1
A. KESIMPULAN Materialitas adalah besarnya nilai yang tidak dicantumkan atau salah saji informasi akuntansi yang dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut, kemungkinan besar akan berubah atau terpengaruh oleh tidak dicantumkannya nilai atau salah saji tersebut. Materialitas merupakan konsep fundamental yang penting bagi perencanaan audit. Konsep ini membutuhkan pertimbangan auditor yang matang dan berdampak langsung terhadap bukti audit yang direncanakan auditor. Materialitas sangat penting karena auditor memberikan kepastian kepada para pemakai laporan keuangan bahwa laporan keuangan itu telah bebas dari salah saji yang material. Karena itu, auditor harus mengembangkan pertimbangan pendahuluan tentang materialitas agar bias merancang rencana audit yang akan menjadi dasar bagi kepastian tersebut. Pemahaman auditor mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal, menjadi dasar bagi auditor untuk menilai risiko salah saji yang material. Materialitas terbagi dua tingkat, yakni tingkat laporan keuangan, dan tingkat saldo akun. Akun-akun yang secara individual tidak material bila diakumulasikan dapat menjadi material secara kumulatif pada tingkat laporan keuangan.

Kesimpulan Auditing

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Kesimpulan Auditing

A. KESIMPULAN

Materialitas adalah besarnya nilai yang tidak dicantumkan atau salah saji informasi

akuntansi yang dengan memperhitungkan situasinya, menyebabkan pertimbangan seseorang

yang bijaksana yang mengandalkan informasi tersebut, kemungkinan besar akan berubah atau

terpengaruh oleh tidak dicantumkannya nilai atau salah saji tersebut.

Materialitas merupakan konsep fundamental yang penting bagi perencanaan audit.

Konsep ini membutuhkan pertimbangan auditor yang matang dan berdampak langsung

terhadap bukti audit yang direncanakan auditor. Materialitas sangat penting karena auditor

memberikan kepastian kepada para pemakai laporan keuangan bahwa laporan keuangan itu

telah bebas dari salah saji yang material. Karena itu, auditor harus mengembangkan

pertimbangan pendahuluan tentang materialitas agar bias merancang rencana audit yang akan

menjadi dasar bagi kepastian tersebut. Pemahaman auditor mengenai entitas dan

lingkungannya, termasuk pengendalian internal, menjadi dasar bagi auditor untuk menilai risiko

salah saji yang material.

Materialitas terbagi dua tingkat, yakni tingkat laporan keuangan, dan tingkat saldo akun.

Akun-akun yang secara individual tidak material bila diakumulasikan dapat menjadi material

secara kumulatif pada tingkat laporan keuangan.