidentifikasi atas permasala-
han dalam Laporan Manajemen Triwulanan, Semesteran,
Tahunan dibandingkan RKAP yang berkaitan dengan Biaya
Produksi Kebun, Harga Pokok, Kuantum Penjualan, Harga
jual, Logistik dan Potensi Pasar. Laporan Keuangan dan
Rasio Keuangan, Pengelolaan PIR dan Plasma, Pajak,
Dana Pensiun dan lain-lain.
Disamping itu hal-hal yang berkaitan dengan SDM, Umum
meliputi pelaksanaan Comunity Social Responsibility dan
Pelaksanaan Kemitraan dan Bina Lingkungan Hasil
analisa/reviu dipaparkan dalam rapat Dewan Komisaris
untuk disimpulkan kembali secara bersama-sama berikut
rekomendasi yang diperlukan untuk selanjutnya dilaporkan
kepada Pemegang Saham.
4) Melakukan evaluasi terhadap pencapaian target Indikator
Kinerja Kunci (IKK)/ Key Performance Indicators (KPI)
PTPN II
BOARD MANUAL
50
Good Corporate Governance
terutama yang berkaitan dengan aspek SDM, Umum dan
Komersil (Pembiayaan dan pemasaran) dan hasilnya
dibahas kembali secara bersama-sama dalam rapat Dewan
Komisaris dalam rangka memberikan rekomendasi
perbaikan yang diperlukan.
5) Melakukan evaluasi atas usulan Direksi tentang struktur
organisasi perusahaan serta uraian tugas (job description)
dan/atau perubahannya dari masing-masing Direksi, Kepala
Bagian, Manajer dan pejabat-pejabat bawahannya dan
hasilnya dijadikan bahan pembahasan dalam rapat Dewan
Komisaris untuk menetapkan persetujuan.
6) Menganalisa dan mengkaji apabila ada usulan Direksi
tentang pengajuan permohonan pinjaman jangka pendek
dan pinjaman jangka menengah/ panjang dari Bank/
Lembaga Keuangan lain, dan hasilnya dibahas kembali
secara bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris dalam
rangka pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan atau
rekomendasi kepada Pemegang Saham.
7) Menganalisa/mengkaji apabila ada usul permohonan Direksi
tentang pemberian pinjaman jangka pendek yang tidak
bersifat operasional dan atau pinjaman jangka menengah/
panjang untuk dibahas kembali dalam rapat Dewan
Komisaris dalam rangka menetapkan pemberian persetu-
juan Dewan Komisaris dan atau rekomendasi kepada
Pemegang Saham.
8) Menganalisa/ Mengkaji atas usulan Direksi perihal
pelepasan dan penghapusan aktiva tetap bergerak maupun
aktiva tetap tidak bergerak, dan hasil kajian dibahas kembali
PTPN II
BOARD MANUAL
51
Good Corporate Governance
secara bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris untuk
menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
9) Mengkaji dan menganalisa atas usulan Direksi tentang
penghapusan piutang macet, persediaan barang yang
rusak (scrapts) dan hasil kajian dibahas kembali dalam rapat
Dewan Komisaris untuk menentukan layak atau tidaknya
pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila layak
kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada
Pemegang Saham.
10) Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usulan Direksi
tentang pengambilan sebagian atau seluruhnya atau ikut
serta dalam perusahaan lain, badan lain atau mendirikan
perusahaan baru dan hasilnya dibahas kembali dalam rapat
Dewan Komisaris untuk menentukan layak atau tidaknya
pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila layak
kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada
Pemegang Saham.
11) Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usulan Direksi
tentang pelepasan sebagian atau nilai tertentu atau
seluruhnya penyertaan PTPN II dalam Perseroan atau
badan lain yang akan dibahas kembali dalam rapat Dewan
Komisaris dalam rangka untuk menentukan layak atau
tidaknya pemberian persetujuan Dewan Komisaris dan bila
layak kajian tersebut, selanjutnya rekomendasi Kepada
Pemegang Saham.
PTPN II
BOARD MANUAL
52
Good Corporate Governance
12) Bersama-sama anggota Dewan Komisaris lainnya
Melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon
(Long List) anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi
yang berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu
tingkat dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan/
perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada
Pemegang Saham.
13) Bersama-sama anggota Dewan Komisaris lainnya
melakukan evaluasi dan penilaian dan memberikan
persetujuan atas usulan Direksi terhadap calon Sekretaris
Perusahaan dan Kepala Bagian SPI.
14) Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usulan Direksi
tentang perjanjian yang mengikat PTPN II sebagai penjamin
yang mempunyai akibat keuangan melebihi jumlah tertentu
untuk dibahas kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam
rangka untuk menentukan layak atau tidaknya pemberian
persetujuan Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut,
selanjutnya rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
15) Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan usul-usul
Direksi tentang perjanjian–perjanjian lain yang mempunyai
dampak keuangan bagi PTPN II untuk dibahas kembali
dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk
menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
16) Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi
Kelayakan (Feasibility Study) tentang rencana pengem-
bangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
PTPN II
BOARD MANUAL
53
Good Corporate Governance
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga terutama dari aspek
SDM, bisnis dan keuangan serta pemasaran, untuk dibahas
kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk
menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
17) Mengawasi, memantau dan memastikan bahwa GCG,
Manajemen Risiko dan Internal Control telah diterapkan
secara efektif dan berkelanjutan
18) Bersama-sama anggota Dewan Komisaris lainnya
Melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon
(Long List) anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi
yang berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu
tingkat dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan/
perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada
Pemegang Saham dan Menteri.
B. Hak
1) Berhak memperoleh akses atas informasi dibidang
akuntansi dan keuangan, pemasaran dan pengadaan, serta
SDM dan umum yang meliputi pelaksanaan Community
Social Responsibility (CSR) dan Program Kemitraan Bina
Lingkungan (PKBL) secara tepat waktu dan lengkap.
2) Berhak menanyakan dan meminta penjelasan tentang
segala hal berkaitan dengan akuntansi dan keuangan,
pemasaran dan pengadaan, serta SDM dan umum kepada
Direksi dan Direksi wajib menjawabnya.
3) Berhak memperoleh data dan informasi tentang Studi Kela-
yakan (Feasibility Study) rencana pengembangan usaha
PTPN II
BOARD MANUAL
54
Good Corporate Governance
BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan pelaksanaan
KSO dengan pihak ketiga secara lengkap dan tepat waktu.
4) Berhak setiap waktu memasuki bangunan–bangunan, hala-
man-halaman atau tempat-tempat lain yang dipergunakan
atau yang dikuasai PTPN II dan berhak memeriksa buku-
buku, surat-surat bukti, persediaan barang–barang,
memeriksa dan mencocokkan keadaan keuangan kas untuk
keperluan verifikasi dan lain-lain surat berharaga juga
pemasaran. Disamping itu juga berhak memeriksa buku-
buku, surat-surat bukti, dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan legal aspek dan sumber daya manusia, serta
mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh
Direksi.
5) Berhak mengundurkan diri dari jabatan Dewan Komisaris
dengan tetap memberitahukan secara tertulis mengenai
maksudnya tersebut kepada Pemegang Saham dengan
tembusan kepada anggota Komisaris lainnya dan Direksi
PTPN II.
6) Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhentikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
7) Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain termasuk
santunan purna jabatan sesuai ketentuan yang berlaku yang
jumlahnya ditetapkan RUPS.
C. Kewajiban
1) Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan
Komisaris kepada Direksi dalam penyusunan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
PTPN II
BOARD MANUAL
55
Good Corporate Governance
terutama dalam bidang akuntansi, keuangan, pengadaan
dan pemasaran, serta bagian SDM dan umum.
2) Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan
Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP.
3) Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan
Komisaris kepada Direksi terhadap Studi Kelayakan
(Feasibility Study) rencana pengembangan usaha BUMN,
pembentukan anak perusahaan, dan pelaksanaan KSO
dengan pihak ketiga.
4) Memberikan masukan dan saran terhadap pencapaian
target indikator atas kinerja kunci (IKK)/ Key Performance
Indicators (KPI) terutama dilihat dari aspek akuntansi,
keuangan, pengadaan, pemasaran, SDM dan umum.
5) Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar
perusahaan.
6) Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau
kepada RUPS/ Menteri.
7) Melaporkan kepada RUPS mengenai kepemilikan
sahamnya atau keluarganya pada perusahaan yang
bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya. .
8) Mengikuti rapat-rapat internal Komisaris dan rapat dengan
Direksi dan RUPS sesuai ketentuan.
PTPN II
BOARD MANUAL
56
Good Corporate Governance
9) Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai Anggaran
Dasar Perusahaan.
10) Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perusahaan
melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan
pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota
Komisaris melakukan perbuatan hukum yang merugikan
perusahaan atau pihak ketiga.
11) Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha PTPN II.
3) Komisaris Bidang Operasional .
A. Tugas
1) Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan
Komisaris kepada Direksi mengenai penyusunan Rencana
Jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
terutama di bidang produksi serta rencana pengembangan
bisnis dan diversifikasi usaha.
2) Melakukan pengawasan atas pelaksanaan dari rencana
yang telah dirumuskan dalam RKAP, RJPP maupun RKO
terutama bidang produksi serta rencana pengembangan
bisnis dan diversifikasi usaha.
3) Melakukan evaluasi atas permasalahan dari Laporan
Manajemen Triwulanan, Semesteran, Tahunan dibanding-
kan dengan RKAP yang berkaitan dengan Areal Tanaman,
Produksi hasil kebun meliputi realisasi dari tanaman ulang,
tanaman konversi dan pemupukan, Rendemen, Produkti-
vitas, dan Pengolahan. juga hal-hal yang berkaitan dengan
PTPN II
BOARD MANUAL
57
Good Corporate Governance
Perencanaan, Pengkajian dan Pengembangan Perusahaan
baik usaha perkebunan maupun non perkebunan. Hasil
analisa dan reviu dipaparkan dalam rapat Dewan Komisaris
untuk disimpulkan kembali secara bersama-sama
permasalahannya berikut rekomendasinya yang akan
dilaporkan kepada Pemegang Saham.
4) Melakukan evaluasi terhadap pencapaian target Indikator
Kinerja Kunci (IKK)/ Key Performance Indicators (KPI)
terutama yang berkaitan dengan Produktivitas, dan
Pengolahan. juga hal-hal yang berkaitan dengan
Perencanaan, Pengkajian dan Pengembangan Perusahaan
baik usaha perkebunan maupun non perkebunan dan
hasilnya dibahas kembali secara bersama-sama dalam
rapat Dewan Komisaris dalam rangka memberikan
rekomendasi perbaikan yang diperlukan.
5) Melakukan evaluasi atas Menganalisa, mengkaji terhadap
usulan Direksi tentang penghapusan persediaan barang
bekas atau kadaluarsa dan slow moving mati serta
pelepasan dan usulan penghapusan aktiva tidak bergerak
untuk dijadikan bahan pembahasan dalam Rapat Dewan
Komisaris, dalam menentukan dapat tidaknya diberikan
persetujuan.
6) Melakukan evaluasi atas permasalahan dari aspek hukum
apabila ada usulan Direksi tentang Kontrak Manajemen,
Kerja Sama Operasi yang bukan bidang usaha perusahaan,
Kerjasama Lisensi, dan hasil evaluasi menjadi bahan dalam
rapat Dewan Komisaris dalam rangka memberi persetujuan
Dewan Komisaris dan atau memberi rekomendasi kepada
Pemegang Saham.
PTPN II
BOARD MANUAL
58
Good Corporate Governance
7) Melakukan evaluasi atas permasalahan terhadap usulan
Direksi tentang konversi tanaman dan hasilnya dijadikan
bahan dalam Rapat Dewan Komisaris dalam melakukan
persetujuan.
8) Melakukan evaluasi terhadap pencapaian target Indikator
Kinerja Kunci (IKK) /Key Performance Indicators (KPI)
Direksi terutama dari aspek operasional dan hasilnya
dibahas bersama-sama dalam rapat Dewan Komisaris
dalam rangka memberikan rekomendasi tindakan perbaikan
yang diperlukan .
9) Menganalisa dan mengkaji berkaitan dengan Studi
Kelayakan (Feasibility Study) tentang rencana pengem-
bangan usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga terutama dari aspek
produktivitas, dan diversifikasi usaha baik usaha
perkebunan maupun usaha non perkebunan untuk dibahas
kembali dalam rapat Dewan Komisaris dalam rangka untuk
menentukan layak atau tidaknya pemberian persetujuan
Dewan Komisaris dan bila layak kajian tersebut, selanjutnya
rekomendasi Kepada Pemegang Saham.
10) Mengawasi, memantau dan memastikan bahwa GCG,
Manajemen Risiko dan Internal Kontrol telah diterapkan
secara efektif dan berkelanjutan.
11) Bersama-sama anggota Dewan Komisaris lainnya
melakukan evaluasi dan penilaian usulan Daftar Calon
(Long List) anggota Direksi yang akan diusulkan oleh Direksi
yang berasal dari pejabat internal BUMN bersangkutan satu
tingkat dibawah Direksi termasuk Direksi anak perusahaan/
PTPN II
BOARD MANUAL
59
Good Corporate Governance
perusahaan patungan, sebelum diusulkan kepada Deputy
dan Sesmen.
12) Bersama-sama anggota Dewan Komisaris lainnya
melakukan evaluasi dan penilaian dan memberikan
persetujuan atas usulan Direksi terhadap calon Sekretaris
Perusahaan dan Kepala Bagian SPI.
B. Hak
1) Berhak setiap waktu memasuki bangunan–bangunan,
halaman-halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau
yang dikuasai PTPN II dan berhak memeriksa buku-buku,
surat-surat bukti persediaan barang-barang yang berkaitan
dengan kebutuhan produksi baik tanaman maupun
pengolahan dan mengetahui segala tindakan yang telah
dijalankan Direksi.
2) Berhak meperoleh akses atas data dan informasi dibidang
produksi, diversifikasi dan ekstensifikasi usaha, baik usaha
pekebunan maupun non perkebunan, secara lengkap dan
tepat waktu.
3) Berhak meminta penjelasan tentang keadaan perusahaan
terutama bidang produksi diversifikasi dan ekstensifikasi
usaha, baik usaha pekebunan maupun non perkebunan
kepada Direksi, dan Direksi wajib memberikan penjelasan.
4) Berhak memperoleh data dan informasi tentang Studi
Kelayakan (Feasibility Study) rencana pengembangan
usaha BUMN, pembentukan anak perusahaan, dan
pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga secara lengkap dan
tepat waktu.
PTPN II
BOARD MANUAL
60
Good Corporate Governance
5) Berhak mengundurkan diri dari jabatan Dewan Komisaris
dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud-
nya tersebut kepada Pemegang Saham dengan tembusan
kepada anggota Dewan Komisaris lainnya dan Direksi.
6) Berhak membela diri dihadapan RUPS bila diberhentikan
sewaktu-waktu sebelum selesai masa jabatannya.
7) Berhak menerima honorarium dan tunjangan lain termasuk
santunan purna jabatan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS.
C. Kewajiban
1) Memberikan saran dan nasihat melalui rapat Dewan
Komisaris kepada Direksi dalam rangka penyusunan Rencana
jangka Panjang, Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan,
terutama berkaitan dengan bidang produksi, diversifikasi dan
ekstensifikasi usaha, baik usaha pekebunan maupun non
perkebunan.
2) Bersama-sama dengan anggota Dewan Komisaris lainnya
menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan Dewan
Komisaris yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
RKAP.
3) Memberi masukan dan saran melalui Rapat Dewan Komisaris
kepada Direksi terhadap Studi Kelayakan (Feasibility Study)
rencana pengembangan usaha BUMN, pembentukan anak
perusahaan, dan pelaksanaan KSO dengan pihak ketiga.
4) Memberikan masukan dan saran terhadap pencapaian target
indikator atas kinerja kunci (IKK)/Key Performance Indicators
PTPN II
BOARD MANUAL
61
Good Corporate Governance
(KPI) terutama dilihat dari aspek Produktivitas, diversifikasi
dan ekstensifikasi usaha,baik usaha pekebunan maupun non
perkebunan.
5) Menjalankan tugas dan kewajiban sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dan/atau Anggaran Dasar
perusahaan.
6) Menyampaikan laporan tentang tugas pengawasan yang
telah dilakukan selama tahun buku yang baru lampau
kepada RUPS/ Menteri.
7) Melaporkan kepada PTPN II mengenai kepemilikan
sahamnya atau keluarganya pada perseroan yang
bersangkutan dan perusahaan lain, termasuk setiap
perubahannya.
8) Mengikuti rapat-rapat internal Komisaris dan rapat dengan
Direksi dan RUPS sesuai ketentuan.
9) Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai Anggaran
Dasar Perusahaan.
10) Memberikan segala keterangan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pemeriksaan dalam hal perusahaan
melakukan perbuatan melawan hukum yang merugikan
pemegang saham atau pihak ketiga atau dalam hal anggota
Komisaris melakukan perbuatan hukum yang merugikan
perusahaan atau pihak ketiga.
11) Wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab
menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha PTPN II.
PTPN II
BOARD MANUAL
62
Good Corporate Governance
III.2.4.Komisaris Independen sebagai Ketua Komite Audit
Sesuai Surat Keputusan Dewan Komisaris PT.Perkebunan Nusantara
II, Nomor : KEP/DK - PTPN II/ IX/ 2016 – 07 tentang Penunjukan Ketua
Komite Audit Dewan Komisaris PTPN II, menunjuk dan mengangkat
Rustam Effendi.Nainggolan sebagai Ketua merangkap Anggota Komite
Audit PTPN II.
A. Tugas
Mengkoordinasikan anggota Komite Audit dalam melaksanakan
tugas-tugas sebagai berikut:
a. Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan
oleh Satuan Pengawas Intern maupun Auditor Ekstern sehingga
pelaksanaan dan pelaporan audit yang dilaksanakan sesuai
standar.
b. Memastikan bahwa telah terdapat prosedur reviu yang
memuaskan terhadap informasi yang dikeluarkan perusahaan,
termasuk brosur, laporan keuangan berkala, proyeksi/forecast
dan lain-lain informasi keuangan yang disampaikan kepada
pemegang saham.
c. Mengindentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan
Komisaris.
d. Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh Dewan
Komisaris sepanjang masih dalam lingkup tugas dan kewajiban
Dewan Komisaris berdasarkan ketentuan peraturan
perundangan yang berlaku.
PTPN II
BOARD MANUAL
63
Good Corporate Governance
B. Kewajiban
a. Melaporkan segera hasil evaluasi yang telah dilaksanakan
kepada Komisaris Utama.
b. Membuat permintaan tertulis yang disetujui Komisaris Utama
kepada Direksi agar Direksi memberikan keterangan hasil audit
atau Laporan Hasil Audit dari pelaksanaan tugas Satuan
Pengawas Intern ( SPI).
c. Mengajukan calon auditor ekstern kepada RUPS melalui
Komisaris dengan menyebutkan alasan pencalonan dan
besarnya honorarium auditor.
III.2.5. Organ Pendukung Dewan Komisaris
Dalam rangka membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan
tugasnya mewujudkan pengawasan yang efektif, berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor PER-10/
MBU/ 2012 tentang organ pendukung Dewan Komisaris/ Dewan
Pengawas BUMN, Dewan Komisaris BUMN dapat membentuk organ
Pendukung Dewan Komisaris.
Organ Pendukung Dewan Komisaris terdiri dari :
a. Sekretariat Dewan Komisaris jika diperlukan :
b. Komite Audit
c. Komite lainnya, jika diperlukan.
Komite lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat c, terdiri dari namun
tidak terbatas pada Komite Pemantau Manajemen Risiko, Komite
Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Pengembangan Usaha.
Nama-nama Komite sebagaimana dimaksud diatas, dapat diselesaikan
apabila terjadi penggabungan fungsi komite,
PTPN II
BOARD MANUAL
64
Good Corporate Governance
Seorang atau lebih anggota komite sebagaimana dimaksud diatas
berasal dari anggota Dewan Komisaris.
Penjelasan mengenai organ pendukung ini selanjutnya dijabarkan pada
buku pedoman tersendiri.
III.3. CARA KERJA KOMISARIS
III.3.1. Mekanisme kerja
1) Rencana Kerja
Dewan Komisaris menyusun rencana kegiatan tahunan disertai
anggaran biaya yang disepakati semua anggota Dewan Komisaris.
Rencana anggaran biaya meliputi anggaran Dewan Komisaris dan
Komite Audit disampaikan kepada Direksi untuk dimasukkan dalam
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP).
2) Kegiatan Dewan Komisaris dalam Penyusunan RKAP
Dewan Komisaris menerima usulan RKAP maupun RJPP dari
Direksi, dan selanjutnya didistribusikan kepada masing-masing
anggota Dewan Komisaris. Komisaris Utama mengkordinir anggota
Dewan Komisaris untuk mereviu RKAP tersebut sesuai bidang
tugasnya sebagaimana yang telah disepakati dalam pembagian
kerja. Hasil reviu masing-masing dibahas kembali dalam rapat
intern Dewan Komisaris untuk merumuskan nasehat, atau
rekomendasi perbaikan, atau penyempurnaan RKAP tersebut. Hasil
perumusan dibahas kembali dalam rapat Koordinasi Dewan
Komisaris dengan Direksi, dan selanjutnya diajukan ke Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mendapat pengesahan.
PTPN II
BOARD MANUAL
65
Good Corporate Governance
3) Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin Dewan Komisaris diwujudkan dalam bentuk Rapat
Internal dan kunjungan kelapangan. Sesuai dengan ketentuan
dalam Anggaran Dasar, bahwa Dewan Komisaris harus
menyelenggarakan rapat minimal setiap bulan sekali.
Pada Umumnya rapat Dewan Komisaris membahas mengenai
beberapa hal antara lain:
a. Surat-surat masuk mengenai usulan dan permohonan maupun
informasi lain yang diterima dari Direksi.
b. Surat-surat masuk dari Pemegang Saham dan atau Pemerintah
yang berkaitan dengan perusahaan.
c. Permasalahan-permasalahan yang timbul kepermukaan
(current issues) yang dapat mempengaruhi atau yang ada
kaitannya dengan perusahaan baik yang bersumber dari media
massa, pengaduan masyarakat dan Pemerintah.
d. Laporan Komite Audit dan atau surat-surat dari Komite Audit
mengenai hasil evaluasi yang telah dilakukan.
e. Laporan Manajemen Triwulanan, Semesteran maupun Tahunan
dari Direksi.
f. Hasil observasi/pengamatan Dewan Komisaris atas kunjungan
lapangan yang telah dilakukan.
Bahan rapat yang akan diselenggarakan sudah harus disampaikan
kepada Dewan Komisaris beberapa hari sebelum rapat
diselenggarakan sehingga memberikan kesempatan kepada
masing-masing anggota Dewan Komisaris untuk mempelajari atau
menganalisis materi yang akan dibahas.
PTPN II
BOARD MANUAL
66
Good Corporate Governance
Hasil pembahasan rapat harus dituangkan dalam risalah rapat yang
memuat suatu simpulan dan keputusan berupa pemberian
persetujuan dan atau penolakan atau pemberian rekomendasi yang
akan disampaikan kepada Direksi dan atau Pemegang Saham.
4) Penilaian Kinerja
RUPS wajib menetapkan Indikator Pencapaian Kinerja (Key
Performance Indicators) Dewan Komisaris berdasarkan usulan dari
Dewan Komisaris yang bersangkutan
Indikator Pencapaian Kinerja merupakan ukuran penilaian atas
keberhasilan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab pengawasan
dan pemberian nasihat oleh Dewan Komisaris sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan /atau anggaran
dasar,
Dewan Komisaris wajib menyampaikan laporan triwulanan
perkembangan realisasi Indikator Pencapaian Kinerja kepada
pemegang saham/Menteri
III.3.2. Hubungan Kerja dengan Komite Audit
Komite Audit dibentuk oleh Dewan Komisaris yang berfungsi
membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugasnya.
Komite ini bekerja secara kolektif dan bersifat mandiri, baik dalam
pelaksanaan tugasnya maupun dalam pelaporan bertanggung
jawab kepada Dewan Komisaris. Dalam melaksanakan fungsinya,
Komite Audit membuat rencana kegiatan tahunan yang kemudian
diusulkan kepada Dewan Komisaris untuk direviu dan disahkan.
Realisasi pelaksanaan kegiatan Komite Audit berupa hasil evaluasi
dilaporkan secara berkala kepada Dewan Komisaris meliputi,
antara lain:
PTPN II
BOARD MANUAL
67
Good Corporate Governance
1. Hasil penilaian atau evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
dan hasil audit SPI serta hasil audit Kantor Akuntan Publik.
2. Hasil penilaian sistem dan pelaksanaan pengendalian
manajemen termasuk rekomendasi penyempurnaannya.
3. Hasil reviu informasi yang dikeluarkan perusahaan termasuk
laporan keuangan berkala, brosur, proyeksi/ forecast dan lain-
lain informasi keuangan yang disimpulkan kepada Pemegang
Saham.
4. Hasil identifikasi atas hal-hal yang memerlukan perhatian
Dewan Komisaris.
5. Menyampaikan Hasil evaluasi atas penugasan lainnya dari
Dewan Komisaris.
III.3.3. Hubungan Kerja dengan Auditor Ekstern
Dewan Komisaris melalui Komite Audit memantau dan melakukan
penilaian atas pelaksanaan kegiatan serta hasil audit dari auditor
ekstern tersebut guna mencegah pelaksanaan dan pelaporan yang
tidak memenuhi standar.
III.3.4. Hubungan Kerja dengan SPI
Sesuai ketentuan pasal 3 ayat 3 Keputusan Menteri BUMN nomor
KEP 103/ MBU/ 2002 tanggal 4 Juni 2002, ditetapkan bahwa
Direksi memberikan keterangan mengenai hasil pemeriksaan atau
hasil pelaksanaan tugas SPI, jika ada permintaan tertulis dari
Komisaris.
Sejalan dengan ketentuan tersebut agar tugas Komite Audit dapat
berjalan lancar maka Komisaris harus membuat surat permintaan
secara tertulis kepada Direksi agar laporan audit SPI maupun hasil
PTPN II
BOARD MANUAL
68
Good Corporate Governance
pelaksanaan kegiatannya disampaikan kepada Komite Audit.
Permintaan tertulis tersebut cukup dilakukan 1 (satu) kali saja.
III.4. RAPAT DEWAN KOMISARIS
1). Jadwal dan Permintaan Rapat.
Penyelenggaraan rapat oleh Dewan Komisaris dilakukan sebagai
berikut:
A. Mengadakan rapat secara berkala sesuai dengan jadual rapat
yang telah disusun, disepakati dan disahkan dalam rencana
kegiatan tahunan, dan menurut ketentuan paling sedikit sebulan
sekali, dalam rapat tersebut Dewan Komisaris dapat
mengundang Direksi.
B. Dewan Komisaris dapat mengadakan rapat sewaktu-waktu atas
permintaan 1 (satu) atau beberapa anggota Dewan Komisaris,
da permintaan Direksi, atau atas permintaan tertulis dari 1 (satu)
atau beberapa Pemegang Saham yang mewakili sekurang-
kurangnya 1/10 (satu per sepuluh) dari jumlah saham dengan
hak suara, dengan menyebutkan hal-hal yang akan dibicarakan.
C. Panggilan Rapat Dewan Komisaris disampaikan secara tertulis
oleh Komisaris Utama atau oleh anggota Dewan Komisaris yang
ditunjuk oleh Komisaris Utama dan disampaikan dalam jangka
waktu paling lambat 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan atau
dalam waktu yang lebih singkat jika dalam keadaan mendesak,
dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal
rapat.
Undangan Rapat harus mencantumkan :
a) Acara atau agenda rapat
b) Materi Rapat
c) Tanggal
PTPN II
BOARD MANUAL
69
Good Corporate Governance
d) Waktu
e) Tempat
D. Rapat Dewan Komisaris dianggap sah apabila diadakan di
tempat kedudukan PTPN II atau di tempat kegiatan usahanya
yang utama di dalam wilayah Republik Indonesia
E. Panggilan rapat tersebut tidak disyaratkan apabila semua
anggota Dewan Komisaris hadir dalam rapat.
F. Jumlah rapat Dewan Komisaris dan jumlah kehadiran masing-
masing anggota Dewan Komisaris harus dimuat dalam Laporan
Tahunan BUMN.
2). Ketua Rapat dan Peserta Rapat.
A. Ketua rapat adalah Komisaris Utama dan jika berhalangan dapat
dipimpin oleh anggota lainnya yang ditunjuk Komisaris Utama.
B. Semua rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama.
C. Dalam hal Komisaris Utama tidak melakukan penunjukan, maka
anggota Dewan Komisaris yang paling lama menjabat sebagai
anggota Dewan Komisaris bertindak sebagai pimpinan rapat
Dewan Komisaris
D. Ketua rapat adalah Komisaris tertua dalam jabatan Komisaris,
jika Komisaris Utama berhalangan atau tidak dilakukan
penunjukan dan jika tidak ada Komisaris yang tertua dalam
jabatan maka dipimpin oleh Komisaris yang tertua dalam usia.
E. Peserta rapat adalah seluruh anggota Komisaris dan dapat
mengundang Direksi.
F. Seorang anggota Komisaris dapat diwakili oleh anggota
Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa tertulis yang
PTPN II
BOARD MANUAL
70
Good Corporate Governance
diberikan untuk keperluan itu dan seorang anggota Komisaris
hanya dapat mewakili seorang anggota Komisaris lainnya.
3). Hak suara dan Pengambilan Keputusan
A. Pengambilan keputusan mengikat dan sah jika dihadiri atau
diwakili oleh ½ (satu per dua) jumlah anggota Komisaris.
B. Keputusan rapat diambil dengan musyawarah untuk mufakat
dan jika melalui musyawarah tidak tercapai kesepakatan, maka
keputusan diambil suara terbanyak.
C. Pengambilan Keputusan Dewan Komisaris dilakukan sesuai
dengan standar waktu yang ditetapkan sejak usulan tindakan
disampaikan dalam Rapat Dewan Komisaris – Direksi atau
secara tertulis untuk keputusan sirkuler,
Tingkat kesegeraan berkisar 7 hari (baik) dan sampai dengan
14 hari (cukup)
Keputusan Dewan Komisaris harus sudah dikomunikasikan
kepada Direksi maksimal 7 hari sejak disahkan/ ditandatangani.
D. Dalam mata acara lain-lain, rapat Dewan Komisaris tidak berhak
mengambil keputusan kecuali semua anggota Dewan Komisaris
atau wakilnya yang sah, hadir dan menyetujui penambahan
mata acara rapat.
E. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju dalam rapat
sama banyaknya, maka usul yang bersangkutan dianggap
ditolak, kecuali mengenai diri orang akan ditentukan dengan
undian secara tertutup.
F. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama
banyaknya, maka pimpinan Rapat memutuskan hasil rapat,
PTPN II
BOARD MANUAL
71
Good Corporate Governance
dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai pertanggung
jawaban sebagaimana dimaksud pada Pasal 15 ayat 3 (cek),
kecuali mengenai diri orang, pengambilan keputusan rapat
dilakukan dengan pemilihan secara tertutup.
G. Seorang anggota Dewan Komisaris hanya dapat mewakili
seorang anggota Dewan Komisaris lainnya.
H. Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang diajukan
dalam rapat.
I. Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung
dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam rapat.
4). Risalah Rapat
Risalah rapat merupakan bukti yang sah mengenai segala sesuatu
yang dibicarakan dan yang diputuskan dalam rapat, maka hal yang
perlu dalam setiap kali rapat Dewan Komisaris adalah:
1. Menunjuk Sekretaris Dewan Komisaris atau salah seorang yang
hadir untuk membuat daftar hadir dan notulen rapat.
2. Membuat risalah rapat berdasarkan notulen rapat atas segala
sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat dan
risalah rapat ditanda tangani oleh Ketua rapat dan oleh salah
seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh dan dari
antara anggota yang hadir.
3. Risalah rapat harus mencantumkan pendapat-pendapat yang
berkembang dalam rapat, baik pendapat yang mendukung
maupun yang tidak mendukung atau berbeda pendapat
(dissenting opinion), keputusan/ kesimpulan rapat, serta alasan
ketidakhadiran anggota Dewan Komisaris, apabila ada.
PTPN II
BOARD MANUAL
72
Good Corporate Governance
4. Risalah rapat juga mencantumkan dengan jelas tata tertib rapat.
5. Setiap anggota Dewan Komisaris berhak menerima salinan
risalah rapat Dewan Komisaris, baik yang bersangkutan hadir
atau tidak hadir dalam Rapat Dewan Komisaris dan
persetujuan, keberatan atau usul perbaikan harus disampaikan
dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah tanggal pengiriman
dan jika lewat 14 (empat belas) hari, disimpulkan bahwa tidak
ada keberatan atau perbaikan.
6. Risalah rapat asli dari setiap Rapat Dewan Komisaris harus
dijilid dan disimpan dalam kumpulan dokumen tahunan pada
BUMN yang bersangkutan, dan harus tersedia setiap diminta
oleh anggota Dewan Komisaris atau Direksi.
5). Pengambilan Keputusan diluar Rapat
Dalam hal Dewan Komisaris mengambil keputusan yang sah dan
mengikat, diluar Rapat Dewan Komisaris secara fisik (melalui
sirkuler, dll), maka Keputusan tersebut harus disetujui secara
tertulis oleh semua anggota Dewan Komisaris. Keputusan Dewan
Komisaris tersebut mempunyai daya mengikat dengan kekuatan
hukum yang sama dengan keputusan Dewan Komisaris yang
dihasilkan Rapat Dewan Komisaris secara fisik.
III.5. PENUTUP BAGI PEDOMAN PELAKSANAAN DEWAN KOMISARIS
Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/ MBU/2011 tanggal 1 Agustus
2011 bahwa dalam Laporan Tahunan Perusahaan harus memuat
informasi sebagai berikut :
PTPN II
BOARD MANUAL
73
Good Corporate Governance
A. Uraian Dewan Komisaris memuat antara lain :
1. Uraian pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. (termasuk
identitas, pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan
Komisaris di perusahaan lain selain di PTPN II ),
2. Pengungkapan prosedur penetapan dan besarnya remunerasi
(honorarium, fasilitas dan/atau tunjangan lain) yang diterima
anggota Dewan Komisaris dari PTPN II.
3. Frekwensi pertemuan/ rapat yang dilakukan dalam satu tahun
buku (rapat internal maupun rapat gabungan dengan Direksi).
4. Tingkat kehadiran Dewan Komisaris dalam pertemuan.
B. Uraian Komite Audit memuat antara lain :
1. Nama, Jabatan, & riwayat hidup singkat anggota Komite Audit
2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Komite Audit.
3. Frekwensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite audit.
4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite audit.
5. Independensi anggota komite audit.
C. Uraian Komite Manajeman Risiko, Nominasi dan Remunerasi
memuat antara lain :
1. Nama, Jabatan, dan riwayat hidup singkat anggota Komite
Manajemen Risiko, Nominasi dan Remunerasi.
2. Uraian Tugas dan Tanggungjawab Komite MR dan NR..
3. Frekwensi pertemuan dan tingkat kehadiran komite MR & NR.
4. Laporan singkat pelaksanaan kegiatan komite MR dan NR.
5. Independensi anggota komite MR dan NR.
PTPN II
BOARD MANUAL
74
Good Corporate Governance
Materi dalam pedoman (board manual) ini dapat diubah dan direvisi
sesuai dengan perkembangan organisasi perusahaan dan atau
perubahan organisasi dan pembagian kerja Komisaris.
Dokumen ini merupakan dokumen yang bersifat terbatas dan hanya
terbuka bagi anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Sekretaris
Perusahaan, peredaran dokumen ini pada pihak-pihak lain di luar
yang tersebut di atas dapat diberikan sepanjang dianggap perlu dan
mendapat persetujuan sekurang-kurangnya dari satu orang anggota
Direksi dan Direktur Utama.
PTPN II
BOARD MANUAL
75
Good Corporate Governance
BAB IV
PEDOMAN PELAKSANAAN DIREKSI
IV.1. KETENTUAN JABATAN DIREKSI
1. Persyaratan Jabatan
Calon anggota Direksi dapat berasal dari mareka yang sedang atau
pernah menduduki jabatan Direksi BUMN atau pejabat setingkat
dibawah Direksi perusahaan atau BUMN lain atau tenaga
profesional.
Untuk dapat dicalonkan menjadi anggota Direksi perusahaan, harus
memenuhi persyaratan berikut ini:
(a) Persyaratan formal, yaitu:
Orang perorangan.
Mampu melaksanakan perbuatan hukum.
Tidak pernah dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun
sebelum pencalonan.
Tidak pernah menjadi anggota Direksi atau Komisaris/ yang
dinyatakan bersalah yang menyebabkan suatu perusahaan
dinyatakan pailit dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum
pencalonan.
Tidak pernah dihukum karena merugikan keuangan negara
dalam waktu 5 (lima) tahun sebelum pencalonan.
Antara para anggota Direksi dan antara anggota Direksi
dengan anggota Komisaris tidak boleh ada hubungan
keluarga sedarah sampai derajat ketiga, baik menurut garis
lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda
(menantu atau ipar).
PTPN II
BOARD MANUAL
76
Good Corporate Governance
(b) Persyaratan material, yaitu
Integritas, yaitu tidak pernah secara langsung maupun tidak
langsung terlibat dalam perbuatan rekayasa dan praktek-
praktek menyimpang, cidera janji serta perbuatan lain yang
merugikan perusahaan dimana yang bersangkutan bekerja
atau pernah bekerja.
Kompetensi, yaitu kemampuan dan pengalaman dalam
pengurusan dan pengelolaan perusahaan, kepemimpinan,
visi dan misi tentang Perusahaan PT Perkebunan Nusantara
II, strategi pengembangan perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka panjang serta penyelesaian masalah
strategis perusahaan.
2. Pengangkatan dan Masa Jabatan
Para anggota Direksi diangkat dari calon-calon yang diusulkan oleh
Pemegang Saham Seri A dan pencalonan tersebut mengikat bagi
RUPS. Penetapan dan pengangkatan Direksi dilakukan setelah
melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test)
oleh Panitia yang diangkat oleh Menteri BUMN terhadap calon–calon Direksi yang masuk dalam Daftar Nominasi. Sebelum masuk
daftar nominasi terlebih dahulu dilakukan seleksi dari calon-calon
yang diajukan pemegang saham oleh Panitia. Calon anggota
Direksi yang telah lulus seleksi dan uji kalayakan dan kepatutan,
diajukan kepada Menteri BUMN untuk mendapat persetujuan.
Sebelum ditetapkan sebagai anggota Direksi, diwajibkan untuk
menandatangani Kontrak Manajemen dan surat pernyataan untuk
melaksanakan dan menegakkan prinsip-prinsip Good Corporate
Governance dalam pengelolaan perusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
77
Good Corporate Governance
Menteri BUMN selaku RUPS menetapkan dan mengangkat Direksi
tersebut untuk masa jabatan 5 (lima) tahun dan dapat diangkat
kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan berikutnya.
Bagi Direksi yang diangkat sebagai pengganti Direksi yang berhenti
atau diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, masa
jabatannya adalah sisa masa jabatan anggota Direksi yang
digantikannya, kecuali RUPS menetapkan lain. Dalam hal terdapat
penambahan anggota Direksi, maka masa jabatan anggota Direksi
tersebut berakhir bersamaan dengan berakhirnya masa jabatan
anggota Direksi lainnya yang telah ada, kecuali RUPS menetapkan
lain.
3. Pemberhentian
Direksi berhenti dari jabatannya disebabkan :
A. Masa jabatannya berakhir.
B. Mengundurkan diri.
C. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang
berlaku.
D. Meninggal dunia.
E. Diberhentikan sewaktu-waktu berdasarkan keputusan RUPS
dengan menyebutkan alasannya.
F. Diberhentikan sementara waktu oleh Komisaris dengan suara
terbanyak, apabila seorang atau lebih anggota Direksi bertindak
bertentangan dengan anggaran dasar atau melalaikan
kewajibannya atau terdapat alasan yang mendesak bagi PTPN II.
PTPN II
BOARD MANUAL
78
Good Corporate Governance
Dalam hal Direksi mengundurkan diri, Menteri BUMN yang bertindak
selaku RUPS/Pemegang saham berhak untuk menerima dan menolak
pengunduran diri tersebut. Pengunduran diri tersebut harus
diberitahukan secara tertulis kepada Pemegang Saham dengan
tembusan kepada Komisaris dan Anggota Direksi lainnya paling lambat
30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
Bagi anggota Direksi yang berhenti sebelum maupun setelah masa
jabatan berakhir, kecuali berhenti karena meninggal dunia, maka yang
bersangkutan wajib menyampaikan pertanggungjawaban atas tindakan-
tindakannya yang belum diterima pertanggungjawabannya oleh RUPS.
4. Pengisian Jabatan Direksi Yang Lowong
A. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, maka
dalam waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi
lowongan tersebut, harus diselenggarakan RUPS untuk mengisi
jabatan Direksi yang lowong tersebut.
B. Selama jabatan tersebut belum ada penggantinya, maka salah
seorang anggota Direksi lainnya yang ditunjuk Komisaris
menjalankan pekerjaan anggota Direksi yang lowong tersebut dengan
kekuasaan dan wewenang yang sama.
C. Jika pada suatu waktu oleh sebab apapun Perusahaan tidak
mempunyai Direksi, maka untuk sementara Komisaris berkewajiban
menjalankan pekerjaan Direksi, dengan kewajiban dalam waktu
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah terjadi kelowongan, untuk
memanggil RUPS guna mengisi lowongan tersebut.
D. Dalam hal adanya pemberhentian sementara waktu seorang atau
lebih anggota Direksi oleh anggota Komisaris dengan suara
terbanyak maka Komisaris diwajibkan untuk memanggil RUPS
dalam waktu 30 hari setelah pemberhentian, yang akan
memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan
PTPN II
BOARD MANUAL
79
Good Corporate Governance
diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kedudukannya. Jika
RUPS diadakan melebihi batas waktu 30 hari setelah
pemberhentian sementara, maka pemberhentian sementara itu
batal.
5. Larangan Rangkap Jabatan dan Benturan Kepentingan
Semua anggota Direksi harus menghindari konflik kepentingan
(conflict of interest) antara kepentingan pribadi dan keluarga
dengan kepentingan perusahaan sebagai berikut :
A. Dilarang memangku jabatan rangkap sebagai Direksi
BUMN/BUMD, Badan Usaha Milik Swasta atau jabatan lainnya
yang berhubungan dengan pengurusan perusahaan yang dapat
menimbulkan benturan kepentingan.
B. Dilarang memangku Jabatan Struktural dan Fungsional pada
Instansi/Lembaga Pemerintah Pusat dan Daerah.
C. Dilarang memangku jabatan lainnya yang dapat menimbulkan
benturan kepentingan secara langsung atau tidak langsung
dengan perusahaan yang dipimpinnya dan atau yang
bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan anggaran dasar perusahaan.
D. Anggota Direksi dilarang melakukan tindakan yang mempunyai
benturan kepentingan (conflict of interest) dan mengambil
keuntungan pribadi, baik secara langsung maupun tidak
langsung dari pengambilan keputusan dan kegiatan
Perusahaan selain gaji dan fasilitas sebagai anggota Direksi
yang ditentukan RUPS.
E. Apabila terjadi sesuatu hal dimana kepentingan PTPN II
berbenturan dengan kepentingan salah satu anggota Direksi
PTPN II
BOARD MANUAL
80
Good Corporate Governance
maka dengan persetujuan Komisaris, PTPN II akan diwakili oleh
anggota Direksi lainnya.
F. Apabila benturan kepentingan tersebut menyangkut semua
anggota Direksi, maka PTPN II akan diwakili oleh Komisaris
atau oleh seorang yang ditunjuk oleh Komisaris.
G. Anggota Direksi dilarang untuk memberikan atau menawarkan
atau menerima, baik langsung maupun tidak langsung, sesuatu
yang berharga kepada atau dari pelanggan/pemasok atau
seorang pejabat pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai
imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
IV.2. ORGANISASI DAN URAIAN TUGAS
1. ORGANISASI
Struktur & komposisi Direksi PT Perkebunan Nusantara II yang
berlaku saat ini dibentuk berdasarkan :
A. Persetujuan RUPS tentang pengesahan RKAP dan persetujuan
pelaksanaan restrukturisasi pengelolaan usaha PT Perkebunan
Nusantara II.
B. Keputusan Menteri BUMN & Direktur Utama Perusahaan
Perseroan (Persero) PT.Perkebunan Nusantara III Nomor : SK-
143/ MBU/07/2016 dan Nomor : 3.00/SKPTS/R/12/2016 tentang
Pemberhentian, Pengalihan tugas dan Pengangkatan Anggota-
anggota Direksi PT Perkebunan Nusantara II.
C. Surat Edaran dari PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)
Holding Nomor : 3.00/X/SE/06/2016 tentang Nomenklatur Jabatan
Direksi PT. Perkebunan Nusantara II.
PTPN II
BOARD MANUAL
81
Good Corporate Governance
Susunan Direksi sesuai dengan keputusan tersebut di atas adalah :
A. Direktur Utama; membawahi langsung Direktur Komersial,
Direktur Operasional, Kepala Bagian Sekretariat Perusahaan dan
Kepala Bagian Satuan Pengawasan Intern.
B. Direktur Komersial; membawahi langsung Kepala Bagian
Pembiayaan, Kepala Bagian Komersil, Kepala Bagian SDM dan
Kepala Bagian Umum.
C. Direktur Operasional; membawahi langsung Kepala Bagian
Tanaman, Kepala Bagian Perencanaan dan Pengembangan,
Kepala Bagian Hukum dan Pertanahan serta Kepala Bagian
Teknik/ Pengolahan & Lingkungan.
Direktur Operasional juga membawahi Bengkel Pusat dan Kebun
Pengembangan Arso.
II. URAIAN TUGAS DIREKSI
1. Dewan Direksi secara Kolektif
A. Tugas pokok :
1) Direksi melaksanakan program pelatihan/ pembelajaran
secara berkelanjutan.
A) Direksi yang baru diangkat mengikuti program pengenalan
yang diselenggarakan oleh perusahaan.
(1) Direksi menyampaikan kepada Sekretaris Perusahaan
untuk diadakan program pengenalan bagi anggota
Direksi yang baru diangkat.
(2) Anggota Direksi yang baru diangkat mengikuti program
pengenalan perusahaan yang diselenggarakan oleh
perusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
82
Good Corporate Governance
(3) Tingkat kehadiran/keaktifan, anggota Direksi dalam
mengikuti rangkaian program pengenalan perusahaan.
B) Direksi melaksanakan program pelatihan dalam rangka
meningkatkan kompetensi anggota Direksi sesuai
kebutuhan.
(1) Terdapat rencana kerja, anggaran dan kebijakan
tentang pelatihan bagi anggota Direksi sesuai
kebutuhan.
(2) Pelaksanaan program pelatihan/ pembelajaran
direalisasikan sesuai dengan rencana kerja Dewan
Komisaris dan terdapat laporan tentang hasil
pelatihan yang telah dijalani anggota Direksi.
2) Direksi melakukan pembagian tugas/fungsi, wewenang dan
tanggung jawab secara jelas.
A) Direksi menetapkan struktur/susunan organisasi yang
dirancang untuk memastikan pencapaian sasaran dan
tujuan organisasi.
(1) Terdapat penetapan oleh Direksi tentang uraian tugas
dan tanggung jawab masing-masing anggota Direksi.
(2) Terdapat penetapan deskripsi dan spesifikasi jabatan
serta uraian tugas untuk semua tingkatan jabatan di
struktur oragnisasi.
Deskripsi pekerjaan menyebutkan tugas kewajiban,
tanggung jawab untuk setiap jabatan : Spesifikasi
pekerjaan menyebutkan pengetahuan, ketrampilan
dan kemampuan (knowledge, skill, abillity) yang
dibutuhkan untuk setiap jabatan,
PTPN II
BOARD MANUAL
83
Good Corporate Governance
(3) Direksi mengajukan permintaan persetujuan Dewan
Komisaris atas struktur organisasi.
B) Direksi penetapkan kebijakan-kebijakan operasional dan
standard operasional baru (SOP) untuk proses bisnis initi
(core business) perusahaan.
(1) Terdapat kebijakan tentang pedoman penyusunan
SOP di perusahaan.
(2) Terdapat SOP untuk seluruh proses bisnis inti
perusahaan sebagai panduan melaksanakan kegiatan
perusahaan.
(3) Terdapat sosialisasi SOP untuk proses inti
perusahaan kepada karyawan yang terkait.
(4) SOP untuk proses bisnis perusahaan dilaksanakan
konsisten dan tidak terdapat penyimpangan atas
prosedur.
(5) Direksi melakukan peninjauan dan penyempurnaan
SOP secara berkala.
C) Direksi menetapkan mekanisme pengambilan keputusan
atas tindakan perusahaan (corporate action) sesuai
ketentuan perundang-undangan dan tepat waktu.
(1) Terdapat pengaturan mengenai mekanisme pengam-
bilan keputusan Direksi secara formal terdiri dari:
Pengambilan keputusan melalui rapat Direksi;
Pengambilan keputusan diluar rapat (melalui
sirkuler dan lain-lain)
PTPN II
BOARD MANUAL
84
Good Corporate Governance
(2) Terdapat standard waktu tingkat kesegaran
pengambilan keputusan Direksi.
Standard waktu tersebut ditetapkan sejak usulan
tindakan beserta dokumen pendukung dan informasi
lainnya yang lengkap disampaikan dalam Rapat
Direksi secara tertulis untuk keputusan sirkuler.
(3) Terdapat ketentuan tentang kesegaran untuk
mengkomunikasikan kepada tingkatan organisasi
dibawah direksi yang terkait dengan keputusan
tersebut maksimal 7 (tujuh) hari sejak disahkan/
ditandatangani.
Dalam hal Direksi mengambil keputusan yang
mengikat di Rapat Direksi secara fisik, maka
keputusan tersebut harus disetujui secara tertulis oleh
semua anggota Direksi Keputusan Direksi tersebut
mempunyai daya mengikat dengan kekuatan hukum
yang sama dengan keputusan Direksi yang dihasilkan
Rapat Direksi secara fisik.
3) Direksi menyusun perencanaan perusahaan
A) Direksi memiliki Rencana Jangka Panjang (RJPP) yang
disahkan oleh RUPS/Pemilik Modal
(1) Terdapat kebijakan prosedur dan pedoman
penyusunan Rencana Jangka Panjang Perusahaan
(RJPP) yang memadai.
(2) Terdapat rancangan RJPP yang sesuai dengan
pedoman penyusunan RJPP yang ditetapkan.
PTPN II
BOARD MANUAL
85
Good Corporate Governance
(3) Terdapat proses telaah oleh Direksi atas rancangan
RJPP yang disusun oleh Tim Penyusun RJPP dan
menindaklanjuti/ membahas hasil telaah (tanggapan/
pendapat) Dewan Komisaris atas rancangan RJPP.
(4) Direksi menyampaikan rancangan RJPP kepda
RUPS/Menteri/Pemilik Modal dan/atau Dewan
Komiaris sebelum 30 September tahun berjalan.
(5) Direksi mensosialisasikan dalam RJPP kepada
seluruh karyawan perusahaan.
B) Direksi meiliki Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP) yang disahkan oleh RUPS/Menteri/Pemilik Modal
(1) Terdapat kebijakan, prosedur dan pedoman atas
rancangan RKP prosedur dan pedoman penyusunan
Rencana Kerja dan anggaran perusahaan (RKAP)
yang memadai.
(2) Terdapat rancangan RJPP yang sesuai dengan
pedoman penyusunan RJPP yang ditetapkan dan
rancangan RKAP tersebut merupakan pejabaran
tahunan RJPP.
(3) Terdapat proses telaah oleh Direksi atas rancangan
RKAP yang disusun oleh TIM Penyusun RKAP dan
menindaklanjuti/ membahas hasil telaah (tanggapan/
pendapat) Dewan Komisaris atas rancangan RKAP
tersebut.
(4) Direksi menyampaikan rancangan RKAP kepada
RUPS/Menteri/Pemilik Modal dan/atau Dewan
PTPN II
BOARD MANUAL
86
Good Corporate Governance
Komisaris/ tepat waktu atau sesuai jadwal waktu
ditentukan.
Penyampaian paling lambat kepada Pemegang
Saham/Pemilik Modal pada tanggal 30 Oktober tahun
berjalan, jika pengesahan oleh RUPS, maka
penyampaian kepada Dewan Komisaris sebelum 15
September tahun berjalan.
(5) Direksi mensosialisasikan RKAP kepada seluruh
karyawan perusahaan.
C) Direksi menempatkan karyawan pada semua tingkatan
jabatan sesuai dengan sepesifikasi jabatan dan memiliki
rencana suksesi untuk seluruh jabatan dalam perusahaan.
(1) Terdapat kebijakan/pedoman prusahaan mengenai
manajemen karir di perusahaan dan sistem dan
prosedur promosi dan mutasi dalam perusahaan.
(2) Perusahaan menempatkan karyawan pada setiap
level dalam organisasi perusahaan sesuai dengan
spesifikasi jabatan dan dilakukan secara objektif dan
transparan.
a Terdapat penempatan karyawan pada setiap level
jabatan dalam organisasi perusahaan. Tidak
terdapat jabatan yang kosong.
b Penempatan karyawan pada setiap level jabatan
sesuai dengan spesifikasi jabtan yang ditetapkan.
(3) Perusahaan memiliki rencana suksesi untuk setiap
level dalam organisasi perusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
87
Good Corporate Governance
a. Direksi meiliki database (list) tentang orang yang
memiliki skill dan kompetensi serta pengalaman
yang cukup untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan
yang ditargetkan dapat tersedia disetiap posisi/
jabatan diperusahaan, daftar tersebut menyebut-
kan siapa saja yang dapat mengambil alih
pekerjaan pekerjaan.utama apabila karyawan
karyawan berhenti, pensiun, meninggal dengan
tak terduga
b Pelaksanaan seleksi untuk suksesi/promosi
pejabat satu level di bawah Direksi sesuai dengan
ketentuan melalui proses assesment.
(4) Rencana promosi dan mutasi satu level jabatan di
bawah Direksi dibahas secara lintas dalam Rapat
Direksi dan disampaikan kepada Dewan Komisaris
untuk kesempatan pemberian arahan terhadap
rencana promosi dan mutasi tersebut.
(5) Tingkat obyektivitas dan transparansi yang memadai
dalam penempatan karyawan pada setiap level
jabatan.
D) Direksi memberikan respon terhadap usulan peluang
bisnis yang berpotensi meningkatkan pendapatan
perusahaan, penghematan/ efisiensi perusahaan, penda-
yagunaan aset dan manfaat lainnya.
(1) Terdapat mekanisme bagi Direksi untuk merespon
usulan peluang bisnis dari manajemen di bawah
Direksi/ anggota Direksi/ Dewan Komisaris.
PTPN II
BOARD MANUAL
88
Good Corporate Governance
(2) Atas usulan peluang bisnis tersebut, Direksi
membahas secara intensif untuk :
a) mengidentifikasi peluang bisnis;
b) mengambil keputusan atas usulan tersebut;
(setuju/ tidak setuju).
(3) Atas usulan peluang bisnis yang disetujui dan
termasuk dalam kewenangan Dewan Komisaris dan/
atau RUPS/Pemilik Modal, Direski menyampaikan
kepada Dewan Komisaris/ tentang usulan peluang
disertai dengan studi kelayakan dan membahas
dengan Dewan Komisaris/.
(4) Peluang bisnis perusahaan yang dibahas dan
disampaikan kepada Dewan Komisaris/ merupakan
peluang yang belum terlambat untuk ditindaklanjuti.
(5) Realisasi peluang bisnis mmampu memberikan
manfaat bagi perusahaan sesuai dengan rencana
yang disampaikan/dibuat.
E) Direksi merespon isu-isu terkini dari eksternal mengenai
perubahan lingkungan bisnis dan permasalahannya,
secara tepat waktu dan relevan.
(1) Terdapat mekanisme bagi Direksi untuk sewaktu-
waktu segera membahas isu-isu terkini mengenai
perubahan lingkungan bisnis dan permasalahan yang
berdampak besar pada perusahaan dan kinerja
perusahaan
(2) Terdapat pembahasan internal Direksi mengenai isu-
isu terkini mengenai perubahan lingkungan bisnis dan
PTPN II
BOARD MANUAL
89
Good Corporate Governance
permasalahannya yang berdampak besar pada usaha
perusahaan dan kinerja perusahaan
(3) Jika perubahan lingkungan bisnis berdampak besar
pada usaha perusahaan dan kinerja perusahaan,
Direksi menyampaikan isu-isu tersebut kepada
Dewan Komisaris untuk meminta arahan untuk
merespon isu tersebut
(4) Tidak terdapat perubahan lingkungan bisnis dan
permasalahan yang berdampak signifikan pada usaha
perusahaan dan kinerja perusahaan, yang tidak
direspon oleh Direksi.
4) Direksi berperan dalm pemenuhan target kinerja perusahaan
A) Direksi melaksanakan program/kegiatan sesuai dengan
RKAP dan mengambil keputusan yang diperlukan melalui
analisis yang memdai dan tepat waktu
(1) Setiap melaksanakan program/ kegiatan yang
membutuhkan persetujuan Dewan Komisaris, telah
melaui mekanisme yang sesuai dengan anggaran
dasar atau sesuai dengan wewenang yang ditetapkan
Anggaran Dasar
(2) Program/ kegiatan yang membutuhkan investasi dan
hutang dalam jumlah signifikas telah diputuskan
melalui analisis yang memadai berdasarkan informasi
yang cukup, studi kelayakan serta analisis risiko
terhadap program/kegiatan tersebut dan tindakan
pengendalian untuk mencegah terjadinya risiko
tersebut.
PTPN II
BOARD MANUAL
90
Good Corporate Governance
(3) Proses pengambilan keputusan atau kebijakan
dilaksanakan tepat waktu sesuai pedoman/
mekanisme tentang pengambilan keputusan.
B) Direksi memiliki sistem/pedoman pengukuran dan
penilaian kinerja untuk unit dan jabatan dalam organisasi
(struktural) dan diterapkan secara obyektif dan transparan
(1) Terdapat sistem/pedoman paling penilaian kinerja,
minimal memuat:
a Prosedur operasional standar atas pengukuran
dan penilaian kinerja untuk unit dan jabatan
(struktural) dalam perusahaan.
b Penjelasan mengenai indikator kinerja minimal
berupa formula/rumus cara-cara penilaian,
informasi sumber data saat pelaporan dsb.
(2) Indikator kinerja untuk setiap jabatan dalam struktur
organisasi sesuai dengan ruang lingkup tugas dan
peran unit dan jabatan (struktur) dalam organisasi.
(3) Sistem pengukuran kinerja didukung dengan aplikasi
komputer.
C) Direksi menetapkan target kinerja berdasarkan RKAP dan
diturunkan secara berjenjang ditingkat unit, sub unit dan
jabatan didalam organisasi (struktural) didalam organisasi
(1) Terdapat target kinerja untuk setiap jabatan dalam
struktur organisasi sesuai dengan kapasitas peran
dan potensi tugas unit dan jabatan (struktural) di
organisasi
(2) Terdpat kontrak kinerja untuk setiap jabatan dalam
struktur organisasi
PTPN II
BOARD MANUAL
91
Good Corporate Governance
D) Direksi melakukan analisi dan evaluasi terhadap capaian
kinerja untuk jabatan/unit unit di bawah Direksi dan tingkat
perusahaan.
(1) Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap
perkembangan kinerja jabatan/ unit-unit dibawah
Direksi
a Tersedianya laporan berkala pengukuran dan
informasi kinerja dari jabatan/unit unit di bawah
Direksi secara berkala dan tepat waktu
b Terdapat pembahasan/ evaluasi bulanan atas
kinerja dari jabatan/unit unit di bawah Direksi
secara berjenjang
c Direksi menindaklanjuti hasil pembahasan atas
kinerja jabatan/unit di bawah Direksi yang tidak/
belum mencapai target yang ditetapkan
(2) Direksi melakukan analisis dan evaluasi terhadap
perkembangan kinerja jabatan/ unit unit di bawah
Direksi
Terdapat evaluasi pencapaian Perusahaan yang
mencakup: kesesuaian pelaksanaan program kerja
(inisiatf perusahaan) dan anggaran yang telah
ditetapkan dalam RKAP
E) Direksi melaporkan pelaksanaan sistem manajemen
kinerja kepada Dewan Komisaris.
(1) Direksi menyusun dan menyampaikan kepda Dewan
Komisaris mengenai pencapaian kinerja perusahaan
berdasarkan target target kolegial Direksi
PTPN II
BOARD MANUAL
92
Good Corporate Governance
(2) Tingkat pencapaian target kinerja (kontrak
manajemen-kolektif)
(3) Direksi menyusun dan menyampaikan kepada Dewan
Komisaris mengenai pencapaian kinerja masing-
masing Direktorat berdasarkan target target dalam
Kontrak Manajemen sebagai kinerja masing masing
Direksi
(4) Tingkat pencapaian target kinerja anggota Direksi
(individu)
F) Direksi menyusun dan menyampaikan kepada RUPS
tentang usulan insentif kinerja untuk Direksi
(1) Terdapat usulan kepada RUPS yang sudah disetujui
Dewan Komisaris tentang insentif kinerja Direksi,
sesuai ketentuan yang berlaku
(2) Penentuan usulan insentif kinerja Direksi mencer-
minkan kesesuaian dengan kinerja yang dicapai (KPI)
G) Direksi menerapkan sistem tentang teknologi informasi
sesuai dengan kebijakan yag telah ditetapkan
(1) Perusahaan memiliki kebijakan teknologi informasi
a Perusahaan menetapkan Informasi Teknologi
Master Plan (ITMP) sebagai pedoman dalam
mengembangkan teknologi informasi dan
Informasi Technology Detail Plan (ITDP) sebagai
penjabaran lebih lanjut dari ITMP, yang digunakan
sebagai acuan pelaksanaan atas perencanaan
tahunan sesuai ITMP
PTPN II
BOARD MANUAL
93
Good Corporate Governance
b Arsitektur sistem informasi sebaiknya juga telah
mendesain sampai dengan level data dan sistem
keamanannya
c Arah pengunaan dan pengadaan teknologi
informasi yang digunakan telah direncanakan
dengan memperkirakan trend perkembangan
teknologi
d Terdapat kebijakan pengelolaan data, prosedur
pengelolaan data, dan pelaporan TI
(2) Penerapan TI di perusahaan sesuai dengan master-
plan dan disertai dengan perencanaan TI yang
matang mencakup sumber daya manusia, struktur
organisasi pengelolaan dan tingkat layanan yang
diberikan TI
(3) Terdapat audit atas TI
(4) Tingkat kesesuaian penerapan TI saat ini dengan
kebutuhan perusahaan
(5) Direksi melaporkan pelaksanaan sistem teknologi
kepada Dewan Komisaris
a Adanya laporan pelaksanaan sistem TI secara
tertulis terkait dengan pelaksanaan IT Master Plan
dan ITDP serta disampaikan kepada Dewan
Komisaris baik diminta ataupun tidak diminta
b Adanya laporan kinerja teknologi yang
disampaikan kepada Dewan Komisaris (termasuk
audit TI)
PTPN II
BOARD MANUAL
94
Good Corporate Governance
H) Direksi melaksanakan sistem peningkatan mutu produk
dan pelayanan
(1) Pelaksanaan pelayanan;
a Perusahaan memiliki kebijakan mengenai standar
pelayanan minimal
b Perusahaan memiliki SOP Layanan Pelanggan
dan Standar Pelayanan
c SOP dan SPM tercapai
d Indikator SPM tercapai
e Tingkat kualitas yang memadai mengenai
kemudahan layanan dan fairness
(2) Peningkatan mutu (sistem pengendalian mutu produk)
a Perusahaan memilki kebijakan mutu (sistem
pengendalian mutu produk)
b Perusahaan memiliki sertifikasi atas kebijakan
mutu
c Sistem pengendalian mutu diterapkan secara
konsisten, ditandai dengan keluhan pelanggan
atas mutu produk/jasa menurun
d Perusahaan menindaklanjuti ketidaksesuaian
mutu dalam proses produksi
e Sistem mutu dievaluasi dan diaudit secara berkala
(3) Perusahaan memberikan kompensasi dalam hal SPM
dan mutu tidak terpenuhi
PTPN II
BOARD MANUAL
95
Good Corporate Governance
I) Direksi melaksanakan pengadaan barang dan jasa yang
menguntungkan bagi perusahaan, baik harga maupun
kualitas barang dan jasa tersebut
(1) Perusahaan memiliki pedoman pengadaan barang
dan jasa perusahaan yang menerapkan prinsip
prinsip efisien, efektif, kompetitif, adil dan wajar,
akuntabel; dan memuat hak hak dan kewajiban
pemasok sesuai peraturan perundang undangan yang
berlaku
(2) Pedoman/kebijakan pengadaan dipublikasikan/dapat
diakses pemasok/calon pemasok
(3) Perusahaan merencanakan pengadaan barang dan
jasa secara optimal berdasarkan perhitungan
kebutuhan perusahaan
(4) Pengadaan barang dan jasa perusahaan terbuka begi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan
dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara
penyedia barang/jasa yang setara dan memenuhi
syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan
prosedur yang jelas dan transparan
(5) Perusahaan memiliki harga perkiraan sendiri (HPS)
yang dikalkulasikan secara keahlian dan berdsarkan
data yang dapat dipertanggungjawabkan. Nilai total
HPS terbuka dan tidak bersifat rahasia
(6) Perusahaan memastikan SOP pengadaan brang dan
jasa dan kebijakan perusahaan telah dijalankan
dengan benar
PTPN II
BOARD MANUAL
96
Good Corporate Governance
(7) Tidak terdapat temuan temua audit oleh auditoe
eksternal dan auditor internal mengenai pengadaan
yang merugikan perusahaan dan tidak terdapat
sanggahan pemilihan penyedia barang/jasa perusahaan
(8) Tingkat transparansi dalam pengadaan barang dan
jasa
J) Direksi mengembangkan SDM menilai kinerja dan
memberikan remunerasi yang layak dan membangun
lingkungan SDM yang efektif mendukung pencapaian
perusahaan
(1) Pendidikan dan Pelatihan
a Perusahaan memiliki kebijakan/ program
pendidikan dan pelatihan untuk memberikan
peningkatan kowledge, skill dan ability yang dapat
dugunakan meningkatkan efektivitas kinerja
karyawan dan kebijakan evaluasi kinerja pasca
pendidikan dan pelatihan untuk mengukur hasil
hasil pendidikan dan pelatihan
b Perusahaan melaksanakan kebijakan/program
pendidkan dan pelatihan tersebut sesuai dengan
rencana kerja yang telah ditetapkan
c Terdapat evaluasi pasca pendidkan dan pelatihan
d Tingkat keadailan yg memadai atas kesempatan
pendidikan da pealtihan karyawan
PTPN II
BOARD MANUAL
97
Good Corporate Governance
(2) Program pengembangan SDM
a Perusahaan memiliki program pengembangan
SDM melaui training, coaching, dan assigment
b Program pengembangan SDM dilaksanakan
sesuai pedoman/sistem yang ditetapkan
c Pelaksanaan program pengembangan berhasil
yang ditunjukan dengan pencapaian target
indikator keberhasilan (ada evaluasi dan kriteria
keberhasilan)
(3) Program K3
a Perusahaan memilki kebijakan perlindungan
keselamatan pekerja, antara lain; keselamatan
kerja, manajemen K3, sertifikasi K3, fasilitas
kesehatan di lingkungan kerja asuransi kesehatan
terhadap pekerja dan keluarga, informasi
mengenai adanya tingkat bahaya tertentu bagi
pekerja (untuk perusahaan industri/yang wajib)
b Pelaksanaan program tersebut (ada alat kerja,
manajemen K3, sertifikasi K3) fasilitas kesehatan
di lingkungan kerja, asuransi kesehatan terhadap
pekerja dan keluarga, informasi mengenai adanya
tingkat bahaya tertentu bagi pekerja)
c Perusahaan melakukan evaluasi dan menindak-
lanjuti hasil evaluasi
(4) Perusahaan memiliki kebijakan sistem penilaian
kinerja (performance appraisal) bagi karyawan
a Kebijakan mencakup sisi kinerja individu dan
kompetensi karyawan
PTPN II
BOARD MANUAL
98
Good Corporate Governance
b Terdapat indikator kinerja individu dan target
yang ditetapkan oleh atasan langsung
c Sistem penilaian kinerja (performance appraisal)
bagi karyawan diterapkan dengan konsisten
d Hasil penilaian performance appraisal dimanfaat-
kan untuk pengembangan karyawan
(5) Perusahan memberikan kesempatan yang memadai
untuk menduduki posisi tertentu yang sesuai dengan
kompetensi
(6) Perusahaan menerapkan penerapan remunerasi dan
kesejahteraan
a Terdapat kebijakan mengenai :
skema remunerasi bagi karyawan sesuai
peraturan peraturan perundang undangan
yang berlaku, yang bersifat fair/adil secara
internal, kompetitif secara eksternal dan
motivatif;
pemenuhan hak hak kesejahteraan karyawan
sesuai dengan perundang undangan yang
berlaku, misalnya kesertaan pada program
Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jaminan Hari
Tua, Asuransi Kecelakaan Kerja, Asuransi
Kematian, dll)
b Kebijkan remunerasi ditinjau secara komprehensif
dan disempurnakan secara berkala (periode
tertentu) berdasarkan indikator evaluasi yang jelas
PTPN II
BOARD MANUAL
99
Good Corporate Governance
c Kebijakan disosialisasikan dan dipahami oleh
seluruh karyawan
d Tingkat keadilan dan tingkat kompetitif skema
remunerasi yang diberlakukan perusahaan.
(7) Perusahaan menerapkan reward and punishment
atas penerapan Pedoman Perilaku Disiplin
a Perusahaan memiliki kebijakan/program reward
and punishment
b Terdapat program reward untuk prestasi, baik
untuk unit dan individu
c Kebijakan reward & punishment disosialisasikan
dan dipahami oleh seluruh karyawan
d Penerapan reward dan punishment kepada
karyawan sesuai dengan kebijakan yang
ditetapkan dan konsisten
(8) Keterbukaan informasi mengenai perencanaan
Perusahaan ke depan yang dapat berakibat/
berpengaruh pada pekerja
a Perusahaan memiliki kebijakan mengenai
keterbukaan informasi yang berkaitan dengan
perencanaan Perusahaan yang dapat berpenga-
ruh signifikan bagi karyawan/pekerja
b Terdapat media komunikasi atau sistem informasi
yang menyediakan kebijakan perusahaan serta
dapat diakses oleh selruh karyawan
c Pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi
tersebut secara konsisten
PTPN II
BOARD MANUAL
100
Good Corporate Governance
K) Direksi menerapkan kebijakan pengaturan untuk anak
perusahaan (subsidiary governance) dan/atau perusahaan
patungan
(1) Direksi menerapkan kebijakan pengaturan untuk anak
perusahaan (subsidiary governance) dan perusahaan
patungan anatara lain mencakup: pengangkatan
Dewan Komisaris dan Direksi, penetapan target
kinerja dan penilaian kinerja serta insentif bagi Dewan
Komisaris dan Direksi
Pedoman pengangkatan dan pemberhentian Direksi
dan Dewan Komisaris diantaranya memuat;
a) penjaringan atau nominasi calon Direksi;
b) penilaian/pengujian atas kelayakan dan kepatutan
(fit and proper test) bagi calon Direksi dan Dewan
Komisaris;
c) proses penetapan calon Direksi dan Dewan
Komisaris terpilih
Sistem/pedoman kinerja Direksi (kolegial dan individu)
dan Dewan Komisaris (kolegial), yang memuat
sekurang kurangnya indikator kinerja utama dan
kriteria keberhasilan
Pedoman gaji/honorarium, tunjangan dan fasilitas
Direksi dan Dewan Komisaris diantaranya memuat
tentang:
a) Formula perhitungan gaji/honorarium;
b) Formula perhitungan gaji/honorarium, tunjangan
dan fasilitas tersebut memperhatikan pendapatan,
PTPN II
BOARD MANUAL
101
Good Corporate Governance
aktiva, tingkat inflasi, serta memperhitungkan
sektor industri sejenis yang terukur (benchmark)
kondisi persaingan usaha (competitiveness) atau
komplekasi usaha, dan kelangkaan Sumber Daya
Manusia
(2) Pengangkatan Direksi dan Dewan Komisaris anak
perusahaan/perusahaan patungan, melalui proses
penjaringan, proses penilaian, dan proses penetapan
(3) Penetapan target kinerja dan realisasi kinerja anak
perusahaan/perusahaan patungan mendukung kinerja
perusahaan
(4) Penetapan remunerasi Direksi dan Dewan Komisaris
anak perusahaan dan perusahaan patungan
berdasarkan formula yang ditetapkan
L) Direksi melaksanakan pengendalian operasional dan
keuangan terhadap implementasi rencana dan kebijakan
perusahaan
(1) Direksi menerapkan kebijakan akuntansi dan
penyusunan laporan keuanagan sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku umum di
Indonesia (SAK)
a Direksi menetapkan kebijakan akuntansi dan
penyusunan laporan sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan
b Kebijakan akuntansi dan penyusunan laporan
diterapkan secara konsisten, tidak ada
penyesuaian dan temuan auditor atas pengakuan,
PTPN II
BOARD MANUAL
102
Good Corporate Governance
pengukuran, dan pencatatan serta pembukuan
transaksi dan pengungkapan kebijakan akuntansi
c Laporan keuangan Triwulan dan Tahunan sesuai
dengan standar akuntansi keuangan yang berlaku
umum di Indonesia dan diterbitkan tepat waktu
d Hasil opini auditor independen atas penyajian
laporan keuangan
(2) Direksi menerapkan manajemen risiko sesuai dengan
kebijakan yang telah ditetapkan
a Perusahaan memiliki kebijakan manajemen risiko
yang memuat: kerangka tahapan pelaksanaan
manajemen risiko, pelaporan risiko dan
penanganannya
b Direksi memiliki fungsi bertugas melaksanakan
program manajemen risiko
c Kebijakan manajemen risiko disosialisasikan
kepada seluruh karyawan perusahaan
d Terdapat rencana kerja perusahaan untuk
menerapkan kebijakan manajmene risiko
e Direksi melaksanakan program manajemen risiko
(Program manajemen risiko anatara lain
mencakup indentifikasi dan penanganan risiko
pada proses bisnis, proyek maupun usulan
tindakan perusahaan yang harus mendapatkan
persetujuan Dewan Komisaris dan/atau RUPS
f Direksi melaksankan pemantauan terhadap
program manajemen risiko
PTPN II
BOARD MANUAL
103
Good Corporate Governance
g Tingkat kesungguhan kepedulian Direksi terhadap
risiko (risk awareness)
h Direksi melaporkan pelaksanaan manajemen
risiko kepada Dewan Komisaris
Direksi menyampaikan kepada Dewan
Komisaris dan Pemegang Saham tentang
profil risiko dan pelaksanaan program
manajemen risiko
Direksi menyampaikan kepada Dewan
Komisaris/ pemegang saham tentang analisis
risiko atas Rancangan RKAP dan strategi
penganannya
Direksi menyampaikan laporan pelaksanaan
manajemen risko tiga bulanan dan/atau
sewaktu waktu jika diminta oleh Dewan
Komisaris
M) Direksi menetapkan dan menerapkan sistem pengendalian
intern untuk melindungi mengamankan investasi dan aset
perusahaan
(1) Direksi menetapkan rancangan sistem pengendalian
intern yang mengatur kerangka (framwork)
pengendalian intern antara lain dengan pendekatan
unsur lingkungan pengendalian, pengelolaan risiko,
aktivitas pengendalian, sistem informasi dan
komunikasi dan pemantauan, pelaksanaan dan
pelaporannya
PTPN II
BOARD MANUAL
104
Good Corporate Governance
(2) Direksi (Direktur Utama dan Direktur Keuangan)
memberi sertifikasi terhadap laporan keuangan
tahunan
Dalam sertifikasi ini ditegaskan bahwa tanggung
jawab atas penyusunan dan penyajian laporan
keuangan perusahaan ada pada Direksi; penyusunan
dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum; informasi
dalam laporan keuangan tersebut telah dimuat secara
lengkap dan benar, yaitu laporan keuangan tersebut
tidak mengandung informasi atau fakta matrial yang
tidak benar serta tidak menghilangkan informasi
matrial; dan Direksi bertanggung jawab atas sistem
pengendalian intern perusahaan
Bagi perusahaan yang bukan perusahaan publik
dimungkinkan pernyataan dalam bentuk fakta
intregitas yang dilekatkan dalam Laporan Keuangan
perusahaan
(3) Cascading atas sertifikasi terhadap laporan keuangan
kepada tingkatan di bawah Direksi yang menjadi
entitas akuntansi dan pelaporan atas laporan
keuangan yang akan dikonsolidasikan
(4) Perusahaan melakukan evaluasi/penilaian atas
efektivitas pengendalian intern pada:
a Tingkat entitas;
b Tingkat operasional/aktivitas
(5) Perusahaan menerbitkan internal control report yang
mencakup :
PTPN II
BOARD MANUAL
105
Good Corporate Governance
a Suatu pernyataan bahwa manjemen bertanggung
jawab untuk menetapkan dan memelihara suatu
struktur pengendalian intern dan prosedur
pelaporan keuangan yang memadai;
b Suatu penilaian atas efektivitas struktur
pengendalian intern dan prosedur pelaporan
keuangan pada akhir tahun buku perusahaan
N) Direksi menindaklanjuti hasil pemeriksaan SPI dan auditor
eksternal (KAP, BPK & BPKP)
(1) Terdapat monitoring tindaklanjut hasil pemeriksaan
SPI dan auditor eksternal (KAP, BPK & BPKP)
(2) Pelaksanaan tindak lanjut dilaporkan Direksi kepada
Dewan Komisaris secara berkala paling sedikit 3(tiga)
bulanan
(3) Progres (tingkat penyelesaian) pelaksanaan tindak
lanjut dari rekomendasi SPI pada tahun yang
bersangkutan dan auditor eksternal
(4) Tingkat komitmen yang tinggi dari Direksi dalam
menindaklanjuti rekomendasi/temuan audit SPI dan
eksternal auditor
5) Direksi melaksanakan pengurusan perusahaan sesuai
dengan peraturan perundang undangan yang berlaku dan
anggaran dasar
A) Direksi menetapkan mekanisme untuk menjaga kepatuhan
terhadap peraturan perundang undangan dan perjanjian
dengan pihak ketiga.
PTPN II
BOARD MANUAL
106
Good Corporate Governance
(1) Terhadap fungsi yang mengendalikan & memastikan
kebijakan, keputusan perusahaan, dan seluruh
kegiatan perusahaan sesuai dengan ketentuan
hukum dan peraturan perundang undangan yang
berlaku serta memantau dan menjaga kepatuhan
perusahaan terhadap selruh perjanjian dan komitmen
yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak ketiga
(2) Fungsi kepatuhan mengikuti perkembangan peraturan
perundang undangan yang berlaku dan akan berlaku
bagi perusahaan
B) Perusahaan menjalankan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan perjanjian dengan pihak ketiga
(1) Terdapat kajian hukum (legal opinion) atas rencana
tindakan dan permasalahan yang terjadi terkait
dengan kesesuaian hukum atau ketentuan hukum
yang berlaku
(2) Terdapat kegiatan evaluasi kajian risiko dan legal (risk
and legal riview) atas rencana inisiatif bisnis,
kebijakan dan rencana kerjasama yang akan
dilakukan oleh perusahaan
(3) Terdapat kegiatan/upaya upaya penyelesaian ksus
litigasi dan non litigasi
(4) Tingkat kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan dan perjanjian pihak ketiga
a Tidak adanya teguran, tuntutan maupun sanksi
kepada perusahaan oleh otoritas/instansi yang
berwenang di bidang usaha perusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
107
Good Corporate Governance
b Opini Auditor tidak menunjukan adanya pelang-
garan atas peraturan perundang undangan yang
signifikan
c Unit-unit operasi perusahan tidak ada yang
memperoleh kinerja merah, merah minus, atau
hitam dari Kementrian Negara Lingkungan Hidup
d Seluruh Nota Kesepahaman dan perjanjian yang
melibatkan perusahaan dan pihak ketiga wajib
menggunakan bahasa Indonesia (UU No.24
Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara:
e Tidak ada sengketa/permasalahan yang terkait
dengan transaksi bisnis dengan pihak lain yang
belum diselesaikan;
f Perusahaan sedang tidak menjadi pembicaraan/
sorotan oleh publik/pers dalam masalah tertentu
6) Direksi melakukan hubungan yang bernilai tambah bagi
perusahaan dan steakholders
A) Pelaksanaan hubungan dengan pelanggan
(1) Terdapat kebijakan mengenai hak hak konsumen/
pelanggan, kebijakan keamanan, keselamatann dan
kesehatan konsumen/ pelanggan sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku
(2) Terdapat kontak pelanggan untuk menerima umpan
balik secara mudah dan mekanisme penanganan
keluhan pelanggan
PTPN II
BOARD MANUAL
108
Good Corporate Governance
(3) terdapat program untuk mengkomunikasikan infor-
masi produk/layanan kepada pelanggan
(4) Penganan keluhan pelanggan dilakukan secara
tanggap dan efektif
a Terdapat prosedur/mekanisme penganan keluhan
pelanggan
b Terdapat kegiatan penyebarluasan/penerusan
data keluhan pelanggan kepada pihak pihak
terkait dalam perusahaan
c Pihak pihak terkait dalam perusahaan mendefini-
sikan masalah keluhan pelanggan secara tertulis
dan pencarian penyebab permasalahan, serta
mengimplementasikan tindakan untuk mengatasi
penyebab permasalahan dari keluhan pelanggan
(5) Progres kinerja penanganan hak-hak dan keluhan
pelanggan telah ditindak lanjuti/ditangani
(6) Perusahaan melaksanakan survey secra sistematis
dan dilakukan secara berkala untuk mengetahui
tingkat kepuasan pelanggan/konsumen dan hasil
indeks survey kepuasan: dilaksanakan secara berkala
(7) Rekomendasi hasil survey ditindaklanjuti/ditangani
(8) Hasil survey menunjukan tingkat kepuasan yang baik
B) Pelaksanaan hubungan dengan pemasok
Perusahaan mengembangkan kimitraan dengan pemasok
untuk memperoleh barang dan jasa yang sesuai dengan
biaya yang dikeluarkan
PTPN II
BOARD MANUAL
109
Good Corporate Governance
(1) Aspek fairness
a eleksi untuk jadi pemasok perusahaan dilakukan
berdasarkan persyaratan yang terukur dan jelas
b Semua ketentuan dan informasi mengenai
pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis
dan administrasi pengadaan, tata cara evaluasi,
hasil evaluasi, penetapan calon penyedia
barang/jasa, sifatnya terbuka bagi peserta
penyedia barang/jasa yang berminat serta bagi
masyarakat luas pada umumnya
c Perusahaan memberikan perlakuan yang sama
bagi semua calon penyedia barang/jasa dan tidak
mengarah untuk memberi keuntungan kepada
pihak tertentu, dengan cara dan atau alasan
apapun
(2) Secara berkala perusahaan melakukan assesment
pemasok berdasarkan pencapaian QCDS (quality,
cost,delevey, service)
(3) Tidak terdapat keterlambatan pembayaran kepada
pemasok sesuai dengan persyaratan dalam
perjanjian/kontrak
(4) Pengukuran kepuasan pemasok
a Pelaksanaan survey tingkat kepuasan pemasok
terhadap perusahaan
b Hasil survey tingkat kepuasan pemasok terhadap
fairness dan transparansi pelaksanaan sistem dan
prosedur pengadaan
PTPN II
BOARD MANUAL
110
Good Corporate Governance
C) Pelaksanaan hubungan dengan kreditur
(1) Perusahaan memilki kebijakan mengenai hak-hak dan
kewajiban kepada kreditur
a Perusahaan memiliki kebijakan mengenai
perlindungan hak dan kepentingan kreditur antara
lain; (1) pemenuhan kewajiban kepada kreditur
sesuai dengan perjanjian; (2) pengungkapan
informasi secara transparan, akuran dan tepat
waktu, baik pada saat permintaan maupun
penggunaan pinjaman; (3) covenant yaitu
jaminan perusahaan untuk melakukan atau tidak
melakukan sesuatu untuk melindungi kepentingan
kreditur
b Perusahaan memiliki kebijakan mengenai
manajemen/pengelolaan penggunaan pinjaman
jangka panjang sesuai dengan peruntukkannya
dan pelunasanya
c Kebijakan perusahaan sebagai penjamin (Avalist)
(2) Tidak terjadi mismatch dalam penggunaan dan
penyediaan dana dari pendapatan operasional yang
digunakan untuk melakukan pembayaran bunga dan
pokok hutang jangka panjang
(3) Perusahaan memberikan informasi yang akurat
kepada kreditur sesuai dengan perjanjian secara
lengkap dan tepat waktu
PTPN II
BOARD MANUAL
111
Good Corporate Governance
(4) Kreditur perusahaan dibayar tepat waktu/sesuai
perjanjian. Tidak terdapat keterlambatan/penundaan
pembayaran pinjaman kepada Bank dan kreditur
D) Pelaksanaan Kewajiban kepada Negara
(1) Tidak terdapat keterlambatan penyampaian dokumen
kewajiban perpajakan (SPT Tahunan maupun
bulanan)
(2) Tidak terdapat keterlambatan pembayaran kewajiban
pajak (PPh karyawan, PPh Badan, PPN masa dan
rampung dan PBB)
(3) Tidak terdapat keterlambatan penyampaian dokumen
kewajiban kepada regulator (bila ada; misalnya
Bapepam, BI, dll)
E) Pelaksanaan hubungan dengan karyawan perusahaan
(1) Partisipasi karyawan
a Perusahaan memilki kebijakan yang mendorong
partisipasi karyawan
b Penyediaan sarana partisipasi, misalnya konsul-
tasi bersama (sarana diskusi antara serikat/wakil
pekerja dengan manajemen), team brefing (untuk
memastikan kominikasi dua arah secara konsisten
dengan melibatkan karyawan) dll
c Penetapan jenis kebijakan perusahaan yang
harus dikomunikasikan kepada karyawan dan
jenis kebijakan yang harus melibatkan karyawan
dalam perumusannya
PTPN II
BOARD MANUAL
112
Good Corporate Governance
(2) Pengukuran kepuasan karyawan
a Perusahaan memiliki kebijakan mengenai metode
penilaian untuk mengukur kepuasan karyawan
dan melaksanakan survey kepuaan karyawan
b Pengukuran kepuasan karyawan secara berkala
c Hasil survey tingkat kepuasan (indeks kepuasan
karyawan)
d Tindakan atau program kerja untuk menindak-
lanjuti hasil survey kepuasan karyawan
(3) Terdapat prosedur tertulis menampung dan menin-
daklanjuti keluhan-keluhan steakholder
a Terdapat mekanisme penganan keluhan
steakholders (pemasok, karyawan dll)
b Nekanisme keluhan steakholders dilaksanakan
secara konsisten dan efektif
c Terdapat penyelesaian atas keluhan steakholders
secara tuntas
F) Upaya untuk meningkatkan nilai pemegang saham secara
konsisten dan berkelanjutan
(1) Perusahaan mampu memenuhi harapan Pemegang
Saham melalui pencapaian target-target yang telah
disepakati
(2) Perusahaan mampu meningkatkan kinerja
perusahaan (sesuai KPI yang ditetapkan) dari tahun-
tahun sebelumnya
PTPN II
BOARD MANUAL
113
Good Corporate Governance
G) Perusahaan melaksanakan tanggung jawab sosial perusa-
haan untuk mendukung keberlanjutan operasi perusahaan
(1) Perusahaan memiliki kebijakan mengenai tanggung
jawab sosial dan lingkungan perusahaan
a Terdapat kebijakan tentang tanggung jawab sosial
dan lingkungan perusahaan, sebagai penjabaran
pasal 74 UU No.40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas
b Terdapat unit/bagian yang bertugas melaksana-
kan tanggung jawab sosial dan lingkungan
perusahaan
c Terdapat kebijakan tentang pembinaan usaha
kecil
d Perusahaan memilki indikator kinerja untuk
mengukur keberhasilan pengelolaan PKBL atau
CSR atau TJSL
(2) Perusahaan mengantisipasi dampak negatif terhadap
masyarakat yang ditimbulkan oleh produk, pelayanan,
dan proses operasional dari perusahaan
a Perusahaan memiliki SOP yang memuat
kewajiban perusahaan memastikan bahwa aset-
aset dan lokasi usaha serta fasilitas perusahaan
lainnya, memenuhi peraturan perundang
undangan yang berlaku berkenaan dengan
pelestarian lingkungan, kesehatan dan
keselamatan kerja
b Terdapat program penganan keadaan darurat
yang disosialisasikan kepada seluruh karyawan
PTPN II
BOARD MANUAL
114
Good Corporate Governance
c Terdapat infrastruktur, baik sebagai early warning
system maupun pelaksanaan program keadaan
darurat
(3) Perusahaan mendukung dan memperkuat
pengembangan masyarakat melalui program bina
lingkungan dan program lainnya sesuai perundang
undangan yang berlaku
a Perusahaan memiliki rencana kerja untuk
mengimplementasikan tanggung jawab sosial
perusahaan
b Rencana kerja implementasi tanggung jawab sosial
perusahaan dianggarkan dalam Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan bukan
sebagai distribusi laba
c Pelaksanaan kegiatan tanggung jawab sosial
sesuai dengan rencana yang ditetapkan
(4) Perusahaan melaksankan program kemitraan dengan
usaha kecil
a Perusahaan memiliki rencana kerja untuk
melaksankan program kemitraan dengan usaha
kecil
b Rencana kerja implementasi program kemitraan
dianggarkan dalam RKAP dan bukan sebagai
distribusi laba
c Pelaksanaan kegiatan kemitraan sesuai dengan
rencana kerja yang ditetapkan
PTPN II
BOARD MANUAL
115
Good Corporate Governance
d Tidak terdapat tambahan tunggakan pengemba-
lian dana kemitraan yang dipinjamkan kepada
usaha kecil
(5) Perusahaan memiliki ukuran-ukuran atau indikator
kinerja kunci yang berkaitan dengan CSR
a Perusahaan menetapkan indikator keberhasilan
pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan
b Perusahaan melakukan evaluasi atas pencapaian
indikator kebrhasilan dengan tuga-tugasnya
7) Direksi memonitor dan mengelola potensi kepentingan
anggota Direksi dan manajemen di bawah Direksi
A) Direksi menetapkan kebijakan tentang mekanisme bagi
Direksi dan pejabat struktural untuk mencegah
pengambilan keuntungan pribadi dan pihak lainnya
disebabkan benturan kepentingan
(1) Terdapat mekanisme untuk mencegah pengambilan
keuntungan pribadi Direksi dan pejabat struktural
perusahaan yang disebabkan benturan kepentingan
(2) Sosialisasi kebijakan tentang meknisme untuk
mencegah pengambilan keuntungan pribadi bagi
Direksi dan pejabat struktural perusahaan
(3) Adanya surat pernyataan Direksi tidak memilki
benturan kepentingan antara kepentingan pribadi/
keluarga, jabatan lain, atau golongan dengan
kepentingan perusahaan pada awal pengangkatan
yang diperbaharui setiap awal tahun
PTPN II
BOARD MANUAL
116
Good Corporate Governance
B) Direksi menerapkan kebijakan untuk mencegah benturan
kepentingan
(1) Penyampaian laporan kepemilikan Saham pada
perusahaan dan perusahaan lainnya kepada
Perusahaan (Sekretaris Perusahaan) untuk dicatat
dalam Daftar Khusus
(2) Direksi menandatangani Pakta Intregitas yang
dilampirkan dalam Usulan Tindakan Direksi Yang
harus mendapatkan persetujuan dari Dewan
Komisaris dan/atau rekomendasi dari Dewan
Komisaris dan persetujuan RUPS
Bila ternyata Direksi mengalamai (potensi) benturan
kepentingan dan tidak menandatangani Fakta
Integritas, maka anggota Direksi menyampaikan
secara tertulis kepada Dewan Komisaris disertai
dengan langkah langkah yang diambil untuk
menghindari transaksi yang mengandung benturan
kepentingan
(3) Tidak terdapat pengambilan keputusan transaksional
yang mengandung benturan kepentingan
a Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan
transaksi kesempatan perusahaan (corporate
opportunity)
b Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan
transaksi dengan perusahaan yang bersangkutan,
baik dilaksanakan oleh Direksi pribadi atau secara
tidak langsung oleh Direksi melalui anggota
keluarganya atau keluarga dekatnya (self dealing)
PTPN II
BOARD MANUAL
117
Good Corporate Governance
c Tidak terdapat pelanggaran dengan transaksi
yang mengandung benturan kepentingan (cnflict
interest)
d Tidak terdapat pelanggaran sehubungan dengan
transaksi yang dibantu oleh orang dalam (insider
information)
4) Tingkat kesungguhan Direksi dalam pengambilan
keputusan bebas kepentingan pribadi Direksi dan
pihak-pihak lainnya
8) Direksi memastikan perusahaan melaksanakan keterbukaan
informasi dan komunikasi sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku dan penyampaian informasi kepada
Dewan Komisaris dan Pemagang Saham tepat waktu
A) Direksi melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada
Pemegang Saham dan Dewan Komisaris
(1) Direksi menyampaikan laporan manajemen triwulan dan
tahunan serta laporan tahunan kepada Dewan
Komisaris sebelum disampaikan kepada Pemegang
Saham
(2) Penyampaian laporan manajemen (triwulan dan
tahunan) dan laporan tahunan kepada Dewan Komisaris
tepat waktu yakni sebelum batas waktu penyampaian
kepada Pemegang Saham
(3) Direksi menyampaikan laporan manajemen triwulan
yang tealh ditandatangani seluruh Direksi serta laporan
manajemen tahunan dan laporan tahunan yang
ditandatangani seluruh anggota Direksi dan anggota
PTPN II
BOARD MANUAL
118
Good Corporate Governance
Dewan Komisaris, dan laporan tahunan kepada
Pemegang Saham
Apabila ada hal-hal yang masih belum dapat
disepakati oleh Dewan Komisaris dinyatakan dalam
Risalah Rapat Dewan Komisaris dan Direksi
(4) Penyampaian laporan manajemen dilakukan tepat
waktu (laporan manajemen triwulan 1 bulan setelah
teriwulan ybs dan laporan manajemen tahunan2 bulan
setelah berakhirnya tahun buku) kepada Pemegang
Saham ; dan penyampaian laporan tahunan kepada
Pemegang Saham paling lambat 5 bulan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
(5) Muatan (content) laporan manajemen triwulan dan
laporan tahunanlengkap (untuk muatan laporan
tahunan parameter tersendiri) minimal sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
B) Direksi memberikan perlakuan yang sama (fairnes) dalam
memberikan informasi kepada Pemegang Saham dan
anggota Dewan Komisaris
(1) Perusahaan memberikan informasi (laporan
manajemen triwulan, tengah tahunan dan tahunan)
dengan muatan dan waktu yang sama kepada
Pemegang Saham Minoritas
Jika perusahaan menyelenggarakan Pemabahsan
teknis dan Pra RUPS harus memberikan undangan
kepada Pemegang Saham Minoritas
PTPN II
BOARD MANUAL
119
Good Corporate Governance
(2) Perusahaan memberikan informasi yang relevan
kepada Dewan Komisaris untuk pelaksanaan tugas
Dewan Komisaris
(3) Tingkat pemenuhan prinsip perlakuan yang sama
dalam pemberian informasi oleh Direksi kepada
Dewan Komisaris dan para Pemegang Saham
9) Direksi menyelenggarakan rapat Direksi dan menghadiri
Rapat dewan Komisaris sesuai ketentuan perundang
undangan
A) Direksi memiliki pedoman/tata tertib Rapat Direksi,
minimal mengatur etika rapat dan penyusunan risalah
rapat, evaluasi tindak lanjut hasil rapat sebelumnya serta
pembahasan atas arahan/usulan dan/atau keputusan
Dewan Komisaris
(1) Pedoman/tat tertib Rapat Direksi, antara lain mengatur
a Etika rapat;
b Tata penyusunan risalah rapat;
c Pelaksanaan evaluasi tindak lanjut hasil rapat
sebelumnya
d Pembahsan/telaah atas arahan/usulan dan/atau
tindak lanjut pelaksanaan atas keputusan dewan
Komisaris terkit dengan usulan Direksi
(2) Direksi menyelenggarakan rapat Direksi sesuai
kebutuhan, paling sedikit sekali dalam setiap bulan
a Terdapat rencana Rapat Direksi dan agenda yang
dibahas
PTPN II
BOARD MANUAL
120
Good Corporate Governance
b Jumlah rapat yang direncanakan sesuai dengan
kebutuhan, paling sedikit sekali dalam sebulan
c Penyelenggaraan Rapat Direksi sesuai dengan
rencana yang ditetapkan dalam RKAT
(3) Anggota Direksi menghadiri setiap rapat Direksi
maupun rapat Direksi & Komisaris, jika tidak dapat
hadir yang bersangkutan harus menjelaskan alasan
ketidakhadirannya
a Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam Rapat
Direksi
b Tingkat kehadiran anggota Direksi dalam rapat
dengan Dewan Komisaris
(4) Direksi melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
keputusan hasil rapat sebelumnya
a Di dalam setiap rapat, Direksi dilakukan evaluasi
(pemantauan progres) terhadap pelaksanaan
keputusan hasil rapat sebelumnya
b Terhadap pelaksanaan keputusan hasil rapat
sebelumnya yang belum selesai dilakukan
pembahasan untuk tindaklanjut
(5) Direksi menindaklanjuti arahan, dan/atau keputusan
dewan Komisaris
a Terdapat tindak lanjut atas arahan dan/atau
keputusan dewan Komisaris
b Tindak lanjut yang dilaksanakan oleh direksi sesuai
dengan arahan dan/atau keputusan Dewan Komisaris
PTPN II
BOARD MANUAL
121
Good Corporate Governance
10) Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan Intern yang
berkualitas dan efektif
A Perusahaan memiliki Piagam pengawasan Intern yang
ditetapkan oleh Direksi
(1) Terdapat piagam Pengawasan (Internal Audit Charter)
yang disepakati dan ditetapkan oleh Direksi, setelah
pertimbangan saran-saran Dewan komisaris
(2) Muatan Piagam Pengawasan Intern
a Sesuai dengan ketentuan yang berlaku (peraturan
bappepam, UU perusahaan dan peraturan
pelaksanaanya)
b Mempertimbangkan Standar Profesional Audit
Intern yang dibuat oleh FK-SPI perusahaan
dan/atau Konsorsium Profesi Audit Intern atau
International Profesional Practices Framwork of
Internal Auditing
(3) Piagam audit ditinjau dan dimutakhirkan sesuai
kebutuhan
11) Direksi menyelenggarakan RUPS Tahunan dan RUPS lainnya
sesuai peraturan perundang undangan
A Direksi menyelenggarakan RUPS sesuai prosedur yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan
(1) Prosedur pemanggilan
a Pemanggilan RUPS dilakukan dalam jangka waktun
paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal
RUPS diadakan dengan tidak memperhitungkan
tanggal pemanggilan dan tanggal RUPS
PTPN II
BOARD MANUAL
122
Good Corporate Governance
b Pemanggilan RUPS dilakukan dengan Surat
Tercatat dan/atau dengan iklan dalam Surat Kabar
c Dalam panggilan RUPS dicantumkan tanggal,
waktu, tempat dan mata acara rapat disertai
pemberitahuan bahwa bahan yang akan
dibicarakan dalam RUPS tersedia di kantor PTPN II
sejak tanggal dilakukan pemanggilan RUPS sampai
dengan tanggal RUPS diadakan
(2) Ketepatan waktu pelaksanaan RUPS
a RUPS/Keputusan Pemilik Modal untuk pengesahan/
persetujuan RJPP dilaksanakan selambat-lambat-
nya dalam waktu 60 (enam puluh) hari setelah
diterimanya Rancangan RJPP secara lengkap atau
sebelum periode RJPP berikutnya berjalan
b RUPS/Keputusan Pemilik Modal untuk pengesahan/
persetujuan RKAP dilaksanakan paling lambat pada
akhir tahun sebelum tahun anggaran berjalan
c RUPS/Keputusan Pemilik Modal untuk pengesahan
laporan tahunan dilaksanakan tepat waktu sesuai
ketentuan, yaitu paling lambat 6 (enam) bulan
setelah berakhirnya tahun buku yang lampau
B Direksi menyediakan akses serta penjelasan lengkap dan
informasi akurat berkenaan dengan penyelenggaraan
RUPS agar dapat melaksanakan hak-haknya berdasar-
kan anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan
(1) Panggilan untuk RUPS, yang mencakup informasi
setiap mata acara dalam agenda RUPS, termasuk usul
PTPN II
BOARD MANUAL
123
Good Corporate Governance
yang direncanakan oleh Direksi untuk diajukan dalam
RUPS, dengan ketentuan apabila informasi tersebut
belum tersedia saat dilakukannya panggilan untuk
RUPS, maka informasi dan/atau usul itu harus disedia-
kan di kantor PTPN II sebelum RUPS diselenggarakan
(2) Metode perhitungan dan penentuan gaji/honorarium
fasilitas dan/atau tunjangan lain bagi setiap anggota
Dewan Komisaris dan Direksi serta rincian mengenai
gaji/honorarium fasilitas dan/atau tunjangan lain yang
diterima oleh anggota Dewan Komisaris dan Direksi
yang sedang menjabat, khusu dalam RUPS mengenai
Laporan Tahunan
(3) Informasi mengenai rincian kerja dan anggaran
perusahaan dan hal-hal lain yang direncanakan untuk
dilaksanakan oleh PTPN II, khusus untuk RUPS
Rencana Jangka Panjang (RJP) dan Rencana Kerja
dan Anggaran Perusahaan (RKAP)
(4) Informasi keuangan maupun hal-hal lainnya yanh
menyangkut Perseo yang dimuat dalam Laporan
tahunan dan Laporan Keuangan
(5) Penjelasan mengenai hal-hal lain uang berkaitan
dengan agenda RUPS yang diberikan sebelum
dan/atau pada saat RUPS berlangsung
(6) Penjelasan lengkap dan informasi akurat dengan
PTPN II dari Direksi dan/atau Dewan Komisaris
sepanjang berhubungan dengan mata acara RUPS
dan tidak bertentangan dengan kepentingan PTPN II
PTPN II
BOARD MANUAL
124
Good Corporate Governance
B. Tanggung jawab :
1) Bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugas-
tugasnya untuk kepentingan PTPN II dalam mencapai
maksud dan tujuannya.
2) Bertanggung jawab dengan itikad baik dan penuh tanggung
jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha
PTPN II dengan mengindahkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3) Bertanggungjawab penuh secara pribadi apabila bersalah
atau lalai menjalankan tugasnya untuk kepentingan dan
usaha PTPN II.
4) Bertanggungjawab secara pribadi atas tindakan yang
dilakukan di luar yang diputuskan oleh rapat Direksi.
5) Dalam hal dokumen perhitungan tahunan yang disediakan
ternyata tidak benar dan atau menyesatkan, anggota Direksi
dan Dewan Komisaris secara tanggung renteng
bertanggungjawab terhadap pihak yang dirugikan.
6) Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian
Direksi, dan kekayaan PTPN II tidak cukup untuk menutup
kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota
Direksi secara tanggung renteng bertanggungjawab atas
kerugian tersebut.
C. Hak Dan Wewenang :
1) Menetapkan kebijakan kepengurusan PTPN II dengan
ketentuan bahwa terhadap kebijakan di Bidang Produksi,
Bidang Pemasaran, Keuangan, Akuntansi, dan
Perbendaharaan, Pengadaan, Bidang Perencanaan dan
PTPN II
BOARD MANUAL
125
Good Corporate Governance
Pengembangan, Bidang Teknologi informasi, Bidang
Sumber Daya Manusia Direksi wajib berpedoman pada
kebijakan umum yang ditetapkan oleh Pemegang Saham
Seri A.
2) Berhak mewakili PTPN II di dalam maupun di luar Pengadilan
serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik
mengenai pengurusan maupun mengenai pemilikan kekayaan
PTPN II serta mengikat Perusahaan dengan memperhatikan
batasan-batasan yang harus mendapat persetujuan Komisaris
dan atau rekomendasi Komisaris disertai persetujuan RUPS.
3) Untuk perbuatan tertentu atas tanggungjawabnya sendiri
berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil
atau kuasanya dengan surat kuasa.
4) Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian PTPN II
termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan
penghasilan bagi para pegawai perusahaan berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan
ketentuan penetapan gaji, pension atau jaminan hari tua dan
penghasilan lain bagi pekerja yang melampaui kewajiban
yang ditetapkan peraturan perundang-undangan harus
mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Pemegang Saham
Seri A.
5) Mengangkat dan memberhentikan pegawai PTPN II
berdasarkan peraturan kepegawaian perusahaan dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6) Mengatur penyerahan kekuasaan Direksi untuk mewakili
PTPN II di dalam dan di luar pengadilan kepada seorang atau
beberapa orang anggota Direksi yang khusus ditunjuk untuk
PTPN II
BOARD MANUAL
126
Good Corporate Governance
itu atau kepada seorang atau beberapa orang pegawai
PTPN II baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama atau
kepada orang lain.
7) Menetapkan kebijakan dalam memimpin pengurusan PTPN II.
8) Berhak memperoleh gaji, tunjangan, insentif, fasilitas dan
santunan purna jabatan.
D. Kewajiban :
1) Menyiapkan Rencana Jangka Panjang (RJP) yang
merupakan rencana strategis yang memuat sasaran dan
tujuan yang hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima)
tahun.
RJP sebagaimana yang dimaksud sekurang-kurangnya
memuat :
a) Evaluasi pelaksanaan RJP sebelumnya
b) Posisi BUMN saat ini,
c) Asumsi-asumsi yang dipakai dalam penyusunan RJP,
d) Penetapan misi, sasaran, strategi, kebijakan, dan
program kerja jangka panjang.
2) Direksi wajib menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) sebagai penjabaran tahunan dari RJP.
RKAP sebagaimana dimaksud sekurang-kurangnya memuat
a) Misi, Sasaran Usaha, Strategi Usaha, Kebijakan
Perusahaan dan program kerja/ kegiatan,
b) Anggaran perusahaan yang dirinci atas setiap anggaran
program kerja/kegiatan.
c) Proyeksi keuangan perusahaan dan anak perusahaannya,
PTPN II
BOARD MANUAL
127
Good Corporate Governance
d) Hal-hal lain yang memerlukan keputusan RUPS/
Menteri,
termasuk rencana lainnya yang berhubungan dengan
pelaksanaan usaha dan kegiatan PTPN II serta
menyampaikannya kepada Komisaris dan Pemegang
Saham untuk mendapatkan pengesahan RUPS.
3) Direksi wajib menyampaikan informasi mengenai identitas,
pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di
anak perusahaan/ perusahaan patungan dan/atau
perusahaan lain, termasuk rapat-rapat yang dilakukan
dalam satau tahun buku (rapat internal maupun rapat
gabungan dengan Dewan Komisaris), serta gaji, fasilitas,
dan/atau tunjangan lain yang diterima dari PTPN II dan anak
perusahaan/ perusahaan patungan PTPN II, untuk dimuat
dalam laporan tahunan PTPN II
4) Untuk memenuhi syarat akuntabilitas, keterbukaan, dan
tertib administrasi, Direksi wajib :
a) Membuat daftar pemegang saham, daftar khusus,
Risalah RUPS dan Risalah Rapat Direksi,
b) Membuat laporan tahunan dan dokumen keuangan
perusahaan (laporan keuangan, laporan manajemen,
laporan keuangan bulanan, triwulanan dan laporan
keuangan konsolidasi) dan dokumen lainnya,
c) Laporan Triwulan dan Tahunan Realisasi Pelaksanaan
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (KBL).
d) Laporan Kegiatan Hasil Pengawasan Satuan
Pengawasan Intern.
e) Laporan lainnya yang dipandang perlu sesuai keadaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
128
Good Corporate Governance
f) Memelihara seluruh daftar, risalah dan dokumen
keuangan perusahaan dan dokumen lainnya.
g) Menyimpan ditempat kedudukan perusahaan, selu-ruh
daftar, risalah, dokumen keuangan perusahaan dan
dokumen lainnya
5) Direksi wajib membangun dan melaksanakan program
Manajemen Risiko korporasi secara terpadu yang
merupakan bagian dari pelaksanaan program GCG.
Dalam setiap pengambilan keputusan /tindakan, Direksi
harus mempertimbangkan risiko usaha.
Pelaksanaan program manajemen risiko dapat dilakukan
dengan :
a) Membentuk unit kerja tersendiri yang ada dibawah
Direksi, atau
b) Memberi penugasan kepada unit kerja yang ada dan
relevan untuk menjalankan fungsi manajemen risiko.
Direksi wajib menyampaikan laporan profil manajemen risiko
dan penanganannya bersamaan dengan laporan berkala
perusahaan.
6) Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha
kegiatan PTPN II sesuai dengan maksud dan tujuan serta
kegiatan usahanya.
7) Memberikan pertanggungjawaban & segala keterangan
tentang keadaan dan jalannya perusahaan berupa laporan
tahunan termasuk perhitungan tahunan dan laporan
manajemen kepada RUPS.
PTPN II
BOARD MANUAL
129
Good Corporate Governance
8) Memberikan laporan berkala menurut cara dan waktu sesuai
dengan ketentuan yang berlaku serta laporan lainnya setiap
kali diminta oleh pemegang saham.
9) Menyiapkan susunan organisasi pengurusan PTPN II
lengkap dengan rincian tugasnya.
10) Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi
PTPN II sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suatu
perusahaan.
11) Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar
Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip
pengendalian intern, terutama fungsi pegurusan,
pencatatan, penyimpanan dan pengawasan.
12) Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan
yang ditetapkan dalam RUPS berdasarkan peraturan
perundang-undangan berlaku.
13) Direksi wajib melaporkan kepada perusahaan mengenai
kepemilikan sahamnya dan/atau keluarganya (suami/ istri
dan anak-anaknya) pada perusahaan tersebut atau
perusahaan lain, termasuk setiap perubahannya.
2.2. Uraian Tugas Masing-masing Direksi
(1) Direktur Utama
A. Tugas :
1) Untuk dan atas nama serta mewakili Direksi menerima
petunjuk-petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada
RUPS tentang kebijaksanaan umum untuk menjalankan
PTPN II
BOARD MANUAL
130
Good Corporate Governance
tugas pokok perusahaan dan tugas-tugas lain yang
ditetapkan oleh RUPS.
2) Menetapkan Visi,Misi & Rencana Strategis Perusahaan.
3) Menyusun dan melaksanakan rencana strategis
perusahaan sebagaimana dituangkan dalam Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Rencana Kerja
Anggaran Perusahaan (RKAP) dan rencana operasional
lainnya, yang telah disahkan oleh RUPS, agar diperoleh
sasaran kinerja dan tujuan dalam mencapai Misi dan Visi
PTPN II, serta memberikan penjelasan kepada Rapat
Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka
Panjang dan Rencana Kerja dan Anggaran PTPN II.
4) Mengkoordinir pelaksanaan program kegiatan Direktur
Operasional, Direktur Komersil, dan Unit Usaha.
5) Merencanakan, membina & mengembangkan efektivitas
dan efisiensi organisasi Perusahaan sesuai kebutuhan.
6) Bertindak sebagai pimpinan perusahaan, mengkoordinir
kegiatan Anggota Direksi dalam mengendalikan kegiatan
Operasional Perusahaan sesuai dengan rencana dan
kebijakan yang ditetapkan:
7) Memberikan bahan masukan, pertimbangan dan saran-
saran untuk menetapkan kebijakan Direksi.
8) Memberikan pelimpahan wewenang untuk mewakili
Direksi kepada Direktur melalui Surat Kuasa dari
Direktur Utama sesuai dengan kepentingan Direktur
Bidang terkait.
PTPN II
BOARD MANUAL
131
Good Corporate Governance
9) Membina efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas
dan tanggung jawab Bagian Satuan Pengawas Intern
(SPI) dan Bagian Sekretariat.
10) Mengadakan rapat Direksi secara berkala, untuk
mengevaluasi pelaksanaan program kegiatan masing-
masing Direktorat, dan Unit Usaha.
11) Mengkoordinir pembuatan laporan manajemen triwulan,
semesteran dan tahunan yang akan disam-paikan
kepada Komisaris dan Pemegang Saham.
12) Membuat dan memberikan laporan pertanggung
jawaban/laporan tahunan yang telah diaudit Kantor
Akuntan Publik kepada RUPS untuk mendapat
pengesahan yang memuat sekurang-kurangnya :
Perhitungan tahunan yang terdiri dari Neraca akhir
tahun buku yang bersangkutan serta penjelasan atas
dokumen tersebut.
Laporan mengenai keadaan dan jalannya PTPN II
serta hasil yang telah dicapai.
Rincian masalah yang timbul selama tahun buku
yang mempengaruhi kegiatan PTPN II.
13) Mengkoordinir Direksi melakukan evaluasi secara
berkala terhadap pencapaian target Indikator Kinerja
Kunci (IKK) atau Key Performance Indicators (KPI) serta
merumuskan tindakan perbaikan yang diperlukan.
14) Menjalankan tugas-tugas lainnya sesuai dengan
Anggaran Dasar, Keputusan RUPS dan Peraturan
Perudangan-undangan yang berlaku.
PTPN II
BOARD MANUAL
132
Good Corporate Governance
15) Merencanakan,membina dan pengembangan efektivitas
dan effisiensi organisasi perusahaan sesuai dengan
kebutuhan.
16) Menyusun kebijakan manajemen risiko dan tindak lanjut
guna mengurangi kemungkinan kerugian dan gangguan
operasi perusahaan lainnya.
B. Tanggungjawab
1) Direktur Utama betanggung jawab kepada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atas ketetapan dan
kebenaran pelaksanaan tugas/kewajiban yang
dilimpahkan kepadanya berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan serta keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) maupun ketentuan lainnya yang berlaku.
2) Bertangungjawab secara pribadi atas pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh Sekretaris Perusahaan
dan Satuan Pengawasan Intern (SPI).
3) Direktur Utama bertanggung jawab kepada Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) atas ketetapan dan
kebenaran pelaksanaan tugas/kewajiban yang
dilimpahkan kepadanya berdasarkan Anggaran Dasar
Perusahaan serta keputusan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) maupun ketentuan lainnya.
4) Bertanggung jawab penuh atas penyebaran informasi
yang disampaikan PTPN II baik lisan maupun tulisan
melalui media massa.
5) Bertanggung jawab penuh atas hal-hal lain sesuai
dengan yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
PTPN II
BOARD MANUAL
133
Good Corporate Governance
C. Hak dan Wewenang:
1) Berhak mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil
atau kuasanya dengan surat kuasa untuk melakukan
perbuatan tertentu atas tanggungjawab sendiri.
2) Berhak mewakili PTPN II di dalam maupun diluar
pengadilan dan mengatur penyerahan kuasa kepada
anggota Direksi lain, staf atau pekerja secara sendiri-
sendiri maupun bersama-sama atau kepada badan lain.
3) Berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama
Direksi serta mewakili PTPN II dengan ketentuan semua
tindakan Direktur Utama tersebut telah disetujui dalam
Rapat Direksi.
4) Berhak memperoleh gaji, fasilitas, tunjangan, dan santu-
nan purna jabatan sesuai dengan keputusan RUPS.
5) Berhak mengundurkan diri dari jabatannya.
D. Kewajiban
1) Mengkoordinir perumusan program kegiatan masing-
masing Direktorat, dan Unit Usaha, Sekretaris Perusa-
haan dan SPI yang dijabarkan dari RKAP dan RJPP.
2) Mengkoordinir penyusunan RJPP, RKAP dan rencana-
rencana lainnya untuk disampaikan kepada Komisaris
dan RUPS.
3) Menetapkan pedoman dan kebijakan yang digunakan
pada Direktorat Operasional, Keuangan, Pemasaran dan
Renbang, SDM / Umum, dan Unit Usaha, SPI dan
Sekretariat Perusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
134
Good Corporate Governance
4) Menetapkan struktur organisasi perusahaan lengkap
dengan rincian tugasnya setelah mendapat persetu-juan
dan atau pengesahan dari Komisaris atau Pemegang
Saham.
5) Mengajukan perubahan stuktur organisasi sesuai
kebutuhan kepada Dewan Komisaris.
6) Memberikan kontribusi yang strategis bagi perusahaan,
termasuk kepemimpinan, pemikiran yang kritis dan
mandiri, pengalaman manajemen dan kompetensi dalam
bidang bisnis perusahaan.
7) Memperhatikan dan menjalankan kewajiban-kewajiban
lainnya sesuai dengan Anggaran Dasar dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
E. Hubungan Organisasional
1) Memberikan tugas-tugas dengan segala kebijakan
pelaksanaan kepada Direktur Bidang dan mengawasi
pelaksanaan serta menerima pertanggung jawaban atas
pelaksanaan tugas-tugas tersebut.
2) Memberikan tugas-tugas dengan segala kebijakan
pelaksanaannya kepada Bagian SPI, Bagian Sekretariat
dan Bagian Usaha Lainnya dan selanjutnya menerima
pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas-tugas
tersebut.
3) Hubungan dengan Direktur Bidang lainnya bersifat
struktural.
PTPN II
BOARD MANUAL
135
Good Corporate Governance
(2) DIREKTUR OPERASIONAL
A. Tugas
1) Merumuskan serta menetapkan kebijakan strategis dan
operasional Bagian tanaman, Bagian tehnik/ pengolahan
dan lingkungan, Bagian Hukum dan Pertanahan serta
Bagian Perencanaan & Pengembangan, kebun
pengembangan barumun dan papua serta kebun
tembakau Deli sesuai dengan rencana untuk pencapaian
sasaran kinerja dan tujuan Perusahaan, guna
menghasilkan produk yang dapat dipasarkan secara
efisien dan efektif
2) Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan
yang telah dirumuskan, meliputi Bagian Tanaman,
Bagian Teknik/ Pengolahan dan Lingkungan, Bagian
hukum dan pertanahan serta Bagian Perencanaan &
Pengembangan, kebun pengembangan Barumun dan
Papua serta Kebun Tembakau Deli
3) Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala
dilingkungan Direktorat Operasional untuk mengevaluasi
pelaksanaan program kegiatannya.
4) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap
pencapaian target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key
Performance Indicators (KPI) yang berkaitan dengan
aspek operasional.
5) Menyiapkan laporan manajemen triwulan, semesteran
dan tahunan dibidang tanaman, bidang teknik/
pengolahan & lingkungan, bidang hukum & pertanahan
PTPN II
BOARD MANUAL
136
Good Corporate Governance
serta bidang perencanaan, dan pengembangan kebun
pengembangan barumun dan papua serta kebun
tembakau Deli untuk disampaikan kepada Direktorat
Komersil sebagai koordinator.
6) Memberi saran dan masukan kepada Direktur Utama
baik diminta maupun tidak diminta mengenai hal-hal di
bidang Tanaman, bidang Teknik/ Pengolahan dan
lingkungan, bidang hukum dan pertanahan serta bidang
perencanaan & pengembangan. kebun pengembangan
barumun dan papua serta kebun tembakau Deli
7) Menjalankan arahan dari Direktur Utama, Dewan
Komisaris dan RUPS dan menindaklanjuti temuan hasil
audit SPI dan Auditor Ekstern yang berkaitan dengan
tugas operasionalnya.
8) Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip
Good Corporate Governance di lingkungan direktorat
operasional dan lingkungan korporasi secara
keseluruhan.
9) Melaksanakan dan memantau penerapan sistem
manajemen risiko pada Direktoratnya dan korporasi
secara keseluruhan.
10) Membina dan mengembangkan efektivitas, efisiensi
pengelolaan sumber daya manusia di Direktorat
Operasinal.
11) Menjalankan tugas-tugas lainnya sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar, keputusan RUPS dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
PTPN II
BOARD MANUAL
137
Good Corporate Governance
B. Tanggungjawab
1) Direktur Operasional bertanggung jawab kepada Direktur
Utama dan bersama dengan Direktur Komersil
bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) atas ketetapan dan kebenaran
pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilimpahkan
kepadanya berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan
serta ketentuan lainnya yang berlaku.
2) Bertanggungjawab secara pribadi atas pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh Kepala Bagian Tanaman,
Kepala Bagian Teknik/ Pengolahan dan lingkungan, Kepala
Bagian Hukum dan pertanahan serta Kepala Bagian
perencanaan dan pengembangan, Distrik Manajer,
Manajer Kebun/pabrik dan Kepala Unit yang berada
dibawah kendalinya.
3) Bertanggung jawab penuh atas hal-hal lain sesuai dengan
ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar dan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
C. Hak dan Wewenang
1) Berhak memperoleh gaji, fasilitas, tunjangan & santunan
purna jabatan sesuai dengan keputusan RUPS.
2) Berhak mengundurkan diri dari jabatannya.
3) Berhak dan berwenang atas hal-hal lain sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4) Berwenang bertindak atas nama Direksi jika ditunjuk oleh
Direktur Utama dalam hal Direktur Utama berhalangan
PTPN II
BOARD MANUAL
138
Good Corporate Governance
atau atas penunjukan dari Komisaris apabila Direktur
Utama tidak melakukan penunjukan.
5) Berwenang mengusulkan kepada Direktur Utama untuk
mengangkat, memutasikan dan memberhentikan
karyawan dilingkungan Direktoratnya sesuai dengan
peraturan kepegawaian dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
6) Menandatangani semua dokumen, surat keputusan,
surat lainnya yang berhubungan dengan bidang
Tanaman, Teknik /Pengolahan dan lingkungan bidang
Hukum dan Pertanahan serta bidang Perencanaan dan
Pengembangan, kebun pengembangan Barumun dan
Papua serta Kebun Tembakau Deli
7) Menjalin koordinasi untuk dan atas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya dengan pejabat dan instansi
terkait.
8) Menilai prestasi kerja Kepala Bagian yang merupakan
bawahannya langsung, serta mengevaluasi hasil
penilian prestasi kerja Kepala Urusan yang diajukan oleh
Kepala Bagian bawahannya.
9) Menilai prestasi kerja Manager dan Kepala unit serta
mengevaluasi hasil penilaian prestasi kerja Kepala Dinas
yang diajukan oleh Manager ,
10) Membimbing, membina, dan mengembangkan karyawan
bawahannya serta mengelola pemanfaatan prasarana
dan sarana kerja sesuai kebutuhan.
PTPN II
BOARD MANUAL
139
Good Corporate Governance
11) Berhak dan berwenang atas hal-hal lain sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
D. Kewajiban
1) Menetapkan visi, misi dan strategi di lingkungan
Direktorat Operasional yang diselaraskan dengan visi,
misi dan strategi korporasi.
2) Merumuskan program kegiatan setiap awal tahun untuk
Bagian Tanaman, Bagian Teknik /Pengolahan dan
Lingkungan, Bagian Hukum dan Pertanahan serta
Bagian Perencanaan dan Pengembangan, kebun
pengembangan barumun dan papua serta kebun
tembakau Deli yang didasarkan kepada penjabaran dari
RKAP dan RJPP yang telah disahkan.
3) Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana
lainnya di Bagian Tanaman, Bagian Teknik /Pengolahan
dan lingkungan, Bagian Hukum dan Pertanahan serta
Bagian Perencanaan dan Pengembangan kebun
pengembangan barumun dan papua serta kebun
tembakau Deli sesuai dengan jadwal yang telah
ditetapkan untuk selanjutnya disampaikan kepada
Direktorat Komersil sebagai koordinator.
4) Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman yang
diperlukan dilingkungan Direktorat Operasional, kebun
pengembangan barumun dan papua serta kebun
tembakau Deli dan disampaikan kepada Direktur Utama
untuk disahkan penggunaannya.
PTPN II
BOARD MANUAL
140
Good Corporate Governance
5) Menyiapkan, menyusun dan mengembangkan
organisasi di lingkungan Direktorat Operasional, kebun
pengembangan barumun dan papua serta kebun
tembakau Deli sesuai kebutuhan dan kepentingan
perusahaan.
6) Menyiapkan dan menyajikan laporan kemajuan/ hasil
kerja di Direktorat Operasional, kebun pengembangan
barumun dan papua serta kebun tembakau Deli untuk
laporan Direksi kepada Pemegang Saham, Dewan
Komisaris, maupun Instansi terkait lainnya.
7) Mengkaji, menerapkan teknologi tepat guna di Direktorat
operasional yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
pengembangan perusahaan. dan Mengevaluasi dan
menyempurnakan sistim kerja (Proses Bisnis) bidang
operasional. kebun pengembangan barumun dan papua
serta kebun tembakau Deli
8) Mengendalikan biaya produksi serta investasi sarana/
prasarana produksi pada tingkat yang efektif dan efisien.
9) Menjalin koordinasi untuk dan atas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya dengan pejabat dan instansi
terkait lainnya.
10) Dalam melaksanakan tugas wajib mencurahkan tenaga,
pikiran dan perhatian secara penuh pada tugas,
kewajiban dan pencapaian tujuan PTPN II.
11) Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai
dengan ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
PTPN II
BOARD MANUAL
141
Good Corporate Governance
E. HUBUNGAN ORGANISASIONAL
1) Menyampaikan pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tugas-tugas kepada Direktur Utama terhadap tugas-tugas
dengan segala kebijakan pelaksanaannya yang diterima
dari Direktur Utama
2) Memberikan tugas-tugas dengan segala kebijakan
pelaksanaannya kepada Kepala Bagian Tanaman,
Kepala Bagian Teknik /Pengolahan dan lingkungan serta
Kepala Bagian Perencanaan & Pengembangan kebun
pengembangan barumun dan papua serta kebun
tembakau Deli serta mengawasi pelaksanaannya dan
menerima pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas-
tugas tersebut.
3) Hubungan dengan Direktur bidang lainnya bersifat
koordinasi.
(3) DIREKTUR KOMERSIL
A. Tugas:
1) Merumuskan serta menetapkan kebijakan strategis dan
operasional Bagian Komersil (Pemasaran dan
pengadaan), Bagian Pembiayaan (Akuntansi dan
Keuangan) dan Bagian SDM dan Bagian Umum sesuai
dengan rencana, untuk pencapaian sasaran kinerja dan
tujuan Perusahaan.
2) Melaksanakan dan mengendalikan program kegiatan
yang telah dirumuskan di Bagian Komersil, Bagian
Pembiayaan, Bagian SDM dan Bagian Umum,
PTPN II
BOARD MANUAL
142
Good Corporate Governance
3) Mengadakan rapat-rapat internal secara berkala dilingkungan
Direktorat Komersil untuk mengevaluasi pelaksanaan program
kegiatannya.
4) Melakukan evaluasi secara berkala terhadap pencapaian
target Indikator Kinerja Kunci (IKK) atau Key Performance
Indicators (KPI) yang berkaitan dengan aspek finansial.
5) Menyiapkan laporan manajemen triwulan, semesteran dan
tahunan dibidang Komersil, Pembiayaan, Sumber Daya
Manusia, dan Umum, untuk dibahas bersama-sama dengan
Direksi lain sebelum disampaikan kepada Komisaris dan
Pemegang Saham.
6) Memberi saran dan masukan kepada Direktur Utama baik
diminta maupun tidak diminta mengenai hal-hal di Bagian
Komesil, Bagian Pembiayaan, Bagian SDM dan Bagian
Umum.
7) Menjalankan arahan-arahan dari Direktur Utama, Komisaris
dan RUPS dan menindaklanjuti temuan hasil audit SPI dan
Auditor Ekstern yang berkaitan dengan Bagian Komersil,
Bagian pembiayaan dan Bagian SDM dan Bagian Umum.
8) Melaksanakan dan memantau penerapan prinsip-prinsip
Good Corporate Governanve di lingkungan Direktorat
komersil.
9) Melaksanakan dan memantau penerapan sistem manajemen
risiko dan internal control pada Direktoratnya.
10) Membina dan mengembangkan efektivitas, efisiensi
pengolahan sumber daya manusia di bagian komersil, bagian
pembiayaan, bagian SDM dan bagian umum.
PTPN II
BOARD MANUAL
143
Good Corporate Governance
11) Menyusun sistim akuntansi sesuai dengan Standard
Akuntansi Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip
pengendalian intern dan IFRS, SOP pengadaan
barang/jasa yang dibutuhkan perusahaan.
12) Memelihara/menyimpan pembukuan, administrasi
keuangan dan dokumen keuangan PTPN II lainnya. dan
dokumen yang berkaitan dengan pengadaan
barang/jasa yang dibutuhkan perusahaan.
13) Menyelenggarakan & memelihara akuntansi keuangan,
akuntansi biaya, verifikasi dan akuntansi aktiva tetap.
14) Menyiapkan dan mengkoordinasikan penyusunan
anggaran dan pendapatan tahunan disesuaikan dengan
kebijakan dan kemampuan pendanaan yang telah
ditetapkan.
15) Merencanakan, melaksanakan dan mengendalikan
penggunaan anggaran yang telah disediakan untuk
Direktorat Komersil.
16) Mengevaluasi sistim kerja (proses bisnis) bagian
Komersil, Bagian Pembiayaan, Bagian SDM dan Bagian
Umum .
17) Memelihara keseimbangan antara pertumbuhan dan
keuntungan perusahaan.
18) Melaksanakan restrukturisasi bidang keuangan
perusahaan, terutama dalam restrukturisasi hutang
jangka panjang dan hutang jangka pendek perusahaan.
PTPN II
BOARD MANUAL
144
Good Corporate Governance
19) Menjalankan tugas-tugas lainnya sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
20) Mengelola Sumber Daya Manusia
1. Pengertian dan prinsip
a) Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
adalah proses perencanaan, rekrutmen dan
penempatan pengembangan dan perenca-naan
karir ( carier planing), mutasi dan pemberhentian
SDM.
b) Pengelolaan SDM dilakukan dengan didukung
sistem informasi yang tepat, cepat dan selalu
dikembangkan sesuai dengan misi dan visi
perusahaan.
c) Perencanaan SDM adalah proses menentukan
kebutuhan SDM yang diintegrasikan dengan
rencana strategis perusahaan.
d) Perencanaan SDM bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan jumlah dan mutu SDM sesuai dengan
sasaran strategis perusahaan yaitu SDM
berbasis kompetensi (Competence Based
Human Resource Management/CBHRM) dan
Total Quality managemnt (TQM).
2. Rekrutmen dan Penempatan
a) Informasi kebutuhan karyawan diumumkan
secara transparan, antara lain melalui multimedia
massa (local atau nasional), website, perguruan
tinggi atau media lainnya.
PTPN II
BOARD MANUAL
145
Good Corporate Governance
b) Proses seleksi dilaksanakan dengan cara yang
adil dan transparan
c) Hasil seleksi diinformasikan kepada calon tenaga
kerja melaui media yang telah ditentukan.
d) Setiap karyawan harus bersedia ditempatkan
dimanapun sesuai dengan kebutuhan
perusahaan dan menandatangani pernyataan
kepatuhan terhadap Code of Conduct serta
Perjajian kerja bersama (PKB) yang berisi hak
dan Kewajiaban masing-masing pihak sesuai
dengan kesepakatan pada saat proses seleksi.
e) Setiap manajer kunci (Kepala Bagian, General
Manager, dan Manager) wajib menandatangani
kontrak managemen dengan Direktur Utama
pada saat diangkat, memegang jabatan baru dan
dievaluasi secara periodik.
3. Pengembangan & Perencanaan Karir SDM
a) Pengembangan SDM meliputi proses
peningkatan kompetensi pengembangan dan
sistem jalur karir ( career planning).
b) Program pendidikan dan pelatihan dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan perusahaan setelah
dilakukan analisa kebutuhan atas pendidikan dan
pelatihan.
c) Pelaksanaan program pengembangan
kompetensi karyawan dilakukan oleh Direktur
Komersil berkoordinasi dengan Direktur terkait.
PTPN II
BOARD MANUAL
146
Good Corporate Governance
d) Direktur Komersil membuat laporan rencana dan
pelaksanaan program tahunan pengembangan
SDM kepada Direktur Utama untuk disampaikan
kepada Dewan Komisaris.
e) Dewan Komisaris memberikan masukan mengenai
program tahunan pengembangan SDM.
B. Tanggungjawab
1) Direktur Komersil bertanggung jawab kepada Direktur
Utama dan bersama dengan Direktur Operasional
bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS) atas ketetapan dan kebenaran
pelaksanaan tugas dan kewajiban yang dilimpahkan
kepadanya berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan
serta ketentuan lainnya yang berlaku.
2) Bertanggungjawab secara pribadi atas pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh Kepala Bagian Komersil,
Kepala Bagian Pembiayaan, Kepala Bagian SDM dan
Kepala Bagian Umum.
3) Bertanggungjawab penuh atas hal-hal lain sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar
dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.
C. Hak dan Wewenang:
1) Berhak memperoleh gaji, fasilitas, tunjangan & santunan
purna jabatan sesuai dengan keputusan RUPS.
2) Berhak mengundurkan diri dari jabatannya.
PTPN II
BOARD MANUAL
147
Good Corporate Governance
3) Berhak dan berwenang atas hal-hal lain sesuai dengan
ketentuan dalam Anggaran Dasar dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
4) Berwenang bertindak atas nama Direksi atas
penunjukan dari Direktur Utama, jika Direktur Utama
tidak ada atau berhalangan dan atau karena penunjukan
Komisaris apabila Direktur Utama tidak melakukan
penunjukan.
5) Berwenang mengusulkan kepada Direktur Utama untuk
mengangkat, memutasikan dan memberhentikan
Karyawan di lingkungan Direktorat Komersil sesuai
dengan peraturan kepegawaian PTPN II dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
6) Menandatangani semua dokumen dan surat-surat
berharga, surat keputusan, surat lainnya yang
berhubungan dengan bagian komersil, bagian SDM,
bagian umum dan bagian pembiayaan. sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
7) Menjalin koordinasi untuk dan atas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya dengan pejabat dan instansi
terkait.
8) Menilai prestasi kerja Kepala Bagian Komersil, Kepala
Bagian Pembiayaan, Kepala Bagian SDM dan Kepala
Bagian Umum serta mengevaluasi hasil penilaian
prestasi kerja Kepala Urusan yang diajukan Kepala
Bagian Komersil, Kepala Bagian Pembiayaan serta
Kepala Bagian SDM dan Kepala Bagian Umum.
PTPN II
BOARD MANUAL
148
Good Corporate Governance
9) Membimbing, membina dan mengembangkan karyawan
bawahannya serta mengelola pemanfaatan prasarana
dan sarana kerja sesuai kebutuhan.
10) Menetapkan sistim sarana dan prasarana informasi
melalui teknologi informasi yang terintegrasi berbasis
data base.
11) Menjalankan tindakan-tindakan lainnya mengenai
pengawasan dan pemilikan kekayaan PTPN II sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam Anggaran Dasar
dan yang ditetapkan dalam RUPS berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
D. Kewajiban
1) Menetapkan visi, misi dan strategi dilingkungan
Direktorat komersil yang diselaraskan dengan visi, misi
dan strategi korporasi.
2) Merumuskan program kegiatan setiap awal tahun
Bagian Komersil, Bagian Pembiayaan, Bagian SDM dan
Bagian Umum yang didasarkan kepada RKAP dan
RJPP yang telah disahkan.
3) Menyiapkan rancangan RKAP, RJPP dan rencana
lainnya dibagian komersil, bagian pembiayaan, bagian
SDM dan Bagian Umum dan mengkoordinir penyusunan
RKAP, RJPP dan rencana lainnya secara korporasi.
4) Merumuskan kebijakan dan menyusun pedoman yang
akan digunakan dalam lingkungan Direktorat komersil
dan selanjutnya disampaikan kepada Direktur Utama
untuk ditetapkan.
PTPN II
BOARD MANUAL
149
Good Corporate Governance
5) Dalam pelaksanaan tugasnya wajib mencurahkan
tenaga, pikiran dan perhatian secara penuh pada tugas,
kewajiban dan pencapaian tujuan PTPN II.
6) Membina dan mengembangkan efektivitas dan efisiensi
pengelolaan di Bagian Komersil, Bagian Pembiayaan
Bagian SDM.dan Bagian Umum sesuai dengan rencana
yang ditetapkan.
7) Menyiapkan dan menyajikan laporan kemajuan/ hasil
kerja perusahaan serta laporan hasil kerja dibidang
komersil, bidang pembiayaan, bidang SDM dan
umum.secara berkala, untuk laporan Direksi kepada
Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan pihak terkait
lainnya.
8) Mengelola seluruh keuangan yang dimilki oleh
perusahaan untuk menjalankan roda perusahaan
seefektif mungkin.
9) Menjalin koordinasi untuk dan atas pelaksanaan tugas
dan tanggung jawabnya dengan pejabat dan instansi
terkait lainnya.
10) Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai
dengan Anggaran Dasar dan ketentuan Peraturan
Perundang-undangan yang berlaku.
E. HUBUNGAN ORGANISASIONAL
1) Menyampaikan pertanggung jawaban atas pelaksanaan
tugas-tugas kepada Direktur Utama terhadap tugas-tugas
dengan segala kebijakan pelaksanaannya yang diterima
dari Direktur Utama
PTPN II
BOARD MANUAL
150
Good Corporate Governance
2) Memberikan tugas-tugas dengan segala kebijakan
pelaksanaannya kepada Kepala Bagian Komersil, Kepala
Bagian Pembiayaan, Kepala Bagian SDM dan Kepala
Bagian Umum serta mengawasi pelaksanaannya dan
menerima pertanggung jawaban atas pelaksanaan tugas-
tugas tersebut.
3) Hubungan dengan Direktur Operasional bersifat
koordinasi.
2.3. ORGAN PENDUKUNG DIREKSI
1. Satuan Pengawasan Intern
Satuan Pengawasan Intern (SPI) adalah unit pengawasan
internal yang mempunyai peran tidak hanya membantu direksi
dalam menjalankan fungsi pengawasannya tetapi juga sebagai
konsultan (mitra strategis) bagi manajemen dalam rangka
peningkatan penerapan manajemen risiko, pengendalian
internal dan penerapan prinsip-prinsip GCG.
Direksi wajib menyelenggarakan pengawasan intern yang
berkualitas dan efektif.
A. Perusahaan memiliki Piagam Pengawasan Intern yang
ditetapkan oleh Direksi.
1) Piagam Pengawasan (Internal Audit Charter) yang
disepakati dan ditetapkan oleh Direksi setelah
mempertimbangkan saran-saran Dewan Komisaris.
2) Muatan Piagam Pengawasan Intern :
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku (UU
Perusahaan dan peraturan pelaksanaannya)
PTPN II
BOARD MANUAL
151
Good Corporate Governance
Mempertimbangkan Standar Profesional Audit Intern
yang dibuat oleh FK-SPI Perusahaan dan/ atau
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Intern atau
International Professional Practices Framework of
Internal Auditing.
Minimal menjelaskan posisi fungsi audit internal
dalam organisasi, kewenangan fungsi audit internal
untuk mendapatkan akses terhadap semua catatan,
personil dan aset perusahaan yang diperlukan dalam
rangka pelaksanaan tugasnya dan menjelaskan
ruang lingkup fungsi audit internal.
2. Sistem Pengendalian Internal (Internal Control System)
A. Direksi harus menetapkan suatu sistem pengendalian intern
yang efektif untuk mengamankan investasi dan aset
perusahaan.
B. Sistem pengendalian intern sebagaimana dimaksud pada
point A, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut
1) Lingkungan pengendalian intern dalam perusahaan yang
dilaksanakan dengan disiplin dan terstruktur, yang terdiri
dari :
a) Intergritas, nilai etika dan kompetensi karyawan.
b) Filosofi dan gaya manajemen
c) Cara yang ditempuh manajemen dalam melak-
sanakan kewenagan dan tanggung jawabnya.
d) pengorganisasian dan pengembangan sumber daya
manusia; dan
PTPN II
BOARD MANUAL
152
Good Corporate Governance
e) Perhatian dan arahan yang dilakukan oleh Direksi.
2) Pengkajian terhadap pengelolaan risiko usaha (risk
assesment) yaitu suatu proses untuk menginden-tifikasi,
menganalisis, menilai pengeloalaan risiko yang relevan.
3) Aktivitas pengendalian yaitu tindakan-tindakan yang
dilakukan dalam suatu proses pengendalian terhadap
kegiatan perusahaan pada setiap tingkat dan unit dalam
struktur organisasi BUMN, antara lain mengenai
kewenangan, otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, penilaian
atas prestasi kerja, pembagian tugas, dan keamanan
terhadap aset perusahaan.
4) Sistem informasi dan komunikasi, yaitu suatu proses
penyajian laporan mengenai kegiatan operasional,
finansial, serta ketaatan dan kepatuhan terhadap
ketentuan peraturan perundang-undangan oleh BUMN.
5) monitoring, yaitu proses penilaian terhadap kualitas
sistem pengendalian intern, termasuk fungsi internal
audit pada setiap tingkat dan unit dalam struktur
organisasi BUMN sehingga dapat dilaksanakan secara
optimal.
Direksi menyusun ketentuan yang mengatur mekanisme
pelaporan atas dugaan penyimpangan pada BUMN yang
bersangkutan.
3. Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan merupakan organ pendukung Direksi
yang berfungsi sebagai pejabat penghubung antara Direksi
dengan Stakeholders perusahaan.Tugas pokok Sekretaris
Perusahaan adalah menyediakan informasi yang akurat,
PTPN II
BOARD MANUAL
153
Good Corporate Governance
obyektif serta tepat waktu mengenai perusahaan kepada
stakeholders.
Begitu pentingnya fungsi Sekretaris Perusahaan, dalam
Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-01/
MBU/2011 diatur sebagai berikut :
1) Direksi wajib menyelenggarakan fungsi Sekretaris
Perusasahaan (Corporate Secretary).
2) Penyelenggaraan fungsi sekretaris perusahaan
sebagaimana dimaksud pada ayat 1), dapat dilakukan
dengan mengangkat seorang sekretaris perusahaan,
khususnya bagi BUMN dengan sifat khusus.
3) Sekretaris Perusahaan sebagaimana dimaksud pada
ayat 2), diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
berdasarkan mekanisme internal perusahaan dengan
persetujuan Dewan Komisaris,
4) Fungsi Sekretaris Perusahaan sebagaimana dimaksud
pada ayat 1) adalah :
1) Memastikan bahwa BUMN mematuhi peratu-ran
tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan
penerapan prinsip-prinsip GCG
2) Memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi
dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau
sewaktu-waktu apabila diminta
3) Sebagai penghubung (liaison officer)
4) Menatausahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
PTPN II
BOARD MANUAL
154
Good Corporate Governance
Daftar Pemegang Saham, daftar khusus, dan risalah
rapat Direksi, rapat Dewan Komisaris dan RUPS.
5) Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi
sekretaris perusahaan.
Sekretaris Perusahaan PT. Perkebunan Nusantara II
memiliki struktur sebagai berikut:
a) Sekretaris Perusahaan diangkat dan diberhentikan oleh
Direktur Utama berdasarkan mekanisme internal
perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris, yang
kedudukannya berada langsung dibawah Direktur Utama
serta bertanggungjawab kepada Direktur Utama.
b) Sekretaris Perusahaan dibantu oleh fungsi hubungan
masyarakat, fungsi tata kelola perusahaan, fungsi
protokoler dan administrasi dan staff hukum (legal
officer).
c) Sekretaris Perusahaan telah memiliki job description,
hak/wewenang serta kewajiban/ tanggung jawab
masing-masing secara rinci dan jelas.
d) Sekretaris Perusahaan memiliki mekanisme kerja baku
(Buku Pedoman Pelaksanaan Sekretaris Perusahaan)
dalam menjalankan fungsinya.
e) Sekretaris Perusahaan memiliki rencana kerja tahunan
dan evaluasi pencapaiannya.
f) Fungsi Sekretaris Perusahaan adalah :
1) Memastikan bahwa BUMN mematuhi peraturan
tentang persyaratan keterbukaan sejalan dengan
penerapan prinsip-prinsip GCG
PTPN II
BOARD MANUAL
155
Good Corporate Governance
2) memberikan informasi yang dibutuhkan oleh Direksi
dan Dewan Komisaris secara berkala dan/atau
sewaktu-waktu apabila diminta
3) Sebagai penghubung (liaison officer); dan
4) menatausahakan serta menyimpan dokumen
perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
daftar Pemegang Saham, daftar Khusus dan risalah
rapat Direksi, risalah rapat Dewan Komisaris dan
RUPS.
g) Direksi wajib menjaga dan mengevaluasi kualitas fungsi
Sekretaris Perusahaan.
IV.3. MEKANISME RAPAT
1) Rapat Direksi
Penyelenggaraan Rapat Direksi harus diadakan secara berkala
sekurang-kurangnya sekali dalam setiap bulan, dan dalam rapat
tersebut dapat mengundang Dewan Komisaris. Rapat juga dapat
dilakukan setiap waktu yaitu dan atau setiap kali apabila dianggap
perlu oleh seorang atau lebih anggota Direksi atau atas permintaan
tertulis dari seorang atau lebih anggota Komisaris atau atas
permintaan tertulis dari 1 (satu) orang atau lebih pemegang saham
yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu per sepuluh) atau lebih
dari jumlah seluruh saham dengan hak suara.
Direksi harus membuat jadwal dan agenda rapat yang telah
disepakati bersama dalam setahun untuk setiap tahunnya, namun
dalam pelaksanaannya jadual tersebut dapat bertambah sewaktu-
waktu apabila diperlukan.
PTPN II
BOARD MANUAL
156
Good Corporate Governance
A. Prosedur Penyelenggaraan
a. Rapat diadakan ditempat kedudukan PTPN II atau tempat
kegiatan usaha PTPN II atau di tempat lain di wilayah
Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Direksi.
b. Panggilan rapat dilakukan secara tertulis oleh anggota
Direksi yang berhak mewakili PTPN II dan disampaikan
dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) hari sebelum
rapat diadakan atau dalam waktu yang lebih singkat jika
dalam keadaan mendesak, dengan tidak memperhitungkan
tanggal panggilan dan tanggal rapat, namun panggilan tidak
dipersyaratkan apabila semua anggota Direksi hadir dalam
rapat.
c. Dalam surat panggilan rapat sebagaimana dimaksud dalam
pada butir (b) diatas harus mencantumkan acara, tanggal,
waktu dan tempat rapat
d. Semua rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama atau oleh
seorang Direktur yang ditunjuk oleh Direktur Utama jika
Direktur Utama tidak melakukan penunjukkan, maka salah
seorang Direktur yang terlama dalam jabatan sebagai
anggota Direksi yang memimpin rapat Direksi. Dalam hal
Direktur yang paling lama menjabat sebagai anggota Direksi
PTPN II lebih dari 1 (satu) orang, maka Direktur yang tertua
dalam usia yang bertindak sebagai pimpinan rapat Direksi.
e. Direksi harus menetapkan tata tertib rapat Direksi
B. Prosedur Pengambilan Keputusan
a) Untuk memberikan suara dalam pengambilan keputu-san,
seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat hanya
oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan kuasa tertulis
yang diberikan khusus untuk keperluan itu
PTPN II
BOARD MANUAL
157
Good Corporate Governance
b) Seorang anggota Direksi hanya dapat mewakili seorang
anggota Direksi lainnya.Semua keputusan dalam rapat
Direksi diambil dengan musyawarah untuk mufakat
c) Dalam hal keputusan tidak dapat diambil dengan
musyawarah mufakat, maka keputusan diambil dengan
suara terbanyak biasa.
d) Setiap anggota Direksi berhak mengeluarkan 1 (satu) suara
dan tambahan 1 (satu) suara untuk anggota Direksi yang
diwakilinya
e) Apabila jumlah suara yang setuju dan yang tidak setuju
sama banyaknya, maka keputusan rapat adalah yang
sesuai dengan pendapat ketua rapat dengan tetap
memperhatikan ketentuan mengenai pertanggung-jawaban
sebagaimana fitetapkan bahwa setiap anggota Direksi
bertanggung jawab penuh secara pribadi apabila yang
bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya
untuk kepentingan dan usaha PTPN II.
f) Suara blanko (abstain) dianggap menyetujui usul yang
diajukan dalam rapat dan bertanggung jawab atas hasil
keputusan rapat .
g) Suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung
dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam
rapat.
h) Rapat Direksi adalah sah dan berhak mengambil keputusan
yang mengikat, apabila dihadiri oleh lebih dari ½ (satu per
dua) jumlah anggota Direksi atau wakilnya.
PTPN II
BOARD MANUAL
158
Good Corporate Governance
i) Keputusan-keputusan yang mengikat dapat pula diambil
tanpa diadakan rapat Direksi, sepanjang keputusan itu
disetujui secara tertulis dan ditanda-tangani oleh semua
anggota Direksi.
C. Prosedur Rapat dan Risalah Rapat
a) Proses rapat Direksi, pada umunya berjalan sebagai
berikut :
Pembukaan rapat oleh Pimpinan Rapat
Penunjukan Notulis Rapat oleh Pimpinan Rapat
Pengisian daftar hadir
Pembahasan materi rapat
Pengambilan keputusan atau simpulan
Pembacaan dan penandatanganan Notulen Rapat.
Penutup.
Apabila rapat diselenggarakan khusus hanya untuk anggota
Direksi, dengan syarat bahwa rapat tidak boleh dihadiri oleh
Sekretaris Perusahaan maka Notulis ditunjuk dari salah
seorang Direksi yang hadir oleh Pimpinan Rapat, dan jika
rapat mengikutsertakan dengan pejabat lainnya dalam
perusahaan maka Notulisnya adalah dari Sekretaris
Perusahaan.
b) Risalah Rapat
Risalah Rapat harus dibuat untuk setiap Rapat Direksi yang
memuat segala sesuatu yang dibicarakan dan diputuskan
dalam rapat, termasuk tetapi tidak terbatas pada pendapat-
pendapat yang berkembang dalam rapat, baik pendapat
yang mendukung maupun yang tidak mendukung atau
pendapat berbeda (dissenting opinion), serta alasan
ketidakhadiran anggota Direksi apabila ada.
PTPN II
BOARD MANUAL
159
Good Corporate Governance
Dalam risalah tersebut harus mencantumkan tata tertib rapat
dan pendapat yang berbeda (dissenting comment) dengan
apa yang diputuskan dalam rapat Direksi (bila ada) serta
hasil evaluasi terhadap pelaksanaan keputusan rapat
sebelumnya.
Risalah rapat tersebut disusun berdasarkan Notulen Rapat,
dan proses berikutnya adalah :
Risalah Rapat harus ditandatangani oleh Pimpinan
Rapat dan oleh salah seorang anggota Direksi yang
ditunjuk oleh dan dari antara Direksi yang hadir.
Semua anggota Direksi berhak menerima salinan risalah
rapat Direksi, terlepas apakah anggota Direksi yang
bersangkutan hadir atau tidak dalam rapat Direksi
terebut.
Dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari terhitung
sejak tanggal pengiriman risalah rapat tersebut, setiap
anggota Direksi yang hadir dan atau diwakili dalam rapat
Direksi harus menyampaikan persetujuan atau
keberatannya dan atau usul perbaikannya, bila ada, atas
apa yang tercantum dalam risalah rapat Direksi kepada
Pimpinan Rapat Direksi tersebut.
Jika ada keberatan dan atau usulan perbaikan atas
risalah rapat tidak diterima dalam jangka waktu tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa memang tidak ada
keberatan dan atau perbaikan terhadap risalah rapat
Direksi tersebut.
Risalah asli dari setiap rapat Direksi harus dijilid dalam
kumpulan tahunan dan disimpan oleh perusahaan serta
harus tersedia bila diminta oleh setiap anggota
Komisaris dan Direksi.
PTPN II
BOARD MANUAL
160
Good Corporate Governance
Jumlah rapat Direksi dan jumlah kehadiran masing-
masing anggota Direksi harus dimuat dalam Laporan
Tahunan (Annual Report) BUMN,
2) Rapat Internal Direktorat
1) Rapat internal Direktorat dilaksanakan setiap kali apabila
dianggap perlu oleh Direktur yang bersangkutan untuk
membahas suatu permasalahan yang perlu ditindaklanjuti
sendiri atau sebagai bahan rapat yang akan dibawa dalam
Rapat Direksi.
2) Peserta rapat adalah Direktur yang bersangkutan dengan
Kepala Bagian yang berada dibawahnya termasuk kepala
urusannya dan bila diperlukan dapat mengundang Manajer
dan Kepala Bagian yang lain.
3) Panggilan rapat dilakukan secara tertulis oleh Direktur yang
bersangkutan dan disampaikan dalam jangka waktu
sekurang-kurangnya 3 (tiga) hari sebelum rapat diadakan.
Dalam panggilan rapat tersebut harus dicantumkan tanggal,
waktu, tempat dan materi rapat, dan copy undangan rapat
disampaikan kepada Direktur lainnya sebagai
pemberitahuan.
4) Penyelenggaraan rapat;
a) Rapat dipimpin oleh Direktur yang bersangkutan.
b) Pembukaan rapat oleh pimpinan rapat.
c) Penunjukan Notulis Rapat oleh pimpinan rapat.
d) Pengisian daftar hadir untuk seluruh peserta rapat,
diedarkan oleh petugas yang ditunjuk pimpinan rapat
PTPN II
BOARD MANUAL
161
Good Corporate Governance
e) Pemaparan materi/pokok masalah yang akan dibahas
oleh Pejabat yang ditunjuk
f) Pembahasan materi rapat.
g) Penetapan keputusan atau kesimpulan rapat.
h) Penandatanganan Notulen Rapat.
i) Penutupan rapat.
5) Notulen Rapat diserahkan kepada Pimpinan Rapat dan
salinannya diberikan kepada masing-masing Kepala Bagian/
Manajer terkait bila menyangkut kepada hal-hal yang perlu
ditindaklanjuti.
IV.4. PENILAIAN KINERJA
1. Pengertian Dan Tujuan Kontrak Manajemen
Pemegang saham melakukan evaluasi/penilaian kinerja Komisaris
dan Direksi dengan mengacu kepada Kontrak Manajemen yang
telah disepakati antara Pemegang Saham dengan Manajemen
Perusahaan yaitu Komisaris dan Direksi. Kontrak manajemen
dibuat setahun sekali yang ditandatangani bersamaan dengan
pengesahan RKAP oleh Pemegang Saham, komisaris, dan Direksi.
Kontrak manajemen pada dasarnya merupakan kesepakatan
antara pemegang saham dengan Komisaris dan Direksi yang berisi
target-target pencapaian Indikator Kinerja Kunci (KPI)
Tujuan dibuatnya Kontrak Manajemen adalah:
1). Memberikan motivasi kepada manajemen untuk meningkatkan
kinerjanya.
2). Membatasi Pemegang Saham agar tidak terlibat dalam proses
pengelolaan perusahaan, tetapi berorientasi kepada hasil akhir.
PTPN II
BOARD MANUAL
162
Good Corporate Governance
3). Memberikan kewenangan yang lebih luas kepada manajemen
dalam mengelola perusahaan.
4). Sebagai dasar penerapan “Reward and Punishment” berdasarkan penilaian kuantitatif dan objektif.
2. Mekanisme Pembuatan Kontrak Manajemen
Sebelum memilih Indikator Kinerja Kunci (IKK) terlebih dahulu
dilakukan pembahasan yang mendalam antara Direksi dan
Komisaris, dengan pemegang Saham mengenai :
Posisi perusahaan saat ini, meliputi pencapaian kinerja tahun
terakhir dan atau bulan terakhir tahun berjalan: kekuatan,
kelemahan, kesempatan, dan ancaman, tiap bidang kegiatan.
Benchmark/best practise untuk perusahaan sejenis serta daya
tarik pasar dan daya saing perusahaan.
Arah pengembangan dan sasaran kinerja jangka menengah
yang akan di capai.
Rencana strategis dan langkah-langkah yang akan ditempuh
dalam rangka pencapaian sasaran.
Berdasarkan hasil pembahasan dipilih Indikator Kinerja Kunci
berdasarkan kriteria-kriteria berikut :
IKK mencakup unsur-unsur yang dominan dalam rangka
pencapaian sasaran-sasaran
Dapat diukur (measurable) dan dapat diaudit (auditable)
Sejauh mungkin merupakan hal-hal yang berada dalam
pengendalian manajemen serta merupakan faktor-faktor kunci
keberhasilan kinerja manajemen.
PTPN II
BOARD MANUAL
163
Good Corporate Governance
Mencakup kegiatan pokok perusahaan antara lain kegiatan
pemasaran, produksi, keuangan, manajemen SDM atau lainnya.
Pada dasarnya pemilihan Indikator Kinerja Kunci (IKK) di lihat dari 3
(tiga) aspek utama dan setiap aspek terdiri dari beberapa indikator
sebagai berikut :
1). IKK aspek finansial
Merupakan indikator yang terkait dengan profitabilitas,
pengembalian modal, kualitas aktiva dan aspek finansial
lainnya. Indikator yang termasuk dalam aspek finansial antara
lain adalah:
a) Earning Before Income Tax (EBIT) (dalam Rupiah)
b) Net Profit Margin (NPM) (dalam %)
c) Return On Equity(ROE)
d) Return On Investment(ROI)
e) Cash Ratio
f) Return On Capital Employee (ROCE) (dalam %)
g) Current Ratio (dalam %)
h) Collection Period (dalam hari)
i) Inventory Turn Over
j) Total Asset Turn Over (TATO)
k) Rasio Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset
l) Investment Turn Over (ITO) (kali)
m) Debt Service Coverage (kali)
n) Solvabilitas (dalam %)
2). IKK aspek operasional
Merupakan indikator teknis operasional yang spesifik untuk
setiap perusahaan. Indikator yang termasuk dalam aspek teknis
operasional antara lain :
PTPN II
BOARD MANUAL
164
Good Corporate Governance
a) Kuantum Penjualan (dalam ton)
b) Produktivitas (dalam ton/ha)
c) Rendemen (dalam %), untuk setiap jenis produk.
d) Biaya Af Pabrik (dalam Rupiah)
e) Utilisasi Pabrik
f) Losses Pabrik
g) Pengadaan
3) IKK Aspek Efek Dinamis
Merupakan indikator mengenai kegiatan yang pengaruhnya
terlihat untuk jangka panjang (lebih dari 1 tahun). Indikator yang
termasuk dalam aspek efek dinamis antara lain:
a) Pemupukan (dalam ton)
b) Replanting (dalam ha)
c) Pengembangan SDM (jumlah orang)
d) Industri Hilir (unit)
e) Perluasan Areal Efektif
f) Penelitian dan Pengembangan
g) Budaya Kerja
h) Pemeliharaan Asset Perusahaan
Setelah Indikator dan sub indikator dalam masing-masing aspek
ditetapkan selanjutnya ditentukan target yang hendak dicapai
dari tiap-tiap indikator/sub indikator dan target tersebut harus
mencerminkan tahap pencapaian sasaran perbaikan kinerja
jangka menengah & jangka panjang serta setiap target harus
cukup menantang tetapi realistis.
Selanjutnya Pemegang Saham dengan Komisaris dan Direksi
merumuskan penetapan bobot masing-masing Indikator Kinerja
Kunci (IKK) setiap aspek dimana bobot IKK aspek operasional
PTPN II
BOARD MANUAL
165
Good Corporate Governance
harus lebih tinggi dari bobot aspek finansial dan efek dinamis,
dengan bobot keseluruhan aspek adalah 100%.
3. Laporan Dan Evaluasi Pencapaian Target.
1). Direksi melaporkan pencapaian target untuk masing-masing IKK
bersamaan dengan laporan manajemen triwulanan, semesteran
dan tahunan kepada Komisaris dan Pemegang Saham.
Komisaris dan Pemegang Saham melakukan evaluasi terhadap
laporan pencapaian target dari masing-masing IKK yang
diterima dari Direksi secara triwulanan, semesteran dan
melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka pencapaian
target yang telah ditetapkan.
Berdasarkan laporan triwulanan maupun semesteran, Direksi
dapat menghitung skor yang telah dicapai untuk masing-masing
indikator.
2). Setiap akhir tahun, laporan pencapaian target yang telah
ditetapkan termasuk Indikator Kinerja Kunci merupakan bagian
dari laporan manajemen tahunan yang harus diaudit oleh pihak
yang independen.
Total skor Indikator Kinerja Kunci yang telah dicapai digunakan
oleh Pemegang Saham sebagai salah satu acuan dalam
melakukan penilaian kinerja Direksi dan Komisaris
IV.5. PENUTUP
Sesuai dengan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan
Menteri Negara BUMN Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1
Agustus 2011, disebutkan bahwa dalam Laporan Tahunan harus
memuat informasi antara lain :
PTPN II
BOARD MANUAL
166
Good Corporate Governance
1. Direksi harus menyampaikan informasi mengenai identitas,
pekerjaan-pekerjaan utamanya, jabatan Dewan Komisaris di anak
perusahaan/perusahaan patungan dan/atau perusahaan lain,
termasuk rapat-rapat yang dilakukan dalam satu tahun buku
(rapat internal maupun rapat gabungan dengan Dewan
Komisaris), serta gaji, fasilitas dan/atau tunjngan lain yang
diterima dari PT Perkebunan Nusantara II dan/ atau anak
perusahaan/ perusahaan patungan, untuk dimuat dalam Laporan
Tahunan PTPN II (Pasal 19 ayat 3).
2. Informasi mengenai jumlah rapat Direksi serta jumlah kehadiran
masing-masing anggota Direksi (Pasal 24 ayat 6).
Materi dalam pedoman ini dapat dirubah dan direvisi sewaktu-
waktu sesuai dengan perubahan organisasi perusahaan maupun
perkembangan perusahaan.